Laporan Marshal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan pengujian Marshal

Citation preview

Perencanaan Campuran Metoda Bina Marga (BM)1. PendahuluanMetoda ini merupakan adaptasi langsung dari Metoda Campuran Metoda Asphalt Institut (AI) untuk penggunaan di Indonesia. Sebagaimana halnya Metoda AI, maka cakupan metoda ini adalah untuk perencanaan campuran panas dengan gradasi agregat menerus yang disebut sebagai Lapisan Aspal Beton (LASTON). Dalam aplikasinya, campuran Laston dapat digunakan sebagai lapisan permukaan, levelling course, dan binder atau intermediate course.Dalam terminologi perkerasan di Indonesia, dikenal juga jenis campuran Laston Atas dan Laston Bawah. Laston Atas adalah Lapis Aspal Beton yang digunakan sebagai material Lapis Pondasi dan termasuk sebagai Base Course (Amerika Serikat) atau Road Base (Inggris). Sementara itu Laston Bawah adalah Lapisan Aspal Beton yang digunakan sebagai material Pondasi Bawah yang dipasang di atas tanah dasar. Kedua jenis Laston ini (Laston Atas dan Laston Bawah) berbeda dengan jenis Laston yang dibahas ini.

2. Tujuan a. Untuk menentukan proses berat aspalb. Untuk menentukan kuantitatif aspal cair dalam campuranc. Untuk menentukan kadar aspal yang digunakan pada campuran

3. Spesifikasi MaterialUntuk agregat kasar sangat disarankan menggunakan batu pecah atau kerikil pecah yang bersih, kering kuat dan awet serta bebas dari bahan organik, asam dan bahan lain yang mengganggu.

Tabel 1. Spesifikasi untuk agregat kasar dan halus secara kuantitatif.Spesifikasi AgregatStandar PengujianBatasa

MinimumMaksimum

Keausan, LA Abrasion Test, 500 PutaranSNI 03-2417-1991AASHTO T-96-87-40%

Kelekatan dengan aspalSNI 03-2439-1991AASHTO T-182-8495%-

Jumlah butiran tertahan saringan no.4 yang memiliki minimal dua bidang pecahVisual50%-

Indeks kepipihan dan kelonjongan butiran tertahan saringan 3/8 (9,5 mm)SK SNI M-29-1993-03BS 812:1975-25%

Penyerapan airSNI 1969-1990-FAASHTO T-85-88-3%

Berat jenis curah (bulk),khusus untuk terakSNI 1969-1990-FAASHTO T-85-882,5-

Bagian yang lunakAASHTO T-189-5%

Sand equivalent (khusus agregat halus)AASHTO T-176-8650%-

Campuran Laston, jika diperlukan dapat menggunakan bahan pengisi (filler) dimana bahan tersebut harus terdiri dari abu batu, abu batu kapur, kapur padam, portland cement, atau bahan non plastis lainnya. Gradasi bahan pengisi adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Gradasi bahan pengisiUkuran SaringanPersentase berat yang lolos (%)

No. 30 (0,590 mm)100

No.50(0,279 mm)95-100

No. 100 (0,149 mm)90-100

No.200 (0,074 mm)65-100

Tabel 3. Batasan gradasi agregat untuk Laston

No. CampuranIIIIIIIVVVIVIIVIIIIXXXI

Gradasi/teksturkasarkasarrapatrapatrapatrapatrapatrapatrapatrapatrapat

Tebal padat (mm)20-4025-5020-4025-5040-6550-7540-5020-4040-6540-6540-50

Ukuran saringan% BERAT YANG LOLOS SARINGAN

1 1/2" (58,1 mm)-----100-----

1" (25,4 mm)----10090-100--100100-

1/4" (19,1 mm)-100-10080-10082-100100-84-10085-100100

1/2" (12,7 mm)10075-10010080-100-72-9080-100100---

3/8" (9,52 mm)75-10060-8580-10070-9060-80---65-8556-7874-92

No.4 (4,76 mm)35-5535-5555-7550-7048-6552-7054-7262-8046-6538-6048-70

No.8 (2,38 mm)20-3520-3535-5035-5035-5040-5642-5844-6034-5427-4735-53

No.30 (0,59 mm)10-2210-2218-2918-2919-3024-3626-3828-4020-3513-2815-30

No.50 (0,279 mm)6-166-1613-2313-2313-2316-2618-2820-3016-269-2010-20

No.100 (0,149 mm)4-124-128-168-167-1510-1812-2012-2010-18--

No.200 (0,074 mm)2-82-84-104-101-86-126-126-125-104-84-9

Catatan: No. Campuran: I, III, IV, VI, VII, VIII, IX X, dan XI digunakan utnuk lapis permukaan No. Campuran: II, digunakan untuk lapis permukaan, perata (leveling) dan lapis antara (binder) No. Campuran: V,digunakan untuk lapis permukaan dan lapis antara (binder)

Tabel 4. Persyaratan kualitas (spesifikasi) untuk aspal pada Laston menggunakan Pen 60/70 atau 80/70Jenis PemeriksaanStandar PengujianBatasan

Pen 60/70Pen 80/100

Min.Maks.Min.Maks.

Penetrasi (25oC, 100 gr, 5 detik)SNI 06-2456-1991AASHTO T-49-8960798099

Titik lembek (ring and ball)SNI 06-2434-1991AASHTO T-83-89:199048oC58oC46oC54oC

Titik Nyala (cleveland open cup)SNI 06-2433-1991AASHTO T-48-99200oC-225oC-

Kehilangan Berat (163oC, 5 jam)SNI 06-2440-1991AASHTO T-47-83-0,8-0,1

KelarutanAASHTO T-4-9099%-99%-

Daktilitas (25oC, 5 cm/menit)SNI 06-2432-1991AASHTO T-51-89100 cm-100 cm-

Penetrasi setelah kehilangan beratSNI 06-2456-1991AASHTO T-49-8954-50-

Daktilitas setelah kehilangan beratSNI 06-2432-1991AASHTO T-49-8950 cm-75 cm-

Berat jenis (25oC)SNI 06-2441-1991AASHTO T-228-901-1-

4. Perencanaan CampuranPersiapan MaterialKadar aspal optimum untuk Laston umumnya berkisar antara 4% sampai 7 % terhadap berat campuran. Dalam menentukan kadar aspal optimum dengan menggunakan pengujian Marshall, maka diperlukan sedikitnya enam variasi kadar aspal dengan kenaikan %. Setiap nilai kadar aspal diperlukan minimal 3 sampel atau spesimen Marshall, sehingga untuk mencari kadar aspal optimum diperlukan setidaknya 18 sampel. Berat satu sampel Marshall adalah sekitar 1200 gram agregat dan secara umum, maka diperlukan sekitar 23 kg agregat dan sekitar 4 kg sampai 5 kg aspal. Namun, pada pengujian ini, digunakan 3 sampel setiap kadar aspal dengan 4 macam kadar aspal (5%, 5,5%, 6%, 6,5%), sehingga jumlah total spesimen yang dibuat sekitar 12 benda uji dan berat satu sampel Marshall adalah 1100 gram agregat.

5. Peralatan dan Benda Uji Peralatana. Tiga buah cetakan benda uji dari logam diameter 10,16 cm dan tinggi 7,62 cm, lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.b. Mesin penumbuk manual lengkap dengan: Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk silinder, dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu berukuran 20,32 x 20,32 x 45,72 cm dilapisi dengan pelat baja berukuran 30,48 x 30,48 x 2,54 dan dijangkarkan pada lantai beton di keempat sudutnya. Pemegang cetakan benda uji.c. Alat pengeluar benda uji, untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai sebuah alat ekstruder yang berdiameter 10 cm.d. Alat Marshall lengkap dengan: Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung Cincin penguji (proving ring) kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg, dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm. Arloji pengukur pelelehan (flow) dengan ketelitian 0,25 mm beserta perlengkapannya.e. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang mampu memanasi sampai 200oC (3oC).f. Bak perendam (waterbath) dilengkapi dengan pengatur suhu mulai 20-60oC (1oC).g. Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan ketelitian 0,1 gr dan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gr.h. Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250oC dan 100oC dengan ketelitian 1% dari kapasitas.i. Perlengkapan lain: Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal, dan campuran aspal Sendok pengaduk dan spatula Kompor dan pemanas (hot plate) Sarung tangan dari asbes, sarung tangan dari karet dan pelindung pernapasan atau masker. Kantong plastik kapasitas 2 kg. Kompor gas elpiji atau minyak tanah.

Pembuatan benda ujiAgar pencampuran dan pemadatan dapat menghasilkan campuran yang baik, maka salah satu syaratnya adalah kekentalan aspal harus cukup sedemikian sehingga peran aspal dalam proses pencampuran dan pemadatan dapat maksimal. Metode AI menyarankan bahwa pada saat pencampuran kekentalan (viskositas) kinetis aspal adalah 17020 centistokes dan untuk pemadatan dibutuhkan viskostitas kinetis aspal sebesar 28030 centistokes. Nilai kekentalan ini dapat dicapai pada rentang suhu tertentu yang sering disebut sebagai suhu pencampuran dan suhu pemadatan. Kedua rentang suhu ini dapat dicari dengan viskositas yang dapat dikembangkan untuk setiap jenis aspal.

Gambar 1. Grafik hubungan antara suhu dengan viskositas

Tahapan pembuatan benda uji atau spesimen pengujian Marshalla. Keringkan agregat pada suhu 105 110 oC minimum selama 4 jam, keluarkan dari alat pengering (oven) dan tunggu sampai beratnya tetap.b. Pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki (sesuai spek) dengan cara penyaringan.c. Siapkan bahan untuk setiap benda uji yang diperlukan yaitu sebanyak 1100 gr sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 63.5 mm 1.27 mm.d. Pencampuran agragat agar sesuai dengan gradasi yang diinginkan dilakukan dengan cara diambil nilai tengah dari batas aspek. Untuk memperoleh berat agregat yang diperlukan dari masing-masing fraksi untuk membuat suatu benda uji adalah dengan mengalikan nilai tengah tersebut terhadap total berat agregat.e. Panaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 28oC di atas suhu pencampuran untuk aspal padat, bila menggunakan aspal cair pemanasan sampai 14oC di atas suhu pencampuran.f. Tuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut, kemudian aduklah dengan cepat, dengan tetap mempertahankan masih di dalam rentang suhu pemadatan, sampai agregat terselimuti aspal secara merata.g. Sementara itu, atau sebelumnya, perlu dipersiapkan alat untuk memadatkan, yaitu dengan membersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk.h. Letakkan cetakan di atas landasan pemadat dan tahan dengan pemegang cetakan.i. Letakkan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan.j. Masukkan seluruh campuran kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras dengan spatula yang dipanaskan sebanyak 15 kali keliling pinggirannya dan 10 kali dibagian tengah.k. Siapkan alat pemadat dan lakukan pemadatan dengan menumbuk spesimen dengan jumlah tumbukan sebanyak 35, 50, atau 70 yang disesuaikan dengan jenis lalu lintas yang direncanakan.l. Tumbukan dilakukan dengan tinggi jatuh 457,2 mm dan selama pemadatan harus diperhatikan agar kedudukan sumbu palu pemadat tegak lurus pada alas cetakan.m. Lepaskan pelat alas berikut leher sambing dari cetakan benda uji, kemudian cetakan yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat berikut leher tersambung pada cetakan yang dibalikkan tadi. Lakukaan penumbukan dengan jumlah yang sama.n. Lepaskan keping alas dan dinginkan sampai diperkirakan tidak akan terjadi perubahan bentuk jika benda uji dikeluarkan dari mold. Untuk mempercepat proses pendinginan, dapat digunakan kipas angin. Proses pendinginan biasanya dilakukan sekitar 2-3 jam.o. Keluarkan benda uji atau spesimen Marshall dari mold dengan hati-hati dan kemudian letakkan spesimen permukaan yang rata dan biarkan sampai benar-benar dingin. Sebaiknya diamkan pada suhu ruang selama 24 jam.p. Buat benda uji dengan variasi kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5%,. Tiap kadar aspal dibuat 3 benda uji, sehingga total benda uji berjumlah 12 buah.

6. Langkah Langkah Pengujiana. Pengujian spesimen MarshallAda tiga tahap pengujian yang dilakukan dari metoda Marshall, yaitu tahap pertama adalah melakukan pengukuran berat jenis, pengukuran stabilitas dan flow, serta pengukuran kerapatan dan analisa rongga. Sebelum dilakukan pengujian spesimen, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:1. Benda uji harus bersih dari kotoran organik, minyak, kertas dan sebagainya.2. Setiap benda uji diberi tanda pengenal yang mencirikan minimal jumlah aspal yang diberikan.3. Ukur tinggi masing-masing benda uji dengan menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm. tinggi benda uji adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran.

b. Pengukuran berat jenis campuran didasarkan pada ASTM D 27261. Timbang benda uji dan didapatkan berat benda uji kering.2. Masukkan benda uji kedalam air bersuhu 25oC selama 3 sampai 5 menit kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat benda uji dalam air.3. Angkat benda uji dari dalam air, selimuti dengan kain yang dapat menyerap air, dan segera timbang untuk mendapatkan berat benda uji kondisi jenuh-kering permukaan (SSD). Penyelimutan dengan kain adalah hanya untuk menghilangkan air yang berada di permukaan dan dilakukan dengan cepat. Proses dari sejak pengambilan benda uji dari dalam air, menyelimutkan dengan kain dan penimbangan sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 30 detik.4. Berat jenis curah (Bulk Specific Gravity) benda uji adalah Berat Benda Uji Kering/(Berat Benda Uji Kondisi SSD-Berat Benda Uji dalam Air)

c. Pengukuran stabilitas dan flow1. Rendam benda uji dalam bak perendam (water bath) selama 30-40 menit dengan suhu tetap (601)OC.2. Keluarkan benda uji dari bak perendam dan letakkan kedalam segmen, bawah kepala penekan dengan catatan bahwa waktu yang diperlukan dari saat diangkatnya benda uji dari bak perendam sampai tercapainya beban maksimum tidak lebih dari 30 detik.3. Pasang segmen atas di atas benda dan letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji.4. Pasang arloji pengukur kelelehan (flow) pada kedudukannya diatas salah satu batang penuntun atau atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan.5. Naikkan kepala penekan berserta benda ujinya dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji, sebelum pembebanan diberikan.6. Atur jarum arloji tekan pada kedudukan nol.7. Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50 mm per menit sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum.8. Catat nilai pelelehan (flow) yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur pelelehan pada saat pembebanan maksimum tercapai.

7. Langkah Langkah Pengujiana. Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan Perhitungan Bulk Specific Gravity Agregat: Perhitungan Effective Specific Gravity Agregat: Perhitungan Bulk Spesific Gravity Campuran: Berat Jenis Maksimum Campuran Teoritis (Max. Theoritical Specific Gravity):

Volume Benda Uji Campuran: Berat Isi Benda Uji (Campuran): Perhitungan Total Rongga dalam Campuran, VIM:

Perhitungan jumlah rongga dalam agregat (VMA, void in tthe mineral aggregate):

Rongga terisi aspal, VFA (void filled with asphalt)

b. Analisis data Koreksi nilai stabilitas perlu dilakukan jika tinggi benda uji tidak sama dengan 63,5 mm (2 1/2) dengan menggunakan tabel koreksi (lihat tabel) Hitunglah nilai rata-rata yang mewakili setiap nilai kadar aspal untuk nilai stabilitas, flow, stabilitas/flow, berat isi campuran, VIM, VMA, dan VFA. Buatlah grafik untuk masing-masing stabilitas, flow, stabilitas/flow, berat isi campuran, VIM, VMA, dan VFA. Kecenderungan yang umum ada grafik tersebut adalah sebagai berikut: Nilai stabilitas naik dengan bertambahnya kadar aspal, dan akan mencapai puncaknya pada suatu kadar aspal tertentu. Setelah itu pertambahan kadar aspal akan menurunkan nilai stabilitas. Nilai flow akan naik sesuai pertambahan kadar aspal. Kurva untuk berat isi campuran kecenderungannya sama dengan kurva untuk stabilitas, tetapi biasanya (tidak selalu) nilai maksimum untuk berat isi akan diperoleh untuk kadar aspal yang sedikit lebih tinggi daripada kadar aspal untuk stabilitas maksimum. Kandungan rongga dalam campuran (VIM) akan menurun dengan bertambahnya kadar aspal. Kandungan rongga dalam agregat (VMA) akan turun ke suatu nilai minimum kemudian akan naik lagi sesuai dengan pertambahan kadar aspal. Rongga yang terisi aspal (VFA) akan naik sesuai pertambahan kadar aspal, karena VMA terisi oleh aspal.

Tabel 5. Tabel koreksi nilai stabilitasIsi Benda Uji (cm3)Tebal Benda UjiAngka Korelasi / Koreksi

incimm

200 213125,45,56

214 2251 1/1627,05,00

226 2371 1/828,64,55

238 2501 3/1630,24,17

251 2641 1/431,83,85

265 2761 5/1633,33,57

277 2891 3/834,93,33

290 3011 7/1636,53,03

302 3161 1/238,12,78

317 3281 9/1639,72,50

329 - 3401 5/841,32,27

341 - 3531 11/1642,92,07

354 - 3671 3/444,41,97

368 - 3791 13/1646,01,79

380 - 3921 7/847,61,67

393 - 4051 15/1649,21,56

406 - 420250,81,47

421 - 4322 1/652,41,39

433 - 4432 1/854,01,32

444 - 4561 3/1655,61,25

457 - 4702 1/457,21,19

471 - 4821 5/1658,71,14

483 - 4952 3/860,31,09

496 - 5082 1/1661,91,04

509 - 5222 1/263,91,00

523 - 5352 9/1664,00,96

536 - 5462 5/865,10,93

547 - 5592 11/1666,70,89

560 - 5732 3/468,30,86

574 - 5852 13/1671,40,83

586 - 5982 7/873,00,81

599 - 6102 15/1674,60,78

611 - 625376,20,76

Berdasarkan kriteria perencanaan maka di suatu nilai kadar aspal atau rentang nilai kadar aspal yang sedemikian memenuhi kriteria yang ada. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Kirteria Perencanaan CampuranSifat CampuranLalulintas Berat (2x75 tumb.)Lalulintas Sedang (2x50 tumb.)Lalulintas Riangan (2x35 tumb.)

Min.Maks.Min.Maks.Min.Maks.

Stabilitas (kg)550-450-350-

Kelelehan (mm)2,04,02,04,52,05,0

Stabilitas/kelelehan (kg/mm)200350200350200350

Rongga dalam campuran (%)353535

Indeks perendaman (%)75-75-75-

Persentase Minimum Rongga dalam Agregat (VMA)

Ukuran Maksimum Nominal AgregatPersentase Minimum Rongga dalam Agregat

No.16 (1,18 mm)23,5

No.8 (2,36 mm)21,0

No.4 (4,75 mm)18,0

3/8 inch (9,50 mm)16,0

inch (12,50 mm)15,0

inch (19,00 mm)14,0

1 inch (25,00 mm)13,0

2 inch (37,50 mm)12,0

2 inch (50,00 mm)11,5

2 inch (63,00 mm)11,0

Tanggal Pengujian : 21 Oktober 28 Oktober 2015Dikerjakan: Kelompok 3

Tabel 7. Hasil pengujian Marshall

Gambar 2.10. Grafik hubungan Antara Kadar Aspal dengan Berat Jenis

Gambar 2.11. Grafik hubungan Antara Kadar Aspal dengan Rongga dalam campuran

Gambar 2.12. Grafik hubungan Antara Kadar Aspal dengan Rongga terisi aspal

Gambar 2.13. Grafik hubungan Antara Kadar Aspal dengan Stabilitas

Gambar 2.14. Grafik hubungan Antara Kadar Aspal dengan kelelehan

Gambar 2.15. Grafik Kadar aspal optimum

Tabel 2.34 Rekapitulasi hasil pengujian

NoKadar Aspal (%)Berat Isi (gr/cm3)Rongga Dalam Campuran (%)Rongga Terisi Aspal (%)Stabilitas (kg)Kelelehan (mm)

152,1447,9355,0313711,63

25,52,1626,5661,6217372,80

362,2292,9878,4318133,33

46,52,2431,7385,6917704,73

Tabel 2.35 Tabel kadar aspal optimum

NoData MarshallData SpesifikHasil PengujianKAO

Min.MaksMinMaks.

1Berat Isi (gr/cm3)-5,126,2166,1

2Rongga dalam campuran (%)3 - 55,706,17

3Rongga terisi aspal (%)75 - 856,006,40

4Stabilitas (Kg)6505,006,50

5Flow (mm)2 - 4,55,206,47

Rata-rata6,05

Kesimpulan:Setelah melakukan perencanaan campuran dengan Metoda Bina Marga, dan dilakukan pengujian marshall, didapatkan nilai kadar aspal optimum minimal 6% dan maksimum 6,1%, sehingga didapat nilai rata-rata sebesar 6,05%. Berdasarkan hasil uji yang dilaksanakan, kadar aspal optimum tersebut memenuhi syarat sebagai bahan pencampuran dalam konstruksi jalan raya.

1. Lampiran

Gambar 1. Sieve and panGambar 2. Timbangan

Gambar 3. Alat pengeluar benda ujiGambar 4. Mesin penumbuk manual

Gambar 5. Alat marshall

Gambar 6. Cetakan benda uji

Gambar 7. WaterbathGambar 8. Termometer

Diagram Alir Pengujian MarshallKeterangan :P : PeralatanC : CatatanC: bahan uji bersuhu 140CMasukkan bahan uji ke alat pemadatTumbuk Benda UjiC: tusuk benda uji sebanyak 15 dan 10 kali lalu tumbuk benda uji sebanyak 50 kali bolak balikP: alat pelepas benda uji dari moldC: pastikan benda uji sudah padat dan tidak berubah bentuk, biasanya didiamkan 24jamLepaskan benda uji dari moldPersiapan Benda UjiP: wadah, ayakan, timbanganC: pisahkan setiap agregat yg tertahan, lalu timbang untuk agregat campuran dg total berat 1100 gram

Pisahkan agregat sesuai fraksi/tertahan no saringanP : oven, wadahC : oven dalam suhu 105-110C 4 jamOven Agregat CampuranP : wajan, termometerC : masak agregat mencapai suhu 170CPanaskan Agregat CampuranC: aspal harus dalam suhu 140CMasukkan aspal ke dalam campuran agregatSiapkan Alat PemadatTaruh alat pencetak di landasan pemadatBersihkan alatPersiapan CetakanP: solar, lapC

PengujianP : jangka sorongC : ukur benda uji di 5 bagian lalu di rata-rataUkur Tinggi Benda UjiC : air dalam suhu 25C , rendam selama 3-5 menit lalu timbangTimbang Benda Uji (Berat Kering)Angkat Benda Uji dari Air dan timbang (Berat SSD)P : water bathC : rendam sekitar 30-40 menit dengan suhu 65CRendam Benda Uji dalam Water BathAngkat dan taruh di Alat MarshallMasukkan benda uji dalam air (Berat Dalam Air)C : angkat lalu lap benda uji untuk menghilangkan air yang menempelPasang arloji pengukur kelelehan dan taruh benda uji tepat di bawah cincin pengujiBeri pembebanan pada benda uji dg kec 50 mm/menitPerhitungan dan Pelaporan DataC : catat hasil angka stabilitas dan flowPencatatan DataC : Marshall QuotientPerhitungan dan Pelaporan Data

No.GambarKeterangan

Memisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki (sesuai spek) dengan cara penyaringan

Menyiapkan bahan untuk setiap benda uji yang diperlukan yaitu sebanyak 1200 gr sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 63.5 mm 1.27 mm.

Pencampuran agragat agar sesuai dengan gradasi yang diinginkan dilakukan dengan cara diambil nilai tengah dari batas aspek. Untuk memperoleh berat agregat yang diperlukan dari masing-masing fraksi untuk membuat suatu benda uji adalah dengan mengalikan nilai tengah tersebut terhadap total berat agregat

Memanaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 28oC di atas suhu pencampuran untuk aspal padat, bila menggunakan aspal cair pemanasan sampai 14oC di atas suhu pencampuran

Menuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut, kemudian aduklah dengan cepat, dengan tetap mempertahankan masih di dalam rentang suhu pemadatan, sampai agregat terselimuti aspal secara merata.

Mempersiapkan alat untuk memadatkan, yaitu dengan membersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk

Meletakkan cetakan di atas landasan pemadat dan tahan dengan pemegang cetakan.

Meletakkan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan

Memasukkan seluruh campuran kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras dengan spatula yang dipanaskan sebanyak 15 kali keliling pinggirannya dan 10 kali dibagian tengah

Menyiapkan alat pemadat dan lakukan pemadatan dengan menumbuk spesimen dengan jumlah tumbukan sebanyak 35, 50, atau 70 yang disesuaikan dengan jenis lalu lintas yang direncanakan.

Tumbukan dilakukan dengan tinggi jatuh 457,2 mm dan selama pemadatan harus diperhatikan agar kedudukan sumbu palu pemadat tegak lurus pada alas cetakan.

Melepaskan pelat alas berikut leher samping dari cetakan benda uji, kemudian cetakan yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat berikut leher tersambung pada cetakan yang dibalikkan tadi. Lakukaan penumbukan dengan jumlah yang sama.

Melepaskan keping alas dan dinginkan sampai diperkirakan tidak akan terjadi perubahan bentuk jika benda uji dikeluarkan dari mold. Untuk mempercepat proses pendinginan, dapat digunakan kipas angin. Proses pendinginan biasanya dilakukan sekitar 2-3 jam.

Mengeluarkan benda uji atau spesimen Marshall dari mold dengan hati-hati dan kemudian letakkan spesimen permukaan yang rata dan biarkan sampai benar-benar dingin. Kemudian diamkan pada suhu ruang selama 24 jam

Pengujian MarshallBenda uji harus bersih dari kotoran organik, minyak, kertas dan sebagainya.

Setiap benda uji diberi tanda pengenal yang mencirikan minimal jumlah aspal yang diberikan

Ukur tinggi masing-masing benda uji dengan menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm. tinggi benda uji adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran

Pengukuran berat jenisTimbang benda uji dan didapatkan berat benda uji kering

Masukkan benda uji kedalam air bersuhu 25oC selama 3 sampai 5 menit kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat benda uji dalam air.

Angkat benda uji dari dalam air, selimuti dengan kain yang dapat menyerap air, dan segera timbang untuk mendapatkan berat benda uji kondisi jenuh-kering permukaan (SSD). Penyelimutan dengan kain adalah hanya untuk menghilangkan air yang berada di permukaan dan dilakukan dengan cepat. Proses dari sejak pengambilan benda uji dari dalam air, menyelimutkan dengan kain dan penimbangan sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 30 detik.

Berat jenis curah (Bulk Specific Gravity) benda uji adalah Berat Benda Uji Kering/(Berat Benda Uji Kondisi SSD-Berat Benda Uji dalam Air)

Pengukuran Stabilitas dan FlowMerendam benda uji dalam bak perendam (water bath) selama 30-40 menit dengan suhu tetap (601)OC.

Mengeluarkan benda uji dari bak perendam dan letakkan kedalam segmen, bawah kepala penekan dengan catatan bahwa waktu yang diperlukan dari saat diangkatnya benda uji dari bak perendam sampai tercapainya beban maksimum tidak lebih dari 30 detik.

Memasang segmen atas di atas benda dan letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji

Memasang arloji pengukur kelelehan (flow) pada kedudukannya diatas salah satu batang penuntun atau atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan

Menaikkan kepala penekan berserta benda ujinya dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji, sebelum pembebanan diberikan dan mengatur arloji tekan pada kedudukan nol.

Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50 mm per menit sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum.

Mencatat nilai pelelehan (flow) yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur pelelehan pada saat pembebanan maksimum tercapai.

.