51
Pemicu 1: Kelainan Kongenital Seorang wanita usia 22 tahun melahirkan bayi laki-laki dengan kelainan berupa tidak terdapat batok kepala. Kelainan tersebut terjadi karena tidak sempurnanya penutupan tabung saraf saat perkembangan janin. Pada saat hamil ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya di bidan atau dokter. I. Klarifikasi dan Definisi 1. Batok kepala adalah tulang kepala atau tengkorak 2. Kelainan adalah keadaan lain dari kebiasaan/abnormal 3. Tabung saraf adalah struktur embrio yang berkembang menjadi otak 4. Janin adalah bakal bayi (masih dalam kandungan) II. Kata Kunci 1. Wanita 22 tahun 2. Melahirkan 3. Bayi laki-laki tanpa batok kepala 4. Kelainan 5. Tidak memeriksakan kandungan 6. Perkembangan janin 7. Penutupan tabung saraf tidak sempurna III. Rumusan Masalah

laporan pemicu 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ya

Citation preview

Pemicu 1: Kelainan KongenitalSeorang wanita usia 22 tahun melahirkan bayi laki-laki dengan kelainan berupa tidak terdapat batok kepala. Kelainan tersebut terjadi karena tidak sempurnanya penutupan tabung saraf saat perkembangan janin. Pada saat hamil ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya di bidan atau dokter.

I. Klarifikasi dan Definisi1. Batok kepala adalah tulang kepala atau tengkorak2. Kelainan adalah keadaan lain dari kebiasaan/abnormal3. Tabung saraf adalah struktur embrio yang berkembang menjadi otak 4. Janin adalah bakal bayi (masih dalam kandungan)II. Kata Kunci1. Wanita 22 tahun2. Melahirkan 3. Bayi laki-laki tanpa batok kepala4. Kelainan5. Tidak memeriksakan kandungan 6. Perkembangan janin7. Penutupan tabung saraf tidak sempurnaIII. Rumusan MasalahApakah penyebab kegagalan penutupan tabung saraf saat perkembangan janin ?

IV. Tanpa pemeriksaan kandunganAnalisis Masalah

Wanita 22 tahun

Melahirkan bayi laki-laki

Tanpa batok kepala

Sistem sarafStruktur kepalaKelainan kongenitalNeuroembriogenesis

V. Hipotesis Faktor penyebab terjadinya kegagalan penutupan tabung saraf saat perkembangan janin dipengaruhi beberapa faktor seperti kurangnya asam folat, paparan bahan radiasi, dan infeksi TORCH.VI. Pertanyaan Diskusi1. Embriogenesis2. Anatomi Kepala (tulang tengkorak)3. Sistem Saraf4. Histologi Sel Saraf5. Kelainan Kongenital (Neural Tube defect)6. Anensefalus7. Nutrisi pada Kehamilan

VII. Jawaban Diskusi1. EmbriogenesisEmbriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.A. Neuroembriogenesis Neuroembriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.a. Sistem saraf pusat Sistem saraf pusat merupakan sistem yang dibentuk oleh jutaan sel saraf dan sel glia beserta pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur pengendalian tertinggi dari kegiatan mental dan perilaku khas pada manusia yang dilakukan oleh belahan otak, khususnya korteks serebri. Susunan saraf mula-mula terdiri dari 3 bagian : (Lapisan neural), (Jambul neural), (Plakode indera). Lapisan neural akan menjadi encephalon (otak) di anterior dan medulla spinalis di posterior. Otak merupakan ujung atas sistem saraf pusatyang membesar dan terletak dalam tengkorak. Encephalon berkembang menjadi 3 bagian : Otak depan (prosensefalon) Otak tengah (mesensefalon) Otak dalam (rombensefalon) Pada masa pembentukan sistem saraf pusat, encephalon mengalami diferensiasi lanjut. Otak depan (prosensefalon) akan membagi menjadi telencephalon (ujung otak) dan diencephalon (jembatan otak). Telencephalon membentuk sepasang vesikula yang akan menjadi lobi. Dari diencephalon terjadi beberapa evaginasi: Epiphysis Paraphysis vesiculae opticus Infundibulum Sistem saraf pusat (SSP) muncul pada awal minggu ketiga sebagai suatu lempeng penebalan ectoderm berbentuk sandal, lempeng saraf (neural plate ), di region middorsal di depan primitive node (nodus primitif). Tepi-tepi lempeng ini segera membentuk lipatan saraf (neural fold). Seiring dengan perkembangan lebih lanjut, lipatan saraf tersebut terus meninggi, saling mendekati di garis tengah, dan akhirnya menyatu membentuk tabung saraf (neural tube). Penyatuan dimulai di daerah servikal dan berlanjut kea rah sefalik dan kaudal. Jika penyatuan telah dimulai, ujung-ujung bebas tabung saraf membentuk neuroporus kranialis dan kaudalis yang berhubungan dengan rongga amnion di atasnya. Penutupan neuroporus kranialis berlangsung kearah cranial dari tempat penutupan awal di region servikal dan dari suatu tempat di otak depan yang terbentuk belakangan. Tempat yang belakangan ini berjalan kearah cranial, untuk menutup region paling rostral tabung saraf, dan ke arah kaudal untuk bertemu dengan penutupan dari daerah servikal . Penutupan akhir neuroporus kranialis terjadi pada stadium -18 sampai -20 somit (hari ke 25); penutupan neuroporus kaudalis terjadi sekitar 2 hari kemudian.Ujung sefalik tabung saraf memperlihatkan tiga dilatasi, vesikel otak primer: (a) prosensefalon, atau otak depan (forebrain); (b) mesensefalon, atau otak tengah (midbrain); dan rombensefalon, atau otak belakang (hindbrain). Secara bersamaan ujung ini membentuk dua fleksura: (a) fleksura servikalis di taut otak belakang dan korda spinalis dan (b) fleksura sefalika di region otak tengah. Ketika embrio berusia 5 minggu, prosensefalon terdiri dari dua bagian : (a) telensefalon yang dibentuk oleh bagian tengah dan dua kantong luar lateral, hemisferium serebri primitif dan (b) diensefalon yang ditandai oleh pertumbuhan vesikel mata (vesikula optika). Suatu alur dalam, istmus rombensefalon memisahkan memisahkan rombensefalon dan mesensefalon. Rombensefaoln terdiri dari dua bagian ( a) metensefaon yang kemudian membentuk pons dan serebelum, dan (b) mielensefalon. Batas antara kedua bagian ini ditandai oleh fleksura pontina. Lumen korda spinalis, kanalis sentralis, bersambungan dengan lumen vesikel otak. Rongga rombensefalon adalah ventrikel keempat, rongga diensefalon adalah ventrikel ke tiga, dan rongga-rongga di hemisferium serebri adalah ventrikel lateral . Lumen mesensefalon menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat. Lumen ini menjadi sangat sempit dan dikenal sebagai akueduktus sylvius. Ventrikel lateral berhubungan dengan ventrikel ketiga melalui foramen interventrikulare monro.b. Sistem Saraf Tepi Pada minggu ke empat perkembangan, nucleus nucleus untuk 12 saraf kranial telah ada kecuali nervus olfaktorius (I) nervus optikus (II) berasal dari otak , dan dari saraf saraf ini hanya nervus okulomotrius (III) yang berasal dari luar region otak belakang. Di otak belakang , pusat pusat proliferasi di neuroepitel membentuk delapan segemn berbeda yang di sebut rombomer. Rombomer-rombomer ini membentuk nucleus motorik untuk saraf kranial IV,V,VI,VII,IX,X,XI,XII . Pembentukan pola segemental ini tampaknya diarahkan oleh mesoderm yang berkumpul menjadi somitomer di bawah neuroepitel yang terletak diatasnya. B. Periode Embriogenesis

Gambar 1. Periode embriogenesis

C. Defek Perkembangan Embrio

Kehamilan hari ke -KejadianAnomali

0 18Pembentukan ektoderm, mesoderm dan endoderm, dan lempeng sarafKematian atau efek yang tidak jelas

18Pembentukan lempeng sarafDefek midline anterior

22 23Penampakan optik vessel Hidrosefalus

24 26Penutupan neuropore anteriorAnencephaly

26 28Penutupan neuropore posteriorSpina bifida sistika dan Spina bifida okulta

32Sirkulasi vaskularMikrosefali

33 35Splitting dari proensefalon untuk membentuk telensefalonHoloproensefalon

70 100Pembentukan korpus kalosumAgenesis korpus kalosum

2. Anatomi Kepala (Tengkorak)Tengkorak disusun dari beberapa tulang yang saling bersendi pada sendi yang tidak bergerak disebut sutura. Jaringan ikat di antara tulang-tulang disebut ligamentum suturale. Tulang-tulang tengkorak dapat dibedakan dalam cranium dan tulang-tulang wajah. Calvaria adalah bagian atas dari cranium, dan basis cranii adalah bagian paling bawah dari cranium. Cranium terdiri dari tulang-tulang berikut ini, yaitu : Os frontale Os parietale Os occipitale Os temporalTulang-tulang waiah terdid atas tulang-tulang berikut ini, yaitu : Os zygomaticum Maxilla Os nasale Os lacrimale Vomer Os palatinum Concha nasalis inferior Mandibula

Gambar 2. Tulang tengkorak (anterior)

Gambar 3. Tulang tengkorak (lateral)

Gambar 4. Tulang tengkorak (inferior dan superior)

3. Sistem SarafSecara umum sistem saraf terbagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.A. Sistem Saraf PusatSistem saraf pusat terbagi atas dua bagian, yaitu otak dan medulla spinalis.1) OtakSecara umum Otak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Cerebrum (Otak Besar) Cerebellum (Otak Kecil) Brainstem (Batang Otak)

a. Cerebrum (Otak besar)Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini. Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal. Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum. Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit. Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara. Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.

Gambar 5. Otak besar (Cerebrum)

b. Cerebelum (Otak Kecil)Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

Gambar 6. Otak Kecil (cerebellum)

c. Brainstem (batang Otak)Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur perasaan teritorial sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan. Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

Gambar 7. Batang otak (brainstem)

2) Medulla SpinalisSumsum tulang belakang berbentuk silindris dengan ketebalan kira-kira seukuran jari kelingking manusia dewasa. Fungsi utama dari sumsum tulang belakang adalah mendistribusikan perintah saraf-sarafmotorikke organ-organgerak(efektor)seperti kelenjar-kelenjar endokrin dan otot, serta mengumpulkan informasi-informasi somatosensoris yang akan dikirim ke otak. Sumsum tulang belakang juga memiliki beberapa fungsi saraf autonomik dan mengontrol gerakan-gerakan refleks.Medula spinalis tersusun dalam kanalis spinalis dan diselubungi oleh sebuah lapisan jaringan konektif, dura mater.Dari batang otak berjalan suatu silinder jaringan saraf panjang dan ramping, yaitu medulla spinalis, dengan ukuran panjang 45 cm (18 inci) dan garis tengah 2 cm (seukuran kelingking). Medulla spinalis, yang keluar dari sebuah lubang besar di dasar tengkorak, dilindungi oleh kolumna vertebralis sewaktu turun melalui kanalis vertebralis. Dari medulla spinalis spinalis keluar saraf-saraf spinalis berpasangan melalui ruang-ruang yang dibentuk oleh lengkung-lengkung tulang mirip sayap vertebra yang berdekatan.Saraf spinal berjumlah 31 pasang dapat diperinci sebagai berikut : 8 pasang saraf servikal, 12 pasang saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf sakral, dan 1 pasang saraf koksigeal.Selama perkembangan, kolumna vertebra tumbuh sekitar 25 cm lebih panjang daripada medulla spinalis. Karena perbedaan pertumbuhan tersebut, segmen-segmen medulla spinalis yang merupakan pangkal dari saraf-saraf spinal tidak bersatu dengan ruang-ruang antar vertebra yang sesuai. Sebagian besar akar saraf spinalis harus turun bersama medulla spinalis sebelum keluar dari kolumna vertebralis di lubang yang sesuai. Medulla spinalis itu sendiri hanya berjalan sampai setinggi vertebra lumbal pertama atau kedua (setinggi sekitar pinggang), sehingga akar-akar saraf sisanya sangat memanjang untuk dapat keluar dari kolumna vertebralis di lubang yang sesuai. Berkas tebal akar-akar saraf yang memanjang di dalam kanalis vertebralis yang lebih bawah itu dikenal sebagai kauda ekuina (ekor kuda) karena penampakannya.

Gambar 8. Medulla spinalis

B. Sistem Saraf TepiSistem saraf tepi yaitu seluruh jaringan saraf diluar SSP (selain otak dan medulla spinalis), ganglia dan reseptor. Susunan saraf tepi terdiri atas 31 pasang saraf spinal dan 12 saraf kranial serta sistim saraf autonom. Sistim saraf autonom terbagi lagi atas 2 kelompok yaitu Sistim saraf simpatis yang berjalan bersama saraf spinal segmen torakal-lumbal. Sistim saraf parasimpatis yang berjalan bersama saraf kranial dan segmen sakral saraf spinal.Secara fungsional susunan saraf dapat dibagi menjadi 2 yaitu:a. Komponen sensoris yaitu komponen saraf yang mengirim rangsang atau impuls saraf menuju ke susunan SSP. Susunan saraf pusat menerima semua rangsangan saraf yang berasal dari luar tubuh (eksteroseptif) dan dari dalam tubuh (interoseptif) dan bertindak sebagai pusat integrasi. Komponen sensoris ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: Somato-sensoris yaitu menerima rangsang atau impuls dari luar tubuh (eksteroseptif) Viseral-sensoris yaitu menerima rangsang atau impuls dari dalam tubuh (interoseptif).b. Komponen motoris yaitu komponen saraf yang meneruskan rangsang atau impuls saraf dari susunan saraf pusat ke berbagai jaringan atau organ tubuh. Komponen motorik ini dibagi lagi menjadi 2 kelompok: Somato-motoris yaitu komponen motoris yang mensarafi struktur-struktur yang merupakan derivat (turunan) somit-somit embrio yaitu otot-otot, tulang dan kulit. Viseral motoris yaitu komponen motoris yang mensarafi otot polos dan otot jantung serta kelenjar- kelenjar tubuh.

Gambar 9. Sistem saraf tepi (parasimpatisdan simpatis)

4. Histologi Sel SarafBangunan histologik sel saraf sangat khas terdiri atas badan sel (soma atau perikarion) dan julurannya (prosesusnya) yang terdiri atas satu akson dan beberapa dendrit. Neuron merupakan sel yang paling tinggi differensiasinya dan tidak dapat membelah lagi. Jumlah neuron di seluruh sistim saraf kita sangat besar diduga sekitar 14 milyar. Secara histologis terdiri atas badan sel saraf (perikarion) dan juluran saraf (prosessus saraf) yang terdiri atas akson dan dendrit.a. Badan sel saraf Perikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma yang melingkupinya. Di dalam inti terdapat DNA yang merupakan pembawa sifat turunan, sedangkan dalam sitoplasma terdapat berbagai organel dan badan inklusi. Semua badan sel saraf mempunyai ciri yang khas, berupa struktur-struktur nukleus dan sitoplasma. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma adalah sitoskeleton, apparatus (kompleks) golgi, mitokondria, badan Nissl (endoplasmik retikulum kasar/ rough endoplasmic reticulum) dan ribosom, dan sentriol.b. Juluran Neuron1) DendritUmumnya satu neuron mengandung beberapa dendrit, contohnya neuron motorik pada kornu anterior medula spinalis. Kebanyakan dendrit terlihat bercabang dan cabang-cabangnya menjadi lebih kecil diameternya daripada cabang utama. Ciri-ciri histologis dendrit adalah: Pangkalnya lebih tebal dan semakin kedistal semakin tipis. Tiap dendrit dapat bercabang menjadi cabang primer, sekunder tertier dan seterusnya. Permukaannya diliputi oleh tonjolan kecil atau duri (spine/gemullae) yang berfungsi sebagai tempat kontak sinaps. Batang utama dendrit mengandung badan Nissl, ribosom bebas, mitokondria, mikrotubulus dan mikrofilamen, tetapi kandungan badan Nissl dan ribosom bebas makin berkurang oleh percabangannya sampai organel tersebut tidak ada pada ranting yang sangat kecil. Dendrit tidak mempunyai kompleks Golgi.Fungsi dendrit adalah menerima rangsang saraf dari ujung akson neuron lainnya melalui sinaps akso-dendritik. Dendrit mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemampuan neuron untuk mengintegrasikan informasi yang datang dalam jumlah banyak. Rangsang saraf yang datang dapat merangsang atau menghambat kegiatan listrik pada membran dendrit, yaitu menaikkan atau menurunkan ambang rangsang neuron. 2) AksonSetiap sel saraf mempunyai satu juluran panjang dengan pangkal yang menjorok masuk ke dalam perikarion yang dikenal sebagai akson Hillock. Ciri histologis akson adalah: Mempunyai pangkal akson pada perikarion yang disebut akson Hillock. Umumnya lebih tipis (halus) dan jauh lebih panjang daripada dendrit pada neuron yang sama. Aksoplasma tidak mengandung struktur apapun yang berperan dalam sintesa protein seperti badan Nissl (rough endoplasmic reticulum), ribosom dan kompleks Golgi. Aksoplasma mengandung neurofilament, mikrotubulus dan mitokondria. Sebagian besar akson bermielin dan karenanya tampak putih mengkilat dalam keadaan segar. Selubung mielin bukan merupakan bagian dari neuron, tetapi merupakan bagian dari selubung neuron. Selubung mielin hanya ada pada akson dan tidak pernah pada dendrit. Tetapi ada pula akson yang tidak bermielin. Bila dengan mikroskop cahaya terlihat serat saraf bermielin maka sudah tentu itu adalah akson. Bila serat sarafnya tidak bermielin maka serat tersebut mungkin akson dan mungkin pula dendrit. Ujung akhir akson bercabang-cabang seperti ranting yang disebut telodendria yang berkontak dengan perikarion, dendrit, atau akson dari satu neuron atau lebih pada sinaps. Pada ujungnya ranting aksonal memperlihatkan pembengkakan kecil disebut boutons terminaux.

5. Kelainan KongenitalKelainan kongenital atau kelainan bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. Ilmu yang mempelajari kelainan bawaan disebut dismorfologi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelainan kongenital :

a. Faktor genetik dan kromosomKelainan kongenital yang terdapat pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan bepengaruh atas kejadian kelainan kongenital pada anaknya. Gen yang normal ataupun yang tidak normal dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Beberapa kelainan kongenital yang dihubungkan dengan kelainan kromosom, dapat diketahui prenatal antara lain kelainan kromosom autosomal trisomi 21 sebagai sindrom Down maupun kelainan kromosom lainnya. b. Faktor infeksiInfeksi virus pada ibu hamil sering tidak menimbulkan gejala yang nyata, atau tidak ada pengaruhnya terhadap ibu sendiri, tetapi mempunyai akibat yang serius pada janin yang dikandungnya. Infeksi yang dapat menyebabkan kelainan kongenital terutama yang terjadi pada trimester pertama kehamilan, yaitu pada masa organogenesis. Adanya infeksi tertentu pada periode ini dapat berakibat abortus ataupun menimbulkan gangguan pertumbuhan organ yang kemudian akan mengakibatkan kelainan kongenital. Beberapa infeksi yang sering menyababkan kelainan kongenital antara lain adalah TORCH yang terdiri dari Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus. Infeksi yang terjadi pada trimester pertama sering kali menyebabkan abortus atau kelainan kongenital yang berat, sedangkan infeksi pada kehamilan trimester dua dan trimester tiga sering menyebabkan kelahiran premature dan bila terjadi kelainan biasanya menyangkut fungsi suatu organ.c. Faktor mekanis Tekanan mekanis pada janin pada masa pertumbuhannya dalam rahim dapa menyebabkan kelainan kongenital berupa kelainan bentuk organ tubuh sehingga menaimbulkan kelainan deformitas organ tersebut. Sebagai contoh, kelainan kongenital yang disebabkan oleh factor mekanis adalah jeratan pita amnion yang dapat menimbulkan deformitas hingga amputasi organ (sindroma pita amnion). d. Faktor obat-obaan Resiko pemberian obat wanita hamil akan mempunyai akibat yang sangat besar pada janin. Beberapa jenis obat yang diberikan pada masa kehamilan dapat bersifat teratogen dan menyebabkan kelainan kongenital pada janin. e. Radiasi Setelah terjadi proses oembuahan, sel-sel menjadi sangat radiosensitive dan mudah rusak oleh karena radiasi. Sinar radiasi akan berefek desrupsi dan diferensiasi jaringan. Beratnya tingkat ke rusakan sangat tergantung dari usia kehamilan dan dosis dari radiasi.

Beberapa Kelainan Kongenital akibat tidak sempurnanya penutupan tabung saraf (Defek Tabung Saraf) :a. Spina Bifida Spina Bifida termasuk dalam kelompok neural tube defect yaitu suatu celah pada tulang belakang yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Kelainan ini biasanya disertai kelainan di daerah lain, misalnya hidrosefalus, atau gangguan fungsional yang merupakan akibat langsung spina bifida sendiri, yakni gangguan neurologik yang mengakibatkan gangguan fungsi otot dan pertumbuhan tulang pada tungkai bawah serta gangguan fungsi otot sfingter.b. Hidrosefalus Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel dan dapat diakibatkan oleh gangguan reabsorpsi LCS (hidrisefalus komunikans) atau diakibatkan oleh obstruksi aliran LCS melalui ventrikel dan masuk ke dalam rongga subaraknoid (hidrosefalus non komunikans). Hidrosefalus dapat timbul sebagai hidrosefalus kongenital atau hidrosefalus yang terjadi postnatal. Secara klinis, hidrosefalus kongenital dapat terlihat sebagai pembesaran kepala segera setelah bayi lahir, atau terlihat sebagai ukuran kepala normal tetapi tumbuh cepat sekali pada bulan pertama setelah lahir. Peninggian tekanan intrakranial menyebabkan iritabilitas, muntah, kehilangan nafsu makan, gangguan melirik ke atas, gangguan pergerakan bola mata, hipertonia ekstrimitas bawah, dan hiperefleksia. Etiologi hidrosefalus kongenital dapat bersifat heterogen. Pada dasarnya meliputi produksi cairan serebrospinal di pleksus korioidalis yang berlebih, gangguan absorpsi di vilus araknoidalis, dan obsruksi pada sirkulasi cairan serebrospinal. c. Anensefalus Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Anensefalus merupakan suatu kelainan tabung saraf yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak. Salah satu gejala janin yang dikandung mengalami anensefalus jika ibu hamil mengalami polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak). Prognosis untuk kehamilan dengan anensefalus sangat sedikit. Jika bayi lahir hidup, maka biasanya akan mati dalam beberapa jam atau hari setelah lahir.

6. Anensefalus Anensefalus adalah tidak ada kalvaria secara kogenital, hemisfer serebrum tidak ada atau mengecil, menjadi mssa kecil dan menempel pada dasar tengkorak, tidak adanya seluruh bagian otak jarang terjadia. EtiologiAnensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan, juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir.Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.

b. Tanda dan gejalaIbu Polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)Bayi tidak memiliki tulang tengkorak tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum) kelainan pada gambaran wajah kelainan jantungc. Faktor resiko terjadinya Ancephalus adalah: Faktor ibu usia resiko tinggi Riwayat anencephalus pada kehamilan sebelumnya Hamil dengan kadar asam folat rendah Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol Kekurangan gizi (malnutrisi) Mengonsumsi alkohol selama masa kehamiland. Diganosis Diagnosis antenatalDiagnosa antenatal umumnya bila ibu hamil dengan faktor resiko kelainan kongenital. Diagnosa postnatalDiagnosis postnatal bila kelainan kongenital sudah positif ditemukan.e. Pencegahan Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacatUsahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutindan usahakan untuk melakukan USG minimal tiap trimester. Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran. Penuhi kebutuhan akan asam folat. Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam air tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh. Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal. Jangan minum sembarang obat baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek buruk terhadap janin. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya hindari daging yang dimasak setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan daging itu masih membawa kuman penyakit yang membahayakan janin dan ibunya. Kalau ada infeksi obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela, Citomegalo, dan Herpes). Paling baik lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih direncanakan bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi pengobatan bisa langsung dilakukan. Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang pernah melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama kehamilannya. Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha Feto-Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus. Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35 tahun, atau pada wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat. Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur. Konsultasikan dengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi (ayan) dan lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.f. Pengaruh pada persalinan Sering menimbulkan kehamilan serotinus. Biasanya disertai hidramnion. Anak sering lahir dengan letak muka. Badan anak kadang-kadang besar dan menimbulkan kesukaran waktu baru lahir.

7. Nutrisi Ibu HamilNutrien-nutrien yang penting bagi perkembangan otak, antara lain: a. Asam lemak esensial Asam lemak esensial: omega-3 dan 6 berperan dalam pembentukan mielin dan membran lain, penting pada saat masa krisis, bahan utama sintesis perkembangan anak. Keduanya berperan penting bagi kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua pada perkembangan postnatal. DHA (dihommogammalineic acid) dan AA (arachidonic acid) merupakan turunan dari asam linoleat dan penting untuk struktur dan fungsi dari membrane cerebral. ASI manusia memberikan AA dalam jumlah yang cukup bagi membran jaringan. DHA: dari omega-3; berfungsi untuk maturasi retina, diferensiasi fotoreseptor, penting untuk perkembangan jaringan saraf, banyak terdapat pada substansia grisea, kebutuhan meningkat saat trimester terakhir kehamilan dan bulan-bulan pertama kelahiran. AA: dari omega-6; bersama DHA berfungsi penting untuk struktur dan fungsi membran. Sumber DHA dan AA: intrauterine ditransfer dari ibu ke janin terutama saat trimester ketiga, setelah kelahiran ASI, suplemen, ikan, daging, telur. \b. Asam folat Merupakan vitamin yang larut air dari kelompok B, terkait dengan sintesis asam nukleat, penting dalam maturasi sel, sintesis, metilasi, dan repair DNA. Mengonsumsi asam folat 0,4-0,8 mg per hari mengurangi mengurangi resiko neural tube defect (NTD) pada bayi. Wanita yang pada kehamilan sebelumnya pernah memiliki bayi dengan NTD, sebaiknya mengonsumsi 4 mg/hari selama 1 bulan sebelum dan 3 bulan setelah mengalami kehamilan. Defisiensi asam folat menyebabkan NTD: spinal bifida yang terjadi karena neural tube gagal menutup di minggu keempat kehamilan, dan anencephaly di mana otak depan gagal berkembang. Sumber makanan: gandum, daging-daging organ, bayam, kacang, dan buah. c. Zinc Defisiensi zinc menyebabkan NTD: unencephalocele tonjolan hernia otak, dan iniencephaly substansi otak menonjol melalui fisura dari kolom vertebral. Sumber makanan: produk susu, kacang-kacangan, ragi, biji-bijian, sereal gandum, dan biji labu. d. Zat besi Merupakan komponen utama dari hemoglobin dan enzim yang berperan dalam metabolisme energi. Ditemukan pula pada mioglobin. Kandungan zat besi pada perempuan dewasa lebih rendah dibandingkan pada laki-laki. Defisiensi zat besi menyebabkan: gangguan kognitif, gangguan perkembangan dan fungsi psikomotorik, gangguan pengaturan suhu, dan pica. Pica adalah kelainan di mana seorang anak memiliki kecenderungan untuk memakan atau memasukkan besi ke dalam mulutnya. Otak akan sensitif terhadap defisiensi zat besi pada saat 2 tahun pertama kehidupan. Sumber makanan: daging, ikan, unggas (zat besi heme), buah-buahan, sayur-sayuran, kacang kering, kacang-kacangan, dan produk biji-bijian (zat besi nonheme). Zat besi heme lebih mudah diserap dibandingkan zat besi nonheme. Absorpsi zat besi non-heme akan meningkat pada saat mengonsumsi sumber vitamin C yang baik (jeruk, anggur, tomat, brokoli, strawberry), dimakan bersama makanan heme, dan dimasak dengan panci dari besi. Absorpsi zat besi non-heme akan menurun jika mengonsumsi makanan berserat dan suplemen dalam jumlah yang tinggi, minum teh atau kopi ketika atau persis sesudah makan (polyphenol akan mengikat zat besi), dan saat mengonsumsi suplemen kalsium (sebaiknya dilakukan ketika perut kosong). e. Iodin Defisiensi iodin menyebabkan: kerusakan otak dan gangguan mental. Sumber makanan: asparagus, bawang putih, jamur, seafood, garam laut, rumput laut, kacang wijen, kacang kedelai, bayam, dan lobak. f. Thiamin Defisiensi thiamin menyebabkan: pada bayi meningitis, kejang, mudah marah, dan nystagmus; pada anak-anak dan dewasa peripheral neuritis (hilangnya rasa peka akan getar, serta paresthesia dan sensasi terbakar di kaki). Sumber makanan: produk gandum (roti, sereal, pasta, dan nasi), daging, unggas, ikan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. g. Pyridoxin Berfungsi untuk sintesis dan metabolisme hampir semua neurotransmitter. Defisiensi pyridoxin menyebabkan depresi, rasa gugup, insomnia, kelelahan, dan kesulitan berjalan. Sumber makanan: bibit dari berbagai gandum dan biji-bijian, sayur-sayuran. h. Vitamin E Terapi vitamin E terbukti berguna bagi beberapa kelainan otak dan dapat menghambat penyakit degeneratif dari penuaan. Berfungsi sebagai antioksidan, dapat menghambat proses penuaan sel begitu pula pada otak. Sumber makanan: asparagus, alpukat, telur, kacang (almond dan hazelnut), biji-bijian, bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya, minyak nabati yang tidak dipanaskan, bibit gandum, dan makanan gandum.

8. Pengaruh Asam folat terhadap Perkembangan JaninAsam folat merupakan zat gizi yang sangat pentinga selama kehamilan. Fungsi utama asam folat adalah sebagai koenzum dalam metabolisme tubuh yang melibatkan pemindahan atom karbon tunggal antara lain dalam metabolisme asam amino dan sitesis asam nukleat . Koenzim-koenzim folat berperan sebagai donor maupun penerima atom karbon tunggal pada reaksi tersebut. Atom karbon tunggal yang dapat dipindahkan dapat berasal dari berbagai bentuk atau status oksida seperti metil (-CH3). METILEN (-CH2), formimino (-CHNH), FORMIL (-CHO), dan metinil (-CH). Reaksi perubahan serin menjadi glisin adalah sumber utama karbon yang dipindahkan oleh folat. Perubahan histidin menjadi glutamat merupakan sumber lain karbon yang akan dipindahkan.Penelitian defisiensi asam folat di negara-negara maju berdampak nyata pada gangguan sistem saraf dan spina bifida pada janin yang sering disebut neural tube defects (NTDs). Penelitian pada binatang coba dan manusia dengan suplementasi asam folat dapat menurunkan kasus NTDs. RDA telah merekomendasikan untuk suplementasi folat 400 mg/hari pada ibu hamil. Dalam makanan, baik nabati maupun hewani, asam folat berada dalam berbagai bentuk. Dalam daftar komposis bahan makanan, disebutkan beberapa bahan makanan kaya akan folat, tetapi karena sifatnya yang tidak stabil kandungan folat sesungguhnya sulit diketahui.Paparan bahan radiasi dan infeksi TORCH juga dapat memungkinkan terjadinya neural tube defect pada janin.

VIII. KesimpulanFaktor penyebab terjadinya kegagalan penutupan saraf pada minggu ketiga dan keempat disebabkan kurangnya MHP (Medial Hinge Point)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. 20001: 239-258Choi SW, Mason, JB. Folat and Carcinogenesis. An integrated scheme. J.Nutr. 2000:129-132.Elizabeth C. Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2000 Ganong, William. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2002.Jusuf AA. 2010. Catatan kuliah: aspek histologis dalam neurosains. Jakarta: Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaKretchmer Norman. Infant Mortality, Low Birthweight, And Nutrion During Pregnancy. Developmental Nutrition. Allyn and Bacon. America. 1997: 45-112.Merenstein, G. B., dkk. Buku Pegangan Pediatri. 17th ed. Jakarta: Widya Medika; 2002. Monge R, Faiges F, Revero A. Iron and Folat Status in Urban ang Rural Costa Rican Teenagers. Food and Nutrion Bulletin. 2001: 45-51.Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman, Edisi 10. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2010.Snell RS. Neuroanatomi Klinik: Pendahuluan dan Susunan Saraf Pusat. 5th Ed. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC. 2007. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1995: 16-22.The Histological Aspect in Neuroscience.2008. Ahmad Aulia Jusuf, MD, Ph.D. Department of Histology Faculty of Medicine University of Indonesia