Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
0
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI SUMATERA UTARA PADA MASA RESES PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2019 – 2020
28 FEBRUARI – 3 MARET 2020
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
2020
1
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
Pasal 67 dan 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (MD3), sebagaimana diubah
terkahir kali dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang
MD3, diatur bahwa DPR RI memilki 3 (tiga) fungsi, yakni Fungsi Legislasi,
Fungsi Anggaran dan Fungsi Pengawasan. Untuk menjalankan ketiga fungsi
tersebut, dapat dilaksanakan melalui pelaksanaan kunjungan kerja, baik di
dalam maupun ke luar negeri, sebagaimana diatur dalam Pasal 98 Undang-
Undang MD3.
Pelaksanaan Kunjungan Kerja Ke Provinsi Sumatera Utara didasarkan
pada aturan pada undang-undang tersebut. Selain itu, pelaksanaan
kunjungan ini juga didasarkan pada Keputusan Pimpinan DPR RI tentang
Penugasan Anggota Komisi I s.d. XI DPR RI untuk melakukan Kunjungan
Kerja pada Masa Reses Persidangan II Tahun Sidang 2019-2020, dan
Keputusan Rapat Intern Komisi VI DPR RI mengenai Sasaran dan Objek
Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI dalam Masa Reses Persidangan II Tahun
Sidang 2019-2020.
B. Susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI
NO NO.
ANGG NAMA KETERANGAN
1 A-352 MARTIN MANURUNG, SE, MA F.NASDEM
2 A-196 ADISATRYA SURYO SULISTO F.PDIP
3 A-161 DARMADI DURIANTO F.PDIP
4 A-179 GILANG DHIELAFARAREZ, SH, LLM F.PDIP
5 A-251 Ir. DEDDY YEVRI HANTERU SITORUS, MA F.PDIP
6 A-274 Ir. H.M. IDRIS LAENA F.PG
7 A-268 LAMHOT SINAGA F.PG
8 A-311 DONI AKBAR, SE F.PG
9 A-284 BAMBANG PATIJAYA, SE, MM F.PG
10 A-135 HENDRIK LEWERISSA, SH, LLM F.GERINDRA
11 A-361 ZURISTYO FIRMADATA, SE,MM F.NASDEM
12 A-19 MARWAN JA’FAR F.PKB
13 A-25 SITI MUKAROMAH, S.Ag, MAP F.PKB
14 A-536 Hj. MELANI LEIMENA SUHARLI F.PD
15 A-417 Drs. H. CHAIRUL ANWAR, Apt F.PKS
16 A-433 H. MAHFUDZ ABDURRAHMAN, S.Sos F.PKS
2
NO NO.
ANGG NAMA KETERANGAN
17 A-481 H. NASRIL BAHAR,SE F.PAN
18 A-493 EKO HENDRO PURNOMO, S.Sos F.PAN
19 A-498 PRIMUS YUSTISIO, SE F.PAN
20 A-463 ELLY RACHMAT YASIN F.PPP
C. Objek Kunjungan Kerja
Objek kunjungan kerja Komisi VI DPR RI adalah Himpunan Bank Milik
Negara (HIMBARA) yaitu Bank PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,
dan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero),
PT Pertamina (Persero), PT PGN (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero),
PT PLN (Persero), PTPN III (Persero), PT Inalum (Persero), PT Telkom
(Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) yang beroperasi di provinsi
Sumatera Utara.
D. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja
Secara umum maksud dan tujuan kunjungan kerja reses ini adalah
untuk memperoleh gambaran tentang realisasi pelaksanaan kegiatan yang
telah dilaksanakan dan rencana strategi yang akan dilakukan, terutama yang
berkaitan dengan bidang tugas serta lingkup Komisi VI DPR RI, yaitu
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi/Usaha Kecil dan Menengah (UKM),
BUMN, Investasi, dan Persaingan Usaha.
Secara khusus, kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ini
dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan yang
dihadapi oleh Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) terkait realisasi
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pegadaian, serta bagaimana
realisasi subsidi pada perusahaan BUMN Energi, serta bagaimana atisipasi
atas wabah virus corona pada Angkasa Pura II dan destinasi wisata yang ada
di Provinsi Sumatera Utara.
II. INFORMASI DAN TEMUAN KUNJUNGAN KERJA
1. Realisasi Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
a. PT Bank Mandiri
Sejak awal penyaluran KUR tahun 2008 sampai dengan tahun 2019
posisi 31 Desember, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp 90,90 Triliun
kepada 1.564.873 debitur.
Setiap tahun, realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri selalu mencapai
target yang ditentukan pemerintah. Untuk penyaluran KUR tahun 2019
posisi 31 Desember Bank Mandiri telah mencapai 99,97% dari target
tahun 2019 atau sebesar Rp 24,99 Triliun kepada 310.491 debitur.
3
Bakidebet setiap tahun selalu mengalami pertumbuhan yang signifikan
pada 31 Desember 2019 mencapai Rp. 31,95 Trilliun yaitu tumbuh
sebesar 46,62% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kualitas penyaluran KUR s.d 31 Desember 2019 secara nasional masih
tetap terjaga dengan baik yaitu dengan NPL yang hanya sebesar 0,44%
Realisasi pencapaian penyaluran KUR terhadap target yang paling tinggi
pada 31 Desember 2019 (YtD) dicapai oleh Region I – Medan yang telah
mencapai 116,58%.
Realisasi pencapaian penyaluran KUR Sektor Produksi terhadap target
paling tinggi pada 31 Desember 2019 (YtD) dicapai juga oleh Region I –
Medan dengan pencapaian sebesar 120,95% dari target KUR Sektor
Produksi sebesar Rp 1,08 Trilliun.
Kualitas penyaluran KUR posisi 31 Desember 2019 secara nasional
memiliki Kolektibilitas Lancar sebesar 97,76% dengan NPL 0,44%.
Region XI – Denpasar menempati peringkat pertama dalam menjaga
kualitas KUR dengan Kolektibilitas Lancar sebesar 98,97% dan NPL
hanya 0,22%.
