Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA
KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH
MASA RESES IV TAHUN SIDANG 2019 – 2020 TANGGAL 20-24 JULI 2020
Sekretariat Komisi VIII DPR RI [email protected]
JAKARTA TAHUN 2020
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
TIM KUNJUNGAN KERJA
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
B. Dasar Kunjungan Kerja
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
2. Tujuan
BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA
A. Pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Tengah
B. Pertemuan di kampus UIN Walisongo Semarang
C. Pertemuan di Kantor Pemerintah Kabupaten Kudus
D. Pertemuan di Kampus IAIN Kudus
BAB III TEMUAN PADA KUNJUNGAN KERJA
A. Permasalahan di Bidang Pendidikan Keagamaan
B. Permasalahan dalam Penyaluran Bantuan Sosial
C. Permasalahan di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
D. Permasalahan dalam Penanggulangan Bencana
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
BAB V PENUTUP
FOTO-FOTO KEGIATAN
DAFTAR NAMA ANGGOTA
TIM KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI
KE PROVINSI JAWA TENGAH
TANGGAL 20-21 JULI 2020
NOMOR N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL
URUT ANGG
1 A-509 H. YANDRI SUSANTO, S.Pt Ketua PAN BANTEN II
2 A-172 SELLY ANDRIANY GANTINA, A.Md. Anggota F.PDI P JABAR VIII
3 A-154 I KOMANG KOHERI, S.E. Anggota F.PDI P LAMPUNG II
4 A-260 H. ARWAN M. ARAS T., S.Kom. Anggota F.PDI P SULBAR
5 A-255 MATINDAS J. RUMAMBI, S.Sos. Anggota F.PDI P SULTENG
6 A-257 Drs. H. SAMSU NIANG, M.Pd. Anggota F.PDI P SULSEL II
7 A-272 H. JOHN KENEDY AZIS, S.H. Anggota F.PG SUMBAR II
8 A-280 MOHAMMAD SALEH, S.E. Anggota F.PG BENGKULU
9 A-298 Hj. ITJE SITI DEWI KURAESIN, MM. Anggota F.PG JABAR IX
10 A-346 Dra. Hj. IDAH SYAHIDAH, M.H. Anggota F.PG GORONTALO
11 A-62 M. HUSNI, S.E., M.M. Anggota F.GER SUMUT I
12 A-98 ABDUL WACHID Anggota F.GER JATENG II
13 A-380 NURHADI, S.Pd. Anggota NASDEM JATIM VI
14 A-368 SATORI, S.PdI., M.M. Anggota NASDEM JABARVIII
15 A-377 ACH FADIL MUZAKKI SYAH, S.Pd.I. Anggota NASDEM JATIM III
16 A-549 HARMUSA OKTAVIANI, S.E. Anggota F.PD JATENG III
17 A-552 WASTAM, S.E. , S.H. Anggota F.PD JATENG VIII
18 A-440 K.H. BUCHORI YUSUF, Lc., M.A. Anggota F.PKS JATENG I
19 A-437 H. NURHASAN ZAIDI, S.Sos. I Anggota F.PKS JABAR IX
20 A-510 Dr.M. ALI TAHER, SH., M.Hum Anggota F.PAN BANTEN III
21 - ACHMAD SOFIAN BAHTIAR, S. Sos. SEKRETARIAT KOMISI VIII
22 - DICKY RACHMADI, S.A.P. SEKRETARIAT KOMISI VIII
23 - RENO BULAN SEKRETARIAT KOMISI VIII
24 - MOHAMMAD HASYIM, S.S., M.Si. TENAGA AHLI KOMISI
25 - FERDIAN NUR RACHMAN TV PARLEMEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan
Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI dalam kunjungan
Kerja Masa Reses IV Tahun Sidang 2019-2020 membentuk 3 Tim yakni ke
Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Provinsi Jawa Timur (Jatim), dan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Dasar Kunjungan Kerja
1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20,
20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan
Pengawasan.
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Peraturan DPR RI Nomor 2 tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib:
a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;
b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di Bidang Pengawasan; dan
c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja
Komisi DPR RI pada Masa Reses.
4. Keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
a. Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII
DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah maupun lembaga-
lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan di bidang
Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
serta Penanggulangan Bencana.
b. Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang
termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
c. Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah
maupun masyarakat.
