20
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI VIS “PARASETAMOL” Golongan / Kelompok : S / F 1. Felicia Tjokroaminjaya (2443013040) 2. Lailatun Ni’mah (2443013259) 3. Sara toding (2443013175) 4. Yetik Oktavia (2443013298) Nama asisten: Emi Sukarti, M.Si., Dra., Apt

Laporan Paracetamol Vis Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia analisis penentuan kadar paracetamol

Citation preview

Page 1: Laporan Paracetamol Vis Fix

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

SPEKTROFOTOMETRI VIS

“PARASETAMOL”

Golongan / Kelompok : S / F

1. Felicia Tjokroaminjaya (2443013040)

2. Lailatun Ni’mah (2443013259)

3. Sara toding (2443013175)

4. Yetik Oktavia (2443013298)

Nama asisten: Emi Sukarti, M.Si., Dra., Apt

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA

2015

Page 2: Laporan Paracetamol Vis Fix

I. DASAR TEORI

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan

pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan

berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan

monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacum phototube

atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer,

yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik

secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun

absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Sumber sinar

tampak yang biasa digunakan pada spektro Visibel adalah lampu

Tungsten. Tungsten juga dikenal dengan nama wolfram (Underwood,

2001).

Spektro Visibel digunakan terutama untuk analisa kuantitatif, tetapi

dapat juga untuk analisa kualitatif. Pada spektrofometer ini, yang

digunakan sebagai sumber sinar adalah cahaya tampak (visibel). Cahaya

visibel termasuk spectrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh

mata manusia. Sampel yang dapat dianalisa dengan spektrofotometer ini

hanya sampel yang memiliki warna. Oleh karena itu, untuk sampel yang

tidak memilki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan

menggunakan reagen spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna.

Reagen yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan

analit yang akan dianalisa, dan produk yang dihasilkan harus benar-benar

stabil. Panjang gelombang untuk spektrofotometri visibel adalah 400-750

nm.

Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup

untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spektra ultraviolet

dan spektra tampak dikatakan sebagai spektra elektronik. Jika suatu

molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul

tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai.

Page 3: Laporan Paracetamol Vis Fix

Interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan

meningkatkan energi potensial elektron pada tingkat keadaan tereksitasi.

Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik

pada satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka hanya akan

terjadi satu absorpsi yang merupakan garis spektrum.

Pada kenyataannya, spektrum UV – Vis yang merupakan korelasi

antara absorbansi (sebagai ordinat) dan panjang gelombang (sebagai absis)

bukan merupakan garis spektrum akan tetapi merupakan suatu pita

spektrum. Terbentuknya pita spektrum UV-Vis tersebut disebabkan oleh

terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul

yang sangat kompleks. Terjadinya dua atau lebih pita spektrum UV-Vis

diberikan oleh molekul dengan struktur yang lebih kompleks karena

terjadi beberapa transisi sehingga mempunyai lebih dari satu panjang

gelombang maksimal.

Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer,

bila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian

cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi

dipancarkan. Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang

ditransmisikan ketika melewati sampel dengan intensitas cahaya mula-

mula sebelum melewati sampel. Persyaratan hukum Lambert Beer, antara

lain : radiasi yang digunakan harus monokromatik, energi radiasi yang

diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel (larutan)

yang mengabsorpsi harus homogen, tidak terjadi fluoresensi atau

phosporesensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi,

jadi larutan tidak pekat (harus encer). Spektrofotometer UV-Vis

membandingkan cuplikan standar yaitu substrat gelas preparat. Hasil

pengukuran dari spektrofotometer UV-Vis menunjukkan kurva hubungan

transmitan dan panjang gelombang (Basset 1994).

Page 4: Laporan Paracetamol Vis Fix

Menurut Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979, parasetamol

dalam sediaan tablet dapat ditetapkan secara spektrofotometri ultraviolet

pada larutan basa pada panjang gelombang 257 nm dan menurut Shrestha

dan Pradhananga (2009), parasetamol dapat ditetapkan kadarnya secara

spektrofotometri visibel berdasarkan pembentukan warna setelah

direaksikan dengan 1-naftol atau resorsinol kemudian dianalisis pada

panjang gelombang 505 nm.

Berikut ini adalah uraian bagian-bagian spektrofotometer :

1. Sumber-sumber lampu : lampu deutrium digunakan untuk daerah UV pada

panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa

atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel (pada panjang

gelombang antara 350-900 nm).

2. Monokromator : digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang

monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk

mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian.

3. Sel absorpsi : pada pengukuran di daerah tampak, kuvet kaca atau kuvet

kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV

harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada

daerah ini. Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil

ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan

berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. Harus

menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik

adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.

4. Detektor : peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap

cahaya pada berbagai panjang gelombang (Khopkar, 2002).

