50
1 PROSES PELAKSANAAN LOAN ADMINISTRATION PADA PT. BANK TABUNGAN NENGARA (PERSERO) TBK. DI CABANG BEKASI Nama : Wahyu Hidayat NIM : 1002015083 Program Studi : S1 Manajemen LAPORAN HASIL MAGANG PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA TAHUN 2013

LAPORAN MAGANG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Pemasaran

Citation preview

1

PROSES PELAKSANAAN LOAN ADMINISTRATION PADA

PT. BANK TABUNGAN NENGARA (PERSERO) TBK.

DI CABANG BEKASI

Nama : Wahyu Hidayat

NIM : 1002015083

Program Studi : S1 Manajemen

LAPORAN HASIL MAGANG

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan

judul “PROSES PELAKSANAAN LOAN ADMINISTRATION PADA PT.

BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. DI CABANG BEKASI”

Dalam penyusunan laporan magang ini banyak pihak yang telah

membantu, oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Permana Yusuf, SE., MM. selaku Kaprodi Manajemen

2. Bapak Sunarto Suwito, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing Magang

3. Bapak Jumiran selaku Sub Unit Head Bank BTN Cabang Bekasi

4. Bapak Yudhi Sumiaji selaku pembimbing Magang Bank BTN cabang Bekasi

5. Semua pegawai dan staff yang ada di PT. Bank Tabungan Negara di bagian

Loan Administration

6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik berupa moril dan

materil

7. Seluruh teman-teman Mahasiswa yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu

8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan magang ini

Perlu disadari bahwa segala keterbatasan, laporan magang ini masih jauh

dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

sempurnanya laporan ini. Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan.

Jakarta, Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................. ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi................................................... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Magang.......................................................... 4

1.2.1 Tujuan Magang................................................................... 4

1.2.2 Manfaat Magang................................................................. 5

1.3 Target Magang................................................................................ 6

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan..................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beberapa Pengertian Pokok............................................................ 7

2.1.1 Pengertian Kredit................................................................ 7

2.1.2 Unsur-Unsur Kredit............................................................. 8

2.1.3 Prinsip-Prinsip Perkreditan................................................ 9

2.1.4 Kebijaksanaan Perkreditan............................................... 12

2.2 Kajian Pustaka............................................................................... 14

2.2.1 Pengertian Manajemen..................................................... 14

2.2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran.................................. 15

2.2.3 Definisi Pemasaran........................................................... 16

2.2.4 Konsep Pemasaran............................................................ 17

2.2.5 Pemasaran Jasa................................................................ 18

2.2.6 Karakteristik & Klasifikasi Jasa....................................... 20

2.2.7 Pengertian Pelayanan....................................................... 21

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Perusahaan........................................................................ 23

3.1.1 Profil PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk............ 23

3.1.2 Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk......... 23

3.1.3 Visi & Misi PT. Bank Tabungan Negara

(Persero)Tbk...................................................................... 24

3.1.4 Pola Prima dan Budaya Kerja PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk..................................................................... 25

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan................................................... 27

3.2.1 Deskripsi Jabatan.............................................................. 28

3.2.2 Aspek Kegiatan Perusahaan............................................. 30

3.3 Bisnis Utama Perusahaan dan Perkembangan Permintaan

Konsumen...................................................................................... 32

BAB IV HASIL MAGANG DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Harian Selama Magang.................................................. 35

4.2 Penerapan Teori untuk Kegiatan Harian Selama Magang............ 39

4.2.1 Penginputan Data Layak atau Tidaknya Suatu

Perumahan......................................................................... 39

4.2.2 Mencocokkan Nomor Sertifikat Bangunan....................... 39

4.2.3 Menginput Nomor Rekening Debitur Nasabah

Bank BTN........................................................................... 40

4.2.4 Menyerahkan Nomor Rekening Debitur ke Bagian

Accounting......................................................................... 40

4.2.5 Mencocokkan Nomor Rekening Debitur dengan yang

Tertera di Data Buku Perumahan..................................... 40

4.2.6 Mengurutkan Nomer Debitur dan Kemudian di

Masukkan ke dalam Bantex............................................... 41

4.2.7 Mendata Surat Perumahan untuk di Lelang..................... 41

4.2.8 Menyerahkan Surat Tugas Lelang ke Bagian

Area Collection (arcoll)..................................................... 41

4.2.9 Mencopy dan Mengirim Fax Surat Tugas untuk

Developer........................................................................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan................................................................................... 42

5.2 Saran.............................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam era globalisasi ini telah mendorong timbulnya persaingan yang

sangat ketat dan kompetitif dalam segala bidang usaha. Keberhasilan ini sangat

ditentukan dengan melihat keadaan pasar dan tanggapan yang cepat terhadap

setiap perubahan kebutuhan perilaku konsumen. Perusahaan dituntut untuk

semakin kreatif dan inovatif dalam melayani kebutuhan konsumen melalui

penawaran produk dengan memberikan pelayanan dan fasilitas yang semakin

baik. Hal tersebut dilakukan perusahaan untuk dapat mempertahankan keberadaan

perusahaan ditengah-tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk dapat

unggul dalam persaingan, maka perusahaan harus selalu memberikan

pengembangan atau inovasi- inovasi terbaru.

Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu barang atau jasa.

Konsumen merupakan aset terbesar yang harus dijaga oleh perusahaan. Hal yang

utama sebuah perusahaan dengan mengupayakan kebutuhan dan keinginan

konsumen yang dapat memberikan tingkat kepuasan yang tinggi melalui cara

yang efektif dan efisien dibandingkan dengan perusahaan pesaing lainnya. Konsep

pemasaran yang berorientasi pada konsumen hendaknya diterapkan oleh

perusahaan, di mana konsumen adalah faktor utama mengenai kepuasan dan

kualitas karena dalam hal ini konsumen memegang peranan sangat penting dalam

mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang diberikan

perusahaan.

Keinginan dan kebutuhan konsumen harus terus dapat dipenuhi oleh

perusahaan. Perusahaan harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada

konsumen untuk menjaga dan mempertahankan pelanggan. Pelayanan dalam

perbankan adalah kunci yang membedakan suatu bank dengan pesaingnya,

sehingga memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Industri jasa perbankan ini sangat terkait erat dengan kepercayaan, layanan

(service) dan hubungan yang terbaik kepada kosumen. Kualitas pelayanan yang

diberikan, memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan kosumen. Kualitas

memberikan dorongan kepada konsumen untuk menjalin hubungan yang loyal

dengan perusahaan. Sebaliknya pelayanan buruk berarti reputasi atau nama baik

perusahaan akan turun. Sehingga pihak bank harus terus menerus berusaha untuk

meningkatkan pelayanan agar dapat memenangkan persaingan dalam memasarkan

produk jasa perbankan.

Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan kegiatan sehari-

hari bank tidak akan terlepas dari bidang keuangan, sama halnya seperti

perusahaan lain kegiatan pihak perbankan dapat dikatakan sebagai tempat

melayani segala kebutuhan para nasabahnya. PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) merupakan salah satu bank badan usaha milik negara di Indonesia. Bank

BTN selama ini telah memberikan dan menawarkan produk maupun fasilitas

pelayanan yang bervariasi kepada pelanggannya untuk meningkatkan mutu

dengan konsumen dan untuk kemudahan konsumen dalam melakukan transaksi

perbankan. Salah satu fasilitas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) yang

ditetapkan untuk melayani kebutuhan pelanggan adalah Kredit Pemilikan Rumah

(KPR).

Kegiatan pokok utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat

berupa tabungan, giro, deposito dan menyalurkan dana kembali pada masyarakat

dalam bentuk kredit, ini diwujudkan dalam bentuk pemberian kredit, salah

satunya adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kredit Perumahan ini ditujukan

bagi masyarakat yang ingin memiliki tempat tinggal yang bisa didapatkan dari PT.

Bank Tabungan Negara. Pembangunan perumahan bagi masyarakat

berpenghasilan rendah hanya terserap rata-rata 80.000 unit/tahun Kondisi ini

menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan akan perumahan rakyat masih sangat

jauh sehingga perlu adanya keseriusan dari berbagai pihak untuk melakukan

percepatan pembangunan perumahan rakyat yang berkelanjutan, mengingat masih

adanya permasalahan dalam pembangunan perumahan rakyat tersebut antara lain

yaitu: pendanaan, penyediaan lahan, perizinan, belum optimalnya dukungan dari

institusi terkait dan daya beli konsumen yang masih rendah.

Pendanaan atau pembiayaan merupakan faktor yang sangat penting dalam

pembangunan perumahan berkelanjutan. Pembiayaan perumahan meliputi antara

lain pembiayaan untuk pembangunannya (tanah, perizinan & perencanaan,

infrastruktur, bangunan) dan penyediaan Kredit Perumahan bagi masyarakat

(konsumen). Ketersediaan fasilitas kredit perumahan sangatlah diperlukan, hal ini

mengingat bahwa kemampuan ekonomi masyarakat untuk membeli atau memiliki

rumah secara kontan (cash) masih rendah. Kredit perumahan rakyat adalah jenis

kredit yang sifatnya jangka panjang, untuk itu bank pemberi kredit perumahan

harus mempunyai dana yang sifatnya jangka panjang dan stabil.

Memiliki rumah pribadi adalah impian semua orang. Untuk

mewujudkannya diperlukan dana yang tidak sedikit. Perbankan pun berlomba-

lomba mengucurkan kredit ke sektor ini dengan produk andalan mereka yaitu

Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Bank BTN menawarkan alternatif pembelian

rumah melalui kredit perumahan. Produk ini ditujukan untuk membiayai

pembelian rumah atau ruko baik dalam kondisi baru maupun bekas (second)

untuk dimiliki atau ditempati sendiri serta untuk perbaikan rumah tinggal

(renovasi).

1.2 Tujuan dan Manfaat Magang

1.2.1 Tujuan Magang

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan magang adalah sebagai

berikut :

1. Untuk memenuhi SKS mata kuliah kerja profesi (magang) sebagai persyaratan

untuk kelulusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Prof. Dr. Hamka.

2. Untuk mengetahui kegiatan bagian Loan Administration di Bank Tabungan

Negara dalam pemberian kredit kepada debitur dan melihat keadaan suatu

perumahan layak atau tidaknya untuk dipasarkan.

3. Untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang selama ini didapat di perkuliahan

kemudian dikembangkan dan disalurkan ke dalam dunia kerja yang

sesungguhnya di Bank Tabungan Negara.

4. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang sesungguhnya di Bank

Tabungan Negara serta memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja

1.2.2 Manfaat Magang

Sesuai dengan tujuan magang di atas, di harapkan kegiatan magang ini

dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa :

Dapat wawasan dalam pengetahuan tentang mengadministrasi di Bank

Tabungan Negara, dan dapat memperoleh pengetahuan akan perbandingan

antara dunia kerja dengan teori pembelajaran yang selama ini diperoleh di

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

2. Bagi Fakultas Ekonomi Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka :

Meningkatkan pengetahuan dan kualitas sumber daya manusia Universitas

Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, dan dapat menambah pengetahuan dan

informasi bagi akademik yang berkaitan dengan kuliah kerja profesi (magang).

3. Bagi Bank Tabungan Negara :

Dapat meringankan dan membantu kegiatan operasional pekerjaan Bank

Tabungan Negara dengan penambahan tenaga kerja untuk menutupi

kekurangan tenaga kerja di Bank Tabungan Negara, serta memberi

pengetahuan tentang dunia pekerjaan.

1.3 Target Magang

Adapun target praktek kerja lapangan (magang) yang di dapat di bagian

Loan Administration Bank Tabungan Negara adalah:

1. Untuk mengetahui kecepatan dan ketepatan proses kredit sesuai kebijakan dan

prosedur yang ada.

2. Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu rumah untuk dipasarakan dan

dihuni, serta untuk mengetahui nilai jual suatu unit rumah dilihat dari

lingkungan sekitar dan luas suatu rumah yang dapat dapat dipasarkan oleh

Bank Tabungan Negara.

3. Untuk mengetahui dan memastikan bahwa semua dokumen yang disimpan

aman dan lengkap, baik dokumen pokok maupun dokumen pendukungnya.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan magang telah dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu:

Tanggal : 2 September 2013 – 30 September 2013

Waktu : 07.30 WIB - 16.30 WIB

Tempat : PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Bekasi

Alamat : JL. Jend Sudirman No. 19 Bekasi 17143, Telp (021) 8840649

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beberapa Pengertian Pokok

2.1.1 Pengertian Kredit

Pada umumnya orang akan mudah memberikan pemahaman atau

penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan kredit. Namun dalam memberikan

batasan atau definisi mengenai istilah kredit banyak dijumpai kesulitan

merumuskannya, terlebih lagi mencari perumusan yang dapat memuaskan

pandangan semua pihak dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan setiap pemberi

definisi itu senantiasa mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang tampak

olehnya melalui kacamata keahliannya masing-masing.

Pengertian kredit menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”

Menurut Kasmir (2010:101) dalam bahasa latin kredit disebut “Credere”

yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima

kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai

perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan,

sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut

sesuai dengan jangka waktunya.

Menururt Syamsu Iskandar (2008:93) kredit merupakan piutang bagi bank,

maka pelunasannya (repayment) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh

debitur terhadap utangnya, sehingga resiko kredit macet dapat dihindari. Menurut

Teguh Pudjo Muljono (2007) mendefinisikan bahwa kredit adalah kemampuan

untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan

suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang

disepakati.

Dari beberapa pengertian tentang kredit yang telah dikemukakan oleh

para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan antara

pihak bank dengan pihak peminjam dengan suatu janji bahwa pembayarannya

akan dilunasi oleh pihak peminjam sesuai dengan jangka waktu yang telah

disepakati beserta besarnya bunga yang telah ditetapkan.

2.1.2 Unsur-Unsur Kredit

Menurut Kasmir (2010:98) kredit yang diberikan oleh suatu lembaga

kredit merupakan pemberian kepercayaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka

unsur-unsur kredit adalah :

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit

yang diberikan berupa uang atau jasa akan benar- benar diterima kembali di

masa tertentu di masa mendatang.

2. Kesepakatan

Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing- masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu yang

mencakup masa pengembalian kredit yang disepakati.

4. Risiko

Faktor risiko dapat disebabkan oleh dua hal :

a. Faktor kerugian yang diakibatkan adanya unsur kesengajaan nasabah untuk

tidak membayar kreditnya padahal mampu.

b. Faktor kerugian yang ditimbulkan oleh unsur ketidaksengajaan nasabah

sehingga mereka tidak mampu membayar kreditnya, misalnya akibat terjadi

musibah bencana alam.

5. Balas jasa

Merupakan atas keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang

dikenal dengan sebutan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya

administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

2.1.2 Prinsip-Prinsip Perkreditan

Menurut (Kasmir 2010:117) prinsip perkreditan dilakukan dengan analisis

5C dan 7P. Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaian tetap

sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar

penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan

oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan,

dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

1. Character

Penilaian character ini dapat mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan

tekad baik calon debitur yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban

dari calon debitur.

2. Capacity

Penilaian capacity untuk melihat kemampuan dalam melunasi kewajibannya

dari kegiatan usaha yang dilakukan atau kegiatan usaha yang akan dilakukan

yang dibiayai dengan kredit dari bank.

3. Capital

Penilaian terhadap prinsip capital tidak hanya melihat besar kecilnya modal

yang dimiliki oleh calon debitur tetapi juga bagaimana distribusi modal itu

ditempatkan.

4. Condition of Economy

Pada prinsip condition (kondisi), dinilai situasi dan kondisi politik, sosial,

ekonomi, dan kondisi pada sektor usaha calon debitur. Maksudnya agar bank

dapat memperkecil risiko yang mungkin timbul oleh kondisi ekonomi, keadaan

perdagangan dan persaingan di lingkungan sektor usaha calon debitur dapat

diketahui.

5. Collateral

Collateral diartikan sebagai jaminan fisik harta benda yang bernilai uang dan

mempunyai harga stabil dan mudah dijual. Jika pada dari peminjam terkena

kecelakaan atau hal-hal lain yang mengakibatkan peminjam tidak mampu

membayar hutangnya, maka tindakan akhir yang dilakukan oleh bank adalah

melaksanakan haknya atas collateral yang diikat secara yuridis untuk menjamin

hutangnya pada bank.

Selanjutnya penelitian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit

dengan unsur penilaian sebagai berikut:

1. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari

maupun kepribaadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup,

sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu

masalah dan menyelesaikannya.

2. Party

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-

golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah

yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang

berbeda dari bank.

3. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis

kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-

macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah modal kerja, investasi,

konsumtif, produktif dan lain-lain.

4. Prospect

Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau

tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini

penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai

prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5. Payment

Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau

dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak

sumber penghasilan debitur makan akan semakin baik. Sehingga jika salah satu

usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6. Profitability

Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan

semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection

Tujuan adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan

jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman.

Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau

orang atau jaminan asuransi.

2.1.4 Kebijaksanaan Perkreditan

Menurut Teguh Pudjo Muljono (2007:20) dalam menetapkan

kebijaksanaan perkreditan tersebut harus diperhatikan 3 (tiga) asas pokok yaitu :

1. Asas Likuiditas

Asas likuiditas adalah suatu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat

menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya

akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau dari

masyarakat luas. Suatu bank dikatakan likuid apabila memenuhi kreteria antara

lain :

a. Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan digunakan

untuk memenuhi likuiditasnya.

b. Bank tersebut memiliki assets lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu

tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya.

c. Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash assets baru

melalui berbagai bentuk utang.

2. Asas Solvabilitas

Asas solvabilitas, usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari

masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit.

3. Asas Rentabilitas

Asas rentabiltas, sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu

mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk mempertahankan

eksistensinya maupun untuk keperluan mengembangkan dirinya.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui

upaya bersama dengan sejumlah orang atau juga sumber organisasinya.

Manajemen memiliki 3 karakteristik yaitu:

1. Sebuah proses atau seri dari aktifitas yang berkelanjutan dan berhubungan.

2. Melibatkan dan berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan organisasi.

3. Mendapatkan hasil-hasil ini dengan bekerja sama dengan sejumlah orang dan

memanfaatkan sumber-sumber dimiliki organisasi.

Menurut Malayu P. Hasibuan (2005:2) manajemen adalah ilmu dan seni

yang mengatur proses pemanfataan sumber daya manusia dan sumber-sumber

daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dan

menurut Siagian (2006:3) mengatakan manajemen adalah kemampuan atau

keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan

melalui orang lain.

Dari pengertian manajemen menurut para ahli di atas dapat disimpulkan

manajemen adalah sebuah proses dari aktifitas berhubungan yang melibatkan dan

berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan organisasi, mendapatkan hasil-hasil

dengan bekerja sama dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki

organisasi. Tanpa pengetahuan tersebut, mereka tidak dapat mengidentifikasi dan

membuat informasi secara relevan.

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat,

telah timbul berbagai macam spesialisasi dalam manajemen, salah satunya adalah

manajemen pemasaran (management marketing). Fungsi dari manajemen

pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan suatau perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang dan

mendapatkan keuntungan, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengaruh, dan

pengendalian.

2.2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:10) manajemen pemasaran adalah

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program

yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk

mencapai sasaran organisasi.

