10
HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan dengan judul “ Pemberian Obat pada Hewan Uji “ yang disusun oleh : nama : Calvaris NIM : 1214141020 kelas/kelompok : B/I Telah diperiksa dengan seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima. Makassar, desember 2013 Koordinator Asisten, Akhmad Fakih Dzulkarnain Asisten Pendamping, Irwandi Rahmat NIM: Mengetahui Dosen Penanggung Jawab, Drs. H. Adnan, M.S NIP.19650201 198803 1

Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemberian obat pada mencit

Citation preview

Page 1: Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan dengan judul “ Pemberian Obat pada Hewan Uji “ yang disusun oleh :

nama : CalvarisNIM : 1214141020kelas/kelompok : B/ITelah diperiksa dengan seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka

dinyatakan diterima.

Makassar, desember 2013

Koordinator Asisten,

Akhmad Fakih Dzulkarnain NIM: 101404003

Asisten Pendamping,

Irwandi Rahmat NIM: 1114040032

MengetahuiDosen Penanggung Jawab,

Drs. H. Adnan, M.S NIP.19650201 198803 1 003

Page 2: Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

A. DASAR TEORIMus musculus adalah tikus rumah biasa termasuk ke dalam ordo rodentia dan family

muridae. Mencit dewasa biasanya memiliki berat antara 25-40 gram dan mempunyai berbagai macam warna. Mayoritas mencit laboratorium adalah strain albino yang mempunyai bulu putih dan merah muda. Mencit merupakan hewan yang tidak mempunyai kelenjar keringat, jantung terdiri atas empat ruang dengan dinding atrium yang tipis dan dinding ventrikel yang tebal (Adnan, 2013).

Penggunaan hewan percobaan dalam penelitian ilmiah di bidang kedokteran atau biomedis telah berjalan puluhan tahun yang lalu. Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain persyaratan genetis atau keturunan dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya, disamping factor ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya pada manusia. (Tjay,T.H dan Rahardja,K, 2007).

Rute pemberian obat ( Routes of Administration ) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan biokimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah suplai darah yang berbeda; enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang terdapat di lingkungan tersebut berbeda. Hal-hal ini menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian obat (Katzug, B.G, 1989).

Pemilihan rute pemberian obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obat serta kondisi pasien. Bentuk sediaan obat yang diberikan akan mempengaruhikecepatan dan efek terapi obat. Bentuk sediaan obat dapat memberikan efek local maupun sistemik. Efek sistemik diperoleh jika obat beredar ke seluruhtubuh melalui peredaran darah, sedangkan efek lokal adalah efek obat yang bekerja setempat (Anief, 1990).Efek sistemik dapat diperoleh dengan cara:

a. Oral melalui saluran gastrointestinal atau rectalb. Parenteral dengan cara intravena, intra muskuler dan subkutanc. Inhalasi langsung ke dalam paru-paru.

Efek lokal dapat diperoleh dengan cara: a. Intraokular, intranasal, aural, dengan jalan diteteskan ada mata, hidung, telingab. Intrarespiratoral, berupa gas masuk paru-paruc. Rektal, uretral dan vaginal, dengan jalan dimasukkan ke dalam dubur, saluran

kencing dan kemaluan wanita, obat meleleh atau larut pada keringat badan atau larut dalam cairan badan

Rute penggunaan obat dapat dengan cara:a. Melalui rute oralb. Melalui rute parenteralc. Melalui rute inhalasid. Melalui rute membran mukosa seperti mata, hidung, telinga, vagina dan sebagainyae. Melalui rute kulit (Anief, 1990).Bentuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya obat yang

diabsorpsi, dengan demikian akan mempengaruhi pula kegunaan dan efek terapi obat. Bentuk sediaan obat dapat memberi efek obat secara lokal atau sistemik. Efek sistemik diperoleh jika obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, sedang efek lokal adalah efek obat yang bekerja setempat misalnya salep (Anief, 1990).

Cara pemberian obat melalui oral (mulut), sublingual (bawah lidah), rektal (dubur) dan parenteral tertentu, seperti melalui intradermal, intramuskular, subkutan, dan intraperitonial, melibatkan proses penyerapan obat yang berbeda-beda. Pemberian secara parenteral yang lain, seperti melalui intravena, intra-arteri, intraspinal dan intraseberal, tidak melibatkan proses penyerapan, obat langsung masuk ke peredaran darah dan kemudian menuju sisi reseptor (receptor site) cara pemberian yang lain adalah inhalasi

Page 3: Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

melalui hidung dan secara setempat melalui kulit atau mata. Proses penyerapan dasar penting dalam menentukan aktifitas farmakologis obat. Kegagalan atau kehilangan obat selama proses penyerapan akan memperngaruhi aktifitas obat dan menyebabkan kegagalan pengobatan. ( Siswandono dan Soekardjo, B, 1995).

Cara memegang hewan serta cara penentuan jenis kelaminnya perlu pula diketahui. Cara memegang hewan dari masing-masing jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya akan dapat menyebabkan kecelakaan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan (ini akan menyulitkan dalam melakukan penyuntikan atau pengambilan darah, misalnya) dan juga bagi orang yang memegangnya. (Katzug, B.G, 1989).

B. TUJUAN PRAKTIKUMMahasiswa dapat mengetahui cara pemberian obat pada hewan percobaan (mencit)

dengan baik dan benar dengan cara intra muscular, intra peritoneal, subkutan dan per oral.

C. PROSEDUR KERJA1. Cara memegang hewan percobaan sehingga siap diberi sediaan uji

a. Mengangkat ujung ekor mencit dengan tangan kanan.b. Meletakkan mencit pada suatu tempat yang permukaannya tidak licin sehingga

bila ditarik mencit akan mencengkram.c. Menjepit kulit pada bagian tengkuk mencit dengan telunjuk dan ibu jari tangan

kiri sedangkan ekornya tetap dipegang dengan tangan kanan.d. Membalikkan tubuh mencit sehingga permukaan perut mencit menghadap ke

kita.e. Menjepit ekor mencit diantara jari manis dan kelingking tangan kiri.

2. Cara memberikan obat pada hewan percobaanOrala. Memegang mencit dengan benar.b. Memasukkan obat dengan alat suntik yang dilengkapi sonde oral dengan cara

menempelkan sonde oral pada langit-langit mulut atas kemudian memasukkan cairan secara perlahan-lahan.

Subkutana. Mencubit daerah tengkuk mencit di antara jempol dan telunjuk.b. Membersihkan area kulit yang akan disuntik dan jarum suntik yang akan

digunakan dengan alkohol 70%.c. Memasukkan obat dengan alat suntik 1 ml secara paralel dari arah depan

menenbus kulit dengan cepat untuk mendari pendarahan yang terjadi karena pergerakan kepala mencit.

Intra musculara. Memegang mencit dengan benar kemudian posisi mencit dibuat menyamping

agar area kulit yang akan disuntik menghadap ke kita.c. Membersihkan area kulit yang akan disuntik dan jarum suntik yang akan

digunakan dengan alkohol 70%.d. Memasukkan obat dengan alat suntik dari arah sebelah luar paha mencit (paha

posterior) dengan hati-hati.Intra peritoneala. Memegang mencit dengan benar dengan posisi kepala lebih rendah dari

abdomen.b. Menbersihkan area kulit dan jarum suntik dengan alkohol 70%.

Page 4: Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

c. Memasukkan obat dengan alat suntik dari arah sebelah dalam paha mencit dengan sudut sekitar 10o dari abdomen pada daerah yang sedikit menepi dari garis tengah agar jarum suntik tidak terkena kantung kemih dan tidak terlalu tinggi supaya tidak terkena penyuntikan pada hati.

D. HASIL PENGAMATAN

1. Pemberian obat secara oral

2. Pemberian obat secara subkutan

Page 5: Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

3. Pemberian obat secara intra muscular

4. Pemberian obat secara intra peritoneal

Page 6: Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

E. PEMBAHASAN1. Cara memegang hewan percobaan sehingga siap diberi sediaan uji

Mencit diambil dari kandang dengan memegang ekornya kemudian diletakkan pada rem kawat yang digunakan sebagai penutup kandangnya. Mencit ditenangkan dengan cara mengelus-elus bagian kepalanya. Salah satu tangan mengelus-elus kepala mencit sementara tangan satunya tetap memegang ekor mencit agar tidak lepas. Setelah terlihat tenang, bagian kulit tengkuk mencit dicubit dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol kemudian diangkat dan dibuat menengadah ke atas menghadap kearah kita. Ekor mencit dijepit dintara jari manis dan kelingking pada tangan yang sama.

2. Cara memberikan obat pada hewan percobaanOral

Pemberian obat secara oral ini dilakukan dengan mennggunakan jarum suntik yang memiliki jarum tumpul (sonde oral). Setelah memegang mencit dengan benar, mencit dibuat menengadah ke atas agar mulutnya terbuka, kemudian mulai memasukkan obat melalui mulut mencit dari arah langit-langitnya. Pada praktikum ini cairan yang digunakan sebagai pengganti obat adalah aquades

SubkutanPemberian obat yang dalam hal ini aquades secara subkutan dilakukan dengan

menyuntik pada daerah bagian bawah kulit tengkuk mencit. Kulit didaerah tengkuk dijepit dengan menggunakan jempol dan telunjuk kemudian membersihkan daerah yang akan disuntik dengan alkohol begiitu pula dengan jarum suntiknya agar steril. Jarum suntik dimasukkan menembus kulit tengkuk tersebut, proses penyuntikan harus dilakukan dengan cepat agar tidak terjadi pendarahan.

Intra muscularPemberian obat secara intra muscular dilakukan dengan menyuntik bagian luar

dari paha mencit. Sebelum melakukan penyuntikan, bagian yang akan disuntik diolesi dengan alkohol, begitu pada jarum suntik yang akan digunakan. Posisi mencit dibuat menyamping agar bagian yang akan disuntik menghadap ke kita, penyuntikan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi pendarahan.

Intra peritonealPemberian obat secara intra peritoneal dilakukan dengan menyuntikkan cairan

pada bagian dalam paha mencit. Sama seperti pada penyuntikan secara intra muscular dan subkutan, bagian yang akan disuntik dan jarum suntiknya diolesi dengan alkohol. Mencit dibuat menengadah ke atas dengan posisi kepala lebih rendah dari abdomen. Penyuntikan cairan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi pendarahan.

F. KESIMPULAN1. Pemberian obat pada hewan uji (mencit) dapat dilakukan melalui mulut (oral),

subkutan, intra muscular dan intra peritoneal.2. Agar tidak mengalami stress, mencit ditenangkan terlebih dahulu sebelum melakukan

pemberian obat.

Page 7: Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

G. SARANDalam melakukan praktikum pemberian obat pada hewan uji, sebaiknya mencit di

pegang secara benar agar proses pemberian dapat berlangsung dengan baik mengingat bahwa mencit adalah hewan yang mudah mengalami stress.

Page 8: Laporan Perwan Pemberian Obat Pada Hewan Uji

DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan A. Mu’nisa. 2013. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anief, Moh. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. D.I Yogayakarta : Gadjah Mada University Press.

Katzung, Bertram G. 1989. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba Medika.Siswandono dan Soekardjo, B. 1995. Kimia Medisinal. Surabaya : Airlangga Press.Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta : PT Gramedia.