Upload
rokhimatul-ulya
View
475
Download
112
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan PKL di Dinas Pasar Kota Semarang
Citation preview
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI BIDANG PKL (PEDAGANG KAKI LIMA) DINAS PASAR
KOTA SEMARANG
PENGARUH PROGRAM PEMBINAAN PKL TERHADAP PENDAPATAN
RETRIBUSI PKL DINAS PASAR KOTA SEMARANG
TAHUN 2015
Disusun Oleh:
Nama : Rokhimatul Ulya
NIM : 7211412043
Jurusan/Prodi : Akuntansi S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015
ii
iii
ABSTRAK
Rokhimatul Ulya
Pengaruh Program Pembinaan PKL Terhadap Pendapatan Retribusi PKL
Dinas Pasar Kota Semarang Tahun 2015
Dinas Pasar Kota Semarang
Strata 1 (S1) Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
Tahun 2015
PKL (Pedagang Kaki Lima) merupakan pelaku usaha yang seringkali
menimbulkan permasalahan sosial karena dalam usaha perdagangannya PKL
menggunakan fasilitas umum sehingga perlu diadakan program pembinaan PKL.
Dinas Pasar Kota Semarang sebagai pelaksana urusan pemerintahan daerah di
bidang Pengelolaan Pasar Tradisional dan PKL (Pedagang Kaki Lima) memiliki
wewenang untuk mengelola PKL (Pedagang Kaki Lima) sehingga penulis
bertujuan untuk menganalisis apakah belanja yang dikeluarkan untuk program
pembinaan PKL memiliki pengaruh terhadap pendapatan retribusi PKL. Manfaat
dari laporan adalah untuk menambah ilmu tentang pengaruh program pembinaan
PKL terhadap pendapatan retribusi PKL Dinas Pasar Kota Semarang tahun 2015.
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam laporan ini dengan
metode interview, metode observasi dan metode studi pustaka. Metode interview
dilakukan dengan wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait, metode
observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung objek yang ditugaskan
kepada penulis di lapangan dan studi pustaka dengan membaca referensi-referensi
terkait melalui buku panduan dan internet.
Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan penulis yaitu mengamati alur
retribusi yang dipungut kepada PKL dan Updating data PKL tahun 2015. Dalam
laporan ini berisi tentang pengaruh program pembinaan PKL terhadap pendapatan
retribusi PKL Dinas Pasar Kota Semarang tahun 2015.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji regresi diketahui bahwa
bahwa program pembinaan PKL tidak berpengaruh terhadap pendapatan retribusi
PKL. Hal ini disebabkan karena tidak tercapainya target pendapatan retribusi PKL
pada tahun 2015, terbatasnya data yang dikumpulkan oleh peneliti, dan adanya
faktor perilaku yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pemungutan retribusi
PKL sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat memperpanjang waktu
penelitian yaitu minimal 5 tahun dan dapat menggunakan variabel perilaku.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,
yang telah memberikan rahmat berupa kesehatan dan kesempatan sehingga
penyusunan laporan praktik kerja lapangan (PKL) yang berjudul Pengaruh
Program Pembinaan PKL Terhadap Pendapatan Retribusi PKL Dinas Pasar Kota
Semarang Tahun 2015 ini dapat terselesaikan dengan lancar. Laporan PKL ini
disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program Studi S1
(Strata-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Dalam
menyusun laporan PKL ini penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak yaitu:
1. Bapak Dr. Wahyono, M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang
2. Bapak Drs. Fachrurrozie, M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Program
Strata I (SI) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri semarang
3. Bapak Drs. Asrori, M.S. selaku dosen pembimbing.
4. Bapak Trijoto Sardjoko, S.H., M.M. selaku kepala Dinas Pasar Kota
Semarang.
5. Bapak Eko Hanggono, S.H. selaku pembimbing lapangan dari Dinas Pasar
Kota Semarang.
6. Bapak Moch. Agus RG, S.T., M.T. selaku Ketua Bidang PKL Dinas Pasar
Kota Semarang.
7. Bapak/Ibu pegawai Dinas Pasar Kota Semarang, khususnya Bidang PKL.
v
8. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu di Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
9. Teman-teman mahasiswa Akuntansi angkatan 2012 yang selalu kompak dan
saling mendukung, semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan.Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.Semoga
laporan PKL ini bermanfaat.