Trend Baki debet dan Kualitas Penyaluran KUR Nasional
3.51
14.14
16.17 21.79
31.95
0.00% 0.49%
1.28%
0.72%
0.44%
2015 2016 2017 2018 Des 2019
Bade (Triliun)
NPL
Penyaluran KUR Tahun 2015 – 2019 Per Kabupaten Sumatera Utara
Kota Medan 5,694 110,825,358,000 3,989 397,148,618,000 9,683 507,973,976,000 Kab. Karo 892 19,626,500,000 2,379 271,473,500,000 3,271 291,100,000,000
Kab. Deli Serdang 3,031 66,448,650,000 2,268 223,865,800,000 5,299 290,314,450,000 Kab. Langkat 2,642 54,772,052,000 1,581 143,122,700,000 4,223 197,894,752,000 Kab. Tapanuli Utara 929 18,477,000,000 1,356 137,070,600,000 2,285 155,547,600,000 Kab. Labuhan Batu 2,054 42,559,250,000 1,120 95,224,300,000 3,174 137,783,550,000 Kota Binjai 865 17,852,000,000 1,197 110,785,799,999 2,062 128,637,799,999 Kab. Labuhan Batu Utara 915 20,396,000,000 578 50,751,000,000 1,493 71,147,000,000 Kab. Serdang Bedagai 975 20,534,394,000 523 44,919,000,000 1,498 65,453,394,000 Kota Sibolga 666 12,304,861,000 494 49,773,000,000 1,160 62,077,861,000 Kab. Toba Samosir 468 9,317,000,000 459 43,618,187,000 927 52,935,187,000 Kab. Simalungun 920 19,262,030,000 352 29,627,100,000 1,272 48,889,130,000 Kota Pematangsiantar 607 11,832,600,000 424 36,920,500,000 1,031 48,753,100,000 Kota Tebing Tinggi 459 10,188,784,000 289 23,840,700,000 748 34,029,484,000 Kab. Dairi 511 10,564,000,000 262 20,914,000,000 773 31,478,000,000 Kab. Labuhan Batu Selatan 495 10,689,000,000 222 20,172,000,000 717 30,861,000,000 Kab. Humbang Hasudutan 260 5,424,000,000 272 21,632,000,000 532 27,056,000,000 Kab. Samosir 217 4,647,000,000 174 16,837,900,000 391 21,484,900,000 Kab. Asahan 308 5,771,400,000 143 15,505,000,000 451 21,276,400,000 Kota Gunung Sitoli 248 5,057,000,000 103 8,873,000,000 351 13,930,000,000 Kab. Mandailing Natal 264 5,466,000,000 96 7,418,000,000 360 12,884,000,000 Kab. Tapanuli Selatan 257 4,711,000,000 93 7,431,000,000 350 12,142,000,000 Kota Padang Sidempuan 183 3,683,500,000 108 7,932,000,000 291 11,615,500,000 Kab. Padang Lawas 227 4,595,000,000 63 6,404,000,000 290 10,999,000,000 Kota Tanjung Balai 128 2,332,700,000 42 2,988,000,000 170 5,320,700,000 Kab. Padang Lawas Utara 98 2,224,000,000 13 870,000,000 111 3,094,000,000 Kab. Batubara 35 795,000,000 8 800,000,000 43 1,595,000,000
Grand Total 24,348 500,356,079,000 18,608 1,795,917,704,999 42,956 2,296,273,783,999
TOTAL Total Jml
Rek Total Limit
Provinsi Sumatera Utara
KUR Mikro KUR Kecil
Jml Rek Limit Jml Rek Limit
4
Bank Mandiri mendapatkan alokasi target sebesar 30 T untuk tahun 2020
dengan komposisi :
1. KUR Mikro 12 T (Jenis produk KUR dengan limit sampai dengan Rp 50 Juta)
Jangka waktu maksimal 36 bulan untuk Kredit Modal Kerja dan maksimal 60
bulan untuk Kredit Investasi
Tidak dipersyaratkan agunan tambahan
2. KUR Kecil 17,97 T (Jenis produk KUR dengan limit di atas Rp 50 Juta sampai
dengan Rp 500 Juta)
Jangka waktu maksimal bulan 48 bulan untuk Kredit Modal Kerja dan maksimal
60 bulan untuk Kredit Investasi
Agunan tambahan berupa SHM/ SHGB/SHGU/Hak Milik atas Satuan Rumah
Susun atau BPKB.
Nilai agunan min 70% dan maks < 100% dari nilai limit kredit.
3. KUR TKI 25 M (Jenis produk KUR dengan limit tertentu diperuntukkan bagi
Tenaga Kerja Indonesia)
Jangka waktu sesuai dengan kontrak masa kerja atau maksimal 12 bulan
Tidak dipersyaratkan agunan tambahan
b. PT Bank Negara Indonesia (BNI)
BNI memiliki komitmen tinggi dalam mendukung pemberdayaan
UMKM melalui pertumbuhan penyaluran KUR yang solid dengan mitigasi
risiko yang terkontrol.
Penyaluran KUR tumbuh rata-rata 56.1% per tahun, dengan jumlah
KUR disalurkan di 2019 mencapai Rp17.8 Triliun, kepada lebih dari 220
ribu debitur. NPL terjaga di level 0.69%.
Penyaluran KUR di Provinsi Sumatera Utara tumbuh rata-rata 84.1%
per tahun, dengan jumlah KUR disalurkan di 2019 mencapai Rp815
Miliar, kepada 3.513 debitur. NPL 2019 terjaga di level 0.45%.
55% Penyaluran KUR BNI selama 2019 diberikan pada sektor Produksi
(Non Perdagangan), Sejalan dengan target pemerintah, maka secara
gradual porsi KUR pada sektor perdagangan menurun digantikan sektor
produksi.
46% Penyaluran KUR BNI di Provinsi Sumatera Utara selama 2019
diberikan pada sektor Produksi (Non Perdagangan), Sejalan dengan target
pemerintah, maka secara gradual porsi KUR pada sektor perdagangan menurun
digantikan sektor
Target dan Fokus KUR 2020
5
produksi.
Sejak 2015, total debitur KUR BNI yang telah memperoleh kredit
naik kelas berjumlah 12.459 orang dengan maksimum kredit setelah naik
kelas sebesar Rp. 6.183 M.
Kendala Penyaluran KUR :
Keberatan debitur atas tambahan biaya terkait pengurusan izin
Calon debitur merasa keberatan dengan adanya biaya yang timbul saat
pengurusan ijin seperti Surat Keterangan Usaha.
Jangka Waktu KUR khusus replanting tanaman keras terbatas
5 tahun
Sementara untuk tanaman keras seperti Replanting Sawit jangka waktu
repayment kredit idealnya sd. 10-12 tahun.
Data debitur KUR di SIKP Kemenkeu tidak terkoneksi dengan SLIK
OJK
Sehingga debitur yang sudah lunas di bank sebelumnya sering
terkendala pada saat mengambil KUR di bank lain karena transaksi
pelunasan di bank sebelumnya belum dilaporkan ke SIKP.
REALISASI PENYALURAN KUR BNI 2019
PER KABUPATEN DI SUMATERA UTARA
6
Limitasi pemberian KUR kepada calon debitur dengan kepemilikan
kredit konsumtif
Sesuai Permenko, syarat penerima KUR dapat sedang menerima
kredit berupa kredit kendaraan bermotor, kredit pemilikan rumah, kartu
kredit, kredit dengan jaminan SK Pensiun dan Kredit Program Resi
Gudang. Pada prakteknya di lapangan terdapat beberapa jenis kredit
yang diterima oleh calon penerima KUR seperti gadai emas di
Pegadaian, kredit peralatan rumah tangga dan kredit lainnya dengan
kategori konsumtif (Non Produktif). Sehingga calon debitur tersebut
tidak memenuhi persyaratan sebagai debitur KUR.
c. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Alokasi penyaluran kredit KUR BRI 2019 di Sumut sebesar Rp4,31 T
lebih tinggi dibandingkan alokasi rata-rata alokasi penyaluran diSumatera
sebesar Rp2,93 T. Penyaluran KUR BRI di provinsi Sumatera Utara s/d
Desember 2019 sebesar Rp 4,318 T kepada 145.046 Debitur.
Secara nominal, Outstanding KUR dibandingkan Kredit UMKM
produk BRI lainnya cukup dominan dengan porsi sebesar 38,3 %.
65,5 % debitur KUR mendominasi total debitur UMKM dari
penyaluran Kredit UMKM sejenis.
Migrasi debitur KUR menjadi debitur komersial merupakan indikator
peningkatan bisnis usaha dan kesejahteraan nasabah dan meningkatnya
migrasi debitur KUR merupakan indikasi keberhasilan BRI dalam
menyalurkan KUR. Di Tahun 2019, UMKM naik kelas di wilayah
Sumatera Utara sebesar 9.143 debitur.
Kualitas KUR BRI (NPL All KUR sejak 2017)
7
Hambatan nasabah dalam pengajuan KUR :
Nasabah secara umum tidak mengalami hambatan dalam pengajuan
KUR karena suku bunganya rendah apalagi dengan kebijakan penurunan
tingkat suku bunga, nasabah semakin antusias untuk mengajukan kredit
KUR dan syaratnya mudah.
d. PT Bank Tabungan Negara (BTN)
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penyaluran KUR :
Kapasitas SDM UMKM masih rendah khususnya dalam pencatatan
keuangan.
Persyaratan legalitas usaha yang belum terpenuhi (seperti NPWP,
Surat Keterangan Usaha).
Kelembagaan UMKM yang dapat mengkoordinir dalam bentuk
kelompok usaha untuk pengajuan KUR masih sedikit.
Kendala dan permasalahan yang dihadapi calon nasabah (yang
mengajukan KUR)
Persyaratan legalitas usaha yang belum terpenuhi (seperti NPWP,
Surat Keterangan Usaha)
Riwayat kredit calon debitur yang kurang baik (memiliki kolektibilitas
NPL)
Permasalahan dalam mengimplementasi Program KUR
Kapasitas SDM UMKM masih rendah khususnya dalam pencatatan
keuangan
Persyaratan legalitas usaha yang belum terpenuhi (seperti NPWP,
Surat Keterangan Usaha)
Kelembagaan UMKM yang dapat mengkoordinir dalam bentuk
kelompok usaha untuk pengajuan KUR masih sedikit.
Solusi serta strategi untuk mengatasi permasalahan
Sehubungan Bank BTN merupakan Bank fokus perumahan,
penyaluran KUR diarahkan pada sektor housing dan housing related.
Salah satunya dengan penyaluran KUR dengan Pola Kemitraan (yaitu
penyaluran KUR kepada kontraktor, subkontraktor dan supplier dari
Developer Prima mitra Bank BTN)
Meningkatkan penyaluran KUR untuk usaha produktif pada sektor
Konstruksi / Housing Related melalui Pola Kemitraan dengan
Developer Prima Bank BTN (pemberian KUR kepada mitra usaha
Developer dengan adanya Perjanjian Kerjasama)
Untuk sektor non konstruksi penyaluran pola kemitraan dengan
kerjasama offtaker
8
Meningkatkan penyaluran KUR untuk usaha produktif pada sektor
Non Konstruksi / Non Housing Related melalui program Cluster
Unggulan dengan pengelolaan secara kelompok (pola
kerjasama/kemitraan dengan offtaker.
e. PT Pegadaian (Persero)
Peran Pegadaian di tengah-tengah masyarakat yang menggunakan
jasa rentenir dengan bunga yang sangat tinggi serta masih adanya praktik
ijon, antara lain adalah :
Menyediakan produk dengan tingkat bunga yang terukur, mulai dari
0,75% per 15 hari untuk produk gadai dan mulai dari 1% per bulan
untuk produk non gadai.
Produk Gadai Prima (tanpa bunga) dengan pinjaman maks. Rp 500
ribu untuk jangka waktu 60 hari. 4.655 nasabah dgn total omset Rp
35 miliar.
Produk Kreasi Express Loan dengan agunan saldo Tabungan Emas
sebesar 2,5% dari nilai pinjaman.
Produk Rahn Tasjily Tanah dengan agunan tanah produktif termasuk
sawah atau tanah beserta bangunan.
Produk UMi 1.818 debitur omset Rp 12 miliar.
Mensyaratkan administrasi dan prosedur yang mudah dalam
transaksi, cukup copy KTP dan barang jaminan untuk transaksi gadai.
Memperluas jaringan distribusi melalui agen, sehingga lebih mudah
diakses oleh masyarakat.
Bahkan nasabah juga sekaligus dapat menjadi agen Pegadaian
sebagai alternatif tambahan penghasilan.
Menyediakan mobile application Pegadaian Digital yang
memudahkan nasabah dalam melakukan beberapa transaksi 24 jam
tanpa harus datang ke outlet.
Melakukan literasi keuangan ke masyarakat, baik secara internal
Perusahaan maupun bersama dengan instansi lain seperti OJK.
Pegadaian telah melakukan sinergi dan koordinasi yang baik dengan
Pemprov Sumatera Utara maupun Pemda di lingkungan Prov. Sumut,
serta Muspida lain seperti Polda Sumut, Kodam Bukit Barisan.
Pegadaian juga telah menjalin sinergi dengan mitra kerja lainnya baik
BUMN, BUMD, korporasi, dan lembaga Pendidikan. Saat ini telah 31
mitra yang menjalin sinergi di Prov Sumut.
Tidak ada kendala berarti yang dihadapi dalam proses sinergi karena
ragam produk yang mudah serta sumber daya berupa jaringan distribusi
yang luas, menarik para mitra untuk bersinergi.
Konsep sinergi yang diterapkan Pegadaian adalah economic sharing,
sehingga masing-masing pihak dapat tumbuh bersama.
Contoh salah satu sinergi dengan PT KIM yang memiliki banyak buruh.
9
Dalam menghadapat revolusi industri 4.0, Pegadaian menetapkan
strategi transformasi G-STAR yang saat ini dalam proses implementasi
strategi. Kemudian Meluncurkan beberapa produk dan layanan baru
berbasis digital, seperti:
Layanan:
Aplikasi Pegadaian Digital Service
Aplikasi Loan Origination System
Layanan Gadai on Demand *
Layanan G-Cash
Produk:
Produk Gadai Tabungan Emas
Produk Digital Lending *
Produk Gold Card **
Secara umum tidak ada kendala berarti karena sistem telah
terintegrasi online sehingga memudahkan proses evaluasi. Geografis
yang cukup luas dengan medan yang beragam pada wilayah Sumut
memberi sedikit kendala dalam pelaksanaan monev on site.
Solusi:
Teknologi misalnya berupa video conference, dapat menjadi alternatif
solusi sehingga tidak harus selalu monev on site.
Pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan Pemerintah saat ini,
sehingga akan memudahkan proses distribusi maupun pelaksanaan
monev.
10
2. Realisasi Program Subsidi
a. PT Pertamina (Persero)
Realisasi BBM Subsidi vs Kuota BPH 2019
Provinsi Sumatera Utara
11
Tantangan dalam Pendistribusian BBM Bersubsidi di Sumatera Utara
Secara Umum, kondisi Sarfas, Transportasi dan Geografis di
Sumatera Utara tidak menyebabkan adanya kendala dalam
pendistribusian BBM.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pendistribusian BBM Bersubsidi
berasal dari perilaku oknum-oknum sebagai berikut:
- Penimbunan BBM ilegal
- Mobil atau motor dengan tangki modifikasi
- Pengecer ilegal
Tantangan dalam Pendistribusian LPG Bersubsidi di Sumatera Utara
- SARFAS
Belum selesainya pembangunan SP(P)BE di Pulau Nias sehingga
saat ini pengisian Agen dilaksanakan SP(P)BE yang terletak di
Tapanuli Selatan.
- Transportasi
Keterbatasan Kapal dari Sibolga – Gunung Sitoli sehingga penyaluran
LPG sangat bergantung pada jadwal kapal.
- Geografis
- Sebagian besar desa atau kelurahan di Provinsi Sumatera Utara
berada tengah perkebunan sehingga mempersulit distribusi LPG dan
penyebaran pangkalan.
Realisasi BBM PSO vs Kuota BPH 2020 Provinsi Sumatera Utara Ket: Dalam KL
12
b. PT PGN (Persero)
Area Medan pertama kali dikembangkan tahun 1985 dan menjadi
salah satu Area pioneer PGN dalam rangka mengembangkan bisnis
transmisi dan distribusi gas bumi.
