Upload
hajjar-khoirinnisak
View
1.254
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mata kuliah PAPLC
Citation preview
LAPORAN
PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN PENGEBORAN SISTEM JETTING DI
DUSUN JAPANAN, DESA MARGODADI , SEYEGAN, SLEMAN,
YOGYAKARTA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PAPLC-B1 semester III
Disusun Oleh :
1. Dedy Yoga Herawan P07133110047
2. Dian Kusumasari P07133110051
3. Ema Suryaningtyas P07133110056
4. Hajjar Khoirinnisak P07133110061
5. Imroatul Chasanah P07133110063
6. Kurnia Dwi Citra P07133110069
7. Muh.Okta Vauzan P07133110075
8. Rindy Astike Dewanty P07133110083
9. Selvi Sulistyaningrum P07133110088
10.Sri Karyati P07133110091
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyetujui hasil laporan praktikum
mata kuliah PAPLC-B1 yang berjudul “PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN
PENGEBORAN SISTIM JETTING DI DUSUN JAPANAN, DESA MARGODADI ,
SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA”.
Laporan ini telah disahkan dan disetujui
Pada tanggal ....... Januari 2012 di Yogyakarta oleh :
Instruktur Tanda Tangan
1. YB. Kamat Kartono, SPd, M.Si ........................
(NIP. 194808171979061001)
2. Ibnu Rois, SST ........................
(NIP.198508092010121004)
Dosen Pembimbing
1. H. Purwanto, S.ST, M.Si ........................
(NIP.195209271976071001)
2. Haryono, SKM, M.Kes ........................
(NIP.196407131987031003)
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Kepala Desa Margodadi
Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Yogyakarta
Tuntas Bagyo,SKM, M. Kes Bandi
NIP. 1950911 198012 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas laporan
mata kuliah PAPLC-B1 dengan judul “PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN
PENGEBORAN SISTIM JETTING DI DUSUN JAPANAN, DESA MARGODADI ,
SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Laporan ini terwujud atas bimbingan, saran dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada:
1. Dr. Hj. Lucky Herawati, SKM.MSc, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
2. Tuntas Bagyono, SKM,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Kemenkes RI Yogyakarta
3. H.Purwanto,S.ST, M.Si dan Haryono, SKM, M.Kes selaku Dosen
Pembimbing Mata Kuliah PALPLC-B1.
4. YB Kamat Kartono, Spd, M.Si dan Ibnu Rois, SST selaku instruktur
mata kulaih PAPLC-B1
5. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa
6. Teman-teman baikku yang selalu semangat memberikan dukungan
dan bantuannya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan Laporan mata kuliah PAPLC-B1 ini.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, Januari 2012
Penulis
Hari/ Tanggal Praktikum : Senin-Selasa, 9-10 Januari 2012
Materi Praktikum : Pengeboran Air Tanah
Mata Kuliah : PAPLC - B
Semester : III (Tiga)
Lokasi atauTempat :Dusun Japanan, Desa
Margodadi,Sleman,Yogyakarta
Peserta Praktik : Kelompok (10 orang)
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengeboran Air tanah.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengeboran Air tanah.
3. Untuk mendapatkan air bersih yang bermanfaat guna kebutuhan
masyarakat sekitar.
B. Manfaat
1. Mampu mengetahui teknik pengeboran air tanah
2. Mampu melakukan proses pengeboran air tanah
3. Air hasil pengeboran dapat digunakan oleh masyarakat.
C. Dasar Teori
Air tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah
merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas
dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta
pemulihannya sulit dilakukan. Kedalaman air tanah tidak sama ada
setiap tempat tergantung pada tebal-tipisnya lapisan permukaan di
atasnya dan kedudukan lapian air tanah tersebut. Permukaan yang
merupakan bagian atas dari tubuh air disebut permukaan preatik.
Volume air yang meresap ke dalam tanah tergantung pada jenis
lapisan batuannya. Terdapat dua jenis lapisan dalam tanah yaitu
lapisan kedap air (impermeable) dan lapisan tak kedap air
(permeable).