Beberapa pengertian istilah dalam spektrofotometri :

Page 5: Laporan Paracetamol Vis Fix

1. Kromofor, adalah suatu gugus atom yang menyebabkan terjadinya

absorpsi cahaya.

2. Auksokrom, adalah suatu gugus atom yang apabila terikat kepada suatu

kromofor akan menambah panjang gelombang dan intensitas resapan

maksimum (absorbans) ke arah panjang gelombang yang lebih panjang.

3. Efek batokrom, adalah pergeseran panjang gelombang resapan maksimum

ke arah panjang gelombang lebih panjang. Disebut juga Red Shift Effect.

4. Efek hipsokrom, adalah pergeseran panjang gelombang yang lebih pendek.

Disebut juga Blue Shift Effect.

5. Efek hipokrom, adalah pergeseran intensitas resapan ke arah intensitas

yang lebih kecil.

6. Efek hiperkrom, adalah pergeseran intensitas resapan ke arah intensitas

yang lebih besar (Silverstein, 1986).

URAIAN BAHAN

Parasetamol (FI IV)

Nama resmi : Acetaminophenum

Sinonim : Asetaminofen, parasetamol

Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida

N-acetyl-para-aminophenol

RM/BM : C8H9NO2 / 151,16

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau;

rasa pahit

Page 6: Laporan Paracetamol Vis Fix

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol

(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40

bagian gliserol P, dalam 90 bagian propilengikol

P, larut dalam alkali hiroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari

cahaya.

Asam Klorida (FI IV P.94)

BM : 36,46

Pemerian : cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika diencerkan

dengan 2 bagian volume air, asap hilang, bobot jenis lebih kurang

1,1878g/ml

Vanillin (FI III P.631)

BM : 152,15

Pemerian : halus berbentuk jarum; putih hingga agak kuning; rasa dan bau

khas.

Kelarutan : sukar larut dalam air, larum dalam air panas; mudah larut dalam

etanol (95%), dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam

gliserol.

Page 7: Laporan Paracetamol Vis Fix

II. DASAR REAKSI

Paracetamol p-aminofenol

4-hydroksi-3-metoksibenzaldehid 4-hidroksi-N-(4-hidroksifenil)-3-

(Vanilin) metoksibenzamid

III. ALAT BAHAN

Alat: Bahan:

- botol semprot - Paracetamol

- spektrofotometer UV-VIS - HCl 1 N

- erlenmeyer - Vanilin 5%

- labu ukur - Aquadest

- neraca analitik

- pipet ukur

- sendok tanduk

- gelas beker

- corong

Page 8: Laporan Paracetamol Vis Fix

IV. CARA KERJA

Membuat 1 N HCl 300 ml

N1.V1 = N2.V2

1 . 300 = 12. V2

V2 = 25 ml ad aquadest 300 ml

Pembuatan Vanilin 5% b/v (100 ml)

m=5 % x 100 ml100 %

m = 5 g + etanol 100 ml

Pembuatan Larutan Baku

Page 9: Laporan Paracetamol Vis Fix

Konsentrasi baku teoritis

B1 = 50 mg50 ml

x1.000 ppm = 1000ppm

Lalu diencerkan 50x = 1 ml

50 mlx 1.000 ppm = 20 ppm

B2 = 100 mg50 ml

x1.000 ppm = 2.000ppm

Lalu diencerkan 50x = 1 ml

50 mlx 2.000 ppm = 40 ppm

B3 = 150 mg50 ml

x1.000 ppm = 3.000ppm

Lalu diencerkan 50x = 1 ml

50 mlx 3.000 ppm = 60 ppm

Pembuatan Sampel

Page 10: Laporan Paracetamol Vis Fix
Page 11: Laporan Paracetamol Vis Fix

V. HASIL PENGAMATAN dan PENIMBANGAN

a. Larutan Baku Parasetamol

tabel pengamatan absorbansi larutan baku dengan λ max 396,2 nm

ReplikasiBerat

(mg)

Konsentrasi

(ppm)

Faktor

Pengenceran

Konsentrasi

Sesungguhnya

(ppm)

Abs

B1 54,5 1090 50 x 21,8 0,080

B2 100,1 2002 50 x 40,04 0,134

B3 152,5 3050 50 x 61 0,184

Konsentrasi sesungguhnya

B1 = 54,5 mg50 ml

x1.000 ppm = 1.090 ppm

Lalu diencerkan 50x = 1ml

50 mlx 1.090 ppm = 21,8 ppm

B1 = 100,1mg

50 mlx 1.000 ppm = 2.002 ppm

Lalu diencerkan 50x = 1ml

50 mlx 2.002 ppm = 40,04 ppm

B1 = 150 mg50 ml

x1.000 ppm = 3.050 ppm

Lalu diencerkan 50x = 1ml

50 mlx 3.050 ppm = 61 ppm

Persamaan Garis

Y = 2,646. 10-3 x + 0,024

r hitung = 0,9981

Page 12: Laporan Paracetamol Vis Fix

b. Larutan Sampel

Tabel pengamatan absorbansi sampel dengan λ max 396,2nm

ReplikasiBerat

(mg)

Konsentrasi

(ppm)

Faktor

Pengenceran

Konsentrasi

Sesungguhnya

(ppm)

Abs

S1

302,8 12112

50 x 34,27 0,115

S2 50 x 34,64 0,116

S3 50 x 35,40 0,118

% kadar=C yang didapatC teoritis

× faktor pengenceran ×100 %

S 1 %kadar= 34,2712112

x50 x100 %=14,15 %

S 1 %kadar= 34,6412112

x50 x100 %=14,30 %

S 1 %kadar= 35,4012112

x50 x100 %=14,61 %

Aturan 4d

Data %Kadar Rata-rata Selisih D rata-rata 4d

S1 14,1514,225

0,0750,075

4 d=4 x0,075=0,3

S2 14,30 0,075

S3 14,61∗¿ - - - -

D*= 14,225-14,61=0,385

d* > 4d → data yang dicurigai harus dibuang

Page 13: Laporan Paracetamol Vis Fix

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum penentuan kadar parasetamol dengan metode

sprektrofotometri visibel hal  pertama yang dilakukan adalah preparasi sampel,

untuk mengisolasi sampel agar yang terisolasi hanya paracetamol dan yang

lainnya tidak ikut terisolasi maka digunakan pelarut HCl 1 N, kemudian disaring

dan diambil filtratnya. Proses pelarutan sampel parasetamol lebih lama

dibandingkan parasetamol standar sebab ada banyaknya bahan tambahan lain.

Parasetamol dianalisis kadaarnya dengan menggunakan spektrofotometer

karena secara struktur diketahui bahwa paracetamol mempunyai gugus kromofor

dan gugus auksokrom yang dapat diamati pada daerah UV maupun Vis.

Parasetamol mempunyai spektrum visibel pada panjang gelombang 380-450 nm.

Gugus kromofor yang terdapat pada paracetamol :

Gugus ausokrom pada paracetamol :

 

Ikatan rangkap yang memiliki pasangan electron

Ikatan rangkap terkonjugasi

-OR

-OH

Page 14: Laporan Paracetamol Vis Fix

Pada spektrofotometer membutuhkan penentuan panjang gelombang

maksimum, dimana panjang gelombang maksimum merupakan panjang

gelombang yang memberikan absorbansi maksimal terhadap kompleks warna

yang terbentuk dari analit. Penentuan panjang gelombang maksimal dilakukan

dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang

dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu sehingga diperoleh kurva

kalibrasi maka larutan standar dibuat dalam 3 konsentrasi. Dalam percobaan ini

dibuat larutan baku teoritis dengan konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, dan 60 ppm.

Sebelum dilakukan pengukuran serapan, maka harus ditentukan panjang

gelombang maksimumnya terlebih dahulu. Alasan penggunaan panjang

gelombang maksimum (λ maks) yakni panjang gelombang maksimum memiliki

kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar. Dari

percobaan ini diperoleh panjang gelombang maksimum untuk baku parasetamol

396,2 nm sehingga dalam penentuan kadar parasetamol digunakan  panjang

gelombang tersebut.

Setelah diperoleh absorbansi baku parasetamol didapatkan persamaan Y =

2,646. 10-3 x + 0,024. Sampel pada analisis spektrofotometer kemudian dihitung

dan dihubungkan antara hasil kurva baku dan absorbansi sampel berdasarkan

perhitungan y=bx+a. Setelah persamaan garis diperoleh maka kadar parasetamol

dapat dihitung. Hasil perhitungan kadar parasetamol 14,22 %, sedangkan kadar

sebenarnya adalah 15,26 %. Jadi % kesalahannya adalah 6 %.

Besarnya % kesalahan mungkin disebabkan karena faktor teknis: praktikan

bekerjanya yang kurang teliti yaitu, meng add kan pada labu takar yang kurang

tepat, pembilasan pada beaker glass yang kurang bersih, dan batang pengaduk

yang belum dibilas. Faktor alat yaitu, filler yang rusak sehingga sulit untuk

digunakan dan lain-lain.

Page 15: Laporan Paracetamol Vis Fix

DAFTAR PUSTAKA

Basset J et al. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press : Jakarta.

Shrostha dan Pradhananga. 2009. Spectrofotometric Method For The

Determination Of Paracetamol. J Nepal Chem..Soc Vol 24: Japan.Hal. 39-44

Silverstein. 1986. Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik, edisi keempat.

Erlangga : Jakarta.

Underwood, A.L dan R.A day, J.R. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:

Erlangga.