Upload
hendy-arief-hidayat
View
499
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) STASIUN PURWOKERTO
ANTENA PADA PEMANCAR RADIO DAN PEMBUATAN WEBSITE RRI STASIUN PURWOKERTO PADA HALAMAN GALLERY DAN MANAGE
GALLERY PADA HALAMAN ADMINISTRATOR
Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan
Disusun oleh:
Nama : Hendy Arief HidayatNIM : 5302410096Jurusan/ Prodi : Teknik Elektro/ Pendidikan Teknik Informatika
dan Komputer, S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disyahkan oleh RRI Stasiun Purwokerto
dan Jurusan Teknik Elektro UNNES.
Hari : Senin
Tanggal : 01 Maret 2013
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Drs. Samiyono, M.T. Dwi Swasono
NIP. 19490616197511002 NIP. 19610918199931003
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro Kepala Sumber Daya Teknologi
dan Media RRI Purwokerto
Drs. Suryono, M.T. Burhanudin Ramadlan, S.T.
NIP. 195503161985031001 NIP. 196712181998031004
ii
iii
Abstrak
Hendy Arief HidayatAntena Pada Pemancar Radio dan Pembuatan Website RRI Stasiun Purwokerto
Pada Halaman Gallery Dan Manage Galleey Pada Halaman AdministratorRadio Republik Indonesia (RRI) Stasiun Purwokerto
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, S1 – Teknik ElektroUniversitas Negeri Semarang
Tahun 2013
Praktik kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa jurusan Teknik Elektro program studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer. Berdasarkan hal tersebut, penulis berkesempatan untuk melakukan kegiatan praktik kerja lapangan di sebuah radio nasional yakni Radio Republik Indonesia (RRI) stasiun Purwokerto. Perkembangan yang semakin pesat dalam dunia informasi dan komunikasi membuat hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi penulis untuk mengetahui wawasan dibidangnya khususnya yang ada pada radio nasional Radio Republik Indonesia stasiun Purwokerto, namun juga harus mengetahui pengetahuan pada lain bidang yang sepaham dengan bidang penulis yakni bidang informatika dan komputer. Manfaat yang didapat, antara lain yaitu penulis mendapatkan dan menambah pengetahuan, wawasan, serta pengalaman di dunia kerja tentunya pada bidang radio.
Teknik pengumpulan data pada praktek kerja lapangan ini yaitu dengan menggunakan tiga metode, antara lain pengumpulan data primer dan data sekunder dimana melalui metode observasi, wawancara, dan studi literatur digunakan sebagai referensi.
Laporan ini secara umum berisi mengenai salah satu bagian dari pemancar yang digunakan pada RRI stasiun Purwokerto yakni antena, kemudian tata cara pembuatan website pada halaman gallery dan halaman panel manage gallery, serta manajemen kerja yang diterapkan oleh RRI stasiun Purwokerto.
Kesimpulan yang diperoleh dari praktek kerja lapangan yang dilakukan adalah penulis mengetahui bagaimana bagian pemancar yang ada di RRI stasiun Purwokerto dimana yang dibahas penulis adalah antena dari sebuah pemancar. Dan kemudian tata cara pembuatan website pada halaman gallery yang menampilkan berbagai macam gambar yang telah diunggap, serta panel-panel admin manage gallery pada halaman administrator.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjakan kehadirat Allah SWT dengan
berkah kelimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan praktek kerja pada Radio Republik Indonesia (RRI) stasiun
Purwokerto pada bagian Seksi Sumber Daya Teknologi dan Media. Adapun
laporan praktek kerja lapangan ini disusun guna memenuhi syarat kurikulum pada
program studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer jurusan Teknik
Elektro Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa kegiatan praktek kerja dan laporan ini tidak
dapat terselesaikan tanpa bantuan, dorongan serta kebersamaan yang telah
diberikan kepada penulis selama kegiatan praktek kerja dan penyusunan laporan,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. M. Herlanu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Drs. Suryono, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.
4. Feddy Setio Pribadi, S.Pd., M.T selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Teknik Informatika dan Komputer, S1.
5. Drs. Samiyono, M.T selaku Dosen Pembimbing.
6. Rasiyah, S.Sos. selaku Kepala Radio Republik Indonesia stasiun Purwokerto.
iv
v
7. Burhanudin Ramdlan, S.T selaku Kepala Seksi Sumber Daya Teknologi dan
Media.
8. Dwi Swasono selaku Kepala Sub Seksi Teknik Studio dan Media.
9. Indarto selaku Pembimbing Lapangan.
10. Rekan kerja di RRI Purwokerto yang telah membantu dan berkerja sama
dalam pelaksanaan praktek kerja dan pembuatan penyusunan laporan ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan laporan ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
khususnya mahasiswa teknik informatika.
Purwokerto, 24 Maret 2013
Penulis,
v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... ii
ABSTRAK .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................... 3
C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ............................................... 5
D. Pengumpulan Data ........................................................... 7
E. Sistematika Laporan ........................................................... 7
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan RRI Stasiun Purwokerto ....................... 9
B. Visi dan Misi RRI Stasiun Purwokerto ................................... 16
C. Ikrar RRI ................................................................................... 18
D. Logo dan Arti Logo RRI ........................................................... 19
E. Manajemen RRI Stasiun Purwokerto ................................... 21
vi
vii
BAB III PEMBAHASAN
A. Pemancar Radio FM RRI Stasiun Purwokerto............................ 30
B. Pembuatan Website RRI Stasiun Purwokerto............................. 52
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 69
B. Saran ................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 72
LAMPIRAN
vii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sarana dan Prasarana LPP RRI Purwokerto ................................... 27
Tabel 2. Database rri_pwt.sql ....................................................................... 62
Tabel 3. Accounts pada Database rri_pwt.sql............................................... 62
Tabel 4. Gallery pada Database rri_pwt.sql............................................. 62
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo RRI .................................................................................. 19
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi RRI Stasiun Purwokerto.................. 21
Gambar 3. Pemancar Combain Berbasis RVR 3000W................................ 33
Gambar 4. Exciter FM Build Up RVR TEX 30 LCD.................................. 34
Gambar 5. Diagram Blok Bagian Pemancar ................................................ 35
Gambar 6. Amplitude Modulated Wave ..................................................... 38
Gambar 7. Frequency Modulated Wave ...................................................... 38
Gambar 8. Antena Yagi ................................................................................ 45
Gambar 9. Antena Dipol ............................................................................... 47
Gambar 10. Antena Horn .............................................................................. 48
Gambar 11. Antena Omnidirectional ............................................................ 49
Gambar 12. Antena Sierra ............................................................................. 51
Gambar 13. The Linear Sequential Model .................................................... 56
Gambar 14. Entity Relationship Diagram (DRM) ........................................ 61
Gambar 15. Antarmuka Halaman Gallery ..................................................... 67
Gambar 16. Antarmuka Halaman Manage Gallery ...................................... 68
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Lokasi RRI Purwokerto ...............................................
Lampiran 2. Struktur Organisasi ...........................................................
Lampiran 3. Surat Ijin Tugas dan Surat Tugas Dosen Pembimbing.............
Lampiran 4. Surat Penyerahan Mahasiswa PKL ...................................
Lampiran 5. Surat Tugas Pembimbing PKL ...............................................
Lampiran 6. Surat Penerimaan PKL ...........................................................
Lampiran 7. Surat Permohonan Pengantar Pembuatan Surat Keterangan
Pernah PKL .......................................................................
Lampiran 8. Surat Keterangan Pernah Melaksanakan PKL .......................
Lampiran 9. Lembar Presensi .......................................................................
Lampiran 10. Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan .......................
Lampiran 11. Lembar Penilaian Dosen Pembimbing ...................................
Lampiran 12. Dokumentasi .......................................................................
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat
berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Teknologi informatika dan
komputer berkembang dengan pesat di berbagai bidang termasuk juga pada
bidang radio, sehingga dengan perkembangan teknolgi tersebut dewasa ini
membuat orang melakukan berbagai inovasi teknologi yang lebih luas, baik
dalam bidang audio, video maupun perangkat komunikasi seperti pemancar
dan sebagainya, termasuk juga adanya website guna mempermudah semua
orang untuk mengakses suatu informasi yang ingin dicari atau diakses di
internet.
Berkaitan dengan hal tersebut pemanfaatan dan penggunaan berbagai
komponen teknologi informatika dan komputer semakin berkembang pula,
sesuai dengan kebutuhan peralatan yang dipakai. Dalam hal ini, penulis
mengangkat dua permasalahan, yakni antena pada pemancar dan pembuatan
website pada halaman gallery dan panel admin manage gallery pada halaman
administrator.
Antena adalah bagian yang paling penting dari sistem pemancar.
Antena berfungsi sebagai alat yang dapat meradiasikan gelombang radio.
Sebagai bagian dari sistem penerima, antena berfungsi sebagai bagian yang
dapat menangkap radiasi gelombang radio. Antena yang ideal akan
1
2
meradiasikan gelombang radio kesegala arah. Antena yang ideal
disebut sebagai antena isotropis. Sebagai gambaran, jika antena isotropis
diletakkan pada titik pusat dari bola maka antena isotropis akan mengisi
semua ruang yang ada pada bola tersebut dengan radiasi gelombang radio.
Website atau situs web adalah sebuah penyebaran informasi melalui
internet. Situs web merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia
internet. Melalui situs web, setiap pemakai internet bisa mengakses
informasi-informasi di situs web yang tidak hanya berupa teks, tetapi juga
dapat berupa gambar, suara, film, animasi, dan sebagainya. Situs web dalam
arti sebenarnya merupakan suatu kumpulan-kumpulan dokumen yang banyak
tersebar di beberapa komputer server yang berada di seluruh penjuru dunia
dan terhubung menjadi satu jaringan melalui jaringan yang disebut internet.
Berdasarkan hal tersebut, timbul suatu permasalahan untuk membuat dan
mengembangkan website RRI stasiun Purwokerto guna mempermudah semua
orang untuk mengakses informasi yang ada di daerah Purwokerto pada
khususnya dan informasi nasional pada umumnya melalui internet.
Pengembangan website ini ditujukan untuk bisa melakukan proses radio
streaming di internet guna mempercepat dan mempermudah semua orang
untuk memperoleh informasi dengan mendengarkan radio secara streaming
dengan jarak jaringan tak terjangkau luasnya.
3
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Secara umum praktek kerja lapangan bertujuan untuk
mengembangkan profesionalisme dan menerapkan ilmu pengetahuan
dasar teknik, keahlian, dan pelengkap terpadu sistematis secara ilmiah
dalam bentuk nyata.
Secara khusus tujuan praktek kerja lapangan adalah sebagai
berikut:
a. Menambah pengetahuan dan cakrawala temtang bidan gteknik dan
pelaksanaanya.
b. Mengenalkan mahasiswa dengan berbagai masalah yang timbul
dilapangan baik segi teknik, sosial, ekonomi dan sebagai dasar
aplikasi ilmu yang didapat di bangku kuliah.
c. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial, kegotongroyongan antar
semua pihak yang terikat dalam PKL.
d. Mengetahui proses siaran radio secara langsung.
e. Tujuan praktek kerja lapangan sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti tugas akhir pada program S1 Universitas Negeri Semarang.