Pasokan Gas :
1. PT Pertamina EP Lapangan Pangkalan Susu
2. PT Pertmaina EP Lapangan Pantai Pakam Timur
3. PT Pertamina EP Lapangan Benggala 01
4. PHE NSO A-B
5. Triangle Pase Inc.
6. LNG Bontang
PGN telah mengelola wilayah Medan dan sekitarnya sejak 1985 dan
telah berpengalaman dalam menyalurkan gas bumi kepada lebih dari
30.000 Pelanggan dari segmen industri, komersial, pelanggan kecil dan
rumah tangga.
PGN berupaya meningkatkan kehandalan dan ketersediaan pasokan
gas bumi, penciptaan pasar baru serta upaya mendapatakan harga gas
yang kompetitif, dengan dukungan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah serta kerjasama dengan Badan Usaha lain terkait penyediaan gas
bumi.
Melalui peran PGN sebagai sub holding gas, PGN bersama
Pertamina (Pertagas) melakukan Integrasi dan optimasi pasokan,
infrastruktur serta pengelolaan pasar untuk wilayah Sumatera Bagian
Utara dalam rangka menciptakan nilai tambah baru dalam pengelolaan
gas.
Progam CSR yang dilaksanakan oleh PGN adalah program yang
mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan tetap
mengacu pada Peraturan Menteri BUMN no. 03/MBU/2017 Tentang
PKBL. Kedepan PGN sebagai Subholding Gas akan senantiasa
berkomitmen untuk memberikan kontribusi maksimal terhadap
pengembangan masyarakat.
c. PT Pupuk Indonesia (Persero)
ALOKASI DAN REALISASI PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2019-2020 PROVINSI SUMATERA UTARA
REALISASI ALOKASI %
REALISASI SD
23 FEBRUARI
2020
ALOKASI %
1 2 3 4=2:3 5 6 7=5:6
UREA 115.746 115.750 100 6.205 93.892 7
SP-36 49.428 50.610 98 2.932 19.170 15
ZA 48.163 49.500 97 2.820 25.472 11
NPK 87.201 87.220 100 6.092 60.488 10
ORGANIK 16.591 16.980 98 543 29.314 2
TOTAL 317.129 320.060 99 18.592 228.336 8
2020
JENIS PUPUK
2019
13
Keterangan :
• Alokasi 2019 mengacu pada SK Dirjen PSP nomor
30/Kpts/RC.210/B/10/2019.
• Alokasi 2020 mengacu pada Permentan 01 Tahun 2020.
• Realisasi 2019 merupakan realisasi salur ke petani un audited BPK.
PT Pupuk Indonesia melakukan koordinasi dengan Kementerian
Pertanian di tingkat pusat sedangkan Produsen Anak Perusahaan
melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian setempat dalam kaitannya
dalam penyediaan data, monitoring dan evaluasi penyaluran pupuk
bersubsidi.
Produsen Anak Perusahaan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian
setempat maupun stakeholder lainnya selaku anggota KP3 (Komisi
Pengawasan Pupuk dan Pestisida) untuk melakukan pengawasan pupuk
bersubsidi di lapangan.
Isu kelangkaan yang terjadi dibeberapa kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara disebabkan karena belum tersedianya e-RDKK di
kios/pengecer sedangkan di Peraturan Menteri Pertanian RI No. 01
Tahun 2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk
Bersubsidi Sektor Pertanian TA 2020 khususnya pasal 4 dan 5 diatur
bahwa Pupuk Bersubsidi diperuntukan bagi petani yang telah tergabung
dalam kelompok tani dan wajib menyusun e-RDKK.
Kuota pupuk bersubsidi ditetapkan oleh Kementerian Pertanian baik
melalui ketentuan yang diatur dalam Permentan maupun SK Dirjen
menjadi dasar produsen untuk menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai
dengan kuota/alokasi tersebut.
Permentan yang mengatur tentang alokasi pupuk bersubsidi untuk
masing-masing provinsi tersebut dalam pelaksanaannya perlu diikuti
dengan SK Dinas tingkat Provinsi (alokasi per kabupaten) maupun
kabupaten (alokasi per kecamatan) sehingga apabila penerbitan SK
Dinas tersebut terlambat mengakibatkan produsen akan mengalami
kesulitan dalam penyaluran pupuk bersubsidi di lapangan. Selain itu,
untuk TA 2020 diatur bahwa penyaluran pupuk bersubsidi harus
berdasarkan e-RDKK sehingga apabila e-RDKK tersebut belum
diterbitkan maka produsen belum dapat melayani penyaluran pupuk
bersubsidi.
Alokasi yang ditetapkan tersebut belum tentu menggambarkan
kebutuhan yang sebenarnya sehingga diperlukan realokasi baik antar
provinsi maupun antar jenis pupuk. Ketetapan realokasi merupakan
kewenangan dari Kementerian Pertanian dan menjadi dasar bagi
produsen dalam menyalurkan pupuk bersubsidi di wilayah tersebut.
14
d. PT PLN (Persero)
Pelanggan & Subsidi di Sumatera Utara :
o Total Jumlah Pelanggan Provinsi Sumatera Utara: 3.815.918
pelanggan (Laporan Penjualan per 31 Januari 2020)
o Jumlah Pelanggan Subsidi di Sumut 2019 = 1.530.000 pelanggan
o Prognosa Pelanggan subsidi 2020 = 1.649.309 pelanggan
Proses Penetapan Pelanggan Subsidi
PLN telah melakukan kegiatan survey lapangan terkait pencocokan
data BDT TNP2K dengan database pelanggan PLN rumah tangga Daya
450 dan 900 VA yang mendapatkan subsidi, mulai tahun 2016 sampai
dengan saat ini berdasarkan penugasan dari : Surat Menteri ESDM
nomor 7294/20/MEM.L/2015, Surat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
nomor 2200/03/DJL.3/2016 tanggal 7 Oktober 2016, Surat Direktorat
Jenderal Ketenagalistrikan nomor 99/04/DJL.3/2019 tanggal 15 Januari
2019, Surat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan nomor
15
1082/23/BLB.3/2019 tanggal 20 Mei 2019 dan Surat Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan nomor 2251/03/DLB.3/2019 tanggal 11 Oktober 2019.
Pengawasan pengaduan dilakukan dengan melakukan monitoring
melalui aplikasi Subsidi Listrik Tepat Sasaran
(http://subsidi.djk.esdm.go.id/) dimana tindak lanjut monitoring dilakukan
dengan verifikasi data pengaduan langsung kelapangan oleh PLN unit
terkait. Hasil dari pada verifikasi petugas PLN Unit di rapatkan rutin di
dalam Rapat Tim Posko Pengaduan yang terdiri dari Dirjen
Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Kementerian Sosial, TNP2K,
Kemenko PMK, Kemendagri, dan PLN.
Kebijakan Pencabutan Subsidi Listrik
Dalam pelaksanaan subsidi listrik tepat sasaran, PLN mengacu
kepada Basis Data Terpadu (BDT) Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Setwapres TNP2K dalam
menentukan kebijakan subsidi listrik bagi pelanggan R1 900 VA
penerima subsidi listrik.
Total pelanggan Subsidi Sumut per 31 Januari 2020 = 1.606.907
pelanggan, sedangkan total pelanggan subsidi per Desember 2019 =
1.530.000 pelanggan. Prognosa tambahan pelanggan subsidi selama
2020 = 119.309 pelanggan.
