39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya (Achmad, 2004). Air yang masuk dalam tubuh manusia selain perlu cukup jumlahnya, jugaharus sesuai dengan proses hayati. Oleh karena itu diperlukan persyaratan pokokyakni pesyaratan biologis, fisik dan kimiawi. Dari persyaratan tersebut yang paling mudah diatasi adalah pencemaran biologi karena umumnya mikroorganisme akan mati bila air dididihkan. Oleh karena itu dianjurkan untuk merebus air untuk dikonsumsi. Akan tetapi problem yang serius di negara berkembang adalah masalah kimiawi pada air bersih seperti deterjen, logam berat, pestisida, dan nitrat tidak dapat diatasi dengan merebus air tersebut. Demikian pentingnya arti air dalam kehidupan dan kesehatan manusia maka air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya untuk penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Permenkes RI No.416/Menkes/ Per/ IX/ 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Dengan kata lain bahwa air yang digunakan atau

Laporan Nitrat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapoaran pengujian nitrat di air

Citation preview

Page 1: Laporan Nitrat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan

makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh

senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan air, mulai

dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan

makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya (Achmad, 2004).

Air yang masuk dalam tubuh manusia selain perlu cukup jumlahnya, jugaharus sesuai

dengan proses hayati. Oleh karena itu diperlukan persyaratan pokokyakni pesyaratan biologis,

fisik dan kimiawi. Dari persyaratan tersebut yang paling mudah diatasi adalah pencemaran

biologi karena umumnya mikroorganisme akan mati bila air dididihkan. Oleh karena itu

dianjurkan untuk merebus air untuk dikonsumsi. Akan tetapi problem yang serius di negara

berkembang adalah masalah kimiawi pada air bersih seperti deterjen, logam berat, pestisida, dan

nitrat tidak dapat diatasi dengan merebus air tersebut. Demikian pentingnya arti air dalam

kehidupan dan kesehatan manusia maka air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari khususnya untuk penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam

Permenkes RI No.416/Menkes/ Per/ IX/ 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas

Air. Dengan kata lain bahwa air yang digunakan atau dikonsumsi harus memenuhi persyaratan

baik secara kualitas maupun kuantitas.

Air yang terdapat di alam mengandung bahan-bahan terlarut maupun bahan-bahan

tersuspensi. Begitu juga halnya dengan air yang berasal darisumber mata air mengandung

komponen-komponen terlarut seperti CO2, O2, N2dan bahan-bahan terlarut lainnya yang terbawa

dari atmosfer, serta bahan-bahanterlarut yang berasal dari lingkungan sekitarnya, misalnya

adanya NO2− dan NO3

− yang berasal dari limbah pertanian maupun limbah dari rumah tangga di

sekitar sumber mata air tersebut.

Penurunan kualitas air tanah ditandai dengan terdeteksinya kehadiran beberapa polutan

diantaranya polutan nitrat dan nitrit, yang sangat berhubungan dengan kegiatan manusia seperti

pembuangan limbah domestik, pelindihan TPA, dan penggunaan pupuk yang berlebihan.

Page 2: Laporan Nitrat

Kandungan nitrat yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan gangguan sistem

peredaran darah pada bayi. Penyakit ini disebut gejala bayi biru (blue baby sydrome) dengan

gejala yang khas yaitu terlihat warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan bagian tubuh. Saul

(1990) melaporkan bahwa WHO mencatat 2000 kasus bayi biru diberbagai negara karena bayi

tersebut diberi air minum yang mengandung 20 mg nitrat/L air. Di lain pihak, beberapa peneliti

melaporkan bahwa nitrat yang direduksi oleh usus menjadi nitrit sehingga mengakibatkan kanker

pada lambung dan saluran pernapasan (Ompusunggu, 2009).

Diperaian, nitrit (NO2-) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit lebih

sedikit dari pada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit (NO2-) merupakan

bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (Effendi, 2003). Keberadaan nitrit menggambarkan

oksigen terlarut rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Pada

manusia, konsumsi nitrit berlebihan akan mengakibatkan terganggunya proses pengikatan

oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk methemoglobin yang tidak

mampu mengikat oksigen.Di samping itu, NO2- juga menimbulkan nitrosamin pada air buangan

tertentu, nitrosamin tersebut dapat menyebabkan kanker. Berdasarkan bahayanya Nitrat dan

Nitrit bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi dalam kadar yangtinggi yang terdapat dalam air

bersih, maka analisis nitrat dan nitrit dalam sampel air ini perlu dilakukan agar kandungan nitrat

dan nitrit dalam air dapat diketahui.

1.1 Rumusan Masalah

1.2  Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui kadar nitrat dan nitrit pada sampel air bersih yang diuji di Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

2.      Untuk mengetahui apakah kadar Nitrat dan Nitrit yang diujikan tersebut telah memenuhi

persyaratan kualitas air bersih sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.416/MENKES/PER/IX/1990.

1.3  Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :                                           

Page 3: Laporan Nitrat

1.      Dapat mengetahui cara analisis kadar nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2

-) pada sampel air

dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-Visible.

2.      Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kadar nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2

-)

untuk Baku Mutu Persyaratan Kualitas Air Bersihyakni 10 mg/L untuk Nitrat (NO3-) dan 1

mg/L untuk Nitrit (NO2-) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.416/MENKES/PER/IX/1990.

2.2      Air

Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul air tersusun atas

dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air mempunyai sifat

tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa

(1 bar) dan suhu 273,15 K (0ºC). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting karena

mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan

senyawa organik. Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat besar, sedangkan

atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam.

Hal ini selain menyebabkan sifat kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan

hidrogen antar molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu

molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat dalam satu

molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki sifat-sifat khas.

Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi kehidupan makhluk  di bumi (Achmad, 2004).

2.2.1 Sumber dan Kegunaan Air

            Kuantitas air berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa

kimia baik dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik juga adanya mikroorganisme yang

memegang peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air.

