47
I. JUDUL : Pencernaan Makanan II. TUJUAN: 1. Untuk mengetahui perubahan bentuk beberapa jenis makanan dalam proses pencernaan. 2. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan organ pencernaan dalam mencerna beberapa jenis makanan III.DASAR TEORI: Pencernaan adalah proses perubahan secara fisik dan kimia yang dialami oleh pakan (ransum) di dalam saluran pencernaan ternak. Berdasarkan proses perubahan yang terjadi di saluran pencernaan, maka proses pencernaan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu: a) proses pencernaan secara mekanis b) proses secara hidrolis dan c) proses pencernaan secara fermentatif (Campbell, 2004) Sistem pencernaan unggas terdiri atas saluran pencernaan dan organ-organ pelengkap yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan, baik secara fisik maupun secara kimia menjadi zat-zat makanan yang mudah diserap oleh dinding saluran pencernaan. Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh . Saluran pencernaan unggas terdiri atas cavum oris, esofagus, tembolok (ingluvies), proventikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, kloaka. Sistem pencernaan unggas berbeda dengan sistem pencernaan ternak mamalia atau ternak ruminansia, karena pada unggas tidak memiliki gigi untuk melumat makanan. Unggas menimbun makanan yang dimakan di dalam tembolok (Zainuddin, 2014). Hasil penelitian telah membuktikan bahwa lingkungan dan makanan dapat mempengaruhi anatomi dan fisiologi

Laporan Pencernaan

Embed Size (px)

Citation preview

I. JUDUL: Pencernaan MakananII. TUJUAN: 1. Untuk mengetahui perubahan bentuk beberapa jenis makanan dalam proses pencernaan.2. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan organ pencernaan dalam mencerna beberapa jenis makananIII. DASAR TEORI:Pencernaan adalah proses perubahan secara fisik dan kimia yang dialami oleh pakan (ransum) di dalam saluran pencernaan ternak. Berdasarkan proses perubahan yang terjadi di saluran pencernaan, maka proses pencernaan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu: a) proses pencernaan secara mekanisb) proses secara hidrolis dan c) proses pencernaan secara fermentatif (Campbell, 2004)Sistem pencernaan unggas terdiri atas saluran pencernaan dan organ-organ pelengkap yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan, baik secara fisik maupun secara kimia menjadi zat-zat makanan yang mudah diserap oleh dinding saluran pencernaan. Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh . Saluran pencernaan unggas terdiri atas cavum oris, esofagus, tembolok (ingluvies), proventikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar, kloaka. Sistem pencernaan unggas berbeda dengan sistem pencernaan ternak mamalia atau ternak ruminansia, karena pada unggas tidak memiliki gigi untuk melumat makanan. Unggas menimbun makanan yang dimakan di dalam tembolok (Zainuddin, 2014). Hasil penelitian telah membuktikan bahwa lingkungan dan makanan dapat mempengaruhi anatomi dan fisiologi organ pencernaan unggas. Suhu dan musim mempengaruhi perkembangan anatomi dan fisiologi pencernaan unggas. Pertumbuhan tembolok yang lebih cepat terjadi pada unggas pemakan hijauan segar. Tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari organ ini adalah untuk menyimpan makanan sementara dan tempat maserasi biji-bijian. Struktur histologi saluran pencernaan belum banyak diteliti, apalagi pada tembolok unggas. Struktur histologi tembolok unggas terdiri atas empat lapis, yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa. Tembolok dilapisi dengan epitel pipih banyak lapis, mengandung kelenjar mukus yang berfungsi membasahi dan melicinkan dinding ingluvies selain itu sebagai cairan lubrikasi yang dapat menghaluskan makanan. Struktur histologi dari tembolok memiliki kesamaan dengan esofagus. Bebek dan ayam memiliki kelenjar pada tembolok sedangkan pada merpati tidak memiliki kelenjar pada. Tembolok hanya terdapat pada bangsa burung yang makan biji-bijian dan tidak terdapat pada burung yang makan serangga. Adanya tembolok memungkinkan unggas untuk menerima makanan lebih cepat dari pada absorpsinya (Zainuddin, 2014). Bila unggas dipuasakan makanan pertama yang dimakan langsung masuk proventrikulus, lubang ke tembolok tertutup. Makanan berikutnya disimpan dalam tembolok selama beberapa menit sampai beberapa jam, tergantung pada konsistensinya dan respons ventrikulus. Makanan basah yang digerus halus cepat dikeluarkan, sedangkan makanan kering yang kasar tinggal lebih lama di tembolok. Selama proses memakan, tembolok mulai terisi dan bertindak sebagai organ penyimpanan (Zainuddin, 2014).Makan merupakan rangkaian gerak dalam mencari dan memilih makanan dan suatu pola yang tetap. Burung tekukur cenderung mencari makan di permukaan tanah. Perilaku makan burung tekukur di lapangan tenis terlihat pada saat burung sesekali turun kepermukaan paping untuk mencari makan. Burung tekukur dimungkinkan memakan biji rumput dan tanah yang ada di permukaan paping. Kegiatan memakan tanah adalah perilaku burung memilih jenis tanah tertentu yang digunakan untuk membantu sistem pencernaan pada jenis burung tertentu (Wisnu, 2014).Sistem pencernaan unggas berbeda dari sistem pencernaan mamalia, dalam hal ini unggas tidak mempunyai gigi guna mencegah makanan secara fisik. Lambung kelenjar (khemis) pada unggas disebut proventrikulus. Antara proventrikulus dan mulut terdapat pelebaran kerongkongan, disebut tembolok. Makanan disimpan untuk sementara waktu dalam tembolok, kemudian makanan tersebut dilunakkan sebelum menuju ke proventrikulus. Pakan kemudian secara cepat melalui proventrukulus ke ventrukulus atau empedal. Fungsi utama empedal adalah untuk menghancurkan dan menggiling pakan secara kasar. Pekerjaan tersebut dibantu oleh adanya grit yang ditimbun oleh unggas sejak mulai menetas. Unggas mengambil makanan dengan paruh dan kemudian ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan di campur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudaian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama empedal adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel. Dari empedal makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatonis sejajar dengan pancreas. Pancreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Panceras menghasilkan getah panceras dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilotitik, lipotitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturu-turut menghidrolisis pati, lemak, pentosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase memasuki pula duodenum. Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin (enzim proteolitik) dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein dan menghasilkan asam-asam amino, dan enzim yang memecah gula mengubah disakarida yang kemudian dapat diasimilasi oleh tubuh. Penyerapan nutrien-nutrien dilaksanakan melalui villa usus halus (Yasin, 2010).Aves tidak mengeluarkan urine cair. Urine cair pada unggas mengalir dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama fases. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mamalia kebanyakan adalah urea. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas menyebabkan ada proses pencernaan yang relatif cepat (lebih kurang empat jam) (Yasin, 2010).Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan. Kemudian makanan menuju usus yang terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Tidak berbeda dengan hewan sebelumnya, letak perbedaan hanya pada struktur giginya, pada kelinci makanan di kunyah kemudian masuk ke dalam mulut, kemudian menuju kerongkongan dari kerongkongan makanan menuju lambung, pada lambung proses fermentasi atau pembusukanan makanan dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Kemudian menuju ke usus dan bermuara pada anus (Arthur, 1999).Secara umum, pencernaan makanan melalui dua proses yaitu proses mekanik dan proses kimiawi. Pencernaan mekanis adalah proses perubahan molekul makanan yang besar menjadi kecil, misalnya proses penghancuran makanan dengan gigi. Proses pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanik dan kimia. Pencernaan mekanik adalah proses yang mengubah makanan menjadi bagian-bagian yang kecil. Sedangkan pencernaan secara kimia adalah suatu proses pengubahan makanan dengan bantuan enzim pencernaan. Dengan demikian sistem pencernaan makanan merupakan terjadinya kedua perubahan tersebut. Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan yang berhubungan dengan proses pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi untuk mengolah bahan makanan menjadi sari makanan yang diserap tubuh. Proses pencernaan terjadi pada karohidrat, protein dan lemak (Gunarso, 1979).Parasit yang Mengganggu Pencernaan Aves1) Ascaridia galliAscaridia galli adalah parasit cacing gilig yang paling banyak dijumpai pada peternak unggas. Menyerang usus halus, kebanyakan menyerang ayam buras, penularan melalui unggas tersebut menelan telur cacing infektif bersama makanan (Akoso, 2002).2) Cacing Usus Buntu (Heterakis gallinae)Terdapat pada ayam, kalkun, angsa dan puyuh. Terdapat pada usus buntu, berukuran panjang 1-1,25 cm, penyebaran penyakit ini secara berkelanjutan dapat menyebabkan penyakit histomoniasis. Daur hidup cacing usus buntu dimulai dari telur cacing usus buntu keluar bersama tinja, dan dalam waktu dua minggu pada kondisi yang sesuai dengan hidup cacing tersebut akan mencapai tingkat infektif. Apabila telur infektif tertelan oleh induk semang, maka larva cacing akan menetas di usus bagian atas. Dalam waktu kurang lebih 24 jam, seluruh cacing muda akan dapat mencapai usus buntu. Cacing muda tersebut akan tetap tinggal didalam usus buntu setelah pendedahan selama 3 hari (Akoso, 2002).3) Tetrameres AmericanaDijumpai pada ayam dan dapat menimbulkan kerugian karena berparasit pada kelenjar lambung. Kejadian yang berat pada ayam dapat menimbulkan diare, emasiasi, dan mungkin kematian. Pada burung puyuh, infeksi cacing ini belum dilaporkan dapat menimbulkan keugian yang berarti. Cacing jantan sangat kecil, hamper hanya dapat dilihat dengan mikroskop, dan hanya dapat dijumpai di permukaan selaput lender perut kelenjar. Cacing jantan masuk ke dalam kelenjar lambung pada saat kawin. Untuk perkembangan secara lengkap, Tetramers Americana memerlukan induk semang perentara. Telur tertunas dimakan oleh sejenis belalang dan sejenis kecoa yang dalam waktu 42 hari menjadi larva infektif di dalam tubuh serangga tersebut. Setelah termakan oleh unggas, larva akan terlepas dan akan tinggal di dalam perut kelenjar yang dalam waktu beberapa hari tumbuh menjadi dewasa (Akoso, 2002).4) Cacing CapillariaAda 6 jenis cacing capillaria yang sering menyerang ayam dan merpati yakni, cacing Capillaria anulata dan Capillaria contorta berparasit pada tembolok dan esophagus. Capillaria obsiquata, Capillaria bursata, Capillaria caudinflata adalah parasit pada usus kecil dan Capillaria retusa yang menyerang sekum (Akoso, 2002).Infeksi cacing Capillaria sp. yang hebat dapat berakibat penurunan produksi telur, tulang dapat menjadi mengecil dan ayam muda menjadi kurus. Tembolok ayam yang terserang oleh cacing ini banyak berisi lendir. Tidak banyak berisi makanan dan dindingnya menebal. Cacing dapat ditemukan dalam jumlah banyak, berbentuk menyerupai benang. Pada infeksi yang berat terjadi radang usus halus atau usus buntu (Akoso, 2002).5) Cacing Pita (Raillentina cesticillus)Cacing pita berbentuk pipih seperti pita beruas-ruas, berwarna putih atau kekuning-kuningan. Salah satu jenis yang paling kecil panjang cacing dewasa sampai mencapai 0,4cm dan hanya memiliki ruas yang sedikit. Cacing pita tumbuh dengan membentuk ruas baru tepat dibelakang kepala yang disebut skolek untuk melekatkan dirinya di dinding usus.Dengan kelangsungan pertumbuhan cacing pita, ruas bagian ekor menjadi dewasa dan putus dari rantai. Ruas yang lepas keluar bersama tinja, ruas dewasa penuh dengan telur yang sebenarnya merupakan stadium larva pertama. Ruas yang keluar akan termakan oleh arthropoda yang akhirnya bertindak sebagai induk semang antara. Sekurang-kurangnya ada 8 jenis cacing pita yang diketahui dapat mengivestasi ayam dan kalkun (Akoso, 2002).Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:1. paruh : merupakan modifikasi dari gigi,2. rongga mulut : terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,3. faring : berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,4. lambung terdiri atas :Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis5. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai hens teeth,6. Intestinum : terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum7. Usus Besar : Large intestine berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka (North, 1978). Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka. Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1978).

