23
1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE PROVINSI SULAWESI BARAT RESES MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2010-2011 TANGGAL 11-14 APRIL 2011 KOMISI VIII DPR-RI JAKARTA 2011

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

1

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI

KE PROVINSI SULAWESI BARAT RESES MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2010-2011

TANGGAL 11-14 APRIL 2011

KOMISI VIII DPR-RI JAKARTA

2011

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

2

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Susunan Tim Kunjungan Kerja Ke Provinsi Sulawesi Barat B. Pertemuan Dan Obyek Kunjungan Kerja

II. HASIL KUNJUNGAN KERJA A. Bidang Agama B. Bidang Sosial C. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak D. Bidang Penanggulangan Bencana E. Peninjauan Lapangan

III. REKOMENDASI IV. PENUTUP

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

3

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI

KE PROVINSI SULAWESI BARAT MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2010-2011

TANGGAL 11-14 APRIL 2011

I. PENDAHULUAN

Komisi VIII DPR RI dalam Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang

2010-2011 melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Barat, mulai

tanggal 11-14 April 2011. Secara umum tujuan Kunjungan Kerja Komisi VIII

DPR RI ke Provinsi Sulawesi Barat adalah untuk mendapatkan masukan dalam

rangka tugas pengawasan, pelaksanaan APBN/APBD dan pelaksanaan

pembangunan di daerah. Dan secara spesifik untuk menyerap aspirasi yang

berkembang di masyarakat yang meliputi bidang agama, sosial, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, pengelolaan Zakat dan penanggulangan

Bencana di Provinsi Sulawesi Barat untuk dibicarakan dengan mitra kerja

terkait, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan di daerah.

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

4

A. SUSUNAN TIM KUNJUNGAN KERJA KE PROVINSI SULAWESI

BARAT

B. PERTEMUAN DAN OBYEK KUNJUNGAN KERJA DI PROVINSI SULAWESI BARAT

Senin, 11 April 2011

• Pertemuan dengan Gubernur, Kepala Dinas Sosial, Kakanwil Kemenag Sulbar, Biro Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Instansi terkait lainnya.

• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, 12 April 2011

• Pertemuan lanjutan dengan Gubernur, Kepala Dinas Sosial, Biro Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)

• Peninjauan ke Objek Sosial: LKM Kube Pertukangan

• Peninjauan ke Objek Pemberdayaan Perempuan, kerajinan bordir pakaian

• Peninjauan ke Objek Agama: Pertemuan di Pondok Pesantren Modern Rabu, 13 April 2011 Pertemuan dengan Kakanwil Agama dan jajarannya serta FKUB dan Tokoh Agama Kamis, 14 April 2011 Kembali ke Jakarta

NO NAMA TIM

FRAKSI KET

1. H. ABDUL KADIR KARDING, S.Pi. M.Si FKB KETUA TIM 2. H.SYOFWATILLAH MOHZAIB, S.Sos. PD ANGGOTA

3. DRA. HJ. RATU SITI ROMLAH, M.AG PD ANGGOTA 4. DRS. H. AS’AD SYAM, MM PD ANGGOTA 5. ANITA YACOBA GAH, SE PD ANGGOTA 6. H. SAYED FUAD ZAKARIA, SE PG ANGGOTA 7. MH SAID ABDULLAH PDI-P ANGGOTA

8. MANUEL KAISIEPO, S.IP PDI-P ANGGOTA 9. HJ. HERLINI AMRAN, MA PKS ANGGOTA

10. H. AMRAN, SE PAN ANGGOTA 11. DRS. H. ZAINUT TAUHID SA’ADI PPP ANGGOTA

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

5

II. HASIL KUNJUNGAN KERJA Provinsi Sulawesi Barat adalah pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004 pada 5 Oktober 2004, sebagai Provinsi yang ke-33 di Indonesia dengan Ibukota di Mamuju. Jumlah penduduk : 1.158.336 Jiwa Kepadatan : 61,49 Jiwa/Km² Pemerintahan : 5 Kabupaten,

69 Kecamatan, 603 Kelurahan,

Luas Wilayah Darat : 16.990,77 Km² Luas Perairan : 20.342,00 Km² Panjang Pantai : 677 Km Jumlah Pulau : 31 Pulau Petani : 61,57 % Nelayan : 4,77 %

A. BIDANG AGAMA Realisasi APBN dan APBD Bidang Agama Realisasi APBN dan APBD Bidang Agama Tahun 2010 dan 2011 di Provinsi Sulawesi Barat adalah sebagai berikut:

Tahun 2010 Fungsi Pelayanan Umum : 26.777.622.655 (123,33 %) Fungsi Agama : 7.303.199.891 (97,56 %) Fungsi Pendidikan : 120.443.009.404 (98,54 %) Fungsi Perlindungan Sosial : 48.300.000 (96,60 %) Jumlah : 154.572.131.950 (102.04 %)

Tahun 2011 Pada Tahun 2011 hingga Triwulan I telah terealisasi : 21.062.993.375 (12,50 %)

Pendidikan Agama dan Lembaga Pendidikan Keagamaan

Sehubungan dengan upaya pemerintah menuntaskan program wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama disaksikan oleh Menteri Koordinasi Bidang kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia pada Tanggal 30 Maret 2000, menandatangani surat kesepakatan bersama Nomor; I/U/KB/2000 dan Nomor: MA/86/2000, memberikan kesempatan pada pondok pesantren Salafiyah untuk dapat ikut menyelenggarakan pendidikan dasar sebagai upaya mempercepat

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

6

pelaksanan program wajib belajar pendidikan dasar diseluruh Indonesia, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kesepakatan bersama tersebut dilanjutkan dengan Keputusan bersama antara Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama dan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. E/83/2000 dan 166/c/DS/2000, Disusunlah sebuah Pedoman Pelaksanaan Pondok Pesantren Salafiyah sebagai Pola wajib Belajar Pendidikan Dasar. Tujuan dari Program ini adalah meningkatkan peran serta pondok pesantren Salafiyah dalam penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun bagi para peserta didik (santri), sehingga para santri diakui setara dengan SD/MI dan SLTP/MTs dan mendapat kesempatan yang sama untuk melanjutkan belajar kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kendala yang dihadapi pada penyelenggaraan Wajar Dikdas 9 tahun antara lain: 1. Tidak tersosialisasinya program Wajar Dikdas 9 tahun secara merata,

sehingga masih terdapat beberapa pihak yang tidak mengakui lulusan-lulusan pesantren salafiyah, padahal program Wajar Dikdas ini merupakan skala prioritas bagi Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional RI telah serta telah mendapat payung/pegangan hukum.

