12
VI. UJI KADAR AIR BENIH SAAT PANEN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Benih yang bermutu tinggi adalah benih yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan, maupun penyimpanan benih. Kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi beresiko cepat mundurnya benihselama dalam penyimpanan. Kadar air benih diberikan berdasarkan berat basahnya, maka jumlah airnya merupakan persentase dari berat benih sebelum airnya dihilangkan. Selama perkembangan, pemasakan dan pematangan, kadar air benih menurun perlahan lahan hingga benih yang dipanen akhirnya mengering sampai batas yang tidak ada lagi penurunan kelembaban, karena kadar airnya telah mencapai keseimbangan dengan kelembaban nisbi lingkungan sekitarnya. Khusus untuk biji-bijian, akan memiliki kadar air yang lebih rendah dari pada biji yang berasal dari buah. Penentuan kadar air dalam tubuh dapat dilakukan dengan beberapa metode. Beberapa diantaranya adalah metode oven dan metode praktik. Praktikum kali ini, akan melakukan pengujian 52

Laporan-PPB-6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

;ohiggiigyiguyguygyugyugygg

Citation preview

Page 1: Laporan-PPB-6

VI. UJI KADAR AIR BENIH SAAT PANEN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Benih yang bermutu tinggi adalah benih yang dapat disimpan

dalam jangka waktu yang lama. Kadar air benih merupakan salah satu

komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan, maupun

penyimpanan benih. Kadar air memiliki dampak besar terhadap benih

selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi

beresiko cepat mundurnya benihselama dalam penyimpanan.

Kadar air benih diberikan berdasarkan berat basahnya, maka

jumlah airnya merupakan persentase dari berat benih sebelum airnya

dihilangkan. Selama perkembangan, pemasakan dan pematangan, kadar air

benih menurun perlahan lahan hingga benih yang dipanen akhirnya

mengering sampai batas yang tidak ada lagi penurunan kelembaban,

karena kadar airnya telah mencapai keseimbangan dengan kelembaban

nisbi lingkungan sekitarnya.

Khusus untuk biji-bijian, akan memiliki kadar air yang lebih

rendah dari pada biji yang berasal dari buah. Penentuan kadar air dalam

tubuh dapat dilakukan dengan beberapa metode. Beberapa diantaranya

adalah metode oven dan metode praktik. Praktikum kali ini, akan

melakukan pengujian terhadap benih padi yang baru dipanen untuk

mengetahui besarnya kadar air yang terkandung.

2. Tujuan Praktikum

Praktikum acara Uji Kadar Air Benih saat Panen bertujuan:

a. Untuk mengetahui dormansi benih

b. Untuk mengetahui hubungan antara saat panen, kadar air dan kualitas

benih (viabilitas benih)

B. Tinjauan Pustaka

Biji dapat digolongkan berdasarkan responnya terhadap perubahan

kadar air biji tanaman yaitu biji Ortodoks dan rekalsitran. Biji kelompok

ortodoks dicirikan oleh sifatnya yang bisa dikeringkan tanpa mengalami

52

Page 2: Laporan-PPB-6

53

kerusakan. Biji rekalsitran, biji tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain hanya

mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90 %).  Penurunan kadar air bada biji

tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian, sehingga biji

tipe ini tidak bisa disimpan dalam kadar air rendah (Kartasapoetra 2006).

Berdasarkan penelitian Atmaka dan Kawiji (2004) Perubahan kadar air

selama penyimpanan terlihat peningkatan kadar air yang relatif lambat sampai

hari ke-70 setelah penyimpanan. Selanjutnya peningkatan kadar air yang lebih

besar terlihat sampai hari ke-112. Jagung varietas Arjuna secara umum

mempunyai kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya,

khususnya pada pengamatan hari pertama dan setelah penyimpanan 112 hari.

Kondisi ini disebabkan karena tiap-tiap varietas secara genetik mempunyai

kandungan air yang berbeda-beda dan mempunyai kemampuan menahan air

yang berbeda-beda.

Solusi untuk mengatasi masalah perubahan kadar air benih adalah

melakukan pnyimpanan di ruangan dengan persentase RH tertentu, agar kadar

airnya tetap stabil. Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih

sangat penting untuk dilakukan karena laju kemunduran suatu benih

dipengaruhi pula oleh kadar airnya. Setiap biji memiliki karakteristik berbeda-

beda dalam upaya untuk mempertahankan kualitasnya (Sutopo 2002).

