28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam 100.000 persalinan hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan seberapa jauh gerakan keluarga berencana dapat diterima masyarakat. (Manuaba, 1998). Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa mempertimbangkan lamanya serta di mana kehamilan tersebut berlangsung (FIGO, 1973). Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal juga berkaitan dengan pertolongan persalinan “dukun” sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial budaya dan faktor pelayanan medis. Kematian ibu (maternal) bervariasi antara 5 sampai 800 per 100.000 persalinan, sedangkan kematian perinatal berkisar antara 25 sampai 750 per 100.000 persalinan hidup. (Manuaba, 1998). Oleh karena angka kematian ibu dan perinatal terbesar terjadi di negara berkembang maka WHO dan UNICEF mencetuskan ide Health for all by the years 2000, dengan harapan setiap orang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2000. Konsep pelaksanaan Health for all by the years 2000 menjadi pelayanan kesehatan utama. Unsur pelayanan kesehatan utama mencakup: Salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat

Laporan Mini Project Anc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

p

Citation preview

Page 1: Laporan Mini Project Anc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan

menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam 100.000

persalinan hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan

seberapa jauh gerakan keluarga berencana dapat diterima masyarakat. (Manuaba,

1998). Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam

kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa

mempertimbangkan lamanya serta di mana kehamilan tersebut berlangsung (FIGO,

1973).

Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal juga berkaitan dengan pertolongan

persalinan “dukun” sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial budaya dan faktor

pelayanan medis. Kematian ibu (maternal) bervariasi antara 5 sampai 800 per 100.000

persalinan, sedangkan kematian perinatal berkisar antara 25 sampai 750 per 100.000

persalinan hidup. (Manuaba, 1998). Oleh karena angka kematian ibu dan perinatal

terbesar terjadi di negara berkembang maka WHO dan UNICEF mencetuskan ide

Health for all by the years 2000, dengan harapan setiap orang mendapatkan pelayanan

kesehatan pada tahun 2000. Konsep pelaksanaan Health for all by the years 2000

menjadi pelayanan kesehatan utama. Unsur pelayanan kesehatan utama mencakup:

Salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan AKI adalah dengan

menempatkan bidan di wilayah Indonesia khususnya di wilayah pedesaan (Depkes RI,

1995).

Angka kematian ibu dan kematian perinatal masih tinggi. Sebenarnya kematian

tersebut masih dapat dihindari karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan

pertama sangat diperlukan, tetapi penyelenggara kesehatan tidak sanggup untuk

memberikan pelayanan. Penyebab kematian ibu masih tetap merupakan “trias klasik”,

sedangkan sebab kematian perinatal terutama oleh “trias asfiksia”, infeksi, dan trauma

persalinan. (Manuaba, 1998).

Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu dengan Safe Motherhood dan

Making Pregnancy Safer, yang mempunyai tujuan sama yaitu melindungi hak

reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan,

kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang

Page 2: Laporan Mini Project Anc

sebenarnya tidak perlu terjadi. Bidan di wilayah pedesaaan diharapkan mampu

memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan normal, kehamilan dengan

komplikasi dan kehamilan resiko tinggi, serta mampu memberikan pertolongan

persalinan normal, sehingga dapat mempercepat penurunan AKI (Depkes RI, 2002).

Usaha kesehatan masyarakat di Indonesia sudah semakin maju dan baik. Dengan

berbagai target cakupan yang sudah terpenuhi maka diharapkan derajat kesehatan di

Indonesia akan meningkat juga. Beberapa indikator derajat kesehatan suatu negara

atau daerah adalah anga kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Menurut MGDs (Millenium Development Goals), target AKI pada tahun 2015 adalah

102 per 100.000 kelahiran hidup. Dan AKB tahun 2015 adalah 23 per 100.000

kelahiran hidup. Namun, angka kematian ibu dan bayi saat ini masih tinggi di

Indonesia. Hasil SDKI 2007 menunjukkan AKI sebesar 228 per 100.000. Berdasarkan

hasil survei Demogafi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, terdapat kenaikan

angka kematian ibu (AKI) yang cukup drastis dari 228 per 100 .000 kelahiran menjadi

359 per 100.000 kelahiran. Di provinsi Jawa Timur, AKB pada tahun 2012 menurut

Badan Pusat Statistik adalah 30 bayi.

