Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PELAKSANAAN Penerapan Tata Kelola 2019 Dan Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment) PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
MRANGGEN MITRAPERSADA
Kantor Pusat Jl. Bandungrejo No.34 Mranggen, Demak Telp. ( 024 ) 6773362, Fax. ( 024 ) 6773363
Kantor Cabang Pertokoan Agus Salim 21-22 A Kudus
Telp. ( 0291 ) 4244426, Fax. ( 0291 ) 4244427
Jl. Gatot Subroto No. 5-6 Blora
Telp. ( 0296 ) 532366, Fax. ( 0296 ) 531133
Kantor Kas Pasar Bintoro Lantai 1 Blok A No.10 Demak
Telp. ( 0291 ) 681611
Jl. Raya Brambang Kec. Karangawen Kab Demak
Telp. ( 024) 76741202
Jl. Raya Kudus–Jepara Km 5 No. 154A Kaliwungu, Kudus
Telp. ( 0291 ) 4248266
Jl. Raya Kudus – Purwodadi Km 7 Wates Undaan Kudus
Telp. ( 0291 ) 4102262
Jl. Diponegoro No : 36 Cepu Blora
Telp. ( 0296 ) 423871
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
MRANGGEN MITRAPERSADA
I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. I
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. III
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
II. STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN ................................................................... 1
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ........................................................................... 2
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi ............................................................. 2
3. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris ............................................ 7
III. TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA (GCG) ................................................. 10
1. Hubungan Keluarga / Hubungan Keuangan Anggota Direksi ........................................... 10
2. Kepemilikan Saham Anggota Direksi ................................................................................ 11
3. Rangkap Jabatan Anggota Direksi ..................................................................................... 11
4. Hubungan Keluarga / Hubungan Keuangan Anggota Dewan Komisaris .......................... 11
5. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris ............................................................... 12
6. Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris .................................................................... 12
7. Paket / Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Anggota Direksi dan Dewan
Komisaris ........................................................................................................................... 12
8. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah .................................................................................... 13
IV. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN ................................................................. 13
V. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, FUNGSI AUDIT INTERN DAN FUNGSI
AUDIT EKSTERN ................................................................................................................. 14
1. Penerapan Fungsi Kepatuhan ............................................................................................. 14
2. Penerapan Fungsi Audit Intern ........................................................................................... 15
3. Penerapan Fungsi Audit Ekstern ........................................................................................ 16
VI. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK SISTEM
PENGENDALIAN INTERN .................................................................................................. 16
VII. PENGATURAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT ........................................ 17
VIII. RENCANA BISNIS BANK .................................................................................................... 17
IX. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN ............................... 18
X. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN (INTERNAL FROUD) YANG TERJADI DAN
UPAYA PENYELESAIANNYA ............................................................................................ 19
XI. JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR .... 20
II
XII. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK ........... 20
XIII. KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN (SELF ASSESSMENT) ATAS
PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) BPR ................................................................... 21
XIV. PENUTUP ................................................................................................................................ 22
III
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penerapan Tata Kelola (Good Corporate
Governance) untuk periode Tahun 2019 ini. Tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai
upaya untuk meningkatkan kinerja Bank dengan menerapkan GCG dalam segala kegiatan
Bank sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi usaha yang telah ditetapkan Bank dan
sesuai peraturan Otoritas Jasa Keuangan, serta perundang-undangan yang berlaku.
Laporan ini kami buat dan sampaikan sebagaimana telah sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 dan Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 5/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016
tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Demikian Laporan Penerapan Tata Kelola (GCG) beserta Hasil Penilaian Sendiri
(Self Asesment) PT BPR Mranggen Mitrapersada Tahun 2019 ini dibuat.
Atas segala perhatian kami ucapkan terima kasih.
Mranggen, 24 Juni 2019
PT. BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
1 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2019
I. PENDAHULUAN
Tata kelola PT BPR Mranggen Mitrapersada menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban (responsibility),
independensi (independency), dan kewajaran (fairness).
Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) ini dibuat untuk memenuhi
kewajiban Bank dalam hal melaksanakan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK No
4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No 5/SEOJK.03/2016 Tentang
Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat. Laporan ini berisi tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT BPR MMP. Tata kelola perusahaan
yang baik dirasakan semakin penting seiring dengan meningkatnya risiko bisnis dan
tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan.
PT BPR Mranggen Mitrapersada melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan
seluruh karyawan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
(Good Corporate Governance) dan pengelolaan risiko yang baik, dengan demikian
diharapkan dapat terhindar dari dampak buruk krisis perekonomian global. Setiap
keputusan bisnis dapat menimbulkan risiko, untuk itu Bank harus mengelola risiko melalui
pengawasan yang efektif dan pengendalian internal yang merupakan bagian dari
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Struktur pengendalian internal yang terpadu dan
komprehensif dapat meminimalkan dampak tersebut.
PT BPR Mranggen Mitrapersada senantiasa berupaya untuk menerapkan praktek tata
kelola perusahaan yang sehat (GCG), dengan tujuan :
a. Mewujudkan pengelolaan yang baik terhadap budaya kerja Bank dan kualitas sumber
daya manusia
b. Menjaga agar kegiatan operasional Bank mematuhi peraturan internal dan eksternal
Bank, serta perundangan yang berlaku
c. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah Bank kepada
stakeholders
II. STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN
Adanya pembagian tugas, fungsi dan tanggung jawab yang jelas antar bagian di PT
BPR Mranggen Mitrapersada mencerminkan adanya upaya di dalam penerapan prinsip tata
kelola serta sistem pengendalian internal yang baik.
2 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS )
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagaimana yang diatur dalam
Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, disebutkan bahwa
RUPS Perseroan merupakan organ tertinggi diantara organ – organ Perseroan lainnya.
RUPS terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.
RUPS Luar Biasa PT. BPR MMP di tahun 2019 dilaksanakan pada :
Tanggal 11 Maret 2019 dengan agenda menyetujui memberikan delegasi
kewenangan penunjukan KAP kepada Dewan Komisaris sesuai dengan POJK
Nomor 13/POJK.03/2017 dan SEOJK No 36/SEOJK.03/2017
Tanggal 11 Maret 2019 dengan agenda persetujuan untuk memperpanjang
masa jabatan Talia Riantini Santoso sebagai Komisaris Utama
Tanggal 11 Maret 2019 dengan agenda persetujuan untuk memperpanjang
masa jabatan Radiawati sebagai Direktur/Direktur Yang Membawahkan
Fungsi Kepatuhan
Tanggal 19 Juni 2019 2019 dengan agenda persetujuan untuk memperpanjang
masa jabatan Imron Fauzie sebagai Komisaris
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
a. Jumlah dan Komposisi Direksi
Direksi PT BPR MMP berjumlah 2 (dua) orang, yang terdiri dari satu orang
Direktur Utama dan satu orang Direktur/Direktur Yang Membawahkan Fungsi
Kepatuhan dengan susunan sebagau berikut :
Susunan Anggota Direksi
No Nama Jabatan
1 Slamet Edhi Nugroho, SE Direktur Utama
2 Radiawati, SE Direktur/Direktur Yang Membawahkan Fungsi
Kepatuhan
Seluruh anggota Direksi merupakan tenaga profesional yang memiliki pengalaman
pada industri perbankan dan telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan (fit
and proper test) dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa
Keuangan.
Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi sesuai dengan
kegiatan usaha Bank, serta telah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
sesuai modal inti BPR kurang dari Rp 15.000,000,000,- (lima belas miliar rupiah),
antara lain :
a) Jumlah anggota Direksi minimal sebanyak 2 (dua) orang
b) Seluruh anggota Direksi berdomisili di kota/kabupaten yang sama dalam
wilayah provinsi Jawa Tengah
c) Penggantian dan/atau pengangkatan Direksi telah memperoleh persetujuan dari
RUPS
d) Seluruh anggota Direksi memiliki pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun di
bidang operasional perbankan sebagai Pejabat Eksekutif bank
e) Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
3 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
hubungan dengan Bank, baik dalam skala 2 (dua) tingkat vertikal maupun
horisontal
f) Tidak ada anggota Direksi, baik secara sendiri ataupun bersama, memiliki
saham pada PT BPR MMP maupun pada suatu perusahaan lainnya
g) Tidak terdapat kuasa umum dari anggota Direksi kepada pihak lain yang
mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi
h) Seluruh anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris,
Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank, perusahaan atau lembaga lain
i) Memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai
j) Semua rekomendasi Dewan Komisaris telah ditindaklanjuti anggota Direksi
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Direksi telah melaksanakan Tugas dan Tanggung jawabnya sesuai kewenangan
yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR dan bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan kepengurusan Bank.
Tugas anggota Direksi antara lain :
a) Mengurus dan mengelola Bank sesuai anggaran dasar
b) Menetapkan tujuan dan strategi Bank untuk jangka panjang, menengah,
maupun tahunan yang disampaikan dalam bentuk Rencana Bisnis Bank
(RBB) untuk dimintakan persetujuan Dewan Komisaris dan diajukan ke OJK
sebagaimana dalam ketentuan yang berlaku
c) Membuat laporan tahunan untuk dokumentasi keuangan secara transparan
d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris
dan pemegang saham melalui RUPS
e) Membuat ketentuan remunerasi dan kebijakan lainnya secara transparan, dan
meminta pertimbangan Dewan Komisaris sebelum disahkan
f) Menetapkan kebijakan umum dan strategis yang mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan kelangsungan usaha Bank
g) Membuat dan menetapkan pedoman, prosedur dan kebijakan (bidang
operasional, bidang perkreditan, bidang manajemen risiko dll)
h) Menetapkan Struktur Organisasi Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor
Kas
i) Menindaklanjuti hasil temuan Audit Internal dan rekomendasi dari Auditor
Eksternal, serta hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan
j) Menerima Laporan Profil Tingkat Risiko dari Pejabat Eksekutif Manajemen
Risiko dan Kepatuhan
k) Melakukan meeting dengan unit kerja untuk membahas permasalahan kerja,
memberikan arahan dan solusi serta mengevaluasi progres pencapaian kinerja
secara bulanan
l) Melakukan dan menjalin kerjasama dan penandatangan perjanjian dengan
pihak eksternal, institusi pemerintahan, swasta, notaris, lembaga
keuangan/non keuangan (perbankan, asuransi, jasa keuangan dll) untuk
tujuan pengembangan dan kemajuan bisnis bank
4 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Tanggung Jawab Anggota Direksi antara lain :
a) Bertanggung jawab dalam mengawasi keamanan dan penyelamatan aset bank
serta penggunaan aset bank agar memberikan keuntungan secara optimal
b) Bertanggungjawab terhadap rasio-rasio tingkat kesehatan bank dan
mengupayakan memenuhi persyaratan kategori SEHAT
c) Bertanggungjawab melakukan pengawasan Kantor Cabang secara
rutin/berkala
d) Bertanggungjawab melakukan evaluasi Kinerja Cabang dalam pencapaian
Rencana Bisnis Bank Kantor Cabang
e) Berwenang menetapkan dan menentukan kebijakan suku bunga, dengan
memperhatikan kondisi persaingan pasar dengan tetap menjaga stabilitas
profitabilitas dan kelangsungan usaha bank
f) Berwenang memberikan special rate suku bunga kredit/simpanan sesuai batas
limit kewenangan
g) Berwenang mengangkat, memutasikan, memberhentikan pimpinan cabang,
pejabat eksekutif dan karyawan sesuai peraturan perusahaan dan ketentuan
perundang-undangan
h) Melakukan penerimaan karyawan (recruitment) sesuai perkembangan dan
kebutuhan bank
i) Berwenang memberikan pengesahan transaksi (otorisasi) operasional/kredit
sesuai batasa limitnya
j) Berwenang memberikan persetujuan atas pengeluaran biaya-biaya rutin bank,
pembelian / pengadaan asset bank yang telah direncanakan untuk menunjang
kelancaran kegiatan operasional bank sesuai batasan limitnya
k) Berwenang memberikan kuasa terbatas kepada pihak ekternal (pengacara
Bank) atau pihak internal (Pajabat Eksekutif/karyawan) untuk melakukan
perbuatan hukum dalam hal mewakili Bank
l) Berwenang menjual/melepas aset bank (inventaris non produktif) yang telah
mendapat persetujuan dari RUPS
m) Berwenang membuat dan melakukan perubahan pada peraturan perusahaan
n) Berwenang mewakili bank untuk melakukan segala tindakan yang
diperlukan, menghadap kesemua pihak institusi pemerintah, swasta dll
o) Menandatangani surat-surat berharga (Cek/Bilyet Giro) dan menandatangani
Bilyet deposito, buku tabungan dll
Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
a) Menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara
tertulis
b) Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan
Direksi
c) Mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh jenjang organisasi
d) Memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait
dengan Manajemen Risiko
e) Memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi secara
independen
5 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
f) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko
g) Eksposur Risiko yang diambil BPR secara keseluruhan
h) Memiliki pemahaman yang memadai mengenai Risiko yang melekat pada
seluruh aktivitas fungsional BPR dan mampu mengambil tindakan yang
diperlukan sesuai dengan profil Risiko BPR
c. Frekuensi Rapat Direksi
Selama periode tahun 2019 telah diselenggarakan Rapat Direksi yang dihadiri oleh
seluruh anggota Direksi dengan materi rapat antara lain :
No Waktu Materi Pembahasan
1 Januari Membahas pemenuhan staff AO agar sesuai dengan rencana kerja
Pembahasan mengenai perubahan SK Dir yang mengatur kewenangan biaya dan penghapusan
denda, penalty
Melakukan pembahasan terhadap debitur bermasalah
sehingga NPL dapat ditekan
Melakukan perhitungan terhadap kenaikan gaji bagi seluruh karyawan
2 Februari Membahas pemetaan usaha nasabah kredit untuk
mengetahui sektor usaha yang telah jenuh dalam
penyaluran dana
Pembahasan mengenai Virtual Account yang bekerja sama dengan Bank Mandiri
Menetapkan kebijakan perhitungan bonus dan kenaikan gaji karyawan
Membahas persiapan RUPS
3 Maret Membahas kinerja divisi Problem acount yang belum sesuai dengan target NPL dan langkah-langkah yang
perlu diambil untuk penyelesaian nasabah NPL
Membahas pencapaian target kredit dan simpanan
diseluruh cabang di triwulan I sesuai dengan RBB
serta kegiatan promosi yang tepat sasaran
Membahas media surat kabar yang akan digunakan dalam penyampaian laporan keuangan publikasi
4 April Membahas pencapaian kredit khususnya dikantor
operasional Mranggen yang terus mengalami
penurunan dibanding akhir Desember 2018 serta
strategi yang diterapkan untuk mendongkrak
pencapaian kredit
Membahas kinerja staf AO kantor opr Mranggen agar dpt bekerja lebih efektif dengan pemberian
coaching setiap pagi
Mengemas promosi produk tabungan AMB
5 Mei Membahas perberian THR kepada karyawan
Mengatur jadwal libur selama lebaran agar operasional Bank tidak terganggu
Membahas perpanjangan kantor kas yang berada di
Cepu
6 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Membahas persiapan pengundian tabungan AMB dan Aqura yang akan diselenggarakan pada bulan
Juli 2019
6 Juni Membahas tunggakan terutama terhadap debitur
yang telah jatuh tempo terhadap penyelesaian
kreditnya
Membahas acara pengundian tabungan yang akan bersamaan dengan halal bi halal
Membahas hasil kinerja kantor operasional Mranggen, KC Kudus dan KC Blora dlm Semester I
Membahas perubahan RBB yang akan dilakukan di bulan Juni terkait dengan pinjaman di Bank CIMB
Niaga
Pembahasan strategi kredit untuk triwulan ketiga
7 Juli Pembahasan mengenai strategi yang akan diambil
untuk meningkatkan Outstanding kredit
Pembahasan mengenai penyelesaian terhadap debitur Gunari A Latief yang akan jatuh tempo
Pembahasan mengenai penambahan tugas kepada CS didalam pembuatan surat penagihan
Pembahasan mengenai surat penagihan dimulai dari surat pemberitahuan sampai dengan surat peringatan
III sekaligus membuat ketentuannya
8 Agustus Melakukan evaluasi kerja dibagian administrasi untuk mengurangi risiko kesalahan
Melakukan evaluasi pemakaian biaya promosi
terutama untuk kegiatan penghimpunan dana
Meningkatkan efisiensi biaya salah satunya dengan pemberian suku bunga deposito dibawah LPS
Pembahasan mengenai kegiatan yang dilakukan oleh team dana didalam melakukan maintenance nasabah
simpanan 25 besar
9 September Pembahasan point-point yang harus direvisi didalam PKPB dengan mengacu pada ketentuan POJK
33/POJK.03/2018
Pembahasan untuk pemenuhan komitmen yang telah disepakati dengan OJK berdasarkan hasil
pemeriksaan
Pembahasan mengenai penggunaan biaya pendidikan sampai dengan triwulan ketiga agar dapat
dioptimalkan
Pembahasan dengan staf IT untuk persiapan di sistim
IBS terhadap perhitungan PPAP untuk debitur
dengan kolektibilitas DPK
10 Oktober Pembahasan mengenai target di tahun 2020 terhadap
Aset, Kredit, NPL, Simpanan, dan Laba didalam
persiapan penyusunan RBB
Evaluasi terhadap kinerja di PE Kepatuhan terhadap pengkinian data nasabah
7 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Evaluasi terhadap penggunaan biaya promosi didalam kegiatan memasarkan produk bank
Melakukan pemetaan sektor ekonomi yang masih prospek untuk didanai
Pembahasan evaluasi kinerja triwulan ke III terhadap pencapaian kredit, simpanan, NPL dan Laba
Pembahasan terhadap unit kerja kredit
Mengevaluasi terhadap laporan dibagian umum terkait pemakaian biaya cetakan
Pembahasan mengenai biaya operasional di seluruh cabang
11 November Melakukan evaluasi terhadap fungsi kantor kas didalam penghimpunan dana
Melakukan evaluasi terhadap hasil kinerja disemua divisi
Membahas penyusunan RBB tahun 2020
Membahas pekerjaan divisi PA terhadap action plan nasabah menunggak
Membahas penyelesaian kasus nasabah yang masih ditangani oleh pihak kepolisian, KPKNL dan PN
Membahas anggaran pemberian award kepada
nasabah simpanan yang akan diberikan pada akhir
tahun 2019
Membahas anggaran pengundian tabungan AMB di Kantor Cabang Blora
12 Desember Pembahasan dengan staff IT didalam pencatatan
inventaris yang semula manual agar dapat dibuat
secara sistim
Pembahasan Teknologi Informasi
Pembahasan dengan staff personalia terhadap penilaian kinerja karyawan dan pemenuhan SDM di
tahun 2020
3. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
a. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris
Jumlah anggota Dewan Komisaris PT BPR Mranggen Mitrapersada sebanyak 2
(dua) orang dengan komposisi pada akhir Desember 2019 sebagai berikut :
Dewan Komisaris
No Nama Jabatan
1 Talia Riantini S, SH, MKn Komisaris Utama
2 Imron Fauzie, SE, Akt Komisaris
Penugasan anggota Dewan Komisaris telah melalui proses Penilaian Kemampuan
dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
8 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan usaha Bank
Dewan Komisaris telah memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola
pada BPR
Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit
intern, audit ekstern, hasil audit Otoritas Jasa keuangan dan/atau hasil
pengawasan otoritas lainnya
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
serta memberikan saran kepada Direksi
Saran Dewan Komisaris kepada Direksi di tahun 2019 diantaranya :
Mempertahankan tingkat kesehatan Bank agar tetap Sehat
Optimalkan evaluasi pengajuan kredit serta fungsi PE Kepatuhan serta divisi
Problem Account, sehingga kedepannya angka NPL tetap dibawah RBB
Memaksimalkan penagihan/pengembalian atas kredit yang bermasalah
ataupun yang telah dihapus buku
Untuk mempertahankan keseimbangan dalam pengelolaan rekening ABA
sehingga tetap dapat terjaga likuiditas bank dan tidak mengabaikan unsur
profitabilitasnya
Meningkatkan pertumbuhan kredit melalui skema referal, pembinaan
hubungan yang baik dengan debitur, meningkatkan kualitas pelayanan, dan
pemenuhan karyawan khususnya divisi Bisnis/marketing
Meningkatkan penghimpunan dana khusus tabungan
Meningkatkan kualitas SDM, melalui inhouse training maupun external
sehingga pendidikan yang telah direncanakan dapat direalisasikan sesuai
RBB dengan demikian biaya pendidikan di akhir Desember 2019 dapat
terserap maksimal
Mengoptimalkan kantor kas yang sudah ada agar lebih berkembang
Lakukan revisi ataupun perbaikan SOP, seturut dengan ketentuan yang
berlaku dari OJK maupun lembaga terkait lainnya
c. Frekuensi Rapat Anggota Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris telah menyelenggarakan rapat sebanyak 6 (enam) kali
ditahun 2019, dimana rapat anggota Dewan Komisaris tersebut dihadiri oleh
seluruh anggota Dewan Komisaris
Hasil rapat anggota Dewan Komisaris dituangkan dalam suatu risalah rapat yang
ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan didokumentasikan
secara baik termasuk perbedaan pendapat, jika terjadi dalam rapat tersebut.
No Waktu Materi Pembahasan
1 12 April 2019 Memberikan saran kepada direksi agar pembentukan
kasie AO menjadi 3 kasie dimasing-masing cabang
seperti dalam struktur organisasi yang disampaikan
dalam RBB segera dapat dipenuhi di triwulan I
9 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Memberikan saran agar pelatihan terhadap sumber daya (SDM) khususnya dibagian AO dapat dilakukan secara
intensif oleh Kabid, Kacab dan Direktur Bisnis agar
pola pikir dan tujuan dapat searah dan satu pola yang
diterima oleh staf AO
Memberikan saran untuk perbaikan di bagian problem account dengan membuat pembagian job desk antara
penyelesaian ke PN dan KPKLN (agunan sertifikat)
dengan proses kepolisian (agunan BPKB)
2 24 Juni 2019 Pembahasan mengenai kecenderungan meningkatnya NPL di cabang sehingga diharapkan direksi melakukan
pemantauan lebih intensif
Dengan kecenderungan perolehan kredit yang semakin menurun khususnya di kantor operasional Mranggen
maka perlunya Direktur Bisnis untuk memberikan
inovasi dan strategi kepada Kabid Bisnis, Kasie dan staf
AO serta mengawalnya agar apa yang disarankan dapat
dijalankan dengan benar
Memberikan saran kepada Direksi agar pemenuhan SDM yang masih kurang dapat segera dipenuhi
sehingga target akhir tahun dapat tercapai dan proses
kaderisasi SDM tidak terlambat
Menyarankan untuk melakukan perbaikan di bagian
administrasi antara lain melakukan perbaikan sistim IT
dan proses kredit dengan mengadakan kesepakatan
dengan kabid bisnis untuk tidak melakukan pencairan
kredit diakhir bulan sehingga staf administrasi dapat
mengurangi lembur pada proses akhir bulan
3 1 Juli 2019
2 Juli 2019
23 Juli 2019
Transaksi terhadap pembayaran bunga deposito yang masih dilakukan secara tunai dengan mengantar ke
rumah nasabah agar dikurangi dengan tujuan
meminimalkan risiko dan menghindari fraud
Menyarankan agar pembayaran bunga deposito yang
masih dilakukan secara tunai dapat dilakukan dengan
transfer ke Bank lain atau dengan pemindah bukuan ke
rekening tabungan persada
Membahas debitur bermasalah dengan kolektibilitas macet di kantor cabang Blora dan memberikan evaluasi
dan saran penyelesaiannya kepada Direksi
Memberikan saran untuk melakukan revisi, updating dan/atau penambahan point-point pada SOP Perkreditan
dan operasional pada umumnya atas dasar rekomendasi
dari dewan komisaris yang dijabarkan ke dalam job
description petugas terkait
Meminta penjelasan secara tertulis atas penanganan,
tindak lanjut, analisa dan proyeksi potensi terhadap
debitur dari kantor cabang Kudus
4 25 September
2019 Atas saran dan rekomendasi yang diberikan oleh dewan
komisaris, sebaiknya Direksi melalui staf SPI
melakukan croscek apakahrekomendasi dewan
10 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
komisaris telah ditindak lanjuti
Memberikan saran terhadap kredit dengan agunan kapal
agar dapat dilengkapi dalam SOP perkreditan
5 20 Desember
2019 Melakukan evaluasi atas perolehan hasil kerja akhir
tahun dengan RBB 2019 sebagai bahan pertimbangan
didalam Direksi menetapkan target di tahun 2020
Melakukan pengawasan terhadap penyelesaian terhadap debitur NPL sekaligus pencadangan pembentukan
PPAP nya apa sudah sesuai dengan ketentuan
Melakukan pemantauan terhadap kantor Cabang Kudus dengan jumlah asset pinjaman yang diberikan tertinggi
dari seluruh kantor cabang dan kantor Cabang Blora
yang mengalami jumlah debitur tertunggak yang
kecenderungannya mengalami kenaikan
Melakukan pengawasan pada penerapan PKPB di semua bagian
Penyampaian laporan penunjukan KAP untuk audit
tahunan BPR sebagaimana kuasa yang diterima Dekom
dari Pemegang saham
Disamping rapat-rapat rutin tersebut, setiap bulannya diadakan pertemuan antara
Dewan Komisaris dengan Direksi, Kepala Cabang dan Kepala Bagian untuk
mendengarkan penjelasan tingkat pencapaian dan kendala-kendala yang dihadapi
oleh BPR
d. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
Mengingat modal inti BPR dibawah Rp 15.000.000.000,- (lima belas miliar
rupiah), maka BPR tidak wajib membentuk komite audit, komite pemantau risiko
dan komite remunerasi dan nominasi
III. TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA (GCG)
1. Hubungan Keluarga / Hubungan Keuangan Anggota Direksi
Nama Jabatan Hubungan keluarga dengan : Hubungan keuangan dengan :
Anggota Direksi
Dewan
Komisaris
Pemegang
Saham Direksi
Dewan
Komisaris
Pemegang
Saham
Direksi Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Slamet Edhi Direktur - √ - √ - √ - √ - √ - √
Nugroho Utama
Direktur/
Radiawati Direktur Yang - √ - √ - √ - √ - √ - √
Membawahkan Fs Kepatuhan
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, dan/atau hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris, anggota
Direksi lainnya dan/atau pemegang saham pengendali BPR yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
11 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
2. Kepemilikan Saham Anggota Direksi
Nama
Anggota
Direksi
Jabatan
Jumlah (%) Kepemilikan Saham Anggota Direksi Dari
Modal
Disetor Pada :
PT BPR
Mranggen
Mitrapersada
Perusahaan Lain
Jumlah Saham Nama Perusahaan
Slamet Direktur
Utama
- - -
Edhi Nugroho
Direktur/
Radiawati Direktur Yang
Membawahkan - - -
Fs Kepatuhan
Anggota Direksi tidak mempunyai kepemilikan saham pada PT BPR Mranggen
Mitrapersada atau pada perusahaan lain
3. Rangkap Jabatan Anggota Direksi
Nama Jabatan Pada Perusahaan Lain
Anggota Pada PT BPR
Direksi Mranggen Nama Perusahaan Jabatan
Mitrapersada
Slamet Edhi
Nugroho
Direktur Utama - -
Radiawati
Direktur/Direktur Yang
Membawahkan
Fs Kepatuhan -
-
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank lain, perusahaan,
dan/atau lembaga lain
4. Hubungan Keluarga / Hubungan Keuangan Anggota Dewan Komisaris
Nama Jabatan Hubungan keluarga dengan : Hubungan keuangan dengan :
Anggota Direksi
Dewan
Komisaris
Pemegang
Saham Direksi
Dewan
Komisaris
Pemegang
Saham
Dekom Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Talia Komisaris - √ - √ - √ - √ - √ - √
Riantini Utama
Imron
Fauzie Komisaris - √ - √ - √ - √ - √ - √
12 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan dan/atau
hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan anggota Direksi, anggota
Dewan Komisaris lainnya dan/atau pemegang saham pengendali BPR yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen
5. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris
Nama Jabatan
Jumlah (%) Kepemilikan Saham Anggota Dewan
Komisaris
Anggota Dari Modal Disetor Pada :
Dewan
PT BPR
Mranggen Perusahaan Lain
Komisaris Mitrapersada
Jumlah
Saham
Nama
Perusahaan
Talia Komisaris
20% atau 1.200
lembar saham - -
Riantini S Utama
Imron Fauzie Komisaris - - -
Komisaris Utama memiliki saham dengan jumlah 20 % dari modal disetor pada PT
BPR Mranggen Mitrapersada
6. Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris
Nama Jabatan Pada Perusahaan Lain
Anggota Pada PT BPR
Dewan Mranggen Nama Perusahaan Jabatan
Komisaris Mitrapersada
Talia Komisaris - -
Riantini S Utama
PT BPR Pasar Boja Komisaris
Imron Fauzie Komisaris Utama
Komisaris memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada
perusahaan lain. BPR Mranggen Mitrapersada tetap memperhatikan bahwa rangkap
jabatan yang dimiliki oleh anggota Dewan Komisaris tersebut tidak mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
7. Paket / Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Anggota Direksi dan Dewan
Komisaris
Sesuai keputusan RUPS Tahunan pada tanggal 11 Maret 2019 remunerasi Dewan
Komisaris dan Direksi untuk tahun 2019 adalah sebagai berikut :
13 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
JENIS REMUNERASI DAN
FASILITAS LAIN JUMLAH DITERIMA DLM 1 TAHUN
UNTUK PENGURUS DIREKSI DEWAN KOMISARIS
ORG RIBUAN
RUPIAH ORG RIBUAN RUPIAH
Remunasi (Gaji, Tunjangan, dan tantiem) 2 1.079.455 2 592.798
Fasilitas lain dalam bentuk natura
- Perumahan 2 Nihil 2 Nihil
- Transportasi 2 Mobil Dinas 2 Nihil
- Tunjangan Lain 2 BPJS 2 BPJS
8. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari Bank kepada karyawan yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-
undangan atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukan.
