37
I KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 1.1. Identitas Perusahaan dan Sejarah Pendirian Perusahaan PT. Villa Domba Niaga Indonesia atau lebih dikenal dengan PT. Villa Domba merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha peternakan domba dan perkebunan vanilla yang pertama kali dirintis sebagai usaha keluarga oleh Ir. Suhadi Sukama dan saat ini diteruskan oleh putra-putrinya. Pemberian nama Villa Domba sendiri datang dari masyarakat lingkungan desa sekitar. Pada tahun 2000, Ir. Suhadi Sukama masih menjadi karyawan PT. Pertamina Gas yang berada di Jakarta. Ir. Suhadi Sukama berpikir untuk memiliki bisnis vanilla karena harga vanilla tidak pernah turun dari tahun ke tahun. Setelah banyak mempelajari literatur tanaman Vanila, tahun 2002 secara bertahap Suhadi membeli lahan di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung. Setelah penanaman Vanilla berlangsung, Suhadi tidak menyangka jika ternyata kebutuhan pupuk untuk merehabilitasi tanah begitu besar. Sekitar 30 ton per hektar lahan yang ditanami vanila. Ir.Suhadi Sukama akhirnya berpikir untuk beternak domba agar kotorannya bisa ditampung dan dijadikan pupuk, ketimbang harus membeli pupuk dengan harga yang mahal. Awalnya hanya 8 ekor domba yang dipelihara. Namun, tak lama berselang, jumlah itu bertambah menjadi 30 ekor, dan terus berreproduksi hingga memenuhi kapasitas pemupukan yang ideal. Bentangan lahan seluas 7 hektar, persis di belakang rumah peristirahatan di daerah Jatisari, Desa Cangkuang Kabupaten Bandung yang terdiri dari lahan pastura, kebun vanilla, dan kandang domba. Sekarang peternakan domba milik Ir. Suhadi Sukama bergerak dalam bidang usaha breeding farm yang berbentuk perseroan terbatas (PT). selain dimanfaatkan untuk budidaya Vanila, juga tanaman lainnya semisal kopi, jati dan tentunya peternakan domba. Total aset usahanya kini mencapai milyaran rupiah.

Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

I

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. Identitas Perusahaan dan Sejarah Pendirian Perusahaan

PT. Villa Domba Niaga Indonesia atau lebih dikenal dengan PT. Villa

Domba merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha peternakan domba

dan perkebunan vanilla yang pertama kali dirintis sebagai usaha keluarga oleh Ir.

Suhadi Sukama dan saat ini diteruskan oleh putra-putrinya. Pemberian nama Villa

Domba sendiri datang dari masyarakat lingkungan desa sekitar.

Pada tahun 2000, Ir. Suhadi Sukama masih menjadi karyawan PT.

Pertamina Gas yang berada di Jakarta. Ir. Suhadi Sukama berpikir untuk memiliki

bisnis vanilla karena harga vanilla tidak pernah turun dari tahun ke tahun. Setelah

banyak mempelajari literatur tanaman Vanila, tahun 2002 secara bertahap Suhadi

membeli lahan di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung. Setelah penanaman

Vanilla berlangsung, Suhadi tidak menyangka jika ternyata kebutuhan pupuk

untuk merehabilitasi tanah begitu besar. Sekitar 30 ton per hektar lahan yang

ditanami vanila.

Ir.Suhadi Sukama akhirnya berpikir untuk beternak domba agar

kotorannya bisa ditampung dan dijadikan pupuk, ketimbang harus membeli pupuk

dengan harga yang mahal. Awalnya hanya 8 ekor domba yang dipelihara. Namun,

tak lama berselang, jumlah itu bertambah menjadi 30 ekor, dan terus

berreproduksi hingga memenuhi kapasitas pemupukan yang ideal.

Bentangan lahan seluas 7 hektar, persis di belakang rumah peristirahatan

di daerah Jatisari, Desa Cangkuang Kabupaten Bandung yang terdiri dari lahan

pastura, kebun vanilla, dan kandang domba. Sekarang peternakan domba milik Ir.

Suhadi Sukama bergerak dalam bidang usaha breeding farm yang berbentuk

perseroan terbatas (PT). selain dimanfaatkan untuk budidaya Vanila, juga

tanaman lainnya semisal kopi, jati dan tentunya peternakan domba. Total aset

usahanya kini mencapai milyaran rupiah.

Page 2: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

2

1.2. Lokasi Perusahaan

PT. Villa Domba Niaga Indonesia berlokasi di dua tempat. Pertama ialah

lokasi peternakan yang terletak di Desa Jatisari, Kecamatan Cangkuang,

Kabupaten Bandung Selatan, Provinsi Jawa Barat, sedangkan kantor administrasi

terletak di Griya Bintara Indah, Blok. BB 3, No. 12A, Bekasi Barat, 17134,

Indonesia. Pemilihan lokasi kantor yang terpisah didasarkan kepada sulitnya

mengurus perijinan usaha untuk wilayah Bandung, sehingga kota Bekasi menjadi

pilihan untuk penempatan kantor administrasi. Luas lahan yang dimiliki ± 7 Ha

yang diperuntukan sebagai perkebunan vanilla, kandang domba, dan lahan

rumput. Batas-batas lokasi kegiatan :

a. Sebelah utara : Bukit dan kebun warga

b. Sebelah timur : Sawah dan kebun sayur

c. Sebelah selatan : Pemukiman

d. Sebelah barat : Perkebunan Warga

Morfologi wilayah pegunungan dengan rata-rata kemiringan lereng antara

0-8 %, 8-15% hingga di atas 45%. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang

dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara 1.500 mm

sampai dengan 4.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 120 C sampai 240

C dengan kelembaban antara 78% pada musim hujan dan 70% pada musim

kemarau. Mempunyai rata-rata ketinggian 110 meter dan Maksimum 2.2429

meter dari permukaan laut. (Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, 2012).

Page 3: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

3

1.3. Struktur Organisasi

Keterangan:

---- : Garis Koordinasi

: Garis Instruksi

Sumber. PT. Villa Domba Niaga Indonesia, 2013

Komisaris

Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara

umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam

menjalankan perusahaan demi kepentingan perusahaan dan pemegang saham,

serta memastikan perusahaan selalu melaksanakan tanggung jawab sosial

kemasyarakatannya (Corporate Social Responsibility).

Direktur Utama

Memimpin seluruh aktivitas kegiatan perusahaan, khususnya kegiatan

yang sesuai dengan ketetapan anggaran dasar perusahaan atau ketentuan

kebijaksanaan lain yang telah disepakati bersarna dengan dewan komisaris dan

Direktur Utama:

Implementasi Kebijakan

RK/Anggaran

Representatif Perusahaan

Komisaris:

Direction

Persetujuan RK/Anggaran

Target Pertumbuhan

Direktur Keuangan:

Adm. Keuangan

Otoritasi Keuangan

Pajak

Sr. VP. Marketing dan New

Ventures:

Penjualan

Pengembangan Pasar

Analisa Profit

Pajak

Sr. VP. Coorporate Finance:

Pendanaan

Analisa Keuangan

Pengembangan Proyek

General Manager:

Kelola Lapangan

Pelaksanaan

Representatif Lapangan

Finance dan Admin

Manager Manager Ternak Manager Kebun Manager Rencana

Pembangunan

Page 4: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

4

direksi. Memiliki wewenang penuh dan tanggung jawab tertinggi dalam

pengambilan keputusan, berupa kebijakan dalam pengembangan usaha

Direktur utama atas nama dewan direksi berkewajiban menyampaikan

laporan pertanggungjawaban tahunan perusahaan dihadapan rapat dewan

komisanis yang dihadiri oleh para pemegang saham.

Direktur (General Manager)

Dapat mewakili tugas direktur utama apabila yang bersangkutan sedang

berhalangan, dan berkenan memimpin dan mengawasi seluruh pelaksanaan

kegiatan proyek berdasarkan ketentuan yang telah disepakati bersama.

Membantu kelancaran tugas direktur utama, khususnya yang terkait

dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan serta menjalankan bagian

tugasnya secara baik, sebagaimana job description yang melekat pada

kedudukannya dalam memangku jabatan sebagai direktur administrasi, keuangan

dan pemasaran. Memimpin dan mengelola usaha perusahaan sesuai dengan tujuan

perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja

perusahaan. Menguasai, memikirkan dan mengurus kekayaan perusahaan agar

dapat tetap berdayaguna dan berhasilguna.

