LAPORAN PBL modul weight loss .docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    1/33

    LAPORAN PBL

    MODUL KEHILANGAN BERAT BADAN

    SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

    OLEH:

    KELOMPOK 1

    Algi Iskandar (2009730067)

    Farhan (2009730077)

    Oktamanda akbar (2009730103)

    Rifqi Hary (2009730109)

    Insan Rizky (2009730137)

    Wiwit Anhar (2009730058)

    Asyifa robiatul adawiyah (2009730006)

    Ghini Meriza (2009730081)

    Ulfani oktriani (209730053)

    Indah Harirotul Jannah (2009730085)

    Reni Anggraeni (2009730108)

    Ridavianti Nur agami (2007730103)TUTOR : Dr. Slamet

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    2/33

    Kata Pengantar

    Assalamualaikum Wr.Wb

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena

    atas segala rahmat-Nya jua kami dapat menyelesaikan laporan tentang kehilangan berat

    badan ini.

    Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

    dosen dan tutor kami, atas kesabaran, bimbingan dan bantuannya dalam menyusun dan

    menyelesaikan laporan ini. Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada pihak yang telah

    membantu dalam penyelesaian laporan ini serta memberi banyak masukan berharga

    dalam penulisan laporan ini, kami ucapkan terima kasih atas kebaikan dan kesabarannya,

    semoga mendapat balasan yang selayaknya dari Allah SWT.

    Tugas laporan ini merupakan salah satu syarat dari proses pembelajaran yang

    harus dipenuhi oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

    Jakarta. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kemampuan mahasiswa untuk berfikir

    mandiri, disamping memperluas wawasan mahasiswa sendiri. Dalam kesempatan ini

    kasus yang diberikan adalah kasus yang sering merebak di segala kalangan masyarakat

    yaitu kehilangan berat badan.

    Kami meyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, banyak

    kekurangan baik dalam hal materi maupun tata bahasa. Kritik dan saran sangat kami

    harapkan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Jakarta, 27 maret 2011

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    3/33

    Penulis

    Daftar Isi

    KATA PENGANTAR 1

    DAFTAR ISI 2

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang 3

    1.2. Batasan Masalah 3

    1.3. Tujuan Penulisan 3

    1.4. Metode Penulisan 4

    II. PEMBAHASAN 5

    III. PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    3.2. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    4/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    5/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    6/33

    II. PEMBAHASAN

    I. Skenario:

    Seorang laki-laki umur 50 tahun mengunjungi dokter oleh karena kehilangan berat

    badan yang dialami sejak 3 bulan terakhir. Penderita juga mengeluh akhir-akhir ini

    selalu merasa lemas, lelah, dan selalu mengantuk.

    II. Kata Kunci:

    1. Laki-laki 50 thn.

    2. Kehilangan berat badan

    3. 3 bulan terakhir.

    4. Selalu lemas.

    5. Selalu lelah.

    6. Selalu mengantuk.

    III. Pertanyaan:

    1. Jelaskan organ dan hormone yang berperan dalam regulasi berat badan lengkap

    dengan fungsinya!

    2. Bagaimana pengaruh faktor resiko usia, jenis kelamin, dan lingkungan terhadap

    terjadinya gejala kehilangan berat badan?

    3. Jelaskan mekanisme terjadinya kehilangan berat badan!

    4. Jelaskan mekanisme lemas!

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    7/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    8/33

    Kalau glukosa, protein,dan lemak sudah terpakai untuk menghasilkan energi,

    akibatnya tubuh dapat mengalami kehilangan massa otot. Akiba selanjutnya

    adalah berat badan seseorang akan menjadi menurun.

    Usus

    Usus adalah organ yang berfungsi dalam menyerap sari sari makanan.

    Apabila kita banyak mengkonsumsi makanan, terutama lemak, maka usus akan

    banyak menyerap lemak, kemudian lemak akan disimpan seagai cadangan energi,

    apabila tidak ada kesembangan antara banyaknya makanan yang kita konsumsi

    dengan banyaknya aktivitas yang kita lakukan dalam kehidupan seharihari akan

    berpengaruh terhadap berat badan. Apabila lebih banyak makan ( intake )

    daripada aktivitas yang kita lakukan, maka akan terjadi peningkatan berat badan.