Rasio gaji tertinggi dan terendah PT BPR Mranggen Mitrapersada untuk anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai tetap Bank pada tahun 2019 adalah sebagai
berikut :
Keterangan Perbandingan Gaji Skala
Perbandingan
Rasio gaji Dewan Komisaris Terendah dan Tertinggi 1 : 1,02
Rasio gaji Direksi Terendah dan Tertinggi 1 : 1,16
Rasio gaji Pegawai Terendah dan Tertinggi 1 : 4,25
Rasio gaji Komisaris Tertinggi dan Direksi Tertinggi 1 : 1,74
Rasio gaji Direksi tertinggi dan Pegawai Tertinggi 1 : 2,27
Gaji yang diperbandingkan dalam rasio gaji adalah gaji dalam satu bulan
IV. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan
ekonomis Bank dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, Pejabat Eksekutif serta karyawan Bank.
Dalam pengambilan keputusan dan tindakan untuk kepentingan Bank, Dewan Komisaris
dan Direksi menghindari benturan kepentingan, Pengurus dilarang memanfaatkan Bank
untuk kepentingan pribadi, keluarga dan atau pihak lain yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan Bank.
Setiap Pengurus yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun
secara tidak langsung memiliki kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau
perjanjian yang diusulkan, dalam mana bank menjadi salah satu pihaknya, maka tidak
berhak ikut dalam pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
transaksi atau kontrak tersebut.
14 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Selama tahun 2019 tidak terdapat transaksi atau kondisi terkait yang mengandung
benturan kepentingan.
No
Nama Dan Jabatan
Pihak Yang
Nama dan
Jabatan Jenis Nilai Transaksi Keterangan
Memiliki Benturan
Kepentingan
Pengambil
Keputusan Transaksi
(Jutaan
Rupiah)
-
- - - -
V. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, FUNGSI AUDIT INTERN DAN FUNGSI
AUDIT EKSTERN
1. Penerapan Fungsi Kepatuhan
Fungsi kepatuhan yang dimaksud bertujuan untuk memastikan bahwa Bank telah
mematuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan
lainnya yang berlaku serta perjanjian atau komitmen dengan Otoritas Jasa Keuangan.
Dalam melaksanakan fungsi kepatuhan tersebut, PT BPR Mranggen Mitrapersada telah
memiliki pejabat eksekutif kepatuhan yang berada dibawah Direktur Yang
Membawahkan Fungsi Kepatuhan.
Tugas dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan, diantaranya sebagai berikut :
a. Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dan Peraturan Perundang-undangan lain yang relevan dengan kegiatan usaha
b. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh Kepala
Bidang mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan Perundang-
undangan lain yang relevan
c. Memberikan konsultasi kepada karyawan mengenai kepatuhan terhadap peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Perundang-undangan lain
d. Memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas dan transaksi BPR sesuai
peraturan perundang-undangan
e. Memastikan penerapan prosedur kepatuhan kepada seluruh karyawan PT BPR
Mranggen Mitrapersada
f. Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada Audit Intern terkait
pelanggaran kepatuhan yang dilakukanoleh karyawan
g. Melaporkan pelaksanaan fungsi kepatuhan dan adanya pelanggaran terhadap
kepatuhan kepada Direksi Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
h. Melaksanakan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap
risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
mengenai penerapan manajemen risiko
i. Menganalisa, mengevaluasi dan menilai risiko kepatuhan yang berhubungan
dengan kegiatan Bank
j. Mengevaluasi prosedur pemantauan dan mengembangkannya secara efektif dan
efisien
15 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Sepanjang tahun 2019, Pejabat Eksekutif Kepatuhan telah melaksanakan hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas bidang kepatuhan diantaranya sebagai berikut :
a. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh staff mengenai pelaksanaan
SOP/Memo Intern guna mendorong terciptanya budaya kepatuhan dalam
operasional bank sehari-hari
b. Pemantauan terhadap komitmen kepada OJK, termasuk komitmen terhadap hasil
pemeriksaan OJK
c. Pemantauan terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan intern maupun ekstern (KAP)
d. Dalam rangka Penerapan Progran Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU-PPT) telah dilakukan pemantauan terhadap pengkinian
data nasabah
e. Pemantauan risiko kepatuhan terhadap rasio keuangan dengan mengacu kepada
rasio keuangan standar Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
f. Pemantauan risiko kepatuhan pada Risk Profile untuk mengetahui secara dini risiko
kepatuhan yang mungkin akan terjadi pada setiap aktivitas fungsional bank,
pengelolaan risiko disesuaikan dengan kondisi keuangan dan kompleksitas usaha
yang bertujuan untuk dapat melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Kepatuhan
2. Penerapan Fungsi Audit Intern
Di tahun 2019, PT BPR Mranggen Mitrapersada telah menunjuk Pejabat Eksekutif
Audit Intern sesuai dengan komitmen kepada OJK. Sepanjang tahun 2019 pejabat
Audit Intern telah melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan amanah yang
dimandatkan oleh manajemen BPR dan Otoritas Jasa Keuangan. Selama periode tahun
2019 pejabat Audit Intern bekerja agar dapat tercipta iklim kerja yang prudent dan
selaras dengan semangat penerapan tata kelola perusahaan, serta menajemen risiko
dalam struktur organisasi bisnis yang terus berkembang dewasa ini.
Berikut ini antara lain peran aktif dari fungsi audit internal yaitu :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap prosedur pemberian kredit apakah sudah sesuai
dengan ketentuan dalam PKPB dan menyampaikan jika terjadi pelanggaran baik
pelanggaran proses kredit atau temuan dilapangan yang menyebabkan
keterlambatan pembayaran kewajiban debitur
b. Melaksanakan program pemeriksaan intern yang meliputi pemeriksaan
kalayakan/kebenaran angka-angka di neraca dengan “cash and stock opname”
terhadap jumlah uang kartal dan surat-surat beharga yang ada di khasanah seluruh
kantor BPR Mranggen Mitrapersada untuk meyakinkan kebenaran/kelayakan
jumlah fisik dengan catatan yang ada
c. Melakukan pengawasan terhadap unit kerja collection untuk menghindari
terjadinya penyalahgunaan dana debitur dalam hal penjemputan penagihan
d. Mensupport data secara update kepada Direksi sehingga mempercepat Direksi
dalam pengambilan keputusan
e. Bertanggung jawab atas kebenaran, ketelitian, dan keberhasilan dari hasil
pemeriksaan dan laporan yang dibuat
16 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Temuan Audit disampaikan kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris dan tembusan
Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan. Hasil audit dikemas dalam bentuk
laporan yang berisi seluruh temuan dan tanggapan dari auditee (pihak-pihak yang
diaudit) serta komitmen auditee untuk menyelesaikan temuan audit yang dimaksud
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Sebagai tindak lanjut atas hasil
audit/pemeriksaan tersebut, Pejabat audit intern telah melakukan pengawasan dengan
cara meminta kelengkapan data dan dokumen dari auditee. Tindak lanjut tersebut akan
terus dilakukan hingga seluruh permasalahan dapat diselesaikan oleh auditee.
Berkembangnya bisnis menuntut tersedianya SDM (auditor) yang handal dan
berstandar tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT BPR Mranggen
Mitrapersada senantiasa terus melakukan pengembangan dan pelatihan intensif
terhadap pejabat audit intern yang mendedikasikan dirinya untuk BPR melalui
program-program pelatihan dan pengembangan yang komprehensif berdasar analisis
kebutuhan. Dengan adanya peningkatan pengetahuan diharapkan sasaran kerja dapat
tercapai pada waktu yang telah ditentukan.
3. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No 6/POJK/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank, maka pelaksanaan audit oleh akuntan publik telah efektif. BPR telah memenuhi
seluruh aspek tata kelola perusahaan dalam proses penunjukan Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik (KAP) antara lain :
a. Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
b. Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk tidak melebihi masing-masing 3 tahun dan
3 tahun buku berturut-turut
c. Penunjukan KAP tersebut sesuai rekomendasi dari Dewan Komisaris
Memperhatikan rekomendasi Dewan Komisaris serta peraturan perundangan yang
berlaku, Dewan Komisaris telah menunjuk Kantor Akuntan Publik yang independen,
kompeten, professional dan objektif, serta menggunakan kemahiran profesional secara
cermat dan seksama yaitu Kantor Akuntan Publik Sodikin & Harijanto untuk
melakukan audit laporan keuangan BPR untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31
Desember 2019 sesuai dengan standar profesional, perjanjian kerja, dan ruang lingkup
audit.
Surat komentar (Management Letter) atas hasil audit laporan keuangan yang diterima
dari Auditor Independen telah menjadi perhatian manajemen untuk ditindaklanjuti.
VI. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK SISTEM PENGENDALIAN
INTERN
BPR Mranggen Mitrapersada telah menerapkan manajemen risiko yang disesuaikan
dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan BPR
dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam
ketentuan yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko bagi BPR.
17 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Didalam melakukan penerapan Manajemen Risiko BPR akan fokus pada aspek-aspek
yang dianggap patut mendapat perhatian dalam rangka meningkatkan efektifitas
pengendalian risiko BPR.
Adapun aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tata Kelola Risiko
Tata kelola risiko yang baik merupakan syarat awal atas terciptanya pengelolaan
risiko yang efektif. Oleh sebab itu, BPR akan selalu berupaya untuk penerapan
manajemen risiko dengan baik melalui hal-hal sebagai berikut :
a. Telah adanya penunjukkan Pejabat Eksekutif yang khusus menangani manajemen
risiko dan kepatuhan
b. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dalam pelaksanan fungsi manajemen
risiko dan kepatuhan secara reguler mengikutsertakan pejabat untuk mengikuti
pendidikan/pelatihan tentang manajemen risiko dan kepatuhan
c. Kebijakan penetapan limit
Direksi PT BPR Mranggen Mitrapersada telah memiliki kebijakan yang mengatur
penetapan limit, antara lain berupa:
Wewenang memutus dan menandatangani kredit
Wewenang limit transaksi dalam Core Banking System untuk tiap user
Wewenang limit didalam pengeluaran biaya dan dalam transaksi di Bank
lain
2. Sistem Informasi Manajemen Risiko
Saat ini BPR sedang melakukan evaluasi terhadap sarana sistem informasi (Core
Banking System) yang ada, agar dapat memberikan sistem informasi yang memadai
dalam mendukung efektifitas penerapan manajemen risiko terutama yang berkaitan
dengan identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko yang mengacu pada
penyempurnaan Teknologi Sistem Informasi termasuk sistem perbankan yang telah
beroperasi saat ini.
VII. PENGATURAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)
BPR Mranggen Mitrapersada telah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan
dana dengan berpedoman pada ketentuan yang mengatur mengenai batas maksimum
pemberin kredit BPR yaitu POJK Nomor 49/POJK.03/2017 dan SEOJK Nomor
41/SEOJK.03/2017 tentang BMPK.
BPR akan selalu berupaya untuk tidak terjadi pelanggaran maupun pelampauan BMPK
terhadap penyediaan dana baik kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait, sesuai
dengan ketentuan OJK yang berlaku tentang BMPK.
Dewan komisaris BPR secara aktif ikut mengawasi pelaksanaan BMPK, baik
pelanggaran BMPK maupun pelampauan BMPK.
VIII. RENCANA BISNIS BPR
BPR telah menyusun Rencana Bisnis Bank yang mencakup rencana strategis jangka
panjang, jangka menengah dan rencana bisnis tahunan dan menyampaikan Rencana
18 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Bisnis Bank tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan berpedoman pada ketentuan
yang mengatur mengenai Rencana Bisnis Bank.
A. Target Jangka Pendek dan Menengah
Target jangka pendek yang ingin dicapai dalam kegiatan usaha BPR antara lain :
Rasio NPL dibawah 3 %
Pertumbuhan kredit sebesar 20% dan pertumbuhan simpanan sebesar 13,53%
Rasio LDR akan dijaga pada 82,87%
Pemenuhan SDM sesuai dengan struktur organisasi yang disampaikan dalam
RBB
AYDA dapat terselesaikan dengan cara dijual
Pengembangan website resmi BPR MMP yang menyajikan berbagai
produk/kegiatan BPR
Perbaikan sistem informasi yang dapat mendukung penerapan APU-PPT,
SLIK dan internal BPR
Target Jangka Menengah
Peningkatan kualitas pengelolaan Customer Relationships melalui program
perluasan jaringan kemitraan dengan strategi pemasaran yang tetap berprinsip
prudential banking
Peningkatan kemampuan/ketersediaan sistem informasi yang dapat
mendukung penerapan tata kelola yang baik
Perbaikan kualitas penerapan tata kelola melalui penguatan fungsi audit
intern, fungsi kepatuhan, fungsi manajemen risiko yang disesuaikan dengan
aturan terbaru OJK
Didalam menyusun RBB, PT BPR Mranggen Mitrapersada senantiasa
mempertimbangkan analisa makro ekonomi dan industri BPR dalam menentukan besaran
Rencana Bisnis Bank yang akan dijalankan pada tahun mendatang serta asumsi-asumsi
keuangan antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, inflasi, LPS, dan kekuatan serta
kelemahan guna mengantisipasi berbagai ancaman dan meraih beberapa peluang penting
lainnya.
IX. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN
Informasi kondisi keuangan PT BPR Mranggen Mitrapersada telah dituangkan secara
jelas dan transparan dalam beberapa laporan, diantaranya sebagai berikut :
Laporan Tahunan
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
Dalam hal penyusunan laporan kondisi keuangan, PT BPR Mranggen Mitrapersada
menyajikan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang mengatur mengenai transparansi kondisi keuangan BPR.
Transparansi kondisi keuangan dilakukan melalui media cetak/surat kabar lokal, papan
pengumuman BPR dan pengiriman langsung kepada Otoritas Jasa Keuangan.
19 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
TRANSPARANSI KONDISI NON KEUANGAN
Transparansi tentang informasi produk disajikan dalam bentuk brosur, dan media
promosi lainnya.
Sehubungan dengan hal transparansi kondisi keuangan dan non keuangan tersebut, PT
BPR Mranggen Mitrapersada telah melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Mempublikasikan secara transparan kondisi keuangan dan non keuangan kepada
stakeholders, antara lain terkait laporan keuangan berkala, pelaporan rutin BMPK,
laporan keuangan publikasi triwulan yang telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan
2. Menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana
diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang Transparansi Kondisi
Keuangan BPR
3. Mempublikasikan informasi produk BPR sesuai ketentuan tentang transparansi
Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
4. Menyampaikan Laporan Tahunan kepada OJK, regulator dan lembaga lainnya
dengan tepat waktu
Dalam hal transparansi pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG), PT BPR MMP
telah menyusun laporan pelaksanaan GCG dengan cakupan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Laporan tersebut disertai dengan hasil self assessment BPR terhadap
pelaksanaan tata kelola (GCG) sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan.
Laporan tersebut akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pihak-
pihak lainnya sebagaimana yang ditetapkan dan merupakan bagian dari laporan Tata
kelola BPR.
X. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN (INTERNAL FRAUD) YANG TERJADI
DAN UPAYA PENYELESAIANNYA
JUMLAH KASUS YANG DISELESAIKAN
DIREKSI DEWAN PEGAWAI
TETAP
PEGAWAI
TIDAK
INTERNAL FRAUD DALAM SATU
TAHUN KOMISARIS TETAP
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Sebe- Berja- Sebe- Berja- Sebe- Berja- Sebe- Berja-
lumnya lan lumnya lan lumnya lan lumnya lan
Total Fraud Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Telah Diselesaikan - - - - - - - -
Dalam proses penyelesaian di Internal
Bank - - - - - - - -
Telah ditindaklanjuti Melalui proses
Hukum - - - - - - - -
20 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Selama tahun 2019 tidak ditemukan adanya penyimpangan intern (internal fraud). Untuk
mencegah terjadinya penyimpangan tersebut BPR akan terus berupaya untuk
meningkatkan fungsi manajemen risiko dan kepatuhan serta Pajabat Audit Intern
XI. JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH
BPR
Berkaitan dengan karakter industri perbankan, dari waktu ke waktu PT BPR Mranggen
Mitrapersada harus menghadapi kemungkinan terjadinya permasalahan hukum yang
terjadi yang berkaitan dengan kegiatan operasional. Selama tahun 2019, terdapat
permasalah hukum yang merupakan perkara perdata yang telah diajukan melalui proses
Kepolisian, KPKNL dan Pengadilan Negeri.
Adapun permasalahan hukum selama tahun 2019 adalah sebagai berikut :
XII. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK
Program-program fungsi sosial BPR lebih ditekankan untuk dapat saling memberikan
nilai tambah kepada semua pihak secara berkesinambungan. Dalam konteks pemberian
dana untuk kegiatan sosial bank telah melaksanakan beberapa fungsi sosial dan edukasi
kepada masyarakat umum diantaranya :
Sebagai wujud apresiasi PT. BPR Mranggen Mitrapersada kepada masyarakat
dan lingkungan sekitar wilayah operasional, dengan saling berbagi berupa
pemberian paket sembako sebanyak seribu paket untuk masyarakat sekitar
Mranggen, Kudus dan Blora
Pelaksanaan Edukasi dan Literasi Keuangan melalui program sosialisasi ke
majelis ta’klim dan sekolah-sekolah di wilayah Demak, Kudus dan Blora melalui
tema perencanaan keuangan, manfaat dan risiko produk lembaga jasa keuangan
serta pengenalan terhadap produk dari BPR sebagai lembaga jasa keuangan
BPR ikut berkontribusi dalam bentuk pemberian dana untuk kegiatan sosial
seperti peringatan tujuh belasan di kelurahan dan sekolah serta pemberian dana
pada kegiatan keagamaan di wilayah sekitar kerja BPR
Selama tahun 2019 PT BPR Mranggen Mitrapersada tidak pernah melakukan pemberian
dana untuk kegiatan politik
PERMASALAHAN HUKUM JUMLAH
PERDATA PIDANA
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan Nihil Nihil
hukum yang tetap
Dalam proses penyelesaian
18 Nihil
Total 18 Nihil
21 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
XIII. KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN ( SELF ASSESSMENT) ATAS
PELAKSANAAN TATA KELOLA (GCG) BPR
Pemantauan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dilakukan dengan cara
melakukan penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan tata kelola (GCG) BPR
tahun 2019 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
(SEOJK) Nomor 5/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Tata
Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Dari hasil penilaian sendiri atas Pelaksanaan GCG PT BPR Mranggen Mitrapersada,
dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan GCG PT BPR Mranggen Mitrapersada
untuk periode tahun 2019 memperoleh Nilai Komposit sebelum Manajemen Risiko
sebesar 1,63 (Satu koma enam tiga) dengan Predikat Komposit Sangat Baik dan Nilai
Komposit sesudah Manajemen Risiko sebesar 1,47 ( Satu koma empat tujuh)
Adapun dasar pertimbangan adalah karena Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance secara umum telah dilaksanakan, meskipun masih banyak terdapat
kekurangan, sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut :
a. Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang persyaratan Jumlah, Komposisi, Kriteria
dan Independensi serta Integritas, Komposisi dan Reputasi keuangan dari Dewan
Komisaris maupun Direksi dapat dipenuhi oleh Bank
b. Bank telah menunjuk salah satu anggota direksi sebagai Direksi Yang
Membawahkan Fungsi Kepatuhan
c. Bank telah membuat SOP Good Corporate Governance (GCG), diharapkan kedepan
tata kelola Bank akan berjalan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku
d. Dewan Komisaris telak melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien yang
dapat menjadi acuan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi
e. Tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang merugikan atau
mengurangi keuntungan Bank di tahun 2019
f. Tidak ada penyimpangan/penyalagunaan/fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran
ketentuan terkait laporan BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan
g. Terdapat permasahan hukum secara perdata dengan pihak nasabah sehubungan
dengan penyelesaian kredit bermasalah yang masih dalam proses penyelesaian di
KPKNL dan PN
h. Adanya tranparansi keuangan maupun non keuangan
i. Bank telah memiliki Rencana Strategis dalam bentuk Rencana Bisnis Jangka
Pendek yang telah disususn secara periodik dan disesuaikan dengan Visi dan Misi
PT BPR Mranggen Mitrapersada
j. Bank telah melaporkan seluruh kewajiban pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan
atau lembaga lain yang terkait dalam rangka Tranparansi kondisi keuangan dan non
keuangan melalui website BPR dengan alamat.
Terlampir disampaikan kertas kerja hasil penilaian sendiri (self assessment) atas
pelaksanaan Tata Kelola (Good Corporate Governance) BPR periode 31 Desember
2019
22 LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
XIV. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan tata kelola (GCG) BPR ini disampaikan sebagai
gambaran yang komprehensif atas hasil usaha manajemen serta seluruh jajaran PT BPR
Mranggen Mitrapersada dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada
seluruh stakeholder yang telah memberikan kepercayaan serta dukungan bagi kemajuan
dan perkembangan PT BPR Mranggen Mitrapersada dan menyampaikan penghargaan
atas jerih payah, pengorbanan dan loyalitas yang diberikan oleh pengurus dan seluruh
karyawan demi kemajuan PT BPR Mranggen Mitrapersada.
Mranggen, 24 Juni 2020
PT. BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
LAMPIRAN
Profil BPR
Nama BPR* PT. BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
Alamat BPR* JL. RAYA BANDUNGREJO NO. 34 MRANGGEN, DEMAK
Posisi Laporan* Desember, 2019
Modal Inti BPR*
Total Aset BPR*
Bobot Faktor BPR B
*) wajib diisi oleh BPR
Pengisian Faktor Tata Kelola BPR
Pengisian Indikator BELUM SEMPURNA
Terisi 94
Belum terisi 12
Sebelum Penerapan Manajemen Risiko Setelah Penerapan Manajemen Risiko
Nilai Komposit 1,63 Nilai Komposit 1,47
Predikat Komposit Sangat Baik Predikat Komposit Sangat Baik
Lihat Kertas Kerja Lihat Kertas Kerja
Cetak Laporan Cetak Laporan
Cetak Hasil Penilaian Cetak Hasil Penilaian
Rp14.364.930.493
Rp142.667.197.183
Penjelasan Umum
Mulai
PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR
Tata Cara Pengisian
Faktor Penilaian
Home
1.
a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
b. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
c. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;
d. penanganan benturan kepentingan;
e. penerapan fungsi kepatuhan;
f. penerapan fungsi audit intern;
g. penerapan fungsi audit ekstern;
h. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;
i. batas maksimum pemberian kredit;
j. rencana strategis BPR; dan
k. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
2. Penilaian terhadap penerapan Tata Kelola bagi BPR dilakukan untuk mengukur:
a.
b.
c. hasil penerapan tata kelola (governance outcome) BPR.
3. Hasil penilaian penerapan tata kelola mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain:
a. kecukupan transparansi laporan;
b. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
c.
Penjelasan Umum Pedoman Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola
Pedoman penilaian terbagi atas penilaian terhadap struktur, proses dan hasil Tata Kelola BPR yang mencakup 11 (sebelas) Faktor Penilaian
Penerapan Tata Kelola yaitu:
kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola (governance structure) BPR agar penerapan Tata Kelola mendapatkan hasil yang sesuai
dengan harapan stakeholders BPR. Termasuk dalam struktur Tata Kelola BPR adalah Direksi, Dewan Komisaris,Komite, dan satuan
kerja/unit kerja/pegawai terkait pada BPR. Adapun yang termasuk infrastruktur Tata Kelola BPR antara lain adalah kebijakan dan
prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi;
efektivitas proses penerapan tata kelola (governance process) BPR sesuai dengan kecukupan struktur dan infrastruktur tata
kelola yang dipersyaratkan untuk masing-masing BPR; dan
peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR seperti
penyimpangan/penyalahgunaan/fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran ketentuan terkait laporan BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Home
1.
2.
a.
b. Nilai 4 untuk tanda centang (√) pada kolom KB (Kurang Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar belum diterapkan/dipenuhi.
c. Nilai 3 untuk tanda centang (√) pada kolom CB (Cukup Baik) apabila kriteria/indikator sebagian telah diterapkan/dipenuhi.
d. Nilai 2 untuk tanda centang (√) pada kolom B (Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar telah diterapkan/dipenuhi.
e. Nilai 1 untuk tanda centang (√) pada kolom SB (Sangat Baik) apabila kriteria/indikator telah sepenuhnya diterapkan/dipenuhi.
3.
4.
5. Hasil perkalian sebagaimana dimaksud pada angka 4 dijumlahkan untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.
6. Nilai masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada angka 5 dikalikan dengan bobot faktor sesuai Tabel 1.
No FaktorBobot A
(%)
Bobot B
(%)
Bobot C
(%)
Bobot D
(%)
1Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi20.00 20.00 20.00 20.00
2Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Dewan
Komisaris
15.00 15.00 15.00 12.50
3
Kelengkapan dan pelaksanaan
tugas atau fungsi Komite 0.00 0.00 0.00 2.50
4Penanganan benturan
kepentingan10.00 10.00 10.00 10.00
5Penerapan fungsi kepatuhan
BPR10.00 10.00 10.00 10.00
6 Penerapan fungsi audit intern 10.00 10.00 10.00 10.00
7Penerapan fungsi audit ekstern
0.00 2.50 2.50 2.50
8
Penerapan manajemen risiko
termasuk sistem pengendalian
intern*)
10.00 10.00 10.00 10.00
9Batas maksimum pemberian
kredit7.50 7.50 7.50 7.50
10 Rencana bisnis BPR 7.50 7.50 7.50 7.50
11
Transparansi kondisi
keuangan dan non keuangan,
serta pelaporan internal10.00 7.50 7.50 7.50
*) diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai manajemen risiko BPR.
Dengan demikian, total penyebut sebelum pentahapan penerapan manajemen risiko adalah 90.
Keterangan:
Bobot A:
Bobot B:
Bobot C:
Bobot D: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).
7.
8. Setelah diperoleh Nilai Komposit sebagaimana dimaksud pada angka 7, BPR menetapkan Peringkat Komposit, sebagaimana Tabel 2.
Tabel 2. Predikat Komposit
Nilai KompositPredikat
Komposit
1.0 Nilai Komposit < 1.8Sangat
Baik
1.8 Nilai komposit < 2.6 Baik
2.6 Nilai Komposit < 3.4Cukup
Baik
3.4 Nilai Komposit < 4.2Kurang
Baik
4.2 Nilai Komposit < 5 Tidak Baik
9.
10.
11. Kolom keterangan diisi dengan alasan, dasar penerapan, atau keterangan lainnya.
12.
13.
14.
15.
16.
Tata Cara Pengisian Pedoman Penilaian Sendiri
Setiap BPR melakukan pengisian Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola yang terdiri dari 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola
dan pada masing-masing faktor dibagi berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata
Kelola.
Penilaian penerapan Tata Kelola dilakukan dengan menggunakan Skala Penerapan, dimana rentang skor yang digunakan sebagai Skala Penerapan
penilaian setiap kriteria/indikator adalah sebesar 1 sampai dengan 5 dengan kententuan sebagai berikut:
Nilai 5 untuk tanda centang (√) pada kolom TB (Tidak Baik) apabila kriteria/indikator sepenuhnya tidak diterapkan/dipenuhi.
