Upload
tukimingembel99
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
;ohiggiigyiguyguygyugyugygg
Citation preview
VI. UJI KADAR AIR BENIH SAAT PANEN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Benih yang bermutu tinggi adalah benih yang dapat disimpan
dalam jangka waktu yang lama. Kadar air benih merupakan salah satu
komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan, maupun
penyimpanan benih. Kadar air memiliki dampak besar terhadap benih
selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi
beresiko cepat mundurnya benihselama dalam penyimpanan.
Kadar air benih diberikan berdasarkan berat basahnya, maka
jumlah airnya merupakan persentase dari berat benih sebelum airnya
dihilangkan. Selama perkembangan, pemasakan dan pematangan, kadar air
benih menurun perlahan lahan hingga benih yang dipanen akhirnya
mengering sampai batas yang tidak ada lagi penurunan kelembaban,
karena kadar airnya telah mencapai keseimbangan dengan kelembaban
nisbi lingkungan sekitarnya.
Khusus untuk biji-bijian, akan memiliki kadar air yang lebih
rendah dari pada biji yang berasal dari buah. Penentuan kadar air dalam
tubuh dapat dilakukan dengan beberapa metode. Beberapa diantaranya
adalah metode oven dan metode praktik. Praktikum kali ini, akan
melakukan pengujian terhadap benih padi yang baru dipanen untuk
mengetahui besarnya kadar air yang terkandung.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum acara Uji Kadar Air Benih saat Panen bertujuan:
a. Untuk mengetahui dormansi benih
b. Untuk mengetahui hubungan antara saat panen, kadar air dan kualitas
benih (viabilitas benih)
B. Tinjauan Pustaka
Biji dapat digolongkan berdasarkan responnya terhadap perubahan
kadar air biji tanaman yaitu biji Ortodoks dan rekalsitran. Biji kelompok
ortodoks dicirikan oleh sifatnya yang bisa dikeringkan tanpa mengalami
52
53
kerusakan. Biji rekalsitran, biji tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain hanya
mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90 %). Penurunan kadar air bada biji
tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian, sehingga biji
tipe ini tidak bisa disimpan dalam kadar air rendah (Kartasapoetra 2006).
Berdasarkan penelitian Atmaka dan Kawiji (2004) Perubahan kadar air
selama penyimpanan terlihat peningkatan kadar air yang relatif lambat sampai
hari ke-70 setelah penyimpanan. Selanjutnya peningkatan kadar air yang lebih
besar terlihat sampai hari ke-112. Jagung varietas Arjuna secara umum
mempunyai kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya,
khususnya pada pengamatan hari pertama dan setelah penyimpanan 112 hari.
Kondisi ini disebabkan karena tiap-tiap varietas secara genetik mempunyai
kandungan air yang berbeda-beda dan mempunyai kemampuan menahan air
yang berbeda-beda.
Solusi untuk mengatasi masalah perubahan kadar air benih adalah
melakukan pnyimpanan di ruangan dengan persentase RH tertentu, agar kadar
airnya tetap stabil. Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih
sangat penting untuk dilakukan karena laju kemunduran suatu benih
dipengaruhi pula oleh kadar airnya. Setiap biji memiliki karakteristik berbeda-
beda dalam upaya untuk mempertahankan kualitasnya (Sutopo 2002).
Ada dua metode dalam pengujian kadar air benih, yaitu Konvensional
(Menggunakan Oven) dan otomatis (Menggunakan Balance Moisture Tester,
Ohaus MB 45, Higromer). Penentuan uji kadar air digunakan 2 metode oven,
yaitu metode temperatur rendah 103±2°C dan metode temperatur tinggi 130 -
133°C. Kedua metode tersebut dapat digunakan dalam penentuan kadar air
(Sumaru 2005).
Hasil penelitian Purwanti (2004) menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara warna kulit benih dengan suhu ruang simpan. Benih kedelai
hitam yang disimpan dalam kaleng dan kantong plastik pada suhu rendah
maupun suhu tinggi selama enam bulan masih mampu mempertahankan daya
tumbuh (>90%), vigor dan pertumbuhan bibit yang tinggi dibandingkan
dengan kedelai kuning. Benih kedelai kuning yang disimpan enam bulan
54
dalam kaleng maupun kantong plastik pada suhu rendah masih mempunyai
daya tumbuh tinggi (> 80 %), pada suhu tinggi daya tumbuh benih mulai
mengalami penurunan pada bulan kedua sampai akhir penyimpanan menjadi
41% dan pertumbuhan bibit rendah.