            Seluruh peradapan manusia dan mahluk hidup lainnya dapat lenyap karena kurangnya air

yang disebabkan berbagai faktor terutama akibat dari perubahan iklim. Kualitas air yang buruk

yang disebabkan adanya berbagai jenis bakteri pathogen dan kandungan bahan-bahan kimia

berbahaya dapat membunuh berjuta manusia terutama di negara-negara sedang berkembang.

Page 4: Laporan Nitrat

            Sebagian besar dari air ditemukan dalam bentuk lautan dan samudra. Bagian lainnya

terdapat dalam bentuk uap air di atmosfer. Air dalam bentuk padat juga ditemukan di bumi yaitu

yang membentuk salju di daerah kutub utara dan selatan.

            Air permukaan terdapat dalam danau, sungai dan sumber-sumber air lainnya, sedangkan

air tanah (ground water), terdapat di dalam tanah. Air tanah dapat melarutkan mineral-mineral

bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Sebagian besar mikroorganisme yang semula ada

dalam air tanah berangsur-angsur disaring sewaktu air meresap dalam tanah. Terdapat perbedaan

yang cukup besar antara air tanah dengan air permukaan. Hai ini disebabkan oleh kandungan

berbagai zat, baik yang terlarut maupun yang tersuspensi dalam perjalanan menuju ke laut. Air

permukaan yang terkumpul dalam danau atau waduk mengandung nutrisi penting untuk

pertumbuhan ganggang. Air permukaan yang mengandung bahan organik mudah terurai dalam

konsentrasi tinggi secara normal akan mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang

mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap

kualitas air permukaan.

            Ada keterkaitan yang sangat kuat antara lapisan air dimana air berada dengan lapisan

tanah/lahan dimana keduanya dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Misalnya, gangguan terhadap

hutan menjadi lahan pertanian dapat menyebabkan reduksi negative yang ada diatasnya dan

mengurangi proses transpirasi yaitu penguapan air oleh tanaman. Hal ini dapat mempengaruhi

iklim mikro di wilayah tersebut. Akibat dari hal tersebut adalah meningkatnya limpasan air,

erosi, dan akumulasi dari lumpur dalam badan air (sungai) serta dapat meningkatkan unsur-unsur

hara di permukaan air, sehingga siklus nutrient akan dipercepat. Terjadinya percepatan siklus

tersebut akan sangat memberikan pengaruh terhadap karakteristik kimia dan biologi dari badan

air.

Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni. Pada

daerah kering sebagian kebutuhan airnya berasal dari larutan, suatu sumber yang akan menjadi

penting setelah persediaan air tawar dunia relative berkurang dibandingkan kebutuhan.

Meningkatnya kebutuhan air ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk dunia yang

makin bertambah juga sebagian akibat dari peningkatan taraf hidupnya yang diikuti oleh

peningkatan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga, industri, rekreasi disamping pertanian

(Achmad, 2004).

2.2.2 Sifat-Sifat Unik dari Air

Page 5: Laporan Nitrat

            Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah molekul air terdiri

dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Molekul air yang satu dengan

molekul-molekul air lainnya yang bergabung dengan satu ikatan hydrogen antara atom H dengan

atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan ikatan hydrogen inilah yang menyebabkan air

mempunyai sifat-sifat yang khas seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1 Sifat-Sifat Penting dari Air

Sifat Efek dan Kegunaan

Pelarut yang sangat baik

Transport zat-zat makanan dan bahan buangan

yang dihasilkan proses biologi.

Konstanta dielektrik paling tinggi diantara

cairan murni lainnya.

Kelarutan dan ionisasi dari senyawa ini tinggi

dalam larutannya.

Tegangan permukaan lebih tinggi daripada

cairan lainnya.

Faktor pengendali dalam fisiologi; membentuk

fenomena tetes dan permukaan.

Transparan terhadap cahaya tampak dan

sinar yang mempunyai panjang gelombang

lebih besar dari ultraviolet.

Tidak berwarna, mengakibatkan cahaya yang

dibutuhkan untuk fotosintesis mencapai

kedalaman tertentu.

Bobot jenis tertinggi dalam bentuk cairan

(fasa cair) pada 4ᵒC

Air beku (es) mengapung, sirkulasi vertical

menghambat stratifikasi badan air.

Panas penguapan lebih tinggi dari material

lainnya.

Menentukan transfer panas dan molekul air antara

atmosfer dan badan air.

Kapasitas kalor lebih tinggi dibandingkan

dengan cairan lain kecuali ammonia.

Stabilisasi dari temperatur organisme dan wilayah

geographis.

Panas laten dan peleburan lebih tinggi

daripada cairan lain kecuali ammonia. Temperatur stabil pada titik beku.

Page 6: Laporan Nitrat

            Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan

media transport utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan/ sampah yang dihasilkan

proses kehidupan. Oleh karena itu air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan

murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral/ unsur lain yang terdapat di dalamnya. Meskipun

demikian tidak berarti bahwa semua perairan di bumi ini telah tercemar. Sebagai contoh, air yang

berasal dari sumber air di daerah pegunungan atau daerah hulu sungai dapat dianggap sebagai air

yang bersih (Achmad, 2004).

2.2.3 Pencemaran Air

Dewasa ini, air menjadi menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yangseksama

dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik ataupun yang sesuai dengan standar tertentu, saat

ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyaktercemar oleh bermacam-macam limbah

dari hasil kegiatan manusia, baik limbah darirumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan

kegiatan-kegiatan lainnya (Ompusunggu, 2009).

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari

kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan

berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh meskipun di daerah pegunungan atau hutan

yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi, air hujan selalu mengandung

bahan-bahan terlarut CO2, O2,dan N2 serta bahan-bahan tersuspensi dan partikel-partikel lainnya

yang trerbawa dari atmosfer.

Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu

Lingkungan adalah : masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen

lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,

sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau

sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Achmad, 2004).

Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/peruntukkannya digolongkan

menjadi:

1.      Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

Page 7: Laporan Nitrat

2.      Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air

minum dan keperluan rumah tangga.

