Upload
anggitaa
View
817
Download
99
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan penentuan air hidrasi,penentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasipenentuan air hidrasi
Citation preview
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Bagian terbesar dari
penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal
kesenyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti (Khopkar,1990:27).
Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya
(Rivai,1995:309). Prinsip dari analisis gravimetri adalah penimbangan
sehingga massa sampel yang digunakan berdasarkan hasil penimbangan.
massa akhir yang didapatkan merupakan massa hasil pengeringan. Untuk
mendapatkan massa yang hilang pada sampel, maka bisa didapatkan dari
selisih massa awal dengan massa hasil pengeringan
(Kusumaningrum,dkk,.2014:7).
Menurut (Nugrahani, dkk.,2013:1-2), Hidrat/solvat adalah kristal dengan
sejumlah molekul air/pelarut organik yang terinkorporasi pada kisi-kisi
kristalnya. Rentang temperatur 100-200 °C biasanya menunjukkan
dekomposisi air sebagai air hidrat (Swastika,dkk,.2012:3). Hidrat adalah
senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O) dengan rumus kimia
senyawa kristal padat yang sudah diketahui jadi pada dasarnya penentuan
rumus hidrat adalah penentuan jumlah molekul air kristal (Benny,K.,2010:30-
31). Molekul hidrat biasanya akan lepas pada rentang suhu 100-200 °C dan
menyebabkan pengurangan sampel (Fathiana,dkk,.2005:18).
Desikator adalah alat yang berupa panci bersusun dua yang bagian
bawahnya diisi bahan dengan bahan yang bisa menyerap uap air, dengan
penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi Vaseline
yang digunakan untuk mencegah masuknya uap air kedalam eksikator.
Bagian atas biasanya di gunakan untuk menyimpan bahan yang sudah
dikeringkan. Prinsip kerja alat desikator ini yaitu bahan diletakkan ke dalam
rak bagian atas, dan silica gel diletakkan di bagian bawah rak Bahan-bahan
tersebut tidak akan bisa menyerap uap air dari lingkungan.
Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui
penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar – agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat
penyerap, pengering dan penopang katalis. Senyawa kimia yang mempunyai
fungsi sama seperti silika adalah CuSO4, CaCl2, dan NaOH.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui metode analisis gravimetri sederhana
b. Menentukan air hidrasi pada beberapa zat kimia
1.3 Prinsip percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan air hidrasi pada beberapazat
kimia melalui metode analisa gravimetri. Prinsip dari analisis gravimetri
adalah penimbangan, sehingga massa sampel yang digunakan harus
berdasarkan hasil penimbangan. Massa akhir yang didapatkan merupakan
massa hasil pengeringan. Untuk mendapatkan massa yang hilang pada sampel,
maka bisa didapatkan dari selisish massa awal dengan massa pengeringan.
Reaksi pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
BaCl2.xH2O ↔ BaCl2 + xH2O
MgSO4.xH2O ↔ MgSO4 + xH2O
Na2B4O7.xH2O ↔ Na2B4O7 + xH2O
1.4 AplikasiAplikasi dari analisis gravimetri selain penentuan air hidrasi adalah
penentuan fraksi minyak bumi, penentuan kadar minyak goreng, dan penentuan kadar dalam suatu campuran misalnya penentuan kadar besi pada bijih dan penentuan kadar suatu logam dalam alloy.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan
2.1.1 Hasil Pengamatan BaCl2
No
.
Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Diletakkan krus dan tutupnya
diatas segitiga silika yang
dibawahnya diberikan nyala
api (±15 cm diatas nyala)
panaskan sampai dasar krus
menjadi merah selama
beberapa menit. Kemudian
angkat dan biarkan
mendingin dalam desikator
dan timbang setelah 20 menit.
Dimasukkan 1-1,5 gram
BaCl2 p.a lalu timbang lagi.