Menurut Kotler (2008:5) dari definisi American Marketing Association

(AMA) adalah :

Manajemen Pemasaran adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

operasi pemasaran total, termasuk perumusan tujuan pemasaran, kebijakan

pemasaran, program pemasaran, dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk

menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu maupun

organisasi.

Berdasarkan pengertian diatas manajemen pemasaran dapat disimpulkan

bahwa manajemen pemasaran adalah suatu pengorganisasian di dalam perusahaan

yang menyangkut dengan strategi pemasaran perusahaan dengan menganalisis,

merencanakan, mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan yang telah

terprogram. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas kegiatan pemasaran perusahaan dalam rangka memperoleh pertukaran

yang menguntungkan.

2.2.3 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:34) pemasaran adalah proses sosial

yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan ingikan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Sebagai ilmu, marketing merupakan ilmu pengetahuan yang obyektif yang

diperoleh dengan penggunaan instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur

kinerja dari aktivitas bisnis dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan

pertukaran yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antar produsen dan

konsumen.

Definisi pemasaran berstandar pada konsep berikut :

1. Kebutuhan (needs)

2. Keinginan (wants)

3. Permintaan (demands)

4. Kebutuhan manusia (human needs)

Di dalam uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pemasaran

merupakan suatu proses untuk menentukan kebutuhan konsumen dan bertujuan

untuk memperoleh kepuasan oleh konsumen. Pemasaran merupakan suatu proses

dalam membentuk, mengembangkan dan mengarahkan suatu produknya untuk

saling menguntungkan antara produsen dan konsumen untuk menjaga kesetian

konsumen pada suatu produk.

2.2.4 Konsep Pemasaran

Di dalam suatu organisasi perusahaan kunci untuk mencapai tujuan

organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta

memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien

dibandingkan para pesaing. Perusahaan harus lebih efektif dalam menciptakan,

menyerahkan, mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada sasaran terpilih.

Konsep pemasaran menurut Kotler dan Keller (2008:7) yaitu :

1. Pasar Sasaran

Perusahaan akan berhasil dan mampu apabila mereka secara cermat dalam

memilih pasar sasaran dan mempersiapkan program pemasaran yang dirancang

secara khusus untuk masing-masing pasar tersebut.

2. Kebutuhan Pelanggan

Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran tetapi gagal memahami

kebutuhan pelanggan secara akurat. Memahami kebutuhan konsumen tidak

selalu mudah, beberapa pelanggan memiliki kebutuhan yang sepenuhnya

mereka tidak sadari, atau mereka tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata

kebutuhan itu atau mereka memerlukan kata-kata yang memerlukan penafsiran.

3. Keinginan Pelanggan

Perusahaan harus memahami dan mengerti apa yang diinginkan pelanggan, jika

produsen dapat memahami dan mengerti apa yang diinginkan oleh konsumen,

konsumen akan semakin loyal terhadap produk apa yang dipasarkan oleh

produsen tersebut karena produk yang diinginkan oleh konsumen bisa

dipahami oleh perusahaan.

4. Permintaan Pelanggan

Permintaan pelanggan akan sebuah produk harus dipahami sebuah perusahaan.

Perusahaan dapat mengerti akan kebutuhan konsumen, jika keinginan

pelanggan akan kebutuhan suatu produk tersebut maka permintaan akan

semakin meningkat.

2.2.5 Pemasaran Jasa

Para produsen dalam menyalurkan hasil produksinya bukan saja benda-

benda berwujud seperti barang, tetapi ada pula produsen yang menyalurkan benda

tak berwujud seperti jasa. Adapun sifat perusahaan yang dapat menghasilkan jasa

adalah bahwa itu tidak dapat ditimbun seperti barang-barang lainnya.

Dalam industri jasa tidak berlaku dengan yang biasa ditemukan pada

industri barang yang biasa di jumpai, contohnya: tidak ada produksi secara besar-

besaran, dan tidak ada gudang penyimpanan barang. Banyak usaha kecil dibidang

jasa dan minim investasi daerah kerja terbatas. Sukses usaha kebanyakan

tergantung pada mutu pelayanan bukan pada besarnya investasi. Biaya opersional

paling besar untuk keperluan tenaga kerja (kecuali untuk transportasi, hotel dan

lain-lain).

Steinhoff dalam Buchari Alma (2009:242) pemasaran jasa adalah bahan

baku untuk menghasilkan jasa adalah orang. Akan tetapi masih bnyak faktor

penunjang lainnya, seperti peralatan canggih, bersih, akurat, mutakhir dan

sebagainya. Menurut Bruce J. Walker dalam Danang Sunyoto (2009: 162)

langkah-langkah Pemasaran Jasa yaitu Analisis Pasar Sasaran dan Perencanaan

Jasa, yaitu:

1. Analisis Pasar Sasaran

Pertama-tama menentapkan pasar sasaran dan memilih pasar sasaran

bagaimana dalam hal pemasaran produk, maka faktor-faktor penting yang

perlu diperhatikan adalah:

a. Bagaimana motif pembelian dilakukan

b. Kapan, dimana dan bagaiman pelanggan membeli

c. Siapa pembeli dan siapa yang melakukan keputusan pembelian

d. Bagaiman sikap dan pandangan pribadi pembeli dan sebagainya.

2. Perencanaan Jasa

Perencanaan produk dan pengembangan sangatlah penting dalam program

pemasaran jasa.

a. Jasa apa yang ditawarkan

b. Berapa luasnya dan bagaimana jasa itu di kembangkan

c. Bagaimana bentuk jasa yang dikembangkan itu.

2.2.6 Karakteristik & Klarifikasi Jasa

Menurut Kotler dan Gary Amstrong ( 2008 : 92 ) sifat dan karakteristik

jasa adalah sebagai berikut :

a. Jasa Tidak Berwujud (Service Intangibility) berarti bahwa jasa tidak,

dirasakan, diraba, didenger, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli.

b. Jasa Tak Terpisah (Service Inseparability) berarti bahwa jasa tidak dapat

dipisahkan dari penyedianya, tanpa mempedulikan apakah penyedia jasa itu

orang atau mesin.

c. Jasa Variabilitas (Service Variability) berarti bahwa kualitas jasa tergantung

pada siapa yang menyediakan jasa itu dan kapan, dimana, dan bagaimana jasa

itu disediakan.

d. Jasa Dapat Musnah (Perishability) berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan

untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.

Menurut Lovelock dan Wright (2005 : 28) cara-cara pengelompokan atau

klasifikasi jasa adalah sebagai berikut:

1. Tingkat keberwujudan dan ketidakberwujudan proses jasa

Berwujud (kata sifat): dapat diraba, dipegang, atau diawetkan dalam bentuk

fisik dalam waktu lama. Tidak berwujud: karakteristik khusus jasa yang

mengakibatkannya mustahil diraba atau dipegang dengan cara yang sama

seperti barang-barang fisik.

2. Penerima langsung proses jasa

Beberapa jasa, seperti potong rambut atau transportasi umum, ditunjukan bagi

pelanggan itu sendiri. Sifat dasar pertemuan jasa antar pemasok jasa dan

pelanggan sangat bervariasi sesuai dengan sejauh mana pelanggan sendiri

secara utuh terlibat dalam proses jasa tersebut.

3. Tempat dan waktu penyerahan jasa

Keputusan manajerial ini melibatkan pertimbangan sifat dasar jasa itu sendiri,

dimana pelanggan berada (di rumah maupun tempat kerja), preferensi mereka

terkait dengan waktu membeli dan menggunakan, biaya relatif dan alternatif

yang berbeda, dan dalam beberapa hal faktor musim.

4. Pelayanan khusus (customization) versus standarisasi layanan khusus

(customization): penyesuaian karakteristik jasa untuk memenuhi kebutuhan

khusus dan preferensi masing-masing pelanggan . Standarisasi: mengurangi

variasi pengoperasian dan penyerahan jasa.

5. Bentuk hubungan dengan pelanggan

Beberapa jasa melibatkan hubungan formal, dimana seluruh pelanggan

dikenal oleh organisasi dan seluruh transaksi satu demi satu dan diberi ciri

khas (seperti bank dan ahli mata susan).

6. Sejauh mana permintaan dan pasokan seimbang

Beberapa industri jasa memiliki permintaan yang tetap atas jasa mereka,

sementara yang lainnya sangat berfluktasi. Sejauh mana fasilitas “peralatan”

dan orang-orang menjadi bagian dari pengalaman jasa.

2.2.7 Pengertian pelayanan

Menurut Rambat Lupiyoadi (2005:144) kualitas pelayanan adalah sejauh

mana jasa memenuhi spesifikasi-spesifikasinya. Menurut Nina Rahmayanty

(2010:5) pelayanan adalah tempat berkumpulnya uang dan pekerjaan. Tanpa

pelanggan, perusahaan tidak punya apa-apa perusahaanlah yang bergantung pada

konsumen dan untuk konsumenlah perusahaan bekerja. Karena konsumen sumber

uang dan pekerjaan bagi perusahaan.

Kualitas pelayanan jasa mempunyai definisi menurut Tjiptono (2007:

57), kualitas pelayanan dapat di artikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi

harapan konsumen. Dengan kata lain, ada faktor utama yang memperngaruhi

kualitas pelayanan jasa, yaitu expected service dan perceived service atau

kualitas jasa yang di harapkan dan kualitas jasa yang di terima atau dirasakan.

Pelayanan dan kepuasan konsumen adalah merupakan tujuan utama dalam

perusahaan karena tanpa konsumen, perusahaan tidak akan ada. Aset perusahaan

sangat kecil nilainya tanpa keberadaan mempertahankan konsumen. Konsumen

ditarik dengan tawaran yang lebih kompetitif dan dipertahankan dengan

memberikan kepuasan.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Perusahaan

3.1.1 Profil PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Bank Tabungan Negara atau BTN adalah Badan Usaha Milik Negara

Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa

keuangan perbankan. Sejak tahun 2012, bank ini dipimpin oleh Maryono sebagai

direktur utama.

3.1.2 Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cikal bakal BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia

pada tahun 1897. Pada tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia,

bank ini dibekukan dan digantikan dengan Tyokin Kyoku atau Chokikyoku.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia bank ini diambil alih oleh pemerintah

Indonesia dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos pada tahun 1950. Nama dan

bentuk perusahaan selanjutnya berubah beberapa kali hingga akhirnya pada tahun

1998 diubah menjadi nama dan bentuk resmi yang berlaku saat ini.

Sejarah Bank BTN :

Tahun 1897 : Berdiri dengan nama Postpaar Bank

Tahun 1942-1945 : Berubah nama menjadi Chokin Kyoku

Tahun 1950 : Menjadi Bank Tabungan Pos

Tahun 1963 : Menjadi Bank Tabungan Negara

Tahun 1968 : Resmi dimiliki Pemerintah (BUMN)

Tahun 1974 : Pelayanan KPR lebih difokuskan

Tahun 1989 : Mendapat izin Bank Umum dan penerbitan obligasi

Tahun 1992 : Bank BTN menjadi Persero

Tahun 1994 : Perseroan mendapat izin sebagai Bank Devisa

Tahun 2000 : Bank BTN ikut dalam program Rekapitulasi

Tahun 2002 : Bank BTN sebagai Bank Umum dengan fokus pinjaman

tanpa subsidi untuk perumahan

Tahun 2003 : Restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh yang

tertuang dalam persetujuan

Tahun 2008 : Bank BTN menjadi bank pertama di Indonesia yang

melakukan pendaftaran transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun

Aset (KIK EBA) di BAPEPAM yang kemudian dilakukan dengan pencatatan

perdana dan listing transaksi tersebut di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009

3.1.3 Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Visi Bank BTN

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

Misi Bank BTN

Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi

pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis

teknologi terkini.

Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang

berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.

Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip

kehati-hatian dan good corporate govermance untuk meningkatkan

Shareholder Value.

Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

3.1.4 Pola Prima dan Budaya Kerja PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk.

POLA PRIMA

Pelayanan Prima (Service Excellence)

InOvasi (Innovation)

KeteLAdanan (Role Model)

PRofesionalisme (Professionalism)

Intergritas (Integrity)

KerjasaMA (Teamwork)

Nilai-Nilai Dasar Budaya dan 12 Perilaku Utama

PELAYANAN PRIMA :

Ramah, sopan dan bersahabat

Peduli, pro aktif dan cepat tanggap

INOVASI :

Berinisiatif melakukan penyempurnaan

Berorientasi menciptakan nilai tambah

KETELADANAN :

Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar

Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja

PROFESIONALISME :

Kompeten dan bertanggung jawab

Bekerja cerdas dan tuntas

INTEGRITAS :

Konsisten dan disiplin

Jujur dan berdedikasi

KERJASAMA :

Tulus dan terbuka

Saling percaya dan menghargai

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Untuk mencapai suatu tata kerja yang teratur dan tararah dengan suatu

organisasi dengan segala aktivitasnya, harus ada hubungan diantara orang-orang

yang menjalankan aktivitas tersebut, semakin banyak aktivitas yang dilakukan

maka semakin kompleks hubungannya. Oleh karena itu perlu dibuat hubungan

antara masing-masing kegiatan (fungsi yang dikenal dengan struktur organisasi)

sebagai dasar dalam hal pembagian wewenang (Authority) dan tanggung jawab

(Responsibility).