2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Bagi Universitas Negeri Semarang
4
a. Menjalin kerjasama yang baik dalam bidang pengembangan teknologi
antara pihak instansi dengan universitas, sehingga terjalin hubungan
yang saling menguntungkan.
b. Memperoleh masukan kompetensi yang diperlukan sebuah instansi
terhadap tenaga ahli khususnya program studi Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer.
c. Mengetahui sejauh mana ilmu yang telah diserap dan dipahami oleh
mahasiswa selama studi.
d. Memperoleh gambaran dan wawasan kerja yang aplikatif.
e. Memperoleh informasi temtang perkembangan berbagai teknologi
yang berhubungan dengan jurusan yang ditempuh selama kuliah.
Bagi RRI stasiun Purwokerto
a. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, RRI Purwokerto akan
mendapat masukan-masukan yang sangat berguna bagi pelaksanaan di
lapangan.
b. Bagi instansi yang berkaitan dapat menilai kualitas pendidikan di
Universitas Negeri Semarang, memberikan masukan kompetisi yang
sesuai, sehingga akan membantu meningkatkan kelulusan yang
dibutuhkan di dunia kerja dan meningkatkan peran terhadap dunia
pendidikan.
c. Memberi informasi dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang yang
dijalankan oleh RRI Purwokerto.
5
Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh bekal dan pengetahuan tentang dunia industri atau
instansi sebelum terjun langsung dan memperoleh informasi yang
aktual mengenai dunia industri ataupun instansi dengan
mengembangkan ilmu dan ketrampilan.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja di RRI Purwokerto
c. Melatih pemahaman tentang aplikasi pengetahuan mengenai teknik
informatika yang diterapkan pada bidang industri atau instansi
pemerintah.
d. Mengenal dan merasakan sikap profesional yang dibutuhkan di
industri ataupun instansi.
C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
1. Lokasi
Tempat dan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di
RRI stasiun Purwokerto, jalan Jenderal Soedirman Nomor 427
Purwokerto, kode pos 53116, telepon/ fax (0281) 635222, 635998, 640227,
dengan layanan siaran AM : 756 KHz , RRI Pro 1 (FM: 93,1 MHz), RRI Pro 2
(FM: 98,6 MHz), RRI Pro 3 (FM: 99 MHz), dan RRI Siaran Streaming dengan
alamat URL http://rripurwokerto.co.id.
2. Waktu Pelaksanaan
6
Pelaksanaan kerja praktik mulai dari tanggal 21 Januari 2013
sampai dengan tanggal 22 Februari 2013 di RRI stasiun Purwokerto.
Adapun tahap yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pra PKL
Persiapan administrasi dilakukan untuk menunjang proses
yang akan dilalui meliputi perizinan oleh instansi, pembekalan oleh
Panitia Gugus PKL Fakultas Teknik Universitan Negeri Semarang
dan persiapan diri.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja praktik mulai dilaksanakan dari tanggal 21
Januari 2013 sampai tanggal 22 Februari 2013 di RRI Purwokerto
dengan 5 hari kerja dari Senin sampai Jumat sedang jam kerja dimual
dari pukil 09.00 sampai dengan 16.00 WIB. Untuk hari Sabtu dan
Minggu libur.
c. Pasca PKL
Pasca kegiatan PKL mahasiswa harus melengkapi data-data
yang diperlukan untuk menyusun laporan yang dapat dipertanggung
jawabkan kepada pihak-pihak yang terkait, diantaranya adalah pihak
RRI Purwokerto dan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
7
D. Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun laporan ini adalah
dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi
Dalam metode ini penulis mengadakan pengamatan dan praktek
secara langsung di lapangan. Hal-hal yang diamati di lapangan mulai dari
lingkungan pekerjaan hingga tahap pelaksanaan pekerjaan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada semua pihak yang telibat di
dalamnya, mulai dari pimpinan perusahaan, pembimbing lapangan serta
semua karyawan perusahaan.
3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mencari dan membaca
berbagai macam sumber baik dari buku maupun sumber dari internet yang
digunakan sebagai referensi guna memperoleh data yang berhubungan
dengan pembahasan.
E. Sistematika Laporan
Sistematika laporan dimaksudkan guna memudahkan pemahaman
laporan yang akan dibahas, oleh karena itu penulis berusaha menyajikan
laporan ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
8
1. Bagian Awal
Pada bagian ini berisikan tentang: Halaman Judul, Halaman
Pengesahan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar
Tabel dan Daftar Lampiran.
2. Bagian Isi
Pada bagian ini berisikan:
a. Bab I: Pendahuluan
Bab I membahas tentang latar belakang pelaksanaan proyek,
tujuan praktik kerja lapangan, batas masalah, tempat dan waktu
pelaksanaan serta metode pengumpulan data dan sistematika dalam
penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini.
b. Bab II: Tinjauan Umum Perusahaan
Bab II menjelaskan tentang gambaran umum radio yang
menjadi sumber data dalam penulisan laporan praktik kerja, baik
dilihat dari sejarah radio, dan kegiatan kerja di radio.
c. Bab III: Pembuatan Proyek
Bab III membahas mengenai bahan-bahan pembuatan proyek
dan proses pembuatan proyek.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini berisikan: Penutup yang berisi tentang
kesimpulan dan saran, Daftar Pustaka, serta Lampiran-lampiran.
9
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan RRI Stasiun Purwokerto
RRI Purwokerto didirikan pada tanggal 11 September 1945. Bagi
masyarakat Purwokerto khususnya, masyarakat eks-karesidenan umumnya
mengenal RRI Purwokerto hampir bersamaan dengan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, walaupun
sebelumnya sudah dikenal adanya stasiun Siaran Radio di kota Kripik itu.
Di zaman pendudukan Tentara Dai Nippon (Jepang) kota Purwokerto
dipandang sebagai kota penting, karena itu pada tanggal 8 Desember 1944
didirikan studio siaran yang disebut Purwokerto Hosokyoku. Karena saat itu
masih dalam masa perang, tentunya pendirian suatu stasiun siaran radio ini
tidak akan lepas dari strategi dan propaganda kepentingan Dai Nippon.
Pembukaan Hosokyoku pada tanggal 12 Desember dilakukan oleh Syutyokan
(Residen). Pembukaan siaran pagi setiap harinya antara jam 06.00 - 08.00,
siang hari jam 12.00 - 14.00 dan petang hari dari jam 17.00 - 23.00 atau
sampai jam 24.00.
Karyawan Hosokyoku di Purwokerto ini masih terbatas sekali.
Pimpinan studio seorang Jepang bernama Nisimura, serta Kepala Bagian
Teknik yang juga seorang Jepang bernama Fujita. Karyawan berbangsa
Indonesia antara 10 sampai 15 orang. Siaran-siaran Hosokyoku menggunakan
bahasa Indonesia setiap harinya, tetapi pada jam 18.00 ada siaran khusus
9
10
relay dari Tokyo Hosokyoku yang siarannya berbahasa Jepang dan ditujukan
kepada bangsa Jepang, terutama bala tentara Jepang yang ada di Indonesia.
Pada masa itu sudah dikenal siaran sentral berupa warta berita dan siaran-
siaran penting lainnya yaitu dari Jakarta Hosokyoku. Waktu itu di Jawa ada 8
stasiun radio, yaitu di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta,
Surabaya, Malang dan Purwokerto. Hosokyoku Purwokerto saat itu bertempat
di bekas rumah-rumah para karyawan pabrik gula Purwokerto.
Perang Asia Timur Raya berakhir dengan dibomnya kota Hiroshima
oleh tentara Sekutu, sehingga Jepang menyerah kalah kepada Sekutu pada
tanggal 15 Agustus 1945. Situasi tersebut dipergunakan oleh bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, Proklamasi Kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ketegangan-ketegangan pada masa itu timbul antara para pejuang
bangsa Indonesia untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan dengan
bala tentara Dai Nippon yang tidak rela melihat bangsa Indonesia merdeka.
Demikian juga antara para pejuang Indonesia yang bekerja di kantor-kantor
bekas Jepang, dengan bekas pimpinan-pimpinan mereka yang orang Jepang.
Hal ini juga terjadi di Purwokerto Hosokyoku. Walaupun pada saat itu studio
dan pemancar tidak lagi digunakan untuk siaran, Hosokyoku dijaga siang dan
malam oleh para karyawan Indonesia dengan bersenjatakan bambu runcing,
semangat untuk merebut atau pengambilalihan bekas Purwokerto Hosokyoku
oleh segenap karyawan bangsa Indonesia. Akan tetapi pengambilalihan masih
11
menunggu komando dari pimpinan daerah agar jalannya sesuai dengan
pengambilalihan kekuasaan pemerintahan di daerah Banyumas.
Beberapa waktu setelah pengambilalihan atau penyerahan
pemerintahan dari Tentara Pendudukan Jepang kepada Republik Indonesia
yaitu dari tangan Banyumas Syutyokan kepada Residen Banyumas yang
waktu itu dijabat oleh Iskak Tjokroadisurjo. Dengan demikian,
pengambilalihan juga termasuk bekas Hosokyoku. Pada sore harinya, Residen
Iskak Tjokroadisurjo berpidato di halaman depan bekas Hosokyoku kepada
segenap penduduk bahwa wilayah Banyumas telah selesai pengambilan
kekuasaannya dari tangan Jepang, sekaligus diresmikan sebagai Radio
Banyumas. Seluruh karyawan bangsa Indonesia bekas karyawan Purwokerto
Hosokyoku ditugaskan untuk bekerja di Radio Banyumas.
Dengan pemancar SW yang berkekuatan 25 Watt, Radio Banyumas
melaksanakan tugasnya menyukseskan Pemerintahan Republik Indonesia di
wilayah Banyumas, memberikan penerangan-penerangan kepada rakyat
bahwa Indonesia sudah merdeka dan mengajak rakyat untuk membela
kemerdekaannya itu. Siaran- siaran kebih dititikberatkan pada penanaman
jiwa kemerdekaan, semangat berjuang membela Proklamasi Kemerdekaan.
Pimpinan studio pada saat itu adalah Soetardjo (almarhum), Kepala Siaran,
Ramelan dan Kepala Tata Usaha adalah Soemarto. Siaran-siaran terus
berjalan dengan kemampuan tenaga dan peralatan serta biaya yang seadanya.
Gaji karyawan belum terpikirkan dan lebih mengutamakan tugas dengan
penuh pengabdian.
12
Kontak dengan studio-studio siaran lain bekas Hosokyoku di wilayah
Jawa mulai dilakukan, dan pada tanggal 11 September 1945, 6 pimpinan
bekas Hosokyoku di Jawa (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surakarta dan Purwokerto) berkumpul di Jakarta untuk mengadakan
musyawarah mengenai tugas- tugas radio. Dalam pertemuan tersebut
diputuskan untuk membentuk stasiun radio dengan nama Radio Republik
Indonesia dan menyerahkannya kepada Pemerintah dengan maksud untuk
menerima tugas-tugas lebih lanjut demi kepentingan nusa, bangsa dan negara,
sekaligus dibuat ikrar yang dikenal dengan Tri Prasetya RRI serta dibuat
lambang RRI. Sebagai tindak lanjut setelah dibentuknya RRI, maka RRI
Jakarta ditetapkan sebagai Pusat RRI dengan Kepala dipegang oleh
Abdurrahman Saleh, sedangkan tujuh RRI lainnya disebut cabang RRI.
Kepala RRI cabang Purwokerto yang pertama adalah Soetardjo, tetapi tidak
lama kemudian dipindahtugaskan ke RRI Yogyakarta dan sebagai
penggantinya adalah Soemartono.