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara VI Uji Kadar Air saat Panen dilaksanakan pada
hari senin 27 September 2013 pukul 14.00-15.00 di Laboratorium Ekologi
dan Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat: Seed Moisture Tester.
b. Bahan: Benih Padi (Oryza sativa).
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan peralatan dan bahan
b. Mengoperasikan alat penguji kadar air sesuai petunjuk yang ada
c. Menghitung kadar air benih saat panen
d. Mengeringkan selama 3 hari, kemudian menghitung kembali kadar air
setelah dikeringkan
e. Merekap data kadar air satu shift
4. Pengamatan yang dilakukan
Praktikum Uji Kadar Air Saat Panen ini dilakukan pengamatan uji
kadar air benih setelah panen dan setelah dikeringkan selama 3 hari. Hasil
pengamatan 5 kelompok menunjukkan data yang berbeda-beda dan dari
hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar air benih turun setelah
dikeringkan.
5. Analisis Data
55
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatam
Tabel 6.1 Hasil Pengamatan Kadar Air Benih Padi (Oryza sativa) Saat Panen
Kelompok Kadar Air Awal (%) Kadar Air Akhir (%)
11 17,3 9,0
12 18,4 9,6
13 17,7 9,4
14 16,6 9,1
15 19,4 9,6
Rata-Rata 17,88 9,34
Sumber: Laporan sementara
2. Pembahasan
Benih yang bermutu merupakan benih yang dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama. Tinggi rendahnya kandungan air dalam benih
memegang peranan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap
vialibitas benih. Pengujian terhadap kadar air benih perlu dilakukan agar
benih memiliki kadar air terstandar berdasarkan kebutuhannya. Adapun
tujuan dilakukan pengujian benih adalah untuk menentukan kadar air yang
terdapat dalam benih.
Fungsi untuk mengetahui jumlah kadar air benih yaitu untuk
menetapkan waktu panen, karena kegiatan pemanenan itu harus dilakukan
pada tingkat kadar air biji tertentu pada masing-masing spesies atau
varietas. Umumnya kadar air saat biji dipanen berkisar antara 16% - 20%.
Umumnya tanaman serellia dan biji – bijian legume dipanen pada kadar air
20%. Umumnya kadar air biji 30% merupakan batas tertinggi untuk
dipanen. Padi dipanen pada kadar air biji 18%. Kisaran kadar air biji telah
mengalami tingkat kematangan mencapai masak secara fisiologis, dimana
embrio dalam biji telah terbentuk dengan sempurna, sehingga biji akan
memiliki viabilitas tinggi.
Sebagian besar benih tidak boleh memiliki kadar air yang tinggi
jika akan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Benih yang disimpan
56
dengan kadar air yang relatif tinggi, benih akan cepat mengalami
penurunan viabilitas. Hal ini disebabkan kadar air yang tinggi, akan
mempengaruhi peningkatan kegiatan enzim yang akan mempercepat
terjadinya respirasi yang dapat mengakibatkan benih akan kehabisan
bahan cadangan makanan. Respirasi benih akan menghasilkan panas dan
air yang akhirnya dapat mempengaruhi kelembaban di sekitar benih
menjadi tinggi.
Kadar air yang rendah memungkinkan untuk disimpan lebih lama
daripada benih yang memiliki kadar air yang tinggi. Benih dengan kadar
air yang tinggi akan mudah tumbuh dan berkecambah, sehinggga masa
penyimpanannya tidak lama. Tanaman yang memiliki tingkat vigor yang
tinggi, memiliki bobot kering yang lebih besar. Benih yang berviabilitas
tinggi memiliki kemampuan untuk mensintesis material baru secara efisien
dan dengan cepat mentransfer material baru tersebut untuk pertumbuhan
kecambah sehingga menyebabkan peningkatan akumulasi bobot kering
kecambah (Sutariati 2002).
