104
i NETWORK FILES SYSTEM (STUDI KASUS ACTIVE REPOSITORY OPENSOURCE UNDIP) Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana (Strata 1) Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Disusun oleh : Ajie Prasetyo L2F 005 506 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

Laporan Network File System

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Network File System

i

NETWORK FILES SYSTEM (STUDI KASUS

ACTIVE REPOSITORY OPENSOURCE UNDIP)

Tugas Akhir

Untuk memenuhi sebagian

persyaratan mencapai derajat

Sarjana (Strata 1) Jurusan Elektro

Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro

Disusun oleh :

Ajie Prasetyo

L2F 005 506

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

Page 2: Laporan Network File System

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : NETWORK FILE SYSTEM (STUDI KASUS ACTIVE REPOSITORY

OPENSOURCE UNDIP)

Nama : AJIE PRASETYO NIM : L2F005506

Disetujui/disahkan di : Semarang

Tanggal : 18 Juni 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T.

NIP. 197302261988021001

Ir. Kodrat I. Satoto, M.T.

NIP. 196310281993031002

Telah diuji dan dinyatakan: LULUS

Di Semarang

Tanggal : 18 Juni 2010

Ketua Penguji Sekretaris Penguji Anggota Penguji

Dr. Ir. Hermawan, DEA.

NIP. 196002231986021001 Eko Handoyo, S.T., M.T. NIP. 197506082005011001

R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T.

NIP. 197007272000121 001

Mengetahui, Pembantu Dekan I

Fakultas Teknik Undip

Ir. Bambang Pudjianto, M.T.

NIP. 195212051985031001

Page 3: Laporan Network File System

iii

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, April 2010

Ajie Prasetyo

L2F005506

Page 4: Laporan Network File System

iv

ABSTRAK

Perkembangan teknologi komputer dan jaringan menyebabkan banyak organisasi yang

membutuhkan tempat penyimpanan data yang besar. Universitas Diponegoro merupakan

organisasi yang mempunyai kebutuhan tempat penyimpanan yang cukup besar . Banyaknya

layanan yang tersedia sebagai tempat penyimpanan yang dimiliki beberapa fakultas teknik seperti

Industri, Elektro, Sistem Komputer. Letak geografis tempat penyimpanan yang berbeda ini juga

yang mendasarkan pembuatan tempat penyimpanan yang terpusat , akan tetapi menghadapi

kendala pemindahan perangkat server yang telah berada dimasing – masing fakultas.

NFS (Network File System) merupakan suatu sistem file network dan resource sharing

protocol yang memungkinkan tempat penyimpanan data terpusat. Metodologi penelitian tugas

akhir ini antara lain dengan studi pustaka, Perancangan sistem, dan pengujian terhadap sistem

tersebut. Perancangan tugas akhir ini menggunakan sistem NFS yang membuat pusat data

menggunakan beberapa mesin. Terakhir adalah pengujian sistem ini tentang kinerjanya pada

pendistribusian tempat penyimpanan dari sisi server yang digunakan oleh pusat data yang cukup

handal dengan biaya terjangkau pada aktif repository opensource undip menggunakan aplikasi

tambahan seperti MRTG, phpsysinfo dan Sedot sampai tua .

Hasil pengujian mendapatkan tempat penyimpanan yang terpusat dan memiliki kinerja

seperti sebuah pusat data yang mengumpulkan semua data yang berasal dari beberapa server

NFS. Tempat penyimpanan terpusat ini memiliki kapasitas data yang besar yang berasal dari

beberapa server NFS yang menjadi satu kesatuan seperti direktori lokal mereka sendiri. Sistem ini

membantu permasalahan yang muncul akibat mahalnya perangkat penyimpanan dan letak

geografis perangkat server yang berbeda.

Kata kunci : Tempat Penyimpanan, network file system, pusat data

Page 5: Laporan Network File System

v

ABSTRACT

The development of computer and network technology led to many organizations that

require large data storage. UNDIP an organization whose storage requirements are considerable.

Number of services available as a storage repository owned by some faculties, such as industrial

engineering, Electrical engineering, Computer Systems .The geographical position of different

storage place is also the base making the centralized storage, but encounter obstacles removal

device server that has been in each faculty.

NFS (Network File System) is a network file system and resource sharing protocol that

allows centralized data repository. This thesis research methodologies including literature study,

system design, and testing of the system. The design of this thesis uses the NFS system make the

data center use multiple machines. Last step is to test this system on their performance on the

distribution of server-side storage that is used by a fairly reliable data center in the active

repository opensource Undip use additional application such as MRTG, phpsysinfo, Sedot sampai

tua.

The test results have a centralized storage and performance as a data center that collects

all the data coming from multiple NFS servers. This centralized storage area has a large data

capacity and comes from multiple NFS servers into a single entity such as a local directory on

their own. This system helps the problems that arise due to the expensive storage devices and

servers geographically different devices.

Keyword : data storage, network file system,data center

Page 6: Laporan Network File System

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah, dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini mengambil judul “NETWORK FILES SYSTEM (STUDI

KASUS ACTIVE REPOSITORY OPENSOURCE UNDIP)“. Penulis menyadari

bahwa pelaksanaan maupun pembuatan Laporan Tugas Akhir dapat berjalan

berkat dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis banyak

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, memberikan kekuatan

dan kemudahan.

2. Bapak, ibu, adik-adik, dan keluarga tercinta yang selalu memberikan

dukungan, kasih sayang, dan doanya kepada penulis.

3. Bapak Ir. Sudjadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro.

4. Bapak Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T., selaku Pembimbing I, atas

segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

5. Bapak Ir. Kodrat Iman Satoto M.T., selaku Pembimbing II, atas segala

bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

6. Ibu Ajub Ajulian, ST, MT., selaku Dosen Wali, atas segala tuntunan dan

bimbingan yang diberikan.

7. Segenap Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro.

8. Teman-teman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro konsentrasi Komputer dan Informatika yang telah bersedia

membagikan pengalaman serta bantuan kepada Penulis.

9. Teman-teman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro angkatan 2003, 2004, 2005, dan 2006 yang selalu membantu

dan memberikan dukungan.

Page 7: Laporan Network File System

vii

10. Mas Setyo, Dadang Budi Setiawan, Hendra Rizki , HarindraWisnu ,

Mahyudin Susanto yang telah bersedia membagikan pengalaman serta

bantuan kepada Penulis.

11. Pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya laporan ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan

laporan ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

menyempurnakan laporan ini.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

maupun rekan-rekan mahasiswa.

Wassalamualaikum wr wb

Semarang, April 2010

Ajie Prasetyo

L2F 005 506

Page 8: Laporan Network File System

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ........................................................... iiii

ABSTRAK ........................................................................................................... iiv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................. 2

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 4

2.1 Network File dan Resource Sharing Protocols ........................................ 4

2.1.1 Konsep dan Operasi Network File dan Resource Sharing Protocols .. 4

2.2 Network File System (NFS) ...................................................................... 6

2.2.1 Sejarah Network File System (NFS) ..................................................... 6

2.2.2 Arsitektur dan Operasi NFS ............................................................... 10

2.2.3 Standar dan Versi NFS ....................................................................... 11

2.3 Arsitektur dan Komponen NFS .............................................................. 12

2.4 Standar External Data Representation (XDR) ....................................... 14

2.4.1 Menciptakan Metode Universal Data Exchange: XDR .................... 14

2.4.2 Tipe Data XDR................................................................................... 16

2.5 Remote Procedure Call (RPC) ............................................................... 18

2.5.1 Penggunaan Operasi RPC pada Protokol Transport .......................... 20

2.5.2 Fungsi Kerja Klien dan Server NFS ................................................... 20

2.5.3 Klien dan Server Cache...................................................................... 21

2.6 NFS Server Procedures and Operations ............................................... 21

Page 9: Laporan Network File System

ix

2.6.1 NFS Version 2 and Version 3 Server Procedures..……………..……22

2.6.2 Server NFS Versi 4 Prosedur dan Operasional .................................. 24

2.7 Model NFS File System dan mount Protokol ........................................ 25

2.7.1 NFS File System Model...................................................................... 26

2.7.2 Mount Protokol ................................................................................... 26

2.7.3 Mount Protocol Server Procedures.................................................... 26

BAB III PERANCANGAN SISTEM ................................................................ 28

3.1 Perancangan Sistem Secara Umum ........................................................ 28

3.2 Perancangan Sistem web server.............................................................. 30

3.3 Perancangan FTP server ......................................................................... 32

3.4 Perancangan Sistem NFS ........................................................................ 34

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN .............................................. 36

4.1 Persiapan Sistem Operasi Server ............................................................ 36

4.2 Server LAMP .......................................................................................... 40

4.2.1 Instalasi dan Konfigurasi LAMP........................................................ 40

4.2.2 Pengujian Server MySQL .................................................................. 46

4.2.3 Pengujian Apache .............................................................................. 46

4.2.4 Pengujian Php ..................................................................................... 47

4.3 NFS Server .............................................................................................. 48

4.3.1 Instalasi NFS Server ........................................................................... 48

4.3.1.a Mesin Ubuntu server .......................................................................... 48

4.3.1.b Mesin FreeBsd.................................................................................... 49

4.3.2 Konfigurasi Exports ........................................................................... 49

4.3.3 Pengujian NFS Server ........................................................................ 51

4.3.4 NFS Troubleshooting ......................................................................... 52

4.4 NFS Klien ............................................................................................... 55

4.4.1 Instalasi NFS Klien ............................................................................ 55

4.4.1.a Manual Mount .................................................................................... 56

4.4.1.b Automount .......................................................................................... 56

Page 10: Laporan Network File System

x

4.4.2 Pengujian NFS Klien .......................................................................... 57

4.5 Implementasi Open source Undip .......................................................... 60

4.5.1 Instalasi Wordpress ............................................................................ 60

4.5.2 Instalasi Vsftpd ................................................................................... 63

4.5.3 Instalasi Aplikasi Pendukung ............................................................. 65

4.5.3.a Instalasi phpsysinfo ............................................................................ 65

4.5.3.b Instalasi MRTG .................................................................................. 67

4.5.3.c Instalasi Sedot sampai tua .................................................................. 70

4.6 Pengujian sistem ..................................................................................... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 78

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 78

5.2 Saran ....................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

BIODATA MAHASISWA ................................................................................. 82

LAMPIRAN ......................................................................................................... 83

Page 11: Laporan Network File System

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arsitektur dan Komponen NFS ......................................................... 14

Gambar 3.1Perancangan sistem secara umu ......................................................... 29

Gambar 3.2 Flowchart perancangan sistem NFS .................................................. 30

Gambar 3.3 Perancangan web server .................................................................... 31

Gambar 3.4 Skema wordpress pada web server ................................................... 31

Gambar 3.5 Perancangan ftp server ...................................................................... 33

Gambar 3.6 Skema perancangan pada ftp server .................................................. 33

Gambar 3.7 Perancangan sistem NFS ................................................................... 34

Gambar 4.1 Booting instalasi Ubuntu Server ........................................................ 36

Gambar 4.2 Software selection dalam instalasi Ubuntu Server ............................ 37

Gambar 4.3 Layar Login Ubuntu Server ............................................................... 37

Gambar 4.4 Login Ubuntu Server ......................................................................... 38

Gambar 4.5 Pengaturan alamat IP ......................................................................... 39

Gambar 4.6 Konfigurasi berkas /etc/apt/source.list .............................................. 40

Gambar 4.7 Menu Pemilihan Software pada tasksel ............................................. 42

Gambar 4.8 Persiapan penginstalan lamp-server .................................................. 43

Gambar 4.9 Penginstalan package yang akan diinstal lamp-server ...................... 43

Gambar 4.10 Pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server ............ 43

Gambar 4.11 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi

lamp-server ................................................................................. 43

Gambar 4.12 Package lamp-server yang telah diinstal pada proses tasksel ......... 44

Gambar 4.13 Pemilihan web server pada instalasi phpmyadmin ......................... 45

Gambar 4.14 Pengaturan konfigurasi database pada instalasi phpmyadmin ....... 45

Gambar 4.15 Pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin .......... 45

Gambar 4.16 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi

phpmyadmin ................................................................................ 46

Gambar 4.17 Hasil kode PHP pada phpmyadmin oleh Apache ........................... 47

Gambar 4.18 Uji coba php .................................................................................... 47

Gambar 4.19 Konfigurasi /etc/exports .................................................................. 51

Gambar 4.20 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p ........................................... 52

Page 12: Laporan Network File System

xii

Gambar 4.21 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p ........................................... 54

Gambar 4.22 Konfigurasi /etc/fstab pada proses mounting .................................. 56

Gambar 4.23 isi direktori pada mesin 192.168.1.45 sebagai klien NFS ............... 59

Gambar 4.24 isi direktori pada mesin 192.168.1.52 sebagai server NFS ............. 59

Gambar 4.25 Skema wordpress pada mesin 192.168.1.45 ................................... 62

Gambar 4.26 Konfigurasi /etc/vsftpd.conf pada proses ftp anonymous ............... 63

Gambar 4.27 Tampilan pada 192.168.1.45/phpsysinfo ........................................ 66

Gambar 4.28 Pilihan permission pada berkas konfigurasi default pada instalasi

MRTG............................................................................................ 67

Gambar 4.29 Tampilan MRTG pada mesin server ............................................... 69

Gambar 4.30 Tampilan aplikasi Sedot sampai tua ................................................ 72

Gambar 4.31 Monitoring klien NFS dengan MRTG ............................................ 73

Gambar 4.32 Monitoring server NFS dengan MRTG .......................................... 73

Gambar 4.33 Informasi kapasitas tempat penyimpanan klien NFS dengan

phpsysinfo....................................................................................... 74

Gambar 4.34 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol HTTP .. 75

Gambar 4.35 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol FTP ...... 75

Gambar 4.36 Monitoring repository dengan Sedot sampai tua ............................ 76

Gambar 4.32 pengujian repository pada sistem operasi ubuntu karmic server .... 77

Page 13: Laporan Network File System

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 NFS External Data Representation (XDR) Data Types ...................... 16

Tabel 2.2 NFS Prosedur yang berada pana NFS versi 2 dan versi 3 ................... 22

Tabel 2.3 Prosedur yang berada pada NFS versi 4 .............................................. 25

Tabel 2.4 Prosedur yang berada pada protokol mount ......................................... 27

Tabel 3.1 Sumber daya yang tersedia pada web server ....................................... 32

Tabel 3.2 Sumber daya yang tersedia pada ftp server ......................................... 34

Tabel 3.3 Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien .................. 35

Tabel 4.1 Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien .................. 58

Page 14: Laporan Network File System

1

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat

mengakibatkan badan usaha maupun lembaga akademik

mengiplementasikan teknologi ini untuk banyak keperluan. Sebanding

dengan bertambahnya fungsi teknologi komputer, bertambah pula keperluan

akan luas jaringan komputer dan kebutuhan tempat penyimpanan yang

diperlukan oleh badan tersebut, agar setiap anggota dari badan tersebut

dapat menggunakan layanan-layanan teknologi yang disediakan.

Permasalahan yang muncul adalah ketersediaan suatu perangkat

pendukung seperti tempat penyimpanan data yang menjadi suatu kebutuhan

mutlak pada saat penerapan fungsi teknologi Internet. Aplikasi ataupun

sumber data yang berkembang mendorong suatu lembaga ataupun

perorangan memiliki tempat penyimpanan yang cukup besar hal ini

dikarenakan adanya parameter ataupun penambahan data tiap harinya. Pada

sisi server terdapat masalah penyediaan tempat penyimpanan yang cukup

besar untuk memenuhu permintaan dari layanan yang telah diberikannya.

Pemenuhan kebutuhan tempat penyimpanan ini juga melihat beberapa faktor

seperti tingginya harga, keamanan ataupun letak geografis dari server

tersebut.

Semua Organisasi badan usaha ataupun lembaga akademis seperti

UNDIP juga menghadapi permasalahan yang hampir sama. Masalah

utamanya adalah keterbatasan kapasitas yang diberikan oleh server. Selain

itu mahalnya tempat penyimpanan yang digunakan khusus untuk server juga

menjadi suatu masalah yang cukup besar.

Pemecahan dari permasalahan tersebut maka dibangun sebuah

sistem yang disebut Network File system (NFS) dimana tempat

penyimpanan data pada server tidak hanya berasal dari perangkat lokal

mesin tersebut saja. Sistem NFS bekerja disemua jenis dari sistem operasi.

Page 15: Laporan Network File System

2

Hal tersebut mengakibatkan perangkat keras tempat penyimpanan yang

digunakan tidak hanya jenis SAS (tempat penyimpanan khusus untuk

server) yang harganya sangat mahal, akan tetapi dapat juga menggunakan

tipe tempat penyimpanan SATA atau ATA yang mempunyai harga yang

lebih murah. Dalam hal kecepatan SAS dan SATA/ATA mempunyai

perbedaan yang cukup jauh, SAS mempunyai kecepatan yang lebih besar

dibandingkan SATA/ATA. Hal ini dapat dipecahkan dengan kinerja sistem

NFS yang menformat semua tempat penyimpanan yang berada didalam

sistem tersebut mempunyai peforma yang sama karena kinerja direktori

yang dipakai akan sama seperti direktori lokal mesin tersebut. Hal ini sangat

menguntungkan untuk penggunanan suatu server database yang

mengiginkan tempat penyimpanan yang besar dan cepat dengan biaya lebih

murah.

1.2 Tujuan

Dalam Tugas Akhir ini penulis memiliki tujuan yang akan dicapai :

a. Merancang dan mengiplementasikan Sistem kerja Network File Sistem

(NFS) pada dua sistem operasi yaitu Linux dan FreeBsd.

b. Membandingkan pengaruh trafik yang diberikan pada Network File

Sistem (NFS) kepada mesin yang telibat didalamnya .

c. Merancang dan mengimplementasikan aplikasi jaringan untuk keperluan

opensource pada UNDIP.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari pokok pembahasan, pada tugas akhir ini

Penulis membuat batasan masalah pada hal-hal sebagai berikut :

a. Menggunakan Linux sebagai sistem operasi.

b. Server NFS yang menggunakan perangkat lunak Open Source nfsd.

c. NFS pada sisi server dan klien.

d. Tidak membahas sisi pemrograman dan konfigurasi pada MRTG, Sedot,

Phpsysinfo.

e. Impementasi untuk web open source di Universitas Diponegoro.

f. Tidak membahas faktor keamanan sistem NFS.

Page 16: Laporan Network File System

3

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir dengan judul “Network Files System (Studi kasus

Active Repository Opensource Undip)” ini menggunakan sistematika penulisan :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menerangkan tentang latar belakang, tujuan,

pembatasan masalah, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir

yang akan dibuat.

BAB II DASAR TEORI

Pada bab ini akan menerangkan teori dasar mengenai Network

File System (NFS) pada sisi server dan Klien.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan menerangkan tentang perancangan sistem dari

server Network File System (NFS) diimplementasikan dalam

jaringan.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada bab ini akan menerangkan bagaimana cara

pengimplementasian sistem Network File System (NFS) yang

menjadi sistem pendukung pada sistem open source Undip agar

dapat digunakan dalam jaringan dengan pengujiannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan menerangkan kesimpulan dari seluruh

penulisan laporan Tugas Akhir.

Page 17: Laporan Network File System

4

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Network File dan Resource Sharing Protocols

Jaringan komputer dibuat untuk satu tujuan yaitu mengizinkan sesama

pengguna untuk saling bertukar informasi. Kebanyakan informasi yang berada

pada komputer berbentuk berkas yang disimpan disebuah perangkat tempat

penyimpanan yang biasa dikenal hard disks. Dengan demikian satu tujuan

jaringan komputer adalah mengizinkan penggunanya berbagi informasi. File

Transfer dan message transfer protocols telah ada yang mempunyai sistem

dengan mengizinkan pengguna secara manual memindahkan datanya dari suatu

tempat ke tempat lain. Protokol internetworking mendukung kemampuan dalam

pelaksanaan dari network file dan resource sharing protocols.

