Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I AMBON Jalan Jl. Y. Syarana Mual No. 1 Kate-kate AmbonKode Pos 97233. Telepon / Faksimili : (09110) 3683425 -
3683673Email : [email protected] Website : www.karantinapertanianambon.org
LAPORAN LAKIP 2015 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan perkarantinaan ditempatkan pada upaya melindungi
pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarian ketahanan dan
keamanan pangan serta sumber daya hayati. Terkait dengan upaya
ini maka peranan karantina meliputi aspek pengamanan pelestarian
sumber daya hayati, pencegahan masuk/tersebarnya HPHK/OPT,
kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh, dan
halal.
Peningkatan intensitas dan frekuensi arus lalu lintas barang dan
orang dalam era globalisasi ini pada akhirnya tidak lagi mengenal
batas-batas antar negara, sehingga dalam kondisi seperti ini peran
karantina pertanian khususnya menjadi sedemikian penting dalam
melakukan perlindungan dan pengamanan hewan dan produk
hewan dari serangan HPHK dan OPTK. Dengan adanya tantangan
halite karantina pertanian perlu meningkatkan kinerja serta
perubahan pendekatan tindak karantina yang lebih luas dan sesuai
kemajuan zaman karena dapat dianggap sebagai bagian dari
perdagangan dan trasnportasi hewan, tumbuhan dan produk-
produknya, bagian dari kesehatan nasional dan lingkungan serta
bagian dari keamanan dan ketahanan pangan.
Dalam hal peningkatan daya saing dan pemberdayaan ekonomi
rakyat, peranan karantina harus mampu membantu para pelaku
usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary and
Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor dan mendukung kelancaran
arus lalu lintas komoditas pertanian baik hewan maupun tumbuhan
dalam rangka pemerataan pembangunan dan kesejahteraan bangsa.
Disamping itu tugas utama dari karantina pertanian harus tetap
mampu mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK ke
wilayah Republik Indonesia. Oleh karena itu, SKP Kelas I Ambon
sebagai UPT Badan Karantina Pertanian harus diperkuat secara
bertahap seiring dengan perkembangan IPTEK dibidang
perkarantinaan. Dalam upaya mendukung program pembangunan
pertanian di Indonesia, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Ambon) maupun eksternal (kerja sama
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 2
dengan instansi terkait baik secara nasional maupun internasional)
dalam rangka optimalisasi tupoksi dengan berpaku pada pedoman
Pusat Badan Karantina pertanian.
Pembenahan-pembenahan tersebut erat kaitannya dengan yang
sudah dilakukan Badan Karantina Pertanian, kinerja yang optimal
dari Unit Pelaksana Teknis seluruh Organisasi Badan Karantina
Pertanian secara umum dapat diukur dari kinerja UPT, yaitu :
1. Tercegahnya masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK dari luar
negeri
2. Tercegahnya penyebaran HPHK/OPTK antar area di dalam
wilayah RI
3. Tercegahnya pemasukan pangan segar asal hewan dan asal
tumbuhan yang tidak aman untuk konsumsi
4. Meningkatkan akses ekspor komoditas pertanian strategis yang
semula terkena hambatan teknis/SPS
5. Meningkatkan pelayanan prima (cepat, efektif, transparan dan
akuntabel)
6. Meningkatkan kredibilitas laboratorium karantina pertanian
7. Diterapkannya sistem teknologi informasi karantina
8. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan
pertanian dan meningkatkan daya saing produk pertanian
Indonesia.
9. Meningkatnya standar pelayanan dan fasilitas pelayanan public
melalui standar pelayanan public yang telah tersusun
Berpijak dari hal-hal tersebut maka Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon mencoba menyusun Standar Pelayanan Publik Skp
kelas I Ambon sesuai pedoman pusat, yang terdiri 3 ( tiga ) standar
yaitu 1. Standar Proses Pelayanan 2. Standar Kompetensi Sumber
Daya Manusia, 3. Standar Sarana dan Prasarana. Serta mengacu
pada 6 (enam) komponen penting yang masih relevan perlu
direvitalisasi Badan Karantina Pertanian diantaranya : (1) Penguatan
Sumber Daya Manusia, (2) Pembangunan Infrastruktur, (3)
Pengembangan Teknologi Informasi, (4) Penataan Kelembagaan UPT,
(5) Pemantapan Peraturan Perundang-undangan sebagai paying
hukum dan (6) Pengembangan Public Awareness.
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 3
2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor.