Kendala dan Hambatan
Timeline pelaksanaan pemadanan data yang singkat yaitu 8 minggu
sedangkan lokasi pelanggan jauh dan SDM di Unit PLN Terbatas
Lokasi pelanggan yang tersebar
Program TNP2K belum tersosialisasi dengan baik di Kelurahan dan
Kecamatan maupun di dinas sosial
Akses pengaduan masyarakat di kantor camat tidak tersedia (aplikasi
dan internet dll).
e. PTPN III (Persero) Holding
Selama ini hubungan PTPN dengan masyarakat disekitar kebun
dapat dikatakan cukup baik dan harmonis, karena PTPN berupaya
semaksimal mungkin untuk menghindari konflik dengan masyarakat.
Namun demikian, dibeberapa lokasi kebun masih ada perselisihan PTPN
dengan masyarakat, khususnya terkait dengan sengketa lahan.
Permasalahan antara PTPN dengan masyarakat di Sumatera Utara
sebagian besar didominasi oleh Permasalahan Lahan/Keamanan, antara
lain penguasaan tanah secara illegal/ okupasi, sengketa kepemilikan/
sengketa batas lahan, dan pencurian produksi.
Upaya yang dilakukan oleh PTPN dalam penyelesaian
permasalahan lahan tersebut dengan mengutamakan penyelesaian
secara persuasive melalui dialog dan musyawarah mufakat. Sebagai
bentuk kepedulian PTPN kepada masyarakat yang bersedia
16
mengosongkan lahan tersebut, PTPN menawarkan uang suguh hati (nilai
kompensasi atas tanaman dan/atau bangunan masyarakat di atas lahan
tersebut). Namun apabila upaya negosiasi tidak menemui titik temu,
upaya yang dilakukan oleh PTPN melalui proses hukum. Dalam upaya
penyelesaian tersebut, PTPN selalu melibatkan instansi terkait seperti
pihak Kecamatan/Desa, BPN dan Jaksa Pengacara Negara.
Demikian juga terkait keamanan di lingkungan kebun PTPN selama
ini cukup kondusif, permasalahan keamanan yang timbul hanya terkait
dengan pencurian TBS yang semakin banyak terjadi di Kebun PTPN.
Penanganan kasus pencurian TBS selama ini kami serahkan kepada
aparat Kepolisian untuk proses penanganannya.
PTPN mendukung program pembangunan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah khususnya pembangunan infrastruktur yang
membutuhkan lahan di areal HGU PTPN dengan cara pelepasan aset.
PTPN menjalin hubungan baik dengan Pemerintah Daerah
(Pemkab/Pemkot/Pemprov), Badan Pertanahan Nasional dan Aparat
Penegak Hukum (Kejaksaan dan Aparat Kepolisian), bersama-sama
Instansi tersebut untuk saling bersinergi dan meningkatkan pengawasan
terhadap berlangsungnya Good Corporate Governance (GCG) dalam hal
kegiatan operasional bisnis dan pendampingan proyek-proyek strategis
PTPN.
Terdapat beberapa permasalahan antara PTPN dengan Masyarakat
di wilayah Sumatera Utara dan saat ini PTPN tengah mengupayakan
langkahlangkah penyelesaian melalui jalur hukum dan pendekatan
persuasif kepada masyarakat.
PTPN III (Persero) Holding memiliki 8 PLTBg dengan total kapasitas
sebesar 9,83 MW yang tersebar di Sumatera Utara (5 PLTBg) dan Riau
(3 PLTBg), dengan pemanfaatan sebagai berikut : ▪
Supply ke PLN (6 PLTBgg
SUMUT : PLTBg Kwala Sawit, PLTbg Pagar Merbau, dan PLTBg Pasir
Mandoge
RIAU : PLTBg Tandun, PLTBg Terantam,dan PLTBg Sei Pagar
Internal PTPN (2 PLTBg)
PLTBg Sei Mangkei dan PLTBg Hapesong
PTPN III (Persero) Holding telah memiliki roadmap hilirisasi komoditas
PTPN Group tahun 2021 s.d. 2029, yang akan dikembangkan oleh
Anak Perusahaan PTPN III (Persero), yaitu :
a. PT Industri Nabati Lestari (PT INL)
Kapasitas : 600.000 ton CPO/tahun
Produk existing : minyak goreng
Produk akan dikembangkan : tocopherol, beta carotene, margarine,
shortening, dan CBS/CBE
17
b. PT Industri Karet Nusantara (PT IKN)
Kapasitas : rubber article (103.650 kg/tahun); resiprene (800
ton/tahun) Produk existing : rubber article dan resiprene
Produk akan dikembangkan: ban sepeda motor, vulkanisir ban, bahan
campuran aspal, karpet, paving block karet, dan conveyor belt 3)
PTPN mendukung program Pemerintah dalam pengembangan
energi terbarukan dalam bentuk biodiesel melalui inovasi mandiri katalis
PPKS 5.1 dengan bahan baku CPO (ALB max. 20%) dan harga pokok
lebih rendah daripada teknologi biodiesel existing.
Dari tahun 2019 PTPN telah mempunyai beberapa proyek sinergi
dengan Pemerintah Daerah diwilayah Sumatera Utara
(Pemkab/Pemkot/Pemprov) untuk Kepentingan Umum.
f. PT Inalum (Persero)
INALUM telah melakukan kerjasama dengan PLN sejak tahun 1984
melalui perjanjian nomor Pj.411/PST/84 sebagaimana terakhir diubah
dengan Amandemen Keempat atas Perjanjian Transisi tentang Jual Beli
Tenaga Listrik nomor PT PLN (Persero):
0003.AMD/DAN.02.04/DITREGSUM/2017 dan Nomor PT INALUM
(persero) : LSBP-002/2017.
INALUM meyalurkan tenaga listrik ke PLN dengan mekanisme swap,
dimana selisih dari penyaluran tenaga listrik akan dibayarkan oleh pihak
yang menggunakan lebih banyak energi.
Kendala dan tantangan yang dihadapi oleh Inalum dalam operasional di
wilayah Sumatera Utara diantaranya:
Ketersediaan energi listrik yang kompetitif untuk meningkatkan
kapasitas produksi sampai 500 ribu ton Aluminium per tahun, dari yang
sebelumnya hanya 250 ribu ton Aluminium per ton.
Peraturan Daerah (Perda) khususnya yang terkait dengan Perpajakan
(Pajak Daerah).
Ketersediaan LNG untuk Kawasan Industri Kuala Tanjung dengan
harga yang kompetitif.
Tanggung Jawab Lingkungan Hidup di catchment area Danau Toba
hendaknya dilakukan bersama-sama dengan seluruh Pemangku
Kepentingan di Sekitaran Danau Toba.
Pencapaian laba bersih Inalum hingga September 2019 sebesar Rp 827
miliar atau turun sebesar 89% dari periode yang sama tahun sebelumnya,
terutama disebabkan:
• Tidak diperolehnya dividen selama tahun 2019 dari PTFI, yang mana
hal ini telah diprediksi dari awal sehubungan dengan berakhirnya
tambang terbuka (open pit) dan beralih ke pengembangan tambang
bawah tanah (underground mine).
18
• Adanya beban bunga obligasi yang muncul dari aktivitas pendanaan
untuk pembelian divestasi saham PTFI di akhir 2018.
• Harga komoditas utama yang turun khususnya aluminium, batubara
dan timah.