2.1.1 Konsep dan Operasi Network File dan Resource Sharing Protocols

Alasan utama kenapa jaringan komputer dibuat adalah mengizinkan berkas

ataupun sumber lain saling berbagi antara komputer. Proses protokol TCP/IP

membutuhkan suatu mekanisme yang mengizinkan pengguna dengan mudah

dapat memindahkan berkasnya melalui jaringan komputer dengan cara yang

cukup sederhana. Lapisan Aplikasi seperti File Transfer Protocols (FTP) dan

HTTP telah dibuat untuk tujuan ini yaitu mengizinkan pengguna menggunakan

sumber daya melalui jaringan komputer dengan menyembunyikan informasi

lengkap tentang operasi jaringan yang bekerja pada layer dibawah mereka.[5]

Layanan pemindahan data menggunakan protokol yang

menyembunyikan informasi lengkap mengenai lapisan yang bekerja dibawahnya

maka hal ini disebut manual sharing. Proses sharing membutuhkan pengguna

untuk terlibat pada sistem aplikasi dan menggunakan perintah khusus untuk

menggunakan sumber daya yang disediakan oleh jaringan. Pada kenyataannya

beberapa protokol mempunyai masalah yaitu pada proses file sharing yang tidak

melibatkan proses manual ini, akan tetapi membuat suatu cara yang lebih rumit

misalnya tidak mengijinkan suatu sumber daya yang hanya disediakan untuk

Page 18: Laporan Network File System

5

pengguna tertentu. File Transfer Protocols (FTP) adalah suatu contoh untuk

melihat permasalahan ini dimana FTP mengijinkan resource sharing antar mesin

secara bebas dengan mode transparan. Permasalahannya pada sistem FTP ini

adalah bila ingin menggunakan sumber daya yang tersedia pada jaringan dimana

sumber daya tersebut merupakan berkas administrator yang tidak mengijinkan

siapapun untuk menggunakannya kecuali pemilik dari berkas tersebut.

Network File System (NFS) tidak membuat suatu perbedaan antara berkas

yang tesimpan secara lokal atau tidak. Hal ini menyebabkan penggunaan berkas

tersebut sama dengan berkas yang berada pada direktori lokal. Ketika suatu sistem

diatur dengan konfigurasi ini pengguna dapat melakukan file sharing antara

pengguna yang menggunakan berkas ini layaknya berkas lokalnya. Penggunaan

sistem seperti ini mengarah ke era client server computing artinya pengguna

bebas menggunakan sumber daya dimana saja dengan waktu yang sama. Sebagai

contoh sebuah perusahaan memiliki tempat penyimpanan yang terpusat jadi

semua karyawanya dapat menggunakan berkas ataupun sumber daya lain yang

terdapat didalamnya secara bersamaan.[5]

Network file dan resource sharing protocol mengijinkan semua pengguna

saling berbagi sumber daya dengan mudahnya, akan tetapi terdapat skema sistem

yang dikerjakan pada proses ini. Pada saat sharing sumber daya, skema tersebut

berkerja satu sama lain untuk menentukan siapa protokol yang menulis dan siapa

administrator yang mengerjakan operasi. Di bawah adalah semua komponen yang

bekerja pada sistem ini :

a. File System Model dan Architecture : suatu mekanisme yang

mendefinisikan sumber daya dan berkas yang akan digunakan secara

bersama-sama dalam jaringan.

b. Resource Acces Method : tahapan-tahapan yang mengambarkan

bagaimana pengguna melampirkan ataupun melepaskan sumber daya

yang berasal dari tempat penyimpanan lokal mereka.

Page 19: Laporan Network File System

6

c. Operation Set : suatu bagian untuk mengatur operasi apa yang akan

digunakan dan diperlukan pada saat pengguna menggunakan sumber daya

yang digunakan bersama pada tempat penyimpanan lokal pengguna lain.

d. Messaging Protocols : format pesan yang berisi operasi yang akan

digunakan seperti informasi status dan protokol yang digunakan untuk

bertukar pesan ini antar mesin pengguna.

e. Administrative tool : kumpulan fungsi yang dibutuhkan untuk mendukung

operasi protokol dan penggunaan komponen lain yang mendukung.

2.2 Network File System (NFS)

Network File and resource sharing protocols sangat penting karena

mengizinkan penggunanya saling berbagi sumber daya dengan begitu mudahnya.

Kebanyakan sistem operasi yang digunakan oleh pengguna komputer adalah

Microsoft. Jauh sebelum adanya sistem operasi Microsoft sesama pengguna

jaringan komputer dapat saling berbagi sumber daya dengan menggunakan

Network File System (NFS) yang lama telah disediakan oleh sistem operasi UNIX.

2.2.1 Sejarah Network File System (NFS)

Network File System (NFS) adalah sebuah kumpulan protokol yang

digunakan untuk mengakses beberapa sistem berkas melalui jaringan. Spesifikasi

NFS didefinisikan dalam RFC 1094, dan saat ini telah mencapai versi 3 yang

didefinisikan dalam RFC 1813.[6]

Network File System (NFS) merupakan sebuah sistem berkas terdistribusi

yang dikembangkan oleh Sun Microsystems Inc. Pada awal dekade 1980-an yang

menjadi standar de facto dalam urusan sistem berkas terdistribusi. Network File

System (NFS) dirancang sedemikian rupa untuk mengizinkan pengeksporan

sistem berkas terhadap jaringan yang heterogen (yang terdiri dari sistem-sistem

operasi yang berbeda dan platform yang juga berbeda). Teknologi Network File

System (NFS) ini dilisensikan kepada lebih dari 200 vendor komputer dan

jaringan dan telah dibuat implementasinya pada banyak jenis sistem operasi,

Page 20: Laporan Network File System

7

termasuk di antaranya adalah UNIX, GNU/Linux, Microsoft Windows, dan sistem

operasi server lainnya.[6]

Network File System (NFS) dapat mengizinkan klien-klien untuk

menemukan dan mengakses berkas yang disimpan di dalam server jaringan yang

berbeda tempat. Rancangan awal spesifikasi Network File System (NFS)

dikhususkan untuk penggunaan dalam jaringan lokal (LAN) dan tidak

dioptimalkan untuk penggunaan dalam WAN. Network File System (NFS) versi 3

yang digunakan saat ini dapat digunakan dalam jaringan WAN dengan kinerja

yang sama ketika Network File System (NFS) bekerja di dalam LAN. Fitur-fitur

yang dimiliki oleh NFS versi 3 adalah sebagai berikut:

a. Mendukung ukuran berkas hingga satuan Terabyte, dengan menggunakan

indikator ukuran berkas hingga 64-bit. Pada versi sebelumnya, hanya

mengimplementasikan indikator ukuran berkas hingga 32-bit saja,

sehingga total ukuran berkas maksimum adalah empat gigabyte.

b. Mengirimkan paket dengan Ukuran maksimum paket data yang didukung

adalah 64 kilobyte. Versi sebelumnya hanya mencapai delapan KB untuk

tiap paketnya, sehingga lebih lama dalam melakukan transfer data dari satu

host ke host lainnya yang menjalankan Network File System (NFS).

c. Penggunaan layanan transport dapat memilih menggunakan TCP atau

UDP. Pada versi sebelumnya hanya dapat menggunakan transport dengan

UDP

d. Server dapat melakukan caching terhadap permintaan yang dilakukan oleh

klien.

Network File System (NFS) diimplementasikan sebagai sebuah sistem

klien/server yang menggunakan perangkat lunak server NFS dan klien NFS.

Server NFS akan menggunakan protokol NFS untuk mengekspor berkas yang

dimilikinya kepada klien NFS. Berkas tersebut akan dibaca oleh klien NFS

sebagai berkas lokal klien tersebut .

Page 21: Laporan Network File System

8

Network File System (NFS) umumnya menggunakan protokol Remote

Procedure Call (RPC) yang berjalan di atas UDP dan membuka port UDP dengan

nomor port 2049 untuk komunikasi antara klien dan server di dalam jaringan.

Klien NFS selanjutnya akan mengimpor berkas dari server NFS, sementara server

NFS mengekspor berkas lokal kepada klien. Mesin-mesin yang menjalankan

perangkat server NFS dapat saling berhubungan dengan perangkat lunak klien

NFS untuk membaca, menulis, memodifikasi, menghapus berkas dan direktori

yang berada di dalam server dengan menggunakan permintaan RPC seperti

halnya READ, WRITE, CREATE, dan MKDIR. Sebelum dapat mengakses berkas

yang berada di dalam server NFS, administrator harus melakukan proses

mounting (proses mengakses berkas atau sumber daya yang telah diijinkan)

terlebih dahulu berkas pada server yang dapat diakses oleh klien dan menetapkan

izin akses terhadap berkas atau direktori tersebut.

Network File System (NFS) umumnya digunakan dalam sistem operasi

UNIX, sementara Windows menggunakan protokol file resource yang disebut

sebagai Server Message Block (SMB), sehingga dua sistem tersebut tidak

kompatibel satu sama lainnya. Kedua sistem dapat saling mendukung apabila

dalam sistem UNIX diinstalasikan klien protokol SMB semacam SAMBA atau

menginstalasikan klien protokol NFS dalam sistem operasi UNIX, yang dapat

diperoleh dari beberapa vendor. Microsoft menyediakan Windows Services for

Unix (SFU) yang dapat digunakan dalam sistem operasi Windows 2000 Server

dan Windows Server 2003 sebagai perangkat lunak klien protokol NFS, sehingga

menjadikan sistem Windows dapat berinteroperasi dengan sistem NFS dalam

sistem operasi UNIX. Selain SFU, beberapa vendor lainnya juga membuat

implementasi NFS pada sistem operasi Windows, seperti halnya NetManage

dengan ChameleonNFS, Hummingbird International dengan NFS Maestro, dan

masih banyak lainnya.[6]

Network File system (NFS) adalah suatu sistem berkas yang menyediakan

akses transparan untuk mengontrol tempat penyimpanan data. Sama seperti

Network Information Service (NIS) memungkinkan mensentralisasi administrasi

Page 22: Laporan Network File System

9

penguna dan informasi pengguna. Network File System (NFS) memungkinkan

untuk mensentralisasi administrasi dari sebuah tempat penyimpanan. Network File

System (NFS) mengandakan direktori common seperti /usr/local pada seluruh

sistem berkas, NFS menyediakan satu salinan direktori yang dibagikan oleh

semua sistem dalam jaringan. Pengguna tidak perlu melakukan log ke sistem lain

untuk mengakses berkas yang telah diekpor. Setelah NFS dikonfigurasi dengan

benar, seharusnya pengguna dapat mengerjakan pekerjaan pada sistem lokal

mereka sendiri dan mengkontrol berkas tersebut seperti berkas yang berada dalam

sistem penyimpanan data lokal mereka sendiri.

Network File sistem (NFS) dibangun di protokol RPC dan membebankan

hubungan antara klien dan server kepada penggunanya. Sebuah server NFS

adalah sebuah host yang memiliki satu atau atau lebih sistem berkas yang yang

diexpor untuk digunakan oleh klien. Klien NFS menggunakan berkas tersebut

dengan melakukan sebuah proses yang disebut mounting. Sistem berkas yang

melakukan proses mounting dari server NFS mempunyai pemetaan sistem berkas

yang sama dengan sistem berkas pada klien NFS dan data tersebut dapat

digunakan secara bersama-sama dalam jaringan.

Terdapat beberapa tahapan suatu sistem administrasi menggunakan NFS

yaitu memilih penamaan sistem berkas, melakukan proses mounting pada klien,

selanjutnya mengkonfigurasikan server dan klien untuk memakai skema yang

sama. Tujuan dari penamaan skema berguna pada saat pemakaian NFS dengan

fungsi transparan.

Network File sistem (NFS) dikonfigurasi secara benar, ini berarti

penggunaannya bersifat transparan untuk pengguna lain. Sebagai contoh jika

seorang pengguna membangun sebuah aplikasi yang berada pada /usr/local/bin

pada saat NFS diaplikasikan, seharusnya berkas yang berada di server juga

terdapat pada klien tersebut dan dapat melanjutkan membangun aplikasi tersebut.

Sebenarnya sistem berkas /usr/local/bin tersebut ada pada server NFS akan tetapi

Page 23: Laporan Network File System

10

karena sistem NFS telah dijalankan jadi /usr/local/bin juga terdapat pada klien

NFS tampa harus log ke dalam mesin server NFS.

Jaringan dengan banyak server NFS dan ratusan klien akan meningkatkan

tingkat kerumitan pada saat pengaturan. Fungsi administrasi NFS pada jaringan

yang besar menyebabkan penambahan prosedur yang khusus pada saat

konfigurasi. Kehandalan dan kinerja jaringan yang sangat stabil harus menjadi

bagian yang mutlak untuk pengaplikasian server NFS yang luas. Automounter

adalah salah satu aplikasi yang membantu penggunaan NFS pada jaringan dengan

melakukan proses NFS secara otomatis.

2.2.2 Arsitektur dan Operasi NFS

Kerangka penggunaan sistem NFS mengikuti model operasi TCP/IP pada

klien/server yang telah digunakan waktu lama. Berkas ataupun direktori pada

perangkat tempat penyimpanan komputer sebenarnya dikonfigurasi terlebih

dahulu oleh administrator untuk membagikan sumber daya apa saja yang dapat

digunakan secara bersama-sama. Sumber daya ini dapat digunakan oleh klien,

yang melakukan proses mounting direktori atau berkas yang telah

dididstribusikan oleh administrator sebelumnya. Hal ini menyebabkan berkas atau

direktori yang telah melakukan proses mounting tadi menjadi bagian lokal dari

klien.

Network File sistem (NFS) menggunakan kerangka komponen utama yang

didalamnya menerangkan operasi apa saja yang terjadi didalamnya. Standar

External Data Resprentation (XDR) yang mendefinisikan bagaimana data terlibat

dalam pertukaran antara server dan klien. Protokol Remote Procedure Call (RPC)

adalah suatu mekanisme penggunaan ataupun pemanggilan prosedur yang berada

pada komputer lain dalam jaringan komputer. Terakhir adalah mengatur operasi

dan prosedur NFS yang bekerja menggunakan protokol RPC terhadap setiap

permintaan, dan satu elemen tambahan yaitu protokol mounting yang digunakan

untuk melakukan proses mounting perangkat atau direktori yang telah dijelaskan

diatas.[9]

Page 24: Laporan Network File System

11

Salah satu bagian penting tujuan dari pembuatan kerangka NFS adalah

kinerja sistem, sebenarnya yang dilakukan adalah mengkofigurasikan sebuah

mesin komputer yang sifatnya bukan komputer lokal menjadi sebuah komputer

yang dapat diakses layaknya seperti komputer lokal. Peranan NFS adalah suatu

sistem yang digunakan untuk hal tersebut akan tetapi protokol digunakan juga

menjadi suatu faktor yang menentukan dalam masalah kecepatan perpidahan data.

Protokol yang digunakan dalam menghantar sistem NFS adalah User Datagram

Protocol (UDP) yang mempunyai sifat conectionless akan tetapi memiliki fitur

kecepatan yang lebih baik dibandingkan protokol hantaran lainnya seperti TCP

yang mempunyai sifat conection oriented. Saat pembuatan jalur antara dua

komputer pengguna TCP harus melakukan suatu perjanjian yang harus dibuat

untuk mengirimkan data. Hal lain yang perlu kita pikirkan adalah bila suatu jalur

pengiriman data putus maka UDP lebih cepat melakukan perbaikan jalur

dibandingkan TCP.

Kata kunci lain pada saat pembuatan kerangka NFS adalah sederhana

(yang berhubungan juga dengan kinerja sistem). Protokol NFS adalah jenis

protokol yang conectionless, ini artinya NFS tidak memerlukan pengelolahan

informasi tentang protokol apa yang bekerja pada server. Klien tetap mengirimkan

semua informasi kebutuhan untuk mengirimkan permintaan kepada server, tapi

server tidak mempunyai informasi tentang permintaan klien NFS sebelumnya

atau sistematika hubungan permintaan NFS satu sama lain. Hal ini yang menyebut

bahwa NFS merupakan sistem yang stateless.

2.2.3 Standar dan Versi NFS

Awalnya Network File System (NFS) dirancang dan dipasarkan oleh Sun,

NFS mulai menjadi standar de facto. NFS versi 2 resmi ditetapkan sebagai standar

TCP / IP dengan RFC 1094, NFS: Network File System Protokol

Specification, yang diterbitkan pada tahun 1989.[6]

Page 25: Laporan Network File System

12

NFS Versi 3 kemudian dikembangkan, dan dikeluarkan pada tahun 1995

dengan standar RFC 1813, NFS Version 3 Protokol Specification. Hal ini mirip

dengan versi 2, namun terdapat beberapa perubahan dengan menambahkan

beberapa kemampuan baru. NFS versi 3 mendukung perpindahan data yang lebih

besar, dukungan lebih baik untuk menetapkan atribut berkas, dan beberapa akses

berkas baru dan manipulasi prosedur. NFS versi 3 menyediakan perpindahan data

yang lebih besar daripada versi 2 .[6]

NFS Versi 4 dikeluarkan pada tahun 2000 dengan standar RFC 3010, NFS

Protocol version 4. Dimana perubahan pada NFS versi 3 tidak berjauh beda

dengan versi 2. NFS versi 4 mempunyai perbedaan yang besar dengan versi-versi

NFS sebelumnya, hampir semua format dalam NFS versi 4 mengubah sistem

dasar yang mencakup yang diantaranya sebagai berikut:

a. Mencerminkan kebutuhan internetworking modern, NFS versi 4

menempatkan penekanan lebih besar pada keamanan.

b. NFS versi 4 memperkenalkan konsep prosedur Compound, yang

memungkinkan beberapa prosedur sederhana yang akan dikirim dari klien

ke server sebagai sebuah kelompok perintah.

c. NFS versi 4 menambahkan prosedur akses yang dapat dilakukan klien

pada saat mengakses berkas pada server NFS.

d. NFS Versi 4 juga membuat perubahan signifikan dalam pesan, dengan

spesifikasi TCP sebagai protokol transport untuk NFS.

e. NFS versi 4 mengintegrasikan fungsi protokol mounting ke protokol

NFS dasar, yang merupakan protokol terpisah pada NFS versi 2 dan 3.

2.3 Arsitektur dan Komponen NFS

Network File System (NFS) adalah sebuah protokol yang berada pada layer

aplikasi dari model TCP / IP. Sistem NFS bekerja meliputi lapisan sesi, presentasi

dan aplikasi lapisan OSI. Dalam beberapa kasus, lapisan-lapisan ini dapat

membantu dalam memahami arsitektur dari sebuah protokol, dan itu yang terjadi

pada NFS.[6]

Page 26: Laporan Network File System

13

Arsitektur dan komponen utama pengoperasian NFS didefinisikan dalam

bentuk tiga komponen utama yang dapat dipandang sebagai layanan yang berada

di masing-masing dari tiga lapisan model OSI yang sesuai dengan lapisan aplikasi

TCP / IP (lihat Gambar 2.1). Komponen-komponen ini adalah:

a. Remote Procedure Call (RPC):

RPC adalah lapisan sesi pada lapisan OSI layanan ini umumnya digunakan

untuk mengimplementasikan klien/server fungsi internetworking. RPC

adalah sebuah program memanggil prosedur lokal pada komputer

pengguna tertentu, untuk pemanggilan prosedur pada perangkat remote

melalui jaringan.

b. External Data Representation (XDR):

XDR adalah bahasa deskriptif yang memungkinkan tipe data didefinisikan

secara konsisten. XDR secara konseptual berada pada layer presentasi

memungkinkan representasi data yang akan dipertukarkan menggunakan

sistem NFS antara komputer.

c. Prosedur dan Operasional NFS:

Fungsi sebenarnya dari NFS adalah diimplementasikan dalam bentuk

prosedur dan fungsi operasi yang konseptual pada tujuh lapisan model

OSI. Prosedur ini menentukan tugas-tugas tertentu yang akan dilaksanakan

pada berkas melalui jaringan, menggunakan XDR untuk mewakili data dan

RPC untuk menjalankan perintah di sebuah internetwork.

Page 27: Laporan Network File System

14

Gambar 2.1 : Arsitektur dan Komponen NFS

2.4 Standar External Data Representation (XDR)

Standar External Data Representation (XDR) adalah untuk

memungkinkan seseorang di satu komputer untuk membaca dari atau menulis ke

berkas pada komputer lain semudah seperti yang mereka lakukan di mesin

lokal. Tentu saja, berkas pada komputer lokal semua disimpan dalam sistem

berkas yang yang sama, menggunakan struktur berkas yang sama dan sarana yang

sama mewakili berbagai jenis data. [7]

2.4.1 Menciptakan Metode External Data Representation (XDR)

Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk merepresentasikan secara

konsistensi untuk membatasi akses pada berkas remote pada komputer yang

menggunakan sistem operasi yang sama. Hal ini akan membuang banyak

efektivitas NFS. Ini juga akan sangat tidak praktis untuk mewajibkan setiap

komputer untuk memahami representasi internal satu sama lain. Metode yang

lebih umum yang diperlukan untuk memungkinkan antar mesin yang berbeda

sistem operasi untuk berbagi data. Untuk tujuan ini, para pencipta NFS

mendefinisikannya sebuah resprentasi sehingga data menggunakan

pendeskripsian data dengan bahasa yang universal. Bahasa ini disebut External

Data Representation (XDR) , dan pada awalnya digambarkan dalam RFC 1014

Page 28: Laporan Network File System

15

akan tetapi telah diperbaharui dalam RFC 1832, XDR: External Data

Representation, pada tahun 1995. [7]

Ide dibalik XDR sangat sederhana dan dapat dengan mudah dipahami

dalam bentuk suatu analogi. Jika Anda telah delegasi berbicara 50 bahasa yang

berbeda di sebuah konverensi, mereka akan mengalami kesulitan

berkomunikasi. Anda dapat menyewa penerjemah untuk memfasilitasi, tetapi

Anda tidak akan pernah menemukan penerjemah untuk menangani semua

kemungkinan kombinasi yang berbeda bahasa. Sebuah solusi yang lebih praktis

adalah untuk menyatakan satu bahasa contohnya bahasa Inggris, untuk menjadi

bahasa yang umum. Anda kemudian hanya perlu 49 Penerjemah: satu untuk

menerjemahkan dari bahasa Inggris ke masing-masing bahasa non-Inggris dan

kebalikannya. Untuk menerjemahkan dari Swedia ke Bahasa Portugis, Anda

menerjemahkan dari Swedia ke Bahasa Inggris dan kemudian dari bahasa Inggris

ke Bahasa Portugis. Bahasa umum dapat perancis, atau Spanyol, atau sesuatu

yang lain, selama sebagai penerjemah bisa ditemukan dari semua bahasa-bahasa

lain ke bahasa umum.

XDR bekerja dengan cara yang sama. Ketika informasi tentang cara

mengakses sebuah berkas yang akan ditransfer dari perangkat A ke perangkat B,

perangkat mengkonversikannya pertama dari A direpresentasi ke tipe data XDR

tersebut. Informasi yang ditransmisikan melalui jaringan menggunakan enkoding

XDR. Kemudian, perangkat B menerjemahkan dari XDR kembali ke representasi

internal sendiri, sehingga dapat digunakan oleh pengguna seolah-olah pada sistem

berkas lokal. Setiap perangkat hanya perlu tahu bagaimana mengkonversi dari

bahasa mereka sendiri ke XDR dan kebalikannya. Perangkat A tidak perlu tahu

pengkonversian ke bahasa B dan sebaliknya. Terjemahan semacam ini tentu saja

merupakan pekerjaan klasik lapisan presentasi, dimana XDR ini berada. XDR itu

sendiri didasarkan pada sebuah standar ISO yang disebut Abstract Syntax

Notation.

Page 29: Laporan Network File System

16

Ide yang dijelaskan di sini adalah juga digunakan dalam protokol lain

untuk memungkinkan pertukaran data yang independen. Sebagai contoh sebuah

ide yang mirip yang ada di balik cara informasi manajemen komputer

dipertukarkan menggunakan Simple Network Management Protocol (SNMP). Ide

dasar yang sama mendasari penting Virtual Network Terminal (VNT) suatu

paradigma yang digunakan dalam protokol Telnet.[7]

2.4.2 Tipe Data XDR.

XDR akan menjadi bahasa universal dengan meresprentasikan berbagi tipe

data. Tipe data tersebut harus memungkinkan penjelasan dari semua jenis data

umum yang digunakan dalam komputer. Sebagai contoh, XDR harus membiarkan

bilangan bulat, bilangan floating point, string dan konstruksi data lain untuk

dipertukarkan. Standar XDR yang menggambarkan banyak struktur tipe data

dengan menggunakan notasi agak mirip dengan bahasa "C". Seperti yang

diketahui, ini adalah salah satu bahasa yang paling populer dalam sejarah

komputasi, dan sangat erat terkait dengan UNIX.[7]

Tabel 2.1 menunjukkan tipe data yang didefinisikan oleh XDR. Tipe data

yang dapat digunakan oleh NFS dalam pertukaran data antara klien dan

server. Untuk setiap jenis data telah menyertakan kode tipe data, ukuran dalam

bytes, nama tipe data, dan deskripsi singkat.

Tabel 2.1 : NFS External Data Representation (XDR) Data Types[a]

Tipe Data Size

(bytes) Penjelasan

Int 4 Signed Integer: A 32-bit integer ditandai dalam dua notasi,

mampu memegang nilai dari -2147483648 ke 2147483647.

Unsigned ind 4 Unsigned integer: A 32-bit unsigned integer, dari 0 sampai

4294967295.

Enum

4

Enumerasi: Sebuah cara alternatif untuk mengekspresikan

bilangan bulat yang ditandai di mana beberapa dari nilai-nilai

integer digunakan untuk mewakili nilai-nilai konstan

tertentu.Sebagai contoh, Anda bisa mewakili warna pelangi,

dengan mendefinisikan nilai 1 untuk berdiri untuk "Purple", 2

[a] tabel 182 pada daftar pustaka nomor 1

Page 30: Laporan Network File System

17

untuk berdiri untuk "BLUE" dan seterusnya.

Bool 4

Boolean: Sebuah representasi logis integer, analog dengan

tingkat dua pencacahan di mana nilai 0 didefinisikan sebagai

"SALAH" dan 1 adalah "TRUE".

Hyper 8 Signed Hyper Integer: sama dengan integer biasa, tapi 8 bytes

lebar untuk memungkinkan nomor jauh lebih besar.

Unsigned hyper 8

Hyper unsigned integer: Sama seperti biasa tapi unsigned

integer 8 byte lebar untuk memungkinkan nomor jauh lebih

besar.

Float 4

Floating-Point Number: A 32-bit floating-point ditandi

nomor. 1 bit memegang tanda (positif atau negatif), 8 bit

eksponen hold (power), dalam basis 2, dan 23 bit terus

mantissa (pecahan bagian dari angka).

Double 8

Double-Precision Floating-Point Number: Sama seperti float

tetapi dengan banyak bit untuk memungkinkan lebih presisi. 1

bit adalah untuk tanda, 11 bit untuk pangkat dan 52 bit untuk

mantissa.

Quardruple 16

Quadruple-Precision Floating-Point Number: sama seperti

float dan double tetapi dengan masih lebih bit untuk

memungkinkan lebih presisi. 1 bit adalah untuk tanda, 15 bit

untuk eksponen dan 112 bit untuk mantissa.

Opaque Variable

Opaque Data: Data yang harus disahkan antar perangkat tanpa

diberi representasi tertentu menggunakan XDR. Istilah buram

berarti bahwa data diperlakukan sebagai suatu "black box"

yang bagian dalam tidak dapat dilihat. Jelas, semua mesin

menggunakan tipe data ini harus sendiri tahu cara

mengolahnya.

String variable String: Variabel string panjang dari karakter ASCII.

(array) Variable

Array: Sekelompok tunggal apapun jenis unsur-unsur di atas,

seperti bilangan bulat, bilangan floating point dan sebagainya,

dapat diperinci dalam array untuk memungkinkan banyak

orang yang direferensikan sebagai satu unit. Mereka tidak

diindikasikan menggunakan kode tipe data terpisah.

Struct Variable

Struktur: Sebuah struktur yang sewenang-wenang yang berisi

elemen data lain dari tabel ini. Hal ini memungkinkan definisi

dari tipe data yang kompleks.

Union variable Tipe data campuran

Void 0 Void: Sebuah "null" tipe data yang tidak berisi apa-apa.

Page 31: Laporan Network File System

18

const 0 Konstan: tidak menyatakan data, hanya mendefinisikan nilai

konstan yang digunakan dalam representasi lain.

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.1, XDR menyediakan kemampuan

pedeskripsian data yang cukup besar.

Selain Tabel 2.1 diatas, XDR juga menyediakan sarana untuk

mendefinisikan tipe data baru dan metode untuk menentukan data opsional. Proses

ini menyediakan fleksibilitas yang lebih tinggi melampaui jumlah tipe tertentu

telah secara khusus dijelaskan. Setiap versi NFS memiliki daftar yang sedikit

berbeda pada saat mendukung tipe data.

2.5 Remote Procedure Call (RPC)

Hampir semua aplikasi yang berkaitan dengan berkas dan sumber daya

lain menggunakan operasi RPC. Ketika sebuah program perangkat lunak pada

komputer tertentu yang ingin membaca sebuah berkas, menulis sebuah berkas atau

melakukan tugas-tugas yang terkait, memerlukan penggunaan instruksi perangkat

lunak yang benar untuk tujuan ini. Untuk melakukan tindakan tersebut sebuah

aplikasi melakukan panggilan prosedur tertentu. Prosedur yang menjalankan

pengambil-alihan semantara untuk program utama dan melakukan tugas seperti

membaca atau menulis data. Prosedur ini kemudian kembali mengontrol program

dan kembali ke perangkat lunak yang memanggilnya, dan secara opsional

mengembalikan data dalam keadaan baik.

Konsep utama NFS adalah untuk membuat akses berkas jarak jauh terlihat

seperti akses berkas lokal. Sebuah aplikasi perangkat lunak yang ingin melakukan

sesuatu dengan berkas pada komputer lain akan tapi sebelum mengambil berkas

tersebut terdapat proses yang harus dilakuakn yaitu membuat panggilan

prosedur di komputer yang berbeda bukan lokalnya. Sebuah rutinitas set khusus

digunakan untuk menangani transmisi panggilan di jaringan untuk melakukan

tugas tersebut.

Page 32: Laporan Network File System

19

Fungsi ini telah dapat dilaksanakan langsung di NFS, tapi Sun membuat

sesi terpisah pada komponen protokol yang disebut Remote Procedure Call

(RPC) . Spesifikasi yang mendefinisikan bagaimana proses ini bekerja. RPC

awalnya diciptakan sebagai subkomponen dari NFS

RPC adalah proses sebenarnya dalam berkomunikasi NFS. NFS

sebenarnya didefinisikan dalam istilah satu set prosedur dan operasi RPC yang

tersedia pada server NFS yang digunakan oleh klien NFS. Prosedur dan operasi

memungkinkan suatu jenis tindakan yang harus diambil pada sebuah berkas,

seperti membaca dari itu, menulis untuk itu atau menghapusnya pada komputer

lain.

RPC adalah layanan (service) yang dikendalikan oleh suatu program yang

disebut portmap. Untuk melakukan proses sharing dan mount pada NFS, terdapat

beberapa layanan yang bekerja secara bersama-sama yaitu :

a. nfs : layanan yang menjalankan proses RPC untuk melayani permintaan

sistem berkas NFS.

b. Nfslock : layanan tambahan yang menjalankan proses RPC untuk

mengijinkan klien NFS untuk mengunci berkas pada server.

c. Portmap : layanan RPC pada Linux yang merespon semua permintaan

layanan RPC dan melakukan koneksi ke layanan RPC yang diminta.[7]

Berikut ini adalah proses-proses RPC yang bekerja bersama-sama di

belakang layar untuk memfasilitasi terjadinya layanan NFS

a. rpc.mountd : proses ini menerima permintaan melakukan proses mounting

(pengaktifan device/direktori) dan melakukan proses verifikasi sistem

berkas yang diekspor. Proses ini dijalankan secara otomatis oleh layanan

NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user.

b. rpc.nfsd : ini adalah proses utama server NFS yang bekerja pada kernel

Linux untuk memenuhi kebutuhan klien NFS .

c. rpc.lockd : merupakan proses tambahan yang mengijinkan klien NFS

untuk mengunci berkas pada server.

Page 33: Laporan Network File System

20

d. rpc.statd : Proses ini menjalankan Network Status Monitor (NSM) yaitu

protokol RPC yang memberikan pesan kepada klien NFS pada saat server

NFS dijalankan ulang (restart). Proses ini dijalankan secara otomatis oleh

layanan NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user.

e. rpc.rquotad : Proses ini menyediakan informasi kuota pemakai (user

quota) untuk pengguna jarak jauh. Proses ini dijalankan secara otomatis

oleh layanan NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user.

2.5.1 Penggunaan Operasi RPC pada Protokol Transport

Ketika klien ingin melakukan beberapa jenis tindakan pada berkas di

mesin tertentu maka klien menggunakan RPC untuk membuat panggilan ke mesin

server. Server menerima permintaan dan melakukan tindakan yang diperlukan,

kemudian mengembalikan kode hasil dan data ke klien. Kode hasil menunjukkan

permintaan tersebut telah berhasil atau sudah dilakukan. Sebagai contoh, dalam

kasus penulisan data, klien dapat mengasumsikan data telah berhasil ditulis untuk

disimpan dalam waktu jangka panjang.

NFS dapat melakukan mekanisme perrmintaan dari kliennya

menggunakan RPC yang berada di lapisan sesion .TCP / IP memiliki dua

protokol transport yaitu UDP dan TCP. Hal ini menarik untuk melihat bahwa

NFS telah melakukan suatu evolusi dalam menggunakan protokol

transport. Standar yang mengatakan bahwa NFSv2 beroperasi menggunakan

UDP, dan ini masih merupakan cara yang umum dilakukan oleh sistem NFS. NFS

versi 3 mengatakan bahwa baik UDP atau TCP dapat digunakan, akan tetapi pada

NFS versi 4 menentukan penggunaan TCP untuk membawa data. Nomor port

yang digunakan oleh NFS adalah 2049, tetapi kenyataannya nomor port lain

kadang-kadang digunakan untuk NFS, melalui penggunaan RPC "port mapper".[8]

2.5.2 Fungsi Kerja Klien dan Server NFS

Server NFS dirancang untuk menjadi "stateless". Dalam istilah sederhana,

ini berarti bahwa server NFS tidak melacak keadaan klien pada saat menggunakan

suatu permintaan. Setiap permintaan bersifat independen dari permintaan

Page 34: Laporan Network File System

21

sebelumnya, dan server pada dasarnya tidak menyimpan transaksi apa yang

dilakukan sebelumnya, ketika mendapat perintah baru dari klien. Proses stateless

ini menguntungkan klien apabila server terjadi suatu kerusakan dari operasi NFS

ataupun kerusakan pada hardware. Hal ini meringankan proses yang terjadi pada

klien tampa harus menanggung kerusakan yang terjadi pada server.

2.5.3 Klien dan Server Cache

Baik klien dan server NFS dapat menggunakan caching untuk

memperbaiki kinerja. Server dapat menggunakan cache untuk menyimpan

informasi yang diminta pada saat terjadi permintaan tujuannya agar server

mengetahui jalur yang akan dilaluinya apabila terjadi permintaan yang sama hal

ini disebut prefetching. Klien dan server NFS menggunakan teknik ini untuk

memudahkan beban dari server yang akan melayani permintaan klien pada

permintaan yang sama.[8]

2.6 Prosedur and Operasi pada Server NFS

Pertukaran informasi antara klien dan server NFS dilakukan dibawah

protokol Remote Procedure Call (RPC) . Oleh karena itu, fungsi NFS tidak

dijelaskan dalam operasi protokol tertentu, akan tetapi menjelaskan proses apa

saja yang dilakukan oleh klien ketika mengabil berkas dari server.[8]

Setiap prosedur mewakili tindakan tertentu bahwa klien dapat melakukan

operasi, seperti membaca dari sebuah berkas, menulis ke sebuah berkas, atau

membuat atau menghapus direktori. Operasi yang dilakukan pada berkas harus

menggunakan struktur data yang disebut file handle. Protokol mounting yang

digunakan untuk melakukan proses mounting sistem berkas, digunakan untuk

mengaktifkan penanganan berkas yang akan diakses untuk digunakan oleh

prosedur NFS.

NFS versi 3 menggunakan model dasar yang sama untuk langkah-langkah

yang akan dikerjakan pada server, tetapi membuat perubahan tertentu dibeberapa

bagian. Dua dari prosedur NFSv2 dihilangkan, dan beberapa yang baru

Page 35: Laporan Network File System

22

ditambahkan untuk mendukung fungsi baru. Identitas yang diberikan untuk

mengidentifikasi setiap prosedur itu juga berubah.

2.6.1 Prosedur server NFS Versi 2 and 3

Tabel 2.2 menunjukkan prosedur server yang didefinisikan dalam versi 2

dan 3 dari NFS.[8]

Tabel 2.2 : Prosedur yang berada pana NFS versi 2 dan versi 3[b]

Prosedur

#(v2)

Prosedur

#(v3)

Nama

prosedur

Ringkasan

Prosedur Penjelasan

0 0 null Tidak melakukan apapun prosedur yang disediakan

untuk tujuan pengujian.

1 1 getattr Menangani berkas atribut

fungsi get

Mengambil atribut dari

sebuah berkas di server

jauh.

2 2 setattr Menangani berkas atribut

fungsi set

Set (perubahan) atribut

dari sebuah berkas di

server jauh.

3 --- root Menangani filesytem root

(lama)

Prosedur ini awalnya

didefinisikan untuk

mengizinkan klien untuk

mencari root sistem berkas

jarak

4 3 lookup Mencari nama berkas

Mengembalikan berkas

berkas handle bagi klien

untuk digunakan.

5 5 readlink Membaca dari link

sombolic

Membaca nama

berkas yang ditentukan

menggunakan symlink.

6 6 read Membaca dari berkas Membaca data dari sebuah

berkas.

7 --- writecache Menulis di cache

pengembangan untuk

penggunaan di masa depan

di versi 2, namun

ditinggalkan dan dihapus

dari versi 3.

8 7 write Menulis berkas Menulis data ke berkas.

[b] tabel 183 pada daftar pustaka nomor 1

Page 36: Laporan Network File System

23

9 8 create Membuat berkas Membuat sebuah berkas di

server.

10 12 remove Menghapus berkas Menghapus berkas dari

server.

11 14 rename Mengubah nama berkas Merubah nana berkas

12 15 link Membuat link ke berkas

Menciptakan sebuah "hard

'(non-simbolis) link ke

sebuah berkas.

13 10 symlink Membuat link simbolik Menciptakan symlink ke

berkas.

14 9 mkdir Membuat direktori Menciptakan direktori

pada server.

15 13 rmdir Menghapus direktori Menghapus direktori.

16 16 readdir Membaca dari direktori Membaca isi dari direktori.

17 --- statfs Mengambil atribut file

system

Memberikan kepada klien

informasi umum tentang

sistem berkas jarak jauh,

termasuk ukuran dari

sistem berkas dan jumlah

ruang bebas yang tersisa.

--- 4 access Mengawasi akses masuk

(Baru di NFSv3.)

Menentukan hak akses

bahwa seorang pengguna

telah diperbolehkan untuk

menggunakan sistem

berkas tertentu.

--- 11 mknod Membuat perangkat

khusus

(Baru di NFSv3.)

Membuat berkas khusus

seperti pipa atau perangkat

bernama berkas.

--- 17 readdirplus Membaca dari direktori

tingkat lanjut

(Baru di NFSv3.)

Mengambil informasi

tambahan dari sebuah

direktori.

--- 18 fsstat Menngambil informasi

dimamic dari file system

(Baru di NFSv3.)

Pengembalian volatile

(dinamis) sistem berkas

informasi status seperti

Page 37: Laporan Network File System

24

jumlah data yang free di

server dan slot yang dapat

digunakan.

--- 19 fsinfo Menngambil informasi

static dari file system

(Baru di NFSv3.)

Pengembalian statis

informasi tentang sistem

berkas, seperti data umum

tentang bagaimana sistem

berkas yang digunakan,

dan parameter untuk

bagaimana permintaan ke

server harus terstruktur.

--- 20 pathconf Mendapatkan informasi

POSIX

(Baru di NFSv3.)

Mengambil informasi

tambahan untuk sebuah

berkas atau direktori.

--- 21 commit Cache data pada server

(Baru di NFSv3.) Flushes

setiap data yang

memegang server dalam

menulis cache untuk

penyimpanan. Ini

digunakan untuk

memastikan bahwa data

apapun bahwa klien telah

dikirim ke server, tetapi

server yang telah diadakan

untuk penyimpanan

tertunda menulis

sesungguhnya adalah

tertulis.

2.6.2 Server NFS Versi 4 Prosedur dan Operasional

Pada kenyataannya klien NFS mungkin menggunakan banyak aksi berkas

secara bersamaan, dan melakukanya secara berurutan untuk membaca suatu

sumber daya. Satu masalah prosedur sistem server dalam NFS v2 dan NFS v3

adalah membagi prosedur dalam beberapa prosedur pemanggilan dengan cara ini

Page 38: Laporan Network File System

25

mengakibatkan suatu yang tidak efesien khususnya pada saat NFS digunakan

melalui jaringan yang mempunyai waktu tundanya tinggi.

Untuk meningkatkan efesiensi prosedur server, NFS versi 4 menggunakan

perubahan yang cukup besar tentang bagaimana prosedur pada server bekerja.

Penambahan tersebut mengakibatkan setiap aksi yang dijalankan pada klien

dijadikan satu prosedur yang disebut compound. Di dalam prosedur compound,

kapasitas operasi yang besar berjalan pada server dienkapsulasi terlebih dahulu

sebelum dikirimkan. Ini artinya semua prosedur dikirimkan satu kesatuan perintah

dan server membacanya sebagai suatu operasi yang dijalankan secara berurutan.

Tabel 2.3 dibawah menjelaskan operasi dan prosedur yang berjalan pada NFS

versi 4 :[1]

Tabel 2.3 : Prosedur yang berada pada NFS versi 4[c]

Procedur Nama

Procedur Ringkasan Prosedur Penjelasan

0 Null Tidak melakukan

apapun

prosedur yang disediakan untuk tujuan

pengujian.

1 Compound Operasi Compound Menggabungkan beberapa operasi pada

NFS menjadi stu permintaan

Semua tindakan klien didefinisikan sebagai operasi dalam prosedur

kompleks, seperti terlihat pada Tabel 2.3. Dari Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa

jumlah operasi NFS versi 4 jauh lebih besar daripada jumlah prosedur dalam NFS

versi 2 dan NFS versi 3. Hal ini disebabkan karena fitur yang ditambahkan di

versi 4 dan fakta bahwa menggabungkan prosedur mounting pada prosedur NFS

versi 4.

2.7 Model NFS File System dan mount Protokol

NFS digunakan oleh klien untuk mensimulasikan akses ke direktori berkas

remote seolah-olah berkas lokal, protokol merupakan hal yang harus ada pada saat

menjalankan berkas dari sistem remote untuk pengguna lokal. Sama seperti berkas

pada perangkat penyimpanan lokal disusun menggunakan sistem berkas tertentu,

[c] tabel 184 pada daftar pustaka nomor 1

Page 39: Laporan Network File System

26

NFS juga menggunakan model sistem berkas untuk mewakili bagaimana berkas

akan ditampilkan ke pengguna.[1]

2.7.1Model sistem berkas NFS

Model sistem berkas yang digunakan oleh NFS adalah salah satu model

sama yang banyak digunakan yaitu susunan hirarki direktori yang berisi berkas

dan subdirektori. Bagian atas hierarki direktori adalah root, yang berisi sejumlah

berkas dan direktori tingkat pertama.

2.7.2 Mount Protokol

NFS Sebelum dapat digunakan klien untuk mengakses berkas di server

pada jaringan komputer, klien harus diberi cara untuk mengakses berkas. Ini

berarti bahwa sebagian dari sistem berkas remote pada server harus tersedia untuk

digunakan klien, dan berkas dibuka untuk diakses. Sebuah keputusan dibuat

khusus ketika NFS diciptakan untuk menempatkan jenis akses berkas, membuka

dan menutup fungsi ke dalam NFS . Protokol mounting digunakan untuk bekerja

sama dengan NFS untuk menyediakan pengambilan suatu berkas yang berada

pada server. [1]

Ketika direvisi untuk NFS versi 3, Protokol mounting ini juga diubah. NFS

versi 3 Protokol mounting didefinisikan dalam lampiran I dari RFC 1813

(NFSv3). Ini berisi beberapa perubahan untuk bagaimana protokol mounting

bekerja, tapi operasi keseluruhan dari dua versi protokol mounting kurang lebih

sama.

Istilah "mounting" sebenarnya adalah istilah analog yang mengacu pada

perangkat keras untuk membuat volume penyimpanan fisik yang tersedia. Dalam

perangkat penyimpanan biasanya removable disk pack.

2.7.3 Mount Protocol Server Procedures

Implementasi aktual dari protokol mounting ini sangat mirip dengan NFS

itu sendiri. Seperti NFS, protokol mounting menggunakan protokol XDR untuk

Page 40: Laporan Network File System

27

menentukan tipe data yang akan dipertukarkan antara klien, server, dan RPC

untuk menetapkan satu set prosedur yang klien dan server dapat digunakan

untuk melakukan operasi yang berbeda. Perbedaan utama antara protokol

mounting dan NFS adalah bahwa protokol mounting mendefinisikan prosedur-

prosedur yang berkaitan dengan pembukaan dan penutupan sistem berkas dari

operasi akses berkas. Tabel 2.4 menunjukkan prosedur server yang digunakan

dalam protokol mounting.[1]

Tabel 2.4 : Prosedur yang berada pada protokol mount[d]

Prosedur Nama Prosedur Ringkasan Penjelasan

0 Null Tidak melakukan apapun prosedur yang disediakan untuk

tujuan pengujian.

1 Mnt Menambahakan masukan

mounting

Melakukan suatu operasi mounting

oleh pemetaan jalan pada server ke

sebuah berkas untuk menangani

klien untuk digunakan.

2 Dump Mengembalikan masukan

mounting

Pengembalian daftar mounting

sistem remote.

3 Umnt Menghapus masukan

entry

Melakukan suatu "unmounting"

dengan menghapus entri mounting

4 Umntall Menghapus semua

masukan mounting

Menghapus semua entri

mounting, sehingga menghilangkan

semua berkas-mounting sistem antara

server dan client.

5 export Mengembalukan list

expotrt

Pengembalian daftar berkas yang

diekspor sistem dan menunjukkan

klien yang diperbolehkan untuk

melakukan proses mounting nya. Ini

digunakan untuk membiarkan klien

melihat apa yang dilayani sistem

berkas tersedia untuk digunakan.

[d] tabel 186 pada daftar pustaka nomor 1

Page 41: Laporan Network File System

28

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ASTERISK SEBAGAI SIP SERVER

3.1 Perancangan Sistem Secara Umum

Perancangan sistem ini menggunakan minimal satu server yang berperan

menjadi NFS server dan penambahan server dapat dilakukan dengan pengaturan

secara khusus dibagian server dan klien. Pada sistem ini klien meminta sumber

daya yang disediakan oleh server. Lokasi server harus berada dalam satu jaringan

komputer yang terhubung satu sama lain, baik secara privat (jaringan yang alamat

IP nya tidak perlu diketahui oleh jaringan internasional) ataupun publik.

Perancangan yang dilakukan terdiri atas satu klien yang meminta sumber

daya dengan dua server NFS. Penggunaan layanan-layanan pendukung dari sistem

ini terdapat beberapa yang diantaranya server NFS, server Web dan server FTP

yang masing-masing server tersebut melayani permintaan klien.

Tahap pertama perancangan adalah pembuatan server NFS yang

menangani permintaan sharing sumber daya kepada klien NFS. Pada tahapan

pembuatan sistem NFS dibagi dua bagian utama yaitu server dan klien. Server

NFS terdiri dua buah mesin dengan server NFS I yang mempunyai alamat IP

192.168.1.52 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server dan server NFS II

yang mempunyai alamat IP 192.168.1.31 yang mempunyai sistem operasi

FreeBSD server. Server Web dan FTP terdapat dalam satu mesin yang juga

merupakan klien NFS yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai

sistem operasi Ubuntu server.

Klien disini menggunakan sumber daya yang didistribusikan oleh server,

klien pada perancangan sistem ini merupakan sebuah portal opensource yang

digunakan secara aktif yaitu jaran.undip.ac.id yang menggunakan beberapa

server. NFS yang menjadi bagian dari sistem ini, pada portal ini jenis data

dibedakan menjadi beberapa golongan khusus yang telah ditetapkan oleh pembuat

sebelumnya yaitu ISO (image cd), Aplikasi open source, Buku Sekolah Elektronik

Page 42: Laporan Network File System

29

dan mirror (aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan oleh sistem Operasi open

source dalam hal ini adalah linux dengan distro ubuntu dan debian).

Pengambaran sistem secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah :

Jaringan WAN

(Internet) Jaringan lokal UNDIP

NFS Klien, Web Server, FTP Server dalam 1 mesin

192.168.1.45 / 222.124.207.181

NFS Server I

192.168.1.52NFS Server II

192.168.1.31

Gambar 3.1 Perancangan sistem secara umum

Page 43: Laporan Network File System

30

Perancangan Server

Web & wordpress

Perancangan

Server FTP

Perancangan

Sistem NFS

Server NFS Klien NFS

Mesin Ubuntu

· Instalasi

· Pengujian NFS

· Konfigurasi Exports

· Restart NFS

· Showmount

Mesin FreeBsd

· Instalasi

· Pengujian NFS

· Konfigurasi Exports

· Restart NFS

· Showmount

· Instalasi

· Mounting

· Pengujian

NFS

Aplikasi Tambahan

· Phpsysinfo

· MRTG

· Sedot sampai tua

Gambar 3.2 Flowchart perancangan sistem NFS

3.2 Perancangan web server

Perancangan pada server web sama secara umum yang dilakukan pada

perancangan sistem NFS dimana server webterdiri server dan klien. Perbedaan

dengan sistem NFS dalam pengerjaan tugas dan jenis permintaan. Server web

bekerja untuk melayani permintaan klien tentang layanan HTTP / ataupun HTTPS

yang biasa disebut layanan web. Server web mempunyai alamat IP 192.168.1.45

yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server. Server web ini dapat melayani

permintaan yang sifatnya lokal ataupun tidak lokal (jaringan publik diluar jaringan

lokal UNDIP). Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada mesin dengan alamat

192.168.1.45 ini memiliki dua buah interface dan memiliki dua alamat IP yang

berbeda juga. Alamat privat pada eth0 adalah 192.168.1.45 yang digunakan untuk

melayani permintaan yang berasal dari jaringan lokal UNDIP dan Alamat publik

pada eth1 adalah 222.124.207.181 yang digunakan untuk melayani permintaan

yang berasal dari jaringan bukan lokal UNDIP.

Page 44: Laporan Network File System

31

Jaringan WAN

(Internet) Jaringan lokal UNDIP

Web Server

192.168.1.45 / 222.124.207.181

Gambar 3.3 Perancangan web server

Server web ini melayani permintaan layanan dengan menggunakan web

dinamis wordpress sebagai fungsi tampilan. Perancangan web dinamis ini

mengunakan hierarki yang memetakan setiap sumber daya. Gambar 3.4

Melihatkan hierarki wordpress yang digunanakan pada server web.

192.168.1.45/jaran

192.168.1.45/jaran/lokal

192.168.1.45/jaran/mesin

192.168.1.45/jaran/mirror

192.168.1.45/jaran/mrtg

192.168.1.45/jaran/statistik

192.168.1.45/jaran/public

192.168.1.45/jaran/public/bse192.168.1.45/jaran/public/

opensource192.168.1.45/jaran/public/ISO

Gambar 3.4 Skema wordpress pada web server

Page 45: Laporan Network File System

32

Penggunaan wordpress yang hirarki dimaksudkan pemetaan sumber daya

pada masa mendatang lebih teratur. Semua sumber daya yang terdapat pada server

web dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1 Sumber daya yang tersedia pada web server.

Nama Sumber daya Penjelasan Alamat web server

ISO Image cd atau pun dvd sistem Operasi

opensource

http://192.168.1.45/jaran/public/IS

O/

aplikasi-opensource Aplikasi – aplikasi opensource http://192.168.1.45/jaran/public/ope

nsource/

buku-sekolah-

elektronik

Buku Sekolah Elektronik untuk SD,

SMP, SMA dan SMK

http://192.168.1.45/jaran/public/bse

/

debian Repository sistem Operasi Debian http://192.168.1.45/jaran/debian/

ubuntu Repository sistem Operasi Ubuntu http://192.168.1.45/jaran/ubuntu/

3.3 Perancangan FTP server

Perancangan pada FTP mempunyai skema yang sama dengan server web.

Perbedaan hanya terdapat pada pemetaan sumber daya yang diberikan. Hal ini

dikarenakan penggunaan sistem NFS yang tidak memetakan secara langsung ke

server FTP. Pemetaan sumber daya dipetakan pada setiap direktori yang akan

berada pada server NFS yang akan dimasukan kedalam server FTP. Server FTP

yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu

server. Server FTP dan web mempunyai kinerja yg sama dalam memenuhi

permintaan pemindahan data. Server FTP ini dapat melayani permintaan yang

sifatnya lokal ataupun tidak lokal ( jaringan publik diluar jaringan lokal UNDIP).

Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada mesin dengan alamat 192.168.1.45 ini

memiliki dua buah interface dan memiliki dua alamat IP yang berbeda juga.

Alamat privat pada eth0 adalah 192.168.1.45 yang digunakan untuk melayani

permintaan yang berasal dari jaringan lokal UNDIP dan Alamat publik pada eth1

adalah 222.124.207.181 yang digunakan untuk melayani permintaan yang berasal

dari jaringan bukan lokal UNDIP.

Page 46: Laporan Network File System

33

Jaringan WAN

(Internet) Jaringan lokal UNDIP

FTP Server

192.168.1.45 / 222.124.207.181

Gambar 3.5 Perancangan ftp server.

Perancangan Server FTP yang mengambil sumber daya dari sistem NFS

mempunyai sebuah proses yang harus dilakukan. Direktori berasal dari sistem

NFS tidak dapat langsung dapat dipetakan dalam direktori FTP sedangkan

pengaturan pada server FTP dan proses mounting telah dilakukan. Proses yang

harus dilakukan adalah dengan melakukan sebuah proses yang dinamakan

protokol mounting dengan tipe bind yang memetakan satu – persatu direktori

tersebut. Hal ini menjadi suatu permasalahan apabila sumber daya yang ada

memiliki hierarki yang banyak dan bersifat dinamis. Permasalahan tersebut

mengakibatkan sumber daya repository sistem operasi ubuntu dan debian tidak

dapat dipetakan. Sumber daya yang dibagikan pada server FTP sama dengan

server web kecuali repository sistem operasi ubuntu dan debian.

192.168.1.45

192.168.1.45/aplikasi-opensource

192.168.1.45/buku-sekolah-elektronik

192.168.1.45/ISO

Gambar 3.6 Skema perancangan pada ftp server

Page 47: Laporan Network File System

34

Sumber daya yang dibagikan pada server FTP dapat dilihat pada Tabel 3.2

dibawah.

Tabel 3.2 Sumber daya yang tersedia pada ftp server

Nama Sumber daya Penjelasan Alamat web server

ISO Image cd atau pun dvd sistem Operasi

open source ftp://192.168.1.45//ISO/

aplikasi-opensource Aplikasi – aplikasi open source ftp://192.168.1.45/opensource/

buku-sekolah-

elektronik

Buku Sekolah Elektronik untuk SD,

SMP, SMA dan SMK ftp://192.168.1.45/bse/

3.4 Perancangan Sistem NFS

Perancangan sistem NFS terdiri dari server dan klien yang menjadi

kesatuan sistem. Server NFS mempunyai tugas sebagai penyedia sumber daya dan

klien yang meminta sumber daya yang telah dibagikan tersebut. Server NFS

terdiri dua buah mesin dengan server NFS I yang mempunyai alamat IP

192.168.1.52 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server dan server NFS I

yang mempunyai alamat IP 192.168.1.31 yang mempunyai sistem operasi

FreeBSD server. Klien NFS mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai

sistem operasi Ubuntu server. Klien NFS melakukan protokol mounting untuk

memasukan sumber daya kedalam sistem lokal mereka untuk melihat pemetaan

protokol mounting yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan skema

perancangan sistem NFS dapat dilihat pada Gambar 3.7 dibawah ini.

NFS Klien

192.168.1.45 / 222.124.207.181

NFS Server I

192.168.1.52

NFS Server II

192.168.1.31

Gambar 3.7 Perancangan sistem NFS

Page 48: Laporan Network File System

35

Tabel 3.3 : Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien

Alamat IP Nama Berkas

Sumber Tujuan

192.168.1.52

/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1

/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2

/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3

192.168.1.31

/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4

/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5

/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6

Tabel 3.1 melihatkan dikrektori yang berada pada server NFS dan selanjutnya

dilakukan proses mounting yang dilakukan pada klien NFS.

Page 49: Laporan Network File System

36

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IM

Perancangan sistem NFS, dibutuhkan penanaman beberapa aplikasi pada

server yang berfungsi sebagai pusat dari kegiatan yang diperlukan antara

pengguna dari jaringan publik dan layanan-layanan pada jaringan lokal untuk bisa

saling berhubungan. Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari

penanaman sistem NFS serta pengujian sistem dalam lingkup jaringan yang ada.

Server yang memiliki layanan server web dan server ftp yang saling bekerja sama

membentuk active repository opensource UNDIP. Aplikasi tersebut antara lain

Sistem NFS, server web, server FTP dan aplikasi tambahan lainnya.

4.1 Persiapan Sistem Operasi Server

Penanaman sistem ini, mengunakan mesin server IBM series dengan

spesifikasi prossesor Intel(R) Xeon(R) CPU E5405 @ 2.00GHz, memory 1 GB,

dan Hardisk 70 GB tipe SAS. Mesin server menggunakan sistem operasi Linux

dan menggunakan turunan dari Debian, yaitu Ubuntu Server 9.10. Alasan

digunakan turunan dari debian yaitu Ubuntu versi ini adalah karena server

repository untuk server Ubuntu 9.10 mudah dijangkau sehingga diharapkan

memudahkan proses konfigurasi. Sama dengan instalasi kebanyakan sistem

operasi, instalasi Ubuntu menggunakan paket instalasi yang berupa CD. Tampilan

booting awal sebelum memulai instalasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Booting instalasi Ubuntu Server.

Page 50: Laporan Network File System

37

Dipilih menu Install Ubuntu Server untuk menginstalkan sistem operasi ini

pada server. Tahapan berikutnya akan diperlihatkan pilihan language, setelah itu

ada pemilihan di daerah mana pengguna berada (country), pendeteksian dari

layout keyboard, serta configure network. Dalam proses instalasi akan ditawarkan

software selection seperti Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Software selection dalam instalasi Ubuntu Server.

Dalam software selection dipilih OpenSSH Server saja agar server tersebut

dapat dioperasikan dari jarak jauh, hal itu bisa dilakukan setelah server sudah

memiliki alamat IP. Saat proses instalasi selesai, komputer akan melakukan

restart pada tahap ini CD dikeluarkan sehingga komputer akan membaca data dari

harddisk untuk memulai kerjanya. Booting tampilan awal pada server tersebut

setelah proses instalasi selesai seperti diperlihatkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Layar Login Ubuntu Server.

Page 51: Laporan Network File System

38

Proses instalasi server telah selesai dan siap untuk digunakan, kemudian

login dengan user dan password yang telah diisi pada waktu proses instalasi.

Perlu di ingat bahwa untuk melakukan perubahan, penambahan, maupun

pengurangan konfigurasi pada sistem. User yang dipakai harus bisa menjadi super

user agar dapat melakukan kegiatan tersebut. Untuk menjadi super user diketik

perintah sudo –i seperti terlihat pada Gambar 4.4 dan untuk password

merupakan kata sandi dari user yang telah dibuat.

Gambar 4.4 Login Ubuntu Server.

Setelah server berjalan perlu diberikan alamat IP pada server tersebut.

Dengan perintah berikut akan dilakukan pengisian alamat tersebut menjadi

konfigurasi permanen.

#vim /etc/network/interfaces

Perintah vim merupakan perintah untuk menjalankan program vim yang berfungsi

seperti aplikasi Notepad tetapi berjalan pada area terminal. Penambahan alamat

tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.5. Cara menulis dalam vim hampir sama

dengan pada aplikasi seperti Notepad yang berbeda hanyalah perintah-perintah

seperti menyimpan, mencari dan semacamnya.

Page 52: Laporan Network File System

39

Gambar 4.5 Pengaturan alamat IP

Perintah-perintah tersebut sebelumnya harus diketahui dalam

penggunaannya untuk menyimpan hasil konfigurasi menekan :wq dan kalo ingin

keluar cukup menekan :q proses untuk memasukan isi dari berkas terlebih dahulu

menekan insert dan menekan esc untuk mengakhirinya.

Perlu ditambahkan juga Domain Name Sistem (DNS) untuk memetakan

host-host yang ada dalam jaringan Internet. Penambahan DNS tersebut sebagai

berikut.

#vim /etc/resolv.conf

Pada pengaturan ini DNS server diarahkan ke DNS server yang sudah ada,

karena dalam kasus ini digunakan jaringan UNDIP maka DNS yang digunakan

adalah.

nameserver 192.168.1.95

nameserver 192.168.1.47

Perlu disiapkan alamat repository untuk melakukan instalasi agar dapat

menambah pustaka serta komponen tambahan untuk mendukung aplikasi yang

akan ditanamkan di sistem operasi server tersebut.

#vim /etc/apt/sources.list

Di dalam berkas tersebut terdapat alamat-alamat tujuan yang telah ada

sebelumnya. Agar tidak menuju ke alamat yang telah ada, dapat dilakukan dengan

menambahkan “#” diawal alamat-alamat yang telah ada tersebut atau dapat

Page 53: Laporan Network File System

40

dilakukan dengan cara menghapus isi dari berkas tersebut. Tambahkan dengan

alamat-alamat berikut yang merupakan repository lokal yang berada di jaringan

lokal UNDIP. Daftar tersebut harus dikenalkan ke sistem operasi dengan perintah.

#apt-get update

Perintah tersebut untuk melakukan update dengan server yang telah dituliskan

pada berkas sources.list, Setelah langkah diatas dijalankan, maka sistem operasi

server telah dapat digunakan untuk penanaman sistem NFS. Proses instalasi

paket-paket yang diperlukan untuk membangun sistem NFS dapat dilakukan.

deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic main restricted

universe multiverse

deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic main restricted

universe multiverse

deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-updates main restricted

universe multiverse

deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-updates main

restricted universe multiverse

deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-backports main

restricted universe multiverse

deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-backports main

restricted universe multiverse

deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-security main

restricted universe multiverse

deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-security main

restricted universe multiverse

Gambar 4.6 Konfigurasi berkas /etc/apt/source.list

4.2 Server LAMP

4.2.1 Instalasi dan Konfigurasi LAMP

LAMP adalah istilah yang merupakan singkatan dari Linux, Apache,

MySQL dan PHP. LAMP merupakan sebuah paket perangkat lunak (software)

bebas yang digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi secara lengkap.

Sebagian besar aplikasi alamat web atau blog di internet menggunakan LAMP.

Komponen-komponen dari LAMP:

Page 54: Laporan Network File System

41

1. Linux sebagai sistem operasi.

2. Apache HTTP Server sebagai server web.

3. MySQL sebagai sistem basis data (database).

4. PHP sebagai bahasa pemrograman yang dipakai.

Server HTTP Apache atau Server web/www Apache adalah server

web yang dapat dijalankan di banyak sistem operasi (Unix, BSD,Linux, Microsoft

Windows dan Novell Netware serta platform lainnya) yang berguna untuk

melayani dan memfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani

fasilitas web/www ini menggunakan HTTP. Apache memiliki fitur-fitur canggih

seperti pesan kesalahan yang dapat dikonfigurasi, autentikasi berbasis basis

data dan lain-lain. Apache juga didukung oleh sejumlah antarmuka pengguna

berbasis grafik (GUI) yang memungkinkan penanganan server menjadi mudah.

Apache merupakan perangkat lunak sumber terbuka dikembangkan oleh

komunitas terbuka yang terdiri dari pengembang-pengembang dibawah

naungan Apache Software Foundation.

MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata

relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi

GPL(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan

MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan

produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan

salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada

sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep

pengoperasian basis data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan

data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara

otomatis.

PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini.

PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak

tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.

Page 55: Laporan Network File System

42

Semua paket LAMP (Linux Apache Mysql PHP) dapat didownload di

Internet secara gratis (free software), fungsi LAMP disini sebagai multi server

yang menangani Apache, MySql dan Php. Pada saat pengistalan LAMP di sistem

NFS menggunakan suatu metode yang telah ada akan tetapi jarang digunakan

dalam instalasi disistem Linux Ubuntu yaitu tasksel.

Tasksel merupakan metode yang membantu para pengguna sistem operasi

Linux Ubuntu server dalam proses pengisntalan. Bagian akan menggunakan

tasksel dalam mengistall LAMP server.

root@jaran-nfs:~# tasksel

Maka yang muncul adalah layar berbasiskan ncurses, yang menampilkan daftar

“task”. Seperti Gambar 4.7.

Gambar.4.7 Menu Pemilihan Software pada tasksel

Pada tasksel install lamp-server yang maka tasksel akan menyiapkan berkas-

berkas yang akan diinstal.

Page 56: Laporan Network File System

43

Gambar.4.8 Persiapan penginstalan lamp-server

Setelah itu tasksel mulai menginstall package apa saja yang akan diinstall

Gambar.4.9 Penginstalan package yang akan diinstal lamp-server

Dalam proses instalasi pada lamp-server, mysql merupakan bagian dari lamp-

server pada sistem mysql membutuhkan password dari root yang merupakan

fungsi yang wajib untuk jaminan keamanaan. Pada proses instalasi akan diminta

untuk memasukan password untuk pengguna administrator (root).

Gambar.4.10 Pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server

Untuk memastikan bahwa password yang dimasukan sudah benar maka akan

diminta untuk memasukan password untuk administrator tersebut.

Gambar.4.11 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server

Page 57: Laporan Network File System

44

Setelah proses pemasukan password root mysql maka instalasi lamp-

server telah dilakukan Untuk melihat paket apa saja yang diintall ketika

menggunakan tasksel, dalam bagian ini list yang akan dilihat yaitu lamp-server

dengan perintah

root@jaran-nfs:~# tasksel --task-packages lamp-server

maka akan terlihat paket yang akan di install seperti Gambar 4.12

Gambar.4.12 Package lamp-server yang telah diinstal pada proses tasksel

Untuk memudahkan dalam pengaturan lamp-server dalam hal ini akan

digunakan pengaturan lamp-server dalam bentuk GUI (Grafik User Interface)

maka diperlukannya intalasi phpmyadmin seperti proses dibawah

root@jaran-nfs:~# apt-get install phpmyadmin

Proses instalasi akan berjalan dalam instalasi phpmyadmin, dalam instalasi

phpmyadmin maka package akan bertumpuk akan tetapi hal tersebut tidak perlu

ditakutkan package yang ada tidak hilang hanya diperbaharui ini dikarenakan

sourcelist yang kita gunakan sama.

Page 58: Laporan Network File System

45

Pada saat proses instalasi phpmyadmin akan bertanya server web apa yang

anda pakai, dalam sistem ini memakai server web Apache.

Gambar.4.13 Pemilihan web server pada instalasi phpmyadmin

Setelah memilih server web yang dipakai maka hal yang perlu

diperhatikan adalah basis data phpmyadmin memrlukan adanya basis data

dalam penggunaannya, maka pada instalasi anda ditanya apakah akan

menkonfigurasi basis data anda bila anda instalasi baru maka anda memilih “yes”

bila anda sudah memiliki basis data sebelumnya maka hal ini telah dilakukan

sebelumnya dan anda bisa memilih “no”.

Gambar.4.14 Pengaturan konfigurasi database pada instalasi phpmyadmin

Sama halnya anda menginstal lamp-server maka pada instalasi ini anda

akan disuruh untuk memasukan password root pada basis data anda.

Gambar.4.15 Pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin

Page 59: Laporan Network File System

46

Dan anda akan diminta untuk memastikan password yang anda isiskan sudah

sama dan benar.

Gambar.4.16 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin.

4.2.2 Pengujian Server MySQL

Pemeriksaan apakah server basis data MySQL sudah berjalan yaitu dengan

melihat port 3306 (port standard server MySQL) terbuka atau tidak menggunakan

perintah:

# netstat -tan|grep 3306|grep LISTEN

tcp 0 0 127.0.0.1:3306 0.0.0.0:* LISTEN

Untuk memastikan, kita buka koneksi ke MySQL melalui terminal:

root@jaran-nfs:~# mysql -u root -p

Enter password:

Welcome to the MySQL monitor. Commands end with ; or \g.

Your MySQL connection id is 170

Server version: 5.1.37-1ubuntu5 (Ubuntu)

Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the

current input statement.

mysql>

4.2.3 Pengujian Apache

Periksa dulu apakah Apache sudah mendengarkan port 80 (permintaan

HTTP) dengan menggunakan perintah:

#nmap -A localhost|grep Apache

80/tcp open http Apache httpd 2.2.12 ((Ubuntu))

Untuk menguji apakah modul PHP sudah berjalan dengan baik, bisa

diperiksanya dengan mengakses http://<alamat-server>/phpmyadmin. Jika PHP

bekerja, akan tampil halaman web seperti pada Gambar 4.17

Page 60: Laporan Network File System

47

Gambar 4.17 Hasil kode PHP pada phpmyadmin oleh Apache.

4.2.4 Pengujian Php

Kemudian untuk mengecek Php, buatlah berkas semisal berkas coba.php yang

isinya seperti ini:

<?

phpinfo();

?>

Simpan berkas tersebut ke direktori /var/www/ atau ke direktori lain apa bila anda

menggunakan module alias. kemudian ketikan http://192.168.1.45/coba.php pada

address bar di browser anda.

Gambar.4.18 Uji coba php

Page 61: Laporan Network File System

48

4.3 NFS Server

4.3.1 Instalasi NFS Server

a. Mesin Ubuntu server.

Pada saat merancang sistem distribusi data dengan NFS pengaturan yang

dilkukan pada server adalah suatu kebutuhan utama. NFS server disini berguna

menyediakan data yang akan digunakan oleh klien NFS. Tahap pertama yang

dilakukan adalah dengan mengistal paket-paket dari server NFS dengan perintah

sebagai berikut :[11]

root@jaran:~# apt-get install nfs-kernel-server nfs-common

portmap

Setelah perintah diatas dikerjakan maka server NFS telah terinstal, pada

proses NFS ada beberapa berkas yang harus dikonfigurasi untuk menjalankan

sistem NFS yang diantaranya yaitu :

a. Exports : berkas ini berada pada /etc/exports, berkas ini berguna untuk

memberikan suatu pengaturan kemana berkas akan distribusikan dan

pengaturan apa saja yang diperbolehkan dalam penggunaan sumber daya

tersebut.

b. Hosts.allow : berkas ini berada pada /etc/hosts.allow, konfigurasi berkas

ini tidak dijelaskan dilaporan ini, isi berkas ini berguna untuk menyaring

IP (alamat komputer) mana saja yang diperbolehkan mengakses suatu

sumber daya.

c. Hosts.deny : berkas ini berada pada /etc/hosts.deny, konfiguras berkas ini

tidak dijelaskan dilaporan ini, isi berkas ini berguna untuk menyaring IP

(alamat komputer) mana saja yang tidak diperbolehkan mengakses suatu

sumber daya.

Untuk hosts.allow dan hosts.deny digunakan untuk faktor keamanan, yang

berkerja dengan skema, jika ada suatu alamat IP yang akan mengakses maka

mesin akan melihat ke hosts.allow jika ada maka dibiarkan lewat, jika tidak maka

mesin akan melihat ke hosts.deny bila ada maka tidak dibiarkan lewat tetapi bila

tidak ada maka akan dibiarkan mengakses sumber daya.

Page 62: Laporan Network File System

49

b. Mesin FreeBsd.

Perancangan sistem NFS pada penelitian ini terdapat dua buah server NFS

yaitu mesin ubuntu (192.168.1.52) dan mesin freebsd (192.168.1.31). Tahapan

instalasi pada freebsd dilakukan dengan pengaturan pada berkas /etc/rc.conf

dengan pengaturan sebagai berikut :

rpcbind_enable="YES"

NFS_server_enable="YES"

mountd_flags="-r"

rpc_lockd_enable="YES"

rpc_statd_enable="YES"

Pengaturan diatas telah dibuat maka diperlukan untuk merestart server

freebsd agar perubahan yang terjadi dapat dijalankan. Indikator pada ubuntu dan

freeBsd adalah sama dengan melihat apakah portmapper, nfs dan mountd telah

berjalan dengan perintah “rpcinfo –p” bila semua telah ada maka sistem NFS telah

berjalan dengan baik.

Tahapan selanjutnya adalah dengan membuat suatu pengaturan berkas apa

saja yang akan diekpor. Berkas ini berada pada /etc/exports dengan format yang

sama dengan ubuntu. Pengaturan mengenai berkas expor akan dibahas pada bab

selanjutnya. Setelah melakukan pengaturan di berkas /etc/export agar perubahan

tersebut teregistrasi pada sistem NFS maka perlu mengetikan perintah “killall -

TERM mountd” dan “killall -hup mountd”, perintah – perintah tersebut berguna

untuk merestart mesin NFS. Tahapan sebelumnya telah mengijinkan berkas untuk

diexpor agar dapat diakses oleh klien maka perlu dilakukan proses restart server

NFS dengan perintah “rpcbind”, “nfsd –u –t –n -4”, dan “mountd –r”. Proses

restart telah berhasil untuk memastikan apakah server NFS sudah berjalan maka

ketikan perintah “rpcinfo –p” dan lihat apakah portmapper, nfs dan mountd telah

terdaftar.

4.3.2 Konfigurasi Exports

Seperti yang telah dijelaskan diatas,berkas exports berisi tentang daftar

sumber daya yang akan dibagikan secara merata dan bagaimana sumber daya

tersebut digunakan. Format konfigurasi yang berada pada /etc/exports biasanya

berbentuk seperti : [11]

Page 63: Laporan Network File System

50

directory machine1(option11,option12) machine2(option21,option22)

dimana

a. directory

Direktori yang Anda inginkan untuk bagikan secara merata. Mungkin

seluruh volume meskipun tidak perlu. Jika Anda berbagi direktori, maka semua

direktori yang berada dibawah direktori yang diekspor akan dibagi juga.

b. machine1 dan machine2

Mesin klien yang akan memiliki akses ke direktori. Mesin bisa didaftarkan

oleh Alamat DNS atau alamat IP (misalnya, machine.company.com atau

192.168.0.8). Menggunakan alamat IP lebih dapat diandalkan dan lebih aman.

c. optionxx

Daftar pilihan opsi yang diberikan server kepada klien tentang bagaimana

sumber daya tersebut digunakan.Opsi yang diberikan sebenarnya sudah ada dan

dapat digunakan, opsi dibawah merupakan opsi yang biasanya dipakai pada

kebanyakan pengaplikasian:

a. ro : Direktori digunakan bersama-sama bersifat read only, mesin klien

tidak akan bisa menulis untuk sumber daya tersebut.

b. rw : Mesin klien akan memiliki akses membaca dan menulis ke direktori.

c. no_root_squash : merupakan pengaturan default, berkas permintaan apa

saja yang dibuat oleh user root pada mesin klien diperlakukan seolah-olah

merupakan direktori lokal mereka sendiri. Jika no_root_squash dipilih,

maka root di mesin klien akan memiliki tingkat yang sama akses ke berkas

di sistem sebagai root pada server. Ini dapat memiliki implikasi keamanan

serius, meskipun mungkin diperlukan, jika Anda ingin melakukan apapun

pekerjaan administratif pada mesin klien yang melibatkan direktori yang

diekspor. Anda tidak boleh menentukan pilihan ini tanpa alasan yang baik.

d. no_subtree_check : Jika hanya bagian dari volume ekspor, disebut subtree

rutin memeriksa memverifikasi bahwa berkas yang diminta dari klien di

bagian yang sesuai volume. Jika seluruh volume ekspor, nonaktifkan cek

ini akan mempercepat transfer.

Page 64: Laporan Network File System

51

e. Sync : merupakan pengaturan default, semua tetapi versi terbaru (versi

1.11) dari perintah exportfs akan menggunakan perilaku async,

mengatakan mesin klien yang menulis sebuah berkas selesai yaitu telah

ditulis untuk penyimpanan stabil ketika NFS telah selesai menyerahkan

menulis ke berkas sistem. Perilaku ini dapat menyebabkan data rusak jika

server reboot, dan pilihan sync mencegah hal ini.

Pada implementasi aplikasi pada sistem ini kita menggunakan

sebuah server jaran.undip.ac.id yang akan menjadi klien NFS dan mesin yang

meminta sumber daya adalah mesin dengan IP 192.168.1.45 maka

pengaturannnya seperti :

# exports pada mesin Ubuntu

/home/ftp 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)

/var/www/jaran/iso 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)

/iso/data1 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)

#/etc/exports di freebsd

/home/data1 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45

/home/data2 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45

/home/data3 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45

Gambar.4.19 Konfigurasi /etc/exports

4.3.3 Pengujian NFS Server

Untuk memastikan apakah server NFS telah jalan maka kita mengetikan

perintah:

root@jaran:~# rpcinfo –p

Setelah perintah tersebut diketikan maka akan keluar status dan port yang

digunakan NFS, bila port yang diinginkan tidak ada maka restart server NFS,

hasilnya akan seperti Gambar 4.20 dibawah

.

Page 65: Laporan Network File System

52

root@jaran:~# rpcinfo –p

program vers proto port

100000 2 tcp 111 portmapper

100000 2 udp 111 portmapper

100024 1 udp 52741 status

100024 1 tcp 50436 status

100021 1 udp 42517 nlockmgr

100021 3 udp 42517 nlockmgr

100021 4 udp 42517 nlockmgr

100021 1 tcp 41774 nlockmgr

100021 3 tcp 41774 nlockmgr

100021 4 tcp 41774 nlockmgr

100003 2 udp 2049 nfs

100003 3 udp 2049 nfs

100003 4 udp 2049 nfs

100003 2 tcp 2049 nfs

100003 3 tcp 2049 nfs

100003 4 tcp 2049 nfs

100005 1 udp 39364 mountd

100005 1 tcp 41610 mountd

100005 2 udp 39364 mountd

100005 2 tcp 41610 mountd

100005 3 udp 39364 mountd

100005 3 tcp 41610 mountd

Gambar 4.20 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p

Seperti yang kita lihat NFS telah berjalan, setelah itu kita memeriksa

direktori apa saja yang yang dibagikan merata pada proses NFS maka kita

mengetikan :

root@jaran:~# showmount -a

All mount points on jaran:

192.168.1.45:/home/ftp

192.168.1.45:/iso/data1

192.168.1.45:/var/www/jaran/iso

Dari hasil yang keluar kita dapat lihat direktori /home/ftp, /iso/data1,

/var/www/jaran/iso dibagikan secara merata dari server jaran ke server

192.168.1.45.

4.3.4 NFS Troubleshooting

Penggunaan sistem NFS mungkin terdapat kesalahan pada sistem yang

telah dikonfigurasi. Faktor yang menyebabkan hal tersebut terdapat dua

kemungkinan yaitu berasal dari pengaturan admin ataupun sistem mesin yang

belum mengeksekusi secara baik atau penuh konfigurasi yang telah dilakukan

oleh admin. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan sistem NFS tidak berjalan

Page 66: Laporan Network File System

53

yang dapat kita lihat pesan-pesan kesalahan yang ada. Kemungkinan tesebut

diantaranya :

1. Kesalahan tidak bisa melihat sumber daya yang telah melakukan proses

mounting. Semua sumber daya yang telah melakukan proses mounting

dapat kita lihat dengan perintah “df –h” atau “mount –f” . Perintah untuk

melihat format lengkap mengenai opsi apa saja yang dipakai pada saat

proses mounting dapat dilihat dalam berkas /proc/mounts. Jika pada saat

melakukan pemeriksaan diatas berkas yang diiginkan tidak ada, ini berarti

berkas tersebut belum melakukan proses mounting.

2. Permasalahan tidak bisa untuk melakukan proses mounting sumber daya.

Untuk permasalahan ini pesan kesalahan yang akan ada yaitu :

a. Tidak bisa dengan pesan kesalahan “Permission denied”

Ini artinya server tidak dapat mengenal permintaan akses untuk sumber

daya. Beberapa tahapan dalam pemeriksaaan yang diantaranya :

1. Melihat pengaturan pada /etc/exports dan pastikan sumber

daya telah diekspor apakah klien telah diberi ijin untuk

mengakses. Sebagai contoh jika hak klien hanya untuk

membaca dengan opsi melakukan proses mounting ro maka

ubah menjadi rw.

2. Pastikan berkas /etc/exports telah diregistrasi dengan

mengetikan perintah “exportfs –ra”.

3. Melihat berkas /proc/fs/nfs/exports dan pastikan bahwa

klien sudah terdaftar secara benar. Jika tidak maka lakukan

pengekporan ulang.

4. Pastikan proses mounting tidak menyalahi 4 aturan

mounting yang berisi sebagai berikut :

a. filesystem dapat diexpor dari server.

b. direktori induk tidak dapat melakukan proses

mounting apabila direktori bawah induk telah

melakukan proses mounting.

Page 67: Laporan Network File System

54

c. direktori bawah induk tidak dapat melakukan proses

mounting apabila direktori induk telah melakukan

proses mounting.

d. hanya dapat mengekpor berkas lokal saja.

b. Tidak bisa dengan pesan kesalahan ” RPC: Program Not

Registered:” ini artinya klien mengetahui bahwa server NFS tidak

berjalan. Hal ini terdapat beberapa kemungkinan yang diantaranya :

1. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa apakah

server NFS telah berjalan di server dengan perintah

“rpcinfo –p”. maka akan menghasilkan informasi seperti :

root@jaran:~# rpcinfo –p

program vers proto port

100000 2 tcp 111 portmapper

100000 2 udp 111 portmapper

100024 1 udp 52741 status

100024 1 tcp 50436 status

100003 2 udp 2049 nfs

100003 3 udp 2049 nfs

100003 4 udp 2049 nfs

100003 2 tcp 2049 nfs

100003 3 tcp 2049 nfs

100003 4 tcp 2049 nfs

100005 1 udp 39364 mountd

100005 1 tcp 41610 mountd

100005 2 udp 39364 mountd

100005 2 tcp 41610 mountd

100005 3 udp 39364 mountd

100005 3 tcp 41610 mountd

Gambar 4.21 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p

Informasi yang membangun sistem NFS adalah portmapper,

nfs dan mountd apabila ketiga elemen tersebut tidak ada pada

saat melihat informasi rpcinfo –p maka restart server NFS.

2. Tahap pertama memeriksa apakah server NFS telah berjalan

pada mesin server. Tahap selanjutnya memeriksa apakah

server NFS telah berjalan yang dilakukan pada mesin klien

dengan perintah “rpcinfo –p [alamat server]”. Hal yang

harus diperiksa sama dengan tahap 1.

Page 68: Laporan Network File System

55

3. Jika mendapatkan pesan kesalahan “No Remote Programs

Registered” maka ini berarti bahwa klien tidak

diperbolehkan untuk mengakses server. Hal ini dapat

diperbaiki dengan melihat apakah klien sudah diijinkan

untuk mengakses server pada berkas /etc/hosts.allow dan

/etc/hosts.deny.

4. Jika mendapatkan pesan kesalahan “Remote system error

- No route to host” maka ini berarti bahwa server dan

klien tidak berada dalam satu jaringan dan tidak adanya

routing yang berjalan diantara mereka.

4.4 NFS Klien

4.4.1 Instalasi NFS Klien

Setelah membuat NFS server maka tahap selanjutnya adalah melakukan

proses instalasi NFS klien dengan perintah seperti :

root@jaran:~# apt-get install nfs-common portmap

Setelah proses instalasi sudah terpenuhi maka kita siap untuk melakukan

proses NFS seperti yang telah dijelaskan pada server NFS akses hanya diberikan

pada mesin yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 maka bila pengaturan telah

benar maka proses selanjutnya yang akan dilakukan adalah melakukan proses

mounting berkas yang telah disediakan oleh server. Mounting adalah proses untuk

menambahkan atau memanggil direktori kedalam direktori lokal. Terdapat 2 jenis

mounting yaitu:

a. Automount : proses mounting dimana perintah mounting akan terus-

menerus ada walaupun mesin dimatikan contoh perintahnya ada pada fstab

dan autofs.

b. Manual mount : proses mounting dimana perintah mounting akan hilang

jika mesin dimatikan.

Page 69: Laporan Network File System

56

a. Manual Mount

Dalam manual mounting konfigurasi akan dilakukan berulang-ulang

apabila server atau pun klien NFS mati, contoh konfigurasi pada aplikasi ini

adalah

root@jaran-nfs:~# mount 192.168.1.52:/home/ftp

/mnt/nfs/jaran/nfs1

root@jaran-nfs:~# mount192.168.1.52:/var/www/jaran/iso

/mnt/nfs/jaran/nfs2

root@jaran-nfs:~# mount 192.168.1.52:/iso/data1

/mnt/nfs/jaran/nfs3

Pada konfigurasi di atas mempunyai arti bahwa direktori /home/ftp yang

berasal dari 192.168.1.52 dijadikan direktori lokal /mnt/nfs/jaran/nfs1 pada mesin

192.168.1.45.

b. Automount

Pada proses mounting menggunakan automount pengaturan untuk proses

ini dilakukan hanya sekali saja, mesin akan menjalan konfigurasi ini secara

otomatis pada proses booting pertamanya, pegaturan tentang hal ini tersimpan di

/etc/fstab pegaturan yang ada di linux untuk konfigurasinya seperti Gambar 4.22.

#NFS dari jaran.undip.ac.id --> lihat rc.local

192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 nfs rw,sync,hard,intr 0 0

192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 nfs rw,sync,hard,intr 0 0

192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3 nfs rw,sync,hard,intr 0 0

192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4 nfs rw,sync,hard,intr 0 0

192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5 nfs rw,sync,hard,intr 0 0

192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6 nfs rw,sync,hard,intr 0 0

Gambar.4.22 Konfigurasi /etc/fstab pada proses mounting

Opsi pada pengaturan berkas fstab sama halnya yang dilakukan pada saat

melakukan proses mounting manual /var/www/jaran/iso yang berada pada

192.168.1.52 yang akan dijadikan direktori lokal /mnt/nfs/jaran/nfs2 pada

192.168.1.45, sedikit mengulas tentang opsi yang diberikan.

a. hard : proses mounting kan bersifat hard mounting yang akan mengikatnya

tidak secara simbolik.

Page 70: Laporan Network File System

57

b. intr : suatu tahap interupsi, opsi ini sangat diperlukan pada saat terjadi

kerusakan pada server atupun klien.

c. rsize : besaran sumber daya yang diberikan yang berati besar maksimum

suatu mesin dalam mounting pada proses membaca.

d. wsize : besaran sumber daya yang diberikan yang berati besar maksimum

suatu mesin dalam mounting pada proses menulis.

Pada saat pengaturan secara otomatis akan berjalan bila server atupun

klien telah direstart. Masalah akan ada pada saat berkas fstab tidak berjalan

dengan baik yang akan berakibat gagalnya proses mounting dari server ke klien.

Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan manual mounting akan tetapi tidak

terpengaruh masalah mengenai mesin yang direstart, pemecahan masalah tersebut

dengan mengetikan perintah mount manual pada berkas /etc/rc.local yang akan

menjalankan perintah didalamnya secara rutin bila mesin direstart. Konfigurasi

dari berkas /etc/rc.local sebagai berikut.

mount 192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1

mount 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2

mount 192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3

mount 192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4

mount 192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5

mount 192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6

Perintah diatas akan mengakibatkan perintah manual mounting akan

dieksekusi pada saat mesin baru memulai proses dari keadaan mati.

4.4.2 Pengujian NFS Klien

Sama hal nya yang dilakukan pada server maka pengujian juga dilakukan

pada sisi klien untuk memastikan apakah sistem telah berjalan dengan baik, untuk

memeriksanya kita dapat melakuknya beberapa cara diantaranya :

Mengetikan perintah :

root@jaran-nfs:~# df –h

Page 71: Laporan Network File System

58

maka akan terlihat hasil sebagai berikut : Berkassystem Size Used Avail Use% Mounted on

/dev/sda2 67G 1.7G 62G 3% /

udev 501M 196K 501M 1% /dev

none 501M 0 501M 0% /dev/shm

none 501M 80K 501M 1% /var/run

none 501M 0 501M 0% /var/lock

none 501M 0 501M 0% /lib/init/rw

192.168.1.52:/home/ftp

932G 932G 6.8M 100% /mnt/nfs/jaran/nfs1

192.168.1.52:/var/www/jaran/iso

77G 67G 9.7G 88% /mnt/nfs/jaran/nfs2

192.168.1.52:/iso/data1

296G 296G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs3

Dari hasil perintah tersebut maka dapat dilihat sistem NFS telah berjalan

dengan baik dapat dilihat dengan memeriksa berkas /etc/exports yang berada pada

server dan perintah mounting yang telah diketikan, untuk melihat hasilnya dapat

dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 : Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien

Alamat IP Nama Berkas

Sumber Tujuan

192.168.1.52

/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1

/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2

/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3

192.168.1.31

/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4

/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5

/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6

Untuk memastikan bahwa berkas yang melakukan proses mounting sama

dengan server maka akan membandingkan isi direktori dua mesin server yang

menjadi sumber daya dan mesin klien yang meminta sumber daya tersebut, bila

NFS telah berjalan maka isi kedua direktori tersebut akan sama.

Page 72: Laporan Network File System

59

Gambar.4.23 isi direktori pada mesin 192.168.1.45 sebagai klien NFS

Gambar.4.24 isi direktori pada mesin 192.168.1.52 sebagai server NFS

Pada hasil pengamatan isi direktori dari dua mesin sama, maka NFS

berjalan dengan baik. Proses NFS juga mengekpor direktori anak dari direktori

yang diekspor. Direktori anak juga terdapat pada klien NFS.

Page 73: Laporan Network File System

60

4.5 Implementasi Active Repository Opensource Undip

Pembuatan repository opensource Undip sebenarnya aplikasi ini telah

berjalan akan tetapi belum menerapkan fungsi NFS dengan banyak sumber pada

kesempatan kali ini sistem NFS akan digunakan pada saat penggunaannya pada

aplikasi repository tersebut. terdapat beberapa tahap pengimplementasian pada

saat menerapkan sistem NFS ini yang akan terbagi beberapa bagian.

Active Repository opensource undip merupakan suatu portal yang telah

ada dan menjadi suatu bagian penyedia layanan open source yang berada di

Indonesia. Alamat portal tersebut adalah jaran.undip.ac.id, kata jaran digunakan

sebagai simbol sebuah open source yang digunakan secara bebas pada Universitas

Diponegoro Semarang, seperti yang telah diketahui banyak repository yang

berada di Indonesia menggunakan nama hewan untuk alamat repository nya

sebagai contoh Universitas Indonesia dengan kambing.ui.ac.id, Intitut Teknologi

Surabaya dengan kebo.vlsm.org.

Kata Jaran digunakan mengandung arti agar Active Repository Opensource

UNDIP tetap kokoh memperjuangkan open source yang berada di Indonesia

seperti kuda yang digunakan oleh pangeran Dipenegoro yang menemani beliau

dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kuda tersebut menjadi

kesatuan dengan sosok Pengeran Diponegoro yang juga merupakan lambang dari

Universitas Diponegoro Semarang. Kuda dalam bahasa jawa merupakan jaran,

kata jaran yang diambil mempunyai tujuan untuk menekankan kita juga tidak

boleh lupa mengenai kecintaan terhadap daerah asal dari Active Repository Open

source UNDIP yaitu kota Semarang Jawa Tengah.

4.5.1 Instalasi Wordpress

Fungsi wordpress disini merupakan suatu aplikasi pembantu yang

digunakan pada saat perancangan repository undip.untuk langkah –langkah

pengistalan seperti berikut

a. Unduh dan unzip (ekstrak) paket WordPress di direktori web (/var/www),

jika Anda belum melakukannya.

Page 74: Laporan Network File System

61

b. Ciptakan basis data untuk WordPress di server web Anda berikut

pengguna MySQL yang memiliki hak mengakses dan melakukan

perubahan ke basis data tersebut.

c. Ubah nama berkas wp-config-sample.php menjadi wp-config.php. terdapat

beberapa pengaturan dalam berkas ini akan tetapi sebagian besar yang

peting adalah mengisi 4 elemen penting dibawah ini :

// ** MySQL settings - You can get this info from your

web host ** //

/** The name of the database for WordPress */

define('DB_NAME', 'jaran'); nama database anda

/** MySQL database username */

define('DB_USER', 'ajie'); user root database anda

/** MySQL database password */

define('DB_PASSWORD', 'rahasiadong'); password database

anda

/** MySQL hostname */

define('DB_HOST', 'localhost');

d. Buka wp-config.php menggunakan penyunting teks kesukaan Anda dan isi

rincian basis data Anda.

e. Letakkan berkas WordPress dalam lokasi yang diinginkan di server web

Anda:

· Jika Anda ingin mengintegrasikan WordPress ke dalam akar ranah

(domain) Anda (contoh: http://example.com/), pindahkan atau

unggahlah seluruh konten direktori WordPress (tidak termasuk

direktori itu sendiri) ke dalam direktori server web Anda.

· Jika Anda ingin memiliki instalasi WordPress dalam subdirektori

dalam situs web Anda (contoh: http://example.com/blog/), ubah

nama direktori wordpress menjadi nama yang ingin Anda berikan

ke subdirektori tersebut dan pindahkan atau unggah ke server web

Page 75: Laporan Network File System

62

Anda. Sebagai contoh, jika Anda ingin instalasi WordPress di

dalam subdirektori bernama “blog”, Anda harus menamai direktori

bernama “wordpress” menjadi “blog” dan mengunggahnya ke

direktori akar server web Anda.

f. Jalankan skrip instalasi dengan mengakses wp-admin/install.php

menggunakan perambah kesukaan Anda.

· Jika Anda menginstal WordPress di direktori akar, Anda harus

mengunjungi: http://example.com/wp-admin/install.php

· Jika Anda menginstal WordPress di dalam subdirektori bernama

blog misalnya, Anda harus mengunjungi:

http://example.com/blog/wp-admin/install.php

Pada pangaplikasian ini penginstalan dilakukan pada 192.168.1.45/jaran,

penggunaan wordpress pada implementasi ini dilakukan secara sistematis karena

banyaknya link yang digunakan pada penggunaan ini untuk hierarki wordpress

yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.25

192.168.1.45/jaran

192.168.1.45/jaran/lokal

192.168.1.45/jaran/mesin

192.168.1.45/jaran/mirror

192.168.1.45/jaran/mrtg

192.168.1.45/jaran/statistik

192.168.1.45/jaran/public

192.168.1.45/jaran/public/bse192.168.1.45/jaran/public/

opensource192.168.1.45/jaran/public/ISO

Gambar 4.25 Skema wordpress pada mesin 192.168.1.45

Page 76: Laporan Network File System

63

4.5.2 Instalasi Vsftpd

Pemakaian Vsftpd disini digunakan untuk pemakaian ataupun

pengambilan repository Undip selain dapat diakses menggunakan http yang telah

diwakili penggunaan wordpress akan tetapi juga penggunaan ftp suatu protokol

yang digunakan untuk pemindahan data dengan proses instalasi sebagai berikut :

root@jaran-nfs:~# apt-get install vsftpd

Proses instalasi telah dilakukan maka pengaturan tentang vsftpd terdapat di

/etc/vsftpd.conf, dalam pengaturan ini akan dibuat server ftp yang bersifat

anonymous yang dapat digunakan bebas oleh siapa pun tampa menggunakan

password dan mempunyai direktori sumber pada /var/www/jaran/pub dengan

pengaturan sebagai berikut :

# Run standalone? vsftpd can run either from an inetd or as a

standalone

# daemon started from an initscript.

listen=YES

# mengaktifkan FTP dengan mode anonymous.

anonymous_enable=YES

# mengijinkan pengguna lokal untuk menggunakan FTP.

local_enable=YES

# membolehkan untuk menulis.

write_enable=YES

local_umask=022

dirmessage_enable=YES

# mengaktifkan logging untuk uploaad dan download.

xferlog_enable=YES

# pastikan bahwa port 20 telah dibuka.

connect_from_port_20=YES

#direktori FTP

anon_root=/var/www/jaran/pub

Gambar 4.26 Konfigurasi /etc/vsftpd.conf pada proses ftp anonymous

Page 77: Laporan Network File System

64

Sedikit menjelaskan tentang konfigurasi tersebut :

a. Anonymous_enable=YES yang mempunyai arti bahwa pengguna

anonymous dapat menggunakan ftp tersebut

b. Local_enable-YES yang artinya pengguna lokal mesin ersebut

dapat pula menggunakan ftp

c. Write_enable=YES yang artinya dapat menambahkan berkas pada

ftp server

d. Anon_root=/var/www/jaran/pub menjadikan /var/www/jaran/pub

menjadi direktori sumber dari ftp

Terdapat sedikit peringatan pada saat menggunakan server ftp anonymous

pada ubuntu yang dikonfigurasi untuk faktor keamanan. Ubuntu tidak

mengijinkan membagikan sumber dayanya secara bebas tampa ada skema

pengamanan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka direktori yang akan

digunakan untuk sumber ftp anonymous harus mempunyai format 755 yang

artinya hanya readonly kecuali administrator yang dapat mengubahnya.

Perancangan server FTP menggunakan sumber daya yang berasal dari

sistem NFS terdapat permasalahan pada saat pemetaan direktori. Direktori yang

telah melakukan proses mounting ke klien tidak bisa secara langsung berada pada

server FTP. Hal yang harus dilakukan adalah dengan membuat direktori pada

mesin server FTP untuk memetakan setiap direktori sumber daya NFS. Tahapan

selanjutnya melakukan proses mounting dengan tipe bind untuk setiap direktori

yang ingin melakukan proses mounting dari sumber daya NFS kedalam server

FTP.

Perintah mounting tipe bind sama halnya dengan perintah mounting pada

umumnya. Bind pada opsi mounting ini berguna sebagai pengikat bahwa sumber

daya yang digunakan adalah kepemilikan dari mesin server FTP tersebut. Sistem

NFS memang menganggap bahwa sumber daya yang diberikan dilihat selayaknya

sumber daya lokal mesin tersebut akan tetapi kepemilikan dari sumber daya

tersebut tetap milik mesin server NFS. Skema yang dipakai dengan melakukan

proses mounting sumber daya NFS tersebut seolah-olah merupakan milik mesin

server FTP.

Page 78: Laporan Network File System

65

4.5.3 Instalasi Aplikasi pendukung

Proses instalasi layanan Utama active repository opensource UNDIP telah

selesai dilakukan. Tahap selanjutnya adalah melakukan instalasi pada aplikasi

pendukung yang berguna untuk memberikan informasi yang terkait mengenai

kegiatan yang berjalan pada active repository opensource UNDIP. Aplikasi

tambahan yang diinstal pada sistem ada tiga yaitu phpsysinfo, MRTG, dan Sedot

sampai tua. Phpsysinfo adalah suatu aplikasi yang memberikan tampilan

informasi yang berasal mesin sumber, informasi yang termasuk didalamnya yaitu

spesifikasi perangkat mesin sumber, sistem berkas, trafik jaringan. MRTG adalah

aplikasi tambahan yang memberikan informasi trafik jaringan yang berjalan pada

mesin sumber.MRTG memberikan informasi data berupa grafik yang diberikan

secara periode, informasi yang didapatkan oleh MRTG berasal dari informasi

yang diberikan oleh SNMP. Sedot sampai tua adalah aplikasi yang membantu

dalam pembuatan suatu aplikasi repository yang bersifat aktif. Hal ini dikarenakan

pada aplikasi Sedot sampai tua terdapat skema konfigurasi yang dijalankan secara

otomatis memperbaharui data yang berada didalamnya pada periode yang telah

ditentukan.Aplikasi-aplikasi tambahan ini sangat berguna pada saat pengujian

sistem active repository yang menggunakan sistem NFS.

a. Instalasi phpsysinfo

Phpsysinfo adalah sebuah aplikasi php yang digunakan untuk memonitor

status server. Di dalamnya terdapat informasi mengenai status pemakaian

memory, quota hardisk dan fisik yang terdapat pada server atau komputer

tersebut. untuk memlakukan instalasi phpsysinfo syaratnya cukup mudah yaitu

sudah adanya web server pada server kita untuk proses instalasi seperti berikut :

Pertama proses instalasi

root@jaran-nfs:~# apt-get install phpsysinfo

Setelah melakukan instalasi maka proses selanjutnya adalah merestart

server web.

root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/apache2 restart

Page 79: Laporan Network File System

66

Proses tersebut maka akan meletakan direktori phpsysinfo pada direktori

default server web yang digunakan pada mesin server , setelah itu untuk

memastikan apakah phpsysinfo maka kita melakukan pengujian dengan

mengetikan http://IP-domain/phpsysinfo dalam implementasi

http://192.168.1.45/phpsysinfo maka tampilannya akan seperti Gambar 4.27.

Gambar 4.27 Tampilan pada 192.168.1.45/phpsysinfo

Untuk mengambungkan fungsi ini maka fungsi server web maka

memasukan fungsi phpsysinfo kedalam layanan web dengan alamat

192.168.1.45/jaran/mesin yang akan menjadikan phpsysinfo menjadi salah satu

layanan yang berada pada server web.

Page 80: Laporan Network File System

67

b. Instalasi MRTG

MRTG (Multi Router Traffic Grapher) merupakan sebuah perangkat untuk

memonitor trafik yang terjadi di dalam sebuah jaringan. Walaupun saat ini sudah

banyak perangkat monitoring yang baru seperti cacti, nagios, ntop, dan

sebagainya, MRTG masih tetap menjadi pilihan seorang administrator jaringan

untuk melihat aktivitas yang bedara pada jaringannya. MRTG yang dibuat oleh

Tobi Oetiker ditulis dengan menggunakan bahasa Perl dan menggunakan SNMP

untuk membaca traffic counters dan bahasa C yang cepat untuk membuat log

trafik data dan membuat grafik yang indah yang mewakili trafik jaringan. Tidak

saja memonitor trafik jaringan, MRTG mampu memonitor hal-hal lain di dalam

sebuah server seperti Memory, System Load, dan lain sebagainya. Di dalam

konfigurasi ini akan dijelaskan tentang bagaimana cara menginstal MRTG di

Ubuntu server 9.10. Hal pertama yang dilakukan adalah mendowload mrtg

dengan apt-get.

root@jaran-nfs:~# apt-get install mrtg snmp snmpd

Proses instalasi MRTG akan menampilkan pilihan apakah mrtg bersifat

readable. Pilihan ini akan ada bila melakukan instalasi untuk pertama kali. Pilihan

“Yes” akan mengakibatkan bahwa konfigurasi default akan mempunyai

permission 640 dan bila tidak maka bernilai 600.

Gambar 4.28 Pilihan permission pada berkas konfigurasi default pada instalasi MRTG

Page 81: Laporan Network File System

68

Setelah proses intalasi telah selesai maka tahapan selanjutnya adalah

mengedit /etc/snmp/snmp.

root@jaran-nfs:~# vim /etc/snmp/snmpd.conf

ubah setingan :

com2sec paranoid default public

#com2sec readonly default public

#com2sec readwrite default private

Menjadi

com2sec local localhost public

com2sec mynetwork 192.168.1.0/24 public

Perubahan konnfigurasi pada /etc/snmp/snmpd.conf akan diaplikasikan

dengan merestart snmpd dengan perintah :

root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/snmpd restart

Perubahan yang dilakukan pada berkas /etc/snmp/snmpd telah

diaplikasikan untuk memeriksa apakah snmp telah berjalan maka ketikan perintah

berikut :

root@jaran-nfs:~# snmpwalk -v 2c -c public 192.168.1.45

Setelah melakukan perintah diatas maka akan keluar informasi mengenai

aktivitas yang berjalan pada mesin server. Berkas yang mengatur tentang

konfigurasi mrtg secara default teletak di /etc/mrtg.cfg.

Proses instalasi MRTG secara default, mrtg memberikan konfigurasi trafik

yang ada pada mesin anda pada pengaturan di /etc/mrtg.cfg. Tampilan MRTG

berjalan di server web maka perlunya untuk membuat suatu index.html yang

berada pada direktori web. Terdapat dua perintah yang memberikan pengaturan

tersebut yaitu :

root@jaran-nfs:~# cfgmaker –global ‘WorkDir: /var/www/mrtg’ –

output /etc/mrtg.cfg [email protected]

root@jaran-nfs:~# indexmaker /etc/mrtg.cfg –columns=1 –output

/var/www/mrtg/index.html

Page 82: Laporan Network File System

69

Setelah mengetikan perintah tersebut maka index mrtg telah dibuat. Proses

pemeriksaan apakah ada kesalahan pada pengaturan pada konfigurasi di mrtg.

maka ketikan perintah :

root@jaran-nfs:~# mrtg /etc/mrtg.cfg

perintah yang diketikan akan menghasilkan

------------------------------------------------------------------

ERROR: Mrtg will most likely not work properly when the

environment

variable LANG is set to UTF-8. Please run mrtg in an environment

where this is not the case. Try the following command to start:

env LANG=C /usr/bin/mrtg /etc/mrtg.cfg

------------------------------------------------------------------

Pengaturan konfigurasi yang benar menyebabkan tidak ada pesan

kesalahan yang terjadi. Tahapan terakhir yang dilakukan adalah menjalankan mrtg

dilingkungan mesin dengan perintah :

root@jaran-nfs:~# env LANG=C /usr/bin/mrtg /etc/mrtg.cfg

Tahapan terakhir untuk pengistalan MRTG telah dilakukan .Proses intalasi

telah selesai untuk melihat hasil tampilan lihat di http://192.168.1.45/mrtg/ maka

akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.29 :

Gambar 4.29 Tampilan MRTG pada mesin server

Page 83: Laporan Network File System

70

c. Instalasi Sedot sampai tua

Sedot sampai tua adalah suatu aplikasi untuk monitoring dan

memperbaharui paket repository yang ada di sistem dan menjalankan

pembaharuan paket yang disebut mirroring. Aplikasi ini dekembangkan oleh

fajran seorang yang menangani opensource Universitas Indonesia. Proses instalasi

aplikasi ini cukup mudah pertama install paket bzr “apt-get install bzr”. Aplikasi

ini terdapat di launcpad membutuhkan bzr untuk mengintallnya. Proses instalasi

dan konfigurasi sebagai berikut :

Instal Sedot sampai tua:

root@jaran-nfs:~# bzr branch lp:sedot

Setelah itu sedot akan terinstal pada direktori /root pindahkan isi direktori

sedot ke /srv/sedot maka sedot telah terinstal dimesin.Proses mirroring akan

menggunakan metode rsync untuk konfigurasinya sebagai berikut :

a. Pindah ditrektori ke /srv/sedot dengan perintah “cd /srv/sedot”

b. Masuk direktori pkgs. Disana tersedia berbagai macam direktori contoh.

Untuk contoh penggunaan rsync dapat menggunakan direktori apache.

c. Masuk ke direktori apache. Disana akan ditemukan banyak berkas yang

punya fungsi berbeda-beda.

1. cron : deklarasikan waktu untuk melakukan mirroring untuk paket.

Format penulisan waktu sama seperti format crontab.

2. method : metode sedot yang akan dipakai. Sebagai contoh : rsync.

Untuk metode lainnya tersedia di bin/get.namametode.

3. name : nama repository yang akan ditampilkan di log/status.

4. rsync.exclude : berisi keterangan berkas/direktori apa saja yang tidak

akan dilakukan rsync.

5. source : sumber repository. Contoh : repo.undip.ac.id.

6. target : target direktori untuk menaruh hasil mirroring.

7. url : berisi daftar url untuk menuju langsung ke repository yang

sudah dibuat.

Page 84: Laporan Network File System

71

d. Setelah selesai, kemudian lanjut ke direktori nodes/. Salin direktori yang

tersedia disana kemudian ganti namanya menjadi nama baru untuk repo

anda. Nama direktori harus sesuai dengan hostname –f.

e. Isi berkas pkgs di dalam direktori nodes/ dengan paket yang ingin

dilakukan mirroring, nama didalam berkas ini harus sesuai dengan nama

direktori di folder pkgs. Contoh diatas adalah ubuntu-debmirror.

f. Kemudian lanjutkan dengan memanggil ./bin/update-crontab untuk

memperbarui crontab.

g. Agar report/laporan/status/log dapat terbuat maka tambahkan

$SEDOT_BASE/bin/make-report dan waktu eksekusinya dalam format

crontab di nodes/[hostname]/cron. Contoh penambahannya : 0 */4 * * *

$SEDOT_BASE/bin/make-report (yang artinya lakukan pembuatan report

setiap 4 jam). Setelah memasukkan tambahan tadi ada baiknya lakukan

update-crontab lagi.

h. Agar dapat terbuat juga laporannya masukan nama paket yang di mirror ke

etc/report.pkgs.

i. Lakukan percobaan dengan menjalankan perintah bin/sedot –dry-run

nama-paket. Sebagai contoh bin/sedot –dry-run ubuntu.

j. Setelah konfigurasi tersebut maka sedot akan memberikan informasi

mengenai paket yang berada pada mirroring nya informasi tersebut berada

di /srv/sedot/data/report. Buat link yang berada pada direktori

/var/www/jaran/ dengan nama direktori status_repo dengan perintah “ln –s

/srv/sedot/data/report/* /var/www/jaran/status_repo/”.

k. Untuk melakukan apakah aplikasi ini telah berjalan maka ketikan perintah

http://192.168.1.45/jaran/status_repo maka tampilannya seperti Gambar

4.30.

Page 85: Laporan Network File System

72

Gambar 4.30 Tampilan aplikasi Sedot sampai tua.

Aplikasi ini membuat data repository yang dimasukannya seperti aplikasi

opensource, Blankon (image), blankon (repository), Buku Sekolah Elektronik,

Debian (image), debian (repository), Ubuntu (image), ubuntu (repository). Paket-

paket ini dibuat satu-persatu sesuai dengan tahapan yang telah diberikan di atas.

4.6 Pengujian sistem

Pengujian sistem pada sistem NFS yang berjalan pada web active

repository opensource UNDIP. Terdapat lima tahapan pengujian yang diantaranya

adalah :

1. Pengujian terhadap trafik yang diberikan pada tahapan ini menggunakan

MRTG.

2. Pengujian mengenai kinerja sistem NFS yang berjalan pada 1 klien dan 2

server. Tahapan ini menggunakan informasi yang diberikan oleh

phpsysinfo.

3. Pengujian terhadap pembagian sumber daya open source. Pada tahapan ini

menggunakan dua protokol yang biasa digunakan untuk tujuan tersebut

yaitu HHTP dan FTP.

4. Pengujian terhadap repository open source yang diperbaharui dan di

monitoring. Tahapan ini menggunakan aplikasi Sedot sampai tua.

Page 86: Laporan Network File System

73

5. Pengujian terakhir melakukan permintaan layanan repository sistem operasi

yang disediakan yaitu debian, ubuntu dan blankOn.

Proses intalasi pada sistem NFS telah dilakukan dan tahap selanjutnya

tentu saja memonitor apakah sistem tersebut telah berjalan dan menjadi sumber

data bagi web open source UNDIP. Tahap pertama yang dilakukan adalah

memeriksa apakah sistem NFS akan membebani klien ataupun server pada

pegujian ini menggunakan MRTG.

Gambar 4.31 Monitoring klien NFS dengan MRTG

Gambar 4.32 Monitoring server NFS dengan MRTG

Page 87: Laporan Network File System

74

Gambar 4.31 dan Gambar 4.32 menjelaskan bahwa penggunaan sistem NFS pada

kedua mesin tersebut hanya menghabiskan trafik yang kecil.Trafik yang diberikan

tidak membebani sisi server.

Tahapan berikutnya dengan melakukan pemeriksaan proses mounting yang

terjadi pada sisi klien NFS. Pada tahap ini akan menjelaskan berapa besar

perangkat penyimpanan klien dan berapa besar perangkat penyimpanan yang

melakukan proses mounting dengan sistem NFS. Informasi ini dapat diperoleh

dengan menggunakan aplikasi phpsysinfo. Informasi yang diberikan oleh

phpsysinfo mengenai kapasitas dari perangkat penyimpanan terlihat pada Gambar

4.33.

Gambar 4.33 Informasi kapasitas tempat penyimpanan klien NFS dengan phpsysinfo

Gambar 4.33 selain menggambarkan tentang kapasitas tempat

penyimpanan phpsysinfo juga memberikan semua informasi mengenai spesifikasi

dari mesin tersebut.kapasitas klien NFS 66,78 GB sedangkan total kapasitas dari

klien adalah 1589,20 GB. Kapasitas tempat penyimpanan yang berasal dari server

NFS adalah 1589.20 – 66.78 = 1522.5. hasil tersebut mengambarkan bahwa

sistem NFS telah berjalan dengan baik.

Page 88: Laporan Network File System

75

Tahap berikutnya adalah memeriksa apakah layanan sharing sumber daya

berjalan dengan baik atau tidak. Proses ini menggunakan dua protokol yang telah

banyak dipakai yaitu HTTP yang menggunakan port 80 dan FTP yang

menggunakan port 21. Perbedaan antara dua protokol ini sebenarnnya tidaklah

terlalu banyak dari sisi pemindahan data relatif sama. Perbedaannya adalah HHTP

dapat menjalankan bahasa HMTL sedangkan FTP tidak. Percobaan dilakukan

dengan mengunduh image iso karmic 9.10 untuk percobaan HTTP yang dapat

dilihat pada Gambar 4.34 dan image alixe pada percobaan FTP yang ditunjukan

pada Gambar 4.35.

Gambar 4.34 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol HTTP

Gambar 4.35 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol FTP

Dari percobaan pada kedua protokol dinyatakan berhasil karena

perpindahan sumber daya antara klien yang meminta layanan ke server telah

berhasil.

Tahap berikutnya adalah memeriksa jenis repository apa saja yang

diperbaharui dan melihat proses pembaharuannya. Informasi tersebut dapat

diberikan oleh aplikasi monitoring repository Sedot sampai tua. Aplikasi ini

Page 89: Laporan Network File System

76

merupakan suatu paket kesatuan yaitu update paket, monitoring dan link layanan

terkait. Aplikasi ini dapat dikonfigurasikan terlebih dahulu untuk menjalankan

perintah pembaharuan repository secara otomatis. Jenis-jenis repository yang

dimasukan pada aplikasi ini telihat pada Gambar 4.36.

Gambar 4.36 Monitoring repository dengan Sedot sampai tua

Repository yang dimasukan seperti yang tertera pada Gambar 4.36. Akan

melakukan pembaharuan paket setiap 4 jam sekali.

Pengujian layanan repository sistem operasi dilakukan menggunakan

sistem operasi ubuntu server 9.10. Proses pengujian akan melakukan permintaan

sumber repository atau yang biasa disebut source list . Repository yang yang

dimaksud disini merupakan kumpulan program yang disimpan dalam sebuah arsip

perangkat lunak. Pengaturan untuk pengambilan repository ini berada pada berkas

/etc/apt/source.list dan edit seperti pengaturan dibawah ini.

deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic main restricted

universe multiverse

deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic main restricted

universe multiverse

deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-updates main

restricted universe multiverse

deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-updates main

restricted universe multiverse

deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-backports main

restricted universe multiverse

Page 90: Laporan Network File System

77

deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-backports main

restricted universe multiverse

deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-security main

restricted universe multiverse

deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-security main

restricted universe multiverse

Perubahan pengaturan pada pada /etc/apt/source.list telah dilakukan.

Tahapan selanjutnya menguji apakah alamat repository berjalan atau tidak.

Pengujian repository dilakukan dengan mengetikan perintah apt-get updata maka

mesin akan mencari mesin repository apabila salah ataupun tidak ada maka mesin

akan menampilkan pesan kesalahan. Pengujian dengan pengaturan yang benar

maka akan seperti Gambar 4.37.

Gambar 4.37 pengujian repository pada sistem operasi ubuntu karmic server

Page 91: Laporan Network File System

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggabungan kerja antara NFS server , Web server, FTP server dan

aplikasi monitoring pada Ubuntu server 9.10 dapat berjalan dengan

baik, ditandai dengan berjalannya sistem NFS yang dibangun dengan

sistem operasi dan aplikasi-aplikasi tersebut.

2. Sistem NFS membantu mengatasi masalah tentang kebutuhan akan

tempat penyimpanan yang terbatas dan terpisah secara geografis.

3. Instalasi lamp-server dapat dilakukan dengan mudah dengan sustu

metode penginstalan tasksel.

4. Sistem NFS dapat bejalan di dua sistem operasi berbeda yaitu ubuntu

server 9.10 dan FreeBsd.

5. Portmapper, Mountd dan NFS adalah tiga jenis RPC yang membangun

sistem NFS.

6. Pemetaan direktori yang berasal dari sistem NFS tidak dapat langsung

dipetakan kedalam server FTP. Perlu suatu proses mount dengan opsi

bind.

7. Sistem NFS dapat mempunyai lebih dari satu server dengan satu klien.

8. Proses mounting pada sistem NFS ada dua cara yaitu manual dan

otomatis.

9. Proses restart server NFS perlu dilakukan pada saat melakukan

perubahan pada berkas /etc/exports dengan tujuan meregistrasikan

perubahan tersebut kedalam server NFS.

10. Penggunaan aplikasi wordpress dapat dilkukan secara hierarki.

11. SNMP adalah protokol utama yang digunakan pada saat melakukan

monitoring pada server.

12. Server NFS dengan tipe anonymous tidak dapat diakses bila permission

pada direktori ftp bukan 755.

78

Page 92: Laporan Network File System

79

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pelaksanaan

penelitian ini adalah :

1. Sistem NFS tidak hanya bisa berjalan pada jaringan lokal saja.

Pengembangan sistem NFS ini dapat berjalan antar jaringan public yang

berbeda.

2. Sistem operasi yang digunakan pada penelitian tidak hanya berbasis

sistem operasi opensource saja. Penggabungan sistem NFS dapat pula

digabungkan dengan sistem operasi yang bukan opersource contohnya

windows, SUN, dan sistem mainframe lainnya.

3. Pengaturan direktori sumber daya pada server sesuai dengan jenis dari

sumber daya perlu dilakukan bertujuan memudahkan pengaturan

direktorsi pada saat pengekporan.

4. Perancangan sistem NFS dengan lingkup yang lebih luas dengan jenis

data yang dikhusukan kepada klien tertentu membutuhkan arsitekturs

NFS yang baik serta perlunya membahas tentang factor keamanan.

Page 93: Laporan Network File System

80

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Charles, M.Kozierok, 2003. The TCP/IP Guide. US : aquarelle.

[2]. Hal, Stren.2001. Managing NIS and NFS second edition. US : O’Relly and

Associates inc

[3]. Athicha, Muthitacharoen, Benjie Chen, and David Mazieres. A Low-

bandwidth Network File System. MIT Laboratory for Computer Science and

NYU Department of Computer Science, April 2005

[4]. Wang, Cheng-Chia and Yarsun Hsu. Wofs: A Distributed Network File

System Supporting Fast Data Insertion andTruncation. National Tsing Hua

University Hsinchu, Taiwan, March 2010

[5]. --, TCP/IP Network File System (NFS),

http://www.tcpipguide.com/free/t_TCPIPNetworkFileSystemNFS.htm,

Maret 2010

[6]. --, NFS Overview, History, Versions and Standards,

http://www.tcpipguide.com/free/t_OverviewofFileandResourceSharingProto

colConceptsan.htm, Maret 2010

[7]. --, NFS Data Storage and Data Types, and the External Data

Representation (XDR) Standard,

http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSDataStorageandDataTypesandtheExt

ernalDataRepres.htm, Maret 2010

[8]. --, NFS Client/Server Operation Using Remote Procedure Calls (RPCs),

http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSClientServerOperationUsingRemote

ProcedureCallsR.htm, Maret 2010

[9]. --, NFS Server Procedures and Operations,

http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSServerProceduresandOperations.htm,

Maret 2010

[10]. --, Troubleshooting,

http://tldp.org/HOWTO/NFS-HOWTO/troubleshooting.html. Maret 2010

[11]. --, NFS - sharing file systems across a network,

http://www.freebsddiary.org/nfs.php, Maret 2010

80

Page 94: Laporan Network File System

81

[12]. --, MRTG, Monitoring Network Yang Tidak Pernah Usang

http://www.catatanlepas.com/component/content/article/108.html, Maret

2010

[13]. --, Panduan Penggunaan Sedot

http://ugos.ugm.ac.id/wiki/panduan:panduan_penggunaan_sedot#pandua

n_penggunaan_sedot, Maret 2010

Page 95: Laporan Network File System

82

BIODATA MAHASISWA

Nama Mahasiswa : Ajie Prasetyo

NIM : L2F005506

Konsentrasi : Informatika Komputer

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 5 Mei 1987

Alamat : Jln Lagoa Terusan V no.7 Rt.010

Rw.004 Jakarta Utara

No. HP : +6285640269887

Nama orang tua : Alm Syafik Abdullah

Alamat orang tua : Jln Lagoa Terusan V no.7 Rt.010

Rw.004 Jakarta Utara

No. Telp : (021)4369509

IP Kumulatif : 3,34

E-mail : ninku_ajie @yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1. TK Dian Kusuma Pertiwi

2. SDN Koja 01 Pagi Jakarta

3. SMPN 30 Jakarta

4. SMAN 13 Jakarta

5. Teknik Elektro Universitas Diponegoro

Semarang, Januari 2010

Ajie Prasetyo

Page 96: Laporan Network File System

83

Proses Instalasi Active Repository Opensource UNDIP

Topologi Umum sistem NFS

Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien

Alamat IP Nama Berkas

Sumber Tujuan

192.168.1.52

/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1

/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2

/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3

192.168.1.31

/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4

/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5

/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6

· NFS Server I IP : 192.168.1.52 OS : Ubuntu Server 9.10

· NFS Server II IP : 192.168.1.31 OS : FreeBsd 6.1

· NFS Klien, server web, Server FTP IP : 192.168.1.45 OS : Ubuntu Server 9.10

Page 97: Laporan Network File System

84

Proses pembuatan Sistem terdapat beberapa tahap instalasi yang diantaranya :

1. Web Server.

2. FTP Server.

3. Server NFS

4. Klien NFS

1. Web Server

Instalasi pada server web dilakukan dengan menggunakan sebuah aplikasi tasksel

untuk penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada bahasan insralasi Lamp Server

pada bab 4.2. konfigurasi pada sistem ini menngnakan direktori root yang berada

pada direktori /var/www/jaran.

2. FTP server

Proses instalasi :

root@jaran-nfs:~# apt-get install vsftpd

setelah proses instalasi selesai maka konfigurasi berkas /etc/vsftpd.conf seperti

konfigurasi dibawah ini.

# Run standalone? vsftpd can run either from an

inetd or as a standalone

# daemon started from an initscript.

listen=YES

# mengaktifkan FTP dengan mode anonymous.

anonymous_enable=YES

# mengijinkan pengguna lokal untuk menggunakan FTP.

local_enable=YES

# membolehkan untuk menulis.

write_enable=YES

local_umask=022

dirmessage_enable=YES

# mengaktifkan logging untuk uploaad dan download.

xferlog_enable=YES

# pastikan bahwa port 20 telah dibuka.

connect_from_port_20=YES

#direktori FTP

anon_root=/var/www/jaran/pub

84

Page 98: Laporan Network File System

85

Setelah melakukan konfigurasi maka perubahan akan teregistrasi dengan me-

restart sistem FTP dengan perintah :

root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/vsftpd restart

konfigurasikan pada berkas /etc/vsftpd.conf akan membuat Server FTP yang

dibuat bersifat anonymous. Direktori sumber server FTP berada pada

/var/www/jaran/pub. Server FTP bersifat anonymous tidak dapat diakses apabila

direktori sumber tidak mempunyai hak akses 755 untuk mengubahnya maka

lakukan perintah :

root@jaran-nfs:~# chmod 755 /var/www/jaran/pub/*

proses instalasi Server FTP telah selesai.

3. Server NFS

A. Mesin Ubuntu

Instalasi NFS dilakukan dengan mengetikan perintah :

root@jaran:~# apt-get install nfs-kernel-server nfs-common portmap

setelah proses instalasi selesai, periksa apakah NFS telah terinstalasi dengan baik

dengan perintah :

root@jaran:~# rpcinfo –p

Periksa apakah 3 komponen utama yang terlibat dalam sistem NFS yaitu : nfs,

portmap dan mountd. Ketiga komponen merupakan komponen utama apabila

semua ada maka NFS telah terinstal dengan baik. Proses selanjutnya adalah

mengkonfigurasi berkas /etc/exports, berkas konfigurasi yang berisi pengaturan

sumber daya apa yang dibesikan , kepada siapa dan opsi apa yang diberikan pada

sumber daya tersebut.

proses instalasi pada mesin ubuntu telah selesai.

/home/ftp

192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)

/var/www/jaran/iso

192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)

/iso/data1

192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)

85

Page 99: Laporan Network File System

86

B. Mesin Ubuntu

Perancangan sistem NFS pada penelitian ini terdapat dua buah server NFS yaitu

mesin ubuntu (192.168.1.52) dan mesin freebsd (192.168.1.31). Tahapan instalasi

pada freebsd dilakukan dengan pengaturan pada berkas /etc/rc.conf dengan

pengaturan sebagai berikut :

rpcbind_enable="YES"

NFS_server_enable="YES"

mountd_flags="-r"

rpc_lockd_enable="YES"

rpc_statd_enable="YES"

Pengaturan diatas telah dibuat maka restart server freebsd agar sistem NFS

berjalan. Indikator pada ubuntu dan Linux adalah sama dengan melihat apakah

portmapper, nfs dan mountd telah berjalan dengan perintah “rpcinfo –p” bila

semua telah ada maka sistem NFS telah berjalan.

Tahapan selanjutnya adalah dengan membuat suatu pengaturan berkas apa

saja yang akan di ekpor berkas ini berada pada /etc/exports dengan format

yangsama dengan ubuntu. Pengaturan mengenai berkas expor akan dibahas pada

bab selanjutnya. Setelah melakukan pengaturan di berkas /etc/export agar

perubahan tersebut teregistrasi pada sistem NFS maka perlu mengetikan perintah

“killall -TERM mountd” dan “killall -hup mountd”. Tahapan sebelumnya telah

mengijinkan berkas untuk diexpor agar dapat diakses oleh klien maka perlu

dilakukan proses restart server NFS dengan perintah “rpcbind”, “nfsd –u –t –n -

4”, dan “mountd –r”. proses restart telah berhasil untuk memestikan apakah sudah

berjalan maka ketikan perintah “rpcinfo –p” dan lihat apakah portmapper, nfs dan

mountd telah terdaftar. Konfigurasi /etc/export pada mesin freeBsd sebagai

berikut :

proses instalasi pada mesin freeBsd telah selesai.

/home/data1 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45

/home/data2 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45

/home/data3 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45

86

Page 100: Laporan Network File System

87

4. Klien NFS

Instalasi Klen NFS dengan perintah sebagai berikut :

root@jaran:~# apt-get install nfs-common portmap

Setelah proses instalasi selesai hal yang dilakukan selanjutnya adalah dengan

melakukan skema mounting terhadap sumber daya yang telah diberikan dengan

perintah dan ketikan pada sistem konsol :

mount 192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1

mount 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2

mount 192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3

mount 192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4

mount 192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5

mount 192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6

Perintah diatas akan mengambil sumber daya yang diberikan secra

manual. Konfigurasi tersebut akan hilang bila mesin tersebut direstart. Agar

konfigurasi tersebut terus ada apabila sistem restart maka konfigurasi tersebut

diletakan pada berkas /etc/rc.local. setelah melakukan konfigurasi periksa apakah

sumber daya telah melakukan mounting dengan baik dengan perintah :

root@jaran-nfs:~# df -h

Filesystem Size Used Avail Use% Mounted on

/dev/sda2 67G 16G 49G 24% /

udev 501M 196K 501M 1% /dev

none 501M 0 501M 0% /dev/shm

none 501M 80K 501M 1% /var/run

none 501M 0 501M 0% /var/lock

none 501M 0 501M 0% /lib/init/rw

192.168.1.52:/home/ftp

932G 740G 192G 80% /mnt/nfs/jaran/nfs1

192.168.1.52:/var/www/jaran/iso

77G 46G 31G 60% /mnt/nfs/jaran/nfs2

192.168.1.52:/iso/data1

296G 296G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs3

192.168.1.31:/home/data1

73G 69G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs4

192.168.1.31:/home/data2

145G 126G 7.4G 95% /mnt/nfs/jaran/nfs5

192.168.1.31:/home/data3

145G 32K 133G 1% /mnt/nfs/jaran/nfs6

root@jaran-nfs:~#

Informasi keluaran yang diberikan pada sistem NFS diatas maka NFS telah

berjalan dengan baik.

87

Page 101: Laporan Network File System

88

Pada saat menggunakan NFS sebagai sumber pada server FTP diperlukan

skema mounting yang bersifat bind dengan tujuan agar sumber tersebut berada

pada direktori NFS. Konfigusi otomatis mengenai mounting tipe bind berada

berkast /etc/fstab yang berada pada lampiran berikutnya.

88

Page 102: Laporan Network File System

89

Berkas /etc/fstab

# /etc/fstab: static file system information.

#

# <file system> <mount point> <type> <options> <dump>

<pass>

proc /proc proc defaults 0 0

# /dev/sda2

UUID=631da8b8-26a9-484d-a46f-a2104233ede5 / ext3

relatime,errors=remount-ro 0 1

# /dev/sda1

UUID=6b52fbfe-ad82-4ae9-af2b-8f2fa20c207f none swap

sw 0 0

/dev/scd0 /media/cdrom0 udf,iso9660 user,noauto,exec,utf8

0 0

/dev/sdb /media/floppy0 auto rw,user,noauto,exec,utf8 0

0

/dev/sdc /media/floppy1 auto rw,user,noauto,exec,utf8 0

0

#NFS dari jaran.undip.ac.id --> lihat rc.local

#192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 nfs rw,sync,hard,intr

0 0

#192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 nfs

rw,sync,hard,intr 0 0

#192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3 nfs rw,sync,hard,intr

0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs1/ubuntu /var/www/jaran/ubuntu none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Alixe /var/www/jaran/pub/ISO/Alixe none bind 0

0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/blankon /var/www/jaran/blankon none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/BlankOn /var/www/jaran/pub/ISO/BlankOn none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/debian_netinstall

/var/www/jaran/pub/ISO/debian_netinstall none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Fedora /var/www/jaran/pub/ISO/Fedora none bind

0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/FreeBSD /var/www/jaran/pub/ISO/FreeBSD none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/FreeNAS /var/www/jaran/pub/ISO/FreeNAS none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Kuliax /var/www/jaran/pub/ISO/Kuliax none bind

0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/LinuxMint /var/www/jaran/pub/ISO/LinuxMint

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Mandriva /var/www/jaran/pub/ISO/Mandriva none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/mepis /var/www/jaran/pub/ISO/mepis none bind 0

0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/nexenta /var/www/jaran/pub/ISO/nexenta none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/opensolaris /var/www/jaran/pub/ISO/opensolaris

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/OpenSUSE /var/www/jaran/pub/ISO/OpenSUSE none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/pclinuxos /var/www/jaran/pub/ISO/pclinuxos

none bind 0 0

Page 103: Laporan Network File System

90

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Sidux /var/www/jaran/pub/ISO/Sidux none bind 0

0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Slackware /var/www/jaran/pub/ISO/Slackware

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/SmoothWall /var/www/jaran/pub/ISO/SmoothWall

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Solaris /var/www/jaran/pub/ISO/Solaris none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/TrixBox /var/www/jaran/pub/ISO/TrixBox none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/UbuntuME /var/www/jaran/pub/ISO/UbuntuME none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Untangle /var/www/jaran/pub/ISO/Untangle none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Vector /var/www/jaran/pub/ISO/Vector none bind

0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/XandrOS /var/www/jaran/pub/ISO/XandrOS none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Zencafe /var/www/jaran/pub/ISO/Zencafe none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs2/Zenwalk /var/www/jaran/pub/ISO/Zenwalk none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs3/Mirror/debian /var/www/jaran/debian none bind

0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/files /var/www/jaran/pub/buku-

sekolah-elektronik/files none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/iso /var/www/jaran/pub/buku-

sekolah-elektronik/iso none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/1-sd /var/www/jaran/pub/buku-

sekolah-elektronik/pdf/1-sd none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/2-smp

/var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/2-smp none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/3-sma

/var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/3-sma none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/4-smk

/var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/4-smk none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/backtrack /var/www/jaran/pub/ISO/backtrack

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/BackTrack /var/www/jaran/pub/ISO/BackTrack

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/iso/bandit /var/www/jaran/pub/ISO/bandit

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/bsdanywhere

/var/www/jaran/pub/ISO/bsdanywhere none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/CentOS /var/www/jaran/pub/ISO/CentOS none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/clonezilla

/var/www/jaran/pub/ISO/clonezilla none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/Darwin /var/www/jaran/pub/ISO/Darwin none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/dewalinux /var/www/jaran/pub/ISO/dewalinux

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/earos /var/www/jaran/pub/ISO/earos none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/easyhotspot

/var/www/jaran/pub/ISO/easyhotspot none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/EasyHotspot

/var/www/jaran/pub/ISO/EasyHotspot none bind 0 0

89

Page 104: Laporan Network File System

91

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/elive /var/www/jaran/pub/ISO/elive none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/etoile-livecd

/var/www/jaran/pub/ISO/etoile-livecd none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/Fedora /var/www/jaran/pub/ISO/Fedora none

bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/gparted /var/www/jaran/pub/ISO/gparted

none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/igos /var/www/jaran/pub/ISO/igos none bind

0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/opensuse_11.1

/var/www/jaran/pub/ISO/opensuse_11.1 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/4.0.0

/var/www/jaran/pub/ISO/Debian/4.0.0 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/5.0.0/iso-cd

/var/www/jaran/pub/ISO/Debian/5.0.0/iso-cd none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/5.0.0/iso-dvd

/var/www/jaran/pub/ISO/Debian/5.0.0/iso-dvd none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/alpha-3

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/alpha-3 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/beta-2

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/beta-2 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/release

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/release none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/6.06

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/6.06 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/8.04

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/8.04 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/8.10

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/8.10 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/9.04

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/9.04 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/9.10

/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/9.10 none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp /var/www/jaran/pub/aplikasi-

opensource none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/ClamWin

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/ClamWIN none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/FileZilla

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/FileZilla none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/PortableApps

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/PortableApps none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/VLC

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/VLC none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/Xming

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/Xming none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/chat

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/chat none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/lyx

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/lyx none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/mozilla

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/mozilla none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/putty

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/putty none bind 0 0

/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/voip

/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/voip none bind 0 0

90