7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar Teori Perkolasi berasal dari bahasa latin ‘per’ yang artinya melalui dan colareyang artinya merembes. Secara umum dapat dinyatakan sebagai proses dimana obat yang sudah halus diekstraksi dalam pelarut yang cocok dengan cara melewatkan perlahan-lahan melalui obat dalam suatu kolom. Perkolasi dilakukan dalam wadah silindris atau kerucut (perkolator), yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan ekstraksi yang dimasukkan secara kontinu dari atas mengalir lambat melintasi jamu yang umumnya berupa serbuk kasar. Hasil ekstraksi berupa bahan aktif yang tinggi, ekstraksi yang kaya ekstrak. Dengan demikian keuntungan perkolasi adalah pemanfaatan jamu secara optimal serta memerlukan waktu yang singkat (Ansel, 1989; Voight, 1994). Bentuk percolator ada 3 macam yaitu percolator berbentuk tabung, percolator berbentuk paruh, dan percolator berbentuk corong. Pemilihan percolator tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan di sari. Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena: a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi. b. Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk salutran tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan kosentrasi. Ukuran perkolator yang digunakan harus dipilih sesuai dengan jumlah bahan yang disari. Jumlah bahan yang disari tidak lebih dari 2/3 tinggi

Laporan Perkolasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perkolasi

Citation preview

Page 1: Laporan Perkolasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Perkolasi berasal dari bahasa latin ‘per’ yang artinya melalui dan

‘colare’ yang artinya merembes. Secara umum dapat dinyatakan sebagai

proses dimana obat yang sudah halus diekstraksi dalam pelarut yang cocok

dengan cara melewatkan perlahan-lahan melalui obat dalam suatu kolom.

Perkolasi dilakukan dalam wadah silindris atau kerucut (perkolator), yang

memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan ekstraksi yang

dimasukkan secara kontinu dari atas mengalir lambat melintasi jamu yang

umumnya berupa serbuk kasar. Hasil ekstraksi berupa bahan aktif yang

tinggi, ekstraksi yang kaya ekstrak. Dengan demikian keuntungan perkolasi

adalah pemanfaatan jamu secara optimal serta memerlukan waktu yang

singkat (Ansel, 1989; Voight, 1994).

Bentuk percolator ada 3 macam yaitu percolator berbentuk tabung,

percolator berbentuk paruh, dan percolator berbentuk corong. Pemilihan

percolator tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan di sari.

Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:

a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan

yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah,

sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.

b. Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk salutran

tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler

tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan

batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan kosentrasi.

Ukuran perkolator yang digunakan harus dipilih sesuai dengan jumlah

bahan yang disari. Jumlah bahan yang disari tidak lebih dari 2/3 tinggi

Page 2: Laporan Perkolasi

perkolator. Perkolator dibuat dari gelas, baja tahan karat atau bahan lain

yang tidak saling mempengaruhi dengan obat atau cairan penyari.

Perkolator dilengkapi dengan tutup dari karet atau bahan lain, yang

berfungsi untuk mencegah penguapan. Tutup karet dilengkapi dengan

lubang bertutup yang dapat dibuka atau ditutup dengan menggesernya. Pada

beberapa perkolator sering dilengkapi dengan botol yang berisi cairan

penyari yang dihubungkan ke perkolator melalui pipa yang dilengkapi

dengan keran. Aliran perkolator diatur oleh keran. Pada bagian bawah, pada

leher perkolator tepat di atas keran diberi kapas yang di atur di atas sarangan

yang dibuat dari porselin atau di atas gabus bertoreh yang telah dibalut

kertas tapis.

Keuntungan perkolasi adalah tidak memerlukan langkah tambahan

yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah

kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan

metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi

sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.

II.2 Uraian Tanaman

A. Klasifikasi Tanaman (Dalimartha, 2006) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Urticales

Famili : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Arthocarpus integra

B. Morfologi

Pohon Arthocarpus integra memiliki tinggi 10-15 m. Batangnya

tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun Arthocarpus

integra tunggal, berseling, lonjong, memiliki tulang daun yang menyirip,

Page 3: Laporan Perkolasi

daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-5

cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga

nangka merupakan bunga majemuk yang berbentuk bulir, berada di

ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah

dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di

antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika

masak, oval, dan berbiji coklat muda (Heyne, 1987).

II.3 Uraian Bahan

1. Alkohol (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995)

Nama Resmi : Aethanolum

Nama Lain : Etanol, alcohol

RM / BM : C2H6O / 46,07

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,

mudah terbakar dengan memberikan nyala biru

yang tidak berasap

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform

P dan dalam eter P

Khasiat : Sebagai desinfektan dan sebagai zat tambahan

Kegunaan : Sebagai pelarut dan juga sebagai larutan

mensterilisasikan alat-alat dan antiseptikum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, t erlindung dari

cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api

Page 4: Laporan Perkolasi

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Gelas ukur Neraca Ohaus

Sendok tanduk

Wadah Kaca

Wadah Stainless

Selang infus

Bejana silinder

Page 5: Laporan Perkolasi

III.1.2 Bahan

III.2 Cara Kerja

Alkohol 70 %

Lakban hitam Sekat berpori

Daun nangka

(Arthocarpus integra)

Ditimbang 40 g daun nangka

(Arthocarpus integra)

Dimasukkan sekat berpori

ke dalam bejana silinder

Tissue

Page 6: Laporan Perkolasi

Dimasukkan sampel ke

dalam bejana silinder

Diukur cairan penyari

sebanyak 400 mL

Dimasukkan cairan

penyari ke dalam

bejana silinder

Ditutup bejana silinder

menggunakan lakban

hitam

Page 7: Laporan Perkolasi

BAB V

PENUTUP