27
1 LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) USAHA PENANGANAN DAMPAK PASCA OPERASI ILLEGAL LOGGING DI WILAYAH KECAMATAN SUNGAI PINANG KABUPATEN BANJAR (STUDI KASUS) Oleh: Hj. DINA NAEMAH, S.HUT, MP FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2011

LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

1

LAPORAN PENELITIAN

(MANDIRI)

USAHA PENANGANAN DAMPAK PASCA OPERASI ILLEGAL

LOGGING DI WILAYAH KECAMATAN SUNGAI PINANG

KABUPATEN BANJAR (STUDI KASUS)

Oleh:

Hj. DINA NAEMAH, S.HUT, MP

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2011

Page 2: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

2

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

karunia-Nya jualah sehingga penelitian yang berjudul Usaha Penanganan Dampak Pasca

Operasi Illegal Logging di Wilayah Kecamatan Sungai Pinang Kabupaen Banjar (Studi

Kasus) dapat diselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas

Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Teman-teman sejawat yang membantu

pekerjaan penelitian, sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan serta rekan-rekan yang

mendorong dan memotivasi penelitian ini, semoga segala bantuan mendapat

balasanNYA.

Segala bentuk kritik dan saran yang dapat menyempurnakan hasil penelitian ini

sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini dapat

berguna bagi kita semua. Aamiin.

Banjarbaru, Oktober 2011

Hj. Dina Naemah, S.Hut, MP

Page 3: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

3

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

A. Illegal logging ........................................................................................ 4

B. Penanganan Illegal logging .................................................................... 5

C. Metode Zopp ......................................................................................... 9

III. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN .................................... 12

A. Letak dan Luas ...................................................................................... 12

B. Keadaan Biofisik ................................................................................... 12

C. Keadaan Sosial Ekonomi Budaya ......................................................... 14

D. Sarana dan Prasarana Ekonomi ............................................................. 15

IV. METODE PENELITIAN ...................................................................... 16

A.Waktu dan Tempat penelitian ................................................................. 16

B. Peralatan Penelitian ............................................................................... 16

C. Obyek Penelitian ................................................................................... 16

D. Metode Penelitian ................................................................................. 16

F. Pengolahan dan Analisis data ............................................................... 17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 21

A. Kegiatan Penanganan Illegal logging ................................................... 21

B. Masalah Inti .......................................................................................... 21

Page 4: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

4

VI. PENUTUP ................................................................................................ 39

A. Kesimpulan ........................................................................................... 39

B. Saran ..................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 41

Page 5: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

5

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Program Kegiatan Penetapan Kondisi Penanganan Illegal Logging ........ 5

2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Kahelaan ...................................... 23

4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjar .................................... 31

Page 6: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

6

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Diagram Analisis Permasalahan .............................................................. 10

2. Diagram Analisis Tujuan ........................................................................ 11

3. Skema Masalah Inti Sebab - sebab Dampak Pasca Operasi

illegal logging ........................................................................................... 17

4. Skema Maslaah Inti Akibat - akibat Dampak Pasca Operasi

illegal logging .......................................................................................... 18

5. Skema Upaya - upaya serta tujuan dari dampak pasca operasi

illegal logging ........................................................................................... 19

6. Skema hasil Masalah Inti Sebab - sebab Dampak Pasca Operasi

illegal logging ........................................................................................... 19

7. Skema hasil Maslaah Inti Akibat - akibat Dampak Pasca Operasi

illegal logging ........................................................................................... 28

8. Skema hasil upaya-upaya serta tujuan/sasaran yang ingin dicapai

dari dampak operasi illegal logging ........................................................ 34

Page 7: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

7

RINGKASAN

Usaha Penanganan Dampak Pasca Operasi Illegal Logging di Wilayah Kecamatan

Sungai Pinang Kabupaen Banjar (Studi Kasus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

masalah inti dari Dampak Pasca Operasi Illegal Logging di wilayah Kecamatan Sungai

Pinang Kabupaten Banjar dan mengetahui upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam

rangka penanganannya, dengan analisis diagram pohon yang diadopsi dari Zopp meliputi

analisis alternatif.

