110
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggalakan pendidikan karakter yang belakangan ini dicanangkan pemerintah dan didukung secara luas oleh para tokoh bangsa sebenarnya bukan merupakan gerakan penggeseran atau perubahan (ke arah baru) tujuan pendidikan nasional kita. Melainkan, lebih sebagai penekanan atau penyadaran kembali akan tujuan mulia sistem pendidikan kita sebagaimana telah diamanatkan oleh UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 undang-undang tersebut menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Untuk mewujudkan hal tersebut maka guru merupakan ujung tombak dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu. Guru dapat berinovasi menerapkan berbagai macam model pembelajaran agar dapat membentuk [1]

Laporan PPL Herman.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggalakan pendidikan karakter yang belakangan ini dicanangkan

pemerintah dan didukung secara luas oleh para tokoh bangsa sebenarnya bukan

merupakan gerakan penggeseran atau perubahan (ke arah baru) tujuan pendidikan

nasional kita. Melainkan, lebih sebagai penekanan atau penyadaran kembali akan

tujuan mulia sistem pendidikan kita sebagaimana telah diamanatkan oleh UU No.

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 undang-undang

tersebut menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Untuk mewujudkan hal tersebut maka guru merupakan ujung tombak dalam

mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu. Guru dapat berinovasi menerapkan

berbagai macam model pembelajaran agar dapat membentuk peserta didik yang

berkarakter. Untuk mewujudkan guru yang dapat mengemban tugas tersebut telah

dilakukan beberapa upaya yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru yang

dapat dibagi menjadi dua yaitu upaya secara langsung dan tidak langsung. Upaya

langsung misalnya melaksanakan seminar, diklat, mengikuti pendidikan lanjut,

supervisi oleh pengawas sekolah, lomba guru berprestasi, sertifikasi guru, PLPG,

dan yang terbaru yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG). Upaya tidak langsung

misalnya peningkatan gaji guru, perbaikan kurikulum, dan sebagainya. Upaya

tersebut harus didukung oleh pemerintah, masyarakat, dan terutama LPTK agar

tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan.

LPTK sebagai pencetak tenaga kependidikan memiliki andil yang besar

dalam mengembangkan kualitas guru. Undiksha sebagai salah satu LPTK ternama

[1]

di Bali telah berkomitmen dalam menyukseskan misi itu. Salah satu upaya yang

dilakukan Undiksha yaitu dengan melaksanakan Program Pengalaman Lapangan

(PPL). PPL merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa calon guru

yang bertujuan untuk memberikan bekal dan pengalaman nyata bagi calon guru

dalam mengelola kegiatan pembelajaran di dalam maupun luar kelas.

Bertolak dari asumsi bahwa PPL adalah muara dari program pendidikan

yang telah dihayati dan dialami mahasiswa calon guru di bangku kuliah, maka

PPL dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk

menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka

pembentukan profesionalisme guru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Kegiatan PPL yang dilakukan

oleh Undiksha terdiri atas PPL-Awal yang dilaksanakan pada akhir semester dua

(selama 2 minggu penuh), dan PPL-Real yang dilaksanakan pada semester tujuh

(selama 3 bulan penuh). PPL-Awal dan PPL-Real merupakan dua kegiatan yang

terintegrasi.

Sesuai dari asumsi PPL tersebut dan jenis PPL yang ada maka PPL-Real

merupakan sarana bagi mahasiswa calon guru untuk dapat merasakan pengalaman

langsung mengajar di kelas. Tidak hanya mengajar, selama melaksanakan PPL-

Real, seorang mahasiswa juga dituntut berpartisipasi aktif dalam berbagai

kegiatan sekolah serta seluruh tugas dan tanggung jawab yang meliputi persiapan,

pelaksanaan, hingga evaluasi dalam pembelajaran adalah aktivitas yang harus

dilaksanakan oleh mahasiswa praktik selama melaksanakan PPL-Real. Hingga

akhir dari pelaksanaan kegiatan PPL-Real tersebut dilaporkan secara tertulis

kepada Guru Pamong (GP), Dosen Pembimbing (DP), dan kepada panitia

penyelenggara. Pelaporan ini digunakan sebagai bentuk akuntabilitas dan bahan

pertimbangan dalam menentukan kelulusan mahasiswa praktik. Berdasarkan hal

itu disusunlah Laporan Akhir PPL-Real di SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013.

[2]

1.2 Tujuan PPL

1.2.1 Tujuan Umum

Melatih mahasiswa calon guru agar memiliki kemampuan mengelola kegiatan

pembelajaran maupun tugas-tugas keguruan lainnya.

1.2.2 Tujuan Khusus

Menimba dan menyerap pengalaman secara langsung terkait:

1. Penguasaan berbagai keterampilan dasar mengajar,

2. Penerapan berbagai kemampuan profesional keguruan secara

utuh dan terpadu dalam situasi nyata,

3. Pengembangan kompetensi pembelajaran sesuai disiplin ilmu,

4. Pengembangan aspek pribadi dan sosial di lingkungan sekolah,

dan

5. Penyesuaian diri calon guru terhadap lingkungan fisik,

administratif, akademik dan sosial-psikologis sekolah.

1.3 Manfaat PPL Real

1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Mengimplementasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang didapat

selama perkuliahan pada situasi nyata di sekolah.

2. Berlatih mempersiapkan perlengkapan yang berhubungan dengan proses

belajar mengajar baik itu teknik, media, evaluasi dan lainnya.

