49
LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS 1.1 MIM UNGGULAN KOTA GORONTALO Oleh : Sri Yunita Labari, S.Pd, M.Pd NIP: 198303272005012004 MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH UNGGULAN KOTA GORONTALO KEMENTERIAN AGAMA KOTA GORONTALO 2017

LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

LAPORAN PENELITIAN

PENINGKATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI

PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS 1.1 MIM UNGGULAN

KOTA GORONTALO

Oleh :

Sri Yunita Labari, S.Pd, M.Pd

NIP: 198303272005012004

MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH UNGGULAN

KOTA GORONTALO

KEMENTERIAN AGAMA KOTA GORONTALO

2017

Page 2: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

i

Page 3: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul

“Peningkatan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Tematik Siswa

Kelas 1.1 MIM Unggulan Kota Gorontalo” .

Tujuan penulisan laporan ini yaitu untuk melihat apakah pembejaran tematik

dapat meningkatkan pendidikan karakter peserta didik di MIM Unggulan Kota

Gorontalo. Ucapan terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah

membantu terselesaikannya laporan penelitian ini, terutama pertolongan Allah

SWT yang memberikan kami kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun, agar kami dapat penyusunan laporan ini dengan

lebih baik lagi. Semoga laporn penlitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

pada khususnya dan masyarakat umum.

Gorontalo, Juni 2017

Penulis

Page 4: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

iii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .................................................................................... i

Kata Pengantar............................................................................................ ii

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

Daftar Lampiran ......................................................................................... iv

Daftar Tabel ................................................................................................. v

BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 3

B. Rumusan Masalah................................................................................... 4

C. Tujuan ..................................................................................................... 4

D. Manfaat ................................................................................................... 4

BAB II Kajian Pustaka ............................................................................... 5

A. Definisi Pendidikan .................................................................................. 5

B. Definisi Karakter ...................................................................................... 7

C. Penguatan Pendidikan Karakter ............................................................... 8

D. Pembelajaran Tematik .............................................................................. 12

BAB III Metode Penelitian ......................................................................... 17

A. Setting Penelitain dan Karakteristik Penelitian ........................................ 17

B. Variabel Penelitian ................................................................................... 17

C. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................................ 18

BAB IV Pembahasan ................................................................................. 21

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 21

B. Pembahasan .............................................................................................. 28

BAB V Penutup ........................................................................................... 31

A. Kesimpulan............................................................................................... 31

B. Saran ......................................................................................................... 31

Daftar Pustaka ............................................................................................. 32

Page 5: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian ........................................................................ 33

Lampiran 2. Contoh Lembar Aktivitas Guru ................................................... 34

Lampiran 3. Lembar Pengamatan Kegiatan Sisqwa ........................................ 35

Lampiran 4. Hasil Pengamatan Observasi Awal.............................................. 36

Lampiran 5. Hasil Pengamatan Siklus I ........................................................... 37

Lampiran 6. Hasil Pengamatan Siklus II.......................................................... 38

Lampiran 7. Dokumentasi Hasil Penelitian ..................................................... 39

Page 6: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

v

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Data Awal (Observasi) ................. 23

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Data Siklus I ................................. 25

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Data Siklus II ............................... 28

Page 7: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia tercantum

dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional pada pasal III, yang

menyatakan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan

menjadi warga negara yang demokratis, serta tanggung jawab.”

Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

perlu untuk merealisasikan definisi pendidikan dalam proses pembelajaran.

Definisi-definisi yang tidak hanya sekedar dalam tataran konsep belaka tidaklah

mengherankan jika hampir tiap tahun kurikulum dari kebijakan yang berlaku

sering berubah, sampai munculnya kurikulum berbasis kompetensi yang

dilaksanakan pada tahun ajaran 2004-2005 dan dilanjutkan dengan KTSP 2006.

Namun meskipun kurikulumnya sudah diperbaiki, masih saja sering kita

jumpai dalam proses pembelajaran disekolah, guru dalam mengajar masih

menggunakan model pembelajaran konvensional dengan pendekatan “Teacher

Centered” yaitu pendekatan yang berpusat pada guru, dan merupakan kegiatan

belajar mengajar yang lebih banyak didominasi oleh guru. Dalam pembelajaran

seperti ini hanya membentuk kecerdasan kognitif, sedangkan aspek afektif dan

psikomotorik dilupakan.

Jika ditinjau lebih jauh pada pendekatan tersebut siswa lebih banyak

mendengar, mencatat dan menghafal. Terkadang guru juga memberikan soal-soal

dan jawaban-jawaban yang biasanya muncul didalam ujian kenaikan kelas atau

lulusan. Metode pengajaran semacam ini sangat banyak kita temui disebagian

besar sekolah di Indonesia.

Secara tidak langsung pengajaran tersebut membawa dampak yang

negative bagi peserta didik, dan menjadikan sebagian besar siswa tidak tertarik

Page 8: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

2

dan kurang minat untuk belajar, jenuh dan bosan, tidak kreatif, bersikap pasif

dalam menerima pelajaran. Akibatnya belajar disekolah memberikan kesan yang

membosankan dan tidak menyenangkan serta kurang membangkitkan minat

belajar, yang ada akhirnya akan mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa. Dan

yang lebih penting lagi, apa yang dicita-citakan bangsa Indonesia dalam fungsi

dan tujuan pendidikan yang tertera dalam UU No. 20 tentang sistem pendidikan

nasional pasal III tidak dapat tercapai secara optimal.

Pendekatan yang berpusat pada guru ini akan sangat berpengaruh pada

setiap karakter peserta didik yang salah-satunya pada sikapnya. Seperti yang

dijelakan di atas sikap peserta didik akan mudah bosan serta proses pembelajaran

tidak menyenangkan bagi peserta didik. Maka perlunya adanya pembangunan

karakter peserta didik dengan cara guru mempu dan harus memberikan

pendekatan pembelajaran yang digabungkan guna menjaga kebosanan serta

ketidak senangan peserta didiknya sehingga berdampak pada karakter nilai sikap.

Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat

Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita permasalahan

kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya

nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam

mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya

bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa

(Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025,

dalam Puskurbuk, Januari 2011).

Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter

sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta

mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan

pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan

nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter

ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional,

yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,

Page 9: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

3

dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila” (Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter Bangsa: Puskurbuk, Januari 2011).

Kita semua menyadari bahwa pendidikan sesungguhnya bukan sekedar

transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) melainkan sekaligus juga

transfer nilai (transfer of value). Untuk itu, penanaman nilai-nilai budaya dan

karakter bangsa dalam pendidikan merupakan pilar penyangga demi tegaknya

pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, persoalan budaya dan karakter bangsa

tersebut kini menjadi sorotan tajam masyarakat di berbagai aspek kehidupan, baik

di keluarga, sekolah dan masyarakat. Media massa, para pemuka masyarakat, para

ahli, dan para pengamat pendidikan, serta sosial berbicara tentang persoalan

budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar dan lokakarya, baik di

tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Keberhasilan dalam membangun karakter siswa, secara otomatis akan

membantu keberhasilan membangun karakter bangsa. Oleh karena itu kemajuan

suatu bangsa juga akan tergantung bagaimana karakter orang-orangnya,

kemampuan intelegensinya, keunggulan berpikir warganya, sinergi para

pemimpinnya, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter adalah penting dalam membangun moral dan kepribadian

bangsa.

Berdasarkan permasalahan di atas dan untuk mendukung program

pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program

prioritas pembangunan nasional serta menciptakan manusisa yang berahlak baik

maka penulis tertarik melaksanakan suatu penelitian dengan judul “ Peningkatan

Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 1.1 MIM

Unggulan Kota Gorontalo “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas maka dapat dirumuskan bahwa “ Apakah

pendidikan karakter dapat ditingkatkan melalui pembelajaran tematik“.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat apakah pembejaran tematik dapat

meningkatkan pendidikan karakter peserta didik di MIM Unggulan Kota

Gorontalo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Hasil penelitian ini akan sebagai acuan tentang peningkatan pendidikan

karakter peserta didik.

2. Bagi guru dapat menerapkan pembelajaran tematik guna peningkatan karakter

peserta didik.

3. Penelitian ini dapat membantu mewujudkan pembangunan karakter sesuai

dengan tujuan pendidikan.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pendidikan

Pengetian pendidikan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) :

Pendidikan yakni satu sistem evaluasi untuk tiap-tiap individu untuk meraih

pengetahuan serta pemahaman yang lebih tinggi tentang object spesifik serta

khusus. Pengetahuan yang didapat secara resmi itu menyebabkan pada tiap-tiap

individu yakni mempunyai pola fikir, tingkah laku serta akhlak yang sesuai

dengan pendidikan yang diperolehnya.

Pengertian Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pengertian Pendidikan

dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup

atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana, Pengertian pendidikan adalah

proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan

membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.

Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris

disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut dengan

educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana kata E berarti

sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak, sedangkan

Duco berarti erkembangan atau sedang berkembang. Jadi, Secara Etimologi

pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri

dan kekuatan individu.

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadiannya dengan jalan membina potensi –potensi pribadinya, yaitu

rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendididkan juga berarti lembaga

yang bertanggungjawab menetapkan cita – cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem

dan organisasi pendidikan. Lembaga – lembaga ini meliputi keluarga, sekolah

dan masyarakat (Ihsan Fuad, 2005).

Page 12: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

6

Driyarkara mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan

manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut

mendidik. Menurut Rousseau Pendidikan adalah memberi kita perbekalan

yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya

pada waktu dewasa (Ahmadi Abu, 2003).

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung

banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Sebagai proses transformasi

budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari

generasi satu ke generasi yang lain. Sebagai proses pembentukan pribadi,

pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik

terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Tirtarahardja et al.,

2005).

Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan

pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang dewasa, dan bagi yang

sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terakhir ini disebut pendidikan diri sendiri

(zelf vorming). Kedua-duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan. Bayi yang

baru lahir kepribadiannya belum terbentuk, belum mempunyai warna dan

corak kepribadian yang tertentu. Ia baru merupakan individu, belum suatu

pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi perlu mandapat bimbingan, latihan-

latihan, dan pengalaman melalui bergaul dengan lingkungannya,

khususnya dengan lingkungan pendidikan (Tirtarahardja et al., 2005).

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal

dalammembantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang

diharapkan.Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai, diperlukan penentuan

tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang akan menentukan keberhasilan

dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas, dengan

tanpamengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Dalam

proses penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang,

cermat,dan teliti agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena

Page 13: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

7

itu perludirumuskan suatu tujuan pendidikan yang menjadikan moral sebagai

dasar yangsangat penting dalam setiap peradaban bangsa.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan suatu usaha/cara dalam meningkatkan karakter manusia menjadi lebih

baik lagi shingganya dapat berguna baik pada keluarga, masyarakat dan bangsa.

B. Definisi Karakter

Karakter, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani “karasso”, berarti

‘cetak biru’, ‘format dasar’, ‘sidik’ seperti misalnya dalam sidik jari. Dalam

tradisi Yahudi, misalnya, para tetua melihat alam, seperti, laut, sebagai sebuah

karakter, yaitu sebagai sesuatu yang bebas, tidak dapat dikuasai manusia, lolos

seperti menangkap asap.

Karakter adalah sesuatu yang tidak dapat dikuasai oleh intervensi

manusiawi, seperti, ganasnya laut dengan gelombang pasang dan angin yang

menyertainya. Mereka memahami karakter seperti lautan, tidak terselami, tak

dapat diintervensi. Karena itu, berhadapan dengan apa yang memiliki karakter,

manusia tidak dapat ikut campur tangan atasnya. Manusia tidak dapat memberikan

bentuk atasnya. Sama seperti bumi, manusia tidak dapat membentuknya sebab

bumi memiliki karakter berupa sesuatu yang ‘ lolos’ tadi. Namun sekaligus, bumi

itu sendirilah yang memberikan karakter pada realitas lain

Pengertian karakter menurut Suyanto (2010 : 2) adalah cara berpikir dan

berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama,

baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang

berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Karakter

merupakan nila - nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang

Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang

terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan

norma - norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Andrias Harefa (2008: 3) menyatakan bahwa dirinya melihat karakter

sebagai dua hal, yaitu pertama, sebagai sekumpulan kondisi yang telah diberikan

begitu saja, atau telah ada begitu saja, yang lebih kurang dipaksakan dalam diri

Page 14: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

8

kita. Karakter yang demikian ini dianggap sebagai sesuatu yang telah ada dari

sananya (given). Kedua, karakter juga bisa dipahami sebagai tingkat kekuatan

melalui mana seorang individu mampu menguasai kondisi tersebut. Karakter yang

demikian ini disebutnya sebagai sebuah proses yang dikehendaki.

Karakter sebagai suatu kondisi yang diterima tanpa kebebasan dan

karakter yang diterima sebagai kemampuan seseorang untuk secara bebas

mengatasi keterbatasan kondisinya ini membuat kita tidak serta merta jatuh dalam

fatalism akibat determinasi alam, ataupun terlalu tinggi optimisme seolah kodrat

alamiah kita tidak menentukan pelaksanaan kebebasan yang kita miliki. Melalui

dua hal ini kita diajak untuk mengenali keterbatasan diri, potensi - potensi, serta

kemungkinan - kemungkinan bagi perkembangan kita. Untuk itulah, model

tipologi yang lebih menekankan penerimaan kondisi natural yang dari sananya

tidak cocok. Cara – cara ini hanya salah satu cara dalam memandang dan menilai

karakter.

Karakter merupakan struktur antropologis manusia, tempat di mana

manusia menghayati kebebasannya dan mengatasi keterbatasan dirinya. Struktur

antropologis ini melihat bahwa karakter bukan sekedar hasil dari se buah

tindakan, melainkan secara simultan merupakan hasil dan proses. Dinamika ini

menjadi semacam dialektika terus menerus dalam diri manusia untuk menghayati

kebebasannya dan mengatasi keterbatasannya. Karakter merupakan kondisi

dinamis struktur antropolo gis individu, yang tidak mau sekedar berhenti atas

determinasi kodratinya melainkan juga sebuah usaha hidup untuk menjadi

semakin integral mengatasi determinasi alam dalam dirinya demi proses

penyempurnaan dirinya terus menerus.

C. Penguatan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sebaiknya dapat dilaksanakan pada semua jenjang

pendidikan di sekolah namun di jenjang sekolah dasar pendidikan karakter harus

lebih diutamakan Muhammad Nuh (dalam www.Antaranews.com 2011)

mengatakan bahwa "Pendidikan karakter harus dimulai dari SD karena jika

karakter tidak terbentuk sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter

Page 15: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

9

seseorang”. Pendidikan karakter anak sebenarnya bukan hanya tanggung jawab

sekolah melainkan orang tua di rumah yang juga memiliki peranan penting.

Menurut Thomas Lickona (1994: 3), pendidikan karakter adalah

pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan

(cognitive), perasaan(feeling), dan tindakan (action), tanpa ketiga aspek ini maka

pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang

diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas

emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak

menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil

menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk

berhasil secara akademis. Lebih spesifiknya, pendidikan yang mengembangkan

karakter adalah upaya yang dilakukan pendidikan untuk membantu anak didik

supaya mengerti, mempedulikan,dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika. Anak

didik bisa menilai mana yangbenar, sangat mempedulikan tentang yang benar, dan

melakukan apa yang mereka yakini sebagai yang benar, walaupun ada tekanan

dari luar dan godaan dari dalam.

Sejalan dengan pengertian di atas, kemendiknas (2010 : 8) menyatakan

bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai - nilai karakter

kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau

kemauan, da n tindakan untuk melaksanakan nilai - nilai tersebut, baik terhadap

Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun

kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di

sekolah, semua komponen (stakeholders ) haru s dilibatkan, termasuk komponen -

komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan

penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran,

pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler,p emberdayaan

sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan

sekolah.

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan

budaya sekolah, yaitu nilai - nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan

keseharian, dan simbol - simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan

Page 16: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

10

masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau

watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas. Pendidikan karakter

akan menumbuhkan kecerdasan emosi siswa yang meliputi kemampuan

mengembangkan potensi diri dan melakukan hubungan sosial dengan manusia

lain. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak di bangku sekolah

karenanya, sebuah sistem pendidikan yang berhasil adalah yang dapat membentuk

manusia - manusia berkarakter yang sangat diperlukan dalam mewujudkan

sebuah negara kebangsaan yang terhormat.

Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak namun kenyataanya orang

tua di rumah terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan mereka masing-masing

sehingga perkembangan pendidikan karakter anaknya kurang diperhatikan dan

sebagian besar orang tua di rumah melimpahkan pendidikan karakter anaknya

kepada pihak sekolah. Hal tersebut merupakan alasan mendasar sekolah sebagai

sarana pendidikan formal dijadikan wadah pembentukan karakter anak sehingga

di sekolah guru harus lebih intensif dalam membentuk karakter peserta didiknya

agar anak-anak tersebut mampu membentuk Indonesia sebagai bangsa yang

berkarakter di masa yang akan datang.

Dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan

nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli

sosial, dan bertanggung jawab, perlu penguatan pendidikan karakter. Penguatan

pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama keluarga, satuan

pendidikan, dan masyarakat.

PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) adalah Program pendidikan di

sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah

rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama

antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan

Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Pelaksanan pendidikan karakter di sekolah membutuhkan pemahaman dari

semua pihak yang berada di lingkungan dunia pendidikan sehingga pengajarannya

Page 17: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

11

dapat menumbuhkan budi pekerti luhur kepada peserta didik sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Prasetyo dan Rivasintha (dalam www.kompasiana.com 2010)

menuliskan bahwa“dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, semua

komponen harus dilibatkan termasuk komponen-komponen pen-didikan itu

sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas

hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,

pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos

kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah”.

Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal baru dalam dunia pendidikan

di Indonesia sebab sudah ada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) yang telah lama diajarkan di sekolah-sekolah dasar

hanya saja kedua mata pelajaran tersebut belum mampu mengintensitaskan

pembentukan karakter positif peserta didik karena masih kurang substansi

waktunya dalam pembelajaran di sekolah sehingga dibutuhkan program

pendidikan untuk membina karakter peserta didik yang lebih kompleks dan dapat

diintegritaskan ke dalam pembelajaran di sekolah.

Pendidikan karakter merupakan suatu program pengembangan dunia

pendidikan di Indonesia yang harus direalisasikan sehingga peran serta kita semua

sangat dibutuhkan untuk mendukung program tersebut.Pendidikan karakter tidak

hanya dilaksanakan di sekolah melainkan di rumah juga sebagai salah satu sarana

untuk pendidikan karakter namun terkadang orang tua di rumah kurang

memperhatikan pertumbuhan karakter anaknya sehingga tanggung jawab

pembentukan karakter sebagian besar diserahkan ke sekolah yang merupakan

rumah kedua bagi anak.

Upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan perilaku yang sesuai

dengan nilai-nilai karakter kepada anak didik adalah pendidikan karakter harus

diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran pada semua mata pelajaran yang ada

di sekolah. Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran

adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya

nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik

sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun

Page 18: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

12

di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran

selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) juga

dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/

peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai karakter menjadi sebuah perilaku-perilaku

yang baik dalam kehidupannya.

Sehingganya sangatlah penting untuk memberikan penguatan khususnya

pendidikan karakter bagi peserta didik sejak dini, hingganya akan tercipta

regenerasi yang memiliki karakter yang kuat demi kejuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berguna bagi nusa dan bangsa.

D. Pembelajaran Tematik

1. Definisi

Penetapan pembelajaran tematik dalam pembelajaran di kelas rendah SD

tidak terlepas dari perkembangan akan konsep pendekatan terpadu itu sendiri.

Karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan terapan dari pembelajaran

terpadu. Pendekatan terpadu berawal dari konsep interdisipliner dalam kurikulum

terpadu yang dikemukakan oleh Jacob (1989). Kurikulum terpadu cenderung lebih

memandang bahwa suatu pokok bahasan harus terpadu (integrated) secara

menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pelajaran pada satu

masalah tertentu dengan alternatif pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau

mata pelajaran yang diperlukan. Sehingga batas-batas antara mata pelajaran dapat

ditiadakan. Kurikulum terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

belajar secara kelompok maupun individu dengan lebih memberdayakan

masyarakat sebagai sumber belajar, memungkinkan pembelajaran bersifat

individu terpenuhi.

Tematik adalah pokok isi atau wilayah dari suatu bahasan materi yang

terkait dengan masalah dan kebutuhan lokal yang dijadikan tema atau judul dan

akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelompok belajar. Pembelajaran

tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada siswa.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

13

Pembelajaran tematik merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah

pembelajaran terpadu, yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar,

membuat siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi

pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam belajar secara tematik

siswa akan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.

Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai pola pembelajaran

mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap

pembelajaran dengan menggunakan tema.

Sukmadinata (2004;197) lebih memandang pembelajaran tematik sebagai

suatu model pembelajaran dengan fokus pada bahan ajaran. Bahan ajaran disusun

secara terpadu dan dirumuskan dalam bentuk tema-tema pembelajaran. Tema

yang dimaksud adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi inti

pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di

antaranya: (1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema

tertentu; (2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; (3)

Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4)

Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata

pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5) Peserta didik mampu

lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam

konteks tema yang jelas; (6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat

berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan

dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; (7) Guru

dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara

tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga

pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,

pemantapan, atau pengayaan.

Adapun menurut Sukandi dkk (2001:3), pembelajaran tematik pada

dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi

dari beberapa mata pelajaran dalam suatu tema. Dengan demikian, pelaksanaan

dalam pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa

Page 20: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

14

materi pelajaran yang disajikan dalam satu pertemuan. Pembelajaran tematik

sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar yang

melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna

kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik siswa

akan dapat memahami konsep yang dipelajari melalui pengamatan langsung dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang dipahaminya.

Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran

tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan menggabungkan materi

beberapa pelajaran dalam satu tema, yang menekankan keterlibatan peserta didik

dalam belajar dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini

dapat menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka

yang berbeda satu dengan yang lainnya.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model proses, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-

karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini

sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa

sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator

yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan

aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan

pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal- hal yang

lebih abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema

yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

15

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu

memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk

membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang

lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan

dimana sekolah dan siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya

sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

3. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat:

1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.

2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan

informasi.

3. Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai- nilai luhur

yang diperlukan dalam kehidupan.

4. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi,

komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.

5. Meningkatlkan gairah dalam belajar.

6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

4. Manfaat Pembelajaran Tematik

Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan guru

mendapatkan banyak manfaat. Diantara manfaat tersebut adalah:

1. Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual peserta didik

terhadap realitas sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualitasnya.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

16

2. Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu mengeksporasi

pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan pembelajaran.

3. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan hubungan antarpeserta

didik.

4. Pembelajaran tematik membantu guru meningkatkan profesionalismenya.

5. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak.

6. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan dan bermakna.

7. Mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi.

8. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja, toleransi, komunikasi, dan

tanggap terhadap gagasan orang lain.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIM Unggulan Kota

Gorontalo dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 1.1.

2. Karekteristik Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan pada siswa Kelas 1.1 yang

terdapat pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah keseluruhan

27 orang. Yang terdiri dari 13 laki-laki dan 14 perempuan serta memiliki latar

belakang yang berbeda-beda.

B. Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini melibatkan (Input) masukkan, Proses

dan hasil (Output)

1. Input (Masukan)

Dalam hal ini yang merupakan input (masukan) adalah siswa kelas 1.1

MIM Unggulan Kota Gorontalo. Guru mempersiapkan semua bahan ajar melaluii

pembelajaran sampai pada akhir pembelajaran. Ini merupakan salah-satu cara

penbelajaran untuk meninggkatkan karakkter nilai sikap peserta didik.

2. Proses

Tindakan yang didalamnya terdapat interaksi antara guru dan siswa

sehingga karakter nilai sikap siswa dapat meningkat melalui penerapan

pembelajaran tematik.

3. Output (Hasil)

Hasil pencapaian akhir setelah adanya tindakan melalui penerapan

pembelajaran tematik hingganya tujuan dari PTK ini berhasil atau dengan kata

lain pendidikan karakter nilai sikap mengalami peningkatan.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

18

C. Tahap-Tahap penelitian

1. Tahap Persiapan

Adapun hal-hal yang dilakukan pada persiapan ini adalah

a. Menghubungi kepada sekolah guna memperoleh ijin dan restu untuk

melaksanakan kegiatan penelitian ini sekaligus berkonsultasi tentang Guru

yang akan menjadi mitra kerja.

b. Mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama kepala

sekolah dan mitra.

c. Melakukan observasi awal terhadap objek penelitian.

d. Merencanakan lembar pemantauan pelaksanaan tindakan dan evaluasi.

Mempersiapkan adaministrasi kegiatan belajar mengajar) antara lain

rencana pembelajaran (RPP) dan pada observasi awal awal kegiatan ini yang

dilakukan adalah mengetahui tingkat karakter nilai sikap siswa kelas 1.1 MIM

Unggulan Kota Gorontalo, adapun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan KBM

b. Menentukan pelaksanaan KBM dengan menggunakan lembaran observasi

kegiatan siswa dan kegiatan Guru.

c. Mengadakan evaluasi

d. Mengadakan refleksi terhadap hasil observasi awal.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini bersama-sama dengan guru mitra melaksanakan kegiatan

sesuai dengan skenario kegiatan yang telah dirancang dengan menggunakan

persiapan pembelajaran yang didalamnya tercangkup langkah-langkah

pembelajaran yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran tematik. Untuk

pemantauan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disediakan untuk mengetahui dan mengumpulkan data mengenai segala

sesuatu yang terjadi pada saat proses pelaksanaan kegiatan berlangsung.

3. Tahap Pemantuan dan Evaluasi

Pada tahap ini penelitian dibantu oleh anggota tim penelitian untuk

mengamati pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembaran pengamatan

Page 25: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

19

yang telah dibuat, pengamatan melakukan pemantau terhadap peningkatan

karakter nilai sikap.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian. Analisis

Penelitian menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Penghitungan

data kuantitatif adalah dengan menghitung skor akhir berdasarkan skor yang

diperoleh dari lembar observasi yang telah disusun sebelumnya.

a. Data Hasil Observasi Karakter

Lembar observasi siswa terdiri dari 4 indikator dan masing - masing

indikator terdapat 3 deskriptor. Lembar observasi siswa menggunakan penilaian

dengan ketentuan (1) mendapat skor 1 jika deskriptor terlaksana. (2) Mendapat

skor 0 jika deskriptor tidak terlaksana.

Pemberian skor dilakukan pada setiap individu. Dengan langkah - langkah

sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada masing - masing indikator.

2. Menjumlahkan dan menghitung jumlah seluruh skor indikator yang didapatkan

siswa dengan rumus sebagai berikut:

Skor yang dicapai

Skor = X4 (Amirono dan Daryanto, 2016:110)

Skor Maksimum

3. Selanjutnya skor akhir yang telah didapat pada setiap individu di setiap

pertemuan, dibuat predikat yang telah ditetukan sebagai berikut: (1)

mendapatkan predikat SB (Sangat Baik) jika mendapatkan skor akhir 3.25 –

4.00. (2) mendapatkan predikat B (Baik) jika mendapatkan skor akhir 2.50 –

3.24. (3) mendapatkan predikat C (Cukup) jika mendapatkan skor akhir 1.75

–2.49. (4) mendapatkan predikat K (Kurang) jika mendapatkan skor akhir

1.00 –1.74 (Amirono dan Daryanto, 2016:110).

4. Setelah itu mencari rata - rata untuk mendapatkan penilaian untuk masing -

masing siklus.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

20

5. Selanjutnya menghitung presentase jumlah siswa yang mendapatkan predikat

minimal baik di dalam kelas

Page 27: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan pada siswa kelas 1.1 MIM Unggulan Kota Gorontalo. Dengan

jumlah siswa 27 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 14

orang siswa perempuan. Penelitian ini betujuan untuk meningkatkan karakter nilai

sikap melalui penerapan pembelajaran tematik.

Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) siklus yang didahului dengan

pengambilan data awal melalui observasi awal. Setiap siklus dirancang menjadi

empat kali pertemuan atau empat kali pemberian tindakan.

Observasi Data Awal

Hasil Pengamatan Kegiatan

Pengamatan dilakukan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa selama

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan.

a. Observasi Aktivitas Guru

Obsevasi aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru yaitu terdiri

dari :

Kegiatan Pendahuluan

1. Berdoa

2. Mengkondisikan Kelas

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

4. Menjelaskan materi yang relevan sesuai dengan pembelajaran

5. Menjelaskan dengan memperhatikan kondisi siswa

6. Member kesempatan kepada siswa untuk merespon penjelasan dan

memberi pendapat.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

22

Kegiatan Penutup

7. Memberi umpan balik pada siswa

8. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran

9. Menutup pembelajaran dengan doa

Dari aspek yang diamati tersebut, kriteria penilaiannya diberi kode pada

kolom “YA” dan “TIDAK” sesuai dengan petunjuk yang dilakukan oleh siswa,

apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Dari hasil pengamatan yang

diketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru.

b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa

Peningkatan kemampuan awal karakter nilai sikap yang dimiliki oleh

siswa, diukur dengan menggunakan lembar pengamatan siswa yang dapat dilihat

dengan jelas pada lampiran 4. Terdapat 4 aspek penilaian yaitu :

1. Religius

- Peserta didik berdoa dalam pembelajaran

- Memberi salam saat menyapa guru

- Selalu mengucapkan terima kasih dan maaf

- Selalu mengucapkan kata Permisi dan tolong

2. Jujur

- Peserta didik tidak mencontek saat mengerjakan tugas

- Mengembalikan barang temuan

- Tidak mengambil barang teman

- Segera mengembalikan barang teman yang dipinjam

3. Disiplin

- Datang dan pulang tepat waktu

- Kerapian diri

- Kerapian pakaian

- Istirahat

4. Peduli lingkungan

- Membuang sampah pada tempatnya

- Mengumpul sampah disekitar kelas

- Melaksanakan piket kelas

Page 29: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

23

- Selalu menjaga kebersihan

Dari hasil pengamatan observasi awal, dapat diketahui bahwa terdapat 14

orang siswa pada kategori cukup dengan persentase 51,85% dan 13 orang siswa

masuk pada kategori kurang dengan persentase sebesar 48,15%. Jadi jika

dijumlahkan dari ke empat aspek maka persentasi karakter nilai sikap siswa

sebesar 47, 75%. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Data Awal (Observasi)

No Klasifikasi Nilai Kriteria Aspek Jumlah Persentase

1 3,25 - 4 Sangat Baik - -

2 2,50 – 3,24 Baik - -

3 1,75 – 2,49 Cukup 14 51,85

4 1,00 – 1,74 Kurang 13 48,15

Jumlah 27 100

Siklus I

Hasil Pengamatan Kegiatan

Pengamatan dilakukan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa selama

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan.

a. Observasi Aktivitas Guru

Obsevasi aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru yaitu terdiri

dari :

Kegiatan Pendahuluan

1. Berdoa

2. Mengkondisikan Kelas

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

4. Menjelaskan materi yang relevan sesuai dengan pembelajaran

Page 30: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

24

5. Menjelaskan dengan memperhatikan kondisi siswa

6. Member kesempatan kepada siswa untuk merespon penjelasan dan

memberi pendapat.

Kegiatan Penutup

7. Memberi umpan balik pada siswa

8. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran

9. Menutup pembelajaran dengan doa

Dari aspek yang diamati tersebut, kriteria penilaiannya diberi kode pada

kolom “YA” dan “TIDAK” sesuai dengan petunjuk yang dilakukan oleh siswa,

apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Dari hasil pengamatan yang

diketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru.

b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa

Peningkatan kemampuan awal karakter nilai sikap yang dimiliki oleh

siswa, diukur dengan menggunakan lembar pengamatan siswa yang dapat dilihat

dengan jelas pada lampiran 4. Terdapat 4 aspek penilaian yaitu :

1. Religius

- Peserta didik berdoa dalam pembelajaran

- Memberi salam saat menyapa guru

- Selalu mengucapkan terima kasih dan maaf

- Selalu mengucapkan Permisi dan tolong

2. Jujur

- Peserta didik tidak mencontek saat mengerjakan tugas

- Mengembalikan barang temuan

- Tidak mengambil barang teman

- Segera mengembalikan barang teman yang dipinjam

3. Disiplin

- Datang dan pulang tepat waktu

- Kerapian diri

- Kerapian pakaian

- Istirahat

Page 31: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

25

4. Peduli lingkungan

- Membuang sampah pada tempatnya

- Mengumpul sampah disekitar kelas

- Melaksanakan piket kelas

- Selalu menjaga kebersihan

Dari hasil pengamatan siklus I, dapat diketahui bahwa terdapat 11 orang

siswa pada kategori baik dengan persentase 40,74% dan 16 orang siswa masuk

pada kategori kurang dengan persentase sebesar 59,26%. Jadi jika dijumlahkan

dari ke empat aspek maka persentasi karakter nilai sikap siswa sebesar 66,25%.

Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Data Siklus I

No Klasifikasi Nilai Kriteria Aspek Jumlah Persentase

1 3,25 – 4 Sangat Baik - -

2 2,50 – 3,24 Baik 11 40,74

3 1,75 – 2,49 Cukup 16 59,26

4 1,00 – 1,74 Kurang - -

Jumlah 27 100

Refleksi Hasil Tindakan

Refleksi atau pengevaluasian kembali hasil penilaian karakter siswa yang

dilakukan peneliti bersama guru pengamat. Setelah dilakukan kegiatan

pembelajaran dengan melalui pembelajaran tematik, maka selanjutnya peneliti dan

guru pengamat mencermati lembar pengamatan siswa dengan hasil observasi

keaktifan guru. Dari hasil diskusi dengan guru pengamat dapat disimpulkan

bahwa ketika guru memberikan tugas pada siswa, guru masih kurang teliti melihat

aspek yang membuat siswa belum dapat menerapkan karakter dengan baik.

Page 32: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

26

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang

dilakukan pada siklus I belum mencapai apa yang diharapkan, untuk itu penelitian

ini dilanjutkan pada siklus II.

Siklus II

Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran

Siklus II ini dilaksanakan sebagai penyempurnaan tindakan yang

dilaksanakan pada siklus I. Berdasarkan hasil refleksi pada silklus I maka

tindakan yang dilaksanakan pada silklus II mencakup penyempurnaan pada aspek

pengamatan kegiatan guru.

a. Observasi Aktivitas Guru

Obsevasi aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru yaitu terdiri

dari :

Kegiatan Pendahuluan

1. Berdoa

2. Mengkondisikan Kelas

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

4. Menjelaskan materi yang relevan sesuai dengan pembelajaran

5. Menjelaskan dengan memperhatikan kondisi siswa

6. Member kesempatan kepada siswa untuk merespon penjelasan dan

memberi pendapat.

Kegiatan Penutup

7. Memberi umpan balik pada siswa

8. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran

9. Menutup pembelajaran dengan doa

Dari aspek yang diamati tersebut, kriteria penilaiannya diberi kode pada

kolom “YA” dan “TIDAK” sesuai dengan petunjuk yang dilakukan oleh siswa,

apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Dari hasil pengamatan yang

diketahui bahwa semua aspek dilaksanakan oleh guru.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

27

b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa

Peningkatan kemampuan awal karakter nilai sikap yang dimiliki oleh

siswa, diukur dengan menggunakan lembar pengamatan siswa yang dapat dilihat

dengan jelas pada lampiran 4. Terdapat 4 aspek penilaian yaitu :

1. Religius

- Peserta didik berdoa dalam pembelajaran

- Memberi salam saat menyapa guru

- Selalu mengucapkan terima kasih dan maaf

- Permisi dan tolong

2. Jujur

- Peserta didik tidak mencontek saat mengerjakan tugas

- Mengembalikan barang temuan

- Tidak mengambil barang teman

- Segera mengembalikan barang teman yang dipinjam

3. Disiplin

- Datang dan pulang tepat waktu

- Kerapian diri

- Kerapian pakaian

- Istirahat

4. Peduli lingkungan

- Membuang sampah pada tempatnya

- Mengumpul sampah disekitar kelas

- Melaksanakan piket kelas

- Selalu menjaga kebersihan

Dari hasil pengamatan siklus II, dapat diketahui bahwa terdapat 20 orang

siswa pada kategori sangat baik dengan persentase 74,07% dan 7 orang siswa

masuk pada kategori baik dengan persentase sebesar 25,93%. Jadi jika

dijumlahkan dari ke empat aspek maka persentasi karakter nilai sikap siswa

sebesar 93,25%.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

28

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Data Siklus II

No Klasifikasi Nilai Kriteria Aspek Jumlah Persentase

1 3,25 – 4 Sangat Baik 20 74,07

2 2,50 – 3,24 Baik 7 25,93

3 1,75 – 2,49 Cukup - -

4 1,00 – 1,74 Kurang - -

Jumlah 27 100

Refleksi Hasil Tindakan

Refleksi yang dilaksanakan pada akhir siklus dengan tujuan untuk

mengetahui hasil yang telah diperoleh untuk mendapatkan gambaran apakah

tindakan yang dilakukan telah mempengaruhi peningkatan karakter siswa.

Berdasarkan refleksi tersebut maka hasil yang diperoleh telah mencapai target

yang diharapkan dengan pengertian bahwa tidak perlu lagi melanjutkan pada

siklus berikutnya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran tematik ini diawali

dengan penjelasan guru mengenai pembelajaran tematik baik dari pengertian,

tujuan pembelajaran, manfaat pembelajaran serta sasaran yang ingin dicapai

selanjutnya guru menjelaskan serta memberikan contoh-contoh tentang

pembelajaran tematik dengan harapan karakter siswa peserta didik akan

mengalamio peningkatan. Karakter yang dimaksud yaitu religius, jujur, disipli

serta peduli lingkungan.

Pada saat guru memberikan menjelaskan, siswa diminta untuk

memperhatikan secara teliti. Karena setelah guru memberikan penjelasan tentang

pembelajaran tematik, kemudian siswa diberikan tugas untuk mengisi pertanyaan-

pertanyaan seputar pembelajaran tematik sesuai dengan penjelasan guru.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

29

Berdasarkan hasil penelitian, tindakan yang diberikan pada siklus I hanya

dapat meningkat menjadi 66,25% peningkatan karakter siswa dari kemampuan

awal siswa sebesar 47,75%. Hal ini tentu belum mencapai apa yang telah

ditargetkan, yaitu jika persentase rata-rata karakter siswa dapat ditingkatkan

minimal menjadi 80%, maka tindakan dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II

peningkatan karaktes siswa meningkat menjadi 93,25%. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa hasil pada siklus II telah sesuai dengan target capaian yang

diharapkan, maka hipotesis yang telah diajukan dapat diterima, berdasarkan

pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan, peningkatan karakter siswa

dalam hal religius, jujur, disiplin serta peduli lingkungan mengalami peningkatan

yang signifikan serta sedah memnuhi target capaian penelitian yaitu 80%.

Metode pembelajaran yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah

melalui penerapan pembelajaran tematik. Meskipun karakter siswa mengalami

peningkatan akan tetapi masih perlu pengembangan lebih lanjut, hal ini

disebabkan oleh pembelajaran masih perlu pembenahan lebih baik lagi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pembelajaran tematik

adalah tindakan yang dilakukan oleh guru harus disertai dengan penjelasan dan

peragaan, sesuai dengan yang direncanakan pada tahap sebelumnya dan

pengamatan guru harus dipertajam terhadap tugas yang sedang dilakukan oleh

siswa.

Pada pelaksanaan atau pemberian tindakan siklus I hasilnya menunjukan

bahwa dari jumlah siswa 27 orang siswa, 11 orang (40,74%) termasuk kategori

baik dan cukup sebesar 16 siswa (59,26%). Jumlah ini masih sangat rendah jika

dibandingkan dengan kriteria keberhasilan tingkatan yang telah ditetapkan. Belum

nampaknya peningkatan karakter siswa ini disebabkan belum maksimalnya proses

pembelajaran yang diterapkan oleh guru serta ketidak seriusan siswa dalam

menerima maupun merespon penjelasan guru. Sehingga masih terdapat berbagai

kekurangan pada siklus I yang kemudian disempurnakan pada siklus II.

Pada siklus II mengalami peningkatan dimana karakter siswa meningkat

dengan melihat jumlah siswa sebesar 20 orang termasuk kategori sangat baik

dengan persentase sebesar 74,07% sedangkan sisanya sebanyak 7 orang termasuk

Page 36: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

30

pada kategori baik yaitu sebesar 25,93%. mengalami peningkatan dan bila

dibandingkan dengan capaian silkus I maka dapat dikatakan pada siklus II sudah

mencapai hasil yang diharapkan dan telah mencapai target.

Maka, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan

pembelajarantematik dapat meningkatkan pendidikan karakter siswa MIM

Unggulan Kota Gorontalo serta berdampak positif dan dapat meningkatkan

karakter siswa.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

31

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka

peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran tematik

dapat meningkatkan pendidikan karakter siswa MIM Unggulan Kota Gorontalo.

B. Saran

1) Dari hasil penelitian ternyata pembelajaran tematik mempunyai pengaruh

yang sangat positif terhadap peningkatan karakter siswa. Oleh karena itu

kiranya para guru dapat mengintensifkan pembelajaran tematik.

2) Pembelajaran tematik bukan hanya sebagai salah - satu mata pelajaran, akan

tetapi melalui pembelajaran tematik dapat merubah karakter peserta didik baik

dari sikap religius, jujur, disiplin dan peduli terhadap lingkungan.

Page 38: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

32

DAFTAR PUSTAKA

Aan Hasanah. (2009). Pendidikan Berbasis Karakter. Diambil dari:

http://www.mediaindonesia.com

Arikuto, suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Amirono dan Daryanto. 2016. Evaluasi & Penilaian Pembelajaran Kurikulum

2013. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas.(2005). Permendiknas. No. 22 Tahun 2005, tentang Standar Isi.

http://silabus.org/pengertian-pendidikan/

https://pengantarpendidikan.files.wordpress.com/2010/09/bab-i-pendidikan1.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37158/Chapter II.pdf;

https://www.academia.edu/4563266/Makalah_Tujuan_Pendidikan

http://www.informasiguru.com/2017/09/perpres87pendidikankarakter.html

Kemendiknas.(2008). Model bahan ajar. Jakarta: Puskurbuk.

Kemendiknas.(2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Jakarta: Puskurbuk.

Kemdikbud.(2011). Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa Jakarta: Puskurbuk.

Trianto. 2009 . Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tigkat Satuan

Pedidikan . Jakarta: Kecana.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

33

Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

SISWA KELAS 1.1 MIM UNGGULAN KOTA GORONTALO

TAHUN 2017

NO HARI / TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

Selasa, 16 Mei 2017

Selasa, 23 Mei 2017

Kamis 25 Mei 2017

Sabtu 27 Mei 2017

Selasa 06 Juni 2017

Observasi Awal

Tindakan I

Tindakan II

Tindakan III

Evaluasi

-

Siklus I

6.

7.

8.

9.

Selasa 13 Juni 2017

Kamis 15 Juni 2017

Sabtu 17 Juni 2017

Senin 19 Juni 2017

Tindakan I

Tindakan II

Tindakan III

Evaluasi

-

Siklus II

Page 40: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

34

Lampiran 2

CONTOH LEMBAR AKTIVITAS GURU

No. Aspek Yang Diobservasi Klasifikasi Ket

1.

Pendahuluan

1. Berdoa

2. Mengkondisikan Kelas

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Ya Tidak

2.

Kegiatan Inti

1. Menjelaskan materi yang relevan sesuai

dengan pembelajaran

2. Menjelaskan dengan memperhatikan kondisi

siswa

3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

merespon penjelasan dan memberi pendapat.

3.

Penutup

1. Memberi umpan balik pada siswa

2. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran

3. Menutup pembelajaran dengan doa

Page 41: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

35

Lampiran 3

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN SISWA

Nama Siswa :

Kelas :

NO ASPEK KLASIFIKASI

KET BS B C K

1 Religius - Peserta didik berdoa dalam

pembelajaran

- Memberi salam saat menyapa

guru

- Selalu mengucapkan terima

kasih dan maaf

- Permisi dan tolong

2 Jujur - Peserta didik tidak mencontek

saat mengerjakan tugas

- Mengembalikan barang

temuan

- Tidak mengambil barang

teman

- Segera mengembalikan barang

teman yang dipinjam

3 Disiplin - Datang dan pulang tepat

waktu

- Kerapian diri

- Kerapian pakaian

- Istirahat

4 Peduli

Lingkungan

- Membuang sampah pada

tempatnya

- Mengumpul sampah disekitar

kelas

- Melaksanakan piket kelas

- Selalu menjaga kebersihan

Page 42: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

36

Lampiran 4

HASIL PEGAMATAN OBSERVASI AWAL

No Religius Jujur Disiplin Peduli L Jumlah Nilai Ket

1 3 3 1 2 9 2,25 C

2 2 2 2 1 7 1,75 K

3 3 2 2 2 9 2,25 K

4 3 2 1 1 7 1,75 K

5 3 2 2 2 9 2,25 C

6 3 2 1 1 7 1,75 K

7 3 2 2 2 9 2,25 C

8 2 2 1 2 7 1,75 C

9 2 1 2 2 7 1,75 C

10 2 2 1 2 7 1,75 C

11 2 2 1 1 6 1,5 K

12 2 3 2 1 8 2 C

13 2 1 2 1 6 1,5 K

14 2 3 1 2 8 2 C

15 2 1 2 2 7 1,75 C

16 3 1 1 1 6 1,5 K

17 2 1 2 2 7 1,75 C

18 2 2 1 2 7 1,75 C

19 2 1 2 1 6 1,5 K

20 2 2 2 1 7 1,75 C

21 2 2 2 2 8 2 K

22 3 1 1 1 6 1,5 K

23 2 1 2 2 7 1,75 C

24 2 1 1 1 5 1,25 K

25 2 1 2 2 7 1,75 C

26 2 1 1 2 6 1,5 K

27 2 1 2 1 6 1,5 K

Jumlah 62 45 42 42 191 47,75

Page 43: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

37

Lampiran 5

HASIL PEGAMATAN SIKLUS I

No Religius Jujur Disiplin Peduli

L Jumlah Nilai Ket

1 3 2 2 2 9 2,25 C

2 2 3 2 2 9 2,25 C

3 3 2 3 2 10 2,5 B

4 3 2 2 2 9 2,25 C

5 3 3 3 2 11 2,75 B

6 3 2 2 2 9 2,25 C

7 3 2 3 3 11 2,75 B

8 2 2 2 3 9 2,25 C

9 2 2 3 2 9 2,25 C

10 2 2 3 2 9 2,25 C

11 2 3 3 3 11 2,75 B

12 2 3 3 3 11 2,75 B

13 2 2 2 3 9 2,25 C

14 2 3 3 3 11 2,75 B

15 3 2 2 2 9 2,25 C

16 3 2 2 2 9 2,25 C

17 2 2 2 3 9 2,25 C

18 2 3 3 3 11 2,75 B

19 2 2 2 3 9 2,25 C

20 2 3 3 3 11 2,75 B

21 2 3 2 2 9 2,25 C

22 3 3 3 3 12 3 B

23 2 3 3 3 11 2,75 B

24 2 3 2 2 9 2,25 C

25 2 3 3 3 11 2,75 B

26 2 2 3 2 9 2,25 C

27 2 2 2 3 9 2,25 C

JUMLAH 63 66 68 68 265 66,25

Page 44: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

38

Lampiran 6

HASIL PEGAMATAN SIKLUS II

No Religius Jujur Disiplin Peduli

L Jumlah Nilai Ket

1 3 4 4 4 15 3,75 BS

2 4 4 3 3 14 3,5 BS

3 3 3 3 3 12 3 B

4 4 3 3 4 14 3,5 BS

5 4 4 4 3 15 3,75 BS

6 3 3 3 3 12 3 B

7 3 4 3 4 14 3,5 BS

8 3 3 3 3 12 3 B

9 4 4 4 4 16 4 BS

10 3 3 3 3 12 3 B

11 3 3 4 4 14 3,5 BS

12 3 4 4 3 14 3,5 BS

13 4 3 4 3 14 3,5 BS

14 4 4 4 4 16 4 BS

15 4 4 4 4 16 4 BS

16 3 3 3 3 12 3 B

17 3 3 3 3 12 3 B

18 4 3 3 3 13 3,25 BS

19 4 4 4 4 16 4 BS

20 3 4 3 3 13 3,25 BS

21 3 3 3 3 12 3 B

22 3 4 4 4 15 3,75 BS

23 4 3 4 3 14 3,5 BS

24 4 4 3 4 15 3,75 BS

25 4 3 3 3 13 3,25 BS

26 4 4 3 3 14 3,5 BS

27 3 4 4 3 14 3,5 BS

JUMLAH 94 95 93 91 373 93,25

Page 45: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

39

Lampiran 7

DOKUMENTASI PENELITIAN

OBSERVASI AWAL

OBSERVASI AWAL

Page 46: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

40

DOKUMENTASI PENELITIAN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN/ TINDAKAN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN/ TINDAKAN

Page 47: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

41

DOKUMENTASI PENELITIAN

PERSIAPAN SIKLUS I

Page 48: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

42

DOKUMENTASI PENELITIAN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN/ TINDAKAN

Page 49: LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN PENDIDIKAN …

43

DOKUMENTASI PENELITIAN

SIKLUS II

SIKLUS II