    Sebaliknya, apabila makanan yang kita makan sedikit sedangkan aktivitas yang

    kita lakukan sangat banyak, maka yang akan terjadi adalah penurunan barat

    badan.

    Hati

    Hati adalah organ yang juga dapat menghasilkan energi. Hat dapat

    melakukan glukoneogenesis, gliserol dapat hati ubah menjadi glukosa, yang

    selanjutnya glukosa tersebut dapat menghasilkan energi. Apabila gliserol telahterpakai untuk menghasilkan energi, maka sudah terjadi penggunaan cadangan

    energi jangka panjang. Apabila cadangan energi jangka panjang sudah terpakai

    atau digunakan, maka akan menyebabkan penurunan berat badan.

    Otak

    Otak adalah organ yang memberikan perintah terhadap organ lain yang

    ada pada tubuh. Misalnya hati, apabila insulin yang dihasilkan oleh pankreas

    sedikit, maka otak akan memerintahkan hati untuk mengeluarkan glukosa hati,

    apabila terlalu banyak glukosa hati yang terpakai, maka akan mengakibatkan

    penurunan berat badan. Karena gluosa hati berasal dari peromakan gliserol yang

    diubah menjadi glukosa hati. Gliserol berasal dari cadangan energi jangka

    panjang. Apabila cadangan energi jangka panjang telah terpakai, maka akan

    terjadi penurunan berat badan.

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    9/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    10/33

    menjadi tereksitasi, dan aktivitas banyak kelenjar endokrin lainnya seringkali juga

    meningkat.

    Hormon tiroid mempunyai efek yang umum dan efek yang spesifik

    terhadap pertumbuhan. Contohnya, sebenarnya sudah sejak lama diketahui bahwa

    hormon tiroid berguna untuk menimbulkan perubahan metamorfosis anak katak

    menjadi katak. Pada manusia, efek hormon tiroid terhadap pertumbuhan itu lebih

    nyata terutama pada masa pertumbuhan anak-anak. Pada penderita

    hipertiroidisme, kecepatan pertumbuhan menjadi sangat tertinggal. Pada

    penderita hipertiroidisme, seringkali terjadi pertumbuhan tulang yang sangat

    berlebihan, sehingga anak tadi menjadi lebih tinggi daripada anak lainnya. Akan

    tetapi, tulang juga menjadi matang lebih cepat dan pada umur muda epifisinya

    sudah menutup, sehingga lama pertumbuhan lebih singkat dan tinggi badan akhir

    semasa dewasa mungkin malahan lebih pendek.

    Efek yang penting dari hormon tiroid adalah meningkatkan pertumbuhan

    dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama

    kehidupan pasca lahir. Bila janin tidak dapat mensekresi hormon hormon tiroid

    dalam jumlah cukup, maka pertumbuhan dan pematangan otak sebelum dan

    sesudah bayi itu dilahirkan akan sangat terbelakang dan otak tetap berukuran kecil

    daripada normal. Bila tidak diberi pengobatan spesifik dengan hormon tiroid

    selama beberapa hari atau beberapa minggu sesudah dilahirkan, maka anak akan

    mengalami keterbelakangan mental yang menetap selama hidupnya.

    Bila produksi hormon tiroid sangat meningkat maka hampir selalu

    menurunkan berat badan, dan bila produksinya sangat berkuraang maka hampir

    selalu timbul kenaikan berat badan; efek ini tidak selalu terjadi, oleh karena

    hormon tiroid meningkatkan nafsu makan, dan keadaan ini dapat melebihi

    keseimbangan perubahan kecepatan metabolisme.

    Untuk menjaga agar tingkat aktivitas metabolisme dalam tubuh tetap

    normal, maka setiap saat harus disekresikan hormon tiroid dengan jumlah yang

    tepat, dan agar hal ini dapat terjadi, ada mekanisme umpan balik spesifik yang

    bekerja melalui hipotalamus dan kelenjar hipofisis anterior untuk mengatur

    kecepatan sekresi tiroid.

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    11/33

    *Hormon Insulin

    Insulin diidolasi petama kali dari pankreas pada tahun 1922 oleh Banting

    dan Best, dan dengan cara memperhatikan pendeita diabetes parah dalam waktu

    hampir semalam yang dengan cepat memburuk dan meninggal, dibandingkan

    dengan orang yang normal.

    Secara historis. Insulin dihubungkan dengan gula darah, dan ada

    benarnya, ternyata insulin sabgat berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat.

    Namun, kematian pada pasien diabetes biasanya karena kelainan metabolisme

    lemak, yang menyebabkan keadaan seperti asidosis dan arteriosklerosis. Juga,

    pada penderita yang menderita diabetes dalam jangka waktu lama, hilangnya

    kemampuan untuk mensintesis protein akan menyebabkan hilangnya jaringan

    demikian juga banyak kelainan fungsi sel. Oleh karena itu, jelaslah sudah bahwa

    pengaruh insulin terhadap metabolisme lemak dan protein itu sama besar dengan

    pengaruh insulin terhadap metabolisme karbohidrat.

    Segera setelah makan makanan tinggi karbohidrat, glukosa yang

    diabsorpsi kedalam darah menyebabkan sekresi insulin dengan cepat. Insulin

    selanjutnya menyebabkan ambilan, penyimpanan, dan penggunaan glukosa yang

    cepat oleh semua jaringan tubuh, tetapi terutama oleh otot, jaringan adiposa, dan

    hati.

    Dalam sehari, jaringan otot tidak bergantung pada glukosa untuk

    energinya tetapi sebagian besar bergantung pada asam lemak. Alasan yang utama

    karena membran otot istirahat yang normal hanya sedikit permeabel terhadap

    glukosa kecuali bila serat otot dirangsang oleh insulin; diantara waktu makan,

    jumlah insulin yang disekresikan terlalu kecil untuk meningkatkan jumlah

    pemasukan glukosa yang bermakna kedalam sel-sel otot.

    Akan tetapi, ada dua kondisi dimana otot memang menggunakan sejumlah

    besar glukosa. Salah satu dari kondisi tersebut adalah selama kerja fisik sedang

    atau berat. Karena alasan yang belum diketahui, penggunaan glukosa yang besar

    ini tidak membutuhkan sejumlah besar insulin, karena serat otot yang bekerja

    menjadi permeabel terhadap glukosa bahkan pada keadaan tidak ada insulin

    akibat proses kontraksi itu sendiri.

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    12/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    13/33

    pengurangan oksigen ke otak karena hampir semuanya dicurahlkan untuk area perut

    sehingga terjadilah gejala sering mengantuk yang terjadi pada pasien.

    KEHILANGAN BERAT BADAN:

    Patomekanisme pada Diabetes Melitus type 1 :

    Antigen dan antibody sangat berlawanan dan terjadi perlawanan antar keduanya

    di dalam pancreas, sehingga menghasilkan HLA-DW3 & HLA-DW4 yang akan memberi

    kode pada protein dan mengubah monosit menjadi limfosit ( sel radang ) dan fungsi dari

    limfosit T berubah sehingga menyerang sel Beta di pulau Langerhans dan terjadilah

    pengurangan penyerapan insulin dan menyebabkan tidak terproduksinya insulin dan

    kemudian terjadi peningkatan derajat glukosa plasma.

    Patomekanisme pada Diabetes Melitus type 2 :Pemasukan karbohidrat dalam tubuh yang banyak di jaringan adipose meningkat

    sehingga membuat tempat reseptor yang responsive terhadap insulin menurun di

    membran sel dan terjadi pencampuran yang abnormal reseptor insulin kompleks pada

    system transport glukosa sehingga glukosa tidak bisa masuk ke dalam membran sel dan

    jaringan otot dan mengakibatkan peningkatan derajat glukosa plasma.

    Akibat dari mekanisme terjadinya diabetes mellitus di atas yaitu pancreas yang

    terganggu, maka akan terjadi resistensi insulin. Karena resistensi insulin maka tidak ada

    insulin yang dihasilkan oleh pancreas di dalam tubuh sehingga glukosa tidak dapat masuk

    ke dalam membran sel. Maka tubuh menggunakan energi cadangan dengan melakukan

    proses Glikogenolisis, yaitu proses yang merubah glikogen menjadi glukosa, sehingga

    tubuh bisa memperoleh energi lagi. Tetapi ada lagi proses yang dilakukan oleh tubuh

    untuk memperoleh energi cadangan yaitu lipolisis atau penghancuran lemak dan

    glikoneogenesis, kemudian kedua proses inilah yang bisa mengakibatkan penurunan

    berat badan.

    Pada proses lypolisis, trigliserida diubah menjadi gliserol dan asam lemak.

    Keduanya di hidrolisis oleh hormon lipase. Dan keduanya akan bersirkulasi di dalam

    darah, lalu gliserol ini akan masuk ke dalam hati dan terjadilah proses glikoneogenesis

    yang merubah gliserol menjadi glukosa, keadaan ini akan membentuk ATP untuk energi

    dalam tubuh, tetapi karena terlalu sering menggunakan proses untuk mengambil

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    14/33

    cadangan energi maka lama-kelamaan akan bisa mengakibatkan penurunan berat badan

    yang drastis. Sedangkan untuk asam lemak yang bersirkulasi dalam darah akan terjadi hal

    kompleks dan banyak albumin yang masuk ke dalam plasma darah, dan membuat

    substansi energi terhambat sehingga akan masuk ke seluruh jaringan di dalam tubuh

    kecuali otak kemudian ini akan mengakibatkan penurunan berat badan.

    Pada proses glikoneogenesis yaitu merubah gliserol menjadi glukosa. Cadangan

    energi diambil dari protein untuk diubah menjadi glukosa. Dan akan menghasilkan ATP,

    tetapi lama-kelamaan juga akan bisa mengakibatkan penurunan berat badan.

    Patomekanisme pada Hypertiroidisme:

    Antigen berlawanan dengan antibody dan keduanya melakukan perlawanan di

    kelenjar tiroid dan membuat TSHs meningkat. Jika TSHs meningkat maka FT3 dan FT4

    juga akan meningkat dan terjadilah hipofisis sehingga menyebabkan TSH menurun di

    dalam kelenjar tiroid dan terjadilah kekacauan yang akan membuat FT3 dan FT4

    mengalami peningkatan dan mengakibatkan terjadinya hiperplasia.

    Keadaan ini juga berpengaruh apabila terjadinya penurunan kadar iodine dalam

    kelenjar tiroid. Terjadi peningkatan absorpsi di dalam usus sehingga glukosa tidak bisa

    masuk atau diserap ke dalam membran sel. Dan akan menyebabkan terjadinya glikolisis

    dan membuat tubuh memproduksi energi cadangan dengan proses glikogenolisis yaitu

    mengubah glikogen menjadi glukosa, sehingga tubuh bisa memperoleh energi lagi. Tetapi

    ada lagi proses yang dilakukan oleh tubuh untuk memperoleh energi cadangan yaitu

    lipolisis atau penghancuran lemak dan glikoneogenesis, kemudian kedua proses inilah

    yang bisa mengakibatkan penurunan berat badan.

    Pada proses lypolisis, trigliserida diubah menjadi gliserol dan asam lemak.

    Keduanya di hidrolisis oleh hormon lipase. Dan keduanya akan bersirkulasi di dalam

    darah, lalu gliserol ini akan masuk ke dalam hati dan terjadilah proses glikoneogenesis

    yang merubah gliserol menjadi glukosa, keadaan ini akan membentuk ATP untuk energi

    dalam tubuh, tetapi karena terlalu sering menggunakan proses untuk mengambil

    cadangan energi maka lama-kelamaan akan bisa mengakibatkan penurunan berat badan

    yang drastic. Sedangkan untuk asam lemak yang bersirkulasi dalam darah akan terjadi hal

    kompleks dan banyak albumin yang masuk ke dalam plasma darah, dan membuat

    substansi energi terhambat sehingga akan masuk ke seluruh jaringan di dalam tubuh

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    15/33

    kecuali otak kemudian ini akan mengakibatkan penurunan berat badan. Pada proses

    glikoneogenesis yaitu merubah gliserol menjadi glukosa. Cadangan energi diambil dari

    protein untuk diubah menjadi glukosa. Dan akan menghasilkan ATP, tetapi lama-

    kelamaan juga akan bisa mengakibatkan penurunan berat badan.

    e. Penjelasan penyakit apa saja yang menyebabkan gejala kehilangan berat

    badan berdahak, etiologi, gejala klinis, penatalaksanaan, pencegahannya.

    1.

    DIABETES MELLITUS

    DEFINISI:

    Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di

    dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin

    secara adekuat.

    Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali

    normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam

    sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari

    120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula

    maupun karbohidrat lainnya.

    Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif

    setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif.Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, merupakan zat utama yang

    bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang tepat.

    Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi

    atau disimpan sebagai cadangan energi.

    Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas

    untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih

    lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan. Pada saat melakukan

    aktivitas fisik kadar gula darah juga bisa menurun karena otot menggunakan glukosa

    untuk energi.

    PENYEBAB:

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    16/33

    Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk

    mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon

    yang tepat terhadap insulin.

    Penderita diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada insulin) menghasilkan

    sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin.

    Sebagian besar diabetes mellitus tipe I terjadi sebelum usia 30 tahun.

    Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (mungkin berupa infeksi virus

    atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem

    kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini

    diperlukan kecenderungan genetik.

    Pada diabetes tipe I, 90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan

    permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan

    suntikan insulin secara teratur.

    Pada diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin,

    NIDDM), pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari

    normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi

    kekurangan insulin relatif.

    Diabetes tipe II bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi

    setelah usia 30 tahun.

    Faktor resiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas,/I>, 80-90% penderita

    mengalami obesitas. Diabetes tipe II juga cenderung diturunkan.

    Penyebab diabetes lainnya adalah:

    Kadar kortikosteroid yang tinggi

    Kehamilan (diabetes gestasional)

    Obat-obatan

    Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

    MANIFESTASI KLINIS:

    Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang

    tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke

    air kemih.

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    17/33

    Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk

    mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air

    kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah

    yang banyak (poliuri). Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan

    sehingga banyak minum (polidipsi).

    Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan

    berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar

    yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

    Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya

    ketahanan selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih

    peka terhadap infeksi.

    Karena kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatan

    penderita diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat badan.

    Sebagian besar penderita diabetes tipe II tidak mengalami penurunan berat badan.

    Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa berkembang

    dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum.

    Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena sebagian besar sel tidak

    dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini mengambil energi dari sumber

    yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia

    beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).

    Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan,

    mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi

    dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas

    penderita tercium seperti bau aseton.

    Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang

    dalam waktu hanya beberapa jam. Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin,

    penderita diabetes tipe I bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali

    penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakann atau penyakit yang

    serius.

    Penderita diabetes tipe II bisa tidak menunjukkan gejala-gejala semala beberapa

    tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    18/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    19/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    20/33

    Darah tidak disaring secara

    normal

    Saraf

    Kerusakan saraf karena

    glukosa tidak dimetabolisir

    secara normal & karena aliran

    darah berkurang

    Kelemahan tungkai yg

    terjadi secara tiba-tiba atau

    secara perlahan

    Berkurangnya rasa,

    kesemutan & nyeri di tangan

    & kaki

    Kerusakan saraf menahun

    Sistem saraf

    otonom

    Kerusakan pada saraf yg

    mengendalikan tekanan darah

    & saluran pencernaan

    Tekanan darah yg naik-turun

    Kesulitan menelan &

    perubahan fungsi pencernaan

    disertai serangan diare

    Kulit

    Berkurangnya aliran darah ke

    kulit & hilangnya rasa yg

    menyebabkan cedera berulang

    Luka, infeksi dalam (ulkus

    diabetikum)

    Penyembuhan luka yg jelek

    DarahGangguan fungsi sel darah

    putih

    Mudah terkena infeksi,

    terutama infeksi saluran

    kemih & kulit

    Jaringan ikat

    Gluka tidak dimetabolisir

    secara normal sehingga

    jaringan menebal atau

    berkontraksi

    Sindroma terowongan

    karpal Kontraktur Dupuytren

    DIAGNOSA:

    Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejala- gejalanya (polidipsi, polifagi,

    poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi.

    Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah

    penderita berpuasa selama 8 jam atau bisa juga diambil setelah makan.

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    21/33

    Pada usia diatas 65 tahun, paling baik jika pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa

    karena setelah makan, usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi.

    Pemeriksaan darah lainnya yang bisa dilakukan adalah tes toleransi glukosa. Tes

    ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada wanita hamil.

    Penderita berpuasa dan contoh darahnya diambil untuk mengukur kadar gula darah puasa.

    Lalu penderita meminum larutan khusus yang mengandung sejumlah glukosa dan 2-3

    jam kemudian contoh darah diambil lagi untuk diperiksa.

    PENGOBATAN:

    Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula

    darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk

    dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinanterjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang.

    Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet.

    Seseorang yang obesitas yang menderita diabetes tipe II tidak akan memerlukan

    pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur.

    Tetapi kebanyakan penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan

    olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat

    hipoglikemik per-oral.

    Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak

    makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur.

    Penderita diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu

    dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik

    untuk menurunkan kadar kolesterol adalah mengontrol kadar gula darah dan berat badan.

    Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga

    untuk mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari

    terjadinya komplikasi. Mereka juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi

    kaki dan kukunya harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya

    supaya bisa diketahui perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    22/33

    Terapi sulih insulin. Pada diabetes tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan

    insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat

    dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat

    diberikan per-oral (ditelan). Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam

    penelitian. Pada saat ini, bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik

    karena laju penyerapannya yang berbeda menimbulkan masalah dalam penentuan

    dosisnya.

    Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan,

    paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu

    nyeri. Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan

    lama kerja yang berbeda:

    1. Insulin kerja cepat. Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat

    dan paling sebentar. Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam

    waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-

    8 jam. Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani

    beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.

    2. Insulin kerja sedang. Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi

    insulin isofan. Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun

    dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam.

    Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama

    sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan

    sepanjang malam.

    3. Insulin kerja lama. Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah

    dikembangkan. Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.

    Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa

    dibawa kemana-mana.

    Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:

    Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya

    Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    23/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    24/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    25/33

    penderita diabetes harus selalu membawa permen, gula atau tablet glukosa untuk

    menghadapi serangan hipoglikemia. Atau penderita segera minum segelas susu, air gula

    atau jus buah, sepotong kue, buah-buahan atau makanan manis lainnya.

    Penderita diabetes tipe I harus selalu membawa glukagon, yang bisa disuntikkan jika

    mereka tidak dapat memakan makanan yang mengandung gula.

    Gejala-gejala dari kadar gula darah rendah:

    Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba

    Sakit kepala

    Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba

    Badan gemetaran

    Berkeringat

    Bingung

    Penurunan kesadaran, koma.

    Ketoasidosis diabetikum merupakan suatu keadaan darurat. Tanpa pengobatan

    yang tepat dan cepat, bisa terjadi koma dan kematian. Penderita harus dirawat di unit

    perawatan intensif. Diberikan sejumlah besar cairan intravena dan elektrolit (natrium,

    kalium, klorida, fosfat) untuk menggantikan yang hilang melalui air kemih yang

    berlebihan.

    Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa bekerja dengan segera dan

    dosisnya disesuaikan. Kadar glukosa, keton dan elektrolit darah diukur setiap beberapa

    jam, sehingga pengobatan yang diberikan bisa disesuaikan. Contoh darah arteri diambil

    untuk mengetahui keasamannya. Pengendalian kadar gula darah dan penggantian

    elektrolit biasanya bisa mengembalikan keseimbangan asam basa, tetapi kadang perlu

    diberikan pengobatan tambahan untuk mengoreksi keasaman darah.

    Pengobatan untuk koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik sama dengan

    pengobatan untuk ketoasidosis diabetikum. Diberikan cairan dan elektrolit pengganti.Kadar gula darah harus dikembalikan secara bertahap untuk mencegah perpindahan

    cairan ke dalam otak. Kadar gula darah cenderung lebih mudah dikontrol dan keasaman

    darahnya tidak terlalu berat.

    Jika kadar gula darah tidak terkontrol, sebagian besar komplikasi jangka panjang

    berkembang secara progresif. Retinopati diabetik dapat diobati secara langsung dengan

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    26/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    27/33

    Ada pula hipertiroidisme sebagai akibat peningkatan sekresi TSH dari pituitaria

    namun ini jarang ditemukan.hipertiroidisme pada T3 tirotoksikosis mungkin diakibatkan

    oleh deiodination dari T4 pada tiroid atau meningkatnnya T3 pada jaringan di luar tiroid.

    Manifestasi klinis

    Terjadinya hipertiroidisme biasanya perlahanlahan dalam beberapa bulan

    sampai beberapa tahun,namun dapat juga timbul secara dramatic.

    Hampir semua system dalam tubuh mengalami gangguan akibat kelebihan

    hormone tiroid ini sehingga pasien memberikan keluhan banyak macam.Oleh karena

    itu,sering kali diagnosis hipertiroidisme dibuat oleh ahli jantung,ahli saraf,ahli kulit atau

    ahli gastroenterology tergantung pada manifestasi kinis yang menonjol.Pengaruh

    peningkatan jumlah hormone tiroid harus dibedakan dengan kerja hormone tiroid secara

    fisiologis.Dalam batas fisiologis hormone tiriod merangsang pertumbuhan dan

    perkembangan tubuh serta meningkatkan sintesis banyak enzim.

    Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat

    badan,lelelehan,tremor,gugup,berkeringat banyak,tidak tahan panas,palpitasi dan

    pembesaran tiroid.

    Ganbaran klinis hipertiroidisme

    Umum :-berat badan turun

    -keletihan,apatis

    -berkeringat,tidak yahan panas

    kardiovaskular :-palpitasi,sesak napas,angina

    -gagal jantung

    -sinus takikardia,fibrilasi atrium

    -nadi kolaps

    neuromuscular :-gugup,agitasi

    -tremor,koreoatetosis

    -psikosis

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    28/33

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    29/33

    Kebanyakan pasien memberikan gambaran klinis yang jelas sehingga tidak ada

    kesulitan dalam menegakkan diagnosis.

    Meskipun diagnosis sudah jelas,namun pemeriksaan laboratorium untuk

    hipertiroidisme perlu dikerjakan dengan alasan:

    1.untuk lebih menguatkan diagnosis yang sudah ditetapkan pada pemeriksaan klinis.

    2.untuk menyingkirkan hipertiroidisme pada pasien dengan beberapa kondisi seperti

    atrial fibrilasi yang tidak dikaetahui sebabnya,payah jantung,kehilangan berat badan,diare

    atau miopati tanpa manifestasi klinis lain hipertiroidisme.

    3.untuk membantu dalam keadaan klinis yang sulit atau kasus yang merugakan.

    Menurut bayer MF kombinasi hasil pemeriksaan laboratorium thyroid stimulating

    hormone sensitive ( TSHs) yang tak terukur atau jelas subnormal dan free T4 (FT4

    meningkat jelas menunjukkan hipertiroidisme.

    Pemeriksaan auto antibody tiroid membantu untuk membedakan penyakit

    autoimun dengan penyebab lain.bila TSHs subnormal dan FT4 normal perlu diperiksa

    FT3 untuk membedakan T3 toksikosis dari hipertiroidisme subklinis.Bila TSHs dan FT4

    meningkat pada pasien yang nampaknya eutiroid atau hipertiroid mungkin hasil TSHs

    yang keliru,sekunder karena adanya antibody antimouse pada serum pasien.Bila tidak ada

    kesalahan dalam pemeriksaan TSH,maka dilanjutkan dengan pemeriksaan subunit alpha

    TSH dan TRH untuk menemukan sindrom sekresi TSH tidak tepat.kadar subunit alpha

    TSH yang tinggi dan tidak adanya respons terhadap TRH menunjukkan sekresi TSH

    tidak tepat oleh karena tumor pituitaria.

    Sebaliknya bila pasien dengan sindrom sekresi TSH tidak tepat,sekunder karena

    resistensi pituitaria terhadap hormone tiroid akan ditemukan kadar hormone tiroid akan

    ditemukan kadar hormone tiroid tinggi.pada pasien ini harus diberi terapi sebagai

    hipertiroidisme.bila TSHs dalam batas normal tapi FT4 tinggi pada pasien yang klinis

    eutiroid,maka perlu diperiksa FT3.bila FT3 rendah menunjukkan defisiensi

    deyodinase,sedangkan bila FT3 tinggi perlu diperiksa lebih mendalam untuk menemukan

    adanya resistensi hormone tiroid.

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    30/33

    Pemeriksaan sidik tiroid atau RAIU digunakan untuk melengkapi diagnosis

    banding pada hipertiroidisme.

    Pengobatan

    Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormone tiroid

    yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat anti tiroid ) atau merusak jaringan

    tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).

    1.obat anti tiroid (OAT)

    indikasi pemberian obat anti tiroid adalah:

    1.sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi

    yangmenetap,pada pasien-pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan

    tirotoksikosis.

    2.sebagai obat untuk control tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan,atau

    sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.

    3.sebagai persiapan untuk tiroidektomi

    4.untuk pengobatan pasien hamil dan orang lanjut umur

    5.pasien dengan krisis tiroid.

    2.pengobatan dengan yodium radioaktif

    indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif adalah:

    1.pasien umjur 35 tahun atau lebih

    2.hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi

    3.gagal mencapai remisi sesudah pemberian OAT

    4.tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan OAT

    5.adenoma toksik,goiter multinodular toksik.

    Pada pengobatan dengan yodium radioaktif ini kemungkinan terjadi hipertiroidisme besar

    sekali.digunakan Y 131 dengan dosis 5-12 mCi per oral.dosis ini dapat mengendalikan

    tirotoksikosis dalam 3 bulan,Namur kira-kira 1/3 dari jumlah pasien menjadi hipotiroid

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    31/33

    dalm tahun pertama.efek camping pengobatan dcengan yodium radioaktif hdala

    hipotiroidisme,eksaserbasi hipertiroidisme dan tiroiditis.

    3.obat

    tiroidektomi subtotal Sangay efektif untuk menanggulangi hipertiroidisme.hasil

    tindakan operasi ini tergantung pada pengalaman dan keterampilan ahli bedah.kelenjar

    yang tertinggal sesudah operasi penting sekali sebab bila terlalu besar biasanya kambuh

    kembali,sedang bila terlalu Cecil terjadi hipotiroidisme.

    Indikasi operasi hdala:

    1.pasien umur muda dengan struma yang besar serta tidak memoan dengan OAT

    2.pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan OAT dosis besar

    3.alergi terhadap OAT ,pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif

    4.adenoma toksik atau struma multinodular toksik

    5.pada penyakit graves yang berhubungan denagn satu atau lebih nodul.

    4.pegobatan tambahan

    1.Sekat beta adrenergik

    2.Yodium

    3. Ipodate

    4 .Litium

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    32/33

    III. PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    Kehilangan berat badan atau yang biasa kita kenal dengan kehilangan

    berat badan merupakan suatu gejala penyakit yang membuat seseorang datang ke

    dokter tetapi belum tentu dalam keadaan kurus, mungkin saja penderita tersebut

    datang dengan badan yang gemuk, namun dia mengeluhkan berat badannya yang

    kian turun tidak terkontrol sehingga membuat penderita khawatir dan tidak boleh

    dianggap remeh karena mungkin saja itu merupakan suatu gejala dari penyakit-

    penyakit yang dapat membahayakan penderita. Salah satu contoh penyakit yang

    menimbulkan gejala kehilangan berat badan adalah diabetes mellitus. Diabetes

    Mellitus adalah suatu penyakit kelainan hormon sistem endokrin dimana kadar

    glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat

    melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Selain itu, penyakit lain yang

    juga menimbulkan gejala kehilangan berat badan adalah hipertiroid. Penyakit lain

    yang dapat menimbulkan gejala tersebut selain dari yang berhubungan dengan

    kelainan endokrin adalah TB paru dan diare.

    3.2. Saran

    Penatalaksanaan diabetes mellitus ada 4 pilar utama yang tidak harus benar-benar

    dilaksanakan agar prognosis dari Diabetes mellitus itu sendiri tidak buruk, karena seperti

    yang kita ketahui, diabetes sendiri tidak akan menimbulkan komplikasi yang berat

    apabila dikontrol atau yang biasa kita kenal dengan diabetes yang terkontrol. Hal tersebut

    dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit lain yang dapat memperparah diabetes

  • 8/10/2019 LAPORAN PBL modul weight loss .docx

    33/33

    mellitus. Oleh karena itu, dibutuhkan kesungguhan penderita dalam penerapan 4 pilar

    utama pengobatan diabetes mellitus.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ganong, F. William.Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC. 2003.

    Guyton and Hall.Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 1995. Murray, K. Robert.Biokimia Kedokteran Harper. Jakarta: EGC. 2003

    Ganiswarna, Sulistia G, dkk.1995.Farmakologi dan Terapi edisi IV.Jakarta :

    Fakultas Kedokteran UI.

    Leson leson paparo.Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC.1997.

    Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II

    Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 1996.

    Price, Sylvia.Patofisiologi Jilid II. Jakarta: EGC. 1995.

    Robbins. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC. 1999.

    SlideDiasnostic FisikDosen

    Spatlehouz.Atlas anatomi Spatlehouz. Jakarta: EGC. 2002

    www.Google.com

    www.Medicastore.com

    www.yahoo.com

    http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.yahoo.com/http://www.yahoo.com/http://www.yahoo.com/http://www.medicastore.com/http://www.google.com/