28
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA Oleh: Nama : Bisma Raka Perdana NRP : 123020186 Kelompok : G Meja : 07 (tujuh) Tanggal Percobaan : 27 Desember 2012 Asisten : Nadya Charisma Putri

LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

termokimia

Citation preview

Page 1: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

TERMOKIMIA

Oleh:Nama : Bisma Raka PerdanaNRP : 123020186Kelompok : GMeja : 07 (tujuh)Tanggal Percobaan : 27 Desember 2012Asisten : Nadya Charisma Putri

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2012

Page 2: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

TERMOKIMIA

Bisma Raka Perdana123020186

Asisten : Nadya Charisma Putri

Tujuan Percobaan :Untuk mempelajari bahwa      :1.      Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energy2.     Perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang

sederhana3.      Reaksi kimia dapat berlangsung secara eksoterm dan endoterm

Prinsip Percobaan :Berdasarkan pada hukum:

-          Hukum Black “ Kalor yang diserap akan sama dengan kalor yang dilepas”-          Hukum Lavoiser “ Setiap reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi

adalah sama”-          Hukum Hess “ Kalor yang dibebaskan atau diserap tidak bergantung pada

jalannya reaksi tetapi bergantung pada keadaan awal dan akhir”

Metode Percobaan :

Masukan 20ml aquadest ke dalamThermostat, catat suhunya dengan (T d) suhu dingin

40ml aquadest Panaskan ± 90℃

20ml aquadest panas, ukur suhunya ¿¿) Ukur suhunya dengan (T p) selama 10menit Suhu setelah di panaskan selang waktu 1menit

Gambar 1. Metode penentuan kalorimetri

Page 3: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

Timbang serbuk Znsebanyak 2gram

campurkan Zn lalu uku suhunya

selama 2menit selang 12

menit

masukan 20 ml CuSO4dalam thermostat lalu ukur suhunyadengan ¿¿), selama 2menit

selang 12

menit

Gambar 2. Metode percobaan kalor reaksi Zn dengan CuSO4

Masukan 18ml aquadest ke dlmThermostat,catat suhunya dengan¿¿), suhu aquadest

masukan 20ml etanol, ukur suhunya campurkandengan ¿¿), etanol&ukur suhu

campuran selama4menit,selang12

menit

Page 4: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

Gambar 3. Metode penentuan kalor reaksi etanol dalam air

20ml HCl, ukur suhu 20ml NaOH ukurDengan T HCl suhu dengan T NaOH

Campurkan kedua larutan,Ukur suhunya selama 4menit

Selang waktu 12

menit

Gambar 4. Metode penentuan kalor penetralan HCl dengan NaOH

Hasil Pengamatan:Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Penentuan KalorimeterNo Percobaan Hasil1. Penentuan Kalorimeter Td        : 300 K

Tp        : 363KTc        : 330 KQ1          : 5016 JQ2        : 5517,6 JQ3        : 501,6 JK         : -16,72 J/K

(Sumber : Bisma Raka Perdana, Kelompok G, Meja 7, 2012)

 

Page 5: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

 Tabel 1.1 Penentuan Kalorimeter

n t (x) T (y) X2 x.y1 1 330K 1 3302 2 329 K 4 6583 3 328,5 K 9 985,54 4 327 K 16 13085 5 326,5K 25 1632,56 6 325,5K 36 19537 7 325K 49 22758 8 324,5 K 64 25959 9 324K 81 291610 10 323K 100 3230

∑n 10 ∑x= 55 ∑y= 3263 ∑x2= 385 ∑xy= 17884(Sumber : Bisma Raka Perdana, Kelompok G, Meja 7, 2012)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10318

320

322

324

326

328

330

332

T (y)

t (menit)

T(y)

yn = a+b.Xn

Grafik 1. Penentuan Kalorimeter

 

Page 6: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

Tabel 2. Penentuan Kalor Zn + CuSO4

No Percobaan Hasil1. Penentuan Kalor Zn + CuSO4 Td        : 299K

Tc        : 321KQ4          : 367,84 JQ5        : 1942,195 JQ6        : 2310,035 J∆T 1 J        : 22 K

(Sumber : Bisma Raka Perdana, Kelompok G, Meja 7, 2012)

Tabel 2.1 Penentuan Kalor Zn + CuSO4

n t (x) T (y) X2 x.y1 0.5 321 K 0.25 160,52 1 323 K 1 3233 1.5 324K 2.25 4864 2 326 K 4 652