3. Mempelajari karakter peserta didik yang berbeda-beda,

4. Mempelajari struktur organisasi lembaga pendidikan.

1.3.2 Bagi Sekolah Mitra (SMA Laboratorium Undiksha Singaraja)

Pelaksanaan PPL-Real Undiksha dapat dijadikan ajang sharing antara

mahasiswa praktikan dan guru sekolah mitra. Mahasiswa dan guru bisa saling

berbagi pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar, administrasi pembelajaran, dan lain sebagainya. Diskusi (sharing)

tersebut tentunya juga akan berdampak positif bagi guru khususnya dan

sekolah pada umumnya.

[3]

1.3.3 Bagi Lambaga (Undiksha)

Menciptakan calon guru yang berkompeten dan profesional sesuai dengan

tuntutan perkembangan dunia kerja.

1.4 Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi Nonpartisipan

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan belajar

mengajar di kelas melalui pengamatan langsung terhadap penampilan guru

model. Selain mengamati PBM di kelas, praktikan juga mengamati seluruh

interaksi sosial dan kegiatan-kegiatan yang ada di SMA Laboratorium

Undiksha Singaraja

2. Metode Observasi Berperan Serta ( Participant Observation)

Metode ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang lebih akurat.

Praktikan berpartisipasi langsung dalam kegiatan sekolah seperti upacara

bendera, kegiatan ekstrakurikuler dan persembahyangan bersama.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan pada arsip-arsip atau dokumen yang bisa memberikan

informasi terkait data yang ingin dikumpulkan. Selain penelusuran dokumen,

kegiatan dokumentasi juga diikuti dengan merekam peristiwa atau kegiatan

yang dilakukan selama ber-PPL-Real dalam bentuk foto.

4. Metode Wawancara dan Diskusi

Pengumpulan data dengan wawancara dan diskusi dilakukan untuk

melengkapi data yang diperoleh dalam kegiatan observasi dan dokumentasi.

Metode wawancara dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait yang

dapat memberikan informasi tentang data yang diperlukan atau dicari.

Sementara itu, kegiatan diskusi dilakukan bersama teman sejawat (rekan

kelompok PPL-Real di SMA Laboratorium Undiksha), guru pamong, kepala

sekolah, dosen pembimbing, dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu.

[4]

Metode diskusi ini dilakukan untuk mengklarifikasi dan mengonsultasikan

temuan selama melakukan observasi dan pelatihan di sekolah.

BAB II

GAMBARAN SINGKAT SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA

2.1 Sejarah Singkat SMA Laboratorium Undiksha Singaraja

Sekolah Laboratorium Undiksha merupakan sekolah yang didirikan oleh

Yayasan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Singaraja, yang

sekarang bernama Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Sekolah ini

memiliki jenjang dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Menengah

Atas (SMA). Berdirinya sekolah ini dirintis mulai dari sekolah dasar (SD) yang

peresmiannya dilakukan pada tanggal 31 Januari 1971 oleh Rektor UNUD,

Prof. Dr. I Gusti Ngoerah, dengan nama SD Laboratorium Widhiastana

Singaraja. Dua tahun kemudian yaitu tepatnya pada tanggal 10 Januari 1973

dibuka sekolah untuk Taman Kanak-kanak (TK) dengan nama TK

Laboratorium Widhiastana.

Untuk melegalisasikan sekolah laboratorium pada lembaga, maka

berdasarkan SK Rektor No. 25/SK/PD/1976, tanggal 9 November 1976, sekolah

laboratorium resmi dijadikan “service department” UNUD. Dengan adanya

legalitas berdasarkan SK tersebut, sekolah laboratorium berubah nama dari

sekolah laboratorium Widhiastana menjadi sekolah laboratorium Unud

Singaraja. Pada tahun 1977, berdirilah SMP Laboratorium UNUD Singaraja

atas prakarsa persatuan orang tua murid yang berharap agar putra-putri mereka

setelah tamat SD laboratorium bisa melanjutkan ke SMP Laboratorium. Sejalan

dengan pola pikir pendirian SMP laboratorium, pada tahun 1980 didirikan SMA

Laboratorium UNUD Singaraja.

Adanya perubahan institusi dari FKG-FIP UNUD menjadi FKIP UNUD

pada tahun 1983, tidak memengaruhi kiprah lembaga atau yayasan dalam

menangani sekolah laboratorium. Namun, berdasarkan keputusan presiden RI

No.8 tahun 1993, menetapkan bahwa FKIP UNUD diintegrasikan menjadi

[5]

STKIP Singaraja (sudah lepas dari UNUD). Berdasarkan rapat senat IKIP

Negeri Singaraja tanggal 8 Januari 1984, ditetapkan bahwa Yayasan FKG-FIP

UNUD disesuaikan dengan perubahan tersebut yaitu menjadi STKIP Singaraja

dengan akta No.93 tanggal 14 Juli 1995. Dengan demikian, Sekolah

Laboratorium UNUD berubah menjadi Sekolah Laboratorium STKIP Singaraja.

Sejalan dengan hal tersebut, dengan berubahnya status STKIP menjadi IKIP

Negeri Singaraja sejak bulan Mei 2001, maka sekolah Laboratorium STKIP

Singaraja juga berubah menjadi sekolah Laboratorium IKIP Negeri Singaraja.

Kini, seiring dengan diresmikannya IKIP Negeri Singaraja menjadi

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) pada tahun 2006, maka sekolah

Laboratorium IKIP Negeri Singaraja juga berubah nama menjadi sekolah

Laboratorium Undiksha Singaraja. SMA Laboratorium Undiksha Singaraja dan

jenjang sekolah laboratorium lainnya dahulu berada di Jalan Udayana 11

Singaraja, di sebelah utara Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK), Undiksha.

