21
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “PERILAKU KEKERASAN” Disusun oleh: DASA TISNA ASYARI D010.021 TINGKAT 2A PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIANJUR AKADEMI KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN rpk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RPK

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN“PERILAKU KEKERASAN”

Disusun oleh:

DASA TISNA ASYARI

D010.021

TINGKAT 2A

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIANJUR

AKADEMI KEPERAWATANJln. Pasir Gede Raya No.19 Telp/Fax (0263) 267206, Cianjur 43216

2012

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan seseorang melakukan tindakan

yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

(Towsend, 1998).

Perilaku kekerasan adalah reaksi yang ditampakan/ditampilkan oleh individu

dalam menghadapi masalah dengan melakukan tindakan penyerangan terhadap

stessor, dapat juga merusak dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan dan

setiap bermusuhan (Rasmun, 2001, hal. 18).

Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap

kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. (Stuart dan Sundeen, 1998).

Dari ketiga teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku

kekerasan adalah seseorang melakukan tindakan yang berakibat tidak baik pada

dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan.

B. Rentang Respon

Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Gambar: Rentang Respon Marah (Stuart dan Sundeen, 1998)

1. Respon Adaptif

a. Asertif adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa

tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.

b. Frustasi adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya

seseorang dalam mencapai keinginannya. Individu tersebut tidak

dapat menerima atau menunda sementara sambil menunggu

kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya individu merasa tidak

mampu dalam mengungkapkan perannya dan terlihat pasif.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

2. Respon transisi

Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu

untuk mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-

haknya. Klien tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa

kurang mampu, rendah diri atau kurang menghargai dirinya.

3. Respon maladaptive

a. Agresif adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan

dorongan mental untuk bertindak (dapat secara konstruksi/destruksi)

dan masih terkontrol. Perilaku agresif dapat dibedakan dalam 2

kelompok, yaitu pasif agresif dan aktif agresif.

1) Pasif agresif adalah perilaku yang tampak dapat berupa

pendendam, bermuka asam, keras kepala, suka menghambat dan

bermalas-malasan.

2) Aktif agresif adalah sikap menentang, suka membantah, bicara

keras, cenderung menu0ntut secara terus menerus, bertingkah

laku kasar disertai kekerasan.

b. Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai

kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang

lain atau lingkungan. (Stuart and Sudeen, 1998)

C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi

1. Faktor Predisposisi

Menurut Kelliat (1999), faktor predisposisi didapat dari berbagai

pengalaman yang dialami tiap orang artinya mungkin terjadi (mungkin tidak

terjadi) perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:

a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang

kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang

tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau

saksi penganiayaan.

b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan

kekerasan sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku

kekerasan.

c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif

agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku

kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima

(permisif).

d. Neurobiologis, banyak pendapat bahwa kekerasan system limbic,

lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut

berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.

2. Stressor Presipitasi

Menurut Stuart dan Sundeen (1998), menyatakan bahwa factor

presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan

orang lain,

a. Kondisi klien

Seperti kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan,

percaya diri kurang, dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan.

b. Situasi lingkungan

Lingkungan yang ribut, padat kritikan yang mengarah pada

penghinaan, kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dapat pula

memicu perilaku kekerasan.

D. Perilaku (Manifestasi Klinik)

Menurut Kelliat dan Sinaga (1996) menyatakan bahwa manifestasi klinik

dari perilaku kekerasan:

1. Aspek fisik, antara lain tekanan darah meningkat kulit muka merah,

pandangan mata tajam, otot tegang, denyut nadi meningkat, pupil dilatasi,

frekuensi BAK meningkat.

2. Aspek emosi, antara lain emosi labil, tak sabar, ekspresi muka tampak

tegang, bicara dengan nada suara tinggi, suka berdebat, klien memaksanakan

kehendak.

3. Aspek perubahan perilaku, antara lain agresif menarik diri, bermusuhan

sinis, curiga, psikomotor meningkat, nada bicara keras dan kasar.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

E. Mekanisme Koping

Kemarahan merupakan ekspresi diri dari rasa cemas yang timbul karena

adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk

melindungi diri antara lain:

1. Sublimasi

Menerima suatu sasarna pengganti yang mulia artinya dimata

masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya

secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan

kemarahannya pada suatu objek lain seperti meremas adonan kue, meninju

tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan

akibat marah.

2. Proyeksi

Menyalahkan orang lain mengenai kesukaanya dan keinginannya

yang tidak baik. Misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia

mempunyai perasaan seksual terhadap rekan kerjanya, berbalik menuduh

bahwa temannya yang mencoba merayu, mencumbunya.

3. Represi

Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke

alam sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orangtuanya

yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang

diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang

tidak baik dan dikutuk Tuhan, sehingga perasaan benci ditekannya dan

akhirnya ia dapat melupakannya.

4. Reaksi Formasi

Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan

melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakan

sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya,

akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.

5. Displacement

Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada

objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang

membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy berusia 5 tahun marah karena ia

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding

kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.

F. Masalah Keperawatan

Menurut kelliat (2005) mengatakan bahwa masalah keperawatan perilaku

kekerasan adalah:

1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

2. Perilaku kekerasan

3. Gangguan Harga Diri: Harga Diri Rendah

G. Data yang Perlu Dikaji

1. Resiko menciderai diri sendiri , orang lain dan lingkungan.

a. Data subjektif: Klien mengatakan akan memukul orang lain atau

dirinya sendiri dan mengancam orang lain.

b. Data objektif: Mengepalkan tangan, merusak benda di sekitar,

peningkatan aktifitas motorik, mondar-mandir dan mudah marah.

2. Perilaku kekerasan

a. Data subjektif: Klien mengatakan kesal dengan orang lain.

b. Data objektif: Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara

tinggi, memukul.

3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

a. Data subjektif: Klien mengatakan malu terhadap diri sendiri, merasa

bersalah terhadap diri sendiri.

b. Data objektif: Menarik diri, percaya diri kurang, kontak mata kurang

dan mencederai diri.

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

H. Pohon Masalah

Risiko Menciderai Diri, Orang Lain dan Lingkungan Akibat

Perilaku Kekerasan :Core problem

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Penyebab

Gambar: Pohon Masalah Perilaku Kekerasan (Kelliat, 1998, hal. 3)

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

I. Perencanaan Keperawatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Krtieria Evaluasi Intervensi Rasional

1. Resiko

Perilaku

Kekerasan

Klien mampu :

- Mengidentifikasi

penyebab tanda

perilaku kekerasan

- Menyebutkan jenis

perilaku kekerasan

yang perilaku

kekerasan

- Menyebutkan akibat

dari perilaku

kekerasan yang

dilakukan

- Menyebutkan cara

mengontrol perilaku

kekerasan

- Mengontrol perilaku

kekerasan secara;

Setelah…….pertemuan

klien mampu :

- Menyebutkan

penyebab, tanda, gejala

dan akibat perilaku

kekerasan

- Memperagakan cara

fisik untuk mengontrol

perilaku kekerasan

SP 1 (tgl ………. )

- Identifikasi penyebab, tanda gejala

serta akibat perilaku kekerasan

- Latih cara fisik 1; tarik nafas dalam

- Masukan dalam jadwal harian

pasien

- Dengan mengenal perilaku

kekerasan, pasien dapat

mengetahui tentang penyakitnya

dan mengetahui cara

mengatasinya.

- Agar pasien dapat

mengendalikan rasa marahnya

- Agar pasien mengingat jadwal

kegiatannya

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

fisik, sosial/verbal,

spiritual, terapi

psikofarmaka

Setelah……pertemuan

klien mampu :

- Menyebutkan

kegiatan yang

sudah dilakukan

- Memperagakan

cara fisik untuk

mengontrol

perilaku

kekerasan

SP.2 (tgl……….)

- Evaluasi kegiatan yang lalu

(SP.1)

- Latih cara fisik 2; pukul

kasur/bantal

- Masukan dalam jadwal harian

pasien

- Mengingatkan kegiatan

yang sudah dilakukan

- Mengekspresikan rasa

marahnya pada objek yang

tidak berbahaya

- Agar klien mengingat

jadwal kegiatannya

Setelah………pertemuan

klien mampu :

- Menyebutkan

kegiatan yang

sudah dilakukan

- Memperagakan

cara soail/verbal

untuk mengontrol

perilaku

SP.3 (tgl………..)

- Evaluasi kegiatan yang lalu

(SP.1 dan SP.2)

- Latih secara sosial/verbal

Menolak dengan baik

Meminta dengan baik

Mengungkapkan dengan

baik

- Masukan dalam jadwal harian

- Mengingatkan tindakan

yang sudah dilakukan

- Melatih klien berbicara

dengan baik

- Agar klien mengingat

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

kekerasan pasien jadwal kegiatannya

Setelah………pertemuan

klien mampu :

- Menyebutkan

kegiatan yang

sudah dilakukan

- Memperagakan

cara spiritual

SP.4 (tgl…………)

- Evaluasi kegiatan yang lalu

(SP.1, SP.2 dan SP.3)

- Latih secara spiritual

Berdoa

Shalat

- Masukan dalam jadwal harian

pasien

- Mengingatkan tindakan

yang sudah dilakukan

- Melatih menenangkan rasa

marah klien dengan

keyakinan spiritualnya

- Agar klien mengingat

jadwal kegiatannya

Setelah………pertemuan

klien mampu :

- Menyebutkan

kegiatan yang

sudah dilakukan

- Memperagakan

cara patuh obat

SP.5 (tgl…………)

- Evaluasi kegiatan yang lalu

(SP.1, SP.2, SP.3 dan SP.4)

- Latih patuh obat

Minum obat secara

teratur dengan prinsip 5B

Susun jadwal minum

obat secara teratur

- Masukan dalam jadwal harian

pasien

- Mengingatkan tindakan

yang sudah dilakukan

- Dengan dijelaskan

pentingnya program

pengobatan, dapat

memotivasi pasien untuk

patuh berobat

- Agar klien mengingat

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

jadwal kegiatannya

Keluarga mampu:

Merawat pasien

dirumah

Setelah………pertemuan

keluarga mampu:

- Menjelaskan penyebab

tanda, gejala, akibat

serta mampu

memperagakan cara

merawat

SP.1 ( Tgl……….)

- Identifikasi masalah yang dihadapi

keluarga dalam merawat klien

- Jelaskan tentang resiko perilaku

kekerasan

Pengertian perilaku

kekerasan

Penyebab perilaku kekerasan

Akibat perilaku kekerasan

Cara merawat pasien

dirumah (cara

berkomunikasi dan

memberikan obat)

- Latih cara merawat

- RTL keluarga / jadwal keluarga

untuk merawat klien

- Dengan mengetahui

masalah yang dihadapi

keluarga, keluarga mampu

mengantisipasi masalah

yang muncul

- Dapat membuat keluarga

pasien lebih memahami

perilaku kekerasan

- Dapat mengetahui sejauh

mana keluarga dapat

merawat pasien

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

- Agar jadwal perawatan

terorganisir dengan baik

Setelah…pertemuan

keluarga mampu:

- Menyebutkan

kegiatan yang

sudah dilakukan

dan mampu

merawat serta

dapat membuat

RTL

SP.2 (Tgl………….)

- Evaluasi SP.1

- Latih (simulasi) cara untuk merawat

pasien

- Latih langsung ke pasien

- RTL keluarga / jadwal keluarga

untuk merawat klien

- Mengingatkan kegiatan

yang sudah dilakukan

- Melatih kelurga merawat

klien

- Keluarga mampu merawat

pasien dengan benar

- Agar jadwal perawatan

terorganisir dengan baik

Setelah…pertemuan

keluarga mampu:

- Menyebutkan

kegiatan yang

sudah dilakukan

dan mampu

merawat serta

dapat membuat

RTL

SP.3 (Tgl……………)

- Evaluasi SP.1 dan SP.2

- Latih langsung ke pasien

- RTL keluarga / jadwal keluarga

untuk merawat klien

- Mengingatkan kegiatan

yang sudah dilakukan

- Keluarga mampu merawat

pasien dengan benar

- Agar jadwal perawatan

terorganisir dengan baik

Setelah….pertemuan

keluarga mampu:

SP.3 (Tgl……………)

- Evaluasi SP.1, SP.2 dan SP.3 - Mengingatkan kegiatan

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN rpk

- Menyebutkan

kembali kegiatan

yang sudah

dilakukan

- Melaksanakan

follow up rujukan

- Latih langsung ke pasien

- RTL keluarga:

Follow up

Rujukan

yang sudah dilakukan

- Dapat mengetahui sejauh

mana kemampuan

keluarga

- Agar jadwal perawatan

terorganisir dengan baik

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN rpk