Semarang, Desember 2015
Rokhimatul Ulya
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..................................................................................... i
Halaman Pengesahan ........................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat PKL ......................................................... 3
1.4 Tempat Pelaksanaan PKL ........................................................ 4
1.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 4
1.6 Metode Analisis ........................................................................ 5
BAB 2 PAPARAN LAPORAN
2.1 Pekerjaan/Kegiatan ................................................................ 6
2.1.1 Pekerjaan Secara Umum ............................................ 6
vii
2.1.1.1 Gambaran Umum Dinas Pasar KotaSemarang .... 6
2.1.1.2 Visi dan Misi Dinas Pasar Kota Semarang .......... 7
2.1.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pasar Kota Semarang . 8
2.1.1.4 Bidang PKL Dinas Pasar Kota Semarang ............ 8
2.1.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang PKL ................. 9
2.1.2 Pekerjaan Secara Spesifik .......................................... 11
2.1.2.1 Proses Induksi ...................................................... 11
2.1.2.2 Tugas-tugas Selama PKL ..................................... 12
2.2 Analisis Hasil Pekerjaan ........................................................ 22
2.2.1 Pengaruh Program Pembinaan PKL Terhadap Pen-
dapatan Retribusi PKLDinas Pasar Kota Semaran
Tahun 2015 ................................................................ 22
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan ................................................................................ 29
3.2 Saran ....................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 31
LAMPIRAN ...................................................................................... 32
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rekapitulasi Data PKL Per Desember 2015 ......................... 22
Tabel 2 Pendapatan Retibusi Sewa Lahan dan Kebersihan PKL
Tahun 2015 ........................................................................... 23
Tabel 3 Belanja Program Pembinaan PKL Tahun 2015 .................... 25
Tabel 4 Hasil Uji Regresi ................................................................... 26
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Dinas Pasar Kota Semarang .................. 32
Lampiran 2 Format Karcis Retribusi Sewa Lahan PKL ........................... 33
Lampiran 3 Daftar Hadir dan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ............. 34
Lampiran 4 Surat Izin ............................................................................... 36
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan formal yang ada mengakibatkan
meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Hal ini menyebabkan
sebagian besar masyarakat kemudian berkerja atau menekuni usaha pada
sektor informal seperti menjadi PKL (Pedagang Kaki Lima). Menurut
Syamsu Hilal (2013), timbulnya PKL (Pedagang Kaki Lima) sebagai akibat
tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi rakyat kecil yang tidak memiliki
kemampuan berproduksi maupun akibat dari kebijakan ekonomi liberal yang
lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi makro dan mengabaikan
ekonomi mikro. Saat ini PKL (Pedagang Kaki Lima) banyak dijumpai di
kota-kota besar seperti halnya Kota Semarang karena sebagai kota
metropolitan yang di dukung oleh daerah Hinterland-nya, Kota Semarang
menjadi magnet usaha bagi masyarakat.
Pada umumnya aktivitas PKL (Pedagang Kaki Lima) menempati badan-
badan jalan dan trotoar di Kota Semarang sehingga tidak menyisakan ruang
yang cukup untuk pejalan kaki. Kondisi seperti ini kini menjadi perhatian
publik karena aktivitas PKL (Pedagang Kaki Lima) tersebut menimbulkan
berbagai permasalahan seperti menganggu pejalan kaki, menciptakan
masalah kemacetan, menciptakan lingkungan yang kotor, dan merusak
estetika Kota Semarang. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa
2
keberadaan PKL (Pedagang Kaki Lima) sangat memerlukan adanya
pembinaan atau penataan.
Dinas Pasar Kota Semarang sebagai pelaksana urusan pemerintahan
daerah di bidang Pengelolaan Pasar Tradisional dan PKL (Pedagang Kaki
Lima), salah satunya memiliki wewenang untuk mengelola atau melakukan
pembinaan terhadap PKL (Pedagang Kaki Lima). Pembinaan terhadap PKL
(Pedagang Kaki Lima) yaitu meliputi pemungutan retribusi, perijinan,
penataan tempat usaha, keamanan dan ketertiban PKL serta pelayanan
penggunaan fasilitas lainnya seperti pembangunan dan pemeliharaan shelter
PKL.
Berdasarkan wewenang tersebut, maka penulis merasa perlu
menganalisis apakah belanja yang dikeluarkan untuk program pembinaan
PKL memiliki pengaruh terhadap pendapatan retribusi PKL yang diterima
oleh Dinas Pasar Kota Semarang khususnya di tahun 2015. Hal ini
dikarenakan setelah penulis melakukan observasi, program pembinaan
tersebut dinilai penting dalam kaitannya dengan hasil pemungutan retribusi
sebagai penopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Semarang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah apakah program
pembinaan PKL memiliki pengaruh terhadap pendapatan retribusi PKL
Dinas Pasar Kota Semarang Tahun 2015?
3
1.3. Tujuan dan Manfaat PKL
1.3.1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan
laporan Praktik Kerja ini adalah untuk mengetahui pengaruh program
pembinaan PKL terhadap pendapatan retribusi PKL Dinas Pasar Kota
Semarang Tahun 2015.
1.3.2. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa:
1. Mahasiswa memperoleh tambahan ilmu mengenai pengaruh program
pembinaan PKL terhadap pendapatan retribusi PKL Dinas Pasar
Kota Semarang 2015.
2. Mahasiswa mengetahui realita keahlian yang dibutuhkan dalam
dunia kerja.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan keahliannya pada pekerjaan yang
diberikan oleh instansi terkait.
4. Mahasiswa dapat mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam
lingkungan realita kerja.
2. Bagi Fakultas:
1. Untuk mengevaluasi dalam menyusun kurikulum kegiatan belajar
mengajarnya, agar sejalan dengan bidang ilmu yang dibutuhkan di
lapangan.
2. Sebagai kerjasama untuk menyalurkan lulusan-lulusan Fakultas
Ekonomi ke dunia kerja, khususnya instansi pemerintahan.
4
3. Bagi Instansi:
1. Terjalin kerjasama yang saling menguntungkan antara instansi
mitra dengan Program Studi Akuntansi, Universitas Negeri
Semarang, memperoleh masukan dari lembaga pendidikan agar
terjadi persamaan persepsi antara kesederhanaan teori dan
praktik.
2. Dapat berpartisipasi dalam pengembangan profesionalisme dan
mutu pendidikan.
1.4. Tempat Pelaksanaan PKL
1. Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Bidang PKL
(Pedagang Kaki Lima) Dinas Pasar Kota Semarang yang beralamat di
Jalan Dr. Cipto No. 115 Kota Semarang, Jawa Tengah.
2. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Tanggal : 26 Oktober 18 Desember 2015
Hari : Senin Jumat
Jam Kerja : 07.00 WIB 14.00 WIB
1.5 Metode Pengumpulan Data
Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan laporan Praktik
Kerja Lapangan ini adalah :
5
a. Metode interview
Penulis melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang
bersangkutan yaitu Bidang PKL Dinas Pasar Kota Semarang.
b. Metode Observasi
Penulis mengamati secara langsung obyek penelitian dalam hal ini
adalah Dinas Pasar Kota Semarang.
c. Metode studi pustaka
Penulis mencari data-data melalui buku-buku atau website yang ada.
d. Pengumpulan data sekunder
Penulis menelaah data dan dokumen yang ada di Dinas Pasar Kota
Semarang, khususnya Bidang PKL.
1.6 Metode Analisis
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara
membandingan realisasi dengan anggaran pendapatan retribusi PKL tahun 2015.
Selain itu, untuk uji pengaruh peneliti menggunakan regresi linear sederhana dengan
bantuan perangkat lunak SPSS versi 21. Regresi linear sederhana digunakan karena
peneliti hanya menggunakan satu variabel dependen (pendapatan retribusi PKL) dan
satu variabel independen (program pembinaan PKL).
6
BAB 2
PAPARAN LAPORAN
2.1 Pekerjaan/Kegiatan
2.1.1 Pekerjaan Secara Umum
2.1.1.1 Gambaran Umum Dinas Pasar Kota Semarang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang serta Peraturan
Walikota Semarang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan
Fungsi Dinas Pasar Kota Semarang, menyebutkan bahwa Dinas Pasar
merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah.
Sebagai salah satu unsur pelaksana otonomi daerah, Dinas Pasar memiliki
peranan strategis dalam menjadikan pasar sebagai infrastruktur ekonomi kota
serta menyediakan sarana usaha yang layak dan nyaman bagi masyarakat Kota
Semarang. Pengelolaan pasar yang menjadi kewenangan Dinas Pasar Kota
Semarang adalah dalam hal pelayanan, yang meliputi pemungutan retribusi,
perijinan, penataan tempat usaha, keamanan dan ketertiban pasar dan PKL, serta
pelayanan penggunaan fasilitas perpasaran lainnya.
Dinas Pasar Kota Semarang mengelola sebanyak 47 pasar tradisional dan 3
pasar hasil pembangunan yang dilaksanakan oleh Pihak III serta PKL yang
tersebar di 16 wilayah kecamatan. Pasar maupun PKL tersebut berada pada
7
lokasi strategis yang terbagi menjadi 3 klasifikasi yaitu Pasar Kota, Wilayah,
Lingkungan.
2.1.1.2 Visi dan Misi Dinas Pasar Kota Semarang
a. Visi
Visi Dinas Pasar Kota Seamarang adalah Terwujudnya pasar yang Aman,
Nyaman, Tertib, Bersih, dan Sehat.
b. Misi
Guna melaksanakan visi tersebut di atas, ditetapkan Misi Dinas Pasar Kota
Semarang sebagai berikut:
1. Mewujudkan kondisi pasar/PKL yang Aman, Nyaman, Tertib, Bersih,
dan Tertata.
2. Mewujudkan manajemen pasar/PKL yang baik.
3. Mewujudkan pertumbuhan perpasaran/PKL yang efisien, produktif, dan
merata.
4. Mewujudkan pengelolaan petugas yang baik dan berkualitas.
5. Mewujudkan pedagang pasar/PKL berperan aktif dalam pengelolaan
pasar/PKL.
6. Mewujudkan peningkatan pendapatan sebagai penopang PAD dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dalam rangka
pencapaian tingkat BEP (minimal mendekati titik nol).
8
2.1.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pasar Kota Semarang
Organisasi merupakan suatu sistem yang menghubungkan sumber-sumber
daya sehingga memungkinkan pencapaian tujuan atau sasaran tertentu. Oleh
karena itu, organisasi memiliki peran yang penting dalam suatu instansi
pemerintah maupun swasta. Dengan adanya organisasi, maka tujuan yang telah
ditetapkan suatu instansi dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selain itu,
struktur organisasi bertujuan untuk memberikan kepastian dalam garis
wewenang, koordinasi dan pengawasan supaya gap dapat dicegah, dan agar
perencanaan anggaran menjadi lebih baik. Bagan Struktur Organisasi Dinas
Pasar Kota Semarang terdapat di lampiran 1.
2.1.1.4 Bidang PKL (Pedagang Kaki Lima) Dinas Pasar Kota Semarang
Bidang PKL merupakan salah satu bagian yang dinaungi Dinas Pasar Kota
Semarang. Penulis ditempatkan pada bidang PKL Dinas Pasar Kota Semarang.
Pada Bidang ini terdapat tiga seksi, yaitu Seksi Pengaturan dan Pengendalian,
Seksi Perizinan, Bimbingan, dan Penyuluhan, Seksi Operasional dan Sarana
Prasarana PKL. Bidang PKL dipimpin oleh seorang kepala bidang. Sedangkan
Seksi Pengaturan dan Pengendalian, Seksi Perizinan, Bimbingan, dan
Penyuluhan, Seksi Operasional dan Sarana Prasarana PKL masing-masing
dipimpin oleh Kepala Seksi dan dibantu oleh beberapa staff pegawai.
Kepala Bidang PKL : Moch. Agus RG, S.T., M.T
Kasi Pengaturan dan Pengendalian : F. Totok Kuncahyanto, S.H.
Kasi Perizinan, Bimbingan, dan Penyuluhan : Andriana E. P., S.H., M.M.
