16
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Program Studi Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Laporan Modul 2, Pengolahan Bahan Galian MG 3017 Sampling dan Analisis Ayak Dian S. Damanik (12112051) / Kelompok 9 / Sabtu, 7 Maret 2013 Asisten : Siti Munawaroh (12511019) Abstrak Praktikum Modul 2 Praktikum sampling dan analisis ayak bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik sampling yang digunakan dan reduksi jumlahnya serta untuk menguasai data-data statistika yang digunakan pada sampling. Pada percobaan ini digunakan serbuk yang berisi campuran kasiterit (SnO 2 ) dan kuarsa (SiO 2 ) kemudian diayak dengan menggunakan mesin ayakan. Hasil ayakan kemudian ditimbang beratnya tiap fraksi dan dilakukan metode sampling dengan kombinasi metode riffle-grain counting dan coning and quartering-grain counting. Metode riffle merupakan metode yang digunakan untuk membagi lot menjadi dua bagian yang sama besar dengan menggunakan alat pencurah, sedangkan metode coning and quartering merupakan metode sampling dimana lot dicurahkan melalui alat berbentuk kerucut, kemudian lot yang tercurahkan akan berbentuk menggunung dan akan diratakan bagian atasnya, setelah itu akan dibagi menjadi empat bagian dan dua bagian yang berseberangan akan dianalisis kemudian. Metode grain counting adalah metode sampling yang menghitung jumlah butiran sampel pada lima kotak dalam suatu luasan tertentu, metode ini mengasumsikan bahwa jumlah dari butiran sama dengan persen berat mineral tersebut dalam lot yang akan dianalisis. Dari percobaan sampling diperoleh data berupa persentase berat mineral terhadap berat lot, sedangkan dari percobaan analisis ayak diperoleh data berupa persentase berat tiap fraksi. A. Tinjauan Pustaka Sampling Pada industri pertambangan, banyak sekali barang tambang yang dihasilkan dalam satu kali produksi, barang tambang yang banyak itu biasa dikenal dengan sebutan lot atau populasi. Selanjutnya barang tambang akan masuk ke industri pengolahan bahan galian untuk diolah. Sebelum memulai pengolahan, tentunya akan lebih baik untuk mengetahui data-datanya seperti kandungan logam, distribusi ukuran, dan data lainnya. Apabila keseluruhan lot tadi dianalisis, akan sangat sulit tentunya. Oleh karena itu biasanya hanya digunakan sebagian kecil saja dari lot untuk dianalisis. Sejumlah material yang diambil sebagai contohh dari lot dengan menggunakan alat sampling dan dengan datu kali operasi disebut increment. Sampling adalah operasi pengambilan sebagian dari lot yang banyaknya cukup untuk dianalisis. Sampling dilakukan sedemikian rupa sehingga perbandingan dan distribusi kualitas adalah sama pada keduanya. Sampling merupakan tahap awal dari suatu analisis. Pengambilan contoh harus efektif, cukup seperlunya saja tetapi representatif. Sampling harus dilakukan dalam tahapan yang benar sehingga hasil sampling yang didapat mampu mewakili material yang begitu banyak dan dapat dipakai sebagai patokan untuk mengontrol apakah proses pengolahan berjalan dengan baik atau tidak. Untuk hasil yang lebih baik dilakukan analisa mikroskop. Metode sampling dapat dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya: 1. Random Sampling Merupakan cara mengumpulkan contohh sedemikian rupa sehingga setiap unit yang membentuk lot mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk diikutkan ke dalam contohh. 2. Sistematic Sampling Merupakan cara mengumpulkan contohh dari lot pada interval yang spesifik dan teratur, baik dalam istilah jumlah, waktu, dan ruang. Apabila dilihat dari mekanisme kerjanya, sampling dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Hand Sampling Pengambilan contohh dilakukan dengan menggunakan tangan, sehingga hasilnya sangat tergantung dari ketelitian operator. Hand sampling dapat dibagi lagi menjadi 5, yaitu: a. Grab Sampling Pengambilan sampel dilakukan pada material yang homogen dan dilakukan dengan interval tertentu dengan menggunakan sekop. Contoh/sampel yang diperoleh biasanya kurang representatif. b. Shovel Sampling Pengambilan sampel dengan menggunakan shovel, keuntungan cara ini diantaranya lebih murah, waktu pengambilan lebih cepat dan memerlukan tempat yang tidak begitu luas. Material contoh yang diambil berukuran kurang dari 2 inchi.

Laporan Modul 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengolahan bahan galian

Citation preview

Page 1: Laporan Modul 2

Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

Program Studi Teknik Metalurgi

Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Laporan Modul 2, Pengolahan Bahan Galian MG 3017

Sampling dan Analisis Ayak

Dian S. Damanik (12112051) / Kelompok 9 / Sabtu, 7 Maret 2013

Asisten : Siti Munawaroh (12511019)

Abstrak – Praktikum Modul 2 – Praktikum sampling dan analisis ayak bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik sampling

yang digunakan dan reduksi jumlahnya serta untuk menguasai data-data statistika yang digunakan pada sampling. Pada

percobaan ini digunakan serbuk yang berisi campuran kasiterit (SnO2) dan kuarsa (SiO2) kemudian diayak dengan

menggunakan mesin ayakan. Hasil ayakan kemudian ditimbang beratnya tiap fraksi dan dilakukan metode sampling dengan

kombinasi metode riffle-grain counting dan coning and quartering-grain counting. Metode riffle merupakan metode yang

digunakan untuk membagi lot menjadi dua bagian yang sama besar dengan menggunakan alat pencurah, sedangkan metode

coning and quartering merupakan metode sampling dimana lot dicurahkan melalui alat berbentuk kerucut, kemudian lot yang

tercurahkan akan berbentuk menggunung dan akan diratakan bagian atasnya, setelah itu akan dibagi menjadi empat bagian

dan dua bagian yang berseberangan akan dianalisis kemudian. Metode grain counting adalah metode sampling yang

menghitung jumlah butiran sampel pada lima kotak dalam suatu luasan tertentu, metode ini mengasumsikan bahwa jumlah

dari butiran sama dengan persen berat mineral tersebut dalam lot yang akan dianalisis. Dari percobaan sampling diperoleh

data berupa persentase berat mineral terhadap berat lot, sedangkan dari percobaan analisis ayak diperoleh data berupa

persentase berat tiap fraksi.

A. Tinjauan Pustaka

Sampling

Pada industri pertambangan, banyak sekali barang

tambang yang dihasilkan dalam satu kali produksi,

barang tambang yang banyak itu biasa dikenal

dengan sebutan lot atau populasi. Selanjutnya

barang tambang akan masuk ke industri pengolahan

bahan galian untuk diolah. Sebelum memulai

pengolahan, tentunya akan lebih baik untuk

mengetahui data-datanya seperti kandungan logam,

distribusi ukuran, dan data lainnya. Apabila

keseluruhan lot tadi dianalisis, akan sangat sulit

tentunya. Oleh karena itu biasanya hanya

digunakan sebagian kecil saja dari lot untuk

dianalisis. Sejumlah material yang diambil sebagai

contohh dari lot dengan menggunakan alat

sampling dan dengan datu kali operasi disebut

increment.

Sampling adalah operasi pengambilan sebagian

dari lot yang banyaknya cukup untuk dianalisis.

Sampling dilakukan sedemikian rupa sehingga

perbandingan dan distribusi kualitas adalah sama

pada keduanya. Sampling merupakan tahap awal

dari suatu analisis. Pengambilan contoh harus

efektif, cukup seperlunya saja tetapi representatif.

Sampling harus dilakukan dalam tahapan yang

benar sehingga hasil sampling yang didapat mampu

mewakili material yang begitu banyak dan dapat

dipakai sebagai patokan untuk mengontrol apakah

proses pengolahan berjalan dengan baik atau tidak.

Untuk hasil yang lebih baik dilakukan analisa

mikroskop.

Metode sampling dapat dibagi menjadi beberapa

macam, diantaranya:

1. Random Sampling

Merupakan cara mengumpulkan contohh

sedemikian rupa sehingga setiap unit yang

membentuk lot mempunyai kesempatan/peluang

yang sama untuk diikutkan ke dalam contohh.

2. Sistematic Sampling

Merupakan cara mengumpulkan contohh dari

lot pada interval yang spesifik dan teratur, baik

dalam istilah jumlah, waktu, dan ruang.

Apabila dilihat dari mekanisme kerjanya, sampling

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Hand Sampling

Pengambilan contohh dilakukan dengan

menggunakan tangan, sehingga hasilnya sangat

tergantung dari ketelitian operator. Hand

sampling dapat dibagi lagi menjadi 5, yaitu:

a. Grab Sampling

Pengambilan sampel dilakukan pada

material yang homogen dan dilakukan

dengan interval tertentu dengan

menggunakan sekop. Contoh/sampel yang

diperoleh biasanya kurang representatif.

b. Shovel Sampling

Pengambilan sampel dengan menggunakan

shovel, keuntungan cara ini diantaranya

lebih murah, waktu pengambilan lebih cepat

dan memerlukan tempat yang tidak begitu

luas. Material contoh yang diambil

berukuran kurang dari 2 inchi.

Page 2: Laporan Modul 2

c. Stream Sampling

Alat yang digunakan adalah hand sampling

cutter. Contoh yang diambil berupa pulp

(basah) dan pengambilan searah dengan

aliran (stream).

d. Pipe Sampling

Alat yang digunakan adalah pipe/tabung

dengan diameter 0.5, 1.0, dan 1.5 inchi.

Salah satu ujung pipa runcing untuk

dimasukkan ke material. Terdiri dari dua

pipa (besar dan kecil) sehingga terdapat

rongga diantaranya untuk tempat contohh.

e. Coning and Quartering

Dalam metode ini, ada beberapa langkah

yang harus dilakukan:

Material dicampur sehingga menjadi

homogen

Selanjutnya material dimasukkan ke

dalam alat berbentuk corong untuk

ditumpahkan

Saat ditumpahkan, material akan

berbentuk seperti gunungan (kerucut)

Ujung kerucut kemudian ditekan

sehingga berbentuk seperi kerucut

terpancung

Kerucut tadi dibagi menjadi empat

bagian

Dua bagian yang berseberangan diambil

untuk dianalisis.

Gambar 1 : Coning and Quartering

2. Mechanical Sampling

Mekanisme ini biasanya digunakan untuk

pengambilan contoh dalam jumlah yang besar

dengan hasil yang lebih representatif

dibandingkan hand sampling. Alat yang

digunakan antara lain:

a. Riffle Sampler

Riffle sampler berbentuk persegi panjang

yang didalamnya terdapat beberapa sekat

yang arahnya berlawanan (misalkan sekat

pertama kekiri, sekat kedua kekanan, dan

seterusnya). Riffle-riffle ini berfungsi

sebagai pembagi contoh agar dapat terbagi

sama rata.

Page 3: Laporan Modul 2

Gambar 2 : Riffle Sampler

b. Vein sampler

Pada bagian dalam vein sampler dilengkapi

dengan revolving cutter, yaitu pemotong

yang dapat berputar pada porosnya sehingga

akan membentuk area yang bundar sehingga

dapat memotong seluruh alur bijih.

Gambar 3 : Vein Sampler

Pada praktikum sampling kali ini, digunakan 2

kombinasi dari 3 metode, kedua kombinasi tersebut

adalah:

1. Riffle-Grain Counting

Pada kombinasi ini, pertama kali contoh dibagi

menjadi dua bagian menggunakan riffle

sampler. Pembagian contohh dilakukan

sebanyak tiga kali. Selanjutnya contohh yang

dipilih akan dianalisis menggunakan grain

counting yaitu menentukan persen berat dari

mineral dengan menghitung jumlah butirnya

dalam 5 kotak dengan luasan tertentu.

Gambar 4 : Grain Counting

2. Coning and Quartering-Grain Counting

Pada kombinasi ini, contoh dibentuk seperti

kerucut, kemudian kerucut ditekan dan dibagi

menjadi empat bagian, selanjutnya dua bagian

yang berseberangan dianalisis menggunakan

metode grain counting,

Analisis Ayak

Langkah selanjutnya setelah sampling adalah

analisa yang meliputi penimbangan, pengayakan,

analisis mikroskopis, dan analisis kimiawi apabila

diperlukan.

Analisis ayak dapat digunakan untuk mengetahui

apakah proses sebelumnya sudah cukup optimal

dan untuk menentukan metode terbaik apa yang

dapat dilakukan untuk menangani material tersebut.

Analisis ayak adalah metode yang dilakukan

dengan memanfaatkan persebaran ukuran material

yang kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk

menilai proses sebelumnya dan untuk menentukan

proses sesudahnya.

Analisis ayak sangat banyak digunakan dalam

pengolahan bahan galian, antara lain digunakan

untuk menentukan efisiensi berbagai peralatan,

menghitung derajat liberasi, mencari penyebab dan

ukuran mineral berharga yang hilang bersama

tailing. Karena itu pengetahuan ukuran ayakan, tata

cara analisis ayak serta presentasi hasilnya dalam

bentuk grafik sangat diperlukan.

Adapun tujuan dilakukannya analisis ayak antara

lain:

1. Untuk mengetahui jumlah produksi suatu alat

2. Untuk mengetahui distribusi partikel pada

ukuran tertentu

3. Untuk mengetahui ratio of concentration

4. Untuk mengetahui recovery suatu mineral pada

setiap fraksi

sieve series

Page 4: Laporan Modul 2

Dalam melakukan analisis ayak ada beberapa

peralatan yang digunakan antara lain ayakan,

timbangan, mikroskop, dan alat sampling. Untuk

melakukan analisis lebih baik digunakan dua

ayakan dengan salah satunya dipakai sebagai

pembanding. Pada praktikum analisis ayak,

digunakan sieve series yaitu ayakan yang disusun

secara vertikal dengan posisi teratas adalah ayakan

dengan mesh terkecil (ukuran screen terbesar) dan

posisi terbawah adalah ayakan dengan mesh

terbesar (ukuran screen terkecil). Ukuran yang

dipakai pada praktikum kali ini adalah 65#, 100#,

150#, dan 200#.

Gambar 5 : contoh ayakan

Standar ukuran ayakan (screen) adalah ukuran yang

biasa digunakan yang biasa dinyatakan dalam

mesh maupun mm. Yang dimaksud dengan mesh

adalah banyaknya lubang yang terdapat dalam satu

inchi persegi. Sementara jika dinyatakan dalam mm

maka angka yang ditunjukkan adalah besarnya

ukuran material yang diayak. Perbandingan antara

luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen

disebut persentase opening.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelolosan

material melalui lubang ayakan:

1. Dari segi material yang akan diayak

Bentuk partikel

Persen near size, under size, dan over size

yang ada di dalam umpan

Kandungan air dan kelengketan pertikel

Bulk density

Kemungkinan remuknya material pada

waktu diayak

Density material

2. Dari segi tipe ayakan dan operasi

Panjang dan lebar ayakan

Amplitudo dan frekuensi getaran

Arah dorongan getaran

Laju pengumpanan

Ratanya material di atas ayakan

Sudut jatuhnya material

3. Dari segi ayakan

Macam ayakan

% lubang yang terbuka

Bentuk lubang ayakan

Korosi atau rusaknya lubang ayakan

Tata cara pemasangan ayakan pada alat

Kapasitas screen secara umum tergantung pada:

1. Luas penampang screen

2. Ukuran bukaan

3. Sifat dari umpan seperti: berat jenis, kandungan

air, temperatur

4. Tipe mechanical screen yang digunakan

Efisiensi screen pada mechanical engineering

didefinisikan sebagai perbandingan dari energi

keluaran dan energi masukan. Dengan demikian,

dalam screening bukan efisiensi melainkan ukuran

keefektifan dari operasi. Beberapa faktor yang

mempengaruhi efisiensi screen:

1. Lamanya umpan berada dalam screen

2. Jumlah lubang yang terbuka

3. Kecepatan umpan

4. Tebalnya lapisan umpan

5. Cocoknya lubang ayakan dengan bentuk dan

ukuran rata-rata material yang diolah.

Data hasil analisis ayak umumnya dipresentasikan

dalam bentuk grafik yaitu memplot ukuran partikel

pada absis (sumbu x) dan berat sebagai ordinat

(sumbu y). Ada dua pendekatan dalam

menggambarkan berat yaitu:

Jumlah berat masing-masing fraksi dalam

persen

Jumlah berat kumulatif yaitu jumlah berat

dalam persen yang lebih besar dan lebih kecil

ukuran tertentu

Macam-macam grafik untuk menganalisis hasil

ayakan yaitu:

1. Direct Plot

Pada grafik ini ukuran partikel pada jarak yang

sama sebagai absis diplot terhadap persen berat

tertampung pada masing-masing ayakan

berukuran tertentu.

2. Cumulative Direct Plot

Pada grafik inipersen berat kumulaif tertampung

atau persen berat kumulatif lolos ayakan diplot

terhadap ukuran. Tipe grafik semacam ini

banyak digunakan.

3. Semi-Log Plot

Pada grafik ini sumbu x menggunakan skala

logaritmik

4. Log-Log Plot

Baik sumbu tegak maupun sumbu horizontal

menggunakan skala logaritmik.

5. Gaudin-Schuhman Plot

Log-Log Plot dimana persen berat kumulatif

lolos ayakan sebagai ordinat dan ukuran partikel

sebagai absis. Grafiknya dapat dinyatakan

dalam persamaan:

Page 5: Laporan Modul 2

Mengambil material sebanyak kira-kira 500 gram

Mengambil saringan dan menyusun sebagai berikut 65-100-150-200 mesh

Mengayak material selama kira-kira 15 menit

Menimbang masing-masing fraksi dari hasil ayakan tersebut dan nyatakan dalam % berat contoh

Menghitung % berat kumulatif tertampung dan % berat kumulatif lolos untuk setiap saringan

Menggambar data-data di atas dengan direct plot dan log-log plot

Y = 100(x/k)m

Dimana

Y : % berat kumulatif lolos ukuran x

m : modulus distribusi

k : modulus ukuran dalam mikron

x : ukuran partikel

B. Data Percobaan

Sifat Fisik

Penentuan sifat fisik (density) didapat melalui studi

literatur

ρSnO2 = 7 gr/cc

ρSiO2 = 2,65 gr/cc

Sampling

Prosedur Percobaan Kombinasi Riffle - Grain

Counting

Data Percobaan Kombinasi Riffle - Grain

Counting

Keterangan:

H : Hitam (Kasiterit)

P : Putih (Kuarsa)

Kotak 1 Kotak 2

Kotak

3

Kotak

4 Kotak 5

H P H P H P H P H P

1 35 12 17 3 11 9 5 0 14 8

2 32 11 13 10 14 5 3 0 11 1

3 34 12 3 0 10 0 3 0 7 2

4 15 10 5 2 8 2 6 1 23 8

5 63 27 15 6 13 7 10 2 12 11

Prosedur Percobaan Kombinasi Coning and

Quartering - Grain Counting

Data Percobaan Kombinasi Coning and

Quartering - Grain Counting

Keterangan:

H : Hitam (Kasiterit)

P : Putih (Kuarsa)

Kotak

1

Kotak

2

Kotak

3

Kotak

4

Kotak

5

H P H P H P H P H P

1 84 34 25 15 12 8 9 4 5 0

2 27 7 10 1 10 9 9 0 5 0

3 54 15 10 3 10 2 14 6 12 2

4 56 26 4 0 9 3 7 2 7 1

5 55 17 14 5 9 3 8 6 5 3

Analisis Ayak

Prosedur Percobaan Analisis Ayak

Menggunakan material campuran kasiterit dan kuarsa

yang ada di laboratorium

Mereduksi jumlah contoh dengan menggunakan riffle sampler (lakukan 3 kali)

Mengambil sedikit conto, menghitung jumlah butir dengan grain counting serta menghitung %beratnya

(lakukan 5 kali)

Menghitung rata-rata, variansi, standar deviasi dan selang kepercayaan conto dengan tingkat kepercayaan 95%

Menggunakan material campuran kasiterit dan kuarsa yang ada di laboratorium

Mereduksi jumlah contoh dengan menggunakan metode coning and quartering

Mengambil sedikit contoh, menghitung jumlah butir dengan grain counting serta menghitung

%beratnya (lakukan 5 kali)

Menghitung rata-rata, variansi, standar deviasi dan selang kepercayaan conto dengan tingkat

kepercayaan 95%

Page 6: Laporan Modul 2

Data Percobaan Analisis Ayak

Total Berat = 462,98 gram

C. Pengolahan Data Percobaan

Menghitung % berat SnO2

Dimana:

n = jumlah butir

ρ = density

Menghitung % berat SiO2

Dimana:

n = jumlah butir

ρ = density

Mencari selang kepercayaan

Dimana:

= rataan sampel

= standar deviasi

= jumlah data

μ = rataan populasi

α = nilainya diketahui 0,05 pada sebelah kiri,

0,1 pada sebelah kanan

n = 25

t(0,05/2) = t0,025 = 2,064

t(0,1/2) = t0,05 = 1,711

Mencari variansi dan standar deviasi

∑( )

Sampling

Statistik SnO2 dengan kombinasi metode riffle-

grain counting

x (%) ẋ x - ẋ (x - ẋ)2

74.46809 0.775743 -0.03106 0.000965

74.4186 0.775743 -0.03156 0.000996

73.91304 0.775743 -0.03661 0.001341

60 0.775743 -0.17574 0.030886

70 0.775743 -0.07574 0.005737

85 0.775743 0.074257 0.005514

56.52174 0.775743 -0.21053 0.044321

100 0.775743 0.224257 0.050291

71.42857 0.775743 -0.06146 0.003777

71.42857 0.775743 -0.06146 0.003777

55 0.775743 -0.22574 0.05096

73.68421 0.775743 -0.0389 0.001513

100 0.775743 0.224257 0.050291

80 0.775743 0.024257 0.000588

65 0.775743 -0.12574 0.015811

100 0.775743 0.224257 0.050291

100 0.775743 0.224257 0.050291

100 0.775743 0.224257 0.050291

85.71429 0.775743 0.081399 0.006626

83.33333 0.775743 0.05759 0.003317

63.63636 0.775743 -0.13938 0.019427

91.66667 0.775743 0.140923 0.019859

77.77778 0.775743 0.002034 4.14E-06

74.19355 0.775743 -0.03381 0.001143

52.17391 0.775743 -0.254 0.064518

Variansi 0.022189

a. Rata-rata : 77,57% = 0.7757

b. Variansi : 0.022

c. Standar deviasi : 0.14866

d. Selang kepercayaan

[

√ ] < < +

[

√ ]

0,77508<

Mesh Ukuran

Partikel (µm)

Berat Tertampung

(gram)

(+) 60 (+) 25 320,58

(-) 60 (+)100 (-) 25 (+) 149 101,6

(-) 100 (+)150 (-) 149 (+) 105 18,9

(-) 150 (+)200 (-) 105 (+) 74 9,4

(-) 200 (-) 74 12,5

Page 7: Laporan Modul 2

Statistik SiO2 dengan kombinasi metode riffle-

grain counting

a. Rata-rata : 22,425% = 0,2242

b. Variansi : 0,0221

c. Standar deviasi : 0.14866

d. Selang kepercayaan

[

√ ] < < +

[

√ ]

0,22358 <

Statistik SnO2 dengan kombinasi metode coning

and quartering-grain counting

x (%) ẋ x - ẋ (x - ẋ)2

71.18644 0.773355 -0.06388 0.004081

79.41176 0.773355 0.018374 0.000338

78.26087 0.773355 0.006865 4.71E-05

68.29268 0.773355 -0.09282 0.008615

76.38889 0.773355 -0.01185 0.000141

62.5 0.773355 -0.15074 0.022724

90.90909 0.773355 0.133347 0.017782

76.92308 0.773355 -0.00651 4.24E-05

100 0.773355 0.224257 0.050291

73.68421 0.773355 -0.0389 0.001513

60 0.773355 -0.17574 0.030886

52.63158 0.773355 -0.24943 0.062214

83.33333 0.773355 0.05759 0.003317

75 0.773355 -0.02574 0.000663

75 0.773355 -0.02574 0.000663

69.23077 0.773355 -0.08344 0.006962

100 0.773355 0.224257 0.050291

70 0.773355 -0.07574 0.005737

77.77778 0.773355 0.002034 4.14E-06

57.14286 0.773355 -0.20431 0.041745

100 0.773355 0.224257 0.050291

100 0.773355 0.224257 0.050291

85.71429 0.773355 0.081399 0.006626

87.5 0.773355 0.099257 0.009852

62.5 0.773355 -0.15074 0.022724

Variansi 0.01866

a. Rata-rata : 77,33% = 0,7733

b. Variansi : 0,01866

c. Standar deviasi : 0,1366

d. Selang kepercayaan

[

√ +

[

√ ]

0,7616 <

Statistik SiO2 dengan kombinasi metode coning

and quartering-grain counting

x (%) ẋ x - ẋ (x - ẋ)2

28.81356 0.226645 0.061491 0.003781

20.58824 0.226645 -0.02076 0.000431

21.73913 0.226645 -0.00925 8.56E-05

31.70732 0.226645 0.090428 0.008177

23.61111 0.226645 0.009466 8.96E-05

37.5 0.226645 0.148355 0.022009

9.090909 0.226645 -0.13574 0.018424

23.07692 0.226645 0.004124 1.7E-05

0 0.226645 -0.22664 0.051368

26.31579 0.226645 0.036513 0.001333

40 0.226645 0.173355 0.030052

47.36842 0.226645 0.247039 0.061028

16.66667 0.226645 -0.05998 0.003597

25 0.226645 0.023355 0.000545

25 0.226645 0.023355 0.000545

30.76923 0.226645 0.081047 0.006569

0 0.226645 -0.22664 0.051368

30 0.226645 0.073355 0.005381

22.22222 0.226645 -0.00442 1.96E-05

42.85714 0.226645 0.201926 0.040774

0 0.226645 -0.22664 0.051368

0 0.226645 -0.22664 0.051368

x (%) ẋ x - ẋ (x - ẋ)2

25.53191 0.224257 0.031063 0.000965

25.5814 0.224257 0.031557 0.000996

26.08696 0.224257 0.036613 0.001341

40 0.224257 0.175743 0.030886

30 0.224257 0.075743 0.005737

15 0.224257 -0.07426 0.005514

43.47826 0.224257 0.210526 0.044321

0 0.224257 -0.22426 0.050291

28.57143 0.224257 0.061458 0.003777

28.57143 0.224257 0.061458 0.003777

45 0.224257 0.225743 0.05096

26.31579 0.224257 0.038901 0.001513

0 0.224257 -0.22426 0.050291

20 0.224257 -0.02426 0.000588

35 0.224257 0.125743 0.015811

0 0.224257 -0.22426 0.050291

0 0.224257 -0.22426 0.050291

0 0.224257 -0.22426 0.050291

14.28571 0.224257 -0.0814 0.006626

16.66667 0.224257 -0.05759 0.003317

36.36364 0.224257 0.13938 0.019427

8.333333 0.224257 -0.14092 0.019859

22.22222 0.224257 -0.00203 4.14E-06

25.80645 0.224257 0.033808 0.001143

47.82609 0.224257 0.254004 0.064518

Variansi 0.022189

Page 8: Laporan Modul 2

14.28571 0.226645 -0.08379 0.00702

12.5 0.226645 -0.10164 0.010332

37.5 0.226645 0.148355 0.022009

Variansi 0.018654

a. Rata-rata : 22,66% = 0,2266

b. Variansi : 0,018654

c. Standar deviasi : 0,13657

d. Selang kepercayaan

[

√ ] < < +

[

√ ]

0,2149 <

Analisis Ayak

Ukuran (#) Ukuran (mm) Log Ukuran

Partikel (mm)

60 0.25 -0.602059991

-60 +100 -0.25 0.149 -0.826813732

-

100 +150 -0.149 0.105 -0.978810701

-

150 +200 -0.105 0.074 -1.13076828

-200 -0.074 -1.13076828

a. Grafik Direct Plot

Pada grafik ini, sumbu x merupakan ukuran

partikel dalam mm. Sumbu y merupakan %

berat tertampung tiap fraksinya.

b. Grafik Cumulative Direct Plot

Pada grafik ini, sumbu x sama seperti grafik

direct plot. Sedangkan sumbu y merupakan %

berat kumulatif tertampung.

c. Grafik Semi Log Plot

Pada grafik ini, sumbu x merupakan log ukuran

partikel. Untuk mendapatkan hubungan yang

searah, maka sumbu y merupakan % berat

kumulatif lolos

-20

0

20

40

60

80

0 0.1 0.2 0.3

% B

era

t Te

rtam

pu

ng

Ukuran partikel (mm)

Direct Plot

Direct Plot

Linear (DirectPlot)

Y = 401.53x -

0

20

40

60

80

100

120

0 0.2 0.4

% B

era

t Te

rtam

pu

ng

Ku

mu

lati

f

Ukuran partikel (mm)

Cumulative Direct Plot

CumulativeDirect Plot

Linear(CumulativeDirect Plot)

Y = -164.43x + 112.01

Berat

Tertampung

Berat

Tertampung Berat Lolos

(gram) (%) (%)

320.58 69.24273187 30.75726813

101.6 21.94479243 78.05520757

18.9 4.082249773 95.91775023

9.4 2.030325284 97.96967472

12.5 2.699900644 97.30009936

% Berat

Tertampung % Berat Lolos

Log % Berat

Tertampung

Kumulatif Kumulatif Kumulatif

69.24273187 30.75726813 1.840374194

91.1875243 8.812475701 1.959935425

95.26977407 4.730225928 1.978955135

97.30009936 2.699900644 1.988113284

100 0 2

Log % Berat Kumulatif

Lolos

1.487947759

0.945097932

0.674881884

0.431347782

Tidak Terdefinisi

Page 9: Laporan Modul 2

d. Grafik Log-Log Plot

Pada grafik ini, sumbu x merupakan log ukuran

partikel, sedangkan sumbu y merupakan log %

berat kumulatif lolos. Digunakan berat

kumulatif lolos agar diperoleh hubungan yang

searah.

e. Persamaan Gaudin-Schuhman

Apabila grafik log log plot diregresi, maka akan

didapatkan suatu persamaan linier y = mx + k.

Pada percobaan kali ini persamaan linier yang

terbentuk adalah sebagai berikut :

y = 2,001x + 2,65

Pada percobaan kali ini, dikehendaki untuk

mencari harga k, yaitu modulus ukuran dalam

mikron. Dengan menggabungkan persamaan

Gaudin-Schuhman dan persamaan hasil regresi,

maka akan dapat ditentukan besarnya k.

Persamaan Gaudin Schuhman

[

]

[

]

[

]

(

)

( ( )

)

Y = 2,001 x + 2,65 Dari persamaan Log-log Plot, dimana sumbu x adalah log ukuran partikel), sumbu y adalah log % berat Kumulatif, maka untuk Y =80 (80% material lolos) Log 80 = 2,001 Log x + 2,65 Log X = -0,373 X = 0,423 mm

Lalu k (modulus ukuran dalam mikron)

( ( )

)

k= 473 mikron

Sehingga didapatlah persamaan Gaudin –

Schuhman :

[

]

D. Analisis Hasil Percobaan

Sampling

Berdasarkan data yang ada serta percobaan yang telah

dilakukan, didapatkan selang rataan untuk kasiterit dan

kuarsa. Kedua metode menunjukkan hasil yang hampir

sama. Akan tetapi dengan menggunakan metode riffle,

didapatkan rentang yang lebih kecil. Artinya dengan

menggunakan metode tersebut lebih akurat hasil yang

didapatkan. Hal ini disebabkan karena galat dalam

pengambilan sampel dengan menggunakan riffle

sampler lebih dapat diminimalisir. percobaan metode

reduksi sample dengan riffle dan coning and quartering,

didapatkan selang kepercayaan dari metode riffle

memiliki tingkat error / kesalahan yang lebih rendah

dari metode reduksi dengan coning and quartering.

0,77508< selang kepercayaan pada

riffle, selisihnya 0,00112

0,7616 < selang kepercayaan pada

coning and quartering, selisihnya 0,0214

Kita bisa lihat dari selisih nya, metode riffle punya

tingkat error yang lebih rendah.

Standar deviasi dan variansi menunjukkan bahwa

adanya faktor kesalahan yang disebabkan oleh

human error maupun alam. Adanya perbedaan

pada kedua metode ini juga dapat ditimbulkan saat

menghitung butiran menggunakan metode grain

counting. Metode ini bisa dibilang yang paling

besar kontribusinya dalam menimbulkan

perbedaan.Dari manusia / praktikan, saat

melakukan percobaan ada kesalahan dalam cara

menuangkan campuran cassiterit dan pasir kuarsa

ke alat sampler riffle sehingga ada partikel yang

terbuang dan pembagian jadi tidak merata, bisa

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-1.5 -1 -0.5 0

% B

era

t Lo

los

Ku

mu

lati

f

Log Ukuran Partikel (mm)

Semi-log Plot

Semi-log Plot

Linear (Semi-log Plot)

Y = 51.72x + 57.7

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

-1.5 -1 -0.5 0

Log

% B

era

t K

um

ula

tif

Lo

los

Log Ukuran Partikel (mm)

Log-log Plot

Log-log Plot

Linear (Log-log Plot)

Y = 2.001x + 2.65

Page 10: Laporan Modul 2

juga saat mengambil sejumput sample untuk grain

counting tidak merata, lalu ketika memercikan dan

menebar sample , tidak tepat di tengah-tengah

kotak dan menyebabkan hanya 1 kotak saja yang

didominasi oleh butiran. Lalu bisa juga dari

kesalahan mata / paralaks saat kita menghitung

jumlah tiap butir baik hitam maupun putih di

masing-masing kotak. Untuk faktor alam sendiri,

ada angin yang bisa berpengaruh pada penebaran

sampel yang tidak merata, butir nya halus dan bisa

tersapu angin.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan hasil yang

didapat antara metode Riffle dengan Coning and

Quartering disebabkan akan faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam pengambilan sampling. Ada

pun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

tersebut adalah :

a. Variasi jenis mineral yang ada dalam bahan galian.

Di dalam sample tidak hanya terdapat silika dan pasir

besi saja, tetapi terdapat juga gangue atau pengotor.

Hal ini juga mempengaruhi dalam mengambil sample

untuk grain counting.

b. Distribusi yang tidak merata di dalam bahan galian.

Silika dan pasir besi di dalam contoh tidak terdistribusi

merata karena adanya pengotor, perbedaan ukuran,

perbedaan densitas. Tidak meratanya distribusinya

silika dan pasirbesi dalam contoh bisa juga disebabkan

oleh salahnya prosedur dalam percobaan, misalnya

kurang diaduknya contoh sebelum di masukkan ke

dalam riffle ataupun dengan coning & quatering.

c. Variasi ukuran dari mineral-mineral yang terdapat

dalam bahan galian.

Perbedaan ukuran antara silika dan pasir besi

menyebabkan distribusi yang tidak merata dalam

contoh. Partikel dengan ukuran besar cenderung berada

di bawah akibat gaya gravitasi, sedangkan partikel

halus berada di atas.

d. Variasi dari densitas masing-masing mineral.

Perbedaan densitas juga menyebabkan tidak meratanya

distribusi silika dan pasirbesi Partikel dengan densitas

besar dengan bantuan gaya gravitasi cenderung ke arah

pusat bumi atau berada di bawah. Sedangkan partikel

dengan densitas rendah akan terdorong oleh partikel

densitas besar ke atas. Pebedaan ini juga

mempengaruhi dalam pembagian contoh menjadi dua

bagian dengan riffle dengan cara perbedaan kecepatan

jatuh akibat perbedaan densitas, sehingga ketika contoh

terbagi dua bagian kecenderungan partikel densitas

besar berada di bawah dan partikel densitas kecil

berada di atas.

e. Variasi dari kekerasan masing-masing mineral.

Perbedaan kekerasan silika dan pasir besi

menyebabkan perbedaan pada saat grain counting.

Partikel yang mudah hancur atau kekerasannya lebih

kecil jumlah butirannya akan bertambah sehingga

akan mempengaruhi statistik dari % Berat mineral

tersebut. Partikel tersebut hancur oleh benturan partikel

dengan kekerasan lebih besar ketika pengambilan

contoh atau pembagian contoh dengan riffle. Untuk

mendapatkan hasil sampling yang mendekati keadaan

sebenarnya ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan, yang pertama adalah jumlah sampel yang

diambil. Sampel harus diambil dalam jumlah yang

tepat sehingga dirasa cukup representatif, selanjutnya

adalah faktor operator. Hal ini juga penting sebab

dalam konsep sampling yang ditekankan adalah

ketelitian sehingga hasil yang didapat akan bagus.

Apabila dilakukan dengan sangat hati-hati dan akurat,

maka ketiga metode sampling ini merupakan metode

yang cukup representatif untuk menggambarkan

keadaan/sifat populasi dari sampel yang telah diambil.

Analisis Ayak

Pada praktikum analisis ayak, dilakukan percobaan dengan

menggunakan siever series yaitu ayakan yang disusun

berdasarkan ukuran screennya. Dimulai dari yang terbesar di

atas, lanjut hingga yang terkecil di bawah. Pada analisis

ayak, didapatkan berat total akhir setelah dilakukan

pengayakan adalah 498 gram. Padahal berat awal sebelum

dilakukan pengayakan adalah 500 gram. Kemungkinan berat

losses 2 gram menempel / menyangkut di alat ayakan

sehingga menyebabkan massa awal tidak sama dengan

massa akhir setelah diayak. Bisa juga praktikan salah dan

tak presisi dalam menimbang berat campuran cassiterit dan

pasir kuarsa di awal, mungkin saat itu pengaruh wadah

tempat menyimpan cassiterit dan pasir kuarsa yang ikut

tertimbang di sehingga menimbulkan sedikit error. Faktor-

faktor lain di antaranya adalah kurang teliti atau tepat dalam

menggunakan neraca O’Hauss, yang mungkin disebabkan

oleh rasa tergesa-gesa mengejar waktu, kemudian dapat pula

disebabkan oleh ikut tertimbangnya material di fraksi

sebelumnya karena kurang bersih dalam membersihkan

material di wadah, diperoleh data bahwa distribusi jumlah

material yang tertampung dalam tiap fraksi ayakan kurang

baik, yaitu lebih banyak partikel kasar. Idealnya, distribusi

jumlah material yang tertampung akan lebih banyak pada

ayakan yang semakin kecil ukuran lubangnya karena

sebelum dilakukan pengayakan, material telah di-crushing

atau grinding terlebih dahulu. Di awal praktikum dijelaskan

bahwa material telah mengalami secondary crushing

menggunakan roll crusher. Sebagaimana yang telah kita

ketahui, ukuran terkecil dari secondary crushing secara

empiris adalah 50 mm. Ini berarti masih masuk akal

apabila partikel kasar jumlahnya lebih banyak dari partikel

halus di dalam ayakan. Berdasarkan percobaan yang telah

dilakukan, didapatkan persentase berat tiap fraksinya. Fraksi

dengan berat tebesar adalah fraksi -35# +48#. Artinya rata-

rata ukuran material berada pada fraksi tersebut. Fraksi -35#

+48# pada siever series termasuk fraksi yang kasar,

sehingga dapat disimpulkan bahwa proses kominusi

sebelumnya kurang berjalan lama. Maka apabila

kedepannya diinginkan partikel dengan ukuran yang halus,

proses kominusi dilakukan dengan lebih lama.

Pada percobaan ini, ditemukan beberapa galat yaitu:

1. Perbedaan massa umpan saat ditimbang pertama

kali dengan massa setelah melalui proses

pengayakan. Hal ini disebabkan karena ukuran

partikel halus, sehingga memungkinkan

beberapa partikel terlepas ke udara. Penyebab

lain yaitu bercampurnya material halus dari

ayakan ke dalam hasil. Sebab ketika percobaan,

kondisi ayakan tidak sepenuhnya bersih, masih

ada material yang melekat.

Page 11: Laporan Modul 2

2. Adanya beberapa material yang tersangkut pada

lubang mesh sehingga yang seharusnya bisa

lolos ke ayakan selanjutnya menjadi tidak lolos.

3. Kesalahan praktikan dalam melakukan

persiapan sampel.

Dalam percobaan analisis ayak, akan ditentukan harga

nilai k atau modulus ukuran dalam mikron yang ada

pada persamaan Gaudin-Schuhman. Setelah melakukan

penghitungan, didapatlah nilai k sebesar 116, 289

mikron. Nilai k menunjukkan ukuran maksimal agar

80% umpan dapat lolos.

E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas

1. Jelaskan teknik pengambilan contohh serta

reduksi jumlah yang umum dilakukan di

pabrik pengolahan

Teknik pengambilan contohh serta reduksi

jumlah yang umum dilakukan di pabrik

pengolahan yaitu mechanical sampling. Dalam

mechanical sampling ini alat yang digunakan

terbagi menjadi dua yaitu riffle dan vein

sampler. Mechanical sampling digunakan

untuk pengambilan contohh dalam jumlah besar

dengan hasil yang lebih representatif

dibandingkan hand sampling.

Riffle adalah alat yang bentuknya persegi

panjang dan didalamnya terbagi beberapa sekat

yang arahnya berlawanan. Riffle-riffle ini

berfungsi sebagai pembagi contohh agar dapat

terbagi sama rata. Sedangkan vein adalah alat

yang bagian dalamnya dilengkapi dengan

revolving cutter, yaitu pemotong yang dapat

berputar pada porosnya sehingga akan

membentuk area yang bundar sehingga dapat

memotong seluruh alur bijih. Pengambilan

contoh yang dilakukan di pabrik pengolahan

adalah dengan menggunakan random sampling.

Biasanya dilakukan dengan menggunakan alat

yang canggih seperti XRF (X-Ray Fluorescent).

-XRF-

2. Pada pengambilan contohh, perlu ditentukan

lebih dahulu berat contohh atau banyaknya

increment yang akan diambil. Jelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi

banyaknya increment atau berat contohh

yang akan diambil.

Faktor yang memengaruhi adalah bentuk dan

ukuran partikel, keakuratan sampling yang

diinginkan, serta tujuan dari sampling itu

sendiri.

Bentuk dan ukuran partikel berpengaruh pada

jumlah increment yang harus diambil, semakin

besar ukuran partikel, maka increment yang

diambil dari lot harus dalam jumlah besar pula

agar mendapatkan sample yang bervariasi (tak

homogen ukuran dan bentuknya).

Keakuratan sampling akan tinggi apabila

sample yang diambil benar-benar

merepresentasikan lot yang ada (keadaan yang

sesungguhnya). Semakin banyak jumlah

increment yang diambil maka akan semakin

representatif , dan akhirnya semakin akurat pula

sampling yang kita lakukan. Ini sejalan dengan

tujuan yang kita inginkan dari sampling, apabila

kita punya tujuan untuk mendapatkan deskripsi

yang jelas dari sampling, tentu saja perbanyak

jumlah increment maka sample akan semakin

represetantif dari keadaan sesungguhnya, hasil

sampling akan akurat,

F. Simpulan

Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada

percobaan kali ini adalah riffle, coning and

quartering, serta grain counting. Pada metode

riffle, reduksi jumlah dilakukan oleh riffle

sampler, suatu alat yang terdiri dari sekat-sekat

beralawanan arah. Alat tersebut akan membagi

increment menjadi dua yang sama banyak

apabila dilakukan dengan sangat teliti.

Sedangkan pada metode coning and quartering,

reduksi jumlah dilakukan dengan terlebih

dahulu membuat tumpukan sampel menjadi

bentuk kerucut, kemudian ditekan ujungnya,

dibagi menadi empat bagian, dan diambil dua

berseberangan untuk dianalisis.

Data statistika yang biasa digunakan pada

sampling adalah rataan populasi, rataan sampel,

variansi, standar deviasi, selang kepercayaan.

Selang kepercayaan digunakan untuk menaksir

besarnya rataan populasi dari rataan sampel

dengan tingkat kepercayaan tertentu.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,

didapatkan data-data statistika dari mineral yang

akan dianalisis (kasiterit dan kuarsa). Berikut

data yang telah didapat:

Kasiterit (menggunakan metode riffle)

Rataan : 0,7757

Variansi : 0,022

Page 12: Laporan Modul 2

Standar Deviasi : 0,1486

Selang Kepercayaan : 0.77508 <

Kasiterit (menggunakan metode coning and

quartering)

Rataan : 0,7733

Variansi : 0,01866

Standar Deviasi : 0,1366

Selang Kepercayaan : 0,7616 <

Kuarsa (menggunakan metode riffle)

Rataan : 0,2242

Variansi : 0,0221

Standar Deviasi : 0,14866

Selang Kepercayaan : 0.22358<

Kuarsa (menggunakan metode coning and

quartering)

Rataan : 0,2266

Variansi : 0,018654

Standar Deviasi : 0,13657

Selang Kepercayaan : 0.2149 <

Analisis Ayak

Dari percobaan yang telah dilakukan,

didapatkan harga k (modulus ukuran dalam

mikron) yaitu sebesar 473 mikron. Artinya

ukuran agar 80% umpan dapat lolos adalah 473

mikron.

Besarnya nilai k tergantung dari m (modulus

distribusi). Keduanya menunjukkan hubungan

yang lurus, apabila harga m berubah, maka

harga k juga akan ikut berubah.

G. Daftar Pustaka

Wills, B.A., and Napier-Munn., Mineral

Processing Technology seventh edition,

Butterworth-Heinemann, 2006. (hal. 97-104)

http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2010/05/bab-

2-sampling-dan-analisis-ayak.html

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/38

3742/mineral-processing

Page 13: Laporan Modul 2

H. Lampiran

Ukuran Mesh Tyler

US Sieve

Size

Tyler

Equivalent

Opening

mm in

- 2½ Mesh 8.00 0.312

- 3 Mesh 6.73 0.265

No. 3½ 3½ Mesh 5.66 0.233

No. 4 4 Mesh 4.76 0.187

No. 5 5 Mesh 4.00 0.157

No. 6 6 Mesh 3.36 0.132

No. 7 7 Mesh 2.83 0.111

No. 8 8 Mesh 2.38 0.0937

No.10 9 Mesh 2.00 0.0787

No. 12 10 Mesh 1.68 0.0661

No. 14 12 Mesh 1.41 0.0555

No. 16 14 Mesh 1.19 0.0469

No. 18 16 Mesh 1.00 0.0394

No. 20 20 Mesh 0.841 0.0331

No. 25 24 Mesh 0.707 0.0278

No. 30 28 Mesh 0.595 0.0234

No. 35 32 Mesh 0.500 0.0197

No. 40 35 Mesh 0.420 0.0165

No. 45 42 Mesh 0.354 0.0139

No. 50 48 Mesh 0.297 0.0117

No. 60 60 Mesh 0.250 0.0098

No. 70 65 Mesh 0.210 0.0083

No. 80 80 Mesh 0.177 0.0070

No.100 100 Mesh 0.149 0.0059

No. 120 115 Mesh 0.125 0.0049

No. 140 150 Mesh 0.105 0.0041

No. 170 170 Mesh 0.088 0.0035

No. 200 200 Mesh 0.074 0.0029

No. 230 250 Mesh 0.063 0.0025

No. 270 270 Mesh 0.053 0.0021

No. 325 325 Mesh 0.044 0.0017

No. 400 400 Mesh 0.037 0.0015

tabel distribusi t-student untuk perhitungan selang rataan

Page 14: Laporan Modul 2

Tabel Hasil Analisis Ayakan

Ukuran (#) Ukuran (mm) Log Ukuran

Partikel (mm)

60 0.25 -0.602059991

-60 100 -0.25 0.149 -0.826813732

-100 150 -0.149 0.105 -0.978810701

-150 200 -0.105 0.074 -1.13076828

-200 -0.074 -1.13076828

Berat Lolos % Berat Tertampung

(%) Kumulatif

30.75726813 69.24273187

78.05520757 91.1875243

95.91775023 95.26977407

97.96967472 97.30009936

97.30009936 100

Berat Tertampung Berat Tertampung

(gram) (%)

320.58 69.24273187

101.6 21.94479243

18.9 4.082249773

9.4 2.030325284

12.5 2.699900644

% Berat Lolos Log % Berat

Tertampung

Kumulatif Kumulatif

30.75726813 1.840374194

8.812475701 1.959935425

4.730225928 1.978955135

2.699900644 1.988113284

0 2

Log % Berat Kumulatif

Lolos

1.487947759

0.945097932

0.674881884

0.431347782

Tidak Terdefinisi

Gambar Alat

Riffle Sampler

Timbangan

Siever

Gambar Kotak Grain Counting

Page 15: Laporan Modul 2

Riffle casiterrit

x (%) ẋ x - ẋ (x - ẋ)2

74.468085

0.775743 -0.031063

0.000965

74.418605

0.775743 -0.031557

0.000996

73.913043

0.775743 -0.036613

0.001341

60.000000

0.775743 -0.175743

0.030886

70.000000

0.775743 -0.075743

0.005737

85.000000

0.775743 0.074257

0.005514

56.521739

0.775743 -0.210526

0.044321

100.000000

0.775743 0.224257

0.050291

71.428571

0.775743 -0.061458

0.003777

71.428571

0.775743 -0.061458

0.003777

55.000000

0.775743 -0.225743

0.050960

73.684211

0.775743 -0.038901

0.001513

100.000000

0.775743 0.224257

0.050291

80.000000

0.775743 0.024257

0.000588

65.000000

0.775743 -0.125743

0.015811

100.000000

0.775743 0.224257

0.050291

100.000000

0.775743 0.224257

0.050291

100.000000

0.775743 0.224257

0.050291

85.714286

0.775743 0.081399

0.006626

83.333333

0.775743 0.057590

0.003317

63.636364

0.775743 -0.139380

0.019427

91.666667

0.775743 0.140923

0.019859

77.777778

0.775743 0.002034

0.000004

74.193548

0.775743 -0.033808

0.001143

52.173913

0.775743 -0.254004

0.064518

Pasir Silika

x (%) ẋ x - ẋ (x - ẋ)2

25.531915

0.224257 0.031063 0.000965

25.581395

0.224257 0.031557 0.000996

26.086957

0.224257 0.036613 0.001341

40.000000

0.224257 0.175743 0.030886

30.000000

0.224257 0.075743 0.005737

15.000000

0.224257 -

0.074257 0.005514

43.478261

0.224257 0.210526 0.044321

0.000000 0.224257

-0.224257 0.050291

28.571429

0.224257 0.061458 0.003777

28.571429

0.224257 0.061458 0.003777

45.000000

0.224257 0.225743 0.050960

26.315789

0.224257 0.038901 0.001513

0.000000 0.224257

-0.224257 0.050291

20.000000

0.224257 -

0.024257 0.000588

35.000000

0.224257 0.125743 0.015811

0.000000 0.224257

-0.224257 0.050291

0.000000 0.224257

-0.224257 0.050291

0.000000 0.224257

-0.224257 0.050291

14.285714

0.224257 -

0.081399 0.006626

16.666667

0.224257 -

0.057590 0.003317

36.363636

0.224257 0.139380 0.019427

8.333333 0.224257

-0.140923 0.019859

22.222222

0.224257 -

0.002034 0.000004

25.806452

0.224257 0.033808 0.001143

47.826087

0.224257 0.254004 0.064518

Variansi 0.022189

Page 16: Laporan Modul 2

Cone Quartering

casiterrit

x (%) ẋ x - ẋ (x - ẋ)2

71.186441

0.773355 -0.063879

0.004081

79.411765

0.773355 0.018374

0.000338

78.260870

0.773355 0.006865

0.000047

68.292683

0.773355 -0.092817

0.008615

76.388889

0.773355 -0.011855

0.000141

62.500000

0.773355 -0.150743

0.022724

90.909091

0.773355 0.133347

0.017782

76.923077

0.773355 -0.006513

0.000042

100.000000

0.773355 0.224257

0.050291

73.684211

0.773355 -0.038901

0.001513

60.000000

0.773355 -0.175743

0.030886

52.631579

0.773355 -0.249428

0.062214

83.333333

0.773355 0.057590

0.003317

75.000000

0.773355 -0.025743

0.000663

75.000000

0.773355 -0.025743

0.000663

69.230769

0.773355 -0.083436

0.006962

100.000000

0.773355 0.224257

0.050291

70.000000

0.773355 -0.075743

0.005737

77.777778

0.773355 0.002034

0.000004

57.142857

0.773355 -0.204315

0.041745

100.000000

0.773355 0.224257

0.050291

100.000000

0.773355 0.224257

0.050291

85.714286

0.773355 0.081399

0.006626

87.500000

0.773355 0.099257

0.009852

62.500000

0.773355 -0.150743

0.022724

Variansi 0.018660

Pasir Silika

x (%) ẋ x - ẋ (x - ẋ)2

28.8135593 0.226645 0.061491

0.003781

20.5882353 0.226645

-0.020763

0.000431

21.7391304 0.226645

-0.009254

0.000086

31.7073171 0.226645 0.090428

0.008177

23.6111111 0.226645 0.009466

0.000090

37.5000000 0.226645 0.148355

0.022009

9.0909091 0.226645

-0.135736

0.018424

23.0769231 0.226645 0.004124

0.000017

0.0000000 0.226645

-0.226645

0.051368

26.3157895 0.226645 0.036513

0.001333

40.0000000 0.226645 0.173355

0.030052

47.3684211 0.226645 0.247039

0.061028

16.6666667 0.226645

-0.059978

0.003597

25.0000000 0.226645 0.023355

0.000545

25.0000000 0.226645 0.023355

0.000545

30.7692308 0.226645 0.081047

0.006569

0.0000000 0.226645

-0.226645

0.051368

30.0000000 0.226645 0.073355

0.005381

22.2222222 0.226645

-0.004423

0.000020

42.8571429 0.226645 0.201926

0.040774

0.0000000 0.226645

-0.226645

0.051368

0.0000000 0.226645

-0.226645

0.051368

14.2857143 0.226645

-0.083788

0.007020

12.5000000 0.226645

-0.101645

0.010332

37.5000000 0.226645 0.148355

0.022009

Variansi 0.018654