Upload
felixsaputra
View
16
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan 2015630015
Citation preview
Osiloskop dan Generator Sinyal
Felix Saputra G*), Michael Manuel Laboratorium Elektronika, Program Studi Teknik Mekatronika
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
Jalan Ciumbeluit 94, Bandung 40141 *)[email protected]
________________________________________________________________________________________________
Abstrak
Menggunakan Osiloskop dan Generator Sinyal sebagai sumber sinyal usntuk pengukuran fase tegangan AC dan
menggunakan cara dual trace dan cara lissajous maka akan dihasilkan beda fase sebesar 00 , 57.60 dan 41,30 serta
menggunakan Power Supply yang mempunyai tegangan DC sebagai sumber sinyal lain dan membandingkan hasil yang
keluar dengan cara lissajous dan dual trace dan dihasilkan frekuensi 1.344 Hz, 7.143Hz, dan 16.67Hz hasil ini didapat
dengan menggunakan kit osilator.Pengukuran dengan cara lain yaitu dengan menggunakan faktor penguat dimana hasil
yang menggunakan resistor variabel maximal dan minimum mempunyai perbandingan 2:3
Kata Kunci : lissajous; dual trace
________________________________________________________________________________________________
Pendahuluan
Cara Lissajous dan Cara Dual Trace adalah cara untuk
membandingkan pengukuran sinyal.[1]Osilator adalah
instrumen ukur yang dapat menampilkan visualisasi
dinamis signal tegangan yang diukurnya.Generator Sinyal
adalah suatu alat yang menghasilkan sinyal/gelombang
sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang segi
tiga) dimana frekuensi serta amplitudenya dapat diubah‐ubah.kit box osilator adalah kotak yang berisi pembanding
untuk tiga buah frekuensi. Penguat tegangan yang ada pada
kit osilator dan generator sinyal nilainya dapat di ubah
ubah seperti gambar yang ada di bawah ini
Gambar 1 : penguat tegangan pada kit osiloskop dan osilator
Sumber : Lampiran Praktikum dasar rangkaian listrik
Dual trace adalah cara menghitung beda fase gelombang
dengan rumus
∅ =∆𝑡
𝑇360° (1)
diketahui ø sebagai beda fase, ∆t sebagai jarak perbedaan
waktu,
Lissajous adalah metode perhitungan untuk mengukur
perbedaan fase dan frekuensi dua gelombang, dengan
formula dimana pada layar akan ditunjukan langsung suatu
lintasan berbentuk garis lurus atau elips
Gambar 2: Pengukuran beda fasa dengan metoda lissajous
Sumber:Lampiran Praktikum DRL
Metodologi
1. Mengatur generator sinyal dengan gelombang
sinus pada frekuensi 1kHz dan dengan tegangan
sebesar 2 Vrms kemudian tegangan diukur
dengan osiloskop pada posisi Souce Coupling
pada AC dan mengulangi pengambilan data
dengan frekuensi 100Hz dan 10Khz
2. Menggunakan kit Osiloskop dan generator
sinyal.Generator sinyal diatur pada gelombang
sinus dan pada frekuensi 1Khz dan tegangan Vpp
sebesar 2Vpp, Generator Sinyal dihubungkan
dengan input rangkain penggeser fasa.
Gambar 3 : input rangkaian penggeser fasa
Sumber : Lampiran Praktikum Dasar Rangkaian
Listrik
Pengukuran beda fasa diambil dari gambar yang
ditampilkan osiloskop dengan cara dual trace dan
(100,2.03) (1000,2.07) (10000,2.06)
(100,2.002) (1000,1.977)
(10000,1.054)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
100Hz 1000Hz 10000Hz
VO
LTA
GE
FREQUENCY
Pengukuran Tegangan AC
Osiloskop(volt) Multimeter(volt)
lissajous dan hasil diambil dengan potensio R
maksimum dan minimum
3. Pengukuran frekuensi menggunakan alat kit box
osilator yang dihubungkan dengan power supply
dengan nilai tegangan DC 5V hasil dari kit box
osilator diamati pada osiloskop frekuensi diukur
di kit box osilator untuk f1,f2 dan f3 dengan
metoda cara langsung dan lissajous
4. Pengukuran Faktor Penguat menggunakan
osiloskop sebagai input dengan gelombang sinus
frekuensi 1 Khz 2Vpp dari Generator Fungsi dan
dihubungkan pada kit osiloskop.Faktor penguatan
diukur dengan cara langsung (mode xy) dan
dengan dual trace
5. Menggambar Karakteristik Komponen 2
Terminal menggunakan rangkaian pembagi
tegangan pada kit osiloskop , Function Generator
diatur agar menghasilkan 150 hz dan 2 vpp
Lakukan pengambilan hasil dengan
menggunakan Rangkaian Karakterisasi Resistor
(Gambar 4) , Rangkaian Karakterisasi Kapasitor
(Gambar 5) dan Rangkaian Karakterisasi Dioda
(Gambar 6)
Gambar 4: Rangkaian Karakterisasi Resistor
Sumber: Panduan Praktikum DRL
Gambar 5: Rangkaian Karakterisasi Kapasitor
Sumber: Panduan Praktikum DRL
Gambar 6: Rangkaian Karakterisasi Dioda
Sumber: Panduan Praktikum DRL
Hasil dan Analisis
1. Pengukuran tegangan AC dengan multimeter
dan osiloskop.
Gambar 7 :Pengukuran tegangan AC
Hasil Pengukuran pada multimeter turun di angka 1.054Hz
hal ini dikarenakan frekuensi yang diterima oleh multimeter
tersebut terlau tinggi, Multimeter digital hanya bisa
mengukur konversi hitungan dari AC ke DC dengan sistem
[2](Non True RMS Meter) dimana kebanyakan alat
mengkonversi gelombang AC menjadi sinyal DC yang
mewakili nilai tegangan puncak nilai ini lalu diubah ke RMS
dengan 1.004 :1 Tegangan Pembagi
2. Pengukuran Beda Fasa dengan Osiloskop
Gambar dari hasil Dual Trace saat Potensio R di nilai
Minimum:
Gambar Hasil Lissajous
Cara Hitung Φ Dengan Cara Dual
Trace saat minimum
𝚽 =∆𝒕
𝑻× 𝟑𝟔𝟎°
𝚽 =𝟎
𝟑𝟎× 𝟑𝟔𝟎°= 0
Cara Hitung Φ Dengan Cara Lissajous
saat Minimum
𝚽 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏𝒄
𝒅
𝚽 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 𝟎
𝟎 = 0
Gambar dari hasil Dual Trace saat Potensio R di nilai
Maximum:
Gambar Hasil Lissajous
Cara Hitung Φ Dengan Cara Dual
Trace saat Maximum
𝚽 =∆𝒕
𝑻× 𝟑𝟔𝟎°
𝚽 =𝟒
𝟐𝟓× 𝟑𝟔𝟎°= 57.6°
Cara Hitung Φ Dengan Cara Lissajous
saat Minimum
𝚽 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏𝒄
𝒅
𝚽 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏 𝟒𝟎𝟎
𝟔𝟎𝟎 = 41.3°
3. Pengukuran Frekuensi dengan Osiloskop
Sesuai dengan teori yang berlaku dimana
𝑭 =𝟏
𝑻
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin keci perioda
maka hasil frekuensi akan semakin besar dan dapat
juga dilihat dari grafik dibawah ini:
Gambar 8 : Hasil Pengukuran Frekuensi
4. Pengukuran Faktor Penguatan
Gambar 9 : Hasil Pengutan Sinyal
Faktor penguatan diukur dengan rumus sebagai
berikut :
𝐴𝑚𝑝 =𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛
5. Karakteristik Komponen Dua Terminal
[4]Pada percobaan di bagian rangkaian karakterisasi
terdapat adanya perbedaan tegangan walaupun resitor
bernilai sama hal ini disebabkan karena rangkaian
pembagi tegangan di channel 1 sebesar 1 V dan
channel 2 sebesar 5mV
Gambar 10: hasil ketika dihubungkan Rangkaian
Karakterisasi Resistor
Sumber :osiloskop
Gambar 11 :hasil dari Rangkaian Karakterisasi
Kapasitor
Sumber :Osiloskop
268,8 1.429
4.167
0
1000
2000
3000
4000
5000
744 140 60
Fre
qu
en
cy
Period
Pengukuran Frekuensi
T sinyal (µs) f-Sinyal (Hz)
0,66
0,9
1,88
0,9
0
0,5
1
1,5
2
0 0,5 1 1,5 2
Penguatan Sinyal
Faktor Penguatan(rotasi) Vout(Volt)
Gambar 12 : Hasil dari Rangkaian Karakterisasi diode
Sumber :Osiloskop
Kesimpulan
Pada Praktik Osiloskop dan Generator Signal digunakan
dua metoda untuk mencari beda fasa yaitu metoda dual
trace dan lissajous dimana dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
𝚽 =∆𝒕
𝑻× 𝟑𝟔𝟎°
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑢𝑎𝑙 𝑡𝑟𝑎𝑐𝑒
Dan juga dapat dicari dengan rumus berikut untuk lissajous
𝚽 = 𝐬𝐢𝐧−𝟏𝒄
𝒅
Pada pengukuran tegangan AC dapat dilihat bahwa
ada noise yang membuat tegangan yang terhitung di
multimeter pada saat frekuensi 10Khz nilainya
menjadi turun. Hal ini disebabkan alat pengukur
elektronik seperti multimeter masih banyak yang
menggunakan (Non True RMS meter) dan juga pada
pengukuran frekuensi dengan menggunakan
osiloskop, Rumus dibawa ini
𝑭 =𝟏
𝑻
dapat langsung kita buktikan. Pada penggambaran
karakteristik komponen dua terminal dapat dilihat di
Rangkaian Karakterisasi Kapasitor, terjadi beda Fasa,
hal ini disebabkan karena adanya perbedaan Fasa
antara kedua gelombang sehingga bias disimpulkan
bahwa rangkaian ini merupakan rangkaian Penggeser
Fasa. Pada Rangkaian Karakterisasi Dioda, dapat
dilihat bahwa Pada Resistor tidak terjadi perubahan
Periode beberapa saat, sedangkan pada Dioda terjadi
perubahan Periode.
Daftar Pustaka
1. Lampiran D, Instrumen Dasar dan Aksesoris.
2. Chapter I.pdf – USU Institutional Repository
3. Santoso,Djoko.2006.Teori Dasar Rangkaian
Listrik.Jakarta.Pustaka Pena
4. Kent West “Harmonics, True RMS –The
Only True Measurement”