Kasi Operasional dan Sarana Prasarana PKL : Sutaryono, A.md., S.E.
9
2.1.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang PKL
1. Tugas:
Bidang PKL mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan,
membina, mengawasi, dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang
Pengaturan dan Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan Penyuluhan,
Operasional dan Sarana Prasarana PKL di luar pasar.
2. Fungsi:
a) Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Pengaturan
dan Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan Penyuluhan,
Operasional dan Sarana Prasarana PKL.
b) Penyusunan rencana dan program kerja di bidang Pengaturan dan
Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan Penyuluhan, Operasional
dan Sarana Prasarana PKL.
c) Penyusunan rencana kerja anggaran di bidang Pengaturan dan
Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan Penyuluhan, Operasional
dan Sarana Prasarana PKL.
d) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang Pengaturan dan
Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan Penyuluhan, Operasional
dan Sarana Prasarana PKL.
e) Pengkoordinasian pengelolaan dan penyelenggaraan pengaturan dan
pengendalian PKL di luar pasar.
f) Pengkoordinasian pengelolaan dan penyelenggaraan perizinan,
bimbingan, dan penyuluhan PKL di luar pasar.
10
g) Pengkoordinasian pengelolaan dan penyelenggaraan operasional dan
sarana prasarana PKL di luar pasar.
h) Pelaksanaan supervise dan fasilitasi efektifitas kerjasama kegiatan di
bidang Pengaturan dan Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan
Penyuluhan, Operasional dan Sarana Prasarana PKL.
i) Pelaksanaan evaluasi kegiatan di bidang Pengaturan dan
Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan Penyuluhan, Operasional
dan Sarana Prasarana PKL.
j) Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pengendalian
kegiatan di bidang Pengaturan dan Pengendalian, Perizinan,
Bimbingan, dan Penyuluhan, Operasional dan Sarana Prasarana
PKL.
k) Pengkoordinasian penyusunan laporan realisasi anggaran di bidang
Pengaturan dan Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan
Penyuluhan, Operasional dan Sarana Prasarana PKL.
l) Pengkoordinasian penyusunan laporan kinerja program di bidang
Pengaturan dan Pengendalian, Perizinan, Bimbingan, dan
Penyuluhan, Operasional dan Sarana Prasarana PKL.
m) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
11
2.1.2 Pekerjaan Secara Spesifik
2.1.2.1 Proses Induksi
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan pada Dinas Pasar Kota Semarang
dilaksanakan selama dua bulan dimulai dari tanggal 26 Oktober 2015 sampai
dengan tanggal 18 Desember 2015. Jangka waktu PKL dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis melakukan
beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dilalui oleh penulis adalah sebagai
berikut:
a. Proses Perizinan
Sebelum pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dimulai tanggal 26
Oktober 2015, penulis dan anggota kelompok PKL lainnya mencari instansi
atau perusahaan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Instansi yang
dipilih oleh penulis adalah Dinas Pasar Kota Semarang. Setelah menentukan
instansi yang dituju, penulis dan anggota kelompok PKL mendaftar secara
online terkait dengan kegiatan PKL di website Fakultas Ekonomi sebagai
syarat untuk mendapatkan surat permohonan PKL dari Petugas Tata Usaha
Fakultas Ekonomi. Setelah surat diberikan, Penulis dan anggota kelompok
PKL mengajukan proposal dan surat permohonan PKL kepada Badan
Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kota Semarang.
Setelah permohonan disetujui, Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Perlindungan Masyarakat Kota Semarang memberikan surat rekomendasi
kepada penulis untuk diserahkan pada pihak Dinas Pasar Kota Semarang.
Selanjutnya, setelah permohonan disetujui oleh pihak Dinas Pasar Kota
12
Semarang, penulis melakukan konfirmasi ulang dan kemudian melakukan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan mulai tanggal 26 Oktober 2015.
b. Pelaksanaan Kegiatan PKL
Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Dinas Pasar Kota Semarang
penulis ditempatkan pada Bidang PKL. Kegiatan awal Praktik Kerja
Lapangan adalah perkenalan, pada proses ini penulis diperkenalkan dengan
lingkungan Dinas Pasar Kota Semarang khususnya pada seluruh pimpinan
dan staff di Bidang PKL. Hal ini dilakukan agar penulis dan seluruh staff
dapat menjalin komunikasi yang baik, karena hubungan kerja yang baik
dengan para pegawai akan sangat diperlukan agar tercipta suasana kerja
yang nyaman dan harmonis sehingga penulis tidak akan merasa canggung
ketika menanyakan hal-hal yang kurang dipahami atau tidak dimengerti
dalam melaksanakan tugas yang diberikan selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan.
2.1.2.2 Tugas-tugas Selama PKL
Adapun kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan, antara lain:
1. Melakukan pengamatan dan pembelajaran terhadap prosedur atau
mekanisme kerja yang ada di Bidang PKL Dinas Pasar Kota Semarang.
Kegiatan awal dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, penulis
melakukan pengamatan dan pembelajaran terhadap prosedur atau
mekanisme kerja yang ada di bidang PKL Dinas Kota Semarang melalui
Perda dan buku panduan Pedagang Kaki Lima Kota Semarang.
13
1) Pengertian PKL (Pedagang Kaki Lima)
Dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima pasal 1 nomor 1
dijelaskan bahwa Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL
adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan
menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan
prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan, dan bangunan milik
pemerintah dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak menetap.