Sejak bulan Mei 2012, seluruh jenjang sekolah laboratorium dibuatkan gedung

baru di Jalan Jatayu 10 Singaraja (bekas Kampus PGSD Undiksha). Dengan

fasilitas yang serba baru, tentunya ada berbagai perubahan yang disesuaikan

dengan kondisi lingkungan sekolah yang baru demi mewujudkan cita-cita dan

tujuan utama sekolah.

Berikut staf pimpinan, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMA

Laboratorium Undiksha Singaraja dari tahun 1981—saat ini.

1. Drs.Bambang Triyanto Kepala Sekolah 1981 – 1985

2. Drs.Wayan Suwirna Wakil Kepala Sekolah 1981 – 1985

3. Drs.Wayan Suwirna Kepala Sekolah 1986 – 1991

4. Drs.Ketut Sudiatmaka Wakil Kepala Sekolah 1987 – 1991

5. Drs.Putu Budiadnyana Wakil Kepala Sekolah 1987 – 1991

6. Dra.Nyoman Murniasih Wakil Kepala Sekolah 1987 – 1991

7. Drs.Ketut Widiarsa Wakil Kepala Sekolah 1989 – 1993

8. Drs.Ketut Alit Sulendra Wakil Kepala Sekolah 1991 – 1993

9. Drs.Ketut Widiarsa Kepala Sekolah 1991 – 1993

[6]

10. Drs. Ketut Sarjana Wakil Kepala Sekolah 1991 – 1993

11. Dra.Desak Md. Citrawati Wakil Kepala Sekolah 1991 – 1993

12. Drs.Sudarmanto Wakil Kepala Sekolah 1993 – 1997

13. Drs.Ketut Widiarsa Kepala Sekolah 1993 – 2000

14. Drs.Ketut Sarjana Wakil Kepala Sekolah 1993 – 2000

15. Drs.Wayan Sukarta Wakil Kepala Sekolah 1993 – 2000

16. Drs.I Wayan Padayasa Wakil Kepala Sekolah 1993 – 1997

17. Drs.Ketut Sarjana Kepala Sekolah 2001 – 2005

18. Drs.Wayan Sukarta Wakil Kepala Sekolah 2001 – 2005

19. Drs.Nengah Sujana Wakil Kepala Sekolah 2001 – 2005

20. Drs.Ketut Sarjana Kepala Sekolah 2005 – 2007

21. Drs.I Wayan Padayasa Wakil Kepala Sekolah 2005 – 2009

22. Drs.Nengah Sujana Wakil Kepala Sekolah 2005 – 2009

23. Drs.Hardidjo, SKJ. Wakil Kepala Sekolah 2005 – 2009

24. Drs. Wayan Sukarta Kepala Sekolah 2007 – 2013

25. Ketut Widiartha, S.Pd Wakil Kepala Sekolah 2009 – 2013

26. Drs. Hardijo, SKJ. Wakil Kepala Sekolah 2009 – 2013

27. Drs. I Wayan Padayasa Wakil Kepala Sekolah 2009 – 2013

28. Drs. Made Buda Wiyasa Wakil Kepala Sekolah 2009 - 2013

2.2 Indentitas Sekolah

Indentitas sekolah SMA Laboratorium Undiksha Singaraja dapat dinyatakan

sebagai berikut.

Nama Sekolah : SMA Laboratorium Undiksha Singaraja

Status Sekolah : Swasta (Terakreditasi A)

Alamat : Jalan jatayu No. 10 Singaraja

Kecamatan : Buleleng

Kabupaten : Buleleng

Propinsi : Bali

Telp. : (0362) 22571

[7]

Website : www.smalab.blogspot.com

Email : [email protected]

Jumlah bangunan dan Luas Bangunan yang ada :

(1) Perpustakaan : 195 m2

(2) Laboratorium Fisika : 56 m2

(3) Laboratorium Biologi : 56 m2

(4) Laboratorium Komputer : 54 m2

(5) Ruang BK : 25,8 m2

(6) Ruang Kepala Sekolah : 15 m2

(7) Ruang Guru : 143 m2

(8) Ruang Tata Usaha : 56,25 m2

(9) Ruang Pertemuan : 35 m2

(10)Kamar Mandi / WC Guru : 30 m2

(11)Parkir guru/ pegawai : 400 m2

(12)Parkir siswa (Basement) : 3928,5 m2

(13)Parkir Siswa ( Diluar ) : 192 m2

(14)Kamar mandi / WC siswa : 114 m2

(15)Ruang UKS : 12 m2

(16)Ruang Osis : 35 m2

(17)Padmasana : 176 m2

(18)Auditorium/Serba Guna : 630 m2

(19)Ruang Satpam : 71,25 m2

(20)Ruang K S PAN : 15 m2

(21)Koperasi Siswa : 20 m2

(22)Ruang Komite : 67,5 m2

(23)Ruang Instalasi : 8 m2

(24)Ruang Alat Kebersihan/Gudang: 8 m2

(25)Kebun (1) : 6468 m2

(26)Kebun (2) : 480 m2

(27)Kebun (3) : 255 m2

[8]