∑n 4 ∑x= 5 ∑y= 1294 ∑x2= 7.5 ∑xy= 1621,5(Sumber : Bisma Raka Perdana, Kelompok G, Meja 7, 2012)

 0.5 1 1.5 2

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

t (menit)

T (suhu)

T (y)yn= a+b.Xn

Grafik 2. Penentuan Kalor Zn + CuSO4

Page 7: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

Tabel 3. Penentuan Kalor Etanol dalam AirNo Percobaan Hasil1. Penentuan Kalor Etanol dalam

AirTaq        : 300KTetanol   : 300KTM      : 300KTA        : 305,99 K∆T 2 J           : 5,99 KQ7          : 500,764 JQ8        :227,62JQ9        : 100,1528JQ10       : 828,5368 J

∆ H=1315,1378 J /mol(Sumber : Bisma Raka Perdana, Kelompok G, Meja 7, 2012)

Tabel 3.1 Penentuan Kalor Etanol dalam Airn t (x) T (y) X2 x.y1 0.5 305K 0.25 152,52 1 305K 1 3053 1.5 305,5K 2.25 458,54 2 306K 4 6125 2.5 306K 6.25 7656 3 306,5K 9 9187 3.5 307K 12.25 10718 4 307K 16 1224

∑n 8 ∑x= 18 ∑y= 2448 ∑x2= 51 ∑xy= 5505,75(Sumber : Bisma Raka Perdana, Kelompok G, Meja 7, 2012) 

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4303

303.5304

304.5305

305.5306

306.5307

307.5

t (menit)

T (suhu)

yn=a+b.XnT (y)

Grafik 3. Penentuan Kalor Etanol dalam Air

Page 8: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

Tabel 4. Penentuan Kadar Penetralan HCl + NaOHNo Percobaan Hasil1. Penentuan Kadar Penetralan HCl + NaOH THCl      : 299 K

TNaOH    : 300KTM      : 299,5 KTA        : 305,260K∆T 3 J          : 5,760KQ11         : 912,4632 JQ12       : 96,3072JQ13       : 1008,7704 J

∆ H=17,2439 J /mol(Sumber : Bisma Raka Perdana, Kelompok G, Meja 7, 2012)

Tabel 4.1 Penentuan Kadar Penetralan HCl + NaOHn t (x) T (y) X2 x.y1 0.5 305 0.25 152,52 1 305,2 1 305,23 1.5 305,2 2.25 457,84 2 305,3 4 610,65 2.5 305,3 6.25 763,256 3 305,3 9 915,97 3.5 305,4 12.25 1068,98 4 305,4 16 1221,6

∑n 8 ∑x= 18 ∑y= 2442,1 ∑x2= 51 ∑xy= 5495,75(Sumber : Bisma Raka Perdana, Kelompok G, Meja 7, 2012) 

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4304.8

304.9

305

305.1

305.2

305.3

305.4

305.5

t (menit)

T (suhu)

yn = a+b.Xn2T (y)

Grafik 4. Penentuan Kadar Penetralan HCl + NaOH

Page 9: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

Pembahasan :Ada beberapa faktor kesalahan yang dapat terjadi ketika percobaan termokimia

berlangsung, yaitu pengambilan volume larutan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang di perintahkan atau berlebih sedikit, penimbangan berat Zn yang tidak pas 2gram, penggunaan dan pembacaan temperature pada termometer, terjadi kesalahan pada saat perhitungan menggunakan kalkulator, thermostat yang tidak tertutup rapat akibatnya ada suhu yang keluar sistem.

Termodinamika kimia dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi dengan keseimbangan dalam reaksi kimia. Tak hanya sering kita ingin mengetahui berapa energy dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Erat berkaitan dengan termodinamika kimia adalah termokimia, yang menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai perubahan kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Tak hanya sering kita ingin mengetahui berapa energy dapat di peroleh dari reaksi-reaksi, tetapi juga perubahan energi itu bersifat mendasar untuk teori ikatan kimia dan struktur (Wood, 1984).

Kalorimeter adalah suatu system terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter). Dengan demikian semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi didalam kalorimeter, tidak ada yang terbuang terbuang kalorimeter. Dengan mengukur kenaikan suhu didalam kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang di serap oleh air serta perangkat calorimeter berdasakan rumus. Oleh karena tidak ada kalor yang sama dengan kalor yang di serap oleh larutan dan calorimeter, tetapi tandanya berbeda (Lestari, 2003). Jenis jenis kalorimetri:

1) Kalorimeter Bom Merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari

reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom ( tempat berlangsungnya reaksi

pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi ) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas.

Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.

Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka :

qreaksi= – (qair+ qbom )

Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :

qair = m x c x DTketerangan :m= massa air dalam kalorimeter ( g )

Page 10: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )DT = perubahan suhu ( oC atau K ) Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :

qbom = Cbomx DTketerangan :Cbom= kapasitas kalor bom ( J / oC ) atau ( J / K )DT = perubahan suhu ( oC atau K ) Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap

( DV = nol ). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem = perubahan energi dalamnya.

DE = q + w dimana   w = -P.DV ( jika DV = nol maka w= nol )makaDE = qv

Contoh soal :2) Kalorimeter Sederhana Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan

dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam.

Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan ).

Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan; diabaikan.

qreaksi= – (qlarutan+ qkalorimeter )

qkalorimeter = Ckalorimeterx DTketerangan :Ckalorimeter= kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K )DT = perubahan suhu ( oC atau K ) Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil; maka dapat diabaikan

sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter.

qreaksi= – qlarutan

qlarutan = m x c x DTketerangan :m= massa larutan dalam kalorimeter ( g )c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )DT = perubahan suhu ( oC atau K ) Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (DP = nol )

sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.

Page 11: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

DH  = qp(Novitasari, 2012)Reaksi eksoterm, pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari

sistem ke lingkungan atau pada reaksi tersebut mengeluarkan panas.pada reaksi eksoterm ∆H = (-). Contohnya:C(s) + O2(g)    CO2(g) + 393.5 kJ ; ∆H = -393.5 kJ

Reaksi endoderm, pada reaksi endoderm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut menyerap panas.pada reaksi endoderm ∆H = (+). Contohnya:CaCO3(s)   CaO(s) + CO2(g) - 178.5 kJ ; ∆H = +178.5 kJ

Pada percobaan termokima terdapat reaksi yang berlangsung secara Endoterm dan Eksoterm. Pada percobaan Penetapan Kalorimeter dan Penentuan Kalor Zn + CuSO4 termasuk reaksi endoterm karena pada percobaan Penentuan kalor reaksi Zn + CuSO4 terdapat penaikan dan penurunan temperatur. Pada awal reaksi Zn logam bereaksi dengan larutan CuSO4 ( reaksi redoks) menghasilkan sejumlah kalor. Reaksi berlanjut dimana Zn bereaksi membentuk Zn2+ dalam larutan Cu2+ menjadi Cu (s) terbentuknya Cu(s) ini mengakibatkan terjadinya penurunan temperatur pada reaksi Zn-CuSO4 dimana Cu(s) yang terbentuk menutupi logam Zn, sehingga tidak dapat berekasi kembali dengan Cu2+ dan pada percobaan penetapan kalorimeter, termostat merupakan sistem dan air adalah lingkungan ini sesuai dengan pengertian reaksi endoterm yang berlangsung dari sistem kelingkungan. Sedangkan, pada percobaan Penentuan kadar etanol dalam air termasuk reaksi Eksoterm karna aquades adalah yang memberikan kalor dan terdapat kalor yang dilepaskan pada saat pelarutan sehingga mempunyai ∆H negatif. Pada proses ini pelarut yang digunakan adalah air dengan volume yang semakin membesar. Bila air yang ditambahkan semakin banyak maka kalor yang dilepaskan tidak bertambah atau hanya bertambah sedikit dan larutannya dikatakan encer, hal ini nampak pada grafik hubungan ∆H/ mol etanol Vs mol air/mol etanol. Dimana pada penambahan pelarut yang semakin besar ∆H/mol etanol akan tetap atau berubah sedikit. Hal inimenunjukkan bahwa untuk penambahan pelarut pada volume tak hingga ∆H mendekati konstan.Percobaan penetralan HCl + NaOH termasuk reaksi penetralan.

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor:1. massa zat2. jenis zat (kalor jenis)3. perubahan suhuKalor jenis (specific heat) (c) suatu zat adalah jumlah kalor yang di butuhkan untuk menaikan suhu suatu gram zat sebesar satu derajat celcius. Kapasitas kalor (heat capacity) (C) suatu zat adalah jumlah kalor yang di butuhkan untuk

Page 12: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

menaikan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat celcius. Kalor jenis merupakan sifat intensif, sedangkan kapasitas kalor merupakan sifar ekstensif. Hubungan antara kapasitas kalor dan kalor jenis suatu zat adalah:

C = m . c

Dimana m adalah massa zat dalam gram. Misalhnya kalor jenis air adalah 4,184 J/g ℃, dan kapasitas kalor 60g air adalah (60gram) (4,184 J/kg ℃) = 251 J/ ℃Jika kita mengetahui kalor jenis dan jumlah suatu zat, maka jumlah kalor (q) yang tealh diserap atau dilepaskan pada suatu proses dapat diketahui berdasarkan perubahan suhu sampel (∆t). persamaan untuk menghitung perpindahan kalor ini diberikan oleh

q = mc. ∆tatau

q = C ∆t

dimana m adalah massa sampel dalam gram dan ∆T adalah perubahan suhu:

∆t = t akhir−t awal

Kesepakatan tanda untuk q dengan kesepakatan tanda untuk perubahan entalpi: q bernilai positif untuk proses endotermik dan negatif untuk proses eksotermik Jumlah total kalor yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung dan mengembalikan zat ke keadaan suhu semula dinamakan kalor reaksi. Jika reaksi terjadi pada tekanan tetap, kalor reaksi dinyatakan sebagai perubahan entalphi ∆H. Nilai ∆H bergantung pada jenis pereaksi, jumlah pereaksi yang terlibat, dan suhu. Oleh sebab itu, perubahan entalpi harus dinyatakan dalam jumlah kalor perjumlah zat dan suhu reaksi. Nilai ∆H biasanya diberikan dalam jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan untuk reaksi dalam satuan mol yang diungkapkan dalam persamaan kimia yang telah setara. Karena entalpi merupakan fungsi keadaan,maka sangat penting untuk menerapkan keadaan sistem pada saat entalpi diukur,terutama suhu dan tekanan sistem.(Chang, 2004)

Aplikasi dalam Bidang Pangan:Aplikasi di bidang pangan yaitu proses fermentasi pada susu yang bisa

dibuat youghurt dan keju. Proses fermentasi pada kedelai yang bisa dibuat tauco dan tempe. Proses fermentasi pada ketan atau singkong yang bisa dibuat tape. Pembuatan arang untuk bahan baku makanan atau pangan yang melalui proses pembakaran (misalnya : sate)

Page 13: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

Kesimpulan:Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap reaksi kimia

akan selalu disertai dengan perubahan energi. Perubahan energi ini dapat dilihat salah satunya dari perubaan suhu yang terjadi.Tetapan kalorimeter adalah sebesar Q1 = 5350,4 J, Q2= 5016 J, Q3= -334,4 J , kalor pada Zn+CuSO4 adalah Q4= -141,075 J, Q5= 1191,801 J, Q6= 1050,725 J, penentuan kalor pada etanol dalam air adalah Q8= 361,602 J, Q9= -65, 808 J, Q10= 769,617 J dan penentuan kalor penetralan pada HCl dan NaOH adalah Q11= 838,728 J, Q12= -55,322J, Q13= 783,396 J.

Page 14: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

C, raymond. 2004. Kimia dasar konsep konsep inti edisi ketiga jikid 1. Gelora Aksar Pratama: Jakarta

Huda.M.R.S.2007.Kamus Kimia On-Line. http://kamuskimia.net84.net/cari3.php? kunci=71. diakses 31 Desember 2012

Maziyyah.D.2007.Termokimia.http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700746/materi2.htm. diakses 31 Desember 2012

Novitasari, D. 2012. Jenis-jenis Kalorimetri. http://diannovitasari.wordpress.com/. jenis-jenis-kalorimeter/

Sutrisno, E.T dan I.S Nurbinawari 2012, Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Universitas Pasundan : Bandung

Page 15: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

LAMPIRAN

1. Penetapan Kalorimeter (Caquadest = Cair = 4,18 J/g.K; massacampuran = 40 gram; Td = 301 K; Tp = 363 K; Tc = 333 K)

∆ T 1=T c−T d

∆ T 1=333 K−301 K∆ T 1=32 K

∆ T 2=T p−T c

∆ T 2=363 K−333 K∆ T 2=30 K

q1=massacampuran ×Caquadest × ∆ T1

q1=40 gram× 4,18 J / g . K × Kq1=5016J

q2=massacampuran×Caquadest × ∆ T2

q2=40 gram ×4,18 J /g . K × 33 Kq2=5517,6 J

q3=q2−q1

q3=5016 J−5517,6 Jq3=501,6J

K=q3

∆T 1

K=501,6 J30 K

K=16,72 J / K

a=(∑ y ×∑ x2 )−(∑ x×∑ x . y )

n(∑ x2)−(∑ x)2

a=(3263 K × 385 menit2 )−(55 menit ×17884 menit . K )

10 (385 menit 2 )−(55 menit )2

a=330,47 K

b=n (∑ x . y )−(∑ x ×∑ y )

n (∑ x2 )−(∑ x )2

Page 16: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

b=10 (17884 menit . K )−(55 menit ×3263 K )

10 (385 menit 2 )− (55 menit )2

b=−0,758 /menityn=a+b ( Xn )

y1=330,47 K+[ (−0,758 ) K /menit × (1 ) menit ]y1=329,712 K

y2=330,47 K+ [ (−0,758 ) K /menit × (2 )menit ]y2=328,954 K

y3=330,47 K+ [ (−0,758 ) K /menit × (3 ) menit ]y3=328,196 K

y4=330,47 K+[ (−0,758 ) K /menit × (4 ) menit ]y4=327,438 K

y5=330,47 K+ [ (−0,758 ) K /menit × (5 )menit ]y5=326,68 K

y6=330,47 K+ [ (−0,758 ) K /menit × (6 ) menit ]y6=325,922 K

y7=330,47 K+ [ (−0,758 ) K /menit × (7 ) menit ]y7=325,164 K

y8=330,47 K+ [ (−0,758 ) K /menit × (8 ) menit ]y8=324,406 K

y9=330,47 K+ [ (−0,758 ) K /menit × (9 ) menit ]y9=323,648 K

y10=330,47 K+[ (−0,758 ) K /menit × (10 )menit ]y10=322,89 K

2. Penentuan Kalor Zn + CuSO4

(Ccampuran = 3,52 J/g.K; volumeCuSO 4 = 20ml; massaZn = 2 gram; Td = 301,5 K; Tc

= 315 K; Ar Zn = 65,37; C campuran= 1,14 g/ml)

∆ T 1 j=T c−T d

∆ T 1 j=48+273 K−26+273 K∆ T 1 j=22 K

q4=K × ∆ T 1 j

q4=16,72 J / K ×22 Kq4=367,84 J

q5=massacampuran . P× Ccampuran × ∆ T1 j

Page 17: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

q5=22 gram ×1,14 J /g . K ×3,52 K x 22 Kq5=1942,195 J

q6=q4+q5

q6=367,84 J+1942,195 Jq6=2310,035 J

∆ H=q6

molZn

∆ H =2310,035 J0,03 mol

∆ H=7701,167J /mol

a=(∑ y ×∑ x2 )−(∑ x×∑ x . y )

n(∑ x2)−(∑ x)2

a=(1294 K ×7,5 menit 2 )−(5 menit × 1621,5 menit . K )

4 (7,5 menit 2)−(5 menit )2

a=319,5 K

b=n (∑ x . y )−(∑ x ×∑ y )

n (∑ x2 )−(∑ x )2

b=4 (1621,5menit .K )−(5menit ×1294 K )

4 (7,5menit 2 )−(5menit )2

b=3,2 K /menit

yn=a+b ( Xn )

y1=319,5 K+[ (3,2 ) K /menit × (0,5 ) menit ]y1=321,1 K

y2=319,5 K+[ (3,2 ) K /menit × (1 ) menit ]y2=322,7 K

y3=319,5 K+[ (3,2 ) K /menit × (1,5 ) menit ]y3=324,3 K

y4=319,5 K+[(3,2)K /menit × (2 )menit ]y4=325,9 K

3. Penentuan Kalor Etanol dalam Air

Page 18: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

(Etanol = C2H5OH; Caquadest= 4,18 J/g.K; massaaquadest= 18gram;CC2 H 5 OH=1,92 J/g.K; Mr C2H5OH = 46; massaC2 H 5 OH= 29 gram; Taquadest = 300 K; T C2 H 5 OH = 300 K)

T M=T auadest+T C2 H 5 OH

2

T M=300 K+300 K2

T M=300 K

a=(∑ y ×∑ x2 )−(∑ x×∑ x . y )

n(∑ x2)−(∑ x)2

a=(2448 K × 51menit 2 )− (18 menit ×5514,75 menit .K )

8 (51 menit 2 )−(18 menit )2

a=304,55 K

b=n (∑ x . y )−(∑ x ×∑ y )

n (∑ x2 )−(∑ x )2

b=8 (5514,75menit .K )−(18menit × 2448 K )

8 (51menit 2 )−(18menit )2=0,64 K /menit

yn=a+b ( Xn )

y1=304,55 K+[ (0,64 ) K /menit × (0,5 ) menit ]y1=304,87 K

y2=304,55 K+[ (0,64 ) K /menit × (1 )menit ]y2=305,19 K

y3=304,55 K+[ (0,64 ) K /menit × (1,5 ) menit ]y3=305,51 Ky4=304,55 K+[ (0,64 ) K /menit × (2 ) menit ]y4=305,83 Ky5=304,55 K+¿

y5=306,15 K

y6=304,55 K+ [ (0,64 ) K /menit × (3 ) menit ]y6=306,47 Ky7=304,55 K+ [ (0,64 ) K /menit × (3,5 ) menit ]y7=306,79 K

y8=304,55 K+ [ (0,64 ) K /menit × (4 ) menit ]

Page 19: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

y8=307,11 K

T A=yawal+ yak h ir

2

T A=304,87 K+307,11 K

2T A=305,99 K

∆ T 2 j=T A−T M

∆ T 2 j=305,99 K−300 K∆ T 2 j=5,99 K

q7=massaaquadest ×Caquadest ×∆ T 2 j

q7=18 gram× 4,18 J / g . K ×5,99 Kq7=450,687 J

q8=massaC2 H 5 OH ×CC2 H 5 OH × ∆ T 2 j

q8=29 gram× 1,92 J /g . K × 5,99 Kq8=333,523 J

q9=K × ∆ T2 j

q9=16,72 J / K × 5,99 Kq9=100,1528 J

q10=q7+q8+q9

q10=¿450,687 J+333,523 J+100,1528 Jq10=884,3628 J

molC2 H 5 OH=massaC2 H 5 OH

MrC2 H 5 OH

molC2 H 5 OH= 29 gram46 gram /mol

molC2 H 5 OH=1,5820 mol

∆ H=q10

molC2 H 5 OH

∆ H =884,3628 J0,63 mol

∆ H=1315,1378 J /mol

Page 20: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

4. Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH → NaCl + H2O(Ccampuran = 3,96 J/g.K; massaNaCl = 40 gram; Mr NaCl = 58,453 gram/mol; THCl

= 300 K; T NaOH = 300 K)

T M=T HCl+T NaOH

2

T M=299 K+300 K2

T M=299,5 K

a=(∑ y ×∑ x2 )−(∑ x×∑ x . y )

n(∑ x2)−(∑ x)2

a=(2442,1 K ×51 menit 2 )−(18 menit ×5495,75 menit . K )

8 (51 menit 2 )−(18 menit )2

a=305,04 K

b=n (∑ x . y )−(∑ x ×∑ y )

n (∑ x2 )−(∑ x )2

b=8 (5495,78 menit . K )−(18menit × 2442,1K )

8 (51menit2 )−(18menit )2

b=0,098 K /menit

yn=a+b ( Xn )

y1=305,04 K+ [ (0,098 ) K /menit × (0,5 ) menit ]y1=305,089 K

y2=305,04 K+ [ (0,098 ) K /menit × (1 )menit ]y2=305,138 K

y3=305,04 K+[ (0,098 ) K /menit × (1,5 ) menit ]y3=305,187 K

y4=305,04 K+[ (0,098 ) K /menit × (2 ) menit ]y4=305,236 K

y5=305,04 K+[0,098¿K /menit × (2,5 ) menit ]y5=305,285 Ky6=305,04 K+[ (0,098 ) K /menit × (3 ) menit ]

y6=305,334 K

y7=305,04 K+[ (0,098 ) K /menit × (3,5 ) menit ]y7=305,383 K

Page 21: LAPORAN MINGGUAN TERMOKIMIA

y8=305,04 K+[ (0,098 ) K /menit × (4 ) menit ]y8=305,432 K

T A=yawal+ yakhir

2

T A=305,089 K+305,432 K

2T A=305,260 K

∆ T 3 j=T A−T M

∆ T 3 j=305,260 K−299,5 K∆ T 3 j=5,760K

q11=massaNaCl × CNaCl × ∆ T3 j

q11=40 gram ×3,96 J /g . K × 5,760 Kq11=912,4632 J

q12=K × ∆ T 2 j

q12=16,72 J /K ×5,760 Kq12=96,3072 J

q13=q11+q12

q13=912,4632 J +96,3072 Jq13=1008,7704 J

molN aCl=massaNaCl

MrNaCl

molNaCl=40 gram

58,453 gram /molmolNaCl=0,6843 mol

∆ H=q13

molNaCl

∆ H=1008,7704 J58,5 mol

∆ H=17,2439 J /mol