122
LAPORAN PENELITIAN KAJIAN ANALISIS PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BALANGAN KERJASAMA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BALITBANGDA) KABUPATEN BALANGAN DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2018

LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

LAPORAN PENELITIAN

KAJIAN ANALISIS PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN BALANGAN

KERJASAMA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BALITBANGDA) KABUPATEN

BALANGAN

DENGAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2018

Page 2: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Kajian Analisis Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Balangan

Kabupaten Balangan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ULM

2. Lokasi 3. Penanggung Jawab

: :

4. Ketua Peneliti a. Nama b. Jabatan/Pangkat/Golongan c. Alamat Instansi

: : :

Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, SE, M.Si Guru Besar/Pembina/IVa Jl. Brigjen Hasan Basri Banjarmasin Telp. (0511) 3302789 1. Dr. Meina Wulansari Yusniar, SE., M.Si 2. Dr. Kadir, Drs., M.Si., Ak., CA 3. M. Ziyad, SE, M.M 4. Dr. R. R. Yulianti P, SE., M.Si 5. Dr. Meiske Claudia, SE, MM 6. Doni Stiadi, S.Si., M.Si 7. Dr. Ir. M. Anshar Nur, MM 8. Dr. Saharuddin, MA Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ULM

5. Anggota Peneliti :

6. Lembaga :

7. Sumber Dana : DIPA Anggaran Balitbangda Kabupaten Balangan Tahun Anggaran 2018 8. Periode Pelaksanaan :

Banjarmasin, 2018

MENGETAHUI/MENYETUJUI: Ketua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat ULM

Ketua Peneliti

Prof. Dr. Ir. H. M. Arief Soendjoeto, M.Sc Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, SE, M.Si

NIP.19600623 198801 1 001 NIP.19671231 199512 1 002

MENGETAHUI/MENYETUJUI: Kepala Balitbangda

Kabupaten Balangan Pejabat Pembuat Komitmen

Balitbangda Kabupaten Balangan

Resty Fauriana, ST, MT Akhriani, S.Pd, M.AP NIP.19820417 200604 2 016 NIP. 19710228 199702 1 002

ii

Page 3: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniah-Nya, sehingga Tim Peneliti mampu merampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai dengan tersusunnya hasil kajian dalam bentuk Laporan Akhir. Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari dukungan penuh Pemerintah Daerah kabupaten Balangan terutama Balitbangda Kabupaten Balangan, demikian pula halnya dengan Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat, serta Instansi terkait di Kabupaten Balangan yaitu Perusahaan Air Minum Daerah Balangan yang memfasilitasi pengumpulan data sekunder dan informasi lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian ini.

Berkenan dengan hal tersebut, selayaknyalah kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati Kabupaten Balangan, demikian pula Bapak Kepala Balitbangda Kabupaten Balangan beserta seluruh jajarannya dan bahkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Ketua LPPM ULM, yang telah memberikan kepercayaan kepada Tim Peneliti untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini. Semoga seluruh bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada kami mendapatkan limpahan pahala dari Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.

Selanjutnya Tim peneliti menyadari sepenuhnya bahwa kami sebagai manusia biasa tentu saja tidak terlepas dari berbagai kekurangan dan kehilafan dalam melaksanakan proses penelitian ini. Selayaknyalah pada kesempatan ini pula, kami sepatutnya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami segenap Tim Peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, menaruh harapan besar agar kiranya hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan pelayanan dan Usaha PDAM Kabupaten Balangan.

Banjarmasin, 2018

Tim Peneliti

iii

Page 4: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

RINGKASAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yang berjudul ”Kajian Analisis Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Balangan” secara umum adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan, kepuasan pelanggan, dan kelayakan investasi pengembangan usaha Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Balangan. Adapun tujuan secara khusus adalah untuk 1) mengetahui dan menganalisis kinerja Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kabupaten Balangan Berdasarkan aspek keuangan, administrasi dan operasional, 2) mengetahui dan menganalisis mengenai kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kabupaten Balangan, dan 3) mengetahui dan menganalisis mengenai kelayakan investasi Pemerintah Daerah Kabupaten Balangan terhadap pengembangan Usaha PDAM berupa bisnis air minum dalam kemasan.

Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk menggambarkan dan menganalisis kinerja keuangan dilihat dari laporan Laba Rugi, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Penilaian kinerja keuangan PDAM didasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Penilaian Kinerja ini terdiri dari 3 Aspek yaitu aspek keuangan, Aspek Operasional dan Aspek Administras. Analisis kinerja keuangan juga dilakukan dengan analisis vertikal dalam bentuk common- size dan analisis horizontal dengan melakukan perbandingan dari tahun 2014 sampai 2017. Data Primer diperoleh dari pelanggan PDAM secara langsung melalui kuesioner dengan membagi ke rumah-rumah pelanggan dan juga dengan pelanggan yang datang di kantor PDAM. Jumlah responden sebanyak 197 pelanggan. Adapaun kelayakan investasi untuk bisnis air mineral dalam kemasan, dilakukan dengan menggunakan metode Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return dan

Benefit Cost Ratio.

Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa: a) Berdasarkan kinerja aspek keuangan disimpulkan untuk aspek likuiditas selama periode 2014- 2017 diketahui bahwa PDAM Kabupaten Balangan telah mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan risiko gagal bayar kewajiban jangka pendek yang rendah. Dilihat dariaspek rentabilitas selama periode tahun 2014-2017 belum menunjukkan hasil yang memuaskan dengan rata-rata sebesar -9,03 persen. Rendahnya rasio rentabilitas (profitabilitas) ini disebabkan karena besarnya biaya operasional PDAM Kabupaten Balangan dibandingkan dengan pendapatan operasional PDAM Kabupaten Balangan. Namun jika melihat dari trendnya, ada kecenderungan PDAM Balangan sudah melakukan perbaikan efisiensi kinerja. Berdasarkan Aspek solvabilitas

menunjukkan bahwa PDAM Kabupaten Balangan mampu dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Berdasarkan Aspek arus kas

iv

Page 5: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

menunjukkan bahwa dari tahun 2014-2017 arus kas PDAM Kabupaten Balangan menunjukkan trend kenaikan. Hal ini memperlihatkan bahwa sumber modal kerja PDAM Kabupaten Balangan semakin meningkat. b) Berdasarkan aspek kepuasan pelanggan dapat disimpulkan bahwa Tingkat kesesuian antara harapan (kepentingan) dan kepuasan atas layanan PDAM Kabupaten Balangan secara rata-rata sebesar 91,07% ini menunjukan bahwa tingkat kesesuaian antara harapan pelanggan dengan kenyataan kepuasan berada pada kategori tinggi (80% s.d 100%) artinya pelayanan perusahaan PDAM sudah memiliki tingkat pelayayan yang baik dan memiliki kesenjangan yang kecil antara tingkat pelayanan yang diharapkan dengan kinerja kepuasan yang dirasakan pelanggan. Untuk Nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) sebesar 80,18%. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan PDAM Kabupaten Balangan secara keseluruhan sudah berada pada mutu pelayanan B (Baik). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kabupaten Balangan sudah memberikan pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan, sehingga kinerja pelayanan ini perlu dipertahankan dan juga masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi sehingga memberikan hasil kepuasan sangat baik. Hasil analisis Importance Performance Analysis (IPA) menunjukkan secara keseluruhan kualitas pelayanan PDAM Kabupaten Balangan sudah baik meskipun masih ada beberapa indikator yang perlu mendapat prioritas untuk perbaikan. Kesenjangan yang terjadi dalam kondisi lingkungan PDAM Kabupaten Balangan menunjukkan suatu kenyataan bahwa kualitas pelayanan menjadi suatu tuntutan pelanggan yang harus dipenuhi untuk meraih sukses, dengan cara memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan pelanggan. c) berdasarkan hasil perhitungan kelayakan investasi untuk pengembangan bisnis PDAM Balangan untuk usaha Air Minum dalam Kemasan Layak untuk dilaksanakan.

Kata Kunci : Kinerja keuangan, kepuasan pelanggan, Kelayakan investasi

v

Page 6: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

DAFTAR ISI

Halaman

Ii

Iii

Iv

Vi

Viii

Ix

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………….......

RINGKASAN PENELITIAN…………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….

1

1

5

5

5

6

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..

1.1.

1.2.

1.3.

1.4.

1.5.

Latar Belakang……………………………………………...........

Perumusan Masalah...............................................................

Maksud dan Tujuan ..……………………………………..........

Sasaran Kegiatan...…………………………….……………....

Ruang Lingkup dan Lokasi Kegiatan.....................................

7

7

7

8

10

11

11

11

16

18

21

24

25

27

31

32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………

2.1. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ...........………………....

2.1.1 Pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)....................

2.1.2. Dasar Hukum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)...............

2.1.3. Ciri-ciri Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)..........................

2.1.4. Tujuan Pendirian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)..........

2.1.5. Fungsi dan Peran BUMD.......................................................

2.2. Kepuasan Pelanggan...............................................................

2.3. Konsep Kualitas........................................................................

2.4. Investasi Pemerintah Daerah...................................................

2.5. Penyertaan Modal....................................................................

2.6. Kinerja Keuangan.....................................................................

2.7. Pedoman Penilaian Kinerja PDAM...........................................

2.8. Studi Kelayakan Bisnis.............................................................

2.9. Analisa Investasi Proyek..........................................................

2.10. Penilaian Investasi..................................................................

35

35

35

36

36

37

42

42

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

3.7.

Desain Penelitian…………………………………………...........

Lokasi dan Sasaran Penelitian………………………………….

Jenis dan Sumber Data………………………….………………

Teknik Pengumpulan Data………………………………………

Teknik Analisis Data……………………………………………..

Jangka Waktu Penelitian.........................................................

Tahapan Prosedur Pelaksanaan Penelitian............................

vi

Page 7: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

43

43

3.8. Biaya Penelitian......................................................................

3.9. Pelaksana Penelitian dan Tim Penelitian...............................

44

44

51

51 54 56

BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN …………………….

4.1. Gambaran Umum PDAM Kabupaten Balangan......................

4.2. Kinerja Keuangan PDAM Balangan Tahun 2014-2017...........

4.2.1. Perkembangan Rasio Keuangan PDAM Balangan............... 4.2.2. Analisis Common Size Laporan Laba Rugi PDAM Balangan 4.2.3. Analisis Common Size Laporan Neraca PDAM Balangan.... 4.2.4. Kinerja Arus Kas PDAM Kabupaten Balangan Tahun 2014-

2017....................................................................................... 4.2.5. Prediksi Arus Kas Tahun 2018-2020........………………....... 4.3. Laporan Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Kabupaten

Balangan Tahun 2018.............................................................. 4.3.1. Deskripsi responden.............................................................. 4.3.2. Analisis Tingkat Kesesuaian Harapan (Kepentingan) dan

Kepuasan............................................................................... 4.3.3. Indeks Kepuasan Pelanggan.................................................

4.3.4. Pemetaan Importance dan Performance Analysis (IPA).......

4.4. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Air Minum dalam Kemasan PDAM......................................................................

4.4.1. Analisis Kebutuhan Investasi................................................ 4.4.2. Analisis Usaha.........................................………………....... 4.4.3. Analisis Kelayakan Usaha....................................................

59 61

63 63

70 73 78

86 86 89 91

106

106 108 113

BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 5.1. Kesimpulan………………………………………………………… 5.2. Rekomendasi………………………………………………………

REFERENSI ..........………………………………………………………….

vii

Page 8: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1.

Tabel 4.3.

Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek Keuangan ...............

Klasifikasi Kinerja PDAM...................……………………......

Analisis Rasio PDAM Balangan Periode 2014 – 2017........

Kinerja Keuangan PDAM Balangan Tahun 2014-2017…..

Analisis Common Size Neraca PDAM Balangan Periode 2014-2017............................................................................ Laporan Arus Kas Periode Tahun 2014-2017 ........………..

Prediksi Arus Kas Tahun 2018 – 2020................................

Tingkat Kesesuaian Antara Harapan (tingkat kepentingan) dengan Kepuasan Pelanggan PDAM Kabupaten Balangan Tahun 2018.......................................................................... Kriteria penilaian Indeks Kepuasan Pelanggan...................

Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction

Index/CSI) Layanan PDAM Kabupaten Balangan Tahun 2018.....................................................................................

38

39

51

56

58

Tabel 4.4.

Tabel 4.5.

Tabel 4.6.

59

62

72

Tabel 4.7.

Tabel 4.8.

75

75

Tabel 4.9. Tanggapan dan Harapan Responden Terhadap 76 Pelayanan PDAM Kabupaten Balangan 2018..................... Aspek dan Atribut Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Kabupaten Balangan 2018.................................................. Perkembangan Penduduk daerah Sasaran………………… Proyeksi Kebutuhan AMDK di Daerah Sasaran beserta Pangsa Pasar AMDK PDAM Balangan (5% dari total Kebutuhan AMDK) ............................................................. Proyeksi Pendapatan Penjualan dan Aliran Kas Bersih Usaha Air Minum Dalam Kemasan selama 5 Tahun……...

Aliran Kas (Proceed)………………………………………….. Hasil Perhitungan Net Present Value (NPV)……………….

Tabel 4.10. 81

Tabel 4.11

Tabel 4.12.

92

92

Tabel 4.13. 100

Tabel 4.14.

Tabel 4.15.

101

102

103

105

Tabel 4.16. Perhitungan Nilai Internal Rate of Return…………………..

Tabel 4.17. Nilai Perhitungan Kelayakan Investasi………………………

viii

Tabel 3.2.

Tabel 4.1.

Tabel 4.2.

Page 9: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.

Gambar 4.1.

Gambar 4.2.

Konsep Kepuasan Pelanggan................................................

Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Balangan……………

Responden berdasarkan wilayah/ Kecamatan Kabupaten

Balangan…………………………………………………………

Sebaran Jenis Kelamin Responden.......................................

Sebaran Usia Responden......................................................

Sebaran Status Keluarga Responden....................................

Sebaran Tingkat Pendidikan Responden...............................

Sebaran Pekerjaan Responden.............................................

Pelayanan pada Pelanggan saat Survey Kepuasan

Pelanggan PDAM Kabupaten Balangan 2018……………….

Konsep Kepuasan Pelanggan…………………………………

Distribusi Atribut Layanan PDAM Kabupaten Balangan

Berdasarkan Analisis IPA Tahun 2018..................................

Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Balangan Tahun 2014- 2017.......................................................................................

14

48

64 65

65 66

67

68

69

Gambar 4.3.

Gambar 4.8.

Gambar 4.9.

Gambar 4.10.

71

81

Gambar 4.11. 87

ix

Gambar 4.4.

Gambar 4.5.

Gambar 4.6.

Gambar 4.7.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 1 | 113

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemberlakuan kebijakan pemerintah dalam Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah mendeksripsikan bahwa setiap pemerintah

daerah baik pemerintah daerah propinsi maupun pemerintah daerah

kabupaten dituntut untuk mampu membiayai berbagai pembangunan

daerahnya. Hal tersebut menjelaskan bahwa setiap daerah diharuskan

untuk memiliki kemampuan dalam upaya mengoptimalkan berbagai

potensi sumberdaya yang dimilikinya baik sumber daya manusia maupun

sumber daya alam.

Kemampuan untuk menganalisis berbagai potensi sumber daya

daerah dan mengoptimalkan secara tepat akan menjadi sumber kekuatan

daerah dalam melanjutkan roda pembangunan. Sumber-sumber

penerimaan daerah keseluruhannya dalam pelaksanaan otonomi dan

desentralisasi ini adalah: (a) Pendapatan Asli Daerah; (b) Dana

Perimbangan; (c) Pinjaman Daerah dan (d) Lain-lain Penerimaan yang

sah. Adapun sumber PAD tersebut meliputi; (a) hasil pajak daerah; (b)

hasil retribusi daerah; (c) hasil perusahaan milik daerah dan hasil

kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan(d) lain-lain PAD yang sah.

Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan

pemanfaatan potensi daerah, pemerintah daerah pada hakikatnya dapat

Page 11: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 2 | 113

mendirikan beberapa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan tujuan

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, namun disisi lain

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga bertujuan untuk memberikan

kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dua peranan Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) ini sering menimbulkan permasalahan dalam

pengelolaannya, hal ini karena jika Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

hanya mengejar fungsi sosial maka fungsi sebagai penyokong

sumberdana pembangunan daerah akan menurun, namun disisi lain jika

fungsi sebagai penyokong sumber pendapatan daerah ditingkatkan

dikhawatirkan fungsi sosial Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak akan

optimal.

Selanjutnya dalam upaya peningkatan kinerja Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD), pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) dapat menganggarkan dan merealisasikan

pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kepada Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD). Adapun pelaksanaan penyertaan modal pemerintah

daerah kedalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah salah satu

bentuk kegiatan/usaha pemerintah daerah untuk meningkatkan

pendapatan daerah guna mensejahterakan masyarakat. Penyertaan

modal pada BUMD merupakan bagian dari investasi jangka panjang

daerah, yang jumlah akumulatifnya disajikan dalam Neraca pada sisi Aset.

Dalam penganggarannya, penyertaan modal atau investasi ini tidak diakui

sebagai belanja, namun dimasukkan sebagai pengeluaran pembiayaan.

Di sisi lain, hasil yang diterima dari investasi yang telah dilakukan

Page 12: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 3 | 113

dikategorikan sebgai PAD. Oleh karena itu, kebijakan umum APBD (KUA)

akan memuat informasi tentang pendapatan dan pembiayaan ini.

Dari hasil kajian evaluasi kinerja pembangunan daerah terkait

aspek keuangan daerah oleh Tim Peneliti Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNLAM Banjarmasih tahun

2017, Pemerintah Kabupaten Balangan diperkirakan belum memiliki

kinerja yang memuaskan pada periode 2016 – 2021 jika diukur dari

kerangka ideal yang diinginkan dalam rangka otonomi. Untuk itu

diperlukan peningkatan pencapaian PAD secara intensif dan ekstensif

baik dengan meningkatkan fasilitas publik bagi kegiatan taxable seperti

hiburan, rekreasi, property, perdagangan, transportasi dan lain-lain serta

melalui strategi yang menyeluruh dalam menciptakan kondisi yang

kondusif bagi perkembangan bisnis dalam menurunkan biaya investasi,

kemudahan perijinan dan sebagainya. Disamping itu, perlu juga

mempertimbangkan untuk memperluas dan mengintensifkan investasi

seperti melalui penyertaan modal kepada BUMD maupun peluang lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten

Balangan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah pada

tahun 2018 ini melakukan kajian analisis terhadap kelayakan ekonomi,

sosial dan aspek lainnya yang dinilai berpotensi meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah, pendapatan

daerah dan meningkatkan kesejehteraan masyarakat. Penyertaan modal

yang direncanakan pada tahun 2018 adalah penyertaan modal terhadap

Page 13: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 4 | 113

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) baik berwujud uang maupun

barang milik daerah (BMD).

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 19 tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, bahwa

Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah dilakukan

dalam rangka pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja Badan

Usaha Milik Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki Daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyertaan

modal pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dilakukan dengan

pertimbangan sebagai berikut:

a) Barang milik daerah yang dari awal pengadaannya sesuai dokumen

penganggaran diperuntukkan bagi Badan Usaha Milik Negara/Daerah

atau badan hukum lainnya yang dimiliki Negara dalam rangka

penugasan pemerintah;

b) Barang milik daerah lebih optimal apabila dikelola oleh Badan Usaha

Milik Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki daerah baik

yang sudah ada maupun yang akan dibentuk.

Sehubungan dengan rencana penyertaan modal tersebut, maka

dilakukan analisis terhadap kelayakan, baik kelayakan terhadap peraturan

perundang-undangan, kondisi internal dan eksternal BUMD maupun

analisis kelayakan investasi penyertaan modal.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 5 | 113

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah pada kegiatan

pengkajian analisis investasi penyertaan modal Kab. Balangan ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Penilaian kinerja Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM)

Kabupaten Balangan Berdasarkan aspek keuangan, administrasi dan

operasional pada tahun 2017?

2. Bagaimana kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM

Kabupaten Balangan ?

3. Bagaimana kelayakan investasi Pemerintah Daerah Kab. Balangan

terhadap pengembangan Usaha PDAM Kabupaten Balangan ?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja Perusahaan Air Minum

Daerah (PDAM) Kabupaten Balangan Berdasarkan aspek keuangan,

administrasi dan operasional pada tahun 2017.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis mengenai kepuasan pelanggan

terhadap pelayanan PDAM Kabupaten Balangan.

3. Untuk mengetahu dan menganalisis mengenai kelayakan investasi

Pemerintah Daerah Kab. Balangan terhadap pengembangan Usaha

PDAM Kabupaten Balangan.

1.4. Sasaran Kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pengkajian analisis

investasi penyertaan modal Kab. Balangan ini adalah sebagai berikut:

Page 15: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 6 | 113

1. Melakukan pengumpulan dan pengelompokan data primer dan

sekunder PDAM Kabupaten Balangan pada tahun 2017

2. Menghitung indikator–indikator kinerja PDAM pada tahun 2017.

3. Menganalisis aspek kelayakan investasi Pemerintah Daerah

Kabupaten Balangan terhadap pengembangan bisnis PDAM

Kabupaten Balangan yang meliputi aspek ekonomi dan sosial, dan

aspek lainnya.

1.5. Ruang Lingkup dan Lokasi Kegiatan

Ruang Lingkup/Batasan Kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a. Pengkajian dilaksanakan pada Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kabupaten Balangan

b. Ruang lingkup pengkajian

Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Balangan sampai Tahun 2017

dari aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi.

Melakukan penilaian terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat

terhadap pelayanan PDAM Kabupaten Balangan.

Penilaian kelayakan investasi Pemerintah Daerah terhadap

BUMD dari aspek ekonomi dan sosial dan aspek lainnya.

c. Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan : Kabupaten Balangan.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 7 | 113

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

2.1.1. Pengertian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

BUMD menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh Daerah. Terdapat dua bentuk BUMD, yaitu: 1) Perusahaan

Umum Daerah adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu

Daerah dan tidak terbagi atas saham, dan 2) Perusahaan Perseroan

Daerah adalah BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya

terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh

satu persen) sahamnya dimiliki oleh satu Daerah.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang

didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian

besar/seluruhnya adalah milik pemerintah daerah. BUMD berdasarkan

kategori sasarannya terdiri dari 2 (dua) golongan, yakni perusahaan

daerah untuk melayani kepentingan publik dan perusahaan daerah

untuk tujuan peningkatan penerimaan daerah. Tujuan dibentuknya

Badan Usaha Milik Daerah tersebut adalah untuk melaksanakan

pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat,

penyelenggaraan kemanfaatan umum dan peningkatan penghasilan

daerah. Sesuai UU No. 23 Tahun 2014, pemerintah daerah tidak harus

memiliki BUMD, namun BUMD dapat menjadi pertimbangan bagi

Page 17: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 8 | 113

daerah untuk menjadi sarana dalam rangka memberikan pelayanan bagi

masyarakat. BUMD dapat didirikan oleh pemerintah daerah dan

pendiriannya ditetapkan dengan Perda.

Pendirian BUMD didasarkan pada kebutuhan Daerah dan

kelayakan bidang usaha BUMD yang akan dibentuk. Sumber modal

BUMD terdiri dari penyertaan modal daerah, pinjaman, hibah, dan sumber

modal lainnya yang terdiri dari kapitalisasi cadangan, keuntungan

revaluasi aset, dan agio saham. Penyertaan modal tersebut harus

ditetapkan dengan Perda. Penyertaan modal dimaksud dapat dilakukan

dalam rangka pembentukan BUMD maupun penambahan modal BUMD ,

baik berupa uang ataupun barang milik daerah. Terkait dengan barang

milik daerah yang disertakan, harus dinilai sesuai nilai riil pada saat

barang milik daerah tersebut akan dijadikan penyertaan modal

2.1.2. Dasar Hukum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Ditilik dari produk hukum yang ada BUMD telah dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah, yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974

tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Pasal 177 UU Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan Pemerintah

daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan,penggabungan,

pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan

peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-

undangan. Perusahaan daerah didirikan dengan peraturan daerah atas

kuasa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962. Perusahaan daerah adalah

Page 18: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 9 | 113

badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh

dengan berlakunya peraturan daerah tersebut, peraturan daerah mulai

berlaku setelah mendapat pengesahan instansi atasan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tidak menggunakan

nomenklatur pendirian tetapi pembentukan. Pendirian perusahaan daerah

sendiri tidak memiliki paying hukum yang cukup kuat. Hanya dituangkan

pada beberapa undang-undang dan peraturan pemerintah. Pasal 75

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah menyatakan penyertaan modal pemerintah daerah

dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun

anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang

penyertaan modal daerah berkenaan. Peraturan Pemerintah Nomor 58

Tahun 2005 ini tidak menjelaskan bagaimana pendirian atau

pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) secara jelas dan terinci.

Jika berbadan hukum Perusda (Perusahaan Umum Daerah),

pendirian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) harus mengikuti Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah, sehingga

Perusda tidak perlu akte pendirian notaris. Selanjutnya pemerintah daerah

menetapkan peraturan daerah tentang penyertaan modal pada

perusahaan daerah dimaksud. Jika Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

berbadan hukum PT (Perseroan Terbatas), terkait pendiriannya harus

mengikuti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 10 | 113

2.1.3. Ciri-ciri Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

BUMD memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha.

b) Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam

permodalan perusahaan.

c) Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan

kebijakan perusahaan.

d) Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang.

e) Melayani kepentingan masyarakat umum, selain mencari keuntungan.

f) Sebagai stasbilisator perekonomian dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan rakyat.

g) Sebagai sumber pemasukan negara dan daerah (pendapatan asli

daerah).

h) Seluruh atau sebagian besar modalnya milik pemerintah daerah, dan

merupakan kekayaan yang dipisahkan.

i) Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang

go public.

j) Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun

nonbank.

k) Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMD, dan mewakili BUMD di

pengadilan.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 11 | 113

2.1.4. Tujuan Pendirian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

BUMD memiliki tujuan yaitu :

1. Memberikan sumbangsih pada perkonomian nasional dan

penerimaan kas negara dan daerah.

2. Mengejar dan mencari keuntungan.

3. Pemenuhan hajat hidup orang banyak.

4. Perintis kegiatan-kegiatan usaha.

5. Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah.

6. Melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut.

7. Memperoleh keuntungan yang akan digunakan untuk pembangunan

di daerahnya.

2.1.5. Fungsi dan Peran BUMD

Fungsi dan peran dari BUMD bagi daerahnya adalah sebagai

berikut:

1. Melaksanakan kebijakan pemerintah daerah dalam bidang ekonomi

dan pembangunan.

2. Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan.

3. Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha.

4. Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat.

2.2. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction) atau sering disebut

juga dengan Total Customer Satisfaction menurut Barkelay dan Saylor

(1994:82) merupakan fokus dari proses Customer-Driven Project

Management (CDPM), bahkan dinyatakan pula bahwa kepuasan

Page 21: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 12 | 113

pelanggan adalah kualitas. Begitu juga definisi singkat tentang kualitas

yang dinyatakan oleh Juran (1993:3) bahwa kualitas adalah kepuasan

pelanggan. Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (1996:146) bahwa

kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dengan harapannya.

Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan. Kualitas termasuk semua elemen yang

diperlukan untuk memuaskan tujuan pelanggan, baik internal maupun

ekternal, juga termasuk tiap-tiap item dalam produk kualitas, kualitas

layanan, performance, availibility, durability,aesthetic, reability,

maintainability, logistic, supportability, customer service, training, delivery,

billing, shipping, repairing, marketing, warranty, dan life cycle cost.

Melalui komunikasi, baik antar pelanggan maupun dengan supplier

akan menjadikan harapan bagi pelanggan terhadap kualitas produk yang

akan dibelinya. Pemahaman terhadap harapan pelanggan oleh supplier

merupakan input untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas

produk, baik barang maupun jasa. Pelanggan akan membandingkan

dengan produk jasa lainnya. Bilamana harapanharapannya terpenuhi,

maka akan menjadikan pelanggan puas, dan kemudian loyal terhadap

produk barang atau jasa yang dibelinya. Sebaliknya, bilamana tidak puas,

supplier akan ditinggalkan oleh pelanggan.

Kunci keputusan pelanggan berkaitan dengan kepuasan terhadap

penilaian produk barang dan jasa. Kerangka kepuasan pelanggan

tersebut terletak pada kemampuan supplier dalam memahami kebutuhan,

Page 22: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 13 | 113

keinginan dan harapan pelanggan sehingga penyampaian produk, baik

barang maupun jasa oleh supplier sesuai dengan harapan pelanggan.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, dimensi waktu juga mempengaruhi

tanggapan persepsi pelanggan terhadap kualitas produk, baik barang

maupun jasa.

Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan

harapan pelanggan. Sebuah perusahaan perlu mengetahui beberapa

faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan terhadap

produksi air minum di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan dan keinginan, yaitu berkaitan dengan hal-hal yang

dirasakan oleh pelanggan saat pelanggan sedang mencoba

melakukan transaksi dengan perusahaan. Jika pada saat itu

kebutuhan dan keinginan terhadap produksi air minum yang

ditawarkan oleh perusahaan air minum sangat besar, maka harapan-

harapan pelanggan yang berkaitan dengan kualitas produk dan

layanan perusahaan akan tinggi pula, begitu juga sebaliknya.

b. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dan

layanan, baik dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.

c. Pengalaman teman-teman, cerita teman pelanggan tentang kualitas

produk dan layanan perusahaan yang akan didapat oleh pelanggan.

d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran atau persepsi yang timbul

dari image periklanan dan pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 14 | 113

Kepuasan pelanggan didasarkan pada kesesuaian antara harapan

pelanggan dengan persepsi yang dirasakan pelanggan dari kinerja

layanan yang diberikan oleh perusahaan. Kondisi kepuasan pelanggan

tercipta apabila persepsi (kepuasan) bernilai lebih besar atau sama

dengan harapan (kepentingan), sebaliknya kondisi ketidakpuasan terjadi

apabila persepsi lebih kecil dari harapan. Secara konseptual kepuasan

pelanggan oleh Tjiptono (2000) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Konsep Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (1996:148) terdapat empat

metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem keluhan dan saran, artinya setiap perusahaan yang

berorientasi pada pelanggan perlu memberikan kesempatan seluas-

luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran,

pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi

Page 24: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 15 | 113

kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis, menyediakan

kartu komentar, menyediakan saluran telepon.

2. Survei kepuasan pelanggan, artinya kepuasan pelanggan dilakukan

dengan menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon,

maupun wawancara pribadi. Dengan melalui survei, perusahaan akan

memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari

pelanggan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa

perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan

dengan berbagai cara, di antaranya sebagai berikut : a) Directly

reported satisfaction, yaitu pengukuran dilakukan secara langsung

melalui pertanyaan, seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral,

puas, dan sangat puas, b) Derived dissatisfaction, yaitu pertanyaan

yang menyangkut besarnya harapan pelanggan terhadap atribut, c)

Problem analysis, artinya pelanggan yang dijadikan responden untuk

mengungkapkan dua hal pokok, yaitu (i) masalah-masalah yang

mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan (ii)

saran-saran untuk melakukan perbaikan, dan d) Importance-

performance analysis, artinya dalam teknik ini responden dimintai

untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan

pentingnya elemen.

3. Ghost shopping, artinya metode ini dilaksanakan dengan cara

memperkerjakan beberapa orang (Ghost shopper) untuk berperan

atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk

Page 25: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 16 | 113

perusahaan dan pesaing. Kemudian Ghost shopper menyampaikan

temuan-temuan mengenai kekuatan dan kelemahan produk

perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam

pembelian produk-produk tersebut.

4. Lost customer analysis, artinya perusahaan menghubungi para

pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih

pemasok dan diharapkan diperoleh informasi penyebab terjadinya hal

tersebut.

Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu

produk. Suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk

tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Aspek mutu suatu produk dapat

diukur. Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu

produk (barang atau jasa). Di samping itu, pengukuran aspek mutu

bermanfaat bagi pimpinan bisnis, yaitu (i) untuk mengetahui dengan baik

bagaimana jalannya proses bisnis; (ii) mengetahui di mana harus

melakukan perubahan dalam upaya menentukan apakah perubahan yang

dilakukan mengarah keperbaikan.

2.3. Konsep Kualitas

Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena

orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti

kesesuian dengan persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk

pemakaian perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat,

pemenuhan kebutuhan pelanggan, melakukan segala sesuatu yang

membahagiakan. Dalam persepektif TQM (Total Quality Management),

Page 26: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 17 | 113

kualitas dipandang secara lebih luas, yaitu tidak hanya aspek hasil yang

ditekankan, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Hal ini

jelas tampak dalam definisi yang dirumuskan oleh Goeth dan Davis yang

dikutip Tjiptono (2000:51) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sebaliknya, menurut

Lukman (1999:9) definisi kualitas bervariasi dari yang kontroversional

hingga kepada yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas

biasanya menggambarkan karakteristik langsung suatu produk, seperti :

1. performansi (performance); 2. keandalan (reliability); 3. mudah dalam

penggunaan (ease for use); 4. estetika (esthetics), dan sebagainya. Oleh

karena itu, kualitas pada prinsipnya adalah upaya untuk menjaga janji

kepada pelanggan agar pihak yang dilayani merasa puas dan

diungkapkan.

Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan

pelanggan, dimana kualitas memberikan suatu dorongan kepada

pelanggan untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat dengan

perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan

perusahaan untuk memahami dengan saksama harapan pelanggan serta

kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan

kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat

menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang

memberikan kualitas memuaskan.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 18 | 113

Menurut Gaspersz yang dikutip Lukman (1999:146) pada dasarnya

sistem kualitas modern dapat dicirikan oleh lima karakteristik, yaitu

sebagai berikut:

1. Sistem kualitas modern berorientasi pada pelanggan yang berarti

produk-produk didesain sesuai dengan keinginan pelanggan melalui

suatu riset pasar kemudian diproduksi dengan baik dan benar

sehingga memenuhi spesifikasi desain yang pada akhirnya

memberikan pelayanan purnajual kepada pelanggan.

2. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya partisipasi aktif yang

dipimpin oleh manajemen puncak dalam proses peningkatan kualitas

secara terus menerus.

3. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya pemahaman dari setiap

orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas.

4. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya aktivitas yang

berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, tidak berfokus

pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja.

5. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya suatu filosofi yang

menganggap bahwa kualitas merupakan jalan hidup.

2.4. Investasi Pemerintah Daerah

Berdasarkan Permendagri No. 52 Tahun 2012, dijelaskan bahwa

investasi pemerintah daerah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau

barang milik daerah oleh pemerintah daerah dalam jangka panjang untuk

investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung, yang mampu

mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial,

Page 28: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 19 | 113

dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu. Investasi

Langsung adalah penyertaan modal dan/atau pemberian pinjaman oleh

pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan usaha. Investasi

pemerintah daerah bertujuan untuk: meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan perekonomian daerah; meningkatkan pendapatan daerah;

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam struktur pendapatan daerah terdapat komponen

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan. Pengelolaan atas kekayaan daerah

yang dipisahkan menjadi sangat penting ketika pemerintah daerah

berusaha meningkatkan pendapatannya untuk membiayai pelayanan

Publik yang hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Namun

pada kenyataannya, hasil yang diperoleh dari aset yang dipisahkan ini

sangat minim, sehingga investasi yang dilakukan secara terus menerus

justru hanya seperti membebani APBD dan tidak memberikan kontribusi

terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Penyertaan modal pada BUMD merupakan bagian dari investasi

jangka panjang daerah, yang jumlah akumulatifnya disajikan dalam

neraca pada sisi aset. Dalam penganggarannya, penyertaan modal atau

investasi ini tidak diakui sebagai belanja, namun dimasukkan sebagai

pengeluaran pembiayaan. Di sisi lain, hasil yang diterima dari investasi

yang telah dilakukan dikategorikan sebagai Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Oleh karena itu, kebijakan umum APBD (KUA) akan memuat

informasi tentang pendapatan dan pembiayaan ini.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 20 | 113

Ada beberapa persoalan dalam hal pengelolaan keuangan daerah,

diantaranya adalah:

1. Urgensi penyertaan modal Pemda

Salah satu tujuan pembentukan BUMD adalah untuk meningkatkan

pelayanan publik yang dapat diberikan oleh Pemda dengan

menggunakan pendekatan bisnis. Meski BUMD dibentuk untuk

mencari keuntungan, namun tanpa harus menghilangkan aspek

pelayanan publik. BUMD tidak mendapat saingan dari investasi

swasta karena bidang usaha yang dijalankannya membutuhkan

modal besar dan masa pengembalian investasi yang membutuhkan

waktu sangat lama.

2. Makna Pemda sebagai pemilik BUMD/pemodal terkait dengan

manajemen dan pengawasan BUMD.

Pemda sebagai pemilik BUMD bisa selaku pemilik penuh apabila

keseluruhan modal BUMD bersumber dari Pemda. BUMD dengan

pemilik tunggal ini berbentuk perusahaan umum (Perum), sementara

jika Pemda bukan pemilik tunggal bentuk perusahaan adalah

perseroan terbatas (PT). Pemda sendiri melakukan investasi setelah

menganggarkan terlebih dahulu dalam Perda APBD komponen

pembiayaan berupa penyertaan modal daerah/investasi. Oleh

karena itu, penyertaan modal ini harus memperoleh persetujuan dulu

dari lembaga perwakilan daerah (DPRD).

3. Besaran bagi hasil/dividen yang diperoleh Pemda dari

investasinya di BUMD.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 21 | 113

BUMD sebagai sumber pendapatan daerah secara legal formal

diakui dalam peraturan perundang-undangan, sehingga muncul

rekening “Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

daerah (BUMD)” (Lampiran A.IV Permendagri Nomor 13 Tahun

2006). Namun, hal ini juga bermakna bahwa jika BUMD tidak

memperoleh laba, maka Pemda juga tidak akan memperoleh PAD

dari BUMD tersebut. Dengan demikian, besaran PAD yang diperoleh

Pemda dari BUMD tergantung pada besaran laba yang diperoleh

BUMD. BUMD tidak boleh dibebani target PAD apabila BUMD masih

merugi atau “berada” dalam upaya mendukung program Pemerintah

berupa penyediaan air bersih (khusus bagi PDAM).

2.5. Penyertaan Modal

Secara umum penyertaan modal dapat didefenisikan sebagai suatu

usaha untuk memiliki perusahaan yang baru atau yang sudah berjalan,

dengan melakukan setoran modal ke perusahaan tersebut. Penyertaan

Modal Negara adalah pemisahan kekayaan negara dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau penetapan cadangan

perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN

dan/atau Perseroan Terbatas lainnya, dan dikelola secara korporasi.

Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah adalah pengalihan

kepemilikan barang milik negara/daerah yang semula merupakan

kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk

diperhitungkan sebagai modal/saham negara atau daerah pada badan

Page 31: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 22 | 113

usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya

yang dimiliki negara.

Pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008

tentang Investasi Pemerintah menyatakan Penyertaan Modal adalah

bentuk Investasi Pemerintah pada Badan Usaha dengan mendapat hak

kepemilikan, termasuk pendirian Perseroan Terbatas dan/atau

pengambilalihan Perseroan Terbatas. Dalam pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan negara terdapat beberapa jenis

penyertaan modal yaitu, antara lain :

a. Penyertaan modal pemerintah pusat adalah pengalihan kepemilikan

Barang Milik Negara yang semula merupakan kekayaan negara yang

tidak dipisahkan menjadi kekayaan negara yang dipisahkan untuk

diperhitungkan sebagai modal/saham negara pada Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau Badan

Hukum lainnya yang dimiliki Negara/Daerah.

b. Dalam APBD, penyertaan modal pemerintah daerah kedalam

perusahaan daerah adalah salah satu bentuk kegiatan/usaha pemda

untuk meningkatkan pendapatan daerah guna mensejahterakan

masyarakat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dinyatakan

bahwa setiap penyertaan modal atau penambahan penyertaan modal

kepada perusahaan daerah harus diatur dalam perda tersendiri

tentang penyertaan atau penambahan modal. Perlu diingat bahwa

penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila

jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

Page 32: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 23 | 113

ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah

berkenaan. Penambahan penyertaan modal oleh Pemda bersumber

dari APBD tahun anggaran berjalan pada saat penyertaan atau

penambahan penyertaan modal tersebut dilakukan.

c. Penyertaan Modal Bank Indonesia: sesuai dengan Pasal 64 Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009

dan Penjelasannya, Bank Indonesia hanya dapat melakukan

penyertaan modal pada badan hukum atau badan lainnya yang

sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Penyertaan di luar

badan hukum atau badan lain yang sangat diperlukan tersebut hanya

dapat dilakukan apabila telah memperoleh persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat. Dana untuk penyertaan modal tersebut hanya

dapat diambil dari dana cadangan tujuan. Dalam hal penyertaan

modal yang dilakukan Pemerintah Daerah pada Badan Umum Milik

Daerah (BUMD) perlu dilihat modal awal yang dibutuhkan oleh BUMD

tersebut. Adapun aturan-aturannya terdapat didalam Bank for

International Settlement sebagai lembaga yang dipayungi oleh Bank

Dunia. Selanjutnya dapat dilihat kebijakan dari Bank Indonesia

sebagai bank sentral Indonesia. Kebijakan Bank Indonesia tersebut

dikeluarkan melalui Peraturan Bank Indonesia yang berlaku pada

Bank-Bank di Indonesia. Antara peraturan Bank Indonesia dengan

Page 33: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 24 | 113

Bank or International Settlement adalah tidak boleh bertentangan satu

sama lain.

2.6. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat diukur dengan keberhasilan suatu

perusahaan dalam mempertahankan kebijakan dividen yang

menguntungkan sampai perusahaan mampu menunjukkan adanya suatu

kenaikan modal yang stabil. Menurut Sucipto (2003) kinerja keuangan

adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur

keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba.

Menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan

dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya.

Menurut Horne (1998) kinerja kuangan adalah merupakan ukuran prestasi

perusahaan maka keuntungan adalah merupakan salah satu alat yang

digunakan oleh para manajer. Kinerja keuangan juga akan memberikan

gambaran efisiensi atas pengunaan dana mengenai hasil akan

memperoleh keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan

pendapatan bersih setelah pajak. Nitisemito (1995) mengatakan bahwa

kinerja keuangan merupakan kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk

mendapatkan dan mengunakan modal dengan cara yang efektif dan

efisien. Menurut Sudarno, dkk (2010), kinerja keuangan adalah suatu

kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi

perusahaan dan mengunakan modal secara efektif dan efisien demi

tercapainya tujuan perusahaan.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 25 | 113

2.7. Pedoman Penilaian Kinerja PDAM

Laporan keuangan merupakan perangkat penilaian kinerja yang

digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai keberhasilan atau tidaknya

pada Perusahaan Daerah Air Minum, yang berpedoman pada Keputusan

Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 47 Tahun 1999 yaitu tentang

Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Untuk

melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM perlu dilakukannya

analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan pada setiap akhir

tahun buku. Untuk mencapai nilai maksimum dan bobot kinerja dari

indikator aspek meliputi aspek keuangan, aspek operasional dan aspek

administrasi dapat dilihat sesuai dengan Kepmendagri no. 47 tahun 1999

pasal 3 berikut ini :

(1) Tingkat keberhasilan PDAM adalah:

a. Baik Sekali, bila memperoleh nilai kinerja diatas 75;

b. Baik, bila memperoleh nilai kinerja diatas 60 sampai dengan 75;

c. Cukup, bila memperoleh nilai kinerja diatas 45 sampai dengan 0;

d. Kurang, bila memperoleh nilai kinerja diatas 30 sampai dengan 45;

e. Tidak Baik, bila memperoleh nilai kinerja kurang dari atau sama

dengan 30.

(2) Bobot untuk masing-masing aspek adalah:

a. Aspek Keuangan 45;

b. Aspek Operasional 40;

c. Aspek Administrasi 15.

(3) Indikator setiap aspek terdiri atas:

Page 35: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 26 | 113

a. Aspek Keuangan:

1. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif;

2. Rasio Laba terhadap Penjualan;

3. Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar;

4. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Total Utang;

5. Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang;

6. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi;

7. Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusulan terhadap

Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo;

8. Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air;

9. Jangka Waktu Penagihan Piutang;

10. Efektivitas Penagihan.

b. Aspek Operasional

1. Cakupan Pelayanan;

2. Kualitas Air Distribusi;

3. Kontinuitas Air;

4. Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi;

5. Tingkat Kehilangan Air;

6. Peneraan Meter Air;

7. Kecepatan Penyambungan Baru;

8. Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per bulan;

9. Kemudahan Pelayanan;

10. Rasio Karyawan per 1000 pelanggan.

Page 36: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 27 | 113

c. Aspek Administrasi:

1. Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan);

2. Rencana Organisasi dan Uraian Tugas;

3. Prosedur Operasi Standar;

4. Gambar Nyata Laksana (As Built Drawing);

5. Pedoman Penilaian Kerja Karyawan:

6. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

7. Tertib Laporan Internal;

8. Tertib Laporan Eksternal;

9. Opini Auditor Independen;

10. Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir.

2.8. Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) studi kelayakan bisnis

adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang

suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan

layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan. Menurut Umar (2005) studi

kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang

tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun,

tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka

pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak

ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru. Suliyanto

(2010) menyatakan beberapa perbedaan studi kelayakan bisnis

dengan rencana bisnis (businessplan) berdasarkan sumber data

penelitian, penyusun penelitian, tujuan dari studi kelayakan dan

Page 37: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 28 | 113

rencana bisnis, waktu penelitian, dan biaya yang dibutuhkan oleh masing-

masing.

Ada beberapa Aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis, yaitu :

a. Aspek Pasar dan Aspek Pemasaran

Dalam sebuah studi kelayakan bisnis aspek pasar dan pemasaran

merupakan salah satu aspek yang paling penting, karena aspek

pasar dan pemasaran menentukan hidup atau tidaknya sebuah

perusahaan di dalam industri. Menurut Thamrin dan Tantri (2012)

pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat

memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini

maupun konsumen potensial.

b. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Dalam menganalisis studi kelayakan bisnis aspek manajemen

dan SDM penting dianalisis karena dalam menjalankan sebuah

organisasi, manajemen satu dengan yang lainnya memiliki

keterkaitan pekerjaan. Suatu organisasi selalu diibaratkan

dengan sebuah tubuh, apabila akan melakukan sebuah

perubahaan namun sebagian dari organ tubuh tidak siap untuk

menerima perubahan tersebut maka perubahan yang telah

direncanakan tidak akan dapat dijalankan.

Page 38: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 29 | 113

c. Aspek Teknis dan Operasional

Langkah selanjutnya dalam penentuan kelayakan suatu rencana

bisnis adalah menganalisis aspek teknis dan teknologi. Evaluasi

aspek teknis ini mempelajari kebutuhan - kebutuhan teknis bisnis,

seperti penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi yang

dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi bisnis dan letak

perusahaan yang paling menguntungkan.

d. Aspek AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan Hidup)

Pertumbuhan dan pekembangan perusahaan berpengaruh

terhadap lingkungan sekitar apakah membawa dampak negative

atau positif terhadap masyarakat sekitar atau sebaliknya apakah

masyarakat sekitar membawa dampak positif atau negative terhadap

perusahaan. Analisa yang dilakukan terhadap aspek ini bermanfaat

untuk mengindentifikasi kelayakan bisnis yang dijalankan sesuai

dengan standar lingkungan hidup yang ada. Salah satu media

dari aspek ini adalah AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

yang sedang dan telah dikembangkan di beberapa Negara

maju dengan nama Environmental Impact analysis atau

Environmental Impact Assessment (EIA).

e. Aspek Hukum

Berdasarkan pendapat Husnan dan Suwarsono (2007) aspek

hukum dalam studi kelayakan menganalisis tentang: (1) Bentuk

badan usaha yang akan dipergunakan, (2) Jaminan-jaminan yang

bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana berupa

Page 39: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 30 | 113

pinjaman. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan

sebagainya.

f. Aspek Ekonomi dan Sosial

Kasmir dan Jafar (2012) menyebutkan beberapa dampak yang

akan mempengaruhi berbagai pihak tersebut, baik itu positif maupun

negatif sebagai berikut: (1) Bagi masyarakat dampak positif yang

diperoleh dari sebuah bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah

peluang untuk meningkatkan pendapatan. Bagi pemerintah, dampak

positif yang diperoleh adalah memberikan pemasukan berupa

pendapatan. Selain itu dampak positif lainnya adalah pengaturan

dan pengelolaan SDA yang belum terjamah. (2) Dampak negatif

sebuah bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah eksplorasi SDA

yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga

mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya. (3) Dampak

positif sebuah bisnis ditinjau dari aspek sosial dari tinjauan

masyarakat secara umum adalah tersedia sarana dan prasarana yang

dibutuhkan seperti jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. (4)

dampak negatif sebuah bisnis ditinjau dari aspek sosial dari tinjauan

pemerintah adalah perubahan demografi disuatu wilayah,

perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. Irham Fahmi

(2011) menyatakan bahwa tanggungjawab sosial (social

responsibility) adalah kewajiban manajemen untuk membuat

pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam

mewujudkan kesejahteraan dan masyarakat.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 31 | 113

g. Aspek Keuangan

Kismono (2011) menyatakan ada tiga keputusan penting dalam

manajemen keuangan sebuah perusahaan, yaitu: (1) Memperoleh

dana (keputusan pendanaan). (2) Penggunaan dana (keputusan

investasi). (3) Pembagian laba (kebijakan dividen). Kasmir dan Jafar

(2012) menyebutkan bahwa secara keseluruhan penilaian aspek

keuangan meliputi: (1) Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.

(2) Kebutuhan biaya investasi. (3) Estimasi pendapatan dan biaya

investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan

jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi. (4) Proyeksi

neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan. (5)

Kriteria penilaian investasi. (6) Rasio keuangan yang digunakan

untuk menilai kemampuan perusahaan.

2.9. Analisa Investasi Proyek

Konsep analisa investasi menurut Rochmanhadi (1996), dapat

dijabarkan dalam bagian-bagian sebagai berikut :

1. Biaya (Cost): adalah semua barang dan jasa yang mengurangi

pendapatan bersih pihak-pihak yang terkait (project participant). Biaya

itu sendiri dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu:

a. Biaya investasi (investment cost) adalah biaya modal yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek.

b. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak terpengaruh

dengan adanya kegiatan-kegiatan proyek, seperti gaji karyawan

(tenaga administrasi).

Page 41: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 32 | 113

c. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang langsung

berhubungan dengan kegiatan proyek.

d. Biaya tambahan (incremental cost) adalah biaya yang diakibatkan

oleh kenaikkan output suatu produk, bisa juga disebut marginal

cost.

e. Biaya hilang (sunk cost) adalah biaya yang dikeluarkan pada

waktu yang lalu sebelum kepastian pelaksanaan proyek, namun

tidak diperhitungkan dalam analisa, seperti biaya survey

lapangan.

f. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang

diakibatkan penggunaan sumber daya karena keterbatasan

kesempatan, seperti biaya penyiapan dokumen, administrasi dan

lain-lain.

2. Manfaat (Benefit): adalah peningkatan penerimaan barang atau jasa

yang meningkatkan pendapatan bersih pihak-pihak terkait. Kemudian

manfaat dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

a. Manfaat langsung (direct benefit) yaitu manfaat langsung yang

diperoleh sesuai tujuan investasi.

b. Manfaat tidak langsung (direct benefit) yaitu manfaat yang

merupakan dampak dari adanya kegiatan investasi tersebut.

2.10. Penilaian Investasi

Pada umumnya ada tiga metode yang dipakai untuk mengukur

atau menilai suatu investasi. Metode tersebut seperti, Metode Net Present

Value (NPV), Metode Internal Rate of Return (IRR) dan Metode Benefit-

Page 42: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 33 | 113

Cost Ratio (BCR) (Suad Husnan, et al 2000) yang selengkapnya

dijelaskan sebagai berikut:

a. Net Present Value (NPV): merupakan selisih antara nilai sekarang

investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih

dimasa yang akan datang. Secara matematis dapat ditampilkan

sebagai berikut :

dimana :

NPV = Nilai Sekarang bersih.

-Ao = Pengeluaran investasi pada tahun ke-0

At = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t

r = Tingkat keuntungan yang diisyaratkan

n = Jumlah tahun (usia ekonomis) proyek

Mengkaji usulan proyek dengan NPV memberikan petunjuk

(indikasi) sebagai berikut: (1) bila NPV > 0 berarti usulan proyek

dapat diterima; (2) bila NPV < 0 berarti usulan proyek ditolak.

b. Benefit Cost Ratio (BCR): konsep BCR menekankan pada segi

manfaat (benefit) bagi kepentingan proyek. Rumus untuk analisis ini

adalah sebagai berikut :

dimana:

BCR = Ratio manfaat terhadap biaya.

Page 43: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 34 | 113

(PV)B = Nilai sekarang benefit.

Cf = Nilai sekarang biaya.

Sebagai indikasi analisis ini adalah bila BCR lebih besar satu,

usulan suatu proyek diterima dan bila BCR lebih kecil satu usulan

suatu proyek ditolak sedangkan bila BCR sama dengan satu

dikatakan proyek tersebut netral.

c. Internal Rate of Return (IRR): adalah tingkat bunga yang

menyamakan present value dari aliran kas keluar dan present value

merupakan tingkat bunga yang masuk (Suad Husnan, Suwarsono

Muhammad, 2000). Secara matematis pernyatan diatas dapat ditulis

sebagai berikut:

dimana :

At = Aliran kas pada periode t

R = tingkat bunga

N = Periode terakhir aliran kas diharapkan

∑ = Jumlah aliran kas yang di ´´discounted´´ kan pada akhir

tahun 0 sampai dengan tahun n

Menganalisis suatu usulan proyek dengan IRR akan didapat

petunjuk bahwa : (1) IRR > arus pengembalian (i) proyek diterima;

(2) IRR < bunga uang, proyek ditolak.

Page 44: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 35 | 113

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Untuk menilai atau menganalisa feasible tidaknya usulan investasi

penyertaan modal Pemerintah Daerah terhadap BUMD di Kabupaten

Balangan dapat dilakukan dengan menggunakan Mixed Methods

Research. Mixed Methods Research adalah suatu desain pengkajian yang

didasari asumsi filosofis sebagai sebuah metodologi yang memberikan

asumsi filosofis dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk cara

pengumpulan data dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses pengkajian. Sebagai

sebuah metoda, mixed methods research berfokus pada pengumpulan

dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan data

kualitatif. Premis sentral yang dijadikan dasar mixed methods research

adalah menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif

untuk menemukan hasil pengkajian yang lebih baik dibandingkan jika

hanya menggunakan salah satu pendekatan saja (misalnya dengan

pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja).

3.2. Lokasi dan Sasaran Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Balangan Provinsi

Kalimantan Selatan, dengan fokus pada kinerja PDAM dilihat dari aspek

keuangan, administrasi dan operasional pada tahun 2014 sampai 2017

serta tingkat kepuasan konsumen. Sasaran kajian lainnya adalah

Page 45: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 36 | 113

kelayakan investasi pada pengembangan bidang usaha berupa

penyediaan air mineral kemasan PDAM Kabupaten Balangan.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

data kualitatif dan kuantitatif yang dapat diperoleh melalui proses

pengumpulan data. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Data primer adalah data yang bersumber dari responden yang terpilih

dalam penelitian ini, misalnya SKPD yang bersinggungan dengan

kajian, manajemen PDAM.

b. Data sekunder adalah data yang tersedia pada berbagai instansi

pemerintah (seperti PDAM, BPS, Badan Penanaman Modal, Kadin dll).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan dalam

penelitian ini antara lain:

a. Teknik penelusuran dokumentasi dan pencatatan Data Sekunder dari

berbagai Intansi maupun asosiasi yang berhubungan dengan kajian

ini.

b. Pengumpulan data langsung dari para responden melalui kuesioner

penelitian.

c. Pengumpulan data melalui wawancara dan diskusi kelompok (Focus

Group Discussion/FGD) dengan pelaku usaha dan pejabat

pemerintah Kabupaten Balangan yang berwenang mengambil

kebijakan dalam kegiatan Investasi.

Page 46: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 37 | 113

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini ada 3 yaitu :

1. Melakukan penilaian terhadap kinerja PDAM. Untuk penilaian kinerja

PDAM didasarkan pada KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI

NOMOR 47 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN

KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM. Penilaian Kinerja

ini terdiri dari 3 Aspek yaitu aspek keuangan, Aspek Operasional dan

Aspek Administrasi. Alat analisis pada tabel 3.1, memperlihatkan

perhitungan nilai kinerja aspek keuangan PDAM untuk dinyatakan

sudah mencapai nilai maksimum atau belum adalah sebagai berikut :

Penilaian indikator aspek keuangan :

Keterangan:

60 = Nilai maksimum indikator aspek keuangan

45 = Bobot kinerja aspek keuangan

Tabel 3.1. memperlihatkan penilaian Kinerja PDAM

berdasarkan Aspek Keuangan :

Page 47: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 38 | 113

Tabel 3.1.

Penilaian Kinerja Berdasarkan Aspek Keuangan NO INDIKATOR RUMUS RASIO NILAI

> 10% 5

> 7% - 10 % 4

> 3% - 7% 3

> 0% - 3 % 2

≤ 0 % 1

> 20% 5

> 14% - 20% 4

> 6% - 14% 3

> 0% - 6% 2

≤ 0% 1

> 1,75 – 2,00 5

> 1,50 – 1,75 4

> 1,25 – 1,50 3

> 1,00 – 1,25 2

≤ 1,00 1

< 0,5 5

> 0,5 – 0,7 4

> 0,7 – 0,8 3

> 0,8 – 1,0 2

> 1,0 1

> 2,0 5

> 1,7 – 2,0 4

> 1,3 – 1,7 3

> 1,0 – 1,3 2

≤ 1,0 1

≤ 0,50 5

> 0,50 – 0,65 4

> 0,65 – 0,85 3

> 0,85 – 1,00 2

> 1,00 1

> 2,0 5

> 1,7 – 2,0 4

> 1,3 – 1,7 3

> 1,0 – 1,3 2

≤ 1,0 1

≤ 2 5

> 2,0 – 4,0 4

> 4,0 – 6,0 3

> 6,0 – 8,0 2

> 8,0 1

< 60 5

> 60 – 90 4

> 90 – 150 3

> 150 – 180 2

> 180 1

> 90% 5

> 85% - 90% 4

> 80% - 85% 3

> 75% - 80% 2

≤75% 1

1

2

3

4

5

Rasio Laba

Terhadap Aktiva

Produktif

Rasio Laba

Terhadap Penjualan

Rasio Aktiva Lancar

Terhadap Utang

Lancar

Rasio Utang Jangka

Panjang Terhadap

Ekuitas

Rasio Total Aktiva

Terhadap Total

Utang

7

8

9

10

Rasio Biaya Operasi

Terhadap

Pendapatan Operasi

6

Rasio Laba Operasi sebelum

Biaya Penyusutan terhadap

Angsuran Pokok dan Bunga

Jatuh Tempo

Rasio Aktiva

Produktif Terhadap

Penjualan Air

Jangka Waktu

Penagihan Piutang

Efektivitas

Penagihan

Penilaian keadaan tingkat keberhasilan PDAM digolongkan, sebagai

berikut:

Page 48: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 39 | 113

Tabel 3.2. Klasifikasi Kinerja PDAM

Untuk Penilaian Aspek Operasional adalah sebagai berikut :

1. Cakupan Pelayanan;

Pengertian dari cakupan pelayanan teknis adalah suatu ukuran

untuk mengetahui berapa besar prosentase jumlah penduduk

terlayani oleh PDAM dibanding dengan jumlah penduduk di

wilayah pelayanan PDAM.

Formulasi indikator cakupan pelayanan teknis adalah:

Jumlah penduduk terlayani merupakan jumlah sambungan dikali

rata-rata jiwa per KK (didasarkan pada data BPS). Jumlah

sambungan adalah jumlah sambungan aktif pada akhir periode

penilaian. Jumlah penduduk di wilayah pelayanan merupakan

jumlah penduduk di wilayah pelayanan teknis (wilayah yang ada

dalam perencanaan).

2. Kualitas Air Distribusi;

Kualitas air pelanggan merupakan ukuran yang digunakan untuk

mengetahui apakah kualitas air yang didistribusikan oleh PDAM

Page 49: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 40 | 113

kepada pelanggan telah memenuhi kualitas air minum seperti

yang ditetapkan dalam Permenkes Nomor

492/MENKES/PER/V/2010 Tentang persyaratan Kualitas Air

Minum. Formulasi indikator kualitas air pelanggan adalah:

3. Kontinuitas Air;

4. Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi;

5. Tingkat Kehilangan Air;

6. Peneraan Meter Air;

7. Kecepatan Penyambungan Baru;

8. Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per bulan;

Kemampuan pengaduan merupakan ukuran untuk menilai respon

atau tanggapan PDAM terhadap pengaduan pelanggannya.

Formulasi indikator tingkat penyelesaian aduan adalah:

Jumlah pengaduan yang tertangani adalah banyaknya pengaduan

pelanggan yang tercatat dan telah diselesaikan masalahnya dalam

satu periode evaluasi kinerja.Jumlah pengaduan adalah

banyaknya pengaduan dari pelanggan yang tercatat selama satu

periode evaluasi kinerja.

9. Kemudahan Pelayanan;

10. Rasio Karyawan per 1000 pelanggan.

Sedangkan Penilaian Aspek Administrasi adalah sbb:

Page 50: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 41 | 113

1. Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan);

2. Rencana Organisasi dan Uraian Tugas;

3. Prosedur Operasi Standar;

4. Gambar Nyata Laksana (As Built Drawing);

5. Pedoman Penilaian Kerja Karyawan:

6. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

7. Tertib Laporan Internal;

8. Tertib Laporan Eksternal;

9. Opini Auditor Independen;

10. Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir.

2. Mengukur Indeks Kepuasan Masayarakat (IKM) secara menyeluruh

terhadap pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh PDAM

Kabupaten Balangan. Dalam mengukur IKM, dilakukan pengumpulan

data melalui wawancara yang dipandu dengan kuesioner (guided

interview). Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berupa

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang yang diketahui (Arikunto

2002:128). Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner disusun dengan

merujuk Peraturan Menteri PAN RBRI Nomor: Nomor 14 Tahun 2017

tentang pedoman Penilaian Kinerja Unit Penyelengara Pelayanan

Publik.

3. Melakukan analisis Studi Kelayakan Investasi pada PDAM Kabupaten

Balangan yang terdiri dari aspek pemasaran, Aspek operasional,

Page 51: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 42 | 113

Aspek Manajemen, Aspek Sosial dan Aspek Keuangan. Adapun

untuk Aspek Keuangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Melakukan Analisa biaya, yang terdiri dari : Biaya pelaksanaan

proyek (investasi) dan Biaya operasional Investasi

b. Analisa Manfaat (benefit), yang berupa pendapatan dari

operasional.

c. Pembuatan cash flow

d. Analisa NPV, IRR dan BCR

e. Kesimpulan apakah layak untuk dilakukan investasi atau tidak

3.6. Jangka Waktu Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu kurang

lebih 6 (enam) bulan, terhitung sejak pihak/Tim peneliti mendapatkan

Surat perintah pelaksanaan pekerjaan.

3.7. Tahapan Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Tahapan yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan

penelitian ini sebagai berikut:

1. Penyusunan Proposal Penelitian

2. Pengajuan Proposal Penelitian

3. Seminar Proposal Penelitian

4. Penyusunan Instrumen Penelitian

5. Penentuan Sampel dan Obyek Penelitian

6. Uji Validitas Instrumen Penelitian

7. Perekrutan Dan Seleksi Enumerator

8. Pelatihan Enumerator

Page 52: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 43 | 113

9. Pengumpulan Data Penelitian

10. Pengolahan data Penelitian

11. Analisa Data Penelitian

12. Penulisan Draft Laporan Penelitian

13. Seminar Hasil Penelitian

14. Penyusunan Final Report / Laporan Akhir Penelitian

15. Penyerahan Laporan Akhir/ Final Report

3.8. Biaya Penelitian

Kegiatan penelitian ini dibiayai sepenuhnya dari DIPA Anggaran

Balitbangda Kabupaten Balangan Tahun Anggaran 2018.

3.9. Pelaksana Penelitian dan Tim Penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini, dilaksanakan oleh Tim peneliti

yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang memadai, dengan

kualifikasi pendidikan, Magister/Master (S2) dan Doktor (S3) yang sesuai

dengan bidang keahlian dari lembaga Penelitian yang kompeten dengan

susunan personalia sebagai berikut:

Ketua Tim Peneliti : Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

Anggota : 1. Dr. Meina Wulansari Yusniar, SE, Msi

2. Dr. Kadir, Drs., M.Si., Ak., CA

3. M. Ziyad, SE, M.M.

4. Dr. RR Yulianti P, SE.,M.Si

5. Dr. Meiske Claudia, SE, MM

6. Doni Stiadi. S.Si. M.Si

7. Dr. Ir. H. M. Anshar Nur, MM

8. Dr. Saharuddin, MA

Page 53: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 44 | 113

BAB IV

KAJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PDAM Kabupaten Balangan

Kabupaten Balangan merupakan kabupaten hasil pemekaran

dari Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kabupaten yang ditetapkan

berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tanggal 25 Februari

2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten

Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan undang-undang

tersebut, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno meresmikan Kabupaten

Balangan pada tanggal 8 April 2003 yang kemudian menjadi hari jadi

yang dirayakan setiap tahunnya.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Balangan

merupakan pemisahan dari PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara

menyusul pemekaran Kabupaten Balangan dari Kabupaten Hulu Sungai

Utara, yang dibentuk berdasarkan Berita Acara Pemisahan PDAM

Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan PDAM Kabupaten Balangan

beserta Penyerahan Aset dan Personilnya tanggal 6 April 2004, dengan

Modal Awal berupa Hibah dari Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara

sebesar Rp1.489.085.292,00 dan dengan Neraca Pembuka per 1 Juli

2004. Pada tanggal 4 Juli 2007 diterbitkan Peraturan Daerah Kabupaten

Balangan Nomor 15 tahun 2007 tentang Pendirian PDAM Kabupaten

Balangan untuk mengukuhkan berdirinya PDAM Kabupaten Balangan.

Page 54: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 45 | 113

PDAM Kabupaten Balangan adalah Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) yang bergerak pada bidang usaha pengelolaan dan pelayanan

air bersih yang sesuai dengan standar kesehatan untuk memenuhi

kebutuhan air bersih masyarakat di Kabupaten Balangan. PDAM

Kabupaten Balangan saat ini memiliki 8 wilayah pelayanan:

1. Kantor Induk Kota Paringin

2. Ibu Kota Kecamatan (IKK) Halong

3. Ibu Kota Kecamatan (IKK) Juai

4. Ibu Kota Kecamatan (IKK) Awayan

5. Ibu Kota Kecamatan (IKK) Batu Mandi

6. Ibu Kota Kecamatan (IKK) Lampihong

7. Ibu Kota Kecamatan (IKK) Paringin Selatan

8. Ibu Kota Kecamatan (IKK) Tebing Tinggi

Adapun dasar hukum perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Balangan adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

2. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 16 Tahun

2006 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan Kepada PDAM Kabupaten Balangan dan Kabupaten

Tabalong.

3. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 18Tahun

2008 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Kalimantan

Page 55: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 46 | 113

Selatan Kepada PDAM Kabupaten Balangan dan Kabupaten

Tabalong.

4. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 25 Tahun

2009 tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan Kepada PDAM Kabupaten Balangan.

5. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun

2010 tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan Kepada Perusahaan Daerah Air Minum Tahun

Anggaran 2010.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 15 Tahun 2007

tentang Pendirian PDAM Kabupaten Balangan

7. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 16 Tahun 2007

tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Direktur, Badan Pengawas, dan

Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten

Balangan.

8. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 17 Tahun 2007

tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Balangan Kepada

PDAM Kabupaten Balangan

9. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 08 Tahun 2008

tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten

Balangan Kepada PDAM Kabupaten Balangan

10. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 21 Tahun 2009

tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten

Balangan Kepada PDAM Kabupaten Balangan

Page 56: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 47 | 113

11. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 07 Tahun 2010

tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten

Balangan Kepada PDAM Kabupaten Balangan

12. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 16 Tahun 2011

tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten

Balangan Kepada PDAM Kabupaten Balangan

13. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 22 Tahun 2012

tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten

Balangan Kepada PDAM Kabupaten Balangan

14. Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 29 tahun 2013

tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten

Balangan Kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten

Balangan Tahun 2013.

15. Peraturan Bupati Balangan Nomor 38 Tahun 2010 tentang

Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air

Minum Kabupaten Balangan.

16. Peraturan Bupati Balangan Nomor 63 Tahun 2014 tentang

Penyesuaian Tarif Langganan Air Bersih Pada PDAM Kabupaten

Balangan.

Adapun struktur Organisasi PDAM Balangan Berdasarkan

Peraturan Bupati Balangan Nomor 38 Tahun 2010 tentang Pembentukan,

Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten

Balangan

Page 57: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 48 | 113

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Balangan

Visi organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

analisis stakeholder dan harapan mereka, pengaruh lingkungan eksternal,

peluang yang disediakan lingkungan internal, aktivitas dan skala

prioritasnya, dan kekuatan keuangannya. Oleh karena itu, dalam

mengembangkan visi diperlukan pemahaman yang jelas atas:

a) Pihak terkait (stakeholders) dan harapan-harapan mereka

b) Lingkungan (internal dan eksternal) tempat organisasi

beroperasi

c) Aktivitas yang dilakukan organisasi

d) Posisi keuangannya

PDAM Kabupaten Balangan sebagai Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Balangan, secara terus menerus

dituntut meningkatkan pelayanan air bersih ke masyarakat, meningkatkan

Page 58: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 49 | 113

kinerja perusahaan serta berusaha memberikan kontribusi untuk

Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemerintah Kabupaten Balangan.

Harapan masyarakat Kabupaten Balangan adalah selalu

memperoleh air bersih secara kontinyu untuk pemenuhan kebutuhan

sehari-hari selama 24 jam, serta mendapatkan kemudahan fasilitas dan

cara pembayaran sehingga dapat membayar kewajibannya tepat waktu.

Dalam usaha mewujudkan pelayanan prima, perusahaan terus menerus

berusaha untuk menekan tingkat kehilangan air, pemenuhan kapasitas

produksi dan kesiapan sistem distribusi agar membantu percepatan

tumbuh kembangnya perusahaan menuju perusahaan yang sehat dan

mandiri.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka VISI PDAM Kabupaten

Balangan dirumuskan sebagai berikut “MENJADI TETAP SEHAT DAN

HANDAL MENUJU PDAM MANDIRI”

Rumusan visi tersebut mengandung makna atau nilai-nilai sebagai

berikut:

a) Sehat: dapat tumbuh dan berkembang serta membiayai diri sendiri .

b) Handal : konsekuen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab,

dengan berorientasi untuk masa depan yang diinginkan serta mampu

memanfaatkan potensi yang ada meliputi kekuatan dan peluang untuk

meminimalisir kelemahan dan ancaman.

c) Mandiri: dapat memecahkan persoalan-persoalan internal, mampu

menilai kelemahan sendiri sebagai bentuk koreksi, mampu melakukan

komunikasi dengan pihak lain untuk dijadikan bahan pengambilan

Page 59: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 50 | 113

keputusan, dan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk

mempertahankan pelayanan secara terus-menerus.

Tindak lanjut untuk mencapai visi, diperlukan definisi yang lebih rinci

tentang bagaimana, apa, siapa, di mana, dan mengapa, yaitu berupa

MISI. Pernyataan misi harus memberikan jawaban atas semua hal

tersebut. Pernyataan misi diperlukan untuk membawa organisasi untuk

lebih fokus, yang membentuk kaitan untuk menerjemahkan visi ke dalam

aktivitas tertentu. Pernyataan misi harus mencakup hal-hal yang tertuang

dalam Komponen Pernyataan Misi, yaitu 1) Mengapa organisasi itu ada –

apa maksud organisasi; 2) Apa yang dilakukan organisasi – produk dan

jasa apa yang harus dihasilkan untuk mencapai maksud; 3) Bagaimana

hal itu dilakukan – aktivitas dan proses yang organisasi lakukan untuk

menghasilkan produk dan jasa; 4) Identifikasi siapa yang menerima –

kebutuhan publik atau pelanggan yang harus dipenuhi organisasi; dan 5)

Kenali dan sesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka telah dirumuskan

MISI PDAM Kabupaten Balangan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan profesional SDM

2. Meningkatkan pelayanan menuju kepuasan pelanggan

3. Meningkatkan pendapatan dan efisiensi dalam operasional

perusahaan

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

5. Meningkatkan pencarian sumber daya eksternal

Page 60: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 51 | 113

4.2. Kinerja Keuangan PDAM Balangan Tahun 2014 – 2017

4.2.1. Perkembangan Rasio Keuangan PDAM Balangan

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat

analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan

berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di

laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi/Laba, dan Arus Kas

dalam periode tertentu. Berikut adalah analisis rasio keuangan PDAM

Balangan periode 2014 – 2017.

Tabel 4.1. Analisis Rasio PDAM Balangan periode 2014 – 2017

Sumber : PDAM Balangan data diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa terdapat tiga rasio yang

digunakan untuk menilai kinerja keuangan PDAM Balangan yaitu rasio

Rentabilitas, Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas.

2014 2015 2016 2017

RENTABILITAS

laba bersih setelah pajak

Jumlah Equity

Biaya Operasi

Pendapatan Operasi

LIKUIDITAS

Aktiva Lancar

Utang Lancar

Kas + Setara Kas

Utang Lancar

Jumlah Penerimaan Rekening air

Jumlah Rekening Air

SOLVABILITAS

Jumlah Utang

Jumlah Aktiva

Jumlah Utang

Jumlah Ekuitas

a. Return On Equity %

INDIKATOR RUMUS SATUAN

b. Rasio Operasi % 180.68165.47 165.78214.45 177.02

b. Debt to Equty Ratio %

a. Debt to Asset Ratio %

c. Efektivitas Penagihan %

b. Cash Ratio %

4349.73 1452.20a. Current Ratio %

TAHUN RATA-

RATA

-10.75 -9.67 -9.75 -9.15 -9.83

1379.59 866.36 2011.97

2824.50 937.51 920.23 555.19 1309.36

0.18 0.65 0.83 1.62 0.82

0.18 0.66 0.92 1.50 0.81

Page 61: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 52 | 113

1. Rasio Rentabilitas atau rasio Profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aset dan

ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan tabel 4.1.

diketahui bahwa ROE perusahaan PDAM Balangan dari tahun 2014

sampai dengan tahun 2017 rata-rata sebesar -9,83%. ROE PDAM

Balangan negatif disebabkan karena PDAM Balangan dari periode

2014 sampai dengan 2017 mengalami kerugian. Rata-rata kerugian

setiap tahunnya sebesar Rp 10.878.609.194. Berdasarkan tabel 4.1

dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum efisien dalam mengelola

asetnya.

Dilihat dari rasio Operasinya diketahui bahwa rata-rata rasio operasi

selama 4 tahun sebesar 180,68 %. Hal ini memperlihatkan bahwa

biaya operasional PDAM Balangan lebih besar 1,8 kali dibandingkan

pendapatan operasionalnya. Hal ini memperlihatkan bahwa PDAM

Balangan masih belum efisien dalam kegiatan operasionalnya. Jika

dilihat dari laporan laba rugi, biaya operasional terbesar adalah biaya

penyusutan dan beban pegawai. Hal ini yang mungkin perlu menjadi

perhatian bagi pihak manajemen PDAM Balangan dalam rangka

memperbaiki kinerja keuangannya. Idealnya, Rasio Operasional

perusahaan sebesar 80 %. Namun jika melihat dari trendnya, ada

kecenderungan PDAM Balangan sudah melakukan perbaikan

efisiensi kinerja. Hal ini dilihat dari adanya penurunan rasio operasi

dari 214,45 % ditahun 2014 menjadi 165,78 % ditahun 2017.

Page 62: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 53 | 113

2. Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan tabel 4.1.

diketahui bahwa rasio likuiditas perusahaan dalam hal ini current

ratio, cash ratio dan efektivitas penagihan. Pada tahun 2014 current

ratio PDAM Balangan sebesar 4349,73% yang berarti bahwa setiap

Rp 1 kewajiban lancar perusahaan hanya dijamin oleh aktiva lancar

perusahaan sebesar Rp 43,50. Ini memperlihatkan bahwa

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya jangka

pendeknya sangat baik. Demikian juga untuk tahun 2015, 2016 dan

2017 dimana current rationya lebih dari 100 % yang berarti bahwa

perusahaan menjamin utang mereka dengan asset perusahaan

sangat baik. Rata-rata current ratio selama 4 tahun PDAM Balangan

sebesar 2011,97 %. Tingginya nilai current ratio disebabkan karena

utang jangka pendek perusahaan tidak terlalu besar. Hal ini membuat

perusahaan mempunyai risiko gagal bayar kewajiban jangka pendek

yang rendah. Untuk cash ratio perusahaan dari tahun 2014 sampai

dengan 2017 rata-rata sebesar 1309,06 %, yang berarti bahwa setiap

hutang lancar sebesar Rp 1 dijamin oleh kas dan setara kas

perusahaan sebesar Rp 13,09. Ini memperlihatkan bahwa

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya jangka

pendeknya sangat baik.

3. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Indikator Rasio solvabilitas

ada dua yaitu Rasio Hutang terhadap Aset dan Rasio Hutang

Page 63: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 54 | 113

terhadap Modal (Ekuitas). Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui

bahwa rata-rata Rasio Hutang terhadap aset dan Rasio hutang

terhadap Ekuitas selama 4 tahun adalah 0,82 persen dan 0,81

persen, yang berarti bahwa hutang PDAM Balangan sangat kecil

yang berarti bahwa sebagian besar aset PDAM berasal dari Modal

Sendiri. Rata-rata modal sendiri berasal dari modal yang disetor daari

Pemerintah Kabupaten Balangan.

4.2.2. Analisis Common Size Laporan Laba Rugi PDAM Balangan

Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-

data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend

tertentu). Analisis common size laporan laba rugi disusun dengan cara

menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi menjadi proporsi

dari total pendapatan usaha. Tabel 4.2 memperlihatkan analisis common

size PDAM Balangan periode 2014 sampai dengan 2017. Berdasarkan

tabel tersebut diketahui sebagai berikut:

1. Berdasarkan Tabel 4.2. diketahui bahwa sumber pendapatan berasal

dari penjualan air dan pendapatan non air. Selama periode 2014 –

2017 diketahui bahwa rata-rata pendapatan dari penjualan air sebesar

80,87 persen sedangkan pendapatan non air rata-rata sebesar 19,13

%. Berdasarkan tabel 4.2. juga dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan proporsi pendapatan dari penjualan air dimana pada

tahun 2014 penjualan air sebesar 75,34 % dari total pendapatan

meningkat menjadi 87,87 % di tahun 2017. Pendapatan non air

terbesar adalah berasal dari pendapatan sambungan baru dengan

Page 64: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 55 | 113

rata-rata pendapatan sebesar 13 % selama 4 tahun, namun ada

kecenderungan mengalami penurunan. Hal yang perlu mendapatkan

perhatian dari pihak manajemen PDAM adalah pendapatan dari

denda yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Ini berarti

kesadaran pelanggan PDAM Balangan unuk membayar tagihan air

perlu untuk ditingkatkan.

2. Dilihat dari jumlah beban usaha, beban operasional PDAM Balangan

yang paling besar yang menyebabkan PDAM Balangan mengalami

kerugian dari tahun 2014 sampai 2017 adalah beban penyusutan

dimana rata-rata beban penyusutan selama 4 tahun adalah 97,92 %.

Beban operasional terbesar kedua adalah beban pegawai dimana

rata-rata beban pegawai sebesar 38,49 %, dan ada kecenderungan

meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, pihak manajemen perlu

melakukan evaluasi terhadap biaya pegawai. Beban usaha ketiga

terbesar adalah beban listrik dengan rata-rata sebesar 14,09 %.

Page 65: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 56 | 113

Tabel 4.2 Analisis Common Size Laba Rugi PDAM Balangan

Periode 2014-2017

Sumber : PDAM Balangan, Data Diolah 2018

4.2.3. Analisis Common Size Laporan Neraca PDAM Balangan

Analisis common size laporan neraca disusun dengan cara

menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan neraca menjadi proporsi dari

Total Asser. Tabel 4.3 memperlihatkan analisis common size neraca

PDAM Balangan periode 2014 sampai dengan 2017 dengan penjelasan

sebagai berikut :

2014 2015 2016 2017

PENDAPATAN USAHA

Penjualan Air

Harga Air 75.34% 77.18% 83.07% 87.87%

Subsidi Tarif 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

75.34% 77.18% 83.07% 87.87%

PENDAPATAN NON AIR

Pendapatan Sambungan Baru 19.10% 16.98% 10.41% 5.50%

Pendapatan Pendaftaran 0.17% 0.36% 0.21% 0.52%

Pendapatan Denda 1.53% 1.31% 1.75% 1.96%

Pendapatan Pembukaan Kembali 0.51% 0.41% 0.65% 0.70%

Pendapatan Balik Nama 0.01% 0.02% 0.02% 0.01%

Pendapatan Pipa Line 1.02% 1.67% 1.71% 1.19%

Pendapatan Pindah Boering 0.03% 0.08% 0.29% 0.02%

Pendapatan Administrasi 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Pendapatan Transfer TNI & Polri 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Pendapatan Non Air Lain-lain 0.00% 0.04% 0.02% 0.06%

Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Bunga Bank 2.29% 1.96% 1.87% 2.17%

JUMLAH PENDAPATAN NON AIR 24.66% 22.82% 16.93% 12.13%

JUMLAH PENDAPATAN USAHA 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

BEBAN USAHA:

Beban pegawai 34.08% 40.21% 38.73% 40.92%

Beban Sumber Air 0.00% 0.00% 0.04% 0.21%

Beban Pemakaian Bahan Kimia 4.53% 2.42% 4.82% 5.94%

Beban BBM 0.13% 0.23% 0.30% 0.56%

Beban Listrik 16.11% 13.68% 13.03% 13.53%

Beban Pipa Persil 1.37% 1.04% 3.64% 3.92%

Beban Bunga Adm & Bank 0.12% 0.03% 0.06% 0.07%

Beban Kantor 1.20% 0.85% 1.13% 1.44%

Beban Hubungan Langganan 0.28% 0.40% 1.09% 1.73%

Beban Perencanaan 0.05% 0.08% 0.21% 0.04%

Beban Penyisihan Piutang 0.25% 1.95% 0.95% 2.02%

Beban Operasi Lainnya 10.66% 8.65% 4.96% 6.68%

Beban Pemeliharaan 12.92% 4.62% 4.49% 5.01%

Beban Penyusutan 127.82% 94.60% 90.64% 78.61%

Beban Imbalan Kerja 0.00% 4.79% 1.37% 5.09%

Beban Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

JUMLAH BEBAN USAHA 209.54% 173.55% 165.47% 165.78%

LABA (RUGI) USAHA -109.54% -73.55% -65.47% -65.78%

PAJAK PENGHASILAN 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

LABA (RUGI) BERSIH -109.54% -73.55% -65.47% -65.78%

TAHUNURAIAN

Page 66: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 57 | 113

1. Neraca PDAM Balangan menunjukkan bahwa nilai aset terbesar ada

pada komponen aset tidak lancar dengan rata-rata selama tahun 2014

sampai 2017 sebesar 89,31% per tahun. Hal ini sangat erat kaitannya

dengan beban penyusutan yang sangat besar dalam laporan laba rugi

PDAM Balangan. Untuk asset lancar sendiri rata-rata selama tahun

2014 sampai dengan 2017 sebesar 10,69 % dengan akun terbesar

berada pada kas dan bank serta investasi jangka pendek.

2. Rata-rata total kewajiban selama tahun 2014 sampai 2017 sebesar

0,82% per tahun yang berasal dari kewajiban jangka pendek. Tabel

4.3. juga memperlihatkan bahwa selama periode 2014- 2017 PDAM

Balangan tidak mempunyai kewajiban jangka panjang. Hampir

sebagian besar harta PDAM Balangan berasal dari modal disetor

Pemerintah Kabupaten Balangan yaitu rata-rata sebesar 132,75%.

Selain dari Pemda Balangan, juga menerima modal disetor dari

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan dari Penyertaan YBDS

yaitu rata-rata sebesar 8,53 % dan 10,62 %. Selain itu, PDAM

Balangan juga menerima dana hibah rata-rata sebesar 1,34 % dari

total asset.

Page 67: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 58 | 113

Tabel 4.3

Analisis Common Size Neraca PDAM Balangan Periode 2014-2017

Sumber : PDAM Balangan, Data Diolah 2018

2014 2015 2016 2017

ASET

ASET LANCAR

Kas dan Bank 5,04% 6,12% 2,95% 3,84% 4,49%

Investasi Jangka Pendek 0,00% 0,00% 4,71% 5,15% 2,47%

Piutang Usaha 1,27% 2,19% 2,45% 3,45% 2,34%

Akumulasi Penyisihan Piutang Usaha -0,08% -0,34% -0,45% -0,80% -0,42%

Piutang Usaha Bersih 1,18% 1,85% 2,00% 2,65% 1,92%

Piutang Lain-lain 0,03% 0,40% 0,37% 0,36% 0,29%

Persediaan Bahan Kimia 0,24% 0,10% 0,14% 0,13% 0,15%

Persediaan Asesoris 1,26% 1,01% 1,31% 1,90% 1,37%

Persediaan Bersih 1,50% 1,11% 1,45% 2,03% 1,52%

Jumlah Aset Lancar 7,76% 9,48% 11,48% 14,03% 10,69%

ASET TETAP

Nilai Perolehan 147,68% 158,93% 165,54% 181,92% 163,51%

Akumulasi Penyusutan -55,44% -68,41% -77,02% -95,95% -74,20%

Nilai Buku Aset Tetap 92,24% 90,52% 88,52% 85,97% 89,31%

TOTAL ASET 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Usaha 0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,01%

Biaya yang Masih Harus Dibayar 0,05% 0,02% 0,00% 0,00% 0,02%

Kewajiban imbalan kerja 0,00% 0,63% 0,78% 1,62% 0,76%

Utang Lain-lain 0,13% 0,00% 0,00% 0,00% 0,03%

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0,18% 0,65% 0,83% 1,62% 0,82%

Kewajiban Jangka Panjang

EKUITAS

MODAL DISETOR

Modal Disetor Pemprov Kalsel 8,50% 8,59% 8,14% 8,89% 8,53%

Modal Disetor Pemkab Balangan 119,07% 128,45% 135,51% 147,99% 132,75%

Jumlah Modal Disetor 127,58% 137,04% 143,65% 156,88% 141,29%

Penyertaan Belum Ditetapkan Statusnya

Penyertaan Pemerintah Pusat YBDS 0,00% 0,00% 7,83% 8,55% 4,09%

Penyertaan Pemprov Kalsel YBDS 0,00% 0,00% 0,28% 0,31% 0,15%

Penyertaan Pemkab HSU YBDS 1,14% 1,15% 1,09% 1,19% 1,14%

Penyertaan Pemkab Balangan YBDS 0,98% 0,99% 0,94% 1,02% 0,98%

Jumlah Penyertaan YBDS 10,59% 10,69% 10,13% 11,07% 10,62%

Modal Hibah 1,33% 1,35% 1,28% 1,39% 1,34%

Jumlah Modal 139,50% 149,07% 155,06% 169,34% 153,24%

LABA DITAHAN

Saldo Laba (Rugi) Tahun Lalu -28,95% -40,06% -47,12% -61,06% -44,30%

Saldo Laba (Rugi) Tahun Berjalan -10,73% -9,67% -8,78% -9,90% -9,77%

Akumulasi Kerugian -39,67% -49,73% -55,91% -70,96% -54,07%

Jumlah Ekuitas 99,82% 99,35% 99,15% 98,38% 99,18%

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

URAIANTAHUN RATA-

RATA

Page 68: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 59 | 113

4.2.4. Kinerja Arus Kas PDAM Kabupaten Balangan Tahun 2014-2017

Arus Kas PDAM Kabupaten Balangan menunjukkan kemampuan

untuk menghasilkan kas dan setara kas setiap periode. Arus kas dibagi

berdasarkan aktivitas pokok dalam perusahaan, yaitu 1) aktivitas

operasional, 2) aktivitas investasi, dan 3) aktivitas pendanaan.

Perkembangan arus kas tahun 2014-2017 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Laporan Arus Kas Periode Tahun 2014-2017

2014 2015 2016 2017

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Laba (Rugi) Bersih (11.984.143.797) (10.698.044.300) (10.250.611.698) (10.581.636.982)

Koreksi Saldo Laba (Rugi) Bersih

Penyesuaian untuk:

Beban Penyusutan dan Amortisasi

13.984.722.328

13.759.935.261

14.192.107.914 12.645.623.711

Beban Penyisihan

27.726.753

283.943.719

149.231.060 325.400.158

Penurunan (Kenaikan) Piutang Usaha (303.481.100) (1.008.459.110) (442.260.171) (819.436.060)

Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain (34.171.360) (405.931.989) 11.273.260 49.458.069

Penurunan (Kenaikan) Persediaan (273.875.513) 451.612.880 (444.618.830) (494.953.440)

Kenaikan (Penurunan) Kewajiban Jangka Pendek

75.814.180 523.022.970 249.031.167 758.706.082

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 1.492.591.491

2.906.079.431

3.464.152.702 1.883.161.538

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian Aset Tetap (2.704.263.650) (10.871.057.545) (17.311.209.822) (1.216.421.400)

Investasi Jangka Pendek

4.000.000.000 - - -

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

1.295.736.350 (10.871.057.545) (17.311.209.822) (1.216.421.400)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penyetoran Modal

1.092.480.000 9.109.324.175

16.013.909.822

-

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

1.092.480.000

9.109.324.175

16.013.909.822

-

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS

3.880.807.841 1.144.346.061 2.166.852.702 666.740.138

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE

1.745.842.631 5.626.650.472 6.770.996.533 8.937.849.235

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE

5.626.650.472 6.770.996.533 8.937.849.235 9.604.589.373

Sumber: PDAM Kabupaten Balangan, Data Diolah 2018

Page 69: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 60 | 113

Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa dari sisi

aktivitas operasi, PDAM Kabupaten Balangan selalu mengalami kerugian

yaitu pada tahun 2014 saampai 2017 secara rata-rata sebanyak

Rp.10.878.609.194. Penyebab kerugian tersebut adalah karena beban

penyusutan begitu tinggi dibandingkan dengan beban-beban yang lainnya

selama tahun 2014 sampai 2017 dengan rata-rata sebanyak

Rp13.645.579.304 atau jika dihitung rata-rata secara common-size

sebesar 97,91 % per tahun dibandingkan dengan total pendapatan usaha.

Pembebanan beban penyusutan dalam laporan laba rugi merupakan

alokasi pembebanan dari harga perolehan selama masa manfaat aset

tetap tersebut.

Pembebanan beban penyusutan tersebut tidak mengakibatkan

adanya pengeluaran kas, dengan kata lain merupakan beban non-tunai.

Beban penyusutan yang signikan tersebut sangat wajar terjadi pada

perusahaan dengan karakteristik didominasi oleh aset tetap sperti PDAM.

hal ini dapat dilihat pada Neraca yang ditampilkan secara common-size di

mana harga perolehan aset tetap secara rata-rata sebesar 163,51% dari

total aset. Dengan demikian, informasi pada laporan laba rugi harus

dikombinasikan dengan informasi keuagan pada laporan arus kas,

sehingga pengguna laporan keuangan memahami secara menyeluruh

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan ditinjau dari

keuntungan secara akuntansi, disamping itu laporan arus kas

memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas itu

sendiri.

Page 70: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 61 | 113

Selanjutnya Tabel 4.4. juga menunjukkan bahwa secara

keseluruhan arus kas bersih cenderung mengalami penurunan, kecuali

pada tahun 2016 terjadi kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Penurunan arus kas bersih tersebut disebabkan karena arus kas keluar

dari aktivitas investasi sehubungan dengan pembelian aset tetap pada

tahun 2015 dan tahun 2016 signifikan mengalami kenaikan, sebaliknya

tidak ada kas masuk dari aktivitas investasi mulai tahun 2015 sampai

2017. Arus kas dari aktivitas pendanaan pada tahun 2014 sampai 2016

mengalami peningkatan karena adanya kenaikan penetoran modal.

Namun demikian, kenaikan pendanaan tersebut belum mampu menaikkan

arus kas bersih. Bahkan pada tahun 2017, tidak ada lagi tambahan

modal, sehingga pada tahun tersebut arus kas bersih turun signifikan

sebesar 69,23% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

4.2.5. Prediksi Arus Kas Tahun 2018-2020

Berdasarkan data riil dari laporan arus kas selama tahun 2014

sampai 2017, maka menjadi dasar untuk memprediksi arus kas untuk

tahun-tahun berikutnya. Tabel di bawah ini menunjukkan prediksi arus kas

dari tahun 2018 sampai tahun 2020.

Page 71: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 62 | 113

Tabel 4.5 Prediksi Arus Kas Tahun 2018 – 2020

2018 2019 2020

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Laba (Rugi) Bersih (9.714.870.933) (9.249.375.628) (8.783.880.323)

Koreksi Saldo Laba (Rugi) Bersih

Penyesuaian untuk:

Beban Penyusutan dan Amortisasi 12.749.316.504 12.390.804.184 12.032.291.864

Beban Penyisihan 386.152.312 461.983.067 537.813.823

Penurunan (Kenaikan) Piutang Usaha (888.825.596) (986.992.190) (1.085.158.784)

Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain 72.180.379 138.989.733 205.799.086

Penurunan (Kenaikan) Persediaan (580.325.099) (736.271.648) (892.218.197)

Kenaikan (Penurunan) Kewajiban Jangka Pendek

845.314.576 1.022.782.966 1.200.251.356

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI

2.868.942.144 3.041.920.485 3.214.898.826

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian Aset Tetap (8.519.894.486) (8.717.557.039) (8.915.219.591)

Investasi Jangka Pendek 0 0 0

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI (8.519.894.486) (8.717.557.039) (8.915.219.591)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penyetoran Modal 7.460.714.911 7.823.429.476 8.186.144.040

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

7.460.714.911 7.823.429.476 8.186.144.040

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS

1.809.762.569 2.147.792.922 2.485.823.275

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE

9.604.589.373 11.414.351.942 13.562.144.863

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE

11.414.351.942 13.562.144.863 16.047.968.138

Sumber: PDAM Kabupaten Balangan, Data Diolah 2018

Penjelasan dari Tabel sebelumnya yang menunjukkan bahwa

secara keseluruhan arus kas bersih cenderung mengalami penurunan,

sehingga kondisi tersebut tentunya mempengaruhi perhitungan prediksi

arus kas untuk tahun 2018 sampai 2020. Nampak bahwa prediksi arus

kas dan setara kas pada periode tersebut menunjukkan bahwa arus kas

bersih masih positif. Artinya bahwa PDAM Kabupaten Balangan masih

memiliki ketersediaan kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya,

Page 72: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 63 | 113

walaupun sumber kas kas tersebut sebagian besar berasal dari

penyetoran modal Pemerintah Kabaupaten Balangan. Hal ini

menunjukkan komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Balangan untuk

terus berkontribusi dalam pemenuhuhan air bersih untuk kepentingan

masyarakat. Hal lain yang dapat diketahui dari laporan laba rugi adalah

adanya pembebanan penyusutan terhadap aset tepat yang ada. Beban

tersebut sebenarnya merupakan sumber dana karena menjadi unsur

penambah dalam menghitung arus kas bersih.

4.3. Laporan Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Kabupaten Balangan Tahun 2018

4.3.1. Deskripsi Responden

Deskripsi hasil survey kepuasan pelanggan PDAM Kabupaten

Balangan adalah menggambarkan responden/pelanggan ditinjau dari

wilayah (kecamatan) pelayanan, jenis kelamin, usia responden,

pekerjaan, status keluarga, tingkat pendidikan dan juga jenis pelayanan

pada PDAM Kabupaten Balangan.

Penelitian ini dilakukan terhadap 200 responden pelanggan PDAM

Kabupaten Balangan. Survey dilakukan dua kali yaitu: petugas survey

mendatangi responden terpilih, dan kedua survey dilakukan di tempat

pelayanan PDAM ketika responden selesai mendapatkan pelayanan

PDAM. Adapun sebaran responden berdasarkan wilayah (kecamatan)

dimana responden tinggal adalah seperti grafik berikut ini.

Page 73: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 64 | 113

Gambar 4.2. Responden berdasarkan wilayah/kecamatan Kabupaten Balangan

PDAM Kabupaten Balangan memiliki 8 kecamatan wilayah

pelayanan seperti terlihat pada Gambar 4.2. Pada 4.2. terlihat bahwa

sebanyak 49 responden (24,50%) diperoleh dari kecamatan Paringin

(Paringin Kota), kemudian kecamatan Batumandi sebanyak 40 responden

(20%), dan terbesar ketiga adalah Kecamatan Paringin Selatan sebanyak

36 responden (18%). Sedangkan responden yang paling sedikit diperoleh

dari Kecamatan Tebing Tinggi yaitu sebanyak 8 responden (4%).

Pemilihan responden dilakukan dengan melihat proporsional jumlah

penduduk dan cakupan PDAM pada masing-masing kecamatan sehingga

responden kecamatan Paringin kota, Batu Mandi dan Paringin Selatan

mencakup 62,50% responden pada survey ini.

Responden berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden

dalam survey ini adalah laki-laki yaitu sebanyak 114 orang (57%) dan

wanita sebanyak 86 orang (43%).

Page 74: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 65 | 113

Gambar 4.3.

Sebaran Jenis Kelamin Responden

Responden berdasarkan kelompok usia dikelompokan pada 6

(enam) kategori, yaitu < = 20 tahun, 21-29 Tahun, 30-39 tahun, 40-49

tahun, 50-59 tahun, dan usia >= 60 tahun sebagaimana pada gambar

4.3. berikut ini.

Gambar 4.4.

Sebaran Usia Responden

Gambar 4.4. menunjukkan sebagian besar responden pada survey

ini berusia 30-39 tahun sebanyak 66 orang (33%), kemudian 21-29 tahun

Page 75: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 66 | 113

sebanyak 60 orang (30%), sedangkan usia < = 20 tahun, dan >= 60

tahun masing-masing adalah 15 (lima belas) orang dan 3 (tiga) orang

responden.

Karakteristik Responden berdasarkan status keluarga, sebagian

besar responden sudah menikah yaitu sebanyak 144 orang (72%),

kemudain yang masih lajang sebanyak 42 orang (22%), dan sisanya

status keluarga bercerai sebanyak 11 orang (6%).

Gambar 4.5

Sebaran Status Keluarga Responden

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada gambar 4.5. Pada gambar 4.5 terlihat sebagian besar

responden berpendidikan SMA dan Sarjan yaitu masing-masing 46% dan

26%, pendidikan SMP 16%, Pendidikan SD 10% dan pendidikan S2-S3

2%.

Page 76: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 67 | 113

Gambar 4.6

Tingkat Pendidikan Responden

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dikategorikan

menjadi 5 (lima) kategori, yaitu PNS/TNI/Polri, Wirausaha/Dagang,

Karyawan Swasta, Petani, dan Lainya. Gambar 6 menunjukkan distribusi

responden berdasarkan jenis pekerjaan. Hasil analisis deskripsi

menunjukan sebagian besar responden pada survey ini bekerja sebagai

wirausah/dagang yaitu sebanyak 66 responden (33%), kemudian Petani

sebanyak 43 responden (22%), karyawan swasta sebanyak 40 orang

(20%), dan sisanya PNS/TNI/Polri dan lainya masing-masing sebanyak 25

responden (12%) dan 26 responden (13%).

Page 77: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 68 | 113

Gambar 4.7

Pekerjaan Responden

Responden berdasarkan pelayanan pada saat survey dilakukan

dapat dilihat pada gambar 4.7. Hasil analisis deskripsi menunjukan

sebagian besar responden pada saat survey dilakukan sebanyak 83

responden (41,50%) menilai pelayanan pada saat responden melakukan

pemasangan baru. Kemudian dikuti dengan layanan penanggulangan

kemacetan air ke pelanggan sebanyak 33 responden (16,50%),

pelayanan gangguan kualitas air ke pelangan sebanyak 20 responden

(10%), penanggulangan kebocoran pipa dari laporan masyarakat 19

responden (9,5%), pelayanan meter air bermasalah sebanyak 18

responden (9 %) dan sisanya sebanyak 14% masing-masing adalah

pelayanan air dengan mobil tangki sebanyak 10 responden (5%), pelayan

balik nama 9 responden (4,50%), pelayanan tutup sementara sebanyak 7

responden (3,5%), dan terkahir pelayanan tutup total sebanyak 1

responden (0,50%). Melihat kondisi ini masyarakat Kabupaten Balangan

sangat membutuhkan pelayanan air bersih dari PDAM dimana animo

Page 78: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 69 | 113

masyarakat yang tinggi untuk melakukan pemasangan air PAM dari

PDAM Kabupaten Balangan yaitu dengan ditunjukan pada penilaian saat

survey responden cenderung menilai pelayanan ketika mereka melakukan

pemasangan PDAM. Hail ini mengindikasikna bahwa PDAM di Kabupaten

Balangan memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan layanan

pada masyarakat selain berorientasi profit juga tetap memperhatikan

pelayanan publik untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu

diperlukan kejelasan dan kemudahan dalam prosedur serta persyaratan

serta informasi biaya yang bisa diakses oleh semua kalangan masyarakat.

Gambar 4.8

Pelayanan pada Pelanggan saat Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Kabupaten Balangan 2018

Page 79: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 70 | 113

4.3.2. Analisis Tingkat Kesesuaian Harapan (Kepentingan) dan Kepuasan

Kepuasan pelanggan merupakan representasi dari pengukuran antara

kinerja dan kebutuhan pelanggan (Hill et al, 2003), jadi mengukur

kepuasan pelanggan melalui pengukuran kualitas layanan. Pelanggan

mengungkapkan pandangan mereka tentang layanan dengan

memberikan penilaian pada beberapa aspek layanan dengan cara survey,

yang dikenal survey kepuasan pelanggan (Eboli dan Mazzula, 2009).

Pada konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan (kepentingan)

merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan

diterimanya. Harapan mereka dibentuk oleh pengalaman pembelian

dahulu, komentar teman dan kenalannya serta janji dari perusahaan

tersebut. Harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu

berkembang seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman

pelanggan.

Kepuasan pelanggan didasarkan pada kesesuaian antara harapan

pelanggan dengan persepsi yang dirasakan pelanggan dari kinerja

layanan yang diberikan oleh perusahaan. Kondisi kepuasan pelanggan

tercipta apabila persepsi (kepuasan) bernilai lebih besar atau sama

dengan harapan (kepentingan), sebaliknya kondisi ketidakpuasan terjadi

apabila persepsi lebih kecil dari harapan. Secara konseptual kepuasan

pelanggan oleh Tjiptono (2000) digambarkan sebagai berikut:

Page 80: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 71 | 113

Gambar 4.9. Konsep Kepuasan Pelanggan

Analisis tingkat kesesuaian harapan (kepentingan) dan kepuasan

dilakukan untuk mengetahui pencapaian kinerja layanan PDAM

Kabupaten Balangan berdasarkan penilaian Responden

(Pelanggan/pengguna PDAM). Pengukuran tersebut dilakukan dengan

menghitung perbandingan antara kenyataan atas layanan yang diterima

(kepuasan) dengan harapan atas layanan yang diinginkan (kepentingan

pelanggan).

Survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan PDAM

Kabupaten Balangan Tahun 2018 ini antara lain untuk mengetahui tingkat

kepuasan dan ketidakpuasan masyarakat (kesesuaian antara harapan

pelanggan dengan kinerja pelayanan) pada pelanggan PDAM di

Kabupaten Balangan untuk menentukan prioritas pembenahan terhadap

salah satu pelayanan Publik di Kabupaten Balangan.

Page 81: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 72 | 113

Nilai dari tingkat kesesuaian yang diperoleh dari perbandingan

antara kenyataan atas layanan (kepuasan) yang diterima terhadap

harapan (kepentingan) responden tersebut menggambarkan kualitas

kinerja layanan yang dinilai dalam bentuk persen kesesuaian. Berikut ini

adalah perhitungan tingkat kesesuaian antara layanan PADM untuk

masing-masing aspek layanan.

Tabel 4.6. Tingkat Kesesuaian antara Harapan (tingkat kepentingan) dengan

Kepuasan Pelanggan PDAM Kabupaten Balangan tahun 2018

Sumber: data diolah (2018)

Pada Tabel 4.6. terlihat bahwa tingkat kesesuian antara harapan

(kepentingan) dan kepuasan atas layanan PDAM Kabupaten Balangan

secara rata-rata sebesar 91,07% ini menunjukan bahwa tingkat

kesesuaian antara harapan pelanggan dengan kenyataan kepuasan

berada pada kategori tinggi (80% s.d 100%) artinya pelayanan

perusahaan PDAM sudah memiliki tingkat pelayayan yang baik dan

memiliki kesenjangan yang kecil antara tingkat pelayanan yang

diharapkan dengan kinerja kepuasan yang dirasakan pelanggan,

No ASPEK LAYANAN

RERATA

TINGKAT

HARAPAN

(KEPENTINGAN)

RERATA

TINGKAT

KEPUASAN

(KINERJA)

GAP

TINGKAT

KESESUAIAN

(%)

1 Persyaratan Pelayanan 3.51 3.22 -0.29 91.73

2 Prosedur Pelayanan 3.51 3.21 -0.30 91.54

3 Waktu Pelayanan 3.44 3.25 -0.19 94.50

4 Biaya / Tarif 3.57 3.16 -0.41 88.51

5 Produk Pelayanan 3.37 3.15 -0.22 93.54

6 Kompetensi Petugas Pelaksana 3.59 3.25 -0.34 90.52

7 Perilaku/Sikap Pelaksana 3.63 3.26 -0.37 89.93

8 Maklumat Pelayanan 3.57 3.23 -0.34 90.48

9 Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan 3.54 3.14 -0.39 88.90

3.52 3.21 -0.32 91.07RERATA ASPEK LAYANAN

Page 82: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 73 | 113

meskipun demikian perusahaan PDAM tetap harus terus melakukan

peningkatan-peningkatan pelayanan agar hasil yang sudah baik ini tetap

terjaga dan konsisten atar waktu. Tingkat kesesuaian yang masih perlu

untuk terus ditingkatkan antara lain aspek biaya/tarif yang tingkat

kesesuianya masih di bawah rata-rata yaitu baru mencapai 88,51%,

kemudian aspek layanan penanganan pengaduan, sarana dan masukan

dengan tingkat kesesuaian 88,90% dan aspek perilaku/sikap pelaksanan

pemberi pelayanan PDAM yaitu 89,93%. Sedangkan aspek layanan yang

lainya sudah baik karena berada pada kriteria tingkat kesesuaian tinggi

(diatas rata-rata keseluruhan aspek pelayanan) antara lain persyaratan

pelayanan, prosedur pelayanan, waktu pelayanan, produk pelayanan,

kompetensi petugas pelaksana, dan maklumat pelayanan.

4.3.3. Indeks Kepuasan Pelanggan

Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan

faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan

pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan

biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap

populasi sasaran. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara harapan layanan

dengan hasil layanan yang diinginkan (Kotler, 2003). Jika kinerja

memenuhi harapan, maka pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi

harapan, maka pelanggan akan merasa amat puas. kepuasan juga dapat

dikatakan rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu

terpenuhi.

Page 83: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 74 | 113

Kepuasan pelanggan dapat di ukur dengan Indeks Kepuasan

Pelanggan (IKP). Indeks Kepuasan Pelanggan merupakan data dan

informasi tentang tingkat kepuasan yang diperoleh dari hasil pengukuran

secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat pelanggan dalam

memperoleh pelayanan dari penyelenggara pelayanan dengan

membandingkan antara harapan/kepentingan dan kinerjanya

(kepuasanya).

Nilai Indeks Kepuasan Pelanggan data ini adalah prosentase hasil

dari perbandingan antara total nilai kepuasan (realita/kinerja yang

dirasakan pelanggan) terhadap total nilai kepentingan (harapan yang

diinginkan responden) yang menggambarkan sejauh mana kesenjangan

(gap) kedua variabel tersebut terjadi. Indeks Kepuasan Pelanggan

digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara

menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat

kepentingan dari atribut-atribut kualitas pelayanan yang diukur.

Indeks Kepuasan Pelanggan atau pada pelayanan publik sering

disebut Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) sangat berguna untuk tujuan

internal perusahaan/internal pelayanan publik. Contohnya adalah

memantau perbaikan pelayanan, pemotivasian karyawan maupun

pemberian bonus sebagai gambaran yang mewakili tingkat kepuasan

menyeluruh pelanggan.

Tingkat Kepuasan responden survey secara menyeluruh dapat

dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan. Adapun kriteria kepuasan

pelanggan berdasarkan Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan

Page 84: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 75 | 113

Masyarakat dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 adalah

berikut ini.

Tabel 4.7. Kriteria penilaian Indeks Kepuasan Pelanggan

Sumber: Permenpan No. 14 tahun 2017

Hasil analisis Indek Kepuasan Pelanggan pada layanan PDAM

Kabupaten Balangan tahun 2018 disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 4.8. Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index/CSI)

layanan PDAM Kabupaten Balangan Tahun 2018

Sumber: data diolah (2018)

NILAI

PERSEPSI

NILAI

INTERVAL

NILAI

INTERVAL

KONVERS1

MUTU

PELAYANAN

KINERJA

UNIT

PELAYAN

1 1.0000 - 2.5996 25.00 - 64.99 D Tidak Baik

2 2.6000-3.0640 65.00 - 76.60 C Kurang Baik

3 3.0644-3.5320 76.61 - 88.30 B Baik

4 3.5324 - 4.000 88.31 - 100.00 A Sangat Baik

No. ASPEK LAYANAN

RERATA

TINGKAT

HARAPAN

(KEPENTINGAN)

BOBOT

TINGKAT

KEPENTINGAN

RERATA

TINGKAT

KEPUASAN

(KINERJA)

BOBOT

NILAI

1 Persyaratan Pelayanan 3.51 0.111 3.22 0.36

2 Prosedur Pelayanan 3.51 0.111 3.21 0.36

3 Waktu Pelayanan 3.44 0.108 3.25 0.35

4 Biaya / Tarif 3.57 0.113 3.16 0.36

5 Produk Pelayanan 3.37 0.106 3.15 0.33

6 Kompetensi Petugas Pelaksana 3.59 0.113 3.25 0.37

7 Perilaku/Sikap Pelaksana 3.63 0.114 3.26 0.37

8 Maklumat Pelayanan 3.57 0.113 3.23 0.36

9 Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan 3.54 0.112 3.14 0.35

31.703

TOTAL BOBOT 3.21

INDEKS KEPUASAN PELANGGAN (%)

(Customer Satisfaction Index /CSI)

TOTAL

80.18

Page 85: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 76 | 113

Pada Tabel 4.8. diperoleh nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP)

sebesar 80,18%. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan PDAM

Kabupaten Balangan secara keseluruhan sudah berada pada mutu

pelayanan B (Baik). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja PDAM

Kabupaten Balangan sudah memberikan pelayanan sesuai dengan

harapan pelanggan, sehingga kinerja pelayanan ini perlu dipertahankan

dan juga masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi sehingga

memberikan hasil kepuasan sangat baik. Ketika kinerja sesuai dengan

harapan maka pelanggan akan merasa puas, dan ketika kinerja melebihi

harapan maka pelanggan akan merasa sangat puas. Harapan pelanggan

ini dapat terbentuk oleh pengalaman masa lampau. Berdasarkan hal itu

hasil survey juga merangkum pendapat masyarakat atas harapan dan

kritik terhadap layanan PDAM Kabupaten Balangan untuk perbaikan yang

akan datang, hasil survey atas harapan pelanggan disajikan pada tabel

4.9 ini.

Tabel 4.9.

Tanggapan dan Harapan Responden terhadap pelayanan PDAM

Kabupaten Balangan 2018

Kritik atau Saran yang berkaitan dengan pelayanan PDAM Kab. Balangan

Air yang mengalir kurang deras

Kejernihan air ditingkatkan

Air mengalir dengan lancar tetapi kadang tidak deras

Page 86: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 77 | 113

Biasanya dalam pendistribusian banyak terjadi kebocoran yang bisa

mengakibatkan mutu air pdam menurun

Meskipun pdam sudah menjamin kualitas dan kejernihan airnya terkadang

untuk musim kemarau sesekali air PDAM juga keruh dan berbau kaporit

Para pengguna air pdam perlu merogoh kocek lebih untuk membayar tagihan

rekening air setiap bulannya

PDAM pakai pulsa

Semoga yang baru mendaftar buat pemasangan, dipasangkan secepat

mungkin

Pelayanan perbaikan pipa bocor agar cepat diatasi

Semoga kedepan lebih baik lagi

Penanganan untuk pipa dijalan yang bocor agar segera diperbaiki agar air

tidak terbuang-buang dan tidak menggenang dijalan

Pelayanan lebih ditingkatkan

Semoga menjadi lebih baik

Habis melakukan perbaikan pipa di jalan, tutup jalan yang habis digali dengan

baik dan benar

Perlu peningkatan kualitas penjernihan air

Sediakan nomor sms hotline dan nomor tersebut terpampang jelas disetiap

cabang PDAM disetiap kecamatan, serta pastikan respon cepat, tanggap atas

pengaduan

Waktu air mulai mengalir terlambat sehingga aktivitas dipagi hari menjadi

terlambat

Pada saat air surut air keruh pada saat mati lampu air mati, tingkatkan

pelayanan

Pelayanan semakin ditingkatkan

Kompetensi petugas lapangan perlu ditingkatkan

Kadang endapan air PDAM dibak mandi banyak, sehingga perlu ditingkankan

lagi kualitas dan kejernihan air. Pembayaran diusahakan bisa melalui online

seperti PLN dan Telkom

Page 87: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 78 | 113

Air PDAM tidak mengalir lagi pada malam hari. Baru mengalir lagi pukul 4 atau

5 pagi dan terjadi tiap hari

Kedepannya PDAM harus lebih cepat tanggap apabila ada pengaduan dari

masyarakat apabila terjadi masalah pipa bocor yang ada disekitar

Tingkatkan pelayanan

Kalo bisa air PDAM tetap jalan 24 jam dan tagihan air normal

Sering padam

Pemeriksaan meteran PDAM tidak setiap bulan bagaimana tahu berapa total

pemakaian pelanggan

Kalau bisa jangan dimatikan PDAM kalau malam hari atau pada saat listrik

mati karena air sangat berguna dikehidupan sehari-hari

Sumber: Data diolah (2018)

4.3.4. Pemetaan Importance Dan Performance Analysis (Ipa)

Importance Performance Analysis (IPA) terdiri atas analisis kuadran

dan analisis kesenjangan (gap). Analisis kuadran berfungsi untuk

menunjukan hubungan antara penilaian tingkat kepentingan dan tingkat

kepuasan responden pelanggan PDAM Kabupaten Balangan.

Skor kepentingan dan skor kepuasan diperoleh dari distribusi jawaban

responden pada kuesioner survey kepuasan pelanggan PDAM tahun

2018. Rata-rata skor kepentingan sebagai kordinat pada diagram

kartesius, sedangkan skor kepuasan sebagai nilai kordinat absis. Dari

skor kepentingan terlihat nilai rata-rata sebesar 3,52 dan skor kinerja

(kepuasan) sebesar 3,21 (pada Tabel 4.6). Perpotongan kedua sumbu ini

kemudian akan dijadikan titik potong yang akan memisahkan diagram

kartesius menjadi 4 kuadran, sehingga akan terlihat jelas unit pelayanan

Page 88: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 79 | 113

yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam perbaikan kualitas

pelayanan PDAM Kabupaten Balangan.

Empat kuadran pada diagram kartesius Importance Performance

Analysis (IPA) menjadi dasar untuk merumuskan strategi yang dapat

dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing atribut pelayanan

Tjiptono dan Chandra (2011). Keempat kuadran IPA untuk pelayanan

PDAM Kabupaten Balangan adalah:

a. Kuadran A (attributes to improve). Posisi ini menunjukkan faktor

yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Atribut-atribut kualitas

pelayanan yang dianggap sangat penting oleh pelanggan belum

dilaksanakan oleh PDAM Kabupaten Balangan sesuai dengan

keinginan pelanggan, sehingga pelanggan menuntut adanya

perbaikan atribut-atribut kualitas pelayanan tersebut. PDAM

Kabupaten Balangan hendaknya melakukan usaha untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan yang berarti pula bahwa atribut-

atribut kualitas pelayana ini perlu diperbaiki dan ditingkatkan secara

terus-menerus sehingga kinerja atribut kualitas pelayanan yang ada

dalam kuadran ini akan meningkat dan kepuasan pelanggan pun

dapat dicapai.

b. Kuadran B (maintain performance). Posisi ini menunjukkan unsur

pelayanan pokok yang telah berhasil dilaksanakan oleh PDAM

Kabupaten Balangan, untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat

penting dan memuaskan. Hal ini menuntut perusahaan untuk dapat

mempertahankan posisinya.

Page 89: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 80 | 113

c. Kuadran C (attributes to maintain). Posisi ini menunjukkan

beberapa atribut kualitas pelayanan yang kurang penting

pengaruhnya bagi pelanggan, dan pelaksanaannya oleh PDAM

Kabupaten Balangan biasa-biasa saja. Peningkatan atribut-atribut

yang terdapat dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali

karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh

pelanggan sangat kecil.

d. Kuadran D (main priority). Posisi ini menunjukkan faktor yang

kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, akan tetapi

pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat

memuaskan dalam pelaksanaannya. Atribut-atribut yang termasuk

dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat

biaya.

Hasil analisis Importance Performance Analysis (IPA) anatara tingkat

kepentingan dan kepuasan pelanggan PDAM Kabupaten Balangan

terlihat pada Gambar 4.10.

Page 90: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 81 | 113

Gambar 4.10.

Distribusi atribut layanan PDAM kabupaten Balangan berdasarkan analisis IPA Tahun 2018

Pada gambar grafik 4.11. P.1-P.23 merupakan atribut dari masing-

masing aspek pelayanan yang diukur pada survey kepuasan pelayanan

PDAM kabupaten Balangan. Adapun masing-masing aspek dan atribut itu

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Aspek dan Atribut Survey Kepuasan Pelanggan

PDAM Kabupaten Balangan 2018

PERSYARATAN PELAYANAN

P.1 Informasi tentang prosedur persyaratan yang harus dipersiapkan dapat diperoleh dengan mudah

P.2 Informasi tentang prosedur persyaratan pelayanan yang harus dipersiapkan dapat dipahami dengan jelas

P.3 Persyaratan pelayanan yang harus dipersiapkan dapat dipenuhi dengan mudah

PROSEDUR PELAYANAN

P.4 Informasi tentang prosedur pelayanan dipahami dengan jelas

P.5 Prosedur pelayanan sangat memudahkan para calon pelanggan atau pelanggan

P.6 Prosedur pelayanan wajar dan sesuai dengan yang ditetapkan

KUADRAN A

KUADRAN D KUADRAN C

KUADRAN B

Page 91: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 82 | 113

WAKTU PELAYANAN

P.7 Informasi waktu operasional pelayanan diketahui dengan jelas

P.8 Pelayanan diberikan sesuai dengan waktu operasional yang ditetapkan

P.9 Pelayanan diterima sesuai dengan waktu penyelesaian pelayanan yang ditetapkan

BIAYA / TARIF

P.10 Informasi tentang biaya pelayanan berbayar atau gratis diketahui dengan jelas

P.11 Informasi tentang biaya tarif sesuai dengan yang ditetapkan

PRODUK PELAYANAN

P.12 Informasi tentang daftar produk/jasa layanan dapat diketahui dengan jelas

P.13 Seluruh produk/jasa sesuai dengan yang ditawarkan

KOMPETENSI PETUGAS PELAKSANA

P.14 Petugas pelayanan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi keperluan pengguna

P.15 Petugas pelayanan melaksanakan pelayanan tepat dan akurat

PERILAKU/SIKAP PELAKSANA

P.16 Petugas pelayanan memberikan solusi kepada pelanggan apabila ada permasalahan

P.17 Petugas pelayanan melayani pelanggan dengan ramah dan sopan

MAKLUMAT PELAYANAN

P.18 PDAM menyatakan janji layanan yang sesuai dengan SOP

P.19 PDAM siap bertanggung jawab jika layanan yang diberikan tidak sesuai

PENANGANAN PENGADUAN, SARAN DAN MASUKAN

P.20 Fasilitas pengaduan (tempat pengaduan/hotline/call center) mudah diakses

P.21 Prosedur pengaduan jelas dan mudah untuk dilaksanakan

P.22 Sistem pelayanan pengaduan dapat memberikan solusi kepada pelapor apabila ada permasalahan

P.23 Ada kepastian tindak lanjut atas penanganan pengaduan

Berdasarkan grafik IPA pada Gambar 4.10. maka atribut-atribut

yang berkaitan dengan pelayanan PDAM Kabupaten Balangan dapat

dikelompokan dalam masing-masing kuadran sebagai berikut:

Kuadran A

Kuadran A menunjukkan atribut-atribut yang dianggap sangat penting,

namun pihak layanan PDAM belum melaksanakan sesuai

keinginan/harapan dari pelanggan PDAM Kabupaten Balangan sehingga

menimbulka rasa tidak puas. Adapun atribut-atribut yang terdapat dalam

kuadran A berdasarkan urutan prioritas perbaikannya adalah (P.10)

Page 92: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 83 | 113

informasi tentang biaya pelayanan berbayar atau gratis diketahui dengan

jelas, (P.21) prosedur pengaduan jelas dan mudah untuk dilaksanakan,

(P.22) sistem pelayanan pengaduan dapat memberikan solusi kepada

pelapor apabila ada permasalahan, dan (P.11) informasi tentang biaya

tarif sesuai dengan yang ditetapkan.

Kuadran B

Kuadran B menunjukkan atribut-atribut yang dianggap sangat penting,

berhasil dilaksanakan sesuai keinginan/harapan pelanggan dan sangat

memuaskan pelanggan PDAM Kabupaten Balangan, sehingga wajib

dipertahankan. Adapun atribut-atribut tersebut adalah (P.17) petugas

pelayanan melayani pelanggan dengan ramah dan sopan, (P.15) petugas

pelayanan melaksanakan pelayanan tepat dan akurat, (P.14) petugas

pelayanan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi

keperluan pengguna, (P.23) Ada kepastian tindak lanjut atas penanganan

pengaduan, (P.4) Informasi tentang prosedur pelayanan dipahami dengan

jelas, (P.19) PDAM siap bertanggung jawab jika layanan yang diberikan

tidak sesuai, dan (P.16) petugas pelayanan memberikan solusi kepada

pelanggan apabila ada permasalahan.

Kuadran C

Kuadran C menunjukkan beberapa atribut yang kurang penting

pengaruhnya bagi pelanggan, karena itu sebaiknya layanan PDAM

menjalankannya secara sedang saja. Adapun atribut-atribut tersebut

adalah (P.20) fasilitas pengaduan (tempat pengaduan/hotline/call center)

mudah diakses, (P.12) informasi tentang daftar produk/jasa layanan dapat

Page 93: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 84 | 113

diketahui dengan jelas, (P.13) seluruh produk/jasa sesuai dengan yang

ditawarkan, (P.8) pelayanan diberikan sesuai dengan waktu operasional

yang ditetapkan, (P.9) pelayanan diterima sesuai dengan waktu

penyelesaian pelayanan yang ditetapkan, (P.7) Informasi waktu

operasional pelayanan diketahui dengan jelas, dan (P.18) PDAM

menyatakan janji layanan yang sesuai dengan SOP.

Kuadran D

Kuadran D menunjukkan atribut yang mempengaruhi pelanggan kurang

penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan dengan kata lain dianggap

kurang penting bagi pelanggan akan tetapi pelayanan sangat

memuaskan. Hal inilah yang dianggap berlebihan. Aadapun atibut-atribut

itu adalah (P.1) informasi tentang prosedur persyaratan yang harus

dipersiapkan dapat diperoleh dengan mudah, (P.2) informasi tentang

prosedur persyaratan pelayanan yang harus dipersiapkan dapat dipahami

dengan jelas, (P.6) Prosedur pelayanan wajar dan sesuai dengan yang

ditetapkan, (P.5) prosedur pelayanan sangat memudahkan para calon

pelanggan atau pelanggan, dan (P.3) persyaratan pelayanan yang harus

dipersiapkan dapat dipenuhi dengan mudah.

Gap atau kesenjangan antara tingkat kepentingan dengan tingkat

kepuasan pada analisis Importance Performance Analysis (IPA)

menunjukkan secara keseluruhan kualitas pelayanan PDAM Kabupaten

Balangan sudah baik meskipun masih ada beberapa indikator yang perlu

mendapat prioritas untuk perbaikan yaitu indikator-indikator pada kuadran

A pada diagram Cartesius (prioritas pertama). Ada dua aspek pengukuran

Page 94: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 85 | 113

yang atribut-atributnya masuk dalam kategori prioritas pertama yang

berarti sangat perlu mendapat perhatian untuk perbaikannya. Aspek

pertama yaitu: Biaya/Tarif dengan seluruh atributnya (P.10 dan P.11)

berada dalam kuadran A, dan aspek kedua adalah: aspek Penanganan

Pengaduan, Saran Dan Masukan dengan dengan tiga indikatornya (P.21,

dan P.22). Kesenjangan yang terjadi dalam kondisi lingkungan PDAM

Kabupaten Balangan menunjukkan suatu kenyataan bahwa kualitas

pelayanan menjadi suatu tuntutan pelanggan yang harus dipenuhi untuk

meraih sukses, dengan cara memberikan pelayanan yang sesuai dengan

harapan pelanggan.

Kenyataan ini merujuk pada asumsi bahwa secara umum pelanggan

membandingkan kinerja pelayanan dengan harapan pelayanan yang

sesuai dengan persepsi masing-masing pelanggan. Bila kinerja pelayanan

PDAM Kabupaten Balangan tidak dapat melampaui standar pelayanan

yang diharapkan para pelanggan, maka dengan sendirinya persepsi para

pelanggan terhadap kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

manajemen PDAM Kabupaten Balangan dapat dijadikan isyarat untuk

meningkatkan kualitas pelayanan. Peningkatan kualitas pelayanan ini

merujuk pada pemahaman akan arti penting harapan pelanggan sebelum

atau selama menggunakan suatu layanan sebagai standar acuan untuk

mengevaluasi kinerja pelayanan PDAM Kabupaten Balangan. Evaluasi

terhadap kinerja pelayanan tersebut dapat merujuk pada atribut-atribut

pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan kepada para pelanggan.

Page 95: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 86 | 113

PDAM Kabupaten Balangan merupakan perusahaan milik daerah

(BUMD) yang tidak lepas dari pengaruh budaya kerja birokrasi

pemerintahan. Dalam konteks ini, Ratminto dan Atik (2005) menjelaskan

bahwa dalam pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah

dan bersifat sekunder, adaptabilitas tidaklah setinggi sebagaimana terjadi

di privat. Terkadang pelayanan yang diberikan memang mengalami

perubahan, tetapi perubahan ini terjadi bukan karena tuntutan pengguna.

Keadaan yang demikian itu terjadi karena PDAM Kabupaten Balangan

menyelenggarakan suatu pelayanan publik bukan semata-mata

berorientasi profit yang fokus pada pelanggan tetapi mengembangkan

misi pelayanan publik.

4.4. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Air Minum dalam Kemasan

PDAM Balangan

4.4.1. Analisis Kebutuhan Investasi

Kabupaten Balangan terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan

Selatan pada garis 114°50'31 - 115°50'24 Bujur Timur dan 2°1'31 -

2°35'58 Lintang Selatan, berdasarkan letak geografis maka kabupaten

Balangan cukup strategis karena dilalui lintas trans Kalimantan dan

berpeluang besar untuk berkembang menjadi kota persinggahan bagi

perjalanan dari Banjarmasin ke Kalimantan Timur dan Kalimantan

Tengah. Luas kabupaten Balangan adalah 1.819,75 km² yang terdiri

8 kecamatan dan 160 desa. Kecamatan dengan wilayah terluas adalah

kecamatan Halong dengan luas 659,84 km², sedangkan kecamatan

Page 96: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 87 | 113

dengan luas wilayah terkecil adalah kecamatan Lampihong dengan luas

96,96 km².

Pada tahun 2017 jumlah penduduk di kabupaten balangan

mencapai 127.503 jiwa meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar

125.537 jiwa yang tersebar di 8 Kecamatan.

Gambar 4.11. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Balangan

tahun 2014 -2017

Seiring dengan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Balangan maka

kebutuhan akan air bersih dan berkualitas terus meningkat. Peningkatan

pengetahuan dan kualitas hidup masyarakat yang semakin baik

semakin meningkatkan kebutuhan akan air minum yang sehat dan

berkualitas serta aman dan praktis untuk dikonsumsi membuat

produk air minum dalam kemasan saat ini menjadi salah satu

kebutuhan utama bagi masyarakat.

Menurut data Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan

Indonesia (ASPADIN), pada 2015, total produksi nasional AMDK

Page 97: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 88 | 113

mencapai 25 miliar liter. Dari jumlah itu, sebanyak 60 persen atau 15

miliar liter dikonsumsi di Jabodetabek dan sisanya menyebar di seluruh

Indonesia. Kebutuhan akan air minum dalam kemasan semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Asosiasi perusahaan

Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin),

kebutuhan AMDK pada 2013 sebesar 21,34 miliar liter dan meningkat

23,8 miliar liter pada tahun 2014. Pada tahun 2017 volume penjualan air

mencapai 27 miliar liter dan diharapkan akan meningkat ditahun 2018

sebesar 10% . Hal ini memperlihatkan bahwa peluang bisnis untuk usaha

Air Minum Dalam Kemasan masih sangat menguntungkan.

Menjamurnya AMDK ini, selain karena gaya hidup, juga karena ada

jaminan bahwa air yang diminum benar-benar sehat. Hal ini ditunjukkan

dengan label yang melekat dalam kemasannya, seperti Standar Nasional

Indonesia (SNI) dan label kehalalan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Bagi investor, industri AMDK merupakan salah satu primadona pilihan

investasi karena: (1) proses pengolahannya tidak terlalu rumit dan

teknologinya mudah diperoleh, (2) nvestasinya tidak terlalu besar, apalagi

dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan lokal yang mampu

membuat mesin-mesin pengolah AMDK dengan kualitas internasional, (3)

prospek pasarnya sangat menjanjikan.

PDAM Kabupaten Balangan sebagai salah satu perusahaan

daerah berencana untuk mengembangkan usahanya dengan membuat

Air Minum Dalam Kemasan dengan tujuan akan semakin banyak

masyarakat yang mampu menikmati air minum yang sehat dan berkualitas

Page 98: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 89 | 113

khususnya masyarakat kabupaten Balangan dan Kalimantan Selatan

pada umumnya. Usaha ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja

perusahaan sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Balangan dan pembangunan

masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.

PDAM Kabupaten Balangan berencana melakukan pengembangan

usaha dengan membuka bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) yang

peruntukannya bagi masyarakat di kabupaten Balangan. Harapannya

produk ini dapat memenuhi kebutuhan air minum untuk masyarakat

sekitarnya. Untuk jangka pendek Pendirian pabrik AMDK merupakan

upaya PDAM kabupaten Balangan dalam mengembangkan usaha untuk

menambah pendapatan daerah, sedangkan dalam jangka panjang PDAM

ingin menangkap peluang bisnis yang potensial seiring dengan

permintaan AMDK yang terus meningkat. Melihat peluang tersebut, PDAM

Kabupaten Balangan melakukan kajian kelayakan usaha AMDK untuk

mendapatkan informasi bagi investasi yang akan dilakukan. Kelayakan

usaha ini akan memberikan masukan dan juga sebagai acuan bagi

pengembangan koorporasi yang ditinjau dari semua aspek, usaha AMDK

ini layak untuk dikembangkan. Kajian kelayakan usaha bertujuan untuk

mengetahui layak tidaknya bisnis AMDK dilnilai dari berbagai aspek.

4.4.2. Analisis Usaha

Salah satu alat untuk menganalisis layak tidaknya suatu investasi

dimulai atau dikembangkan adalah analisis Studi kelayakan usaha

Page 99: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 90 | 113

(Suryana, 200: 141). Beberapa kriteria yang dapat dijadikan aspek

penilaian meliputi:

a. Aspek Pasar, yaitu mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang

pasar, permintaan dan penawaran, harga, segmentasi pasar, pasar

sasaran, ukuran pasar, perkembangan pasar, struktur pasar dan

strategi pesaing.

b. Aspek Teknik Produksi/Operasi, meliputi lokasi, gedung

bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong,

tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan layout pabrik, atau tempat

usaha.

c. Aspek Manajemen, meliputi organisasi, aspek pengelolaan, aspek

lingkungan perlu menjadi bahan analisis sebab perusahaan harus

mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah

lingkungan.

d. Aspek Keuangan/Finansial, meliputi sumber dana, penggunaan dana,

proyeksi biaya, proyeksi pendapatan, proyeksi keuntungan dan

proyeksi aliran kas (cash flow).

Page 100: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 91 | 113

4.4.3. Analisis Kelayakan Usaha

a. Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar meliputi proyeksi kebutuhan air minum dalam

kemasan di Kabupaten Balangan, Kabupaten HSU, Kabupaten HST dan

Kabupaten Tabalong sebagai daerah sasaran, proyeksi kebutuhan air

minum dalam kemasan, proyeksi pasar potensial dan target pasar produk.

a.1. Proyeksi Kebutuhan Air Minum dalam Kemasan di Daerah

Sasaran

Tabel 4.12. memperlihatkan Jumlah Penduduk daerah Sasaran.

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah

penduduk daerah sasaran sebesar 1,75 %. Peningkatan jumlah penduduk

ini otomatis menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan air minum

termasuk air minum dalam kemasan. Kebutuhan air minum dalam

kemasan dihitung melalui pendekatan kebutuhan air minum rata-rata

setiap orang yaitu 2 liter/hari. Dalam perhitungan ini digunakan

pendekatan dengan asumsi 10 % dari kebutuhan tersebut dipenuhi oleh

produk air minum dalam kemasan. Sehingga Konsumsi air minum dalam

Kemasan per orang per tahun adalah sebagai berikut :

Konsumsi AMDK per orang/tahun = 10 % x 2 L/hari x 365 hari

= 73 L/tahun

Page 101: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 92 | 113

Tabel 4.11 Perkembangan Penduduk daerah Sasaran

Tahun Jumlah Penduduk

Tabalong Balangan HSU HST

2016 243.477 125.534 225.386 263.376

2017 247.106 127.503 231.594 266.501

% growth 1.49% 1.57% 2.75% 1.19%

Sumber : BPS data diolah

Selain itu, jika kita mengambil asumsi jumlah penduduk daerah

sasaran yang menggunakan AMDK sebanyak 30 % dari jumlah penduduk

daerah sasaran maka kita akan melihat jumlah kebutuhan AMDK selama

10 tahun. Jika diasumsikan jumlah kebutuhan AMDK itu PDAM

Kabupaten Balangan mampu mengambil market share sebesar 5 % maka

proyeksi jumlah kebutuhan AMDK yang dapat di jual oleh PDAM

Kabupaten Balangan dapat di Lihat Pada tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12 Proyeksi Kebutuhan AMDK di Daerah Sasaran beserta Pangsa Pasar

AMDK PDAM Balangan (5% dari total Kebutuhan AMDK)

Tahun Jumlah

Penduduk

30% dari Jumlah

Penduduk

Jumlah Kebutuhan

AMDK (Liter)

Pangsa Pasar AMDK PDAM Balangan (5 %)

(Liter)

2016 857,773 257,332 18,785,228.70 939,261

2017 872,704 261,811 19,112,217.60 955,611

2018 887,635 266,291 19,439,206.50 971,960

2019 902,566 270,770 19,766,195.40 988,310

2020 917,497 275,249 20,093,184.30 1,004,659

2021 932,428 279,728 20,420,173.20 1,021,009

2022 947,359 284,208 20,747,162.10 1,037,358

2023 962,290 288,687 21,074,151.00 1,053,708

2024 977,221 293,166 21,401,139.90 1,070,057

2025 992,152 297,646 21,728,128.80 1,086,406

a.2. Bauran Pemasaran

1) Produk yang akan diproduksi dan dipasarkan oleh PDAM

Kabupaten Balangan untuk tahap pertama adalah air mineral dalam

Page 102: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 93 | 113

kemasan (AMDK) terbagi dalam 3 kemasan yaitu kemasan gelas

ukuran 240 ml, kemasan botol ukuran 600 ml dan kemasan Galon

ukuran 19 Liter. Untuk gelas ukuran 240 ml dikemas dalam kardus

masing-masing 48 gelas. Sedangkan untuk yang kemasan botol

dikemas dalam kardus masing masing 24 botol.

2) Price. Harga yang ditetapkan adalah harga yang lebih murah, wajar

dan terjangkau bagi konsumen namun tetap mampu bersaing dengan

pelaku usaha produk sejenis lainnya. Harga 1 dus ditetapkan sebesar

Rp 10.800,- (dua belas ribu rupiah) atau Rp.225 per gelas. Kemasan

botol per dus ditetapkan sebesar Rp 36.000, sedangkan gallon dijual

dengan harga Rp 12.500.

3) Place (Saluran Distribusi). Jalur distribusi yang akan digunakan

adalah mendekati pasar dengan jalur distribusi yang tidak terpusat.

Agar mempermudah aktivitas distribusi dan meminimalkan biaya,

maka kabupaten yang memiliki potensi padat akan memiliki 1

distributor. Sedangkan kabupaten yang pasar potensinya relatif

rendah, jalur distribusi akan dipenuhi dari distributor terdekat dengan

kabupaten tersebut.Kriteria nilai kepadatan ini tidak menunjuk pada

angka tertentu. Perusahaan menentukan kebijakan bahwa jika ada

dua daerah berdekatan yang memiliki kepadatan relatif rendah

dibandingkan daerah lain, maka kedua daerah itu akan dilayani oleh

satu distributor. Pengelolaan jalur distribusi ini dilakukan dengan cara

kerjasama dengan pihak distributor mandiri. Jadi, pihak ini

merupakan distributor yang mengelola wilayah distribusi sesuai

Page 103: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 94 | 113

perjanjian kerjasama yang disepakati sebelumnya dengan produsen.

Untuk efisiensi, pengiriman dilakukan berkala dengan jadwal hari

tertentu setiap minggunya untuk setiap distributor.

Pengiriman kepada distributor menggunakan alat angkut berupa

mobil

box ukuran medium. Motor digunakan untuk mengirimkan produk

kepada pelanggan tertentu yang melakukan kontak langsung dengan

perusahaan, misalnya pelanggan dari instansi, perusahaan, dan

catering yang jarak pengirimannya dekat dengan perusahaan dan

pemesanannya teratur dalam skala yang cukup besar.

4) Promotion. Sasaran utama pemasaran produk ini adalah masyarakat

dengan tingkat ekonomi menengah yang sering menggunakan

produk air minum dalam kemasan. Konsumen yang menjadi sasaran

ini biasanya memilih produk dengan harga rendah. Untuk

memperkenalkan produk pertama kali, perusahaan akan melakukan

promosi dalam bentuk sponsorship kegiatan-kegiatan, seperti : event

olahraga, seminar, musik dan seni, dan promosi pada media cetak

(spanduk) dan radio. Hal ini diperkirakan cukup efektif karena pada

event-event tersebut terdapat banyak orang yang yang memiliki

kebutuhan potensial. Sedangkan untuk media cetak (spanduk) dan

radio efektif untuk calon konsumen yang tersebar pada daerah

sasaran yang luas terutama di daerah pinggiran dan desa.

Diharapkan, dengan mendengarkan promosi produk ini, calon

konsumen dapat mengetahui adanya produk baru.

Page 104: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 95 | 113

b. Aspek Produksi/Operasi

1) Lokasi Operasi. Lokasi usaha AMDK PDAM Balangan adalah

dekat dengan sumber bahan baku yaitu air bersih yang siap diolah

untuk produk AMDK.

2) Aliran Proses Produksi.

Pada dasarnya Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) diproses

melalui 3 tahap yaitu : penyaringan, desinfeksi, dan pengisian.

Penyaringan dimaksudkan untuk menghilangkan partikel padat

dan gas-gas yang terkandung dalam air.

Desinfeksi bertujuan untuk membunuh bakteri patogen dalam

air.

Pengisian merupakan tahap akhir proses produksi dimana air

dimasukkan melalui sebuah peralatan yang dapat melindungi air

tersebut dari kontaminasi selama pengisian ke dalam kemasan.

3) Bahan Baku

Bahan baku utama yang digunakan adalah air yang diambil dari

sumber yang terjamin kualitasnya, untuk itu beberapa hal yang

perusahaan lakukan untuk menjamin mutu bahan baku air

meliputi :

Pemeriksaan organoleptik, fisika, kimia, mikrobiologi dan radio

aktif.

Page 105: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 96 | 113

Sumber air baku harus terlindung dari cemaran kimia dan

mikrobiologi yang bersifat merusak / mengganggu kesehatan.

4) Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan yang digunakan perusahaan untuk memproduksi

AMDK, memperhatikan beberapa hal yaitu :

Bahan mesin dan peralatan Seluruh mesin dan peralatan yang

kontak langsung dengan air harus terbuat dari bahan yang tara

pangan (food grade), tahan korosi dan tidak bereaksi dengan

bahan kimia.

Mesin dan peralatan dalam proses produksi AMDK minimal

terdiri dari : Bak atau tangki penampung air baku , Unit

pengolahan air (water treatment) memiliki alat desinfeksi

seperti: ozonator,& lampu UV. Tindakan desinfeksi selain

menggunakan ozon, dapat ditambahkan cara lain yang efektif

seperti penyinaran Ultra Violet (UV), Mesin pencuci kemasan

(bottle washer), Mesin Pengisi kemasan (filling machine) dan

Mesin penutup kemasan (capping machine).

5) Fasilitas Laboratorium

Untuk menguji AMDK perusahaan harus memiliki laboratorium

pengawasan mutu. Peralatan laboratorium harus mampu menganalisa

parameter uji mikrobiologi dan uji fisiko-kimia yang minimal diperlukan.

Perusahaan harus memiliki seseorang yang mampu mengoperasikan

peralatan laboratorium untuk pengujian mutu air

Page 106: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 97 | 113

6) Proses Produksi

Urutan proses produksi AMDK adalah sebagai berikut :

Penampungan air baku dan syarat bak penampung. Air baku

ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir).

Bila sumber air letaknya jauh dari pabrik, maka air tersebut

dapat dialirkan melalui pipa atau diangkut menggunakan

tangki. Tangki, selang, pompa, dan sambungan harus

terbuat dari bahan tara pangan, tahan korosi dan bahan

kimia. Tangki harus dibersihkan, disanitasi, dan diinspeksi,

luar dan dalam minimal 1(satu) bulan sekali.

Penyaringan dilakukan secara bertahap yang terdiri dari :

Prefiltrasi.

Penyaringan menggunakan pasir atau saringan lain yang

efektif dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir

adalah menyaring partikel-partikel yang kasar. Bahan yang

dipakai adalah butir-butir silika (SiO2) minimal 95%. Ukuran

butir-butir yang dipakai tergantung dari mutu kejernihan air

yang dinyatakan dalam NTU.

Penyaringan dengan karbon aktif.

Fungsi penyaringan dengan karbon aktif adalah untuk

menyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.

Bahan baku karbon aktif bisa berasal dari batu bara atau

batok kelapa. Daya serap terhadap I2 minimal 75%

berdasarkan SNI 06-4253-1996 atau revisinya.

Page 107: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 98 | 113

Penyaringan dengan mikrofilter

Penyaringan dengan mikrofilter berukuran maksimal 10

(sepuluh) mikron, berfungsi menyaring partikel halus.

c. Aspek Manajemen

1) Kepemilikan: Usaha AMDK ini akan menjadi salah satu unit

bisnis dari PDAM Balangan.

2) Manajemen: Dalam mengelola unit bisnis AMDK ini akan

melibatkan orang lain di luar karyawan tetap PDAM Kabupaten

Balangan. Dalam hal ini akan dilakukan perekrutan sejumlah 7

(tujuh) orang tenaga kerja sebagai tim manajemennya dengan

kualifikasi sesuai dengan kebutuhan usaha.

d. Aspek Keuangan

1) Investasi Awal

Investasi awal yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik AMDK

kabupaten Tabalong adalah sebesar Rp 4.000.000.000,-. Sumber

modalnya berasal dari Penyertaan Modal Pemda Kabupaten Balangan

dimana Rp 1.000.000.000 untuk pembangunan gedung sedangkan Rp

3.000.000.000,- untuk biaya persiapan, biaya pembelian mesin dan

peralatan serta biaya modal kerja. Semua investasi diterima sebelum

pembangunan pabrik dilaksanakan.

2) Pendapatan dan Pengeluaran

Page 108: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 99 | 113

Pendapatan dari Perusahaan AMDK PDAM Kabupaten Balangan

berasal dari Penjualan AMDK yang terdiri dari 3 ukuran yaitu ukuran

gelas 240 ml, Botol 600 Ml dan Galon 19 Liter. Diawal tahun pertama

merupakan tahun pengenalan produksi AMDK PDAM Kabupaten

Balangan. Sehingga pada tahun pertama target dari Penjualan AMDK

yang diproduksi oleh PDAM Kabupaten Balangan di fokuskan pada

pemenuhan kebutuhan AMDK dinas dinas atau instansi yang berada

di Pemerintah Daerah, Perusahaan dan Masyarakat sekitar. Ditahun

tahun berikutnya ditargetkan terjadinya peningkatan penjualan setelah

PDAM melakukan promosi promosi kepada masyarakat. Selain itu

penjualan juga dilakukan dengan menunjuk distributor untuk setiap

daerah target penjualan.

Selain pendapatan, hal yang perlu diperhatikan adalah pengeluaran.

Beban terbesar ada pada Biaya Produksi yang dapat dilihat pada HPP.

Pada dasarnya biaya terbesar dari komponen HPP adalah biaya

kemasan yang mencapai 70 % dari HPP. Selain biaya produksi biaya

yang juga diperhitungkan adalah biaya gaji dan biaya adminitrasi

lainnya. Tabel 4.13 memperlihatkan Proyeksi Pendapatan,

Pengeluaran dan Arus Kas Masuk bersih Penjualan Air minum dalam

Kemasan Selama 5 tahun.

Page 109: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 100 | 113

Tabel 4.13 Proyeksi Pendapatan Penjualan dan Aliran Kas Bersih Usaha

Air Minum Dalam Kemasan selama 5 Tahun

3). Analisis Investasi

Analisis ini untuk melihat kelayakan investasi yang direncanakan

perusahaan apakah rencana pengembangan usaha AMDK PDAM

Balangan layak atau tidak layak untuk dijalankan. Ada beberapa

metode yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi dari

Pengembangan Bisinis AMDK PDAM Balangan antara lain Payback

period, Net Present Value, Internal Rate of Return dan Profitability

Indeks.

1 2 3 4 5

Cup/Gelas 324,000,000 356,400,000 427,680,000 555,984,000 722,779,200

Botol 540,000,000 594,000,000 712,800,000 926,640,000 1,204,632,000

Galon 187,500,000 206,250,000 247,500,000 321,750,000 418,275,000

Total 1,051,500,000 1,156,650,000 1,387,980,000 1,804,374,000 2,345,686,200

Beban

HPP Cup 126,000,000 138,600,000 166,320,000 216,216,000 281,080,800

HPP Botol 324,000,000 356,400,000 427,680,000 555,984,000 722,779,200

HPP Galon 120,000,000 132,000,000 158,400,000 205,920,000 267,696,000

Total 570,000,000 627,000,000 752,400,000 978,120,000 1,271,556,000

Beban Gaji 100,000,000 100,000,000 100,000,000 100,000,000 100,000,000

Biaya Administrasi dan

Umum15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000

Biaya Promosi 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

Biaya Lab dan sertifikasi 15,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Total 134,000,000 129,000,000 129,000,000 129,000,000 129,000,000

Total Biaya 704,000,000 756,000,000 881,400,000 1,107,120,000 1,400,556,000

Laba Bersih 347,500,000 400,650,000 506,580,000 697,254,000 945,130,200

Depresiasi 600,000,000 600,000,000 600,000,000 600,000,000 600,000,000

Net Cash Flow 947,500,000 1,000,650,000 1,106,580,000 1,297,254,000 1,545,130,200

Pendapatan PenjualanTAHUN

Page 110: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 101 | 113

Pay Back Period

Metode ini digunakan untuk menghitung jangka waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang dikeluarkan.

Tabel 4.14 Aliran Kas (Proceed)

Tahun Arus Kas Kumulatif

0 -4,000,000,000.00 -4,000,000,000.00

1 947,500,000.00 -3,052,500,000.00

2 1,000,650,000.00 -2,051,850,000.00

3 1,106,580,000.00 -945,270,000.00

4 1,297,254,000.00 351,984,000.00

5 1,545,130,200.00 1,897,114,200.00

Dengan asumsi umur ekonomis selama 5 (lima) tahun maka :

𝐏𝐚𝐲 𝐁𝐚𝐜𝐤 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 = 𝟑 + 𝟗𝟒𝟓. 𝟐𝟕𝟎. 𝟎𝟎𝟎

𝟏. 𝟐𝟗𝟕. 𝟐𝟓𝟒. 𝟎𝟎𝟎 𝐱 𝟏 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧

Pay Back Period = 3,73 tahun atau 3 tahun 9 bulan

Berdasarkan perhitungan Pay Back Period, maka investasi

pengembangan usaha air minum ini memerlukan jangka waktu 3,73

tahun untuk pengembalian innvestasinya atau lebih pendek dari

proyeksi umur ekonomisnya sehingga usaha ini layak untuk

dilaksanakan.

Net Present Value

Adalah metode penilaian investasi yg menggunakan discounted

cash flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg

terjadi) yaitu nilai sekarang dari cash inflow dikurangi pengeluaran

Page 111: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 102 | 113

untuk investasi. Adapun Kriteria Penilaian investasi jika dikatakan

layak atau tidak untuk dijalankan adalah sebagai berikut :

NPV > 0 (nol) maka usaha/proyek layak (feasible) untuk

dilaksanakan

NPV < 0 (nol) maka usaha/proyek tidak layak (non feasible)

untuk dilaksanakan

NPV = 0 (nol) maka usaha/proyek berada dalam keadaan BEP

dimana TR=TC dalam bentuk present value.

Tabel 4.15 memperlihatkan hasil perhitungan investasi dari

pengembangan bisnis PDAM Balangan.

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Net Present Value (NPV)

Tahun Proceed DF 10 % PV

1 947,500,000 0.909090909 861,363,636

2 1,000,650,000 0.826446281 826,983,471

3 1,106,580,000 0.751314801 831,389,932

4 1,297,254,000 0.683013455 886,041,937

5 1,545,130,200 0.620921323 959,404,288

PV Of Proceed 4,365,183,265

PV Outlay 4,000,000,000

NPV 365,183,265

Asumsi yang digunakan dalam perhitungan ini adalah tingkat suku

bunga sebesar 10 %. Berdasarkan Perhitungan dengan metode Net

Present Value diketahui bahwa Nilai Net Present Value dari

investasi ini bernilai positif yaitu sebesar Rp 365.183.265.Karena

nilai Net Present Value positif atau lebih besar dari nilai investasi

yang dikeluarkan sehingga rencana usaha AMDK ini dinyatakan

layak untuk dijalankan.

Page 112: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 103 | 113

Internal Rate of Return

Internal Rate of Return (IRR), metode perhitungan investasi dengan

menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang

investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas

bersih dimasa datang. Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai

discount rate (i) atau tingkat diskonto yang membuat nilai NPV dari

usaha sama dengan nol. Suatu nilai IRR jika lebih besar daripada

atau sama dengan social discount rate menyatakan investasi dapat

dilanjutkan,sedangkan IRR lebih kecil dari social discount rate maka

investasi sebaiknya tidak dilakukankan. Tabel 4.16. memperlihatkan

perhitungan nilai IRR untuk investasi PDAM Balangan.

Tabel 4.16 Perhitungan Nilai Internal Rate of Return

Tahun Proceed DF 10 % PV DF 20 % PV

1 947,500,000 0.9091 861,363,636 0.8333 789,583,333

2 1,000,650,000 0.8264 826,983,471 0.6944 694,895,833

3 1,106,580,000 0.7513 831,389,932 0.5787 640,381,944

4 1,297,254,000 0.6830 886,041,937 0.4823 625,604,745

5 1,545,130,200 0.6209 959,404,288 0.4019 620,953,173

PV Of Proceed 4,365,183,265 3,371,419,030

PV Outlay 4,000,000,000 4,000,000,000

NPV 365,183,265 -628,580,970

12

21

11

)(ii

NPVNPV

NPViIRR

%10%20)628580970265.183.365(

265.183.365%10

IRR

IRR = 13,67 %

Page 113: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 104 | 113

Berdasarkan hasil perhitungan IRR dari Investasi PDAM Balangan

diperoleh nilai IRR sebesar 13,67 %. Hal ini berarti bahwa nilai IRR

dari Investasi lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan yaitu

sebesar 10 % sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi ini layak

untuk dijalankan.

Metode Profitability Index atau Benefit Cost Ratio

Analisis B/C Ratio merupakan pendekatan analisis yang digunakan

untuk melihat nilai rasio yang dihasilkan dari perbandingan antara

nilai manfaat dengan nilai biaya dilihat pada kondisi nilai saat

ini/present value (PV). Dasar dari perhitungan BCR adalah tingkat

suku bunga secara umum digunakan. Penilaian Nilai B/C Ratio akan

mempengaruhi kelayakan proyek dengan mengacu pada sebagai

berikut :

Jika BCR > 1, proyek dapat dikatakan layak dikerjakan.

Sebaliknya, jika nilai BCR < 1, proyek tersebut tidak layak

untuk dikerjakan.

Hasil Perhitungan Benefit Cost Ratio adalah sebagai berikut :

𝐵𝐞𝐧𝐞𝐟𝐢𝐭 𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 = 𝟒. 𝟑𝟔𝟓. 𝟏𝟖𝟑. 𝟐𝟔𝟓

𝟒. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎

Benefit Cost Ratio =1,1

Karena nilai profitability index atau Benefit Cost Ratio dari

investasi yang diusulkan nilainya sebesar 1,1 lebih besar dari 1,

pengembangan maka usaha ini layak dilaksanakan.

Tabel 4.17 memperlihatkan rangkuman dari hasil

perhitungan kelayakan investasi usaha AMDK PDAM Balangan

Page 114: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 105 | 113

dari 4 metode yang digunakan. Berdasarkan perhitungan diketahui

bahwa pengembangan bisnis PDAM Balangan untuk usaha Air

Minum Dalam Kemasan Layak untuk dilaksanakan.

Tabel 4.17 Nilai Perhitungan Kelayakan Investasi

METODE PERHITUNGAN NILAI KRITERIA KESIMPULAN

PAYBACK PERIODE 3,73 TAHUN < 5 TAHUN LAYAK

NET PRESENT VALUE 365,183,265 >1 LAYAK

INTERNAL RATE OF RETURN 13,67% > 10 % LAYAK

BENEFIT COST RATIO 1,09 >1 LAYAK

Page 115: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 106 | 113

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kajian ini adalah:

1. Berdasarkan kinerja aspek keuangan disimpulkan sebagai berikut:

a. Berdasarkan aspek likuiditas selama periode 2014-2017 diketahui

bahwa PDAM Kabupaten Balangan telah mampu memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Hal ini memperlihatkan bahwa

perusahaan risiko gagal bayar kewajiban jangka pendek yang

rendah.

b. Berdasarkan aspek rentabilitas selama periode tahun 2014-2017

belum menunjukkan hasil yang memuaskan dengan rata-rata

sebesar -9,03 persen. Rendahnya rasio rentabilitas (profitabilitas)

ini disebabkan karena besarnya biaya operasional PDAM

Kabupaten Balangan dibandingkan dengan pendapatan

operasional PDAM Kabupaten Balangan. Namun jika melihat dari

trendnya, ada kecenderungan PDAM Balangan sudah melakukan

perbaikan efisiensi kinerja.

c. Berdasarkan Aspek solvabilitas menunjukkan bahwa PDAM

Kabupaten Balangan mampu dalam memenuhi kewajiban jangka

panjangnya.

d. Berdasarkan Aspek arus kas menunjukkan bahwa dari tahun

2014-2017 arus kas PDAM Kabupaten Balangan menunjukkan

Page 116: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 107 | 113

trend kenaikan. Hal ini memperlihatkan bahwa sumber modal

kerja PDAM Kabupaten Balangan semakin meningkat.

2. Berdasarkan aspek kepuasan pelanggan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Tingkat kesesuian antara harapan (kepentingan) dan kepuasan

atas layanan PDAM Kabupaten Balangan secara rata-rata

sebesar 91,07% ini menunjukan bahwa tingkat kesesuaian antara

harapan pelanggan dengan kenyataan kepuasan berada pada

kategori tinggi (80% s.d 100%) artinya pelayanan perusahaan

PDAM sudah memiliki tingkat pelayanan yang baik dan memiliki

kesenjangan yang kecil antara tingkat pelayanan yang diharapkan

dengan kinerja kepuasan yang dirasakan pelanggan.

b. Nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) sebesar 80,18%. Hal ini

menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan PDAM Kabupaten

Balangan secara keseluruhan sudah berada pada mutu

pelayanan B (Baik) dan kinerja PDAM Kabupaten Balangan sudah

memberikan pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan,

sehingga kinerja pelayanan ini perlu dipertahankan dan juga

masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi sehingga

memberikan hasil kepuasan sangat baik.

c. Hasil analisis Importance Performance Analysis (IPA)

menunjukkan secara keseluruhan kualitas pelayanan PDAM

Kabupaten Balangan sudah baik meskipun masih ada beberapa

indikator yang perlu mendapat prioritas untuk perbaikan.

Page 117: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 108 | 113

Kesenjangan yang terjadi dalam kondisi lingkungan PDAM

Kabupaten Balangan menunjukkan suatu kenyataan bahwa

kualitas pelayanan menjadi suatu tuntutan pelanggan yang harus

dipenuhi untuk meraih sukses, dengan cara memberikan

pelayanan yang sesuai dengan harapan pelanggan.

3. Berdasarkan hasil perhitungan kelayakan investasi untuk

pengembangan bisnis PDAM Balangan untuk usaha Air Minum dalam

Kemasan Layak untuk dilaksanakan.

Nilai Perhitungan Kelayakan Investasi

METODE PERHITUNGAN NILAI KRITERIA KESIMPULAN

PAYBACK PERIODE 3,73 TAHUN < 5 TAHUN LAYAK

NET PRESENT VALUE 365,183,265 >1 LAYAK

INTERNAL RATE OF RETURN 13,67% > 10 % LAYAK

BENEFIT COST RATIO 1,09 >1 LAYAK

5.2. Rekomendasi

Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan

yang telah diuraikan, maka rekomendasi kebijakan yang diberikan oleh

tim peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perlunya meningkatkan kinerja keuangan PDAM Kabupaten Balangan

dengan melakukan peningkatan efisiensi perusahaan di beberapa

aspek seperti :

a. Aspek Teknis, pada aspek teknis dapat dilakukan efisiensi

melalui:

Pengoptimalan biaya operasional dan peningkatan

pemanfaatan sumber air baku

Page 118: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 109 | 113

Peningkatkan pendapatan usaha melalui optimalisasi dan

peningkatan instalasi eksisting, jaringan distribusi dan

transmisi untuk meningkatkan produksi dan penjualan air

kemasyarakat.

Penurunkan tingkat kehilangan air yang terjadi dengan

membentuk tim teknis penanggulangan kehilangan air.

b. Aspek Kelembagaan, pada aspek kelembagaan dapat dilakukan

efisiensi melalui peningkatkan kinerja dan kapasitas sumber daya

manusia atau kemampuan karyawan PDAM Kabupaten Balangan.

c. Aspek Keuangan, dasi sisi aspek keuangan efisiensi biaya dapat

dilakukan melalui :

Penyesuaian tarif jasa layanan PDAM kabupaten Balangan.

Hal ini disebabkan karena biaya operasional PDAM Balangan

lebih besar daripada pendapatan operasional Kabupaten

Balangan. Namun yang perlu diperhatikan adalah Tarif yang

ditetapkan harus seimbang dengan mutu pelayanan yang

diberikan oleh PDAM Kabupaten Balangan. Dengan adanya

penyesuaian tarif diharapkan PDAM Kabupaten Balangan

mampu menghasilkan pendapatan yang nilainya minimal dapat

menutup seluruh biaya usaha PDAM diharapkan mampu

mempertahankan dan meningkatkan kuantitas, kualitas dan

kontinuitas pelayanan, sehingga kemudian PDAM mampu

menghasilkan keuntungan yang memadaI untuk

pengembangan usahanya dan mampu memberikan kontribusi

Page 119: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 110 | 113

terhadap pendapatan daerah sebagai hasil devidan atas

ekuitas pemerintah daerah.

Perlunya mencari sumber-sumber pendapatan yang baru

melalui perluasan bisnis yang masih berhubungan dengan

bisnis utama PDAM Kabupaten balangan. Salah satu perluasan

bisnis yang layak untuk dipertimbangkan adalah mendirikan

Pabrik AMDK. Dengan pendirian pabrik AMDK diharapkan

kinerja keuangan perusahaan PDAM Kabupaten Balangan

mengalami peningkatan.

2. Perlunya melakukan peningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan

PDAM Kabupaten Balangan. Hal ini merupakan upaya untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan dan untuk menarik minat

masyarakat menjadi pelanggan PDAM. Upaya-upaya yang perlu

dilakukan oleh PDAM Kabupaten Balangan adalah :

a. Mempertahankan serta meningkatkan kualitas, kuantitas dan

kontinuitas pelayanan air bersih kepada masyarakat.

b. Memberikan kemudahan pelayanan dan pemberlakuan tarif

yang terjangkau pada waktu pemasangan sambungan baru.

c. Meningkatkan kapasitas SDM dalam mengelola perusahaan di

segala bidang melalui pendidikan dan pelatihan.

3. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan oleh pihak manajemen PDAM

Kabupaten Balangan adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Air Minum

Page 120: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 111 | 113

b. Menurunkan Tingkat Kehilangan Air. Hal-hal yang dapat

dilakukan dalam rangka menurunkan tingkat kehilangan air

adalah sebagai berikut :

Membuat sistem pelayanan distribusi dengan sistem zona

dan pemasangan meter zona untuk memudahkan dalam

melakukan pengotrolan dan pengendalian kehilangan air.

Memasang meter induk pada jaringan pipa transmisi

maupun distribusi untuk dapat mengukur produksi air secara

pasti.

Melakukan peneraan/kalibrasi meter air pelanggan dan

penggantian meter air pelanggan apabila terjadi kerusakan

untuk memperoleh ketelitian dalam mengukur pemakaian

air.

Melakukan pemeliharaan rutin dan berkala terhadap

jaringan pipa yang ada melalui pencucian pipa,

penggantian pipa yang sudah tua dan habis umur

ekonomisnya, penggantian pipa yang sering bocor serta

memperbaiki setiap sumber kebocoran yang terdeteksi

dengan cepat dan dalam waktu yang singkat

c. Menjamin ketersediaan sumber air baku yang berkualitas

melalui :

Konservasi hutan dan perlindungan suber air baku.

Air baku merupakan faktor utama yang harus diperhatikan

sehingga melalui konservasi hutan merupakan upaya untuk

Page 121: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 112 | 113

menambah daerah resapan dan tangkapan air sekaligus

memanfaatkan hutan sebagai upaya perlindungan terhadap

kualitas dan kuantitas air.

Monitoring kualitas air baku secara rutin dan berkala.

Kualitas air baku saat ini telah memenuhi syarat kesehatan

untuk kategori air bersih yang ditetapkan berdasarkan

PERMENKES RI No. 907/MENKES.SK /VII/2002. Kualitas

air baku ini perlu dijaga,dipertahankan dan ditingkatkan

melalui pengawasan/monitoring secara rutin maupun

berkala sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan

kepada masyarakat.

Page 122: LAPORAN PENELITIAN - balitbangda.balangankab.go.idbalitbangda.balangankab.go.id/pdf/Laporan_AKhir_penyertaan_modal.pdfmerampungkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang ditandai

P a g e 113 | 113

REFERENSI

Eboli, L., and G.Mazzulla. 2008b. Willingness-to-Pay of Public Transport Users for Improvement in Service Quality. European Transport 38: 107-118.

Hill N., G. Brierley, and R. MacDougall. 2003. How to Measure Customer Satisfaction. Gower Publishing, Hampshire.

Kotler, P. 2003. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I. Pearson Education Asia. PT Prenhalindo. Jakarta

Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tjiptono, Fandy 2000, Pemasaran Jasa, Penerbit: Andi offset, Yogyakarta

Tjiptono, F. dan Chandra, G. 2011. Service, Quality, Satisfaction. Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.