Sedangkan menurut Pasal 1 Perda Nomor 11/2000, PKL (Pedagang Kaki
Lima) adalah pedagang yang di dalam usahanya menggunakan sarana dan
perlengkapan yang mudah dibongkar pasang/dipindahkan dan atau
mempergunakan tempat usaha yang menempati tanah yang dikuasai
Pemerintah Daerah dan atau pihak lain.
Aktivitas PKL pada umumnya menempati badan-badan jalan dan trotoar,
sehingga tidak menyisakan cukup ruang bagi pejalan kaki. Kondisi ini
menjadi perhatian publik karena menciptakan masalah kemacetan dan
pergerakan orang di pedestrian, dan menciptakan lingkungan kotor dan
kurang sehat. PKL yang menempati ruang dan jalan publik juga dapat
menciptakan masalah sosial seperti hadirnya pencopet, pencuri, dan
sebagainya. Situasi ini menciptakan masalah dalam pengelolaan
pembangunan dan merusak morfologi dan estetika kota.
Akan tetapi, bagi sebagian kelompok masyarakat, PKL justru menjadi
solusi, karena menyediakan harga lebih murah. Bagi masyarakat yang
berpendapatan rendah, PKL menjadi pilihan. Sebagai bentuk penghargaan
14
kepada PKL sebagai pelaku ekonomi mandiri, Kementerian Koperasi dan
UKM serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyosialisasikan
istilah Pedagang Kreatif Lapangan untuk mengganti Istilah Pedagang Kaki
Lima.
2) Fungsi Setiap Seksi di Bidang PKL
Adapun fungsi setiap seksi di Bidang PKL adalah sebagai berikut:
a. Seksi Pengaturan dan Pengendalian
a) Meyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
pengaturan dan pengendalian dalam tugas pengelolaan,
penyeleggaraan, dan pengendalian pengaturan penempatan dan
penetapan pemanfaatan lahan bagi PKL.
b) Menyiapkan bahan penyusunan rencana program kerja di bidang
pengaturan dan pengendalian PKL.
c) Menyiapkan rencana kerja anggaran di bidang pengaturan dan
pengendalian PKL.
d) Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas,
supervisi, dan fasilitasi efektifitas kerjasama kegiatan di bidang
pengaturan dan pengendalian PKL.
e) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan
ketentuan pengaturan dan pengendalian PKL.
f) Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan kerangka draft dan
Naskah Akademis Rancangan peraturan-peraturan di bidang
PKL.
15
g) Menyiapkan bahan penyusunan penetapan tata letak zoning
lokasi PKL.
h) Melaksanakan pengaturan, penempatan, dan pengendalian
penetapan pemanfaatan lahan bagi PKL.
i) Menyiapkan bahan penyajian data, pelaporan dan informasi di
bidang pengaturan dan pengendalian PKL.
j) Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan, pemantauan dan
pengendalian di bidang pengaturan dan pengendalian PKL.
k) Menyusun laporan realisasi anggaran dan laporan kinerja
program di bidang pengaturan dan pengendalian PKL.
l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pedagang Kaki Lima sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Seksi Perizinan, Bimbingan dan Penyuluhan
a) Meyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perizinan, bimbingan, dan penyuluhan dalam tugas pengelolaan
dan penyeleggaraan bina usaha melalui pendidikan dan pelatihan.
b) Menyiapkan bahan penyusunan rencana program kerja di bidang
perizinan, bimbingan, dan penyuluhan PKL.
c) Menyiapkan rencana kerja anggaran di bidang perizinan,
bimbingan, dan penyuluhan PKL.
d) Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas,
supervisi, dan fasilitasi efektifitas kerjasama kegiatan di bidang
perizinan, bimbingan, dan penyuluhan PKL.
16
e) Menyiapkan bahan penyusunan perijinan penempatan dan
pemanfaatan lahan bagi PKL.
f) Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis pembinaan dan
pelatihan PKL.
g) Melaksanakan proses perijinan penempatan dan penempatan
lahan bagi PKL.
h) Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan dalam
pelaksanaan tugas kegiatan pembinaan dan pelatihan kepada
petugas dan pedagang dalam rangka bina usaha bidang PKL.
i) Menyiapkan bahan penyajian data, pelaporan dan informasi di
bidang perizinan, bimbingan, dan penyuluhan PKL.
j) Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan, pemantauan dan
pengendalian di bidang perizinan, bimbingan, dan penyuluhan
PKL.
k) Menyusun laporan realisasi anggaran dan laporan kinerja
program di bidang perizinan, bimbingan, dan penyuluhan PKL.
l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pedagang Kaki Lima sesuai dengan bidangnya.
c. Seksi Operasional dan Sarana Prasarana PKL
a) Meyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
operasional dan sarana prasarana PKL dalam tugas pengelolaan
dan penyeleggaraan monitoring keamanan, ketertiban,
kebersihan, dan keindahan.
17
b) Menyiapkan bahan penyusunan rencana program kerja di bidang
operasional dan sarana prasarana PKL.
c) Menyiapkan rencana kerja anggaran di bidang operasional dan
sarana prasarana PKL.
d) Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas,
supervisi, dan fasilitasi efektifitas kerjasama kegiatan di bidang
operasional dan sarana prasarana PKL.
e) Menyiapkan bahan pelaksanaan tugas monitoring, supervisi, dan
evaluasi kegiatan di bidang operasional dan sarana prasarana
PKL.
f) Menyiapkan bahan penyusunan Standar Pelayanan Minimal
penyelenggaraan kegiatan pemungutan di bidang operasional dan
sarana prasarana PKL.
g) Menyiapkan bahan perhitungan dan analisa potensi pemanfaatan
lahan bagi PKL.
h) Menyiapkan jadwal kegiatan penyelenggaraan pemungutan.
i) Menyiapkan petugas pemungut obyek dan subyek retribusi.
j) Melaksanakan kegiatan pemungutan pemanfaatan lahan bagi
PKL.
k) Menyiapkan bahan penyajian data, pelaporan dan informasi di
bidang operasional dan sarana prasarana PKL.
l) Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan, pemantauan dan
pengendalian operasional dan sarana prasarana PKL.
18
m) Menyusun laporan realisasi anggaran dan laporan kinerja
program di bidang operasional dan sarana prasarana PKL.
n) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pedagang Kaki Lima sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Melakukan pengamatan terhadap prosedur atau mekanisme pencatatan
penarikan retribusi Pedagang Kaki Lima (PKL).
1) Pengertian Retribusi
Menurut UU No. 28 Tahun 2009, Retribusi adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
pribadi atau badan. Retribusi dikelompokkan menjadi beberapa jenis pos
retribusi, yaitu:
a. Retribusi Jasa Umum
b. Retribusi Jasa Usaha
c. Retribusi Perizinan
Adapun retribusi yang dipungut oleh Bidang PKL yaitu berupa retribusi
sewa lahan dan kebersihan sehingga termasuk dalam kelompok Retribusi
Jasa Umum.
2) Retribusi Sewa Lahan dan Kebersihan PKL (Pedagang Kaki Lima)
Tarif Retribusi Sewa Lahan PKL menurut Perda No. 3 Tahun 2012
dibedakan menurut lokasi dan lebar tempat yang digunakan oleh PKL. Tarif
untuk Retribusi Sewa Lahan PKL adalah sebagai berikut:
19
b. Lokasi A sebesar Rp 1000,-/m2
c. Lokasi B sebesar Rp 500,-/m2
d. Lokasi C sebesar Rp 200,-/m2
Yang dimaksud dengan:
a. Lokasi A adalah Lokasi Kota
b. Lokasi B adalah Lokasi Wilayah
c. Lokasi C adalah Lokasi Lingkungan Penentuan besarnya retribusi sewa
lahan mengacu pada Perda No. 3 Tahun 2012 Tentang Pemakaian
Kekayaan Daerah (Sewa Lahan PKL) yang dibayarkan setiap hari
kepada juru pungut. Kemudian besarnya tarif sewa lahan tersebut masih
ditambah dengan retribusi kebersihan sebesar Rp 100,-.
Adapun prosedur atau mekanisme pencatatan penarikan retribusi
Pedagang Kaki Lima (PKL)
a. Dalam memungut retribusi sewa lahan dan kebersihan kepada PKL tidak
dapat diborongkan. Juru pungut masing-masing lokasi PKL melakukan
pemungutan retribusi setiap hari kepada para PKL sesuai dengan tarif
yang berlaku dan jam dasaran yang digunakan oleh PKL untuk
berdagang, yaitu Siang (pukul 04.00-16.00 WIB) dan Malam (pukul
16.00-04.00).
b. Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD (Surat Ketetapan
Retribusi Daerah) atau dokumen lain yang dipersamakan. Dokumen lain
yang dipersamakan yaitu dapat berupa karcis, kupon, atau kartu
langganan.
20
c. Pemungutan retribusi retribusi sewa lahan dan kebersihan kepada PKL di
beberapa kecamatan dilaksanakan oleh pihak kelurahan sesuai daerah
lokasi PKL melalui Kasi Trantib sesuai dengan arahan Dinas Pasar Kota
Semarang.
d. Juru pungut menyetorkan hasil retribusi yang telah di dapat kepada
Bendahara Pembantu Penerimaan di Bidang PKL paling lambat 1 (satu)
hari kerja terhitung sejak retribusi tersebut diterima.
e. Bendahara Penerimaan Pembantu Bidang PKL membuatkan nota bukti
penyetoran kepada juru pungut dan mencatat kas pendapatan retribusi
dalam buku penerimaan. Berikutnya, bendahara mengecek apakah
jumlah uang yang disetor oleh juru pungut masing-masing pasar sesuai
dengan karcis yang dikeluarkan.
f. Apabila terjadi kesalahan pada jumlah uang hasil penjualan karcis
dengan jumlah karcis yang dikeluarkan, maka Bendahara Penerimaan
Pembantu Bidang PKL melakukan kroscek dan rekonsiliasi dengan juru
pungut sampai menemukan titik kesalahannya.
g. Bendahara Penerimaan Pembantu Bidang PKL melakukan input data
pendapatan retribusi sewa lahan dan kebersihan PKL sesuai dengan
klasifikasi lokasi PKL Kota Semarang dan kemudian membuat nota
bukti penerimaan retribusi sewa lahan dan kebersihan. Nota yang dibuat
ada tiga jenis yaitu:
1. Nota bukti untuk Bank
2. Nota bukti untuk Bagian Pendapatan
3. Nota bukti untuk Bidang PKL
21
h. Bendahara Pembantu Penerimaan Bidang PKL menyetorkan kas hasil
penjualan karcis retribusi sewa lahan dan kebersihan PKL ke Rekening
Kas Daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak retribusi
tersebut diterima atau dalam waktu yang ditentukan oleh Walikota.
i. Setiap akhir bulan, Bendahara Pembantu Penerimaan Bidang PKL
melakukan rekapitulasi pendapatan retribusi sewa lahan dan kebersihan
PKL.
3. Melaksanakan updating data PKL tahun 2015.
Updating data PKL merupakan salah satu program kerja tahun 2015
yang dilaksanakan oleh Seksi Operasional dan Sarana Prasana PKL.
Updating data PKL dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Tujuan dari
kegiatan ini yaitu untuk mengetahui jumlah PKL yang saat ini aktif
berdagang di Kota Semarang sebagai dasar untuk pembuatan anggaran
pendapatan retribusi sewa lahan dan kebersihan PKL tahun anggaran
berikutnya. Dengan adanya kegiatan updating data PKL ini diharapkan
target pendapatan retribusi sewa lahan dan kebersihan PKL dapat tercapai.
Berikut rekapitulasi data PKL Per Desember 2015:
22
Tabel 1
Rekapitulasi Data PKL Per Desember 2015
No. Kecamatan Sesuai SK Tidak Sesuai
SK Jumlah PKL
1 Gayamsari 53 240 293
2 Candisari 169 45 214
3 Gajahmungkur 173 104 277
4 Pedurungan 70 29 99
5 Tembalang 60 167 227
6 Banyumanik 171 150 321
7 Ngaliyan 46 0 46
8 Semarang Tengah 17 0 17
9 Semarang Utara 61 744 805
10 Semarang Timur 539 335 874
11 Semarang Selatan 289 128 417
12 Semarang Barat 17 118 135
13 Genuk 151 135 286
14 Gunungpati 112 9 121
15 Mijen 21 11 32
16 Tugu 33 19 52
Total 1982 2234 4216
2.2 Analisis Hasil Pekerjaan
2.2.1 Pengaruh Program Pembinaan PKL Terhadap Pendapatan Retribusi
PKL Dinas Pasar Kota Semarang Tahun 2015
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah penulis sebutkan di awal
laporan, maka penulis mengumpulkan data yang bersumber dari Laporan
Realisasi Anggaran. Laporan Realisasi Anggaran merupakan salah satu
komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang
realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu
periode tertentu. Data yang dikumpulkan yaitu Laporan Realisasi Anggaran
23
bulanan dari Januari hingga November tahun 2015 dikarenakan untuk bulan
Desember data belum tersedia.
1. Pendapatan Retribusi
Dalam laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis membahas
retribusi Jasa Usaha yaitu terkait dengan pendapatan retribusi sewa lahan
dan kebersihan PKL (Pedagang Kaki Lima). Berikut data pendapatan
retribusi PKL Dinas Pasar Kota Semarang tahun 2015:
Tabel 2
Pendapatan Retibusi PKL Dinas Pasar Kota Semarang
Tahun 2015
No. Bulan Jumlah
1 Januari Rp 138,871,800
2 Februari Rp 130,050,300
3 Maret Rp 159,457,800
4 April Rp 172,330,600
5 Mei Rp 140,689,400
6 Juni Rp 152,733,800
7 Juli Rp 134,157,000
8 Agustus Rp 147,943,400
9 September Rp 160,921,200
10 Oktober Rp 158,247,800
11 November Rp 165,447,200
Realisasi Rp 1,660,850,300
Anggaran Rp 3,687,205,614
Variansi (%) 55%
Sumber: LRA Dinas Pasar Kota Semarang, 2015
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa terdapat
variansi antara realisasi dan anggaran pendapatan retribusi PKL sebesar
24
55%. Hal ini dapat diartikan bahwa belanja yang digunakan untuk
program pembinaan PKL belum dapat membantu secara signifikan
Dinas Pasar Kota Semarang untuk mencapai target pendapatan retribusi
PKL tahun 2015.
2. Program Pembinaan PKL
Program Pembinaan PKL diukur melalui belanja langsung yang yang
dilaksanakan oleh Bidang PKL Dinas Pasar Kota Semarang. Belanja
langsung merupakan belanja yang dilakukan sebagai dampak langsung
karena adanya kegiatan dan program-program yang dilaksanakan oleh
organisasi. Adapun belanja langsung yang dilakukan oleh Bidang PKL
terkait dengan beberapa kegiatan berikut:
a. Kegiatan monitoring PKL.
b. Penataan PKL Dugderan.
c. Pembinaan organisasi PKL.
d. Kegiatan operasional ketertiban PKL.
e. Sosialisasi penarikan retribusi PKL.
Terkait dengan program pembinaan PKL, penulis menggunakan
semua indikator belanja langsung yang dilaksanakan oleh Bidang PKL.
Berikut data jumlah belanja untuk program pembinaan PKL Dinas Pasar
Kota Semarang tahun 2015:
25
Tabel 3
Belanja Program Pembinaan PKL
Tahun 2015
No. Bulan Jumlah
1 Januari Rp 12,094,900
2 Februari Rp 54,793,850
3 Maret Rp 54,302,250
4 April Rp 54,302,250
5 Mei Rp 56,702,250
6 Juni Rp 8,113,500
7 Juli Rp 8,113,500
8 Agustus Rp 8,113,500
9 September Rp 1,423,500
10 Oktober Rp 14,803,500
11 November Rp 9,981,000
Sumber: LRA Dinas Pasar Kota Semarang, 2015
2.2.1.1 Uji Regresi
a. Hipotesis
H1 : Program pembinaan PKL berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan retribusi PKL.
b. Tingkat Signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%
c. Kriteria Pengujian
H1 diterima jika Signifikansi < 0,05
H1 ditolak jika Signifikansi > 0,05
26
d. Hasil
Tabel 4
Hasil Uji Regresi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .043a .002 -.109 14418357.617
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 151637343.286 6619524.338 22.908 .000
PEMBINAAN -.025 .194 -.043 -.130 .899
a. Dependent Variable: RETRIBUSI
e. Pembahasan
1) Berdasarkan nilai Signifikansi, yaitu 0,899 > 0,05 maka H1 ditolak,
artinya bahwa program pembinaan PKL tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan retribusi PKL tahun 2015.
2) Dari hasil uji regresi, nilai korelasi yang dihasilkan adalah sebesar
0,043. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel
yang diteliti berada di kategori lemah. Selain itu, diperoleh juga nilai R
Square atau koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa
bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel independen
27
dan variabel dependen. Nilai KD yang diperoleh adalah sebesar 2%
yang dapat diinterpretasikan bahwa belanja untuk Program Pembinaan
PKL memiliki kontribusi pengaruh sebesar 2% terhadap Pendapatan
Retribusi PKL sedangkan 98% dipengaruhi oleh variabel lain.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa
program pembinaan PKL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan retribusi PKL dan program pembinaan PKL memiliki hubungan
yang lemah terhadap pendapatan retribusi PKL. Hal ini dapat terjadi karena
disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1) Terdapat variansi sebesar 55% antara realisasi dengan anggaran
pendapatan retribusi PKL, hal ini berarti bahwa belanja yang digunakan
untuk program pembinaan PKL belum dapat membantu secara
signifikan Dinas Pasar Kota Semarang untuk mencapai target
pendapatan retribusi PKL.
2) Banyaknya PKL yang tidak mau membayar retribusi sesuai tarif.
3) Adanya pihak ketiga yang memungut retribusi dari PKL namun tidak
menyetorkannya kepada Dinas Pasar Kota Semarang.
4) Meski Dinas Pasar (Bidang PKL) telah berusaha melaksanakan
kegiatan pembinaan namun masih banyak PKL yang kurang memiliki
kesadaran atau memiliki perilaku yang menyimpang, seperti banyak
PKL yang masih tetap berjualan di daerah larangan (sehingga Dinas
Pasar tidak dapat memungut retribusi PKL) dan adanya jual beli shelter
28
antara pedagang yang memiliki izin kepada pedagang yang tidak
memiliki izin.
5) Waktu berdagang PKL yang tidak tetap/tidak setiap hari berdagang
serta adanya PKL musiman.
6) Terjadinya kebocoran di lapangan dalam prosedur/mekanisme
pemungutan retribusi, yaitu adanya juru pungut yang tidak menyetorkan
secara penuh kas yang diterima dari hasil pemungutan retribusi PKL.
29
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pekerjaan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesenjangan anggaran dan realisasi pendapatan
2. Berdasarkan nilai Signifikansi, yaitu 0,899 > 0,05 maka H1 ditolak,
artinya bahwa program pembinaan PKL tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan retribusi PKL tahun 2015.
3. Dari hasil uji regresi, nilai korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,043
yang dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel yang
diteliti berada di kategori lemah. Selain itu, Nilai KD yang diperoleh
adalah sebesar 2% yang dapat diinterpretasikan bahwa belanja untuk
Program Pembinaan PKL memiliki kontribusi pengaruh sebesar 2%
terhadap Pendapatan Retribusi PKL sedangkan 98% dipengaruhi oleh
variabel lain.
4. Program pembinaan PKL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan retribusi PKL dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
a. Terdapat variansi sebesar 55% antara realisasi dengan anggaran
pendapatan retribusi PKL.
b. Banyaknya PKL yang tidak mau membayar retribusi sesuai tarif.
c. Adanya pihak ketiga yang memungut retribusi dari PKL namun tidak
menyetorkannya kepada Dinas Pasar Kota Semarang.
30
d. Meski Dinas Pasar (Bidang PKL) telah berusaha melaksanakan
kegiatan pembinaan namun masih banyak PKL yang kurang
memiliki kesadaran atau memiliki perilaku yang menyimpang.
e. Waktu berdagang PKL yang tidak tetap/tidak setiap hari berdagang
serta adanya PKL musiman.
f. Terjadinya kebocoran di lapangan dalam prosedur/mekanisme
pemungutan retribusi.
1.2 Saran
a. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu jangka penelitian hanya 1 tahun
sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat memperpanjang jangka
waktu penelitian (minimal 5 tahun) agar hasil analisis yang dihasilkan
lebih relevan. Selain itu, peneliti dapat menggunakan variabel perilaku
karena adanya faktor perilaku yang mempengaruhi pendapatan retribusi
PKL.
b. Bidang PKL dapat melakukan perbaikan sumber daya manusia dan
pengawasan terkait dengan perilaku juru pungut maupun PKL yang
menyimpang sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecurangan.
Selain itu, Bidang PKL bekerja sama dengan pihak-pihak yang terkait
harus memberikan sanksi yang tegas terhadap PKL yang melanggar
aturan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pasar Kota Semarang. 2008. Buku Saku Pedagang Kaki Lima (PKL) Kota
Semarang Tahun 2008. Semarang: Pemerintah Kota Semarang.
Hilal, Syamsu. 2013. Upaya Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di
Indonesia.http://syamsuhilal.blogspot.co.id/2013/04/upaya-penataan-dan-
pembinaan-pedagang.html. (Diakses 9 Desember 2015 pukul 13.15 WIB)
http://id.wikipedia.org (Diakses 14 Desember pukul 20.00 WIB)
Melati, Nova. 2011. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran. http://nova-
melati.blogspot.com. (Diakses 7 Januari 2016 pukul 19.39 WIB)
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa
Usaha di Kota Semarang.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Retribusi.
32
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Dinas Pasar Kota Semarang
33
34
35
36