Upload
buiphuc
View
245
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI
MASA PERSIDANGAN V TAHUN 2015-2016
KE PROVINSI JAWA BARAT
Dalam Rangka Pengawasan
Kesiapan Penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas
serta Ketenagalistrikan Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 H
KOMISI VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
2016
1
A. LATAR BELAKANG
Pada awal bulan Juli tahun 2016 ini, insyaallah umat Islam akan
merayakan hari raya Idul Fitri 1437 H. Momentum hari raya dan libur panjang
bagi sebagian besar masyarakat biasanya dimanfaatkan untuk pulang ke
kampung halaman atau yang lazim disebut mudik. Masyarakat di kota-kota
besar, termasuk di Jakarta dan sekitarnya akan melakukan perjalanan ke
daerah-daerah untuk merayakan hari raya. Adanya perjalanan sebagian
besar masyarakat ke kampung halamannya atau dari tempat satu ke tempat
lainnya, tentunya membutuhkan sarana transportasi dengan bahan bakar
minyak yang cukup. Apalagi di Provinsi Jawa Barat ini dikenal sebagai
daerah jalur mudik dan tujuan mudik yang paling besar serta daerah lintasan
mudik yang cukup padat lalu lintasnya.
Mobilitas masyarakat yang tinggi untuk merayakan hari raya
mengakibatkan kebutuhan BBM akan melonjak sangat pesat. Kebutuhan
BBM yang tinggi apabila tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup akan
menyebabkan kelangkaan BBM yang akan menimbulkan keresahan
masyarakat dan bisa jadi berujung pada gangguan sosial. Untuk itu, sebagai
langkah antisipasi dan upaya untuk memastikan ketersediaan BBM bagi
masyarakat, maka Komisi VII DPR RI yang mempunyai tugas di bidang
energi dan mempunyai mitra kerja PT Pertamina (Persero) memandang
penting untuk memberikan perhatian secara khusus terhadap masalah
ketersediaan BBM menjelang arus mudik di Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, Komisi VII DPR RI juga berkepentingan untuk memastikan
kebutuhan masyarakat terhadap energi, baik berupa gas (LPG) dan listrik
untuk masyarakat agar tersedia dan terjamin pasokannya selama menjelang
dan pasca hari raya Idul Fitri. Untuk itu, pada kunjungan kerja ini Komisi VII
DPR RI berharap mendapatkan informasi dan data terkini serta langkah-
langkah antisipasi dari PT Pertamina (Persero) dalam penyediaan BBM dan
2
gas serta dari PT PLN (Persero) dalam menjamin pasokan listrik dan jaminan
tidak ada masalah pemadaman menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri.
Sebagai upaya menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan
memberikan kepastian serta kenyamanan para pemigran (pemudik) serta
guna memastikan segala sesuatunya terkait supply BBM, LPG dan listrik
agar tidak mengalami permasalahan dalam pasokan ketersediaannya, maka
Komisi VII DPR RI yang mempunyai mitra kerja PT. Pertamina (Persero) dan
PT PLN (Persero) memandang perlu untuk melakukan kunjungan lapangan
ke Provinsi Jawa Barat.
B. DASAR HUKUM
Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI
adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2014 tentang Tata Tertib sebagaimana telah diubah beberapa kali.
3. Keputusan Rapat Komisi VII DPR RI tentang Agenda Kerja Masa
Persidangan V Tahun Sidang 2015-2016.
C. TUJUAN KUNJUNGAN LAPANGAN
Maksud kunjungan lapangan adalah terkait dengan pelaksanaan tugas dan
fungsi Komisi VII DPR RI, khususnya fungsi pengawasan. Sedangkan
tujuan kunjungan lapangan ini secara khusus adalah:
1. Informasi tentang kesiapan pasokan dan ketersediaan BBM, fasilitas dan
infrastruktur distribusi BBM termasuk depo dan terminal BBM serta
kelaikan SPBU.
