Upload
ira-triasi-nainggolan
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 laporan pelat kel 4
1/12
Laporan Praktikum Dosen Pembimbing
Dasar-dasar Proses Kimia II Elvi Yenie,ST.M.Eng
HIDRODINAMIKA KOLOM PELAT
KELOMPOK : IV (EMPAT)
NAMA KELOMPOK : 1. IRA TRI ASI (1007033976)
2. M.RAFFI. A (1007035322)3. TAUFIK IFFANDY (1007035307)
LABORATORIUM INSTRUKSIONAL DASAR PROSES & OPERASI PABRIK
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2012
7/31/2019 laporan pelat kel 4
2/12
Abstrak
Hidrodinamika kolom pelat merupakan proses destilasi yang bertujuan
mempelajari kondisi laju boil-up dan pressure drop yang terjadi didalam kolom.
Tujuan percobaan yaitu menentukan pressure drop melintasi kolom distilasi
dengan memvariasikan laju boil-up serta mempelajari hubungan laju boil-up
dengan pressure drop dan tingkat foaming pada pelat. Percobaan dilakukan
dengan memvariasikan power 0,5; 0,7; 0,9; 1,0; 1,3; 1,5; kW. Laju boil-up dan
pressure drop yang diperoleh 1,22; 2,56; 2,84; 2,99; 3,20; 3,49; L/jam dan 70;
86; 128; 153; 168; 187; cmH2O. Pada saat percobaan power yang paling rendah
yaitu 0,5 kW di dapat laju boil-up 1,22 liter/jam, pressure dropnya 70 cmH2O
dengan tingkat foaming pada pelat adalah tidak ada sedangkan pada power yang
paling tinggi yaitu 1,5 kW didapat laju boil-up 3,49 liter/jam, pressure drop
meningkat menjadi 187 cmH2O dengan tingkat foaming pada pelat ialah
gelembung gas sangat banyak. Dari percobaan dapat diketahui bahwa semakin
besar powernya yang diberikan, semakin besar pula laju boil-up dan penurunan
tekanan yang terjadi pun semakin meningkat dan ini juga berpengaruh terhadap
tingkat foaming yang semakin tinggi.
7/31/2019 laporan pelat kel 4
3/12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar TeoriSieve tray pada kolom destilasi dirancang agar uap hasil yang mengalir naik
mengalami kontak intim dengan arus zat cair yang mengalir ke bawah. Dibawah
ini ditampilkan gambar operasional sieve tray.
Zat cair mengalir dan mengalir wairdke down comermenuju ke plate di
bawahnya. Uap mengalir melalui lobang-lobang pada plat yang mengisi sebagian
besar ruang yang terdapat antara kedua down comer. Aliran uap memerlukan
adanya perbedaan tekanan agar dapat melewati lobang-lobang pada plat dan zat
cair diatas plat. Tekanan yang diperlukan itu diadakan pada reboiler yang
membangkitkan uap pada tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi penurunan
tekanan di dalam kolom dan kondenser. Penurunan tekanan melintasi plat
merupakan jumlah penurunan tekanan akibat rugi gesekan pada lobang dan
penurunan karena zat cair yang terperangkap di atas plat .
Pada kecepatan uap rendah, penurunan tekanan tidak cukup besar untuk
mencegah zat cair mengalir turun melalui lubang-lubang piring. Kondisi ini
disebut tiris (weeping) dan kemungkina terjadinya lebih besar bila terdapat
gradien tinggi tekan zat cair melintas piring itu. Dengan gradien demikian, uap
7/31/2019 laporan pelat kel 4
4/12
akan cenderung mengalir melalui daerah dimana terdapat lebih sedikit zat cair,
sehingga tahanan terhadap aliran lebih kecil. Tiris menyebabkan efisiensi piring
berkurang, karena sebagian zat cair mengalir ke piring berikutnya tanpa
menggalami kontak dengan uap.
