22
LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI GURU PENJASORKES DI KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014 Oleh: 1. I Kadek Happy Kardiawan, S.Pd.,M.Pd. 2. I Ketut Budaya Astra, S.Pd.,M.Or. 3. Luh Putu Tuti Ariani, S.Pd.,M.Fis. Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : 133/UN48.15/LPM/2014 tanggal 5 Desember 2014

LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

  • Upload
    lyquynh

  • View
    270

  • Download
    11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

LAPORAN P2M

SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI GURU

PENJASORKES DI KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG

TAHUN 2014

Oleh:

1. I Kadek Happy Kardiawan, S.Pd.,M.Pd.

2. I Ketut Budaya Astra, S.Pd.,M.Or.

3. Luh Putu Tuti Ariani, S.Pd.,M.Fis.

Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA,

Nomor : 133/UN48.15/LPM/2014

tanggal 5 Desember 2014

Page 2: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI
Page 3: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

PRAKATA

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat

yang dilaksanakan di UPT Kec. Banjar Kabupaten Buleleng. Laporan dibuat

dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan

informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir

kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari sempurna, sehingga

perlu sumbangsih dan saran dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang

tata tulis dan substansi laporan.

Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat

bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sedalam dalamnya kepada

1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas

bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan

dana untuk pelaksanaan kegiatan.

2. Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang

telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Kepala UPT Kec. Banjar Kabupaten Buleleng atas kemudahan dalam

pengurusan ijin tempat pelaksanaan pelatihan dan ijin bagi guru-guru

penjasorkes SD untuk mengikuti pelatihan.

4. Para peserta pelatihan, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan

sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana.

5. Panitia pelaksana pelatihan yang telah mempersiapkan segala sesuatu yang

berhubungan dengan pelatihan dari awal sampai akhir pelatihan.

Page 4: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala

bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini.

Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala

bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha

Esa.

Singaraja, 9 September 2014

Penulis

Page 5: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada prinsipnya menyundul bola merupakan kemampuan psikomotor yang

dimiliki setiap manusia secara alamiah. Mulai dari usia anak-anak sampai dewasa,

baik laki-laki maupun perempuan sebagian besar pernah menyundul bola. Namun

tujuan maupun teknik menyundul bola tentunya berbeda-beda. Penggunaan

bolanya pun juga berbeda, mulai dari bola sepak, bola voli, bola tenis hingga bola

mainan untuk anak-anak kecil.

Permainan bola sundul adalah jenis olahraga yang paling baru.

Keberadaannya bukan merupakan hasil tiruan atau meniru bentuk olahraga

lainnya. Permainan bola sundul adalah merupakan wujud nyata dari hasil

pemikiran dan penghayatan terhadap suatu kelebihan dalam keterampilan kepala

dalam memainkan bola.

Jadi permainan bola sundul merupakan hasil pengembangan keterampilan

dari anggota tubuh yang belum mendapat pengelolaan secara khusus, yaitu

keterampilan kepala dalam memainkan bola (PERBOSI Kab. Tangerang, 2009:4).

Karena selama ini hanya kaki dan tangan saja yang selalu dilatih dalam

keterampilan olahraga. Misalnya kaki dilatih terampil dalam sepak bola dan sepak

takraw. Sedangkan yang dominan perannya di dalam keterampilan dengan tangan

banyak sekali, misalnya; olahraga permainan bola tangan, bola voli, basket, bulu

tangkis dan masih banyak lagi lainnya.

Seperti halnya kaki dan tangan, sebenarnya kepala juga mempunyai

keterampilan yang cukup bagus dalam memainkan bola. Pada permainan sepak

bola ternyata peran kepala cukup besar terutama untuk menguasai bola-bola atas.

Bahkan sering kali penyerang pada permainan sepak bola bisa diselesaikan

sehingga tercipta gol melalui sundulan kepala. Dari sinilah muncul gagasan bahwa

keterampilan kepala dalam memainkan bola perlu dikembangkan dan diberi kelas

serta dibuat jenis olahraga tersendiri.

Bola sundul adalah jenis olahraga baru yang diciptakan oleh salah seorang

warga kabupaten Tangerang. Terciptanya permainan ini bukan merupakan hasil

Page 6: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

tiruan atau meniru bentuk olahraga lainnya. Permainan bola sundul adalah

merupakan wujud nyata dari hasil pemikiran dan penghayatan terhadap suatu

kelebihan dalam keterampilan gerakan kepala, terutama keterampilan kepala

dalam memainkan bola.

Permainan bola sundul sangat populer di kabupaten Tangerang, tidak

diragukan lagi karena permainan bola sundul ini diciptakan oleh putra daerah

kabupaten Tangerang. Namun keberadaan permainan bola sundul ini tidak

dibarengi dengan sosialisasi yang menyeluruh di Indonesia. Oleh sebab itu

permainan ini belum begitu banyak yang mengetahuinya. Pada umumnya orang-

orang menyimpulkan permainan bola sundul ini adalah bagian dari teknik dasar

permainan sepak bola dan sepak takraw. Hal tersebut sangatlah salah besar, karena

permainan bola sundul ini memiliki aturan main yang berbeda dengan permainan

sepak bola dan sepak takraw. Jumlah pemain, sarana dan prasarananya pun

berbeda dengan permainan sepak bola ataupun permainan sepak takraw.

Permainan bola sundul juga terkandung falsafah religius dan nasionalisme serta

terkandung unsur-unsur pendidikan, rekreasi dan hiburan.

Dalam kaitannya dengan pendidikan khususnya pembelajaran penjasorkes,

permainan bola sundul ini belum masuk ke dalam kurikulum sekolah. Ini

disebabkan salah satunya ialah kurangnya sosialisasi yang menyeluruh terhadap

keberadaan permainan bola sundul. Guru penjasorkes mestinya berperan aktif dan

memberi kontribusi dalam mensosialisasikan permainan bola sundul ini.

B. Analisis Situasi

Guru Penjasorkes adalah pioneer-pioneer (Pelopor) yang merupakan

tombak pelaksana di lapangan. Sebagai seorang guru dan praktisi olahraga maka

begitu penting untuk mengetahui pembaharuan dan mampu mengembangkan serta

memodifikasi olahraga-olahraga ke dalam permainan yang nantinya bisa menjadi

hiburan baik untuk peserta didik maupun masyarakat.

Dalam peningkatan sumber daya manusia yang terbuka dengan hal-hal

baru dalam dunia olahraga sudah sering dilakukan oleh Fakultas Olahraga dan

Kesehatan Undiksha Singaraja dengan seringnya kita melaksanakan sosialisasi

Page 7: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

terhadap olahraga permainan yang nantinya bisa memberikan kita pengetahuan

baru dan juga permainan dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah.

Dari permasalahan di atas maka Fakultas Olahraga dan Kesehatan

UNDIKSHA bermaksud untuk melakukan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M)

yang mengambil tema: “Sosialisasi Permainan Bola Sundul ” untuk menambah

pengetahuan dan pemahaman tentang permainan bola sundul pada guru-guru

Penjasorkes se-Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

C. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi dan fakta di lapangan maka, dalam

Pengabdian kepada masyarakat ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai

berikut:

1. Guru-guru Penjasorkes di Kecamatan Banjar belum paham dan

mengetahui olahraga permainan bola sundul.

2. Guru-guru Penjasorkes di Kecamatan Banjar belum paham dan

mengetahui bagaimana bentuk permainan dan peraturan olahraga

permainan bola sundul.

Dalam pengabdian pada masyarakat ini dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

“ Apakah sosialisasi ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

tentang olahraga permainan bola sundul di kalangan guru-guru Penjasorkes

di Kecamatan Banjar”

D. Tujuan Kegiatan

1. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

tentang olahraga permainan bola sundul.

2. Sosialisasi ini bertujuan untuk pengetahuan dan pemahaman guru-guru

Penjasorkes di Kecamatan Banjar tentang bagaimana bentuk permainan

dan peraturan permainan bola sundul.

Page 8: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

E. Manfaat Kegiatan

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang olahraga permainan

bola sundul.

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru-guru Penjasorkes di

Kecamatan Banjar tentang bagaimana bentuk permainan dan peraturan

permainan bola sundul.

Page 9: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,

kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam

rangka membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan

Pancasila (Cholik dan Lutan dalam Simanjuntak, 2008:4). Dipertegas dalam

Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional bahwa olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani

dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,

kesehatan dan kebugaran jasmani (Menpora, 2005:4). Dengan diterbitkannya

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga,

dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,

perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta

pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Dari pengertian tersebut, maka tujuan pendidikan jasmani di sekolah

adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

melalui berbagai aktivitas jasmani yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik

dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan

keterampilan gerak dasar, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui

internalisasi nilai nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,

mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,

Page 10: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

percaya diri dan demokratis, mengembangkan keterampilan untuk menjaga

keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memahami konsep aktivitas

jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai

pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta

memiliki sikap yang positif.

2. Olahraga

Olahraga adalah Serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang

dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu (Lutan dkk,

2006:57). Sedangkan Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik

yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan,

dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai

perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,

perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Widodo, 2010).

Disisi lain olahraga adalah suatu bentuk permainan yang terorganisir dan

bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu

bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada

istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat

menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.

Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir,

kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan

hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang

terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau

dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat

diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang

terlibat.

Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita

tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa

kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.

Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga

Page 11: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting

dalam hakikatnya.

3. Permainan Bola Sundul

a) Pengertian Bola Sundul

Bola sundul adalah jenis olahraga baru yang diciptakan oleh salah seorang

warga kabupaten Tangerang. Keberadaannya bukan merupakan hasil tiruan atau

meniru bentuk olahraga lainnya. Permainan bola sundul adalah merupakan wujud

nyata dari hasil pemikiran dan penghayatan terhadap suatu kelebihan dalam

keterampilan gerakan kepala, terutama keterampilan kepala dalam memainkan

bola.

Permainan bola sundul merupakan hasil pengembangan keterampilan dari

anggota tubuh yang belum mendapatkan pengelolaan secara khusus, yaitu

keterampilan kepala dalam memainkan bola.

Di dalam olahraga permainan bola sundul terkandung falsafah religious

dan nasionalisme serta terkandung unsur-unsur pendidikan dan hiburan.

Bola sundul adalah benar-benar olahraga “ASLI” milik kabupaten

tangerang dan telah menjadi salah satu kebanggaan perbendaharaan daerah

kabupaten Tangerang yang perlu dilestarikan dan perlu dikembangkan.

b) Bentuk Lapangan Bola Sundul

Lapangan bola sundul berbentuk belah ketupat, menggambarkan bahwa

masyarakat tangerang khususnya dan Indonesia pada umumnya memiliki tradisi

yang popular yaitu “ketupatan” teruama pada hari raya idul fitri. Jadi “ketupatan”

di pakai untuk melambangkan tradisi masyarakat yang sangat popular, dengan

harapan bola sundul di masa depan juga memiliki ke-populeran tersendiri.

c) Peraturan Permainan Bola Sundul

1) Jumlah Pemain pada Permainan Bola Sundul

Bola sundul dimainkan secara beregu, setiap regu terdiri dari 4 orang

pemain. Dalam turnamen setiap regu diperbolehkan mendaftarkan para pemain

maksimal 7 orang pemain, dimana 4 pemain sebagai inti regu sedangkan 3 pemain

Page 12: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

lainnya sebagai cadangan sewaktu-waktu diperlukan untuk mengganti pemain

yang sedang bertanding.

Pada pemain Bola Sundul setiap regu dari 4 orang pemain, dimaksudkan

agar jumlah pemain pada permainan Bola Sundul ini berbeda dengan jumlah

pemain yang ada pada olahraga permainan lainnya. Coba kita lihat kembali

jumlah pemain setiap regu pada beberapa olahraga permainan yang telah ada

sebelumnya, misalnya pada :

(a) Voli Pantai, setiap regu terdiri dari 2 orang pemain.

(b) Sepak takraw, setiap regu terdiri dari 3 orang pemain.

(c) Bola Basket setiap regu terdiri dari 5 orang pemain.

(d) Bola Voli, setiap regu terdiri dari 6 orang pemain.

(e) BolaTangan (indor), setiap regu terdiri dari 7 orang pemain.

(f) Sepak Bola setiap regu terdiri dari 11 orang pemain dengan ketentuan jumlah

pemain tersebut bisa minimal 8,9 sampai l0 orang pemain termasuk kiper.

(g) Olahraga permainan bola kecil (misalnya kasti), setiap regu terdiri dari 12

orang pemain.

Dengan dipilihnya bilangan 4 untuk jumlah setiap regu pada olahraga

Permainan Bola Sundul tersebut maka sekarang sudah lengkap bilangan antara 2

sampai 12 sebagai jumlah pernain yang ada pada olahraga permainan sebelumnya.

Selain untuk membedakan dan untuk melengkapi jumlah pada permainan

Bola Sundul ini juga mempunyai tujuan agar posisi-posisi dalam lapangan terisi

semua. Yaitu pada posisi sudut akhir lapangan (tempat servis), posisi tengah,

posisi kiri depan dan posisi kanan depan.

Pada permainan bola sundul tidak ada istilah posisi kapten, tetapi kalau

kapten regu memang harus ada. Kapten regu dijabat oleh pemain yang telah

ditentukan dan ditunjuk oleh pelatih atau hasil keputusan bersama regu tersebut.

2) Pergantian Pemain

Pergantian pemain pada Permainan Bola Sundul hanya bisa dilakukan

maksimal 2 kali dalam satu babak. Pemain yang telah digantikan tidak

diperbolehkan ikut main lagi pada babak yang sama sebelum babak tersebut

Page 13: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

berakhir, tetapi boleh masuk dan main kembali rnenggantikan pemain lainnya

pada babak berikutnya.

Pergantian pemain pada Permainan Bola Sundul dilaksanakan seperti

halnya pergantian pemain pada olahraga beregu lainnya, yaitu harus melapor ke

petugas yang memimpin jalannya pertandingan.

3) Nomor Punggung

Pada Permainan Bola Sundul setiap pemain wajib memakai nomor

punggung. Nomor punggung yang ada pada pemain gunanya untuk memudahkan

wasit dalam mengawasi pemain yang berhak melakukan service supaya tidak

mengalami kekeliruan dengan pemain yang tidak berhak melakukan service.

Nomor punggung pada permainan bola sundul menggunakan urutan dari

nomor 1 sampai dengan nomor 12. Agar nomor dapat terbaca dengan mudah dan

jelas oleh wasit, maka nomor (angka) dibuat dengan ukuran besar dan dengan

warna yang kontras dengan kain costum yang dipakai pada saat bertanding.

Penempatan posisi di lapangan pada awal permainan, sesuai dengan daftar

susunan pemain yang telah disusun dan diserahkan oleh oficial kepada wasit.

Posisi 1 sebagai pemegang hak service pada awal permainan. Yang paling penting

dan tidak boleh dilanggar adalah aturan putaran posisi pemain. Putaran posisi

pemain terjadi pada saat regu mendapatkan bola pindah dari lawan. Sedangkan

peraturan putaran posisi pemain diatur pada ketentuan-ketentuan saat melakukan

service.

4) Service

Service sebagai permulaan Permainan Bola Sundul dilakukan oleh pemain

dalam satu regu yang sudah ditentukan oleh wasit melalui hasil undian atau

kesepakatan dari kedua belah regu.

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan service adalah:

a. Service dilakukan dengan cara melambungkan bola oleh pemain

service, kemudian bola disundul sendiri diarahkan kedaerah lawan.

b. Service selalu dilakukan pada daerah yang sudah ditentukan yaitu

didalam daerah service.

Page 14: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

c. Pada saat salah satu pemain sedang mengawali melakukan service, 3

pemain lainnya harus berada pada posisinya masing-masing. Begitu

juga pemain lawan yang akan menerima service posisinya harus

menempati posisinya masing-masing. Tetapi apabila bola hidup (bola

sedang dalam permainan) posisi semua pemain bebas.

d. Setiap pemain mempunyai kesempatan untuk melakukan service secara

bergilir, yaitu setelah mendapatkan bola pindah dari lawan.

e. Pada saat regu mendapatkan bola pindah dari lawan, pemain berputar

searah jarum jam. Pemain yang menempati posisi 1 pindah ke posisi 2

(bagian kiri depan), pemain yang tadinya menempati posisi 2 pindah

keposisi 3 (bagian kanan depan), pemain yang menempati posisi 3

bergeser posisi 4 (bagian tengah lapangan), pemain yang berasal dari

posisi 4 lalu menempati posisi 1 (sudut akhir lapangan). Setelah

menempati posisi 1 maka pemain tersebut berhak melakukan service.

f. Pada saat service, ketika pemain service melambungkan bola tetapi

pemain tersebut belum melakukan gerakan service, dan bola belum

tersentuh bagian tubuh (yang dipergunakan untuk memainkan bola)

pemain tersebut belum dinyatakan melakukan service, dia berhak

melakukan service ulang satu kali. Tetapi apabila bola sudah

dilambungkan lalu pemain service sudah melakukan gerakan service

maka pemain tersebut dinyatakan telah melakukan service.

g. Jika servicenya menyentuh net dan masuk kedaerah lawan tetap

dianggap sah.

h. Setiap regu yang melakukan service berhasil dan memenangkan

permainan dalam satu service tersebut maka mendapatkan nilai satu.

Pemain yang memegang hak service dapat melakukan service lagi

sampai hilang hak servicenya.

i. Pemain service hilang haknya untuk melakukan service setelah dalam

melakukan servicenya gagal atau regunya telah mengalami bola mati

dalam permainan pada satu service tersebut.

j. Pemain service tidak boleh menyerahkan hak servicenya kepada pemain

lain, kecuali digantikan oleh pemain cadangan.

Page 15: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

5) Aturan Perkenaan Bola

Perkenaan bola pada Permainan Bola Sundul dapat dilakukan dengan

kepala, pundak, dada maupun punggung (anggota tubuh pinggang keatas kecuali

tangan).

Yang perlu diperhatikan dalam memainkan bola adalah sebagai berikut:

a. Seorang pemain hanya boleh memainkan bola seorang diri sebanyak 2

kali secara berturut-turut, apabila seorang pemain menyentuh/

menyundul bola lebih dari 2 kali maka bola dianggap mati.

b. Dalam Permainan Bola Sundul setiap regu hanya boleh memainkan

bola didaerah sendiri sebanyak 3 kali sentuh/ sundulan. Sundulan bola

yang ke 3 harus sudah diseberangkan kedaerah lawan. Apabila regu

tersebut melakukan lebih dari 3 kali sundulan maka bola dianggap mati.

6) Nilai dan Ketentuan Kemenangan

Nilai ditentukan oleh keberhasilan dalam permainan dalam satu service.

Sedangkan kemenangan 1 babak ditentukan pada keunggulan mencapai nilai 17

lebih dahulu dalam satu babak.

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Peneilaian pada pemain bola sundul dilaksanakan raly point.

b. Setiap service yang berhasil dan memenangkan pemain bola dalam satu

kesempatan service berarti mendapat nilai 1, namun apabila gagal lawan

yang menadapatkan nilai.

c. Apabila dalam pemain salah satu regu mencapai nilai 17 lebih dahulu

maka regu tersebut dianggap telah memenangkan satu set/ babak.

d. Pada pemain bola sendul apabila terjadi nilai sama 16 vs 16 tidak

diadaka deuce.

e. Pemain bola sundul dimainkan dalam 2 babak. Regu yang lebih dahulu

memenangkan 2 babak secara berturut-turut maka regu tersebut

dinyatakan sebagai regu pemenang atas regu lainnya. Apabila masing-

masing regu sama-sama memiliki kemenangna satu babak maka

diadakan pertandingan satu babak untuk menentukan regu

pemenangnya.

Page 16: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

7) Waktu Istirahat dan Time Out

A. Waktu Istirahat

Waktu istirahat diberikan setiap akhir babak pertandingan selama 3

menit apabila masing-masing regu saling memenangkan satu babak

maka harus dipertandingkan 1 babak penentu yaitu babak ke tiga

sebelum babak ke 3 dipertandingkan maing-maing regu diberi waktu

itirahat selama 5 menit.

B. Waktu Time Out

Time out diberikan kepada masing-masing regu 2 kali kesempatan pada

setiap babak. Waktu yang disediakan untuk time out selama satu menit.

Yang berhak meminta time out adalah pelatih atau kapten masing-

maing regu dengan cara menyampaikan lebih dahulu kepada wasit 2.

8) Petugas Permainan Bola Sundul

Jalannya permainan bola sendul dipimpin oleh satu orang wasit dann

dibantu oleh 2 penjaga garis serta 1 orang tugas pencatat nilai.

a. Wasit

Wasit petugas untuk pemimpin jalannya permainan. Dalam hal ini

wasit mempunyai wewenang sebagi berikut:

a) Memulai dan memperhatikan pertandingan.

b) Memeberi keputusan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan penilaiaan.

c) Mengambil keputusan yang tepat jika terjadi kesalah pahaman yang

timbul dalam permainan.

d) Menerima dan menolak usulan pergantian pemain.

e) Mengawasi posisi pemain (team pemegang service) dan net bagian

atas.

f) Memberi kesempatan time out kepada masing-masing regu jika

deperlukan.

g) Mengumumkan regu pemenangnya

Page 17: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

b. Penjaga Baris

Penjaga garis bertugas untuk mengawasi garis lapangan. Penjaga

garis mempunyai wewenang untuk memberi keputusan terjadinya bola

masuk atau keluar lapangan. Posisi penjaga garis diujung lapangan (sudut

akhir lapangan) sehingga bisa mengontrol dan mengawasi garis keluar

lapangan dari satu sudut pandang dalam satu regu.

c. Pencatat Nilai

Pencatat nilai mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a) Pencatat perolehan nilai kedua regu yang sedang bertanding.

b) Menyebutkan kedudukan nilai dari kedua regu.

c) Memberi tanda pada catatannya terhadap regu yang sedang melakukan

service supaya tidak keliru dengan regu yang lain.

Page 18: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

BAB III

MATERI DAN METODE

A. Khayalak Sasaran Strategis

Sasaran yang strategis untuk dilibatkan dalam kegiatan pengabdian pada

masyarakat ini adalah guru-guru penjasorkes sekecamatan Banjar Kabuptaen

Buleleng.

B. Keterkaitan

Koordinasi dan juga kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, terutama

yang mendukung kegiatan ini sehingga dapat berjalan sukses dan lancar seperti

apa yang diharapkan.

1. Pengda PERBOSI Provinsi Banten

2. UNDIKSHA Singaraja.

C. Pelaksanaan Sosialisasi

Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sosialisasi Permainan bola

sundul dilaksanakan pada tanggal 4 September 2014 bertempat di sekolah dasar

negeri no 9 Banjar. untuk pemaparan materi dan peraturan permainan serta

praktek permainan dilaksanakan di lokasi yang sudah disediakan oleh panitia

ditempat yang sama.

Sosialisasi di buka oleh Bapak KKGO kecamatan Banjar yang sedianya

menggantikan bapak ketua LPM Undiksha karena beliaunya ada kegiatan yang

tidak dapat ditinggalkan. Setelah sambutan dari bapak KKGO dan kudapan yang

telah disediakan oleh panitia, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh

narasumber Bapak I Made Satyawan, S.Pd.,M.Pd

Pukul 11.00 Wita dilanjutkan dengan praktek bagaimana bermain dan

penegasan kembali peraturan permainan bola sundul yang di praktekkan langsung

oleh Tim Pukul 16.00 Wita semua rangkaian pemaparan permainan bola sundul

baik peraturan maupun praktek permainan berakhir.

Page 19: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

BAB IV

PENUTUP

Demikian Laporan Kegiatan Sosialisasi ini dibuat sebagai

pertanggungjawaban panitia penyelenggara kegiatan kepada lembaga. Laporan ini

diharapkan dapat dijadikan refleksi untuk peningkatan kualitas kegiatan lainnya di

Fakultas Olahraga dan Kesehatan.

Panitia juga minta maaf apabila selama pelaksanaan kegiatan sosialisasi

ada hal-hal yang kurang itu semua karena keterbatasan kemampuan panitia.

Sebagai penutup, panitia mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan sosialisasi

permainan bola sundul tahun 2014.

Page 20: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati. 2009. Urgensi Penelitian Tindakan Kelas dalam Konteks peningkatan

Profesionalitas Guru Penjas. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.

Yogyakarta: UNY.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. 2 edition.

Philadelphia: Open University Press.

Kanca, I Nyoman. 2006. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha.

Lutan, dkk. 2000. Manusia dan Olahraga. Bandung: FOK IKIP Bandung.

Maksum, Ali. 2007. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: UNESA

Mc. Niff, Jean. 1992. Action Research: Principles and Practice. London:

Routledge.

Simanjuntak, Victor G. 2008. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen

Tinggi. Depdiknas.

Sukintaka. 2003. Filsafat Pendidikan Jasmani Keberhasilan Dikjas Mendukung

Keberhasilan Olahraga. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

-------, 2007. Teori Pendidikan Jasmani. Jakarta: Yayasan Nuansa Cendekia.

Suwarsih, Madya. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Lembaga Penelitian IKIP

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Konsep Dasar dan

Implementasinya dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan. Singaraja: UNDIKSHA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005. Tentang Sistem

Keolahragaan Nasional. Jakarta: Menpora.

Page 21: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 01. Laporan Ketua Panitia Pelaksana

Gambar 02. Pemaparan oleh narasumber

Page 22: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI

Gambar 03. Pelaksanaan Praktek Bola Sundul

Gambar 04. Pelaksanaan Praktek Bola Sundul