Tenaga karyawan pada masa itu umumnya terdiri dari para pemuda
yang berjuang membela kebenaran. Tugas pokok sebagai angkasawan warga
RRI makin ditingkatkan, terutama setelah ada beberapa rekan yang berasal
dari RRI Jakarta menggabungkan diri di Purwokerto. Hal ini disebabkan oleh
situasi Ibukota Jakarta waktu itu sehingga Pusat Pemerintahan Republik
Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Diantara mereka terdapat seniman dan
komponis terkenal, Soetedjo (almarhum) yang semula adalah pemimpin
Radio Orkes Jakarta dan di RRI Purwokerto berhasil menghimpun Orkes
13
Radio Purwokerto (ORP) dengan biduan-biduan Suyono dan Abdulgani (dari
Jakarta), Istinah (Purwokerto) dan Martono.
Bersama-sama mereka menciptakan lagu-lagu terkenal di Purwokerto,
seperti Sungai Serayu, Ratna Juita, Selamat Berjuang Pahlawanku, Alam
Ria, Bisikan Angin, dan Aku Tak Sangka. Hingga oleh Pemda Kabupaten
Banyumas dibuatkan monumen atas jasa-jasa mereka dalam bentuk gedung
Kesenian "Soeteja". Dengan adanya ORP pimpinan Soetedjo ini, RRI
Purwokerto sudah mulai melengkapi sarana hiburannya bagi masyarakat. Ada
juga siaran kerjasama dengan Kantor Penerangan Karesidenan Banyumas di
Purwokerto dengan konten penerangan kebijakan-kebijakan Pemerintah Pusat
dan Daerah. Siaran Warta Berita sebelum ada kontak dengan RRI Pusat,
diusahakan sendiri dengan menyiarkan berita-berita penting dari surat kabar
terbitan Jakarta yang sampai di Purwokerto dan untuk berita lokal daerah
bekerjasama dengan kantor berita Antara cabang Purwokerto.
Tanggal 21 Juli 1947 para serdadu Belanda menyerang pertahanan
Republik Indonesia yang mereka sebut Politionele Aksi. RRI Purwokerto
mengundurkan diri dari kota dan menuju ke Banjarnegara. Para karyawan
mengangkut pemancar, keluar masuk desa, hingga melaui lereng gunung
untuk mencari jalan yang aman. Ketika sampai di Banjarnegara, atas saran
yang berwajib demi kepentingan keamanan RRI sendiri, pemancar diangkut
lagi ke Wonosobo. Di Wonosobo RRI dipersilakan menggunakan gedung
yang cukup baik untuk siaran. Hubungan dengan RRI pusat yang saat itu
14
berkedudukan sebagian di Surakarta dan sebagian di Yogyakarta, lebih
melancarkan tugas-tugas sesuai dengan kebijakan Kementrian Penerangan.
Pada tanggal 17 Agustus 1948 bertepatan dengan tiga tahun usia
Negara Republik Indonesia, semua stasiun RRI di wilayah Jawa Tengah
disatukan menjadi RRI Jawa Tengah dan mengambil kedudukan di
Magelang, dengan stasiun relay di Wonosobo dan Purworejo. RRI Jawa
Tengah ini dipimpin oleh Soemarto yang semula adalah pimpinan RRI
Purwokerto.
Tanggal 19 Desember 1948 pasukan Belanda menyerbu Ibukota
Republik Indonesia di Yogyakarta akan tetapi pemerintahan Indonesia telah
diamankan lebih dahulu ke pedesaan. RRI Jawa Tengah di Magelang
berusaha untuk menyingkir ke luar kota dengan membawa peralatan-
peralatan siaran, namun tidak berhasil untuk mengudarakan siarannya.
Karyawan-karyawan RRI Jawa Tengah akhirnya menggabungkan diri ke
instansi-instansi pemerintah dan militer Republik Indonesia.
Dengan adanya perundingan antara Belanda dan Pemerintah Republik
Indonesia pada Perundingan Meja Bundar Yogyakarta, maka pada tanggal 29
Juni 1948 Yogyakarta dan daerah-daerah lain harus dikosongkan dari serdadu
Belanda. Setelah Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menjadi Ibukota
Republik Indonesia, RRI yang pertama kali kembali mengudara adalah RRI
Yogyakarta. Karyawan-karyawan RRI di daerah lain termasuk Purwokerto
menggabungkan diri datang ke Yogyakarta untuk memperoleh instruksi-
instruksi lebih lanjut dari pimpinan RRI Pusat di Yogyakarta.
15
Pada awal tahun 1950 setelah Kemerdekaan Republik Indonesia
diakui oleh Belanda dan dunia internasional, beberapa angkasawan RRI
Purwokerto di Yogyakarta kembali ke Purwokerto untuk mengusahakan
kembali mendirikan RRI Purwokerto. Namun usaha ini ternyata tidak
mendapat izin dari RRI Pusat sehingga RRI Purwokerto tidak berhasil
mengudara kembali. Di tanah air kemudian timbul pergolakan-pergolakan
seperti APRA, RMS, PRRI Permesta dan lainnya. Khusus dalam menangani
penumpasan pemberontakan-pemberontakan tersebut, ABRI di Jawa Tengah
memilih Purwokerto untuk kedudukan stasiun radio dengan nama
Pemancar Mobil RI 12.
Pelaksanaan penyelenggaraan siarannya bekerjasama dengan
RRI Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta. Pemberontakan akhinya berhasil
ditumpas oleh ABRI dan dengan sendirinya pemancar mobil dengan siaran-
siarannya sebagai penunjang operasi militer tidak diperlukan lagi. Masyarakat
kabupaten Banyumas menggunakan kesempatan tersebut untuk mendirikan
kembali RRI Purwokerto. Melalui DPRD Kabupaten Banyumas dihasilkan
resolusi kepada Menteri Penerangan, diusulkan agar di Purwokerto didirikan
lagi RRI supaya masyarakat Banyumas tidak dikecewakan. Pengajuan untuk
mendirkan kembali RRI Purwokerto disetujui dengan syarat Pemerintah
Daerah Kabupaten Banyumas menyediakan gedung untuk keperluan RRI di
Purwokerto. Pada tanggal 20 Mei 1964 bertepatan dengan Peringatan Hari
Kebangsaan Nasional, RRI Purwokerto diresmikan dengan bertempat di
16
bekas Gedung Kesenian "Sri Surya" yang semula bernama Gedung Nasional
Purwokerto.
B. Visi dan Misi RRI Stasiun Purwokerto
RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan
tidak komersial berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi,
pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif
bangsa di dunia internasional.
Secara jelas, Visi dan Misi RRI adalah sebagai berikut:
1. Visi RRI
Menjadikan Layanan Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, berkelas dunia.
2. Misi RRI
a. Memberikan pelayanan informasi terpecaya yang dapat menjadi acuan
dan sasaran kontrol sosial masyarakat dengan memperhatikan kode
etikjurnalistik/kode etik penyiaran.
b. Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerahkan, mencerdaskan,
dan memberdayakan serta mendorong kreatifitas masyarakat dalam
kerangka membangun karaktek bangsa.
c. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan dan
mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang sehat bagi
keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di tengah arus
globalisasi.
17
d. Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender yang sesuai
dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan kelompok minoritas.
e. Memperkuat program siaran di wilayah perbatasan untuk menjaga
kedaulatanNKRI.
f. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang
mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa.
g. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses penyelenggaraan siaran
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program
siaran.
h. Meningkatkan kualitas audio dan memperluas jangkauan siaran secara
nasional dan internasional dengan mengoptimalkan sumberdaya
teknologi yang ada dan mengadaptasi perkembangan teknologi
penyiaran serta mengefisienkan pengelolaan operasional maupun
pemeliharaan perangkat teknik.
i. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan efisien dengan
system manajemen sumber daya (SDM, keuangan, asset, informasi dan
operasional) berbasis teknologi informasi dalam rangka mewujudkan
tata kelola lembaga yang baik ( good corporate governance)
j. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang
mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa.
k. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan penggunaan dan
pemanfaatan asset negara secara profesional dan akuntabel serta
18
menggali sumber-sumber penerimaan lain untuk mendukung
operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.
C. Ikrar RRI
Pada tanggal 11 September 1945, 6 perwakilan bekas radio Jepang di
Jawa (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta dan Purwokerto)
berkumpul di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam Jakarta selain
menghasilkan keputusan untuk mendirikan Radio Republik Indonesia juga
menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11
September 1945, yang berisi 3 butir ikrar, yang kemudian dikenal dengan Tri
Prasetya RRI.
Tri Prasetya RRI
1. Kita harus menyelamatkan alat siaran radio dari siapapun yang hendak
menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan negara kita. Dan
membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam keadaan bagaimanapun
dan dengan akibat apapun.
2. Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat
revolusi seluruh bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang murni,
hati yang bersih dan jujur serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan
kepada tanah air dan bangsa.
3. Kita harus berdiri di atas segala aliran dan keyakinan partai atau
golongan dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan
negara serta berpegang pada jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.
19
D. Logo dan Arti Logo RRI
Sebagai salah satu stasiun tertua dan bersejarah di tanah air, Radio
Republik Indonesia (RRI) terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan
kebutuhan masyarakat. RRI yang dulunya milik pemerintah kini telah
menjadi Lembaga Penyiaran Publik.
Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik, sejak tahun 2000 RRI
berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) dan menjalankan prinsip-
prinsip radio publik yang independen. Menjadi Perusahaan Jawatan selama
masa reformasi, merupakan masa transisi RRI dari Lembaga Penyiaran
Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik. Status sebagai Lembaga
Penyiaran Publik ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12
tahun 2005.
Untuk lebih menegaskan identitasnya, RRI memebuat logo dengan
filosofi sebagai berikut:
1. Logo RRI
Sekali Di Udara Tetap Di Udara
Gambar 1. Logo RRI
Sumber: Arsip Bagian Tata Usaha RRI Purwokerto (2013)
20
2. Arti Logo RRI
a. Bentuk persegi panjang tanpa sudut dan tanpa garis tepi,
menggambarkan kekokohan dan solidaritas. Sudut yang membulat
(tidak runcing) melambangkan fleksibilitas RRI. Tidak adanya garis
tepi atau bingkai menunjukkan indepedensi RRI, serta keterbukaan RRI
untuk dapat bekerjasama dengan berbagai pihak.
b. Tulisan (font type) "RRI". Huruf tulisan yang dirancang khusus
menunjukkan RRI yang kokoh, tegas, dinamis dan selalu bergerak
maju.
c. Gambar pancaran radio. Sebuah image yang menggambarkan kuatnya
pancaran siaran radio RRI yang makin meluas. Tiga lapis pancaran
yang terlihat pada logo juga melambangkan Tri Prasetya RRI.
d. Warna Biru, Biru langit dan putih untuk mempertahankan tradisi.
Warna biru dipilih sebagai warna korporat RRI. Warna Biru dan biru
langit ini melambangkan universalitas RRI, sifat mengayomi, teduh dan
dapat dipercaya.
e. Warna putih pada tulisan RRI melambangkan kejujuran, kebenaran,
keberimbangan dan akurasi.
21
E. Manajemen RRI Stasiun Purwokerto
1. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini adalah bagan struktur Lembaga Penyiaran Publik RRI
Purwokerto:
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi RRI Stasiun Purwokerto
Sumber: Arsip Bagian Tata Usaha RRI Purwokerto (2013)
22
2. Susunan Karyawan
Berikut ini adalah susunan karyawan Lembaga Penyiaran Publik RRI
Purwokerto:
Kepala Stasiun : Rasiyah, S.Sos.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha : Anom Andadari, S.Sos.
Kepala Urusan Sumber Daya Manusia : Suryanto
Kepala Urusan Keuangan : Dra. Hairani Purbasari
Kepala Urusan Umum : Mujiyanto, S.Sos.
Kepala Seksi Siaran : Yogo Sanjoyo, S.H
Kepala Sub Seksi Perencanaan dan
Evaluasi Programa : Mukson, S.E.
Kepala Sub Seksi Programa 1 : -
Kepala Sub Seksi Programa 2 : Hanifahridads, S.H.
Kepala Seksi Pemberitaan : Ir. Mahfud
Kepala Sub Seksi Berita, Ulasan dan
Dokumentasi : Ikrar Dwi Sudiadi, A.Ma.
Kepala Sub Seksi Liputan dan Olahraga : Sri Wuryani, B.A
Kepala Sub Seksi Pengembangan Berita : Dra. Indah Tri M.
Kepala Seksi Sumber Daya Teknologi
dan Media Baru : Burhanudin Ramadlan, S.T.
Kepala Sub Seksi Teknik Studio dan
Media Baru : Dwi Swasono
Kepala Sub Seksi Teknik Transmisi : Edi Wahidin
23
Kepala Sub Seksi Sarana Prasarana
Penyiaran : Edy Siswanto
Kepala Seksi Layanan dan Usaha : Dwi Octo Gunarso, S.Sos.
Kepala Sub Seksi Layanan Publik : Wahyu Hadiarta
Kepala Sub Seksi Pengembangan Usaha : Dwi Purwanto
Kepala Sub Seksi Pencitraan : Windiastuti
3. Job Description
Lembaga Penyiaran Publik RRI Purwokerto terdiri atas beberapa
bagian dan sub bagian dengan pembagian tugas kerja sebagai berikut:
a. Sub Bagian Tata Usaha
Melaksanakan kegiatan tata usaha Stasiun Penyiaran Tipe C. Sub
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
1) Koordinasi penysunan rencana, program dan anggaran stasiun
penyiaran.
2) Pelaksana urusan sumber daya manusia.
3) Pelaksana urusan keuangan.
4) Pelaksana urusan umum.
Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1) Urusan sumber daya manusia
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi urusan sumber daya manusia, keprotokolan dan
kehumasan serta persuratan.
24
2) Urusan keuangan
Melakukan pengelolaan perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi
serta laporan keuangan.
3) Urusan umum
Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program dan
anggaran serta pengelolaan perlengkapan, rumah tangga, keamanan
dan kearsipan.
b. Seksi Siaran
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang perograma siaran.
Seksi Siaran menyelanggaran fungsi :
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi program.
2) Pelaskanaan pengelolaan programa I.
3) Pelaskanaan pengelolaan programa II.
Seksi Programa Siaran terdiri atas :
1) Subseksi Perencanaan dan Evaluasi Programa
Melakukan penyiapan bahan perencanaan program acara, anggaran
biaya siaran, pemolaan, lalu lintas siaran (traffic) dan evaluasi di
bidang programa siaran.
2) Subseksi Programa I
Melakukan pengelolaan dan penyelenggaraan siaran berita/
informasi, produksi siaran pendidikan, produksi siaran budaya,
produksi siaran hiburan dan produksi siaran iklan pada programa I.
25
3) Subseksi Programa II
Melakukan pengelolaan dan penyelenggaraan siaran berita/
informasi, produksi siaran pendidikan, produksi siaran hiburan dan
produksi siaran iklan pada programa II.
c. Seksi Pemberitaan
Mempunyai tugas melakukan kegiatan di bidang pemberitaan. Seksi
Pemberitaan menyelenggarakan fungsi :
1) Pelaksanaan produksi berita, ulasan dan dokumentasi.
2) Pelaksanaan produksi liputan dan olahraga.
3) Pelaksanaan produksi pengembangan berita.
Seksi Pemberitaan terdiri atas :
1) Subsesksi Berita, Ulasan dan Dokumentasi
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi produksi liputan berita, ulasan, siaran langsung,
redaksional dan dokumeltasi untuk programa Stasiun Penyiaran
Tipe C dan kontribusi pada Pusat Pemberitaan.
2) Subseksi Liputan dan Olahraga
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi produksi liputan peristiwa olahraga, produksi berita
olahraga, melakukan siaran langsung olahraga untuk programa
Stasiun Penyiaran Tipe C dan kontribusi pada Pusat Pemberitaan.
3) Subseksi Pengembangan Berita
26
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi produksi pengembanganberita dan masalah actual untuk
Stasiun Penyiaran Tipe C dan kontribusi pada Pusat Pemberitaan
d. Seksi Sumberdaya Teknologi
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang sumberdaya
teknologi. Seksi Sumberdaya Teknologi menyelenggarakan fungsi :
1) Pelaksanaan di bidang teknik studio multimedia.
2) Pelaksanaan di bidang teknik transmisi.
3) Pelaksanaan di bidang sarana prasarana penyiaran.
Seksi Sumberdaya Teknologi terdiri dari :
1) Subseksi Teknik Studio Multimedia
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi di bidang teknik studio dan multimedia.
2) Subseksi Teknik Transmisi
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi di bidang teknik transmisi.
3) Subseksi Sarana Prasarana Penyiaran
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi di bidang sarana prasarana penyiaran.
e. Seksi Layanan Dan Usaha
Mempunyai tugas melakukan kegiatan di bidang layanan dan usaha.
Seksi Layanan dan Usaha menyelenggarakan fungsi :
1) Pelaksanaan layanan publik.
27
2) Pelaksanaan pengembangan usaha.
3) Pelaksanaan pencitraan.
Seksi Layanan dan Usaha terdiri dari :
1) Subseksi Layanan Publik
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi kegiatan layanan kemitraan, data dan informasi.
2) Subseksi Pengembangan Usaha
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi kegiatan pengembangan usaha siaran radio dan usaha non
siaran radio.
3) Subseksi Pencitraan
Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi kegiatan promosi, operasional standarisasi identitas
korporat, hubungan luar dan media.
4. Sarana dan Prasarana
Dalam melaksanakan kegiatannya RRI didukung oleh peralatan
penyiaran yang cukup memadai. Peralatan yang kini menjadi tulang punggung
RRI dalam melaksanakan kegiatannya dibiayai pemerintah. Peralatan yang
dimiliki oleh LPP RRI Purwokerto antara lain:
No. Sarana dan Prasarana Keterangan / Unit
1 Studio Continuity 2 unit
2 Computer OAC Siemens, Tape desk studer 1 unit
3 Tape Roll Otari 2 unit
4 CD player revol 1 unit
5 Mixer Neve Siemens, tape okari 2 unit
28
6 Tape desk studer dan Taseam Masing-masing 2 unit
7 Microphone dan Estandar micro 1 unit
8 Studio rekaman menggunakan mixer 16 channel, tape roll merk otari, CD player merk revol
1 buah
9 Tape desk Tascam, tape desk Sony Masing-masing 1 buah
10 Komputer AWS merk Siemens dilengkapi studio III dan IV
2 unit
11 Master Control Room 1 unit
12 Mobil merek Mercedez-Benz dilengkapi studio equipment dari Siemens
1 unit
13 Mobil OB Van satelit 1 unit
14 Hybrid telephone (phone in pro) 1 unit
15 Pemancar 4 unit
16 Auditorium 1 ruang
Tabel 1. Sarana dan Prasarana LPP RRI Purwokerto(sumber: Company Profile Bidang Pemberitaan (News) Lembaga Penyiaran RRI
Purwokerto, Agustus 2009)
a. Studio
1) Continuity I
Dilengkapi dengan mixer merk Siemens, digunakan untuk musik
rekaman, musik tradisional, dan siaran radio. Dilengkapi komputer
OAC Siemens, tape Deck Studer 1 buah, tape Roll Otari 2 buah,
CD player Revik 1 buah.
2) Continuity II
Continuity drama menggunakan mixer Neve Siemens, tape Otari 2
buah, tape deck Studer dan Tascam, masing-masing 2 buah, CD
player, Revok, microphone dan Estandar microphone.
b. Multy Purpose
29
Studio rekaman menggunakan mixer 16 channel, tape Roll merk
Otari, CD player merek Revok 1 buah, DAT merk Studer 1 buah,
tape deck Tascam ditambah tape deck Sony masing-masing 1 buah,
computer AWS 1 set merk Siemens, dilengkapi dengan studio III
dan IV.
c. Master Control Room
Ruang pengendali output dan input siaran dengan komputerisasi.
d. Mobil OB Van
Digunakan untuk kepentingan siaran luar, menggunakan mobil
merk Mercedez-Benz. Dilengkapi dengan studio equipment dari
Siemens, serta pemancar dengan frekuensi 93, dan 99 MHz,
dilengkapi dengan pemancar radius 60 km. Untuk kepaduan siaran
langsung dilengkapi pula dengan news room sebagai pengendali
siaran distudio RRI juga memiliki OB Van Satelit yaitu mobil yang
fungsinya sebagai penghubung satelit.
e. Phone in Program
Untuk keperluan acara-acara interaktif dilengkapi dengan HIBRID
telephone dan untuk siaran langsung central menggunakan jasa
satelit.
f. Auditorium
Terletak di Jalan gedung RRI Purwokerto lantai 2. Dengan
kapasitas tempat duduk 700 orang. Listrik berkekuatan 5000 watt,
dengan sound system berkekuatan 2000 watt.
30
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pemancar Radio FM RRI Stasiun Purwokerto
1. Dasar Pengertian Radio FM
Modulasi frekuensi (FM) adalah metode untuk menyampaikan
informasi melalui gelombang pembawa dengan memvariasikan frekuensi,
Hal ini berbeda dengan sistem Modulasi Amplitudo (AM) dimana sistem
AM amplitudo dari gelombang pembawa yang bervariasi sedangkan
frekuensi tetap konstan.
Sistem siaran dengan teknologi FM ditemukan oleh Edwin Howard
Armstrong yang dapat mentransmisikan suara kualitas tinggi melalui
gelombang radio.
Sejarah FM dimulai tahun 1936 ketika Edwin Howard Armstrong
menperkenalkan frekuensi FM sebagai metode untuk mengurangi
gangguan pada transmisi radio dalam konferensi Radio Engineers New
York pada 6 November 1936. Frekuensi FM secara luas digunakan pada
perangkat telekomunikasi untuk mengirimkan suara tanpa noise
(gangguan). Dalam aplikasi analog, frekuensi sesaat dari carrier
(frekuensi pembawa) berbanding lurus dengan nilai sesaat dari sinyal
input. Data digital dapat dikirim dengan menggeser frekuensi pembawa di
antara seperangkat nilai-nilai diskrit, teknik ini dikenal sebagai frekuensi-
shift keying.
30
31
Sinyal FM memiliki beberapa fitur, antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Fitur yang paling penting dari frekuensi modulasi (FM) adalah
ketahanannya pada gangguan sinyal amplitudo. Modulasi ini
dilakukan dengan mengubah variasi dalam frekuensi.Artinya,
amplitudo gelombang sinyal apapun tidak akan mempengaruhi output
audio, asalkan sinyal dari pemancar radio masih dalam jangkauan
radio penerima.
b. Gelombang FM memiliki sifat ketahanan terhadap noise dan
interferensi. Alasan inilah kenapa gelombang FM digunakan untuk
transmisi siaran berkualitas tinggi.
c. Fitur lain yang penting berkaitan dengan transmisi FM. modulasi
audio dapat diterapkan pada tahap pemancar berdaya rendah, dan
tidak perlu menggunakan bentuk penguatan linear untuk
meningkatkan tingkat daya sinyal ke final.
d. Transmisi FM dapat menggunakan amplifier RF non-linear untuk
memperkuat sinyal FM di pemancar. Ini lebih efisien daripada
penguat RF linear Oleh karena itu, untuk keluaran daya pancar yang
sama, pemancar FM lebih hemat energi dibandingkan dengan
pemancar lain.
