Upload
duongdiep
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI SUMATERA BARAT
Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2018-2019 19 - 21 Maret 2019
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
2019
1
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI
KE PROVINSI SUMATERA BARAT PADA MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2018 - 2019
TANGGAL 19 - 21 MARET 2019
I. PENDAHULUAN
A. DASAR
Pasal 98 ayat (4) huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang
MPR, DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana telah mengalami perubahan
pertama dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 dan perubahan
kedua dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018.
Surat Tugas Nomor: ST/…/Kom.VI/DPR RI/…/2019 tentang Penugasan
Anggota Komisi VI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Spesifik
Pada Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2017-2018 ke Provinsi
Sumatera Barat.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Kunjungan Kerja Reses ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja, pokok-
pokok kebijakan, tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh
Kunjungan Kerja kali ini, salah satunya dilaksanakan di Provinsi Sumatera
Barat dengan agenda pertemuan dengan Direksi BUMN, yaitu Perusahan
Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Provinsi
Sumatera Barat. Dialog dilakukan guna mengetahui tentang kinerja
operasional dan keuangan, aset perusahaan, kendala-kendala yang
dihadapi, suplai pangan, program-program dan kondisi aktual yang tengah
dihadapi Bulog khususnya di Provinsi Sumatera Barat dengan tujuan untuk
menjadi bahan masukan kepada Pemerintah guna ditindaklanjuti sesuai
ketentuan yang berlaku.
C. SASARAN DAN OBYEK KUNJUNGAN KERJA
1. Sasaran Kunjungan Kerja dititikberatkan pada aspek:
a. Pengawasan pelaksanaan peraturan perundang-undangan, khusus-
nya yang berkaitan bidang tugas mitra kerja Komisi VI DPR RI.
2
b. Pengawasan, monitoring dan evaluasi kinerja, pokok-pokok
kebijakan, tantangan dan permasalahanyang dihadapi Bulog di
Provinsi Sumatera Barat khususnya tentang kinerja operasional dan
keuangan, aset perusahaan, suplai pangan, kendala yang sedang
dihadapi, program-program dan kondisi aktual yang tengah dihadapi
perusahaan.
c. Menampung aspirasi yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat sekitar, pengembangan industri,
penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat lokal.
2. Objek yang dikunjungi dan dibahas meliputi:
Perum Bulog Divisi Regional Provinsi Sumatera Barat
D. WAKTU DAN ACARA KUNJUNGAN KERJA
(Terlampir)
E. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN KERJA
(Terlampir)
II. KONDISI OBJEKTIF & PERMASALAHAN
A. PERUM BULOG DIVISI REGIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT
3
1. Realisasi Pengadaan Dalam Negeri 2018-2019
2. Penyebaran Bansos Rastra Prov. Sumatera Barat 2018 sebanyak
10.985 ton
4
3. Penyaluran Bansos Rastra di Divisi Regional Sumbar pada tahun
2019 sebesar 3.493.320 kg sebesar 63,61%
4. Pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahun 2019
sebesar 1.664.520 kg
5
5. Realisasi Pengadaan Divisi Regional Sumatera Barat 2018-2019
6. Penyaluran Bansos Rastra Divisi Regional Sumatera Bart 2019
6
7. Posisi Persediaan Beras 2019 per tanggal 19 Maret Divre Sumbar
B. Paparan Wakil Gubernur Sumatera Barat
1. Monitoring Bulog oleh Biro Perekonomian dilasanakan secara rutin.
Dalam hal ini pola makan nasi di Provinsi Sumatera Barat sangat beras
sentris dan senantiasa makan nasi sebagai bahan utama pangan pokok.
2. Di sisi lain, penduduk Kepulauan Mentawai saat ini sudah beradaptasi
dengan tradisi untuk makan beras, sebelumnya umbi-umbian atau sagu.
Kepulauan Mentawai menyumbang angka pengangguran sebesar 1,2%
dengan angka kemiskinannya tinggi yaitu 6,8%. Di Sumbar masih ada 3
Kabupaten tertinggal.
3. Fokus Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam mengurangi angka
kemiskinan, dilakukan dengan penyaluran beras Rastra agar
masyarakat segera keluar dari garis kemiskinan. Kewenangan terletak
pada provinsi dan kabupaten/kota, sehingga diperlukan good political
will oleh Bulog dan Pemkab/Pemkot di Provinsi Sumatera Barat.
4. Sinergi Program Pembangunan antara kabupatan, kota, dan provinsi
untuk memastikan stok beras aman agar masyarakat segera
meningkatkan pendapatan mereka. Di Provinsi Sumatera Barat tercatat
harga 9 bahan pokok cukup stabil, dengan adanya kunjungan dan
inspeksi rutin, baik dari Kemendag, Kemenperin, maupun Komisi VI
DPR RI untuk mengecek harga pangan.
7
5. Masyarakat masih menuntut harga pangan yang terjangkau, namun
sayangnya masih sedikit yang membuat industri, sebagai contoh petani
bawang cenderung menjual langsung hasil taninya. Padahal bawang
goreng harganya lebih tinggi namun warga lebih cenderung menjual
bawang mentah. Namun demikin, industri rumah tangga dalam kondisi
resesi ekonomi, tetap bertahan. Ada harapan mengaktifkan pelabuhan
Teluk Ketapang di Aji Manis untuk menjadi penghubung di Teluk Bayur
guna menghidupkan denyut nadi perekonomian Provinsi Sumatera
Barat.
C. Paparan Direktur Keuangan Perum Bulog
1. Pencapaian kinerja ditunjukkan dengan penyaluran stok Bulog hari ini
sebanyak 6.300 ton. Adapun rencana penyaluran untuk bulan ini 2.300
ton. Batas harga Rp10.219 untuk Rastra.
2. Bulog bertanggung jawab atas tiga fungsi pangan yaitu ketersediaan,
kemerataan, dan perpanjangan distribusi pangan. Adapun arahan dari
Pemprov kepada Bulog untuk menjadikan subsidi untuk cadangan beras
pemerintah.
3. Penyaluran untuk beras di Bulog untuk dikawal. Sehingga Peran Bulog
untuk memajukan kesejahteraan petani di Sumatera Barat. Saat ini
terdapat 850 Rumah Pangan Kita (RPK) yang dijadikan sebagai garda
terdepan untuk kestabilan produksi pangan di Sumatera Barat.
4. Terkait program on farm, masih ada petani yang belum aware. Sehingga
Bulog harus memastikan jangan sampai ada petani ragu untuk
bergabung dalam program Bulog on farm.
5. Produktivitas pangan di Indonesia pada level Asia Tenggara semakin
rendah. Oleh karena itu, Bulog menjalin kerja sama dengan Konsultan
dari Pusat Studi untuk menanam padi di Bukit Tinggi, Padang Panjang,
dan Penajam dengan adanya riset dan pendekatan ilmiah. Alhamdulilah,
panen di Penajam sebanyak 11 ton.
6. Bulog menjalankan on farm yang sangat intens untuk nasional
kedepannya Petani tidak perlu memikirkan uang untuk modal karena
Bulog akan bersinergi dengan BUMN. Sejauh ini Bulog sudah beruji
coba di lahan pertanian yang terletak di Bukit Tinggi, Padang Panjang
hingga Penajam dan hasilnya cukup sukses.
8
7. Ke depannya program on farm Bulog ini akan menciptakan
kesejahteraan bagi petani salah satu keunggulannya adalah meng-hire
konsultan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
D. Paparan Perum Bulog Divisi Regional Sumatra Barat
Berdasarkan data, rata-rata 98% penduduk Sumbar adalah beras. Walhasil,
di Sumbar sebenarnya surplus, namun di sisi lain juga harus menyuplai
daerah lain seperti Riau.
Dalam hal program on farm bekerja sama dengan Dandim menghasilkan 6
ton per hektar yang nilainya luar biasa bagi petani. Memastikan lebih dulu
lagi untuk program on farm Bulog untuk membuka lebih banyak lagi lahan
untuk program on farm. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan personil
untuk membuka lahan baru dikarenakan jangkauan yang sangat luas.
III. CATATAN DAN REKOMENDASI
A. Komisi VI DPR RI
1. Komisi VI DPR RI menyadari bahwa masalah pangan dan kebutuhan
pokok adalah fokus Bulog. Jadi, Bulog bisa menyerap gabah-gabah
petani, efektivitas penggunaan Rice Milling Unit (RMU) untuk membeli
beras-beras masyarakat. Tercatat, harga beras saat ini berkisar antara
Rp8.000,00. Ada keinginan dari Kepala Bulog untuk menyetok gabah di
Kadivre Bulog.
2. Terkait kestabilan pangan, patut diketahui bahwa masyarakat Sumbar
cenderung memakan daging beku.
3. Komisi VI DPR RI memahami bahwa posisi Bulog harus memberikan
manfaat bagi masyarakat. Harus ada sinergi dengan swasta untuk
menjangkau kestabilan pangan bagi seluruh rakyat di Sumbar.
4. Sinergitas program on farm di Sumatera Barat tercatat sebanyak 700
hektar oleh petani lepas. Jika catatan program on farm ini betul, apabila
konsep kemitraan on farm ini betul dilakukan, maka petani tidak akan
mengeluh jika harga beras turun. Harus ada penguatan fungsi Bulog
untuk menjalankan konsep on farm, supaya harga gabah tidak
bergejolak.
9
B. Wakil Gubernur Sumatera Barat
Komitmen dari Bulog untuk membantu suplai pangan di Sumbar dan
implementasi program pengurangan ketergantungan terhadap petistida.
Untuk mempercepat inovasi dan transfer teknologi maka Bulog Divre
Sumbar akan memperbanyak kajian dengan LIPI untuk inovasi teknologi
pangan.
Ketua Tim, Ttd.
10
Dokumentasi Kunjungan Gudang Bulog Divre Sumatera Barat
11
Dialog dan tanya jawab dengan mitra kerja Komisi VI DPR
RI
12