2. Program Wajar Dikdas ini terkendala pada persoalan data yang akurat, dan tidak didukung oleh fasilitas yang ada, juga data yang cenderung berubah di setiap waktu. Sebagaimana syarat untuk menyelenggarakan program wajar dikdas ini, sehingga dibutuhkan updating data yang berkesinambungan dan didukung oleh SDM yang handal dan profesional.

3. Walaupun pemerintah telah mengakui terhadap penyelenggaraan program

Wajar Dikdas ini, tetapi pelaksanaannya dilapangan banyak menemukan masalah mulai dari akurasi data yang lemah, organisasi kelembagaan, sarana dan prasarana yang tidak mendukung serta pelaksanaan ujian di pondok pesantren salafiyah yang tingkat kelulusannya masih rendah.

4. Pada sisi lain, program wajar dikdas 9 tahun yang tingkat kelulusannya

kurang memberikan kompetensi berkualitas yang setara dengan lulusan sekolah/madrasah yang salah satunya siasumsikan pada msih minimnya tingkat kualitas tenaga pengajar dan kurangnya tingkat kesejahteraan tenaga pengajar pada bantuan insntif ataupun bantuan fungsional tenaga pengajar mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia.

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

7

Kerukunan Umat Beragama Potensi kerukunan antarumat beragama: a. Adanya FKUB sebagai wadah/jembatan dalam berdialog antarumat

beragama, adanya pertemuan-pertemuan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda difasilitasi oleh Kementerian Agama Prov. Sulbar dan diwakili oleh setiap agama.

b. Adalah penghayatan pada nilai-nilai keagamaan yang dianut setiap agama, kearifan-kearifan lokal sebagai pranata dalam bermasyarakat.

c. Tingginya tingkat toleransi antar umat beragama d. Tingginya rasa kekeluargaan, adat istiadat, budaya Sulbar yang menjunjung

musyawarah. e. Masyarakat yang agamis memberi peluang besar dikembangkannya

kehidupan agama yang dinamis bagi pembangunan nasional.

Forum-forum yang dikembangkan dalam rangka membangun kerukunan antarumat beragama: 1.Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di tingkat Provinsi dan Kabupaten,

yang terdiri dari perwakilan Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha 2. Majelis Ta'klim 3. Organisasi Keagamaan dan Masyarakat Alokasi anggaran dalam upaya peningkatan kerukunan umat beragama: APBN melalui DIPA Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2011: 1. Pemberdayaan KUB, bantuan operasional FKUB Tingkat Provinsi dengan

Anggaran sebesar Rp. 30.000.000,- 2. Pembinaan Umat Beragama (Dengar Pendapat Antar Tokoh Agama se

Sulawesi Barat) dengan Anggaran sebesar Rp. 50.000.000,- 3. Pembinaan Kerukunan Umat Beragama di 5 Kabupaten, dengan Anggaran

sebesar Rp. 81.000.000,- Permasalahan/hambatan bidang agama: a. Anggaran yang tersedia belum maksimal, khususnya di bidang urusan

agama. b. Komunikasi dan mobilisasi belum lancar karena sarana dan prasarana

yang ada belum memadai. c. Tenaga sukarela yang ada masih sangat minim d. Tenaga penyuluh fungsional yang PNS masih sangat minim e. Insentif bagi tenaga sukarela masih sangat minim (Rp 100.000,-/orang/bulan) f. Tidak adanya alat transportasi (roda dua dan roda 4) dalam pembinaan umat

dan pengambilan data yang up to date.

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

8

g. Letak geografis obyek binaan yang jauh tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

h. Terbatasnya kuota bantuaan peribadatan dari pemerintah daerah/pusat. Badan Amil Zakat Pelaksanaan Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat dan Keputusan Menteri Agama RI No. 531 tahun 1999 tentang petunjuk dan pelaksanaannya, maka BAZ Prov. Sulawesi Barat dalam pelaksanaannya mengacu pada Keputusan Gubernur Sulawesi Barat No. 361 tahun 2007 tentang pengangkatan pengurus Badan Amil Zakat Provinsi Sulawesi Barat Periode 2007 – 2010 dan Keputusan Gubernur Sulawesi Barat No. 362 tahun 2007 tentang pengumpulan Zakat, Infaq dan Sadaqah lingkup pemerintah Prov. Sulawesi Barat sehingga terbentuk 43 UPZ (Unit Penerima Zakat) pada Instansi/Lembaga/Badan Usaha tingkat Provinsi Sulawesi Barat (Pemda Provinsi, Dinas, Badan,Biro, Kanwil dan sebagainya) dengan menunjuk satu orang petugas sebagai bendaharawan penerima zakat. Kemampuan Pemerintah Daerah dalam memaksimalkan potensi BAZ, masih sebatas pengadaan Kantor tempat beroperasinya Lembaga BAZ untuk melaksanakan pengelolaan Administrasi, rapat-rapat pengurus dalam rangka melaksanakan sosialisasi zakat kepada masyarakat dan karyawan Tingkat Provinsi namun masih berjalan apa adanya, belum bisa secara maksimal karena disebabkan dukungan dana operasional sebagaimana yang diamanahkan Undang-Undang No. 30 tahun 1999 belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Potensi zakat di Provinsi Sulawesi Barat yang berjalan hanya sebagian para pegawai yang menyertakan zakat, infaq dan sadaqahnya melalui Badan Amil Zakat Provinsi sehingga pengurus telah menyusun rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Zakat di Sulawesi Barat yang saat ini sudah diserahkan kepada DPRD untuk dijadikan hak inisiatif DPRD dalam rangka penetapan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Adapun pendayagunaannya dan pengelolaannya adalah : a. 70 % bersifat produktif yang mendukung usaha-usaha ekonomi masyarakat

yang mampu meningkatkan pendapatan Mustahik (penerima zakat) b. 30 % bersifat konsumtif sebagai cadangan yang sewaktu-waktu di lepas bila

terjadi bencana atau musibah untuk operasi pasar.