3.      Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4.      Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat

dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.

Menurut definisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air yang termasuk

dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran

dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi bukan golongan

A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi digunakan langsung sebagai air

minum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi

kurang/ tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Achmad, 2004).

2.2.4        Air Bersih

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang ”Syarat-syarat

Dan Pengawasan Kualitas Air “, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Air harus

bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. Air tidak boleh mengandung bahan kimia

yang berbahaya maupun beracun. Air tidak berasa dan tidak juga berbau. Air harus memenuhi

standar yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) atau Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

2.3      Senyawa Nitrogen dalam Air

Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebgai bahan

tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting dalam perairan

reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama dalam air adalah ion nitrat

(NO3-), dan ammonium (NH4

+). Dalam kondisi tertentu terdapat dalam bentuk nitrit (NO2-).

Sebagian besar dari nitrogen total dalam air terikat sebagai nitrogen organik, yaitu dalam bahan-

bahanyang berprotein, juga dapat berbentuk senyawa/ion-ion lainnya dari bahan pencemar.

Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat dari

ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik dalam perairan

aerobic terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai NO3-, dan dengan bilangan

oksidasi +3, dalam keadaan anaerob, sebagai NH4+ yang stabil (Achmad, 2004).

Page 8: Laporan Nitrat

2.4  Nitrat dan Nitrit

Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2

-) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan bagian

dari siklus Nitrogen.Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung

Nitrogen organik pertama–tama menjadi Amonia, kemudian dioksidasikan menjadi Nitrit dan

Nitrat. Oleh karena Nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi Nitrat, maka Nitrat adalah

senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di

permukaan.

Nitrifikasi dapat didefenisikan sebagai konversi biologis dan nitrogen dari komponen

organik atau anorganik dari bentuk tereduksi ke bentuk teroksidasi. Pada penanganan polusi air,

nitrifikasi adalah proses biologis yang akan mengoksidasi ion ammonium menjadi bentuk nitrit

atau nitrat. Bakteri yang mengoksidasi amonium menjadi nitrit adalah bakteri dari

genus Nitrosospira, Nitrosococcus, Nitrosocystis.Sedangkan bakteri yang mengoksidasi nitrit

menjadi nitrat adalah Nitrobacter juga dari genus Nitrosogloea dan Nitrocystis.

Pada limbah yang belum diolah, nitrogen dijumpai dalam bentuk nitrogen organik dan

komponen amonium. Nitrogen organik akan diubah oleh aktivitas mikroba menjadi ion

amonium. Bila kondisi lingkungan mendukung maka mikroba nitrifikasi akan mampu

mengoksidasi amonia. Mikroba tersebut bersifat autotropik yaitu mendapatkan energinya melalui

proses oksidasi dari ion amonium. Reaksinya adalah sebagai berikut:

2NH4+  +  3O2                   2NO2

-+  4H++  2H2O  +  energi

                           bakteri

2NO2-+  O22NO3

-   +  energi

                          bakteri

Nitrat (NO3-) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa yang

stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan

hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan

ganggang yang tak terbatas (bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat dipenuhi),

sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang menyebabkan kematian ikan. NO3- dapat berasal

dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk, cat dan sebagainya. Kadar Nitrat secara

Page 9: Laporan Nitrat

alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di

daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10

mg NO3/L (di Indonesia dan A.S) (Alaert dan Sri Sumestri, 1984).

Analisa nitrat cukup sulit, karena rumit dan peka terhadap berbagai jenis gangguan.

Namun ada beberapa cara analisa yang tersedia antara lain:

1.      Analisa spektrofotometris pada panjang gelombang 220 nm (sinar ultra ungu yang cocok

sebagai analisa penduga bagi air tanpa zat organis dengan kadar NO3-N antara 0,1 sampai 11

mg/L.

2.      Analisa dengan elektroda khusus (dan pH meter) yang cocok sebagai analisa penduga baik

untuk air bersih maupun air buangan dengan skala kadar NO3-N antara 0,2 sampai 1400 mg/L.

3.      Analisa dengan brusin untuk air dengan kadar 0,1 sampai 2 mg NO3-N/L.

4.      Analisa dengan asam kromotropik untuk air dengan kadar 0,1 sampai 5 mg NO3-N/L.

5.      Analisa dengan reduksi menurut Devarda untuk air dengan kadar NO3-N lebih dari 2 mg/L.

6.      Analisa kolorimetris khusus bagi nitrit, setelah semua zat nitrat direduksi oleh butir kadmium

(Cd), metode ini cocok untuk air dengan kadar NO3-N antara 0,01 sampai 1 mg/L (Alaert dan Sri

Sumestri, 1984).

Dalam penelitian ini analisis nitrat dilakukan dengan metode brusin sulfat. Prinsip dari

pengujian nitrat nitrogen dengan metode brusin sulfat yaitu ion nitrat bereaksi denganbrusin

dalam suasana asam membentuk senyawaberwarna kuning. Jadi sampel yang membentuk warna

kuning pekat menunjukan konsentrasi nitrat nitrogen yang terkandung pada sampel sangat besar,

dan jika sampel yang diuji memiliki konsentrasi nitrat nitrogen berada di luar kurva kalibrasi

larutan standar maka sampel yang diuji harus diencerkan agar bisa terbaca atau masuk dalam

kurva kalibrasi.

Nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh

konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis dapat menyebabkan

depresi, sakit kepala. Methemoglobin adalah hemoglobin yang di dalamnya ion Fe2+diubah

menjadi ion Fe3+ dankemampuannya untuk mengangkut oksigen telah berkurang dan

menyebabkan darah menjadi coklat. Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin terpapar

oksidator termasuk nitrat. Sebenarnya darah manusia secara normal mengandung methemoglobin

pada konsentrasi tidak lebih dari 2% tetapi jika methemoglobin meningkat menjadi 10%-20%

akan mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen menjadi sangat terganggu.

Page 10: Laporan Nitrat

Darah mengandung methemoglobin yang tinggi disebut methemoglobinemia dengan gejala

tubuh berwarna biru (sianosis), sesak nafas, mual dan muntah-muntah dan shock. Kematian

dapat terjadi kalau kadar methemoglobin mencapai 70%.

Bayi pada umumnya lebih sensitif terhadap methemoglobin daripada orang dewasa. Hal

ini disebabkan beberapa faktor yakni:

1.      Sebagian besar (60%) kandungan hemoglobin dalam darah bayi merupakan tipe yang sangat

peka terhadap nitrat.

2.      Enzim methemoglobin reduktase yang terdapat dalam darah bayi untukmerubah

methemoglobin menjadi hemoglobin menjadi terbatas jumlahnya.

3.      Percernaan bayi merupakan pH yang paling sensitif yang akan menjadi media yang baik untuk

pertumbuhan bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit ( Harris dan Karmas, 1989).

Bakteri pereduksi nitrat dalam usus manusia atau hewan akan mengubah nitrat menjadi

nitrit. Nitrit tersebut akan mengoksidasi hemoglobin pada darah menjadi methemoglobin yang

tidak dapat mengikat oksigen. Walaupun nitrit penyebab masalah pada tubuh manusia, namun

karena sangat jarang dijumpai dalam makanan dan air maka standar didasarkan pada nitrat yang

dapat dijumpai pada makanan, air seperti halnya pada sayuran daun dan bayam (Jenie dan

Winiati, 1990).

            Nitrit dan nitrat merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi

masing-masing +3 dan +5. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan

sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi pada instalasi

pengolahan air buangan, dalam air sungai dan sistem drainase, dan sebagainya. Nitrit sendiri

membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, hingga darah

tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di samping itu, NO2-juga menimbulkan

nitrosamin pada air buangan yang tertentu, nitrosamin tersebut dapat menyebabkan kanker

(Alaert dan Sri Sumestri, 1984).

Nitrit akan bereaksi dengan amino sekunder/tersier membentuk senyawa N-nitrosamin

yang bersifat mutagen dan karsinogen, selanjutnyanitrosamine menunjukkan aktifitas

karsinogenik. Residu nitrit yang tertinggal dalam produk akhir akan menimbulkan kematian bila

melebihi 15-20 mg/kg bobot badan yangmengkonsumsi. Nitrosamin adalah suatu kelompok

senyawa yang terbentuk dari interaksiantara nitrit dengan senyawa amin sekunder atau tersier

(Soeparno, 1998).

Page 11: Laporan Nitrat

R2NH  +  HNO2R2N-NO + H2O

           Amin sekunder              nitrosamine (karsinogenik)

           

            Nitrit (NO2-) ditentukan secara kolorimetris dengan alat spektrofotometer UV-Vis. Pada

pH 2,0 – 2,5 berkaitan dengan hasil reaksi antara diazo asam Sulfanilatdan N-1-naftil-

etilendiamin dihidroklorida(NED dihidroklorida), maka akan terbentuk larutan berwarna ungu

kemerah-merahan. Warna tersebut mengikuti hukum Lambert-Beer dan menyerap sinar pada

panjang gelombang 543 nm. Metoda kolorimetris tersebut sangat peka, sehingga biasanya perlu

pengenceran sampel. Selain dari metoda ini, tidak ada cara analisa lain yang dapat dianggap

bersifat baku (Alaert dan Sri Sumestri, 1984).

            Interferensi yang sering terjadi dalam analisis nitrit yaitu NCl3mengganggu warna reaksi

murni, tetapi jarang ditemui (hanya ada di dekat tempat proses klorinasi air minum) dan dapat

dihilangkan dengan penambahan Na2S2O3(natrium tiosulfat).

            Kation-kation Fe3+, Pb2+, Hg2+, Ag2+, Sb3+, Au3+dan anion PtCl62- dan VO3

2-juga

mengganggu analisa karena dapat mengendap selama analisa, kation-kation tersebut harus

dihilangkan. Gangguan Fe3+ dapa dihilangkan dengan mereduksi Fe3+dengan zat pereduksi

misalnya Na2S2O3 sampai menjadi Fe2+, atau dengan mengendapkan Fe3+ sebagai Fe(OH)3 pada

pH 7 sebelum analisa nitrit dimulai (Alaert dan Sri Sumestri, 1984).

2.5  Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometri merupakan salah satu metode analisis instrumental yang didasarkan

pada interaksi radiasi elektromagnetik dengan atom maupun molekul suatu senyawa kimia.

Dengan mengetahui interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang

memanfaatkan sifat-sifat dari interaksi tersebut. Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan

beberapa peristiwa antara lain adalah: pemantulan, pembiasan/hamburan (scattering), difraksi,

penyerapan, (absorpsi), fluoresensi, fosforesensi dan emisi (Riyanto, 2009).

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan

fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang

tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang

diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi

tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Page 12: Laporan Nitrat

Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan

bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber

spektrum tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau

blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun

pembanding (Khopkar, 1990: 225).

Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi:

1.      Sumber radiasi

Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda yang tereksitasi hingga ke tingkat tenaga yang tinggi

oleh sumber listrik bertenaga tinggi. Sumber radiasi ultraviolet yang banyak digunakan adalah

lampu hidrogen dan lampu deuterium. Sedangkan sumber radiasivisibleatau tampak yang biasa

digunakan adalah lampu filamen tungsten (Sastrohamidjojo, 2001).

2.      Monokromator adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang

monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma atau grating. Untuk mengarahkan sinar

monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah (Khopkar, 1990:

226).

3.      Sel absorpsi

Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi

untuk pengukuran pada daerah UV harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus

cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10 mm. Sel yang bisa digunakan

berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan (Khopkar, 1990: 227).

4.      Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang

gelombang (Khopkar, 1990: 227).