Ada dua metode dalam pengujian kadar air benih, yaitu Konvensional

(Menggunakan Oven) dan otomatis (Menggunakan Balance Moisture Tester,

Ohaus MB 45, Higromer). Penentuan uji kadar air digunakan 2 metode oven,

yaitu metode temperatur rendah 103±2°C dan metode temperatur tinggi 130 -

133°C. Kedua metode tersebut dapat digunakan dalam penentuan kadar air

(Sumaru 2005).

Hasil penelitian Purwanti (2004) menunjukkan bahwa terdapat

interaksi antara warna kulit benih dengan suhu ruang simpan. Benih kedelai

hitam yang disimpan dalam kaleng dan kantong plastik pada suhu rendah

maupun suhu tinggi selama enam bulan masih mampu mempertahankan daya

tumbuh (>90%), vigor dan pertumbuhan bibit yang tinggi dibandingkan

dengan kedelai kuning. Benih kedelai kuning yang disimpan enam bulan

Page 3: Laporan-PPB-6

54

dalam kaleng maupun kantong plastik pada suhu rendah masih mempunyai

daya tumbuh tinggi (> 80 %), pada suhu tinggi daya tumbuh benih mulai

mengalami penurunan pada bulan kedua sampai akhir penyimpanan menjadi

41% dan pertumbuhan bibit rendah.

C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara VI Uji Kadar Air saat Panen dilaksanakan pada

hari senin 27 September 2013 pukul 14.00-15.00 di Laboratorium Ekologi

dan Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Alat dan Bahan

a. Alat: Seed Moisture Tester.

b. Bahan: Benih Padi (Oryza sativa).

3. Cara Kerja

a. Menyiapkan peralatan dan bahan

b. Mengoperasikan alat penguji kadar air sesuai petunjuk yang ada

c. Menghitung kadar air benih saat panen

d. Mengeringkan selama 3 hari, kemudian menghitung kembali kadar air

setelah dikeringkan

e. Merekap data kadar air satu shift

4. Pengamatan yang dilakukan

Praktikum Uji Kadar Air Saat Panen ini dilakukan pengamatan uji

kadar air benih setelah panen dan setelah dikeringkan selama 3 hari. Hasil

pengamatan 5 kelompok menunjukkan data yang berbeda-beda dan dari

hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar air benih turun setelah

dikeringkan.

5. Analisis Data

Page 4: Laporan-PPB-6

55

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatam

Tabel 6.1 Hasil Pengamatan Kadar Air Benih Padi (Oryza sativa) Saat Panen

Kelompok Kadar Air Awal (%) Kadar Air Akhir (%)

11 17,3 9,0

12 18,4 9,6

13 17,7 9,4

14 16,6 9,1

15 19,4 9,6

Rata-Rata 17,88 9,34

Sumber: Laporan sementara

2. Pembahasan

Benih yang bermutu merupakan benih yang dapat disimpan dalam

jangka waktu yang lama. Tinggi rendahnya kandungan air dalam benih

memegang peranan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap

vialibitas benih. Pengujian terhadap kadar air benih perlu dilakukan agar

benih memiliki kadar air terstandar berdasarkan kebutuhannya. Adapun

tujuan dilakukan pengujian benih adalah untuk menentukan kadar air yang

terdapat dalam benih.

Fungsi untuk mengetahui jumlah kadar air benih yaitu untuk

menetapkan waktu panen, karena kegiatan pemanenan itu harus dilakukan

pada tingkat kadar air biji tertentu pada masing-masing spesies atau

varietas. Umumnya kadar air saat biji dipanen berkisar antara 16% - 20%.

Umumnya tanaman serellia dan biji – bijian legume dipanen pada kadar air

20%. Umumnya kadar air biji 30% merupakan batas tertinggi untuk

dipanen. Padi dipanen pada kadar air biji 18%. Kisaran kadar air biji telah

mengalami tingkat kematangan mencapai masak secara fisiologis, dimana

embrio dalam biji telah terbentuk dengan sempurna, sehingga biji akan

memiliki viabilitas tinggi.

Sebagian besar benih tidak boleh memiliki kadar air yang tinggi

jika akan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Benih yang disimpan

Page 5: Laporan-PPB-6

56

dengan kadar air yang relatif tinggi, benih akan cepat mengalami

penurunan viabilitas. Hal ini disebabkan kadar air yang tinggi, akan

mempengaruhi peningkatan kegiatan enzim yang akan mempercepat

terjadinya respirasi yang dapat mengakibatkan benih akan kehabisan

bahan cadangan makanan. Respirasi benih akan menghasilkan panas dan

air yang akhirnya dapat mempengaruhi kelembaban di sekitar benih

menjadi tinggi.