2. Tujuan
a. Secara umum untuk mendapatkan masukan berupa data faktual
tentang pelaksanaan program pembangunan di bidang Agama, Sosial,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta
Penanggulangan Bencana di daerah.
b. Secara khusus untuk memperoleh informasi dan data akurat mengenai
kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten
Kudus dalam penanggulangan pandemi Covid-19 serta
penyelenggaraan pendidikan di kampus-kampus Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Jateng pada masa Covid-19.
BAB II
PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20 ayat
(1) menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
membentuk undang-undang.” Kemudian Pasal 20A ayat (1) menyatakan bahwa
”Dewan Perwakilan Rakyat memiliki Fungsi Legislasi, Fungsi Anggaran, dan Fungsi
Pengawasan.”
Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut dibentuk alat kelengkapan Dewan,
antara lain Komisi VIII yang bermitra kerja dengan Kementerian Agama RI;
Kementerian Sosial RI; Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak; Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI); Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB); Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH); Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS); dan Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Dalam konteks pengawasan terhadap mitra-mitra kerjanya itulah, Komisi VIII
melakukan kunjungan kerja ke daerah. Tim Kunker Reses ke Jawa Tengah
menjalankan fungsi pengawasan dengan melakukan serangkaian pertemuan
bersama Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten, pimpinan satuan kerja (satker) di
bidang pendidikan keagamaan dan sebagainya.
Dengan pertimbangan bahwa penyebaran Covid-19 masih cukup tinggi, Tim
Kunker Komisi VIII DPR RI terbagi antara yang menggunakan jalur darat dan udara.
Anggota Tim yang menggunakan jalur darat menggunakan kendaraan pribadi untuk
menuju Semarang dan sekitarnya, sedangkan Anggota Tim yang menggunakan
moda transportasi udara dijemput Protokol Pemprov di Bandara Achmad Yani
Semarang.
1. Pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Tengah
Pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo , SH.,
M.IP diselenggarakan di Aula Lantai 2 Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan
Pahlawan No 9 Semarang. Dalam kesempatan itu, Gubernur Ganjar
didampingi oleh Kepala Kanwil Kemenag Jateng H. Mustain Ahmad, SH., MH;
Kepala Dinas Sosial Jateng Harso Susilo; Kepala Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Bencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah Dra. Retno Sudewi, APT., M.Si., MM.
dan pejabat lainnya.
Dalam pertemuan ini, Gubernur Jateng meminta pertemuan
dilaksanakan tidak lebih dari 1 (satu) jam mengingat masih tingginya ancaman
penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah, termasuk di Semarang. Oleh sebab
itulah pertemuan dipersingkat dari waktu yang sudah dijadwalkan dan ruang
pertemuan juga menerapkan sirkulasi udara dari luar sehingga seluruh jendela
dibuka lebar.
Dalam paparannya, Gubernur Jateng menjelaskan bahwa Pemprov
Jateng telah mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan Covid-19
sebesar Rp2,2 Triliun yang digunakan untuk menangani bidang kesehatan,
sosial dan ekonomi. Anggaran ini diperoleh dari refocusing anggaran belanja
seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jateng.
Kemudian Gubernur Jateng juga menyampaikan program “Jogo
Tonggo” yakni program temporer untuk saling menjaga tetangga dengan
mengembangkan prinsip kemanusiaan dan gotong royong dalam
menanggulangi Covid-19. Program ini melibatkan seluruh sektor dengan
membentuk satgas sampai ke tingkat RW.
Gubernur Jateng mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jateng telah
membuka aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik namun masih terbatas
(new normal) dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Pemerintah Provinsi Jateng juga sedang menyusun penyelenggaraan
pendidikan keagamaan, meliputi Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah
Takmilyah, dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), serta lembaga
pendidikan keagamaan lainnya seperti sekolah agama Kristen, Katolik, Hindu
dan Budha.
Dalam pertemuan itu, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI memberikan
apresiasi atas kinerja yang ditunjukkan Gubernur Jateng dan jajarannya dalam
menanggulangi penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah. Tim Kunker Komisi VIII
DPR RI menyatakan siap membantu Gubenur Jateng apabila mengalami
hambatan dan kesulitan dalam hal penanggulangan Covid-19 di bidang yang
berkaitan dengan mitra kerja Komisi VIII DPR RI.