Diagram sederhana dari spektrofotometer adalah sebagai berikut:

Prinsip analisis spektroskopi didasarkan pada adanya serapan berkas sinar oleh sampel

yang menyebabkan terjadinya transisi elektron suatu senyawa dari keadaan dasar (ground state)

yang energinya rendah ke keadaan tereksitasi (excited state) yang mempunyai energi lebih

tinggi. Frekuensi serapan tersebut dapat terukur dan menghasilkan spektra.

Page 13: Laporan Nitrat

2.5.1        Persamaan Lambert-Beer

Jika suatu berkas melewati medium homogen, sebagian intensitas cahaya datang (Io)

diabsorpsi oleh medium sebesar Ia, sebagian intensitas dipantulkan sebesar Ir dan sisanya

ditransmisikan sebesar It.

Io = Ia + It + Ir.......................................................................................1)

Karena pada umumnya Ir sangat kecil maka Io = Ia + It.

Lambert (1760) dan Beer (1852) menunjukkan hubungan berikut:

T =    = 10-abc..................................................................................2)

dengan:           T = transmitansi

                        a = tetapan absorbtivitas

                        b = jarak tempuh optik = tebal sampel

                        c = konsentrasi medium

log [ ] = log [ ] = -abc ...........................................................3)

atau A = abc............................................................................................4)

dengan A = -log (T)

A disebut sebagai absorbansi larutan terhadap sinar ang dilewatkan.

Rumus (4) tersebut disebut sebagai rumus Lambert-Beer.

            Dengan hukum Lambert-Beer ini, maka dengan mengukur absorbansi atau transmisi

dapat ditentukan kadar suatu zat bila tebal medium penyerap dan absorbsivitas diketahui.

Besarnya absorbsivitas ditentukan dengan cara mengukur absorbansi suatu zat yang sama pada

berbagai kadar yang telah diketahui. Kadar zat padat dinyatakan dalam berbagai cara (misalnya,

%, molar, gram/liter, miligram/100 ml, dll). Kemudian gambar dalam grafik, yang menunjukkan

hubungan antara absorbansi dan kadar, maka diperoleh kurva standar. Dari kurva standar yang

linear tersebut, dapat dihitung besarnya absorpsivitas yang merupakan slope dari kurva yang

terbentuk (Riyanto, 2009).

Page 14: Laporan Nitrat

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Alat-alat yang dipakai dalam percobaan ini antara lain:

1.      Spektofotometer UV-Vis double beam, Shimadzu UV-1700

2.      Pipet Ukur 2 mL

3.      Labu Ukur 100 ml

4.      Pipet Volume 10 mL, 50 mL

5.      Erlenmeyer 50 mL, 100 mL

6.      Kompor Listrik

7.      Penangas air

8.      Gelas Piala 100 mL

9.      Kuvet

10.  Bola Hisap

11.  Corong Gelas

12.  Pipet Mikro 100 µL

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:

1.      5 sampel air bersih

2.      Larutan induk NO3-N 1000 mg/L

Page 15: Laporan Nitrat

3.      Larutan campuran Brucin-asam sulfanilat

4.      H2SO4 pekat

5.      NaCl 30%

6.      Akuadest

7.      Larutan induk NO2-N 1000 mg/L

8.      Larutan Asam Sulfanilat

9.      Larutan N-1- Napthylethylene diamine dihidrochloride (NED dihidroklorida)

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pembuatan Larutan Standart

Pembuatan larutan standart nitrat NO3-N dengan tahapan sebagai berikut:

1.      Sebanyak 0; 0,25; 0,50; 1,00 dan 2,00 mL larutan standar nitrat 100 mg/L dipipet dan

dimasukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.

2.      Air suling ditambahkan sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar nitrat-N 0,00;

0,25; 0,50; 1,00 dan 2,00 mg/L (SNI-06-2480-1991).

Pembuatan larutan standart nitrit NO2-N dengan tahapan sebagai berikut:

1.    Sebanyak 0;0,01;0,02;0,05;0,10;0,15 dan 0,20 mL larutan standar nitrit 100mg/Ldipipet dan

dimasukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.

2.    Air suling ditambahkan sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar nitrit-N sebesar

0,00; 0,01; 0,02; 0,05; 0,10; 0,15 dan 0,20 mg/L (SNI-06-2484-1991).

3.3.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Pembuatan kurva kalibrasi nitrat dengan tahapan sebagai berikut:

1.    Alat spektrofotometer dioptimalkan sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar

nitrat.

2.    Sebanyak 10 mL masing-masing larutan standar dan blanko dimasukkan ke dalam labu

erlenmeyer 50 mL.

3.    Sebanyak 2 mL larutan NaCl 30 % dan 10 mL larutan asam sulfat, ditambahkan ke dalam

masing-masing larutan tersebut, diaduk perlahan-lahan dan dibiarkan sampai dingin.

4.    Sebanyak 0,5 mL larutan campuran brusin-asam sulfanilat ditambahkan aduk perlahan-lahan

dan dipanaskan diatas penangas air pada suhu tidak melebihi 95ºC selama 20 menit kemudian

dinginkan.

Page 16: Laporan Nitrat

5.    Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, dibaca dan

dicatat serapannya pada panjang gelombang 410 nm.

6.    Kurva kalibrasi dibuat dari hubungan antara serapan (A) Vs konsentrasi (C) dari larutan standar

nitrat dan tentukan persamaan garis lurusnya (SNI-06-2480-1991).

Pembuatan kurva kalibrasi nitrit NO2-N dengan tahapan sebagai berikut:

1.    Alat spektrofotometer dioptimalkan sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar

nitrit.

2.    Sebanyak 50 mL masing-masing larutan standar dan blanko dipipet kemudian dimasukkan ke

dalam labu erlenmeyer 100 mL.

3.    Sebanyak 1 mL larutan asam sulfanilat ditambahkan dan dibiarkan larutan tersebut bereaksi

selama 2-8 menit.

4.    Sebanyak 1 mL larutan NED dihidroklorida ditambahkan,diaduk dan dibiarkan paling sedikit

10 menit, tetapi tidak lebih dari 2 jam.

5.    Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, dibaca dan

dicatat serapannya pada panjang gelombang 543 nm.

6.    Kurva kalibrasi dibuat dari hubungan antara serapan (A) dengan konsentrasi (C) dari larutan

standar nitrit dan tentukan persamaan garis lurusnya (SNI-06-2484-1991).

3.3.3 Penentuan Kadar NO3- dan NO2

- pada Sampel Air bersih

Analisis kadar nitrat pada sampel air bersih dengan tahapan sebagai berikut:

1.    Sebanyak 10 mL sampel air dengan salah satu sampel dibuat secara duplo dipipet dan

dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 50 mL.

2.    Sebanyak 2 mL larutan NaCl 30 % dan 10 mL larutan asam sulfat ditambahkan, diaduk

perlahan-lahan dan dibiarkan sampai dingin.

3.    Sebanyak 0,5 mL larutan campuran brusin-asam sulfanilat ditambahkan, diaduk perlahan-lahan

dan dipanaskan di atas penangas air pada suhu tidak melebihi 95ºC selama 20 menit kemudian

didinginkan.

4.    Larutan sampel dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer dan dibaca

absorbansinya pada panjang gelombang 410 nm.

5.    Apabila perbedaan hasil pengukuran secara duplo lebih besar dari 2 %, periksa keadaan alat

dan diulangi tahapan 1 sampai dengan 4, apabila perbedaanya lebih kecil atau sama dengan 2 %,

rata-ratakan hasilnya (SNI-06-2480-1991).

Page 17: Laporan Nitrat

Rumus Perhitungan:

mg/L NO3-sebagai N = C × fp

Dimana:          

C  = konsentrasi yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L)

Fp = faktor pengenceran

Analisis kadar nitrit pada sampel air bersih dengan tahapan sebagai berikut:

1.    Sebanyak 50 mL sampel air dengan salah satu sampel dibuat secara duplo dipipet dan

dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL.

2.    Sebanyak 1 mL larutan asam sulfanilat ditambahkan dan dibiarkan larutan tersebut bereaksi

selama 2-8 menit.

3.    Sebanyak 1 mL larutan NED dihidroklorida ditambahkan,diaduk dan dibiarkan paling sedikit

10 menit, tetapi tidak lebih dari 2 jam.

4.    Larutan sampel dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, dibaca dan dicatat

serapannya pada panjang gelombang 543 nm.

5.    Apabila perbedaan hasil pengukuran secara duplo lebih besar dari 2 %, periksa keadaan alat

dan diulangi tahapan 1 sampai dengan 4, apabila perbedaanya lebih kecil atau sama dengan 2 %,

rata-ratakan hasilnya (SNI-06-2484-1991).

Rumus Perhitungan:

mg/L NO2-sebagai N = C × fp

Dimana:          

C  = konsentrasi yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L)                        

Fp = faktor pengenceran

Page 18: Laporan Nitrat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

            Kegiatan PKL yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta ini meliputi

analisis terhadap berbagai jenis sampel air dengan metode yang digunakan di Laboratorium

Kimia Air. Praktik kerja lapangan yang dilakukan di laboratorium kimia air meliputi: analisis

nitrat dan nitrit.

            Pada laboratorium kimia air sampel didapat dari masyarakat yang akan menguji berbagai

parameter dari air minum, air bersih dan sampel air limbah yang kemudian diberi nama sampel

atau contoh uji tersebut dengan pemberian kode untuk memudahkan pengerjaan di laboratorium.

Untuk mendapatkan data analisis yang akurat, diperlukan beberapa langkah penting yang

kadang-kadang kurang mendapatkan perhatian selama ini diantaranya: pengawetan sampel dan

metode analisis yang digunakan untuk memeriksa sampel. Banyaknya gangguan yang timbul

selama penyimpanan dan pengangkutan sampel dari lapangan ke laboratorium dapat

menyebabkan perubahan sampel dari keadaan aslinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan terhadap

sampel yang akan dianalisis baik secara fisik maupun secara kimia agar keadaannya tetap stabil.

Cara pengawetan sampel tergantung dari jenis analisis yang akan dilakukan, misalnya untuk

analisis nitrat dan nitrit dalam air, pemeriksaan harus segera dilakukan setelah pengambilan

sampel. Kalau terpaksa diawetkan perlu penambahan asam sulfat pekat sampai pH 2 kemudian

didinginkan dalam lemari pendingin khusus pada suhu 4ºC atau dibekukan pada suhu -20ºC dan

sampel harus diperiksa maksimal 48 jam setelah dilakukan penyamplingan. Hal ini disebabkan

adanya oksigen terlarut dan bakteri-bakteri yang dapat mengoksidasi ammonium (NH4+) menjadi

nitrit (NO2-) atau nitrit (NO2

-) menjadi nitrat (NO3-).

Untuk mengetahui kualitas dari air pada perairan, banyak sekali parameter yang

dianalisis. Parameter-parameter tersebut sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Namun tidak semua parameter akan

ditentukan, hanya ada dua parameter yang dianalisis diantaranya adalah:

4.1.1 Analisis Nitrat

Tingginya kadar nitrat pada air bersih terutama yang berasal dari sungai atau sumur di

dekat pertanian. Hal ini sangat berbahaya bila kandungan nitrat ini dikonsumsi oleh anak bayi

Page 19: Laporan Nitrat

dan dapat menimbulkan keracunan akut. Bayi yang baru berumur beberapa bulan belum

mempunyai keseimbangan yang baik antara usus dan bakteri usus. Sebagai akibatnya, nitrat yang

masuk dalam saluran pencernaan akan langsung diubah menjadi nitrit yang kemudian berikatan

dengan hemoglobin membentuk methemoglobin. Ketidakmampuan tubuh bayi untuk

mentoleransi adanya methemoglobin yang terbentuk dalam tubuh mereka akan mengakibatkan

timbulnyamethemoglobinemia pada bayi.Methemoglobinemia juga disebut "sindrom bayi biru".

Penyakit ini disebut gejala bayi biru dengan gejala yang khas yaitu terlihat warna kebiruan pada

daerah sekitar bibir dan beberapa bagian tubuh. Pada bayi yang telah berumur enam bulan atau

lebih, bakteri pengubah nitrat di dalam tetap ada walau dalam jumlah sedikit. Pada anak-anak

dan orang dewasa, nitrat diabsorbsi dan di sekresikan sehingga resiko untuk keracunan nitrat

jauh lebih kecil.Oleh karena itu, parameter ini perlu untuk dilakukan analisis.

Penentuan kadar nitrat dilakukan dengan metode spektrofotometer (SNI 06-2480-1991)

pada kisaran kadar 0,1 mg/L – 2,0 mg/L dengan menggunakan metode brusin sulfat. Prinsip dari

percobaaan ini adalah Nitrat dalam air dalam suasana asam dengan Brusin Sulfanilat dan Asam

Sulfat membentuk senyawa yang berwarna kuning. Intensitas warna yang terjadi diukur

absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm.Jadi sampel yang

membentuk warna kuning pekat menunjukan konsentrasi nitrat nitrogen yang terkandung pada

sampel sangat besar, dan jika sampel yang diuji memiliki konsentrasi nitrat nitrogen berada di

luar kurva kalibrasi larutan standar maka sampel yang diuji harus diencerkan agar bisa terbaca

atau masuk dalam kurva kalibrasi.

Konsentrasi nitrat dalam sampel air bersih diperoleh dengan cara absorbansi sampel yang

diukur dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus larutan standar nitrat. Untuk itu sebelum

sampel air diuji, terlebih dahulu dibuat larutan standar dengan konsentrasi masing-masing (0,00;

0,25; 0,50; 1,00; dan 2,00) mg/L dari larutan standar nitrat 100 mg/L. Larutan standar ini

berguna sebagai interval atau rentangan untuk menentukan apakah nilai absorban sampel berada

dalam rentangan larutan standar tersebut atau tidak. Untuk pembuatan kurva kalibrasi masing-

masing dari larutan standar yang telah dibuat kemudian diberi perlakuan yang sama dengan

blanko dan sampel air yang dianalisis. Setelah diukur dengan alat spektrofotometer UV-

Vis double beam atau berkas ganda maka dapat diketahui absorbansi masing-masing larutan

standar dan sampel air.

Tabel 2. Absorbansi larutan standar nitrat

Page 20: Laporan Nitrat

Standar Konsentrasi (mg/L) Absorbansi

1 0,00 0,000

2 0,25 0,024

3 0,50 0,044

4 1,00 0,093

5 2,00 0,188

Hubungan antara absorbansi larutan standar dengan konsentrasi yang dimiliki masing-

masing kemudian muncul sebagai kurva kalibrasi yang tampak pada gambar 1.

Gambar 1. Kurva larutan standar nitrat

Kurva kalibrasi pada gambar 1 memiliki persamaan garis regresi linear y = 0,0941x –

0,0008 dan memiliki nilai korelasi sebesar 0,9996. Kemudian kadar nitrat dapat dihitung dengan

cara memasukkan absorbansi sampel yang terbaca dalam persamaan garis tersebut.

Tabel 3. Hasil analisis kadar nitrat

No

SampelAbsorbansi Konsentrasi (mg/L)

Konsentrasi yang

sebenarnya (mg/L)

712 0,101 1,0818 10,8183

712 0,102 1,0925 10,9250

1484 0,019 0,2104 0,2104

1527 0,072 0,7736 0,7736

1612 0,066 0,7099 0,7099

1886 0,036 0,3911 3,9110

Dari ke lima sampel yang telah dianalisis, ada satu sampel yang kadar nitratnya

melampaui ambang batas yang telah ditentukan di dalam PERMENKES RI

No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar maksimal yang diperbolehkan di dalam air bersih adalah

10 mg/L. Tingginya kadar Nitrat mungkin disebabkan karena lokasinya yang berdekatan dengan

lahan pertanian dan adanya pengunaan pupuk Nitrogen yang terlalu banyak. Selain itu tingginya

kadar Nitrat disebabkan juga oleh limbah domestik dari lokasi tersebut yang mengandung

Amonia yang akan dioksidasi menjadi Nitrat, Sedangkan empat sampel yang lain mengandung

Page 21: Laporan Nitrat

kadar nitrat di bawah ambang batas yang telah ditentukan sehingga air tersebut masih layak

digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri serta masih dapat dikonsumsi.

4.1.2 Analisis nitrit

Kadar nitrit yang tinggi dapat membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan

hemoglobin dalam darah, hingga darah tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di

samping itu, NO2- juga menimbulkan nitrosamin pada air buangan yang tertentu, nitrosamin

tersebut dapat menyebabkan kanker.Maka parameter ini perlu untuk dilakukan analisis.

Penentuan kadar nitrit dilakukan dengan metode spektrofotometer (SNI 06-2484-1991)

pada kisaran kadar 0,001 mg/L – 0,2 mg/L NO2-N dengan menggunakan metode asam sulfanilat.

Prinsip dari percobaaan ini adalah Nitrit dengan Asam Sulfanilat dan NED dihidrokloridadalam

suasana asam (pH 2,0-2,5) membentuk senyawaazo yang berwarna merahkeunguan. Intensitas

warna yang terjadi diukurabsorbansinyadengan spektrofotometer pada panjang gelombang 543

nm.

Menurut Rilley dan Millero sebelum terbentuknya warna pink, terjadi

pembentukkan iondiazonium yang merupakan hasil reaksi dari nitrit dan sulfanilat yang terjadi

menurut reaksi berikut:

 

HSO3NH2+NO2-+ 2H+→HSO3N    N + 2H2O

  Asam sulfanilat                                   ion diazonium

  

HSO3N    N  +                     NHCH2C      H2NH2.2HCl  →

                ion diazonium                                     

                  NED dihidroklorida

  

HSO3NN   NHCH2CH2NH2+  H++ 2HCl

Senyawa azo merah keunguan

Page 22: Laporan Nitrat

kondisi asam lemah pada pH 2,0 – 2,5 ion diazonium bereaksi dengan NED

dihidroklorida membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan.

Konsentrasi nitrit dalam sampel air bersih diperoleh dengan cara absorbansi sampel yang

diukur dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus larutan standar nitrit. Untuk itu sebelum

sampel air diuji, terlebih dahulu dibuat larutan standar dengan konsentrasi masing-masing (0,00;

0,01; 0,02; 0,05; 0,10; 0,15 dan 0,20) mg/L dari larutan standar nitrat 100 mg/L. Larutan standar

ini berguna sebagai interval atau rentangan untuk menentukan apakah nilai absorbansi sampel

berada dalam rentangan larutan standar tersebut atau tidak. Untuk pembuatan kurva kalibrasi

masing-masing dari larutan standar yang telah dibuat kemudian diberi perlakuan yang sama

dengan blanko dan sampel air yang dianalisis. Setelah diukur dengan alat spektrofotometer UV-

Visdouble beam atau berkas ganda maka dapat diketahui absorbansi masing-masing larutan

standar dan sampel air.

Tabel 4. Absorbansi Larutan Standar Nitrit

Standar Konsentrasi (mg/L) Absorbansi

1 0,00 0,000

2 0,01 0,008

3 0,02 0,015

4 0,05 0,037

5 0,10 0,072

6 0,15 0,114

7 0,20 0,148

Hubungan antara absorbansi larutan standar dengan konsentrasi yang dimiliki masing-

masing kemudian muncul sebagai kurva kalibrasi yang tampak pada gambar 2.

Gambar 2. Kurva kalibrasi larutan standar nitrit

Kurva kalibrasi pada gambar 2 memiliki persamaan garis regresi linear y = 0,7435x –

0,0000 dan memiliki nilai korelasi sebesar 0,9994. Kemudian kadar nitrit dapat dihitung dengan

cara memasukkan absorbansi sampel yang terbaca dalam persamaan garis tersebut.

Tabel 4. Hasil analisis kadar nitrit

No

SampelAbsorbansi Konsentrasi (mg/L)

Konsentrasi yang

sebenarnya (mg/L)

Page 23: Laporan Nitrat

712 0,002 0,0027 0,0027

1484 0,002 0,0027 0,0027

1484 0,002 0,0027 0,0027

1527 0,053 0,0713 0,7130

1612 0,001 0,0013 0,0013

1886 0,001 0,0013 0,0013

Semua sampel yang telah dianalisis memiliki kadar nitrit dibawah ambang ambang batas

yang telah ditentukan di dalam PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar

maksimal nitrit yang diperbolehkan di dalam air bersih adalah 1,0 mg/L.Menurut Millero

rendahnya konsentrasi nitrit disebabkan karena nitrit di perairan hanya sebagai senyawa

peralihan (intermediate product) dari reduksi senyawa nitrat atau oksidasi senyawa amonia.

Page 24: Laporan Nitrat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dalam analisis konsentrasi Nitrat (NO3-) dan

Nitrit (NO2-) dengan menggunakan sampel air bersih dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Dari perhitungan diperoleh kadar Nitrat (NO3-) adalah 10,8717 mg/L; 0,2104 mg/L;0,7736

mg/L; 0,7099 mg/L dan 3,911 mg/L, sedangkan untuk kadar Nitrit (NO2-) adalah 0,0027 mg/L ;

0,0027 mg/L; 0,7130 mg/L; 0,0013 mg/L; dan 0,0013 mg/L.

2.      Pada percobaan kadar nitrit semua sampel masih di bawah ambang batas yang telah ditentukan

sedangkan untuk kadar nitrat ada satu sampel yang melebihi baku mutu sehingga ada satu sampel

air bersih yang belum memenuhi Persyaratan Kualitas Air Bersih sesuai PERMENKES RI

No.416/MENKES/PER/IX/1990 yakni 10 mg/L untuk Nitrat (NO3-) dan untuk Nitrit (NO2

-) 1,0

mg/L.

5.2 Saran

Dalam analisisNitrat dan Nitrit ini penulis menyarankan agar menggunakan metode atau

instrumentasi yang lain yang dapat digunakan untuk mendukung validitas data tentang

kandungan zat pencemar dalam sampel air tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R., 2004, Kimia Lingkungan, Penerbit Andi, Jakarta.

Alaerts, G. dan Santika, S.S., 1984, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya.

Anonim, 2004, Metode Pengujian Kadar Nitrat dalam Air dengan Alat Spektrofotometer secara

Brusin Sulfat, SNI-06-2480-1991, BSN, Jakarta.

Anonim, 2004, Metode Pengujian Nitrit dalam Air dengan Alat Spektrofotometer secara Asam

Sulfanilat, SNI-06-2484-1991, BSN, Jakarta.

Anonim, 1990, Persyaratan Kualitas Air Bersih, Menteri Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2010, Persyaratan Kualitas Air Minum, Menteri Kesehatan RI, Jakarta.

Effendi, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan,

Kanisius, Yogjakarta.

Page 25: Laporan Nitrat

Harris, R.S. dan Karmas, E., 1989, Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan, Penerbit ITB,

Bandung.

Jenie dan Winiati, 1990, Penanganan Limbah Industri Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-press, Jakarta.

Millero, F.J., 2006, Chemical Oceanography, CRC press, Boca Raton.

Ompusunggu, H., 2009, Analisa Kandungan Nitrat Pada Air Sumur Gali Di Sekitar Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, skripsi, Program Sarjana, USU, Sumatera Utara.

Rilley, J.P., 1975, Analytical Chemistry of Sea Water,3, 2, 193-514.

Riyanto, 2009, Diktat Kuliah Kimia Analisis Instrumental 1, Prodi Kimia UII, Yogyakarta.

Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta.

Soeparno, 1998, Ilmu dan Tehnologi Daging, Gadjah Mada University press, Yogyakarta.