Setelah melakukan pengisian dengan menggunakan nilai sebagaimana dimaksud pada angka 2, nilai pada setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan
dirata-ratakan berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola pada masing-
masing faktor.
Hasil rata-rata nilai sebagaimana dimaksud pada angka 3 dikalikan dengan 50% untuk bobot struktur dan infrastruktur Tata Kelola; 40% untuk
bobot proses penerapan Tata Kelola; dan 10% untuk bobot hasil penerapan Tata Kelola.
Tabel 1. Bobot Faktor Penerapan Tata Kelola
BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset
kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset
paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).
Nilai masing-masing faktor setelah dikalikan dengan bobot sebagaimana dimaksud pada angka 6 dijumlahkan seluruhnya sehingga mendapatkan
Nilai Komposit.
Apabila terdapat salah satu faktor yang seluruh kriteria/indikatornya mendapatkan nilai Tidak Baik (5) sebagaimana dimaksud pada angka 2,
Peringkat Komposit tertinggi yang dapat dicapai BPR adalah Cukup Baik sebagaimana dimaksud pada angka 8.
Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan atau pemeriksaan pengawas terdapat faktor yang dinilai sangat mempengaruhi Tata Kelola BPR dan
berpotensi memiliki dampak pada kondisi dan/atau kelangsungan usaha BPR, pengawas dapat melakukan penyesuaian Peringkat Komposit Tata
Kelola BPR.
Untuk faktor 8, penilaian manajemen risiko ini baru dilakukan setelah ketentuan manajemen risiko diberlakukan secara efektif sesuai pentahapan
sebagaimana Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi BPR.
Bagi BPR dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik, tetap melakukan penilaian untuk faktor 7 dan dikenakan bobot faktor 7 sebesar 2,5% (dua koma lima persen) sehingga bobot faktor
11 menjadi 7,5% (tujuh koma lima persen) mengacu pada Bobot B pada angka 6 di atas.
Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) namun membentuk komite audit dan/atau komite
pemantau risiko, tidak melakukan penilaian terhadap faktor 3 sehingga penilaian penerapan Tata Kelola mengacu pada Bobot C pada angka 6 di
atas.
Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib memiliki Komisaris Independen, pertanyaan
untuk faktor 2 nomor 5 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).
Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib melakukan kaji ulang dan menyampaikan
laporan kaji ulang kepada OJK, pertanyaan untuk faktor 6 nomor 7 dan 12 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).
Home
Faktor 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Faktor 2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Faktor 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
Faktor 4 Penanganan Benturan Kepentingan
Faktor 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
Faktor 6 Penerapan Fungsi Audit Intern
Faktor 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Faktor 8 Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
Faktor 9 Batas Maksimum Pemberian Kredit
Faktor 10 Rencana Strategis BPR
Faktor 11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
11 Faktor Tata Kelola BPR
Tabulasi Pengisian Indikator pada 11 Faktor Tata Kelola BPR
Faktor Indikator Terisi Indikator Belum Terisi
1 19 0
2 18 0
3 5 0
4 3 0
5 13 0
6 13 0
7 5 0
8 0 12
9 5 0
10 6 0
11 7 0
Total 94 12
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah
anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
1
BPR sudah memenuhi Direktur
Kepatuhan Fungsi per tanggal 29
Desember 2017
3 CB Cukup Baik
2.
Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten
yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. 1Kedua Direksi bertempat tinggal di
Provinsi yang sama4 KB Kurang Baik
3.Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga
lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).1
Tidak ada Direksi yang merangkap
Jabatan di tempat lain5 TB Tidak Baik
4.
Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. 1
Anggota Direksi tidak memiliki
hubungan keluarga dengan sesama
Direksi / Komisaris
5
Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu
pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak
independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.
2
Pihak BPR MMP memakai jasa
konsultan Hukum, Pajak, TI dan
Jaringan yang semua dituangkan
dalam Perjanjian / Kesepakatan Kerja
6
Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui
RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum
berakhir masa jabatannya.1 Telah sesuai dengan ketentuan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
7
Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan
kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.1
Direksi tidak pernah memberikan
kuasa yang mengakibatkan
pengalihan tugas dan wewenang tanpa
batas
8
Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk
sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
hasil pengawasan otoritas lain.2
Temuan audit telah ditindaklanjuti
oleh Direksi
9
Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada
Dewan Komisaris. 2
Dewan komisaris telah menerima data
yang lengkap, akurat, terkini, dan
tepat waktu dari Direksi
10
Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan
yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. 2
Segala keputusan yang bersifat
strategis diputuskan dengan
mengadakan rapat untuk mencapai
mufakat
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
PenerapanSelesai
11
Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang
dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima
keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 1
Remunerasi dan Fasilitas yang
diterima oleh Direksi semuanya telah
tertuang di dalam RUPS
12
Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya
yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.
2
Karyawan BPR MMP diikutkan
pelatihan sesuai dengan jobdisk nya
baik yang diadakan oleh pihak luar
atau berupa In House Training
13
Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-
hatian.2
Direksi telah mengimplementasikan
kompetensi yang dimiliki kepada staff
dalam bentuk In House Training
14Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling
sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.1
Direksi telah memiliki pedoman dan
tata tertib kerja
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
15
Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
1
Direksi telah
mempertanggungjawabkan tugasnya
kepada pemegang saham dengan
mengadakan RUPS dalam satu tahun
sekali
16
Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang
kepegawaian.
2
Kebijakan strategis BPR di bidang
kepegawaian telah dikomunikasikan
ke seluruh pegawai
17
Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk
pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan
kepada seluruh Direksi.2
Dalam rapat Direksi, hasil keputusan
rapat telah dituangkan dalam risalah
rapat
18
Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh
pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR,
penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi
stakeholders.
1
Di tahun 2018 secara kinerja BPR
telah sesuai dengan target yang
ditetapkan pada RKT
19
Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR
di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan. 1 BPR telah menerapkannya
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
II. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit
3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2
(dua) orang.
1 Telah sesuai ketentuan 3 CB Cukup Baik
2.Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.
1 Telah sesuai ketentuan
3.
Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS
yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum
berakhirnya masa jabatan.
1 Telah sesuai ketentuan 4 KB Kurang Baik
4.
Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat
BPR.
1
Kedua komisaris bertempat tinggal
di Provinsi yang sama dengan lokasi
kantor BPR
5 TB Tidak Baik
5.
BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah
Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit
satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.
*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) diberikan
skala penerapan Baik (nilai 2)
2
6.Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu
kerja, dan rapat. 1Dewan komisaris telah memiliki
pedoman dan tata tertib kerja
7.
Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2
(dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS
dan/atau Bank Umum.1 Telah sesuai ketentuan
8.Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai
dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.1 Telah sesuai ketentuan
9.
Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi
dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
1 Telah sesuai ketentuan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
10
Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat
tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian. 1Telah dilakukan oleh Dewan
Komisaris
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
PenerapanSelesai
11Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.1
Dewan komisaris telah melakukan
tugasnya
12
Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali
dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan
perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
2Telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
13
Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern,
hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain
dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.
2
Secara keseluruhan Direksi telah
menindaklanjuti beberapa temuan
dari audit dan pengawasan, namun
ada beberapa temuan audit intern
yang belum ditindaklanjuti oleh
divisi terkait ( Oversight ), kedepan
akan segera difollow up
14
Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.1
Telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
15
Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah
mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika
terdapat perbedaan pendapat. 1
Telah dilaksanakan sesuai
ketentuan tanpa meninggalkan
diskusi / pembahasan secara
mendalam dalam rapat dewan
komisaris
16
Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga,
dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.
1Telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
17
Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak
lanjut Direksi.1
Telah ditunjuk Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
18
Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik
dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta
dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.1
Telah dilakukan oleh Dewan
Komisaris
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
III.Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti
> Rp 80 miliar)
(Wajib diisi oleh BPR)1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai
ketentuan. 0 3 CB Cukup Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
2. Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern. 0 5 TB Tidak Baik
3.Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.
0
4.Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif
antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.0
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
5.Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko
kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.0
Catatan :
Pada faktor ini, BPR dengan bobot faktor A, B, dan C memberikan skala penerapan 0 untuk setiap kriteria/indikator.
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR D
PenerapanSelesai
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
IV. Penanganan Benturan Kepentingan(Wajib diisi oleh BPR)
1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan
benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.2
BPR melakukan
pemenuhan kebijakan
tersebut
3 CB Cukup Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
2.
Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau
tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut. 2
Di tahun 2019 tidak ada
kejadian yang menyebabkan
benturan kepentingan
5 TB Tidak Baik
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
3.
Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan
dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.2
Di tahun 2019 tidak ada
kejadian yang menyebabkan
benturan kepentingan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
PenerapanSelesai
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
V. Penerapan Fungsi Kepatuhan (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit
untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota
Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.
2
BPR MMP memiliki 2 Direksi yang
salah satu Direkturnya
membawahkan fungsi kepatuhan
dan tidak menangani penyaluran
dana3 CB Cukup Baik
2.
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.
2
Direktur yang membawahkan
fungsi kepatuhan memahami
peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dan Peraturan perundang-
undangan lainnya
4 KB Kurang Baik
3.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang
independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
2
Direksi telah menunjuk Pejabat
Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan
5 TB Tidak Baik
4
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun
dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.2
Telah dilakukan pemantauan
terhadap pengkinian pedoman
kerja, sistem dan prosedur
kepatuhan
5
BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.
2
Ketentuan mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab
pejabat eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan tertuang dalam
job disc
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya.
2
Laporan-laporan yang harus
disampaikan ke Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya
telah dijalankan
7
Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini. 2
Penerapannya dengan melakukan
In House Training
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
PenerapanSelesai
8
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR
terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk
melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR
yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 2
Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan menjalankan
Komitmen yang dibuat oleh BPR
kepada Otoritas Jasa Keuangan
9
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan
bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.2
Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi Kepatuhan melakukan
pengawasan terhadap kebijakan
yang dibuat telah sesuai dengan
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
10
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan
reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.
3
Pejabat Eksekutif yang ditunjuk
telah melakukan pengkinian
kebijakan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11 BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan. 2
Memperkecil tingkat pelanggaran
yang kedepannya menjadi lebih
baik
12
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur
Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.
2
Dalam tahap pembelajaran
13
Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada
Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang
dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.2
Tidak ada kebijakan yang
menyimpang dari peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan / atau
peraturan perundang-undangan
lain
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
VI. Penerapan Fungsi Audit Intern (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.2
BPR telah mempunyai Pejabat
Eksekutif Audit Intern3 CB Cukup Baik
2.
SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan
tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur
Utama dan Dewan Komisaris.2
Petugas telah memiliki dan
mengkinikan pedoman kerja serta
sistem dan prosedur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan
telah disetujui oleh Direktur Utama
dan Dewan Komisaris
4 KB Kurang Baik
3.
SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan
penyaluran dana). 2
Petugas telah bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit
intern independen terhadap satuan
kerja operasional
5 TB Tidak Baik
4.
SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.2
Petugas telah bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit
intern bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama
5.BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan
fungsi audit intern.2 BPR telah memiliki program tersebut
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6.
BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah
disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan
dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.2
BPR sudah menerapkan fungsi
tersebut
7
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan
SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.
*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): diberikan
skala penerapan Baik (nilai 2)
2 Skala penerapan baik
8
Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen
yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil
audit, dan tindak lanjut hasil audit. 2
Pelaksanaan fungsi Audit Intern
(kegiatan audit) sudah dilaksanakan
secara memadai dan independen
9BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan
berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern. 2BPR melaksanakan hal tersebut hanya
kurang maksimal
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
PenerapanSelesai
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
10
SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan. 2 Petugas sudah melaksanakannya
11
BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern dan laporan
khusus (apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan. 1
BPR telah menyampaikan laporan
tersebut kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
12
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): diberikan
skala penerapan Baik (nilai 2)
2 Skala penerapan baik
13
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
1
BPR telah menyampaikan laporan
pengangkatan Pejabat Eksekutif
Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
VII. Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset > Rp 10 miliar) (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-
aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan
komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud. 2
Penugasan Audit kepada Kantor
Akuntan Publik (KAP) dibuat
perjanjian kerja sesuai dengan
ketentuan
3 CB Cukup Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
2. Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan
Dewan Komisaris. 1
BPR selalu menunjuk Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik
yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan dan sesuai dengan
ketentuan
5 TB Tidak Baik
3. BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.
1
Sesuai aturan Otoritas Jasa
Keuangan, BPR melaporkan hasil
Audit KAP kepada Otoritas Jasa
Keuangan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4 Hasil audit dan Management Letter telah menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan
secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.2
Hasil audit rata-rata sudah
menggambarkan permasalahan
BPR dan penyampaian laporan
tidak melebihi batas waktu
5 Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2
Hasil audit dibuat dengan
berpedoman pada ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A (laporan keuangan diaudit), B, C, DAN D
Penerapan
Bagi BPR dengan bobot faktor A namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, tetap melakukan
penilaian untuk seluruh kriteria/indikator pada faktor ini.
Bagi BPR dengan bobot faktor A yang laporan keuangannya tidak diaudit mengisi skala penerapan dengan nilai 0
Selesai
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
VIII. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap penerapan
fungsi Manajemen Risiko.
3 CB Cukup Baik
2.BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit
Risiko. 4 KB Kurang Baik
3.BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat
pada produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan. 5 TB Tidak Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4.
Direksi:
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi.
5.
Dewan Komisaris:
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
6.BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap
seluruh faktor Risiko yang bersifat material.
7. BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
8.BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
9.BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem informasi manajemen yang mampu
menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.
10
Direksi telah melakukan pengembangan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang
organisasi dan peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi
mengenai manajemen risiko.
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain (jika ada) yang dilaporkan kepada
Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
12BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Catatan :
Sebelum BPR menerapkan manajemen risiko secara penuh, BPR memberikan skala penerapan 0 untuk setiap kriteria/indikator
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
DIISI SETELAH MANAJEMEN RISIKO BERLAKU SECARA EFEKTIF
BPR MODAL INTI > 50M: MULAI DIISI UNTUK PERIODE LAPORAN PROFIL RISIKO SEMESTER 2 TAHUN 2020
BPR MODAL INTI < 50M: MULAI DIISI UNTUK PERIODE LAPORAN PROFIL RISIKO SEMESTER 2 TAHUN 2021
Penerapan
Pengisian pada faktor ini, dilakukan setelah BPR menerapkan manajemen risiko secara penuh sebagaimana diatur dalam
POJK No.13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko BPR.
Selesai
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
IX. Batas Maksimum Pemberian Kredit (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut
monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari pedoman
kebijakan perkreditan BPR.
2
Kebijakan BMPK dan
penyelesaian masalah terdapat
dalam pedoman kebijakan
perkreditan
3 CB Cukup Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
2.
BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.2
Pejabat yang ditunjuk telah
melakukan pemantauan terhadap
kebijakan yang harus dilakukan
pengkinian
5 TB Tidak Baik
3.
Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah
memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-
hatian maupun peraturan perundang-undangan.2 Telah sesuai ketentuan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4.
Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit yang
melanggar dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa
Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 1
Tidak ada pemberian kredit
kepada pihak terkait dan yang
melanggar dan atau melampaui
BMPK
5 BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 1
Telah sesuai ketentuan dan
Laporan BMPK telah dilaporkan
setiap bulan kepada OJK
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
PenerapanSelesai
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
X. Rencana Bisnis BPR (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan
visi dan misi BPR.
1
Rencana bisnis BPR telah disusun
oleh Direksi dan disetujui oleh
Dewan Komisaris dan telah
dilaporkan ke Otoritas Jasa
Keuangan
3 CB Cukup Baik
2.
Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan rencana bisnis
tahunan termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.1
Telah dibuat sesuai dengan
ketentuan dari OtoritasJasa
Keuangan
4 KB Kurang Baik
3.
Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya manusia, teknologi
informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur. 1
Pemegang saham selalu
mendukung apa yang menjadi
langkah Direksi dalam mencapai
rencana bisnis BPR
5 TB Tidak Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4.
Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.
2
Rencana Bisnis BPR telah disusun
sesuai dengan ketentuan dalam
pembuatan Rencana Bisnis BPR
5.
Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR.
2
Laporan Dewan Komisaris selalu
disampaikan ke Otoritas Jasa
Keuangan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6.
Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
1
Beberapa rencana bisnis termasuk
perubahan rencana bisnis
disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai batas waktu yang
telah ditentukan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
PenerapanSelesai
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
XI. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
1.
Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten
untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.
2
Laporan yang dibuat sesuai pada
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan disediakan tepat waktu
3 CB Cukup Baik
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
2.BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan dengan materi paling sedikit
memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang
saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
1
Penyusunan Laporan Keuangan
Publikasi telah sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan
5 TB Tidak Baik
3.
BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum, laporan
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh
aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
1
Penyusunan laporan tahunan telah
sesuai ketentuan dan disampaikan
ke Otoritas Jasa Keuangan dengan
tepat waktu
4.
BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan data
nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.2
Produk yang ada di BPR telah
dibuatkan transparansi produk
5.
BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur
dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.2
Setiap laporan yang dibuat BPR
selalu berpedoman pada ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6.
Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu)
anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan
tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.1
Laporan tahunan dan publikasi
telah ditandatangani oleh anggota
Direksi dan telah sesuai dengan
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
7.
Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan
tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat
waktu. 1
Laporan dibuat dengan
berpedoman pada ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan dan
disampaikan tepat waktu
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
PenerapanSelesai
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment )
Penerapan Tata Kelola BPR
Profil BPR
Nama BPR
Alamat BPR
Posisi Laporan
Modal Inti BPR
Total Aset BPR
Bobot Faktor BPR
PT. BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
JL. RAYA BANDUNGREJO NO. 34 MRANGGEN, DEMAK
Desember, 2019
Rp14.364.930.493
Rp142.667.197.183
B
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga)
orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua)
orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten
yang berbeda pada provinsi yang sama, atau
kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi
lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Kedua Direksi bertempat tinggal di Provinsi yang sama
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada
Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga
lain (partai politik atau organisasi
kemasyarakatan).
v
Tidak ada Direksi yang merangkap Jabatan di tempat lain
4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris.
v
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan
sesama Direksi / Komisaris
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu
untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya
konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab,
produk yang dihasilkan, dan jangka waktu
pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau
penyedia jasa profesional adalah pihak independen
yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang
bersifat khusus dimaksud.
v
Pihak BPR MMP memakai jasa konsultan Hukum, Pajak, TI dan
Jaringan yang semua dituangkan dalam Perjanjian /
Kesepakatan Kerja
6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS termasuk perpanjangan masa
jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS
sebelum berakhir masa jabatannya.
v
Telah sesuai dengan ketentuan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan5 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
7
1,17
0,58
No
v
Keterangan
BPR sudah memenuhi Direktur Kepatuhan Fungsi per tanggal 29
Desember 2017
Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara independen dan tidak
memberikan kuasa umum yang dapat
mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang
tanpa batas.
v
Direksi tidak pernah memberikan kuasa yang mengakibatkan
pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas
8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk
sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
hasil pengawasan otoritas lain.
v
Temuan audit telah ditindaklanjuti oleh Direksi
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang
lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada
Dewan Komisaris.
vDewan komisaris telah menerima data yang lengkap, akurat,
terkini, dan tepat waktu dari Direksi
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai
musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang
berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion
jika terdapat perbedaan pendapat.
v
Segala keputusan yang bersifat strategis diputuskan dengan
mengadakan rapat untuk mencapai mufakat
11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk
kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain
yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau
menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain
remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan
RUPS.
v
Remunerasi dan Fasilitas yang diterima oleh Direksi semuanya
telah tertuang di dalam RUPS
12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran
secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan
perkembangan terkini terkait bidang
keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi antara lain
dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR
dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka
pengembangan kualitas individu.
v
Karyawan BPR MMP diikutkan pelatihan sesuai dengan jobdisk
nya baik yang diadakan oleh pihak luar atau berupa In House
Training
13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain
pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip
kehati-hatian.
v
Direksi telah mengimplementasikan kompetensi yang dimiliki
kepada staff dalam bentuk In House Training
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan
tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan
peraturan rapat.
v
Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan3 10 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%0,65
Skala Penerapan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
13
1,625
No KeteranganKriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. vDireksi telah mempertanggungjawabkan tugasnya kepada
pemegang saham dengan mengadakan RUPS dalam satu tahun
sekali
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh
pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di
bidang kepegawaian.
vKebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian telah
dikomunikasikan ke seluruh pegawai
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat
dan didokumentasikan dengan baik, termasuk
pengungkapan secara jelas dissenting opinions
yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan
kepada seluruh Direksi.
v
Dalam rapat Direksi, hasil keputusan rapat telah dituangkan
dalam risalah rapat
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai
dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara
lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian
permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian
hasil sesuai ekspektasi stakeholders.
v
Di tahun 2018 secara kinerja BPR telah sesuai dengan target
yang ditetapkan pada RKT
19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata
Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR
di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau
majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.
v
BPR telah menerapkannya
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan3 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot
Faktor 1
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
7
1,40
0,14
Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
1,37
0,31
No Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
2
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3
(tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2
(dua) orang.
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. vTelah sesuai ketentuan
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang
masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS
yang menetapkan perpanjangan masa jabatan
anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum
berakhirnya masa jabatan.
v
Telah sesuai ketentuan
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris
bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di
kota/kabupaten pada provinsi lain yang
berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor
Pusat BPR.
v
Kedua komisaris bertempat tinggal di Provinsi yang sama dengan
lokasi kantor BPR
5) BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota
Dewan Komisaris merupakan Komisaris
Independen.
v
-
Skala Penerapan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
No
v
Keterangan
Telah sesuai ketentuan
Kriteria/Indikator
6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib
kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu
kerja, dan rapat.
v
Dewan komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua)
BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau
pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank
Umum.
v
Telah sesuai ketentuan
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan
Komisaris atau Direksi.
v
Telah sesuai ketentuan
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi
dan/atau pemegang saham pengendali atau
hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
v
Telah sesuai ketentuan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan8 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%
10
0,56
1,11
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
2
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara
lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis
terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR
termasuk prinsip kehati-hatian.
v
Telah dilakukan oleh Dewan Komisaris
11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan,
Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis
BPR.
v
Dewan komisaris telah melakukan tugasnya
12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali
dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-
hal lain yang ditetapkan dalam peraturan
perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi
pengawasan.
v
Telah dilaksanakan sesuai ketentuan
13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi
menindaklanjuti temuan audit intern, audit
ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas
lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk
menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut
temuan.
v
Secara keseluruhan Direksi telah menindaklanjuti beberapa
temuan dari audit dan pengawasan, namun ada beberapa
temuan audit intern yang belum ditindaklanjuti oleh divisi terkait
( Oversight), kedepan akan segera difollow up
14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan
Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota
Dewan Komisaris.
v
Telah dilaksanakan sesuai ketentuan
15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris
yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam
hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau
sesuai ketentuan yang berlaku dengan
mencantumkan dissenting opinion jika terdapat
perbedaan pendapat.
v
Telah dilaksanakan sesuai ketentuan tanpa meninggalkan
diskusi / pembahasan secara mendalam dalam rapat dewan
komisaris
Skala Penerapan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
No KeteranganKriteria/Indikator
16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan
BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga,
dan/atau pihak lain yang merugikan atau
mengurangi keuntungan BPR, serta tidak
mengambil dan/atau menerima keuntungan
pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas
lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
Telah dilaksanakan sesuai ketentuan
17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan
terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.
v
Telah ditunjuk Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan
6 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam
risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik
dan jelas, termasuk dissenting opinions yang
terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta
dibagikan kepada seluruh anggota Dewan
Komisaris.
v
Telah dilakukan oleh Dewan Komisaris
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot
Faktor 2
10
1,25
0,50
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
1
1,00
0,10
1,16
0,19
SB B CB KB TB
1 2 3 4 53
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite
Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai
ketentuan.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap
penerapan fungsi audit intern.
-
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi
terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.
-
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif
antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata
tertib kerja.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan
audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada
Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada
Direksi BPR.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot
Faktor 3
0
0,00
0
0,00
0
0
0,00
No Keterangan
Skala Penerapan
0
0
0,00
0,00
Kriteria/Indikator
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
SB B CB KB TB
1 2 3 4 54
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR
termasuk administrasi, dokumentasi dan
pengungkapan benturan kepentingan dimaksud
dalam Risalah Rapat.
v
BPR melakukan pemenuhan kebijakan tersebut
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR,
atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki
benturan kepentingan tersebut.
v
Di tahun 2019 tidak ada kejadian yang menyebabkan benturan
kepentingan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR
atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan
dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi
dengan baik.
v
Di tahun 2019 tidak ada kejadian yang menyebabkan benturan
kepentingan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot
Faktor 4
2,00
0,80
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Skala Penerapan
Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2,00
1,00
2
2
2
0,20
2,00
0,22
No KeteranganKriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 55
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling
sedikit untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional
penghimpunan dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran
dana.
2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan
lain yang berkaitan dengan perbankan.
v
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan perundang-
undangan lainnya
3) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
membentuk satuan kerja kepatuhan yang
independen terhadap satuan kerja atau fungsi
operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan independen terhadap satuan
kerja atau fungsi operasional.
v
Direksi telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan
4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif
yang menangani fungsi kepatuhan menyusun
dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan
prosedur kepatuhan.
v
Telah dilakukan pemantauan terhadap pengkinian pedoman
kerja, sistem dan prosedur kepatuhan
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan.
v
Ketentuan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab
pejabat eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan tertuang
dalam job disc
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 10 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
10
v
BPR MMP memiliki 2 Direksi yang salah satu Direkturnya
membawahkan fungsi kepatuhan dan tidak menangani
penyaluran dana
2
1,00
No Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 55
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan BPR telah
memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan
lain termasuk penyampaian laporan kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.
v
Laporan-laporan yang harus disampaikan ke Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya telah dijalankan
7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain
melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.
v
Penerapannya dengan melakukan In House Training
8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan
BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh
BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk
melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat
kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang
menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menjalankan
Komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan
9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif
yang menangani fungsi kepatuhan memastikan
bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Kepatuhan melakukan
pengawasan terhadap kebijakan yang dibuat telah sesuai dengan
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif
yang menangani fungsi kepatuhan melakukan
reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.
v
Pejabat Eksekutif yang ditunjuk telah melakukan pengkinian
kebijakan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 8 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
Penerapan Fungsi Kepatuhan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
11
No Keterangan
2,2
0,88
Kriteria/Indikator
11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran
terhadap ketentuan.v
Memperkecil tingkat pelanggaran yang kedepannya menjadi lebih
baik
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada
Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur
Utama, laporan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
v
Dalam tahap pembelajaran
13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada
Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan
atau keputusan Direksi yang menyimpang dari
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
peraturan perundang-undangan lain, sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Tidak ada kebijakan yang menyimpang dari peraturan Otoritas
Jasa Keuangan dan / atau peraturan perundang-undangan lain
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 6 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot
Faktor 5
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6
2,00
0,20
2,08
0,23
SB B CB KB TB
1 2 3 4 56
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR telah mempunyai Pejabat Eksekutif Audit Intern
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja
serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan
tugas bagi auditor intern sesuai peraturan
perundang-undangan dan telah disetujui oleh
Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
v
Petugas telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta
sistem dan prosedur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan
Komisaris
3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
independen terhadap satuan kerja operasional
(satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan
penyaluran dana).
v
Petugas telah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi
audit intern independen terhadap satuan kerja operasional
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama.
v
Petugas telah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi
audit intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
5) BPR memiliki program rekrutmen dan
pengembangan sumber daya manusia yang
melaksanakan fungsi audit intern.
vBPR telah memiliki program tersebut
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 10 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
10
v
2,00
1,00
No Keterangan
Skala Penerapan
Kriteria/Indikator
Penerapan Fungsi Audit Intern
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan
ketentuan pedoman audit intern yang telah
disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur
kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat
mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.
v
BPR sudah menerapkan fungsi tersebut
7) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan
kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
tahun atas kepatuhan terhadap standar
pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan
SOP audit serta perbaikan yang mungkin
dilakukan.
v
Skala penerapan baik
8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit)
dilaksanakan secara memadai dan independen
yang mencakup persiapan audit, penyusunan
program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil
audit, dan tindak lanjut hasil audit.
v
Pelaksanaan fungsi Audit Intern (kegiatan audit) sudah
dilaksanakan secara memadai dan independen
9) BPR melaksanakan peningkatan mutu
keterampilan sumber daya manusia secara berkala
dan berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi
audit intern.
v
BPR melaksanakan hal tersebut hanya kurang maksimal
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
8
2
0,80
SB B CB KB TB
1 2 3 4 56
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit
intern kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dengan tembusan kepada anggota
Direksi yang membawahkan fungsi Kepatuhan.
v
Petugas sudah melaksanakannya
11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan
dan pokok-pokok hasil audit intern dan laporan
khusus (apabila ada penyimpangan) kepada
Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
v
BPR telah menyampaikan laporan tersebut kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
12) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh
pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Skala penerapan baik
13) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan2 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot
Faktor 6
Keterangan
BPR telah menyampaikan laporan pengangkatan Pejabat
Eksekutif Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
Skala Penerapan
Penerapan Fungsi Audit Intern
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6
1,50
0,15
No
v
1,95
0,22
Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 57
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-
aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup
audit, standar profesional akuntan publik, dan
komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan
KAP dimaksud.
v
Penugasan Audit kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) dibuat
perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%
2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR,
BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta
memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan
usulan Dewan Komisaris.
v
BPR selalu menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan sesuai dengan
ketentuan
3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan
Management Letter kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
vSesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan, BPR melaporkan hasil
Audit KAP kepada Otoritas Jasa Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
4) Hasil audit dan Management Letter telah
menggambarkan permasalahan BPR dan
disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh
KAP yang ditunjuk.
v
Hasil audit rata-rata sudah menggambarkan permasalahan BPR
dan penyampaian laporan tidak melebihi batas waktu
5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan
ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Hasil audit dibuat dengan berpedoman pada ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot
Faktor 7
2
2
1,00
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2
1,00
0,40
4
2
0,20
1,60
0,04
No Keterangan
Skala Penerapan
Kriteria/Indikator
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Penerapan Fungsi Audit Ektern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
SB B CB KB TB
1 2 3 4 58
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko
dan satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen
Risiko
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif
yang bertanggung jawab terhadap penerapan
fungsi Manajemen Risiko.
2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko,
prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit
Risiko.
-
3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara
tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat
pada produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
0
0,00
0,00
No Keterangan
-
Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 58
4) Direksi:
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.
-
5) Dewan Komisaris:
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan
Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan
Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
-
6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap
seluruh faktor Risiko yang bersifat material.
-
7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang
menyeluruh.
-
8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh
risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
-
9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu
sistem informasi manajemen yang mampu
menyediakan data dan informasi yang lengkap,
akurat, kini, dan utuh.
-
10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya
manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi
dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia antara lain melalui pelatihan dan/atau
sosialisasi mengenai manajemen risiko.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 7
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
0
0,00
0,00
Kriteria/IndikatorNo Keterangan
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil
risiko lain (jika ada) yang dilaporkan kepada
Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
-
12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru
yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot
Faktor 8
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
0
0
0,00
0,00
0,00
SB B CB KB TB
1 2 3 4 59
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
tertulis yang memadai terkait dengan BMPK
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait,
debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut
monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai
bagian atau bagian terpisah dari pedoman
kebijakan perkreditan BPR.
v
Kebijakan BMPK dan penyelesaian masalah terdapat dalam
pedoman kebijakan perkreditan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%
2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan
kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar
disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan.
v
Pejabat yang ditunjuk telah melakukan pemantauan terhadap
kebijakan yang harus dilakukan pengkinian
3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak
terkait dan/atau pemberian kredit besar telah
memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-
hatian maupun peraturan perundang-undangan.
v
Telah sesuai ketentuan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak
terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar
dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan
secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan
secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Tidak ada pemberian kredit kepada pihak terkait dan yang
melanggar dan atau melampaui BMPK
5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
Telah sesuai ketentuan dan Laporan BMPK telah dilaporkan
setiap bulan kepada OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot
Faktor 9
Skala Penerapan
Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2,00
1,00
KeteranganKriteria/Indikator
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4
2
0,80
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
2
1,00
0,10
1,90
0,16
No
SB B CB KB TB
1 2 3 4 510
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi
dan misi BPR.
vRencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh
Dewan Komisaris dan telah dilaporkan ke Otoritas Jasa
Keuangan
2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana
strategis jangka panjang dan rencana bisnis
tahunan termasuk rencana penyelesaian
permasalahan BPR yang signifikan dengan
cakupan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Telah dibuat sesuai dengan ketentuan dari OtoritasJasa
Keuangan
3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh
pemegang saham dalam rangka memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai
antara lain sumber daya manusia, teknologi
informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan
prosedur.
v
Pemegang saham selalu mendukung apa yang menjadi langkah
Direksi dalam mencapai rencana bisnis BPR
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan3 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Rencana bisnis BPR disusun dengan
mempertimbangkan paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-
hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.
v
Rencana Bisnis BPR telah disusun sesuai dengan ketentuan
dalam pembuatan Rencana Bisnis BPR
5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR.v
Laporan Dewan Komisaris selalu disampaikan ke Otoritas Jasa
Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana
bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
Beberapa rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai batas waktu
yang telah ditentukan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot
Faktor 10
Skala Penerapan
Rencana Bisnis BPR
KeteranganKriteria/Indikator
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
3
1
0,50
4
2
0,80
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
1
1
0,10
1,40
0,12
No
SB B CB KB TB
1 2 3 4 511
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non
keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan
termasuk sumber daya manusia yang kompeten
untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat,
kini, dan utuh.
v
Laporan yang dibuat sesuai pada ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan disediakan tepat waktu
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 50%B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat
laporan keuangan, informasi lainnya, susunan
pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Penyusunan Laporan Keuangan Publikasi telah sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan
3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi
paling sedikit memuat informasi umum, laporan
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan
keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh
aspek transparansi dan informasi, serta seluruh
aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
v
Penyusunan laporan tahunan telah sesuai ketentuan dan
disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan dengan tepat waktu
4) BPR melaksanakan transparansi informasi
mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan
data nasabah BPR dengan berpedoman pada
persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Produk yang ada di BPR telah dibuatkan transparansi produk
5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan
tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur
dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Setiap laporan yang dibuat BPR selalu berpedoman pada
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan2 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan,
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2,00
KeteranganKriteria/Indikator
1,00
6
1,50
0,60
No
6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota
Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas
serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
Laporan tahunan dan publikasi telah ditandatangani oleh
anggota Direksi dan telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan
7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian
pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak
lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan
disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu.
v
Laporan dibuat dengan berpedoman pada ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan dan disampaikan tepat waktu
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur
Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot
Faktor 11
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
2
1,00
0,10
1,70
0,14
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit
Total Penilaian Faktor 0,31 0,19 - 0,22 0,23 0,22 0,04 - 0,16 0,12 0,14 1,63
Predikat Komposit
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR
Sangat Baik
Kesimpulan
BPR telah menetapkan prinsip - prinsip tata kelola perusahaan dengan baik yang
dilandasi oleh ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas.
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment )
Penerapan Tata Kelola BPR
Profil BPR
Nama BPR
Alamat BPR
Posisi Laporan
Modal Inti BPR
Total Aset BPR
Bobot BPR
PT. BPR MRANGGEN MITRAPERSADA
JL. RAYA BANDUNGREJO NO. 34 MRANGGEN, DEMAK
Desember, 2019
Rp14.364.930.493
Rp142.667.197.183
B
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan
salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur
yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan
salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur
yang membawahkan fungsi kepatuhan.
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang
berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di
provinsi lain yang berbatasan langsung dengan
kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Kedua Direksi bertempat tinggal di Provinsi yang sama
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank,
Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai
politik atau organisasi kemasyarakatan).v
Tidak ada Direksi yang merangkap Jabatan di tempat lain
4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan
keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua
dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris.
v
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan
sesama Direksi / Komisaris
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan
kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang
bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya
membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh
kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung
jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu
pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia
jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki
kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.
v
Pihak BPR MMP memakai jasa konsultan Hukum, Pajak, TI
dan Jaringan yang semua dituangkan dalam Perjanjian /
Kesepakatan Kerja
6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan
Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk
perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh
RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.v
Telah sesuai dengan ketentuan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 5 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
Keterangan
7
1,17
0,58
No
v
BPR sudah memenuhi Direktur Kepatuhan Fungsi per
tanggal 29 Desember 2017
Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara independen dan tidak memberikan kuasa umum
yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan
wewenang tanpa batas.
v
Direksi tidak pernah memberikan kuasa yang
mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa
batas
8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi
dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor
intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas
Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.v
Temuan audit telah ditindaklanjuti oleh Direksi
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap,
akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. v
Dewan komisaris telah menerima data yang lengkap,
akurat, terkini, dan tepat waktu dari Direksi
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat,
suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah
mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan
mencantumkan dissenting opinion jika terdapat
perbedaan pendapat.
v
Segala keputusan yang bersifat strategis diputuskan
dengan mengadakan rapat untuk mencapai mufakat
11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak
mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.
v
Remunerasi dan Fasilitas yang diterima oleh Direksi
semuanya telah tertuang di dalam RUPS
12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan
tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan
keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan
dalam rangka pengembangan kualitas individu.
v
Karyawan BPR MMP diikutkan pelatihan sesuai dengan
jobdisk nya baik yang diadakan oleh pihak luar atau
berupa In House Training
13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas
ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.
v
Direksi telah mengimplementasikan kompetensi yang
dimiliki kepada staff dalam bentuk In House Training
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata
tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan
rapat.
v
Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 3 10 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
No
1,625
0,65
Keterangan
13
Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui RUPS. v
Direksi telah mempertanggungjawabkan tugasnya kepada
pemegang saham dengan mengadakan RUPS dalam satu
tahun sekali
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai
mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. v
Kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian telah
dikomunikasikan ke seluruh pegawai
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan
didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan
secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat
Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.v
Dalam rapat Direksi, hasil keputusan rapat telah
dituangkan dalam risalah rapat
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam
pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan
peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan
yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai
ekspektasi stakeholders.
v
Di tahun 2018 secara kinerja BPR telah sesuai dengan
target yang ditetapkan pada RKT
19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola
pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia,
dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan
keuangan sesuai ketentuan.
v
BPR telah menerapkannya
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan3 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1
7
1,4
0,14
1,37
0,27
No
Skala Penerapan
KeteranganKriteria/Indikator
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
2
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah
anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua)
orang.
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. vTelah sesuai ketentuan
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui
RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan
anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan
perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris
dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.
v
Telah sesuai ketentuan
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat
tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten
pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan
provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Kedua komisaris bertempat tinggal di Provinsi yang sama
dengan lokasi kantor BPR
5) BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah
anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh
milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan
Komisaris merupakan Komisaris Independen.
v
-
6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja
termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. v
Dewan komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib
kerja
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau
BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif
pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.
v
Telah sesuai ketentuan
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau
Direksi.
v
Telah sesuai ketentuan
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham
pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
v
Telah sesuai ketentuan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan8 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
10
1,11
0,56
Telah sesuai ketentuan
No
v
Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
2
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta
memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain
pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait
dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip
kehati-hatian.
v
Telah dilakukan oleh Dewan Komisaris
11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris
mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan strategis BPR.v
Dewan komisaris telah melakukan tugasnya
12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal
penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur
dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian
kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam
peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan
fungsi pengawasan.
v
Telah dilaksanakan sesuai ketentuan
13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi
menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil
pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta
Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut
temuan.
v
Secara keseluruhan Direksi telah menindaklanjuti
beberapa temuan dari audit dan pengawasan, namun ada
beberapa temuan audit intern yang belum ditindaklanjuti
oleh divisi terkait ( Oversight), kedepan akan segera difollow
up
14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri
oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
Telah dilaksanakan sesuai ketentuan
15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang
bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal
tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai
ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting
opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
v
Telah dilaksanakan sesuai ketentuan tanpa meninggalkan
diskusi / pembahasan secara mendalam dalam rapat
dewan komisaris
16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk
kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak
mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.
v
Telah dilaksanakan sesuai ketentuan
17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan
terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
yang memerlukan tindak lanjut Direksi.
v
Telah ditunjuk Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 6 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
10
1,25
0,50
No Kriteria/Indikator
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah
rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas,
termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat
perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh
anggota Dewan Komisaris.
v
Telah dilakukan oleh Dewan Komisaris
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2
0,10
1,16
0,17
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
1
1,00
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
3
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau
Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan
fungsi audit intern.
-
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap
penerapan fungsi manajemen risiko.
-
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain
telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit
intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan
Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3
Skala Penerapan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
0
0,00
0,00
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
0
0,00
0,00
0
0,00
0,00
No Keterangan
0,00
0,00
Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
4
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk
administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan
kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.
v
BPR melakukan pemenuhan kebijakan tersebut
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak
mengambil tindakan yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi
transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.
v
Di tahun 2019 tidak ada kejadian yang menyebabkan
benturan kepentingan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau
mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap
keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. v
Di tahun 2019 tidak ada kejadian yang menyebabkan
benturan kepentingan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor 4
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Skala Penerapan
Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2,00
1,00
2
2,00
0,80
2
0,20
2,00
2,00
No Keterangan
0,20
Kriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
5
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan
dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
tidak menangani penyaluran dana.
2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan
dengan perbankan.
v
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan
perundang-undangan lainnya
3) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen
terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi
operasional.