Di Kabupaten Malang AKI AKB adalah sekian,

Di Kecamatan Tumpang Tahun 2014 tidak ada ibu hamil atau ibu melahirkan yang

meninggal. Namun, untuk kematian bayi, ada 9 bayi yang meninggal. Empat

diantaranya disebabkan karena berat badan bayi rendah (BBLR).

Beberapa upaya yang dilakukan puskesmas untuk mengurangi AKB dan AKI

adalah dengan melakukan screening penyakit menular pada ibu hamil, pemeriksaan

hemoglobin (Hb), memberikan konsultasi untuk ibu hamil, hingga memberikan

pelatihan kader untuk mendeteksi ibu hamil dengan resiko tinggi dan masih banyak

lagi kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB.

Salah satu kegiatan yang dapat merangkap beberapa kegiatan diatas adalah dengan

kunjungan ibu hamil kepada tenaga kesehatan untuk diperiksa. Kegiatan ini dikenal

dengan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) atau K1 sampai K4

dimana kunjungan ibu hamil kepada tenaga kesehatan adalah minimal 4 kali.

Di Kecamatan Tumpang, ada beberapa desa yang data kunjungan K1 dan K4-nya

masih rendah. Salah satu desa tersebut adalah desa Benjor. Bersamaan dengan ini,

maka dokter intrensip melakukan mini project yang berkaitan dengan materi diatas

yaitu tentang rendahnya kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor pada periode bulan

Page 3: Laporan Mini Project Anc

Oktober 2014 dan intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan angka kunjungan

K1 dan K4.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka masalah yang dapat diambil adalah

Tingginya Angka Kematian Bayi di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan

Tumpang pada tahun 2014.

Rendahnya angka kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor pada periode bulan

Oktober dan November 2014.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan derajat

kesehatan di wilayah kerja puskesmas kecamatan Tumpang di tahun

mendatang.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mencari tahu mengapa angka kunjungan K1 dan K2 di desa Benjor

pada bulan Oktober 2014 rendah.

Untuk memberikan perubahan, khususnya pada sikap dan perilaku ibu

hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

1.4. Manfaat Mini Project

1.4.1. Bagi Puskesmas

Mengetahui apakah yang menjadi kendala dalam menjalankan program

pemeriksaan ibu hamil.

Megetahui pemecahan bagi masalah yang ada dalam program Puskesmas.

Mendapat masukan berupa hasil mini project.

Mendapat saran untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat

melalui program yang ada.

1.4.2. Bagi Penulis

Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di masa kuliah ke

dalam masyarakat.

Menambah pengetahuan dan pengalaman.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Page 4: Laporan Mini Project Anc

Mendapatkan pelayanan yang baik melalui program puskesmas.

Meningkatnya derajat kesehatan di kecamatan Tumpang, dengan

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Page 5: Laporan Mini Project Anc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

2.2.1 Gambaran Umum

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan

kesehatan meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan

masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

bermutu.

Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja Puskesmas dalam melaksanakan

tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi, sarana transportasi,

masalah kesehatan setempat, keadaan sumber daya, beban kerja Puskesmas dan

lain-lain. Selain itu juga harus memperhatikan upaya untuk meningkatkan

koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam wilayah

kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah kecamatan,

meningkatkan sinergisme kegiatan dan meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu

wilayah kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas sebagai

koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan.

Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam hal mempromosikan kesehatan

kepada seluruh masyarakat sebagai upaya untuk memberikan pengalaman belajar,

menyediakan media informasi, dan melakukan edukasi baik untuk perorangan,

kelompok, dan masyarakan guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku

masyarakat. Dengan berjalanannya program kesehatan yang dijalankan oleh

setiap Puskesmas, di harapkan pada akhirnya akan berpengaruh pada perubahan

kepada setiap individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara

prilaku sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal.

Page 6: Laporan Mini Project Anc

2.2.2 Profil Puskesmas Tumpang

2.1.2.1. Data Umum

Nomor Kode Puskesmas : 35.07.23.01

Nama Puskesmas : Tumpang

Kecamatan : Tumpang

Kabupaten : Malang

Propinsi : Jawa Timur

Tahun : 2013

2.1.2.2. Data Geografis

Luas Wilayah : 32.178 km

- Wilayah dataran rendah : 9 desa / 60%

Desa Tumpang

Desa Malangsuko

Desa Jeru

Desa Wringinsongo

Desa Slamet

Desa Bokor

Desa Pandanajeng

Desa Pulungdowo

Desa Tulusbesar

- Wilayah dataran tinggi : 6 desa / 40%

Desa Kambingan

Desa Kidal

Desa Ngingit

Desa Benjor

Desa Duwet

Desa Duwet Krajan

Jumlah desa/kelurahan : 15 desa

Yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 15 desa

Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 15 desa

Yang tidak dapat dijangkau kendaraan roda 4 & 2 : -

2.1.2.3 Data Kependudukan

Page 7: Laporan Mini Project Anc

Jumlah Penduduk seluruhnya : 76.479 Orang

Laki-laki : 38.910 Orang

Perempuan : 37.569 Orang

Jumlah kepala keluarga : 22.704 KK

Jumlah KK Miskin : 25.241 Jiwa

Jumlah bayi kurang 1 tahun : 1.221 Bayi

Jumlah anak balita(1-4) tahun : 5.054 Anak

Jumlah anak prasekolah ( 3-5 tahun ) : 5.054 Anak

Jumlah wanita usia subur : 23.881 Orang

Jumlah pasangan usia subur : 14.176 Pasang

Jumlah ibu hamil : 1.382 Orang

Jumlah ibu nifas : 1.283 Orang

Jumlah ibu meneteki : 2.543 Orang

Jumlah ibu bersalin : 1.277 Orang

2.1.2.4. Data Khusus

Derajat Kesehatan tahun 2013

Jumlah kematian ibu Hamil : - orang

Jumlah kematian ibu bersalin : 1 orang

Jumlah lahir mati : 3 orang

Jumlah lahir hidup : 1.562 orang

Jumlah kematian bayi : 1 bayi

Jumlah kematian semua umur : 8 orang

Derajat Kesehatan tahun 2014

Jumlah kematian ibu Hamil : - orang

Jumlah kematian ibu bersalin : - orang

Jumlah lahir mati : 1 orang

Jumlah lahir hidup : 1.261 orang

Jumlah kematian bayi : 8 bayi

Jumlah kematian semua umur : 9 orang

2.2 Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care (ANC)

2.2.1 Definisi ANC

Page 8: Laporan Mini Project Anc

ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memantau keadaan ibu

dan janin secara berkala yang diikuti oleh upaya koreksi terhadap penyimpanan

yang ditemukan.Menurut Maternal Neonatal Health asuhan antenatal atau yang

dikenal ANC merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas

(dokter/bidan/perawat)dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan

pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.

Dengan memberikan pelayanan ANC yang baik akan menjadi salah satu tiang

penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan

kematian ibu.

2.2.2 Tujuan ANC

Tujuan umum:

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu

dan bayi.

Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

Eksklusif.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat

melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta

menghasilkan bayi yang sehat.

Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :Tujuan umum adalah menyiapkan

seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,

persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

Page 9: Laporan Mini Project Anc

Tujuan khusus:

Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam

kehamilan,persalinan,dan nifas.

Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini

mungkin.

Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.

Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga

berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil

sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum

sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal

bertujuan untuk:

Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat

kehamilan, persalinan, dan nifas.

Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala

nifas.

Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

2.2.3 Standar pelayanan kebidanan (7T)

Adapun Standar Pelayanan Kebidanan (7 T) adalah sebagai berikut:

1. Timbang berat badan

2. Ukur Tekanan darah

3. Ukur Tinggi fundus uteri

4. Pemberian imunisasi TT lengkap

5. Pemberian Tablet zat besi,minimal 90 tablet selam masa kehamilan dan bisa

diberiakan pada masa nifas 30 tablet

6. Tes penyakit menular seks (PMS)

7. Temu wicara

Page 10: Laporan Mini Project Anc

Tenaga kesehatan memeberi sedikitnya empat kali pelayanan ANC, yaitu:

Satu kali di trimester pertama

Satu kali di trimester kedua

Dua kali di trimester ketiga

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama

untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Tenaga kesehatan juga

harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,

hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno

Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan

kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus

mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka

harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya untuk tindakan

selanjutnya.

2.2.4 Dampak bila tidak dilakukan ANC

Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan

Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu

Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara

dini.

2.3 Angka Kematian Bayi

2.3.1. Definisi

Angka kematian Bayi (AKB) adalah angka probabilitas untuk meninggal di umur

antara lahir dan 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup.

Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate) ialah jumlah kematian perinatal

dikalikan 1000 dan kemudian di bagi dengan jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati

pada tahun yang sama. (Sarwono,2002:786).

Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) berturut-turut

tahun 1997, 2002- 2003 dan 2007, AKB Indonesia adalah 46, 35 dan 34 per 1000

kelahiran hidup.

2.3.2. Penyebab Kematian Perinatal

Page 11: Laporan Mini Project Anc

Sebab utama kematian perinatal di Rumah Sakit Dr.Cipo Mangunkusumo, Jakarta,

ialah :

1) Infeksi

2) Asfiksia neonatorum

3) Trauma kelahiran

4) Cacat bawaan/kelainan kongenital

5) Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas

6) Imaturitas, dll.

2.3.3. Pencegahan

Perbaikan keadaan social dan ekonomi.

Kerjasama yang erat antara ahli obstetri, ahli kesehatan anak, ahli kesehatan

masyarakat, dokter umum, dan perawat kesejahteraan ibu dan anak.

Pemeriksaan postmortem terhadap sebab-sebab kematian perinatal.

Pendaftaran kelahiran dan kematioan janin serta kematian bayi secara

sempurna.

Perbaikan kesehatan ibu dan pengawasan antenatal yang baik, antara lain

memperbaiki keadaan gizi ibu dan menemukan high risk mothers untuk

dirawat dan diobati.

Ibu dengan high risk pregnancy hendaknya melahirkan di rumah sakit yang

mempunyai fasilitas yang cukup.

Perbaikan teknik diagnosis gawat-janin.

Persediaan tempat perawatan yang khusus untuk berat-badan lahir rendah.

Perbaikan resusitasi bayi yang lahir dengan asfiksia dan perbaikan dalam

teknik perawatan bayi baru lahir terutama bayi premature.

Penyelidikan sebab-sebab intrauterine undernutrition.

Pencegahan infeksi secara sungguh-sungguh, dll.

2.3.4. Strategi Pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi

Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

berkualitas baik ditingkat dasar maupun rujukan, terutama bagi bayi dan

balita dengan menggunakan intervensi yang telah terbukti menurunkan AKB:

o Tatalaksana penanganan asfiksia (bayi lahir tidak bisa menangis

spontan) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Page 12: Laporan Mini Project Anc

o Kunjungan neonatal secara berkala.

o Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

o Pelayanan Emergensi.

Menggerakkan dan mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan

masyarakat luas untuk hidup sehat.

Menggerakkan penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan anak

BAB III

PENGKAJIAN MASALAH

3.1 Identifikasi Penyebab Masalah

3.1.1. Kuisioner tentang Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil tentang ANC di

desa Benjor.

Page 13: Laporan Mini Project Anc

Untuk mengetahui apakah penyebab rendahnya cakupan kunjungan K1 dan K4 di

desa Benjor pada periode bulan September 2014, maka dibuat suatu alat ukur untuk

mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang ANC di

desa Benjor.

3.1.2. Hasil Pengisian Kuisioner dan Intepretasinya

Berikut hasil dari pengisian kuisioner yang dilakukan pada tanggal 11 Desember

2014.

Tabel 3.1 Hasil Pengisian Kuisioner di Desa Benjor bulan Desember 2014.

Variabel Kurang Baik Total

Pengetahuan 12 3 15

Sikap 10 5 15

Perilaku 9 6 15

Total 31 14

3.1.3. Penyebab Rendahnya Cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor bulan

September 2014.

Dari hasil interpretasi kuisioner di atas didapati bahwa pengetahuan, sikap dan

perilaku ibu-ibu hamil di desa Benjor masih kurang. Hal ini dimungkinkan karena

kurangnya pengetahuan tentang pentingnya dilakukan ANC di masa kehamilan.

Dari hasil wawancara dengan petugas di Puskesmas dan Polindes di desa

Benjor, kemungkinan rendahnya cakupan juga disebabkan pada bulan September

lalu, masih banyak ibu hamil yang sedang tidak ada di wilayah desa Benjor karena

berkaitan dengan masa perayaan hari raya Idul Fitri di bulan sebelumnya sehingga

angka kunjungan juga menjadi kurang. Selain itu, beberapa ibu hamil tidak

memeriksakan dirinya ke polindes karena telah memeriksakan diri ke bidan di

tempat lain sehingga tidak tercatat kunjungan K1 dan K4 di desa.

Setelah dikunjungi ke rumah ibu hamil yang tidak datang untuk ANC didapati

bahwa pengetahuan tentang pentingnya ANC masih kurang. Hal ini menyebabkan

kesadaran akan kesehatan ibu dan bayi juga kurang sehingga dapat menyebabkan

meningkatnya angka kematian ibu dan bayi.

3.2 Analisa Masalah

Analisis masalah dilakukan untuk menentukan penyebab dari masalah rendahnya

Page 14: Laporan Mini Project Anc

cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor di bulan September 2014. Dibuat dua

macam kerangka, yaitu kerangka teoritis dan kerangka konsep.

Kerangka teoritis menunjukkan semua hal yang mempengaruhi masalah rendahnya

cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor. Kerangka atau diagram ini dibuat untuk

melihat berbagai macam hal yang mempengaruhi masalah dan dicari apakah yang

menjadi masalah utama di desa Benjor.

Kerangka konsep perlu dibuat untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor

penyebab masalah. Kerangka konsep penyebab masalah disusun ke dalam diagram

dengan masalah sebagai keluaran suatu sistem yang melibatkan komponen masukan,

komponen proses, komponen lingkungan, dan komponen umpan balik.

Berikut adalah gambaran diagram kerangka teoritis dari masalah rendahnya

kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor.

Berdasarkan kerangka teoritis dari masalah diatas, ditemukan penyebab masalah dari

setiap komponen. Analisis masalah tersebut dijabarkan melalui kerangka konsep sebagai

berikut :

Gambar 3.2.1. Kerangka Teori Kunjungan K1 dan K4 desa Benjor Rendah

Page 15: Laporan Mini Project Anc

Gambar 3.2.2. Kerangka Konsep Kunjungan K1 dan K4 desa Benjor Rendah

Man

Ibu hamil kurang

pengetahuan tentang ANC

ibu usia subur dan ibu balita

kurang pengetahuan tentang ANC

Money

Dana ANC screening

sudah disediakan puskesmas

Method

Metode pemeriksaan sudah sesuai dengan 10T

ANC

Material

Alat penyuluhan perorangan belum ada

Kunjungan K1 dan K4

Desa Benjor Rendah

InputOutput

Lingkungan

Page 16: Laporan Mini Project Anc

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

Untuk meningkatkan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor, diperlukan kegiatan

intervensi sebagai pemecahan masalah. Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas diatas,

salah satu penyebab utama dari masalah rendahnya kunjgan K1 dan K4 di desa Benjor

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan dan pelayanan antenatal. Sehingga dari masalah tersebut diperlukan suatu upaya

intervensi yang salah satunya ialah dengan memberikan penyuluhan perorangan dan

memberikan alat bantu penyuluhan berupa lembar balik untuk digunakan oleh kader atau

bidan desa dan perawat desa untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentinya

pelayanan antenatal care untuk ibu di masa kehamilannya.

4.1. Intervensi Pemecahan Masalah berdasarkan Penyebab Masalah

No Sebab masalah Intervensi pemecahan masalah

1 InputA. Man SDM di desa Benjor, yaitu

Bidan Desa, Perawat Desa dan Kader Posyandu memiliki pengetahuan dan sudah dilatih untuk memberikan informasi seputar pentingnya pemeriksaan ANC.

Ibu hamil kurang pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan.

Ibu balita dan ibu usia subur kurang pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan

B. Money Ada anggaran khusus dari

puskesmas untuk screening ibu hamil setiap tahunnya.

(Tidak ada masalah biaya)

C. Method Metode pemeriksaan

kehamilan yang mencakup 10T telah dilaksanakan saat pemeriksaan kehamilan di desa Benjor.

A. Man Memberikan edukasi dan motivasi

kepada SDM tenaga kesehatan di desa serta kader posyandu mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan

Memberikan penyuluhan perorangan untuk ibu hamil tentang ANC.

Memberikan penyuluhan berkelompok untuk ibu balita dan ibu usia subur tentang ANC.

B. Money

C. Method

Page 17: Laporan Mini Project Anc

(Tidak ada masalah metode)

D. Material Alat bantu penyuluhan belum

ada.

Alat-alat pemeriksaan kehamilan berupa alat pengukur tekanan darah, alat ukur fundus dan sebagainya sudah tersedia di polindes dan laboratorium puskesmas.

D. Material Memberikan alat bantu

penyuluhan perorangan berupa lembar balik untuk digunkan kader maupun petugas kesehatan di desa untuk memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan.

2 Process

E. Plan

Belum adanya perencanaan

untuk melakukan penyuluhan

perorangan maupun kelompok

tentang pentingnya

pemeriksaan kehamilan di desa

Benjor.

F. Organization

Sudah ada kader yang akan

membantu untuk

mengingatkan ibu hamil untuk

periksa kehamilan di tenaga

kesehatan

G. Actualization

Belum adanya penyuluhan

tentang pentingnya

pemeriksaan dan manfaatnya

untuk ibu hamil dan ibu usia

subur di desa Benjor.

E. Plan

Membuat perencaan dengan dokter

pembimbing dan tenaga kesehatan

mengenai penyuluhan perorangan

yang akan dilaksanakan di desa.

F. Organization

G. Actualization

Memberian pengetahuan tentang

pentingnya pemeriksaan

kehamilan dengan melakukan

penyuluhan perorangan untuk ibu

hamil.

Memberikan penyuluhan kepada

Page 18: Laporan Mini Project Anc

ibu bayi dan balita yang termasuk

ibu usia subur secara

berkelompok saat di posyandu.

3 Environment

Puskesmas sudah memiliki

kerjasama dengan dinas

kesehatan mengenai

pemeriksaan kehamilan dalam

upaya menurunkan angka

kematian ibu dan angka

kematian bayi di kabupaten

Malang.

Merencanakan kerjasama lebih

dalam dengan dinas kesehatan

terkait pemeriksaan kehamilan.

4.2. Perincian Pemecahan Masalah

Penyuluhan perorangan kepada ibu hamil, ibu bayi dan balita serta ibu-ibu usia subur di desa BenjorTujuan : Meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan Meningkatnya pengetahuan ibu bayi dan balita tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan. Meningkatnya pengetahuan ibu usia subur tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan. Meningkatnya angka cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor.Pelaksana : dr. Selena Christy (dokter Intrensip di Puskesmas Tumpang)Sasaran : Seluruh ibu hamil, ibu bayi dan balita serta ibu-ibu usia subur di desa Benjor.Tempat pelaksanaan : Polindes desa Benjor. Posyandu desa Benjor.Waktu : Tanggal 11 Desember 2014 Tanggal 12 Januari 2015 Tanggal 14 Januari 2015Anggaran : (tidak ada)Kriteria keberhasilan :

Page 19: Laporan Mini Project Anc

Meningkatnya pengetahuan ibu hamil yang akan berdampak perubahan sikap dan perilaku ibu hamil yang akan terlihat pada meningkatnya angka kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor pada periode berikutnya.

Penyediaan media penyuluhan perorangan berupa lembar balik tentang pemeriksaan kehamilan.Tujuan : Meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan Meningkatnya pengetahuan ibu bayi dan balita tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan. Meningkatnya pengetahuan ibu usia subur tentang pentingnya pemeriksaan

kehamilan. Meningkatnya angka cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor.Pelaksana : dr. Selena Christy (dokter Intrensip di Puskesmas Tumpang)Sasaran : Seluruh ibu hamil, ibu bayi dan balita serta ibu-ibu usia subur di desa Benjor.Tempat pelaksanaan : Polindes desa Benjor. Posyandu desa Benjor.Waktu : Bulan Desember 2014.Anggaran : 170.000Kriteria keberhasilan : Polindes memiliki satu lembar balik tentang pemeriksaan kehamilan sebagai

media untuk penyuluhan perorangan maupun kelompok. Poliklinik ibu di puskesmas Tumpang memiliki satu lembar balik tentang

pemeriksaan kehamilan sebagai media untuk penyuluhan perorangan