9
LAPORAN KHUSUS UPAYA PENGENDALIAN JARAK MERAH (Jatropha gossypifilia) DI KAWASAN MENJANGAN JUNGLE AND BEACH RESORT

Laporan Management Jatropha Gossypifolia

  • Upload
    sentigi

  • View
    86

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

Citation preview

Page 1: Laporan Management Jatropha Gossypifolia

LAPORAN KHUSUS

UPAYA PENGENDALIAN JARAK MERAH (Jatropha gossypifilia)

DI KAWASAN MENJANGAN JUNGLE AND BEACH RESORT

April 2010

Page 2: Laporan Management Jatropha Gossypifolia

Pendahuluan

Jarak merah (Jatropha gossypifolia) atau dikenal sebagai belly-ache bush, merupakan semak

tahunan yang tingginya 0.5-2 m dengan diameter basal antara 1-3 cm. Tanaman ini akan tetap hijau

atau akan rontok tergantung pada iklimnya. Tanaman ini telah tumbuh alami di beberapa kawasan

tropis di dunia karena kemampuannya dapat tumbuh dengan mudah dibeberapa tipe tanah yang

merupakan daerah distribusinya (Burkill, 1994). Spesies jarak ini dapat tumbuh di tanah dengan

tingkat kebasaan yang jenuh, seperti daerah kering, daerah dekat perairan laut, dan tanah yang

berbatu karang. Tanaman ini biasanya akan mengganggu individu sejenis tanpa mengganggu atau

bersaing dengan rerumputan ataupun dengan semak belukar. Walaupun tanaman ini mungkin dapat

bertahan hidup dalam musim yang sedang (tropis), spesies tanaman ini membutuhkan sinar

matahari yang cukup untuk pertahanan hidup dan berbuah.

Di India musim berbunga terjadi pada bulan Februari hingga bulan Juli (Parrota, 2001).

Sedangkan musim berbunga yang terjadi di kawasan Menjangan Jungle and Beach Resort (MJBR,

terjadi pada bulan Februari hingga bulan April atau berdasarkan pada masuknya musim penghujan

(Data HBM, 2010). Terkadang bunga dan buah dihasilkan secara bersamaan pada waktu yang sama.

Jarak merah biasanya tumbuh dan berkembang tanpa cabang pada tahun pertama dan akan bercabang

di tahun berikutnya. Pertumbuhannya sekitar 0.5 m per tahun dan mapu hidup selama 2-3 tahun.

Jarak merah mengandung toksin di bagian biji, getah dan jaringan lainnya yang dapat membunuh

manusia, akan tetapi kasus terbunuhnya manusia karena toksin dari tanaman ini jarang terjadi

(Marcano-Fondeur, 2002).

Kebanyakan spesies tanaman yang diintroduksi di suatu area akan tumbuh alami tanpa

menyebabkan masalah berarti karena habitat dan faktor tumbuhnya terbatas. Dalam hal ini, terbatas

dalam faktor ekologi, kebutuhan nutrisi dan faktor distribusi dari spesies tanaman tersebut.

Berdasarkan pada diskusi dengan karyawan MJBR yang sudah lama berkerja, Jarak merah sudah

lama tumbuh disekitar kawasan dan kemudian bijinya digunakan untuk tanaman penghias sekaligus

Page 3: Laporan Management Jatropha Gossypifolia

dijadikan pembatas (border) disekitar sarana dan prasarana resort pada tahun 2001 hingga sekarang.

Alasan pemilihan tanaman ini adalah dapat dengan mudah untuk tumbuh dan selalu tampak hijau

(evergreen) atau tidak terlalu bergantung pada musim. Akan tetapi, kemampuan tanaman yang dapat

tumbuh dengan cepat dan mudah ini, sangat merugikan dan mengganggu keseimbangan habitat di

dalam kawasan MJBR yang merupakan kawasan konservasi sekaligus merupakan kawasan wisata

alam di bawah koordinasi Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Berdasarkan observasi dan perhitungan di dalam kawasan MJBR, kurang lebih 3 hektar di

kawasan ini telah diinvasi jenis tanaman ini, yang tersebar disekitar sarana dan prasarana resort dan

juga disekitar kawasan hutan yang belum dibangun untuk fasilitas (Gambar 1). Berdasarkan

permasalahan tersebut diatas perlu dilakukan upaya penanggulangan dan pencegahan terhadap

keberadaan Jatropha gossypifolia di dalam kawasan MJBR.

Keterangan: : Kumpulan Jatropha gossypifolia

Gambar 1. Beberapa Lokasi yang Ditumbuhi Jatropha gossypifolia (HBM, 2010)

Manajemen dan Pengontrolan

Beberapa negara di dunia telah melakukan upaya pengontrolan dan penanggulangan Jarak

merah, meskipun pekerjaaan ini merupakan pekerjaan yang melelahkan. Namun demikian, dengan

upaya yang gigih dan temporal akan mengurangi dan meminimalisasi penyebaran tanaman invasif

ini.

Beberapa metode yang telah digunakan di dunia untuk mengontrol spesies tanaman ini antara

lain adalah secara mekanik atau manual, menggunakan bahan kimia dan mengontrol dengan

Page 4: Laporan Management Jatropha Gossypifolia

menggunakan agen biologi (biokontrol) serta membakarnya. Akan tetapi, metode pengontrolan dan

pemberantasan dengan menggunakan bahan kimia dan agen biologi tidak banyak digunakan karena

alasan lingkungan dan ekologi yaitu dapat berdampak negatif terhadap biota yang terdapat di

ekosistem dan dapat mencemari lingkungan apabila tidak dilakukan secara baik dan terkontrol.

Keberadaan Jarak merah di dalam kawasan MJBR merupakan suatu permasalahan yang perlu

ditangani secara serius dan terpadu dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi habitat dan

ekosistem dikawasan ini serta untuk meningkatkan sarana dan prasarana MJBR. Sehingga, dalam

upaya mengendalikannya, Habitat Managemen (HBM) di bawah koordinasi Departemen Konservasi

PT. TSS sejak Februari 2010 hingga sekarang telah beberapa kali melakukan upaya penanggulangan

dan pengontrolan terhadap keberadaan tanaman invasif ini, yaitu dengan cara mencabut dari akar,

memotong pada bagian basal batangnya dengan menggunakan cangkul, arit dan parang atau tanpa

menggunakan alat (hand pulling) apabila tanaman tersebut masih kecil atau keadaan tanah gembur

setelah hujan (Gambar 2).

Page 5: Laporan Management Jatropha Gossypifolia

Gambar 2. Pemberantasan Jatropha gossypifolia di kawasan MJBR (HBM, 2010)

Kemudian perlu dilakukan monitoring dan observasi terhadap lokasi ataupun area yang sudah

dilakukan pemberantasan terhadap Jarak merah sebagai upaya pencegahan terhadap tumbuhnya

individu baru atau anakan. Sebelum dilakukan pemberantasan, perlu diketahui total area yang

diinvasi dan pengambilan foto sebelum dan sesudah pemberantasan untuk digunakan sebagai

dokumentasi perusahaan dan pembuatan laporan serta sebagai bahan untuk menentukan manajemen

strategis terhadap keberadaan tanaman invasif ini.. Dalam melakukan kegiatannya, HBM berkerja

sama dan berkoordinasi dengan beberapa pihak salah satunya yaitu dengan perwakilan karyawan

perusahaan.

Dari sekitar 3 Ha area yang telah diinvasi dari tanaman ini, kurang lebih 2 Ha dari luasan

tersebut, telah dilakukan upaya pemberantasan terhadap tanaman ini (Gambar 3). Untuk selanjutnya,

kami telah membuat rencana untuk melakukan pengontrolan Jarak merah dibeberapa lokasi, salah

satunya disekitar MCV-4 untuk memperluas area pakan (feeding ground) satwa yang ada di sekitar

kawasan tersebut serta memperbaiki ekologinya.

Sebelum Sesudah

Page 6: Laporan Management Jatropha Gossypifolia

Sebelum Sesudah

Gambar 3. Foto sebelum dan sesudah Pemberantasan Jatropha gossypifolia (HBM, 2010)

Berdasarkan hasil observasi dilapangan setelah dilakukan pemberantasan tanaman invasif ini

dibeberapa lokasi, saat ini telah mengalami proses suksesi dengan ditumbuhi oleh beberapa tanaman

perintis dan tidak sedikit dari lokasi tersebut masih ditumbuhi Jarak merah anakan sehingga perlu

dilakukan upaya pemberantasan berkala. Dengan tumbuhnya tanaman-tanaman perintis tersebut

diharapkan akan memperbaiki ekologi sehingga akan memberikan sumber pakan terhadap hewan liar

yang ada di kawasan MJBR.

Demikianlah laporan upaya pengendalian terhadap tanaman Jarak merah ini dibuat,

diharapkan dengan dilakukannya upaya pengendalian tanaman ini, dapat memberikan dampak yang

baik terhadap ekosistem alam yang ada khususnya di kawasan MJBR.

Referensi

Burkill, HM. The Usefull Plants of West Tropical Africa. Vol 2. Royal Botanic Gardens. Inggris. 638 p. 1994.

Marcano-Fondeur, E. de J. Las Plantas Venenosas en La Medicina Popular. Natiraleza Dominicana. 1992.

Parrotta, JA. Healing Plants of Peninsular India. CABI publishing, Wellington. New York. USA. 917 p. 2001.

Page 7: Laporan Management Jatropha Gossypifolia