• Peningkatan biaya bahan baku utama aluminium seperti Alumina,
Calcined Petroleum Coke dan Aluminium Fluoride di awal tahun.
g. PT Telekom Indonesia (Persero)
TELKOM REGIONAL I – Sumatera
Wilayah Sumatera Utara : 2 Witel, 8 Datel
Jumlah Penduduk : 14,8 Juta
Kontribusi Telkom untuk Sektor Pariwisata di Sumatera Utara telah
membangun 438 K Port ODP di 376 Kecamatan di Sumatera Utara dan
95.0% Coverage Sinyal Telkomsel.
Fokus Telkom Group dalam Memastikan Jaringan di 26 Lokasi
Wisata di Sumatera Utara sudah tercover dengan baik oleh Infrastruktur
Telkom. Telkomsel telah menjangkau Coverage Jaringan Telkomsel
sejumlah 95% Area Sumatera Utara termasuk Daerah Terpencil.
Sinergi TELKOM dengan BUMN dan Pemda :
Digitalisasi Proses Bisnis PTPN 1/2/3/4 melalui implementasi ERP
Layanan Cloud (Virtual Machine) PTPN 4
Digitalisasi Proses Bisnis Inalum melalui implementasi ERP
Migrasi Data Center dan Peningkatan Infrastruktur ICT Inalum
Penyediaan Jaringan Internet dan Komunikasi Data antar kantor
Inalum
Implementasi dan Managed Service Web Hosting
Connectivity all pelabuhan dan Kantor cabang Pelindo 1
Supporting Video Conference saat ground breaking Kuala
Tanjung
FO nisasi pelabuhan Kuala Tanjung
Smart Building Kantor Pusat Graha Pelindo 1
Management Surat Elektronik (Paperless)
Data Center/Data Recovery Center Pelindo 1
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk menyediakan layanan
ERP di PT INTI, dan PT INTI melakukan hal-hal berikut untuk
meningkatkan TKDN:
a. Pengadaan dan Pemasangan Modernisasi Granular
b. Pengadaan dan Pemasangan Outside Plant Fiber Optik (OSP-FO)
Akses INTI - Tanjung Karang, Padang, Simpang Limun dan
Migrasi 34 STO
c. Pengadaan Jasa Dismantling dan Refurbished NTE Indihome
Segmen Consumer.
19
Dukungan Implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Pemprov SUMUT : Command Center, Astinet
Pemkot Gunung Sitoli : Astinet ,WIFI Station
Pemkot Padang Sidempuan: Astinet, PPDP
Pemkot Pematang Siantar: Astinet
Pemkot Sibolga : Astinet
Pemkot Tanjung Balai : Astinet
Pemkot Tebing Tinggi : Astinet
Pemkab Asahan : Astinet
Pemkab Batubara : Astinet
Pemkab Dairi : Astinet
Pemkab Humbang Hasundutan: Astinet
Pemkab Karo : E-PELAPORAN
Pemkab Labuhan Batu : Astinet
Pemkab Labuhan Batu Selatan: Astinet
Pemkab Labuhan Batu Utara: Astinet
Pemkab Mandailing Natal: Astinet
Pemkab Nias : Astinet
Pemkab Nias Barat : Astinet ,WIFI Station
Pemkab Nias Selatan : Astinet ,WIFI Station
Pemkab Nias Utara : Astinet
Pemkab Padang Lawas : Astinet
Pemkab Padang Lawas Utara: Astinet
Pemkab Pakpak Barat : Astinet
Pemkab Samosir : Astinet
Pemkab Serdang Bedagai: Astinet
Pemkab Simalungun : Astinet
Pemkab Tapanuli Selatan: Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu
Pemkab Tapanuli Tengah : Astinet
Pemkab Tapanuli Utara : Astinet, Mangoesky
Pemkab Toba Samosir : Astinet
h. PT Angkasa Pura II (Persero)
Potensi Bandara Kualanamu:
Industri :
Pengembangan Trans Jalan Tol Sumatra Khususnya di Sumatera Utara
Tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi sudah dioperasikan pada
akhir tahun 2017
Pintu Tol Kualanamu hanya berada sekitar ± 4 km dari Bandara
Kualanamu.
20
Pertumbuhan zona ekonomi
Pelabuhan Belawan & Kuala Tanjung
Mendukung industri Sumatera Utara, yang paling terkenal yaitu
perkebunan kelapa sawit dan batubara
Sebagai gerbang jaringan pulau Sumatra bagian barat
Bisnis :
Medan sebagai pusat komersial dan ekonomi yang penting
Kota terbesar keempat di Indonesia dan pusat bisnis di Sumatera
bagian barat.
Akses langsung dari / ke bandara dapat diakses melalui kereta api
bandara (PT. Railink)
Berada satu Region dengan Changi Airport dan Kuala Lumpur Airport
Pariwisata :
Daya Tarik Wisata Alam, Budaya Seni dan Kuliner di Sumatera Utara.
Rencana Pengembangan Bandara Kualanamu
KNO akan dikembangkan menjadi tiga tahap untuk mengakomodasi
peningkatan jumlah penumpang.
KNO diharapkan menjadi pusat transit internasional yang baru (hub).
KNO akan memiliki konsep aerotropolis yang mengintegrasikan
kebutuhan penumpang, kargo dan peran sebagai hub.
KNO juga telah mengalokasikan lahan komersial seluas ± 200 Ha di
luar gedung terminal yang akan terdiri dari area bisnis dan rekreasi,
seperti mal, ritel, hotel transit, lapangan golf, taman bisnis, dan lain-
lain.
Area komersial akan dikembangkan menjadi 3 tahap dan direncanakan
akan selesai pada 2028.
21
PM 61 Tahun 2015 Tentang FAL Udara : Prosedur Kedatangan dan
Keberangakatan Pesawat Udara Pada KeadaanTidak Normal/Dari
Bandar Udara Terjangkit/Wabah :
1. Setiap pesawat udara yang datang dari bandar udara wilayah yang
terjangkit atau terdapat orang hidup atau mati yang diduga terjangkit
berdasarkan deklarasi umum (General Déclaration) pesawat udara
atau terdapat orang/barang diduga terpapar di dalam pesawat oleh
Kapten Penerbang dikenakan status karantina.
2. Kapten Penerbang pesawat udara wajib segera melaporkan mengenai
keadaan sebagaimana dimaksud pada butir 1 kepada petugas lalu
lintas udara yang bertugas untuk diteruskan kepada petugas karantina
kesehatan di bandar udara kedatangan dengan menggunakan
teknologi telekomunikasi.
3. Pesawat udara yang berada dalam kondisi sebagaimana dimaksud
pada butir 1 diberikan tempat pendaratan dan ditempatkan ke dalam
daerah isolasi atau karantina yang telah disediakan oleh
penyelenggara bandar udara dan petugas karantina kesehatan untuk
dilakukan pemeriksaan karantina kesehatan.
4. Terhadap pesawat udara yang ditempatkan ke dalam daerah isolasi
atau karantina sebagaimana dimaksud pada butir 3 pejabat karantina
kesehatan memberikan persetujuan karantina kesehatan setelah
dilakukan pemeriksaan kekarantinaan kesehatan berupa pemeriksaan
dokumen karantina kesehatan, pemeriksaan faktor risiko kesehatan
masyarakat, dan pemeriksaan kesehatan terhadap orang.
5. Setiap pesawat yang berada dalam status karantina yang memiliki
faktor risiko kesehatan masyarakat, petugas karantina kesehatan
melakukan tindakan kekarantinaan kesehatan dengan berkoordinasi
dengan pihak terkait, berupa ;
a. karantina, isolasi, pemberian vaksinasi/profilaksis, rujukan,
disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi;
b. pembatasan sosial;
c. disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi terhadap
alat angkut dan barang; dan / atau penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian terhadap media lingkungan.
