21
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM Oleh Myta Kirana Dewi 1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis) Post partum 2. Proses terjadinya masalah A. Pengertian Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010). Adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu: 1. Fase taking in/ketergantungan Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan. 2. Fase taking hold/ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik. 3. Fase letting go/saling ketergantungan

LAPORAN PENDAHULUAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN PENDAHULUAN

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM

Oleh Myta Kirana Dewi

1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis)

Post partum 2. Proses terjadinya masalah

A. PengertianPost partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010). Adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu:1. Fase taking in/ketergantungan

Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan.

2. Fase taking hold/ketergantungan tidak ketergantungan

Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik.3. Fase letting go/saling ketergantunganDimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasien telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.B. PenyebabPost partum terjadi setelah mengalami persalinan kala I-1V.C. PatofisiologiDalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae. Otot-otot uterus berkontraksi dengan segera, pembuluh-pembuluh darah yang ada akan menyebabkan otot-otot uterus menjadi terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.

Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks saat post partum ialah bentuk serviks seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.D. Tanda dan gejalaPada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari organ reproduksi yaitu sebagai berikut:a) Sistem Reproduksi UterusSecara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post partum menurut masa involusi:Tabel 1. TFU menurut masa involusiINVOLUSITFUBERAT UTERUS

Bayi lahirSetinggi pusat1000 gram

Placenta lahir2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis1000 gram

1 mingguPertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis500 gram

2 mingguTidak teraba di atas simfisis350 gram

6 mingguBertambah kecil50-60 gram

(Bobak,2004:493) Vagina dan PerineumPada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina. Macam-macam lochia sebagai berikut:a. Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, terjadi selama 2 hari pasca persalinanb. Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi hari ke 3-7 pasca persalinanc. Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari ke 7- 14 hari pasca persalinand. Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan PayudaraPada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi mengkonsumsi ASI pada ibunya karena saat menyusui merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI.

b) Sistem Pencernaan Nafsu MakanSetelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan. Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selamawaktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal. DefekasiIbu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.c) Sistem Perkemihan Uretra dan kandung kemihTrauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.d) Sistem IntegumenHiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.E. Penanganan Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum, dilakukan berbagai macam penatalaksanaan, diantaranya: Monitor TTVTekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan preeklamsi suhu tubuh meningkat menandakan terjadinya infeksi, stress, atau dehidrasi. Pemberian cairan intravena

Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan kemampuan perdarahan darah dan menjaga agar jangan jatuh dalam keadaan syok, maka cairan pengganti merupakan tindakan yang vital, seperti Dextrose atau Ringer. Pemberian oksitosinSegera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit) ditambahkan dengan cairan infus atau diberikan secara intramuskuler untuk membantu kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum.

Obat nyeri

Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik, narkotik dan antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini diberikan secara regional/ umum.

3. a. Pohon masalah

b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

Setelah melahirkan ibu perlu dikaji dan diobservasi terhadap kemungkinan adanya perdarahan atau infeksi postpartum.Keamanan ibu tergantung pada pengkajian yang kontinu dan intervensi dari perawat yang siaga. Pengkajian yang dapat dilakukan meliputi:1. Keadaan umum

Kaji kondisi ibu secara umum, apakah ibu merasa kelelahan atau ibu merasa segar. Hal ini mempengaruhi penerimaan ibu terhadap bayi serta kemampuan ibu dalam menyusui dan mengasuh bayi.

2. Tanda-tanda vital

Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada ibu. Periksa tanda-tanda vital tersebut setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah melahirkan atau sampai stabil, kemudian periksa setiap 30 menit untuk jam-jam berikutnya.

Nadi dan suhu diatas normal dapat menunjukan kemungkinan adanya infeksi

Tekanan darah mungkin sedikit meningkat karena upaya untuk persalinan dan keletihan

Tekanan darah yang menurun perlu diwaspadai kemungknan adanya perdarahan PP

3. Kepala dan wajah

a. MataKonjungtiva yang anemis menunjukan adanya anemia kerena perdarahan saat persalinan.

b. HidungKaji dan tanyakan pada ibu ,apakah ibu menderita pilek atau sinusitis.Infeksi pada ibu postpartum dapat meningkatkan kebutuhan energi

c. TelingaKaji apakah ibu menderita infeksi atau ada peradangan pada telinga

d. Mulut dan gigi

Tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami stomatitis,atau gigi yang berlubang.Gigi yang berlubang dapat menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme dan bisa beredar secara sistemik

e. Leher

Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar tiroid.Kelenjar limfe yang membesar dapat menunjukan adanya infeksi,ditunjang dengan adanya data yang lain seperti hipertermi,nyeri dan bengkak.

4. Payudara

a) Payudara

Kaji ukuran dan bentuk, ukuran dan bentuk tidak berpengaruh terhadap produksi asi, perlu diperhatikan bila ada kelainan, seperti pembesaran masif, gerakan yang tidak simetris pada perubahan posisi

Kontur atau permukaan

Kaji kondisi permukaan, permukaan yang tidak rata seperti adanya depresi,retraksi atau ada luka pada kulit payudara perlu dipikirkan kemungkinan adanya tumor.

Warna kulit

Kaji adanya kemerahan pada kulit yang dapat menunjukan adanya peradangan

b. Kalang Payudara

Kaji ukuran dan bentuk, simetris atau tidak, biasanya akan meluas saat pubertas dan selama kehamilan Kaji permukaan kondisi dapat licin atau berkerut, bila ada sisik putih perlu dipikirkan adanya penyakit kulit. WarnaPigmentasi yang meningkat pada saat kehamilan menyebabkan warna kulit Pada areola mammae menjadi lebih gelap dibanding sebelum hamil

c. Papilla mammae

Ukuran dan bentuk

Kaji ukuran dan bentuk, ukuran sangat berfariasi dan tidak mempunyai arti kusus.Bentuk putting susu ada beberapa macam seperti datar , normal, panjang dan terbenam.

Permukaan dan warna

Kaji permukaan dan warna, permukaan biasanya tidak beraturan kaji ada sisik, luka atau lecet.Warna biasanya terjadi hiperpigmentasi pada kehamilan

Palpasi payudara

a. Konsistensi

Kaji konsistensi payudara, pada ibu PP konsistensi lebih keras karena laktasib. Massac. Putting susu

Kaji putting susu, pemeriksaan putting susu merupakan hal yang penting dalam mempersiapkan ibu menyusui.

5. Abdomen

a. KeadaanKaji adakah strie dan linia alba. Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras. Abdomen yang keras menunjukan kontraksi uterus bagus sehingga perdarahan dapat diminimalkan. Abdomen yang lembek menunjukan sebaliknya dan dapat dimasase untuk merangsang kontraksi.

b. Kondisi lukaLuka SC harus dikaji apakah terdapat tanda-tanda infeksi, jika ada harus dilaporkan segera untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut

c. Diastasis rektus abdominisDiastasis rektus abdominis adalah regangan pada otot rektus abdominis akibat pembesaran uterus. Jika dipalpasi ,regangan ini menyerupai celah memanjang dari prosessus Xiphoideus ke umbilikus sehingga dapat diukur panjang dan lebarnya.Diastasis ini tidak dapat menyatu kembali seperti sebelum hamil tetapi dapat mendekat dengan memotivasi ibu untuk melakukan senam nifas.

d. Fundus uteriPalpasi fundus uteri dari arah umbilikus ke bawah. Tentukan tinggi fundus uteri, misalnya 1 jari diatas pusat dll.posisi fundus apakah sentral atau lateral.Posisi lateral biasanya terdorong oleh bladder yang penuh.Konteraksi juga harus diperiksa, kontraksi lemah atau perut teraba lunak menunjukan konteraksi uterus kurang maksimal sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan.

e. Kandung kemihKaji dengan palpasi kandungan urne di kandung kemih. Kandung kemih yang bulat dan lembut menunjukan jumlah urine yang tertapung banyak dan hal ini dapat mengganggu involusi uteri, sehingga harus dikeluarkan

6. LokheaKaji jumlah, warna, konsistensi dan bau lokhea pada ibu PP. Perubahan warna harus sesuai.Misalnya Ibu PP hari ke tujuh harus memiliki lokhea yang sudah berwarna merah muda atau keputihan. Jika warna lokhea masih merah maka ibu mengalami komplikasi PP. Lokhea yang berbau busuk menunjukan adanya infeksi disaluran reproduksi dan harus segera ditangani.

7. PerineumKaji kondisi perineum, apakah utuh atau terdapat luka episiotmi, atau ruptur. Kaji juga adanya tanda-tanda REEDA (Redness, Edema,Ekimosis, Discharge dan Aproximation). Kebersihan perineum menunjang penyembuhan luka.Serta adanya hemoroid derajat 1 normal untuk ibu hamil dan pasca persalinan.

8. EkstremitasKaji apakah ada varises dan tanda homan,tanda homan positif menunjukan adanya tromboflebitis sehingga dapat menghambat sirkulasi ke organ distal. Cara memeriksa tanda homan adalah memposisikan ibu terlentang dengan tungkai ekstensi, kemudian didorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu mengalami nyeri pada betis, jika nyeri maka tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi dini agar sirkulasi lancar.4. Diagnosis keperawatan (minimal 5 diagnosa keperawatan)

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan peningkatan kadar oksitosin, peningkatan kontraksi uterusb. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang menjaga kebersihan hyigiene pada genetalia

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan lemas dan nyeri yang dirasakan

d. Resiko perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan aspek psikologis kemandirian (Letting go)

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang didapat5. Rencana tindakan keperawatan (masing masing diagnosa minimal 5 rencana tindakan)

NoDiagnosa keperawatanNOCNIC

1Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan peningkatan kadar oksitosin, peningkatan kontraksi uterus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien dapat mengontrol nyeri dengan indikator: Mengenali faktor penyebab

Mengenali onset (lamanya sakit)

Menggunakan metode pencegahan

Menggunakan metode nonanalgetik untuk mengurangi nyeri

Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan

Mencari bantuan tenaga kesehatan

Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan

Menggunakan sumber-sumber yang tersedia

Mengenali gejala-gejala nyeri MANAJEMEN NYERI Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

2Resiko infeksi berhubungan dengan kurang menjaga kebersihan hyigiene pada genetalia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam status kekebalan pasien meningkat dengan indilaktor: Tidak didapatkan infeksi berulang Tidak didapatkan tumor Status rspirasi sesuai yang diharapkan temperatur badan sesuai yang diharapkan Integritas kulit Integritas mukosa Tidak didapatkan fatigue kronis Reaksi skintes sesuai paparanKONTROL INFEKSI Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung Observasi dan laporkan tanda dan gejal infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor Ganti IV line sesuai aturan yang berlaku Pastikan perawatan aseptik pada IV line

3Gangguan pola tidur berhubungan dengan lemas dan nyeri yang dirasakan

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada pasien dengan gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil: Sleep Jumlah jam tidur meningkat (7-8 jam) Perasaan segar nyaman setelah bangun tidur Pola tidur baik Kualitas tidur baik Gangguan tidur tidak ada

Environment management (Manajemen lingkungan) Ciptakan lingkungan yang aman untuk klien Berikan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman Berikan posisi tidur yang membuat klien nyaman Kontrol kebisingan Atur pencahayaan

4Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam: status peran; kesehatan; pola interaksi, fungsi peran, lingkungan, ekonomi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien dapat mengontrol cemas dengan indikator: monitor intensitas kecemasan

menyingkirkan tanda kecemasan

menurunkan stimulus lingkungan ketika cemas

merencanakan strategi koping untuk situasi penuh stres

menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi cemas

tidak ada manifestasi perilaku kecemasan

melaporkan kebutuhan tidur adekuatPENGURANGAN CEMAS Definisi: rasa takut, cemas, merasa dalam bahaya atau ketidaknyamanan terhadap sumber yang tidak diketahui Intervensi: gunakan pendekatan yang menenangkan

pahami perspektif pasien terhadap situasi stres

temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

berikan informasi mengenai diagnosis, tindakan, prognosis

dorong keluarga untuk menemani pasien

5Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang didapat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam psien mengetahui tentang proses penyakit dengan indikator pasien dapat: Familiar dengan nama penyakit

Mendeskripsikan proses penyakit

Mendeskripsikan faktor penyebab

Mendeskripsikan faktor resiko

Mendeskripsikan efek penyakit

Mendeskripsikan tanda dan gejalaTEACHING: PENGETAHUAN MENGENAI POST PARTUM Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses Post Partum yang spesifik Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada post partum Sediakan informasi tentang kondisi pasien Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasienMONITOR TANDA VITAL Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan RR Monitor jumlah dan irama jantung Monitor bunyi jantung Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit MANAJEMEN CAIRAN Catat intake dan output cairan Monitor status hidrasi Monitor tanda-tanda vital Monitor status nutrisi

6. Daftar pustaka Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC

FKUI. 2002. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Cetakan 1. Jakarta: Yayasan Bina PustakaHadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Jakarta: EGC

Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka