Upload
nanawelexx
View
499
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan pembuatan alkana
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PEMBUATAN SENYAWA ALKANAPada tanggal 17 September 2013
Dosen pengampu : Lina Elfita, M.Si., Apt
Disusun oleh :
Zaenab Salsabilah : 1112102000084
Brendi : 1112102000086
Mauliana : 1112102000091
Ismatuz Zulfa : 1112102000092
Nihayatul Mardliyah MS : 1112102000096
Ilham Ghafar : 1112102000098
Fakhrun Nisa’ : 11121020000108
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 2
1.1.............................................................................................Latar
belakang ..............................................................................................
2
1.2.............................................................................................Tujuan
praktikum ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................... 3
2.1.............................................................................................Definisi
alkana .................................................................................. 3
2.2.............................................................................................Reaksi pada
alkana .................................................................................. 3
2.3.............................................................................................Sifat dan
struktur turunan alkana ....................................................... 4
2.4.............................................................................................Tatanama
alkana .................................................................................. 4
2.5.............................................................................................Ciri-ciri
alkana .................................................................................. 5
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM .............................................. 6
3.1 Tempat ............................................................................... 6
3.2 Waktu.................................................................................. 6
3.3 Alat dan bahan ................................................................... 6
3.4 Cara kerja ........................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 7
1
4.1 Hasil .................................................................................... 7
4.2 Pembahasan ....................................................................... 7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 8
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 8
5.2 Saran .................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh. Alkana juga disebut sebagai senyawa alifatik atau asiklik yang berarti termasuk senyawa rantai terbuka. Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan paraffin karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Jenis dari alkana yang paling sederhana adalah metana. Alkana juga tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk cairan yang lebih ringan dari air, karena itu alkana terapung di atas air. Peristiwa ini terjadi karena alkana bersifat nonpolar yang mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan senyawa organik lain dengan berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya tarik menarik diantara molekul non polar lemah, sehingga proses pemisahan molekul satu dengan yang lainnya (sama dengan proses perubahan dari fase cair ke fase gas) relatif memerlukan sedikit energi.
1.2 Tujuan praktikum
Mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti tentang :
1. Cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (alkana)2. Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan3. Menuliskan reaksi dan mekanismenya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Alkana
Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang
memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana atau parafin. Suku pertama
sampai dengan 14 senyawa alkana dapat kita peroleh dengan mensubstitusikan harga n
kedalam rumus tersebut, dengan n adalah jumlah atom C yang ada. Jenis alkana yang
paling sederhana adalah metana. Alkana tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk
cairanyang lebih ringan dari air, karena itu alkana terapung di atas air. Hal ini disebabkan
karena alkana yang bersifat non polar.
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal.
Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana
juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-
senyawa lainnya (Marwati, 2007).
Alkana mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan senyawa organik
lain dengan berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya tarik menarik di
antara molekul non polar lemah, sehingga proses pemisahan molekul satu dengan yang
lainnya (sama dengan proses pembuatan dari fase cair ke fase gas) relative memerlukan
sedikit energi.
2.2 Reaksi pada Alkana
Reaksi yang terjadi pada alkana antara lain adalah reaksi pembakaran dan reaksi
sustitusi.
3
1. Reaksi Pembakaran
Reaksi Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas
karbon dioksida dan air,sedangkan pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan gas
karbon monoksida dan air.Terjadinya pembakaran sempurna atau tidak sempurna
tergantung pada perbandingan antara konsentrasi (kadar) senyawa hidrokarbon dengan
konsentrasi (kadar) oksigen.
CH4(g) + O2(g) CO2(g) +H2O (g)
2. Reaksi Substitusi
Alkana bereaksi dengan khlorin dan fluorin dengan reaksi yang dinamakan reaksi
substitusi. Pada jenis reaksi ini, satu atau lebih atom khlorin atau fluorin mengambil
tempat satu atau lebih atom hidrogen.
CH4(g)+ Cl2 (g) CH3Cl (g)
Reaksi ini mungkin berlanjut dengan substitusi hidrogen berikutnya jika terdapat
cukup khlorin. Karena masing-masing atom hidrogen yang tersisa diubah dari CH3Cl dan
diganti oleh atom khlorin, maka akan terbentuk campuran CH2Cl, CHCl3, dan CCl4.
2.3 Sifat dan Struktur Turunan Alkana
Alkana merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air makin
panjang rantai atom C, maka titik didih makin tinggi pada tekanan dan suhu biasa. Alkana
akan berwujud gas pada CH4 - C4H10, berwujud cair C5H12 - C17H36 dan berwujud
padat pada C18H38 mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom-atom halogen (F2,
Cl2, Br2 atau I2) dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran).
2.4 Tatanama alkana
Senyawa alkana termasuk dalam senyawa karbon. Ada beberapa senyawa karbon
yang sudah banyak dikenal diantaranya adalah alkana ,alkena, dan alkuna. Namun pada
pembahasan ini kita akan membahas tantang alkana khususnya tata nama senyawa alkana
menurut IUPAC. menurut IUPAC tata mana senyawa alkana adalah sebagai berukut :
1. Memilih dan menentukan rantai induk (yaitu rantai karbon yang memiliki rantai C
terpanjang).
4
2. Pemberian nomor pada rantai karbon tersebut dari ujung kanan hingga ujung kiri atau
sebaliknya.
3. Jika terdapat cabang maka usahakan agar cabang tersebut memperoleh nomor yang
kecil.
4. Menuliskan nama mulai dengan nama cabang terlebih dulu (jika terdapat cabang)
pemberian nama cabang tersebut diurutkan secara alfabet (jika terdapat lebih dari satu
cabang alkil), kemudian diakhiri dengan nama rantai karbon tersebut. Posisi cabang
dinyatakan dengan awalan angka, antara angka dengan anka dipisahkan dengan tanda
koma.Antara angka dengan abjad dipisahkan dengan tanda penghubung.
5. Jika gugus cabang yang sama terletak pada atom karbon yang sama pula maka
penulisa n harus digabungkan dengan menggunakan awalan di untuk 2 gugus cabang
tri untuk 3 gugus cabang dan tetra untuk 4 gugus cabang (Michael Purba .2003 ).
Isomer bercabang diberi nama sebagai turunan rantai lurus di mana satu atau
beberapa atom hidrogen diganti dengan pecahan alkana. Pecahan alkana ini disebut gugus
alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai rumus umum -CnH2n+1.
2.5 Ciri-ciri Alkana
1. Merupakan hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)
2. Disebut golongan parafin : affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi dengan senyawa lain
4. Pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas, C 5 H 12 - C17 H 36 berwujud
cair, diatas C 18 H 38 berwujud padat
5. Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
6. Mudah larut dalam pelarut non polar
7. BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C
8. Sumber utama gas alam dan petroleum.
5
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 TempatPraktikum yang peneliti lakukan bertempat di laboratorium PNA Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.2 WaktuPeneliti melakukan praktikum pada hari Selasa tanggal 17 September 2013.
3.3 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :a. Pipet kapilerb. Tabung reaksic. Mortar stamperd. Api bunsen dan kapas
3.4 Cara Kerja1. Gerus 1 sendok Natrium Benzoat dan 1 sendok NaOH dalam mortar.2. Ambil 1 sendok campuran tadi dan masukkan dalam tabung reaksi serta
tutup dengan kapas.3. Panaskan tabung reaksi yang berisi bahan campuran sampai keluar
gelembung.4. Amati apakah ada cairan lain dqan bagaimana baunya?
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Bahan Cairan Gelembung BauNatrium Benzoat + NaOH
Ada, berwarna putih susu pada saat pembakaran
Ada Menyengat
4.2 Pembahasan
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Pada percobaan kali ini, kami melakukan percobaan tentang cara pembuatan senyawa alkana atau suatu senyawa jika direaksikan dengan senyawa lain akan membentuk senyawa alkana. Pada percobaan ini kami melibatkan campuran antara NaOH dan Natrium Benzoat. Mula – mula kita ambil satu sendok natrium benzoate ( C6H5COOH ) dan dan satu sendok NaOH kemudian di haluskan ,setelah di haluskan kemudian kita ambil satu sendok campuran tersebut lalu dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian di panaskan dan kami tutup menggunakan kapas dengan tujuan agar bau yang dihasilkan setelah proses pemanasan tidak terlalu menyengat . Sebelum di panaskan campuran tersebut berwarna putih dan setelah di panaskan ternyata campuran tersebut tidak mengalami perubahan warna namun mengeluarkan bau yang sangat menyengat.
Persamaan reaksi yang terjadi:
C6H5COONa + NaOH Na2CO3 + C6H6
Namun, pada praktikum kali ini kami tidak berhasil menghasilkan senyawa alkana karena bahan yang dicampurkan dengan NaOH berupa Natrium benzoat sehingga menghasilkan senyawa benzena. Jika NaOH dicampurkan dengan Natrium asetat, maka akan menghasilkan senyawa alkana seperti yang diharapkan dari tujuan praktikum.
7
Persamaan reaksi yang terjadi:
CH3COONa + NaOH Na2CO3 + CH4
Alkana yang dihasilkan adalah metana (CH4).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1. Senyawa alkana dapat didapatkan dengan mereaksikan Natrium Asetat ditambah dengan NaOH.
2. Reaksi dari NaOH ditambah dengan Natrium Benzoat tidak menghasilkan senyawa alkana melainkan senyawa benzena.
3. Hasil reaksi dari NaOH ditambah dengan Natrium Benzoat kemudian dipanaskan menghasilkan bau yang sangat menyengat.
5.2 Saran
Saat melakukan percobaan sebaiknya menggunakan Natrium Asetat dengan NaOH, sehingga dapat diperoleh hasil senyawa alkana. Karena jika menggunakan Natrium Benzoat dengan NaOH akan menghasilkan senyawa benzena.
8
DAFTAR PUSTAKA
Marwati, Eli. 2007 . kimia dasar . Ditjen pendidikan nonformal dan informal direktorat pendidikan kesehatan . Jakarta
Penuntun Praktikum Kimia Organik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Purba, Michael . 2003 . kimia untuk SMA .
9