- Sebelum dipanaskan
krus kosong
ditimbang dahulu
untuk mendapatkan
massanya. Massa krus
kosongnya adalah
34,48 gram. Fungsi
pemanasan adalah
untuk menghilangkan
kadar air yang masih
melekat pada krus
- Massa BaCl2 adalah
1,5 gram
- Bm BaCl2 adalah
208,9 g/mol
- Bm BaCl2 xH2O
adalah 208,2 + 18x
2. Dipanaskan lagi krus berisi
padatan sampai dasar krus
menjadi merah.Biarkan
kondisi ini selama 10 menit,
Selanjutnya angkat krus dan
biarkan mendingin dalam
Tujuan dilakukannya
pemanasan adalah untuk
menghilangkan kadar air
pada BaCl2 dan tujuan
diletakkannya BaCl2 didalam
desikator adalah agar krus
desikator selama 20 menit yang berisi BaCl2 dapat
hilang kadar airnya. Setelah
dilakukan pemanasan krus
yang berisi BaCl2 ditimbang
3. Ditimbang padatan yang
diperoleh dan ulangi
penimbangan sampai
diperoleh berat yang konstan
(selisih 0,0002)
Setelah dilakukan pemanasan
krus yang berisi BaCl2
ditimbang didapatkan
massanya sebesar 34,22 gram
4. Dihitung presentasi air dalam
BaCl2 hidrat
5. Diulangi prosedur tersebut
untuk zat kimia lain
2.1.2 Hasil Pengamatan Na2B4O7
No
.
Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Diletakkan krus dan
tutupnya diatas segitiga
silika yang dibawahnya
diberikan nyala api (±15
cm diatas nyala) panaskan
sampai dasar krus
menjadi merah selama
beberapa menit.
Kemudian angkat dan
biarkan mendingin dalam
desikator dan timbang
setelah 20 menit.
Dimasukkan 1-1,5 gram
- Sebelum dipanaskan
krus kosong
ditimbang dahulu
untuk mendapatkan
massanya. Massa krus
kosongnya adalah
30,03 gram. Fungsi
pemanasan adalah
untuk menghilangkan
kadar air yang masih
melekat pada krus
- Massa Na2B4O7
Na2B4O7 lalu timbang lagi. adalah 1,5 gram
- Bm Na2B4O7 adalah
201,22 g/mol
- Bm Na2B4O7 xH2O
adalah 201,22 + 18x
2. Dipanaskan lagi krus berisi
padatan sampai dasar krus
menjadi merah.Biarkan
kondisi ini selama 10 menit,
Selanjutnya angkat krus dan
biarkan mendingin dalam
desikator selama 20 menit
Tujuan dilakukannya
pemanasan adalah untuk
menghilangkan kadar air
pada Na2B4O7 dan tujuan
diletakkannya Na2B4O7
didalam desikator adalah agar
krus yang berisi Na2B4O7
dapat hilang kadar airnya.
Setelah dilakukan pemanasan
krus yang berisi Na2B4O7
ditimbang
3. Ditimbang padatan yang
diperoleh dan ulangi
penimbangan sampai
diperoleh berat yang konstan
(selisih 0,0002)
Setelah dilakukan pemanasan
krus yang berisi Na2B4O7
ditimbang didapatkan
massanya sebesar 29,37 gram
4. Dihitung presentasi air dalam
BaCl2 hidrat
5. Diulangi prosedur tersebut
untuk zat kimia lain
2.2 Pembahasan
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu
zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat
komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu
unsure atau senyawa tertentu. Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan
air hidrasi pada beberapazat kimia melalui metode analisa gravimetri.
Prinsip dari analisis gravimetri adalah penimbangan, sehingga massa
sampel yang digunakan harus berdasarkan hasil penimbangan. Massa
akhir yang didapatkan merupakan massa hasil pengeringan untuk
mendapatkan massa yang hilang pada sampel, maka bisa didapatkan dari
selisish massa awal dengan massa pengeringan.
Percobaan penentuan air hidrasi ini, hal yang pertama kita lakukan
adalah menyiapkan alat dan bahan seperti desikator, krus porselin dan
tutupnya, pembakar spirtus, penyangga kaki tiga, serta penjepit besi
sedangkan bahan yang kita gunakan adalah BaCl2 dan Na2B4O7. Setelah
alat dan bahan siap, mulai dengan mempersiapkan krus porselin untuk
ditimbang dan dicatat massa awalnya. Krus porselin yang kita gunakan
adalah krus porselin yang masih kosong. Setelah didapat massanya sebesar
34,48 gram kemudian dipanaskan diatas segitiga silika dan diberi nyala api
sampai dasar kedua krus menjadi merah selama beberapa menit. Setelah
beberapa menit, kemudian kedua krus tersebut diangkat menggunakan
serbet atau tissue dan dipindahkan kedalam desikator. Desikator adalah
alat yang berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan
dengan bahan pengering ( bahan yang bisa menyerap uap air) yaitu silika
gel, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena
dilapisi Vaseline yang digunakan untuk mencegah masuknya uap air
kedalam deksikator. Bagian atas biasanya di gunakan untuk menyimpan
bahan yang sudah dikeringkan. Prinsip kerja alat desikator ini yaitu bahan
diletakkan ke dalam rak bagian atas, dan silica gel diletakkan di bagian
bawah rak Bahan-bahan tersebut tidak akan bisa menyerap uap air dari
lingkungan. Setelah 20 menit berlalu, kedua krus yang telah mendingin
tersebut kemudian ditimbang lagi krus porselin tersebut didapatkan massa
sebesar 34,22 gram. Terjadi penurunan dari massa awal ke massa akhir
dikarenakan kadar air dikrus telah hilang. Kemudian dimasukan lagi
kedalam krus pertama yaitu BaCl2 dan krus kedua berupa Na2B4O7.
Pada tahap selanjutnya, Setelah kita memasukan bahan tersebut
kedalam tiap krus yang berbeda, yang harus kita lakukan adalah
menimbangnya terlebih dahulu dan setelah dilakukan penimbangan dan
didapatkan massanya, proses selanjutnya yaitu pemanasan yakni
dipanaskan lagi kedua krus tersebut, hal ini dilakukan untuk
menghilangkan kadar air yang masih melekat pada bahan tersebut. Padatan
tersebut akan dipanaskan sampai krus menjadi merah selama 10 menit.
Selanjutnya krus diangkat untuk dimasukkan kedalam desikator yang
berfungsi sebagai penyerap uap air untuk menghilangkan sisa kandungan
air yang ada didalam krus. Setelah didinginkan kedalam desikator padatan
tersebut ditimbang dan diulangi penimbangannya sampai diperoleh berat
yang konstan. Massa BaCl2 setelah dipanaskan adalah 1,24 gram.
Perbandingan mol sebelum dan sesudahnya adalah 2,42 g/mol. Berat kadar
air yang hilang adalah 0,26 gram. Persentase air dalam BaCl2 adalah 17%
sedangakan untuk Na2B4O7 massa setelah dipanaskan adalah 0,84 gram.
Berat kadar yang hilang adalah 0,66 gram. Perbandingan mol sebelum dan
sesudah pemanasan adalah 8,78 g/mol. Persentase air dalam Na2B4O7
adalah 44%.
III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Prinsip dari analisis gravimetri adalah penimbangan sehingga massa
sampel yang digunakan berdasarkan hasil penimbangan. massa akhir yang
didapatkan merupakan massa hasil pengeringan. Untuk mendapatkan
massa yang hilang pada sampel, maka bisa didapatkan dari selisih massa
awal dengan massa hasil pengeringan. Hidrat adalah senyawa kristal padat
yang mengandung air kristal (H2O) dengan rumus kimia senyawa kristal
padat yang sudah diketahui jadi pada dasarnya penentuan rumus hidrat
adalah penentuan jumlah molekul air kristal. Massa BaCl2 setelah
dipanaskan adalah 1,24 gram. Perbandingan mol sebelum dan sesudahnya
adalah 2,42 g/mol. Berat kadar air yang hilang adalah 0,26 gram.
Persentase air dalam BaCl2 adalah 17% sedangakan untuk Na2B4O7 massa
setelah dipanaskan adalah 0,84 gram. Berat kadar yang hilang adalah 0,66
gram. Perbandingan mol sebelum dan sesudah pemanasan adalah 8,78
g/mol. Persentase air dalam Na2B4O7 adalah 44%.
DAFTAR PUSTAKA
Benny,K. 2010. “Kimia”. Encourage Creativity. Jakarta
Fathiana, D.Z.,Onggo.D, 2005. “Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa
Kompleks Besi (II) dengan ligan 3,6-di-2-piridil, 4,2,4,5-tetrazin
(DPT2)”. I, Sains Materi Indonesia, vol 7(1) :16-20
Khopkar,S.M,.2008.”Konsep Dasar Kimia Analitik”. UI . Jakarta
Kusumaningrum,W.,Rosita,I. Awaliyah,N.M.,Kulsum,.Rachmawati.A.
2014. “Penentuan Kadar Klorida Dalam MgCl2 Dengan Analisis
Gravimetri”. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Nugrahani,I.,Ibrahim,S.,Rahmat,M.,Pusparani,K,.2012.”Studi
Transformasi Hidrat Sefadroksil Monohidrat dan Sefaleksin
Monohidrat dengan FTIR”. Sekolah Farmasi, ITB. Bandung. Vol
18(1)
Rivai. 1995. “Asas Pemeriksaan Kimia” . UI . Jakarta
Swastika,L.N.,dan Fahimah,M. 2012. “Sintesis dan Sifat Magnetik
Kompleks Ion Logam Cu(II) dengan Ligan 2-Feniletilamin”. ITS.
Surabaya, vol 1(1) :1-5
PERHITUNGAN
1. Penentuan air hidrasi Na2B4O7 + H2O
Diketahui : m Na2B4O7 + H2O = 1,5 gram nilai (a)
Bm Na2B4O7 = 201,22 g/mol
Bm Na2B4O7 + H2O = 201,22 + 18x
Ditanya : x dan % xH2O?
a. Berat yang hilang = krus sebelum – krus sebelum pemanasan
= 30,03 – 29,37
(y) = 0,66
b. M BaCl2 setelah pemanasan = m. Na2B4O7 x H2O – (y)
= 1,5 – 0,66
= 0,84 gram
→ Perbandingan mol sebelum = Perbandingan mol sesudah pemanasan
aBm Na 2B 4O 7 x H 20
= bBm Na2B 4 O7
1,5201,22+18 x
= 0,84201,22
1,5 . 201,22=0,84 (201,22+18 x )
301,83=169,02+15,12 x
301,83 – 160,02 = 15,12x
132,81 = 15,12x
x=132,8115,12
= 8,78 mol
→ % xH2O = a−b
ax 100 %
= 1,5−0,84
1,5x100 %
= 0,661,5
x 100 %=44 %
2. Penentuan air hidrasi BaCl2 Xh2O
Diketahui : m BaCl2 Xh2O = 1,5 gram nilai (a)
Bm BaCl2 = 208,2 g/mol
Bm BaCl2 Xh2O = 208,2 + 18x
Ditanya : x dan % Xh2O?
c. Berat yang hilang = krus sebelum – krus sebelum pemanasan
= 24,48 – 34,22
(y) = 0,26
d. M BaCl2 setelah pemanasan = m. BaCl2 Xh2O – (y)
= 1,5 – 0,26
= 1,24 gram
→ Perbandingan mol sebelum = Perbandingan mol sesudah pemanasan
aBm BaCl 2 x H 20
= bBm BaCl 2
1,5208,2+18 x
= 1,24208,2
1,5 . 208,2=1,24 (208,2+18 x )
312,3=258,16+22,3 x
312,3 – 258,16 = 22,3x
54,14 = 22,3x
x=54,1422,3
= 2,42 mol
→ % Xh2O = a−b
ax 100 %
= 1,5−1,24
1,5x100 %
= 0,261,5
x 100 %=17 %