IV. METODE PENELITIAN4.1 Alat dan Bahana. Alat Timbangan Sangkar Separangkat alat seksio Pisau b. Bahan Sepasang burung dara (jantan dan betina) untuk setiap kelompok Makanan (jagung dan gabah) Minuman (air)4.2 Cara Kerja

VI.PEMBAHASANPada praktikum kali ini dilakukan pengamatan tentang pencernaan makanan. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan bentuk beberapa jenis makanan dalam proses pencernaan dan untuk mengetahui waktu yang diperlukan organ pencernaan dalam mencerna beberapa jenis makanan. Hewan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sepasang burung dara jantan dan betina dari masing-masing kelompok.Pada praktikum ini digunakan burung dara sebagai objek pengamatan. Penggunakan burung dara dalam percobaan ini dengan alasan bahwa burung dara memang banyak digunakan sebagai objek pengamatan selain burung dara mudah didapatkan karena banyak dijual, merupakan salah satu burung pemakan biji dimana terdapat struktur yang berbeda dari burung selain pemakan biji dimana pada ventrikulus atau lambungnya yang dinamakan gizard.Pertama-tama yang kami lakukan pada praktikum kali ini adalah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Kemudian membagi setiap kelompok membawa 2 ekor burung dara yang terdiri dari 1 burung dara jantan dan 1 burung dara betina. Selanjutnya setiap kelompok membuat kondisi burung lapar yaitu dengan tidak memberi makanan selama 12 jam dari jam 6 pagi sampai jam 5 sore. Tujuan untuk membersihkan makanan yang telah dimakan burung dara sebelumnya sehingga mudah diketahui makanan yang akan diamati pada praktikum kali ini. Selain itu memuasakan burung juga unutk merangsang burung supaya lapar sehingga memakan makanan yang dijadikan sebagai variabel kontrol yaitu jagung dan gabah dengan takaran ons.Setelah 12 jam tidak diberi makanan dan minuman kemudian memberi makanan dan minuman dengan catatan 16 burung dara jantan grup A diberi makanan jagung dan air yang telah terukur berat/volumenya yaitu ons. Kemudian untuk burung dara betina grup B diberi makanan gabah dan air yang telah terukur berat/volumenya ons. Pemberian makanan ini hanya dilakukan sampai satu jam pertama saja. Setelah satu jam pemberian makanan dan minuman, kemudian mengambil 1 burung dari grup A dan 1 burung dari grup B, selanjutnya mencatat volume air yang tersisa dan mencatat berat makanan yang tersisa. Setelah dicatat, selanjutnya melakukan pembedahan terhadap burung dara tersebut. Kemudian mengukur dan mengamati panjang masing-masing organ saluran pencernaan. Selanjutnya mencatat makanan yang berada di msing-masing bagian organ saluran pencernaan makanan tentang berat, kondisi warna, organisme atau parasit yang ada di dalam saluran pencernaan dan struktur makanan dalam saluran pencernaan. Langkah selanjutnya mencatat data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut kedalam tabel pengamatan. Kemudian untuk perlakuan selanjutnya setiap satu jam kemudian lakukan kegiatan yang sama pada burung dara berikutnya. Dengan interval 1 jam untuk setiap kelompok kemudian burung dibedah untuk diketahui perjalanan makanan didalam organ pencernaan burung dan untuk diketahui juga bentuk makanan didalam organ pencernaan selama proses pencernaan makanan berlangsung selain itu juga untuk diketahui hewan parasit yang hidup didalam pencernaan burung.Sistem pencernaan unggas berbeda dari sistem pencernaan mamalia, dalam hal ini unggas tidak mempunyai gigi guna mencegah makanan secara fisik. Lambung kelenjar (khemis) pada unggas disebut proventrikulus. Antara proventrikulus dan mulut terdapat pelebaran kerongkongan, disebut tembolok. Makanan disimpan untuk sementara waktu dalam tembolok, kemudian makanan tersebut dilunakkan sebelum menuju ke proventrikulus. Pakan kemudian secara cepat melalui proventrukulus ke ventrukulus atau empedal. Fungsi utama empedal adalah untuk menghancurkan dan menggiling pakan secara kasar. Pekerjaan tersebut dibantu oleh adanya grit yang ditimbun oleh unggas sejak mulai menetas. Unggas mengambil makanan dengan paruh dan kemudian ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan di campur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudaian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama empedal adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel. Dari empedal makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatonis sejajar dengan pancreas. Pancreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Panceras menghasilkan getah panceras dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilotitik, lipotitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisis pati, lemak, pentosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase memasuki pula duodenum. Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin (enzim proteolitik) dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein dan menghasilkan asam-asam amino, dan enzim yang memecah gula mengubah disakarida yang kemudian dapat diasimilasi oleh tubuh. Penyerapan nutrien-nutrien dilaksanakan melalui villa usus halus. Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine cair pada unggas mengalir dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama fases. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mamalia kebanyakan adalah urea. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas menyebabkan ada proses pencernaan yang relatif cepat (lebih kurang empat jam).Hasil yang kami dapat dari praktikum pencernaan kali ini adalah: Pembedahan jam 19.00 dilakukan oleh kelas A kelompok 5 dan 8 hasilnya adalah sebagai berikut:Kelompok A5 dengan jenis makanan jagung. Pada pembedahan pukul 19.00 WIB, burung dara Jantan yang diberi makan jagung, makanan yang awalnya 50 gram menjadi 32,5 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 39 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 51 cm sedangkan usus halusnya 20 cm. Sedangkan pada burung dara betinanya makanan yang awalnya 50 gram menjadi 25,6 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 5,1 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 30 cm sedangkan usus halusnya 38 cm. Pada kedua burung dara tersebut keadaan saluran pencernaannya sama yaitu pada temboloknya berwarna kuning dan bertekstur agak kasar, ventrikulusnya berwarna hijau tua dan bertekstur kasar berpasir, usus halusnya dan usus besarnya berwarna kuning dan bertekstur lembut berair, feses sebelum diberi makan berwarna hijau dan bertekstur padat, serta feses sesudah diberi makan berwarna kuning dan bertekstur berair.Kelompok A8 dengan jenis makanan gabah pada burung dara jantan, makanan yang awalnya 50 gram menjadi 36,5 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 17 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 35,5 cm sedangkan usus halusnya 40 cm. Sedangkan pada burung dara betinanya makanan yang awalnya 50 gram menjadi 44,5 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 34 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 31 cm sedangkan usus halusnya 22,5 cm. Pada kedua burung dara tersebut keadaan saluran pencernaannya sama yaitu pada temboloknya berwarna coklat dan bertekstur sebagian gabahnya mengelupas, ventrikulusnya berwarna hijau dan bertekstur kasar, usus halusnya dan usus besarnya berwarna kuning dan bertekstur lembut halus dan sedikit kasar, feses sebelum diberi makan berwarna hijau dan bertekstur padat, serta feses sesudah diberi makan berwarna kuning kehijaauan dan bertekstur lembek berair lembek lembut. Pada pengamatan ini antara burung dara pemakan jagung dan gabah jantan maupun betina terdapat cacing pada ususnya.Pembedahan jam 20.00 dilakukan oleh kelas A kelompok 5 dan 8 hasilnya adalah sebagai berikut:Kelompok B4 dengan jenis makanan gabah. Pada burung dara I yang diberi makan gabah makanan yang awalnya 50 gram menjadi 25 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 15 mL dan memiliki usus dengan panjang 63 cm. Sedangkan pada burung dara II makanan yang awalnya 50 gram menjadi 46,5 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 19 mL dan memiliki usus dengan panjang 58,5 cm. Pada kedua burung dara tersebut keadaan makanan yang masuk pada ventrikulus berwarna hijau dan bertekstur kasar, usus halus berwarna hijau tua dan bertekstur berupa cairan, usus besar berwarna kuning dan berupa cairan, feses sebelum dan sesudah diberi makan berwarna hijau campur putih serta hitam, namun pada burung dara I makanan yang berada pada tembolok dan proventrikulus masih tetap. Sedangkan pada burung dara II tembolok dan proventrikulus berwarna putih dan bertekstur butiran tanpa kulit. Selain itu pada kedua burung dara tersebut terdapat cacing pada ususnya.Kelompok B3 dengan jenis makanan jagung. Pada burung dara I yang diberi makan jagung, makanan yang awalnya 50 gram menjadi 47 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 14 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 33 cm sedangkan usus halusnya 30 cm. Sedangkan pada burung dara II makanan yang awalnya 50 gram menjadi 47 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 11 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 31 cm sedangkan usus halusnya 22 cm. Pada kedua burung dara tersebut keadaan saluran pencernaannya sama yaitu pada proventrikulus dan ventrikulus berwarna hijau dan bertekstur kasar berbutir, usus halus dan usus besarnya berwarna kuning dan bertekstur halus, feses sebelum diberi makan berwarna hijau keputihan dan bertekstur halus, serta feses sesudah diberi makan berwarna putih dan bertekstur halus berair, namun pada temboloknya berbeda, pada burung dara I temboloknya berwarna agak kehijauan dan jagung yang berada di dalamnya masih utuh, sedangkan pada burung II berwarna hijau dan jagung di dalamnya hancur.Pembedahan jam 21.00 dilakukan oleh kelas A kelompok 1 dan 2 hasilnya adalah sebagai berikut:Kelompok A1 dengan jenis makanan jagung, burung dara dengan jenis kelamin jantan setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 36,5 gr dan minuman yang awalnya 50ml disisahkan 20 ml. Panjang usus besarnya 19 cm dan panjang usus halusnya 58 cm. Pada tembolok burung dara jantan kondisi makananya warnanya hijau dengan tekstur cair dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur kasar dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur kasar dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur encer dengan jumlah parasit 8 cacing berwarna putih. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna hijau dengan tekstur kasar dan terdapat 4 cacing berwarna putih di bagian ini. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau dengan testur encer/berair tidak berbau. Feses sesudah diberi makan berwarna kuning kehijauan dengan kondisi encer/ berair sedikit berbau.Burung dara dengan jenis kelamin betina setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 37,5 gr dan minuman yang awalnya 50ml disisahkan 25 ml. Panjang usus besarnya 44 cm dan panjang usus halusnya 32 cm. Pada tembolok burung dara betina kondisi makananya warnanya kuning dengan tekstur keras dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur halus dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan makanan yang masih utuh dengan tekstur kasar terdapat pasir dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning hijau dengan tekstur encer dengan jumlah parasit 41 cacing berwarna putih. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna coklat dengan tekstur padat dan terdapat 4 cacing berwarna putih di bagian ini. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau keputihan dengan testur sedikit berair tidak berbau. Feses sesudah diberi makan berwarna putih, ada yang putih kehijauan dengan kondisi encer/ berair sedikit berbau.Kelompok A2 dengan jenis makanan jagung juga, burung dara dengan jenis kelamin jantan setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 4,63 gr dan minuman yang awalnya 50ml disisahkan 48 ml. Panjang usus besarnya 20 cm dan panjang usus halusnya 39 cm. Pada tembolok burung dara jantan kondisi makananya warnanya kuning dan putih dengan tekstur keras dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna kuning dengan tekstur keras halus dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur keras dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur halus dan tidak ada parasit. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna hijau kekuningan dengan tekstur halus dan tidak terdapat parasit. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau muda putih dengan testur lembut/berair. Feses sesudah diberi makan berwarna kuning kehijauan dengan kondisi lembek/lembut.Burung dara dengan jenis kelamin betina setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 4,8 gr dan minuman yang awalnya 50 ml disisahkan 28 ml. Panjang usus besarnya 39 cm dan panjang usus halusnya 30 cm. Pada tembolok burung dara betina kondisi makananya warnanya kuning dengan tekstur keras dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna kuning dengan tekstur halus dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan kondisi keras berkerikil dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur halus dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur halus dan tidak ada parasit. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau tua keputihan dengan testur padat berair. Feses sesudah diberi makan berwarna kuning agak hijau, dengan kondisi lembek/lembut.Pembedahan jam 22.00 dilakukan oleh kelas C kelompok 1 dan 3 hasilnya adalah sebagai berikut:Kelompok C1 dengan jenis makanan jagung, burung dara ke-1 setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 45,1 gr dan minuman yang awalnya 50ml disisahkan 1,3 ml. Pada tembolok burung dara ke-1 kondisi makananya warnanya coklat dengan tekstur kasar dengan ada banyak jagung dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur halus dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur kasar dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur halus dengan parasit cacing pita. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna hijau tua dengan tekstur lembek berair dan tidak ada parasit. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau tua dengan testur lembek berair. Feses sesudah diberi makan berwarna hijau tua dengan kondisi kasar (ada 1 jagung).Burung dara ke-2 setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 42,4 gr dan minuman yang awalnya 50 ml disisahkan 5,5 ml. Panjang usus besarnya 44 cm dan panjang usus halusnya 32 cm. Pada tembolok burung dara ke-2 kondisi makananya warnanya cokelat dengan tekstur kasar (ada 1 jagung) dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus tidak ada keterangan. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau orange (ada jagung) dengan tekstur kasar dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning kuning dengan tekstur halus dan ada parasit. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna hijau tua dengan tekstur halus dan ada cacing pita. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau tua dengan testur lembek berair. Feses sesudah diberi makan berwarna hijau tua dengan testur lembek berair.Kelompok C3 dengan jenis makanan gabah burung dara ke-1 setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 45,9 gr dan minuman yang awalnya 50 ml disisahkan 45,5 ml. Panjang usus keseluruhan 54 cm. Pada tembolok ayam ke-1 kondisi makananya warnanya coklat dengan tekstur utuh (jagung dan gabah) ada kerikil dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur kasar dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur keras dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur mengandung air dan tidak ada parasit. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna hijau tua dengan tekstur mengandung sedikit air dan tidak terdapat parasit. Feses sebelum diberi makan warnanya hitam ada putihnya dengan testur berair. Feses sesudah diberi makan berwarna hitam ada putihnya dengan kondisi berair.Burung dara ke-2 setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 45,5 gr dan minuman yang awalnya 50 ml disisahkan 5,5 ml. Panjang usus keseluruhannya 100 cm. Pada tembolok burung dara ke-2 kondisi makananya masih utuh dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna coklat dengan tekstur kasar dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dan hitam dengan kondisi kasar berkerikil dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur berair dan terdapat cacing pita. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna hijau dengan tekstur berair, lembek dan tidak ada parasit. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau tua keputihan dengan testur lembek berair. Feses sesudah diberi makan berwarna hijau dan putih, dengan kondisi lembek berair.Pembedahan jam 23.00 dilakukan oleh kelas A kelompok 4 dan kelas B kelompok 5 hasilnya adalah sebagai berikut:Kelompok A4 dengan jenis makanan gabah, burung dara dengan jenis kelamin jantan setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 47,6 gr dan minuman yang awalnya 50ml disisahkan 28 ml. Panjang usus besarnya 28 cm dan panjang usus halusnya 32 cm. Pada tembolok burung dara jantan kondisi makananya warnanya kuning dengan tekstur kasar dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur halus dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur berkerikil dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna hitam dengan tekstur halus dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur halus dan tidak ada parasit. Feses sebelum diberi makan warnanya coklat orange dengan testur berair. Feses sesudah diberi makan berwarna coklat orange bening dengan kondisi berair.Burung dara dengan jenis kelamin betina setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 47,5 gr dan minuman yang awalnya 50 ml disisahkan 29 ml. Panjang usus besarnya 16 cm dan panjang usus halusnya 45 cm. Pada tembolok burung dara betina kondisi makananya warnanya kuning dengan tekstur keras dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian proventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur kasar dan juga tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan kondisi makanan yang kasar berkerikil dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna hijau muda dengan tekstur lembut dengan jumlah parasit 4 cacing. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna kuning kehijauan dengan tekstur lembut dan terdapat 9 cacing kremi. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau keputihan dengan testur lembek berair tidak berbau. Feses sesudah diberi makan berwarna hijau putih dan padat.Kelompok B5 dengan jenis makanan jagung, burung dara berwarna putih setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 44,5 gr dan minuman yang awalnya 50ml disisahkan 28 ml. Panjang usus besarnya 28,5 cm dan panjang usus halusnya 39 cm. Pada tembolok burung dara ini kondisi makananya warnanya kuning dan putih dengan tekstur kasar dan terdapat jangung dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan tekstur kasar berkerikil dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur halus encer dan ada parasit berupa 35 cacing pipih. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur kasar dan tidak terdapat parasit. Feses sebelum diberi makan warnanya kuning dengan testur kasar. Feses sesudah diberi makan berwarna putih dengan kondisi lembek.Burung dara dengan warna hitam setelah dibedah, makanan yang awalnya 50 gr disisahkan 37,7 gr dan minuman yang awalnya 50 ml disisahkan 27 ml. Panjang usus besarnya 37,5 cm dan panjang usus halusnya 40 cm. Pada tembolok burung dara ini kondisi makananya warnanya kuning dengan tekstur kasar ada jagung dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian ventikulus kondisi makananya berwarna hijau dengan kondisi kasar berkerikil dan tidak ditemukan parasit. Pada bagian usus halus kondisi makananya menjadi berwarna kuning dengan tekstur encer, halus dan ditemukan parasi berupa 3 cacing pipih. Pada bagian usus besar kondisi makananya menjadi berwarna hijau lumut dengan tekstur padat dan tidak ada parasit. Feses sebelum diberi makan warnanya hijau keputihan dengan testur kasar. Feses sesudah diberi makan berwarna putih, dengan kondisi lembek.Pembedahan jam 24.00 dilakukan oleh kelas B kelompok 7 dan kelas C kelompok 2 hasilnya adalah sebagai berikut:Kelas B7 burung dara I yang diberi makan jagung, makanan yang awalnya 50 gram menjadi 22,96 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 20 mL dan memiliki usus 92,5 cm. Sedangkan pada burung dara II makanan yang awalnya 50 gram menjadi 42,8 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 28 mL dan memiliki usus dengan panjang 70 cm. Pada kedua burung dara tersebut keadaan pada setiap saluran pencernaan yang terdiri tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus serta usus besar berbeda-beda. Namun kedua burung tersebut pada ususnya terdapat cacing serta feses yang dikeluarkan sebelum diberi makan berwarna hijau dengan tekstur lembek dan feses sesudah diberi makan berwarna hijau kekuningan dan lembek.Kelas C2 burung dara betina yang diberi makan gabah, makanan yang awalnya 50 gram menjadi 25,3 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 18 mL dan memiliki usus halus dengan panjang 19 cm. Sedangkan pada burung dara jantan makanan yang awalnya 50 gram menjadi 48,3 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL habis dan memiliki usus halus dengan panjang 30 cm dan usus besar dengan panjang 47 cm. Pada kedua burung dara tersebut keadaan saluran pencernaannya sama yaitu pada temboloknya berwarna kuning dan bertekstur tetap, proventrikulus berwarna kuning kehijauan dan bertekstur lembek, ventrikulusnya berwarna hijau tua dan bertekstur kasar, usus halusnya dan usus besarnya berwarna kuning dan bertekstur lembek, feses sebelum diberi makan berwarna putih bercampur hijau dan bertekstur encer, serta feses sesudah diberi makan berwarna hijau ada putihnya dan agak cair.Pembedahan jam 01.00 dilakukan oleh kelas X kelompok 4 dan kelas A kelompok 6 hasilnya adalah sebagai berikut:Keadannya sama antara keduanya, yaitu jenis makanan burung dara adalah gabah baik pada burung jantan mau pun burung betina, burung jantan dan burung betina volume air minumnya sama-sama 50 ml, dan berat makanan awal sebanyak 50 gr. Sebelum pembedahan pada burung jantan dan betina berbeda, pada burung jantan sisa makanan dan minuman bertururt-turut sebanyak 46 dan 37, sedangkan pada burung betina sisa makanan dan minuman berturut-turut sebanyak 50 dan 47. Panjang usus halus pada burung tersebut adalah 42 cm dan 36 cm. Kondisi makanan dalam organ pada organ burung dara jantan adalah, pada organ tembolok makanan berwarna coklat, testurnya kasar, dan tidak terdapat parasit pada organ ini. Pada organ selanjutnya yaitu proventikulus yang terletak sebelum ventrikulus. Warna makanan pada organ ini berwarna kuning, teksturnya berair, dan tidak terdapat parasit pada organ ini. Setelah itu organ selanjutnya adalah ventrikulus, warna makanan pada organ ini adalah hijau muda, teksturnya sangat kasar dan terdapat batu, dan tidak terdapat parasit. Setelah ventrikulus adalah usus halus, warnanya kuning kecoklat-coklatan, teksturnya halus dan terda pat parasit yang panjangnya 58 cm. Kemudian, setelah usus halus adalah organ usus besar, warnanya hijau kecoklatan, teksturnya agak sedikit padat daripada organ sebelumnya, namun teksturnya masih halus dan kandungan airnya lebih sedikit. Keadaan feses sebelum pembedahan adalah hijau kecoklatan adalah padat, halus, dan sedikit air, sedangkan setelah pembedahan adalah sedikit kasar, dan airnya sedikit. Pada burung betina keadaan makanan pada organ tembolok adalah berwarna putih, teksturnya halus, dan tidak terdapat parasit. Pada proventikulus warna makanya hijau pudar, teksturnya sama se perti pada organ sebelumnya yaitu tembolok, dan tidak terdapat parasit pada organ ini. Pada ventrikulus warnanya hijau, teksturnya sedikit kasar, dan terdapat batu pada organ ini, serta tidak terdpat parasit. Selanjutnya adalah usus halus, warnanya orange, dan teksturnya halus. Pada organ selanjutnya adalah usus besar warnanya orange tua, dan teksturnya halus, serta terdapat parasit jumlahnya 2. Keadaan feses sebelum pembedahan warnanya hijau kecoklatan, dan setelah pembedahan warnanya hijau muda, untuk tekstur keduanya. Pembedahan jam 02.00 dilakukan oleh kelas A kelompok 7 dan kelas B kelompok 6 hasilnya adalah sebagai berikut:Pada kedua kelopok ini jenis makananya adalah jagung. Makanan dan minuman awal berturut-turut adalah 50 gr dan 50 ml. Pada burung jantan sisa makan berturut-turut adalah 45,4 gr dan 35 ml, sedangkan pada burung betina berturut-turut adalah 42,9 gr dan 22 ml. Panjang usus halus dan besar pada burung jantan berturut-turut adalah 36,6 dan 22,3 cm, sedangkan pada burung betina berturut-turut adalah sama. Kondisi makanan antara keduanya pada organ selanjutnya adalah sama, yaitu pada tembolok warnanya hijau kekuningan, pada proventikulus warnanya hijau dan teksturnya licin, dan selanjutnya adalah ventrikulus warnanya hijau hijau dan bertekstur kasar, pada usus besar warnanya kuning dan teksturnya licin. Keadan feses sebelum dan sesudah adalah, sebelumpembedahan warnanya hijau putih dan teksturnya halus, sesudah pembedahanpun keadaanya sama. Untuk kelompok B6 adalah sebagai berikut Makanan dan minuman awal berturut-turut adalah 50 gr dan 50 ml. Pada burung jantan sisa makan berturut-turut adalah 45,4 gr dan 35 ml, sedangkan pada burung betina berturut-turut adalah 42,9 gr dan 22 ml. Panjang usus halus dan besar pada burung jantan berturut-turut adalah 36,6 dan 22,3 cm, sedangkan pada burung betina berturut-turut adalah sama. Kondisi makanan antara keduanya pada organ selanjutnya adalah sama, yaitu pada tembolok warnanya hijau kekuningan, pada proventikulus warnanya hijau dan teksturnya licin, dan selanjutnya adalah ventrikulus warnanya hijau hijau dan bertekstur kasar, pada usus besar warnanya kuning dan teksturnya licin. Keadan feses sebelum dan sesudah adalah, sebelumpembedahan warnanya hijau putih dan teksturnya halus, sesudah pembedahanpun keadaanya sama.Pembedahan jam 03.00 dilakukan oleh kelas X kelompok 3 dan kelas B kelompok 8 hasilnya adalah sebagai berikut:Pada kedua kelompok ini jenis makananya adalah jagung. Makanan dan minuman awal berturut-turut adalah 50 gr dan 50 ml. Pada burung jantan sisa makan berturut-turut adalah 43,4 gr dan 25 ml, sedangkan pada burung betina berturut-turut adalah 42,9 gr dan 21 ml. Panjang usus halus dan besar pada burung jantan berturut-turut adalah 36,6 dan 22,3 cm, sedangkan pada burung betina berturut-turut adalah sama. Kondisi makanan antara keduanya pada organ selanjutnya adalah sama, yaitu pada tembolok warnanya hijau kekuningan, pada proventikulus warnanya hijau dan teksturnya licin, dan selanjutnya adalah ventrikulus warnanya hijau hijau dan bertekstur kasar, pada usus besar warnanya kuning dan teksturnya licin. Keadan feses sebelum dan sesudah adalah, sebelum pembedahan warnanya hijau putih dan teksturnya halus, sesudah pembedahanpun keadaanya sama. Untuk kelompok B6 adalah sebagai berikut Makanan dan minuman awal berturut-turut adalah 50 gr dan 50 ml. Pada burung jantan sisa makan berturut-turut adalah 43,4 gr dan 27 ml, sedangkan pada burung betina berturut-turut adalah 32,9 gr dan 21,5 ml. Panjang usus halus dan besar pada burung jantan berturut-turut adalah 35,6 dan 21,3 cm, sedangkan pada burung betina berturut-turut adalah sama. Kondisi makanan antara keduanya pada organ selanjutnya adalah sama, yaitu pada tembolok warnanya hijau kekuningan, pada proventikulus warnanya hijau dan teksturnya licin, dan selanjutnya adalah ventrikulus warnanya hijau hijau dan bertekstur kasar, pada usus besar warnanya putih,hijau dan teksturnya licin. Keadan feses sebelum dan sesudah adalah, sebelumpembedahan warnanya hijau putih dan teksturnya halus, sesudah pembedahanpun keadaanya sama.Pembedahan jam 04.00 dilakukan oleh kelas A kelompok 3 dan kelas B kelompok 2 hasilnya adalah sebagai berikut:Kelompok A3 burung dara jantan yang diberi makan jagung, makanan yang awalnya 50 gram menjadi 32,5 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 3 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 40 cm sedangkan usus halusnya 45,5 cm serta terdapat cacing pada usus halusnya. Sedangkan pada burung dara betina makanan yang awalnya 50 gram menjadi 32,5 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 16 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 16 cm sedangkan usus halusnya 39 cm serta terdapat cacing. Pada kedua burung dara tersebut keadaan saluran pencernaannya sama yaitu pada temboloknya berwarna orange dan bertekstur agak kasar, proventrikulus berwarna hijau pucat dan bertekstur halus, ventrikulusnya berwarna hijau dan bertekstur kasar berkerikil, usus halusnya dan usus besarnya berwarna kuning dan bertekstur halus, feses sebelum diberi makan berwarna coklat ada putih dan bertekstur lembut lembek, serta feses sesudah diberi makan berwarna hijau ada putihnya dan bertekstur kasar.Kelompok B2 pada burung dara I yang diberi makan gabah makanan yang awalnya 50 gram menjadi 34,6 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL habis dikarenakan tumpah dan memiliki usus halus dengan panjang 33 cm dan usus besar dengan panjang 38 cm. Sedangkan pada burung dara II makanan yang awalnya 50 gram menjadi 46,8 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL habis dikarenakan tumpah dan memiliki usus halus dengan panjang 24 cm dan usus besar dengan panjang 50,7 cm dan terdapat cacing pada usus halusnya. Pada kedua burung dara tersebut keadaan makanan yang masuk pada proventrikulus berwarna kuning dan bertekstur halus dan licin, ventrikulus berwarna hijau dan bertekstur kasar, usus halus dan kasar berwarna hijau dan bertekstur halus, feses sebelum dan sesudah diberi makan berwarna hijau campur putih dan bertekstur halus, namun pada burung dara I makanan yang berada pada tembolok tetap sedangkan pada burung dara II tidak ada makanan yang tersimpan di temboloknya.Pembedahan jam 05.00 dilakukan oleh kelas X kelompok 2 dan kelas B kelompok 1 hasilnya adalah sebagai berikut:Kelompok X2 burung dara jantan yang diberi makan jagung, makanan yang awalnya 50 gram menjadi 25,5 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 40 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 22,5 cm sedangkan usus halusnya 51 cm. Sedangkan pada burung dara betina makanan yang awalnya 50 gram menjadi 21 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 28 mL dan memiliki usus besar dengan panjang 23,5 cm sedangkan usus halusnya 50 cm serta terdapat cacing. Pada kedua burung dara tersebut keadaan saluran pencernaannya sama yaitu pada temboloknya berwarna kuning dan bertekstur tetap, proventrikulus jagung berwarna kuning dan bertekstur tetap, ventrikulusnya berwarna hijau dan bertekstur kasar berkerikil, usus halusnya dan usus besarnya berwarna kuning serta hitam dan bertekstur halus, serta feses sebelum dan sesudah diberi makan berwarna hijau ada putihnya dan berbau dan bertekstur lembek berair. Namun pada kedua burung tersebut tidak terdapat cacing pada ususnya.Kelompok B1 pada burung dara jantan yang diberi makan gabah makanan yang awalnya 50 gram menjadi 47,2 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 18 mL dan memiliki usus halus dengan panjang 38,5 cm dan usus halus dengan panjang 49 cm. Sedangkan pada burung dara betina makanan yang awalnya 50 gram menjadi 38,4 gram sedangkan minuman yang awalnya 50 mL menjadi 25 mL dan memiliki usus halus dengan panjang 46 cm dan terdapat cacing serta usus besar 35 cm. Pada kedua burung dara tersebut keadaan makanan yang masuk pada proventrikulus berwarna hijau dan bertekstur halus, ventrikulus berwarna hijau dan bertekstur kasar, usus halus berwarna kuning dan bertekstur halus, usus besar berwarna hijau dan berupa cairan, feses sebelum dan sesudah diberi makan berwarna hijau kekuningan dan bertekstur berupa cairan, namun pada burung dara jantan tidak ada makanan yang berada pada tembolok, sedangkan pada burung dara betina terdapat jagung dan gabah pada temboloknya.Menurut literature sistem pencernaan unggas berbeda dari sistem pencernaan mamalia, dalam hal ini unggas tidak mempunyai gigi guna mencegah makanan secara fisik. Lam-bung kelenjar (khemis) pada unggas disebut proventrikulus. Antara proventrikulus dan mulut terdapat pelebaran kerongkongan, disebut tembolok. Makanan disimpan untuk sementara waktu dalam tembolok, kemudian makanan tersebut dilunakkan sebelum menuju ke proventrikulus. Pakan kemudian secara cepat melalui proven-trukulus ke ventrukulus atau empedal. Fungsi utama empedal adalah untuk menghancurkan dan menggiling pakan secara kasar. Pekerjaan tersebut dibantu oleh adanya grit yang ditimbun oleh unggas sejak mulai menetas. Unggas mengambil makanan dengan paruh dan kemudian ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan di campur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudaian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencerna-an yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama empedal adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel. Dari empedal makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatonis sejajar dengan pan-creas. Pancreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Panceras menghasilkan getah panceras dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilotitik, lipotitik dan pro-teolitik. Enzim-enzim tersebut berturu-turut menghidrolisis pati, lemak, pentosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase memasuki pula duodenum. Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin (enzim proteolitik) dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein dan menghasilkan asam-asam amino, dan enzim yang memecah gula mengubah disa-karida yang kemudian dapata diasimilasi oleh tubuh. Penyerapan nutrien-nutrien dilaksanakan melalui villa usus halus.Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine cair pada unggas mengalir dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama fases. Warna putih yang terdapat da-lam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mamalia kebanyakan adalah urea. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas menyebabkan ada proses pencernaan yang relatif cepat (lebih kurang empat jam).PROSES PENCERNAAN PADA UNGGASa. Pencernaan Utama oleh Enzim-enzim SaluranPencernaan utama yang dilakukan oelh unggas mulai dari mulut sampai dengan kolon berturut-turut adalah proses hidrolisis, hidrolisis mekanis, enzimatik hidrolisis dan fermentatif.b. Pencernaan di Dalam MulutDi dalam mulut belum banyak terjadi proses pencernaan walaupun unggas sudah berusaha dengan paruh memecah makanannya dan saliva disekresikan oleh kelenjar maksilaris, palatini, pterigoidea dan mandibularis yang pada unggas dewasa produksinya 1-30 ml/jam. Saliva unggas mengandung enzim amilase dalam konsentrasi yang rendah dan mempunyai aktivitas sampai di tembolok dan gizzard.c. Pencernaan di TembolokFungsi tembolok adalah menampung sementara makanan yang masuk. Selanjutnya makanan dilunkkan dengan bantuan saliva dari kelenjar mulut, esophagus dan tembolok. Di dalam tembolok terjadi aktivitas enzim amilase dan proses fermentasi oleh bakteri yang didukung kondisi Ph tembolok sekitar 6,3 dengan hasil akhir berupa asetat.d. Pencernaan di Lambung (Ventikulus)Lambung unggas terdiri dari dua yaitu lambung kelenjar (proventrikulus) dan lambung atas (gizzard) berhubungan dengan usus halus. Proses pencernaan yang terjadi di dalam proventrukulus yaitu pencampuran makanan dengan getah lambung (HCL, pepsin), selanjutnya makanan digiling dalam gizzard secara mekanis dibantu oleh adanya grit yang mampu meningkatkan kecernaan biji-bijian sampai 10% . Asam lambung menyebabkan cairan dalam lambung bersifat asam dengan pH antara 1,0 2,0, sehingga proses pencernaan protein oleh enzim pepsin dengan cara hidrolisis berjalan dengan baik. Selain itu di dalam ventikulus juga terjadi pencernaan secara mekanik yaitu dengan bantuan batu-batu yang dimakan burung yang berfungsi untuk menghancurkan makanan yang ia makan.e. Pencernaan Usus HalusSebagian besar pencernaan dan absorbsi nutrisi terjadi di dalam usus halus. Proses pencernaan dibantu oleh kelenjar intestinal yang mengahasilkan mucin berfungsi sebagai pelicin dan enzim sukrase memecah sukrosa menjadi glukosa, fruktosa, maltase memecah maltosa menjadi glukose, eripsin memecah bentuk intermediet protein menjadi asam amino.Pencernaan karbohidrat di mulai dari mulut dengan pelumas saliva, di dalam gizzard secara mekanis dan hidrlisis, dilanjutkan di dalam usus halus oleh enzim pancreas, empedu serta getah usus. Proses pencernaan ini hanya mampu menghidrolisis karbohidrat sederhana sedangkan serat kasar tidak mampu didegradasi. Oleh karena itu sebagian serat kasar lewat dari organ pencernaan utama masuk ke organ bagian akhir saluran pencernaan (sekum, rectum, kolon) pada bagian miles terjadi pencernaan fermentasi .Pencernaan lemak, proses pencernaan lemak aktif dimulai secara hidrolisis dibagian usus halus, oleh adanya aktivasi garam empedu sebagai emulsifier yaitu mengemulsikan lewat dan selanjutnya lemak akan dipecah oelh enzim lipase menjadi asam-asam lemak dan gliserol, sedangkan pencernaan protein yang terjadi di dalam usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan dengan hidrlisis menjadi peptida sederhanan dengan produk akhir asam-asam amino.Kehadiran HCL akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin sejak dari proventrikulus sampai dengan usus halus. Dengan demikian pencernaan nutrisi yang meliputi karbohidrat, lemak protein dan vitamin dapat diselesaikan oleh ternak unggas dan langsung diabsorbsi ke dalam tubuh, sedangkan nutrisi yang tidak dicerna yaitu serat kasar yang lewat organ penyerapan utama akan didegradasi secara fermentatif terutama di sekum.PENCERNAAN FERMENTATIF. Pencernaan fermentatif pada ternak unggas berlangsung dibagian organ pencernaan tembolok, sekum, lectum dan kolon. Fermentasi terjadi oleh adanya serat kasar pakan dalam bagian saluran pencernaan tersebut. Mikriflora saluran pencernaan berasal dari luar tubuh yang masuk bersama makanan, yang mampu tumbuh baik di dalam saluran pencernaan dan dapat beradaptasi, tumbuh berkembang di dalam saluran pencernaan.Degradasi serat kasar oleh enzim selulase merupakan protein fermentasi dan pentosa yang terkandung dalam pakan menjadi asam organik terutama asetat propionat dan butirat atau dikenal sebagai VFA. Bejana fermentor yang efektif pada ternak unggas adalah sekum. Kondisi substrat yang mengisi sekum berasal dari usus halus yang masuk ke dalam sekum karena tidak dapat didegradasi oleh sistem pencernaan di usus halus, juga mengisi rectum. Hal ini didukung oleh kondisi saluran pencernaan yang lebih lentur dan lebih banyak menampung makanan.Meskipun dalam jumlah terbatas, proses fermentasi anaerob setelah organ penyerapan utama (usus halus) pada unggas ikut memberi kontribusi pada kebutuhan energi dan protein, sumbangan energi berupa produk fermentasi VFA, asam-asam amino yang terserap dalam vitamin B. Makanan kemudian diteruskan masuk ke dalam usus besar yang bermuara ke kloaka. Makanan-makanan yang ada dalam usus besar berubah warna menjadi hijau dengan tekstur yang halus. Tingkat keasaman yang ada pada usus besar telah berkurang sehingga makananyang masuk dalam usus besar (baik jagung atau gabah) relatif mengalami perubahan warna menjadi hijau sampai hijau tua. Dan pada beberapa kelompok pada usus besar juga masih ditemukan adanya kerikil-kerikil kecil yang tidak dapat ikut tercerna yang nantinya akan ikut dikeluarkan bersama feses atau sisa-sisa makanan melalui kloaka. Urine juga dapat dikeluarkan bersama feses melalui kloaka. Ekskret pada aves bersifat semisolid (menyerupai pasta), hal ini disebabkan karena aves hanya memiliki satu saluran pengeluaran yakni kloaka, sehingga urin dikeluarkan secara bersamaan dengan feses.Duan jenis makanan yang diberikan pada burung dara (jagung atau gabah) setelah dilakukan pembedahan dan pengamatan terhadap perubahan makanan yang berbeda-beda dalam masing-masing bagian organ saluran pencernaan, ternyata jenis makanan yang paling mudah dicerna oleh burung dara adalah gabah. Hal ini mungkin disebabkan oleh struktur gabah yang lebih lunak daripada jagung dan ukuran gabah yang lebih kecil daripada jagung. Selain itu proses pencernaan partikel makanan yang memiliki ukuran relatif besar dan tekstur yang relatif kasar menjadi molekul yang lebih sederhana memerlukan proses dan waktu yang lama dan panjang juga, baik secara mekanik maupun secara kimiawi dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan burung merpati. Adanya organisme parasit yang ada dalam sistem pencernaan burung (dalam usus halus dan usus besar) berupa cacing, kehadiran organisme-organisme parasit tersebut dalam sistem pencernaan burung merpati dapat dikatakan mengganggu proses atau sistem pencernaan burung itu sendiri. Organisme-organisme parasit (cacing-cacing seperti cacing pipih dan cacing gelang) dapat dijumpai pada sistem atau saluran pencernaan burung merpati tersebut kemungkinan karena burung merpati tersebut mencari makanan secara liar atau sembarangan sehingga telur-telur cacing tersebut berasal dari lingkungan tempat burung merpati tersebut mencari makanan ikut masuk bersama makanan yang dikonsumsi burung merpati tersebut dan hidup serta berkembang di dalam sistem atau saluran pencernaan burung merpati tersebut (seperti yang ada di dalam usus halus).

VII.PENUTUP7.1 Kesimpulan Pencernaan adalah proses perubahan secara fisik dan kimiawi yang dialami oleh pakan (ransum) di dalam saluran pencernaan ternak. Berdasarkan proses perubahan yang terjadi di saluran pencernaan maka proses pencernaan dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu proses pencernaan secara mekanis, secara hidrolis, dan secara fermentatif. Pencernaan yang dilakukan oleh ternak unggas mulai dari mulut sampai dengan kolon berturut-turut adalah proses hidrolisis, ezimatik hidrolisis dan fermentatif. Bagi unggas, di dalam mulut belum banyak terjadi proses pencernaan walaupun unggas sudah berusaha dengan paruh memecah makanannya dan saliva disekresikan oleh kelenjar maksilaris, platini, ptrigoidea dan mandibularis. Pencernaan di tembolok adalah menampung makanan yang masuk, pelunakan makanan dengan bantuan saliva dari kelenjar mulut, esophagus dan tembolok. Pencernaan di lambung, proses pencernaan terjadi di dalam proventikulus yaitu pencampuran makanan dengan getah lambung (Hcl, Pepsin). Di dalam proventrikulus dalam bentuk butiran-butiran yang kasar tetapi sudah terpecah. Lalu makanan masuk lagi menuju ventrikulus, makanan mengalami penggilingan agar lebih halus dengan bantuan kerikil-kerikil kecil namun teksturnya masih agak kasar. Di usus halus, makanan sudah dalam bentuk halus dan sifatnya gak cair. Proses di usus halus dibentuk oleh kelenjar intestinal yang menghasilkan mucin berfungsi sebagai pelicin dan enzim sukrose memecah sukrosa menjadi glukosa. Pencernaan serat kasar yang lewat organ penyerapan utama akan didegradasi secara fermentatif terutama di sekum. Dari usus halus makanan masuk lagi menuju usus besar, makanan sudah dalam bentuk halus dan sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus halus dibuang dalam bentuk feses melalui kloaka. Lamanya waktu cerna yang dibutuhkan oleh burung merpati untuk melakukan proses pencernaan makanan adalah 7-8 jam. Proses pencernaan burung merpati dimulai dari paruh, rongga mulut, faring, esofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus, usus besar dan kloaka.7.2 SaranPraktikum sudah berjalan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, Tri. 2002. Kesehatan Unggas. Yogyakarta: KanisiusArthur. 1999. Kamus Pintar Bergambar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Campbell, dkk. 2004. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga.North, R.G. 1978. Commercial Chicken Production Manual, second Ed. Westport: Avi Publishing Company.Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.Wisnu, Ganda. 2014. Perilaku Harian Burung Tekukur (Streptopelia Chinensis) Di Lapangan Tenis Universitas Lampung: Jurnal Sylva Lestari ISSN 2339-0913 Vol. 2 No. 3, September 2014 (93100).

Yasin, Ismail. 2010. Pencernaan Serat Kasar Pada Ternak Unggas. Ungaran: Fakultas Undaris Ungaran. Jurnal Ilmiah Inkoma.Vol 21 (3):125-135Zainuddin. 2014. Struktur Histologi Tembolok (Ingluvies) Pada Unggas: Jurnal Medika Veterinaria Zainuddin, dkk ISSN : 0853-1943 47

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWANPENCERNAAN MAKANAN

Oleh :Nama: GITA CAHYAWATINIM: 120210103049Kelas : FISIOLOGI HEWAN (B)Kelompok: 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER2014