Seusai pertemuan, Ketua Tim Kunker Komisi VIII DPR RI menyerahkan
bantuan secara simbolis dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan
Covid-19 kepada Pemprov Jateng yang diterima oleh Gubernur Jateng.
Bantuan itu berupa Alat Perlindungan Diri (APD) seperti surgical mask,
googles, hazmat dan face shield.
2. Pertemuan di kampus UIN Walisongo Semarang
Dalam pertemuan di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo
Semarang, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI diterima oleh Rektor UIN
Walisongo Semarang Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag dan jajaran sivitas
akademika UIN Walisongo Semarang.
Dalam pemaparannya, Rektor UIN Walisongo Semarang menjelaskan
bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini semua kegiatan akademik dilakukan
dengan memenuhi standar protokol kesehatan, mulai dari kegiatan
pembelajaran, KKN dan konseling, bimbingan skripsi hingga prosesi wisuda
dilakukan secara daring/online.
Selain itu, UIN Walisongo Semarang juga menyiapkan platform e-
learning dan Video Conference Walisongo, akses jurnal dan perpustakaan
online di library.walisongo.ac.id, berlangganan fitur Microsoft 365,
berlangganan media zoom dengan kapasitas 1.000 orang, serta tentunya
internet gratis.
Untuk pengadaan sarana fisik, UIN Walisongo Semarang telah
menyiapkan tempat cuci tangan di setiap gedung, tanda pembatas/sekat/fiber
glass di semua fasilitas publik serta menerapkan sistem satu pintu masuk
untuk mempermudah pengecekan suhu tubuh dan penggunaan masker serta
pembatasan aktivitas di areal kampus.
Dari sisi anggaran, UIN Walisongo Semarang telah merealokasikan
anggaran DIPA untuk penanggulangan Covid-19 sebesar Rp 3 Miliar.
Anggaran ini akan dialokasikan untuk pengadaan kuota belajar bagi
pelaksanaan kuliah secara daring, pengadaan campus kit di era pandemi
seperti masker, hand sanitizer, thermogun, disinfektan, sabun cuci dan
vitamin, pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) di Klinik Pratama UIN
Walisongo serta untuk kegiatan sosialisasi tata kelola kepegawaian.
Menanggapi hal tersebut, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI
mengapresiasi atas langkah-langkah yang sudah dilakukan UIN Waluisongo
seraya mengingatkan bahwa kegiatan pembelajaran harus tetap berjalan
meski di masa pandemi Covid-19. Tim Kunker Komisi VIII DPR RI juga
meminta jangan sampai terjadi putus kuliah bagi mahasiswa yang orang
tua/walinya terdampak Covid-19.
3. Pertemuan di Kantor Pemerintah Kabupaten Kudus
Di kantor Pemerintah Kabupaten Kudus, Tim Kunker Komisi VII DPR RI
diterima oleh Plt. Bupati Kudus H. Hartopo, ST., MM., MH. dan jajaran
Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Kudus.
Dalam pemaparannya, Bupati Kudus mengatakan bahwa kasus Covid-
19 di Kabupaten Kudus sampai 20 Juli 2020 tercatat sebanyak 392 kasus,
terdiri dari 59 dirawat, 93 orang isolasi mandiri, 196 orang sembuh dan 46
orang meninggal dunia.
Menurut Bupati Kudus, Pemerintah Kabupaten Kudus telah membentuk
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dari tingkat Kabupaten hingga ke tingkat
Desa (Satgas Jogo Tonggo). Kemudian Satgas Covid-19 Kudus juga sudah
aktif melakukan screening untuk menemukan kasus Covid-19 di mall, pasar,
tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya.
Satgas Covid-19 Kudus juga berusaha melakukan rapid test dan
pemeriksaan Swab terhadap OTG, ODP, PDP serta mengoptimalkan peran
rumah sakit dan puskesmas dalam melakukan isolasi mandiri terhadap
mereka yang berkategori tanpa gejala atau gejala ringan.