Organisasi merupakan wadah dari sejumlah manusia yang melakukan

aktivitas secara terencana dengan kerja sama secara penuh kesadaran dalam suatu

hubungan yang terikat dan dalam suatu hubungan formal untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Tujuan dari organisasi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugas

2. Untuk meningkatkan efisiensi kerja

3. Untuk mempermudah pengawasan

4. Untuk menghindarkan duolikasi kerja

5. Untuk menentukan orang-orang yang diperlukan dalam organisasi.

Salah satu unsur organisasi adalah struktur organisasi dan PT. Bank

Tabungan Negara jelas mempunyai struktur organisasi perusahaannya. Untuk

lebih jelasnya mengenai struktur organisasi pada Bank BTN Kantor Cabang

Bekasi sebagai berikut :

Struktur Organisasi Bank BTN Cabang Bekasi

Sub Branch Manager

Retail Service Unit Loan Recovery Unit Loan Sevice Unit

Loan Acount Officer

Teller Service Customer Service

Cleaning Service Security

Account Officer

3.2.1 Deskripsi Jabatan

Adapun struktur organisasi pada PT Bank Tabungan Negara (Persero)

antara lain :

1. Kepala Kantor Cabang (Branch Manager),bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan kepala unit kerja dengan rutin.

b. Melaksanakan pengawasan dan memberikan evaluasi terhadap tugas kerja

bawahan.

c. Mengkaji neraca dan laporan laba-rugi.

d. Memantau pelaksanaan transaksi.

e. Mendayagunakan tenaga kerja dan peralatan/perlengkapan kerja untuk

memaksimalkan kinerja kantor cabang.

2. Customer Service Head, bertugas :

a. Mengkoordinasi aktivitas retail service unit, teller service.

b. Menjamin semua fungsi dalam bidang retail berjalan sesuai ketentuan.

c. Memastikan bahwa posisi kas selalu benar dan memadai untuk kegiatan

operasional bank.

3. Loan Account Supervisor, bertugas :

a. Memonitor kondisi kredit dan mengindetifikasikan kredit bermasalah.

b. Memberikan usulan kepada kepala cabang tentang potensi kredit

bermasalah.

c. Mengkaji dan mengevaluasi rencana kerja dan target penerimaan angsuran.

d. Mengusulkan penghapusan kredit.

4. Loan Service Head, bertugas :

a. Memastikan analisa terhadap permohonan kredit dilakukan dengan benar.

b. Menerima surat dan proposal permohonan kredit.

c. Memastikan realisasi kredit dilakukan dengan benar.

d. Menandatangani surat penolakan ataupun persetujuan kredit.

5. Teller Service, bertugas :

a. Melakukan transaksi dengan benar.

b. Memastikan bahwa kas besar selalu benar dan memadai untuk operasional.

c. Mengatur proses transaksi bila off line.

d. Meningkatkan kualitas pelayanan.

6. Customer Service, bertugas :

a. Melakukan pelayanan yang prima kepada semua nasabah.

b. Memberikan informasi kepada nasabah.

c. Menyelesaikan keluhan nasabah sebaik mungkin.

7. Loan Account Officer, bertugas :

a. Pembinaan terhadap debitur yang menunggak.

b. Memonitor kondisi kredit dan mengidentifikasi kredit bermasalah.

c. Melakukan penagihan tunggakan.

d. Memberikan konsultasi penyelamatan kredit.

8. Account Officer, bertugas :

a. Ikut mewawancarai calon debitur.

b. Mengelola data-data debitur.

c. Memantau data master debitur.

3.2.2 Aspek Kegiatan Perusahaan

Bank Tabungan Negara adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa

(non- manufaktur). Ruang lingkup usaha Bank BTN cukup luas, namun tetap

dalam perannya sebagai agen pembangunan dengan melaksanakan tugas dan

misinya yaitu menyediakan pembiayaan perumahan bagi masyarakat

berpenghasilan menengah ke bawah.

Bank BTN selain sebagai salah satu bank persero milik pemerintah juga

merupakan bank umum yang mengemban tugas dan misi untuk menyediakan

pembiayaan perumahan rakyat dalam menunjang pembangunan Nasional.

Dalam malaksanakan tugasnya Bank Tabungan Negara melakukan

pengumpulan dan melalui deposito, tabungan, dan giro. Sumber dana jangka

pendek BTN selain dana yang berasal dari masyarakat adalah juga berasal dari

pasar uang. Demikian pula dengan Bank BTN Kantor Cabang Bekasi, selain

melakukan kegiatan utama dalam bidang KPR yang temasuk induk kredit, juga

mempunyai produk dana dan produk jasa. Berikut adalah produk-produk yang

terdapat pada Bank BTN Kantor Cabang Bekasi yaitu sebagai berikut :

1. Produk Dana

Adapun produk dana yang terdapat pada Bank BTN Kantor Cabang Bekasi

adalah sebagai berikut :

a. Tabungan Batara

b. Tabungan e-Batara Pos

c. Tabungan Haji Nawaitu

d. Tabungan Batara Prima

e. Giro perorangan dan lembaga

f. Deposito berjangka

2. Produk Jasa dan Layanan

a. ATM Batara

b. Kiriman uang (transfer)

c. Pelayana jasa, seperti : Telpon dan Listrik

d. Inkaso

3. Produk Kredit

a. KPR Griya Utama

b. KPR Griya Multi

c. Kredit Swagriya

d. Kredit Swadana

e. Kredit Rumah Sederhana Sehat

3.3 Bisnis Utama Perusahaan dan Perkembangan Permintaan Konsumen

Industri properti tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR). KPR BTN telah menghubungkan konsumen untuk

memudahkan sistem pembayaran untuk memiliki rumah layak yang

terjangkau.Kehadiran KPR terpaut dan sejarah keberadaan Bank Tabungan

Negara (BTN). KPR sangat melekat dengan Bank BTN yang dikenal sebagai bank

yang konsisten membantu masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah.

Bank BTN pertama kali didirikan dengan nama Post-spaarbank pada

tahun 1934 yang kemudian berganti nama menjadi Bank Tabungan Pos pada

tahun 1950 dan pada tahun 1968 namanya berganti menjadi Bank Tabungan

Negara. Pada tahun 1974 Pemerintah mulai dengan rencana pembangunan

perumahan nasional. Dalam menunjang kebijakan tersebut, Bank BTN ditunjuk

sebagai Lembaga Pembiayaan untuk menyiapkan fasilitas KPR untuk masyarakat

berpenghasilan menengah ke bawah.

Bank BTN pun menjadi wadah penyaluran pembiayaan KPR terbesar di

Indonesia. KPR BTN telah memberikan peran dalam meningkatkan kesejahteraan

hidup masyarakat Indonesia melalui terpenuhinya kebutuhan hunian bagi

masyarakat. Ini sekaligus menjawab kebutuhan Pemerintah dalamprogram

pembangunan perumahan nasional. KPR BTN juga ikut mendorong tumbuhnya

ekonomi kerakyatan.

Besarnya peran KPR dalam membantu masyarakat memiliki hunian kian

terasa setelah banyak perbankan lain juga mulai meluncurkan kredit di sektor

perumahan.Masyarakat sebagai konsumen sangat diuntungkan dengan kondisi ini.

Demikian juga tentang program perumahan nasional akan menjadi lebih baik jika

banyak bank yang terjun pada bisnis KPR. Pemerintah dapat mengajakperbankan

untuk mendukung program tersebut dan itu sangat positif untuk tujuan

terpenuhinya kebutuhan rumah selama ini.

Bank BTN memiliki pangsa pasar sendiri, yang tidak dapat dimasuki oleh

bank-bank lain. Dengan kekuatan infrastruktur bisnis yang dimiliki oleh Bank

BTN, tidak mustahil jika bank ini akan tetap menjadi penguasa di bisnis

pembiayaan perumahan, terutama KPR bersubsidi. Mahalnya biaya infrastruktur

penyaluran KPR menjadi alasan bank lain tak mampu menyamai kiprah BTN di

bisnis ini.

Penjualan rumah di negeri ini terus tumbuh belasan persen dalam beberapa

tahun terakhir.Pasar perumahan di Indonesia memang tumbuh kuat karena masih

banyak orang yang membutuhkannya untuk tempat tinggal. Selain itu, ada juga

sebagian orang mulai membeli rumah sebagai investasi yang menguntungkan.

Dengan demikian, industri ini benar-benar booming dalam beberapa tahun

terakhir. Peran perbankan pun tak mau menyia-nyiakan pasar yang sangat

menguntungkan ini. Jadi tak heran kalau perbankan sekarang seakan saling

berebut di pasar Kredit kepemilikan Rumah (KPR).

Bank Tabungan Negara (BTN) melihat pasar kredit kepemilikan rumah ini

memang masih sangat lebar. Pemenuhan kebutuhan perumahan belum ideal, rata-

rata permintaan rumah baru 800.000 unit setiap tahun, sedangkan jumlah pasokan

hanya 400.000. Bank yang bisa unggul dalam KPR adalah bank yang sudah lama

terjun di bisnis ini seperti Bank BTN.

BAB IV

HASIL MAGANG DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Harian Selama Magang

Kegiatan yang dilakukan selama magang di PT. Bank Tabungan Negara

Tbk. dan di tempatkan di bagian Loan Administration (LA) dari tanggal 2

September 2013 - 30 September 2013 antara lain yaitu :

Kegiatan Harian Magang

PT. Bank Tabungan Negara Tbk.

2 September 2013 – 30 September 2013

Hari/Tanggal Jam Kerja Kegiatan Magang

Senin,

2 Sep 2013

07.30 – 17.00 Perkenalan dengan staff dan Pimpinan LA

Menginput data perumahan Bank BTN

Selasa,

3 Sep 2013

07.30 -16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mencocokkan nomor sertifikat bangunan

Rabu,

4 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Menginput nomor rekening debitur nasabah

Bank BTN

Menyerahkan nomor rekening debitur untuk

kemudian dicairkan

Kamis,

5 Sep 2013

07.30.16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mencocokkan nomor rekening debitur dengan

yang tertera di data buku perumahan

Mencocokkan nomor sertifikat bangunan

Jum’at,

6 Sep 2013

07.30-17.00 Menginput data perumahan Bank BTN

Menginput nomor rekening debitur Bank BTN

Menyerahkan nomor rekening debitur untuk

kemudian dicairkan

Senin,

9 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mencocokkan nomor rekening debitur dengan

yang tertera di data buku perumahan

Selasa,

10 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Menginput nomor rekening debitur Bank BTN

Rabu,

11 Sep 2013

07.45-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mengurutkan nomor debitur dan kemudian

dimasukkan ke dalam bantex

Kamis,

12 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mendata surat perumahan untuk di lelang

Menyerahkan surat tugas lelang ke bagian area

collection (arcoll)

Jum’at,

13 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Menginput nomor rekening debitur nasabah

Bank BTN

Menyerahkan nomor rekening debitur untuk

kemudian dicairkan

Mengcopy dan mengirim fax surat tugas untuk

developer

Senin,

16 Sep 2013

08.00-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mencocokkan nomor rekening debitur dengan

yang tertera di data buku perumahan

Selasa,

17 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Menginput nomor rekening debitur Bank BTN

Mencocokkan nomor sertifikat bangunan

Rabu,

18 Sep 2013

07.30-12.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mengirim fax surat tugas kepada developer

Kamis,

19 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Menyerahkan surat tugas lelang ke bagian area

collection (arcoll)

Mengirim fax surat tugas kepada developer

Jum’at,

20 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mencocokkan nomor rekening debitur dengan

yang tertera di data buku perumahan

Senin,

23 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Menginput nomor rekening debitur nasabah

Bank BTN

Menyerahkan nomor rekening debitur untuk

kemudian dicairkan

Selasa,

24 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mendata surat perumahan untuk di lelang

Menyerahkan surat tugas lelang ke bagian area

collection(arcoll)

Rabu,

25 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mengirim fax surat tugas kepada developer

Mencocokkan nomor rekening debitur dengan

yang tertera di data buku perumahan

Kamis,

26 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Menginput nomor rekening nasabah Bank

BTN

Mencocokkan nomor sertifikat bangunan

Jum’at.

27 Sep 2013

07.30-16.30 Menginput data perumahan Bank BTN

Mengurutkan nomor debitur dan kemudian

dimasukkan ke dalam bantex

Mencocokkan nomor rekening debitur dengan

yang tertera di data buku perumahan

Mengirim fax surat tugas kepada developer

Senin,

30 Sep 2013

07.30-17.00 Menginput data perumahan Bank BTN

Mencocokkan nomor sertifikat bangunan

Salam perpisahan dengan staff dan pimpinan

LA

4.2 Penerapan Teori Untuk Kegiatan Harian Selama Magang

Dalam kegiatan selama magang teori-teori yang berkaitan dengan

pembelajaran yang diajarkan di antaranya adalah penginputan data perumahan dan

mengecek layak atau tidaknya suatu rumah, yaitu :

4.2.1 Penginputan Data Layak atau Tidaknya Suatu Perumahan

Dalam penginputan data saya yang harus melihat kondisi fisik suatu

perumahan dan melihat keadaan bangunan rumah per unitnya data yang diinput

adalah keadaan rumah per unitnya, luas dan lebar bangunan, harga tanah, harga

bangunan, nomer rumah, listrik, surat tanah dan nama pembangun (developer).

Data yang sudah diinput dimasukkan ke dalam komputer dan dilihat dari

nama developer agar tidak terjadi kesalahan dalam pembukuan dan untuk

memudahkan dalam pengecekan data. Data perumahan yang sudah jadi sangat

berguna bagi masyarakat dalam memilih suatu hunian rumah yang nyaman dan

terjangkau yang dikelola dengan baik oleh Bank Tabungan Negara (persero) Tbk.

Cabang Bekasi.

4.2.2 Mencocokkan Nomor Sertifikat Bangunan

Nomor sertifikat tanah dan bangunan sudah menjadi hal yang wajib dalam

membangun bangunan dalam hal ini perumahan. Setiap perumahan dan unit

rumah harus dilihat nomer sertifikatnya dan dicocokkan dari sertifikat ke buku

developer yang sebelumnya sudah tertera di dalam buku developer untuk di cek

ulang dan di data kembali.

4.2.3 Menginput Nomor Rekening Debitur Nasabah Bank BTN

Nomor rekening nasabah Bank BTN sebelumnya sudah terdapat datanya,

saya hanya memasukkan nomor rekening kemudian memastikan bahwa debitur

Bank BTN sudah membayar cicilan perumahan.

4.2.4 Menyerahkan Nomor Rekening Debitur ke Bagian Accounting

Saya ditugaskan dalam penyerahan file yang berisi file-file nomor

rekening debitur Bank BTN ke bagian accounting dan jika sudah di data bagian

accounting dikembalikan lagi ke bagian LA dan nomor file para nasabah harus

dicatat dalam buku pencatatan LA.

4.2.5 Mencocokkan Nomor Rekening Debitur dengan yang Tertera di Data

Buku Perumahan

Mencocokkan data nomor rekening debitur Bank BTN dengan data yang

telah ada di buku perumahan untuk memudahkan tim survey Bank BTN dalam

mencari alamat debitur yang ingin menjadi debitur perumahan Bank BTN.

4.2.6 Mengurutkan Nomor Debitur dan Kemudian di Masukkan ke Dalam

Bantex

Debitur yang sudah memiliki kerja sama dalam pengkreditan dengan Bank

BTN dan sudah di survey datanya dimasukkan ke dalam bantex menurut bulan

survey untuk memudahkan bila mencari data jika ingin dilihat kembali.

4.2.7 Mendata Surat Perumahan untuk di Lelang

Data perumahan untuk di lelang karena debitur sudah melewati tenggat

waktu pembayaran. Saya hanya melihat nama debitur dan nomer rekening debitur

untuk memudahkan pelelangan.

4.2.8 Menyerahkan Surat Tugas Lelang ke Bagian Area Collection (arcoll)

Berkaitan dengan tugas mendata surat perumahan untuk dilelang, jika

sudah lengkap datanya dan sudah cocok dengan nama debitur dan diserahkan ke

bagian area collection (arcoll).

4.2.9 Mengcopy dan Mengirim Fax Surat Tugas untuk Developer

Mengcopy surat yang perlu untuk direkap jika ada data yang pelu untuk

direkap. Mengirim faksimile (fax)surat tugas kepada developer. Surat tugas yang

ditujukan kepada developer agar developer mengirimkan nilai keadaan perumahan

yang akan dibangun kepada Bank BTN untuk lebih cepat dalam membangun dan

perjanjian kerja sama.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah selesai melaksanakan kuliah kerja profesi (magang) di Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Bekasi saya memiliki kesimpulan

selama bekerja di Bank BTN adalah :

1. Penulis telah menempuh mata kuliah kerja profesi (magang). Kegiatan

magang merupakan salah satu persyaratan kelulusan di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.

2. Selama penulis ditempatkan di bagian Loan administration (LA) dapat

mengetahui proses pengkreditan rumah pada calon debitur karena dasar kredit

adalah kepercayaan. Seseorang atau semua badan yang memberikan kredit

(kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan

sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.

3. Penulis mendapatkan pengalaman kerja yang sangat berharga mengenai

kedisiplinan dalam bekerja, ketepatan dan keterampilan di dalam mendukung

pekerjaan di Bank BTN Cabang Bekasi.

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis berdasarkan kesimpulan diatas

dan diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi PT Bank BTN

kantor Cabang Bekasi dalam perkembangan pemberian kredit rumah diantaranya:

1. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki dalam prosedur kredit perumahan perlu

dipertahankan dan ditingkatkan agar bisa memberikan kelancaran administrasi

bagi perusahaan.

2. Dalam pengolahan perkembangan pemberian kredit perumahan diperlukan

ketelitian lagi khususnya pada bagian marketing agar tercapai target realisasi

yang terpenuhi.

3. Dalam menghadapi hambatan-hambatan yang muncul akibat persaingan yang

sangat ketat, dan banyaknya bank-bank yang memunculkan produk kredit

rumah Bank BTN harus bisa lebih mempertahankan dan menyelesaikan

permasalahan dengan membaca situasi pasar agar hambatan dapat teratasi

sesuai dengan keadaan diluar perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma. 2009. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung:

Alfabeta.

Danang Sunyoto. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Caps.

Hasibuan, Malayu. S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Kasmir, SE., MM. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Kasmir, SE., MM. 2010. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Kotler, Philip dan Gery Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12.

Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jakarta:

Erlangga.

Lovelock, Christoper dan Lauren K. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa.

Edisi Ke Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Rahmayanty, Nina. 2010. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rambat Lupiyoadi dan Ahmad Hamdani. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa.

Edisi Ke Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Siagian, Sondang. 2006. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Syamsu Iskandar. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT.

Semesta Asia Bersama.

Teguh Pudjo Mulyono. 2007. Manejemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Edisi

4. Yogyakarta: BPFE.

Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Malang: Bayumedia.