Laporan Portofolio Typhoid

Embed Size (px)

Citation preview

No. ID dan Nama Peserta : / dr. Asrul Abdul Azis

No. ID dan Nama Wahana : / Poliklinik Umum RSUD Sayang Rakyat Makassar

Topik: Demam Tifoid

Tanggal (kasus) : 13 Februari 2014

Nama Pasien : Nn. NNo. RM : 01 60 45

Tanggal presentasi : 21 Februari 2014Pendamping : dr. Muh. Ilham Iskandar dr. Sukriyah Sofyan

Tempat presentasi: Ruang Pertemuan RSUD Sayang Rakyat Makassar

Obyektif presentasi :

KeilmuanKeterampilanPenyegaranTinjauan pustaka

DiagnostikManajemenMasalahIstimewa

NeonatusBayiAnak RemajaDewasaLansiaBumil

Deskripsi : Perempuan, 18 tahun, datang dengan keluhan demam yang dialami sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan hilang timbul, terutama menjelang sore hingga malam hari. Pasien juga merasakan sakit kepala. Terdapat mual dan muntah sebanyak 2x, dialami 1 hari yang lalu, isi cairan dan makanan. Pasien merasa tidak enak di tenggorokan, lidah kotor, serta nafsu makan menurun. Pasien mengaku belum BAB sejak 3 hari yang lalu disertai nyeri perut yang hilang timbul.

Tujuan : Menganalisa dan mengobati penyebab demam, menyikapi komplikasi yang kemungkinan terjadi.

Bahan bahasan:Tinjauan pustakaRisetKasusAudit

Cara membahas:DiskusiPresentasi dan diskusiE-mailPos

Data Pasien :Nama : Nn. NNo.Registrasi : 01 60 45

Nama klinikRSUD Sayang Rakyat Makassar

Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis/gambaran klinis : Demam, dirasakan hilang timbul, terutama menjelang sore dan malam hari. Terdapat sakit kepala, mual, serta muntah sebanyak 2x, isi cairan dan makanan yang diikuti dengan nafsu makan yang menurun. Riwayat BAB tidak lancar disertai nyeri perut yang dirasakan hilang timbul. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan febris dengan suhu 38,4 oC. Sedangkan pada pemeriksaan fisis, ditemukan lidah kotor dan peristaltik usus dengan kesan menurun.

2. Riwayat pengobatan: Pasien belum pernah berobat ke dokter sebelumnya dan belum pernah mendapatkan pengobatan apapun.

3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

4. Riwayat keluarga: Pasien merupakan anak tertua. Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.

5. Riwayat pekerjaan & kebiasaan: Mahasiswa

6. Lain-lain: tingkat pendidikan cukup, golongan ekonomi menengah

Daftar Pustaka:

a. Ismail, Dasnan, dkk. Dalam: Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta : Interna Publishing, 2009.

b. Kumar, VInay, MD., dkk. Dalam : Buku Ajar Patologi Robbins Volume 2 Edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.

c. Silvia A.Price, RN, Ph.D, Lorraine M.Wilson, RN, Ph.D. Dalam : Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.

Hasil pembelajaran:

1. Diagnosis Demam Tifoid

2. Waspadai penyebab demam yang lain

3. Mekanisme demam pada penyakit tifoid

4. Edukasi untuk pencegahan penularan dan komplikasi yang bisa terjadi

5. Motivasi untuk menjaga kesehatan dan kebersihan makanan

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:1. Subyektif:Demam yang dirasakan hilang timbul terutama sore dan malam hari sejak 4 hari yang lalu. Terdapat sakit kepala, mual, serta muntah sebanyak 2x, isi cairan dan makanan yang diikuti dengan nafsu makan yang menurun. Riwayat BAB tidak lancar disertai nyeri perut yang dirasakan hilang timbul.

2. Obyektif:Keadaan umum lemah. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan febris dengan suhu 38,4 oC. Sedangkan pada pemeriksaan fisis, ditemukan lidah kotor dan peristaltik usus dengan kesan menurun.

3. Assesment: Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typhoid fever. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala utama demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Pada pasien ini terdapat keluhan demam yang merupakan keluhan utama, yang dialami sejak 4 hari yang lalu. Demam ini dirasakan hilang timbul, terutama menjelang sore dan malam hari. Kemudian pada demam tifoid, demam ini dapat berlangsung selama 3 minggu, bersifat remiten dan tidak terlalu tinggi, terutama pada infeksi minggu pertama. Keluhan juga disertai dengan nyeri kepala. Gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pencernaan merupakan petunjuk lain terjadinya demam tifoid. Gejala ini termasuk mual dan muntah yang dialami pasien sebanyak 2x sejak 1 hari yang lalu isi cairan dan makanan. Juga terdapat nyeri perut yang dirasakan hilang timbul. Kemudian terdapat gejala lain pada percernaan berupa konstipasi, dimana tidak terjadinya defekasi sejak beberapa hari yang ditunjang dengan peristaltik usus kesan menurun pada pemeriksaan fisis abdomen. Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam, yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah. Namun, pada pasien tidak terdapat penurunan kesadaran, melainkan perubahan kesadaran yang cenderung lemah. Diagnosis klinis penyakit ini sering tidak tepat, karena gejala klinis yang khas pada demam tifoid tidak ditemukan atau gejala yang sama dapat juga ditemukan pada penyakit lain. Diagnosis klinis demam tifoid sering terlewatkan karena pada penyakit dengan demam beberapa hari tidak diperkirakan kemungkinan diagnosis demam tifoid. Sedangkan pada kasus ini memiliki gejala-gejala yang cukup khas untuk diagnosis demam tifoid, ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium darah rutin dan tes Widal dimana keduanya menunjukkan hasil yang positif. Namun, pemeriksaan penunjang tersebut belum cukup sensitif untuk diagnosis pasti demam tifoid. Sedangkan diagnosis mikrobiologik melalui pemeriksaan kultur darah terbukti merupakan metode yang paling spesifik. Tetapi metode membutuhkan biaya yang cukup besar serta waktu yang cukup lama, sehingga tes Widal tetap merupakan pilihan utama yang ditunjang dengan anamnesis dan pemeriksaan fisis.

4. Plan:Diagnosis: Untuk pemeriksaan penunjang, diperlukan beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan dalam mendiagnosis demam tifoid sekaligus menyingkirkan diagnosis banding yaitu demam berdarah dengue. Pemeriksaan tersebut antara lain, pemeriksaan darah rutin, tes widal, dan pemeriksaan kultur darah.

Pengobatan:Penatalaksanaan pada pasien ini terutama untuk mengatasi infeksi yang terjadi dengan menggunakan antibiotik secara efektif dan efisien. Di samping itu juga diberikan terapi suportif untuk mengurangi gejala-gejala yang diakibatkan oleh infeksi ini, berupa demam, sakit kepala, nyeri perut, mual dan muntah, serta konstipasi.

Symptomatik IVFD RL 22 tpm Injeksi Ondansetron 1 amp/8jam/IV Injeksi Ranitidin 1 amp/12jam/IV Parasetamol 500 mg 3x1 tab

CausatikInjeksi Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV

Pendidikan:Dilakukan kepada pasien dan keluarganya agar membantu proses penyembuhan dan tetap tenang. Kita menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.

Konsultasi:Dijelaskan adanya indikasi rawat inap dan konsultasi dengan spesialis Penyakit Dalam untuk penanganan lebih lanjut.

Rujukan: Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Makassar, 21 Februari 2014Peserta, Pendamping,

(dr. Asrul Abdul Azis) (dr. Muh. Ilham Iskandar)5