Sertifikasi Tanah Wakaf Mengenai pelaksanaan pengsertifikatan harta benda wakaf (tanah, gedung dan lain-lain) di Provinsi Sulawesi Barat masih belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena terjadi diskomunikasi anggaran antara Badan Pertahanan

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

9

Nasional dengan Kementerian Agama, disatu sisi Anggaran sertifikasi tanah wakaf di Kementerian Agama masih bersifat bantuan, disisi lain pihak Badan Pertanahan Nasional dalam menetapkan biaya sertifikasi tanah wakaf itu bervariasi setiap daerah. Agar sertifikasi tanah wakaf di Sulawesi Barat bisa berjalan dan selesai dengan baik hendaknya di dukung oleh anggaran operasional yang memadai dan perlu peninjauan ulang terhadap SKB lama. Upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dalam mengsosialisasikan Undang-Undang tentang wakaf, telah menganggarkan melalui DIPA baik di Tingkat Pusat, Kanwil maupun Kementerian Agama Kabupaten melalui program-program orientasi, pembinaan langsung ke daerah-daerah atau pemberian dana tunai kepada para Nashir untuk segera menyelesaikan sertifikasi tanah wakaf. Penyelenggaraan Ibadah Haji Pelayanan penyelenggaraan haji di tanah air khususnya di Sulawesi Barat mulai dari pengaturan kuota, pendaftaran dan pelunasan, penyelesaian administrasi dan dokumen, bimbingan manasik haji, penyiapan petugas, pengelompokan dan penyediaan angkutan, akomodasi di embarkasi serta operasional pemberangkatan dan pemulangan dapat dikatakan seluruhnya telah berjalan dengan lancar. Adapun catatan penting yang perlu mendapat perhatian tahun ini antara lain: Kuota: Kuota Provinsi Sulawesi Barat tahun 1431 H/2010 M masih tetap berjumlah 1429 orang yang dibagi ke dalam alokasi kuota Kabupaten sesuai Keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 189 Tahun 2010 tanggal 8 Maret 2010, sbb : 1. Kab. Mamuju : 416 orang 2. Kab. Majene : 154 orang 3. Kab. Polman : 500 orang 4. Kab. Mamasa : 109 orang 5. Kab. Mamuju Utara : 154 orang Meskipun kuota Provinsi Sulawesi Barat telah dibagikan ke seluruh kabupaten Berdasarkan SK Gubernur Sulbar akan tetapi hampir seluruh kabupaten menginginkan adanya kuota tambahan. Paspor haji: 1. Pada tahun 2008 Jamaah haji masih menggunakan paspor yang diterbitkan

oleh Kementerian Agama (Paspor coklat). 2. Namun sejak tahun 2009 melalui Edaran Kementerian Haji Arab Saudi agar

jamaah haji menggunakan Paspor Internasional (Paspor Hijau), yang

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

10

diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, dalam hal ini Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia, untuk Provinsi Sulawesi Barat terdapat dua Kantor Imigrasi yaitu di Polewali Mandar yang melayanani sekitar 861 calon jamaah haji yang terdiri dari Kab. Polewali Mandar, Majene dan Mamasa. Sedangkan untuk Kanim Mamuju melayanai sekitar 570 calon jamaah haji yang terdiri dari Kab. Mamuju dan Mamuju Utara.

3. Dibeberapa daerah masih ditemukan adanya penyalahgunaan paspor Internasional yang semestinya bukan haknya, sehingga perlu dilakukan pengamanan berlapis di daerah yaitu dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak imigrasi serta aparat penyelenggara haji di Kabupaten/Kota.

Bimbingan Manasik: 1. Bimbingan Manasik yang dilakukan oleh KUA sebanyak 11 kali

pertemuan dan dirasakan belum maksimal hal ini diakibatkan antara lain: a. minimnya pemahaman jamaah tentang pentingnya bimbingan

manasik. b. Banyaknya calon jamaah haji yang meletakkan bimbingan jamaah

haji di KBIH. c. Minimnya pengetahuan dan koordinasi dengan tokoh-tokoh agama di

Kecamatan tentang Bimbingan manasik. 2. Frekuensi bimbingan manasik di daerah belum mampu melahirkan

kemandirian jamaah sehingga dipandang perlu mengoptimalkan peran KUA Kecamatan untuk melaksanakan bimbingan manasik haji sebanyak 11 kali dan Kandepag Kabupaten sebanyak 4 kali. Di samping itu pula calon jamaah haji dapat bergabung ke dalam Kelompok Bimbingan Ibadah haji (KBIH) yang telah mempunyai Surat Izin Operasional (SIO) dari Kementerian Agama.

3. Bimbingan manasik sebaiknya dilakukan perombongan dengan sistem wilayah dengan peran serta KUA dan tokoh-tokoh agama yang mempunyai pemahaman haji yang baik.

4. Pembimbingan ibadah di jamaah oleh KBIH, pada umumnya bersifat eksklusif dan terlalu banyak mencampuri kebijakan – kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, hal ini sangat berimbas pada tidak mandirinya para jamaah haji kepada petugas yang menyertai jamaah di kloter bahkan hal ini berlanjut sampai di Arab Saudi.

5. Para petugas yang telah ditetapkan menjadi petugas dikloter agar sedini mungkin dapat ikut serta di bimbingan manasik di setiap bimbingan di kloter, sehingga mampu beradaptasi di tengah-tengah jamaah yang akan dipimpinnya, hal ini bisa dilakukan jikalau dalam penetapan kloter dilakukan lebih awal.

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

11

Transportasi Lokal:

1. Untuk Kabupaten se Sulbar yang terdiri dari Kabupaten Mamasa, Polewali Mandar dan Majene masih menggunakan angkutan darat yaitu transportasi Bus dari daerah ke embarkasi Makassar.

2. Untuk Kabupaten Mamuju Utara transportasi yang digunakan adalah penerbangan Udara dari Sulawesi Tengah ke Embarkasi Makassar.

3. Untuk Kabupeten Mamuju pada tahun ini telah melakukan terobosan yang cukup signifikan dengan melakukan penerbangan perdana dengan menggunakan pesawat boing 737 untuk mengangkut calon jamaah haji di Kab. Mamuju. Masalah penerbangan Calhaj di Kab. Mamuju yang Tahun 2010 ini mendapatkan porsi 416 atau 1 kloter lebih (1 Kloter 365 termasuk petugas) pada tahun ini dapat dilakukan hal ini dikarenakan adanya keinginan yang cukup kuat dari pemerintah daerah baik di Provinsi Sulbar dan Pemerintah daerah di Kabupaten Mamuju dengan melakukan percepatan pembenahan runway di Lapangan Tampa Padang. Keberhasilan ini antara lain : a. Kesiapan landasan tampa padang untuk pendaratan pesawat yang

daya angkutnya lebih 100 orang dan telah dilakukan pengkajian dari Kementerian Perhubungan Udara yang melihat secara langsung kondisi Bandara.

b. Terlaksananya Penerbangan Mamuju - Makassar dengan menggunakan pesawat Boeing 737 type 200 dengan 120 seat maka jumlah penerbangan yang disiapkan adalah 3 x penerbangan setiap harinya yang awal penerbangannya menggunakan jenis pesawat kecil dengan kapasitas 70 seat (2 X penerbangan pada saat pemberangkatan).

c. Respon masyarakat cukup baik khususnya para calhaj dengan adanya penerbangan jamaah haji dari Mamuju ke Makassar apalagi adanya subsidi transportasi dari pemerintah daerah kepada biaya penerbangan tersebut.

d. Mengkaji kembali MoU yang disepakati agar semua pihak dapat mentaati dan menyepakati MoU yang dibuat sehingga hal hal tidak diinginkan dapat diselesaikan.

Pelayanan Kesehatan: 1. Hasil Evaluasi pada penyelenggaraan haji 2010 bahwa pelayanan

kesehatan khususnya pelayanan Vaksinasi yang dilakukan oleh dinas kabupaten terjadi keterlambatan didalam pelayanan Vaksinasi tersebut. berkenaan dengan hal tersebut maka untuk lebih baik didalam pelayanan tersebut diharapkan Dinas Kabupaten perlu berkoordinasi di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Agama baik di tingkat Kab maupun di tingkat Provinsi, agar pelayanan kepada calhaj bisa lebih Maksimal.

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

12

2. Berkenaan dengan Pelayanan kesehatan pada tahun 2009 banyak para Calhaj yang mempertanyakan tentang aturan pengenaan biaya untuk pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan darah, jantung dan lain-lain namun pada tahun ini masih ditemukan adanya pengenaan biaya tambahan untuk pemeriksaan kesehatan tersebut, maka untuk menghindari keresahan tersebut perlu diberikan penjelasan melalui Surat edaran dari menteri Kesehatan tentang biaya yang akan ditanggung oleh jamaah haji, agar setiap pertanyaan tentang hal ini dapat dijadikan tolak rujuk sehingga tidak keliru dalam memberikan penjelasan kepada Calhaj.

3. Pada tahun 2010 banyak Calhaj yang terdeteksi di Embarkasi sebagai jamaah yang beresiko Tinggi atau RISTI serta calon jamaah yang secara kasat mata sudah kelihatan sakit namun tetap dipaksakan untuk berangkat ke Arab Saudi.

4. Perlu ketelitian dan keauratan pemeriksaan kesehatan mulai dari puskesmas, rumah sakit daerah dan poliklinik di Embarkasi Makassar.

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENINGKATAN DI ARAB SAUDI

Secara umum pelaksanaan operasional haji di Arab Saudi sudah berjalan dengan baik, sekalipun pada tahun 2010 terdapat beberapa catatan penting yang menjadi kendala utama demi perbaikan dan penyempurnaan penyelenggaraan haji ditahun-tahun akan datang. 1. Pemondokan

Bahwa Jamaah Haji Provinsi Sulawesi Barat berada sekitar 63,84 % pemondokan jamaah haji di Makkah berada di ring I dengan jarak maksimal 1.400 M non bus dan 34,16 % pemondokan berada diring II dengan jarak maksimal 3.000 M s/d 8.000 M walaupun ada pemondokan yang cukup jauh bahkan ada yang mencapai 8 km bahkan 15 Km dari Masjidil Haram, namun untuk Provinsi Sulawesi Barat yang mendapatkan jumlah porsi sebanyak 1429 yang terbagi ke dalam 5 kloter termasuk didalamnya 1 kloter gabungan, tidak mengalami kendala yang cukup berarti di dalam penempatan maktab. Kendala yang juga terjadi di kloter adalah adanya perubahan nomor rumah yang telah diketahui di tanah air namun setelah tiba di Makkah terjadi perubahan, serta terpisahnya 1 kloter di tiga perumahan (hotel) yang berbeda dan jarak cukup jauh serta dipisahkan oleh jalan, maka hal ini tentu sangat menyulitkan petugas didalam melakukan pemantauan baik terhadap kondisi kesehatan jamaah maupun terhadap penyediaan makananan.

Page 13: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

13

Jauhnya wilayah yang ditempati jamaah haji kita juga disebabkan sebagai berikut : � Akibat perluasan Masjidil Haram.

• Adanya Eksploitasi dari pemilik – pemilik pemondokan untuk menaikkan harga secara sepihak.

• Tidak adanya standarnisasi dari pemerintah Saudi Arabia tentang harga sewa rumah.

2. Katering Jamaah Haji

Pelaksanaan catering tahun ini dapat berjalan baik sekalipun masih memerlukan penyempurnaan terhadap menu baik di Makkah, Madinah yang lebih bervariasi dan peningkatan disiplin jamaah untuk membudayakan antre perkloter. Hal lain yang menyebabkan persoalan didalam pendistribusian katering adalah terlambatnya penjemputan bus yang berkisar sampai 2 sampai dengan 5 jam sehingga jamaah begitu tiba di Maktab makanan tidak tersedia lagi.

3. Non Kloter Pada tahun 2006 dan 2007 Provinsi Sulawesi Barat diberikan jatah non Kolter 6 orang, namun pada tahun 2008, 2009 dan 2010 jatah non kloter berkurang menjadi 2 orang termasuk didalamnya direkrutnya petugas non kloter dari KUA teladan sehingga hanya 1 petugas yang berasal dari Bidang Penyelenggaraan Haji walaupun porsi tersebut jelas diperuntukkan untuk tenaga siskohat. Berkenaan dengan hal tersebut diharapkan Kementerian Agama RI dapat memberikan tambahan terhadap jatah Non Kloter dari 2 menjadi 4 sehingga pelayanan didalam penyelenggaraan haji dapat berjalan dengan maksimal.

4. Transportasi Di Arab Saudi Permasalahan transportasi di Arab Saudi seperti Mekkah, Arafah dan Mina masih menjadi salah satu kendala dari sekian banyaknya kendala dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Agar tidak hal ini tidak kembali terulang, maka Kementerian Agama dapat bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini pihak Kementerian Perhubungan, untuk menangani transportasi jemaah haji, walaupun Kementerian Agama telah membuat tim dengan Dirjen Perhubungan Darat namun masih dirasakan kurang maksimal, hal ini ditandai dengan semrawutnya penyiapan transportasi jamaah seperti bus yang tidak ada,

Page 14: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

14

berebutnya jamaah / serta banyaknya jamaah yang mengklaim bahwa bus diperuntukkan untuk daerah tertentu saja. Permasalahan yang banyak ditemui dalam transportasi tersebut adalah sebagai berikut : a. kendaraan yang digunakan para jamaah banyak yang kesasar hal ini

disebabkan para pemandu banyak yang tidak mengetahui jalan-jalan di Arafah maupun di madinah.

b. Terlambatnya bus disaat berangkat dan pulang ke Maktab. c. Bus yang disediakan kurang sebagai contoh dalam satu kloter

terdapat 355 jamaah namun hanya disediakan bus sebanyak 4 buah sehingga jamaah saling berdesak-desakan atau sambil berdiri.

Tahun lalu transportasi jemaah haji di Arab Saudi hanya ditanggulangi oleh Kemenag dan pihak perhubungan Darat, maka di tahun 2011 diperlukan kajian yang lebih dalam tentang kesiapan transportasi darat dengan melibatkan pemerintah Arab Saudi. Sedangkan transportasi udara secara umum berjalan dengan baik walaupun sempat terjadi delayed (keterlambatan) pada saat pemulangan namun itu semua masih dapat ditoleransi dengan keterlambatan yang terjadi hanya berkisar 1 sampai dengan 2 jam. Bantuan yang disampaikan oleh Komisi VIII DPR RI Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI pada saat kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Barat menyampaikan bantuan dari Kementerian Agama dengan rincian sebagai berikut: Direktorat Madrasah, Ditjen Pendis Rp. 1.085.000.000,- Direktorat Pondok Pesantren, Ditjen Pendis Rp. 60.000.000,- Bimas Kristen Rp. 60.000.000,- Bimas Katholik Rp. 100.000.000,- Bimas Hindu Rp. 50.000.000,- Total Rp. 1.355.000.000,-

Page 15: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

15

B. BIDANG SOSIAL

Realisasi keuangan Dinas Sosial Prov. Sulawesi Barat TA. 2010 dan TA. 2011 yaitu:

1. APBD TA. 2010 Dinas Sosial Prov. Sulbar memperoleh anggaran APBD sebesar Rp 6.447.478.395,- realisasi sebesar Rp 6.082.009.618,- atau sebesar 93,89 %. Penilaian pencapaian kinerja 100 % meskipun terdapat penghematan anggaran.

2. APBN TA. 2010 sebesar Rp 8.554.204.000,- realisasi sebesar Rp.8.052.068.902,- atau 94,13 %. Pencapaian kinerja sebesar 100 % meskipun terdapat penghematan anggaran.

3. APBD TA. 2011 Dinas Sosial Prov Sulbar memperoleh anggaran APBD sebesar Rp 7.242.472.250,- realisasi sebesar Rp 633.174.224,- atau sebesar 8,7 % per bulan maret 2011.

4. APBN TA. 2011 sebesar Rp. 9.878.542.000,- realisasi sebesar Rp.968.842.000,- atau 9,81 % per bulan maret 2011.

Permasalahan sosial: 1. Bidang pemberdayaan sosial - Berdasarkan data BPS tahun 2010, jumlah penduduk di Prov. Sulbar

sebanyak 1.158.336 jiwa, dengan angka kemiskinan relatif cukup tinggi yaitu sekitar 13,58 %, sehingga diperlukan upaya yang lebih intensif agar angka kemiskinan di daerah ini dapat semakin menurun. Kube dan UEP merupakan salah satu upaya pemerintah yang terbukti dapat menekan angka kemiskinan di Prov. Sulbar. Namun keterbatasan anggaran menjadi faktor pembatas selama ini. Adapun realisasi Kube dan UEP tahun 2010 yang berasal dari APBN sebanyak 86 kelompok dan 130 kelompok 216 dari APBD.

- Masih kurang akuratnya data penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

- Kurangnya kesejahteraan terhadap keluarga pahlawan dan veteran. - Masih rendahnya pemberdayaan populasi KAT di Prov. Sulbar. Dari total

1.400 KK, baru 317 KK yang telah diberdayakan, sisanya 1083 KK belum diberdayakan. Tahun 2011 akan diberdayakan lagi sebanyak 50 KK.

- Program keluarga harapan belum dialokasikan oleh pemerintah pusat - Program kegiatan sosial anak (KSA) belum dialokasikan oleh pemerintah

pusat

2. Bidang perlindungan dan jaminan sosial - Bencana alam/sosial sulit untuk dideteksi sehingga diperlukan kesiapsiagaan

tagana. - Dampak dari bencana alam/sosial menimbulkan kerugian bagi masyarakat

sehingga korban bencana alam/sosial perlu mendapat bantuan bahan bangunan rumah dan logistik.

Page 16: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

16

3. Bidang rehabilitasi sosial Sejak otonomi daerah diberlakukan praktis berbagai kewenangan pusat berpindah ke daerah. Perubahan ini membawa konsekuensi terhadap pembinaan dan pengembangan panti asuhan. Perkembangan panti asuhan di Prov. Sulbar pasca otonomi daerah relatif cukup baik. Namun disisi lain, keterbatasan anggaran (APBD) yang di alokasikan menjadi faktor pembatas dalam meningkatkan peran dan fungsi panti asuhan tersebut. Oleh karena itu diperlukan sharing anggaran yang proporsional antara pemerintah Prov. Sulbar dengan pusat agar pembinaan dan pengembangan panti asuhan dapat di maksimalkan. Adapun jumlah anak terlantar di Prov. Sulbar sebanyak 3.020 orang dengan jumlah lembaga kesejahteraan sosial anak (panti) 45 unit. Dari jumlah anak tersebut hanya 1.217 orang yang dapat ditampung. Usulan prioritas Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012: 1. Percepatan pemberdayaan komunitas adat terpencil (populasi KAT 1.400

KK, yang mendapat bantuan 2011 sebanyak 367 KK sisa 1033 KK. 2. Program kesejahteraan sosial anak (PKSA) sesuai inpres nomor 13/2010

tentang program pemberdayaan yang berkeadilan yg terdiri dari: anak balita (AB), anak jalanan (Anjal), anak terlantar (Antar), anak dengan kekerasan (ADK), anak memerlukan perlindungan hukum (AMPH), dan anak yang berhadapan dengan hukum (ADH).

3. Program keluarga harapan (PKH) 4. Pembentukan kampung siaga bencana 5. BBR untuk korban bencana 6. Dana keserasian sosial 7. Data penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Bantuan yang disampaikan oleh Komisi VIII DPR RI Komisi VIII DPR-RI saat menjalankan tugas Dewan dalam Kunjungan Kerjanya menggelontorkan dana bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat di Provinsi Sulawesi Barat. Bantuan Dana sebesar 4.9 miliar rupiah yang bersumber dari dana Dekonsentrasi Kementerian Sosial tahun anggaran 2011 merupakan wujud kepedulian lembaga DPR-RI terhadap masyarakat Sulbar. Dana tersebut, selain digunakan untuk membantu pengusaha kecil dalam rangka meningkatkan perekonomiannya juga diberikan untuk para penyandang cacat berupa Jaminan Sosial Penyandang Cacat (JSPACA), para lanjut usia (lansia) dengan bentuk Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU) dan anak melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).

Page 17: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

17

Dana bansos terdiri dari Jaminan Sosial Penyandang Cacat ( JSPACA ) sebesar 482.400.000 rupiah diberikan kepada 134 orang penyandang cacat yang tersebar di beberapa kabupaten, dengan besaran untuk perorang 300.000 rupiah per bulan, kemudian Jaminan Sosial Lanjut Usia ( JSLU ) dengan total bantuan sebesar 360.000.000 rupiah akan diberikan kepada 100 orang Lansia yang tersebar di dua kabupaten provinsi Sulbar, yaitu Mamuju dan Polewali Mandar. dengan besaran 300 ribu rupiah per orang yang diberikan selama satu tahun. Sedangkan bansos untuk anak dialokasikan sebesar 598.965.000 rupiah disalurkan melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak ( LKSA ) terdiri dari: 10 LKSA di Mamuju, 8 LKSA di Majene, 12 LKSA di Polewali Mandar dan 6 LKSA di Mamasa. Sedangkan Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) untuk Kelompok Usaha Bersama ( KUBE) dianggarkan sebesar 1.8 miliar rupiah untuk 60 KUBE yang ada di Mamasa dan Mamuju Utara. Masing – masing menerima 30 juta rupiah, dan bantuan untuk pertumbuhan 1,7 miliar dengan alokasi 20 juta rupiah untuk satu KUBE, diberikan kepada 85 KUBE yang tersebar di lima kabupaten. Sebanyak 14 KUBE di Majene, 18 KUBE di Mamasa, 22 KUBE di Mamuju, 26 KUBE di Polewali dan 5 KUBE di Mamuju Utara.

C. BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Permasalahan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Situasi dan kondisi Anak di wilayah Sulawesi Barat dalam 3 Tahun terakhir khususnya yang berkaitan Gizi Buruk sudah menurun (Data dari Dinas Kesehatan Prov.Sulbar). Secara Struktural Kelembagaan, Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sulawesi Barat mulai tahun 2009, berdasarkan Perda No.4 Tahun 2009 tanggal 16 Januari 2009, sebelumnya berada di Sekretariat Provinsi Sulawesi Barat, pada Biro Kesejahteraan Rakyat dan Pemberdayaan Perempuan.

Tindak kekerasan terhadap perempuan/anak belum terjangkau dengan pendataan yang akurat. Belum tersedianya data terpilah menurut jenis kelamin sehingga sulit menentukan kebijakan yang tepat untuk gender dan PA. Anggaran yang disediakan pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi kesenjangan gender dan program-program pemberdayaan perempuan dan PA masih dirasakan kurang.

Page 18: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

18

Kurangnya data dan informasi, baik kuantitatif maupun kualitatif tentang data terpilah penyebab buta aksara perempuan, rendahnya rata-rata lama sekolah, masih relatif rendahnya akses dan partisipasi perempuan terhadap Informasi dan Teknologi (IT) Hambatan yang dialami baik dalam upaya percepatan penurunan AKI, AKB, PP-ASI, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA dan penyebaran HIV/AIDS pada perempuan diantaranya adalah masalah yang terkait dengan tata nilai sosial dan penafsiran ajaran agama dalam sebagian masyarakat yg belum sejalan dengan KKG serta masih rendahnya partisipasi pria, keluarga dan masyrakat dalam penghormatan dan pemenuhan hak reproduksi perempuan. Rendahnya pendidikan perempuan dan masih terbatasnya lapangan kerja formal bagi perempuan disamping masih adanya anggapan umum dalam masyarakat bahwa peran perempuan adalah di ruang domestik dan pendapatan perempuan dianggap sebagai pendapatan keluarga, sehingga perempuan mendapat bagian pekerjaan yang sifatnya marginal, tidak permanen dan berubah-ubah. Masih adanya Pimpinan Parpol yang belum Responsif Gender, sehingga masih cenderung menempatkan perempuan bukan pada posisi yg mempunyai jaminan terpilih sebagai anggota legislatif dan masih terbatasnya posisi dan peran perempuan yang duduk tim penilai akhir untuk jabatan Eselon I dan Eselon II sebagai penentu kebijakan. Faktor Pendukung: 1. Adanya respon positif dari

masing-masing sektor terkait dalam kegiatan yang telah dilaksanakan 2. Adanya dukungan dari para

penentu kebijakan baik Bapak Gubernur Sulawesi Barat maupun DPRD Provinsi Sulawesi Barat

3. Adanya Kerjasama dengan sektor terkait dalam pelaksanaan kegiatan baik SKPD, Organisasi masyarakat dan LSM.

Faktor penghambat / penghalang:

• Keterbatasan dana untuk pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan sehinggga target sasaran tidak maksimal.

• Kurang tersedianya data dari Kabupaten yang berbasis Gender.

• Masih kurangnya tingkat pengetahuan perempuan di SulBar tentang peningkatan kreatifitas hidup perempuan.

Page 19: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

19

• Kurangnya sumber Daya manusia pada Badan PP dan KB yang menagani kegiatan pada Bidan Pemberdayaan Perempuan.

• Masih minimnya Alokasi Dana untuk pemenuhan hak-hak dan Perlindungan Anak .

• Masih kurangnya koordinasi lintas sektor tentang Perlindungan Anak.

• Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) / NGO tentang perlindungan anak masih kurang.

• Belum adanya Pelatihan SKPD dan Stokeholders tentang Perlindungan Anak ( SBA yaitu Pendekatan Pembangunan Sistem).

• P2TPA sudah terbentuk tetapi program kerja belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan.

• Layanan SOP ( Standar. Operasional Prosedur ) bagi korban belum ada.

D. BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

Secara geografis Sulawesi Barat termasuk wilayah rawan bencana baik yang diakibatkan oleh alam, non alam maupun bencana sosial. Bencana alam yang menonjol di Provinsi Sulawesi Barat dan sudah sering terjadi adalah; banjir, longsor, abrasi, angin puting beliung, gempa bumi, kebakaran dan wabah penyakit. Langkah-langkah penyelenggaraan penanggulangan bencana: 1. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana

Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat yang berumur baru 1(satu) tahun telah memberikan konstribusi membangun Sulawesi Barat di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Tahun Anggaran 2010 Gubernur Provinsi Sulawesi Barat telah mengusulkan anggaran ke BNPB sebesar Rp. 112.600.253.000 untuk penanganan pasca bencana berupa rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan sarana dan prasarana akibat kejadian bencana banjir dan longsor.

Tahun anggaran 2010 BPBD Provinsi Sulawesi Barat mendapatkan kucuran dana APBN Bantuan Sosial berpola Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana dari BPNPB sebesar Rp. 29.336.120.000,- untuk digunakan pembangunan fisik rehabilitasi dan rekonstruksi jalan, jembatan dan penguatan tebing sungai yang rusak akibat bencana banjir dan longsor tahun 2009.

Page 20: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

20

Hasil program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang dikelola di Provinsi Sulawesi Barat telah menampakkan hasil dan manfaat bagi masyarakat antara lain: a. Transportasi kembali pulih b. Aktivitas usaha masyarakat pasca bencana kembali normal, terutama

pertanian, perkebunan dan peternakan serta jasa dagang. c. Perekonomian masyarakat mulai menampakkan peningkatan. d. Rasa aman mulai pulih dengan adanya penguatan tebing sungai

sehingga pemukiman tidak terancam dikikis aliran sungai. 2. Program Pencegahan dan Mitigasi Bencana:

a. Rapat Koordinasi Kebijakan Penanganan Bencana Tingkat Provinsi; b. Pembuatan Profil dan Peta Rawan Bencana di wilayah Provinsi Sulawesi

Barat; c. Sosialisasi Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang

Penanggulangan; Bencana dan Penyuluhan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana;

d. Seminar Pengkajian Analisis Risiko Bencana.

Tindak lanjut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat merespon sehingga dibentuk kelembagaan Penanggulangan Bencana melalui Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Barat dan telah dirubah menjadi Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi Sulawesi Barat. Dalam pelaksanaan operasionalnya, telah dilakukan sosialisasi UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana baik tatap muka maupun melalui media massa dan publikasi lainnya. Tentang penyiapan penyusunan peraturan daerah tentang Penanggulangan Bencana, yang ada baru Perda Kelembagaan BPBD Provinsi Sulawesi Barat, yang berkaitan dengan Rencana Aksi Daerah masih dalam bentuk program direncanakan pada tahun 2012 sudah diPerda-kan.

3. Kebijakan Pemerintah Sulawesi Barat dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana:

a. Aspek program dan rencana strategis kebijakan pembangunan daerah yang berperspektif bencana antara lain: 1). Program penaggulangan bencana, terutama Pengurangan risiko bencana dan pemulihan pasca bencana salah satu pendukung strong point pembangunan Provinsi Sulawesi Barat terutama pada point;

Page 21: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

21

Penanggulangan Kemiskinan melalui upaya peningkatan sosial ekonomi serta percepatan pembangunan infrastruktur. 2). Program pengurangan risiko bencana salah satu program mendukung Pembangunan Desa Mandiri Berbasis Masyarakat (Bangun Mandar) dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat peduli bencana di lokasi Desa Bangun Mandar melalui rencana pembentukan posko siaga bencana desa.

b. Penyusunan peta rawan bencana telah dilakukan dengan membuat peta yang masih sangat sederhana, terdiri dari: - Peta daerah rawan bencana banjir; - Peta daerah rawan bencana abrasi; - Peta daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami; - Peta daerah rawan bencana longsor.

Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana telah tertuang dalam Program Tahun 2010-2012.

E. PENINJAUAN LAPANGAN

1. Peninjauan Lokasi Abrasi di Desa Tampalang Kecamatan Tapalang Sepanjang 200 m – 600 m terjadi abrasi di sepanjang pantai. Sepanjang 150 m tanggul di desa Tahang sudah pecah, begitu pula di desa Uruwatu Bone dan di kelurahan Galung. Pemda sudah memberikan bantuan sebesar Rp. 360 juta untuk biaya perbaikan rumah. Sementara tanggap darurat bantuan sembako dari dinas sosial dan BNPB sebanyak 1 ton. 2. Peninjauan ke KUBE Pertukangan “Marannu” Kube Pertukangan ini dibentuk tahun 2007, mulanya dikelola dengan modal pribadi bila ada pemesanan. 1 kelompok terdiri dari 10 orang, kelompok ini diberi bantuan dari Kemensos sebesar Rp. 20 juta. Dalam sebulan, KUBE ini bisa memproduksi 4 set kursi dengan bahan utamanya adalah kayu kelapa. Harga 1 set kursi sebesar Rp. 1,5 juta dengan keuntungan Rp. 300 ribu per setnya. 3. Peninjauan Kursus dan Pelatihan Kreatif Annita

Tempat Pelatihan ini berdiri sejak tahun 1997, kegiatannya antara lain adalah membuat sulaman pakaian, menjahit dan merias pengantin serta aneka kerajinan lainnya. 3.Peninjauan ke Pondok Pesantren Modern Al Chaeriyah Mamuju

Page 22: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

22

Pondok Pesantren ini memiliki izin pendirian sejak tahun 2007. Pesantren ini memberikan biaya sekolah gratis, menyediakan sarana prasarana pendidikan yang lengkap dengan didukung guru dan tenaga kependidikan berkualitas dan professional serta menyediakan berbagai pendidikan ekstra kurikuler. Saat ini jumlah santrinya sebanyak 50 orang. Pesantren ini diberi bantuan oleh Kementerian Agama RI sebesar Rp. 60.000.000,-

III. REKOMENDASI:

1. Supaya pembinaan umat intensif, maka anggaran bidang Agama perlu

ditingkatkan.

2. BAZ Prov. Sulawesi Barat menyarankan kepada DPR-RI untuk segera melakukan Revisi Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat sehingga pelaksanaannya kedepan lebih sempurna dan pendayagunaannyapun akan lebih tepat sasaran.

3. Pemerintah hendaknya membantu pembangunan Pusat Rehabilitasi bagi PSK dan pengguna Narkoba di Provinsi Sulawesi Barat.

4. Perlu perhatian dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia untuk pelaksanaan Program/Kegiatan peningkatan Kualitas Hidup Perempuan/PA di Sulawesi Barat agar memberikan bantuan pendidikan, pelatihan dan ketrampilan berupa dana dekonsentrasi dan semacamnya.

5. SDM Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Prov. Sulawesi Barat dari segi kuantitas perlu penambahan dan segi kualitas SDM yang ada agar mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan dan ketrampilan untuk mendukung profesionalismenya.

6. Disarankan untuk diberikan bantuan dana melalui APBN untuk digunakan Pengurangan Risiko Bencana dan penanganan Pasca Bencana rehabilitasi dan rekonstruksi baik fisik maupun non fisik yang belum bisa tertangani di Provinsi Sulawesi Barat.

7. Pemerintah agar membangun pemecah ombak untuk menghindari abrasi/penggerusan ombak di Mamuju.

IV. PENUTUP

Page 23: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR-RI KE · PDF file• Peninjauan Lokasi Abrasi di Pantai Mamuju Selasa, ... 5 Kabupaten, 69 Kecamatan, ... Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia

23

Demikian laporan kunjungan kerja Tim Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Sulawesi Barat kami sampaikan, untuk dapat ditindaklanjuti sebagai bahan pembahasan pada Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat dengan Mitra Kerja terkait.

KETUA TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI

H. ABDUL KADIR KARDING, SPI, M.SI