44
Laporan Bakteriologi UJI MPN PADA AIR DAN BAHAN PANGAN Oleh Kelompok 1 Ni Wayan Windy Ferina (P07134012 001) A. A. I. N. Gayatri A. (P07134012 011) Kadek Ayu Lestariani (P07134012 021) Ni Komang Mira Yanti (P07134012 031) Luh De Trisna Dewi (P07134012 041)

Laporan MPN Complate

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan BakteriologiUJI MPN PADA AIR DAN BAHAN PANGAN

OlehKelompok 1Ni Wayan Windy Ferina(P07134012 001)A. A. I. N. Gayatri A.(P07134012 011)Kadek Ayu Lestariani(P07134012 021)Ni Komang Mira Yanti(P07134012 031)Luh De Trisna Dewi(P07134012 041)

Kementerian Kesehatan RIPoliteknik Kesehatan DenpasarJurusan Analis Kesehatan2013BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangMikroba banyak terdapat di tempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus dalam saluran pernapasan dan pada seluruh permukaan tubuh yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal. Akan tetapi, untunglah hanya sebagian kecil dari mikroba itu yang dapat menimbulkan penyakit (pathogen). Pada setiap cm2kulit terdapat sekitar 10.000 sampai 100.000 bakteri.Berbagai mikroba patogen seringkali ditularkan melalui air yang tercemar sehingga menimbulkan penyakit bawaan manusia maupun hewan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai adanya mikroba dalam suatu makanan dan minuman agar dapat dikonsumsi manusia dengan layak sehingga tidak menimbulkan penyakit akibat kontaminasi mikroba dalam makanan dan minuman dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh secara optimal.Bahan makanan dan air yang berasal dari tempat yang berbeda-beda yang digunakan kemungkinan mengandung bakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab makanan dan minuman harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian bakteriologis pada bahan makanan dan air di laboratorium. Pengujian ini dapat menentukan bahan makanan dan air yang diperiksa tersebut mengandung bakteri patogen atau tidak. Dalam prakteknya pengujian makanan dan air secara bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri bentuk coli. Uji kualitas makanan dan minuman ke dalam parameter mikrobiologis hanya dicantumkan Colitinja dan total Coliforms.a. Coli tinja, makanan dan minuman yang mengandung coli tinja berarti makanantersebut tercemar tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakityang berhubungan dengan air.b. Total Coliforms, bila makanan dan minuman yang tercemar coliformdapat mengakibatkan penyakit-penyakit saluran pernafasan.Terdapatnya bakteri coliform dalam makanan dan minuman dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam makanan dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. Oleh karena itu, untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai kualitas makanan dan minuman khususnya kandungan bakteri total coli dan Escherichia coli (fecal coli) dalam makanan dan minuman yang telah tersedia, maka dilakukan uji MPN (Most Probable Number) pada telur ayam dan air sumur.

1.2. Rumusan Masalah1.2.1. Apa yang dimaksud dengan metode MPN (Most Probable Number)?1.2.2. Bagaimana teknik penanaman dan pemeriksaan sampel air sumur dan telur ayam dengan metode MPN?1.2.3. Apakah sampel air sumur dan telur ayam yang diperiksa memenuhi standar nilai MPN untuk air dan bahan makanan pada tabel 511?

1.3. Tujuan1.3.1. Mahasiswa mengetahui tentang pemeriksaan MPN pada makanan dan minuman.1.3.2. Mahasiswa mengetahui prosedur pemeriksaan coliform dengan metode MPN pada sampel air sumur dan telur ayam 1.3.3. Mahasiswa mengetahui kualitas sampel air sumur dan telur ayam yang diperiksa apakah sudah memenuhi standar kelayakan atau tidak.

1.4. Manfaat1.4.1. Manfaat TeoritisHasil penulisan laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang bakteriologi serta laporan penulis dapat dijadikan pembelajaran untukmenulis karya tulis ilmiah dengan baik yang dapat penulis jadikan pedoman untuk penyusunan karya tulis selanjutnya.1.4.2. Manfaat Praktis Mahasiswa mengetahui teknik pemeriksaan coliform dengan metode MPN pada sampel air sumur dan telur ayam. Mahasiswa mengetahui hasil pemeriksaan coliform dengan metode MPN sampel air sumur dan telur ayam yang diperiksa. Dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi kepentingan keilmuan di bidang mikrobiologi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Air dan MakananAir merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler (Campbell dkk., 2002). Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona dkk., 2007).Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti coliform dan fecal coli (Ramona dkk., 2007). Ciri-ciri coliform yaitu bentuk batang, merupakan bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik atau anaerobik fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan suhu 350 C (Pelczar dan Chan., 2006). Adanya bakteri coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan (Dwijoseputro., 2005).Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. Coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro., 2005). Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (Presumtive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test) (Ramona dkk., 2007.Bahan makanan adalah salah satu kebutuhan pokok mahluk hidup karena mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk tubuh. Bahan makanan dapat disebut makanan bila makanan tersebut telah memenuhi syarat kesehatan, sanitasi, dan nutrisi. Mikroorganisme dikenal sebagai penyebab utama terjadinya proses pembusukan, pelendiran, dan peracunan pada bahan makanan. Pada analisa bahan makanan segar dibutuhkan pemeriksaan total mikroorganisme bakteri Escherechia coli, Fecal coli dan salmonella shigela sedangkan untuk bahan kaleng dilakukan pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan bahan makanan segar ditambah dengan pemeriksaan stophylococus, clostridium dan antibiotic.Kebanyakan bakteri suka tumbuh pada dasar makanan tetapi bakteri pathogen memerluka zat makanan tambanhan berupa serum atau darah yang tidak mengandung fibrinogen. Mikroorganisme adalah jasad hidup kecil, biasanya mikroskopik, misalnya bakteri, virus, dan cendawan.Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan.Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau tbc, mudah tersebar melalui bahan makanan. Gangguan-gangguan kesehatan, khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun; toksintoksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi pangan yan mengandung parasit-parasit hewan dan mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan penyebabnya.Secara umum, istilahkeracuan makananyang sering digunakan untuk menyebut gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme, mencakup gangguan-gangguan yang diakibatkan termakannya toksin yang dihasilkan organisme-organisme tertentu dan gangguan-gangguan akibat terinfeksi organisme penghasil toksin. Toksin-toksin dapat ditemukan secara alami pada beberapa tumbuhan dan hewan atau suatu produk metabolit toksik yang dihasilkan suatu metabolisme.Dengan demikian,intoksikasi panganadalah gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah terbentuk dalam makanan, sedangkaninfeksi pangandisebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya.

2.2.Metode MPNPerhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahuibeberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu :perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melaluipengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Dwidjoseputro, 1994).Metode perhitungan MPN memiliki prinsip kerja dengan menggunakan larutan sebagai media pertumbuhan atau disebut sebagai media cair (broth) yang ditempatkan dalam tabung reaksi. Hasil perhitungannya dilakukan dengan melihat jumlah tabung yang positif gas. Umumnya setiap pengenceran digunakan 3-5 buah tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukan ketelitian yang lebih tinggi. Standar analisa air untuk mengetahui adanya bakteri coliform ada 3 melalui tahapan uji yaitu sebagai berikut.1. Uji Duga (Presumtive Test)Bertujuan untuk menduga adanya bakteri coli yang mempunyai sifat mampu memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas. Bakteri coli yang diduga meliputi semua bakteri gram negatif tdak membentuk spora, selnya membentuk sel pendek, bersifat fakultatif anaerob, membentuk gas dalam waktu 24 jam dari laktosa pada temperatur 37 derajat Celsius. Apabila terbentuk gas dalam waktu 24 jam kedua (48 jam) uji dinyatakan meragukan. Sedangkan apabila gas tidak terbentuk dalam waktu 48 jam uji dinyatakan negatif. Apabila hasil uji duga negatif, maka uji-uji berikutnya tidak perlu dilakukan karena dalam hal ini berarti pula tidak ada bakteri coli dalam contoh.Untuk analisis air, dalam uji penduga di gunakan lactose broth, sedangkan untuk contoh lainya yang banyak mengandung bakteri asam laktat, misalnya susu, di gunakan brilliant green lactose bile broth (BGLBB). Bakteri asam laktat dapat memfermentasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat mengakibatkan pembacaan uji positif yang salah. BGLBB merupakan medium selektif yang mengandung asam bile sehingga dapat menghambat bakteri gram positif termasuk Coliform. Inkubasi di lakukan pada suhu 35oC selama 24-48 jam dan tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam tabung Durham.tabuung yang tidak menunjukan terbentuknya gas di perpanjang lagi inkubasinya hingga 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas, di hitung sebagai tabuung negatif. Jumlah tabuung yang positif di hitung pad masing-masing seri. MPN penduga dapat di hitung dengan melihat table MPN 7 tabung.2. Uji Penetapan (Comfirmed Test)Bertujuan untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan media yang secara umum digunakan adalah Brilliant Green Laktosa Bile Bronth (BGLBB 2%) atau bisa juga menggunakan media selektif dan diferensial untuk bakteri coli sperti misal Endo Agar (EA). Pembacaan dilakukan dengan melihat 24-48 jam dengan melihat tabung-tabung yang positif. Test ini merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk pemeriksaan bakteriologis air. Terbentuknya gas dalam lactose broth atau dalam BGLBB tidak selalu menunjukan bakteri coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas, misalnya bakteri asam laktat dan beberapa kahmir tertentu. Oleh karena itu perlu di lakukan uji penguat pada agar EMB.Dengan Menggunakan jaarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukan uji penduga positif (terbentuk gas) masing-masing di inokulasikan pada agar cawan EMB dengan cara goresan kuadran. Semua tabung di inkubasikan pada suhu 35oC selam 24 jam. Jumlah cawan EMB pada masing-masing pengenceran yang menunjukan adanya pertumbhan Coliform, baik fekal maupun non fekal, dihitung, dan MPN penguat dapat di hitung dari table MPN 7.3. Uji Lengkap (Completed Test)Dari pertumbuhan koloni pada agar cawan EMB, di pilih masing-masing satu koloni yang mewakili Coliform fekal dan satu koloni yang mewakili Coliform non fekal. Uji lengkap di lakukan untuk melihat apakah isolat yang di ambil benar merupakan bakteri Coliform. Dari masing-masing koloni tersebut di buat perwarnaan gram, dan sisanya masing-masing di larutkan ke dalam 3 ml larutan pngencer steril. Dari suspensi bakteri tersebut masing di inokulasikan menggunakan jarum ose ke dalam tabung berisi lakose broth dan tabung Durham, dan di goreskan pada agar miring nutrien agar. Tabung di inkubasikan pada suhu 35oC selam 24 jam, dan di amati pertumbuhan dan pembentukan gas di dalam lactose broth. Koloni yang menunjukan reaksi pewarnaan gram negatif berbentuk batang, dan membentuk gas di dalam lactose broth mereupakan uji lengkap adanya koloni ColiformBertujuan untuk mendapatkan hasil yang betul-betul lengkap dan memperkuat hasil uji sebelumnya. Biasanya dengan membuat isolasi/ piaraan murni dengan coloni yang tumbuh pada test penetapan. Uji ulang juga dimaksudkan untuk uji ulang apakah jasad renik yang diduga Coliform pada uji duga memang benar. Dalam uji lengkap dapat diamati morfologi dan fisiologi dari bakteri yang diduga coiform. Apabila semua kriteria dipenuhi dapat ditarik kesimpulan bahwa contoh air mengandung bakteri coliform.Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 ml atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).Menurut Plummer (1987), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:a. Perhitungan jumlah sel1.Hitungan mikroskopik2. Hitungan cawan3. MPN (Most Probable Number)b. Perhitungan massa sel secara langsung1. Volumetrik2. Gravimetrik3. Kekeruhan (turbidimetri)

c. Perhitungan massa sel secara tidak langsung1. Analisis komponen sel2. Analisis produk katabolisme3. Analisis konsumsi nutrientMetode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas (Fardiaz, 1993).Ada 3 ragam yang biasanya dipakai pada pemeriksaan MPN yaitu :1. Ragam 5 1 1-5 tabung yang berisi LB double x 10 ml-1 tabung yang berisi LB single x 1 ml-1 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml2.Ragam 5 5 5- 5 tabung yang berisi LB double x 10 ml- 5 tabung yang berisi LB single x 1 ml- 5 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml3.Tabung 3 3 3- 3 tabung yang berisi LB double x 10 ml- 3 tabung yang berisi LB single x 1 ml- 3 tabung yang berisi LB single x 0,1 mlUntuk air sumur tergolong dalam permengkes No 416/ Menkes/Per/IX/1990 dapat di golongan dengan air bersih yang memiliki standar Mikro biologik Total koliform (MPN) dalam Jumlah per 100 ml adalah 50 MPN untuk bukan air perpipaan, dan Jumlah per 100 ml adalah 10 untuk air perpipaan.

2.3.Coliform dan ColitinjaBakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh (Pracoyo, 2006).Beberapa patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia (giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan helminthes (cacing parasit). Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan (Doyle, 2006).Ciri-ciri bakteri coliform antara lain bersifat aerob atau anaerob fakultatif, termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35C-37C. Contoh bakteri coliform antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dan lain-lain (Hajna, 1943).Adanya bakteri coliform di dalam makanan atau minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri coliform dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu:1. Bakteri coliform golongan fekal misalnya Escherichia coli;1. Bakteri coliform golongan non fekal.misalnya Enterobakter aerogenes.E. coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia sedangkan E. aerogenes Biasanya di temukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati (Nengsih, 2010). Coliform fekal (kadang-kadang coliform feses atau fecl coliform) adalah bakteri fakultatif-anaerob berbentuk batang, gram negatif, dan non-sporulasi. Coliform fekal mampu tumbuh dan menghasilkan asam dan gas dari laktosa dalam waktu 48 jam di 44 0,5 C. Fekal Coliform, seperti bakteri lainnya, biasanya dapat dihambat pertumbuhannya dengan air mendidih atau dengan memperlakukan dengan klorin. Mencuci bersih dengan sabun setelah kontak dengan air yang tercemar juga dapat membantu mencegah infeksi. Sarung tangan harus selalu dipakai ketika melakukan tes coliform fecal. Rekomendasi EPA dan untuk suplai air rumah tangga, untuk pengobatan, jumlah Coliform fekal kurang dari 2000 colonies/100 ml, dan untuk Standar air minum kurang dari 1 koloni / 100 ml (Anonim1, 2010).Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air. Bakteri fecal coliform atau E. coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air (Anonim2, 2010).Bakteri Colitinja merupakan air yang mengandung colitinja berarti air tersebut tercemar tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air.

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1.Waktu dan Tempat3.1.1.WaktuPratikum dilaksankan dalam empat tahap, yaitu sebagai berikut. Tahap IProses pembuatan media Lactose Brotth (Single Strength (SS) dan Double Strength (DS)) dan media BGLB (Brilliant Green Lactose Broth) dilaksanakan pada Selasa, 12 November 2013. Tahap IIPreparasi sampel air dan bahan makanan (daging ayam) yang akan diperiksa, dan inkubasi uji pedahuluan (presumptive test) dilaksanakan pada Selasa, 19 November 2013. Tahap IIIPemeriksaan uji pendahuluan (presumptive test) dilanjutkan dengan penanaman biakan positif pada media BGLB untuk uji penegasan (confirmative test) dilaksanakan pada Rabu, 20 November 2013. Tahap IVPemeriksaan uji penegasan (confirmative test) dilanjutkan dengan penyocokan hasil uji dengan tabel MPN, dilaksanakan pada Kamis, 21 November 2013.3.1.2. TempatPelaksanaan praktikum bakteriologi ini, dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politekik Kesehatan Denpasar.

3.2.MetodeMetode yang digunakan dalam pemeriksaan air dan bahan pangan ini adalah Metode Most Probable Number (MPN).

3.3.Alat dan Bahan3.3.1.Bahan/Spesimen1.Sampel Air Sumur2.Sampel Telur Ayam

3.3.2.Media/Reagensia1.Aquades steril2.Lactose Broth Single dan Doble Strength (LBSS dan LBDS)3.Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB)

3.3.3.Alat-Alat1. Tabung reaksi & raknya2. Inkubator 3. Botol steril4. Botol semprot5. Api Bunsen 6. Ose7. Pipet ukur 8. Ball pipet9. Beaker gelas10. Erlenmeyer 11. Kapas berlemak12. Kompor listrik13. Tabung durham14. Batang pengaduk15. Spatula16. Neraca analitik17. Gelas ukur

3.4.Cara Kerja3.4.1.Uji Penduga (Presumtive Test)1. Diaseptiskan tangan, alat, dan tempat kerja.2. Untuk sampel telur ayam yaitu telur ayam dikocok dan dimasukkan ke dalam air pengencer (90 ml aquadest steril). Untuk sampel air sumur tidak perlu diencerkan lagi.3. Disiapkan lima buah tabung yang masing-masng berisi Lactose Broth Double Strength sebanyak 10 ml (tabung 1a s/d 5a) juga disiapkan 2 tabung yang masing-masing berisi 10 ml lactose broth single strength (tabung 1b s/d 2b ).

4. Dengan pipet steril diinokulasi masing-masing: 10 ml sampel kedalam tabung 1a s/d 5a. 1 ml sampel kedalam tabung 1b 0,1 ml sampel kedalam tabung 2b5. Tabung-tabung digoyangkan perlahan agar sampel air menyebar keseluruh bagian media kemudian diinkubasikan pada suhu 35-37oC selama 24-48 jam.6. Setelah diinkubasi diamati masing-masing tabung untuk melihat ada tidaknya gas dalam tabung durham. Adanya gas menunjukkan presumtive positif.

3.4.2.Uji Penegasan (Confirmative Test)1. Uji penegasan adalah uji lanjut terhadap tabung-tabung positif yang diduga mengadung bakteri coliform.2. Dari tiap-tiap tabung yang presumptive dipindahkan 1-2 ose kedalam tabung konfirmative yang berisi 10 ml BGLB (dalam 2 seri).3. Satu seri tabung BGLB diinkubasi pada suhu 37oC untuk memastikan coliform.4. Satu seri tabung lain diinkubasi pada suhu 44oC untuk memastikan adanya coli tinja.5. Pembacaan (dicocokan dengan tabel MPN 511) dilakukan setelah 24-48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB yang menunjukkan positif gas.

BAB IVPEMBAHASAN

4.1.Hasil Pengamatan4.1.1.Hasil Praktikuma.Uji Penduga (Presumtive Test)Dilakukan pada suhu 37oC selamat 24 jam.NONamasampelTabungHasil

1a2a3a4a5a1b2b

1Telur Ayam -------000

2Air Sumur+++++++511

b.Uji Penegasan (Confirmative Test)1.Dilakukan pada suhu 37oC selama 48 jam.NONamasampelTabungHasil

1a2a3a4a5a1b2b

1Air Sumur++++---400

2.Dilakukan pada suku 44 oC selamat 48 jam.NONamasampelTabungHasil

1a2a3a4a5a1b2b

1Air Sumur-------000

4.1.2.Gambar-Gambara.Pengambilan Sampel Air SumurTempat: Sumur samping ruang IKM Analis KesehatanTanggal: 19 November 2013Waktu: 10.30 witaPetugas: Kelompok 1

GambarKeterangan

Botol sampel steril diikat bagian lehernya dengan menggunakan tali. Kemudian dimasukkan ke dalam sumur hingga mencapai dasar.

Botol sampel difiksasi dengan api spriritus sebelum dan setelah pengambilan sampel air.

LabelBotol sampel yang telah ditutup dan diikat serta diberi label. Label berisi tempat pengambilan sampel, tanggal, jam pengambilan, dan petugas pengambil.

b.Proses Pengujian Sampel Air Sumur dan Telur AyamGambarKeterangan

(a)

(b)a) Sampel telur yang telah di tanam pada media LBDS, dan LBSS

b) Sampel air sumur yang telah di tanam pada media LBDS, dan LBSS

gelembungUji PendugaHasil inkubasi pada Suhu 37oC pada media LBDS dan LBSS, selama 24 jam.

Hasil a) Air sumur : 511b) Telur ayam : 000

gelembungUji PenegasanHasil inkubasi pada Suhu 37oC dan 44 oC pada media BGLB selama 48 jam.Suhu 37 0C Air sumur : 111 Telur Ayam : -Suhu 44 oCAir sumur : 000Telur Ayam : -

4.2.Pembahasan4.2.1.Media LB dan BGLBMedia lactose broth merupakan media yang diigunakan untuk mengetahui ada tidaknya kehadiran bakteri gram negatif (koliform) berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa broth dan gas yang dihasilkan dalam tabung durham. Berdasakan komposisi zat penyusunnya media ini termasuk media sintesis yaitu media yang komposisis zat penyusunnya telah diketahui dengan pasti. Media ini diproduksi dan dibuat oleh pabrik. Adapun komposisi media Lactosa Broth Oxoid CM 0137 adalah: Lab lemco powder3 g/l Peptone5 g/l Lactose5 g/lMedia Lactosa Broth berdasarkan konsistensinya termasuk media cair, yiutu media yang berbentuk cair karena tidak terdapat kandungan agar pada media ini. Berdasarkan fungsi media, media ini termasuk media penyubur yaitu media yang menguntungkan mikroorganisme tertentu karena mengandung bahan tambahan, media ini juga bertujuan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme yang diduga terlalu sedikit dalam bahan sampel sehingga akan lebih mudah utuk dihitung atau dianalisa lebih lanjut. Pada pembuatannya LB ada yang single strength dan double strength, yang membedakan antara single strength dan double strength pada konsentrasi dari media LB tersebut. LBDS dibuat dengan takaran 13 g/l sedangkan LBDS dibuat dengan konsentrasi 26 g/l. karena hal itu warna larutan pada media LBSS berwarna lebih mua dari pada LBDS. LBSS berwarna kuning pias sedangkan LBDS berwarna kuning pekat. Media BGLB merupakan media yang digunakan untuk mendeteksi bakteri coliform (gram negative di dalam air, makanan dan produk lainnya). Media BGLB secara visual berwarna hijau tua dan memiliki konsistensi yang cair / liquid. Adapun kandungan yang terdapat pada media BGLB ini adalah: Peptone 10 g/l Lactose 10 g/l Ox-bile 20 g/l Brilliant green0,0133 g/lPada media ini terdapat lactose yang akan mendukung pertumbuhan organism gram negative seperti coliform dan pseudomonas. Lactosa Juga berfungsi sebagai sumber karbon yang digunakan oleh semua koliform dan garam empedu yang memiliki bakteri gram positi. Dengan pengecualian , coliform adalah satu-satunya organism yang akan tumbuh pada media inidan juga akan memproduksi gelembung dari fermentasi laktosa pada suhu 35-37oC. dan digunakan dalam tes konfirmasi untuk jumlah koliform.

4.2.2.Pembahasan PraktikumMikroorganisme apabila tumbuh pada bahan pangan, dapat menyebabkan berbagai perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita rasa bahan pangan tersebut. Perubahan yang dapat terlihat dari luar misalnya perubahan warna, pembentukan film atau lapisan pada permukaan seperti pada minuman atau makanan cair atau padat, pembetukan lendir, pembentukan endapan, bau alkohol, bau busuk dan berbagai perubahan lainnya (Fardiaz, 1992). Begitu pula bila terdapat pada air, mikroorganisme akan membuat air tidak dapat di konsumsi dan dapat menyebabkan penyait. Pada praktikum kali ini dilakukan uji MPN (Most Probable Number) dengan metode 511. Uji MPN ini merupakan salah satu cara untuk menguji kualitas makanan dan minuman, dengan cara memerhatikan pertumbuhan bakteri pada sampel yang diencerkan dan diinokulasikan pada suatu media penguji. Dikatakan metode 511 karena, pada pengujian ini digunakan 5 tabung yang berisi 10 ml media LBDS dengan penambahan 10 ml sampel, 1 tabung yang berisi 10 ml media LBSS dengan penambahan 1 ml sampel, dan 1 tabung yang berisi 10 ml media LBSS dengan penambahan 0,1 ml sampel.Lactose broth merupakan salah satu media yang digunakan untuk menguji adanya coloiform pada air, makanan, dan produk susu. Media ini adalah media tabung yang memiliki konsistensi cair dimana pada tabung ditambahkan juga tabung durham, yang berfungsi sebagai tempat indicator gas. media ini bersifat media pengaya karena media ini kaya dengan adanya nutrisi tertentu seperti lactose, pepton, dan ekstrak daging sapi. Pada praktikum kali ini terdapat 2 jenis sampel yang diuji: sampel cair yaitu air sumur yang diproleh dari kampus jurusan analis kesehatan dan kesehatan lingkungan poltekkes denpasar dan sampel padat yaitu telur ayam yang di beli secara acak. Dalam uji ini dilakukan dua tahap yaitu pertama, uji penduga (Presumptive Test), dan yang kedua adalah uji penegasan (Confirmative Test). Pada praktikum ini disiapkan tiga macam media yaitu media LBSS, LBDS, dan BGLB. Selain media tersebut, terdapat aquadest steril yang digunakan sebagai pengencer sampel. Digunakannya aquades steril ini bertujuan untuk mencegah adanya positif palsu yang diakibatkan oleh kontaminasi dari pengencer. Selain aquades, alat-alat yang digunakan juga disterilisasi terlebih dahulu dengan alasan yang sama dengan penggunaan aquades steril.Sebelum melakukan uji penduga, sampel diencerkan terlebih dahulu dengan aquades steril. Untuk sampel cair (air sumur), tidak dilakukan pengenceran, sedangkan untuk sampel padat (telur ayam), dilakukan pengenceran dengan cara sampel telur ayam di homogenkan diambil 10 ml telur ayam lalu dilarutkan dengan 90 ml aquadest steril. 1. Uji Penduga (Presumtive Test)Uji kualitas air dan bahan makanan ini menggunakan sampel air sumur dan telur ayam. Masing-masing sampel ini disiapkan sebanyak 100 ml untuk kemudian dibuat 3 seri larutan perlakuan. Untuk larutan seri pertama, sampel dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi berisi medium LBDS 10 ml yang telah berisi tabung durham. Sedangkan larutan seri kedua berupa 1 ml sampel yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi medium LBSS 10 ml yang didalamnya juga mengandung tabung durham. Larutan yang terakhir adalah larutan seri ketiga yang dibuat dengan mencampur 0,1 ml sampel dalam 10 ml LBSS di dalam tabung reaksi berisi tabung durham. Tabung durham berfungsi sebagai indikator positif atau tidaknya sampel berisi bakteri. Positif atau tidaknya dilihat dari ada atau tidaknya gelembung pada tabung durham atau cairan media menjadi keruh atau tidak. Ketiga seri larutan uji ini kemudian diinkubasi pada suhu 35-37oC selama 24 jam, karena suhu dan waktu tersebut meruakan suhu dan waktu optimum bagi pertumbuhan bakteri. Setelah masa inkubasi selesai, diamati tabung yang membentuk gelembung gas. Adanya gelembung ini menunjukkan hasil reaksi positif sehingga dapat diperlakukan untuk uji selanjutnya. Tabung yang belum menunjukkan reaksi positif diinkubasi lagi selama 24 jam pada suhu 35oC selama 24 jam. Jika setelah masa inkubasi kedua ini ditemukan adanya gas, maka dilakukan uji yang selanjutnya. Namun apabila tetap tidak terbentuk gas, maka hasilnya dianggap negatif dan tidak perlu dilakukan uji lanjutan. Uji postif juga ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna medium menjadi keruh. Bila ada sedikit gelembung pada tabung durham bisa dikatakan bahwa hasilnya tidak akurat dan dinyatakan negative. Sedangkan bila timbul gas/gelembung memenuhi bagian tabung, maka dikatakan positif.2. Uji Penegasan (Confirmative Test)Uji konfirmasi ini dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri dalam air sampel. Satu mililiter dari masing-masing kultur yang menunjukkan hasil positif diinokulasikan ke dalam 2 media baru, yaitu BGLB (Brilliant Green Lactose Broth). Media ini mempunyai kemampuan untuk membatasi pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan yang dapat mengganggu pengamatan. Sebelum dilakukan inokulasi biakan atau kultur, semua tabung yang berisi BGLB kemudian diberi tabung durham untuk mengetahui adanya gas yang dihasilkan oleh bakteri yang ada dalam sampel air. Kemudian media yang telah diinokulasi dengan biakan dari media sebelumnya dibagi kembali menjadi dua perlakuan, yaitu diinkubasi selama 24 jam pada suhu yang berbeda (44oC dan 37oC). Hal ini dilakukan untuk menggolongkan jenis bakteri koliform yang ada dalam air sampel termasuk dalam golongan coli fekal atau tidak. Jika biakan dalam inkubasi 44oC tersebut menghasilkan gas, maka dapat diartikan bahwa bakteri koliform yang ada dalam media adalah coli fekal. Sedangkan jika terbentuk gas pada kultur yang diinkubasi pada 37oC, maka bakteri yang ada di dalamnya bukan termasuk golongan coli fekal. Uji penegasan dilakukan dengan menginokulasikan satu ose biakan dari tabung yang memberikan hasil uji positif ke media BGLB (Brilliant Green Lactose Broth). kemudian diamati perubahan warna yang terjadi dan gas yang terbentuk.Dari praktikkum yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut. Pada uji penduga didapatkan hasil yaitu untuk air sumur terbentuk gelembung gas pada semua media (LBDS dan LBSS), pada lima tabung LBDS yang berisi 10 ml sampel terbentuk gelembung gas, dan pada dua tabung LBSS yang berisi 1ml dan 0,1 ml sampel juga terbentuk gelembung gas, yang dapat dikatakan gelembung udaranya lumayan besar, sehingga dapat disimpulkan hasil untuk susu kedelai uji penduga adalah 511. Sedangkan untuk sampel telur ayam tidak terbentuk gelembung gas baik pada media LBDS dan LBSS. Sehingga hasil yang diperoleh untuk telur ayam adalah negative (000). Kemudian hasil dari uji penegasan (Confirmative Test), untuk sampel telur ayam tidak dilakukan karena dari hasil uji penduga didapatkan hasil yang negatif. Sedangkan untuk air sumur yang didapatkan dari uji penduga yang sebelumnya 511 setelah uji penegasan didapatkan 111 untuk suhu 370 C, sedamgkan pada suhu 44 0 C uji menghasilkan nilai negatif. Setelah dicocokkan dengan tabel MPN diperoleh index MPN/100ml sebagai berikut: Telur Ayam:negatif Air Sumur (suhu 37oC, 4 0 0):6,7 MPN/100 ml Air Sumur (suhu44oC):negatifUntuk air sumur tergolong dalam Permenkes No 416/ Menkes/Per/IX/1990 dapat di golongan dengan air bersih yang memiliki standar Mikro Biologik Total Koliform (MPN) dalam Jumlah per 100 ml adalah 50 MPN untuk bukan air perpipaan, dan Jumlah per 100 ml adalah 10 MPN untuk air perpipaan. Dan air sumur ini dapat dikatakan dari golongan bukan air perpipaan, dengan hasil uji yang diperoleh, dapat dikatakan air sumur masih memenuhi standar yang ada.

BAB VPENUTUP

5.1.Kesimpulan1.Metode MPN merupakan suatu uji kualitas mikrobiologi yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu bahan (air maupun makanan) tergolong bersih/tidak melalui pengamatan terhadap ada/tidaknya bakteri Coliform (indikator pencemar).2.Metode MPN yang dilakukan pada pemeriksaan kali ini melalui 2 tahapan, yaitu Uji Penduga (Presumtive Test) dengan menggunakan media pertumbuhan LB dan Uji Penegasan (Confirmative Test) dengan menggunakan media pertumbuhan BGLB. Dimana pada uji penduga, diketahui ada/tidaknya bakteri Coliform pada sampel dan apabila ada, dikonfirmasi/dipastikan keberadaannya pada uji penegasan.3.Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut. Telur Ayam:negatif Air Sumur (suhu 37oC):6,7 MPN/100 ml Air Sumur (suhu44oC):negatifDari hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa air sumur tergolong bukan air perpipaan dan sampel air sumur tersebut masih memenuhi standar yang telah ditetapkan pada Permenkes No 416/ Menkes/Per/IX/1990.5.2.SaranPada pemeriksaan MPN, sebaiknya diperhatikan kesterilan alat yang digunakan agar tidak didapatkan hasil positif palsu maupun kesulitan dalam mengamati karena adanya kontaminasi dari alat-alat yang tidak steril. Selain itu, penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) juga harus diperhatikan mengingat pemeriksaan ini berhubungan dengan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.G. 1999. Microbiology Principles and Exploration 4th Edition. Prentice-Hall Inc, New Jersey.Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan ke-13. Percetakan Imagraph, Jakarta.Fardiaz, S. 1993. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Fardiaz, S., 1996, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.Lim, D. 1998. Microbiology 2nd Edition. McGraw Hill, United States of America.Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta.Permenkes No 416/ Menkes/Per/IX/1990.Ramona, Y., R. Kawuri, I.B.G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum untuk Program Studi Farmasi FMIPA UNUD. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.

LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, 26 November 2013Praktikan,

a.n. Kelompok 1A.A.I.N. Gayatri A.

Mengetahui,

Pembimbing IPembimbing II

Nyoman Mastra, S.KM., S.Pd., M.Si.I Nyoman Jirna, S.KM., M.Si.

Pembimbing IIIPembimbing IV

Luh Ade Wilan Krisna, S.Si., M.Ked.Kadek Aryadi H., A.Md., AK.