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina
Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan Fungsi
Stasiun Karantina Pertanian adalah sbb:
2.1. Kedudukan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dipimpin oleh seorang
Kepala Stasiun yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.
2.2.Tugas Pokok
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sebagai Unit Pelaksana
Teknis Badan Karantina Pertanian, sesuai Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April
2008 mempunyai tugas Melaksanakan Kegiatan Operasional
Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan, serta pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati
2.3.Fungsi
Dalam UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan pada pasal 3 disebutkan bahwa tujuan karantina hewan
dan tumbuhan adalah
- Mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke
wilayah negara Republik Indonesia.
- Mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke
area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia.
- Mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari
wilayah Negara Republik Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan
b. Pelaksanaan 8P ; pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan
pembebasan media pembawa HPHK dan OPTK
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 4
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan
nabati
f. Pelaksanaan pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan secara prima
g. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana
teknik karantina hewan dan tumbuhan
h. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan,
karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan
nabati.
i. Pelaksanaan & penyelidikan terhadap pelanggaran
perundang-undangan Karantina Hewan dan Tumbuhan (
PPNS/Inteljen ).
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3. Organisasi dan Tata Kerja
Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sesuai
Permentan No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 sebagai berikut:
o Kepala Stasiun
o Urusan Tata Usaha
o Subseksi Pelayanan Operasional
o Kelompok Jabatan Fungsional Karantina Hewan dan Karantina
Tumbuhan
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala Stasiun Karantina
Pertanian dibantu oleh unsur-unsur Kepala Urusan Tata Usaha,
Kepala Subseksi Pelayanan Operasional dan Kelompok Jabatan
Fungsional yang terdiri atas Karantina Hewan (Medik Veteriner dan
Paramedik veteriner) dan Karantina Tumbuhan (POPT Ahli dan POPT
Terampil). Secara rinci struktur organisasi Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Ambon sebagaimana terdapat pada bagan:
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 5
4. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas
o UU No. 28 / 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Tahun 1999 No. 75, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3851)
o UU No. 16 / 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan
o PP No. 82 / 2000 tentang Karantina Hewan
o PP No 14 / 2002 tentang Karantina Tumbuhan
o PP No. 28 / 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
o PP No. 48 / 2012 tentang PNBP lingkup Kementerian Pertanian
KEPALA STASIUN DRH. UBAIDULLAH
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA SUBSEKSI YANOPS
ARAFAH, SP
KEPALA URUSAN TATA USAHA
OKTAVIANUS YAN
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 6
BAB II
PERENCANAAN DAN PROGRAM KERJA
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon telah membuat rencana
kerja 2015 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ada serta
seiring dengan kebijakan Badan Karantina Pertanian untuk
meningkatkan kinerja dalam rangka tindak karantina melalui
penguatan 6 (enam) pilar yang tercakup dalam Program Penerapan
Kepemerintahan yang Baik dan Program Peningkatan Ketahanan
Pangan.
1. Visi dan Misi
1.1. Visi
Visi merupakan kondisi ideal tentang masa depan, terjangkau,
dipercaya, meyakinkan dan mengandung daya tarik, sekaligus
merupakan refleksi keadaan internal dan potensi kemampuan inti
serta keliatan (fleksibilitas) suatu organisasi dalam menghadapi
hambatan dan tantangan masa depan. Oleh karena itu sebagai unit
pelaksana teknis Barantan visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon, yaitu “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya”.
Tangguh : Penyelenggaraan karantina pertanian pada
hakekatnya adalah perwujudan pertahanan negara di bidang
kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan.
Prinsip pertahanan adalah tangguh menghadapi serangan.
Terpercaya : Penyelenggaraan karantina pertanian yang
dilaksanakan dengan asas legalitas, sistem dan prosedur yang
transparan di dukung kaidah-kaidah lmiah yang obyektif dan
sumber daya manusia yang profesional dan akuntabel.
1.2. Misi
Dengan visi pengembangan dan pembangunan karantina pertanian
tersebut maka misi yang diemban adalah :
1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan
tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina
(HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK) di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon Propinsi Maluku;
2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di wilayah kerja
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Propinsi Maluku;
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 7
3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan akses pasar Media Pembawa Pertanian di
wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
Propinsi Maluku;
4. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik di wilayah
kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Propinsi
Maluku.
2. Tujuan dan Sasaran
2.1. Tujuan
Rencana Strategis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon pada
dasarnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai
upaya terencana dan sistimatis untukmeningkatkan kinerja serta
pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban,
penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan
hayati serta pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur
karantina dengan terus menerus melakukan pengawasan dan
pengendalian manajemen agar tercapainya efektifitas, efisiensi dan
produktifitas dalam penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan
tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati.
Tujuan pembangunan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
Tahun 2010 – 2016 adalah :
1. Terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi Karantina Hewan dan
Tumbuhan di wilayah Provinsi Maluku secara optimal
2. Meningkatkan kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon
3. Meningkatkan peran karantina dalam mendukung
keberhasilan pembangunan system dan usaha agribisnis
4. Meningkatkan teknik dan metode karantina hewan dan
tumbuhan sesuai kemajuan teknologi Informasi dan diagnosa
laboratorium
5. Meningkatkan peran serta masyarakat dan institusi terkait
dalam pelaksanaan serta pengembangan karantina pertanian
di provinsi Maluku.
Indikator keberhasilan tujuan diukur dari:
1) Tingkat pelayanan sertifikasi tindak karantina serta kepuasan
pengguna jasa
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 8
2) Tingkat efektifitas pengendalian ancaman resiko yang
berhubungan dengan masuk dan menyebarnya HPHK dan
OPTK, serta bahan pangan yang tidak sesuai dengan standar
keamanan pangan nasional;
3) Tingkat efektifitas manajemen pelayanan perkantoran terhadap
kegiatan operasional, penyiapan sarana dan pelaporan serta
peningkatan kinerja pegawai;
2.2. Sasaran Strategis
Sasaran strategis kebijakan pengembangan Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Ambon tahun 2015 adalah :
1. Meningkatnya efektivitas pengendalian risiko masuk, tersebar
dan keluarnya HPHK dan OPTK.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan
pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor Media
Pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati.
3. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa
karantina pertanian.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Ambon tahun 2011 – 2016, di tempuh
strategi dengan mengoptimalkan peran Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon dalam mendukung keberhasilan pembangunan sistem
dan usaha agribisnis sesuai tupoksinya mencegah masuk/keluarnya
hama penyakit hewan karantina dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina serta Pengawasan Keamanan Pangan Hewani
dan Nabati baik antar negara maupun antar area.
Strategi yang diterapkan adalah dengan cara :
1. Mengoptimalkan kekuatan
2. Memanfaatkan peluang
3. Mengurangi kelemahan
4. Mengatasi tantangan
3. KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Kebijakan
Kebijakan perkarantinaan pada dasarnya dirumuskan pada
tingkat pusat baik eselon I maupun eselon II. Akan tetapi mengacu
pada kebijakan pusat tersebut maka Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon menterjemahkannya sebagai berikut :
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 9
1. Kesetaraan eselonering Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon dengan instansi terkait antara lain Bea Cukai dan
Imigrasi
2. Mengoptimalkan potensi yang dimiliki antara lain sumber daya
manusia, sarana prasarana dan anggaran yang ada
3. Meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan
karantina pertanian di Ambon
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan
karantina pertanian
Arah kebijakan pengembangan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon 2011 – 2017 adalah :
1. Peningkatan manajemen perkarantinaan hewan dan
tumbuhan
2. Pemantapan Teknik dan Metode dalam tindakan 8 P di
lapangan maupun di laboratorium
3. Peningkatan kualitas pelayanan karantina kepada masyarakat
4. Peningkatan Teknologi Informasi (IT) dalam pelayanan
karantina hewan dan tumbuhan
5. Peningkatan kerjasama dengan pihak lain(swasta/pemerintah )
6. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan
penyelenggaran karantina hewan dan tumbuhan
3.2. Program Kerja
Program kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sebagai
tindak lanjut dari kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun
2011 – 2017 adalah:
1. Program Pengembangan Manajemen Perencanaan, Anggaran
dan Keuangan
2. Program pengembangan SDM teknis dan administrasi
3. Program pengembangan Sarana dan Prasarana
4. Program pengembangan Laboratorium Karantina Hewan dan
Tumbuhan
5. Program peningkatan kerjasama, koordinasi dan konsultasi
dengan instansi terkait
6. Program pengembangan sistem teknologi informasi
7. Program peningkatan kesadaran masyarakat dalam
pengembangan karantina hewan dan tumbuhan
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 10
3.3. Kegiatan
Rencana kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon 2011 –
2017 terdiri dari program kerja yang dituangkan dalam kegiatan :
1. Program Pengembangan Manajemen Perencanaan, Anggaran
dan Keuangan, meliputi :
a. Mengikuti pertemuan koordinasi perencanaan di tingkat
pusat
b. Pengumpulan data sarana dan prasarana dalam rangka
penyusunan program
c. Penyiapan bahan usulan pengangkatan pejabat
pengelola anggaran
d. Penyusunan laporan Sistim Akutansi Instansi (SAI).
e. Penyusunan laporan SABMN
2. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia
a. Mengikutsertakan para pegawai untuk mengikuti
pelatihan teknis maupun administrasi di pusat
b. Meningkatkan disiplin pegawai menuju Wilayah Bebas
Korupsi ( WBK )
c. Pengajuan Dupak bagi pegawai pejabat fungsional
d. Upaya peningkatan pemberdayaan para pejabat
fungsional melalui implementasi point-point kegiatan
3. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Karantina
Hewan
a. Membangun dan melengkapi sarana gedung kantor di
setiap wilker, rumah dinas, laboratorium, kandang
hewan/instalasi, incenarator, gudang, dll
b. Melengkapi sarana mobilitas kerja operasional berupa
pengadaan kendaraan roda-4 dan roda-2
c. Pengadaan dokumen pendukung KH dan KT
d. Pemeliharaan dan pengamanan gedung kantor serta
barang inventaris lainnya
4. Program Pengembangan Laboratorium KH dan KT
a. Melakukan identifikasi HPHK terutama Rabies, AI dan
Brucellosis (screening test)
b. Melakukan Koleksi HPHK dan OPTK
c. Menyusun pedoman dan evaluasi pemantauan HPHK
dan OPTK
d. Pemeriksaan terhadap kemanan pangan hayati hewani
dan nabati
5. Program Peningkatan Mutu Pelayanan
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 11
a. Apresiasi Sistem dan prosedur pelayanan KH dan KT
b. Peningkatan efektifitas pelaksanaan tindakan KH dan KT
c. Pelaksanaan tindak karantina hewan dan tumbuhan
dibuktikan secara ilmiah lewat pemeriksaan
laboratorium
6. Program Peningkatan Kerjasama dan Koordinasi dengan
instansi terkait
a. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait seperti
Bea Cukai, Imigrasi, Kesehatan Pelabuhan, Adpel,
Angkasa Pura, Kepolisian, Pemda, Universitas, dll.
b. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan instansi
perhubungan dan kepolisian serta pemda khusus untuk
pengawasan pintu keluar/masuk yang belum ditempati
petugas karantina.
7. Program Pengembangan Sistem Informasi
a. Memanfaatkan berbagai media untuk kepentingan
sosialisasi
b. Melaksanakan pengadaan bahan informasi dan publikasi
dengan meggunakan media internet dan e-mail dalam
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan hasil
kegiatan teknis adminstrasi UPT.
c. Penggunaan Sistem Informasi Karantina Hewan ( e-qvet )
dan Sistem Informasi Karantina Tumbuhan ( e-plaq )
8. Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam
Pengembangan Karantina
a. Melaksanakan sosialisasi, pameran dan publikasi
karantina hewan dan tumbuhan kepada seluruh lapisan
masyarakat dari berbagai segmen masyarakat.
b. Melaksanakan pengadaan bahan informasi dan publikasi
c. Penyebaran brosur-brosur dan leaflet secara langsung
kepada pengguna jasa karantina hewan dan tumbuhan
d. Bulan Bakti Karantina sebagai media untuk
mewujudkan Quarantine Minded.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon telah membuat rencana
kerja 2015 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ada serta
seiring dengan kebijakan Badan Karantina Pertanian dalam
penguatan 6 (enam) pilar yang tercakup dalam Program Penerapan
Kepemerintahan yang Baik dan Program Peningkatan Ketahanan
Pangan yaitu:
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 12
1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik.
a. Menyelenggarakan pembayaran gaji, honorarium dan
tunjangan kepada pegawai SKP Kelas I Ambon
b. Meyelenggarakan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
c. Menyelenggarakan Pelayanan Publik dan Birokrasi melalui
pemasangan jaringan internet guna mendukung program e-
qvet dan e-plaq
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
a. Melaksanakan Administrasi Kegiatan dalam rangka
mendukung Program Ketahanan Pangan melalui kegiatan
tindak karantina
b. Menyelenggarakan Penyuluhan dan Penyebaran Informasi
dalam rangka pelaksanaan public awareness
c. Melaksanakan Survei Bidang Pertanian dalam rangka
pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
d. Melaksanakan pembangunan gedung khusus, prasaran dan
sarana lingkungan gedung serta rehabilitasi gedung sebagai
upaya pembangunan infrastruktur
4. ANALISIS KELEMBAGAAN
A. KONDISI SAAT INI
1. Kelembagaan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dibentuk sesuai
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina
Pertanian. Sesuai Surat Keputusan ini pula maka ditetapkan
wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
meliputi Bandara Pattimura, Pelabuhan Laut Ambon, Pelabuhan
Laut Tual, Namlea (P.Buru ), Pelabuhan Laut Kobisadar dan
Kantor Pos Ambon.
