Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-1
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang
optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM
Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan
sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang
ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan
organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai
operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja
suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara
bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
Dengan adanya Presiden dan Wakil Presiden yang baru dan dengan Penetapan
Numenklatur Kementerian baru maka Kementerian Dalam Negeri akan melakukan
pembahasan untuk melakukan perubahan pada PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah sehingga dimungkinkan akan berubahnya pedoman dan
perumpunan urusan.
Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232 ayat (1)
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Presiden Joko
Widodo pada tanggal 15 Juni 2016 telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor
(PP) 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah., sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pembentukan Perangkat Daerah, menurut PP tersebut, dilakukan berdasarkan
asas: a. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah; b. intensitas Urusan
Pemerintahan dan potensi Daerah; c. efisiensi; d. efektivitas; e. pembagian habis tugas; f.
rentang kendali; g. tata kerja yang jelas; dan h. Fleksibilitas.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-2
6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN
6.1.1 Struktur Organisasi, Tugas, dan Fungsi Masing – masing Unit yang Terkait
Dengan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya.
Instansi pemerintahan yang berwenang dalam penyelenggaraan RPIJM, yaitu
kegiatan pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana dalam mendukung
pembangunan wilayah Kabupaten Banyuwangi yaitu Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA), Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Penataan Ruang, Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Banyuwangi. Pada umumnya kewenangan dan tanggung jawab dari instansi-instansi
pemerintahan tersebut dalam menjalankan dan melaksanakan program-program
pembangunan daerah sudah cukup baik.
Di Kabupaten Banyuwangi, pengelolaan dan pengembangan bidang-bidang sarana
dan prasarana permukiman dilakukan oleh tiap-tiap dinas dalam bertindak sebagai
pengelola, juga berfungsi sebagai pengatur, pengawas dan pembina pengelola. Sebagai
pengatur, Dinas-dinas tersebut bertugas membuat peraturan-peraturan yang harus
dilaksanakan dalam tata pengelolaan dan pembangunan sarana dan prasarana
permukiman. Sebagai pengawas, fungsi instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah
mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan yang telah dibuat dan memberikan sangsi
bila dalam pelaksanaan tugasnya tidak mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Fungsi
sebagai pembina pengelolaan pada instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah
melakukan peningkatan kemampuan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan melalui
pelatihan-pelatihan maupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai upaya
peningkatan dan pengembangan pelayanan pengelolaan infrastruktur di wilayah
Kabupaten Banyuwangi.
Dalam manajemen pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana wilayah
yang dioperasionalkan, tiap-tiap instansi pemerintahan tersebut juga mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam penyediaan pembiayaan pengelolaan prasarana
dan sarana wilayah yang didapatkan dari sumber-sumber pemerintah daerah dan
retribusi jasa pelayanan.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-3
Kelembagaan Pemerintah kabupaten Banyuwangi yang menangani bidang Cipta
Karya, sesuai dengan Perda Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2016, adalah sebagai berikut :
A. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan unsur
penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan, dan bidang penelitian dan
pengembangan yang menjadi kewenangan daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 65 Tahun 2016 BAPPEDA
mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan di bidang perencanaan, dan di bidang penelitian dan pengembangan yang
menjadi kewenangan daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari Bidang Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi; Bidang Ekonomi; Bidang Sarana, Prasarana Wilayah dan
Lingkungan Hidup; Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pemerintahan; dan Bidang
Penelitian dan Pengembangan.
Bidang Sarana, Prasarana Wilayah dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan dan penyusunan rencana pembangunan daerah di
bidang sarana, prasarana wilayah dan lingkungan hidup, meliputi :urusan pekerjaan
umum, permukiman, perhubungan, pengembangan wilayah, pertanahan, kebencanaan,
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 6.1, mengenai Susunan Organisasi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
B. DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN PENATAAN RUANG
Dinas Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Penataan Ruang merupakan unsur
pelaksana urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang
menjadi kewenangan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 45 Tahun 2016 Dinas
Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Penataan Ruang mempunyai tugas membantu Bupati
dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang pekerjaan umum dan penataan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-4
ruang yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
Kabupaten.
Dinas Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Penataan Ruang terdiri dari Bidang Bina
Marga, Bidang Cipta Karya dan Bidang Penataan Ruang.
Bidang Cipta Karya mempunyai tugas merumuskan, mengkoordinasikan,
penyusunan strategi dan melaksanakan kebijakan penyelenggaraan bangunan gedung,
penataan bangunan dan lingkungan serta pengendalian jasa konstruksi yang menjadi
kewenangan pemerintah kabupaten.
Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 6.2, tentang Susunan Organisasi Dinas
Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Penataan Ruang.
C. DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN (DINAS PU PENGAIRAN)
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan merupakan unsur pelaksana Urusan
Pemerintahan dibidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang menjadi kewenangan
daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 47 Tahun 2016, Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan
Pemerintahan dibidang pekerjaan umum dan penataan ruang terkait sumber daya air
(SDA) dan air minum yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang
diberikan kepada kabupaten.
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan terdiri dari Bidang Pembangunan dan
Pengembangan; Bidang Operasi dan Pemeliharaan; dan Bidang Bina Manfaat dan
Kemitraan.
Bidang Pembangunan dan Pengembangan mempunyai tugas menyusun pedoman
teknis pembinaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan perencanaan teknis
pengadaan jasa kontruksi dan konsultasi serta pelaksanaan pembangunan dan
peningkatan sarana sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih.
Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 6.3, tentang Susunan Organisasi Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan kabupaten Banyuwangi.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-5
D. DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan unsur pelaksana urusan
pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman yang menjadi kewenangan
daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 46 Tahun 2016, Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman mempunyai tugas membantu Bupati
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perumahan dan kawasan permukiman
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
Kabupaten.
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman terdiri dari Bidang Perumahan dan
Bidang Kawasan Permukiman.
Bidang Perumahan mempunyai tugas merumuskan, mengkoordinasikan,
penyusunan strategi dan melaksanakan kebijakan di bidang perumahan yang menjadi
kewenangan pemerintah kabupaten.
Bidang Kawasan Permukiman mempunyai tugas merumuskan,
mengkoordinasikan, penyusunan strategi dan melaksanakan pengelolaan kawasan
permukiman, perumahan dan kawasan permukiman kumuh dan penyelenggaraan
prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan yang menjadi kewenangan
pemerintah kabupaten.
Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 6.4, tentang Susunan Organisasi Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
E. DINAS LINGKUNGAN HIDUP (DLH)
Dinas lingkungan hidup merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan daerah
dibidang lingkungan hidup, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 50 Tahun 2016, Dinas
Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibidang lingkungan hidup.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-6
Dinas Lingkungan Hidup, terdiri dari Bidang Pengawasan dan Pengendalian;
Bidang Konservasi dan Rehabilitasi; dan Bidang Kebersihan.
Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, menganalisis
dan standarisasi pengelolaan lingkungan hidup serta penanganan pengaduan lingkungan
hidup.
Bidang Kebersihan mempunyai tugas menyusun pedoman teknis pembinaan,
pengawasan dan pengembangan kegiatan perencanaan teknis pengadaan, pelaksanaan
pembangunan dan peningkatan kebersihan.
Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 6.5, tentang Susunan Organisasi Dinas
Lingkungan Hidup (DLH).
F. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No.8 Tahun 1974 tanggal
25 September 1974 disyahkan dengan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Timur No.
Hk/474/152.4/SK tanggal 7 November 1974, diundangkan dalam Lembaran Daerah
Provinsi Dati I Jatim pada tanggal 8 November 1974 no. 180/c, terakhir ditinjau kembali
dan diterbitkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1988 tanggal 29 Januari 1988 tentang
pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi disyahkan dengan Keputusan
Gubernur KDH Tk I Jatim tanggal 27 Mei 1988 No. 221/P Tahun 1988 diundangkan dalam
lembaran Daerah Tk.II Banyuwangi Tahun 1988 pada tanggal 11 Juni 1988 nomor 4c.
Tujuan dan Fungsi PDAM Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai salah satu
sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan sebagai sarana pengembangan perekonomian
dalam rangka Pembangunan Daerah. Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 6.6, tentang
Susunan Organisasi Perusahaan Derah Air Minum (PDAM).
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-7
Gambar 6.1. Susunan Organisasi BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN DAN
PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN
PENYUSUNAN
PROGRAM
BIDANG DATA DAN
PENGENDALIAN
PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI
BIDANG SUMBERDAYA
ALAM DAN LINGKUNGAN
HIDUP
BIDANG FISIK DAN
PRASARANA
BIDANG
KESEJAHTERAAN
RAKYAT DAN
PEMERINTAHAN
SUB BIDANG
PENGENDALIAN
PEMBANGUNAN
SUB BIDANG KERJASAMA
EKONOMI DAN INVESTASI
SUB BIDANG PERTANIAN
DAN PARIWISATA
SUB BIDANG
PEKERJAAN UMUM
SUB BIDANG
PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN
SUB BIDANG DATA,
PENELITIAN DAN
PELAPORAN
SUB BIDANG
PERINDUSTRIAN,
PERDAGANGAN KOPERASI
DAN UMUM
SUB BIDANG ESDM DAN
LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG TATA
RUANG DAN
PERHUBUNGAN
SUB BIDANG
PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-8
Gambar 6.2. Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Banyuwangi
UPTD
dDDD
SEKSI LABORAT DAN
LEGER JALAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
SUB BAGIAN UMUM
DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN PENYUSUNAN
PROGRAM
BIDANG BINA
MARGA
BIDANG TATA BANGUNAN
DAN TATA RUANG
BIDANG
PERMUKIMAN
SEKSI PEMBANGUNAN
JALAN & JEMBATAN SEKSI
TATA BANGUNAN
SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
SEKSI PEMELIHARAAN
JALAN & JEMBATAN
SEKSI TATA RUANG
SEKSI AIR BERSIH
AIR BERSIH
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-9
Gambar 6.3. Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Banyuwangi
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-10
Gambar 6.4. Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Banyuwangi
UPT Lab.Lingk
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-11
Gambar 6.5. Susunan Organisasi Perusahaan Derah Air Minum (PDAM) Kab. Banyuwangi
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-12
6.1.2 Potensi dan Persoalan Terkait Dengan Organisasi Dan Tata Laksana Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya.
Sebagaimana ditetapkan dalam Program Reformasi Birokrasi, penataan tata
laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas
kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan
hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa
kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi
peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu
mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian
dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi.
Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja
lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program
dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar
perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam
Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten, khususnya menyangkut
tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna
memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan
tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi
pegawai dalam melakukan tugasnya.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.1 dan Tabel 6.2.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-13
Tabel 6.1. Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK Unit/Bagian yg
menangani Bidang CK
1 Bappeda - Inventarisasi permasalahan di bidang sarana, prasarana wilayah dan lingkungan hidup serta perumusan langkah-langkah kebijakan pemecahan masalahnya;
- Penyusunan kajian kebijakan pembangunan daerah di bidang sarana prasarana wilayah dan lingkungan hidup;
- Penyusunan rencana, pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan pensinergian rencana pembangunan daerah bidang sarana prasarana wilayah dan lingkungan hidup;
- Pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang sarana prasarana wilayah dan lingkungan hidup;.
Bidang Sarana Prasarana Wilayah dan Lingkungan Hidup
Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman
2 Dinas PU Cipta Karya dan Penataan Ruang
- Perumusan kebijakan dan strategi, serta rencana yang terkait dengan penyelenggaraan bangunan gedung, penataan bangunan dan lingkungan;
- Perumusan rencana, program dan kegiatan beserta penganggaran penyelenggaraan bangunan gedung, penataan bangunan dan lingkungan;
- Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian bangunan gedung dan penataan bangunan dan lingkungan;
- Perumusan pengelolaan administrasi teknis yang terkait penyelenggaraan bangunan gedung,penataan bangunan dan lingkungan;
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan yang terkait bangunan gedung, penataan lingkungan.
Bidang Cipta Karya
Seksi Bangunan Gedung
Seksi Penataan Lingkungan
3 Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
- Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan perencanaan teknis pembangunan dan peningkatan sarana sumber daya air dan irigasi serta pembangunan sarana air minum/air bersih;
- Pembinaan dan pengawasan pengendalian kegiatan pengadaan jasa kontruksi dan konsultasi pengembangan sumber daya air dan irigasi serta airminum/air bersih;
- Pembinaan dan pengawasan pengendalian serta pengawasan pembangunan dan peningkatan sarana sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih;
- Pembinaan pengelolaan administrasi teknis pelaksanaan pembangunan dan peningkatan sarana sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih;
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pembangunan dan peningkatan sarana sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih;
- Penyusunan pedoman pembinaan operasional, pemeliharaan dan pembangunan sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih,
- Perencanaan teknis kegiatan operasional, pemeliharaan dan pembangunan sumber daya air, irigasi dan air
Bidang Pembangunan dan Pengembangan
Seksi Pembangunan dan Pengembangan Sumber Daya Air
Seksi Pembangunan dan Pengembangan Air Bersih
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-14
No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK Unit/Bagian yg
menangani Bidang CK
minum/air bersih; - Pelaksanaan dan bantuan teknis perencanaan dan
pembangunan sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih;
- Perencanaan, pengaturan, pengadaan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih;
- Pelaksanaan tertib penyelenggaraan bangunan yang menjamin kehandalan teknis dan konstruksi sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih;
- Pelaksanaan kepastian hukum dalam penyelenggaraan sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih;
- Pelaksanaan pengeboran air tanah dangkal dan air tanah dalam;
- Pelaksanaan bantuan teknis kepada instansi pemegang anggaran terhadap penyelenggaraan pembangunan sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih;
- Perencanaan, evaluasi dan pengawasan sumber daya air, irigasi dan air minum/air bersih.
4 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Perumusan kebijakan dan strategi serta rencana penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana;
- Perumusan kebijakan dan strategi serta rencana fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah;
- Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana; - Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang
terkena relokasi program pemerintah; - Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan
perumahan; - Penerbitan sertifikat kepemilikan bangunan gedung
(SKBG); - Rehabilitasi dan relokasi rumah serta pengendalian
perumahan; - Pengelolaan administrasi teknis kegiatan rehabilitasi dan
relokasi rumah serta pengendalian perumahan; - Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan rehabilitasi
dan relokasi rumah serta pengendalian perumahan - Perumusan kebijakan dan strategi serta rencana
pengelolaan kawasan permukiman, perumahan/rumah susun (RUSUN) dan kawasan permukiman kumuh, penyelenggaraan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan;
- Perumusan pengelolaan administrasi teknis kawasan permukiman, perumahan/rumah susun (RUSUN) dan kawasan permukiman kumuh, penyelenggaraan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan;
- Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman;
Bidang Perumahan
Seksi Pengendalian Perumahan
Seksi Rehabilitasi dan Relokasi Rumah
Bidang Kawasan Permukiman
Seksi PSU dan Rumah Susun
Seksi Kawasan Kumuh
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-15
No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK Unit/Bagian yg
menangani Bidang CK
- Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha;
- Pencegahan perumahan dan kawasan permukiman kumuh;
- Penyelenggaraan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan;
- Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) tingkat kemampuan kecil;
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan pengelolaan kawasan permukiman, perumahan/rumah susun (RUSUN) dan kawasan permukiman kumuh, penyelenggaraan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) perumahan;
5 Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
- Penyusunan program dan petunjuk teknis dibidang pengawasan dan pengendalian lingkungan;
- Pengkoordinasikan dan pelaksanaan program teknis dibidang pengawasan dan pengendalian lingkungan.
- Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan perencanaan teknis pembangunan, peningkatan dan sarana dan prasarana kebersihan
- Pembinaan pengelolaan administrasi teknis pelaksanaan pembangunan, peningkatan, sarana dan prasarana kebersihan;
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana kebersihan
- Pelaksanaan rehabilitasi, peningkatan, pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana persampahan;
- Pelaksanaan pengurangan timbulan sampah; - Penyediaan layanan penanganan sampah; - Penyediaan sarana dan prasarana pengembangan sistem
dan pengelolaan persampahan
Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Bidang Kebersihan
Seksi Pengelolaan Kebersihan
Seksi Pelayanan Sampah;
6 PDAM - Membantu, memelihara dan menjalankan operasi sarana penyediaan air minum
- Memperlancar, menyempurnakan dan mengawasi pemakaian air secara merata dan efisien
- Menyelenggarakan pengaturan untuk mencegah adanya pengambilan air secara liar
- Menyelenggarakan pelayanan air minum kepada masyarakat secara tertib dan teratur.
Bagian Teknik
Subbag Perencanaan
Tabel 6.2. Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-16
No. Nama SOP Instansi yg Terlibat Tugas & Fungsi Instansi
dalam SOP
1 Pengembangan Permukiman (Bangkim) Bappeda Kajian, studi
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pelaksanaan fisik
2 Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Bappeda Kajian, studi
DPU Cipta Karya dan Penataan Ruang
Pelaksanaan fisik
3 Pengembangan Air Minum Bappeda Kajian, studi
DPU Pengairan Pelaksanaan fisik
PDAM Pelaksanaan fisik
4 Pengembangan PLP
Air LImbah Bappeda Kajian, studi
DPU Cipta Karya dan Penataan Ruang
Pelaksanaan fisik
DLH Pelaksanaan fisik
Persampahan Bappeda Kajian, studi
DLH Pelaksanaan fisik
Drainase Bappeda Kajian, studi
DPU Cipta Karya dan Penataan Ruang
Pelaksanaan fisik
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pelaksanaan fisik
Bidang Infrastruktur sebagian besar dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya dan
Penataan Ruang Kabupaten Banyuwangi; yang meliputi Sektor Pengembangan
Permukiman (Bangkim), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL).
Pada sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP), urusan subsektor air
limbah domestik ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama dengan Dinas PU
Cipta Karya dan Penataan Ruang. Urusan subsektor Persampahan ditangani oleh DLH.
Sedangkan subsektor Drainase menjadi urusan Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman; dan Dinas PU Cipta Karya dan Penataan Ruang.
Sektor pengembangan air minum menjadi urusan Dinas PU Pengairan dan PDAM.
Beberapa sektor atau subsektor infrastruktur dalam RPI2-JM ditangani oleh
instansi yang berbeda, oleh karena itu peran Bappeda sangat penting agar di Kabupaten
Banyuwangi terjadi koordinasi dan integrasi dalam pembangunan.
Rencana untuk meningkatkan tata laksana penyelenggaraan RPIJM adalah dengan
pengusulan adanya kebutuhan akan pembentukan Peraturan Daerah baru untuk program
KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) yang mendukung penyelenggaraan program pembangunan
prasarana kota di Kabupaten Banyuwangi.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-17
6.1.3. Analisis Kebutuhan SDM Dibandingkan Dengan Kondisi Eksisting
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM
aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu
ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan
kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat
dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja
bidang Cipta Karya.
Permasalahan yang sering dihadapi antara lain terbatasnya jumlah aparatur,
tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia
(SDM) yang menangani/ mengelola Bidang PU Cipta Karya di Kabupaten Banyuwangi.
Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan lain-lain
masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas sehingga
kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.
Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga
masih terbatas seperti : ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan
operasional dan lain-lain sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.