Kadar air yang rendah memungkinkan untuk disimpan lebih lama

daripada benih yang memiliki kadar air yang tinggi. Benih dengan kadar

air yang tinggi akan mudah tumbuh dan berkecambah, sehinggga masa

penyimpanannya tidak lama. Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang

tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar. Benih yang berviabilitas

tinggi memiliki kemampuan untuk mensintesis material baru secara efisien

dan dengan cepat mentransfer material baru tersebut untuk pertumbuhan

kecambah sehingga menyebabkan peningkatan akumulasi bobot kering

kecambah (Sutariati 2002).

Biji sangat mudah menyerap air dari udaradan sekitarnya. Biji akan

menyerap atau mengeluarkan zat air sampai kandungan aiirnya seimbang

dengan udar di sekitarnya. Viabilitas dari benih yang disimpan dengan

kandungan air tinggi akan cepat sekali mengalami kemunduran.

Kandungan air yang tinggi akan meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang

mana akan mempercepat terjadinya proses respirasi, sehingga perombakan

bahan cadangan makanan dalam biji menjadi lebih besar (Sutopo 2004).

Metode pengukuran kadar air benih secara langsung, kadar air

benih dihitung secara langsung dari berkurangnya berat benih akibat

hilangnya air dalam benih dan ini yang sering disebut dengan metode

oven. Pengukuran kadar air secara tidak langsung kadar air di ukur tanpa

mengeluarkan air dari benih, tetapi dengan menggunakan alat ukur secara

digital yang bernama seed moisture tester (Gradness 2001). Seed moisture

tester adalah alat ukur kadar air biji yang sejenis biji-bijian, menguji kadar

Page 6: Laporan-PPB-6

57

air benih dengan menggunakan seed moisture tester lebih akurat dibanding

menggunakan alat lain.

Praktikum kali ini kita menggunakan Moisture Tester tipe Juscon,

Prinsip kerja dari Moisture Tester tipe Juscon yaitu beberapa butir benih

diletakkan pada tempat penampung benih, dimasukkan dalam laci di sisi

kana alat (di bawah alat penekan). Kita harus memutar alat penekan

sampai pemutarnya berhenti sudah tidak dapat diputar kembali. Tombol

power kita tekan, kita pilih benih yang akan kita ukur dengan menekan

tombol select dan memilih jenis benihnya. Setelah itu kita tekan tombol

measurement sebanyak tiga kali (kita mengambil reratanya agar lebih

akurat). Tekan tombol measurement tiga kali, lalu menekan tombol

average untuk mengetahui reratanya (Anonim 2012).

Benih sebelum dikeringkan memiliki kadar air yang lebih tinggi

yaitu rata-rata sebesar 17,88%, sedangkan kadar air benih setelah

dikeringkan rata-rata sebesar 9,34%. Berdasarkan hasil pengukuran ini,

maka dapat dilihat berapa besar penurunan kadar air pada benih padi.

Komposisi kimia benih mempengaruhi kadar air keseimbangan benih

dengan lingkungannya.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum acara VI Uji Kadar Air Benih Saat

Panen diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengujian kadar air benih berguna untuk mengetahui kadar air suatu

benih khususnya dalam proses penyimpanan, agar nantinya benih tidak

berkecambah dan lebih tahan lama saat penyimpanan.

b. Kadar air benih penting untuk diperhatikan karena kadar air benih

sangat berkaitan erat dan menentukan terhadap kualitas benih, daya

simpan benih, daya kecambah benih serta terhadap serangan hama dan

penyakit

c. Kadar air sebelum penjemuran sebesar 17,88%, setelah dijemur

sebesar 9,34%.

Page 7: Laporan-PPB-6

58

2. Saran

Sebaiknya praktikan mendengarkan dengan baik apa yang

dijelaskan oleh co-ass agar dapat melaksanakan paktikum dengan baik,

tertib dan benar

Page 8: Laporan-PPB-6

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012. Moisture Juscon. Diakses tanggal 7 Oktober 2013Ashari, Sumaru 2005. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI PressAtmaka dan Kawiji 2004. Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap

Kualitas Tiga Varietas Jagung (Zea mays L.). Surakarta : UNS Press 

Gradness 2001. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI PressKartasapoetra A G 2006 . Tehnologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan

Praktikum. Jakarta : Bina Aksara.Purwanti 2004. Kajian Suhu Ruang terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam dan

Kedelai Kuning. Yogyakarta : UGM. Jurnal Ilmu Pertanian. Volume 11 (1) : 22-31 

Sutariati 2002. Peningkatan Perfomansi Benih Cabai (Capsicum annum) dengan Perlakuan Invigorasi Benih. http://rudyct.com. Diakses pada 03 Oktober 2013.

Sutopo L 2002. Tehnologi benih. Jakarta : Penerbit CV. Rajawali.

Sutopo L 2004. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta.