19
LAPORAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN MONITORING DAN EVALUASI BUANG SAMPAH SEMBARANGAN DI DESA JLEGONG Disusun untuk memenuhi tugas dokter internship Disusun oleh : dr. Emmanuel Mareffcita Siagian Periode : 23 September 2013 – 18 Januari 2014 Pendamping : dr. Cosmas Gedsa Pramantya

Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan sampah

Citation preview

Page 1: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

MONITORING DAN EVALUASI BUANG SAMPAH

SEMBARANGAN DI DESA JLEGONG

Disusun untuk memenuhi tugas dokter internship

Disusun oleh :

dr. Emmanuel Mareffcita Siagian

Periode : 23 September 2013 – 18 Januari 2014

Pendamping :

dr. Cosmas Gedsa Pramantya

PUSKESMAS KELING I

KELING, JEPARA

2013

Page 2: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

MONITORING EVALUASI SURVEY BUANG SAMPAH SEMBARANGAN

DI DESA JLEGONG

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Surat Tanda Selesai Internship

Disusun oleh :

dr. Emmanuel Mareffcita Siagian

Dokter pendamping

dr. Cosmas Gedsa Pramantya

NIP. 19791120 200604 1008

Penyusun

dr. Emmanuel Mareffcita Siagian

Dokter Internship

Page 3: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang selama ini kurang

mendapat perhatian, baik dari pemerintah, masyarakat maupun dari individu –

individu. Sanitasi mempunyai kaitan erat dengan kepadatan dan kemiskinan. Kondisi

sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan

lingkungan terutama di daerah permukiman padat dan miskin. Kondisi ini menjadi

tantangan bagi pemerintah untuk mencapai target Millennium Development Goals

(MDGs) tahun 2015. Dalam hal sanitasi tercakup tiga sub sektor yaitu sub sektor air

limbah, sub sektor persampahan dan sub sektor drainase lingkungan. (Buku Putih

Kota Jepara BAB I, 2010). Dalam laporan ini akan dibahas mengenai salah satu sub

sektor sanitasi yaitu hal persampahan.

Salah satu faktor pertumbuhan/perkembangan kota adalah pertumbuhan

jumlah penduduk. Akibat bertambahnya penduduk maka bertambah pula tingkat

konsumsi dan aktivitas penduduk, sehingga bertambah pula buangan/limbah yang

dihasilkan. Limbah yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat dikenal

sebagai sampah domestik dan telah menjadi permasalahan lingkungan yang harus

ditangani oleh pemerintah dan masyarakat itu sendiri (Kristiyanto, 2007). Akibatnya,

untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan layan yang semakin

luas. Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika

tidak dikelola dengan baik (Rindang, 2008).

Sampah masih merupakan permasalahan yang cukup serius di negara kita.

Pelayanan yang dilakukan sekarang ini masih relatif terbatas. Sampah daerah

Page 4: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

perkotaan baru 60 persen yang terkelola, dan sebanyak 20 persen sampah terbuang ke

sungai menyumbang sekitar 60 – 70 persen pencemaran sungai, oleh karena itu

pelaksanaan pengelolaan sampah harus melibatkan masyarakat (Satus Lingkungan

Hidup Indonesia, 2002).

Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan

menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi

penduduk. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana

diantaranya adalah timbulnya berbagai penyakit, sedangkan dampak tidak

langsungnya adalah turunnya kualitas lingkungan baik jangka waktu lama maupun

dalam jangka waktu pendek, diantaranya bahaya banjir dan pencemaran air dan tanah

(Kristiyanto, 2007).

Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan

kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga

dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini disadari

oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa dimanfaatkan

dan bahkan memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut muncul seiring dengan

semakin langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya lingkungan (Rindang,

2008).

Berdasarkan kajian data sekunder, diperoleh data bahwa jumlah sampah per

hari pada tahun 2009 di kabupaten jepara sebesar 605.028 m3/hari atau setara dengan

2.683 liter/orang/hari dengan pertumbuhan rata – rata timbulan sampah 2,15% per

tahun (Buku Putih Kota Jepara BAB III, 2010). Sumber sampah atau prediksi

timbunan sampah terdapat pada lampiran Tabel 1.

Dari hasil Survey Masalah Desa (SMD) yang dilakukan di Desa Jlegong pada

tahun 2012, didapatkan hasil bahwa dari 200 sampel terdapat 58 keluarga yang

Page 5: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

membuang sampah sembarangan dan 130 keluarga tidak mempunyai tempat sampah

tertutup. Oleh karena itu puskesmas Keling I mengambil masalah sampah sebagai

masalah prioritas dalam bidang kesehatan lingkungan. Pada bulan Mei dan Juni 2013

telah dilakukan pemantauan lapangan dalam hal kesehatan lingkungan khususnya

mengenai buang sampah sembarang di salah satu desa di wilayah kecamatan Keling

yaitu Desa Jlegong. Telah diambil beberapa keluarga sebagai contoh acak untuk

mengetahui bagaimana sistem buang sampah dalam keluarga tersebut. Dalam laporan

kali ini akan dijabarkan mengenai kegiatan monitoring dan evaluasi yang telah

dilakukan.

II. PERMASALAHAN

Permasalahan yang didapat pada kegiatan kunjungan bulan mei dan juni

1. Keluarga

Berdasaran hasil wawancara dengan penduduk saat kunjungan rumah,

didapatkan masalah sebagai berikut:

a. Adanya kebiasaan membuang sampah di lading dekat sungai dan

sungai dekat rumah (9 dari 12 responden).

b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara memilah sampah (7

dari 12 responden).

2. Masyarakat

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah rumah

tangga.

b. Rendahnya partisipasi masyarakat untuk membersihkan desa dari

sampah.

c. Tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di RT 2 Desa

Jlegong.

Page 6: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

III. KEGIATAN

Waktu Rabu, 5 Juni 2013 Sabtu, 26 Oktober 2013

NO Jenis kegiatan Goal Monitoring Hasil

1. Penyuluhan tentang sampah, bahaya sampah, dan pengelolaan sampah.

Kader dan ibu – ibu mengetahui tentang bahaya sampah dan cara pengelolaan sampah.

Desa Jlegong bebas sampah

Dilakukan survey tentang pengelolaan sampah oleh petugas kesehatan dan perangkat desa setempat

Telah dilakukan survey oleh petugas kesehatan dan kader setempat.Para ibu paham tentang bahaya sampah, cara pengelolaan. Akan tetapi Desa Jlegong belum bebas sampah

2. Diskusi dan tanya jawab mengenai sampah

Kader dan ibu – ibu mengetahui masalah sampah di lingkunganya

Kader dan ibu – ibu memilih sendiri cara pengelolaan sampah di lingkungannya

Dilakukan kegiatan diskusi secara berkala dengan masyarakat mengenai pengelolaan sampah di Desa Jlegong dan pelaksanaan RTL yang telah dibuat masyarakat

Telah dilakukan kunjungan ke rumah responden oleh petugas kesehatan. Para ibu tahu mengenai masalah sampah di desanya.Para ibu belum melaksanaan RTL yang telah dibuat.Pengelolaan sampah belum dapat direalisasikan

Tabel 1. Monitoring dan Evaluasi Buang Sampah Sembarangan Desa Jlegong

Page 7: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

BAB II

ISI

I. PEMBAHASAN

Berdasarkan kegiatan kunjungan yang telah dilakukan pada bulan Mei dan

Juni oleh Puskesmas Keling I, yang didasarkan pada hasil Survey Masyarakat Desa

(SMD) tahun 2012 di Desa Jlegong dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat

Desa Jlegong terutama RT 02 terhadap sampah masih rendah. Hal ini dapat terlihat

dari kebiasaan masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya.

Dari 12 responden yang diambil terdapat 9 responden yang mempunyai

kebiasaan membuang sampah di ladang dekat sungai dan sungai dekat rumah. Selain

itu terdapat 7 dari 12 responden yang kurang memiliki pengetahuan keluarga tentang

cara memilah sampah.

Hal yang menjadi prioritas masalah pada kunjungan bulan Mei dan Juni

adalah kurangnya pengetahuan tentang cara pemilahan sampah, pengelolaan sampah,

dan partisipasi dalam kegiatan pembersihan sampah serta kebiasaan membuang

sampah di ladang dekat sungai dan tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di

RT 02 Desa Jlegong. Setelah penetapan prioritas masalah telah dilakukan kegiatan

penyuluhan kepada ibu – ibu RT 02 tentang sampah, bahaya sampah, dan

pengelolaan sampah serta penyampaian rencana tindak lanjut yang diinginkan

masyarakat kepada petinggi setempat.

Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Rabu, 5 Juni 2013 di Rumah ibu RT

02 Desa Jlegong oleh dr. Yestin beserta kader. Penyuluhan yang diberikan yaitu

Page 8: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

mengenai seluk beluk sampah, bahaya sampah dan pengelolaan sampah, selanjutnya

dilakukan diskusi dan tanya jawab mengenai sampah lalu pengutaraan keinginan

warga mengenai sistem pembuangan sampah.

Berdasarkan kegiatan monitoring evaluasi kunjungan buang sampah

sembarangan yang dilakukan pada hari Sabtu, 26 Oktober 2013 oleh penulis maka

dapat dijabarkan bahwa secara umum tidak ada perubahan yang berarti jika

dibandingkan dengan kunjungan pada bulan Juni. Secara garis besar para responden

paham mengenai jenis sampah, bagaimana pemilahan yang benar (kering dan basah),

akibat buang sampah sembarangan, serta pengelolaan sampah, akan tetapi untuk

penerapannya tidak ada yang melakukan (tidak terjadi perubahan signifikan).

Pada tabel Rencana Tindak Lanjut (RTL) pada laporan sebelumnya tertulis

bahwa terdapat komitmen untuk membuat tempat sampah dan bak sampah besar

sebagai tampungan dengan perkiraan kegiatan sekitar satu bulan, akan tetapi hal

tersebut belum terlaksana karena kurang adanya dana, integritas yang kurang, serta

berpas-pasan dengan pemilihan petinggi sehingga kegiatan tersebut kurang mendapat

perhatian.

Prinsip pengelolaan sampah pada umumnya dibagi menjadi tiga hal penting

yaitu :

a. Reduce (mengurangi sampah) : mengurangi segala sesuatu yang

menimbulkan sampah contohnya berbelanja dengan membawa tas belanja

dari rumah sehingga tidak usah menggunakan banyak plastik kresek.

b. Re-use (pemanfaatan kembali): barang yang masih bisa digunakan jangan

dibuang, tetapi digunakan kembali secara berulang (botol minuman,

kantong plastic, karet gelang).

Page 9: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

c. Recycle (daur ulang) : mendaur ulang barang yang bisa didaur ulang,

sampah basah dijadikan pupuk organik, bungkus plastik pewangi, sabun

digunakan untuk membuat kerajinan tangan.

Pada waktu diskusi dengan petinggi, para ibu, dan petugas kesehatan terdapat

beberapa usul pengelolaan sampah yaitu dengan membuat kerajinan dari sampah

kering (plastik bungkus mie, bungkus pewangi, pembungkus sabun cuci) dijadikan

tas atau kerajinan lainnya. Dan terdapat usulan untuk membuat pupuk organik dari

sampah basah (dedaunan, sampah daun makanan) dengan menggunakan teknik

lubang biopori. Akan tetapi kedua usul pengelolaan tersebut belum mendapat

perhatian khusus sehingga belum dapat terlaksana. Bahkan ada beberapa responden

yang mengaku belum mengetahui mengenai usul pengelolaan sampah untuk kerajinan

tangan.

Page 10: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

BAB

DAFTAR PUSTAKA

Kristiyanto, T. 2007. Pengelolaan Persampahan Berkelanjutan Berdasarkan Peran Serta Masyarakat Kota Kebumen. Universitas Diponegoro: Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. http://eprints.undip.ac.id/17900/1/TEGUH_ KRISTIYANTO.pdf diunduh tanggal 5 November 2013.

Rindang, A. 2008. Identifikasi Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik

Studi Kasus di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Universitas

Sumatera Utara : Departemen Teknologi Pertanian. http://repository.usu.ac.id/

bitstream/123456789/25090/7/Cover.pdf diunduh tanggal 5 November 2013.

Buku Putih Kota Jepara. 2010. BAB III Profil Sanitasi Kabupaten Jepara. http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.jepara/Bab%203.pdf diunduh 5 November 2013.

Buku Putih Kota Jepara. 2010. BAB V Indikasi Permasalahan dan Opsi Pengembangan Sanitasi. http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanit asi/pokja/bp/kab .jepara/Bab%205.pdf diunduh 5 November 2013.

Buku Putih Kota Jepara. 2010. BAB I Pendahuluan. http://ppsp.nawasis.info/ dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.jepara/Bab%201.pdf diunduh 5 November 2013.

Page 11: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

LAMPIRAN

Gambar 1. Bekas sampah yang dibakar di perkarangan rumah.

Gambar 2. Sampah yang dibuang di sungai sebelah kebun jagung yang kering air.

Page 12: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

Gambar 3. Sampah rumah yang dimasukan di karung tanpa dipilah jenis sampahnya.

Gambar 4. Sampah rumah yang telah dikumpulkan lalu dibakar di selokan kecil sebelah rumah.

Page 13: Laporan Monitoring Evaluasi Sampah Jlegong

Gambar 5. Galian tanah di belakang rumah penduduk yang digunakan sebagai tempat sampah sementara rumah sekitarnya.

Gambar 6. Tempat yang dialokasikan sebagai tempat sampah sementara oleh masyarakat sekitar. Tempat tersebut berada pada pekarangan kosong tanpa ada

pembatas berupa tembok (bak sampah).