Upload
christin-andolo
View
704
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
LP
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
DAN STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN
A.Masalah Utama
Isolasi Sosial
B.Proses Terjadinya Masalah
1.Pengertian
* suatu sikap dimana individu menghindari diri
dari interaksi dengan orang lain.individu merasa
bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk membagi perasa
an,pikiran,prestasi atau kegagalan.ia mempunyai
kesulitan berhubungan dengan orang lain secara
spontan,yang dimanifestasikan dengan sikap me
misahkan diri,tidak ada perhatian dan tidak
sanggup membagi pengamatan dengan orang
lain (Balitbang,2007).
Merupakan percobaab untuk menghindari interaksi dengan orang lain,menghindari hubungan maupun interaksi dengan orang lain.
Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak flksibelyang menimbulkan prilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI 2000).
Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Tousend,1998).
Kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidak fleksibel,tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam hubungan sosialnya(Stuart dan Sunden,1998).
2. Tanda dan Gejala
* Kurang spontan.
* Apathis (acuh terhadap lingkungan).
* Ekspresi wajah kurang berseri.
* Tidak merawat dan tidak memperhatikan kebersi
han diri.
* Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.
* Mengisolasi diri.
* Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan.
* Asupan makanan dan minuman terganggu.
* Retensi urine dan feses.
* Aktivitas menurun.
* Kurang energi.
* Rendah diri.
* Postur tubuh berubah,mis sikap fetus/janin
(khususnya pada posisi tidur).
Prilaku ini biasanya disebabkan seseorang menilai dirinya rendah,sehingga timbul perasaan malu
Untuk berinteraksi dengan orang lain.bila tidak dilakukan intervensi lebih lanjut maka akan menyebabkan perubahan persepsi sensori;halusinasi dan resiko tinggi mencidrai diri,orang lain bahkan lingkungan.peran keluarga cukup besar dalam mendorong klien agar mampu menyelesaikan masalah.
oleh karena itu bila sistem pendukungnya tidak baik (koping keluarga tidak efektif) maka akan mendukung seseorang memiliki harga diri rendah.
3.Rentang Respon
Respons Adaptif Respons Maladaptif
Gambar 3.1. Rentang Respons Isolasi sosial ,Sumber: Townsend (1998)
Merasa sendiri depedensi curiga
Menarik diri ketergantungan manipulasi curiga
Menyendiri Otonomi bekerja sama interdependenen
Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial.
Respons adaptif Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk respons adaptif. a. Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
b. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
d. Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpresional.
Respons maladaptif
Respons maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons maladaptif.
a. Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
b. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan orang lain.
c. Manipulasi, seseorang yang menggaggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
d. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
4. Faktor Predisposisi
Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkemnabangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menhambat ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
Tabel 3.1. Tugas perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan interpersonal
Tahap Perkembangan TugasMasa Bayi Menetapkan rasa percaya.Masa Bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri.Masa Prasekolah Belajar menunjukan inisiatif, rasa tanggung jawab, dan hati nurani.Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan berkompromi.Masa Praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman sesama jenis kelamin.Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau bergantung pada orang
tua.Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orang tua dan teman, mencari
pasangan, menikah, dan mempunyai anak.Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah dilalui.Masa Dewasa Tua Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterikatan
dengan budaya.
Sumber: Stuart dan Sundeen (1995), hlm. 346
Faktor Komunikasi dalam Keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan di mana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga
Faktor Sosial Budaya Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, di mana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
Faktor BiologisFaktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.
5. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor stresorpresipitasi dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Faktor Eksternal
Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.
Faktor internal Contohnya adalah stresor psikolog, yaitu stres terjadi akibat
ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.
c. pohon Masalah
Risti Mencederai Diri, Orang lain, dan Lingkungan
Defrisit Perawatan Diri PPS: Halusinasi
Intoleransi Aktivitas
Harga Diri Rendah Kronis
Koping Individu Tidak Efektif Koping Keluarga Tidak Efektif
Gambar 3.2. Pohon Masalah Isolasi sosial
D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
Isolasi sosial
1. Isolasi sosial.2. Harga diri rendah kronis.3. Perubahan presepsi sensori: halusinasi.4. Koping individu tidak efektif.5. Koping keluarga tidak efektif.6. Intoleransi aktivitas.7. Defisit keperawatan diri.8. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan.
E. Data yang perlu Dikaji
Masalah keperawatan Data yang Perlu DikajiSubjektif:
Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain. Klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan
meminta untuk sendirian. Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain. Tidak mau berkomunikasi. Data tentang klienbiasanya didapat dari keluarga yang
mengetahui keterbatasan klien (suami, istri, anak, ibu, ayah, atau teman dekat).
Objektif: Kurang spontan. Apatis (acuh terhadap lingkungan). Ekspresi wajah kurang berseri. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan
diri. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal. Mengisolisasi diri. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya. Asupan makanan dan minuman terganggu. Retensi urine dan feses. Aktivitas menurun. Kurang berenergi atau bertenaga. Rendah diri. Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin
(Khususnya pada posisi tidur).
F. Diagnosis Keperawatan
Isolasi sosial.
G. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan untuk Klien
Membina hubungan saling percaya. Menyadari penyebab isolasi sosial. Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain. Melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap.
2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
Keluarga mengetahui masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien. Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial. Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnya. Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien. Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yang
tersedia bagi klien.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah: Isolasi Sosial.
Pertemuan: Ke-1 (pertama)
A. Proses Keperawatan1. Kondisi
Klien terlihat sedang sendiri di sudut ruangan dengan pandangan yang kosong. Kaki serta tanganya dilipat. Saat perawat menghampiri, klien hanya menjawab ya dan tidak, terlihat seperti tidak ingin ditemani dan klien mengatakan bahwa dirinya tidak suka berbicara dengan teman-temanya yang lain karena dirinya tidak gila.
2. Diagnosis Keperawatan
Isolasi sosial.
3. TUK/SP 1
Membina hubungan saling percaya. Menyadari penyebab isolasi sosial. Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang
lain.
4. Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling percaya.a. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien.b. Berkenalan dengan klien. Perkenalkan nama dan nama
panggilan yang saudara sukai, tanyakan nama, dan nama panggilan klien.
c. Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini.d. Buat kontrak asuhan keperawatan, mencakup hal-hal
seperti apa yang saudara lakukan bersama klien, bersama klien, berapa lama akan dikerjakan, dan di mana tempatnya.
e. Jelaskan bahwa saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi.
f. Tunjukkan sikap empati terhadapa klien setiap saat.g. Penuhi kebutuhan dasar klien bila memungkinkan.
Menyadari penyebab isolasi sosial.a. Tanyakan siapa saja orang yang tinggal satu rumah dengan
klien.b. Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa
sebabnya.c. Tanyakan siapa orang yang tidak dekat dengan klien dan
apa sebabnya.
Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.
a. Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.
b. Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksj dengan orang lain,
c. Diskusikan dengan klien keuntungan bila klien memiliki banyak teman tidak bergaul akrab dengan mereka,
d. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien.
B.Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Orientasi
* Salam terpeutik
Selamat pagi bapak/ibu,saya suster....panggil saja suster....saya
mahasiswa fakultas keperawatan yang akan bertugas disini dari jam
08.00-12.00 siang nanti”
* Evaluas i/Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
* Kontrak
a. Topik”Seperti janji seminggu yang lalu harini kita akan diskusi
tentang penyebab Bapak/Ibu kurang suka bergaul,apa saja
keuntungan bergaul dan apa saja kerugian bila tidak bergaul
dengan orang lain,”
b. Tempat; “Bapak/Ibu ingin bercakap-cakap di mana? Bagaimana
kalau du ruang duduk?”
c. Waktu: “Bapak/Ibu ingin bercakap-cakap berapa lama?”
2. Kerja
“Apa yang membuat bapak/ibu tidak suka bergaul dengan orang lain?”
“Apakah karena sikap atau perilaku orang lain terhadap Bapak/Ibu? Atau ada alasan lain?”
“Apakah ruginya kalau kita tidak punya teman?”
“Menurut Bapak/Ibu, apakah keuntunganya kalau kita banyak teman?”
“Nah kita sudah mengetahui penyebab Bapak/Ibutidak mau bergaul dengan orang lain, rugunya tidak punya teman, dan untungnya punya teman?”
3. Terminasi
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi mengenai penyebab Bapak/Ibu tidak mau bergaul dengan orang lain beserta keuntungan dan kerugianya?”
Evaluasi objektif
“Bisakah Bapak/ibu menceritakan kembali tentang keuntungan dan kerugian bergaul dengan orang lain?”
Bagaimana tindak lanjut
“Bagaimana Bapak/Ibu. Apakah Bapak/Ibu ingin belajar bergaul dengan orang lain?”
Kontrak yang akan datang
a. Topik: “Bagaimana kalau besok kita belajar mengenai cara-cara bergaul dengan orang lain.”
c. Tempat: “Di mana nanti kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini saja?”
d. Waktu: “Bapak/Ibu inginya jam berapa?
ASUHAN KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL
PENGKAJIAN I. IDENTITAS 1. Indenitas Klien Nama : Tn A L Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 49 tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Agama : Kristen Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Status : Sudah kawin Alamat : Kampung palumba sari rt 02/09 Keranjang Timur No CM : 044953 Diagnosa medis : Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial Tanggal Pengkajian : 24 Maret 2012
2. Identitas Keluarga Nama : Tn. B Umur : 52 tahun Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : - Alamat : Keranjang timur Hubungan dengan klien : kakak klien
ll. ALASAN MASUK Klien masuk ke RSJdiantar oleh kakak pasien pada tgl 7 maret 2012 dengan keluhan/gejala: klien suka marah-marah tanpa sebab,suka menyendiri,sering melamun,jarang bicara,mengurung diri,tertawa sendiri,sering keluyuran mengganggu lingkungan.
III. FAKTOR PREDISPOSISI 1.Riwayat gangguan jiwa sebelumnya
Klien pernah mengalami gangguan jiwa tahun yg lalu sebab sakit tidak jelas * Masalah Keperawatan :Resiko Perilaku Kekerasan 2. Pengobatan sebelumnya Kurang berhasil * Masalah Keperawatan:............. 3. Aniaya Fisik Tidak ada * Masalah Keperawatan : - 4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya,adik kandung klien Gejala dan riwayat pengobatan tidak tau * Masalah Keperawatan : Koping keluaraga tidak efektif 5. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan Klien pernah jatuh dari mobil truk kira2 30 thn lalu * Masalllah Keperawatan : Respon pasca trauma. IV. PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda vital : TD : 110/90 mmHg N : 80x/menit P : 22x/menit SB : 36 c Berat badan : 50 kg Tinggi badan : 168 cm * Masalah Keperawatan : tidak ada
V. PSIKOSOSIAL 1.Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
_ _ _ _ _ _ _ : Orang yang tinggal serumah
Klien adalah anak ke 2 dari 7 bersaudara sudah kawin dan mempunyai anak,
Adik klien no 7 mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
Klien tinggal serumah dengan adiknya nomor 5 dan nomor 7.
* Masalah Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif.
2.Konsep diri
a.Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
b.Identitas : klien mengatakan namanya andar dan klien menerima
bahwa dirinya berjenis kelamin laki-laki.
c. Peran : klien mengatakan sebagai kepala keluarga ia tidak dapat
bekerja untuk menafkai keluarganya.
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin bekerja selayaknya dan ingin
pulang ke rumah.
e. Harga diri : klien mengatakan malu karena belum mendapatkan
pekerjaan tetap.
* Masalah Keperawatan : Harga diri rendah kronik
3. Hubungan Sosial
a.Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang berarti adalah istrinya
b.Selama dirawat klien mengikuti kegiatan TAK,di masyarakat klien jarang
mengikuti kegiatan dan jarang keluar rumah.
c. Hambatan dalam berhubungandengan orang lain.
Klien mengatakan malas berbicara dan malu berhubungan orang lain.
* Masalah Keperawatan : Isolasi sosial.
4.Spiritual
a.Nilai dan keyakinan
klien mengatakan beragama kristen.
b.kegiatan ibadah
sebelum masuk rsj klien mengatakan suka pergi beribadah,setelah sakit
jarang beribadah.
* Masalah Keperawatan : Distress Spiritual
VI.STATUS MENTAL
1.Penampilan
Klien tidak rapih,penggunaan pakaian agak kotor,kuku jari tangan dan kaki
panjang dan kotor.
*Masalah Keperawatan : Sindrom defisit perawatan diri(mandi,
Berdandan dan berpakaian).
2.Pembicaraan
Klien tidak mampu memulai pembicaraan,bicara lambat,membisu,
Klien banyak diam.
*Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal.
3.Aktivitas motorik
Klien tampak lesu,tegang,gelisah,pergerakan klien agak kaku.
* Masalah Keperawatan : Isolasi sosial.
4.Alam perasaan
Ekspresi wajah sedih dan murung,klien tampak sering melamun memikir
Kan istri dan anaknya.
* Masalah Keperawatan : Keputusasaan.
5.Afek
Afek tumpul,harus distimulus dengan kuat.
* Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal.
6.Interaksi selama wawancara.
Klien tidak koorperatif,kontak mata kurang,klien lebih sering menunduk
dan jawaban singkat.
* Masalah Keperawatan : Isolasi sosial.
7.Persepsi
Klien tampak sering melamun dan mondar mandir,klien tampak melihat
sesuatu dan mendengar bisikan yang menyuruhnya marah.
*Masalah Keperawatan : Perubahan sensori perseptual (pendengaran,
Penglihatan) halusinasi.
8.Proses pikir
Pembicaraan terhenti tiba2 tanpa ada gangguan.
9.Isi pikir
Klien tidak ditemukan adanya gangguan isi pikir .
10.Memori
Klien dapat mengingat kejadian masalalunya,klien dapat mengingat
kejadian yang baru dilakukan seperti makan,mandi,olahraga,cara ber
kenalan.
*Masalah Keperawatan : tidak ada
11.Tingkat kesadaran
Klien tampak bingung dan hanya diam.
*Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir.
12.Tingkat konsentrasi dan berhitung,
Klien tidak mampu berkonsentrasi ketika diajak ngobrol dengan perawat.
* Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir.
13.Kemampuan penilaian.
Klien tidak mampu mengungkapkan pertanyaan yang diajukan.
*Masalah Keperawatan : tidak ada.
14.Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya mengalami gangguan jiwa.
* Masalah Keperawatan : tidak ada.
VII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG.
1.Makan
Klien makan 3x sehari tanpa harus diingatkan oleh perawat dan dapat
makan sendiri,klien makan satu porsi habis,klien makan bersama dengan
pasien lainnya,setelah makan klien mencuci piringnya sendiri.
*Masalah Keperawatan : todak ada.
2.BAK/BAB
Klien mampu bak/bak sendiri tanpa bantuan orang lain.
* MasalahKeperawatan : tidak ada.
3.Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari dan menggosok gigi tanpa bantuan.
*Masalah Keperawatan : tidak ada.
4.Berpakaian/Berhias
Dalam berpakaian klien harus dimotivasi oleh perawat,klien malas ganti
Pakaian.
* Masalah Keperawatan : Sindrom defisit perawatan diri..
5.Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidur siang jam 13.00 – 15.00 wib dan tidur malam jam
21.00 – 05,00 wib.kegiatan sebelum tidur berdoa dan sesudahnya mandi.
* Masalah Keperawatan : tidak ada.
6.Penggunaan obat
Klien dapat minum obat sendiri tapi kadang klien menunggu namanya di
Panggil dulu baru mengambil obat.
*Masalah Keperawatan : tidk ada.
7.Pemeliharaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan tidak ada masalah.
* Masalah Keperawatan : tidak ada.
8.Kegiatan di dalam rumah
Klien tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
9.Kegiatan di luar rumah>
Klien tidak mampu menjajwab pertanyaan yang diajukan,
* Masalah Keperawatan : tidak ada
.
VIII.MEKANISME KOPING
Klien mengatakan suka menghindari jika ada masalah klien tampak diam,
tidak mau bicara dengan orang lain,senang menyendiri tapi suka olahraga.
* Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
IX.MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien kurang dpat bersosialisasi dengan lingkungan karena lebih senang ber
diam diri dan menyendiri,sejak klien jatuh dari mobil truk 30 tahun yang lalu
klien mengalami trauma kepalanya dan mengalami gangguan jiwa.
* Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri;harga diri rendah.
X.PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien tidak mampu mengungkapkan faktor pencetus terjadinya gangguan jiwa dan tidak dapat menggunakan koping adaptif dalam mengatasi masalah.
* Masalah Keperawatan : tidak ada.
XI.ASPEK MEDIS
Diagnosa medis : skizofrenia
Therapi medis : - chlorpromazin 1x 100 mg
Haloperidol 3x5 mg
XII.DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
DATA MASALAHS :- Klien mengatakan tidak mau berhubungan dengan orang lain. - Klien mengatakan lebih senang sendiri.
O :- Kontak mata kurang - Klien tampak menyendiri - Klien sering tampak diam - Klien tidak koorperatif
ISOLASI SOSIAL
S: - klien mengatakan malu berhubungan dengan orang lain
O : - Klien tampak menarik diri - Klien tidak komunikatif
HARGA DIRI RENDAH
S :- klien mengatakan mendengar dan melihat -Bisikan yang menyuruh dia marah.
O :- klien tampak menyendiri - Klien tidak mampu berkomunikasi - Klien tampak senyum sendiri - Klien sering melamun
HALUSINASI
S :
O : - Bicara lambat - Klien tidak mampu memulai pembicaraan - afek datar
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL
S : - Kien mengatakan malas mengganti baju
O : - Dalam berpakaian klien harus dimotivasi DEFISIT PERAWATAN DIRI
XIII.POHON MASALAH
HALUSINASI
^
^
ISOLASI SOSIAL >>>>>DEFISIT PERAWATAN DIRI
^
KERUSAKAN ^
KOMUNIKASI VERBL << < < < HARGA DIRI RENDAH
XIV.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Isolasi sosial
2.Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3.Resiko tinggi halusinasi
4.Sindrom defisit perawatan diri
INTERVENSI TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISOLAASI SOSIAL
Nama Klien :........................... Ruangan :.........................
No CM :........................... DX Medis :..........................
Tgl No Dx
Dx Keperawatan PerencanaanTujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1. ISOLASI SOSIAL
SP 1
TUM :KLIEN DAPAT BERINTERAKSI DENGAN ORANG LAIN
TUK 1 :KLIEN DAPAT MEMBINA HUBUNGAN SALING PERCAYA
TUK 2 :KLIEN DAPAT MENYEBUTKANPENYEBAB ISOLASI SOSIAL
1.1.EXPRESI WAJAH SAHABAT,MENUNJUK KAN RASA SENANG,ADA KONTAK MATA,MAU BERJABAT TANGAN,MAU MENYEBUTKAN NAMA, MAU MENJAWAB SALAM MAU DUDUK BERDAMPIN GAN DGN PERAWAT,MAU MENGUTARAKAN MASA LAH YG DIHADAPI
2.1.KLIEN DAPAT MENYEBU TKAN PENYEBAB ISOLA SI SOSIAL YANG BER ASAL DARI: *DIRI SENDIRI *ORANG LAIN *LINGKUNGAN
1.1.1.BINA HUBUNG AN SALING PERCAYA
2.1.1.KAJI PENGETA HUAN KLIEN TENTANG ISOLASI SOSIAL
ISOLASI SOSIAL SP 2
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERWATAN KLIEN ISOLASI SOSIAL
Nama : No. 2M :
Ruang : Tanggal Pengkajian :
HariTgl/Waktu
MasalahKeperawatan
TindakanKeperawatan
Evaluasi
Selasa Isolasi SosialSP . 1
Isolasi SosialSP . 2
-Membina hubungan saling percaya.- Mengidentifikasi penyebab isolisasi sosial pasien.- Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.- berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.- Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang satu orang.- Mengajurkan, klien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.- Memberikan kesempatan kepada klien
S- Klien mengatakan namanya: Iskanadar suka dipanggil IS.
- Klien mengatakan lebih senang meneyendiri.
- Klien mengatakan malas berbincang-bincang dengan orang lain.
- Klien mengatakan tidak mau berkumpul dengan orang lain.
O : - Kontak mata kurang.- Klien sering melamun
dipojok ruangan.- Ekspresi wajah klien
sedih.- Komunikasi verkal
kurang.A : - Klien mau berkenalan.
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab, keuntungan kerugian tidak bersosialisasi dengan orang lain.
PK : - Terapkan kepada klien cara berkenalan dengan orang lain.PP : - Rencana tindak lanjut melanjutkan SF.2 kontrak selanjutnya.
B : - Klien mengatakan mau berbincang dengan perawat.
- Klien mengatakan mau berkenalan dengan
Isolasi SosialSP. 3
HalusinasiSP. 1
mempraktekan cara berkenan dengan satu orang.- Membantu klien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
- Memberi kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau lebih.
- Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
- Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
- Mengidentifikasi isi hausinasi klien.
orang lain.O : - Kontak mata klien cukup bagus.
- Klien mau diajarkan berkenalan.
- Klien tampak tidak sendiri.
A : Klien mau berlatih berkenalan.PK : Anjurkan klien untuk mengingatkan berinteraksi dengan orang lain.PP : Rencana tidak lanjut persiapan.
S : - Klien mengatakan mau berbincang dengan perawat.
- Klien mengatakan mau berbincang dengan teman di ruangan.
O : - Klien terlihat sedang berbincang dengan orang lain.A : - Klien mau berlatih berkenalan.PK : Terapkan kepada klien pentingnya berinteraksi dengan orang lain.PP : Rencana tindaklanjut SP .1 Halusinasi kontrak selanjutnya.PK – Klien mau mengontrol halusinasi dengan bersikap cakap.
- Klien mau mengisi kegiatan harian dalam jadwal.
PP : Menganjurkan klien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
S : Klien mengatakan melihat sesuatu yang tidak jelas menyuruh klien klien marah-marah.
HalusinasiSP. 2
- Mengidentifikasi waktu halusinasi klien.
- Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien.
- Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
- Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi.
- Mengajarkan klien menghardik klien.
- Menganjurkan klien memasukan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian.
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara-cara becakap-cakap dengan orang lain.
- Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal harian.
- Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik halusinasi tetapi tidak melaksanakanya.
O : - Klien tampak menunduk.- Klien tidak sedang
berhalusinasi.A : Klien tidak mampu menyebutkan isi waktu frekuensi, situasi, respon halusinasi.PK : Menganjurkan klien untuk mau mengungkapkan masalahnya.PP : Diskusikan masalah klien.
- Melanjutkan SP. 2 halusianasi, kontrak selanjutnya.
S : - Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik halusinasi tetapi tidak melaksanakanya.O : - Klien mengatakan masih melihat sesuatu yang tidak jelas.
- Klien tampak menunduk
- Klien tidak sedang berhalusinasi.
A : - Klien mampu menghardik halusinasi.
JADWAL KEGIATAN HARIAN KLIEN
RUANG....
Nama pasien....... No CM...............
NO Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket.24/11 25/11 26/1
127/11 28/1
11 05.00 Bangun Pagi M M M M M
M M M M M2 06.00 Mandi M M M M M
3 07.00 Lap Piring M M M M M
4 08.00 Makan Pagi M M M M MM M M M M
5 09.00 Ngobrol M M M M M
6 10.00 Jajan M
7 11.00
8 12.00 Makan Siang M M M M MM M M M M
9 13.00 Istirahat
10 14.00 Tidur
11 15.00
12 16.00
13 17.00 Mandi
14 18.00 Makan Malam M M M M MM M M M M
15 19.00 Nonton TV
16 20.00 Tidur Malam
PARAF PETUGASPetunjuk - Beri tanda T . B. Atau M pada jam dan tangan kegiatan
- T (Tergantung): jika klien sama sekali belum melaksanakan dan tergantung pada bimbingan perawat
- B (Bantuan: Jika sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna dengan bantuan, klien dapat melaksanakan dengan baik.
CATATAN KEGIATAN
Kegiatan Dilakukan Ket.Ya Tidak
- Pre Confrence diruang diklat- Melapor diruang Nakula- Interaksi dengan klien kelolan- Pre Confrence fengan ibu femmy- Interaksi dan observasi dengan klien kelolaan Dx ; Isolasi sosial- Dokumentasi.- Interaksi dan observasi dengan klien resume.- Mengobservasikan dan menfasilitasi klien makan dan minum obat.- Terminasi dengan klien kelolaan.- Istirahat.- Post Confrence diruang diklat.
- Menerima materi dari Bpk. Akemart- Keruanagan praktek.- Mengobservasikan dan melakukan interaksi dengan klien kelolaan Dx : Isolasi sosial.- Pre Confrence dengan Bpk. Thomas- Interaksi dan observasi klien kelolaan cara berkenalan dengan 1 orang.- Interaksi dan observasi klien kelolaan dengan klien yang sama.- mengobservasi atau memfasilitasi klien, untuk makan atau minum obat.- Melakukan terminasi dengan klien kelolaan.- Post Confrence diruangan praktek.
http://www.scribd.com/doc/110601595/ASKEP-HALUSINASI-doc