3
2. Informasi tentang titik rawan dan potensi masalah terkait penyediaan
BBM, gas dan listrik untuk masyarakat pada perayaan Idul Fitri.
3. Kesiapan sumber daya manusia dan antisipasi gangguan keamanan
terhadap penyediaan BBM, gas dan listrik.
4. Memastikan adanya langkah-langkah antisipasi dan penangan masalah
secara cepat jika terjadi masalah dalam penyediaan BBM, gas dan listrik.
D. WAKTU, LOKASI KUNJUNGAN DAN AGENDA KEGIATAN
Kegiatan kunjungan lapangan Komisi VII DPR RI dilaksanakan pada tanggal
24 – 26 Juni 2016 dan mempunyai lokasi tujuan kunjungan ke Provinsi Jawa
Barat.
Sedangkan agenda kegiatan Kunjungan Lapangan adalah melakukan
pertemuan dengan pihak yang terkait di daerah dan meninjau langsung ke
lokasi, dengan agenda sebagai berikut:
a. Pertemuan dengan PT Pertamina dan PT PLN Wilayah Jawa Barat.
b. Kunjungan lapangan ke fasilitas distribusi bahan bakar minyak (SPBU)
milik Pertamina.
E. SASARAN DAN HASIL KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan kunjungan lapangan adalah terkumpulnya masukan,
informasi dan aspirasi serta masalah-masalah terkait dengan kesiapan dan
ketersediaan bahan bakar minyak, gas dan listrik untuk menyambut hari raya
Idul fitri.
F. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN LAPANGAN
Kunjungan lapangan ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang
merupakan representasi dari fraksi-fraksi, sebagaimana daftar dalam
lampiran.
4
BAGIAN II PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN KERJA
Pelaksanaan kegiatan dan hasil kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat
sebagai berikut:
A. Bahan Bakar Minyak dan LPG
1. Dalam rangka penyiapan penyaluran BBM dan LPG selama lebaran, PT
Pertamina mengestimasikan penyaluran dan ketahanan stok masing –
masing produk sebagai berikut:
a. Penyaluran Premium diprediksi mengalami kenaikan menjadi rata-
rata 82.496 KL perhari atau sebesar 115% dari rata-rata
penyaluran normal yang hanya sebesar 71.906 KL. Adapun
ketahanan stok berada di kisaran 17 hari atau sebesar 1.302.485
KL.
b. Penyaluran Solar diprediksi mengalami penurunan menjadi rata –
rata 31.118 KL perhari atau sebesar 88% dari penyaluran normal
yang hanya sebesar 35.173 KL. Adapun ketahanan stok berada di
kisaran 28 hari atau sebesar 1.672.234 KL.
c. Penyaluran Avtur diprediksi mengalami kenaikan menjadi rata-rata
13.495 KL perhari atau sebesar 105% dari rata-rata penyaluran
normal yang hanya sebesar 12.830 KL. Adapun ketahanan stok
berada di kisaran 25 hari atau sebesar 336.734 KL.
d. Penyaluran LPG diprediksi mengalami kenaikan menjadi rata-rata
22.622 MT perhari atau sebesar 109% dari rata-rata penyaluran
normal yang hanya sebesar 20.866 MT. Adapun ketahanan stok
berada di kisaran 18 hari atau sebesar 341.751 MT.
2. Sebagai antisipasi arus mudik yang sangat padat yang tidak tertampung
di rest area yang ada SPBU, maka di rest area yang tidak terdapat SPBU
akan disediakan BBM dalam kemasan yang dijual khusus untuk
antisipasi bagi pemakai jalan tol yang tidak dapat membeli BBM di SPBU.
5
3. Dalam rangka persiapan dan mengantisipasi lonjakan kebutuhan bahan
bakar minyak (BBM) dan gas menjelang dan setelah hari raya Idul Fitri,
Pertamina telah melakukan persiapan sebagai berikut:
a. Membentuk Posko Satgas BBM dan LPG di Kantor Pusat dan seluruh
Kantor MOR (Marketing & Operation Region) Pertamina.
b. Monitoring stok BBM di seluruh Terminal BBM melalui sistem
komputerisasi SIMSND (Sistem Informasi Manajemen Supply &
Distribution).
c. Menjaga ketahanan stok BBM & LPG Nasional.
d. Menambah armada Mobil Tanki dan waktu operasional TBBM (jika
diperlukan).
e. Penambahan dan atau Switching Sarfas.
f. Menyiapkan Kantong BBM yaitu mobil tangki (isi BBM) stand by di
SPBU yang berada di jalur rawan kemacetan total yang berfungsi
sebagai back up penyaluran.
g. Menyiapkan jalur contra flow untuk mengantisipasi stagnasi mobilitas
mobil tanki Pertamina akibat kemacetan lalu lintas (bekerjasama
dengan Polri).
h. Fleksibilitas Suplai.
i. Penjualan Pertamax dalam Kemasan.
j. Menyediakan produk BBK dalam kemasan yaitu Pertamax, Pertamax
Plus, Pertamina Dex dalam kemasan di SPBU yang selama ini belum
menjual BBK.
k. Melakukan stock built-up di lembaga penyalur BBM dan LPG,
termasuk memastikan ketersediaan penebusan BBM dan/atau BBK
dari lembaga penyalur.
l. Meningkatkan pelayanan di lembaga penyalur mulai dari safety,
kehandalan dan kebersihan fasilitas, pelayanan maksimal sesuai
6
standar Pasti Pas, serta pelayanan 24 Jam (jika diperlukan) di
Lembaga Penyalur pada Jalur Mudik.
m. Koordinasi dengan berbagai pihak dan instansi seperti Hiswana
Migas, TNI, POLRI, Dinas Perhubungan, Badan Geologi dan instansi
lainnya dalam menjaga keamanan dan kelancaran penyaluran BBM
4. Upaya yang dilakukan dalam mengamankan pasokan BBM menghadapi
lebaran adalah:
Aspek Distribusi :
a. Membentuk Tim Satgas BBM di Region dan masing-masing lokasi
b. Menambah jam operasional dari rata-rata 15 jam menjadi 24 jam (jika
diperlukan)
c. Pengalihan supply point beberapa SPBU ke Terminal BBM lain
khususnya bila terjadi kemacetan di jalur reguler
d. Menambah armada spot charter dengan cukup
e. Disiapkan SPBU Transit/Kantong ( Koordinasi dengan Retail )
5. Pertamina juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi dalam
pendistribusian LPG sebagai berikut:
a. Penambahan Stock LPG sebanyak 2% sebelum bulan Ramadhan,
menambah 4 % selama bulan Ramadhan dan menambah 6 % pada
saat hari Raya, dengan kisaran total menambah stok hingga 7000
MT.
b. Kepada Agen Elpiji serta SPBBE /SPBE diinstruksikan tetap buka
pada hari libur.
c. Pada saat hari raya Lebaran, diwajibkan adanya Agen dan Pangkalan
Satgas yang tetap beroperasional pada hari tersebut
d. Bekerja sama dengan instansi terkait untuk antisipasi pengalihan jalur
lalu lintas untuk armada berat, dengan menyiapkan sticker ”Angkutan
Lebaran” untuk armada angkutan LPG (skid maupun truk Agen)
sehingga tetap mendapat prioritas akses ke jalur-jalur tertentu.
7
e. SPBU disiagakan untuk menjual LPG sebagai antisipasi jika banyak
pangkalan tutup khususnya pada saat Lebaran
f. Membentuk SPBE Kantong.
6. Hasil kunjungan untuk melihat langsung dan melakukan peninjauan ke
SPBU di Jawa Barat, diketahui bahwa distribusi dan pelayanan SPBU
saat ini dan menjelang lebaran berjalan cukup baik, layanan kepada
masyarakat tidak ditemukan adanya masalah. Namun terdapat potensi
masalah yang sangat besar apabila arus mudik yang melalui jalan tol
Cipali terjadi kepadatan dan kemacetan karena dipastikan kebutuhan
BBM akan meningkat sangat pesat sementara SPBU di jalan tol yang
sangat panjang ini masih terbatas jumlahnya. Untuk itu, Pertamina
diminta untuk melakukan sosialisasi bagi masyarakat agar sebelum
masuk tol Cipali mengisi BBM dengan cukup dan tentang adanya BBM
dalam kemasan yang dapat dibeli oleh masyarakat.
7. Terdapat titik kritis di ujung jalan tol Cipali yaitu di Pejagan Jawa Tengah
karena potensi terjadi kemacetan yang sangat panjang menjelang keluar
tol karena semua transaksi pembayaran dilakukan di pintu keluar tol.
Untuk antisipasi hal tersebut, Pertamina juga telah menyiapkan SPBU
Kantong yang akan siap di lokasi yang terdekat dengan kemacetan.
8. Pertamina diminta agar tetap melakukan kesiapan di sepanjang jalan tol
Pantura karena diduga jalan tol Pantura juga masih akan sangat padat
dilalui oleh pemudik.
9. Pengelola rest area diminta agar memperhatikan dan menyiapkan semua
fasilitas yang memadai bagi pemakai jalan tol yang perlu istirahat serta
fasilitas tempat ibadah yang layak.
10. Perlu ada kerja sama dengan pihak PT Jasa Marga selaku pengelola
jalan tol untuk perhitungan jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol
Cipali agar dapat diantisipasi dan diperkirakan kebutuhan BBM untuk
penyiapan oleh PT Pertamina.
8
11. PT Pertamina (Persero) dan SPBU perlu menegaskan dan menjadi
perhatian bahwa BBM Pertamax di dalam kemsan kaleng hanya untuk
diisikan langsung dalam tangki kendaraan. BBM Pertamax kemasan
kaleng tersebut tidak boleh dan dilarang keras dibawa oleh konsumen
karena sangat berbahaya dan bisa disalahgunakan. Pertamina harus
melakukan sosialisasi dan melakukan pengawasan yang ketata terkait
hal ini.
12. PT Pertamina dan pengelola SPBU perlu memperhatikan personil yang
bertugas selama lebaran dengan memberikan tunjangan dan
kompensasi yang memadai serta memberikan waktu istirahat yang
cukup.
13. PT Pertamina (Persero) perlu memikirkan kemungkinan pengiriman
pasokan BBM dari Depo ke SPBU tidak menggunakan mobil truk tangki
namun dengan menggunakan pipa yang dibangun di dalam tanah. Atas
masukan ini. PT Pertamina menyampaikan bahwa unsur keamanan dan
perizinan yang menjadi penghambat realisasi pembangunan pipa
penyaluran BBM ke SPBU. PT Pertamina akan melakukan kajian lebih
lanjut terkait dengan pembangunan pipa untuk pasokan BBM ke SPBU
terutama untuk SPBU yang jaraknya dekat dengan dengan SPBU.
B. Kelistrikan
14. Kondisi kelistrikan di Provinsi Jawa Barat dalam rangka kesiapan lebaran
adalah sebagai berikut:
Untuk siang hari
9
Untuk malam hari
15. Kondisi siaga peralatan dan personil sebagai berikut:
16. PT PLN (Persero) Jawa Barat juga telah membentuk posko lebaran yang
bertugas menjaga dan menjamin kelistrikan, dengan jumlah posko
sebagai berikut:
10
17. Untuk menjaga keandalan pasokan listrik selama bulan Ramadhan dan
Lebaran tahun 2016, PLN DJB melaksanakan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Selama periode H-7 s/d H+5 Idul Fitri 1437H, PLN DJB meniadakan
semua kegiatan pemeliharaan listrik terencana yang mengakibatkan
pemadaman.
b. Menyiapkan Posko Siaga sebanyak 107 Posko Siaga dengan jumlah
total personil siaga 1.148 petugas yang selama 24 jam siap melayani
pelanggan. Untuk mengaksesnya, pelanggan dapat menghubungi
layanan 24 jam Contact Center PLN 123
c. Menyiapkan sarana pendukung berupa: kendaraan pelayanan teknik
375 unit; trafo mobil 30 unit; mobil crane 18 unit; mobil deteksi
gangguan 6 unit; dan genset (1 sd 100 kVA) sebanyak 89 unit
d. Menyediakan material cadangan sehingga apabila terjadi gangguan
akan segera mudah teratasi.
e. Menyiapkan SOP keandalan bagi tempat-tempat ibadah dan pusat
keramaian lainnya.
18. Mulai H-5 Idul Fitri beban cenderung menurun karena industri,
perkantoran dan sebagian pelanggan komersial sudah meliburkan
aktivitasnya. Diperkirakan kondisi beban akan kembali normal di H+4.
Beban puncak siang tertinggi pada hari-hari biasa (Mei 2016) di 6.795
MW, tetapi diprediksi pada siang hari di Idul Fitri beban puncak akan
turun menjadi 2.117 MW (naik sebesar 114 MW dari tahun 2015). Pada
malam hari, beban puncak tertinggi bulan Mei 2016 di 7.015 MW,
sedangkan pada saat Idul Fitri beban puncak malam diprediksi turun
menjadi 3.953 MW (naik 120 MW dari tahun 2015).
19. Sementara daya mampu pasok listrik PLN selama masa Idul Fitri adalah
sekitar 9.786 MW. Namun, ada beberapa daerah non kawasan industri
yang diprediksi beban puncaknya tetap stabil bahkan cenderung
11
meningkat seperti Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Cianjur, dan Sukabumi
karena merupakan daerah tujuan para pemudik.
20. PT PLN (Persero) juga telah mengantisipasi adanya potensi masalah dan
antisipasi penangannya sebagai berikut:
12
BAGIAN III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan Komisi VII DPR RI ke
Provinsi Jawa Barat dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Menjelang dan pasca perayaan hari raya Idul Fitri, pasokan dan distribusi
bahan bakar minyak dan gas di Provinsi Jawa Barat dalam kondisi yang
cukup, namun terdapat potensi masalah karena diperkirakan akan terjadi
kemacetan yang serius menjelang pintu tol keluar Pejagan. PT Pertamina
(Persero) telah melakukan langkah-langkah persiapan untuk menghadapi
lonjakan permintaan bahan bakar minyak serta menyiapkan langkah
antisipasi jika terjadi permasalahan.
2. Menjelang dan pasca perayaan hari raya Idul Fitri kondisi kelistrikan di
Provinsi Jawa Barat dalam kondisi yang baik, tidak terdapat masalah
yang siginifikan terkait dengan pasokan maupun infrastruktur. Namun
demikian PT PLN (Persero) diminta untuk menjamin tidak ada
pemadaman listrik dan selalu siaga jika ada masalah.
3. Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI meminta kepada PT Pertamina dan
pengelola SPBU agar selalu siap untuk mengantisipasi lonjakan
kebutuhan BBM dan menyiapkan fasilitas rest area yang layak bagi
masyarakat pemakai jalan tol yang perlu istirahat dan ibadah.
PENUTUP
Demikian Laporan Kegiatan Kunjungan Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi
Jawa Barat, untuk menjadi pertimbangan bagi Komisi VII DPR RI.
Jakarta, 28 Juni 2016 Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI
Ketua Tim,
Ir. NAZARUDIN KIEMAS