3
I. LATAR BELAKANG Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan per orangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai salah satu perangkat pemerintahan yang berkecimpung dalam kesehatan, Puskesmas memiliki program P2PM yang bertugas untuk melakukan pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah Scabies. Skabies sering diabaikan karena tidak mengancam jiwa sehingga prioritas penanganannya rendah, namun sebenarnya skabies kronis dan berat dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Skabies menimbulkan ketidaknyamanan karena menimbulkan lesi yang sangat gatal. Akibatnya, penderita sering menggaruk dan mengakibatkan infeksi sekunder terutama oleh bakteri Group A Streptococci (GAS) serta Staphylococcus aureus.Komplikasi akibat infestasi sekunder GAS dan S. aureus sering terdapat pada anak-anak di negara berkembang. II. PERMASALAHAN Permasalahan yang ada berupa orang tua pasien dan anggota keluarga kurang mengertiapa itu scabies dan bagaimana penularannya serta pencegahannya. Dilakukan kunjungan rumah pada salah satu pasien diwilayah kerja puskesmas kalisari pada tanggal 24 febuari 2015 III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Laporan Penyuluhan Scabies Baru

  • Upload
    anzzun

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

test

Citation preview

Page 1: Laporan Penyuluhan Scabies Baru

I. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan upaya kesehatan per orangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang

ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Sebagai salah satu perangkat pemerintahan yang berkecimpung dalam kesehatan, Puskesmas

memiliki program P2PM yang bertugas untuk melakukan pemberantasan penyakit menular,

salah satunya adalah Scabies.

Skabies sering diabaikan karena tidak mengancam jiwa sehingga prioritas penanganannya rendah,

namun sebenarnya skabies kronis dan berat dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Skabies

menimbulkan ketidaknyamanan karena menimbulkan lesi yang sangat gatal. Akibatnya, penderita sering

menggaruk dan mengakibatkan infeksi sekunder terutama oleh bakteri Group A Streptococci (GAS) serta

Staphylococcus aureus.Komplikasi akibat infestasi sekunder GAS dan S. aureus sering terdapat pada anak-

anak di negara berkembang.

II. PERMASALAHAN

Permasalahan yang ada berupa orang tua pasien dan anggota keluarga kurang

mengertiapa itu scabies dan bagaimana penularannya serta pencegahannya.

Dilakukan kunjungan rumah pada salah satu pasien diwilayah kerja puskesmas kalisari

pada tanggal 24 febuari 2015

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Metode penyuluhan secara langsung kepada orang tua dan anggota keluarga yang

lain yang berhubungan langsung dengan pasien dipilih sebagai intervensi yang akan

paling efektif. Hal ini dimaksudkan agar mereka mengetahui apa saja penyebab, gejala,

pengelolaan dari scabies dan pencegahannya.

Intervensi dilakukan dengan cara melakukan Home Visit (Kunjungan Rumah) dan

melakukan wawancara secara langsung kepada orang tua pasien. Kemudian dilakukan

suatu edukasi kepada orang tua pasien dan anggota keluarga mengenai scabies,

bahwasanya:

1. Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensititsasi

Sarcoptes scabiei variety. Hominis. Sarcoptes scabiei adalah kutu atau tungau

kecilberwarna transparant.

Page 2: Laporan Penyuluhan Scabies Baru

2. Penyebab dari scabies antara lain penularan melalui kontak langsung melalui kulit,

melalui alas tempat tidur, pemakaian handuk dan pakaian bersama, serta pemakaian sabun

bersama dll.

3. Scabies memperlihatkan gejala berupa terutama gatal dimalam hari, tonjolan kulit

( lesi ) warna keabu – abuan beberapa mm. Kadang disertai nanah karena infeksi akibat

garukan.

4. Perawatan pada anak dan dewasa cuci baju dan alas tidur semua dengan air panas,

menjemur kasur atau tempat tidur dibawah sinar matahari lebih dari 6 jam, obati semua

naggota keluarga, mandi dengan sabun yang mengandung sulfur.

5. Pencegahan Individu yang dekat dengan pasien harus menjalani pengobatan antiskabies

secara serentak. Untuk mencegah penularan kembali, tempat tinggal atau rumah harus

dibersihkan.

IV. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan balik kepada orang tua setelah

dokter menjelaskan tentang scabies, pengelolaan, komplikasi dan pencegahan dari scabies guna

mengetahui seberapa besar orang tua dapat menerima informasi yang telah diberikan. hasilnya

pasien dan orang tuanya memberikan respon yang baik. Hal ini menandakan bahwa orang tua

pasien telah menerima dan memahami informasi yang teklah disampaikan oleh dokter.