6. Yang dimaksud dengan “pihak terkait” sebagaimana dimaksud pada
butir antara lain pejabat bea cukai, imigrasi, karantina tumbuhan dan
hewan, karantina ikan, otoritas pintu masuk, dan pihak keamanan,
serta kementerian yang membawahi bidang transportasi untuk
penyelenggaran di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas darat
Negara.
7. Petugas Karantina Kesehatan masuk ke dalam pesawat untuk
melakukan pemeriksaan status kesehatan kru dan penumpang. Bagi
kru dan penumpang yang diduga sakit akan dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk mengetahui perlu tidaknya tindakan karantina,
22
sedangkan penumpang lainnya yang sehat akan diberikan Health Alert
Card dan dipersilakan turun.
8. Sebelum penumpang turun, untuk mencegah masuknya serangga
penular penyakit dari negara lain dilakukan disinseksi sesuai standar
termasuk kargo.
9. Pada saat pesawat dalam keadaan kosong, sebelum berangkat
dilakukan disinseksi sesuai standar. Penumpang dan awak pesawat
udara keluar dari pesawat untuk selanjutnya diharuskan melewati alat
pemindai suhu tubuh.
10. Penumpang atau awak pesawat udara yang diketahui terjaring alat
pemindai suhu tubuh dipersilakan memasuki ruang wawancara khusus
untuk dilakukan pemeriksaan konfirmasi Penumpang atau awak
pesawat udara yang dicurigai menderita penyakit menular potensial
wabah diisolasi dikirim ke rumah sakit rujukan dengan menggunakan
mobil evakuasi untuk selanjutnya diisolasi.
Antisipasi Pencegahan Wabah Virus Corona Di Bandara
Rapat Koordinasi Tingkat Bandar Udara di seluruh Bandara Internasional:
1. Ketua adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara pada bandar udara
yang di wilayahnya terdapat Kantor Otoritas Bandar Udara, atau
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi pada bandar udara yang di
wilayahnya tidak terdapat Kantor Otoritas Bandar Udara, atau Kepala
Penyelenggara Bandar Udara pada bandar udara yang berada di luar
ibukota provinsi dan tidak terdapat Kantor Otoritas Bandara;
2. Wakil ketua adalah Kepala Penyelenggara Bandar Udara pada bandar
udara yang di wilayahnya terdapat Kantor Otoritas Bandara atau Dinas
Perhubungan Provinsi,atau Kepala Bidang yang membidangi operasi
bandar udara pada bandar udara yang dikelola pemerintah yang di
wilayahnya tidak terdapat Kantor Otoritas Bandar Udara, atau General
Manager pada Bandar udara yang dikelola oleh Badan Usaha Bandar
Udara; dan
3. Anggota terdiri dari pejabat berwenang dari instansi-instansi sebagai
berikut;
a. Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota ;
b. Penyelenggara Bandar Udara;
c. Bea dan Cukai Bandar Udara;
d. Imigrasi Bandar Udara;
e. Karantina Kesehatan/Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandar Udara;
f. Karantina Hewan dan Tumbuhan Bandara;
g. Karantina Ikan bandara;
h. Badan Narkotika Nasional Provinsi;
i. Perusahaan penerbangan yang melayani penerbangan
internasional;dan
j. Perusahaan penunjang bandar udara / ground handling pada
bandar udara yang bersangkutan.
23
Alur Komunikasi & Penanganan Kondisi Darurat Medis (In Flight)
1. Pesawat di Posisi Isolated Area (WC 1)
2. Emergency Operation Center diaktifkan
3. Mobile Command Post (Mcp) Arff Berada Di Area Steril, On Scene
Commander Dari KKP.
4. Bantuan Dari Rumah Sakit Arah Jakarta Menuju RVP Yang Berada Di
Bundaran Patung Soekarno-hatta.
5. Bantuan Dari Rumah Sakit Arah Tangerang Menuju Rvp Yang Berada
Di Pos 07 L Utara.
6. CIQ/Airline/GH Dan Unit Terkait Berada Distaging Area.
7. Pemanduan oleh Security dan AMC Menuju Staging Area.
8. Penanganan Secara Keseluruhan Menjadi Tanggung Jawab / Kendali
Berada di Kkp.
9. Staging Area Dapat Digunakan Pemasangan Tenda Steril dari KKP.
10. Bandara Soekarno-hatta Memfasilitasi Kebutuhan Sesuai Informasi
Dari KKP.
Catatan :
1. Penerbitan NOTAM Closed WC1 dan WC2.
2. Untuk penanganan lebih lanjut, pesawat udara bisa ditarik ke Apron
Juliet.
3. CATATAN DAN REKOMENDASI
Dari pertemuan yang dilakukan kepada seluruh mitra pada saat
pelaksanaan kunjungan kerja reses ini, ada beberapa catatan yang perlu
menjadi perhatian mitra atau BUMN yang diundang dalam pertemuan. Catatan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a. Terkait Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh HIMBARA :
Siapa masyarakat yang menerima program KUR dan cakupan (coverage)
nya seperti apa, perlu menjadi perhatian HIMBARA di Sumatera Utara.
Program KUR sebesar Rp6,5 Triliun harusnya dapat mendongkrak
ekonomi daerah, namun di lapangan tidak terlihat. Ini harus menjadi evalusi
Himbara terhadap Program KUR yang mereka kucurkan. Dan sesama
bank juga harus saling komunikasi dan koordinasi.
Di lapangan masih banyak ditemui rentenir dengan bunga yang menggila
dan fintech online yang belakangan mewabah di masyarakat. Hal ini juga
harus menjadi perhatian Himbara ata program KURnya.
b. Terkait Pegadaian, sebaiknya cakupannya harus mulai diperluas ke wilayah
pedesaan. Tidak hanya di perkotaan saja.
c. Seputar Subsidi Pertamina, Gas, dan Listrik
Bicara subsidi LPG 3 kg, sepertinya perlu dikaji ulang besaran nilainya.
Karena di masyarakat masih dianggap kurang, serta batasan masyarakat
yang berhak menerimanya sejauh mana?
Terkait data dan realisasi BBM Pertamina, data kuotanya masih sering
berbeda. Hal ini menjadi bahan evaluasi buat Pertamina.
24
Terkait PLN, sejauh ini masih ditemui daerah yang belum tersentuh listrik.
Hal ini tentu menjadi sebuah catatan bagi PLN terkait bagaimana
komitmennya dalam membangun infrastruktur listrik di Sumatera Utara.
Sementara itu pada urusan Pupuk, kendala distribusi kerapkali menjadi
masalah bagi Pupuk Indonesia. Sehingga mengakibatkan produktivitas
petani terganggu. Oleh karena itu harus ada kerjasama serius antara
Pemerintah Provinsi dan Pupuk Indonesia.
d. Terkait PTPN III sebagai Holding
Sudah saatnya PTPN III mulai berfikir sebagai produsen, bukan lagi
sebagai petani. Sehingga cara berfikirnya Creating Value. PTPN akan jadi
beban kalau tidak segera berubah. Selain itu, PTPN II dan PTPN I dengan
wilayah yang premium, produktivitasnya harus diperhatikan. Jika
memungkinakan, bangunlah pabrik karet, kalau tidak di Lampung atau
Sumatera Selatan. Marketnya ada, dan besar. Sehingga dapat membantu
industri hilir. Terkait efesiensi, pemungutan panen, jangan sampai banyak
yang kebuang. Hasil panen dipungut secara efisien.
Kalau fokus di bio diesel jangan takut dengan harga. Justeru kita bisa
negosiasi dengan Eropa. Hanya saja, bagaimana pola kerjasama dengan
PLN terkait regulator kelistrikan.
Mata pencarian sebagian masyarakat sekitar saat ini sawit dan karet.
Terobosan atas hilirisasi harus segera dipikirkan formulanya. Arahnya
harus dapat langsung ke ekonomi masyarakat.
Aset yang dimiliki PTPN ini sebenarnya banyak sekali. Sebaiknya amanah
ini diberdayakan semaksimal mungkin. Apalagi di Sumatera Utara terdapat
3 PTPN, harusnya sudah menjadi ikon perkebunan di Indonesia. Hal ini
tentu saja menjadi tantangan bagi jajaran direksi. Pengembangan 6
komiditas, seperti kakao, kopi, dll. Semua ada di Sumatera Utara. Harus
dikembangkan. Kembalikan Sumatera Utara menjadi ikon perkebunan.
Kakao Sumatera Utara adalah primadona, termasuk karet. Selama ini
permasalahannya adalah hilirisasi. Oleh karena itu, hilirisasi ini harus
menjadi program prioritas PTPN.
e. Terkait PT Inalum (Persero)
Jangan tunggu pemerintah daerah atau pemerintah provinsi untuk
melakukan hal positif terhadap lingkungan, khususnya pada destinasi
wisata Danau Toba. Inalum juga memiliki tanggung jawab untuk kembali
mengangkat air permukaan Danau Toba. Selain itu, Inalum juga harus
mendukung program Super Prioritas dengan memaksimalkan potensi
pariwisata, khususnya Danau Toba. Sejauh ini di lapangan, dari 1000
hektar, baru 400 hektar penanaman pohon yang dilakukan di hulu Danau
Toba. Inalum yang merawat tentunya.
Laba bersih PT Inalum sebesar Rp800 Miliar perlu ditingkatkan jika
mengacu kepada banyaknya jumlah aset yang dimiliki. Agar seimbang
25
antara aset dan laba bersih. Apa yang dilaksanakan oleh PT Inalum harus
sebanding dengan apa yang dihasilkan. Begitu juga dengan Dana Bagi
Hasil ada yang belum dibayarkan. Hal ini harus menjadi perhatian. Inalum
sebagain BUMN besar harus membawa manfaat baik dan positif terhadap
masyarakat Sumatera Utara.
Program CSR PT Inalum diharapkan dapat menyentuh generasi muda dan
pendidikan secara langsung. Sebagai salah satu industri yang dibanggakan
di Sumatera Utara, diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran
yang ada selama ini
Potensi pengembangan PLTA, Asahan II juga agar segera dilaksanakan.
f. Terkait PT Telkom Indonesia (Persero)
Telkom harus hadir mendukung pemerintah dalam program pendidikan,
khususnya di Sumatera Utara. Pastikan internetnya bagus dan gratis,
khususnya di desa-desa pedalaman dan terpencil.
Selain itu, untuk menjaga sektor pariwisata kita, areal kawasan danau toba
tidak boleh ada blank spot. Pada titik geopark dan destinasi wisata di
pasang free wifi. Dengan dukungan yang konkrit dari telkom, destinasi
wisata harus menjadi super prioritas.
Telkom harus mulai menyiapkan road map untuk menghilangkan blank
spot. 4G di kita dan 4G di luar negeri, kualitasnya berbeda. Harusnya hal
tersebut tidak terjadi
CSR Telkom harus seiring dengan fokus Presiden, yakni pengembangan
Sumber Daya Manusia. Telkom harus hadir dalam hal tersebut, khususnya
di Sumatera Utara. Pengembangan kawasan pantai barat dan pantai timur.
Terkait pembangunan bandara Labuhan Batu. Harus ada keseimbangan.
g. PT Angkasa Pura II (Persero)
Terkait Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata, Angkasa Pura II
harus hadir memberi dukungan pernuh terhadap hal tersebut. Konsep
narasi experience mulai dipersiapkan. Kalau perlu kerjasama dengan
PTPN dan BUMN lainnya terkait hal tersebut.
Medan terkenal dengan kota kuliner. Konsep Food Court perlu dihadirkan
di kawasan bandara kualanamu. Retail di area diberikan kepada UMKM,
tentunya dengan harga khusus dan perhatian khusus
Terkait Bandara Kualanamu menjadi Aero city. Sudah sejauh mana
perkembangan dan progressnya harus menjadi perhatian bersama.
Investor yang akan masuk untuk mengelola bandara adalah investor yang
akan memberi penumpang banyak.
26
Terkait Virus Corona yang belakangan menjadi perhatian kita semua.
Angkasa Pura II harus menyiapkan forecasting dampak dari virus corona
tersebut. Serta mulai melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-
pihak terkait perihal antisipasi dan penanganan terhadap penumpang asing
serta penumpang WNI yang berasal dari luar negeri.
Dari berbagai data dan informasi, serta catatan yang diperoleh pada saat
pelaksanaan kunjungan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Komisi
VI DPR RI, antara lain:
1. Komisi VI DPR RI mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh pihak
Himpunan Bank Milik Negara ( HIMBARA ) yang telah berhasil menjalankan
kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sumatera Utara.
2. Komisi VI DPR RI mendorong adanya pembinaan dan pelatihan dari
perbankan kepada pelaku UMKM penerima Program Kredit Usaha Rakyat
(KUR) agar UMKM ini bisa mengembangkan usahanya.
3. Komisi VI DPR RI perlu menyampaikan berbagai catatan yang telah
diperoleh selama kunjungan untuk disampaikan kepada Kementerian BUMN
dan Perusahaan BUMN terkait agar dilaksanakan sesuai dengan tugas,
fungsi dan kewenangannya menurut aturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Komisi VI DPR RI perlu menyampaikan dan meminta kepada Kementerian
BUMN dan Pemerintah agar BUMN yang mendapat penugasan PSO
(subsidi dan KUR) dan Kementerian/Lembaga terkait untuk:
a. melakukan penguatan sosialisasi dalam rangka mengurangi persepsi
yang salah di masyarakat terkait berbagai aturan atau regulasi terkait
pelaksanaan subisidi dan KUR.
b. melakukan perbaikan kebijakan subsidi energi, pupuk, dan kredit usaha
rakyat baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan, monitoring maupun
evaluasi (termasuk jenis subsidi dan sistem distribusi) agar mampu
memberikan dampak yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat
dengan tetap memperhatikan kesehatan dan kinerja operasional BUMN
yang ditugaskan oleh Pemerintah.
5. Komisi VI DPR RI perlu melakukan rapat gabungan dengan Kementerian
BUMN, Kementerian Koperasi dan UMKM, dan Kementerian terkait
berkaitan dengan sinergitas pemberdayaan UMKM yang dilakukan
perusahaan BUMN dengan pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga lainnya. Hal ini diperlukan agar pemberdayaan
UMKM yang dilakukan oleh setiap entitas negara tidak saling tumpang tindih
dan mampu memberikan dampak yang optimal terhadap perkembangan
UMKM di Indonesia.
27
4. PENUTUP
Demikian laporan kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sumatera
Utara pada masa Reses Persidangan II Tahun Sidang 2019-2020. Kami
mengharapkan berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam laporan ini
dapat menjadi bahan pertimbangan serta ditindaklanjuti dalam rapat-rapat
Komisi VI DPR RI.
Jakarta, 9 Maret 2020
Ketua Tim Kunker Komisi VI DPR RI Ke Provinsi Sumatera Utara
TTD.
Martin Manurung, S.E., M.A. A-352