Menyampaikan taporan pertanggungjawaban secara periodik yang

dituangkan dalam laporan keuangan lengkap kepada direktur utama sebagai bahan

pertanggungjawaban di hadapan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Direktur Keuangan

Menerapkan fungsi korporasi terkait dengan direktorat keuangan dan

bertanggung jawab melaksanakan fungsi keuangan terpusat, termasuk mengelola

fungsi operasi keuangan di seluruh unit usaha perusahaan, melalui finance billing

and collection center, serta memastikan pengendalian seluruh kegiatan investasi

anak perusahaan.

Page 5: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

5

Sr. Vp. Coorporate Finance

Mengatur dan mengawasi penempatan karyawan, kegiatan logistik,

administrasi dan kesekretariatan guna mendukung kelancaran usaha secara

keseluruhan. Bagian ini membawahi secara fungsional dan organisasi yang

mempunyai kaitan lintas sektoral dengan manajemen setingkat lainnya.

Melakukan pengawasan terhadap tatalaksana dalam pengelolaan keuangan

perusahaan agar harta perusahaan tetap bemilai optimal dan berdayaguna

maksimal, berikut mengoptimalkan fungsi kerja setiap unit-unit kerja yang terkait

dengan kegiatan teknis administratif keuangan.

Membuat anggaran per minggu, invoice, laporan pengeluaran harian,

rekonsiliasi bank, laporan keuangan, laporan pengeluaran dan penerimaan, berikut

mengecek semua due date cheque yang beredar, melaksanakan pembayaran

cash/cheque, menagih piutang dan memonitor tanggal jatuh tempo supplier.

Seluruh aktifitas kerja yang dilakukan oleh personil atau jabatan

yang ada dibawahnya adalah diharuskan membuat laporan secara berkala,

menyangkut kegiatan rutin yang dilakukan, khususnya yang menyangkut

pembiayaan dan penerimaan serta membantu tugas manager ternak dan kebun.

Bertanggung jawab kepada general manager dan direktur utama mengenai

operasional keuangan perusahaan. Memberikan petunjuk kepada unit yang

dibawahinya, tentang kegiatan teknis keuangan perusahaan agar peredaran uang di

dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Sr.Vp. Marketing & New Ventures

Membantu tugas general manager dalam hal penyusunan rencana

pemasaran, pengolahan data statistik, evaluasi dan pelaporan program kerja

proyek. Berikut menilai potensi dan perkembangan pemasaran berdasarkan

laporan yang valid, serta berkonsultasi dengan general manager dan manager

lainnya untuk menentukan daftar harga dan syarat penyerahan dan anggaran

promosi.

Page 6: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

6

Seluruh aktifitas kerja yang dilakukan oleh personil atau jabatan yang ada

di bawahnya adalah diharuskan membuat laporan berkala, menyangkut kegiatan

rutin maupun upaya terobosan yang dilakukan. Berikut merencanakan dan

mengorganisasikan program pemasaran meliputi waktu dan cara pembayaran.

Merencanakan dan mengorganisasikan program pemasaran meliputi

metode penjualan, mengawasi dan mengatur kegiatan unit penjualan, diskusi

dengan bawahan tentang perkembangan yang sedang berlangsung termasuk reaksi

pembeli atau calon pembeli pada kualitas produk yang dijual dan memutuskan

masalah yang timbul dalam kegiatan unit penjualan.

Merencanakan dan mengawasi penelitian pasar, khususnya masalah yang

berhubungan dengan kegiatan penjualan serta mangatur dan menjalankan

kebijakan general manager setelah berkonsultasi dengan manager ternak dan

manager lainya sehubungan dengan tugasnya dalam bidang pemasaran.

Lingkup kerja yang ada di bawahnya adalah dimaksudkan untuk dapat

membantu tugasnya sehingga tujuan bisnis perusahaan dapat tercapai, dan seluruh

aktifitas kerja yang dilakukan oleh personil ini diharuskan membuat laporan

berkala, menyangkut kegiatan rutin dan upaya terobosan yang dilakukan bagian

penjualan.

Manager Ternak & Kebun

Dapat mewakili tugas General Manager apabila yang bersangkutan sedang

berhalangan, dan bertanggung jawab terhadap kebijakan yang diambil di tingkat

proyek di lapangan. sehingga berkenaan memimpin dan mengawasi seluruh

kegiatan usaha perusahaan atas dasar ketentuan oleh general manager.

Membantu general manager, khususnya yang terkait dengan kegiatan

usaha ternak dan bibit. Disamping itu merencanakan, mengkoordinasikan tugas

pekerjaan pada koordinator atau kepala bagian dibawahnya.

Menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara periodik yang

dituangkan dalam laporan keuangan sebagai bahan pertanggungjawaban.

Page 7: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

7

Berkenaan menyusun rencana atau program pembiayaan (budgeting), pengolahan

data statistik, evaluasi dan pelaporan program kerja proyek. Menilai potensi

pasaran dan perkembangan pemasaran berdasarkan laporan yang valid, serta

berkonsultasi dengan kepala bidang penjualan (manajer pemasaran).

Membuat planning produksi, menjalankan semua tugas yang diberikan

oleh general manager, membuat target berdasarkan instruksi dari general manager,

memastikan kelancaran aktifitas produksi, mengecek kelengkapan proyek,

mengadakan contact supplier mengenai pembelian dan mengurus dokumen

penjualan.

Membawahi seluruh kegiatan pembibitan yang bersifat teknis dan

melakukan pengawasan terhadap upaya pemeliharaan, pengamanan harta

perusahaan, khususnya yang terkait dengan peralatan utama agar dapat tetap

berfungsi sesuai standar kerja peralatan serta mengoptimalkan fungsi kerja setiap

unit-unit kerja yang terkait dengan kegiatan teknik operasional.

Membuat dan memberitahukan schedule produksi sesuai permintaan

buyer, membuat job order, menyiapkan lembar data produksi (untuk proses

produksi, finishing, gudang dan semua divisi yang ada), serta membuat filling

semua dokumen administrasi, membuka surat jatan dan lain-lain.

1.4. Pola Usaha Peternakan

Sistem peternakan yang diterapkan di PT. Villa Domba Niaga Indonesia

ini masih menggunakan sistem integrasi pertanian antara peternakan domba

dengan perkebunan vanilla. Integrasi pertanian ini dengan penggunaan dedaunan

leguminosa seperti daun gamal, kaliandra, dan turi yang dihasilkan di kebun

vanilla sebagai pohon peneduh vanilla. Akan tetapi, penggunaan dedaunan

tersebut tidak terlalu banyak karena fungsi utama pohon leguminosa tersebut

sebagai pohon peneduh dan pakan domba kebanyakan rumput yang diperoleh dari

lahan pastura di areal perkebunan vanilla.

Page 8: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

8

Jumlah populasi domba yang ada di PT. Villa Domba Niaga Indonesia

mencapai ratusan ekor domba. Di daerah Jatisari Soreang populasinya sebanyak

37 ekor domba, 3 ekor domba jantan dan 34 domba betina termasuk anak domba

yang belum sapih. Populasi domba yang ada di cabang perusahaan seperti

Sukabumi, Cirebon, Purwakarta, dan daerah lainnya data jumlah ternak belum ada

pendataan secara pasti.

Struktur populasi peternakan domba di PT. Villa Domba Niaga Indonesia

khususnya dalam pembibitan perbandingan jantan dan betina sekitar 1 ekor jantan

berbanding 10 ekor betina dengan menggunakan kandang koloni yang diisi

dengan domba betina maksimal 10 ekor.

1.5. Pola Pemasaran dan Kerjasama

Konsep kemitraan perusahaan inti dapat tambahan pasokan ternak dari

mitra plasma dengan biaya lebih effisien. Adanya kemitraan dimungkinkan untuk

mendekatkan sumber ternak dengan pasar sehingga menghemat biaya

transportasi. Mendapatkan harga pokok ternak yang lebih kompetitif, tidak

membatasi perusahaan inti berdomisili di satu tempat sehingga menguntungkan

dari sisi pemasaran dan jenis ternak, harus sama walaupun berbeda sumber.

Kemitraan adalah pola kerjasama antara pemilik ternak dengan pemelihara

dimana pihak pemelihara adalah peternak rakyat yang tinggal di desa, dan disebut

sebagai peternak plasma, sementara pemilik ternak disebut inti. Pola kerjasama

pemeliharaan dapat berupa ternak untuk breeding atau ternak untuk

penggemukan. Pemilihan peternak plasma didasarkan pada penilaian peternak inti

antara lain kelayakannya dinilai dari aspek :

a. Lokasi peternak plasma harus mempunyai kecukupan pakan berupa hijauan

dan atau sumber pakan lain yang murah seperti limbah pasar, limbah makanan.

b. Memiliki populasi calon peternak yang cukup banyak dan memiliki kemauan,

kemampuan, dan komitmen kerjasama.

c. Kondisi lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan dalam waktu yang tidak

terlalu lama, untuk menghemat biaya transportasi.