Kadar pori lapisan kedap sangat kecil sehigga kemampuan untuk
meneruskan air juga kecil. Kadar pori adalah jumlah ruang di celah
butir-butir tanah yang dinyatakan dalam bilangan persen. Sedangka
pori kadar lapisan tak kedap air cukup besar. Oleh karena itu
kemampuan untuk meneruskan air juga besar. Air hujan yang jatuh di
daerah ini akan terus meresap ke bawah sampai berhenti di suatu
tempat setelah tertahan oleh lapisan yang kedap. Contoh lapisan
tembus air ialah pasir, padas, kerikil dan kapur. Lapisan-lapisan ini
merupakan tempat-tempat persediaan air yang baik karena
merupakan tempat berkupulnya air sehingga pada-lapisan-lapisan
tersebut terbentuk tubuh air. Selain lapisan kedap dan lapisan tak
kedap juga terdapat lapisan peralihan yang merupakan variasi dari
kedua jenis lapisan tersebut. Tekanan air yang timbul dari air tanah
tak bebas tergantung pada perbedaan tinggi antara suatu tempat
dengan daerah tangkapan hujannya. Pada daerah yang letak air
tanahnya lebih rendah dari permukaan air tanahpada daerah
tangkapan hujannya, ir akan memancar keluar dari sumur yang di bor
atau biasa disebut sumur artesis. Air artesis ini biasanya sangat
penting bagi daerah yang kondisi tanahnya kering, air artesis ini dapat
memberikan air sebanyak 8.000.000 m3 per hari.
Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan
meloloskan air dibedakan atas empat lapisan yaitu :
1. Aquifer, adalah lapisan yag dapat menyipan dan mengalirkan air
dalam jumlah besar. Lapisan batuan ini bersifat permeable
seperti kerikil, pasir dll2.
2. Aquiclude, adalah lapisan yang dapat menyimpan air tetapi
tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah besar, seperti
lempung, tuff halus dan silt.
3. Aquifuge, adalah lapisan yang tidak dapat menyimpan dan
mengalirkan air, contohnya batuan granit dan batuan yang
kompak.
4. Aquifard, adalah lapisan atau ormasi batuan yang dapat
menyimpan air tetapi hanya dapat melooskan air dalam jumlah
yang terbatas.
Sifat-sifat fisik air tanah adalah sifat air yang dipergunakan harus
bebas dari segala macam kotoran yang dapat terdeteksi oleh indra
penglihatan, indra pembau dan indra perasa. Karakteristik fisik
meliputi warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan dan temperatur.
a. Warna, warna air dapat disebabkan oleh adanya zat-zat atau
material organik yang terkandung dalam air bersih yang berupa
suspensi maupun yang terlarut. Intersitas warna dalam air dapat
diukur dengan satuan unit warna standar yang dihasilkan oleh 1 mg/l
platina (sebagai K2PtCl6).
b. Bau dan rasa, bau dapat disebabkan oleh zat-zat atau gas-gas
yang memiliki aroma-aroma tertentu di dalam air dan terhisap oleh
indra pembau seperti gas H2S, NH3, senyawa fenol, cloro fenol dll.
Rasa di tentukan oleh adanya garam atau zat lain baik yang tersubsidi
atau yang terlarut dalam air seperti MgSO4, Na2SO4 dan NaCl.
c. Kekentalan, kekentalan dapat dipengaruhi oleh partikel-partikel
di dalam air. Semakin banyak dikandung akan semakin kental. Di
samping itu apabila suhunya semakin tinggi, maka kekentalannya
semakin berkurang atau semakin encer.
d. Kekeruhan, kekeruhan disebabkan oleh adanya zat-zat yang
terkandung di dalam air tetapi tidak terlarutkan, misalkan
batulempung, batulanau dan zat-zat organik serta organisme.
e. Temperatur (suhu), temperatur airtanah dipengaruhi oleh
kondisi di sekelilingnya, seperti musim, cuaca siang dan malam,
tempat atau lokasinya, akibat berbagai macam variasi energi matahari
yang diterima oleh permukaan bumi
Persyaratan kimia air
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada
umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama
karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari
pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang
lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat
menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang
sangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat
keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan
dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur
dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat
dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium
disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum
yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang
rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih
kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang,
akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat
menyebabkan rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan
menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi
pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur
yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak
ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung
didalam air adalah 1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung
banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila
dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur
hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna
yang hidup diperairan
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan
kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain
mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan
dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan
tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari
pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari
kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus
cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung
dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine
yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia.
Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun
apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat
menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit,
sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang
penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat
menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai
peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan
dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga
(domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah,
ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ±
70%.
Sumur Bor yang dalam (deep well drilling) memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan penggunaan Filter Air untuk
memproses air baku yang tidak memenuhi syarat air bersih menjadi
air bersih. Penggunaan Filter air memerlukan perawatan dan
pemeliharaan yang cukup merepotkan serta membutuhkan biaya
perawatan yang cukup tinggi. Dengan menggunakan sumur bor
dalam (deep well drilling) masalah tersebut bisa diatasi karena
kecenderungan kondisi tanah yang memiliki kandungan air yang jelek/
tidak memenuhi syarat air bersih tersebut biasanya berkisar di
kedalaman 12 m sampai dengan 40 meter. Khusus untuk dilokasi
yang memiliki kadar Garam yang tinggi, semisal di daerah pesisir
pantai, kedalaman pengeboran bisa mencapai diatas 100 meter untuk
memperoleh air bersih. hanya saja kualitas dari air di kedalam ini
memiliki kontur warna tersendiri dan juga suhu diatas suhu air biasa .
Akan tetapi kualitas air ini layak untuk digunakan sebagai air bersih
untuk mandi, cuci dan kegiatan komersial lainnya. Kebutuhan akan
air bersih per orang tiap harinya diperkirakan sekitar 50 liter per orang
setiap hari.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gen Set
b. Mata Bor
c. Pipa PVC 1”
d. Gergaji
e. Cangkul
f. Sekop
g. Ember
h. Kunci Rantai
i. Kunci Trimo
j. Selang penghantar
k. Selang penghisap
l. Mesin Penghisap
m. Swifelhead
n. APD (Sepatu Boot, Pelindung Kepala, Sarung Tangan)
o. Linggis
p. Pompa Submarsible
q. Selang Plastik
2. Bahan
a. Air
b. Pasir
c. Krikil
d. Lem Pipa
e. Pipa PVC 4 “
E. Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat pemboran dengan sistem jetting.
2. Menyiapkan bahan-bahan pemboran tanah, termasuk menyiapkan
galian tanah (bak air) sebagai tempat sirkulasi air dengan ukuran
sekitar 50 x 50 x 50 cm , kemudian diisi air dengan pompa
submarsible yang dihisap dari kolam ikan hingga galian tanah yang
dibuat penuh air.
3. Merangkai alat pemboran dengan susunan, mata bor, pipa
pemboran, swivel head, selang penghantar air, mesin, pipa
penghisap air, saringan.
4. Pelaksanaan pemboran tanah :
a) Tempatkan slang penghisap air pada bak sirkulasi air.
b) Tempat mata bor yang sudah terangkai pada titik pemboran, gali
sedikit tanah pada titik yang akan dibor dengan menggunakan
linggis kemudian buat parit dari titik pengeboran menuju bak air
dan buat bak penangkap pasir/cating.
c) Hidupkan “on” mesin sehingga terjadi proses penghisapan dan
penyemburan air melalui ujung mata bor.
d) Putar pipa pemboran pelan-pelan menggunakan kunci trimo.
Dengan adanya putaran-putaran, tekanan-tekanan, dan
semburan-semburan maka pipa bor akan turun perlahan-lahan.
e) Sambung pipa pemboran ketika pipa tinggal tersisa ± 0.5 meter
supaya mudah untuk melakukan penyambungan. Pada waktu
penyambungan pipa mesin pompa dimatikan dan swivelhead
dibuka.
f) Lakukan penyambungan hingga mencapai lapisan air tanah yang
ditandai dengan adanya pasir yang keluar.
g) Setelah mendpatakan lapisan air tanah , pengeboran dihentikan,
kemudian lakukan penyemburan terus menerus untuk
mengurangi pasir ( hal ini supaya pengangkatan mata bor lebih
mudah)
h) Lepas swivelhead ,angkat pipa bor dan dilepas satu per satu
dengan menggunakan kunci trimo dan kunci rantai.
i) Menyiapkan pipa PVC 4” untuk dipasang sebagai casing. Gergaji
pipa PVC dengan jarak 5-10 centimeter.
j) Masukkan pipa PVC 4” yang sudah digergaji ke dalam lubang
pengeboran dengan cara memutar searah jarum jam, kemudian
disambung dengan pipa PVC 4” lainnya dengan di lem.
5. Lakukan back wash untuk membersihkan pasir yang ada dalam
cashing.
6. Pada sisi luar dari cashing diberikan pasir dan kerikil kecil.
7. Setelah diperkirakan pasir sudah dikeluarkan semua, pipa
penyemprot lumpur dikeluarkan dan sumur ditutup ditunggu
selama 1 minggu.
8. Akhir pelaksanaan pemboran, alat- alat dilepas dari rangkaian dan
dibersihkan juga ditata seperti semula.
E. Kondisi Lokasi
Tempat pengeboran kelompok kami berada di rumah Bapak
Kepala Desa yang bertempat di Dusun Japanan, Desa Margodadi,
Sleman, Yogyakarta. Di bagian utara dari rumah bapak kades ada
empang yang dibuat untuk membantu proses pengeboran (proses
penghisap), sedangkan di bagian kanan dan kiri ada rumah penduduk
lainnya. Kami melakukan titik pengeboran di samping kanan rumah
bapak kades tepatnya 2 meter di samping lahan rumah. Tanah di
lokasi tergolong tanah yang berpasir sehingga memiliki daya resap
tanah yang baik.
F. Hasil Kerja
Pengeboran sumur yang kami lakukan adalah kedalaman 12
meter, pengeboran diberhentikan karena mata bor sudah mencapai
lapisan air tanah yang berupa pasir dan dari sumur bor sudah
mengeluarkan tanah berwarna hitam. Pengeboran sedalam 12 meter
dilakukan dari pukul 09.00 - 12.30 WIB. Kemudian untuk proses
pengangkatan pipa pemboran dan pemasukan pipa PVC di mulai
pukul 13.00 – 14.30 WIB.
G. Pembahasan
Praktek pengeboran yang kami lakukan pada tanggal 9 Januari
2012 di Dusun Japanan, Desa Margodadi, Sleman, Yogyakarta
dengan system Jetting air yang dikeluarkan belum jernih. Hal ini
dikarenakan air yang digunakan untuk membantu dalam proses
pemboran juga menggunakan air yang tidak jernih (air empang).
Selain itu ada beberapa kendala dari pengeboran kelompok kami
antara lain : yang pertama pengeboran diberhentikan karena gen
setnya mengalami kendala tapi kami dapat mengatasinya dengan
menutup sambungan antara gen set ke selang penghantar dengan
karet ban. Yang kedua bahan bakar dari gen set habis sehingga kami
membutuhkan beberapa waktu untuk membeli bahan bakar terlebih
dahulu. Akhirnya pada pukul 12.30 pun kami sudah mencapai
pengeboran 12 meter sehingga pipa PVC dapat dimasukkan dengan
mengangkat pipa pengeboran terlebih dahulu. Dan tak lupa juga pipa
PVC yang paling bawah sendiri digergaji untuk tempat peresapan air
tanah sekitar agar bisa masuk ke cashing.
Dikarenakan gen set kurang berfungsi dengan baik maka untuk
pembersihan (back wash) mata airnya dilanjutkan ke esokan harinya
pada tanggal 10 Januari 2012. Pembersihan dilakukakan mulai pukul
13.00 – 15.00 WIB. Indikator dari keberhasilan pengeboran yang akan
mengeluarkan air jernih sudah terlihat, yaitu telah keluarnya bebatuan
yang telah pecah hasil dari pemboran dan keluarnya tanah yang
berwarna hitam kehijauan yang artinya sudah menembus air tanah.
Setelah itu dilakukan pengendapan selama seminggu agar partikel-
partikel yang ada didalam tanah tidak ikut keluar pada saat air sumur
dipompa maupun diambil. Sehingga air sumur tersebut dapat
digunakan oleh warga dengan baik.
H. Kesimpulan
Pengeboran sumur yang dilakukan di Dusun Japanan, Desa
Margodadi, Sleman, Yogyakarta berhasil dilakukan oleh kelompok 4
dengan kedalaman 12 meter dan mengeluarkan air yang jernih.
Daftar Pustaka
http://walhi-sumsel.blogspot.com/2008/06/kebutuhan-air-domestik-120-
juta-liter.html
http://waterforgeo.blogspot.com/2011/01/air-tanah.html
http://klastik.wordpress.com/2008/10/23/sifat-sifat-fisik-airtanah/
http://wiretes.wordpress.com/2010/01/14/sifat-kimia-airtanah/
http://uripsantoso.wordpress.com/2010/01/18/kualitas-dan-kuantitas-air-bersih-untuk-pemenuhan-kebutuhan-manusia/
Lampiran- lampiran