Upload
meta
View
202
Download
37
Embed Size (px)
DESCRIPTION
percobaan 3
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
“SENYAWA-SENYAWA HIDROKARBON”
Oleh :
Kelompok 5
Nama : 1. Muhammad Fazri
2. Andrian Tri Kesuma
3. Windi Desmalinda
4. Meta Andriani
-FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2014
Percobaan III
Senyawa-senyawa Hidrokarbon
I. Tujuan
1. Mengetahui sifat kimia parafin.
2. Melakukan tes brom, tes bayer, dan tes asam sulfat untuk mengidentifikasi
senyawa hidrokarbon.
3. Mengetahui cara pemisahan paraffin dan olefin.
II. TeoriSenyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun
dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik,
dan lain-lain.
Sampai saat ini telah dikenal labih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk
mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli
menggolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam
molekulnya. Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa
karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka
dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi
menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh. Senyawa alifatik jenuh adalah
senyawa alifatik yang rantai C-nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja.
Golongan ini dinamakan alkana. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa
alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika
memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan
alkana. Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai Cnya
melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini
terbagi lgi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
a. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk
rantai tertutup.
b. Senyawa aromati yaitu senyawa karbon yang terdiri dari atom C yang
membentuk rantai benzena.
(Fressenden,1997)
Benzena berupa molekul segienam dasar dengan atom-atom karbon yang
terletak pada ke enam sudutnya. Semua ikatan karbon-karbon sama panjang dan
kuatnya, sama CC dan HC adalah 120⁰. Jadi, setiap atom karbon terhibridisasi sp2
setiap atom itu membentuk tiga ikatan sigma dengan dua atom karbon
disebelahnya dan dengan atom hidrogen. Susunan ini menyisakan 1 orbital 2pz
uang tidak terhibridisasi pada satu atom karbon, tegak lurus terhadap bidang
molekul benzena, atau cincin benzena, satu sebutan yang sering digunakan.
Sejauh ini uraiannya menyerupai konfigurasi etilena (C2H2), kecuali dalam hal
terdapat enam orbital 2pz, tidak terhibridsasi dalam susunan melingkar.
(Raymon Chang, 2005)
Digunakan dua lambang untuk menyatakan benzene, salah satunya ialah
struktur kekule, dan lainnya ialah heksagon dengan lingkaran didalamnya, untuk
menyatakan gagasan adanya awan elektron pi yang terdelokalisasi.
Manapun lamabang yang digunakan, hidrogen biasanya tidak ditulis secara
nyata, tetapi tidak harus ingat bahwa satu atom hidrogen melekat pada karbon
setiap sudut heksagon. Lambang dengan lingkaran di dalam menekankan fakat
bahwa elektron tersebar merata diseluruh cincin, dan dalam hal ini, barangkali
yang paling cermat diantara kedua lambang tersebut. Namun, lambang kekule
dengan jelas mengingatkan bahwa ada enam elektron pi dalam benzene.
(Harold Hart,2003)
Reaksi hidrokarbon
1. Reaksi oksidasi
Semua hidrokarbon terbakar dalam oksigen berlebih menghasilkan
karbondioksida dalam air.
Contoh: C2H8(g) + 7/2 O2(g) + 3H2O(l)
2. Reaksi subtitusi alkana
Reaksi subtitusi adalah reaksi dimana bagian dari molekul pereaksi
menggunakan atom H pada hidrokarbon (gugus hidrokarbon).
Contoh: CH3CL + Cl2 → CH2Cl2 + HCl
3. Reaksi adisi alkana
Suatu reaksi adisi adalah reaksi dimana pereaksi ditambahkan pada tiap
atom karbon di bagian ikatan rangkap karbon-karbon.
Contoh:
(2-Bromo propana)
Reaksi benzene
Benzen cenderung menjalani reaksi subtitusi dari pada adisi. Dengan adanya
katalis besi (III) klorida atau alumunium klorida benzen dapat bereaksi dengan
karbon ataupun bromin pada suhu kamar membentuk senyawa halobenzen.
Persamaannya:
(Yayan Sunarya,2012)
Sifat-sifat alkana
a. Sukar larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti alkohol,
eter (bersifat non polar).
b. Makin panjang rantai C, makin tinggi titik didihnya (titik didih isomer
rantai lurus lebih tinggi daripada isomer rantai bercabang).
c. Jika bereaksi dengan unsur halogen, atom H akan disubtitusi oleh atom
halogen.
d. Pada suhu kaar, senyawa alkan berwujud :
- Gas : (CH4 sampai dengan C4H10)
- Cair : (C5H12 sampai dengan C7H36)
- Padat : (< C18H38)
Sifat-sifat alkena
a. Mempunyai sifat fisis yang menyerupai alkena
b. Mengalami reaksi adisi
c. Mampu membentuk polimer
Sifat-sifat alkuna
a. Mempunyai sifat fisis yang menyerupai alkana dan alkuna
b. Mengalami reaksi adisi
c. Polimerasasinya menghasilkan polimer yang lebih besar dari alkena.
