12
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ANSIETAS/ KECEMASAN I. KONSEP DASAR A. Pengertian Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1990, hal 75). Tingkat ansietas sebagai berikut: 1. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari- hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi bekpar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. 2. Ansietas sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN ANSIETAS/ KECEMASAN

I. KONSEP DASAR

A. Pengertian

Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan

emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan

dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut,

yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas

adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas

diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan

dengan kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1990, hal 75).

Tingkat ansietas sebagai berikut:

1. Ansietas ringan, berhubungan dengan

ketegangan dalam kehidupan sehari- hari dan menyebabkan seseorang menjadi

waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi bekpar

dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

2. Ansietas sedang, memungkinkan seseorang

untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.

Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan

sesuatu yang lebih terarah.

3. Ansietas berat, sangat mengurangi lahan

persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang

terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal lain. Semua perilaku

ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak

pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.

4. Tingkat panik dari ansietas, berhubungan

dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik tidak mampu

melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi

kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik,menurunnya

kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang

dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi

kelelahan yang sangat, bahkan kematian.

B. Rentang Respon Ansietas (Stuart & Sundeen, 1990)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

C. Faktor Predisposisi

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :

1. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi

antara dua elemen kepribadian, id dan superego. Id mewakili dorongan insting

dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani

seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego atau Aku,

berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi

ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap

tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas juga

berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan

sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah

mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.

3. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala

sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa

dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan lebih sering

menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.

4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang

biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan

ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.

5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus

benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas penghambat

1

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan

peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas

sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum

seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas.

Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan

kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

D. Faktor Presipitasi

Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor

pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 katagori :

1. Ancaman terhadapintegritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang

akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-

hari.

2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga

diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

E. Sumber Koping

Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping

tersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomok,

kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat

membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan

mengadopsi strategi koping yang berhasil.

F. Mekanisme Koping

Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk

mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif

merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Ansietas tingkat ringan

sering ditanggulang tanpa yang serius.

Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis mekanisme koping:

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorientasi

pada tindakan untuk memenuhi secara realitis tuntutan situasi stress.

2. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,

tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan penipuan diri dan

2

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif

terhadap stress.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan

perilaku. Secara tidaklangsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping

sebagai upaya untuk melawan ansietas.intensitas perilaku akan meningkat sejalan

dengan peningkatan tingkat ansietas.

Masalah yang sering muncul pada gangguan ansietas adalah sebagai berikut:

a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

b. Gangguan perilaku; kecemasan

c. Koping individu tak efektif

Pohon Masalah:

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

gangguan perilaku; kecemasan

2. Gangguan perilaku; kecemasan berhubungan dengan koping individu tak efektif

ditandai dengan klien tampak gelisah, tegang

3

Core Problem

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan

Gangguan prilaku : kecemasan

Koping individu tak efektif

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

4

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

C. Perencanaan

Diagnosa Keperawatan

PerencanaanTujuan Intervensi

Resiko

mencederai diri

sendiri, orang lain

dan lingkungan

berhubungan

dengan gangguan

perilaku ;

kecemasan

TUM: Klien tidak mencederai

diri sendiri, orang lain dan

lingkungan

TUK: Klien mampu

mengontrol rasa cemasnya

a. BHSP dengan klien

Memperkenalkan diri dengan sopan dan ekspresi wajah

bersahabat

Tanyakan nama klien

Jabat tangan klien

b. Pasien akan terlindung dari bahaya

Terima dan dukung pertahanan klien

Kenalkan realita yang berhubungan dengan mekanisme

koping klien

Berikan umpan balik pada klien tentang perilaku, stressor

dan sumber koping

c. Ciptakan lingkungan tenang dan jauh dari kegaduhan

d. Jauhkan klien dari benda yang berbahaya seperti benda tajam

Gangguan

perilaku;

kecemasan

TUM: Klien dapat mengurangi

dan mengontrol kecemasannya

a. Libatkan klien dalam aktivitas sehari- hari

Beri aktivitas pada klien dan penguatan perilaku

produktif.Berikan beberapa jenis latihan fisik

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

berhubungan

dengan koping

individu tak

efektif ditandai

dengan klien

tampak gelisah,

tegang

TUK: Klien mengenal cara-

cara untuk mengurangi

kecemasannya

Rencanakan jadwal atau daftar aktivitas yang dapat

dilakukan setiap hari.

Libatkan keluarga dan sistem pendukung lain

sebanyak mungkin

b. Klien dapat mengidentifikasi dan menguraikan perasaan tentang

ansietas

Bantu klien mengidentifikasi dan

menguraikan perasaan yang mendasar.

Kaitkan perilaku klien dengan

perilaku dan perasaan tersebut.

Gunakan pertanyaan terbuka untuk

menghindari konflik

c. Klien dapat menguraikan rencana koping maladaptif dan adaptif

Gali cara pasien menurunkan

ansietasnya dimasa lalu

Tunjukkan efek maladaptif dan

destruktif dari respon koping sekarang.

Dorong klien menggunakan respon

adaptif yang efektif dimasa lalu.

1

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

2

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

D. Pelaksanaan

Pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi dan respon klien

E. Evaluasi

1. Sudahkah ancaman terhadap integritas kulit atau sistem dari pasien berkurang

dalam sifat, jumlah, asal dan waktunya ?

2. Apakah perilaku klien mencerminkan ansietas tingkat ringan atau lebih ringan ?

3. Sudahkah sumber koping klien dikaji dan dikerahkan dengan adekuat?

4. Apakah klien mengenali ansietasnya sendiri dan mempunyai pandangan terhadap

perasaan tersebut?

5. Apakah klien menggunakan respon koping adaptif?

6. Sudahkan klien belajar strategi adaptif baru untuk mengurangi ansietas?

7. Apakah klien menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan pertumbuhan

atau perubahan personal?

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

1