Pemerintah Kabupaten Kudus telah mengalokasikan anggaran dari
APBD untuk menunjang penanggulangan Covid-19, seperti pengadaan APD,
rapid test dan peralatan kesehatan sebesar Rp 6,4 Miliar dan pemanfaatan
Dana Tak Terduga (DTT) sebesar Rp 540 Juta untuk karantina tenaga
kesehatan yang terpapar Covid-19.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Kudus juga telah menyalurkan
bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 baik melalui
bantuan Pemerintah Pusat (APBN), Pemerintah Provinsi (APBD Provinsi Jawa
Tengah) dan Pemerintah Kabupaten (APBD Kabupaten Kudus). Total bantuan
sosial ini, baik bantuan sosial tunai maupun bantuan sosial sembako, totalnya
senilai Rp 44,8 Miliar (data terlampir).
Namun penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Kudus juga masih
terkendala keterbatasan SDM dan fasilitas di semua RS rujukan, belum
terealisasinya insentif tenaga kesehatan, serta minimnya kesadaran
masyarakat dalam menaati protokol kesehatan.
Realisasi Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan Covid-19
Di Kabupaten Kudus
4. Pertemuan di Kampus IAIN Kudus.
Di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Tim Kunker
Komisi VIII DPR RI diterima oleh Rektor IAIN Kudus Dr. H. Mudzakir, M.Ag
beserta jajaran sivitas akademika IAIN Kudus.
Dalam pemaparannya, Rektor IAIN Kudus selain menjelaskan tentang
proses pembelajaran yang kini mengikuti protokol kesehatan, juga
menyatakan bahwa IAIN Kudus ingin melakukan transformasi menjadi
Universitas Islam Negeri (UIN).
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, IAIN Kudus sudah menyiapkan
Rencana Strategis (Renstra) dengan mengembangkan lahan dan
membangun gedung untuk menambah fakultas dan program studi (Prodi)
yang baru. Selain itu juga membangun laboratorium yang lengkap.
Keinginan untuk melakukan transformasi dari IAIN menjadi UIN tidak
terlepas dari potensi penerimaan mahasiswa yang sangat besar dengan rasio
1:7 atau peminat mencapai 23.000 orang tetapi yang diterima hanya 3.100
orang per tahun.
Menanggapi hal itu, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI mengingatkan
bahwa keinginan mewujudkan IAIN menjadi UIN jangan sampai melupakan
NO SUMBER DANA
KEGIATAN JUMLAH PENERIMA
JENIS BANTUAN
BESARAN BANTUAN
JANGKA WAKTU BANTUAN
TAHAP REALISASI
TOTAL (Rp)
1 APBN Bantuan sosial tunai
10.155 Uang tunai 600.000 3 BULAN 3 bulan 18.279.000.000
2 APBN Program sembako
21.257 Sembako 200.000 9 BULAN 4 bulan 17.005.600.000
3 APBD PROVINSI
JPS tahap 1 5.948 Sembako 200.000 3 BULAN 2 bulan 2.379.200.000
4 APBD PROVINSI
JPS tahap 2 6.030 Sembako 200.000 3 BULAN 1 bulan 1.206.000.000
5 APBD KABUPATEN
JPS tahap 1 4.424 Beras dan uang
200.000 3 BULAN 2 bulan 1.769.600.000
6 APBD KABUPATEN
JPS tahap 2 21.241 Beras dan uang
200.000 3 BULAN 1 bulan 4.248.200.000
TOTAL 69.055 44.887.600.000
tujuan utama mendirikan lembaga pendidikan yakni menciptakan lulusan yang
berkualitas dan memiliki daya saing.
BAB III
TEMUAN MASALAH PADA KUNJUNGAN KERJA
Dalam rangkaian pertemuan selama melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi
Jawa Tengah, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI menemukan berbagai masalah yang
terkait di bidang agama, sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
serta penanggulangan bencana. Temuan itu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Permasalahan di Bidang Pendidikan Keagamaan
Penyelenggaraan pendidikan di bidang agama pada masa pandemi
Covid-19 ini menjadi persoalan yang pelik. Satu sisi desakan untuk membuka
pendidikan keagamaan di Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah
maupun Lembaga Pendidikan Al-Qur’an di Jawa Tengah ini semakin kuat,
tetapi di sisi lain ancaman terhadap penyebaran Covid-19 di lembaga-
lembaga pendidikan keagamaan itu kian besar.
Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo mengaku mendapat
desakan dari banyak pihak untuk membuka kembali kegiatan di Pondok
Pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah dan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an
di Jawa Tengah. Namun desakan untuk tidak membuka dulu kegiatan di
lembaga-lembaga pendidikan agama itu juga tak kalah kuat karena mereka
ingin melindungi para kiai atau ustad yang menjadi guru mereka dari ancaman
Covid-19.
Menyikapi dilema itu, Gubernur Ganjar memberikan jalan tengah, yakni
mempersilakan Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah dan
Lembaga Pendidikan Al-Qur’an untuk membuka kembali kegiatan pendidikan
keagamaan mereka dengan syarat harus menerapkan protokol kesehatan.
Namun syarat ini tidak bisa diikuti karena banyak pesantren tidak memiliki
fasilitas memadai untuk menerapkan protokol kesehatan.
Oleh sebab itulah Gubernur Jawa Tengah belum mengizinkan
pendidikan keagamaan di Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah
dan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an untuk dibuka kembali. Alasannya, jika
dibuka maka penyebaran Covid-19 di lembaga-lembaga pendidikan
keagamaan tidak akan terkendali.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama para pemuka agama Islam
kini tengah menyusun tatanan normal baru untuk menjadi panduan bagi
penyelenggaraan pendidikan keagamaan. Bahkan bukan hanya untuk
pendidikan agama Islam tetapi juga lembaga Pendidikan agama Kristen,
Katolik, Hindu dan Budha.
Skema yang akan ditempuh adalah metode Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ). Namun pendidikan dengan menggunakan metode PJJ juga bukan
tanpa kendala. Selain harus dapat memastikan bahwa setiap santri atau siswa
di lembaga-lembaga pendidikan keagamaan itu memiliki alat komunikasi
seperti laptop, mereka juga menghadapi keterbatasan untuk menyediakan
kuota internet.
Hal yang sama dialami penyelenggara pendidikan di Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo
Semarang dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag
mengakui bahwa metode pembelajaran di UIN Walisongo harus dilakukan
secara daring (dalam jaringan) dan tidak secara luring (luar jaringan). Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi kontak fisik yang menjadi basis penyebaran
Covid-19.
Namun kendala lain juga dihadapi UIN Walisongo sebab banyak orang
tua/wali mahasiswa yang terdampak Covid-19 sehingga kehilangan
kemampuan finansial untuk membiayai kuliah anak-anak mereka. Oleh sebab
itulah UIN Walisongo memberikan pengurangan biaya Uang Kuliah Tunggal
(UKT) bagi mahasiswa yang orang tua/walinya terdampak Covid-19 demi
menghindari terjadinya putus kuliah.
Hal serupa disampaikan oleh Rektor IAIN Kudus Dr. H. Mudzakir, M.Ag
yang mengatakan mayoritas mahasiwa IAIN Kudus berasal dari kalangan
masyarakat menengah ke bawah yang rentan terdampak Covid-19. Karena
itu, Rektor IAIN memberikan kebijakan pengurangan UKT bagi mahasiswa
yang orang tua/walinya terdampak Covid-19.
2. Permasalahan dalam Penyaluran Bantuan Sosial
Persoalan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) memberi dampak serius pada penyaluran bantuan sosial di wilayah
Provinsi Jawa Tengah. Bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19
baik bantuan sosial tunai maupun bantuan sembako sering dipersoalkan
karena dianggap salah sasaran.
Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo mengakui bahwa data
penerima bantuan sosial harus senantiasa diverifikasi dan divalidasi
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011
tentang Penanganan Fakir Miskin.
Namun demikian, verifikasi dan validasi data yang harus dilakukan
secara berjenjang dari Desa/Kelurahan, ke Kecamatan, ke Pemerintah
Kabupaten/Kota, ke Pemerintah Provinsi dan kemudian ke Pemerintah Pusat
Cq. Kementerian Sosial RI menjadikan proses ini berlangsung cukup lama.
Padahal verifikasi dan validasi data harus segera diselesaikan untuk
mempercepat penyaluran bantuan sosial.
Bahkan Plt. Bupati Kudus HM. Hartopo, ST., MM., MH. menilai hasil
verifikasi dan validasi data yang dilakukan oleh Kementerian Sosial RI tidak
akurat sebab datanya masih mencantumkan nama-nama penerima yang
seharusnya sudah tidak layak menerima bantuan.