(Yunnisa,Ade.2011)
III. Prosedur Kerja
3.1 Alat dan bahan
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas ukur
b. Bahan
1. Minyak paraffin
2. 2-pentena
3. Sikloheksana
4. Toluena
5. Larutan 2% Br2 dalam CCL4
6. Larutan KMnO4 0,5%
7. Larutan Na2CO3 10%
8. H2SO4 pekat
3.2 Skema Kerja
A. Penentuan nikel secara gravimetri
Dimasukkan ke dalam gelas ukurDipanaskan hingga mendidihDitambah > 30mL asam tartar 15% dan ammoniapekat
Ditambah 1-2mL ammoniaDiasamkan dengan HCl, dipanaskan pada60−80℃Ditambah 2mL dimetilglioksim 1%Ditambah ammonia 6MDipanaskan endapan ±30 - 60 menit
Didinginkan dan disaringDicuci hingga Cl−¿¿hilangDikeringkan endapan pada suhu 110℃Ditimbang endapan
50mL sampel + 200mL air
Bau uap ammonia
Endapan
Hasil pengamatan
B. Penentuan Mg2+¿¿ dalam air dan air limbah
Dimasukkan ke dalam gelas beker 200mLDitambah 2-3 tetes indikator metil merahDibuat volume 100mLDiasamkan dengan HCl 6MDitambah 10mL ¿¿Didinginkan dan diadukDitambah NH 3 padat hingga metil merah jadikuningDiaduk 5 menitDitambah 5mL NH 3 pekat dan diaduk ±10 menitDibiarkan 1 malamDipisahkan endapandengan NH 35 %
Dilarutkan dalam 50mL HCl 10 %DisaringDipanaskan pada 500℃ kemudian pada1150℃
60 mg sampel
Endapan
Hasil pengamatan
C. Penentuan klorida terlarut secara gravimetri
Ditimbang
Dimasukkan ke dalam gelas beker
Dilabeli sebagai #1
Ditambah ke dalam beker
Diulang langkah dengan label #2 dan #3
Diaduk larutan dengan pengaduk berbeda
Ditambah 20mL AgNO3 0,5M sambil diaduk
Dipanaskan selama 10 menit
Ditimbang kertas saring
Dicatat massa
Disaring
Dituang 5mL akuades dan aseton
Disimpan semalaman
Dicatat massa kertas dan endapan
0,4 gram sampel
150mL air + HNO3 6M
Endapan + air
Hasil pengamatan
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Perlakuan Hasil1. Tes Brom Tidak dilakukan2. Tes bayer
a. Hidrokarbon jenuh + 3 tetes KMnO4 0,5% + 3 mL Na2CO3 10%
b. Senyawa aromatik + 3 tetes KMnO4 0,5% + 3 mL Na2CO3 10%
Tidak larut Larut, warna pink kunguan
ada butiran dan busa,gelembung ungu, dan ada dua fasa.
Tidak larut Larut, ada gelembung,
warna ungu, ada cincin ungu pada bagian atas
3. Tes asam sulfata. Hidrokarbon jenuh
+ 3 mL H2SO4
b. Hidrokarbon tak jenuh 1 mL + 3 mL H2SO4
c. Hidrokarbon aromatik 1 mL + 3 mL H2SO4
Panas, ada 3 lapisan (bawah bening, tengah kuning, dan atas coklat) pada bagian atas cincin coklat
Larutan keruh, ada cincin dibagian atasnya, cincin kuning, ada dua lapisan, 2 lapisan bawahkeruh lapisan kuning tengah dan cincin kuning
Ada 2 fasa, bagian bawah ada warna kuning, bagian atas cincin kuning
4.2 PembahasanSenyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon.
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan yang berjudul senyawa-senyawa hidrokarbon. Ada 3 macam percobaan yang akan dilakukan. Akan tetapi cuman 2 macam yang tidak dilakukan yaitu uji brom dan tes asam sulfat.
a. Uji bayerUji bayer merupakan suatu uji untuk menentukan kereaktifan hidrokarbon
aromatik terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Pada percobaan in i dilakukan dnegan mereaksikan larutan KMnO4 0,5% dan larutan Na2CO3 10% pada sampel hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon aromatis. Haisl yang positif adalah hilangnya warna ungu dari larutan kalium permanganat.
Pada uji yang dilakukan terhadap hidrokarbon jenuh, dalam hal ini digunakan minyak paraffin ketika ditambahkan KMnO4 larutan menjadi pink keunguan dan terbentuk busa 9gumpalan) dan ketika ditambah larutan Na2CO3
terbentuk 2 fasa. Dari data pengamatan yang diperoleh dari hasil menunjukkan bahwa terdapat suatu reaksi yang berjalan, hal ini dapat dilihat dari warna ungu yang menghilang.
Selanjutnya untuk uji bayer pada senyawa hidrokarbon aromatis dalam hal ini digunakan toluen. Ketika toluen direaksikan dengan KMnO4 larutan menjadi ungu, dan akan tetapi larutan touen tidak larut. Selanjutnya ketika ditambahkan Na2CO3 terbentuk 2 fasa dimana larutan menjadi larut dan ada cincin ungu dibagian atas. Dan pada saat diguncang ada gelembung berwarna ungu.
Uji bayer dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4 bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi. KMnO4 merupakan zar pengoksidasi yang kuat. Reaksi oksidasi terjadi bila warna ungu dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut. Hilangnya warna ungu ion MnO4
- disebabkan oleh adanya reaksi ion MnO4
- dengan alkena atau alkuna membentuk glikol (diol) dan endapan coklat dan MnO2
-. Alkena reaksi yang terjadi pada minyak paraffin yaitu:CH3(CH2)4CH3(l) + KMnO4(l) + Na2CO3(l)→CH3(CH2)4CH2(aq) + NaOH(l) + CO2(g)
b.Tes asam sulfat.Percobaan ini dilakukan dnegan mereaksikan asam sulfat denngan senyawa
hidrokarbon. Percobaan ini bertujuan untuk menunnjukkan sifat kimia dan senyawa hidrokarbon yang dapat bereaksi ataupun tidak dapat bereaksi dengan asam sulfat.
Untuk percobaan pada hidrokarbon jenuh digunakan minyak paraffin, ketika ditambahkan H2SO4 terbentuk 3 lapisan yaitu pada bagian bawah larutan bening, pada bagian tengah berwarna kunig, dan pada bagian atas berwarna colkat dan
terbentuk cincin coklat. Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat jelas bahwa paraffin tidak larut dalam H2SO4, yaitu dengan membuat atau membentuk beberapa lapisan, dimana lapisan di atas adalah paraffin dan H2SO4 pada bagian bawah, serta warna kuning dari pembiasan H2SO4. Hal ini menunjukkan bahwa alkana dengan ikatan tunggal bereaksi dengan asam sulfat dalam jumlah sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan. Uji ini menghasilkan larutan bening yang terpisah berdasarkan tingkat kekeruhannya. Alkan tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil.
Kemudian untuk uji pada hidrokarbon tak jenuh, ketika ditambahkan H2SO4
terbentuk 3 lapisan yaitu ada cincin pada bagian atas, cincin kuning dan lapisan kuning pada bagian tengah, dan bagian bawah larutan menjadi keruh.
Dan terakhir untuk reaksi antara asam sulfat pekat 3 mL dan hidrokarbon aromatis menghasilkan adanya 2 fasa yaitu bagian bawah ada warna kuning, dan bagian atas cincin kuning. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:
CH3(CH2)4CH3(l) + H2SO4(l) →CH3(CH2)4CH2(l) + HSO3(l) + H2O(g)
c.Tes bromPada percobaan ini tidak dilakukan karena tidak tersedianya bahan yang
akan digunakan dilaboratorium. Berdasarkan literatur pada uji brom ini, dilakukan dengan tidak tercahayai sinar lampu maupun matahari secara langsung. Hal ini disebabkan karena sifat dari bromin sendiri yang sangat reaktif bila terkena cahaya, dan gas yang dihasilkan pun beracun, bila terhirup. Penambahan bromin pada senyawa hidrokarbon tak jenuh akan memudarkan warna awal dari bromin itu sendiri (orange). Toluena ditambahkan dengan Br2 namun tidak terjadi reaksi karena Br2 merupakan pelarut yang mudah menguap.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, antara lain :
a. Uji Bayer dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4 terhadap suatu cairan sampel. Penambahan KMnO4 bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi terjadi bila warna ungu dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut.
b. Tes asam sulfat untuk hidrokarbon tak jenuh tidak dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat, dan hidrokarbon aromatik aromatik juga tidak mengalami reaksi dengan asam sulfat pekat.
5.2 Saran
Diharapkan agar bahan dan alat yang dipergunakan tersedianya terlebih dahulu agar dapat melancarkan jalannya praktikum sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Basset. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Organik. Jakarta: EGL.
Khopkar. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta: UI.PRESS.
Petrucci, R. (1987). Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Rivai.H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI PRESS.
Riwardi. (2003). Idikator Stabilitas Bambot Berdasarkan Analisis Kehilangan Karbon
Organik, Sifat fisika kimia dan komposisi bahan gambut. penelitian UMB ,
volume IX.NO.1.
Lampiran
Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Apa syarat pereaksi yang baik untuk analisis gravimetri
2. Apakah Fe menganggu dalam analisis Ni secara gravimetri?
Jawab1. Syarat Pereaksi :
- Reagen hanya bereaksi dengan analit dan membentuk ↓
- Hanya membentuk 1 macam produk
- Analit mengendap secara kuantitatif (99,99%)
2. Iya. Logam Fe akan menimbulkan hidroksi logam sehingga menganggu endapan
yang diperoleh.