10
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH Oleh : Nama : Tsani Nur Achmad Faozan NRP : 133020111 Kelompok : E Meja : 4 (empat) Tanggal Percobaan : 2 November 2013 Asisten : Nadya Charisma Putri

LAPORAN MINGGUAN Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran pH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN MINGGUAN Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran pH

LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH

Oleh :Nama : Tsani Nur Achmad FaozanNRP : 133020111Kelompok : EMeja : 4 (empat)Tanggal Percobaan : 2 November 2013Asisten : Nadya Charisma Putri

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2013

Page 2: LAPORAN MINGGUAN Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran pH

ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH

Tsani Nur Achmad Faozan133020111

Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

ABSTRAK

Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya jumlah suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai tiran dan biasanya diletakkan dalam labu erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer atau titrat dan biasanya diletakkan dalam buret. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan, menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan tersebut. Prinsip dari percobaan ini berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri, di mana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator sebagai petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif yang disebut ion. Berdasarkan hasil pengamatan percobaan asidimetri, didapatkan pengukuran volume dan konsentrasi berturut-turut adalah Na 2B4O7

20 ml dan 0,05 M dengan massanya 1,2580 gram. NaOH 7,5 ml dan 0,1465 N. HCl 26, 35 ml dan 0,1381 N. CH3COOHA 25 ml dan 0,26 %. Sedangkan pada percobaan pengukuran pH hasil pada sampel D lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru, dengan indikator universal menunjukkan pH 6, dan dengan pH meter 6,04 yang berarti sampel D bersifat asam / netral. Pada sampel E lakmus merah tetap merah dan lakmus biru menjadi merah, dengan indikator universal menunjukkan pH 3, dan dengan pH meter 2,56 yang berarti sampel E bersifat asam.

Key Word : Titrasi, Zat

PENDAHULUAN

Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya jumlah suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai tiran dan biasanya diletakkan dalam labu erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer atau titrat dan biasanya diletakkan dalam buret.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan, menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan tersebut.

Prinsip dari percobaan ini berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri, di mana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator sebagai petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif yang disebut ion.

METODOLOGI

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Na2B4O7 0,05 M, 250 ml aquadest panas, HCl XN, 20 ml boraks, metil merah, 25 ml NaOH XN, 25 ml CH3COOHA, phenolphthalein. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah botol semprot, klem, statif, buret, labu erlenmeyer, kertas lakmus, indikator universal, pH meter, gelas kimia, gelas ukur, pipet seukuran, pipet tetes, filler, corong, dan plat tetes

Page 3: LAPORAN MINGGUAN Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran pH

Metode Penelitian

Gambar 1. Metode Percobaan Stoikiometri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan analisis kuantitatif dengan menggunakan metode asidimetri dan pengukuran pH, didapatkan hasil :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Metode Asidimetri dan Pengukuran pH

No Keterangan Hasil1 Asidimetri Pembakuan

Gram Na2B4O7 : 1,2580 gN Na2B4O7 : 0,05 NV HCl : 9,05 mlN HCl : 0,1381 N

Percobaan 1V HCl : 26,35 mlN HCl : 0,1381 NV NaOH : 25 mlN NaOH : 0,1465 N

Percobaan 2V NaOH 7,5 MLN NaOH : 0,1465 NV CH3COOH (A) : 25 m% Cuka : 0,26 %

2 Lakmus Sampel DMerah MerahBiru Biru

Sampel EMerah MerahBiru Merah

3 Indikator Universal Sampel DpH = 6

Sampel EpH = 3

4 pH Meter Sampel DpH = 6,04 (asam / netral)

Sampel EpH = 2,56 (asam)

(Sumber : Tsani Nur A F, 133020111, Meja 4, Kelompok E)

Pembahasan Asidimetri

Berdasarkan hasil diatas, perubahan yang menjadi faktor utama adalah perubahan suhu yang

digunakan untuk menentukan stoikiometri dari larutan tersebut.

Kesalahan yang terjadi selama proses titrasi berlangsung, yaitu pada saat titrasi kran pada buret tidak diputar secara perlahan akibatnya larutan hasil t i trasi t idak sesuai dengan yang diinginkan sehingga warnanya t e r l a l u t u a d a n t i d a k s e s u a i d e n g a n y a n g d i h a r a p k a n . Selain itu, pemberian PP atau MM yang terlalu banyak menghasilkan hasil akhir t i trasi salah. Kemudian, alat yang digunakan untuk titrasi harus dalam keadaan bersih. Maka dari i tu, praktikan harus membersihkan alat yang akan digunakan dengan cara dibersihkan oleh air dan sabun, bisa juga menggunakan aquadest . Pembacaan buret pun harus benar, yang dil ihat adalah meniskus bawahnya atau meniskus yang cekungnya (Nur, 20110.

Titik akhir titrasi (TAT) adalah kondisi dimana terjadi perubahan warna dari indikator larutan. Titik ekuivalen titrasi (TET) adalah kondisi saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. TET didefinisikan pada saat perubahan warna yang pertamakali terlihat (muncul). TET lebih dahulu terbentuk daripada TAT (Shinta, 2012).

Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi yang di pakai dalam percobaan kali ini adalah titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah titrasi yang memberikan titik akhir cukup tajam dan untuk itu digunakan untuk pengamatan dengan indikator pH pada titik ekuivalen antara 4 - 10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam atau basa lemah jika pentitrasian asam ataupun basa kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 104. Selama titrasi asam basa pH larutan berubah secara khas, pH berubah secara drastis bila volume titrannya mencapai titik ekivalen. Kesalahan titik akhir dan pH pada titik ekivalen merupakan tujuan pembuatan kurva titrasi. Kurva ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan pelarut bukan air (Anonim, 2007).

Macam-macam titrasi secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu :

1. Titrasi asam-basa yang meliputi reaksi asam dan basa baik kuat maupun lemah.

Page 4: LAPORAN MINGGUAN Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran pH

2. Titrasi redoks adalah titrasi yang meliputi hampir semua reaksi oksidasi reduksi.

3. Titrasi pengendapan adalah titrasi yang meliputi pembentukkan endapan, seperti titrasi Ag atau Zn dengan K4Fe(CN)6

dengan indikator pengadsorbsi.4. Titrasi kompleksometri sebagian besar meliputi

titrasi EDTA seperti titrasi spesifik dan juga dapat digunakan untuk melihat perbedaan pH pada pengompleksan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan percobaan asidimetri, didapatkan pengukuran volume dan konsentrasi berturut-turut adalah Na2B4O7 20 ml dan 0,05 M dengan massanya 1,2580 gram. NaOH 7,5 ml dan 0,1465 N. HCl 26, 35 ml dan 0,1381 N. CH3COOHA 25 ml dan 0,26 %. Sedangkan pada percobaan pengukuran pH hasil pada sampel D lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru, dengan indikator universal menunjukkan pH 6, dan dengan pH meter 6,04 yang berarti sampel D bersifat asam / netral. Pada sampel E lakmus merah tetap merah dan lakmus biru menjadi merah, dengan indikator universal menunjukkan pH 3, dan dengan pH meter 2,56 yang berarti sampel E bersifat asam.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013), http//www.wikipedia.co.id, Reaksi Kimia, Accesed : 25 Oktober 2010.

Keenan, Kleinfelter, Wood. (1998). Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.

Resparti. (1992). Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Rineaka Cipta : Jakarta.

Sutrisno, E.T, dan Nurminabari, I.S (2013). Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Hitungan TM T NaOH + T CuSO4

2a. 26 ℃ + 26℃ = 26℃

Page 5: LAPORAN MINGGUAN Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran pH

2b. 26 ℃ + 26℃ = 26℃

2c. 26 ℃ + 26℃ = 26℃

2d. 26 ℃ + 26℃ = 26℃

2e. 26 ℃ + 26℃ = 26℃

2

2. Hitungan ∆Tpada larutan antara NaOH 1 M dengan CuSO4 1 M :∆T = TA – TM

a. 27,5 – 26 = 1,5 ℃b. 26,5 – 26 = 0,5℃c. 28 – 26 = 2℃d. 26,5 – 26 = 0,5℃e. 27 – 26 = 1℃

3. Perhitungan mmol NaOH dan mmol CuSO4.mmol = M x Vmmol NaOH

a. n = 1 x 25 = 25b. n = 1 x 20 = 20c. n = 1 x 15 = 15d. n = 1 x 10 = 10e. n = 1 x 5 = 5

mmol CuSO4f. n = 1 x 5 = 5g. n = 1 x 10 = 10h. n = 1 x 15 = 15i. n = 1 x 20 = 20 j. n = 1 x 25 = 25

4. Perhitungan mmol CuSO4 mmol NaOH

a. 5 mmol = 0,2 mmol25 mmol

b. 10 mmol = 0,5 mmol20 mmol

c. 15 mmol = 1 mmol15 mmol

d. 20 mmol = 2 mmol10 mmol

e. 2 5 mmol = 5 mmol5 mmol

5. Hitungan TM T NaOH + T CH3COOH 2a. 26 ℃ + 26 ℃ = 26℃

2

Page 6: LAPORAN MINGGUAN Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran pH

b. 26 ℃ + 26 ℃ = 26℃ 2

c. 26 ℃ + 26 ℃ = 26℃ 2

d. 26 ℃ + 26 ℃ = 26℃ 2

e. 26 ℃ + 26 ℃ = 26℃ 2

6. Hitungan ∆T pada larutan antara NaOH dengan CH3COOH :∆T = TA – TM

a. 27,5 – 26 = 1,5℃b. 29 – 26 = 3℃c. 30 – 26 = 4℃d. 27 – 26 = 1℃e. 26,5 – 26 = 0,5℃

7. Perhitungan mmol NaOH dan HClMmol = M x VMmol NaOH

a. n = 1 x 5 = 5b. n = 1 x 10 = 10c. n = 1 x 15 = 15d. n = 1 x 20 = 20 e. n = 1 x 25 = 25

mmol HCLf. n = 1 x 25 = 25g. n = 1 x 20 = 20h. n = 1 x 15 = 15i. n = 1 x 10 = 10j. n = 1 x 5 = 5

8. Perhitungan mmol NaOH mmol CH3COOHa. 5 mmol = 0,2 mmol

25 mmolb. 10 mmol = 0,2 mmol

20 mmolc. 15 mmol = 1 mmol

15 mmold. 20 mmol = 2 mmol

10 mmole. 25 mmol = 5 mmol

5 mmol