Laporan PKL II Nius Kedoa STPP Gowa

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    I.PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan sumberdaya manusia pertanian, merupakan satu

    kesatuan yang tak dapat dipisahkan dalam membangun sektor pertanian

    Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa pokok utama dalam pembangunan

    pertanian yang mencurahkan waktunya dalam kegiatan berusahatani. Untuk

    itulah sehingga sektor ini sangat membutuhkan sumberdaya manusia yang

    handal, yaitu sumberdaya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan

    teknologi, serta mampu menerapkannya secara optimal, profesional dan dapat

    dipercaya dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan.

    Pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang berkelanjutan

    adalah suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan

    baku industri memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha, meningkatkan

    kesejahteraan rakyat khususnya petani, pekebun, peternak, nelayan,

    pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar

    kawasan hutan, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan khususnya di

    perdesaan, meningkatkan pendapatan nasional, serta menjaga kelestarian

    lingkungan.

    Pelaksanakan pembangunan pertanian diperlukan sumberdaya manusia

    yang professional, kreatif, inovatif, kredibel dan berwawasan global terutama

    sumberdaya manusia pelaku (actor) dalam pembangunan pertanian tersebut.

    Tersedianya sumberdaya yang berkualitas melalui upaya pengembangan

    sumberdaya manusia merupakan faktor penentu keberhasilan pembangunan

    pertanian. Penyuluh pertanian adalah salah satu sumber daya manusia pertanian

    yang berkorelasi langsung dengan keberhasilan pembangunan pertanian. oleh

    karena itu pengembangan sumberdaya manusia dalam pembangunan pertanian

    mutlak perlu dilaksanakan dalam upaya menyediakan sumberdaya manusia yang

    berkualitas terutama sumberdaya manusia pelaku pembangunan pertanian.

    Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) sebagai lembaga

    Pendidikan Tinggi Kedinasan di Kementerian Pertanian yang berperan dalam

    pembangunan pertanian khususnya dalam mendukung upaya revitalisasi

    pertanian. Melalui STPP dapat dihasilkan penyuluh pertanian yang memiliki

    integritas moral, professional, kreatif, inovatif, kredibel dan berwawasan global

  • 2

    serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun sistem penyuluhan

    pertanian. Untuk mendukung harapan tersebut diperlukan suatu proses

    pembelajaran yang secara optimal mendukung percapaian kompetensi

    dimaksud.

    Penyelenggaraan pendidikan kedinasan bagi Penyuluh Pertanian

    merupakan salah satu bentuk upaya Kementerian Pertanian dalam

    meningkatkan kompetensi Penyuluh Pertanian. Dengan meningkatnya

    kompetensi Penyuluh Pertanian, diharapkan program pemberdayaan petani dan

    keluarganya dapat terlaksana lebih optimal. Dengan demikian, tujuan program

    Revitalisasi Penyuluhan Pertanian dapat tercapai.

    Penyuluh pertanian yang mengikuti pendidikan di STPP diharapkan dapat

    memiliki kompetensi yang memadai. Untuk itu, pada tujuan tersebut, proses

    pembelajaran dilakukan dengan pola pembelajaran In and Out Campus

    Learning system. Melalui pola pembelajaran ini setiap tingkatan mahasiswa

    mengikuti uji kompetensi jenjang penyuluhan. Untuk mahasiswa dapat

    menempuh proses pendidikan di dalam kampus (In Campus) dan pada situasi

    nyata di luar kampus (Out Campus). Untuk memenuhi proses pembelajaran

    tersebut di atas maka dilaksanakan melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) II. Uji

    kompetensi ini dilakukan dalam bentuk tugas kerja nyata penyuluhan partisipatif

    di tingkat kecamatan sesuai dengan tugas penyuluh pertanian pelaksana lanjutan

    yang tertera dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

    NOMOR : PER/02/MENPAN/2/2008 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh

    Pertanian dan Angka Kreditnya.

    B. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) II

    penyuluh pertanian pelaksana lanjutan adalah:

    1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menyelenggarakan

    pola penyuluhan partisipatif mulai dari penyusunan rencana kegiatan

    penyuluhan pertanian dilokasi praktik sampai pelaksanaan penyuluhan dan

    melaksanakan tugas-tugas rutin penyuluhan pertanian.

    2. Meningkatkan kemampuannya dalam menyuluh dan berkomunikasi sebagai

    seorang fasilitator dan dinamisator.

  • 3

    C. Manfaat

    1. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) II bagi mahasiwa adalah:

    a). Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam

    pemberdayaan masyarakat petani untuk pengembangan agribisnis.

    b). Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah atau

    swasta, pengusaha tani atau petani dan stakeholder lain dalam memfasilitasi

    pengembangan agribisnis.

    c). Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang

    berbeda.

    2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah atau swasta, petani

    dan stakeholder lain adalah:

    a). Mengenal Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai penyelenggara

    pendidikan program Diploma IV penyuluhan pertanian.

    b). Membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan rutin yang dilakukan

    instansi, pengusaha dan petani.

    c). Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik dibidang penelitian maupun

    pemberdayaan Sumber Daya Manusia pertanian yang menguntungkan.

    3. Manfaat bagi masyarakat atau petani

    a). Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam kegiatan memahami desa

    secara partispatif.

    b). Meningkatnya hubungan kerjasama diantara sesama anggota kelompok

    masyarakat dan antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok

    yang lain dalam penyusunan perencanaan usaha tani.

  • 4

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Aspek Penyuluhan

    1. Definisi Penyuluhan Pertanian

    Anonim (2008), Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi

    pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

    mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

    permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan

    produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraannya serta meningkatkan

    kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

    2. Tujuan Penyuluhan Pertanian

    Mardikanto (2009), upaya perbaikan pada mutu hidup manusia, baik

    secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budaya. Terkait dengan

    pemahaman tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarakan pada terwujudnya

    perbaikan teknis bertani, perbaikan usahatani dengan perbaikan kehidupan

    petani dan masyarakat.

    3. Materi Penyuluhan Pertanian

    Penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya

    adalah salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.

    Informasi dan teknologi pertanian tersebut sering kita sebut sebagai pesan

    penyuluhan atau materi penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang

    akan disampaikan penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian

    diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada peningkatan

    kesejahteraan masyarakat.

    Anonim (2006) materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan

    penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama

    dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi,

    rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.

    4. Metode Penyuluhan Pertanian

    Metode penyuluhan pertanian adalah cara atau tehnik menyampaikan

    materi penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan

    pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan

    mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

    permodalan, sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan

  • 5

    produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

    meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Anonim,

    2009).

    Padmowiharjo (2002) metode penyuluhan pertanian adalah cara atau

    teknik penyampaian materi penyuluhan kepada para petani beserta kelompoknya

    agar mereka tau dan mampu menerapkan inovasi yang diberikan sehingga

    tujuan penyuluhan pertanian efektif dan efesien.

    5. Media Penyuluhan Pertanian

    Media penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang dapat

    digunakan untuk menyalurkan pesan kepada petani dan keluarganya serta

    masyarakat pertanian dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

    kemauannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakatnya

    serta meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan pertanian (Anonim,

    2007). Peranan media dalam penyuluhan pertanian adalah sebagai saluran

    komunikasi, sebagai media belajar dan sebagai media peragaan. Media

    penyuluhan pertanian dapat diklasifikasi berdasarkan rangsangan

    penerima/indera penerima, daya liput/jumlah sasaran, pengalaman belajar dan

    bentuk/karakteristik. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk

    mengemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan pada petani sebagai

    pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio, media audio visual,

    media berupa obyek fisik atau benda nyata (Anonim 2009).

    6. Sasaran Penyuluhan Pertanian

    Anonim (2006), mengatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian

    adalah : pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi

    sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku

    utama dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku

    kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian,

    perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.

    7. Seri Foto dan Poster

    Seri foto adalah materi penyuluhan pertanian berupa rangkaian foto-foto

    yang disusun secara berurutan sehingga menjadi suatu cerita atau proses

    kegiatan di bidang pertanian, (Anonim, 2009)a. Sedangkan menurut Mardikanto

    (2009), seri foto adalah alat peraga yang digunakan untuk mengenalkan inovasi

    atau menunjukkan bukti-bukti keberhasilan atau keunggulan satu inovasi yang

  • 6

    ditawarkan. Seri foto dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan

    sasaran pada tahapan sadar, minat, menilai. Sedangkan menurut Mardikanto

    (2009), poster merupakan barang cetakan yang berisikan gambar dengan ukuran

    yang relatif besar untuk ditempel, ditembok, dipohon dan direntangkan dipinggir

    jalan. Poster lebih banyak berisikan gambar yang dimaksudkan untuk

    mempengaruhi perasaan atau sikap sasaran.

    8. Uji Coba/Pengkajian/Pengujian Paket Teknologi/ Metode Penyuluhan

    Pertanian

    Uji coba lapang paket teknologi spesifikasi lokasi adalah percobaan

    teknologi pertanian yang dilaksanakan oleh petani, sebagai tindak lanjut dari

    hasil pengkajian atau pengujian teknologi anjuran, teknologi hasil galian petani

    atau dari berbagai sumber teknologi lainnya untuk mendapatkan teknologi yang

    sesuai dengan kebutuhan petani. Pengkajian atau pengujian teknologi anjuran

    adalah kegiatan pengembangan penelitian sebelum dilakukan uji coba lapang

    (kaji terap) dari suatu teknologi hasil penelitian yang dilakukan dilahan

    percontohan, (Anonim, 2009)a. Menurut Rokhman (2008), kaji terap adalah

    metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kemampuan petani dalam

    memilih paket teknologi yang akan direkomendasikan sebelum

    didemonstrasikan, pelaksanaannya dilakukan oleh kontak tani dilahannya

    dengan bimbingan penyuluh pertanian.

    9. Demonstrasi Usaha Tani Melalui Demonstrasi Farm

    Demonstrasi suatu metode penyuluhan dilapangan yaitu peragaan suatu

    teknologi (bahan,alat, atau cara) dan atau hasil penerapan secara nyata yang

    dilakukan oleh demonstrator kepada pelaku utama dan pelaku usaha, (Anonim,

    2009)b. Demfarm adalah demonstrasi usaha tani dalam kelompok tani dengan

    menerapkan teknologi pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara bersama

    antara kelompok dalam satu gabungan kelompok tani, (Anonim, 2012). Menurut

    Rokhman (2008), demonstrasi farm merupakan demonstrasi yang dilakukan

    secara kerjasama oleh petani-nelayan dalam suatu kelompok taninelayan

    dengan areal 1-5 hektar untuk komoditi yang memerlukannya.