Batas atas kecepatan di dalam kolom piring tapis ditentukan oleh titik
banjir (flooding) atau kecepatan dimana zat cair yang terbawa-ikut menjadi
berlebihan banyaknya. Banjir terjadi bila zat cair di dalam saluran limpah kembali
ke piring di atasnya, dan ini ditentukan oleh penurunan tekanan melintas piring
serta oleh jarak antar piring.
1.2 Tujuan Percobaan1. Menentukan pressure drop melintasi kolom distilasi (batch) dengan
memvariasikan laju boil-up
2. Mempelajari hubungan laju boil-up dengan pressure drop dan tingkatfoaming pada pelat.
7/31/2019 laporan pelat kel 4
5/12
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat1. Gelas ukur 100 ml2. Stopwatch3. Erlenmeyer 2000 ml4. Corong
2.2 Bahan1. Etanol 3 L2. Akuades 3 L
2.3 Prosedur Kerja1. Sebelum percobaan dimulai, dipastikan semua valve tertutup.2. Valve 10 pada pipa refluk dibuka.3. Reboiler diisi dengan 6 L campuran etanol-air dengan komposisi air 3 L
dan etanol 3 L juga.
4. Power yang terdapat pada control panel dihidupkan.5. Valve 5 dibuka agar air pendingin mengalir ke kondensor dengan laju alir
3L/menit.
6. Power controler dibuka searah jarum jam hingga terbaca 0,5 kW.7. Temperatur diamati pada termokopel yang dipasangkan pada bagian
reboiler.
8. Setelah temperatur konstan, dilakukan refluks total.9. Laju boil-up diukur dengan menampung kondensat sebanyak 15 ml dari
V3 yang dibuka setengah.
10.Pressure drop dicatat pada manometer dengan membuka V6 terlebihdahulu yang diikuti pembukaan V7.
11.Langkah 6-10 diulangi dengan power input yan berbeda.
7/31/2019 laporan pelat kel 4
6/12
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan hidrodinamika kolom pelat disajikan dalam bentuk grafik
pada gambar 3.1 yaitu hubungan laju boil-up denganpressure drop.
Gambar 3.1 Hubungan antara laju Boil-Up dengan Pressure Drop
Dari gambar di atas dapat dilihat, semakin besar laju boil-up dengan disertai
variasi kenaikan power yang diberikan maka akan membentuk campuran zat cair
daan uap yang membuih (foaming). Dimana, kecepatan uap meningkat, maka
pressure drop yang diperoleh secara menyeluruh juga meningkat.
Belum ada
Gelembung gas
kecil
Gelembung gas
besar
Gelembung gas
semakin besar
Gelembung gas
lebih besar
Gelembung gas
sangat besar
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
0 1 2 3 4 5 6 7
P
(cmHg)
Laju Boil-Up (L/hr)
7/31/2019 laporan pelat kel 4
7/12
Laju boil-up merupakan variasi dari daya boiler heateryang disetting naik
setiap interval variebel pengambilan sampel. Pada penggunaan power 0,5; 0,7;
0,9; 1; 1,3; dan 1,5 kW didapat laju alir boil-up 1,22; 2,56; 2,84; 2,99;3,20; dan
3,49 liter/jam sehingga terjadi kenaikan pressure drop overall yang
peningkatannya cukup besar, yaitu berkisar antara 70 sampai 187 cmH2O.
Penurunan tekanan yang terlalu besar ini disebabkan oleh hambatan yang
diciptakan pada tiap tray/plate kolom destilasi, gesekan yang terjadi antara uap
yang terdorong ke tiap tray dengan riser dan buble cup yang menyebabkan
penurunan tekanan yang besar serta dikarenakan cairan yang terkumpul pada
bagian atas buble cup pada masing-masing tray memiliki berat yang cukup untuk
menahan laju alir uap.
Pada power0,5 kW diperoleh laju boil-up 1,22 L/jam dengan penurunan
tekanan sebesar 70 cmH2O, padapower0,7 kW diperoleh laju boil-up 2,56 L/jam
dengan penurunan tekanan sebesar 86 cmH2O, padapower0,9 kW diperoleh laju
boil-up 2,84 L/jam dengan penurunan tekanan sebesar 128 cmH2O, padapower1
kW diperoleh laju boil-up 2,99 L/jam dengan penurunan tekanan sebesar 153
cmH2O, padapower1,3 kW diperoleh laju boil-up 3,20 L/jam dengan penurunan
tekanan sebesar 168 cmH2O, sedangkan padapower1,5 kW diperoleh laju boil-up
3,49 L/jam dengan penurunan tekanan sebesar 187 cmH2O.
Tekanan yang diperlukan diadakan pada pendidih ulang yang
membangkitkan uap pada tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi penurunan
tekanan di dalam kolom dan kondensor, penurunan tekanan per piring diperiksa
untuk memastikan bahwa piring bekerja dengan semestinya. Penurunan tekanan
yang melintas pada piring dapat dibagi atas dua bagian yaitu, diakibatkan adanya
rugi gesekan pada lubang dan karena zat cair yang terperangkap di atas piring.
(Mc Cabe, W.L. J.C Smith dan Peter Harriot, 1989. Operasi Teknik Kimia Jilid 2,
Edisi Keempat. Erlangga Jakarta).
Cairan yang turun melewati sieve tray akan berkontak dengan uap yang
berasal dari boiler sehingga terjadi kontak, hal ini yang menyebabkan adanya
foaming yang terjadi pada pelat/ piring. Dimana pada percobaan, semakin besar
power yang diiberikan maka foaming yang terjadi semakin banyak juga, hal ini
7/31/2019 laporan pelat kel 4
8/12
dikarenakan semakin banyaknya kontak dan perpindahan massa antara uap dan
cairan. Kondisi foaming yang paling banyak terjadi pada power 1 ; 1,3 ; 1,5 kW.
Pada kondisi normal, kecepatan uap cukup tinggi sehingga membentuk
campuran zat cair dan uap yang membuih yang mempunyai luas permukaan yang
besar untuk dimanfaatkan untuk perpindahan massa, tinggi buih mungkin sampai
beberapa kali tinggi zat cair sebenarnya yang terdapat di atas piring. (Mc Cabe,
W.L. J.C Smith dan Peter Harriot, 1989. Operasi Teknik Kimia Jilid 2, Edisi
Keempat. Erlangga Jakarta)
7/31/2019 laporan pelat kel 4
9/12
7/31/2019 laporan pelat kel 4
10/12
DAFTAR PUSTAKA
Mc Cabe, W.L. J.C Smith dan Peter Harriot, 1989. Operasi Teknik Kimia Jilid 2,
Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta.
Tim Program Studi. 2012. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Proses II. Pekanbaru
: laboratorium Dasar-Dasar Proses Program D3 Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau.
7/31/2019 laporan pelat kel 4
11/12
LAMPIRAN
Data Percobaan.
Power
(kW)
Suhu
(C)
Laju boil-up
(L/jam)
Pressure drop
overall (cmH2O)Tingkat foaming pada pelat
0,5 82,4 1,22 70 Belum ada
0,7 82,6 2,56 86 Gelembung gas kecil
0,9 83,3 2,84 128 Gelembung gas besar
1,0 83,7 2,99 153 Gelembung gas semakin besar
1,3 84,1 3,20 168 Gelembung gas lebih besar
1,5 84,5 3,49 187 Gelembung gas sangat besar
Perhitungan konversi laju boil-up
Untuk laju boil-up 0,34 ml/s
= 1,22 L/jam
Untuk laju boil-up 0,71 ml/s
= 2,56 L/jam
7/31/2019 laporan pelat kel 4
12/12
Untuk laju boil-up 0,79 ml/s
=2,84 L/jam
Untuk laju boil-up 0,83 ml/s
= 2,99 L/jam
Untuk laju boil-up 0,89 ml/s
= 3,20 L/jam
Untuk laju boil-up0,97 ml/s
= 3,49 L/jam