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 13
2. Peraturan Perundang-Undangan
Dasar hukum pelaksanaan Karantina Hewan dan Tumbuhan
adalah :
Undang-Undang No. 16 Th. 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan
PP No. 82 Th. 2000 tentang Karantina Hewan
PP No. 14 Th. 2002 tentang Karantina Tumbuhan
PP No. 49 Th. 2002 jo PP No. 7 Th. 2004 tentang PNBP
lingkup Deptan
Peraturan Perundangan Lainnya
3. Sumber Daya Manusia
1. Jumlah pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
sampai akhir tahun 2015 sebanyak 39 ( tiga puluh sembilan
) orang ditambah tenaga harian lepas 14 ( empat belas ) orang
penjaga malam dan petugas kebersihan
2. Komposisi pegawai berdasarkan kualifikasi jabatan adalah :
Pejabat Struktural : 3 Orang
Medik Veteriner : 3 Orang
Paramedik Veteriner : 11 Orang
POPT Ahli : 4 Orang
POPT Terampil : 9 Orang
Calon Fungsional : 4 Orang
Penata Laporan Keuangan : 1 Orang
Analisis Kimia : 1 Orang
Verifikator Keuangan : 2 Orang
Staff Administrasi : 3 Orang
Jumlah : 39 Orang
Melihat komposisi pegawai yang ada maka dapat dipastikan
bahwa sebagian besar wilayah kerja belum diisi oleh petugas
yang ideal dari segi jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan
sebagaimana setiap wilker idealnya terdapat minimal 1 medik
veteriner dan POPT Ahli serta Paramedik dan POPT Terampil,
namun dengan jumlah medik Veteriner dan POPT Ahli yang
hanya 3 tentu tidak dapat dipenuhi komposisi ideal tersebut.
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 14
4. Sarana Pendukung
Sarana pendukung berupa gedung kantor sudah tersedia baik di
kantor induk maupun seluruh wilker kecuali wilker kobisadar,
sarana lainnya berupa Gedung Laboratorium, Meubelair, Alat
Pengolah data, Alat Laboratorium, Alat Komunikasi dan
alat/bahan penunjang operasional lainnya sebagian besar sudah
tersedia dalam menunjang kegiatan perkarantinaan di provinsi
Maluku.
5. Kerja Sama
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Ambon menjalin kerjasama dengan berbagai
instansi terkait seperti Adpel, Pelindo, Angkasa Pura, Pemda,
Kepolisian, Kesehatan Pelabuhan, serta pihak Universitas
Pattimura dan SPP Pertanian Passo Ambon dll.
6. Penyebaran Informasi
Penyebarluasan informasi Karantina dilakukan secara
berkesinambungan melalui sosialisasi, penyebaran brosur,
leaflet, poster, publikasi lewat media massa, media elktronik dan
RRI yang menjadi agenda rutin setiap tahun dengan sasaran
masyarakat umum, Mass media, akademisi, pengguna jasa
karantina dan pengambil kebijakan di daerah.
7. Laboratorium
Diagnosa Laboratorium menjadi senjata tindak karantina secara
ilmiah, saat ini pemeriksaan laboratorium belum dilaksanakan
secara optimal baik KH maupun KT. Pemeriksaan baru terbatas
pada screening test, mikroskopis dan organoleptik. Pemeriksaan
lanjutan masih dilakukan di BBV Maros dan BBUSKP.
B. KONDISI YANG DIHARAPKAN
1. Kelembagaan
Pada tahun 2015 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
diharapkan telah mengalami peningkatan eselon minimal eselon
III sehingga dengan peningkatan eselon maka akan terjadi
kesejajaran dengan eselon instansi-instansi terkait di daerah
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 15
sehingga organisasi akan dapat berjalan dengan baik dan
berkelanjutan.
2. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang sudah ada
hendaknya diikuti dengan lahirnya keputusan-keputusan
Menteri Pertanian sehingga tupoksi karantina pertanian dapat
berjalan efektif.
3. Sumber Daya Manusia
Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang selalu
menjadi masalah krusial diharapkan akan sudah tertangani pada
periode lima tahun kedepan. Kebutuhan tenaga yang diharapkan
bisa terpenuhi sehingga menjadi ideal adalah :
NO KEBUTUHAN PEGAWAI JUMLAH
1 Struktural 3 Orang
2 Medik Veteriner 7 Orang
3 POPT Ahli 15 Orang
4 Paramedik veteriner 7 Orang
5 POPT Terampil 15 Orang
6 Tenaga Akuntasi 3 Orang
7 Pengadministrasi Data 3 Orang
8 Pranata Komputer 1 Orang
Jumlah 54 Orang
4. Sarana dan Prasarana
Seluruh Wilayah Kerja diharapkan pada tahun 2015 telah
memiliki sarana gedung kantor yang representative. Setiap
kantor wilker juga akan dilengkapi dengan instalasi karantina
hewan dan screen house sesuai dengan komoditi dominan yang
ditangani. Sarana penunjang lainnya berupa meubelair, alat
pengolah data, alat komunikasi dan kendaraan bermotor Roda-2
serta penunjang lainnya termasuk mess pegawai diharapkan
semua bisa terpenuhi dalam upaya memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat pengguna jasa.
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 16
5. Keuangan
Dalam setiap tahunnya diharapkan akan mendapatkan kenaikan
anggaran minimal 30 % dari anggaran tahun sebelumnya
sehingga diharapkan ada peningkatan kinerja dan pelayanan
melalui peningkatan jumlah pegawai dan saranan dan prasarana.
Hal ini dibutuhkan dalam rangka melakukan pembiayaan
terhadap pelaksanaan fungsi wilker yang terus bertambah baik
dari segi jumlah SDM dan kualitas SDM, infrastruktur, sarana
dan prasarana, dll. Dan yang terpenting bagaimana UPT dapat
membiayai kegiatan-kegiatan yang terkait dengan Tupoksi.
6. Kerja Sama
Terwujudnya kerjasama yang lebih optimal antara instansi
terkait CIQS serta autoritas pelabuhan dan bandara serta
pemerintah daerah setempat dan pihak akademisi di daerah
dalam melakukan pencegahan terhadap masuk dan keluarnya
Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina.
7. Teknologi Informasi
Akses informasi dari UPT ke Pusat dan demikian sebaliknya
menjadi sesuatu yang harus dipercepat akselerasinya.
Penggunaan e-mail dan situs website menjadi mutlak dalam
mempercepat tercapainya visi karantina pertanian. Penggunaan
program E-qvet dalam sertifikasi dan pelaporan kegiatan
operasional karantina hewan dan E-Plaq untuk karantina
tumbuhan harus sudah terimplementasi pada awal pencanangan
renstra ini. Teknologi Informasi di UPT akan diwujudkan dengan
pemasangan jalur internet dengan wireless dan optimalisasi dan
pemberdayaan web yang telah tersedia.
8. Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium akan dapat menjadi alasan ilmiah
dalam proses tindakan karantina pertanian. Pemeriksaan akan
lebih ditingkatkan kearah deteksi terhadap bakteri, virus dengan
teknik Eliza dan pemeriksaan cemaran mikroba terhadap
keamanan pangan hewani dan nabati, Dan sarana yang dapat
mendukung akreditasi laboratorium. Sementara itu BBUSKP
tetap akan menjadi rujukan hasil pemeriksaan di tingkat UPT.
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 17
5. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK
A. FAKTOR INTERNAL
I. Kekuatan.
1. Memiliki sejumlah SDM yang kompeten dalam
penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan
antara lain dengan tersedianya pejabat fungsional Medik
dan Paramedik Veteriner, POPT Ahli dan POPT Terampil ,
petugas administrasi, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan
petugas Intelejen karantina hewan dan tumbuhan
2. Tersedianya sumber pembiayaan dari DIPA maupun dari
dana PNBP
3. Adanya berbagai peraturan perundangan serta juklak dan
juknis penyelenggaraan karantina hewan dan tumbuhan
4. Tersedianya sarana dan prasarana operasional dan
laboratorium karantina hewan dan tumbuhan
5. Karantina sebagai salah satu unsur penting yang harus
ada di setiap pintu masuk dan keluar.
II. Kelemahan
1. Kualitas dan kuantitas SDM belum dapat memenuhi
kebutuhan UPT
2. Komposisi dan distribusi pegawai masih belum memadai
3. Budaya kerja pegawai belum memadai
4. Sarana dan prasarana yang ada belum memadai
5. Wilayah kerja belum didukung oleh sarana prasarana
gedung kantor dan prasarana lainnya
6. Peraturan perundangan yang ada belum dijabarkan dalam
peraturan pelaksanaan yang operasional
B. FAKTOR EKSTERNAL
I. Peluang
1. Tersedianya program pendidikan dan pelatihan pegawai
baik administrasi maupun teknis
2. Semakin strategisnya peran karantina dalam menentukan
akses pasar dalam perdagangan internasional
3. Meningkatnya kerjasama antar instansi terkait melalui
forum koordinasi dan komunikasi
II. Tantangan
1. Tuntutan atas budaya kerja aparatur pemerintah
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 18
2. Tuntutan terhadap kinerja aparatur guna tercapainya
good governance dan cleant goverment
3. Tuntutan penyelenggaraan Karantina Hewan sesuai
kemajuan Teknologi, Globalisasi, Otonomi Daerah dan
arah kebijakan pembangunan system dan usaha
agribisnis
4. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas pelayanan prima
5. Rendahnya pemahaman masyarakat mengenai arti
penting karantina pertanian
6. Luasnya jangkauan wilayah kerja Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Ambon yang terdiri dari ribuan pulau
besar dan kecil.
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
1. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja program di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon Tahun 2015 dilakukan dengan melihat capaian pada masing-
masing indikator kinerja.
1) Tingkat pelayanan sertifikasi tindak karantina serta kepuasan
pengguna jasa
2) Tingkat efektifitas pengendalian ancaman resiko yang
berhubungan dengan masuk dan menyebarnya HPHK dan
OPTK, serta bahan pangan yang tidak sesuai dengan standar
keamanan pangan nasional;
3) Tingkat efektifitas manajemen pelayanan perkantoran terhadap
kegiatan operasional, penyiapan sarana dan pelaporan serta
peningkatan kinerja pegawai;
2. Evaluasi dan Analisis Kinerja
Sasaran program dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
adalah meningkatnya efektitas pelayanan karantina dan pengawasan
keamanan hayati yang diukur dari indikator kinerja sebagai berikut :
2.1. Akuntabilitas Keuangan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon tahun 2015
mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.054.284.000,- dengan
realisasi anggaran Rp. 6.899.841.768 yang terdiri atas :
a. Belanja Pegawai
Pagu : Rp. 2.259.678.000
Realisasi : Rp. 2.259.648.065
b. Belanja Barang
Pagu : Rp. 3.535.106.000
Realisasi : Rp. 3.387.433.703
c. Belanja Modal
Pagu : Rp. 1.259.500.000
Realisasi : Rp. 1.252.760.000
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 20
Secara keseluruhan realisasi anggaran Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 6.899.841.768
Pendapatan Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) dari sensor karantina
pada tahun 2015 adalah Rp. 90.507.253,- hal ini meningkat dari
tahun sebelumnya, tahun 2014 penerimaan Negara Bukan Pajak
sebesar Rp. 84.660.244
2.2. Akuntabilitas Pelayanan Karantina
Adapun kegiatan operasional karantina pertanian ( hewan dan
tumbuhan ) yang telah berhasil dilaksanakan sebagai wujud
pelaksanaan tupoksi karantina adalah sebagaiberikut :
sertifikasi dalam rangka tindak karantina terhadap komoditas
pertanian berupa tumbuhan dan produknya, dengan total
frekuensi 2.941 kali dengan rincian
No. Jenis Sertifikasi Jumlah
1. Sertifiksi Pelepasan (KT-9) 1.595 kali
2. Sertifikasi Kesehatan Antar Area 1.327 kali
3. Phytosanitary Certificate 19 kali
JUMLAH 2.941 kali
sertifikasi dalam rangka tindak karantina terhadap komoditas
hewan dan produknya, dengan total frekuensi 1.419 kali,
dengan rincian:
No. Jenis Sertifikasi Jumlah
1. Sertifikasi Kesehatan Hewan (KH-9) 288 kali
2. Sertifikasi sanitasi Produk Hewan
(KH-10)
182 kali
3. Sertifikasi pelepasan(KH-12) 949 kali
JUMLAH 1.419 kali
total sertifikasi ada 4.360 kali dengan total Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dari jasa karantina pada tahun
2015 sebesar Rp. 90.507.253 ,-. Hal ini meningkat dari
frekuensi penerbitan sertifikat tindak karantina SKP Kelas I
Ambon yang pada tahun 2014 sebanyak Rp.84.660.244,-.
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 21
2.3 IKM
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon terutama di unit-unit
pelayanan teknis wilker merupakan salah satu komponen unit
pelayanan publk. Hasil evaluasi kuisioner IKM UPT Stasiun
Karantina Pertanian tahun 2015 dengan nilai IKM tahap I 81,44 dari
85 responden dan tahap II 81,53 dari 30 responden. Nilai ini
menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2014 dengan nilai IKM
tahap I 84,16 dari 200 responden dan tahap II 84,88 dari 200
responden. Hal ini menunjukkan bahwa respon terhadap keberadaan
karantina dan kegiatan karantina berkurang, Hal ini disebabkan
kurangnya sosialisasi dan koordinasi tingkat instansi terkait dalam
penyelenggaraan perkarantinaan di wilayah Maluku pada umumnya.
2.4 IPNBK
Berdasarkan hasil dari pengolahan data dari kuisioner terhadap
pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon, maka telah
didapatkan hasil bahwa nilai Kualitas Budaya Kerja Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Ambon pada Tahun 2015 adalah 94,27
dengan jumlah responden 39 orang. Dengan demikian kinerja
pegawai termasuk kategori baik. Nilai ini meningkat apabila
dibandingkan dengan tahun 2014 dengan nilai IPNBK adalah 85,23
dengan jumlah responden 39 orang.
2.5 Pelatihan
Dalam rangka peningkatan pelayanan tindak karantana Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Ambon berusaha menambah jumlah
petugas teknis dan senantiasa meningkatkan kualitas petugas teknis
dengan mengirim pegawai untuk mengikuti pelatihan/diklat pada
tahun 2015 diantaranya:
Pelatihan dasar karantina dan fungsional : 1 orang
3. Hambatan / Kendala dan Upaya Penyelesaiannya.
Pelaksanaan kinerja karantina pada Stasiun karantina Pertanian
Kelas I Ambon masih menemui berbagai hambatan dan
permasalahan seperti berikut :
1. Terbatasnya SDM baik kualitas maupun kuantitas masih
menjadi kendala utama dalam melakukan mobilisasi petugas
untuk ditempatkan pada setiap wilker
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 22
2. Prasarana dan sarana khususnya kendaraan operasional roda-
2 masih terbatas sehingga ada kesulitan dalam pelaksanaan
operasional
3. Laboratorium belum diberdayakan maksimal karena
terbatasnya SDM dan alat laboratorium yang ada
4. Pengawasan keamanan hayati belum dapat dijalankan dengan
baik terkait dengan keterbatasan SDM dan alat Laboratorium
5. Geografis provinsi Maluku yang berkepulauan menjadi
hambatan dan sekaligus tantangan dalam mengamankan
wilayah Maluku dari masuk dan menyebarnya HPHK dan
OPTK
6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat umum akan
pentingnya peran karantina pertanian.
Dari permasalahan tersebut maka sebagai tindak lanjut
pemecahannya maka ditempuh solusi sebagai berikut :
1. Memberdayakan SDM yang ada dan peningkatan kapasitas
SDM melalui diklat teknis dan fungsional yang difasilitasi oleh
Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian dan
melalui Peningkatan kompetensi mandiri dari UPT.
2. Mengupayakan penambahan anggaran setiap tahun anggaran
dalam upaya penambahan sarana dan prasarana
3. Koordinasi dengan instansi terkait dan seluruh stake holder
karantina sebagai upaya mengawasi pintu keluar masuk yang
belum ditetapkan
4. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui program public
awareness kepada setiap segmen masyarakat.
LAKIP SKP KELAS I AMBON 2015 23
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon ini memberikan gambaran tentang capain kinerja baik makro
maupun mikro di bidang karantina pertanian. Laporan ini pula
sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas dalam melaksanakan
berbagai kewajiban pembangunan karantina pertanian di provinsi
Maluku. Sangat disadari bahwa prinsip transparansi dan
akuntabilitas belum dapat disajikan secara menyeluruh namun
setidaknya akan dapat memberikan gambaran pembangunan yang
telah dilakukan Stasiun Karantina pertanian Kelas I Ambon
Pembangunan perkarantinaan tidak akan dapat berjalan dengan
baik dalam rangka perlindungan wilayah dari ancaman HPHK dan
OPTK tanpa didukung oleh partisipasi masyarakat luas dalam
penyelenggaraannya.
Kiranya LAKIP ini dapat memenuhi akuntabilitas dan menjadi
sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan
kinerja serta menjadi acuan pula dalam penyusunan Rencana
Strategis pada masa yang akan datang.