Biji sangat mudah menyerap air dari udaradan sekitarnya. Biji akan
menyerap atau mengeluarkan zat air sampai kandungan aiirnya seimbang
dengan udar di sekitarnya. Viabilitas dari benih yang disimpan dengan
kandungan air tinggi akan cepat sekali mengalami kemunduran.
Kandungan air yang tinggi akan meningkatkan kegiatan enzim-enzim yang
mana akan mempercepat terjadinya proses respirasi, sehingga perombakan
bahan cadangan makanan dalam biji menjadi lebih besar (Sutopo 2004).
Metode pengukuran kadar air benih secara langsung, kadar air
benih dihitung secara langsung dari berkurangnya berat benih akibat
hilangnya air dalam benih dan ini yang sering disebut dengan metode
oven. Pengukuran kadar air secara tidak langsung kadar air di ukur tanpa
mengeluarkan air dari benih, tetapi dengan menggunakan alat ukur secara
digital yang bernama seed moisture tester (Gradness 2001). Seed moisture
tester adalah alat ukur kadar air biji yang sejenis biji-bijian, menguji kadar
57
air benih dengan menggunakan seed moisture tester lebih akurat dibanding
menggunakan alat lain.
Praktikum kali ini kita menggunakan Moisture Tester tipe Juscon,
Prinsip kerja dari Moisture Tester tipe Juscon yaitu beberapa butir benih
diletakkan pada tempat penampung benih, dimasukkan dalam laci di sisi
kana alat (di bawah alat penekan). Kita harus memutar alat penekan
sampai pemutarnya berhenti sudah tidak dapat diputar kembali. Tombol
power kita tekan, kita pilih benih yang akan kita ukur dengan menekan
tombol select dan memilih jenis benihnya. Setelah itu kita tekan tombol
measurement sebanyak tiga kali (kita mengambil reratanya agar lebih
akurat). Tekan tombol measurement tiga kali, lalu menekan tombol
average untuk mengetahui reratanya (Anonim 2012).
Benih sebelum dikeringkan memiliki kadar air yang lebih tinggi
yaitu rata-rata sebesar 17,88%, sedangkan kadar air benih setelah
dikeringkan rata-rata sebesar 9,34%. Berdasarkan hasil pengukuran ini,
maka dapat dilihat berapa besar penurunan kadar air pada benih padi.
Komposisi kimia benih mempengaruhi kadar air keseimbangan benih
dengan lingkungannya.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum acara VI Uji Kadar Air Benih Saat
Panen diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengujian kadar air benih berguna untuk mengetahui kadar air suatu
benih khususnya dalam proses penyimpanan, agar nantinya benih tidak
berkecambah dan lebih tahan lama saat penyimpanan.
b. Kadar air benih penting untuk diperhatikan karena kadar air benih
sangat berkaitan erat dan menentukan terhadap kualitas benih, daya
simpan benih, daya kecambah benih serta terhadap serangan hama dan
penyakit
c. Kadar air sebelum penjemuran sebesar 17,88%, setelah dijemur
sebesar 9,34%.
58
2. Saran
Sebaiknya praktikan mendengarkan dengan baik apa yang
dijelaskan oleh co-ass agar dapat melaksanakan paktikum dengan baik,
tertib dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2012. Moisture Juscon. Diakses tanggal 7 Oktober 2013Ashari, Sumaru 2005. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI PressAtmaka dan Kawiji 2004. Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap
Kualitas Tiga Varietas Jagung (Zea mays L.). Surakarta : UNS Press
Gradness 2001. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI PressKartasapoetra A G 2006 . Tehnologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Jakarta : Bina Aksara.Purwanti 2004. Kajian Suhu Ruang terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam dan
Kedelai Kuning. Yogyakarta : UGM. Jurnal Ilmu Pertanian. Volume 11 (1) : 22-31
Sutariati 2002. Peningkatan Perfomansi Benih Cabai (Capsicum annum) dengan Perlakuan Invigorasi Benih. http://rudyct.com. Diakses pada 03 Oktober 2013.
Sutopo L 2002. Tehnologi benih. Jakarta : Penerbit CV. Rajawali.
Sutopo L 2004. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta.