Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENELITIAN
STUDI UNJUK KERJA MESIN PENGERING MULTI MATERIAL
UNTUK PENGERINGAN KEDELAI DENGAN BED BERPUTAR
FORCE FLOW
Oleh:
Ir. I Dewa Gede Putra Swastika, M. Erg
NIP. 195511221988031003
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
ABSTRAKSI
Sebagaian besar pola kehidupan masyarakat Indonesia adalah masyarakat
petani. Ini didukung oleh keadaan alam Indonesia yang berupa daerah agraris,
berbukit, bergunung dan beriklim tropis. Pada saat ini para · petani masih
menggunakan cara tradisional dalam melakukan pengeringan basil pertaniannya
dengan cara dijemur, dimana dengan menggunakan cara lama tersebut membutuhkan
waktu yang lama dan sangat tergantung pada keadaan cuaca. Untuk itu kami
merancang mesin pengering multimaterial dengan bed berputar force flow. Dengan
adanya mesin pengering ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam proses
pengermgan.
Pada penelitian ini dilakukan beberapa perhitungan antara lain : mencari
kecepatan udara, mencari laju aliran massa, mencari energi rnasuk kedalarn bed
pengering, mencari energi pengeringan, dan mencari efisiensi thermis sistem
pengermgan.
Hasil yang didapat : energi pengeringan rata-rata total qp adalah 1040,393 Watt,
energi rata-rata total udara panas masuk q in (Watt) adalah 9097, 1777 Watt clan efisiensi
thermis sistem pengeringan JIp (%) rata-rata total adalah 11,4366 %.
Kata kunci : Energi pengeringan rata-rata total, energi rata-rata
masuk, efisiensi thermis sistem pengeringan.
total udara panas
i
i
Abstract
Most ofpeople in Indonesia are farming community. This was greatly supported
by the indonesian surrounding environment that consists of mountain, hills and its
tropical claimants. Today framer still uses old fashion method of drying there
farming goods in which using this method take up a lot of time hence it depends on
the weather condition. So by this problem in hand we decide to design multilateral
with revolving bed force flow machine and with the help of this machine it will
greatly help ourfarming community to dry up there farming goods.
In this research we conducted few calculations to find: velocity of air, mass
flow, energy that the drying bed use, drying energy and its thermal efficiency
The result was drying energy 1040,393 Watt, and average heated air intake is
9097, l 777Watt and its thermal efficiency 11, 4366 %.
Key Word: Drying energy, average heated air intake, thermal efficiency
ii
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya laporan
penelitian ini dapat diselesaikan. Kegiatan penelitian merupakan salah satu dari tiga
kewajiban pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas
akademika Universitas Udayana.
Penelitian ini dapat terlaksana atas bantuan dan kerjasama yang baik dari rekan
sejawat. Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih atas kerjasamanya, semoga
penelitian ini bermanfaat untuk menanggulangi permasalahan pengeringan hasil
pertanian.
Penulis
iii
DAFTARISI
Halaman
ABSTRAKSI i
ii ABSTRACT
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISi iv
DAFTAR GAMBAR vii
',
DAFTARTABEL viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batas Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3 1.5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Perpindahan Massa 5
2.2 Perpindahan Panas 6
iv
2.2.1 Perpindahan Panas Konduksi 6
2.2.2 Perpindahan Panas Konveksi 7
2.2.3 Perpindahan Panas Radiasi 7
2.3 Prinsip Pengeringan 8
2.4 Kecepatan Udara Pengering 10
2.5 Sistem Ruangan Pengeringan 13
BAB III METODE PENELITIAN
3 .1 Persiapan Alat Uji dan Mesin 17
3.2 Langkah-langkah pengujian 19
3 .3 Data Basil Pengujian 20
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1 Pengolahan Data 23
4.1.1 Data Awai Penelitian 23
4 .1.2 Data yang Diperoleh Selama Penelitian Berlangsung 24
4.2 Perhitungan Data 24
4.2.1 Menghitung Laju Alir Massa Fluida 24
4.2.2 Mencari Kecepatan Udara Pengering 25
4.2.3 Menghitung Laju Alir Massa Udara Masuk
Bed Pengering 26
4.2.4 Laju Energi Masuk Bed Pengering 26
4.2.5 Laju Energi Panas Pengering 28
4.2.6 Efisiensi Therm.is Sistem Pengeringan 30
v
4.3 Analisa Hasil 37
BAB V KESIMPULAN
DARTAR PUSTAKA
...................................................................................................40
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pengeringan dengan Udara Atmosfer (A-B) clan dengan
Udara Panas (C-E-D)
Gambar 2.2 Pengukuran kecepatan dengan Pitot Tube
Gambar 2.3 Posisi Inclined Manometer
Gambar 2.4 Sistem Bed Pengering
Gambar 3 .1 Prototipe mesin pengermg multi material dengan bed silinder
tampak depan
Gambar 3 .2 Prototipe mesin pengermg multi material dengan bed silinder
tampaksamping kanan
Gambar 4.1 Grafik Efisiensi thermis sistem pengeringan, laju energi masuk
terhadap waktu
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian
Tabcl 4.1 Laju Alir Massa
Tabel 4.2 Laju Energi Panas Masuk Bed Pengering
Tabel 4.3 Laju Energi Panas Pengeringan
Tabel 4.4 Efisiensi thermis sistem pengeringan
Efisiensi thermis sistem pengeringan rata-rata {rJ P) Tabel 4.5
viii
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar pola kehidupan masyarakat Indonesia adalah masyarakat
petani. Ini didukung oleh keadaan alam Indonesia yang berupa daerah agraris,
berbukit, bergunung dan beriklim tropis, sehingga sangat cocok untuk tanaman
pertanian. Salah satu dari usaha pertanian yang banyak dilakukan oleh para petani
adalah bercocok tanam kedelai karena kedelai merupakan tanaman palawija yang
tidak bermusim, sehingga kedelai bisa dikembangkan kapan saja tanpa hams
menunggu musim tanam yang tepat.
Pada saat ini para petani masih menggunakan cara tradisional dalam
mengolah hasil pertaniannya dengan cara dijemur. Hal ini tentu memerlukan
waktu yang cukup lama di dalam proses pengeringan terlebih lagi pada waktu
musim hujan. Salah satu altematif yang bisa dipakai oleh para petani dalam proses
pengeringan hasil dari pertaniannya yaitu dengan menggunakan alat pengering.
Pada saat sekarang ini banyak terdapat alat pengering yang sudah pemah
diuji. Contohnya alat pengering kopi, d a n alat pengering gabah.
I
2
Pada umumnya konstruksi dari alat pengenng ini, terdiri dari : bed
pengering (tempat meletakkan material yang akan dikeringk:an), sebuah blower
(untuk mensuplay udara kedalam konstruksi alat pengering), sebuah heater
(elemen pemanas) yang nantinya di gunakan untuk memanaskan fluida pengering
dan sebuah motor listrik untuk: menggerakkan bed pengering, dengan arus listrik
sebagai sumber energi dari alat pengering tersebut.
Adapun prinsip kerja dari alat pengering tersebut adalah udara yang di
suplai dari (blower) dalam pipa saluran masuk melewati sebuah elemen pemanas
(heater), dari peristiwa tersebut akan menyebabkan udara mengalami kenaikan
temperatur. Aliran fluida panas (udara) yang keluar dari elemen pemanas (heater)
dihembuskan secara paksa (force flow) melewati bed pengering.
Adanya aliran fluida yang melintasi bagian-bagian dari sistem pengering
ini, mengindikasikan bahwa dalam fluida terdapat sejumlah massa atau laju alir
massa yang kemudian menjadi sejumlah energi yang nantinya berfungsi untuk:
mengeringkan material yang telah ditentuk:an dalam bed pengeringan tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Pada proses pengeringan dengan menggunakan mesin pengering multi
material force flow dengan bed pengeringan berputar, terdapat permasalahan•
permasalahan sebagai berikut :
3
Ingin mengetahui perfomansi dari mesin pengering multi material force
flow dengan bed pengeringan berputar yang meliputi beberapa bagian
yaitu:
Energi masuk system Pengeringan ( q in)
Energi Pengeringan ( q p)
•
•
• Efisiensi thermis sistem pengeringan (1'/p)
1.3 Batasan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini akan ditemukan berbagai pennasalahan,
agar tidak meluasnya pennasalahan maka penulis membeikan batasan-batasan
masalah sebagai berikut :
Analisa melingkupi energi masuk dan laju energi pengeringan.
Pengambilan data dilakukan setiap setengah jam.
Material yang dikeringkan adalah kedelai dengan massa 25 kg.
Hanya mengeringkan material sampai kadar airnya mencapai 14%, karena
material pada kadar air 14% aman untuk disimpan.
Sistem yang diuji hanya pada ruangan pengering.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Untuk mengetahui besamya energi masuk dan energi pengeringan pada
mesin pengering multi material force flow dengan bed berputar, yang
4
nantinya diperlukan untuk mengetahui performansi dari mesin tersebut
dan hubungannya terhadap waktu.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
Mencegah kerusakan kedelai pada saat disimpan
Mempercepat proses pengeringan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perpindahan Massa
Proses pengeringan utamanya ditentukan dari besarnya perpindahan massa
dari material yang dikeringkan ke fluida pengering, adapun proses perpindahan
massa ini tergantung dari beberapa faktor antara lain :
• koefisien perpindahan massa (hm).
• perbedaan konsentrasi air (�CA) antara fluida pengering dan
material yang dikeringkan.
laju perpindahan massanya adalah
Na= hm·A·(CAS-CAoo) (kmol/s) (2.1)
-�- dimana:
hm = koefisien perpindahan panas massa konveksi (mis).
A = luas permukaan material ( luas permukaan perpindahan massa) (m').
CAS = konsentrasi molar air (uap air) dipermukaan material (kmol/m').
CAoo = konsentrasi molar uap air diudara pengering (kmol/m').
Pada material terjadi dua macam perpindahan massa yaitu dari dalam
material ke permukaan material yang terjadi secara difusi dan perpindahan massa
dari permukaan material ke fluida pengering yang terjadi secara konveksi.
5
6
2.2 Perpindahan Panas
Secara umum diketahui ada tiga macam perpindahan panas yaitu
Konduksi, Konveksi dan Radiasi.
!'
2.2.1 Perpindahan Panas Konduksi
Defenisi dari perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas
yang terjadi sebagai akibat dari gerakan random molekuler dari molekul yang
bertemperatur lebih tinggi yang mempunyai energi tinggi menuju ke molekul
yang mempunyai temperatur yang lebih rendah atau mempunyai energi yang
kecil, pada suatu media padat atau fluida yang diam. Persamaan Fourier adalah
persamaan yang sering diaplikasikan untuk menghitung besarnya perpindahan
panas Konduksi, yang mana dinyatakan dengan:
dT qKONDUKSJ = -kA-
dx (watt) (2.2)
dimana:
k = konduktivitas Thermal (W/mK).
= luas perpindahan panas Konduksi ( m2
).
= perbedaaan temperatur (OC) atau (K).
A
dT
dx = jarak perpindahan panas (m)
Sedangkan tanda negatif artinya perpindahan panas terjadi dari bagian medium
yang bertemperatur tinggi ke bagian medium yang bertemperatur lebih rendah.:
7
2.2.2 Perpindahan Panas Konveksi
Defenisinya adalah perpindahan panas yang terjadi akibat perbedaaan
temperatur dari suatu permukaan media padat atau fluida yang diam menuju ke
fluida yang mengalir atau sebaliknya. Dalam menentukan besarnya perpindahan
panas konveksi digunakan Hukum Pendinginan Newton (Newton's Law of
Cooling) yang dinyatak:an dengan:
q KONVEKSI = h -A- (Ts -Too} jika Ts> Too (Watt) (2.3)
q KoNvEKsi = h -A- (Too -Ts) (Watt) jika Too > Ts (2.4)
dimana:
koefisien perpindahan panas konveksi ( Wlm2K).
luas permukaan perpindahan panas ( m2
).
h
A
Ts = temperatur permukaan material (°C) atau (K).
Too = temperatur fluida yang mengalir (OC) atau (K).
2.2.3 Perpindahan Panas Radiasi
Perpindahan Panas Radiasi adalah suatu mekanisme perpindahan panas
yang terjadi melalui gelombang elektromagnetik yang terjadi dari suatu
permukaan dengan emissivitas antara nol dan satu. Besarnya dinyatakan dengan
rumus:
q JIADIASJ = e . a. A. Ts4 (2.5)
dimana:
e = emisivitas permukaan perpindahan panas Radiasi.
A = luas permukaan perpindahan panas (m2).
8
a = konstanta Stefan-Boltzmann ( 5,67 · 10-8 WI m2K ).
Ts = temperatur permukaan benda (K).
Laju perpindahan panas radiasi netto antara permukaan benda yang
bertemperatur lebih tinggi menuju permukaan media yang bertemperatur lebih
rendah atau sebaliknya dinyatakan dengan :
q RAD.NE1TO = £.A. a{Ts4
-Ts!r) jika TSur < Ts (2.6)
q RAD.NETTO = 6. A. u(Ts!r - Ts4 ) jika TSur > Ts (2. 7)
2.3 Prinsip Pengeringan
Pengeringan dapat didefenisikan sebagai suatu proses penyerapan air pada
material oleh udara pengering atau dengan kata lain perpindahan massa air dari
material ke fluida pengering,
Peristiwa yang terjadi selama proses pengeringan yaitu perpindahan panas
dan perpindahan massa, perpindahan panas terjadi dari udara pengering menuju
permukaan material secara konveksi, lalu diteruskan dari permukaan menuju
bagian dalam material secara konduksi (difusi) sementara perpindahan massa
terjadi dari dalam material menuju ke permukaan secara difusi lalu secara
konveksi diterusakan ke aliran fluida pengering yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi air.
Laju pengeringan tergantung pada besarnya laju perpindahan massa
konveksi dari permukaan material menuju fluida pengering, laju perpindahan
massa konveksi tergantung pada koefisien perpindahan massa konveksi (hm)
9
climana harga koefisien ini tergantung dari temperatur rata - rata udara pengering
dan kecepatan aliran fluida pengering (udara), makin besar kecepatan dan
temperatur udara pengering mak:a semak:in besar pula harga koefisien ini sehingga
harga dari laju perpindahan massa juga semak:in besar (NA).
Selain hm variabel lain yang berpengaruh juga adalah luas permukaan
perpindahan massa (A) dan perbedaaan konsentrasi molar (L\CA) untuk spesies-
spesies tertentu misalnya air, minyak: dan lain-lain, adapun kedua variabel diatas
berbanding lurus dengan laju perpindahan massa konveksi (NA).
Proses pengeringan yang menggunakan udara ambient (atmosfer) sebagai
udara pengering.
Proses dimak:sud dapat digambarkan dalam diagram Psycrometri Gambar
2.1. Garis A-B, titik A menyatak:an keadaan awal dari udara tersebut. Temperatur
udara awal adalah 30°C, dengan humidity (kelembaban) 80%. Apabila material
yang dikeringk:an memiliki kadar air 20%, pada temperatur yang sama yaitu 30°C
keseimbangan kelembaban nisbi yang mungkin dicapai udara tersebut terletak:
antara 90%-100%, yaitu dari titik B. Sehingga dari A sampai B udara mengalami
penambahan uap air sebesar L\WI· Apabila udara pengering dipanaskan terlebih
dahulu sampai ± 45°C, maka keadaan akhir yang dapat dicapai udara terletak pada
C dan D, penambahan jumlah uap air yang dapat dicapai sebesar L\W2• Dari
gambar terlihat bahwa /1W2 lebih besar daripada /1W 1, hal in menyatak:an bahwa
udara dengan temperatur yang lebih tinggi memiliki kemampuan menyerap air
lebih besar daripada udara atmosfer biasa atau udara yang tidak dipanaskan,
10
T ("cl
Gambar 2. 1 Proses Pengeringan dengan Udara Atmosfer (A - B) dan
dengan Udara Panas (C - E - D)
2.4 Kecepatan Udara Pengering
Mesin pengering ini menggunakan sistem aliran paksa (farced flaw) karena
sesuai teori bahwa semakin besar kecepatan aliran udara maka semakin besar laju
aliran massa udara pengering hal ini berarti laju perpindahan panas semakin besar
ke udara pengering, sehingga energi pengeringan semakin besar. Untuk
menghitung kecepatan aliran udara dapat digunakan Tabung Pitot dengan
mengaplikasikan Persamaan Bernoulli.
--•-ALIRAN -·-. -. -. -·-· -. - -� -. -. -. -. -. -· - ·-· -· -· -. -. -·-· -· -. -. -·-. -. -· -· -·-. -·-· -·- ·-
'
I I Po
Gambar 2. 2 Pengukuran kecepatan dengan Pitot Tube
11
Pengukuran dilakukan berdasarkan perbedaan antara tekanan stagnasi (Po)
dan tekanan statik (P) sebagai berikut:
P v2 P. v2 -+-+Z=- +-+Zo pg 2g pg 2g
Pada kondisi pengukuran tekanan diatas dimana titik O berimpitan dengan
titik A, titik O adalah titik stagnasi Z - ZO = 0, dan pada titik ini kecepatan
V0 = 0 sehingga persamaan menjadi :
P �-P) 2
Tf P. pg+ g = � atau V=v2gl�) 2
dimana ( P,� p); 11h; rSin15°, sehingga persamaan diatas
menjadi:
V = �2g(rSinl 5°)
(2.8)
Pengukuran diatas dilakukan dengan memposisikan inclined manometer 15°
terhadap sumbu horizontal dimana pertambahan panjang dinyatakan dengan r
sehingga besarnya 11h dapat dihitung.
Gambar 2. 3 Posisi Inclined Manometer
Pengukuran divisualisasikan kedalam bentuk perubahan ketinggian kolom
fluida dari inclined manometer. Inclined manometer terbuat dari pipa kaca kapiler
12
dengan diameter 1 mm diposisikan dengan kemiringan 15° terhadap horizontal.
Pipa kaca kapiler ini terisi dengan fluida yang mempunyai specific gravity yang
rendah yaitu Minyak Tanah (Kerosene) yakni sekitar 0,81.
Untuk dapat digunakan maka persamaan 2.8 harus dikonversikan dengan
spesifik gravity air dan spesifik gravity udara adapun penurunan formulasinya
adalah sebagai berikut :
Pk · g · f'1hk = PW 'g · /ihw (2.9) ,
SGk = Pk PW
dimana sehingga :
MW = SGk · l'lhk (2.10)
Pa· g · !)..ha = p; · g · l)..hw (2.11)
·g·SG ·lih k k
Pa·g /ih=wP
a
sehingga : !)..ha = SG k x r.Sin 15 ° SGa
, substitusikan ke persamaan 2.8
menjadi:
15 oJ V = 2 · g · SSGak x rkSm. (2.12) (
dimana subskrip V= kecepatan aliran udara yang melintasi saluran,
a = udara, W = air, dan k = minyak tanah.
13
2•5 Sistem Ruangan Pengering
! � PINTU ••••••••••••
---;:
BED PENGERlrJGAN .-------+•BEARING
PULY
-BLOWE-R
TAMPAK DEPAN
Gambar 2• 4 Sistem Bed Pengering
Pada Gambar 2.4 terlihat tampak depan dari Sistem Bed Pengering,
Sistem Bed Pengering tersebut terdiri dari :
1. Motor listrik yang berfungsi untuk menggerakkan bed pengering.
2. Bed pengering yang berfungsi sebagai tempat meletakkan material
(kedelai) yang akan dikeringkan.
3. Blower yang berfungsi sebagai penyuplai udara.
4. heater atau elemen pemanas yang berfungsi untuk memanaskan fluida
pengenng.
Adapun prinsip kerjanya adalah udara yang disuplai dari blower dalam
pipa saluran masuk melewati sebuah heater (elemen pemanas), sehingga udara
tesebut menggalami kenaikan temperatur. Aliran fluida panas yang keluar dari
heater dihembuskan secara paksa (force flow) melewati bed pengering yang
terbuat dari kawat dan berbentuk silinder.
Adanya aliran fluida yang melintasi bagian-bagian dari sistem mesin
pengering ini, mengindikasikan bahwa dalam fluida tersebut terdapat sejumlah
14
massa (laju aliran massa) yang kemudian menjadi sejumlah energi untuk
mengeringkan material didalam bed pengering tersebut.
Energi dan Efisiensi Thermis Sistem Pengeringan
Energi panas yang masuk ke ruang pengering dapat dirumuskan sebagai
berikut:
• Menghitung Laju Alir Massa Fluida
Besarnya laju alir massa fluida yang masuk dan keluar system adalah
tetap ( steadyflow) dan dapat dihitung dengan persamaan berikut :
m ; = p.V .A
dimana:
p= massajenis udara pada temperatur Ta.
A = luas pipa saluran masuk fluida ( m' ).
V = Kecepatan aliran fluid.a pad.a pipa saluran fluid.a masuk heater (mis).
15
Laju Energi MasukBedPengering (iJ.;n) •
iJ.;n = m ; .Cp. /';,, (2.13)
dimana:
q in
min
= laju energi udara pengering (Watt).
= laju aliran massa udara pengering {kg/s).
= kalor spesifik udara pada tekanan konstan (JIkg.K). Cp
T;n == temperatur udara pengering (K).
Besarnya energi panas yang digunakan untuk menguapkan massa air
pada kedelai per satuan waktu,dinyatakan sebagai berikut:
• Laju Energi Pengeringan ( <j P)
q P = Mw· Lh (2.14)
dimana:
q P = laju energi panas penguapan (Watt).
= massa air yang dipindahkan dari material ke :fl.uida pengering ( kg ). Mw
= panas laten penguapan (2,8·106 JIkg). Lh
Dimana mencari Mw adalah dengan rumus :
. (Mi-Mf) Mw = Wi (2.15)
(100-Mf)
16
dimana:
Mw = Massa pengeringan (Kg)
Wi = Massa material yang dikeringkan (Kg)
Mi = Kadar air awal
Mf = Kadar air akhir
• Efisiensi thermis sistem pengeringan yaitu perbandingan energi panas
pengeringan pada pengeringan ( iJ P) dengan energi panas yang masuk ke
ruang pengering ( q in ).
r --------, I
Bed
Pengering
Gambar 2.5 Sistem Bed Pengeringan (didalam)
Rumus dari Efisiensi thermis sistem pengeringan :
= iJP x100% • 11 p
«;
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Persiapan Alat Uji dan Mesin
Alat uji dan mesin yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Prototipe mesin pengering multi material !orce !low dengan be,
pengering berputar. Adapun bagian-bagian utamanya sbb :
• Sebuah blower untuk. mensirkulasikan aliran udara ke dalam
ruang pengering dengan daya 350 watt, 3000 rpm.
• Sebuah elemen pemanas (heater) dengan daya 350 watt untuk
memanaskan aliran udara yang melewati pipa (D= 5,75 cm).
• Ruangan pengering yang di dalamnya terdapat sebuah be,
pengering silinder (diameter 40 cm).
! PIIIITU :
..,_ ..,, REARING BED PENGERINGAN
PULY
- ---c OOTORUSi'RIK r'r
DLOWFR ��TRIK-�
SAKLAR
�� rL.
TAMPAK OEPAN
Gambar 3.1 Prototipe mesin pengering multi material dengan bed silinder
tampak depan
17
18
t t t
ELEMEN LJ,.Jr L.ISTRIK a--•••••••••
SA KLAR PE MANAS ·,c
l'f T:
TAMPAK SAMPING KANAN
Gambar 3•2 Prototipe mesin pengering multi material dengan bed silinder
tampak samping kanan
2. Material yang akan dikeringkan berupajagu,ng.
3. Alat - alat ukur yang meliputi :
• Thermocouple
Digunakan untuk mengukur temperature masuk bed pengering.
• Inclined Manometer
Untuk mengukur kecepatan fluida.
• Timbangan
Untuk mengetahui massa material.
• Stopwatch
Untuk mengukur waktu saat pengujian berlangsung.
4. Minyak tanah sebagai indicator pada Inclined Manometer.
19
3.2 Langkah-langkah pengujian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan didalam pengujian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat uji berupa mesin pengering multi material, alat-
alat ukur dan material yang akan diuji.
2. Mesin pengering ditempatkan pada ruangan dengan sirkulasi udara
yang cukup baik.
3. Alat ukur yang digunakan dipasang pada mesin pengering.
4. Masukkan material (kedelai) ke dalam bed pengering.
5. Pengoperasian alat dilaksanakan dengan menghidupkan saklar
blower untuk mensirkulasikan udara, heater sebagai sumber panas
dan motor sebagai penggerak bed pengering.
6. Setiap 30 menit dilakukan pengambilan data seperti :
• Ambil material yang dikeringkan lalu dimasukkan kedalam
kantong plastik sebagai sampel. Kemudian sampel dibawa ke
laboratorium untuk diukur kadar airnya.
• Baca data dari alat ukur yang telah ditentukan yaitu pada
inclined manometer, thermocouple pada ruang heater.
7. Setelah mendapatkan 22 sampel, maka proses pengeringan dapat
dihentikan..
8. Matikan heater, blower dan motor, lalu keluarkan material dari bed
pengenng.
20
9. Pengujian dilakukan tiga hari yang dimulai pada pukul 07.00 wita.
3.3 Data Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian yang dilakukan, diperoleh data-data seperti yang
tertera pada tabel 3 .1.
21
Tabel 3.1 Data Basil Pengujian
Waktu Inclined Kadar air Daya
Heater
(watt)
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
308
No Hari Tin
(OC)
26
45
46
46
48
49
49
49
49
50
50
50
50
26
47
48
48
48
48
49
49
49
50
50
50
50
26
47
48
48
48
49
49
49
49
50
50
50
51
(menit)
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
(cm)
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
37,69
35,48
33,29
31,14
29,05
27,06
25,08
23,12
21,17
19,26
17,38
15,57
13,79
37,74
35,53
33,34
31,18
29,03
26,89
24,84
22,88
20,94
19,09
17,29
15,51
13,75
37,81
35,57
33,36
31,21
29,08
26,98
24,99
23,02
21,08
19,23
17,41
15,62
13,84
I .
II
III
22
Mulai
Persiapan alat uji
Pelaksanaan pengujian
Data
p,A,Cp,Lh,ma,mb,Tiro V
Menghitungjumlah massa
air yang diuapkan
Menghitung laju massa
udara pengeringan
Mw min
Menghitung energi
pengeringan
qp
Menghitung energi panas
masuk ke ruang pengering
q in
Menghitung efisiensi
thennis sistem pengeringan
(rtp)
Hasil
iJin,iJp,T/p
Selesai
r-
Gambar 3.3 Diagram alir penelitian
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1 Pengolahan Data
Dalam bab sebelumnya telah diuraikan secara singkat persiapan-
persiapan alat uji dan langkah-langkah yang akan dilakukan didalam
pengujian dan telah dicantumkan penurunan kadar air pada kedelai. Data
yang didapat pada pengujian selanjutnya akan dilakukan pengolahan data.
4.1.1. Data Awai Penelitian
Data awal yang diperoleh sebelum dilakukan penelitian adalah:
• Massa kedelai keseluruhan adalah : 25 Kg
• Diameter pipa saluran fluida : 0,0575 m
Dimensi ruang pengering :
• Tinggi dinding : 0,89 m
• Panjang dinding : 0,41 m
• Lebar dinding : 0,405 m
• Tebal dinding : 0,002 m
Dimensi bed pengering :
• Lehar selimut bed : 0,4m
• Diameter selimut : 0,4m
23
24
4.1.2. Data Yang Diperoleh Selama Penelitian Berlangsung
Adapun data yang diperoleh selama penelitian berlangsung adalah:
• Temperatur masuk bed pengering (Tin) (45°C)
• Kadar air kedelai (35.48%)
• Inclined manometer yang bertujuan untuk mengetahui kecepatan
fluida pada saluran masuk: heater (r = 2,5 cm)
4.2 Perhitungan Data
Data yang diperoleh pada pengujian mesin pengering multi material
force flow dengan bed berputar ini, dilakuk:an pengolahan dan perhitungan
data dengan diagram alir seperti pada Garnbar 3 .3.
Adapun perhitungan untuk bagian sistem yang dianalisa, dilakuk:an
pengambilan sampel setiap 30 menit. Sebagai contoh diambil data pada
pengujianjam 07.00- 07.30 wita pada hari pertama sebagai berikut:
4.2.1. Menghifug Laju Alir Massa Fluida
Besarnya laju alir massa fluida yang masuk: dan yang keluar
system adalah tetap (steady flow) dan dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
m=p.V.A
dimana:
p = massa jenis udara pada temperatur Tin 45°C = 1, 101496(Kg!m3)
25
A = luas pipa saluran fluida (m2
) diameter pipa (D = 5,75.10"2
m)
Dimana rumus mencari A adalah:
4.2.2. Mencari Kecepatan Udara Pengering (V)
V = kecepatan aliran fluida pada pipa saluran fluida masuk
heater (nr') Dari persamaan 2.11, didapat rumus sebagai berikut:
Diketahui:
r = 0,025 m
SGmt= 0,835
SGudara = 1,076. 10·3
Maka:
!).h = SGm,.Mm, udara SG
udara
0,835.0,025 sin 15°
1,076.10-3
= 5,02 m
Jadi kecepatan udara pengering adalah :
V = �2.g.Mudara
= .J2.9,81.5,02
= 9,92 m
26
Sehingga:
m=p.V.A
= 1;101496 Kg!m3.9;92 m.2,597.10-3 m2
= 0,028377 K,,:
Untuk data-data perhitungan selanjutnya ak:an ditampilkan
dalam Tabel 4.1.(J'abel Perhitungan La}u Alir Massa).
4.2.3. Menghitung Laju Alir Massa Udara Masuk Bed Pengering ( rh;n)
Prinsip Volume Atur menjelaskan bahwa laju alir massa yang
masuk: dan keluar dari suatu system adalah sama (steady flow).
Mengacu pada prinsip diatas, mak:a dalam menganalisa system pada
bed pengering harus memahami bahwa laju alir massa yang keluar dari
system pengering adalah sama dengan laju alir massa yang masuk:
kedalam bed pengering tersebut.
4.2.4. Laju Energi Masuk Bed Pengering ( f/;n )
Seperti yang telah dijelaskan pada persamaan 2.13, bahwa
besarnya laju energi yang masuk kedalam bed pengering adalah
sebagai berikut: c
. . T = min .Cp. in (kW) qin
27
dimana:
min = Laju alir massa yang masuk ke bed pengering
I';n = Temperatur udara masuk ke dalam bed pengering adalah 45°C
(318 K)
Cp = Kapasitas panas jenis udara pada temperatur ( T;n = 45°C)
Dalam mencari iJ in diperlukan data-data yang harus terlebih
dahulu diketahui, yaitu :
Diketahui:
= 2,597 .10-3
m2
A
= 9,92 mis v
= 1,101496 Kg/m3
(pada lampiran 1) P�= oc) 45
Cp( = oc) = 1,00772 Kj/KgK (pada lampiran 1) 1 45
= 318 :K Tin
Maka:
min =p.V.A
= 1,101496 Kg/m". 9,92 mis. 2,597. 10·3 m2
= 0,028377 Kg/s
28
Sehingga:
= 0,028377Ko/,.1,00772o/K_gK.318K
= 9,0935518 kW
= 9093,5518 Watt
Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan cara yang sama, dan
dicantumkan pada Tahel 4.2. (Fabel Perhitungan La}u Energi Masuk
Bed Pengering)
4.2.5. Laju Energi Panas Pengeringan ( q P)
Besarnya Laju Energi Panas Pengeringan yang keluar dari bed
pengeringan mengacu pada persamaan 2.13 shh:
(k.J/s)
dimana:
Mw = Massa air yang dipindahkan ke fluida pengering (Kg)
L; = Panas laten penguapan sehesar 2,8.106
J/Kg atau 2,8.103
Kj/Kg
Untuk mencari q P dilakukan tahapan-tahapan shh:
Diketahui:
W; =25 Kg
i, = 2,8.103
Kj/Kg
29
M; = 37,69 %
All
= 35,48
Maka dari persamaan 2.15 dicari adalah :
= K (37,69-35,48) 25
g. (100 - 3 5,48)
= 25K 2,21 g 64,52
= 0,8563236 Kg
Sehingga Laju Energi Panas Pengeringan ( q P ) adalah:
= 0,8563236 Kg.2,8.103 %.g
1800s
= 1,332059 KY,
= 1332,059 Watt
30
4.2.6. Efisiensi Thennis Sistem Pengeringan ( 1J p)
Untuk mengetahui besarnya efisiensi thermis sistem pengeringan
digunakan persamaan 2.16, sebagai berikut:
Diketahui:
iJ P = 1332,059 Watt
<J;n = 9093,552 Watt
Maka efisiensi thermis sistem pengeringan ( 17) adalah:
fJP xi
o0% 1J = -
= 1332,0591Watt x/00%
9093,55/8Watt
= 14,6484 %
Selanjutnya digunak:an cara yang sama untuk mencari efisiensi
thermis sistem pengeringan berikutnya dan ditabelkan pada tabel 4.4.
(Fabel Perhitungan Efisiensi thermis sistem Pengeringan.
31
Tabet 4.1. Laju Alir Massa ( m;n)
Data hari I
v (mis)
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
A
(m2)x10-
3
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
Tin
(OC)
45
46
46
48
49
49
49
49
50
50
50
50
p
(Kg/m3)
1,101496
1,098168
1,098168
1,091512
1,088183
1,088183
1,088183
1,088183
1,084855
1,084855
1,084855
1,084855
No m;n (Kg/s)
0,028377004
0,028291268
0,028291268
0,028119794
0,028034032
0,028034032
0,028034032
0,028034032
0,027948295
0,027948295
0,027948295
0,027948295
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Data hari II
v (mis)
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
r, (°C)
47
48
48
48
48
49
49
49
50
50
50
50
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
p (Kg/m3)
1,09484
1,091512
1,091512
1,091512
1,091512
1,088183
1,088183
1,088183
1,084855
1,084855
1,084855
1,084855
A(m2)x10-3 m ;
(Kg/s)
0,028205531
0,028119794
0,028119794
0,028119794
0,028119794
0,028034032
0,028034032
0,028034032
0,027948295
0,027948295
0,027948295
0,027948295
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
32
Data hari III
v (mis)
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
9,92
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
Tin
(OC)
47
48
48
48
49
49
49
49
50
50
50
51
p
(Kg/nr')
i,09484
1,091512
1,091512
1,091512
1,088183
1,088183
1,088183
1,088183
1,084855
1,084855
1,084855
1,081525
A(m2)x10-3
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
2,597
ms, (Kgls)
0,02820553 i
0,028119794
0,028119794
0,028119794
0,028034032
0,028034032
0,028034032
0,028034032
0,027948295
0,027948295
0,027948295
0,027862507
No
i
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 4.2. Laju Energi Panas Masuk Bed Pengering
Data hari I
iJ in
(watt)
9093,5518
9094,9477
9094,9477
9097,2213
9098,1809
9098,1809
9098,1809
9098,1809
9097,3511
9097,3511
9097,3511
9097,3511
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
Cp
(kJ.K/kg)
1,00772
1,00776
1,00776
1,00784
1,00789
1,00789
1,00789
1,00789
1,00776
1,00776
1,00776
1,00776
m ;
(Kg/s)
0,028377
0,02829127
0,02829127
0,02811979
0,02803403
0,02803403
0,02803403
0,02803403
0,02794829
0,02794829
0,02794829
0,02794829
Tin
(OK)
318
319
319
321
322
322
322
322
323
323
323
323
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
33
Data hari II
«; (watt)
9095,9904
9097,2213
0007 ??1 �
Cp
(kJ.K/kg)
1,00778
1,00784
1,00784
1,00784
1,00784
1,00789
1,00789
1,00789
1,00776
1,00776
1,00776
1,00776
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
m ;
(Kgls)
0,0282055
0,0281198 o"',"0".?...,�...........1.... o_,,
�......
0,0281198
0,0281198
0,028034
0,028034
0,028034
0,0279483
0,0279483
0,0279483
0,0279483
Tin
(OK)
320
321
321
321
321
322
322
322
323
323
323
323
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
_,; I-"--I I ,....,,,,_, ..L _..,
9097,2213
9097,2213
9098,1809
9098,1809
9098,1809
9097,3511
9097,3511
9097,3511
9097,3511
Data hari III
Cp
(kJ.K/kg)
1,00772
1,00776
1,00776
1,00784
1,00789
1,00789
1,00789
1,00789
1,00776
1,00776
1,00776
1,00763
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
<Jin
(watt)
9095,4488
9096,4992
9096,4992
9097,2213
9098,1809
9098,1809
9098,1809
9098,1809
9097,3511
9097,3511
9097,3511
9096,3316
m.;
(Kg/s)
0,028205531
0,028119794
0,028119794
0,028119794
0,028034032
0,028034032
0,028034032
0,028034032
0,027948295
0,027948295
0,027948295
0,027862507
Tin
(OK)
320
321
321
321
322
322
322
322
323
323
323
324
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
34
Tabel 4.3. Laju Energi Panas Pengeringan ( q P J
Data hari I
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
t
(s)
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
i800
Mw
(kg)
0,8563236
0,8207165
0,7805693
0,7364341
0,6820675
0,6607048
0,6373569
0,6184194
0,5914045
0,5688695
0,5359469
0,51618i4
. Lh
(Kj/kg)
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
iJ p
(watt)
1332,059
1276,6702
1214,2189
1145,5642
1060,9938
1027,7629
991,4441
961,98571
919,96257
884,90815
833,69524
802,94887
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
i2 ...
Data hari II
Mw
(kg)
0,856988
0,821332
0,784656
0,757362
0,731774
0,681879
0,635373 (I k1 '.211"-0 V,VJ.J"'TJU
0,571623
0,54407
0,52669
0,510145
th
(Kj/kg)
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800 'JQ(\(\ kUVV
2800
2800
2800
2800
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210 ')JI(\
t
(s)
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800 1 Q(l(I J.UVV
1800
1800
1800
1800
qp
(watt)
1333,092
1277.6278
1220,5_754
1178,1191
1138,3152
1060,7001
988,35869 oi;:11 ')k0')1 ./J"'T,kVU'0'.I
889,19101
846,33055
819,29485
793,55878
No
1
2
3
4
5
6
7 0
.,., -r v
270
300
330
360
u
9
10
11
12
35
Data III
th
(Kj/kg)
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
2800
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
t
(s)
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
1800
Mw
(kg)
0,86916
0.829082
0,781364
0,750846
0,718981
0,663245
0,639777
0,614546
0,572614
0,550914
0,530339
0,516481
qp
(watt)
1352,0272
1289,6825
1215,4544
1167,9827
1118,415
1031,7143
995,20799
955,96103
890,73226
856,97757
824,97169
803,41484
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 4.4. Perhitungan Efisiensi thermis sistem Pengeringan foPJ
Data hari I
q in
(watt)
9093,55178
9094,94769
9094,94769
9097,22131
9098,18088
90Q_8, 18088
9098,18088
9098,18088
9097,35109
9097,35109
9097,35109
9097,35109
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
TJP
(%)
14,6484
14,0371
13,3505
12,5925
11,6616
11,2964
10,8972
10,5734
10,1124
9,7271
9,16415
8,82618
qp
(watt)
1332,059
1276,6702
1214,2189
1145,5642
1060,9938
1027,7629
991,4441
961,98571
919,96257
884,90815
833,69524
802,94887
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
180
210
240
270
300
330
360
-
36
Data hari II
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
iJ in
(watt)
9095,9904
9097,2213
9097,2213
9097,2213
9097,2213
9098,1809
9098,1809
9098,1809
9097,3511
9097,3511
9097,3511
9097,3511
iJ p
(watt)
1333,092
1277,628
1220,575
1178,119
1138,315
1060,7
988,3587
954,2682
889,191
846,3306
819,2949
793,5588
TJP
(%)
14,6558
14,Q442
13,417
12,9503
12,5128
11,6584
10,8633
10,4886
9,77417
9,30304
9,00586
8,72297
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
.-....,
Data hari III
Waktu
(menit)
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
TJ p
(%)
14,8649
14,1778
1:1)618
12,8389
12,2927
11,3398
10,9385
10,5072
9,79112
9,42008
9,06826
8,83229
Cf in
(watt)
9095,448813
9096,499191
9096,499191
9097,221307
9098,180878
9098, 180878
9098, 180878
9098, 180878
9097,351087
9097,351087
9097,351087
9096,3 31603
iJ p
(watt)
1352,027
1289,683
1215 ,454
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1167,983
1118,415
1031,714
995,208
955,961
890,7323
856,9776
824,9717
803,4148
37
4.3 Analisa Hasil
{,, P) Tabet 4.5. Efisiensi thermis sistem pengeringan rata-rata
Waktu
(menit)
q in
(watt)
9094,997
9096,2227
9096,2227
9097,2213
9097,861
9098,1809
9098,1809
9098,1809
9097,3511
9097,3511
9097,3511
9097,0113
9097,1777
TIP (%)
qp
(watt)
1339,0594
1281,3268
1216,7496
1163,8887
1105,908
1040,0591
991,67026
957,40498
899,96194
862,73876
825,98726
799,97416
1040,3941
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
30
60
90
t20
150
180
210
240
270
300
330
360
14,723
14,0864
13,3764
12,7939
12,1557
11,4315
10,8997
10,523
9,89257
9,48341
9,07943
8,79381
11,4366 Rata - Rata Total
10000 �------------------- 16
9000 14
8000
7000
6000
(watt) 5000
4000
3000
2000
1000
o
12
10
8 (%)
6
4
2
I ---+----�---f-�--+----�---'----'---'--.............---'-' 0
10 11 12 2 3 4 5 6 7 8 9
(men it)
I-a in -a p -.-Efisiensi I I _J
Gambar 4.1 Graflk Efisiensi thermis sistem pengeringan, laju energi masuk terhadap waktu
38
Dari Grafik efisiensi thermis sistem pengeringan, laju energi
masuk, dan energi pengeringan terhadap waktu pada Gambar 4.1, maka
dapat dibahas sebagai berikut:
• Grafik hubungan antara laju energi, efisiensi thermis sistem
pengeringan, dan waktu pada sistem pengeringan dengan bed
pengeringan berputar force flow dimana terlihat bahwa garis laju dari
energi yang masuk kedalam sistem pengeringan perubahannya sedikit
(mendatar), ini disebabkan karena kecepatan aliran udara yang mengalir
masuk kedalam bed pengaringan relatif konstan (sama) dan suplay
energi listrik ke sistem relatif konstan. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya pertambahan panjang atau perubahan dari kolom rninyak tanah
pada inclined manometer (r), dan perbedaan densitas udara yang relative
kecil akibat dari perubahan temperatur selama periode pengeringan juga
kecil, sehingga perubahannya juga kecil.
• Pada Energi yang berguna dalam mengeringkan material (Energi
pengeringan) tejadi penurunan dikarenakan penyerapan pada material
menurun.
• Pada Grafik efisiensi thermis sistem pengeringan diatas (A), fenomena
yang terjadi adalah bentuk garisnya menurun, diakibatkan karena energi
pengeringan ( iJ P ) mengalarni penurunan yang lebih besar dibandingkan
dengan perubahan energi masuk ( q in ) yang cenderung hampir konstan.
• Sedangkan Energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan material berupa
kedelai untuk mencapai kadar air lebih dari atau sama dengan 14 % atau
39
energi rata-rata adalah dengan cara menjumlahkan setiap energi pada
tiap-tiap data dibagi dengan jumlah data, dengan demikian maka dapat
diketahui energi rata-rata sebagai berikut:
o Untuk pengujian hari I, energi rata-rata udara
pengering atau energi pengeringan iJ P (Watt) adalah 1037,6845
Watt, sedangkan energi rata-rata udara panas masuk kedalam bed
pengeringan q in (Watt) adalah 9096,89969 Watt, sehingga Efisicnsi
thermis sistem rata-rata pada sistem pengeringan adalah 11,407%.
o Untuk pengujian hari II, energi rata-rata udara
pengering atau energi pengeringan q P (Watt) adalah 1041,619 Watt,
sedangkan energi rata-rata udara panas masuk kedalam bed
pengeringan q ,)Watt) adalah 9097,4019 Watt, sehingga Efisiensi
thermis sistem rata-rata pada sistem pengeringan dalah 11,45%.
o Untuk pengujian hari III, energi rata-rata udara
pengering atau energi pengeringan q P (Watt) adalah 1041,878 Watt,
sedangkan energi rata-rata udara panas masuk kedalam bed
pengeringan ,i,JWatt) adalah 9097,231407 Watt, sehingga Efisiensi
thermis sistem rata-rata pada sistem pengeringan adalah 11,45%.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa terhadap hasil penelitian yang
telah dilakuk:an untuk mengeringkan kedelai dengan kapasitas 25 kg dengan
menggunakan mesin pengering multimaterial dengan bed berputar force flow,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
o Energi rata-rata total udara panas masuk kedalam bed pengeringan
iJ in (Watt) adalah 9097, 1 777 Watt.
-' o Energi rata-rata total udara pengering atau energi pengenngan
q P (Watt) adalah 1040,3941 Watt.
o Efisiensi thermis sistem pengeringan rata-rata total pada sistem
pengeringan adalah 11,4366 %.
40
DAFTAR PUSTAKA
Fox, Robert W, McDonald, Alan T, 1978, "Introduction to Fluid Mechanics",
John Willey & Sons. New York.
Incropera, F .P. Dewitt, D .P, 1996, "Fundamental ofHeat and Mass Transfer".
John Willey & Sons, Fourth Edition, New York.
Keith, F, 1986, "Prinsip=prinsip Perpindahan Panas", Edisi Ketiga, P.T.
Erlangga.
Moran, Michael J. Shapiro, Howard N, 1994, "Fundamental of Engineering
Thermodynamics", John Willey & Sons, Inc. Fourth Edition.
Victor L. Streeter, E. Benjamin Wylie, 1988, “Mekanika Fluida I”, Edisi Delapan,
Penerbit Erlangga.