Berdasarkan analisis, masalah inti dari Upaya-upaya penanganan dampak pasca

operasi Illegal Logging adalah kecenderungan masyarakat untuk tetap melakukan Illegal

Logging yang semakin tinggi. Sebab-sebab permasalahan terbagi atas 2 (dua) yaitu faktor

didalam masyarakat yang terdiri dari : Rendahnya pendapatan masyarakat, terbatasnya

modal masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah dan masih

tingginya ketergantungan masyarakat pada hutan. Faktor diluar masyarakat yang paling

berperan yang menyebabkan kecenderungan masyarakat melakukan Illegal Logging yaitu

: tingginya permintaan kayu, kurangnya sosialisasi terhadap peraturan perundang-

undangan mengenai Illegal Logging dan tidak adanya tata batas kawasan hutan yang

jelas.

Akibat-akibat yang ditimbulkan dari segi sosial ekonomi dan budaya seperti :

adanya anggapan mencuri kayu tidak melanggar hukum, kerawanan pangan karena

ladang tidak dikelola lagi dan ketegangan antara masyarakat dengan aparat-aparat. Akibat

- akibat yang ditimbulkan dari segi lingkungan sumber daya alam terbagi atas :

Deforestasi hutan yang tinggi dan bertambahnya lahan kritis dan tandus.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor di dalam masyarakat

yaitu : meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan modal masyarakat,

meningkatkan pendidikan masyarakat dan menurunkan ketergantungan hidup pada hutan.

Upaya-upaya yang dapat mengatasi faktor diluar masyarakat yaitu : mengurangi

permintaan kayu, meningkatkan sosialisasi terhadap peraturan perundang-undangan

mengenai Illegal Logging dan membuat tata batas kawasan hutan yang jelas bagi

masyarakat yang tinggal di dalam kawasan hutan negara.

Key words : Illegal Logging , Studi Kasus, permintaan kayu, Dampak, Perlindungan

Page 8: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

8

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerusakan hutan di Indonesia dewasa ini telah menjadi keprihatinan banyak pihak

baik di dalam negeri maupun masyarakat internasional. Proses degradasi sumber daya

lahan dan hutan berupa penurunan fungsi lahan di seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS)

terus berlangsung dengan cepat. Kerusakan tersebut disebabkan salah satunya oleh illegal

logging. Praktek illegal logging merupakan sebuah aktivitas pelanggaran hukum yang

dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan dan masyarakat pendatang, baik dalam

perspektif hukum adat (terjadi di kawasan hutan adat). ( Dinas Kehutanan, 2004 )

Berdasarkan hasil penafsiran citra landsat (Baplanhut, 2000) laju deforestasi tahun

1985 s/d 1997 sebesar 1,6 juta Ha per tahun (tidak termasuk Jawa, Bali, NTB, NTT,

Maluku dan Irian Jaya). Laju deforestasi tahun 1997 s/d 2000 adalah 2,83 juta Ha per

tahun di kawasan hutan dan 0,68 juta Ha di luar kawasan hutan. Selain mengakibatkan

peningkatan laju kerusakan hutan yang sangat merugikan, diperkirakan kerugian negara

akibat praktek illegal logging mencapai 30 trilyun rupiah per tahun. ( Dinas Kehutanan,

2004 )

Mata rantai praktek illegal logging pada umumnya melibatkan tiga kelompok

pelaku, yaitu pemilik modal, oknum aparat pemerintahan dan masyarakat, baik

masyarakat lokal maupun pendatang. Umumnya, modus operasi praktek illegal logging

tersebut memanfaatkan masyarakat lokal maupun pendatang yang dilakukan secara

sendiri-sendiri atau terorganisir yang pada umumnya membutuhkan uang dan dilakukan

secara terus menerus sehingga membentuk sikap mental yang tanpa sadar melanggar

hukum. ( Dinas Kehutanan, 2004 )

Adanya operasi illegal logging di beberapa propinsi maka dipandang perlu untuk

melakukan rehabilitasi kawasan hutan, dan pembinaan dalam rangka pemberdayaan

Page 9: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

9

ekonomi masyarakat. Untuk mengetahui gambaran perubahan kondisi pasca operasi

illegal logging maka perlu dilakukan inventarisasi dampak yang salah satu diantaranya

adalah berkaitan dengan masalah sosial ekonomi masyarakat terkait operasi tersebut. (

Dinas Kehutanan, 2004 )

B. Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah-masalah yang terkait

dengan kondisi dari rencana penanganan dampak pasca operasi illegal logging,

melakukan analisis upaya-upaya yang mungkin dapat dilakukan.

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

bahan pertimbangan bagi instansi terkait untuk menentukan kebijaksanaan dalam rencana

penanganan dampak pasca operasi illegal logging.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Illegal logging

Gangguan keamanan hutan yang sering terjadi dari aktivitas masyarakat meliputi

penebangan liar dan peredaran dari hasil hutan tanpa dokumen, perambahan kewasan

hutan.

Pengertian penebangan liar (Illegal logging) menurut Dinas Kehutanan (2001)

mencakup :

1. Penebangan pohon-pohon hutan, baik oleh perorangan maupun oleh badan hukum

untuk keperluan komersial, tanpa perijinan yang ditetapkan sesuai peraturan

perundang-undangan.

2. Penebangan pohon-pohon hutan baik oleh perorangan maupun oleh badan hukum

dengan ijin yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan, akan tetapi lokasi

atau jumlah maupun jenisnya melebihi atau tidak sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan dalam ijin.

3. Pengangkutan dan peredaran hasil hutan kayu tanpa dilindungi atau disertai dengan

dokumen angkutan yang sah sesuai dan memadai.

B. Penanganan Ilegal logging

Tabel 1. Program kegiatan penetapan kondisi penanganan illegal logging

No Upaya / tindakan

1.

2.

3.

Seluruh kawasan konservasi dan lindung bebas dari illegal logging dan

penebang liar

Berfungsinya pos-pos penjagaan untuk mengendalikan penebangan kayu

secara nasional.

Terbentuknya sistem pemberantasan illegal logging secara lintas sektoral

yang dapat berfungsi secara efektif.

Sumber : Departemen kehutanan

Page 11: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

11

Selain membuat perundang-undangan penebangan kayu secara liar, Departemen

Kehutanan juga menetapkan kegiatan penetapan kondisi pemberantasan illegal logging

sebagai salah satu kebijaksanaan prioritasnya di hutan 2005 – 2009 kebijaksanaan ini

dimaksudkan untuk menetapkan koordinasi lintas sektoral dan pemerintah daerah

memerangi illegal logging serta penanggulangan bahaya kebakaran hutan.

1. Menurut Soni P (2001), langkah penanganan dan penanggulangan penebangan kayu

secara liar adalah :

a. Langkah penanganan dan penanggulangan penebangan kayu secara liar diperoleh dan

direncanakan berdasarkan eksistensi hutan, proses terjadinya penebangan kayu secara

liar keberadaan setiap unsur penebangan kayu secara liar dan utamanya, strategi dan

tujuan setiap upaya yang diproyeksikan.

b. Pola pikir penetapan bentuk perlakuan penanganan dan penanggulangan

penambangan kayu secara liar ialah :

(1) Penebangan kayu secara liar dan pasar merupakan dua hal yang sering berkorelasi,

keduanya merupakan hubungan ekonomis dalam kaidah penawaran (supplay) dan

permintaan (demand).

(2) Mengingat penebang kayu secara liar mencakup masalah pengelolaan hutan

(ekologi), maka disamping dilihat dari kacamata ekonomi, penebangan kayu secara

liar harus juga dilihat dari sudut pandang konservasi yang sekaligus dapat

dikelompokkan sebagai suatu permasalahan sosial khususnya yang berdampak pada

menurunnya kualitas lingkungan hidup maupun kualitas hidup itu sendiri.

c. Dari cara memandang dan pola pikir tersebut, bentuk-bentuk penanganan dan

penanggulangan penebangan secara liar dijelaskan sebagai berikut :

(1) Tindakan prefentif berupa pemutusan jalur edar kayu hasil penebangan kayu secara

liar

Page 12: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

12

a. Tindakan pemegang hukum yang bersifat represif, merupakan tindakan pemegang

hukum yang telah dilaksanakan selama ini dengan mensiasati adanya sangsi pada

UU No. 5 tahun 1990 dan UU No. 41 Tahun 1999.

b. Dengan strategi pemanfaatan desentralisasi pemerintah daerah berupaya

memberantas penebangan kayu secara liar dan telah melaksanakan pertemuan

Muspida propinsi Kalimantan Selatan dengan seluruh wakil-wakil komponen

masyarakat pada tanggal 30 Januari 2001 untuk membahas penanggulangan

penebangan kayu secara liar dan pertambangan tanpa ijin (PETI).

c. Sesuai dengan tingkat permasalahan yang berkembang saat ini maka

penanggulangan penebangan kayu secara liar ditingkatkan menjadi langkah

pemberantasan.

d. Pemberantasan kegiatan penebangan kayu secara liar dilakukan melalui lokasi

tebangan, jalur edar dan pengangkutan kayu (darat, sungai, penyeberangan dan

laut), sedangkan alat mendukung yang digunakan dalam kegiatan penebangan

kayu secara liar (antara lain gergaji rantai, alat berat, truck, kapal perahu dll).

e. Pemberantasan dilakukan aparat fungsional terkait sesaui tugas pokok dan fungsi

masing-masing (jika menyangkut tebangan liar oleh institusi kehutanan), yang

secara operasional dipantau, diawasi dan dikoordinasikan oleh tim pemberantasan

yang dibentuk.

f. Dengan demikian salah satu pengaturan dalam pemberantasan kegiatan

penebangan kayu secara liar adalah penciptaan situasi dan kondisi melalui

kerjasama antara instansi sehingga memungkinkan dapat dilaksankan optimalisasi

penerapan ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan penebangan,

pengangkutan dan peredaran kayu secara utuh, salah satu contoh dari langkah ini

adalah pendirian pos terpadu dipelabuhan dengan kewenangan memadai.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

13

(2) Tindakan prefentif memberdayakan langsung penebangan kayu secara liar

a. Gagasan (wacana) pemberian wadah usaha bagi penebangan kayu secara liar

didasari kesempatan perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang

Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yaitu pemanfaatan kawasan hutan,

pemanfaatan jasa lingkungan hutan, pemanfaatan hasil hutan dan pemungutan

hasil hutan.

b. Pembentukan wadah usaha ini diharapkan secara simultan dapat melibatkan

pemodal yang sebelumnya diidentifikasikan menjadi sponsor penebangan kayu

secara liar (pemilik Sawmill liar) dengan bentuk badan yang memadai baik skala

kecil maupun skala menengah besar.

c. Perlu adanya diversifikasi usaha dikawasan hutan dengan demikian usaha yang

pemanfaatan dan pemungutan kayu, namun perlu diperluas melalui usaha lainnya,

khususnya pemanfaatan kawasan hutan dan pemanfaatan jasa lingkungan hidup.

d. Perlu meningkatkan profesionalisme pengamanan hutan, baik terhadap

kemampuan para polisi kehutanan maupun kelengkapan sarana prasarananya,

penyediaan penyidik pegawai negeri sipil merupakan langkah yang mendesak

agar proses penanganan masalah-masalah penebangan kayu secara liar dengan

cepat dapat dilakukan secara utuh dan tuntas

(3) Tindakan preventif berupa pemberian wadah usaha bagi penebangan liar adalah:

1. Para pengelola HPH umumnya telah bekerjasama dengan instansi terkait

mengadakan penyuluhan kepada masyarakat sekita hutan.

2. Membuat dan memasang papan peringatan/papan himbawan yang berkaitan

dengan perlindungan hutan pada tempat-tempat strategis.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

14

3. Melaksanakan program pemberian masyarakat desa hutan berupa kerajinan dan

keterampilan/industri rumah tangga, pembuatan demplot usaha pertanian

menetap, bantuan modal dan lain-lain.

4. Bekerjasama dengan unsur–unsur Jagawana, Polri, Kodim melaksanakan patroli

razia kayu hasil kegiatan penebangan kayu secara liar.

C. Metode Zopp

Zopp adalah metode perencanaan proyek di kembangkan oleh Deutsche

Gesellschaft Fur Technische Zusommnarbeit (GTZ), dan digunakan untuk perencanaan

proyek–proyek kerjasama teknis Republik Federal Jerman dengan Negara-negara mitra.

Metode zopp berasal dari bahasa Jerman, Zopp (tujuan) Orientierte (berorientasi) Project

(proyek) dan Planung (perencanaan) yang berarti metode perencanaan proyek yang

berorientasi pada tujuan.

Zopp merupakan seperangkat alat–alat perencanaan yang digunakan secara

bertahap dari analisis keadaan hingga rancangan proyek. Salah satunya alat-alat zopp

adalah analisis keadaan yaitu :

1. Analisis Permasalahan

2. Analisis Tujuan

Analisis tujuan adalah suatu alat untuk meneliti tujuan-tujuan yang akan dicapai

sebagai akibat dari pemecahan masalah-masalah yang telah disebutkan dalam analis

permasalahan, menelaah hubungan tindakan - hasil diantara tujuan-tujuan tersebut

maupun rangkaian informasi sebagai Rangkaian hubungan tindakan-Hasil dalam suatu

diagram

Page 15: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

15

3. Analisis Alternatif

Analisis alternatif merupakan tata cara untuk melakukan beberapa pilihan

(alternatif) hubungan – hasil (Rangkaian tujuan) dari analisis tujuan yang mengarah pada

suatu keadaan tertentu yang diinginkan (tujuan), menilai masing-masing alternatif untuk

mengetahui apakah rangkaian tujuan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengembangkan strategi proyek, memilih salah satu rangkaian tujuan.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

16

IV. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan, lokasi penelitian berada di desa

Kahelaan Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.

B. Obyek penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Kahelaan Kecamatan Sungai

Pinang Kabupaten Banjar khususnya anggota masyarakat sekitar hutan yang pernah

melakukan pencurian kayu.

C. Peralatan Penelitian

Peralatan yang dibutuhkan :

1. Peta lokasi penelitian, untuk mengetahui lokasi penelitian

2. Kuisioner/lembar pertanyaan, untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan

responden, informan ataupun instansi/aparat terkait

3. Alat tulis-menulis dan alat hitung

Page 17: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kegiatan Penanganan Illegal logging.

Tahap penanganan illegal logging pada Desa Kahelaan dititik beratkan pada

peningkatan pengetahuan masyarakat dengan sosialisasi dan penyuluhan tentang

kehutanan yang berkaitan dengan illegal logging, cara mengelola lahan dan pemanfaatan

hasil hutan kayu maupun non kayu.

Penanganan illegal logging yang dilakukan oleh aparat-aparat kehutanan sampai

pada tahap peningkatan masyarakat dengan cara memberikan konfensasi kegiatan yang

bisa menghidupi masyarakat seperti melakukan penebangan kayu melalui Hutan

Kemasyarakatan (HKM), Hutan Rakyat (HR), Kelompok Usaha Produktif (KUP), aneka

usaha kehutanan maupun diluar sektor kehutanan seperti pertanian dan perkebunan

dengan pemberian penyuluhan bagaimana cara mengelola lahan yang tandus dan kering

dan juga dilibatkannya masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan dalam bentuk

PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) dengan pola-pola yang sesuai dengan

kondisi setempat atau kondisi lingkungan yang ada.

B. Masalah Inti

Berdasarkan observasi, wawancara, pemantauan dan data-data di

lapangan, terdapat beberapa permasalahan yang cukup banyak dan beragam. Namun bila

diamati lebih seksama dan lebih rinci, maka yang diangkat menjadi masalah inti adalah

″adanya kecendrungan masyarakat untuk tetap melakukan illegal logging semakin

tinggi″.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

18

Secara rinci hasil analisis masalah inti dari kecendrungan masyarakat untuk tetap

melakukan illegal logging di desa Kahelaan kecamatan sungai pinang dapat dilihatkan

pada gambar skema berikut :

MASALAH INTI SEBAB – SEBAB

Gambar 6 : Skema masalah inti dari sebab-sebab kecendrungan masyarakat desa

Kahelaan kecamatan Sungai Pinang untuk tetap melakukan Illegal

logging

1. Akibat-akibat yang ditimbulkan dari adanya rencana penanganan dampak pasca

operasi illegal logging.

Akibat-akibat yang ditimbulkan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan

menjadi 2 (dua) yaitu keadaan Sosial Ekonomi Budaya dan keadaan lingkungan sumber

daya alam.

Kecendrungan penduduk

untuk tetap melakukan

illegal logging semakin

tinggi

Faktor dalam

Faktor luar

Rendahnya pendapatan masyarakat

Terbatasnya modal masyarakat

Tingkat pendidikan masyarakat yang

relatif rendah

Masih tingginya ketergantungan hidup

pada hutan

Tingginya permintaan kayu

Kurangnya sosialisasi terhadap peraturan

perundang-undangan mengenai illegal

logging

Tidak adanya tata batas kawasan hutan

yang jelas bagi masyarakat yang tinggal

di dalam kawasan hutan negara

Page 19: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

19

Secara rinci analisis permasalahan dari kecendrungan masyarakat desa Kahelaan

kecamatan Sungai Pinang untuk tetap melakukan illegal logging di perlihatkan pada

gambar skema berikut :

MASALAH INTI AKIBAT - AKIBAT

Gambar 7 : Skema hasil masalah inti dari akibat-akibat kecendrungan masyarakat desa

Kahelaan Kecamatan Sungai Pinang untuk tetap melakukan illegal logging.

2. Upaya-upaya penanganan

Kecendrungan

penduduk untuk tetap

melakukan illegal

logging semakin tinggi

Sosial

Ekonomi dan

budaya

Lingkungan

SDA

Kerawanan pangan karena ladang tidak

dikelola lagi

Adanya anggapan mencuri kayu tidak

melanggar hukum

Ketegangan antara masyarakat dengan

aparat

Deforestasi hutan yang tinggi

Bertambahnya lahan kritis dan tandus

Page 20: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

20

Agar rencana dampak penanganan pasca operasi illegal logging tidak pada

kondisi dan situasi yang kurang menguntungkan maka setiap upaya untuk memperbaiki,

mencegah maupun mengulanginya harus bertujuan utama memecahkan permasalahan

dari illegal logging oleh karena itu seluruh kondisi negatif sebagai penyebab

permasalahan harus diubah menjadi kondisi positif, maka ;

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor di dalam masyarakat

yaitu :

1) Meningkatkan pendapatan masyarakat

Peningkatan pendapatan masyarakat dilakukan dengan cara memberikan bantuan

modal dalam bentuk pemberian bantuan bibit tanaman pertanian dan kehutanan yang

nantinya dapat dikelola oleh masyarakat desa Kahelaan, hasil dari tanaman

pertanian/kehutanan tersebut dapat digunakan oleh masyarakat desa tersebut sehingga

kebutuhan seperti sandang dan pangan dapat dipenuhi dari hasil bertani/bercocok tanam.

Masyarakat umumnya sudah melakukan pertanian menetap namun dengan modal

usaha dan teknologi yang rendah sehingga hasil produksi yang dihasilkan hanya cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Dengan adanya binaan dari Dinas

kehutanan masyarakat sudah mulai melakukan variasi tanaman seperti tanaman jati,

tanaman obat-obatan seperti jahe, kunir dan kencur yang terbukti bisa memberikan nilai

bagi petani.

2) Meningkatkan modal masyarakat

Peningkatan modal masyarakat dilakukan dengan cara pemberian pengarahan

tentang keterampilan dan kemampuan berwirausaha serta mencarikan terobosan-

terobosan baru bagi pemasaran hasil produksi pertanian sehingga produk yang dihasilkan

tidak hanya dikonsumsi masyarakat lokal saja tapi juga keluar daerah dengan harga yang

menguntungkan. Mengikut sertakan masyarakat dalam mengelola berbagai kegiatan

Page 21: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

21

kehutanan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan yaitu diantaranya hutan kemasyarakatan

(HKM), Hutan Rakyat, kebun bibit desa (KBD) dan kelompok usaha produktif yang

nantinya masyarakat desa dapat mengelola hasil hutan kayu maupun non kayu tanpa

merusak lingkungan sumber daya alam yang ada.

3) Meningkatkan pendidikan masyarakat

Peningkatan pendidikan masyarakat dilakukan dengan cara membangun sarana

dan prasarana seperti sekolahan baik itu sekolah tingkat SD, SMP maupun SMA disini

diperlukan perhatian dari pemerintah daerah terhadap pembangunan masyarakat desa

sekitar hutan. Baik itu dalam bentuk bantuan-bantuan dana yang nantinya dapat

digunakan oleh masyarakat desa untuk membangun sarana dan prasarana penunjang

pendidikan. Peningkatan pendidikan bisa juga dilakukan dengan cara pemberian kursus-

kursus/penyuluhan mengenai keterampilan berwira usaha yang nantinya dapat

dikembangkan dalam mencari terobosan baru bagi pemasaran hasil produksi pertanian.

4) Mengurangi ketergantungan hidup pada hutan

Mengurangi ketergantungan hidup pada hutan dilakukan dengan cara

meningkatkan kegiatan disektor pertanian dengan bermacam-macam jenis tanaman

pertanian/perkebunan sehingga dapat meningkatnya kemampuan untuk berusaha dalam

sektor pertanian sehingga masyarakat yang mulanya hidup dari hutan tidak lagi

tergantung dari hasil hutan kayu maupun non kayu, sehingga hasil-hasil produksi

pertanian yang dihasilkan masyarakat dapat mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Kemudian upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor diluar

masyarakat yaitu :

1) Mengurangi permintaan kayu

Untuk membuat rendahnya permintaan kayu dilakukan dengan cara memberikan

penyuluhan tentang penguatan nilai-nilai budaya strategis yang relevan dengan

Page 22: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

22

pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup serta peningkatan wawasan

masyarakat terhadap pengelolaan hutan lestari berbasis masyarakat, yang nantinya

masyarakat desa Kahelaan dapat benar-benar mengelola lahan yang digunakan untuk

bertani/bercocok tanam baik itu tanaman pertanian maupun tanaman kehutanan sehingga

masyarakat desa Kahelaan hanya fokus pada pekerjaan bertani. Membuat pos-pos

penjagaan diluar pintu masuk kawasan hutan dengan mempertegas peraturan perundang-

undangan mengenai illegal logging sehingga dapat mengurangi peredaran kayu curian

dan juga melaksanakan Instruksi Presiden nomor 4 tentang pemberantasan kayu secara

illegal di kawasan hutan dan peredarannya diseluruh Republik Indonesia.

2) Meningkatkan sosialisasi terhadap peraturan perundang-undangan mengenai

illegal logging.

Peningkatan kegiatan sosialisasi yang dilakukan pada masyarakat desa Kahelaan

berupa pemberitahuan tentang peraturan undang-undang mengenai illegal logging yang

dilakukan secara bertahap sehingga masyarakat desa kahelaan dapat mengerti/memahami

bahwa melakukan illegal logging tersebut melanggar hukum dan bisa ditindak pidana,

melakukan sosialisasi secara terus-menerus dan memberikan pandangan tentang bahaya

yang ditimbulkan dari illegal logging bagi lingkungan sumber daya alam yang ada

didesa tersebut. Apabila ada masyarakat yang tidak peduli dengan sosialisasi tersebut

maka dilakukan pemberitahuan secara tegas oleh aparat-aparat kehutanan mengenai

peraturan undang-undang masalah illegal logging baik itu undang-undang 41 maupun

Intruksi Presiden Nomor 4 tentang pemberantasan penebang kayu secara illegal

dikawasan hutan dan peredarannya diseluruh Republik Indonesia.

3) Membuat tata batas kawasan hutan yang jelas bagi masyarakat yang tinggal

didalam kawasan hutan negara.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

23

Pembuatan tata batas kawasan hutan yang jelas bagi masyarakat sehingga tidak

terjadi konplik pemanfaatan lahan dimana masyarakat yang tinggal di dalam kawasan

hutan negara akibat tata batas yang tidak jelas sehingga perlu di carikan solusi bagi

masyarakat tersebut seperti melakukan tata batas kawasan hutan secara temu galang

sehingga masyarakat mengetahui batas-batas yang pasti dari kawasan hutan yang ada dan

juga membentuk suatu lembaga masyarakat desa hutan yang nantinya dapat mengatur

masyarakat dalam mengelola hutan sehingga tidak terjadi lagi perebutan tata batas

kawasan hutan antar masyarakat.

Secara skematis gambar upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi

penanganan illegal logging di desa kahelaan kecamatan Sungai Pinang kabupaten Banjar

dan tujuan-tujuan yang diharapkan dari adanya rencana penanganan dampak pasca

operasi illegal logging.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

24

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa kesimpulan dari masalah

penanganan dampak pasca operasi illegal logging di desa Kahelaan kecamatan Sungai

Pinang yaitu :

1. Masalah inti pada kegiatan ini adalah kecendrungan masyarakat untuk tetap

melakukan illegal logging.

2. Penyebab dari masalah inti dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu faktor dalam

masyarakat (intenal factor) dan faktor diluar masyarakat (external factors)

a.) Faktor di dalam masyarakat terdiri dari : rendahnya pendapatan masyarakat,

terbatasnya modal masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah,

masih tingginya ketergantungan hidup pada hutan

b.) Faktor di luar masyarakat terdiri dari : tingginya permintaan kayu, kurangnya

sosialisasi terhadap peraturan perundang undangan mengenai illegal logging, tidak

adanya tata batas kawasan hutan yang jelas bagi masyarakat yang tinggal dalam

kawasan hutan negara.

3. Lingkungungan masyarakat itu sendiri, pada perinsipnya terdapat dua akibat yang

relevan yaitu :

a.) Sosial ekonomi dan budaya terdiri dari : adanya anggapan mencuri kayu tidak

melanggar hukum, karawanan pangan karena ladang tidak di kelola lagi, ketegangan

antara masyarakat dengan aparat.

b.) Lingkungan SDA (sumber daya alam) terdiri dari : deforestasi hutan yang tinggi,

bertambanya lahan kritis dan tandus.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

25

4. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor didalam masyarakat yaitu

:meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan modal masyarakat,

meningkatkan pendidikan masyarakat, mengurangi ketergantungan hidup pada hutan.

5. Upaya-upaya yang dapat mengatasi faktor di luar masyarakat yaitu : mengurangi

permintaan kayu, meningkatkan sosialisasi terhadap peraturan perundang-undangan

mengenai illegal logging, membuat tata batas kawasan hutan yang jelas bagi

masyarakat yang tinggal dalam kawasan hutan negara.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

26

DAFTAR PUSTAKA

Dinas kehutanan dan perkebunan Hulu Sungai Selatan, 2001. peningkatan penerapan

Adopsi Hutan sebagai solusi alternatif pengendalian penebangan Hutan secara

luar dalam Susanto, Quo Vadis proseding lokakarya penertiban penebangan liar di

Kalimantan Selatan. Studi kelompok (HMI) Kalimantan. Banjarbaru. Halaman 51

sampai halaman 56.

Ismail, N. 2001. upaya penanggulangan masalah penebang liar Susanto. Quo vadis,

proseding lokakarya penertiban penebang liar di Kalimantan Selatan, kelompok

(HMI) Kalimantan, Banjarbaru. Halaman 1 sampai 4.

Soni. P. 2001. penanggulangan tebangan liar dalam Susanto Quo vadis, proseding

lokakarya penertiban penebangan liar di Kalimantan Selatan. Kelompok Studi

(HMI) Kalimantan, Banjarbaru, Halaman 5 sampai halaman 17.

Susanto. H. 2001. Quo Vadis penertiban Illegal logging dalam proseding lokakarya

penertiban penebang kayu secara liar di Kalimantan Selatan.

Endarjanto, 2001. upaya penanggulangan masalah penebangan liar di Kalimantan

Selatan.

Akhdiyat. M. 2004. bahan kuliah Humas. metode zoop, suatu metode perencanaan yang

dikembangkan oleh DEUTSCHE GESEILHAFT FUR TECHNISCHE

ZUSAMMENARBEIT (GTZ)

Page 27: LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/179/1/Mandiri Illegal Logging upload.pdfusaha penanganan dampak pasca operasi illegal logging di wilayah kecamatan

27