    10. Demonstrasi Usaha Tani Melalui Demonstrasi Area

    Demonstrasi area dilaksanakan oleh gabungan kelompok tani, tujuannya

    meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok tani melalui

    kerjasama antar kelompok tani untuk menerapkan inovasi baru dibidang

  • 7

    pertanian serta memberikan contoh bagi petani sekitarnya. Demonstrasi area

    adalah peragaan penerapan teknologi secara bersama oleh gabungan kelompok

    tani dalam hamparan usahatani anggotanya, (Anonjm, 2009)b.

    11. Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya

    Temu lapang, temu tugas, temu teknis dan temu karya masing-masing

    memiliki pengertian sendiri.Temu tugas yaitu pertemuan berkala antara

    pengembang fungsi penyuluhan, penelitian, pengaturan dan pelayanan dalam

    rangka pemberdayaan petani beserta keluarganya, (Anonim, 2009)b. Menurut

    Anonim (2009)a, Temu Lapang adalah kegiatan pertemuan antara peneliti,

    penyuluh dan para petani untuk saling tukar menukar teknologi/informasi

    sehingga didapatkan teknologi yang akan dikembangkan sesuai potensi wilayah.

    Temu Teknis antar Wilayah/fungsi disebut juga temu tugas adalah kegiatan

    pertemuan berkala antar penyuluh pertanian, atau antara penyuluh pertanian,

    peneliti dan aparat pengaturan dan pelayanan untuk meningkatkan pelayanan

    kepada petani dalam mengembangkan usahataninya, (Anonim, 2009)a. Temu

    karya adalah pertemuan antara pelaku utama untuk bertukar pikiran dan

    pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu pengetahuan dan

    ketrampilan untuk diterapkan. Bentuk kegiatannya merupakan ungkapan

    pengalaman seseorang yang telah berhasil menerapkan suatu teknologi baru di

    bidang usahataninya, (Anonim, 2009)b.

    12. Forum Penyuluhan Pedesaan/Magang/Widyawisata/Karyawisata atau

    Widyakarya

    Magang di bidang pertanian adalah suatu proses belajar mengajar antar

    pelaku utama dengan bekerja di lahan dan/atau tempat usahatani pelaku utama

    yang berhasil, (Anonim, 2009)b. Sering dikenal dengan istilah petani belajar dari

    petani. Menurut Anonim (2009)b Widyawisata adalah suatu perjalanan bersama

    yang dilakukan oleh kelompok tani, untuk belajar dengan melihat suatu

    penerapan teknologi dalam keadaan yang sesungguhnya, atau melihat suatu

    akibat tidak diterapkannya teknologi di suatu tempat. Widyakarya atau

    karyawisata adalah kegiatan perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok

    tani dan penyuluh pertanian untuk mempraktekkan hasil suatu pengajaran atau

    melakukan suatu karya bermanfaat ditempat yang dituju, (Anonim, 2009)a.

  • 8

    13. Kelembagaan Petani

    Gabungan kelompok tani adalah gabungan dari beberapa kelompok tani

    yang melakukan usaha agribisnis dengan prinsip kebersamaan dan kemitraan

    sehingga mencapai peningkatan produksi, pendapatan usahatani bagi

    anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan merupakan Wadah Kerjasama Antar

    Kelompok tani-nelayan (WKAK), yaitu kumpulan dari beberapa kelompok tani-

    nelayan yang mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan

    komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang kepentingan bersama,

    (Syahyuti, 2007). Gabungan kelompok tani adalah kumpulan beberapa kelompok

    tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan

    efisiensi usaha, (Anonim, 2007).

    Anonim (2007), kelompok tani adalah kumpulan petani yang tumbuh

    berdasarkan kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

    ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk bekerja sama dalam

    meningkatkan, mengembangkan produktivitas usahatani, memanfaatkan sumber

    daya pertanian, mendistribusikan hasil produksinya dan meningkatkan

    kesejahteraan anggotanya. Sedangkan kelompok tani lanjut memilik ciri-ciri

    antara lain: Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah Tangga (ART) telah

    dijalankan semestinya, pertemuan rutin dilakukan minimal sebulan sekali dan

    hasil pertemuan didokumentasi dengan baik, kelompok mampu mengidentifikasi

    masalah dan menyusun perencanaan, telah memiliki kegiatan usaha produktif

    dan kelompok mempunyai akses pinjaman kredit karena modal yang dimiliki

    kelompok layak mendapatkan kredit. (Abdullah, 2008).

    14. Evaluasi Penyuluhan Pertanian

    Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan sebuah proses yang

    sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauhmana tujuan

    program penyuluhan pertanian disuatu wilayah dapat dicapai dan penapsiran

    data untuk mengambil keputusan dan pertimbangan. Evaluasi penyuluhan

    mementukan sejauh mana tujuan penyuluhan pertanian dapat dicapai yaitu

    bertani lebih baik, berusahatani lebih menguntungkan, hidup lebih sejahtera dan

    bermasyarakat lebih baik ( Padmowihardjo, 2002). Evaluasi penyuluhan

    pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan atau

    program penyuluhan dan kinerja penyuluh, mempertanggung jawabkan kegiatan

  • 9

    yang dilaksanakan, membandingkan antara kegiatan dengan tujuan yang telah

    ditetapkan, (Padmowihardjo, 2002).

    B. Aspek Teknis

    1. Pembuatan Silase Untuk Pakan Ternak Sapi

    BPTU Sembawa (2007). Silase adalah hijauan makanan ternak ataupun

    limbah pertanian yang diawetkan dalam keadaan segar (dengan kandungan air

    60-70 %) melalui proses fermentasi dalam silo. Silo dapat dibuat diatas tanah

    yang bahannya berasal dari: tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik,

    drum bekas dan lain sebagainya.

    Tujuan Pembuatan Silase

    a. Untuk mengatasi kekurangan makanan ternak dimusim kemarau panjang,

    atau musim paceklik.

    b. Untuk menampung kelebihan produksi hijauan makanan ternak atau

    memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik, tetapi belum

    dipergunakan.

    c. Mendayagunakan hasil sisa pertanian atau hasil ikutan pertanian.

    Ciri-ciri Silase yang baik adalah rasa dan bau asam, warna masih hijau,

    bukan coklat, tekstur hijauan masih jelas seperti alamnya, tak berjamur,

    berlendir, tak bergumpal dan pH rendah, 3 4.

    3. Penanaman Padi Dengan Cara Jajar Legowo 2 : 1 (20 x 10 x 40 cm) di

    Lahan Sawah

    BPTP (2009), legowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki

    beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak

    tanam pada barisan pinggir kali jarak tanaman pada baris tengah.

    Pengertian jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan

    kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir

    mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian,

    jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan

    pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Modifikasi jarak tanam pada cara tanam

    legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak

    tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25

    cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan

    tanahnya.

  • 10

    Tujuan cara tanam legowo adalah:

    a. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian

    pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman,

    maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga

    akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat,

    b. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang

    relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya,

    c. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban

    akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang,

    d. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit.

    Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian

    hama/penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo,

    e. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman

    akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya populasi tanaman akan

    memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil.

    4. Tanaman Tomat

    Margiyanto (2008), tanaman tomat merupakan tanaman yang berasal dari

    amerika latin, seperti peru, ekuador, dan meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar

    keseluruh amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropis. Ketika itu

    penyebarannya dilakukan oleh burung pemakan buah . Sayangnya pada saat itu

    tomat masi dianggap tanaman penggangu atau gulma. Namun pada tahun 700

    SM tomat mulai dibudidayakan suku Inca dan Aztec yang mendiami benua

    tersebut. Bahkan dari mereka pula, kata tomat berasal, yakni Xitomate. Kedua

    suku tersebut membudidayakan tomat yang buahnya relatif kecil atau dari jenis

    Lycopersikon esculentum var. Cerasiforme. Jenis inilah yang kemudian dianggap

    sebagai nenek moyang tomat.

    Buah tomat merupakan bahan makanan yang mempunyai kandungan

    dan komposisi gizi sebagai bahan makanan. Selain mempunyai rasa yang unik,

    yakni manis dan agak asam, tomat juga memiliki kandungan dan komposisi gizi

    yang tergolong lengkap. Kandungan vitamin, terutama A, B dan C, relatif tinggi,

    denikian juga kandungan mineralnya. Bukan rahasia lagi vitamin-vitamin tersebut

    sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatan. Vitamin A misalnya,

    untuk mencegah dan megatasi xeroptalmia pada mata. Vitamin B untuk

    mencegah dan mengobati beri-beri, radang saraf, darmatitis, lemah oto, dan

  • 11

    penyakit lain yang ditimbulkan karena kekurangan vitamin B. Vitamin C untuk

    mencegah sariawan, memelihara kesehatan gigi dan gusi dan melindungi dari

    penyakit lain yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C.

    Sementara itu kandungan mineralnya seperti besi (fe) berguna untuk

    membentuk sel darah merah. Mineral lainnya berupa kalsium (ca) bermanfaat

    untuk pembentukan tulang dan gigi. Jika dikonsumsi secarah rutin, tomat juga

    bisa mencegah pembentukan batu pada saluran kencing, menyembuhkan mual-

    mual di pagi hari, sakit kuning, sembelit dan sakit maag. Selain itu bisa

    menyembuhkan penyakit liver, encok, tuberkulosis (TBC) dan asma. Khususnya

    bagi anak muda, tomat juga bisa megatasi jerawat yakni dengan melulurkan

    buah tomat di wajah yang terkena jerawat secara rutin setiap hari. Bahkan

    penelitan di Amerika Serikat menunjukan tomat bisa dimanfaatkan sebagai

    pencegah kanker prostat asalkan disantap secarah teratur sebanyak lima buah

    setiap minggunya. Hal ini bisa terjadi karena tomat mengandung vitamin C yang

    tinggi, juga senyawa lain seperti likopen, serat, fosfor, kalium dan betakarotin.

    5. Penyakit Rabies

    BPTP Sulawesi Utara (2013) Penyakit Rabies atau penyakit anjing gila

    adalah penyakit hewan menular yang disebakan oleh virus, dapat menyerang

    hewan berdarah panas dan manusia. Pada hewan yang menderita Rabies, virus

    ditemukan dengan jumlah banyak pada air liurnya. Virus ini akan ditularkan ke

    hewan lain atau ke manusia terutama melalui luka gigitan.

    Penyakit rabies merupakan penyakit zoonosa yang sangat berbahaya

    dan ditakuti karena bila telah menyerang manusia atau hewan akan selalu

    berakhir dengan kematian. Mengingat akan bahaya dan keganasannya terhadap

    kesehatan dan ketentraman hidup masyarakat, maka usaha pencegahan dan

    pemberantasan penyakit ini perlu dilaksanakan secara intensif. Untuk itu sejak

    tahun 2005 pemerintah menetapkan agar Indonesia bebas Rabies, melalui

    berbagai upaya pengendalian dan melakukan publikasi-publikasi pengendalian

    vektor utama penyakit ini.

    Hewan yang rentan dengan rabies adalah semua hewan berdarah panas.

    Penyakit Rabies secara alami terdapat pada bangsa anjing, kucing,monyet,

    kelelawar, dan karnivora liar. Masa inkubasi (masa inkubasi adalah waktu antara

    penggigitan sampai timbulnya gejala penyakit) kurang lebih 2 minggu (10 hari- 14

    hari). Pada manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun.

  • 12

    III. METODE PELAKSANAAN

    A. Waktu dan Tempat

    Pelaksanaan praktek kompetensi II Penyuluh Pertanian Pelaksana

    Lanjutan akan dilaksanakan mulai tanggal 29 April sampai dengan 20 Juli 2013

    di Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

    Kecamatan Pamona Utara merupakan lumbung beras, penghasil kakao dan

    cengke yang penting peranannya dalam pembangunan pertanian di Kabupaten

    Poso. Beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan di

    Kecamatan Pamona Utara seperti Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN),

    Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Percepatan

    Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Dana Stimulan Pemerintah

    kabupaten dan Gerakan Nasional Peningkatan Mutu dan Produksi Kakao

    (Gernas Kakao).

    B. Materi Kegiatan

    Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilakukan dalam bentuk pelaksanaan

    tugas kerja nyata penyuluhan partisipatif di tingkat kecamatan sesuai dengan

    tugas penyuluh pertanian pelaksana lanjutan yang tertera dalam Peraturan

    Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

    PER/02/MENPAN/2/2008. Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan

    Angka Kreditnya yang terdiri dari :

    1. Menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat desa,kecamatan dan

    kabupaten.

    a. Keadaan wilayah Fisik

    b. Keadaan Sosial

    c. Keadaan ekonomi

    2. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota

    a. Penetapan tujuan

    b. Penetapan masalah

    c. Penetapan rencana

    d. Penyusunan rencana

  • 13

    3. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian

    a. Koordinasi dengan penyuluh setempat/BPP

    b. Mengadakan pertemuan di tingkat BPP

    c. Mengkaji data programa penyuluhan di tingkat desa.

    d. Merumuskan masalah,tujuan kegiatan, metode, tempat,dan waktu.

    4. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk seri foto

    a. Judul seri foto adalah pembuatan silase untuk pakan ternak

    b. Susun materi

    c. Susun rangkaian foto-foto kegiatan sesuai materi

    5. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk poster.

    a. Judul poster adalah kenali dan kendalikan rabies.

    b. Menggambar poster yang sesungguhnya.

    6. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani perorangan.

    a. Kunjungan rumah.

    Materi yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan petani.

    b. Kunjungan usaha tani.

    Kegiatan dilahan usahatani antara lain vaksinasi, pengobatan dan

    kastrasi pada ternak.

    c. Melalui telpon.

    7. Melakukan kunjungan tatap muka/anjansana pada kelompok tani.

    Kunjungan tatap muka pada kelompok tani materi yang akan disampaikan

    yaitu Pembuatan Silase Untuk Pakan Ternak dengan langka-langkah

    sebagai berikut:

    a. Persiapan

    b. Perencanaan kegiatan.

    c. Waktu dan tempat.

    d. Metode dan media yang akan digunakan.

    8. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani secara massal.

    Kegiatan tatap muka pada petani secara massal materi yang akan

    sampaikan yaitu tentang Penyakit Rabies dengan langkah-langkah sebagai

    berikut:

    a. Menentukan waktu/tempat

    b. Sosialisasi tentang penyakit rabies

    c. Media yang akan digunakan poster.

  • 14

    9. Melakukan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode

    penyuluhan pertanian. Untuk materi uji coba yang akan disampaikan

    tersebut di atas yaitu Fermentasi kulit buah kakao sebagai pakan ternak.

    a. Menyiapkan topik.

    b. Memberikan alat peraga pada petani.

    c. Pengunaan alat peraga.

    d. Cara pembuatan.

    10. Merencanakan demostrasi usaha tani melalui demonstrasi farm.

    Kegiatan yang akan dilaksanakan melalui demonstrasi farm yaitu

    penanaman rumput gaja mini.

    a. Lokasi pelaksanaan

    b. Pelaksana kelompok tani

    c. Waktu pelaksanaan.

    11. Memandu pelaksanaan demonstrasi usaha tani melalui dem area.

    Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Penanaman padi dengan cara

    Jajar Legowo 2 : 1

    a. Tentukan isi pesan atau kebutuhan belajar

    b. Buat jadwal hari-hari kunjungan

    c. Hendaknya menggunakan pembanding cara lama dengan cara baru

    12. Melaksanakan temu lapang/temu tugas/temu teknis/temu karya

    a. Mempersiapkan topik acara dan isi kegiatan

    b. Konsultasi dengan kontak tani dan aparat setempat

    c. Menyampaikan undangan kepada para peserta sebelumnya topik yang

    akan dibahas

    13. Merencanakan forum penyuluhan pedesaan / magang / widyawisata /

    karyawisata / widyakarya

    a. Merencanakan waktu pelaksanaan

    b. Penetntuan tempat yang akan dikunjungi

    c. Biaya pelaksanaan

    14. Menjadi pramu wicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pameran.

    a. Persiapan atau perencanaan

    b. Tujuan pelaksanaan

    c. Pelaksanaan kegiatan.

  • 15

    15. Mengajar kursus tani.

    a. Menentukan judul/materi

    b. Waktu dan tempat pelaksanaan

    c. Pelaksana kelompok tani.

    16. Menumbuhkan gabungan kelompok tani

    a. Unit Usaha tani

    b. Unit Usaha pengolahan

    c. Unit sarana dan sarana produksi

    d. Unit Usaha pemasaran

    17. Mengembangkan kelompok tani dari lanjut ke madya

    a. Kemampuan merencanakan kegiatan

    b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian.

    c. Kemampuan pemupukan modal dan pemamfaatan

    d. Kemampuan meningkatkan hubungan kelembagaan antar kelompok dan

    KUD

    e. Kemampuan menerapkan teknologi dan informasi serta kerja sama

    kelompok.

    18. Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan :

    a. Evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun pada hasil serta

    dampak suatu kegiatan.

    b. Evaluasi sejauhmana program penyuluhan pertanian dapat dicapai.

    C. Jadwal Kegiatan

    Jadwal pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) II yang

    dilaksanakan mulai tanggal 29 April sampai dengan 20 Juli 2013 di Kecamatan

    Pamona Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada

    tabel 1 berikut :

  • 16

    Tabel 1 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan II Di

    Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi

    Tengah. Tahun 2013

    No Uraian Kegiatan

    Jadwal kegiatan Bulan Minggu Ke

    April Mei Juni Juli

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pembuatan Proposal dan Pembekalan

    2 Berangkat ke Lokasi melapor ke Instansi terkait

    3 Magang mahasiswa di penyuluh pembimbing ekstern

    4 Menyusun instrument identifikasi potensi wilayah tingkat desa, kecamatan dan kabupaten

    5 Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota.

    6 Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.

    7 Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk seri foto.

    8 Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk poster

    9 Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana kepada perorangan, kelompok dan massal

    10 Melaksanakan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknokogi/ metoda penyuluhan

    pertanian.

    11 Merencanakan pelaksanaan demonstrasi farm.

    12 Memandu pelaksanaan

    demonstrasi area.

    13 Melaksanakan temu lapang/temu tugas/temu teknis/temu karya.

    14 Merencanakan forum penyuluhan perdesaan, magang, widyawisata, karyawisata/widyakarya.

    15 Melaksanakan forum penyuluhan pedesaaan, magang, widyawisata, karyawisata/widyakarya.

    16 Merencanakan dan melaksanakan pameran sebagai pramuwicara.

    17 Mengajar kursus tani.

    18 Menumbuhkan gabungan kelompoktani.

    19 Mengembangkan kelompoktani dari Lanjut ke Madya.

    20 Mengumpulkan dan mengolah data pelaksanaan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan.

  • 17

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    1. Keadaan Umum

    Kecamatan Pamona Utara merupakan salah satu Kecamatan yang

    berada di wilayah Kabupaten Poso, yang merupakan Ibukota Kabupaten dan

    200 km dari Ibukota Provinsi. Wilayah Kecamatan Pamona Utara terletak antara

    1270 BB serta 30-300 LS. Secara administratif Kecamatan Pamona Utara terbagi

    atas 7 desa dan 3 Kelurahan. Adapun batas-batas Kecamatan Pamona Utara

    sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Kacamatan Lage

    Sebelah Timur : Kecamatan Pamona Timur

    Sebelah Selatan : Kecamatan Pamona Puselemba

    Sebelah Barat : Kecamatan Pamona Barat

    Kecamatan Pamona Utara pada ketinggian 1100 s.d 1.300 meter di atas

    permukaan laut (dpl) dengan topografi bergelombang dan bergunung dengan

    kemiringan tanah 15 80%,. Berdasarkan peta tanah yang diterbitkan Lembaga

    PenelitianTanah (LPT) Bogor jenis tanah umumnya adalah Podsilid Coklat

    Kuning dan Regusol, PH tanah berkisar 5,0 s.d 6,7.

    Keadaan iklim di Kecamatan Pamona Utara adalah iklim subtropis,

    dimana curah hujan lebih banyak dalam setahun dari pada musim kemarau.

    Menurut Ferguson iklim di Kecamatan Pamona Utara iklim A dan B dimana pada

    bulan April s.d September adalah Bulan Kering dan Oktober s/d Maret adalah

    Bulan Basah (Lembab).

    Suhu rata-rata 200 C siang hari antara 16 250 C dan malam hari

    berkisar 19,9 0C dengan kelembaban udara antara 60 -88%, kecepatan angin

    berkisar 1,7 m/s, penguapan rata-rata 2,9 mm/hari, radiasi dan penyinaran rata-

    rata 56 %.Untuk lebih jelasnya data curah hujan dapat dilihat pada lampiran 2.

    2. Potensi Sumber Daya Alam.

    1. Luas wilayah dan penggunaan lahan.

    Luas wilayah Kecamatan Pamona Utara adalah 254,03 Km2. Secara umum luas

    wilayah ini digunakan untuk berbagai keperluan. Adapun rincian penggunaannya

    dapat dilihat pada Tabel 1.

  • 18

    Tabel 2. Potensi Sumber Daya Alam di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten

    Poso.

    No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

    1.

    2.

    3.

    4 .

    5.

    6.

    7.

    8.

    Pekarangan/Perumahan

    Sawah

    Perkebunan

    Padang rumput

    Tegalan

    Hutan

    Kolam

    Tanah lainnya

    220

    750

    1.500

    900

    500

    4.300

    5

    1100

    2.37

    8,09

    16,2

    9,70

    5,39

    46,36

    0,05

    11,86

    Jumlah 9.275 100

    Sumber Data :Kecamatan Pamona Utara Angka Tahun 2013.

    Tabel 2 menunjukkan bahwa luas lahan terbesar adalah

    hutan(46,36%),dan terkecil kolam (0,05%). Walaupun demikian luas lahan

    perkebunan cukup dominan, pada umumnya tanaman perkebunan yang ditanami

    adalah tanaman cingke, dan kakao yang dapat tumbuh dan berkembang dengan

    baik. Dilihat dari aspek ekonomi, perkebunan merupakan lahan yang menunjang

    kebutuhan kehidupan petani sehari-hari, sehingga bagi petani perkebunan

    mempunyai nilai ekonomi yang penting diluar usaha sampingan lainnya. Dilihat

    dari aspek sosial, perkebunan merupakan lapangan kerja penduduk yang

    potensial.

    3. Potensi Sumber Daya Manusia.

    1) Keadaan penduduk.

    Jumlah penduduk Kecamatan Pamona Utara 10.261 jiwa dengan 1821

    Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 5306 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan

    4955 berjenis kelamin perempuan yang terbagi didalam 7 desa dan 3 kelurahan.

    Adapun rinciannya dapat dilihat pada Tabel 3

  • 19

    Tabel 3. Keadaan Penduduk di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten

    No Nama Desa /

    Kelurahan Jumlah KK

    Jumlah Penduduk (Jiwa)

    1200

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    Tendeadongi

    Sawidago

    Saojo

    Sulewana

    Sangira

    Lena

    Kuku

    Petirodongi

    Panjoka

    Ue Lincu

    230

    280

    143

    275

    135

    163

    120

    350

    115

    120

    1342

    750

    1245

    757

    824

    658

    2100

    627

    758

    10.261

    Jumlah 1.821

    Sumber Data : Kantor Kecamatan Pamona Utara tahun 2013.

    Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa Kelurahan Petirodongi

    mempunyai jumlah penduduk paling banyak. Golongan penduduk menurut umur

    dapat dilihat pada Tabel 4.

    2). Keadaan Penduduk Menurut Umur

    Tabel 4. Penggolongan Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Pamona Utara

    Kabupaten Poso.

    No Golongan Umur

    (Thn) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    0 6

    7 12

    13 15

    16 50

    51 Keatas

    1.821

    1.121

    2.778

    2.920

    1.981

    17,14

    10,6

    26,15

    11,8

    27,49

    Jumlah 10.621 100,00

    Sumber : Kecamatan Pamona Utara Angka, Tahun 2013.

    Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa umur produktif (16 - 50 tahun) yang ada

    di Kecamatan Pamona Utara berjumlah 2.920 Jiwa (15,8 %) dari jumlah

  • 20

    penduduk yang ada. Ini menandakan bahwa penduduk Kecamatan Pamona

    Utara sangat berpotensi dalam pencapaian program pembangunan baik dalam

    pembangunan sarana dan prasarana penunjang kesejahteraan ekonomi

    masyarakat dan proses kegiatan penyuluhan, dimana lebih cepat untuk

    menyerap inovasi baru yang berkembang terus menerus.

    4. Pertanian dan Peternakan

    a. Pertanian

    Tabel 5. Tanah Sawah Yang Diusahakan Menurut Jenisnya Di Kecamatan

    Pamona Utara

    NO Desa Luas Sawah (Ha)

    Irigasi tehnis Tadah hujan Irigasi

    Sederhana 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    10

    Kuku Sangira Sulewana Saojo Tendeadongi Sawidago Petirodongi Lena Uelincu Panjoka

    7,80 - -

    43,10 384

    173,58 98

    32,05 37

    12,90

    8,36 40 - 2 - - - - -

    25,33

    1,50 -

    1,80 - - - - -

    1,65 -

    Total 788,43 87,69 4,95

    Sumber: BPS Kab. Poso

    Dari Tabel 5 menunjukan bahwa yang paling luas adalah lahan sawah

    Irigasi tehknis 788,43 ha, disusul sawah tadah hujan 87,69 dan irigasi

    sederhana 4,95 ha. Keadaan ini menunjukan bahwa lahan sawah di kecamatan

    Pamona Utara perlu perbaikan irigasi yang lebih baik.

    b. Peternakan.

    Jenis ternak yang diusahakan di Kecamatan Pamona Utara sangat

    beragam mulai dari ternak unggas sampai ternak besar yang sebagian besar

    diusahakan secara pribadi dengan sistem pemeliharaan yang masih sederhana.

    Untuk lebih jelasnya mengenai populasi ternak dapat dilihat pada Tabel 6.

  • 21

    Tabel 6. Populasi Ternak di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso

    No Jenis Ternak Jumlah Presentase (%)

    1. Sapi 100 0,68

    2 Kerbau 37 0,25

    3 Kuda 13 0.08

    4 Ayam buras 8.584 58,50

    5 Anjing 854 5,82

    6 Kambing 37 0,25

    7 Ayam ras pedaging 2.105 14,35

    8 Ayam ras 2.529 17,23

    9 Itik 416 2,83

    Jumlah 14.673 100,00

    Sumber Data : Kantor BP3K Kecamatan Pamona UtaraTahun 2013.

    Tabel 5 terlihat bahwa jenis ternak yan paling banyak diusahakan di

    Kecamatan Pamona Utara adalah ayam buras (58,50%),dan paling sedikit ternak

    kuda(0,08%). Kebanyakan petani mengusahakanya sebagai usaha sampingan

    dan cara pemeliharaannya masih sangat sederhana.

    5. Sarana Dan Prasarana Pertanian.

    Sarana dan prasarana pertanian merupakan salah satu unsur utama

    dalam menunjang kegiatan usahatani, utamanya dalam melayani masyarakat

    tani. Adapun sarana dan prasarana pertanian yang ada di Kecamatan Pamona

    Utara antara lain : hand traktor, hand sprayer, mesin parut kelapa, penggilingan

    kopi bubuk, pompa air, mesin tetas, penggilingan padi. Sebahagian besar kondisi

    sarana dan prasarana alat dan mesin pertanian masih dalam keadaan baik, ini

    disebabkan karna disamping digunakan sebagai keperluan pribadi atau keluarga

    juga digunakan sebagai penghasilan sampingan atau disewakan kepada

    masyarakat disekitarnya. Selanjutnya sarana dan prasarana pertanian yang ada

    di Kecamatan Pamona Utara dapat dilihat pada lampiran.

    6. Potensi Kelembagaan.

    Dalam setiap masyarakat, terdapat berbagi lembaga, baik lembaga adat,

    agama, pemerintah maupun swasta yang tumbuh dan berkembang dalam

    masyarakat itu sendiri. Salah satu hal yang penting dipertimbangkan dalam

    usaha pengembangan masyarakat adalah pemanfaatan potensi lembaga-

  • 22

    lembaga tersebut. Selanjutnya lembaga-lembaga yang ada di Kecamatan

    Pamona Utara, dapat dilihat pada Tabel 7.

    Tabel 7. Potensi Kelembagaan di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso

    No Jenis kelembagaan Jumlah (buah)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    Badan Perwakilan Desa (BPD)

    Pasar

    Bank

    Posyandu

    Puskesmas

    Kantor Desa / Kelurahan

    Kantor kecamatan

    Kantor BPP

    TK

    SD

    SLTP

    SLTA

    Perguruan Tinggi

    Mesjid

    KUD

    Kios Sarana Pertanian

    Gereja

    10

    1

    1

    10

    1

    10

    1

    1

    10

    12

    3

    2

    1

    1

    1

    2

    15

    Jumlah 82

    Sumber : Data Monografi Kecamatan Pamona UtaraTahun 2013

    Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa di Kecamatan Pamona Utara

    terdapat 17 jenis kelembagaan yang sangat penting untuk mendukung dan

    memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan

    mengembangkan ilmu dan perekonomian.

    7. Kelompok Tani dan kedudukannya

    Kelembagaan petani yang ada di Kecamatan Pamona Utara, adalah

    kelembagaan yang terbentuk atas kepentingan bersama yang berfungsi untuk

    saling kerja sama sehingga sangat menunjang dalam kegiatan aktivitas

    masyarakat terutama kelompok tani. Kelompok tani yang ada di Kecamatan

    Pamona Utara yakni kelompok tani dewasa dengan jumlah 66 kelompok dan

  • 23

    kelompok wanita tani 5 kelompok dengan jumlah anggota 1963 orang. Jenis

    usaha tani pokok Padi Sawah. Selanjutnya data kelompok tani dapat di lihat pada

    lampiran 2.

    8. Nama Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan kedudukannya.

    Gabungan kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa kelompok

    tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan

    efisiensi usaha. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Kecamatan Pamona

    Utara berjumlah 10 GAPOKTAN dengan susunan pengurus yang lengkap yaitu :

    Ketua, Sekertaris, Bendahara dengan jumlah anggota 1963 orang dengan

    bidang usaha tani padi sawah dan perkebunan dengan luas lahan untuk padi

    sawah 37,50 Ha, perkebunan 160 Ha. Memiliki modal kelompok dari dana PUAP

    sebesar Rp 100.000.000. Selanjutnya data GAPOKTAN di Kecamatan Pamona

    Utara dapat dilihat pada lampiran 2.

    9. Peta Kecamatan.

    Peta adalah salah satu sumber informasi dan alat perencanaan

    pembangunan yang umum dikenal. Proses pembuatan peta adalah merangkum

    lingkungan dalam suatu gambar yang bias dan membantu kita untuk memahami

    lingkungan yang dipetakan. Peta dibuat untuk melihat keadaan umum wilayah

    kecamatan dan lingkungan lainnya yang menyangkut sumberdaya dan

    sarana/prasarana yang ada di kecamatan, keadaan fisik kecamatan, luas dan

    tata letak lahan pertanian, penyebara daerah permukiman, dan sebagainya.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

    B. Kegiatan

    1. Menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan

    Menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan dapat

    dilaksanakan yaitu pada tanggal 27 Mei 3 Juni 2013, yang bertempat di kantor

    BPP Kecamatan Pamona Utara bersama pembimbing ekstern. Data-data yang

    digunakan dalam penyusunan instrumen bersumber dari data-data sekunder,

    yang diperoleh dari data Monografi Kecamatan Pamona Utara tahun 2012 dan

    data Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan tahun 2013. Instrumen yang

    disusun, terdiri dari, curah hujan (mm) dari hari hujan (jumlah hari) rata-rata 5

    tahun terakhir, kalender musim, luas wilayah dan kepadatan penduduk, luas

    wilayah dan jenis tanah, luas wilayah sektor pertanian, jumlah penduduk,

    kelembagaan petani, fasilitas usaha tani dan potensi agroekosistem.

  • 24

    Dilakukannya identifikasi potensi wilayah adalah agar tersedianya data dan

    informasi yang memberikan gambaran akurat mengenai potensi wilayah. Bagi

    penyuluh identifikasi potensi wilayah membantu dalam proses perencanaan

    kegiatan-kegiatannya, serta bagi pihak-pihak lain identifikasi potensi wilayah

    bermanfaat dalam meraih peluang-peluang lain yang terkandung pada suatu

    wilayah tersebut. Sesuai dengan pengertian instrumen dalam kamus ilmiah

    bahwa instrumen berarti alat, Sedangkan Identifikasi Potensi Wilayah adalah

    kegiatan penggalian data dan informasi potensi wilayah (data sekunder dan data

    primer) yang dilakukan secara partisipatif, sehingga dapat diartikan bahwa

    instrumen identifikasi potensi wilayah adalah semua alat yang digunakan untuk

    mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,

    mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta

    objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

    hipotesis potensi suatu wilayah (Victor, 2008). Untuk lebih jelasnya, format

    instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan yang disusun dan

    dapat dipergunakan di Kecamatan Pamona Utara dapat dilihat pada Lampiran 2.

    2. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota.

    Programa Penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara

    sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali

    pencapaian penyuluhan.

    a. Maksud dan Tujuan Programa Penyuluhan yaitu :

    1) Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi para

    penyelenggara

    2) Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana

    kegiatan penyuluhan pertanian.

    3) Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk

    disampaikan dalam forum musrembangtan tahun berikutnya.

    b. Prinsip Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.

    Penyusunan programa penyuluhan tersebut harus memenuhi syarat terukur yaitu

    realitas bermanfaat,dapat dilaksanakan serta dilakukan secara, demokratis,

    terpadu, transparan dan bertanggung gugat(Anonim, 2006).

    c. Mekanisme Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat

    Kecamatan

  • 25

    1) Kepala Balai Penyuluhan di kecamatan memfasilitasi penyusunan programa

    penyuluhan pertanian tingkat kecamatan yang dilakukan oleh penyuluh

    bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha.

    2) Penyuluh bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha melakukan

    rekapitulasi programa desa/kelurahan yang ada di wilayah kerjanya sebagai

    bahan penyusunan programa penyuluhan kecamatan.

    3) Proses penyusunan programa penyuluhan kecamatan dimulai dari

    perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam

    proses ini dilakukan pemeringkatan masalah masalah yang dihadapi oleh

    pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan

    pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembangunan di wilayah

    kecamatan.

    4) Penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan ini dilakukan oleh

    para penyuluh pertanian di kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku

    utama dan pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk

    menghasilkan draf programa penyuluhan kecamatan.

    5) Selanjutnya draf programa penyuluhan pertanian kecamatan disajikan dalam

    pertemuan yang dihadiri oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari

    dinas/ instansi terkait dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku

    usaha dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan.

    6) Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah final ditandatangani

    oleh para penyusunnya (perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha serta

    penyuluh pertanian), kemudian disahkan oleh kepala Balai Penyuluhan, dan

    diketahui pimpinan dinas/instansi terkait;

    7) Programa penyuluhan pertanian kecamatan diharapkan telah disahkan paling

    lambat bulan Oktober tahun berjalan, untuk dilaksanakan pada tahun

    berikutnya.

    8) Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah disahkan

    disampaikan ke kelembagaan penyuluhan kabupaten sebagai bahan

    penyusunan programapenyuluhan pertanian kabupaten, dan untuk

    disampaikan di dalam Forum Musrenbang Kecamatan sebagai bahan

    penyusunan perencanaan pembangunan kecamatan.

  • 26

    9) Programa penyuluhan pertanian kecamatan selanjutnya dijabarkan oleh

    masing-masing penyuluh pertanian ke dalam Rencana Kerja Tahunan

    Penyuluh (RKTP) di kecamatan.

    Pelaksanaan penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat

    kecamatan sebagai anggota dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2013 di kantor

    BPPPK Kecamatan Pamona Utara yang dihadiri oleh seluruh penyuluh dan

    perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha yang ada di kecamatan pamona

    utara. Selanjutnya surat keterangan dan bukti matriks programa penyuluhan

    pertanian dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Tabel 16.

    3. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.

    Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian merupakan jadwal kegiatan yang

    disusun oleh para Penyuluh Pertanian berdasarkan Programa Penyuluhan

    Pertanian setempat yang menentukan hal-hal yang perlu disiapkan dalam

    berinteraksi dengan Petani dengan tujuan sebagai berikut:

    a. Sebagai landasan dan pedoman dalam melaksakan tugas seorang

    Penyuluhan Pertanian.

    b. Sebagai bahan informasi untuk dijadikan acuan dalam pengambilan

    kebijakan pembangunan pertania di tingkat desa/WKPP

    c. Keluarannya adalah tersusunnya Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian

    selama satu tahun.

    Adapun langkah-langkah Penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian

    adalah sebagai berikut:

    a. Menjabarkan Programa Penyuluhan Pertanian dalam bentuk Rencana

    Kegiatan (kerja) Penyuluhan Pertanian selama 1 tahun

    b. Rencana kegiatan Penyuluh Pertanian tersebut disusun dengan

    mempertimbagkan ketersediaan waktu yang ada dan karakteristik suatu

    wilayah bagi penyuluh pertanian yang bersangkutan, kesepakatan dengan

    Petani / Kelompok Tani binaannya .

    Rencana kerja tersebut kemudian dijabarkan dalam kegiatan satu tahun. Matriks

    rencana kerja tahunan penyuluh pertanian, dan surat keterangan pelaksanaan

    kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Tabel 17.

    4. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk seri foto

    Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun seri foto dengan judul

    Pengawetan Hijauan Makanan Ternak Melalui Pembuatan Sillase. Tahapan

  • 27

    kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) bahan yang digunakan adalah kertas banner

    (ukuran 60 cm x 90 cm) sedangkan alat yang digunakan adalah kamera digital

    dan printer serta laptop, 2) dokumentasi menggunakan kamera digital

    berdasarkan urutan kegiatan pembuatan sillase (dari bahan sampai proses

    pembuatan), 3) foto yang digunakan sebanyak 9 lembar dengan ukuran 4 R, 4)

    menyusun foto sesuai dengan urutannya, 5) hasil seri foto.

    Hasil menyusun seri foto dengan susunan foto sebanyak 9 lembar meliputi: 1)

    foto hijauan makanan ternak, 2) molasses dan EM4, 3) foto dedak, 4) foto HMT

    dipotong-potong 5 cm, 5) foto HMT dicampur molasses, 6) foto HMT dicampur

    dengan dedak, 7) foto HMT, molasses dan EM4 dicampur sampai homogen, 8)

    foto HMT difermentasi (an aerob) selama 7 hari, 9) foto sillase yang sudah

    difermentasikan diberikan kepada ternak sapi. Manfaat dari seri foto yang

    disusun adalah untuk membantu proses penyampaian pesan, sehingga dapat

    mendorong daya adopsi dan menimbulkan motivasi untuk mengikuti. Untuk lebih

    jelasnya, bentuk dan contoh seri foto yang telah disusun dapat dilihat pada

    Lampiran 9 dan Gambar 2.

    5. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk Poster

    Kegiatan dalam pembuatan poster menggunakan bahan yaitu kertas

    HVS dan alat yang digunakan yaitu, komputer untuk menggambar dan printer

    untuk mencetak. Tahap kegiatan yang akan dilaksanakan: a) menetapkan judul

    poster, b) membuat konsep poster menggunakan komputer, c) membuat poster

    dengan teknologi komputer, di print out menggunakan kertas HVS size A4

    sebanyak 4 lembar kemudian disambung menjadi satuan kesatuan utuh, yang

    berbentuk poster dengan ukuran 60 X 60 cm. Tulisan yang dimuat dalam poster

    tersebut adalah AWAS RABIES ADALAH PENYAKIT ZOONOSIS YANG

    DAPAT MEMATIKAN DAN MENGANCAM MANUSIA. Manfaat yang dapat

    diambil dari pemasangan poster antara lain adalah mampu menimbulkan daya

    tarik dan motivasi untuk mengikuti anjuran pesan yang disampaikan, untuk

    menyokong, mengingat dan menyadari sehingga akan berbuat dan mengikuti ide

    dalam poster tersebut. Untuk lebih jelasnya, bentuk poster yang dibuat dan surat

    keterangan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Gambar 3.

    6. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana secara perorangan.

    Pelaksanaan kegiatan penyuluhan selama pelaksanaan PKL II yang

    dilaksanakan di Desa Uelincu telah diterapkan berbagai metode penyuluhan

  • 28

    pertanian, salah satunya adalah pelaksanaan kunjungan tatap muka secara

    perorangan. Kunjungan tatap muka secara perorangan dilaksanakan di rumah

    petani (anjangsana) dan lahan usaha tani (anjang karya), agar mereka mengerti

    mau dan mampu menerapkan inovasi baru. Selanjudnya kegiatan tatap

    muka/anjangsana pada petani perorangan dapat dilihat pada Tabel 8.

    Tabel 8. Kegiatan Anjangsana Peroranagn(kunjungan rumah/Lahan Usaha Tani)

    Pelaksanaan Metode Materi Lokasi Waktu ( jam )

    Kamis, 16-05-2013 Peragaan

    Cara pemberian pakan pada ternak sapi

    B. Koroka (lahan usaha

    tani) 1

    Senin, 10-06-2013

    Peragaan Pemberian vitamin pada ternak babi

    R. Sope (lahan usaha

    tani 1

    Jumat 21-06-2013

    Peragaan Sanitasi kandang O. Tadanugi (lahan usaha

    tani) 1

    Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa metode yang digunakan

    adalah obrolan sore dan peragaan selama melakukan anjangsana

    kerumah/lahan usaha petani. Metode ini dipilih karena disesuaikan dengan waktu

    yang dimiliki oleh petani, sedangkan materi yang disampaikan disesuaikan

    dengan kebutuhan petani/kondisi usaha tani saat itu. Waktu yang digunakan

    pada saat melakukan anjangsana adalah 1 jam. Laporan pelaksanaan dan surat

    keterangan dapat dilihat pada Lampiran 11, 12, dan Gambar 4.

    7. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana secara kelompoktani.

    Metode ini petani diajak, dibimbing oleh penyuluh dan diarahkana secara

    produktif dan dapat bekerja sama. Melakukan kunjungan pada kelompok tani

    tidak jauh beda dengan kunjungan pada tatap muka perorangan, yang

    membedakan pada metode ini adalah penyuluh melaksanakan kegiatan

    penyuluhan dalam bentuk kelompok, yang mana dalam hal ini seorang penyuluh

    biasanya menerapkan suatu teknologi baru yang akan diperkenalkan pada

    kelompok tani yang dibina, misalnya dalam penyuluhan ini penyuluh melakukan

    demonstrasi cara,dengan memperlihatkan kepada petani tentang hal yang baru

    agar petani dapat memahami apa yang disampaikan, sehingga apa yang telah di

    suluhkan ke petani dapat dipraktekkan dalam usaha taninya, didalam melakukan

    kunjungan ini sebaiknya materi yang disampaikan disesuaikan dengan

  • 29

    karakteristik petani dengan mudah menerima apa yang kita suluhkan.

    Selanjutnya kunjungan tatap muka/Anjangsana Kelompok dapat dilihat pada

    tabel berikut.

    Tabel 9. Kunjungan Tatap Muka /Anjangsana Kelompok(Kunjungan ke Poktan).

    Pelaksanaan Metode Materi Poktan Peserta (Org)

    Waktu (jam)

    H SH Kamis, 23-05-2013

    Cerama Demcara

    Pembuatan Silase

    Tarongan 8 12 2

    Senin, 17-06-2013

    Cerama Demcara

    Tanam Jajar Legowo pada Padi Sawah

    Moence 10 13 2

    Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa metode yang digunakan

    adalah cerama dan demonstrasi cara, selama melakukan anjangsana ke

    kelompok tani.Metode ini dipilih agar petani lebih muda menerima materi

    penyuluhan, sedangkan materi yang disampaikan disesuaikan dengan

    kebutuhan petani/kondisi usaha tani saat itu. Laporan pelaksanaan, surat

    keterangan, daftar hadir dapat dilihat pada Lampiran 13, 14, 15 dan gambar 5.

    8. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana secara massal.

    Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan II kunjungan tatap muka

    secara massal pelaksanaannya disesuai dengan jadwal kegiatan Penyuluh

    Pertanian Desa Uelincu seperti tabel berikut.

    Tabel 10 : Kegiatan Anjangsana Massal

    Pelaksanaan Metode Materi Hadir (Org)

    Lokasi Waktu (jam)

    Kamis, 09-08-2012

    Cerama Sosialisasi Virus Rabies

    26 BPPPK Tendea

    2

    Senin, 13-08-2012

    Pemasangan Poster

    Penanggulangan Virus Rabies

    - Desa

    Uelincu 2

    Berdasarkan Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa dalam kegitan

    kunjungan secara massal, materi yang disampaikan adalah tentang akibat virus

    rabies dan metode penyuluihan yang dipilih adalah metode cerama dan

    pemasangan spanduk. Hal ini dilakukan agar menjangkau banyak sasaran

    sehingga masyarakat mengetahui adanya virus yang mematikan. Sedangkan

    waktu yang digunakan dari setiap materi adalah 2 jam. Laporan pelaksanaan,

  • 30

    surat keterangan, daftar hadir dapat dilihat pada Lampiran 16, 17, 18 dan gambar

    6.

    9. Melaksanakan ujicoba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode

    penyuluhan pertanian

    Ujicoba dapat dilaksanakan yaitu Uji coba tentang aplikasi pupuk kompos

    pada tanaman tomat, dalam uji coba tersebut dilakukan dengan 3 perlakuan

    yaitu; 1) perlakuan pertama dengan menggunakan pupuk pupuk kompos, 2)

    perlakuan kedua dengan menggunakan anorganik (Urea, dan KCl), dan 3 Tidak

    menggunakan pupuk baik anorganik maupun kompos. Masing-masing perlakuan

    menggunakan 10 polybag. Campuran tanah dan pupuk kompos dengan

    perbandingan 2 : 1, kemudian masukkan dalam polibag, sedangkan dosis pupuk

    anorganik dengan takaran 1-2 gram/tanaman diberikan pada umur tanaman 2

    minggu HST. Pengamatan yang dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman tomat

    yang meliputi; tinggi tanaman, diameter batang , jumlah tajuk daun. Adapun hasil

    dari uji coba tersebut sebagai berikut:

    a. Tinggi Tanaman (cm)

    Tabel 11. Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman

    Minggu Ke- Perlakuan

    I (cm) II (cm) III (cm)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    4

    8

    12

    21

    40

    57

    65,5

    90

    98

    4

    6

    11

    19

    35

    48

    58

    67

    79

    4

    5

    8,5

    13

    23

    28

    35

    42

    50

    Sumber : Data yang diolah tahun 2013

    Table 11 di atas terlihat bahwa pada perlakuan pertama terjadi rata-rata

    pertumbuhan tanaman yang paling baik atau tertinggi (43,94 cm) apabila

    dibandingkan dengan perlakuan kedua (36,33 cm) dan perlakuan ketiga hanya

    (23,16 cm).

    c. Jumlah Daun (Tajuk)

  • 31

    Table 12 dibawah terlihat bahwa pada perlakuan pertama terjadi rata-rata

    pertumbuhan jumlah daun yang paling baik atau paling banyak (11 tajuk) apabila

    dibandingkan dengan perlakuan kedua yang hanya (9 tajuk) dan perlakuan

    ketiga (10 tajuk). Pada saat umur tanaman 8 minggu tumbuh cabang baru atau

    tangkai buah 5 tajuk pertanaman.

    Tabel 12. Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Tajuk Daun

    Minggu Ke- Perlakuan

    I II III

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    2

    6

    6

    7

    10

    10

    14

    23

    26

    2

    4

    6

    7

    8

    8

    11

    19

    21

    2

    4

    4

    5

    5

    6

    7

    7

    9

    Sumber : Data yang diolah tahun 2013

    d. Diameter Batang (cm)

    Tabel 13. Pengaruh Perlakuan Terhadap Diameter Batang Tanaman

    Minggu Ke- Perlakuan

    I (cm) II (cm) III (cm)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0,1

    0,3

    0,5

    1,3

    1,4

    1,5

    1,6

    1,8

    2

    0,1

    0,3

    0,4

    0,8

    0,9

    1

    1,2

    1,4

    1,8

    0,1

    0,3

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0,8

    1

    1

    Sumber : Data yang diolah tahun 2013

    Tabel 13 di atas terlihat bahwa pada perlakuan pertama terjadi rata-rata

    perkembangan diameter batang tanaman yang paling baik atau paling besar

  • 32

    (1,16 cm) apabila dibandingkan dengan perlakuan kedua (0,87 cm) dan

    perlakuan ketiga (0,55 cm).

    Berdasarkan analisis keragaman terhadap parameter yang diukur atau

    diamati, maka pemberian pupuk Kompos (kotoran sapi) berpengaruh sangat

    nyata terhadap tinggi, jumlah tajuk daun, diameter batang dan berproduksi.

    Secara visual menunjukan bahwa pupuk kompos dari kotoran sapi memberi efek

    yang baik terhadap pertumbuhan tanaman tomat pupuk kompos telah

    memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah yang sangat penting bagi

    pertumbuhan tanaman tomat. Aplikasi kompos yang dilakukan sesuai petunjuk

    dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan oleh (Prihandini dan

    Teguh, 2007). Laporan dan surat keterangan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat

    pada Lampiran 19 dan 20.

    10. Merencanakan Demonstrasi Usaha Tani melalui Demonstrasi Farm

    Perencanaan kegiatan demonstrasi usaha tani melalui kegiatan

    demonstrasi farm dilakukan bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan

    Kabupaten Poso. Demonstrasi Farm yang direncanakan adalah menanam

    komoditi padi varietas Inpara 3 dengan pola tanam jajar legowo 2 : 1 pada musim

    tanam berikutnya (November Desember 2013) di wilayah Desa Uelincu

    Kecamatan Pamona Utara pada kelompok tani Moence dilahan milik petani

    seluas 1,5 ha. Dalam merencanakan kegiatan demonstrasi farm, dilaksanakan

    pada tanggal 12 Juni 2013 penyusunanya berdasarkan petunjuk dari Dinas

    Pertanian Kabupaten Poso sebagai penanggung jawab melalui program READ

    (Rural Empowerment and Agricultural Development) yang akan bekerjasama

    dengan kelompok tani terpilih yaitu kelompok tani Moence. Perencanaan

    demonstrasi farm yang dibuat dengan musyawarah oleh Penyuluh Pertanian

    Lapangan (PPL) bersama anggota kelompok tani di Desa Uelincu Kecamatan

    Pamona Utara antara lain: a) komoditas yang dijadikan demonstrasi farm adalah

    padi sawah dengan kebutuhan benih 25 kg/ha, varietas INPARI-13 dengan

    sistem tanam jajar legowo 2:1, penanaman padi yang direncanakan pada tanggal

    18 November 2013. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik sebanyak

    3.000 kg (luasan 1,5 hektar), pupuk urea sebanyak 150 kg (luasan 1,5 hektar)

    dan pupuk ponska sebanyak 450 kg (luasan 1,5 hektar), b) lokasi bertempat di

    Desa Uelincu, Kecamatan Pamona Utara, c) pendamping kegiatan adalah

    Penyuluh Pertanian Lapangan (Elfis Metungku) di BPPPK Kecamatan Pamona

  • 33

    Utara dan pelaksananya adalah kelompok tani Moencedengan jumlah petani

    yang menjadi peserta sebanyak 15 orang, d) penanggung jawab kegiatan adalah

    Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Poso, e) jadwal kegiatan terbagi 5

    antara lain: (1) pertemuan teknis sebanyak 2 kali pertemuan, (2) penyusunan

    rencana kerja dalam rangka pemberdayaan petani sebanyak 1 kali pertemuan,

    (3) fasilitasi forum petani tingkat desa sebanyak 4 kali pertemuan, (4) kursus tani

    sebanyak 6 kali pertemuan dan (5) Farmer Fild Day (FFD) sebanyak 1 kali

    pertemuan, f) sumber dana dari dana DIPA Satker Dinas Pertanian dan

    Perkebunan Kabupaten Poso pada kegiatan READ tahun anggaran 2013. Daftar

    hadir dan dokumentasi merencanakan demonstrasi farm tersaji pada lampiran.

    Daftar hadir kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 21.

    11. Memandu pelaksanaan demonstrasi usahatani melalui demonstrasi area

    Kegiatan memandu demonstrasi usaha tani melalui demonstrasi area

    dilaksanakan melalui program Kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman

    Terpadu (SL-PTT) Padi Non Hibrida dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau

    20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Lokasi

    bertempat di Desa Panjoka Kecamatan Pamona Utara dengan luasan 25 hektar

    (24 hektar SL-PTT dan 1 hektar Laboratorium Lapang), sumber dana DIPA

    Satker Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Poso pada kegiatan READ

    tahun anggaran 2013. Pelaksana demonstrasi area ini adalah Dinas Pertanian

    dan Perkebunan Kabupaten Poso melalui program READ dan dibantu dalam

    kegiatan Laboratorium Lapang oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (Elfis

    Metungku). Memandu pelaksanaan demonstrasi area ini mulai dari: a)

    penyemaian benih padi sebanyak 25kg/ha dengan varietas INPARI-9, b)

    pengolahan lahan mengunakan hand traktor, c) pembuatan baris tanam

    menggunakan alat (prototipe atajale 2:1) sehingga pembentukan baris tanam

    bisa lurus dan jelas untuk memudahkan penanaman, d) penanaman padi pada

    tanggal 05 Juli 2012, umur bibit < 21 HSS dan 1-2 bibit per-lubang tanam pada

    perpotongan garis yang sudah terbentuk, e) pemupukan terbagi: 1) pemupukan

    dasar dilakukan 3 hari sesudah tanam menggunakan pupuk organik 100 kg/ha,

    2) pemupukan susulan I, pada umur 15-18 hari menggunakan pupuk urea 50

    kg/ha dan ponska 100 kg/ha, 3) pemupukan susulan II, pada umur 28-35 hari

    menggunakan pupuk urea 50 kg/ha, ponska 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha.

    Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur, f) penyiangan dilakukan dengan

  • 34

    menggunakan gasrok atau landak pada umur 30 hari dan diulang dengan interval

    10-15 hari, g) pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.

    Kegiatan memandu pelaksanaan demonstrasi area ini hanya sampai pada

    tanggal 10 Juli 2013 (umur padi 55 hari) dan tidak dapat dilaksanakan sampai

    panen, karena kegiatan Praktik Kerja Lapangan II berakhir pada tanggal 20 Juli

    2013 dan mahasiswa yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan II harus

    kembali ke kampus untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan.

    BPTP (2009), tujuan jajar legowo adalah: a) memanfaatkan sinar

    matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin

    banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh

    daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah

    yang lebih berat, b) mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus.

    Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya, c)

    menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan

    semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang, d)

    mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama atau penyakit.

    Adapun surat keterangan pelaksanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan,

    daftar hadir dan dokumentasi kegiatan dapat dilihat pada lampiran 22, 23, 24 dan

    Gambar 8.

    12. Melaksanakan Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya

    Kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu temu lapang yang merupakan

    kegiatan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Poso melalui program

    READ dalam rangka menginformasikan berbagai kebijakan penyuluh dan

    penerapan teknologi tepat guna serta menggali berbagai permasalahan yang

    ada dilapangan. Temu lapang dilaksanakan pada tanggal 26 28 Juni 2013 di

    BPP Kecamtan Pamona Selatan Kabupaten Poso. Fasilitator temu lapang

    tersebut adalah penyuluh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Poso dan

    fasilitator PT. MARS yang dihadiri oleh para penyuluh pertanian lapangan serta

    petani desa binaan READ se kabupaten Poso. Dalam temu lapang ini materi

    yang disampaikan adalah TOT SL Kakao dan peningkatan kapasitas motivasi

    petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap

    penyuluh pertanian dan petani dalam peningkatan produksi lahan kakao

    sehingga usaha tani kakao bisa lestari. Dalam temu lapang ini fasilitator

    menjelaskan secara rinci cara budidaya tanaman kakao. Adapun materi temu

  • 35

    lapang, daftar hadir, dokumentasi kegiatan, surat keterangan pelaksanaan

    kegiatan dan laporan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 25

    sampai dengan 28 dan Gambar 9.

    13. Merencanakan Forum Penyuluhan Pedesaan/ Magang/ Widyawisata/

    Karyawisata/Widyakarya

    Perencanaan dapat dilakukan adalah Widyawisata, Langkah awal yang

    ditempuh pada pelaksanaan kegiatan ini adalah konsultasi dan koordinasi

    dengan Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pamona Utara dan

    rekan penyuluh Kecamatan Pamona Utara. Kemudian dibantu oleh penyuluh

    THL melakukan koordinasi dengan ketua dan anggota kelompok tani, dan

    diperoleh informasi dari petugas penyuluh dan kelompok tani bahwa pada bulan

    September 2013 kelompok tani Topaku yang berada di Desa Uelincu Kecamatan

    Pamona Utara berencana akan melaksanakan widyawisata di Perkebunan Karet

    yang berada di kecamatan Mori Bawah Kabupaten Morowali. Selanjutnya

    dilakukan penyusunan proposal dan perencanaan secara bersama yang

    memuat:

    a. Peserta

    Peserta widyawisata sebanyak 35 orang terdiri dari : (1) Kelompok tani Topaku

    sebanyak 30 orang, 2) Panitia pelaksana 4 orang, 3) tim Penyuluh Pertanian

    Lapangan 2 orang.

    b. Waktu dan tempat kegiatan

    Waktu kegiatan widyawisata yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2012, jam

    7.30 sampai 17.00 WIB. Tempat atau lokasi yang di kunjungi yaitu PT.

    Perkebunan Karet di Kecamatan Mori Bawah, Kabupaten Morowali.

    c. Materi dan Metode

    Materi yang disampaikan dalam widyawisata yaitu cara budidaya tanaman karet

    sedangkan metodenya antara lain: 1) pemaparan materi dilaksanakan oleh

    narasumber dari PT Perkebunan Karet, 2) pengamatan dan diskusi secara

    langsung dilokasi.

    d. Narasumber Kegiatan Widyawisata

    Narasumber kegiatan dari fasilitator PT. Perkebunan Karet yang ada di

    Kecamatan Mori Bawah sebanyak 2 orang.

    e. Panitia Pelaksana Kegiatan Widyawisata

  • 36

    Panitia pelaksana kegiatan widyawisata terdiri dari: 1) ketua (A.Pusuloka), 2)

    sekretaris (B.Dombo), 3) bendahara (K.Sarema), 4) anggota (Y.Koroka).

    f. Sumber dana dan Biaya.

    Sumber dana berasal dari: 1) Kas kelompok : Rp 1.000.000,00, 2) swadaya

    petani sebesar: Rp. 1000.000,00, 3), pihak lain sebesar: Rp. 500.000,00 jadi

    jumlah keseluruhan sebesar: Rp. 2.500.000,00.

    Biaya pengeluaran selama perjalanan widyawisata: 1) biaya transportasi

    sebesar: Rp. 1.000.000,00, 2) biaya snack (35 orang x @ Rp. 5.000,00) sebesar:

    Rp.175.000,00, 3) biaya makan dan minum (35 orang x @ Rp. 25.000,00)

    sebesar: Rp. 875.000,00, 4) biaya dokumentasi sebesar: Rp. 50.000,00, 5) biaya

    ATK sebesar: Rp. 50.000,00, 6) biaya kostum sebesar : Rp. 250.000,00, 6) biaya

    P3K sebesar: Rp. 50.000,00, 7) biaya tak terduga sebesar: Rp. 50.000,00, 8)

    total biaya keseluruhan sebesar: Rp. 2.500.000,00.

    g. Jadwal Rencana Kegiatan Widyawisata

    Jadwal rencana kegiatan widyawisata antara lain: 1) jam 07.00 - 07.30 berangkat

    ke PT. Perkebunan Karet Kecamatan Mori Bawah, 2) jam 07.30 - 08.30 tiba

    dilokasi tujuan, 3) jam 08.30 - 09.30 ramah tamah dengan fasilitator dan anggota

    PT. Perkebunan Karet, 4) jam 09.30 - 10.00 pembagian snack terhadap peserta,

    5) jam 10.00 - 11.30 pemaparan materi dilaksanakan oleh narasumber dari PT.

    Perkebunan Karet, 6) jam 11.30 - 13.00 makan siang bersama, 7) jam 13.00 -

    15.00 pengamatan secara langsung dilokasi, 8) jam 15.00 - 16.00 diskusi dengan

    narasumber langsung dilokasi perkebunan karet secara interaktif, 9) jam 16.00 -

    17.00 peserta widyawisata berangkat pulang.

    Pelaksanaan dalam merencanakan widyawisata disesuaikan menurut

    Deptan (2009), yang mengatakan bahwa widyawisata adalah kegiatan perjalanan

    bersama yang dilakukan oleh kelompok tani dan penyuluh pertanian untuk

    belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan

    sesungguhnya.

    14. Menjadi Pramuwicara dalam perencanaan dan Pelaksanaan Pameran

    a. Pengertian

    Pameran adalah usaha untuk memperlihatkan atau menunjukan model,

    contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya

    secara sistimatis pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran meliputi tiga tahap

  • 37

    yaitu menarik perhatian, menggugah hati dan membangkitkan keingina, serta bila

    mungkin tahap meyakinkan diharapkan juga.

    b. Tujuan

    1) Membiasakan orang-orang dengan norma-norma yang lebih baik

    2) Menarik perhatian orang

    3) Meningkatkan pengertian dan minat

    4) Menyadarkan para petani

    5) Memperlihatkan teknologi baru

    6) Menumbuhkan apresiasi terhadap pembangunan pertanian

    c. Teknis Pelaksanaan

    1) Sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan peristiwa-peristiwa khusus

    2) Mempunyai tema dan pusat perhatian

    3) Harus ada susunan yang sistimatis dan berkelanjutan

    4) Pergunakan jumlah objek secukupnya atau tidak berlebihan

    5) Tata ruang diatur sedemikian rupa agar menarik perhatian pengunjung

    6) Gunakan dekorasi dari bahan yang erat hubungannya dengan yang di

    pamerkan

    7) Para penjaga pameran harus dibekali dengan informasi yang cukup

    mengenai objek yang di pamerkan

    8) Materi/barang yang di pamerkan harus jelas, sederhana dan mudah dipahami

    d. Manfaat

    1) Dapat menjangkau sasaran yang buta huruf

    2) Mempunyai efek yang publisitas

    3) Menarik perhatian macam-macam golongan masyarakat

    e. Sumber Dana dan Jumlah Dana

    Sumber dana berasal dari APBD dengan jumlah dana Rp 5.000.000,-

    f. Waktu Pelaksanaan

    Pelaksanaan pada tanggal 16 Agustus 2013 yang dirangkaikan dengan hari

    KRIDA Pertanian di Lapangan Sintuwu Maroso Kabupaten Poso.

    g. Penanggung Jawab

    1) Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan

    Kabupaten Poso

    2) Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan se

    Kabupataten poso.

  • 38

    3) PPL se Kabupaten Poso

    Surat keterangan menjadi pramuwicara dan laporan pelaksanaan dalam

    kegiatan perencanaan pameran dapat dilihat pada Lampiran 29 dan 30.

    15. Mengajar Kursus Tani

    Kursus tani adalah metode penyuluhan pertanian berupa kegiatan proses

    belajar mengajar terstruktur yang khusus diperuntukkan bagi petani dan

    keluarganya yang diselengarakan secara sistematis dan teratur dan dalam

    jangka waktu tertentu dengan prinsip belajar sambil berbuat (learning by

    doing). Tujuan dari pelaksanaan kursus tani adalah meningkatkan pengetahuan,

    sikap dan keterampilan petani dalam memecahkan masalah usahatani yang

    dihadapi keluarganya, menerapkan teknologi yang lebih menguntungkan,

    menumbuhkan sikap positif dan mengembangkan sifat kepemimpinan. Kegiatan

    kursus tani dilakukan pada tanggal 27 Juni 2013. Bertepatan pada kegiatan TOT

    SL Kakao dan peningkatan kapasitas motivasi petani dengan materi pembuatan

    pupuk bokasi dari kotoran ternak. Adapun Surat keterangan, laporan

    pelaksanaan kegiatan mengajar pada kursus tani, daftar hadir dan dokumentasi

    dapat dilihat pada Lampiran 31, 32, 33 dan Gambar 10.

    16. Menumbuhkan Gabungan Kelompok

    Menumbuhkan gapoktan tidak dilakukan, dari kelompok tani yang berada

    di wilayah Kecamatan Pamona Utara terdiri dari 71 kelompok tani yang tersebar

    di 10 desa yang ada, kelompok tani tersebut telah tergabung dalam Gabungan

    Kelompok Tani (Gapoktan) yang berjumlah 10 gapoktan setiap desa terdiri dari 1

    Gapoktan. Melalui koordinasi dengan koordinator penyuluh dan pembimbing

    eksternal di lapangan, materi usaha penumbuhan gabungan kelompok ini tidak

    dilakukan, sesuai kebjakan pemerintah yang menyatakan bahwa dalam 1 desa

    terdapat 1 gapoktan dan 1 penyuluh dan hal ini telah sesuai dengan yang ada

    dilokasi pelaksanaan PKL II, sehingga penumbuhan gapoktan tidak

    dilaksanakan, namun usaha untuk meningkatkan eksistensi dan dinamika

    gapoktan tetap dilakukan, yaitu dengan melakukan penyuluhan dan bimbingan

    menuju kearah perbaikan yang berorientasi kepada peningkatan keterampilan

    dan kesejahteraan anggota khususnya. Penumbuhan kesadaran melalui motivasi

    terus dilakukan, bahwa usaha yang dilakukan secara bersama akan menjadi

    semakin mudah serta senantiasa memotivasi mereka untuk berusaha tani secara

    konsisten, efisien dalam usaha dan modal, kekompakan dalam segala aspek

  • 39

    ;antara pengurus dan anggota serta sesama kelompok, kompeten dalam

    managemen, guna menuju kearah perbaikan kualitas maupun kuantitas produk

    usaha tani yang mereka usahakan. Langkah yang dilakukan untuk melaksanakan

    kegiatan tersebut adalah ikut melibatkan diri kedalam setiap pertemuan

    kelompok maupun pertemuan gapoktan, surat keterangan pelaksanaan kegiatan,

    daftar hadir dan laporan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 34,

    35, dan 36.

    17. Mengembangkan Kelompok Tani Dari Lanjut Ke Madya

    Pengembangan kelompok tani dapat dilakukan dan kegiatan yang

    dilakukan pada pelaksanaan materi ini adalah mengusahakan untuk

    meningkatkan kegairahan dan memotivasi para anggota kelompok tani dalam

    menumbuhkan adanya rasa kebanggaan bersama, dalam hal ini langkah yang

    ditempuh dalam menggerakkan kelompok kearah peningkatan kemampuan

    individu maupun kelompok dan peningkatan kelas kelompok adalah penyuluhan

    dengan metode anjangsana yang dalam hal ini, mengidentifikasi penilaian yang

    telah ada, dan melakukan penilaian terhadap kelompok tani kelas lanjut.

    Asumsinya adalah, jika hasil penilaian yang dilakukan mencapai jumlah nilai 501

    750, maka kelompok tersebut sudak layak ditingkatkan kelas kelompoknya ke

    Kelas Madya. Penilaian yang dilakukan, berdasarkan instrumen penilaian

    kemampuan kelompok tani, yaitu: (1). Kemampuan merencanakan kegiatan, (2).

    Kemampuan mengorganisasikan kegiatan, (3). Kemampuan melaksanakan

    kegiatan, (4). Kemampuan melakukan pengendalian dan pelaporan kegiatan,

    dan (5) Kemampua mengembangkan kepemimpinan kelompok. Pedoman

    penilaian ini mengacu pada Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan

    Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor :

    168/Per/SM.170/J/11/11. Sedangkan yang melaksanakan penilaian adalah tim

    pelaksana penilaian tingkat kecamatan.

    Hasil penilaian selanjutnya disampaikan kepada Kepala Badan

    Penyuluhan Pertanian Perikanan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Poso.

    Untuk selanjutnya akan ditindak lanjuti dan dilakukan proses melalui mekanisme

    yang berlaku. Laporan dan surat keterangan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat

    pada lampiran 37, 38, dan 39.

  • 40

    18. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Tingkat

    Kecamatan

    Berdasarkan koordinasi dengan pembimbing eksternal, koordinator

    penyuluh dan juga PPL setempat menyatakan bahwa belum pernah diadakannya

    evaluasi pelaksanaan penyuluhan di Kecamatan Pamona Utara sebelumnya oleh

    pihak atau instansi terkait oleh karena itu pada pelaksanaan materi ini, langkah

    yang dilakukan adalah mengidentifikasi Programa Penyuluhan Pertanian tingkat

    kecamatan tahun 2012, sehingga kegiatan evaluasi penyuluhan ini tidak dapat

    dilaksanakan secara keseluruhan. Yang dapat kami laksanakan adalah evaluasi

    pelaksanaan program terhadap kegiatan SL-PTT padi sawah pada kelompok tani

    Moence di Desa Uelincu, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso. Kegiatan

    SL-PTT telah dilaksanakan di Kecamatan Pamona Utara pada bulan April-

    Agustus 2012, tujuan dilaksanakan SL-PTT untuk meningkatkan produksi padi

    dari rata-rata 26,2 kwt/ha menjadi rata-rata 49,2 kwt/ha, permasalahan yang

    dihadapi petani padi yaitu petani belum mampu menerapkan sapta usaha

    secara lengkap. Melalui kegiatan SL-PTT materi yang disampaikan yaitu tentang

    teknologi budaya tanam padi sawah. Sumber biaya berasal dari dana APBD dan

    Swadana, penanggung jawabnya oleh Kepala BPP Kecamatan Pamona Utara

    dan pelaksana kelompok tani, penyuluh pertanian lapangan. Dalam kegiatan

    SL-PTT materi-materi yang disampaikan antara lain; Rembug Tani yaitu

    membahas persiapan Sekolah Lapang PTT Padi, pengolahan lahan pasang

    surut dengan rotary, persemaian padi pada lahan pasang surut, perlakuan benih

    dengan penggunaan air garam, penanaman padi sistem Legowo 4:1 dan 2:1

    pada lahan pasang surut, pemupukan padi spesifik lokasi berdasarkan hasil

    analisa tanah dengan perangkat uji tanah sawah, pemupukan susulan

    berdasarkan hasil pengukuran Bagan Warna Daun (BWD), pengendalian hama

    dan penyakit secara terpadu (PHT), panen padi dengan alat sabit bergerigi dan

    pasca panen padi perontokan menggunakan power thresher.

    Hasil yang didapat oleh petani dalam pelaksanaan SL-PTT petani sudah

    mulai mengenal penggunaan varietas unggul baru untuk padi lahan pasang surut

    seperti Inpari 9 untuk menggantikan varietas lokal yang berumur panjang dan

    produktivitas rendah, petani sudah mulai menanam padi dua kali setahun dan

    terus bertambah luas tanam pada musim gadu, petani mulai mengenal

    penggunaan pupuk secara tepat terutama dosis pemupukan sudah mengikuti

  • 41

    hasil analisa tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), pengendalian

    hama dan penyakit sudah mulai dilakukan secara terpadu terutama dengan

    didasarkan pada nilai ambang ekonomi. Hasil evaluasi ini untuk menilai

    relevansi, efektifitas dan efisiensi, pencapaian hasil suatu kegiatan untuk

    selanjutnya digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan

    pada perencanaan dan pengembangan kegiatan selanjutnya dan digunakan

    untuk pengambilan keputusan dalam mengatasi permasalahan, dan tindakan

    penyesuaian atau perbaikan atas pelaksanaan kegiatan. Laporan dan surat

    keterangan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada lampiran 40 dan 41.

  • 42

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Kecamatan Pamona Utara memiliki potensi sumberdaya yang banyak,

    baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya sarana

    dan prasarana. Sumberdaya tersebut belum dapat dikelola dengan baik karena

    banyak faktor antara lain sumber daya manusia yang belum terampil dalam

    pengelolaan.

    Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Pamona Utara ini

    berdampak positif dan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa

    dalam menyelenggarakan pola penyuluhan mulai dari penyusunan rencana

    kegiatan penyuluhan pertanian di lokasi praktik sampai pelaksanaan penyuluhan

    dalam melaksanakan tugas-tugas rutin sebagai penyuluh pertanian pelaksana

    dan meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam menyuluh dan berkomunikasi

    sebagai seorang fasilitator dan dinamisator. Selain itu, meningkatnya

    pengetahuan dan keterampilan juga didukung oleh pengalaman nyata yang

    dialami selama di lapangan.

    Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Pamona Utara juga

    berdampak pada Meningkatkan dinamika pada gabungan kelompok tani serta

    penyebaran ilmu pengetahuan melalui kegiatan memandu pelaksanaan

    demonstrasi area dan temu lapang.

    B. Saran-saran

    1. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembangunan disektor pertanian,

    proses penyuluhan ditingkat kecamatan dan Pelaksanaan Evaluasi

    Penyuluhan Pertanian hendaknya dilakukan secara konsisten dan

    berkelanjutan.

    2. Kegiatan penyuluhan pertanian agar lebih diintensifkan lagi, guna menunjang

    keberhasilan program pembangunan dibidang pertanian. Penerapan metode

    yang tepat, efektif dan efisien sangat menentukan keberhasilan dalam proses

    penyuluhan, karena cara menerima suatu inovasi yang di sampaikan kepada

    sasaran sangat berbeda.

  • 43

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah, A.2008. Identifikasi Kelas Kemampuan Kelompok Tani Ternak Di

    Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Jurusan Sosial Ekonomi

    Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Diakses

    pada tanggal 8 April 2012. http://inaabdullah.blogspot.com/identifikasi-

    kelas-kemampuan-kelompok.html.

    Angga. 2009. Bermacam Cara Membuat Pupuk. Diakses pada tanggal 9 April

    2013 .http://perdanaangga.wordpress.com/membuat-pupuk-organik-

    ramah-lingkungan/

    Anonim, 2007. Peraturan Mentri Pertanian Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007

    tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Departemen Pertanian

    Anonim, 2008 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

    Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional

    Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Departemen Pertanian

    Anonima,2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/OT.140/

    7/2009 tanggal 24 Juli 2009, Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

    Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta.

    Anonimb,2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 52/Permentan/OT.140/

    12/2009 tanggal 11 desember 2009 Tentang Metode Penyuluhan

    Pertanian. Departemen Pertanian

    Anonimc,2009. Identifikasi Potensi