Menurut Bupati Kudus, untuk proses verifikasi dan validasi Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial maka Pemerintah Kabupaten Kudus Cq. Dinas
Sosial Kudus melakukan pemutakhiran data terhadap masyarakat terdampak
Covid-19. Proses pendataan ini dilakukan dengan melibatkan mulai dari Ketua
RT, Ketua RW, Kepala Desa, Camat hingga ke Pemkab Cq Dinsos Kudus.
Data hasil pemutakhiran ini diteruskan ke Pemerintah Provinsi Jateng
Cq Dinas Sosial Jateng untuk kemudian dilanjutkan ke Pusat Data dan
Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI. Setelah diverifikasi
dan divalidasi, data hasil verifikasi dan validasi oleh Kementerian Sosial ini
kemudian dikembalikan ke Pemkab Kudus.
Namun hasil verifikasi dan validasi yang dilakukan Kementerian Sosial
ini hanya melegitimasi data kemiskinan tahun 2014 sebab data nama dan
alamat (by name by address) yang disampaikan sama. Padahal mereka yang
6 tahun lalu masuk ke dalam data kemiskinan sekarang sudah hidup mapan
dengan memiliki kendaraan roda dua dan roda empat.
Oleh sebab itu, Bupati Kudus mengusulkan agar verifikasi dan validasi
DTKS tidak perlu sampai ke Kementerian Sosial tetapi cukup di tingkat
Kabupaten/Kota berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh para Ketua
RT setempat. Alasannya, Ketua RT yang paling mengetahui siapa saja yang
layak atau tidak layak mendapatkan bantuan sosial di wilayahnya.
Verifikasi dan validasi DTKS secara berjenjang dari Ketua RT hingga
ke Kementerian Sosial RI selain memperlambat proses pemutakhiran data
juga menjadikan akurasi datanya dipertanyakan. Ukuran kemiskinan atau
kriteria miskin yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial RI tidak bisa
dibakukan secara nasional sebab setiap daerah memiliki kriteria kemiskinan
tersendiri sesuai dengan karakteristik daerahnya masing-masing.
3. Permasalahan di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, alokasi
dana dekonsentrasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak untuk Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (DP3AP2KB) Jawa
Tengah sebesar Rp 726 Juta belum terealisasi akibat pandemi Covid-19.
Sedangkan dana dari APBD Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 4,7 Miliar
sudah terealisasi RP 1,6 Miliar.
4. Permasalahan dalam Penanggulangan Bencana
Di bidang penanggulangan bencana, khususnya bencana non-alam
yakni pandemi Covid-19, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Jawa Tengah telah melakukan percepatan penanganan Covid-19 dengan
sumber anggaran dari APBD Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 9,2 Miliar.
Dalam aspek kelembagaan, BPBD Jateng mengusulkan peninjauan
Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Dalam Permendagri ini
terdapat dua tipe BPBD yakni tipe A dan tipe B yang didasarkan pada tingkat
ancaman bencana. Namun kewenangan Kepala Pelaksana BPBD tipe B yang
setingkat Eselon III justru menyulitkan mereka berkoordinasi dengan Kepala
Dinas/Badan yang dijabat oleh pejabat setingkat Eselon II.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
A. Di Bidang Pendidikan Agama
Penyelenggaraan pendidikan keagamaan, baik di Pondok
Pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah maupun Lembaga Pendidikan Al-
Qur’an (TPQ) menghadapi dilema. Satu sisi pendidikan keagamaan
merupakan kebutuhan, tetapi di sisi lain penyelenggaraan pendidikan yang
tidak menerapkan protokol kesehatan justru menjadi ancaman penyebaran
Covid-19.
Oleh sebab itulah diperlukan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Tujuannya agar penyelenggaraan pendidikan keagamaan dapat tetap
dilaksanakan tetapi dengan mematuhi protokol kesehatan. Namun hal ini
juga harus dibarengi dengan insentif berupa pengurangan biaya kuliah dan
pemberian kuota gratis bagi siswa atau mahasiswa yang orang tua/walinya
terdampak Covid-19.
B. Di Bidang Sosial
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) merupakan tulang
punggung (backbone) keberhasilan Pemerintah dalam menyalurkan
bantuan sosial. Tanpa data yang terverifikasi dan tervalidasi, bantuan
sosial Pemerintah yang digelontorkan kepada masyarakat terdampak
Covid-19 akan tumpang tindih dan tidak tepat sasaran.
Karena itulah proses verifikasi dan validasi DTKS harus benar-
benar akurat dalam mendukung penyaluran bantuan sosial kepada
masyarakat terdampak Covid-19. Dengan demikian bantuan sosial yang
dibutuhkan oleh masyarakat terdampak Covid-19 ini dapat dilakukan
secara cepat dan tepat sasaran.
C. Di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Anggaran dari dana dekonsentrasi Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak RI untuk Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Bencana (DP3AP2KB) belum terealisasi akibat pandemic Covid-
19.
D. Di Bidang Penanggulangan Bencana
Aspek kelembagaan dari Badan Penanggulangan Bencana (BPBD)
menjadi point penting. Sesuai Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD bahwa Kepala Pelaksana
BPBD tipe B dijabat oleh Eselon III tetapi harus mengkoordinasikan
Dinas/Badan lain yang dipimpin oleh Eselon II.
2. Rekomendasi
A. Di Bidang Agama
i. Perlu dukungan anggaran, sarana dan prasarana dalam
pembelajaran jarak jauh (PJJ).
ii. Perlu pengurangan biaya kuliah seperti UKT (uang kuliah tunggal)
dan biaya kuliah lainnya.
iii. Perlu kuota gratis bagi siswa atau mahasiswa yang orang
tua/walinya terdampak Covid-19.
B. Di Bidang Sosial
i. Perlunya meningkatkan akurasi pemutakhiran Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS)
ii. Perlunya mempercepat proses verifikasi dan validasi DTKS agar
bantuan sosial dapat disalurkan dengan cepat.
iii. Perlunya mempertimbangkan verifikasi dan validasi dilakukan di
tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota saja.
C. Di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
i. Perlunya merealisasikan anggaran dari dana dekonsentrasi
Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak RI untuk Jawa
Tengah.
ii. Perlunya meningkatkan fokus perlindungan perempuan dan anak
yang terdampak Covid-19.
D. Di Bidang Penanggulangan Bencana
i. Perlunya anggaran yang memadai untuk penanggulangan Covid-19
di Jawa Tengah.
ii. Perlunya meningkatkan kelembagaan BPBD dari yang dipimpin oleh
Eselon III menjadi dijabat oleh pejabat Eselon II.
BAB V
PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja ke Jawa Tengah ini dibuat sebagai bahan
referensi dalam menjalankan tugas-tugas pengawasan pada bidang-bidang yang
terkait dengan Tugas Pokok dan Fungsi Komisi VIII DPR RI.
PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI
KETUA,
H. Yandri Susanto, S.Pt
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Tim Kunker Komisi VIII DPR RI diterima oleh Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH., M.IP di
Kantor Gubernur Jawa Tengah Jalan Pahlawan No. 9 Semarang
Tim Kunker Komisi VIII DPR RI menyerahkan bantuan secara simbolik dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Para Anggota Komisi VIII DPR RI sedang mengikuti pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Tengah
pada Kunker Reses di Semarang
Para Anggota Komisi VIII DPR RI sedang mengikuti pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Tengah
pada Kunker Reses di Semarang
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Tim Kunker Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Jawa Tengah juga melakukan pertemuan di Kampus
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang
Tim Kunker Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Jawa Tengah berfoto Bersama jajaran sivitas akademika
Univeritas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Tim Kunker Komisi VIII DPR RI ke Jawa Tengah juga melakukan pertemuan dengan
Pemerintah Kabupaten Kudus
Dalam kunjungan tersebut, Tim Kunker Komisi VIII DPR RI ke Jawa Tengah bertukar cendera mata
dengan Plt. Bupati Kudus HM. Hartopo, ST., MM., MH.
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Tim Kunker Komisi VIII DPR RI ke Jawa Tengah juga melakukan pertemuan dengan Rektor dan
jajaran sivitas akademika IAIN Kudus
Para Anggota Tim Kunker Komisi VIII DPR RI ke Jawa Tengah sedang mengikuti pertemuan dengan
jajaran sivitas akademika IAIN Kudus
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
Para Anggota Tim Kunker Komisi VIII DPR RI ke Jawa Tengah sedang mengikuti pertemuan dengan
jajaran sivitas akademika IAIN Kudus
Pertemuan diakhiri dengan penyerahan proposal dari IAIN Kudus yang ingin bertransformasi menjadi
Universitas Islam Negeri (UIN) Kudus