Page 9: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

9

Kemitraan inti plasma memerlukan sistem yang dibangun berdasarkan

beberapa kriteria, antara lain :

a. Kesepakatan antara inti dan plasma mengenai pembagaian hasil penjualan.

• Para pihak yang terkait dan mendapatkan bagian secara proposional adalah

sebagai berikut :

– Plasma, 50% dari hasil penjualan berat hidup

– Pembina kelompok, 10% dari penjualan berat hidup

– Peternak inti, 40% dari penjualan berat hidup

• Peternak inti adalah pemegang hak beli dengan harga yang ditetapkan

sebelumnya, kecuali bila peternak plasma mau membayar lebih tinggi atau

ada pasar dengan harga yang lebih tinggi

• Harga beli ternak dari plasma ditetapkan sebagai berikut :

– Transaksi berdasarkan berat timbang (bukan berat taksir)

– Transaksi dilaksanakan setelah lepas sapih (usia 4 bulan) untuk

plasma breeding, atau dilaksanakan per 5 bulan setelah

pemeliharaan penggemukan untuk plasma penggemukan

– Untuk ternak hasil breeding, lepas sapih dihargai Rp 30.000,-/kg ,

sedangkan untuk hasil penggemukan penambahan berat dihargai

Rp 35.000,-/kg

• Ternak hasil plasma setelah ada transaksi akan diambil oleh peternakan

inti, dimana pihak inti telah menyiapkan penggantinya untuk proyek

berikutnya

b. Aturan berupa hak dan kewajiban secara jelas.

Peternak Inti :

• Menyediakan ternak hamil, atau bakalan untuk penggemukan

• Menarik ternak dari plasma berupa induk dan anakan lepas sapih

• Mengganti indukan yang ditarik dengan ternak hamil baru

• Membayar hak (bagian) plasma dan pembina kelompok

• Menyediakan obat-obatan

• Melakukan monitoring secara periodik

Page 10: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

10

• Menerima laporan dari pembina kelompok mengenai kondisi ternak

plasma

• Memberikan pelatihan kepada plasma dan pembina kelompok

• Melakukan pertemuan rutin dalam rangka sosialisasi dan evaluasi

Pembina Kelompok :

• Mengkoordinasikan kegiatan plasma yang menyangkut pemeliharaan,

pelaporan, dan mengawasi pelaksanaan kewajiban-kewajiban plasma

terhadap inti

• Memberikan laporan kepada inti yang menyangkut ternak, SDM, keadaan

darurat yang perlu diketahui oleh inti

• Mencari dan membina calon-calon mitra plasma baru di suatu desa atau

desa yang lain

Peternak Plasma :

• Memiliki kandang & sumber pakan

• Memelihara kesehatan dan kondisi ternak dalam keadaan baik

• Dapat melaksanakan pengobatan ternak baik secara medis maupun

tradisional

• Mencatat dan melaporkan data ternak kepada inti melalui pembina

kelompok seperti kelahiran, kematian,

• Dapat mengajukan pinjaman kepada inti sesuai dengan syarat-syarat

simpan pinjam

Page 11: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

11

c. Bagi hasil yang menarik antara kedua belah pihak.

Tabel 1. Perhitungan Bagi Hasil Penjualan Domba

Kemitraan Breeding Kemitraan Fattening

Perhitungan :

1 Ekor Anak Jantan @ 15 Kg

x Rp 30.000,-

= Rp 450.000,-

Perhitungan :

(Berat Akhir–Berat Awal)x Rp

35.000,-

( 30 Kg – 10 Kg ) x Rp 35.000,-

= Rp 700.000

HAK PLASMA (50%) :

Rp 225.000,-

HAK PLASMA (50%) : Rp

350.000,-

HAK PEMBINA (10%) : Rp

45.000,-

HAK PEMBINA (10 %) : Rp

70.000,-

Total Bagian Mitra = Rp

270.000

Total Bagian Mitra = Rp

420.000

d. Terorganisasi dengan penerapan sistem administrasi dan keuangan, serta

monitoring yang baik dan adanya pengelompokan-pengelompokan peternak

dengan diketuai oleh pembina kelompok.

Tabel 2. Sistem Administrasi Keuangan

Sistim administrasi ternak & Plasma

Sistim administrasi keuangan

• Data ternak meliputi: data induk dan anak, Jenis Kelamin, kelahiran, kehamilan

• Data penebusan (bagi hasil)

ternak

• Data kesehatan, meliputi pemberian obat,kondisi ternak,stok obat

• Simpan/pinjam

• Data keluar masuk ternak

• Bio data plasma dan identifikasi ternak

Page 12: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

12

II

TATALAKSANA PEMBERIAN RANSUM DOMBA DI

PT. VILLA DOMBA NIAGA INDONESIA

Bambang Kholiq Mutaqin

200110100277

2.1. Abstrak

Praktek kerja lapangan di PT. Villa Domba Niaga Indonesia desa Jatisari

kecamatan Cangkuang, kabupaten Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 14

Januari sampai tanggal 14 Februari 2013. Pengamatan yang dilaksanakan

mengenai tatalaksana pemberian ramsum pada domba. Pakan hijauan untuk

domba merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi meliputi rumput dan

legum karena hijauan tersebut mengandung serat kasar yang diperlukan oleh

domba untuk keberlangsungan hidup. Tujuan dari pengamatan tersebut adalah

untuk mengetahui proporsi dan jenis pakan hijauan yang diberikan untuk domba

yang dipelihara. Pengamatan yang dilakukan dengan cara observasi dan praktek

kerja di perusahaan. Berdasarkan hasil data pengamatan yang telah diperoleh,

untuk 33 ekor domba betina dan 3 ekor domba jantan untuk seharinya

menghabiskan hijauan ±7 karung (1 karung ±39 kg) = 273 kg, berarti satu ekor

domba menghabiskan pakan hijauan sebanyak ±7,5 kg/hari untuk dua kali

pemberian pakan pagi dan sore hari. Hasil pengamatan yang lain mengenai

proporsi hijauan berupa rumput dan legum yang diberikan untuk umur fisiologis

domba yang berbeda, pemberian pakannya disamakan untuk semua umur

fisiologis, diperoleh perbandingan antara rumput dengan legum sekitar 89%

rumput dan 11 % legume yang diberikan untuk domba umur fisiologis yang

berbeda dilihat dari berat rumput dan legume yang diperoleh dalam satu karung

yang dirata-ratakan dan dinyatakan dalam bentuk persentase.

Kata Kunci : ransum, pakan, hijauan, umur fisiologis.

2.2. Latar Belakang

Tatalaksana pemberian ransum pada ternak merupakan hal yang sangat

penting dan penentu produktivitas ternak, baik dari segi komposisi ransum yang

diberikan pada ternak dan tatalaksana pemberian ramsum yang efektif akan

menentukan pula produktivitas ternak tersebut.

Ransum adalah bahan makanan yang diberikan kepada ternak selama 24

jam, ransum terdiri dari bermacam-macam hijauan dan bermacam-macam bahan

Page 13: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

13

selain hijauan makanan ternak. Ransum yang diberikan kepada ternak hendaknya

dapat memenuhi beberapa persyaratan seperti mengandung gizi yang lengkap,

digemari oleh ternak, mudah dicerna, sesuai dengan tujuan pemeliharaan, serta

harganya murah dan terdapat di daerah setempat. Oleh sebab itu perlu diketahui

bagaimana tatalaksana pemberian ransum yang baik untuk mendukung

produktivitas suatuatu ternak. Tatalaksana pemberian ransum di PT. Villa Domba

Niaga Indonesia apakah sudah menerapkan tatalaksana pemberian ransum secara

benar dalam meningkatkan produktivitas ternak.

Di peternakan domba PT. Villa Domba Niaga Indonesia memiliki

beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas diantaranya faktor internal

seperti genetik dan fakor eksternal seperti pakan.

Faktor genetik merupakan salah satu faktor yang menentukan produksi

ternak, ketergantungan penampilan reproduksi terhadap pengaruh pakan paling

besar (sekitar 60%). Ini berarti bahwa walaupun potensi genetik tinggi (bibit

unggul), apabila pemberian pakan tidak memenuhi kebutuhan nutrien (baik

kuantitas maupun kualitas), maka ternak domba tidak akan mencapai produksi

tinggi. Pengaturan pemberian ransum domba menjadi faktor penentu produktivitas

yang paling besar. Hal inilah yang menjadi alasan untuk mengamati tatalaksana

pemberian ransum domba di PT. Villa Domba Niaga Indonesia.

Pemberian pakan yang baik juga memungkinkan ternak domba untuk

beranak kembar (lebih dari satu anak perkelahiran). Sehingga untuk menjunjang

kebutuhan pokok domba dan produktivitas domba harus dilakukan pengaturan

pemberian pakan domba yang tepat.

2.3. Maksud dan Tujuan

Tujuan pengamatan di PT. Villa Domba Niaga Indonesia adalah untuk

mengetahuai tatalaksana pemberian ransum pada domba di PT. Villa Domba

Niaga Indonesia yang meliputi jenis, bahan pakan, dan komposisinya.

Page 14: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

14

2.4. Metode Pengamatan

Metode pengamatan yang dilakukan meliputi :

1. Praktek kerja di perusahaan.

2. Wawancara yaitu pencarian data dengan cara diskusi yang dilakukan

dengan pihak-pihak terkait meliputi General Manager, Manager,

Supervisor, dan pegawai di perusahaan tersebut.

3. Observasi, yaitu mendata aspek-aspek penting yang terkait dengan

peternakan seperti survey lahan pastura dan jenis rumput yang ditanam di

PT. Villa Domba Niaga Indonesia.

2.5. Hasil dan Pembahasan

Setelah dikaksanakan observasi dan praktek kerja di PT. Villa Domba Niaga

Indonesia diperoleh beberapa data pengamatan yang cukup lengkap dari segi

penyediaan pakan yang diberiakan sebagai salah satu faktor tatalaksana pemberian

ransum pada domba yang dipelihara untuk mendukung produktivitas ternak.

Tatalaksana pemeliharaan khususnya dari segi pemberian ransum pada

domba, di PT. Villa Domba Niaga Indonesia melakukan penjadwalan rutin

pemberian pakan setiap harinya. Jadwal rutin pegawai kandang meliputi

pemberian pakan, pencarian pakan hijauan di areal kebun rumput PT. Villa

Domba Niaga Indonesia, pengelolaan dan perbaikan kandang domba,

pemeliharaan kesehatan domba. Jadwal piket rutin pegawai kandang sendiri setiap

harinya, ada yang rutin dilakukan ada juga yang merupakan pekerjaan yang tidak

tentu misal, memandikan ternak, pencukuran bulu ternak. Jadwal piket rutin

pegawai kandang sebagai berikut:

Page 15: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

15

Tabel 3. Jadwal Piket Rutin Pegawai Kandang.

Waktu Kegiatan Sifat

07.00-09.00 Pemberian pakan domba dan dilanjutkan

beres-beres kandang

Rutin

09.00-12.00 Kegiatan lain (pemberian obat,

memendikan ternak, pencukuran bulu

ternak, dan lainnya).

Tentativ

12.00-13.00 Istirahat Rutin

13.00-15.00 Kegiatan lain (program perkebunan vanilla,

penanaman rumput, penanaman pohon, dan

lainnya).

Tentativ

15.00-17.00 Pemberian pakan domba dan dilanjutkan

beres-berse kandang.

Rutin

17.00-07.00 Istirahat Rutin

Sumber. PT. Villa Domba Niaga Indonesia, 2013

Pengaturan jenis pakan domba yang digunakan di PT. Villa Domba Niaga

Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak domba dan yang mutlak harus

tersedia dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin,

mineral dan air. Bahan pakan yang digunakan dan dipilih sebagai berikut:

1. Golongan Rerumputan, seperti rumput gajah, sertaria, dan rumput alam.

2. Golongan Legum, seperti daun lamtoro, turi, gamal, kaliandra, dan siratro.

3. Hasil Limbah Pertanian, seperti daun jagung, dan daun ketela pohon.

Pengaturan pakan domba di PT. Villa Domba Niaga Indonesia tergolong

sederhana dan terkesan tradisional karena pengunaan hijauan keseluruhan untuk

pakan domba seperti rumput gajah, rumput raja, sertaria, gamal, kaliandra, turi

dan jenis hijauan lainnya. Padahal penggunaan konsentrat secara efisien untuk

Page 16: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

16

pakan domba harus diperhitungkan untuk pertumbuhan domba seperti pernyataan

(Purbowati, 2001) bahwa penggunaan konsentrat (terutama yang banyak

mengandung biji-bijian) yang lebih tinggi akan mempercepat pertambahan bobot

tubuh dan efisiensi pakan lebih baik. Penentuan jumlah konsentrat yang tepat

merupakan salah satu cara optimasi kapasitas pencernaan untuk mendapatkan

efisiensi pemanfaatan pakan yang lebih baik. Di PT. Villa Domba Niaga

Indonesia beranggapan bahwa penggunaan konsentrat untuk domba yang

dipelihara akan menambah biaya produksi. Padahal pemberian pakan yang cukup

dapat digunakan oleh ternak untuk kebutuhan energi pertumbuhan dan

reproduksinya sebagaimana dijelaskan bahwa jumlah pakan yang diberikan pada

ternak sehari-hari harus lebih banyak dari kebutuhan hidup pokok agar ternak

tidak mengalami kesulitan berproduksi (Parakkasi, 1999), didukung pula oleh

Mulyono (2004), pemberian pakan yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan

nutrisi tubuh domba yang digunakan dalam proses metabolismenya. Pakan yang

biasa diberikan pada domba adalah hijauan, tetapi karena nutrisi hijauan yang

masih rendah biasanya diberikan pakan penguat (konsentrat) sebagai tambahan.

Pemberian konsentrat yang efektif selain hijauan dapat meningkatkan

pertumbuhan secara maksimal.

Pengaturan pakan untuk domba di PT. Villa Domba Niaga Indonesia juga

tidak memperhatikan perbedaan umur fisiologis domba dari segi pemberian pakan

diberikan untuk domba yang berbeda umur fisiologisnya ternyata disamaratakan

untuk semua domba baik itu domba dewasa, dara, bunting, menyusui, dan belum

lepas sapih. Pengaturan pakan seharusnya memperhatikan umur fisiologis seperti

dijelaskan oleh Siregar (1984) bahwa jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas, dan

lingkungan seperti suhu lingkungan dan kelembaban udara juga mempengaruhi

tingkat konsumsi.

Pengaturan proporsi pakan antara rumput dengan dedaunan harus

diperhatikan dan sebagai tambahannya adalah konsentrat. Persentase

perbandingan antara rumput dengan dedaunan yang baik memperhatikan umur

fisiologis domba, sebaiknya proporsi berupa campuran dari rumput dan legum

Page 17: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

17

yang disesuaikan dengan tingkatan umur fisiologis. Adapun proporsinya adalah

sebagai berikut:

a) Ternak dewasa : rumput 75%, daun 25%

b) Induk bunting : rumput 60%, daun 40%, konsentrat 200-300 gram.

c) Induk menyusui : rumput 50%, daun 50%, konsentrat 200-300 gram.

d) Anak belum sapih : rumput 50%, daun 50%

e) Anak lepas sapih : rumput 60%, daun 40%, konsentrat 50-100 gram.

Akan tetapi proporsi untuk setiap umur fisiologis ternyata disamakan,

selain itu juga proporsi rumput dengan legum tidak mendekati proporsi yang baik.

Tabel 4. Perbandingan Rumput Dengan Legum Hasil Panen Pekerja

Selama Dua Hari.

Total hijauan 588 kg dengan rumput 524 kg (89%) dan dedaunan 64 kg (11%).

Sumber. PT. Villa Domba Niaga Indonesia, 2013.

Karung

ke-

Rumput

(kg)

Daun

(kg)

Total

(kg)

Karung

ke-

Rumput

(kg)

Daun

(kg)

Total

(kg)

1 34 4 38 1 34 4 38

2 35 4 39 2 37 4 41

3 34 5 39 3 34 4 38

4 36 4 40 4 36 4 40

5 34 4 38 5 34 5 39

6 35 4 39 6 34 5 39

7 35 5 40 7 37 4 41

Total 243 30 273 8 35 4 39

Total 281 34 315

Page 18: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

18

Tabel 5. Data Produksi Rumput.

Sumber PT. Vila Domba Niaga Indonesia, 2013.

Pengaturan hijauan menunjukan bahwa tingkat kebutuhan masing-masing

domba berdasarkan umur fisiologis pasti berbeda karena kebutuhan protein

domba dipengaruhi oleh umur fisiologis, kondisi tubuh dan rasio energi protein

(Ensminger, 1991). Selain itu kebutuhan ternak akan zat-zat gizi bervariasi antar

spesies ternak dan umur fisiologis yang berlainan.(Haryanto, 1992).

Perkembangan dan pertumbuhan berbanding dengan pemberian ransum

yang berkualitas, menurut Pond, dkk., (1995), konversi pakan ternak ruminansia

No Lokasi Panjang Lebar Luas Jenis

Rumput

Lapangan

Prod.

(karung)

total

prod.

(kg)

prod

/m2

1 C 23 3 72 Setaria, KG 0,25 7,5 0,3

2 E 32 16 512 Kipait 6 180 5,6

3 O 20 8,5 170 KG, Kipait 3 90 3,5

3 I1 33 7 238 KG 3 120 3,5

5 I2 72 2,5 180 BD 2 60 0,8

6 I1 luar 18 1 18 BD 1 30 1,7

7 J1 18 2 36 BD, Kipait 2 60 3,3

8 J2 39 3 137 BD, Kipait 1 30 0,6

9 Yongki 39 19 931 BD 15 350 9,2

10 Toto 23 15 335 BD 6 180 7,8

11 Kolam 27 5 135 Setaria 3 120 3,3

12 Pamoyanan 25 9 225 KG 1 30 1,2

13 Pangancaran

1 & F 11 11 121 BD 2 60 5,5

13 Pangancaran

2 51 5 255 Setaria 3 90 1,8

15 Uka 30 5 150 Setaria, BD 3 120 3,0

16 Iim 10 5 50 BD, Setaria

& KG 1 30 3,0

17 Lapang 105 18 1890 Kipait 1 30 0,3

18 Gulampeng 105 89 9335 Kipait 3 120 1,1

19 Lahan

Gudang 75 35 2625 Kipait 1 30 0,3

Total 17335 1837,5

Page 19: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

19

dipengaruhi oleh kualitas ransum, nilai kecernaan dan efisiensi pemanfaatan zat

gizi dalam proses metabolisme di dalam jaringan tubuh ternak makin baik kualitas

ransum yang dikonsumsi ternak, akan diikuti dengan pertambahan bobot tubuh

yang lebih tinggi dan makin efisien penggunaan pakan. Jenis pakan hijauan di

PT. Villa Domba Niaga Indonesia dari golongan rumput adalah rumput gajah,

raja, sertaria, dan rumput lapang sedangkan dari golongan legume adalah gamal,

kaliandra,dan turi.

Pengaturan pakan untuk domba juga harus diperhatikan pengolahan bahan

pakan hijauan seperti dijelaskan (Tangendjaja, dkk.,(1991) bahwa pengeringan

daun glirisidia menggunakan panas dari sinar matahari dapat berpengaruh positif

dalam meningkatkan konsumsinya pada ternak ruminansia kecil. Kandungan

tannin pada daun kaliandra tinggi, begitu pula kandungan senyawa fenolatnya.

Intinya dari pemberian pakan harus diperhatikan apakah pakan tersebut akan

menimbulkan efek samping bagi ternak. Rangkuti, dkk., (1984) menyatakan

bahwa pakan mengandung daun glirisidia memberikan respon pertumbuhan

paling baik pada ternak domba.

Pemberian hijauan untuk memenuhi kebutuhan domba di PT. Villa Domba

Niaga Indonesia setiap harinya diperoleh hijauan untuk pakan domba ±7 karung

dengan bobot keseluruhan ±273 kg, dimana habis untuk 36 ekor domba, berarti

satu ekor domba menghabiskan ±7,5 kg/ekor/hari tapi itu tidak habis termakan

sebagian tersisa dan menjadi rarapen. Satu ekor domba dengan bobot badan 57 kg

diperlukan hijauan (rumput dan dedaunan/legum) minimal 4,9 kg.

(Devendra,1981 )

Pemberian ransum domba yang mengacu pada pernyataan Devendra

(1981) tentang keperluan hijauan dilihat dari bobot badan domba. Tatalaksana

pemberian ramsum di PT. Villa Domba Niaga Indonesia sudah memperhitungkan

kebutuhan hijauan untuk domba. Selain itu, dalam pemberian hijauan pakan

domba diberikan secara teratur walaupun ditinjau dari pengaturan proporsi

hiajuan berupa rumput dan legum tidak terlalu diperhatikan. Pemberian hijauan

Page 20: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

20

kepada ternak domba di PT. Villa Domba Niaga Indonesia tidak melalui proses

pengolahan, pemberian hijauan makanan ternak dalam keadaan segar namun hal

tersebut lebih disenangi oleh ternak. Perlu diperhatikan untuk beberapa jenis

hijauan/daun, pemberian dalam bentuk segar ada yang tidak disenangi dan

terkadang mengandung racun yang mana dapat berakibat fatal yaitu kematian

pada ternak. Oleh karenanya maka jenis hijauan perlu diolah/diproses agar

kandungan racunnya dapat dihilangkan atau dikurangi misalnya, daun singkong

dan daun gamal.

Ada beberapa cara sederhana dan murah yang dilakukan pekerja di PT.

Villa Domba Niaga Indonesia yaitu dilayukan /dibiarkan satu malam. Pengolahan

tersebut akan memberikan pertumbuhan yang lebih cepat karena hijauan tersebut

bernilai tinggi bentuk kandungan gizinya

Pemberian pakan hijauan di PT. Villa Domba Niaga Indonesia sudah lebih

dari cukup yaitu pemberian hijauan ±7,5 kg/ekor/hari, hanya saja tidak ada pakan

penguat tambahan seperti konsentrat akan tetapi bila pemenuhan hijauan

memenuhi kebutuhan pokok maka hal tersebut tidak terlalu bermasalah seperti

dijelaskan oleh (Tillman, dkk., 1991) bila hewan diberi makan protein, dan energi

yang dihasilkan melebihi kebutuhan hidup pokoknya, maka hewan tersebut akan

menggunakan kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi.

Pemberian dan pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral di PT. Villa

Domba Niaga Indonesia menggunakan vitamin kompleks yaitu Injektamin. Secara

keseluruhan pengaturan pekan sudah cukup baik hanya belum menggunakan

pakan konsentrat sebagai pakan tambahan untuk ternak karena dirasa akan

menambah biaya produksi.

Pemberian konsentrat bukannya tidak akan digunakan dalam peternakan di

PT. Villa Domba Niaga Indonesia akan tetapi penggunaan konsentrat akan

digunakan bila dari segi perhitungan biaya produksi tidak lagi membebani.

Page 21: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

21

2.6. Kesimpulan

Hasil pengamatan praktek kerja lapangan yang dilakukan di PT. Villa

Domba Niaga Indonesia dapat disimpulkan bahwa:

1. Tatalaksana pemberian ramsum pada domba di PT. Villa Domba Niaga

Indonesia sudah cukup baik karena sudah memenuhi kebutuhan hidup

pokok ternak yaitu pemberian hijauan lebih dari 5 kg/ekor/hari untuk berat

ternak kisaran 50 kg, hanya saja tidak ada pakan penguat tambahan seperti

konsentrat karena manager kandang beranggapan penggunaan konsentrat

akan menambah biaya produksi, padahal bila dilakukan dengan tepat

justru akan menguntungkan peternak.

2. Pengaturan pakan domba berupa pengaturan proporsi hijauan antara

rumput seperti jenis rumput gajah, sertaria, dan gajah sekitar (89%)

dengan legume seperti gamal, kaliandra, dan turi (11%). Pemilihan hijauan

yang baik untuk ternak, baik dari segi gizi, palatabilitas, dan harga. Selain

itu pengolahan bahan pakan harus diperhatikan untuk efektivitas pakan

yang diserap tubuh ternak yang nantinya dijadikan sumber energi dan

pertumbuhan. Penambahan konsentrat dapat digunakan untuk menunjang

produktivitas ternak disamping penambahan vitamin dan mineral.

2.7. Daftar Pustaka

Devendra, C. 1981. In Int. Sympt. on Nutrition and Systems of Goat Feeding, 12–

15th May, 1981, Tours, France, Vol. 1: 395–440.

Ensminger, M. E. 1991. Animal Science. Animal Agriculture Series. 9th Edition.

Interstate Publishers, Inc. Danville, Illionis.

Haryanto, B. 1992. Pakan domba dan kambing. Prosiding Sarasehan Usaha

Ternak Domba dan Kambing Menyongsong Era PJPT II. Ikatan Sarjana

Ilmu-Ilmu Peternakan Indonesia (ISPI) Cabang Bogor dan Himpunan

Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Cabang Bogor.

Mulyono, S. 2004. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Parakkasi , A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press,

Jakarta.

Page 22: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

22

Pond, W. G., D. C. Church, K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and

Feeding. 4th edition. John Wiley and Ponds Press, New York.

Purbowati, E. 2001. Balance energi dan nitrogen domba yang mendapat berbagai

aras konsentrat dan pakan dasar yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen

Pertanian, Bogor.

Rangkuti, M., I.W. Mathius dan J.E. Van Eyes. 1984. Penggunaan Gliricidia

maculata oleh ruminansia kecil: konsumsi, kecernaan dan performans.

Procedings Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil. Puslitbangnak. Bogor.

Halaman: 3-7.

Siregar, S.B. 1984. Pengaruh ketinggian tempat terhadap konsumsi makanan dan

pertumbuhan kambing dan domba lokal di daerah Yogyakarta. Jurnal Ilmu

dan Peternakan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 1 (5) : 177-182.

Tangendjaja, B., E. Wina dan I. G. M. Budiarsana. 1994. Ransum penggemukan

domba dengan bahan lokal. Prosiding Seminar Nasional Sains dan teknologi

Peternakan. Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Bogor.

Tillman, A.D., H. Hari, R. Soedomo, P. I. Soeharto dan L. Soekanto. 1991. Ilmu

Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press. Fakultas Peternakan,

UGM, Yogyakarta.

Page 23: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

23

III

EVALUASI KECUKUPAN NUTRISI HIJAUAN PAKAN YANG

DIBERIKAN PADA DOMBA DI PT . VILLA DOMBA NIAGA

INDONESIA

Gagan Setiawan

200110100283

3.1. Abstrak

Praktik kerja dengan judul Evaluasi Kecukupan Nutrisi Hijauan Pakan

yang Diberikan pada Domba di PT . Villa Domba Niaga Indonesia Desa Jatisari

Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung dilaksanakan pada tanggal 14 Januari

sampai dengan tanggal 14 Februari 2013 di PT . Vila Domba Niaga Indonesia

yang berlokasi di Desa Jatisari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung,

Jawa Barat. Studi mendalam yang dibahas mengenai “Evaluasi Kecukupan

Nutrisi Hijauan Pakan yang Diberikan pada Domba Di PT. Villa Domba Niaga

Indonesia Desa Jatisari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung” yang

bertujuan untuk mengetahui jumlah asupan dan jenis hijauan yang diberikan

kepada ternak bibit serta menganalisis sistem pemberian pakan yang

menyebabkan pertumbuhan ternak tidak optimal. Metode pengamatan yang

digunakan adalah pengamatan langsung dan partisipasi, wawancara, dan analisa

data. Berdasarkan hasil pengamatan, untuk seekor betina menghabiskan 3-5 kg

hijauan setiap harinya dengan pemberian 3 kali sehari, pagi pukul 07.00 WIB dan

sore pukul15.30 WIB. Jumlah ternak bibit yang ada di PT.Villa Domba Niaga

Indonesia ada 33 Betina dan 3 jantan.

Kata Kunci : evaluasi, hijauan, nutrisi.

3.2. Latar Belakang

Hijauan merupakan kebutuhan pokok bagi pakan ternak ruminansia. Ada

dua macam hijauan yang biasa di berikan kepada terak ruminansia yaitu rumput

dan legum, kedua hijauan tersebut mengandung serat kasar yang diperlukan oleh

ternak ruminansia. Hijauan merupakan salah satu bahan makanan ternak yang

sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan

populasi ternak. Oleh karenanya, hijauan makanan ternak sebagai salah satu bahan

makanan merupakan dasar utama untuk mendukung peternakan domba terutama

bagi peternak domba bibit di PT Villa Domba Niaga Indonesia kambing etawa

yang setiap harinya membutuhkan cukup banyak hijauan pakan ternak.

Page 24: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

24

Kebutuhan hijauan makanan ternak (HMT) masih sulit dipenuhi oleh

masing-masing peternak, karena hanya memiliki lahan sempit dan sangat

tergantung pada musim. Apalagi dengan meningkatnya kepemilikan ternak

misalnya domba, peternak akan menghabiskan waktu untuk pemeliharaan dan

pengelolaan domba, tidak memiliki waktu lagi untuk menyediakan pakan hijauan.

Demi ketersediaan hijauan makan ternak yang tetap sepanjang tahun,

maka diperlukan budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan

manajemen tanaman keras atau penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput

unggul. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi,

sehingga nantinya dapat mendukung pengembangan usaha ternak domba bibit.

3.3. Maksud dan Tujuan

Tujuan dilakukannya observasi mengenai pemberian hijauan pakan domba

bibit di PT Villa Domba Niaga Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengamati pemberian hijauan pakan dan komposisi serta kuantitas

pemberian.

2. Menganalisis pakan hijauan yang diberikan apakah sesuai dengan

kebutuhan ternak.

3.4. Metode Pengamatan

1. Partisipasi (participant observation), yaitu ikut serta dan berpartisipasi

secara aktif dalam praktek kerja di lapangan.

2. Mengutip catatan laporan (recording), yaitu pengambilan data atau

informasi yang berkaitan dengan objek yang diamati dari pihak

perusahaan, data yang tercatat diperoleh atas persetujuan manajer.

3. Wawancara (interview), yaitu diskusi yang dilakukan dengan pihak-pihak

terkait meliputi General Manager, Manager, Asisten Manager,

Supervisor, dan pegawai di farm tersebut.

Page 25: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

25

3.5. Hasil dan Pembahasan

Ruminansia

Ternak ruminansia memiliki mikroba (bakteri dan protozoa) di dalam alat

pencernaannya yang merombak nutrien secara fermentatif sehingga menjadi

senyawa lain yang berbeda dari molekul nutrien asalnya (Sutardi,1980). Produk

akhir yang terpenting dari fermentasi adalah asam lemak terbang atau volatile

fatty acids (VFA) terutama asetat, propionat, butirat serta produk lainnya

termasuk CO, methan, dan panas. Ruminansia menggunakan VFA sebagai sumber

energi untuk proses hidupnya (Church dan Pond, 1988; Sutardi 1980). Beberapa

spesies bakteri memproduksi amonia dan VFA berantai cabang dari asam-asam

amino tertentu. Konsentrasi VFA dalam abomasum adalah setengahnya dari yang

ada di dalam cairan rumen. Meskipun sebagian besar absorpsi VFA terjadi dalam

omasum, tetapi sejumlah besar masuk ke dalam abomasum (Arora, 1989).

Volatile Fatty Acid (asam lemak terbang) merupakan salah satu produk

fermentasi karbohidrat di dalam rumen yang menjadi sumber energi utama bagi

ternak ruminansia dan dapat menyumbang 55-60% dari kebutuhan energinya.

Konsentrasi VFA dapat dijadikan salah satu tolak ukur fermentabilitas pakan dan

sangat erat kaitannya dengan aktivitas mikroba rumen (Parakkasi, 1999).

Amonia yang dibebaskan dalam rumen sebagian dimanfaatkan oleh

mikroba untuk mensintesis protein tubuhnya (Arora, 1989). Menurut McDonald et

al. (2002), kisaran konsentrasi NH yang optimal untuk sintesis protein oleh

mikroba rumen adalah 6 - 21 mm. Konsentrasi nitrogen amonia sebesar 5% sudah

mencukupi kebutuhan nitrogen mikroba. Amonia di dalam rumen akan diproduksi

terus menerus walaupun sudah terjadi akumulasi (Sutardi, 1977). Faktor utama

yang mpengaruhi penggunaan NH3 adalah ketersediaan karbohidrat dalam

ransum yang berfungsi sebagai sumber energi untuk pembentukan protein

mikroba. Menurut Sutardi (1977), agar NH 3 dapat dimanfaatkan oleh mikroba

penggunaannya perlu disertai dengan sumber energi yang mudah difermentasi,

misalnya dedak padi.

Rumansia adalah hewan yang mempunyai kemampuan untuk

memanfaatkan pakan berserat kasar tinggi. Kemampuan tersebut terkait dengan

Page 26: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

26

adanya retikulorumen yang sebagai tempat pencernaan fermentatif pakan yang

dikonsumsi hewan tersebut. Fermentasi yang terjadi di dalam retikulo-rumen

melibatkan mikroorganisme baik bakteri, protozoa dan jamur. Namun bakteri

merupakan mikroorganisme paling dominan dalam fermentasi tersebut. Beberapa

bakteri rumen yang dominan adalah bakteri selulolitik. Bakteri dapat digolongkan

ke dalam bakteri selulolitik, bakteri amilolitik, bakteri selulolitik, bakeri

proteolitik dan lipolitik. Bakteri selulolitik diantarnya adalah Bacteriodes

succinogenes, Butyrivibrio fibrisolvens, Ruminococcus albus, Clostridium

lochheadii, Clostridium longisporum, Cillobacterium cellulosolvens. Bakteri

amilolitik diantaranya yaitu Streptococcus bovis, Bacteroides amylophilus,

Bacteroides ruminicola, Succinimonas amylolytica, dan Selenomonas

ruminantium. Bakteri selulotik juga merupakan bakteri amilolitik contohnya

Clostridium lochheadii, Bacteriodes succinogenes, Butyrivibrio fibrisolvens

(Hungate, 1966). Bakteri hemiselulolitik diantaranya Eubacterium, Bacteroides

amylogenes, Bacteroides ruminicola, Butyrivibrio fibrisolvens, Ruminococcus

flavefaciens, dan Ruminococcus albus. Bakteri metanogenik yaitu

Methanobacterium ruminantium. Mikroorganisme rumen tumbuh pada kondisi

dengan cairan rumen anaerob, pH 5 – 7,5. Temperatur di dalam rumen adalah 38-

42 C (Arora, 1989; Ogimoto dan Imai, 1981; Hungate, 1966).

Pakan Hijauan

Hijauan pakan merupakan bagian tanaman terutama rumput dan

leguminosa yang digunakan sebagai pakan ternak (Hartadi et al., 1993). Wilkins

(2000) menyatakan bahwa hijauan merupakan bagian tanaman yang dapat

dimakan, termasuk padi yang diberikan dengan cara menggembalakan ternak

maupun dipanen untuk diberikan langsung pada ternak. Menurut keberadaannya,

hijauan makanan ternak terdiri dari hijauan yang tumbuh secara alami tanpa

campur tangan manusia seperti pastura alami dan hijauan yang sengaja ditanam

oleh petani seperti rumput gajah, gamal, lamtoro, dan waru (Budiasa, 2005).

Page 27: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

27

Pemanfaatan produksi hijauan yang berlebih serta untuk mengatasi

kekurangan pakan ternak saat musim kemarau, rumput dapat diawetkan dalam

bentuk silase maupun hay. Silase merupakan hijauan pakan ternak yang

diawetkan dengan cara peragian atau fermentasi asam laktat (Siregar, 1996).

McIlroy (1976) menyatakan bahwa rumput gajah merupakan rumput yang sangat

baik untuk silase. Hay merupakan hijauan pakan ternak yang diawetkan melalui

pengeringan hingga kadar air 15% (Siregar, 1996). Waktu panen hijauan yang

akan dibuat hay adalah pada masa pertumbuhan terbaik saat fase mulai berbunga

(McIlroy, 1976).

Rumput

Rumput (Gramineae) merupakan famili tumbuh-tumbuhan yang paling

luas penyebarannya. Rumput sebagai pakan ternak berupa rumput lapang (liar)

dan rumput pertanian. Rumput pertanian disebut juga dengan rumput unggul

merupakan rumput yang sengaja diusahakan dan dikembangkan untuk persediaan

pakan bagi ternak. Rumput unggul ini dibagi menjadi dua jenis yaitu pertama

rumput potongan seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum Schum.), rumput

benggala (Pannicum maximum Jacq.), rumput mexico (Euchlaena mexicana

Schrad.), dan Setaria spachelata Schum. Kedua yaitu rumput gembala seperti

Brachiaria brizantha (Hochst. ex A. Rich.) Stapf., rumput ruzi atau rumput kongo

(Brachiaria ruziziensis R. Germ.and C. M. Evrard), rumput australia (Paspalum

dilatatum Poir.), Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf., Cynodon plectostachyus (K.

Schum.) Pilg., rumput pangola (Digitaria decumbens Stent.), dan Chloris gayana

Kunth. (Sudarmono dan Sugeng, 2009).

Rumput memiliki sistem perakaran berbentuk serabut yang mempunyai

peranan dalam pembentukan struktur tanah, titik tumbuh yang berada dekat pada

pangkal tanaman memungkinkan tumbuh kembali setelah pemotongan,

kemampuan membentuk anakan membantu menutup tanah dengan cepat pada fase

pertumbuhan pertama (McIlroy, 1976).

Page 28: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

28

Rumput daerah tropika mengandung kadar protein yang rendah dan sera

kasar yang tinggi bila dibandingkan dengan rumput daerah beriklim sedang yang

dipotong pada fase pertumbuhan yang sama. Di lain pihak produksi kadar bahan

kering jenis rumput daerah tropika sering jauh lebih tinggi dari pada rumput

daerah sedang (McIlroy, 1976; Close dan Menke, 1986). Arora (1989)

menyatakan bahwa rumput tropika memiliki banyak lignin daripada rumput yang

tumbuh di daerah beriklim sedang. Lignin dinding sel mempengaruhi proses

pencernaan pakan dalam saluran pencernaan. Rumput dengan kandungan lignin

rendah tetapi mempunyai lebih banyak dinding sel kurang dapat dicerna

dibanding legum yang mempunyai lignin dua kali lebih banyak karena

mempunyai kandungan dinding sel yang lebih rendah dari pada rumput atau

graminae (Arora, 1989; Ogimoto dan Imai, 1981).

Kacangan

Kacangan merupakan jenis hijauan lain yang digunakan untuk pakan

ternak dari famili Leguminoceae. Gutteridge dan Shelton (1993) menyatakan

bahwa Leguminoceae terdiri lebih dari 1.800 spesies. Leguminoceae terbagi

menjadi tiga subfamili yaitu Papilionoideae, Mimosoideae, dan Caesalpinioideae

(Wojciechowski, 2006). Papilionoideae (Papilionaceae) merupakan subfamilia

yang spesiesnya merupakan tanaman legum makanan manusia dan ternak,

sedangkan Mimosoideae (Mimosaceae) dan Caesalpinioideae (Caesalpiniaceae)

merupakan tanaman legum yang khusus untuk hijauan makanan ternak

(Reksohadiprodjo, 1985).

Rukmana (2005) menyatakan bahwa kacangan dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu kacangan yang tumbuh menjalar, kacangan yang tumbuh tegak

berupa pohon, dan kacangan hasil sisa tanaman pangan. Kacangan yang tumbuh

menjalar digunakan sebagai penutup tanah di perkebunan, seperti sentro, kalopo,

dan kudzu. Kacangan yang tumbuh tegak biasanya ditanam di tegalan atau pinggir

kebun, seperti lamtoro, gamal, kaliandra. Sedangkan kacangan hasil sisa tanaman

pangan merupakan hasil ikutan dari proses usaha tani seperti kacang tanah dan

Page 29: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

29

kacang kedelai. Legum (kacangan) memiliki kandungan protein yang lebih tinggi

daripada Gramineae. Kandungan protein kacangan (Leguminoceae) lebih dari

20%, sedangkan rumput kurang dari 10%. Selain kandungan protein yang tinggi,

Leguminoceae mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, tembaga

dan kobal (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Gutteridge dan Shelton (1993)

menyatakan bahwa saat musim kemarau, jenis kacangan pohon mampu

menyediakan hijauan dengan kandungan protein, mineral dan vitamin yang tinggi.

Ramban

Ramban merupakan jenis lain hijauan pakan yaitu selain rumput dan

legum. Kelompok tumbuhan lain ini mencakup tumbuhan tahunan, serta

tumbuhan semak dan pohon berkayu (Martin, 1993). Suminar (2011) menyatakan

bahwa hijauan yang termasuk jenis ramban di Desa Cigobang yaitu daun

kedondong kecil (Spondias luteaLINN.), daun kelor (Moringa oleifera LAMK.),

daun singkong (Manihot utilissimaPOHL.), daun jambu air (Eugenia aquena

BURM.f.), daun randu (Ceiba petandra GAERTN.), daun nangka (Artocarpus

heterophyllus LAMK.), daun mangga (Mangifera indica L.), daun kembang

sepatu (Hibiscus rosa-sinensis LINN.), daunkersem (Mutingia calabura L.), daun

kawijaran (Lannea grandis ENGL.), daun benalu mangga (Dendrophthoe

pentandra (L.) Miq.)

Page 30: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

30

Tabel 6. Area Kebun dan Produksi Rumput PT.Villa Domba Niaga

Indonesia.

Sumber: PT . Villa Domba Niaga Indonesia, 2013

Konsumsi Pakan Hijauan dan Komposisi

Makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia

dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral

dan air. Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan

sebagai berikut:

a. Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala,

brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.

No Lokasi Panjang Lebar Luas Jenis

Rumput

Lapangan

Prod.

(karung)

total

prod.

(kg)

prod

/m2

1 C 23 3 72 Setaria, KG 0,25 7,5 0,3

2 E 32 16 512 Kipait 6 180 5,6

3 O 20 8,5 170 KG, Kipait 3 90 3,5

3 I1 33 7 238 KG 3 120 3,5

5 I2 72 2,5 180 BD 2 60 0,8

6 I1 luar 18 1 18 BD 1 30 1,7

7 J1 18 2 36 BD, Kipait 2 60 3,3

8 J2 39 3 137 BD, Kipait 1 30 0,6

9 Yongki 39 19 931 BD 15 350 9,2

10 Toto 23 15 335 BD 6 180 7,8

11 Kolam 27 5 135 Setaria 3 120 3,3

12 Pamoyanan 25 9 225 KG 1 30 1,2

13 Pangancaran

1 & F 11 11 121 BD 2 60 5,5

13 Pangancaran

2 51 5 255 Setaria 3 90 1,8

15 Uka 30 5 150 Setaria, BD 3 120 3,0

16 Iim 10 5 50 BD, Setaria

& KG 1 30 3,0

17 Lapang 105 18 1890 Kipait 1 30 0,3

18 Gulampeng 105 89 9335 Kipait 3 120 1,1

19 Lahan

Gudang 75 35 2625 Kipait 1 30 0,3

Total 17335 1837,5

Page 31: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

31

b. Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun

kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan

siratro.

c. Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap,

daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon,

daun ketela rambat dan daun beringin.

d. Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung

karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai,

ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas.

Asikin (1979 ) menyatakan untuk pemeliharaan domba membutuhkan

rumput segar 4000 gr/ekori hari atau 161.57-188.9 gr/kg berat badan. Konsumsi

bahan kering pakan oleh ternak ruminansia dapat berkisar antara 1,5 – 3,5%,

tetapi pada umumnya 2 – 3% dari berat badannya (Bamualim, 1988). Pemberian

pakan di PT . Villa Domba Niaga Indonesia untuk domba bibit tidak

menggunakan konsentrat, hijauan yang diberika pada ternak sendiri meliputi 90%

rumput dan 10 % legume walaupun kadang-kadang ditemukan ramban.

Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi pukul 07:00 WIB dan sore

sekitar pukul 15:00 WIB. Dengan jumlah pemberian rata- rata tiap domba 3-5 kg/

hari. Hijauan yang biasa di berikan di PT Villa Domba Niaga Indonesia biasanya

setaria, benggala, rumput lapang dan gamal yang cukup melimpah di area

perkebunan vanilli. Ketika produksi hijauan yang tidak cukup untuk kebutuhan

domba bibit biasanya karyawan PT Villa Domba mencari rumput ke area sekitar

peternakan.

Contoh, seekor domba jantan dengan bobot badan 50 kg, setiap harinya

membutuhkan sejumlah pakan yang terdiri dari rumput dan legum dengan

perbandingan 70 % rumput dan 30 % legum. Bila BK rumput (gajah) 22,7 % dan

legume (Gamal) 27%, berapa jumlah rumput dan legum yang harus diberikan?

Penyelesaian :

= 18,80

Kebutuhan BK domba/hari 18,80 X 54 gr (Devendra,1981). = 1015,2 gram

Page 32: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

32

BK dari rumput = 0,7 X 1015,2 = 710,64 gr

BK dari legum = 0,3 X 1015,2 = 304,56 gr

Jadi rumput (Gajah) yang harus diberikan :

X 710,64 gr = 4472,25 gram = 4500 gram

legum (Gamal ) yang harus diberikan :

X 304,56 gr = 1128 gram = 1200 gram

Total Hijauan Campuran Legum dan Rumput yang diberikan:

4500 gr (rumput) + 1200 gr ( legum) = 5700 gram hijauan. = 5,7 kg

*Kebutuhan BK/hari berdasarkan 1 kg Bobot Badan: 54 g BK/Kg W 0.75

(Devendra,1981)

Untuk satu ekor domba dengan bobot badan 50 kg diperlukan hijauan

(rumput dan dedaunan/legum) minimal 5,7 kg.

Tabel 7. Komposisi Nutrien Pakan Hijauan di PT.Villa Domba Niaga

Indonesia.

Bahan Pakan BK Abu PK SK LK BETN Ca P

Rumput

Lapang

23,3 13,5 8,2 31,7 1,13 33,16 0,37 0,23

Rumput Gajah 22,2 11,5 9,2 38,2 2,00 38,8 0,38 0,35

Rumput Raja 20,07 9,80 7,82 39,96 1,32 31,00 0,38 0,35

Setaria 13,00 9,50 12,70 35,00 2,00 30,8 - -

Benggala 19,70 11,00 12,80 30,80 1,60 33,90 - -

Brachiaria 13,90 8,50 13,50 32,70 1,90 35,60 - -

Kaliandra 25,00 5,00 23,00 27,00 3,00 31,00 0,53 0,33

Gamal 25,00 6,30 18,80 15,50 3,70 53,7 0,66 0,11

Sumber : Hartadi, 1986

Perlu diperhatikan jenis ramban yang diberikan pada domba, ramban yang

memiliki zat antinutrisi harus diidentifikasi agar penyerapan nutrisi baik.

Page 33: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

33

Tabel 8. Contoh Campuran Hijauan Pakan Domba Untuk Kondisi

Pedesaan.

Status Ternak Rumput(%) Kacang-kacangan(%)

Sedang Tumbuh 60 40

Betina Dewasa 75 25

Betina Bunting 60 40

Betina Menyusui 50 50

Pejantan Pemacek 75 25

Sumber: Mekel dan Subandriyo,1997

3.6.Kesimpulan

Dari hasil pengamatan saat praktek kerja lapangan yang dilakukan di PT .

Villa Domba Niaga Indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian pakan pada domba bibit cukup jika dibandingkan dengan

berat badan dari domba.

2. Pemberian legume dapat memenuhi kebutuhan protein jika rumput

yang di berikan kandungan Protein kasarnya rendah.

3.7. Daftar Pustaka

Bharoto. 2005. Kemampuan Pertumbuhan Berat Badan Ternak Domba

Dengan Pemberian Pakan Jerami Padi Dengn Perlakuan Natrium

Hidroksida Sebagai Pengganti Hijauan. Sekolah Tinggi

PenyuluhanPertanian Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian,

Yogjakarta.

Budiman, Hadi. 2006. Perbaikan Manajemen Pakan dalam Penggemukan Domba

di Tingkat petani. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Devendra.1981.Potensial of sheep and goats in less develoved countries. J. Anim.

Sci.

Hartadi, Hari. Tabel dari Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk

Indonesia. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Ismartoyo. 2011. Ilmu nutrisi ruminansia. Universitas Hasanudin. Makasar.

Rismayanti, Yayan. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Domba. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian , Bandung.

Page 34: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

34

Lampiran 1. Denah Lokasi Usaha PT Villa Domba Niaga Indonesia

A. Denah PT. Villa Domba Niaga Indonesia Kavling Bawah.

B. Denah PT. Villa Domba Niaga Indonesia Kavling Atas.

Page 35: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

35

Lampiran 2. Kondisi dan Keadaan Ternak

A. Ternak Domba Di Kandang Koloni B. Ternak yang Terkena Penyakit Orf

Lampiran 2. Obat-Obatan dan Bahan Pendukung Peternakan.

A. Deea GestDect. B. Injectamin (Vitamin Tambahan)

C. Gusanex (Anti Serangga) D. Obat Mata

Page 36: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

36

Lampiran 3. Jenis Hijauan Di PT.Villa Domba Niaga Indonesia.

A. Lahan Rumput Kipait B. Rumput Gajah

C. Gamal (Kihujan) D. Daun Marapi

Lampiran 3. Fasilitas Pendukung dan Peralatan Kandang

A.Mobil Perusahaan B. Karung

Page 37: Laporan Pkl Pt Villa Domba Niaga Indonesia Jadi

37

LAMPIRAN