Upload
duongthuan
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
PINJAMAN DAN HIBAH
Direktorat Pinjaman dan HibahDirektorat Jenderal Pengelolaan Kementerian Keuangan
EDISI
LAPORAN PENGELOLAAN
PINJAMAN DAN HIBAH
Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan RisikoKementerian Keuangan
MEI 2016
Pembiayaan dan Risiko
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Mei 2016– hal 1
Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tugas
utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan hibah Pemerintah Republik Indonesia.
Pengelolaan pinjaman dan hibah dimaksud antara lain meliputi:
Penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah;
Amandemen atas perjanjian pinjaman dan hibah;
Penutupan masa laku penarikan pinjaman dan hibah;
Pengelolaan Debt Swap.
Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan
Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan Mei 2016.
Klasifikasi Pinjaman dan Hibah
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan
Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah dan PP No. 10 tahun 2011 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman dapat berupa:
Pinjaman Dalam Negeri
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dapat bersumber dari BUMN, Pemerintah Daerah, dan
Perusahaan Daerah.
Pinjaman Luar Negeri
Pinjaman Luar Negeri dapat bersumber dari:
- Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang beranggotakan
beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
- Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk
pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
- Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga keuangan
nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan
usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada
Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin
Kredit Ekspor (LPKE).
- LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi,
pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor
negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan
untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan melakukan
kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Mei 2016– hal 2
PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut:
Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non
keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.
Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga di bawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non
keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha
di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan.
Kilas Kinerja
Selama bulan Mei 2016, aktivitas pengelolaan pinjaman dan hibah meliputi penandatanganan sembilan perjanjian yaitu enam perjanjian pinjaman dan tiga perjanjian hibah.
Selain itu, telah dilakukan amandemen terhadap empat perjanjian yang terdiri dari tiga perjanjian hibah dan satu perjanjian pinjaman.
Pengelolaan Pinjaman dan Hibah
1. Penandatanganan Perjanjian Pinjaman dan Hibah Baru
Perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada bulan Mei 2016 akan digunakan untuk
mendanai tiga kegiatan. Dua kegiatan didanai pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB), yaitu
(i) National Slum Upgrading senilai USD329,770 juta dan (ii) Development of Four Higher
Education Institutions Project senilai total USD176,500 juta. Perjanjian pinjaman dengan IDB
ditandatangani bersamaan dengan Sidang Tahunan ke-41 IDB di Jakarta pada tanggal 19 Mei 2016.
Satu kegiatan didanai pinjaman bilateral bersumber dari Hungarian Exim Bank senilai USD36,44
juta, yakni IKK Water Supply Program and Small Water Treatment Plant for Water Scarcity Areas
(SPAM-IKK).
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Mei 2016– hal 3
Kegiatan National Slum Upgrading bertujuan untuk penataan kampung kumuh di wilayah
perkotaan, bertindak sebagai executing agency adalah Kementerian PU dan Perumahan Rakyat.
Pembiayaan kegiatan NSU senilai USD329,77 juta merupakan bagian dari parallel financing dengan
Word Bank dan Asian Infrastructure Invesment Bank (AIIB). Perjanjian pinjaman dari IDB untuk
kegiatan ini terdiri dari tiga scheme, yaitu (1) Service Ijarah Agreement senilai USD8 juta (2)
Framework/Istisna’a Agreement senilai USD311,76 juta (3) ISFD Loan Agreement senilai USD10
juta.
Kegiatan NSU sebagai lanjutan dari program sebelumnya
Kegiatan Development of Four Higher Education Institutions Project bertujuan untuk
mendukung strategi Pemerintah dalam pengembangan Pendidikan Tinggi (2015-2019). Kegiatan
ini secara khusus akan meningkatkan lingkungan pendidikan, kualitas, relevansi, dan tingkat
persaingan pada empat Institusi Pendidikan Tinggi yaitu: (1) Universitas Jember, (2) Universitas
Malang, (3) Universitas Mulawarman, dan (4) Universitas Sultan Agung Tirtayasa. Pembiayaan
kegiatan senilai USD 176,500 juta terdiri dari dua scheme pinjaman, yaitu (1) Service Ijarah
Agreement senilai USD13.870.000 dan (2) Framework/Istisna’a Agreement senilai
USD162.630.000.
Kegiatan IKK Water Supply Program and Small Water Treatment Plant for Water Scarcity
Areas (SPAM-IKK) bertujuan untuk meningkatkan akses dan mengatasi kelangkaan air bersih serta
jaringan distribusi air kepada masyarakat. Pembiayaan kegiatan senilai USD36,443 juta
dilaksanakan di 34 lokasi yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah. Bertindak sebagai Executing
Agency adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Tiga perjanjian hibah multilateral yang ditandatangani pada bulan Mei 2016 seluruhnya
bersumber dari World Bank. Perjanjian hibah yang pertama adalah untuk kegiatan Replication and
Mainstreaming of REKOMPAK (Community-based Settlement Rehabiltation and Reconstruction)
Project senilai USD1,60 juta. Kegiatan ini merupakan kelanjutan pelaksanaan kegiatan REKOMPAK
(Community-based Setlement Rehabiltation and Reconstruction) dengan tujuan untuk mendukung
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan dan pemukiman pasca bencana melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat. Bertindak sebagai Executing Agency adalah Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Mei 2016– hal 4
Perjanjian hibah yang kedua adalah untuk kegiatan Indonesia Infrastructure Finance
Development senilai USD8,28 juta. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas Kerjasama
antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU/Public Private Partnership/PPP) baik secara
kelembagaan, regulasi, maupun teknis dalam rangka mendukung pengembangan infrastruktur di
Indonesia. Bertindak sebagai Executing Agency adalah Kementerian Keuangan.
Perjanjian hibah yang ketiga adalah untuk membiayai kegiatan Indonesia EITI Post-
Compliance Project (EITI Phase 3) senilai USD440 ribu. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
transparansi dalam kegiatan usaha sektor industri ekstraktif meliputi minyak bumi, gas bumi,
sektor pertambangan dan menjaga status kepatuhan dalam Inisiatif Transparansi Industri
Ekstraktif (EITI). Bertindak sebagai Executing Agency adalah Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.
2. Amandemen Perjanjian Pinjaman dan Hibah
Perjanjian pinjaman yang diamandemen pada bulan Mei 2016 terdiri dari satu perjanjian
pinjaman bilateral dan tiga perjanjian hibah multilateral.
Satu perjanjian pinjaman bilateral yang diamandemen bersumber dari Saudi Fund for
Development (SFD) untuk kegiatan The Construction of Two University Hospitals in Sebelas Maret
University and Andalas University Project di Kementerian Ristek dan Dikti. Amandemen yang
disetujui SFD pada tanggal 27 April 2016 ini ditujukan sebagai pemanfaatan saving loan untuk
pembiayaan pekerjaan tambahan kegiatan pembangunan Universitas Sebelas Maret teaching
hospital. Amandemen ini baru dilaporkan karena dokumen amandemen diterima pada bulan Mei
2016.
Satu perjanjian hibah multilateral yang diamandemen bersumber dari World Bank adalah
hibah untuk pembiayaan kegiatan Generasi Sehat Cerdas senilai USD121,77 juta . Amandemen
yang disepakati pada tanggal 1 April 2016 ini ditujukan untuk (1) Perubahan Nama PNPM Generasi
Sehat dan Cerdas menjadi Generasi Sehat dan Cerdas, (2) Penambahan komitmen hibah sebesar
USD2,400juta untuk pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan (3) Perubahan pada
result framework guna menyesuaikan penambahan komitmen hibah. Amandemen ini baru
dilaporkan karena dokumen amandemen diterima pada bulan Mei 2016. Bertindak sebagai
Executing Agency adalah Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Amandemen dua perjanjian hibah multilateral pada bulan Mei 2016 bersumber dari United
Nations Development Programme (UNDP). Amandemen perjanjian hibah yang pertama adalah
untuk pembiayaan kegiatan Strengthening Innovative Partnership for Development Cooperation
(SIP-DC) disepakati pada tanggal 2 Mei 2016. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung
Pemerintah Indonesia bergerak maju dari paradigma hubungan donor-recipient menjadi kemitraan
untuk pembangunan yang efektif. Tiga amandemen pada perjanjian hibah ini terdiri dari : (1)
Perpanjangan masa proyek sampai dengan 31 Desember 2016 (2) Perubahan atas National Project
Director dari Direktur Kerjasama Pembangunan Internasional Bappenas menjadi Direktur
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Mei 2016– hal 5
Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas dan (3) perubahan nilai hibah dari USD1,470 juta
menjadi USD1,466 juta. Bertindak sebagai Executing Agency dari kegiatan ini adalah Bappenas.
Amandemen perjanjian hibah kedua dari UNDP adalah untuk pembiayaan kegiatan Safer
Communities Through Disaster Risk Reduction in Development (SC-DRR) Phase II disepakati pada
tanggal 24 Mei 2016. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan inisiatif dan intensitas
kemitraan di tingkat lokal dalam rangka menjadikan pengurangan risiko bencana sebagai bagian
normal dari proses pembangunan. Amandemen perjanjian hibah meliputi: (1) Perpanjangan masa
proyek sampai dengan 31 Desember 2016 (2) perubahan nilai hibah dari USD1,88 juta menjadi
USD1,89 juta dengan memperhitungkan pendanaan aktual dari donor dan internal UNDP.
Bertindak sebagai Executing Agency dari kegiatan ini adalah Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.