4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau
mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur
kepatuhan.
v
Telah dilakukan pemantauan terhadap pengkinian
pedoman kerja, sistem dan prosedur kepatuhan
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan.
v
Ketentuan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab
pejabat eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan
tertuang dalam job disc
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 10 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
10
2,00
1,00
BPR MMP memiliki 2 Direksi yang salah satu Direkturnya
membawahkan fungsi kepatuhan dan tidak menangani
penyaluran dana
Direksi telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan
No
v
v
Skala Penerapan
KeteranganKriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
5
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.
v
Laporan-laporan yang harus disampaikan ke Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya telah dijalankan
7) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya
kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan
pelatihan ketentuan terkini.
v
Penerapannya dengan melakukan In House Training
8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh
komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa
Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan
apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi
BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
menjalankan Komitmen yang dibuat oleh BPR kepada
Otoritas Jasa Keuangan
9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh
kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan
usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan.
v
Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Kepatuhan
melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang dibuat
telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau
merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang
dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
Pejabat Eksekutif yang ditunjuk telah melakukan
pengkinian kebijakan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 8 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Kepatuhan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
11
2,20
0,88
No Kriteria/Indikator
11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap
ketentuan. vMemperkecil tingkat pelanggaran yang kedepannya menjadi
lebih baik
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota
Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah
Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
v
Dalam tahap pembelajaran
13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa
Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan
Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain,
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Tidak ada kebijakan yang menyimpang dari peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan / atau peraturan perundang-
undangan lain
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 6 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot Faktor 5
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6
2,00
0,20
2,08
0,21
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
6
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah memiliki
dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan
prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern
sesuai peraturan perundang-undangan dan telah disetujui
oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
v
Petugas telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja
serta sistem dan prosedur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur
Utama dan Dewan Komisaris
3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern independen
terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait
dengan penghimpunan dan penyaluran dana).
v
Petugas telah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja
operasional
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.v
Petugas telah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
fungsi audit intern bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Utama
5) BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan
sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit
intern.v
BPR telah memiliki program tersebut
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 10 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
Keterangan
BPR telah mempunyai Pejabat Eksekutif Audit Intern
No
v
10
2,00
1,00
Kriteria/Indikator
Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan
ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh
BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara
langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan
BPR dan masyarakat.
v
BPR sudah menerapkan fungsi tersebut
7) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji
ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas
kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit
intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang
mungkin dilakukan.
v
Skala penerapan baik
8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit)
dilaksanakan secara memadai dan independen yang
mencakup persiapan audit, penyusunan program audit,
pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak
lanjut hasil audit.
v
Pelaksanaan fungsi Audit Intern (kegiatan audit) sudah
dilaksanakan secara memadai dan independen
9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan
sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan
terkait dengan penerapan fungsi audit intern. v
BPR melaksanakan hal tersebut hanya kurang maksimal
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
8
2,00
0,80
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
6
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah
menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan
kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi
Kepatuhan.
v
Petugas sudah melaksanakannya
11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-
pokok hasil audit intern dan laporan khusus (apabila ada
penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
BPR telah menyampaikan laporan tersebut kepada Otoritas
Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
12) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak
ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Skala penerapan baik
13) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas
Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan2 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot Faktor 6
1,50
0,15
1,95
0,20
Skala Penerapan
No
v
Keterangan
BPR telah menyampaikan laporan pengangkatan Pejabat
Eksekutif Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
6
Kriteria/Indikator
Penerapan Fungsi Audit Intern
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
7
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek legalitas
perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional
akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa
Keuangan dengan KAP dimaksud.
v
Penugasan Audit kepada Kantor Akuntan Publik (KAP)
dibuat perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR
menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan
RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris.v
BPR selalu menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan
Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan sesuai
dengan ketentuan
3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management
Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan. v
Sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan, BPR melaporkan
hasil Audit KAP kepada Otoritas Jasa Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
4) Hasil audit dan Management Letter telah menggambarkan
permasalahan BPR dan disampaikan secara tepat waktu
kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk. v
Hasil audit rata-rata sudah menggambarkan permasalahan
BPR dan penyampaian laporan tidak melebihi batas waktu
5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang
lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.v
Hasil audit dibuat dengan berpedoman pada ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor 7
Skala Penerapan
Penerapan Fungsi Audit Ektern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2,00
1,00
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4
2,00
No
0,20
1,60
0,04
2
1,00
0,40
KeteranganKriteria/Indikator
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
8
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan
satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh
milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi Manajemen
Risiko.
2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur
Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko.
-
3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis
mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada produk
dan aktivitas baru sesuai ketentuan.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
Pengendalian Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
KeteranganKriteria/Indikator
0
0,00
0,00
No
-
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
8
4) Direksi :
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.
-
5) Dewan Komisaris :
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen
Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi
yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris.
-
6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap seluruh
faktor Risiko yang bersifat material.
-
7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang
menyeluruh.
-
8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko
yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
-
9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem
informasi manajemen yang mampu menyediakan data dan
informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.
-
10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya
manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi dan
peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui
pelatihan dan/atau sosialisasi mengenai manajemen
risiko.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 7
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
Pengendalian Intern
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Kriteria/Indikator
0
0,00
0,00
No Keterangan
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain
(jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
-
12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang
dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot Faktor 8
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
0
0,00
0,00
0,00
0,00
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
9
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
tertulis yang memadai terkait dengan BMPK termasuk
pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup,
dan/atau debitur besar, berikut monitoring dan
penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian
terpisah dari pedoman kebijakan perkreditan BPR.
v
Kebijakan BMPK dan penyelesaian masalah terdapat dalam
pedoman kebijakan perkreditan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan
kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan.v
Pejabat yang ditunjuk telah melakukan pemantauan
terhadap kebijakan yang harus dilakukan pengkinian
3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait
dan/atau pemberian kredit besar telah memenuhi
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan
memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun peraturan
perundang-undangan.
v
Telah sesuai ketentuan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait
dan/atau pemberian kredit yang melanggar dan/atau
melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala
kepada Otoritas Jasa Keuangan secara benar dan tepat
waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Tidak ada pemberian kredit kepada pihak terkait dan yang
melanggar dan atau melampaui BMPK
5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. vTelah sesuai ketentuan dan Laporan BMPK telah
dilaporkan setiap bulan kepada OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot Faktor 9
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4
2,00
Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
Kriteria/Indikator Keterangan
0,80
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
2
1,00
0,10
No
Skala Penerapan
2
2,00
1,00
0,14
1,90
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
10
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi dan
misi BPR.v
Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan
disetujui oleh Dewan Komisaris dan telah dilaporkan ke
Otoritas Jasa Keuangan
2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis
jangka panjang dan rencana bisnis tahunan termasuk
rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan
dengan cakupan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
Telah dibuat sesuai dengan ketentuan dari OtoritasJasa
Keuangan
3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang
saham dalam rangka memperkuat permodalan dan
infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya
manusia, teknologi informasi, jaringan kantor, kebijakan,
dan prosedur.
v
Pemegang saham selalu mendukung apa yang menjadi
langkah Direksi dalam mencapai rencana bisnis BPR
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan3 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan
paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian;
dan
c. penerapan manajemen risiko.
v
Rencana Bisnis BPR telah disusun sesuai dengan
ketentuan dalam pembuatan Rencana Bisnis BPR
5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan rencana bisnis BPR. vLaporan Dewan Komisaris selalu disampaikan ke Otoritas
Jasa Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
Beberapa rencana bisnis termasuk perubahan rencana
bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
batas waktu yang telah ditentukan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot Faktor
10
Rencana Bisnis BPR
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
3
1,00
Kriteria/Indikator
4
2,00
0,80
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
1
1,00
0,10
1,40
0,11
No Keterangan
0,50
Skala Penerapan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
11
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non
keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk
sumber daya manusia yang kompeten untuk
menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan
utuh.
v
Laporan yang dibuat sesuai pada ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan disediakan tepat waktu
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat laporan
keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan
komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
v
Penyusunan Laporan Keuangan Publikasi telah sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling
sedikit memuat informasi umum, laporan keuangan, opini
dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR
(apabila ada), seluruh aspek transparansi dan informasi,
serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Penyusunan laporan tahunan telah sesuai ketentuan dan
disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan dengan tepat
waktu
4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai
produk, layanan dan/atau penggunaan data nasabah BPR
dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
Produk yang ada di BPR telah dibuatkan transparansi
produk
5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara,
jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.v
Setiap laporan yang dibuat BPR selalu berpedoman pada
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan2 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta
pelaporan internal
Keterangan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2,00
1,00
6
1,50
0,60
No Kriteria/Indikator
6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota Direksi
dengan mencantumkan nama secara jelas serta
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Laporan tahunan dan publikasi telah ditandatangani oleh
anggota Direksi dan telah sesuai dengan ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan
7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian
pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak lanjut
pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan
sesuai ketentuan secara tepat waktu.
v
Laporan dibuat dengan berpedoman pada ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan dan disampaikan tepat waktu
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot Faktor
11
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
2
1,00
0,10
1,70
0,13
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit
Total Penilaian Faktor 0,27 0,17 - 0,20 0,21 0,20 0,04 - 0,14 0,11 0,13 1,47
Predikat Komposit
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR
Sangat Baik
Kesimpulan
BPR telah menetapkan prinsip - prinsip tata kelola perusahaan dengan baik yang
dilandasi oleh ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas. Adapun yang masih
menjadi perhatian untuk dilakukan perbaikan antara lain : Perbaikan SOP, Budaya
Kepatuhan, dan Pengembangan TI berbasis resiko
Bobot BPR B
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%
Faktor 1 6 8 5 5 1 0 0 0 6 0 3 5 0 0 0 8 0 3 2 0 0 0 5 0 0 22%
Nilai Awal 5 2 0 0 0 7 0 3 10 0 0 0 13 0 3 4 0 0 0 7 0 0 0
Rata-rata 1,17 0,58 1,63 0,65 1,40 0,14 1,37 0,31
Faktor 2 9 8 1 8 1 0 0 0 9 0 6 2 0 0 0 8 0 1 0 0 0 0 1 0 0 16,67%
Nilai Awal 8 2 0 0 0 10 0 6 4 0 0 0 10 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
Rata-rata 1,11 0,56 1,25 0,50 1,00 0,10 1,16 0,19
Faktor 3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Faktor 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 11,11%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,22
Faktor 5 5 5 3 0 5 0 0 0 5 0 0 4 1 0 0 5 0 0 3 0 0 0 3 0 0 11,11%
Nilai Awal 0 10 0 0 0 10 0 0 8 3 0 0 11 0 0 6 0 0 0 6 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,20 0,88 2,00 0,20 2,08 0,23
Faktor 6 5 4 4 0 5 0 0 0 5 0 0 4 0 0 0 4 0 2 2 0 0 0 4 0 0 11,11%
Nilai Awal 0 10 0 0 0 10 0 0 8 0 0 0 8 0 2 4 0 0 0 6 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 1,50 0,15 1,95 0,22
Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2,78%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 1,00 0,40 2,00 0,20 1,60 0,04
Faktor 8 3 7 2 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Faktor 9 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 8,33%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 1,00 0,10 1,90 0,16
Faktor 10 3 2 1 3 0 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 8,33%
Nilai Awal 3 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
Rata-rata 1,00 0,50 2,00 0,80 1,00 0,10 1,40 0,12
Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 2 2 0 0 0 4 0 2 0 0 0 0 2 0 0 8,33%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 2 4 0 0 0 6 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 1,50 0,60 1,00 0,10 1,70 0,14
1,63
Sangat Baik
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Sebelum Penerapan Manajemen Risiko
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)
Nilai Structure (S) Nilai Process (P) Nilai Outcome (H)
Nilai Komposit
Predikat Komposit
Faktor Tata KelolaJumlah Nilai SPO
per Faktor
Nilai akhir
Faktor
Jumlah Pertanyaan
Bobot BPR B
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%
Faktor 1 6 8 5 5 1 0 0 0 6 0 3 5 0 0 0 8 0 3 2 0 0 0 5 0 0 20%
Nilai Awal 5 2 0 0 0 7 0 3 10 0 0 0 13 0 3 4 0 0 0 7 0 0 0
Rata-rata 1,17 0,58 1,63 0,65 1,40 0,14 1,37 0,27
Faktor 2 9 8 1 8 1 0 0 0 9 0 6 2 0 0 0 8 0 1 0 0 0 0 1 0 0 15,00%
Nilai Awal 8 2 0 0 0 10 0 6 4 0 0 0 10 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
Rata-rata 1,11 0,56 1,25 0,50 1,00 0,10 1,16 0,17
Faktor 3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Faktor 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 10,00%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,20
Faktor 5 5 5 3 0 5 0 0 0 5 0 0 4 1 0 0 5 0 0 3 0 0 0 3 0 0 10,00%
Nilai Awal 0 10 0 0 0 10 0 0 8 3 0 0 11 0 0 6 0 0 0 6 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,20 0,88 2,00 0,20 2,08 0,21
Faktor 6 5 4 4 0 5 0 0 0 5 0 0 4 0 0 0 4 0 2 2 0 0 0 4 0 0 10,00%
Nilai Awal 0 10 0 0 0 10 0 0 8 0 0 0 8 0 2 4 0 0 0 6 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 1,50 0,15 1,95 0,20
Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2,50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 1,00 0,40 2,00 0,20 1,60 0,04
Faktor 8 3 7 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Faktor 9 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 7,50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 1,00 0,10 1,90 0,14
Faktor 10 3 2 1 3 0 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 7,50%
Nilai Awal 3 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
Rata-rata 1,00 0,50 2,00 0,80 1,00 0,10 1,40 0,11
Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 2 2 0 0 0 4 0 2 0 0 0 0 2 0 0 7,50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 2 4 0 0 0 6 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 1,50 0,60 1,00 0,10 1,70 0,13
1,47
Sangat Baik
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Setelah Penerapan Manajemen Risiko
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)
Nilai Structure (S) Nilai Process (P) Nilai Outcome (H)
Nilai Komposit
Predikat Komposit
Faktor Tata KelolaJumlah Nilai SPO
per Faktor
Nilai akhir
Faktor
Jumlah Pertanyaan
Kantor Pusat : Jl. Bandungrejo No.34 Mranggen, Demak
Telp.( 024 ) 6773362, Fax. ( 024 ) 6773363 Kantor Kas Demak : Pasar Bintoro Lantai 1 Blok A No.10 Demak
Telp. ( 0291 ) 681611
Kantor Kas Karangawen : Jl. Raya Brambang Kec. Karangawen Kab Demak
Telp. ( 024) 76741202
Kantor Cabang Kudus :Pertokoan Agus Salim 21-22 A Kudus
Telp.( 0291 ) 4244426, Fax. ( 0291 ) 4244427
Kantor Kas Kaliwungu : Jl. Raya Kudus–Jepara Km 5 No. 154A Kaliwungu, Kudus
Telp. ( 0291 ) 4248266
Kantor Kas Wates : Jl. Raya Kudus – Purwodadi Km 7 Wates Undaan Kudus
Telp. ( 0291 ) 4102262
Kantor Cabang Blora : Jl. Gatot Subroto No. 5-6 Blora
Telp.( 0296 ) 532366, Fax. ( 0296 ) 531133
Kantor kas Cepu : Jl. Diponegoro No : 36 Cepu Blora
Telp. ( 0296 ) 423871