Permasalahan yang dihadapi dalam hal kondisi SDM adalah sumber daya manusia
baik pada level pemerintahan maupun masyarakat yang masih belum memadai dan
kapabel dalam menangani persoalan penanganan dan pengelolaan sarana dan prasarana
permukiman di daerah. Permasalahan sumber daya manusia merupakan hal cukup
penting, karena sebagai pondasi dasar dalam pemahaman dan kesadaran dalam kegiatan
pembangunan wilayah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada daerah
Kabupaten Banyuwangi akan menghambat proses percepatan pembangunan. Untuk itu
program-program peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan serta kelompok-
kelompok masyarakat dirasa sangat perlu sebagai genertor bagi perkembangan wilayah
kabupaten. Ketidakmampuan aparatur pemeritahan dalam pelaksanaan pembangunan
daerah perlu mendapat stimulan, baik yang berupa program-program peningkatan
kemampuan secara kelembagaan maupun indvidual organisasi pemeritah agar kinerja
dan proses pembangunan dapat terlaksana dan tercapai dengan optimal.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-18
Demikian juga sama halnya dengan prasarana fisik pendukung. Prasarana kantor
dengan kondisi yang baik dan lengkap akan sangat penting artinya bagi kelancaran
pembangunan yang efektif dan efisien. Sebaliknya, kurangnya kualitas dan kuantitas
fasilitas pendukung ini dapat mengakibatkan kurang optimalnya kinerja bagi proses
pembangunan, sehingga perlu mendapat perhatian, agar peningkatan kemampuan dan
kinerja dapat berjalan optimal.
Rencana peningkatan SDM adalah dengan mengusulkan adanya penambahan
tenaga atau mengusulkan kebutuhan akan training. Sedangkan dalam hal peningkatan
sarana dan prasarana kerja yaitu dengan penambahan kebutuhan akan prasarana dan
peralatan.
Tabel 6.3. Pelatihan Bidang Cipta Karya
6.2. KERANGKA REGULASI
No Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat,
Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan
Lingkungan
5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan
Bangunan Gedung dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan
Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap
Darurat Bencana
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara
13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17 Diklat Jabatan Fungsional
7
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-19
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan
dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan
kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 23/2014 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-
luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang
ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi
tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya
mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah,
cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan
banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan
kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan
ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu,
kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak
senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah
berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah
kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang
Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1)
Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-20
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan
dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara
lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan
RPIJM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah
perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 tahun 2016 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
Pembentukan Perangkat Daerah, dilakukan berdasarkan asas: a. Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah; b. intensitas Urusan
Pemerintahan dan potensi Daerah; c. efisiensi; d. efektivitas; e. pembagian
habis tugas; f. rentang kendali; g. tata kerja yang jelas; dan h. Fleksibilitas.
“Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perda, yang
berlaku setelah mendapat persetujuan dari Menteri (Mendagri, red) bagi
Perangkat Daerah provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
bagi Perangkat Daerah kabupaten/kota,” bunyi Pasal 3 ayat (1,2) PP tersebut.
Berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 2016, Perangkat Daerah kabupaten/kota
terdiri atas: a. sekretariat Daerah; b. sekretariat DPRD; c. inspektorat; d. dinas;
e. badan; dan f. kecamatan.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-21
4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan
Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan
peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah
dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini
memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur
dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi
birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah
menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan
Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan
disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari
sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan
berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan
oleh K/L dan Pemda;
3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi
tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani
organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-22
4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan
tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-
government;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem
rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar
kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, pengembangan system manajemen kinerja
organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan
pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam
seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat
dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas
dan fungsi, serta kewenangan masingmasing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah
mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu
perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya
untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan
RPIJM Bidang Cipta Karya.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-23
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang
Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang
PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target
pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2,
dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan
yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya
yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam
koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan
Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar
bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang
bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun
kabupaten/kota.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan
perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat
daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing
SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan
Perbup/Perwali.
8. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai
dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah
standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi
kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di
dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum,
drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR VI-24
9. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan
Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah
dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam
rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai,
aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar
kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur
melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan
Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan
perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat
daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus
lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu
kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya
maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.