2. Pengertian Pemancar FM
Pemancar merupakan perangkat yang paling utama dalam media
elektronik radio penyiaran komersial maupun komunitas. Perangkat ini
32
berfungsi untuk mentransmisikan atau menyalurkan gelombang suara dari
perangkat audio di studio ke radio penerima pendengar yang berada di
rumah ataupun kendaraan. Daya jangkau suatu pemancar FM sangat
bergantung pada daya yang dikeluarkan (dalam satuan watt), ketinggian
lokasi antena transmisi, juga jenis dan jumlah bay antena yang
dipergunakan. Faktor lingkungan juga sangat menentukan daya jangkau
dan pemerataan siaran. Berkat perangkat pemancar inilah suara penyiar
dan alunan musik dapat didengar oleh pendengar di rumah.
Pada pemancar FM ada beberapa bagian yang saling mendukung
sistem operasi yaitu:
Exciter FM, bagian yang terdiri dari osilator PLL dan Stereo generator
ini berfungsi untuk membangkitkan frekuensi FM yang akan
dipancarkan serta menyampurkan dengan frekuensi audio stereo. Daya
keluaran pada bagian ini 20 watt.
IPA (Intermediate Power Amplifier), bagian ini berfungsi untuk
menguatkan daya keluaran dari exciter yang masih sangat kecil. Bagian
ini memiliki daya keluaran maksimum 100 watt. Untuk radio komunitas
cukup menggunakan exciter saja atau exciter dan IPA.
Booster (Penguat Akhir), bagian ini merupakan penguat daya tinggi
paling akhir dalam sistem transmisi. Penguat daya inilah yang
menentukan daya jangkau dari pemancar FM. Keluaran dari booster ini
akan diteruskan melalui kabel koaksial (Heliax) penghubung (feeder)
ke antena.
33
Antena, bagian ini berfungsi untuk memancarkan sinyal dan daya dari
pemancar (Exciter-IPA-Booster) ke seluruh wilayah di sekitar lokasi
pemancar radio FM. Semakin banyak elemen (bay), maka semakin jauh
pula daya jangkau dari pemancar FM, namun yang umum dipergunakan
adalah 4 hingga 12 bay karena berkaitan dengan biaya serta tinggi
tower yang dibutuhkan. Semakin banyak elemen yang dipergunakan,
maka semakin tinggi tower yang dibutuhkan.
Feeder (Kabel Penghubung), merupakan kabel transmisi khusus
frekuensi tinggi yang menghubungkan antara pemancar dan antena.
Kualitas dan redaman kabel sangat berpengaruh terhadap kinerja dan
efisiensi dari pemancar. Semakin baik kualitas kabel, maka semakin
efisien kinerja pemancar.
Pemancar radio FM stereo memiliki daya mulai dari 20 - 100 watt
untuk skala radio komunitas, sedangkan untuk radio komersial
menyediakan pemancar dengan daya 250 watt, 1500 watt dan 6000 watt.
Pemancar yang digunakan RRI stasiun Purwokerto adalah jenis pemancar
combain berbasis RVR dengan daya 3000 watt.
Gambar 3. Pemancar combain berbasis RVR 3000 watt
34
Keuntungan penggunaan Frequency modulation (FM) adalah bebas
dari pengaruh gangguan udara dan bandwidth (lebar pita) lebih besar dari
pada bandwidth (lebar pita) Amplitudo modulation. Frekuensi yang
dialokasikan untuk siaran FM berada di antara 88MHz-108 MHz, dimana
pada wilayah frekuensi ini siaran radio relatif bebas dari gangguan-
gangguan dari atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. RRI
Stasiun Purwokerto memiliki tiga layanan siaran yang bekerja pada range
FM 93,1MHz (RRI Pro 1); 98,6MHz (RRI Pro 2); 99MHz (RRI Pro 3).
Exciter sebagai salah satu bagian dari pemancar FM yang tidak dapat
terpisahkan, dan juga sebagai jantung dari pemancar siaran FM. Exciter
merupakan rangkaian yang menghasilkan osilasi, karena pada exciter
terdapat osilator yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang sinus yang
nantinya akan dimodulasikan. Didalam sistem osilator juga terdapat buffer
(penyangga) yang berfungsi untuk menstabilkan frekuensi/ modulasi
osilator akibat proses pembebanan oleh penguat tingkat selanjutnya.
Exciter yang digunakan pada pemanacar RRI stasiun Purwokerto adalah
FM Build Up Merk RVR TEX 30 LCD.
3. Bagian Pemancar Secara Umum
Sirkuit pesawat radio ada dua bagian penting yaitu pesawat
pemancar (transmiter) dan pesawat penerima (receiver). Fungsi dari
Gambar 4. Exciter FM Build Up RVR TEX 30 LCD
35
pemancar radio ialah sebagai penghasil sinyal informasi dan sinyal
pembawa dijadikan gelombang radio, sedangkan fungsi pesawat penerima
yaitu untuk mengubah gelombang radio menjadi sinyal informasi yang
dapat kita dengarkan.
Pada dasarnya pesawat pemancar radio adalah merupakan
rangkaian komponen elektronika seperti: resistor, kondensator, transistor,
trafo, ic, dan lain lain. Menurut Pasal 1 Angka 5 UU Nomor 36 Tahun
1999 Tentang Telekomunikasi, Pemancar Radio adalah alat
telekomunikasi yang menggunakan dan memancarkan gelombang radio.
Pemancar radio terdiri dari beberapa bagian, antara lain bagian
input, bagian penguat audio, bagian osilator, bagian modulator, bagian
penguat daya, dan bagian antena. Berikut merupakan diagram blok
bagian-bagian pemancar radio:
Gambar 5. Diagram Blok Bagian Pemancar Radio
36
Bagian-bagian pemancar radio adalah sebagai berikut:
a. Input
Input berupa sinyal listrik yang dihasilkan oleh alat-alat
pengubah mekanik menjadi getaran-getaran listrik. Alat yang
menghasilkan sinyal ini antara lain mikrofon, piringan hitam, CD
Player, MP3 Player dan lain sebagainya. Daya sinyal yang
dikeluarkan oleh alat-alat ini amplitudonya masih terlalu kecil,
sehingga memerlukan penguatan lagi.
Input berupa sinyal informasi, sinyal informasi dihasilkan
oleh sumber informasi/sumber suara. Sinyal informasi berfrekuensi 20
– 20000 Hz. Berbeda dengan getaran suara yang dapat dilihat, Sinyal
tak dapat dilihat/ didengarkan, jika ingin melihat maupun mendengar
sinyal maka harus menggunakan alat/ pesawat elektronik. Penunjuk
pada sinyal adalah indikator, sinyal dapat dimanfaatkan melalui
pesawat elektronik, lalu sinyal suara masuk ke mixer untuk diproses
ke tahap berikutnya. Fungsi sinyal lainnya yaitu menguatkan frekuensi
radio.
b. Penguat Audio
Sinyal audio yang masih kecil akan dikuatkan amplitudo
tegangan sinyalnya, sehingga dihasilkan intensitas tegangan sinyal
audio yang kuat. Bagian penguat bisa berupa audio amplifier atau
hanya preamp dengan penguat akhirnya.
37
c. Osilator
Osilator merupakan bagian yang berfungsi sebagai
pembangkit getaran listrik frekuensi. Frekuensi tinggi adalah frekuensi
yang jumlah getarannya di atas 2000 Hz (20 KHz) sedangkan
kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya yaitu 300.000.000
m/detik (300.000 Km/detik). Rangkaian osilator ialah suatu rangkaian
elektronika yang berfungsi menghasilkan getaran tinggi. Frekuensi
yang dihasilkan rangkaian ini tinggi karena kalau rendah getaran
listrik ini tidak akan memancar jauh.
Osilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai
sinyal pembawa. Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada
sinyal pembawa dengan proses modulasi. Osilator dengan frekuensi
yang dapat dirubah disebut VFO (Variabel Frequency Osilator). VFO
memiliki kelebihan pada deviasi frekuensinya yang lebar yaitu untuk
menghasilkan frekuensi 88 MHz -108 MHz.
d. Modulator
Modulator adalah bagian yang merupakan sinyal audio/sinyal
informasi dengan sinyal carrier. Pada pemancar AM, amplitudo sinyal
pembawa dibuat berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo
sinyal informasi.
Modulator merupakan bagian yang mengolah sinyal
informasi dengan frekuensi tinggi (sebagai sinyal pembawa) yang
dihasilkan oleh bagian Osilator. Pengolahan tersebut akan
38
menghasilkan sinyal modulasi berupa gelombang radio atau
gelombang elektromagnetik (gelombang RF).
System Modulasi Pemancar ada 2 macam yaitu:
1) Sistem AM (Amplitudo Modulasi)
Merupakan suatu sistem yang menghasilkan gelombang radio
dengan amplitudonya berubah-ubah sedangkan frekuensinya tetap.
Gambar 6. Amplitude Modulated Wave
2) Sistem FM (Frekuensi Modulasi)
Merupakan suatu sistem yang menghasilkan gelombang radio yang
amplitudonya tetap sedangkan frekuensinya berubah-ubah.
Gambar 7. Frequency Modulated Wave
e. Penguat Daya
Penguat daya bertugas menguatkan sinyal termodulsi
sebelum dikirimkam ke bagian antena untuk dipancarkan. Jenis
penguat yang digunakan ialah penguat daya kelas C. penguat daya
kelas C diplih karena kemampuannya menguatkan frekuensi radio
(diatas 20KHz). Transistor yang digunakan pada penguat ini adalah
transistor daya RF, yang mempunyai karakteristik daya keluaran
berkisar antara 1 sampai 75 watt.
39
f. Antena
Antena dalam sebuah pemancar merupakan ujung tombak
penyampaian sinyal radio pemancar ke penerima. Jika antena yang
digunakan pada suatu pemancar tidak memenuhi spesifikasi yang
sesuai, maka hasil yang diharapkan tidak akan tercapai. Selain
jangkauan menjadi tidak menentu juga kemungkinan kerusakan pada
rangkaian pemancar akibat tegangan balik dari antena. Saat ini banyak
digunakan antena batang misalnya pada pesawat radio transistor,
pesawat penerima radio mobil, Walky Talky, Handy Talky dan
sebagainya.
Antena merupakan bagian yang paling penting dari sistem
pemancar. Antena berfungsi sebagai alat yang dapat meradiasikan
gelombang radio. Antena berfungsi sebagai bagian yang dapat
menangkap radiasi gelombang radio dan memancarkan secara jauh.
Antena yang ideal disebut sebagai antena isotropis.
4. Antena
1. Sejarah Antena
Sejarah antena kembali pada konsep yang dikembangkan oleh
James Clerk Maxwell, yang menyatukan teori listrik dan magnet
menjadi teori elektromagnetika yang dirangkumnya di dalam sebuah
sistim persamaan yang kemudian dikenal dengan nama persamaan-
persamaan Maxwell. Dengan persamaan yang diturunkan di tahun
1863 ini ia meramalkan adanya medan listrik dan magnet yang
40
merambat di ruang bebas tanpa adanya kabel. Medan listrik dan
magnet yang berubah dengan waktu ini dan juga merambat di udara, di
sebut juga gelombang elektromagnetik. Dengan bantuan persamaan ini
juga Maxwell memprediksikan bahwa pada dasarnya cahaya juga
merupakan gelombang elektromagnetika dan gelombang
elektromagnetika merambat dengan kecepatan cahaya.
Sembilan tahun setelah kematian Maxwell, di tahun 1888 Hertz
melakukan verifikasi terhadap prediksi Maxwell secara eksperimen.
Dia membangun dua buah alat berbentuk permukaan silinder yang
terpisah sekitar 1 meter. Dengan alat ini dia bisa membuktikan adanya
induksi sinyal pada antena yang satu akibat sumber yang dipasangkan
pada antena yang lainnya. Peristiwa ini merupakan momen kelahiran
dari telekomunikasi tanpa kabel modern yang gunanya bisa kita
rasakan sekali dewasa ini. Atas dasar eksperimen ini Hertz dikenal
dengan nama Mr. Antenna.
Setahun setelah kematian Hertz, di 1895 Marconi berhasil
merealisasikan telekomunikasi jarak jauh, dari Inggris ke benua
Amerika, dengan menggunakan gelombang elektromagnetika. Antena
yang dipergunakan adalah 50 buah antena pemancar yang vertikal,
yang dilibatkan dengan bantuan kawat secara horisontal dengan 2
tonggak kayu yang berjarak 60 meter. Sebagai antena penerima
dipergunakan sebuah kawat vertikal dengan panjang 200 m yang
mengambang di udara dengan bantuan sebuah layang-layang.
41
Sejak saat itu perkembangan antena makin cepat, dan berkembang
pula jenis-jenis antena sesuai dengan tuntutan padanya di setiap bidang
aplikasi.
2. Karakter Antena.
Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih jenis antena untuk suatu aplikasi , yaitu pola radiasi,
directivity, gain, dan polarisasi.
a. Pola Radiasi
Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi
sinyal yang dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-
dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh
sebuah antena. Pola radiasi antena dibentuk oleh dua buah
pola radiasi berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi pada
bidang irisan arah elevasi (pola elevasi) dan pola radiasi
pada bidang irisan arah azimuth (pola azimuth). Kedua pola
di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi 3-
dimensi inilah yang umum disebut sebagai pola radiasi
antena dipol. Sebuah antena yang meradiasikan sinyalnya
sama besar ke segala arah disebut sebagai antena isotropis.
Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk
bola Namun, jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di
mana pada arah tersebut distribusi sinyalnya lebih besar
42
dibandingkan pada arah lain, maka antena ini akan
memiliki directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal
oleh sebuah antena, maka directivity antena tersebut.
Antena dipol termasuk non-directive antenna.
Dengan karakter seperti ini, antena dipol banyak
dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah
cakupan yang luas. Pada astronomi radio, antena dipol
digunakan pada teleskop radio untuk melakukan
pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk
data yang dapat diperoleh adalah variabilitas intensitas
sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi.
Namun, karena antena dipol tidak memiliki directivity pada
arah tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang
menggunakan antena jenis ini tidak dapat digunakan untuk
melakukan pencitraan.
b. Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang
terkait dengan kemampuan antena mengarahkan radiasi
sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain
bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis
pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan
suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang
digunakan untuk gain adalah desibel.
43
c. Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari
medan listrik. Antena dipol memiliki polarisasi linear
vertikal . Mengenali polarisasi antena amat berguna dalam
sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi
maksimum pada transmisi sinyal. Pada astronomi radio,
tujuan mengenali polarisasi sinyal yang dipancarkan oleh
sebuah objek astronomi adalah untuk mempelajari medan
magnetik dari objek tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pola radiasi, yang pertama adalah Half-power Beamwidth
(HPBW), atau yang biasa dikenal sebagai beanwidth suatu
antena. Dalam astronomi radio, beamwidth adalah resolusi
spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu diameter sudut
minimun dari dua buah titik yang mampu dipisahkan oleh
teleskop radio tersebut. Secara teori, beamwidth untuk
antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.
d. Antena Directoral
Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan
narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang
kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak
bisa menjangkau area yang luas, antena directional
44
mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah,
umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya
digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point,
macam antena direktional seperti antena grid, dish
"parabolic", yagi, dan antena sectoral.
e. Antena Omni-Directional
Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar
(wide beamwidth) yaitu 3600; dengan daya lebih meluas,
jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang
luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena
sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan
mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-
ferensi. antena omnidirectional mengirim atau menerima
sinyal radio dari semua arah secara sama, biasanya
digunakan untuk koneksi multiple point atau hotspot.
3. Jenis-jenis Antena
a. Antena Yagi
Antena yagi pada dasarnya sebuah dipole (kadang disebut
radiator). Pada bagian belakang terdapat reflektor untuk
merefleksikan sinyal. Pada bagian mukanya diletakkan beberapa
elemen director untuk mengarahkan sinyal. Makin banyak director-
nya semakin tinggi penguatan antena. Antena yagi biasanya
45
mempunyai penguatan sekitar 7- 19 dBi. Untuk jarak pendek,
sebaiknya menggunakan antena dengan penguatan rendah.
Gambar 8. Antena Yagi
Antena yagi 12dBi P-2412 untuk 2,4 GHz yang tertutup oleh
radome terlihat pada gambar. Pola radiasi antena tampak pada
gambar. Hal yang menarik untuk diperhatikan adalah pola radiasi
horizontal dan pola radiasi vertikal tidak berbeda jauh pada antena
pengarah, semua mengarah ke muka antena, tidak banyak radiasi di
belakang antena.
Untuk antena penguatan rendah biasanya radiasi cukup lebar,
berbeda pada antena berpenguatan tinggi yang mempunyai radiasi
46
lebih sempit.Untuk meningkatkan penguatan antena, biasanya
menggunakan reflektor parabola untuk memantulkan sinyal radio
yang dibangkitkan oleh antena dipole yang di pasang di muka
reflektor. Sebuah antena parabola biasanya mempunyai penguatan
18-28 dBi. Biasanya ada antena parabola yang mempunyai
penguatan di atas 30 dBi, tetapi harganya sangat mahal.
b. Antena Dipol
Antena Dipol adalah antena yang paling sederhana dan yang
paling luas penggunaannya. Antena dipol terdiri dari dua buah
kawat yang terpisah satu dengan lainnya, yang pada fungsinya
sebagai antena pemancar, ia akan dihubungkan dengan sumber
tegangan, dan pada fungsi sebagai antena penerima, akan
dihubungkan dengan load.
47
Gambar 9. Antena Dipol
Di banyak sekali aplikasi teknis, seperti radar, sistim seluler,
diinginkan antena yang mengkonsentrasikan pancaran energinya
pada suatu arah tertentu, sedangkan ke arah lain tidak diinginkan
terjadinya penyuplaian energi. Untuk mencapai tujuan ini, biasanya
hanya sebuah antena dipole tidak bisa digunakan, karena antena
dipol mempunyai karakteristik pancar yang omnidireksional. Untuk
mendapatkan suatu karakter pemancaran (yang disebut juga
diagram radiasi/pancar) tertentu, dipergunakan beberapa buah
48
antena dipol yang disusun sedemikian rupa membentuk sebuah
grup antena, atau array.
c. Antena Horn
Antena horn menggunakan teknologi waveguide (pemandu
gelombang yang berbentuk seperti pipa air). Untuk menghindari
refleksi yang besar, pada bagian transisi waveguide-udara, bagian
dari waveguide diperlebar, sehingga diharapkan gelombang akan
diradiasikan pada apertur dari antena tersebut.
Gambar 10.Antena Horn
Teknik lain dalam menggunakan waveguide sebagai antena
adalah dengan membuat slot (torehan/potongan/irisan) pada
waveguide di bagian badannya. Sehingga gelombang
49
elektromagnetik bisa ‘merembes’ keluar dari waveguide dan
merambat di udara.
4. Antena pada pemancar RRI Purwokerto
Pada RRI Purwokerto, antena yang dipakai adalah antena
Omnidirectional jenis Sierra .
Gambar 11. Antena Omnidirectional
Antena omnidirectional, yaitu jenis antena yang memiliki pola
pancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama.Untuk menghasilkan
cakupan area yang luas, gain dari antena omnidirectional harus
memfokuskan dayanya secara horizontal, dengan mengabaikan pola
50
pemancaran ke atas dan ke bawah, sehingga antena dapat di letakan di
tengah-tengah base station.
Dengan demikian, keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat
melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya
adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi
gangguan. Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup yang
mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi pelanggan
yang melebar.
Antena omnidirectional mempunyai sifat umum radiasi atau
pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Antena
omnidirectional secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang
digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau satu
titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari
jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima
menggunakan directional antena atau antena yang terarah.
Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derajat. Radiasi yang
horisontal pada dasarnya E-Field. Yang berbeda dengan polarisasi
yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di
pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran
sinyal pada sekelilingnya atau 360 derajat, sedangkan pada bagian atas
antena tidak memiliki sinyal radiasi.
Antena Sierra polarisasi melingkar daya tinggi adalah Sistem
Standar Antena Penyebaran di seluruh dunia. Ini memberikan penetrasi
51
gain maksimum di perkotaan dan daerah pinggiran dengan perumahan
yang ramai. Sierra memberi kamu kombinasi atau radiasi Horisontal
dan Vertikal, dan membuat sedikit mendapat gangguan multipath dan
High Solid Signal.
Gambar 12. Antena Sierra
Sierra menggunakan Alumunium kualitas sangat tinggi dan
menghasilkan daya radiasi lebih baik, dan sedikit kehilangan daya
dalam sistem. Pembangunan kelas tinggi dan perlindungan pendek DC
akan memberikan ketenangan pikiran untuk stasiun yang ingin tetap
mengudara. Tidak ada tuning atau penyesuaian yang diperlukan untuk
setiap frekuensi pada band yang memungkinkan antena ini dapat
digunakan setiap pemancar frekuensi. Pilihan kita untuk situs
komersial hingga 800 watt, 1600 watt. Perlindungan air, perlekatan es,
kelembaban.
52
Konektor input dilindungi terhadap hujan dan perlekatan es oleh
tempat khusus. Balun dalam juga dilindungi terhadap air, gula dan
masuknya kelembaban oleh tempat yang tersegel. Instalasi yang
mudah. Standar mounting bracket dirancang untuk instalasi instan
pada tiang dengan diameter dari 32 mm sampai 50 mm.
B. Pembuatan Website RRI Stasiun Purwokerto
1. Pengertian Website
World Wide Web saat ini berkembang dengan pesat pada berbagai
bidang kehidupan manusia. Pada mulanya perkembangan World Wide
Web hanya bersifat pertukaran informasi yang statis artinya komunikasi
yang terjadi antara penerima informasi dengan penyedia informasi hanya
bersifat satu arah saja. Penerima hanya mendapatkan informasi dari
penyedia informasi dan tidak dapat berinteraksi dengan penyedia
tersebut. Biasanya sistem seperti ini disebut web statis.
Seiring dengan berkembangnya industri-industri web, maka
World Wide Web tidak lagi bersifat statis. Penerima informasi tidak
hanya mendapatkan informasi dari penyedia informasi, tetapi juga dapat
berinteraksi dengan penyedia informasi dengan cara melakukan koneksi
dengan basisdata. Sistem ini biasanya disebut web dinamis.
Website merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia
internet. Melalui situs web, setiap pemakai internet bisa mengakses
informasi-informasi di situs web yang tidak hanya berupa teks, tetapi juga
dapat berupa gambar, suara, film, animasi, dan lain sebagainya.
53
Sebenarnya, website merupakan kumpulan-kumpulan dokumen yang
banyak tersebar di beberapa komputer server yang berada di seluruh
penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan melalui jaringan yang
disebut internet.
Manfaat website yang utama salah satunya adalah untuk
menunjukkan eksistensi dari perusahaan atau sebuah produk sebagai
brand, dan untuk lebih mudah menjelaskan ke masyarakat tentang
perusahaan atau produk seseorang serta dapat juga digunakan sebagai
sarana komunikasi dengan semua orang dengan jarak tak memungkinkan.
Termasuk juga salah satunya adalah website sistem informasi radio online
atau streaming radio.
Website saat ini telah menjadi tolok ukur “image” dari sebuah
perusahaan. Dengan sebuah website, perusahaan dapat memperluas
existensinya, baik di pasar domestik maupun internasional, sedangkan
radio online layanan penyiaran audio yang ditransmisikan melalui internet
yang dapat di akses oleh orang dimanapan dengan syarat ada koneksi
internet. Untuk mempermudah semua orang dalam mengakses berbagai
informasi pada radio RRI tentunya dengan tanpa mendengarkan melalui
pesawat radio, maka dibuatlah website radio online/ streaming radio
dengan model website dinamis atau dengan menggunakan model
pemrograman PHP (Personal Home Page) dan database MySQL.
54
2. Pengertian Radio Online
Radio internet yang juga dikenal sebagai online radio, web radio,
net radio, streaming radio atau e-radio adalah layanan penyiaran audio
yang ditransmisikan melalui internet. Penyiaran yang dilakukan melalui
internet disebut sebagai webcasting karena tidak menular secara luas
melalui sarana nirkabel.
Radio internet memiliki sebuah media streaming yang dapat
menyediakan saluran audio terus menerus dan tidak ada kontrol
operasional penyiarannya. Layanan radio internet dapat diakses dari
belahan dunia manapun, misalnya orang dapat mendengarkan stasiun
radio Indonesia dari Eropa atau Amerika. Namun, ada juga beberapa
jaringan seperti Clear Channel di AS dan Chrysalis di UK yang
membatasi penyiaran dalam negerinya sendiri karena masalah perizinan
jenis musik tertentu dan iklan.
3. PHP (Personal Home Page)
Untuk mendukung situs web dinamis dibutuhkan suatu
pemrograman web. Berdasarkan tempat dijalankannya perintah-perintah
dalam pemrograman web, terdapat dua jenis kategori:
1. Client side programming
2. Server side programming
Pada client side programming, script programnya dijalankan di
client atau dalam hal ini adalah browser internetnya. Contoh kategori ini
55
adalah pemrograman javascript, java applet. Sedangkan server side
programming script programnya dijalankan di server. Beberapa bahasa
pemrograman yang termasuk kategori ini adalah Perl (the oldest), CGI,
PHP, ASP, Phyton.
PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) diciptakan oleh Rasmus
Lerdorf. PHP awal mulanya hanya digunakan oleh penciptanya untuk
mencatat pengunjung pada hompagenya (semacam hit counter). Rasmus
salah seorang yang mendukung opensource, maka ia mengeluarkan
Personal Home Page (PHP) Tools versi 1.0. PHP terus dikembangkan dan
sampai saat ini versinya sudah mencapai 5.0. PHP memiliki beberapa
kelebihan dibanding server side programming lain, yaitu mudah dibuat dan
kecepatan prosesnya yang tinggi. Selain itu PHP juga support pada banyak
OS seperti Unix/Linux, Win 98, Win NT dan turunannya, Macintosh. PHP
juga dapat dijalankan bersama dengan web server seperti PWS (Personal
Web Server), Apache, IIS. Kelebihan yang lain adalah PHP dapat
diletakkan dalam tag HTML atau dikatakan PHP merupakan bahasa yang
embedded atau mudah dipasangkan dengan bahasa pemrograman web
yang lain.
4. Database MySQL
MySQL merupakan salah satu software DBMS (Database
Management System) yang termasuk paling populer. Kini mulai versi 3.23
MySQL menjadi software open source yang free. MySQL telah tersedia
56
juga di lingkungan Windows. Untuk dapat mengakses ke database MySQL
dibutuhkan suatu authentication melalui username dan password.
Username dan password tersebut bisa diperoleh dari administrator.
Database berfungsi sebagai tempat penyimpanan data, sehingga
pengelolaan yang dilakukan juga berkaitan dengan penyimpanan data yang
meliputi : memasukkan data, mengubah data, menampilkan data, dan
menghapus data. Sebelum kita melakukan pengelolaan data, tentunya kita
harus merancang dahulu database serta atribut–atribut penyimpanan yang
meliputi : pembuatan databases, pembuatan tabel, pembuatan query.
5. Analisis dan Perancangan Website
a. Linear Sequential Model
Model proses ini sering disebut sebagai Waterfall atau Classic
Life Cycle Model. Metode Linear Sequential Model menyarankan
pendekatan yang sistematis dan sekuensial dalam pengembangan
aplikasi website RRI stasiun Purwokerto yang dimulai pada level
sistem dan bergerak maju mulai tahap analisis, desain, coding, testing,
dan support.
Gambar 13. The Linear Sequential Model
57
Model Linear Sequential mencakup aktivitas-aktivitas berikut:
1) Rekayasa dan Pemodelan Sistem (System engineering).
Dikarenakan aplikasi sistem selalu merupakan bagian dari sistem
yang lebih besar, kegiatan proses sistem dimulai dengan
melakukan indentifikasi kebutuhan (requirements) dari seluruh
elemen sistem lalu memetakan bagian dari kebutuhan tersebuat
sebagai kebutuhan aplikasi. Pandangan secara sistem ini sangat
dibutuhkan ketika aplikasi ini harus berinterakasi dengan elemen-
elemen yang lain seperti perangkat keras, manusia, dan basisdata.
Identifikasi dan pengumpulan kebutuhan dilakukan dalam level
strategi bisnis dan level manajerial.
2) Analisis Kebutuhan Aplikasi (Software requirements analysis).
Proses identifikasi dan pengumpulan kebutuhan sistem
difokuskan pada kebutuhan website ini. Untuk memahami
program-program yang akan dibangun, analisis harus memahami
domain dan lingkup aplikasi yang akan dibangun, termasuk
didalamnya fungsi, tingkah laku aplikasi, performansi, dan
antarmuka. Kebutuhan sistem dan aplikasi didokumentasikan dan
dikonfirmasikan dengan pengguna.
Kebutuhan Fisik
Adapun untuk kebutuhan komponen system adalah sebagai
berikut :
58
- Perangkat Keras : PC dengan spesifikasi dan fungsional
sebagai pc.
- Perangkat lunak : sistem operasi Windows XP, Windows 7,
Windows 8, macromedia dreamweaver 8, XAMPP.
Kebutuhan Fungsional
- Identifikasi data
- Identifikasi sumber data
- Identifikasi informasi
- Identifikasi tujuan informasi
- Identifikasi proses
3) Desain (Design). Proses desain aplikasi search engine ini fokus
kepada sturktur data, arsitektur Aplikasi, representasi antarmuka,
dan algoritma detil proses. Desain merupakan representasi
kebutuhan yang akan dijadikan pedoman dalam pengkodean
program. Desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari
manajemen konfigurasi aplikasi.
Data Design, mengubah informasi menjadi struktur data untuk
mengimplementasikan software. Data design dibuat
berdasarkan data dictionary.
Architectural Design, mendefinisikan relasi antara elemen-
elemen structural utama, pola desain yang digunakan untuk
mencapai kebutuhan yang ditentukan untuk sistem dan
59
batasan-batasan yang mempengaruhi bagaimana desain
arsitektural ini diterapkan.
Interface Design, menjelaskan bagaimana software
berkomunikasi dalam dirinya, dengan sistem yang bertukar
informasi dengannya, dan dengan manusia yang
menggunakannya.
Component-Level Design, menghasilkan deskripsi prosedur
software.
4) Pengkodean (Code generation). Desain yang telah dibuat dalam
website ini, ditranslasikan ke dalam suatu bahasa pemrograman
PHP Personal Home Page (PHP: Hypertext Preprocessor) dan
menggunakan pemrograman database MySQL.
5) Ruang Lingkup Pembuatan Aplikasi. Proses pembuatan website
RRI stasiun Purwokerto ini dibatasi ruang lingkupnya dengan
model pembagian sesuai dengan jumlah anggota pada kelompok
praktik. Berdasarkan hal tersebut, maka laporan ini hanya
membahas mengenai analisa halaman gallery dan panel manage
gallery pada halaman administrator.
6) Pengujian (Testing). Setelah kode program dibangun, website ini
diuji untuk memastikan bahwa semua kebutuhan dan persoalan
dapat diselesaikan dan benar. Proses pengujian fokus pada logika
sistem. Memastikan bahwa dari proses input, pemrosesan, hingga
output benar dan sesuai dengan yang diinginkan.
60
7) Support. Aplikasi sangat memungkinkan untuk berubah.
Perubahan dapat terjadi karena ditemukannya kesalahan, sistem
harus diadaptasikan kepada sistem yang baru, pengguna
menginginkan peningkatan fungsional dan performansi sistem,
serta perawatan sistem.
b. Perancangan Website pada Halaman Gallery dan Panel Manage
Gallery
1) Perancangan Data pada Halaman Gallery dan Panel Manage
Gallery
a) Entity Relationship Diagram (ERD)
Dalam website terdapat delapan entitas, yaitu home, news,
activities, programs, administrator panels, about us, from the
gallery dan live chat. Namun pada laporan ini yang akan dibahas
adalah hanya pada halaman gallery serta manage gallery pada
halaman administrator.
61
Gambar 14. Entity Relationship Diagram (ERD) gallery dan manage gallery pada website RRI
Purwokerto
b) Desain Tabel
Database atau basis data merupakan salah satu komponen yang
harus ada dalam suatu sistem informasi. Database ini digunakan
untuk mengidentifikasi penyimpanan data sehingga data dapat
diolah oleh sistem.Penyimpanan data berikut berbentuk tabel
accounts, dan gallery yang dibentuk berdasarkan normalisasi
data.
Berikut adalah tabel database rri_pwt.sql:
accounts
id
username
password
name
rri_pwt.sql
galllery
gid time
img
title date
62
Tabel 2. Database rri_pwt.sql
Berikut adalah tabel accounts pada database rri_pwt.sql:
Tabel 3. Accounts pada Database rri_pwt.sql
Berikut adalah tabel gallery pada database rri_pwt.sql:
Tabel 4.Gallery pada Database rri_pwt.sql
2) Source Code
gallery.php
<?php $sql = "SELECT * FROM `gallery` ORDER BY `gid` DESC"; $ck = mysql_num_rows(mysql_query($sql)); if($ck==0){ ?><div id="notif">There is no published photo</div>
63
<?php } else { ?><script type="text/javascript">jQuery(document).ready(function($){$('div.content').css('display','block');var onMouseOutOpacity=0.67;$('#thumbs ul.thumbs li, div.navigation a.pageLink').opacityrollover({mouseOutOpacity:onMouseOutOpacity,mouseOverOpacity:1.0,fadeSpeed:'fast',exemptionSelector:'.selected'});var gallery=$('#thumbs').galleriffic({delay:2500,numThumbs:4,preloadAhead:4,enableTopPager:false,enableBottomPager:false,imageContainerSel:'#slideshow',controlsContainerSel:'#controls',captionContainerSel:'#caption',loadingContainerSel:'#loading',renderSSControls:true,renderNavControls:true,playLinkText:'Play Slideshow',pauseLinkText:'Pause Slideshow',prevLinkText:'‹ Previous Photo',nextLinkText:'Next Photo ›',nextPageLinkText:'Next ›',prevPageLinkText:'‹ Prev',enableHistory:true,autoStart:false,syncTransitions:true,defaultTransitionDuration:900,onSlideChange:function(prevIndex,nextIndex){this.find('ul.thumbs').children().eq(prevIndex).fadeTo('fast',onMouseOutOpacity).end().eq(nextIndex).fadeTo('fast',1.0);this.$captionContainer.find('div.photo-index').html('Photo '+(nextIndex+1)+' of '+this.data.length)},onPageTransitionOut:function(callback){this.fadeTo('fast',0.0,callback)},onPageTransitionIn:function(){var prevPageLink=this.find('a.prev').css('visibility','hidden');var nextPageLink=this.find('a.next').css('visibility','hidden');if(this.displayedPage>0)prevPageLink.css('visibility','visible');var lastPage=this.getNumPages()-1;if(this.displayedPage<lastPage)nextPageLink.css('visibility','visible');this.fadeTo('fast',1.0)}});gallery.find('a.prev').click(function(e){gallery.previousPage();e.preventDefault()});gallery.find('a.next').click(function(e){gallery.nextPage();e.preventDefault()});function pageload(hash){if(hash){$.galleriffic.gotoImage(hash)}else{gallery.gotoIndex(0)}}$.historyInit(pageload,"advanced.html");$("a[rel='history']").live('click',function(e){if(e.button!=0)return true;var hash=this.href;hash=hash.replace(/^.*#/,'');$.historyLoad(hash);return false})});</script><style>.slideshow span a img {max-width:500px;max-height:500px;}</style><div class="navigation-container"><div id="thumbs" class="navigation">
<a class="pageLink prev" style="visibility: hidden;" href="#" title="Previous Page"></a> <!-- strat image gallery -->
64
<ul class="thumbs noscript"> <?php $q = mysql_query($sql); while($s = mysql_fetch_array($q)){ $href = $host."img/photos/".$s['img']; ?>
<li style="background-image: none;"> <a class="thumb" name="<?php echo tolink($s['title']); ?>" href="<?php echo $href; ?>" title="<?php echo $s['title']; ?>"> <img src="<?php echo $href; ?>" title="<?php echo $s['title']; ?>" width="64" /> </a>
</li><?php } ?>
</ul> <!-- end image gallery -->
<a class="pageLink next" style="visibility: hidden;" href="#" title="Next Page"></a></div></div><div class="content"><div class="slideshow-container">
<div id="controls" class="controls"></div><div id="loading" class="loader"></div><div id="slideshow" class="slideshow"
style="width:400px;"></div></div></div><?php } ?>
Source code tersebut merupakan code yang digunakan untuk
menampilkan gambar pada situs web dengan database rri_pwt.sql
sehingga semua basis data akan tampil pada halaman situs.
manage-gallery.php
<script type="text/javascript">$(document).ready(function() {<?php if(!isset($_SESSION['content'])){ ?>$('.fWritenew').hide();$('.writenew').show();$('.writenew').click(function(){
$('.fWritenew').show();$('.writenew').hide();
});<?php } ?>});</script><h2>Upload <em>New Photo</em></h2><div id="notif" class="writenew" style="display:none;"><a href="#" onclick="return false;">Click to upload new photo</a></div>
65
<form method="post" class="fWritenew" enctype="multipart/form-data"><table> <tr> <td valign="top"> <table> <tr> <td>Title</td> <td><input type="text" name="title" value="<?php if(isset($_SESSION['title'])){ echo $_SESSION['title']; unset($_SESSION['title']); } ?>" style="margin:0 0 5px 5px;width:395px;"></td> </tr> </tr> </table> <center> <input type="file" accept="image/jpeg,image/gif,image/x-png" style="width:300px;" name="image"><br> <input type="submit" name="submit" value="Upload"> </center> </td> </tr></table></form><br><h2>Published <em>Photos</em></h2><?php $sql = "SELECT * FROM `gallery` ORDER BY `gid` DESC"; $tot = mysql_num_rows(mysql_query($sql)); if($tot>0){ ?><ul><?php
if(!isset($_GET['page'])){$page = 1;
} else {$page = antiinjection($_GET['page']);
}$limit = 20;$startpoint = ($page * $limit) - $limit;$url = $host."manage/gallery";$q = mysql_query($sql." LIMIT $startpoint,
$limit");while($s = mysql_fetch_array($q)){
?><li><a href="<?php echo $host; ?>gallery.html#<?php echo tolink($s['title']); ?>" title="<?php echo $s['title']; ?>"><?php echo $s['title']; ?></a> [<a href="<?php echo $host; ?>manage/gallery/delete/<?php echo $s['gid']; ?>/<?php echo tolink($s['title']); ?>.html" title="Delete">delete</a>]</li><?php } ?></ul><?php echo pagination($sql,$limit,$page,$url); ?><?php } else { ?><div id="notif">There is no published photo</div>
66
<?php } ?>
Source code manage gallery tersebut merupakan code yang
digunakan untuk menambahkan atau menghapus gambar yang
dibutuhkan pada sistem informasi ini.
upload.php
<?php
if($filename != ''){
$newfilename = $replacefilename.".jpg";
$source = $_FILES[$formname]['tmp_name'];
$newtarget = $target.$newfilename;
$statusok = move_uploaded_file($source, $newtarget);
}
?>
Source code tersebut merupakan code untuk mengunggah gambar
ke gallery dan menyimpan ke database website RRI Purwokerto.
67
3) Antarmuka Website
Antarmuka Halaman Gallery
Gambar 15. Antarmuka Halaman Gallery
68
Antarmuka Halaman Manage Gallery
Gambar 16. Antarmuka Halaman Manage Gallery
69
70
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktik yang telah dilakukan, dengan metode
pengambilan data dan pengolahan hasil analisis data yang penulis peroleh
dari radio nasional RRI stasiun Purwokerto, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Praktik Kerja merupakan salah satu metode pengenalan dunia kerja
maupun dunia industri yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa dapat
mengetahui tentang kedisiplinan, kreatifitas, tanggung jawab, ketekunan,
sopan santun dan motivasi pada dunia kerja.
2. Inovasi yang dilakukan pimpinan dan karyawan pada RRI stasiun
Purwokerto secara langsung mempengaruhi kinerja dari keseluruhan
proses manajemen kerja serta seluruh proses penyiaran sehingga
menjadikan radio nasional pada umumnya dan RRI stasiun Purwokerto
pada khususnya semakin maju dan jaya sesuai dengan slogan yang
diterapkan yaitu sekali di udara tetap di udara.
3. Penulis mengetahui proses kegiatan penyiaran yang dilakukan oleh RRI
stasiun Purwokerto.
4. Penulis mengetahui proses pemancar radio yang ada pada RRI stasiun
Purwokerto khususnya pada bagian antena. Antena adalah bagian yang
paling penting dari sistem pemancar. Antena berfungsi sebagai alat yang
dapat meradiasikan gelombang radio. Sebagai bagian dari sistem
69
71
penerima, antena berfungsi sebagai bagian yang dapat menangkap radiasi
gelombang radio. Antena yang ideal akan meradiasikan gelombang radio
kesegala arah. Antena yang ideal disebut sebagai antena isotropis. Sebagai
gambaran, jika antena isotropis diletakkan pada titik pusat dari bola maka
antena isotropis akan mengisi semua ruang yang ada pada bola tersebut
dengan radiasi gelombang radio.
5. Pembuatan situs web RRI stasiun Purwokerto yang berfungsi sebagai radio
online atau streaming radio, sehingga proses penyiaran yang dilakukan
akan semakin luas jangkauannya, serta akan mempercepat dan
mempermudah semua orang untuk memeperoleh informasi dengan
mendengarkan radio secara streaming dengan jarak jaringan tak terjangkau
luasnya.
B. Saran
Setelah penulis melaksanakan praktik kerja lapangan di RRI stasiun
Purwokerto, penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat
membantu meningkatkan atau setidaknya dalam pelaksanaan tugas laporan
praktik kerja lapangan, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk Universitas Negeri Semarang
a. Penambahan alat-alat praktik laboratorium guna mendukung kegiatan
praktik.
b. Tidak mempersulit mahasiswa ketika akan mengajukan dalam
pelaksanaan praktik kerja lapangan.
72
c. Profesionalisme kerja perlu ditingkatkan.
d. Kedisiplinan dalam proses belajar mengajar selama perkuliahan.
2. Untuk RRI stasiun Purwokerto
a. Meningkatkan kedisiplinan dalam kegiatan kerja.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan hendaknya memperhatikan
keselamatan kerja dan kerapian.
c. Demi lancarnya suatu kegiatan, hendaknya disediakan peralatan-
peralatan yang menunjang pekerjaan tersebut.
73
DAFTAR PUSTAKA
Roddy, Dennis dkk. _____ . Komunikasi Elektronika. Jakarta: Erlangga
_______, ______. 2013. Omnidirectional Antenna. Dalam:
http://en.wikipedia.org/wiki/Omnidirectional_antenna. Diakses pada 25
Maret 2013.
_______, ______. 2013. Antena (radio). Dalam:
http://id.wikipedia.org/wiki/Antena_%28radio%29. Diakses pada 25 Maret
2013.
_______, ______. 2013. Antena Dipol. Dalam:
http://id.wikipedia.org/wiki/Antena_Dipol. Diakses pada 25 Maret 2013.
_______, ______. 2013. Antena Yagi. Dalam:
http://id.wikipedia.org/wiki/Antena_Yagi. Diakses pada 25 Maret 2013.
_______, ______. ______. Antenna Sierra. Dalam:
http://giantcommunication.indonetwork.co.id/651069/antenna-sierra.htm.
Diakses pada 25 Maret 2013.
Laiq, Muchammad. 2011. Antena Directional dan Omnidirectional. Dalam:
http://mlaiq.blogspot.com/2011/07/antenna-directional-
omnidirectional.html. Diakses pada 25 Maret 2013.
74
Sutikno, Anjar. 2009. Definisi Website. Dalam:
http://carapedia.com/pengertian_definisi_web_info2043.html. Diakses
pada 25 Maret 2013.
75
L A M P I R A N
76
DENAH LOKASI RRI STASIUN PURWOKERTO
LokasiRRI Stasiun PurwokertoJl. Jend. Soedirman 427
Purwokerto
U
Gambar 1. Denah Lokasi RRI Stasiun Purwokerto
77
LEMBAR DOKUMENTASI
Gambar Proses Rekaman di Layanan Siaran Pro2
Gambar Proses Praktek Kerja di Seksi Sumber Daya Teknologi
78
Gambar Proses Praktek Kerja di Seksi Sumber Daya Teknologi
Gambar Penyerahan Plakat sebagai Tanda Kenangan Praktek Kerja