(28)Lapangan Olahraga : 630 m2

(29)Tower Air : 25 m2

(30)Teras Depan : 240 m2

(31)Ruang Lab Multi Media : 67,5 m2

(32)Lobi/Penghubung : 120 m2

(33)Lobi/Front Office : 39,75 m2

(34)Ruang Musik : 16 m2

(35)Kantor Pusat : 56,25 m2

(36)Tata Usaha : 56,25 m2

(37)Toilet Siswa : 114 m2

(38)Ruang Pantry/Dapur : 32 m2

(39)Ruang Wakasek : 12 m2

(40)Ruang Internet : 40 m2

(41)Ruang Lab. Bahasa : 48 m2

(42)Ruang Lab. Kimia : 54 m2

(43)Ruang Lab. Akutansi : 67,5 m2

(44)Ruang Alat Olah Raga : 35 m2

(45)Ruang Koperasi Siswa : 20 m2

(46)Ruang Kantin Sekolah : 55 m2

(47)Ruang Parkir Tamu : 60 m2

(48)Taman Tempat Siswa Santai : 468,48 m2

(49)Ruang Rapat : 48 m2

2.3 Struktur Organisasi SMA Laboratorium Undiksha Singaraja

Untuk menjalankan aktifitas sekolah yang meliputi kegiatan pengajaran,

non pengajaran dan berbagai administrasi sekolah lainnya jelas membutuhkan

suatu manajemen pengelolaan sekolah yang baik. Pengelolaan tersebut diatur

dalam suatu organisasi sekolah yang mempunyai struktur organisasi sebagai

berikut.

1. Direktur Sekolah

[9]

SMA Laboratorium Undiksha Singaraja bernaung dibawah yayasan

Undiksha. Dibawah yayasan terdapat direktur sekolah yang mempunyai

kedudukan di atas kepala sekolah, dan bersama kepala sekolah memecahkan

masalah sekolah maupun kesiswaan jika kepala sekolah tidak dapat

menangani permasalahan yang terjadi. Semua kegiatan sekolah selain di

koordinasikan ke kepala sekolah juga dikoordinasikan kepada direktur

sekolah.

2. Kepala Sekolah (Drs. Wayan Sukarta, M.Pd.)

Kepala sekolah memiliki tugas mengadakan koordinasi terhadap semua

kegiatan dan program yang direncanakan bersama. Selain itu, kepala

sekolah juga berperan sebagai supervisor atau pengawas dan evaluator

dalam PBM, BK, tata usaha, ekstrakurikuler, OSIS, dan berbagai program

yang dilaksanakan di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala

sekolah dibantu oleh empat orang wakil kepala sekolah (wakasek), yakni

wakasek bidang kurikulum, kesiswaa, sarana dan prasarana, serta humas.

3. Wakil Kepala Sekolah

Terdapat beberapa wakil kepala sekolah yaitu:

1) Wakasek Bidang Kurikulum (Ketut Widhiarta, S.Pd.

Merencanakan dan menyusun perangkat pembelajaran

2) Wakasek Bidang Kesiswaan (Drs. Hardidjo)

3) Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana (Drs. I Wayan Padayasa)

4) Wakasek Bidang Humas (Drs. Made Buda Wiyasa)

4. Kepala Tata Usaha/Kaur TU (Wiyoso)

Tugas-tugas Kepala Urusan TU (Kaur TU) meliputi:

1) Merencanakan dan melaksanakan administrai perkantoran/sekolah yang

meliputi surat-menyurat, pendidkan, pengajaran, kesiswaan, keuangan,

kepegawaiam dan perlengkapan;

2) Mengatur pembagian tugas dan pembinaan stap administrasi yang

dibawahinya;

[10]

3) Mengkoordinasikan dan atau memantau pelaksanaan tugas yang diemban

oleh masing-masing seksi yang dibawahi;

4) Merencanakan atau melayani pembayaran gaji/honorarium guru/pegawai

Tata Usaha, dengan mengadakan koordinasi dengan KTU Pusat;

5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.

5. Seksi Mutasi dan SPP (Putu Ayu Eka Laranti)

Tugas-tugas yang diemban sebagai berikut.

1) Menangani mutasi siswa (Masuk dan Keluar)

2) Melayani pemungutan SPP dan dana-dana lain yang dibebankan kepada

siswa kelas X (sepuluh)

3) Membantu menangani agenda Surat Masuk dan Keluar

4) Menyerahan data siswa kelas X yang belum membayar biaya sekolah ke

Wakasek II (Sarana Prasarana Keuangan) paling lambat tanggal 10 tiap

bulan

5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan

TU dan Kepala Sekolah.

6. Seksi Umum dan Keuangan (Kadek Yuniari)

Tugas-tugas yang diemban, antara lain:

1) Melayani pemungutan SPP, Ujian Akhir Sekolah dan dana lain yang

dibebankan kepada siswa kelas XI dan siswa kelas XII;

2) Membantu kelancaran tugas-tugas pada seksi lain dalam pengetikan dan

pengisian format-format yang diperlukan;

3) Menyerahkan tugas-tugas khusus/insidental yang ditugaskan oleh Kaur

TU;

4) Menyerahkan data siswa kelas XI, XII yang belum membayar biaya

sekolah ke Wakasek II (Sarana Prasarana, Keuangan) paling lambat

tanggal 10 tiap bulan;

5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

7. Seksi Pegawai dan Pembelajaran (Komang Sri Widiastuti)

[11]

Tugas-tugasnya meliputi:

1) Membuat data base guru dan pegawai;

2) Melayani kebutuhan sekolah berkaitan dengan administrasi kepegawaian

dan penyusunan laporan sekolah;

3) Mengatur atau memantau kelengkapan file guru dan pegawai tata usaha,

format kenaikan pangkat guru/pegawai dan format lain yang terkait;

4) Melayani pengetikan surat-surat yang berhubungan dengan kepentingan

sekolah;

5) Merekap kehadiran gru dan kelas XI;

6) Mengedarkan dan menerima pemantauan disiplin PBM (guru dan siswa)

kelas XI, kemudian menyerahkan ke Wakasek II dan Wakasek I;

7) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

8. Seksi Lab.Biologi dan Kimia (I Made Mudiana) dan Lab.Fisika dan Bahasa

(Ketut Putra Samba Wiguna)

Tugas-tugas yang diperoleh, diantaranya:

1) Melayani segala sesuatu yang berhubungan dengan praktikum di Lab.

Kimia, Biologi, Fisika, dan Bahasa di SMA;

2) Menginventaris, memberi kode alat-alat laboratorium yang dimiliki SMA

Lab.Undiksha Singaraja dana membuat data base alat Laboratorium;

3) Mencatat keperluan bahan habis laboratorium dan mengadakannya bila

telah habis dipakai;

4) Merawat dan membersihkan Ruang Laboratorium agar siap digunakan

praktikum;

5) Membantu pengetikan administrasi yang berhubungan dengan Lab.SMA;

6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

9. Seksi Perpustakaan (Ketut Mas Suandeni, S.Pd.)

Tugas-tugasnya, antara lain:

[12]

1) Menginventarisasikan buku-buku yang dimiliki perpustakaan dan

mencatat pada Buku Induk Perpustakaan (BIP);

2) Memberi cap pada buku-buku yang dimiliki perpustakaan SMA

Laboratorium Undiksha Singaraja;

3) Membuat katalog buku-buku yang dimiliki perpustakaan SMA

Laboratorium Undiksha Singaraja;

4) Memberi kartu buku, lembar tanggal kembali pada buku-buku yang

dimiliki SMA Laboratorium Undiksha Singaraja;

5) Mengklasisfikasi buku-buku sesuai judul dan jenisnya dan menempatkan

pada rak sesuai klasifikasinya;

6) Membuat data statistik koleksi buku perpustakaan SMA Laboratorium

Undiksha Singaraja dan statistik kunjungan, serta statistik peminjaman;

7) Menangani surat-surat masuk dan/keluar yang berhubungan dengan

perpustakaan;

8) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

10. Seksi Kesiswaan dan Pembelajaran (Ni Made Budi Siswanti)

Tugas-tugas yang dimiliki, yaitu:

1) Mengadakan dan menyediakan administrasi guru: kalender pendidikan,

jadwal mengajar, program tahunan, program semester, silabus, dan daftar

nilai;

2) Mengadakan dan menyediakan fasilitas yang meliputi pembelajaran,

program, jurnal guru, agenda guru, format program semester, program

tahunan, dan format-format lain yang terkait;

3) Melayani pengetikan surat-surat yang berhubungan dengan kesiswaan

dan pelajaran sekolah;

4) Merekap kehadiran guru di kelas XII dan pegawai;

5) Mengedarkan dan menerima data pemantauan disiplin PBM (guru dan

siswa) kelas XII kemudian menyerahkan ke Wakasek II dan Wakasek I;

[13]

6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada bagian kepala

urusan TU dan Kepala Sekolah.

11. Seksi Humas dan Kantor Depan (Putu Andika Jaya Raditya)

Tugas-tugas yang dibebankan, antara lain

1) Menangani administrasi yang berhubungan dengan siswa;

2) Melayani orang tua siswa/wali yang meminta izin anaknya;

3) Menerima tamu yang datang ke sekolah;

4) Memelihara dan mengawasi penggunaan Laboratorium Multi Media dan

Akuntansi;

5) Merekap kehadiran guru di kelas X;

6) Mengedarkan dan menerima data pemantauan disiplin PBM (guru dan

siswa) kelas X kemudian menyerahkan ke Wakasek II dan Wakasek I;

7) Membantu mengetikkan surat-surat SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja;

8) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

12. Seksi Inventaris, Agenda, Buku Induk, Maturan (Desak Putu Pusparini)

Tugas-tugasnya meliputi:

1) Melayani administrasi perlengkapan inventaris kelas dan kantor bekerja

sama dengan Wakasek II (sarana prasarana);

2) Mengatur pergantian jam (bel);

3) Menangani surat masuk dan surat keluar;

4) Sembahyang keliling sekolah setiap hari;

5) Mengisi buku induk siswa kelas X, XI, dan XII;

6) Mendistribusikan surat-surat dalam lingkup intern sekolah;

7) Membantu mengetikkan surat-surat SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja;

8) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

[14]

13. Kebersihan Ruang Tengah Lantai I dan Pembantu Umum (Ketut Istana)

Tugas-tugas yang dikerjakan:

1) Membersihkan ruang pertemuan, ruang kepala sekolah, ruang wakasek,

ruang guru, teras lobaratorium Biologi, Fisika, teras perpustakaan, teras 6

ruang kelas, kamar mandi guru, dan kamr mandi kepsek;

2) Memelihara, membersihkan, menyiram tanaman kebun tengah;

3) Membuka dan menutup pintu, serta jendela di wilayah tugasnya;

4) Mematikan kipas angin, lampu, dan air di kamar mandi;

5) Tugas insidental mengambil atau mengirim surat dan memfotokopi surat

bila diperlukan;

6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

14. Kebersihan Ruang Tengah Lantai II dan Pembantu Umum (Nengah Sariarta)

Tugas-tugasnya, antara lain

1) Membersihkan ruang teras laboratorium komputer, laboratorium bahasa,

laboratorium kimia, ruang rapat, teras perpustakaan, ruang internet,

laboratorium IPS, kamar mandi siswa di uatara;

2) Memelihara, membersihkan, menyiram tanaman kebun di depan TU;

3) Membuka, menutup pintu, serta jendela di wilayah tugasnya;

4) Mematikan kipas angin, lampu, dan air di kamar mandi;

5) Tugas insidental mengambil atau mengirim surat dan memfotokopi surat

bila diperlukan;

6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

15. Kebersihan Ruang Timur Lantai I, II, dan Pembantu Umum (Putu Adi

Suastika)

Tugas-tugas yang diemban, yaitu

[15]

1) Membersihkan ruang tata usaha, ruang kantor pusat,dan ruang BK;

2) Membersihkan teras 6 ruang kelas yang menjadi tanggung jawabnya;

3) Membersihkan dan merawat 4 ruang toilet siswa;

4) Membuka dan menutup ruang kelas, mengunci pintu, mematikan lampu,

kipas angin, air keran WC siswa, jika sudah selesai belajar (pulang);

5) Tugas insidental mengambil atau mengirim surat dan memfotokopi surat

bila diperlukan;

6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah;

16. Kebersihan Halaman dan Kebun (Gede Adi Sudarsana)

Tugas-tugas yang harus dilaksanakan, diantaranya:

1) Memelihara dan membersihkan kebun samping kelas selatan, depan

auditorium, dan di sekitar satpam;

2) Memelihara dan membersihkan lapangan upacara serta kebun di

sekitarnya;

3) Menyiram dan memotong rumput di wilayah tugasnya;

4) Memelihara dan membersihkan areal pura serta tanaman di sekitarnya;

5) Tugas insidental mengambil atau mengirim surat dan memfotokopi surat

bila diperlukan;

6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala urusan tu

dan kepala sekolah.

17. Petugas Dapur dan Kebersihan Basement (Ni Wayan Wahyuni)

Tugas-tugas yang diberikan, yaitu

1) Menyiapakan minuman untuk stap yayasan, direktur, KTU, Stap guru,

pegawai di lingkungan SMA Laboratorium Undiksha Singaraja dan

langsung menyajikannya;

2) Memelihara dan membersihkan teras kelas XI IPA-1;

3) Membersihkan parkir bassement sampai koperasi dan di depan ruang

musik;

4) Membersihkan kamar mandi siswa di bassement;

[16]

5) Petugas rumah tangga/dapur SMA Laboratorium Undiksha Singaraja;

6) Petugas koperasi sekolah SMA Laboratorium Undiksha Singaraja;

7) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

18. Pembantu Umum (Luh Mariani)

Tugas-tugas yang dibebankan kepada pembantu umum, yaitu

1) Membuat daftar gaji rutin, gaji berkala, gaji kenaikan pangkat dan gaji

lain yang menjadi hak guru dan pegawai SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja;

2) Membantu pengetikan surat-surat SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja;

3) Melayani penyelesaian fasilitas yang terkait dengan inventarisasi barang-

barang bekerja sama dengan Wakasek II (sarana dan prasarana);

4) Menangani administrasi dan keuangan kantor pusat berkoordinasi dengan

KTU pusat;

5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU

dan Kepala Sekolah.

19. Guru Kelas

Tugas guru bidang studi antara lain sebagai berikut.

1) Selalu berupaya menciptakan kerja sama dan suasana kekeluargaan

dalam mengemban tugas, menyelesaikan masalah dan hubungan antar

personil yang dapat melahirkan suasana kerja yang menyenangkan.

2) Selalu berupaya menegakkan dan menjaga disiplin sekolah melalui

pola panutan yang dimulai dari diri sendini.

3) Selalu berupaya meningkatkan kemampuan diri dalam mengemban

tugas sebagai guru, maupun tugas-tugas lain yang dipercaya oleh Sekolah

4) Ikut berperan aktif mengawasi pelaksanaan 7 K, khususnya dalam

memelihara kebersihan/kerindangan sekolah, serta pembinaan disiplin

siswa melalui tata tertib/buku saku.

[17]

5) Memahami dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh kegiatan

proses belajar mengajar bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya

sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

6) Dalam melaksankan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah

20. Wali Kelas

Tugas wali kelas, yaitu:

1) Mengontrol absensi dan membina ketertiban/ disiplin siswa pada kelas

asuhan, sesuai dengan tata tertib sekolah yang berlaku;

2) Mengawasi kebersihan dan keindahan/ kesegaran susunan kelas serta

membina siswa untuk cinta akan kebersihan / kesegaran kelas/lingkungan

serta mengkoordinir pelaksanaan 7 k;

3) Menyiapkan daftar siswa dan kumpulan nilai untuk tiap semester;

4) Mengambil kesimpulan dari kumpulan nilai siswa, serta menetapkan

tingkat keberhasilan seorang siswa dalm menyelesaikan program semester

dengan menetapkan 3 (tiga) besar terbaik;

5) Menyiapkan buku laporan pendidikan (raport) untuk tiap siswa dalam

kelasnya;

6) Memberikan bantuan tahap pertama pada siswa kelas siswa asuhannya

yang mengalami kesulitan belajar atau masalah pribadi anak lainnya,

sebelum sampai ke tangan petugas bp;

7) Mendorong siswa asuhannya untuk tetap giat belajar secara

mandiri/berkelompok agar percaya pada kemampuan diri sendiri, serta

siap melaksanakan kompetisi secara sehat dan positif, memiliki

pandangan jauh ke depan;

8) Membina persatuan, kesatuan, kekeluargaan dan kekompakan siswa

asuhannya, wali kelas diharapkan mampu menempatkan dirinya sebagai

orang tua kedua anak di sekolah;

9) Memberikan informasi kepada guru pengajar lainnya tentang perhatian

dna bimbingan khusus yang diperlukan oleh siswa tertentu;

[18]

10) Memberikan informasi kepada guru bp/bk tentang siswa yang perlu

mendapat perhatian/penanganan bp/bk, serta mengisi profil siswa setiap

akhir bulan;

11) Dalam melaksanakan tugas, wali kelas bertanggung jawab kepada kepala

sekolah.

21. Guru Piket

Tugas dan wewenang guru piket adalah sebagai berikut.

1) Mengisi jam-jam kosong (karena guru yang bersangkutan berhalangan

hadir) dengan pelajaran bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya,

dengan ketentuan guru yang berhalangan hadir wajib mengganti jamnya

tersebut pada jam guru piket pengganti dan atau jam kosong lain yang

disepakati siswa.

2) Menerima tamu dan mengantarkan kepada yang berkepentingan.

3) Menangani dan melaporkan kejadian khusus kepada Kepala Sekolah

(anak sakit, anak kehilangan barang/uang di kelas ataü di sekolah dan

lain-lain).

4) Mengeluarkan STIKS (Surat Tanda Ijin Keluar Sekolah) bagi siswa

yang memerlukan.

5) Mengisi atau mencatat kejadian-kejadian termasuk pengeluaran

STIKS pada Buku Piket.

6) Dalam melaksanakan tugas guru piket bertanggung jawab kepada

Kepala Sekolah.

7) Mengawasi kegiatan anak pada waktu jam istirahat, mengawasi

keamanan sekolah bersama anak (Satgas) pada saat ada upacara bendera

dan lain-lain.

8) tugas guru piket bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.

22. Pembina Osis

Pembina OSIS memiliki tugas untuk membantu wakases bidang kesiswaan

dalam membina berbagai kegiatan OSIS. Guru yang bertugas sebagai

pembina OSIS pada tahun ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut.

[19]

1) I Wayan Merta, S.Pd.

2) Drs. Wayan Darta

3) Dra. Ni Wayan Sumiasih

4) Dra. Ni Luh Wiratni

23. Satpam/Keamanan

Petugas keamanan yang berada di sekolah laboratorium Undiksha

Singaraja bertugas menjaga keamanan seluruh lingkungan sekolah, baik

TK, SD, SMP, maupun SMA. Selain itu, petugas keamanan juga bertugas

mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk pada pagi hari dan keluar pada

siang hari. Hal itu dikarenakan pada pagi (saat siswa datang ke sekolah)

dan siang (saat siswa dipulangkan), jumlah kendaraan yang masuk dan

keluar sekolah sangat padat. Peran tenaga keamanan sangat penting dalam

mewujudkan suasana sekolah yang aman dan nyaman. Petugas keamanan

terdiri atas tujuh orang, yakni Nyoman Wijana, Dewa Nyoman Oka

Adijaya, Nyoman Swarsa, Gede Ari Witawan, Gede Jana Wedana,

Komang Astawa, dan Kadek Budi Arya K. ketujuh petugas keamanan

tersebut secara bergiliran bertugas, baik shift pagi, siang, maupun malam.

Dalam melaksanakan tugasnya, petugas keamanan disediakan sebuah pos

satpam sebagai markas mereka yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas

penunjang. Pembagian shift satpam/ petugas keamanan yakni

1) pagi pukul 06.30—14.00 (2 orang)

2) siang pukul 14.00—20.00 (2 orang)

3) malam pukul 20.00—06.30 (2 orang)

Pembagian shift ini dibuat sedemikian rupa sehingga semua mendapatkan

atau melaksanakan tugas yang sama rata.

2.4 Unsur Fisik dan Non-Fisik Sekolah

2.4.1 Unsur Fisik Sekolah

1. Luas Tanah, Jumlah, dan Ukuran Ruang Kelas

[20]

Luas tanah SMA Laboratorium Undiksha kurang lebih 17616,78 m2. Diatas

tanah seluas ini, berdiri 20 ruang kelas dengan rincian: 7 ruang kelas X, 6

ruang kelas XI, dan 7 ruang untuk kelas XII. Setiap ruang kelas berukuran

kurang lebih 67,5 m2.

2. Bangunan/Fasilitas Penunjang

Selain lapangan dan ruangan kelas tempat siswa belajar SMA

Laboratorium Undiksha Singaraja juga memiliki beberapa ruangan

penunjang yaitu:

Tabel 01. Daftar Bangunan dan Luas Bangunan/Fasilitas Penunjang.

No JML Nama Ruang P (m) L (m) Luas (m2) Total1 1 Ruang tata usaha 7.5 7.5 56.25 56.252 1 Ruang lobi/Front Office 7.5 5.3 39.75 39.753 4 Toilet Siswa 7.5 3.8 28.5 1144 2 Teras Depan 48 2.5 120 2405 1 Kantor Pusat 7.5 7.5 56.25 56.256 1 Ruang BK 6 4.3 25.8 25.87 2 Ruang Pantry/Dapur 8 2 16 328 1 Ruang Perpustakaan 15 13 195 1959 1 Ruang Lab.fisika 8 7 56 56

10 1 Ruang Lab. Biologi 8 7 56 5611 1 Ruang Guru 13 11 143 14312 1 Ruang Wakasek 4 3 12 1213 1 Ruang Kepala Sekolah 5 3 15 1514 1 Ruang Pertemuan 7 5 35 3515 2 Toilet Guru 5 3 15 3016 2 Teras Depan 116 2.5 290 58017 1 Ruang KSPAN 5 3 15 1518 1 Ruang UKS 4 3 12 1219 1 Ruang Internet 8 5 40 4020 1 Ruang Rapat 8 6 48 4821 1 Ruang Lab.Bahasa 8 6 48 4822 1 Ruang Lab.Kimia 9 6 54 5423 1 Ruang Lab. Komputer 9 6 54 5424 2 Lobi/Penghubung 15 4 60 12025 1 Ruang Instalasi 10 4 40 4026 3 Toilet Siswa 7.5 3.8 28.5 85.5

[21]

27 1 Ruang Lab.Multimedia 9 7.5 67.5 67.528 1 Ruang Lab. Akutansi 9 7.5 67.5 67.529 1 Ruang Komite 9 7.5 67.5 67.530 1 Ruang OSIS 7 5 35 3531 1 Ruang Alat Olah Raga 7 4 28 2832 1 Ruang Koperasi Siswa 5 4 20 2033 1 Ruang Kantin Sekolah 11 5 55 5534 1 Ruang Musik 4 4 16 1635 1 Ruang Alat Kebersihan/Gudang 4 2 8 836 1 Ruang Parkir Siswa (Basement) 97 40.5 3928.5 3928.537 1 Ruang Parkir Siswa (Diluar) 38.4 5 192 19238 1 Ruang Parkir Guru/Pegawai 40 10 400 40039 1 Ruang Parkir Tamu 12 5 60 6040 1 Pura 16 11 176 17641 1 Ruang Satpam 9.5 7.5 71.25 71.2542 1 Ruang Serba Guna/Auditorium 30 21 630 63043 1 Tower Air 5 5 25 2544 1 Kebun (1) 168 38.5 6468 646845 1 Kebun (2) 20 24 480 48046 1 Kebun (3) 17 15 255 25547 1 Taman Tempat Siswa Santai 38.4 12.2 468.48 468.4848 2 Toilet Siswa Basement 3 2.5 7.5 15

3. Keadaan Lingkungan Sekolah

a. Bangunana Sekitaer Sekolah

Sebelah barat sekolah : Ashrama Undiksha, Perumahan

penduduk dan SPN

Sebelah timur sekolah : Jalan Kasuari

Sebelah selatan sekolah : Perumahan Penduduk

Sebelah utara sekolah : Perumahan penduduk, pantai skip

b. Kondisi Sekitar Sekolah

Kondisi di sekitar sekolah tidak begitu mengganggu dalam

pelaksanaan pembelajaran ini dikarekan letak sekolah yang sedkit jauh

dari jalan raya memugkinkan pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif. Tetapi terdapat sedikit gangguan dari lingkungan sebelah timur

[22]

pada saat jam pelajaran trakhir yaitu terdengarnya umat beragama

yang sedang melakukan sholat terkadang suara loudspeakernya

terdengar sangat keras menyebabkan pembelajaran terganggu terutama

di kelas yang berada pada lantai atas, namum gangguan itu tidak

begitu lama dalam mengganggu pembelajaran di kelas.

c. Denah Sekolah

(terlampir)

4. Lapangan Olahraga

Terdapat satu lapangan olahraga yang sering digunakan untuk

kegiatan olahraga basket, upacara dan kegiatan sekolah lainnya. Siswa

yang melakukan kegiatan olahraga baik bola tangan dan bola kaki sering

melakukan di luar lapangan ini. Hal tersebut dikarenakan jumlah siswa

yang olah raga banyak. Mereka sering melakukan olahraga di lapangan

olahraga FOK Undiksha baik basket, volley, sepak bola dan yang lainnya

setiap paginya sesuai jadwal olahraga mereka masing-masing.

5. Ruang Kelas

Fasilitas yang ada di dalam suatu kelas berbeda dengan yang ada di

kelas lain. Ini dikarenakan karena jumlah siswa, keperluan setiap kelas

dan kegiatan untuk menunjang proses belajar mengajar. Adapun sarana

dan prasarana yang ada di setiap kelas secara umum adalah,

Meja kursi siswa dan guru. Jumlah tempat duduk ini berbeda-

beda. Jumlah meja dan kursi kelas X, XI dan kelas XII bervariasi,

dan pada meja guru terdapat pula taplak meja dan vas bunga.

Papan tulis (whiteboard) dan spidol terdapat di setiap kelas.

Layar LCD pada masing-masing kelas terdapat layar LCD yang

sering digunakan untuk menayangkan media pembelajaran oleh

guru-guru pengajar dalam menyampaikan materinya di depan kelas.

Papan informasi dan administrasi yang berisi tata tertib siswa,

daftar piket, struktur organisasi kelas, peraturan sekolah dan jadwal

pelajaran. Ada sebagian kelas yang cukup kreatif membuat papan

[23]

informasi tersebut dibuat dari gabus, kayu tipis bahkan berisi hiasan

seni dan foto-foto anggota kelasnya.

Pelangkiran yang biasanya digunakan sebagai tempat

menghaturkan canang sari dan dupa sebelum persembahyangan

bersama dan pelajaran dimulai oleh siswa yang beragama Hindu.

Setiap kelas juga terpasang slogan-slogan atau kata mutiara

yang dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk lebih

meningkatkan pengetahuan dan prestasinya.

Gambar–gambar yang tertempel di dinding, seperti gambar

presiden dan wakil presiden, gambar burung Garuda Pancasila,

gambar pahlawan dan tokoh-tokoh lainnya yang patut ditiru.

Perlengkapan kebersihan seperti sapu, bak sampah dan alat pel

juga terdapat dikelas. Setiap jumat pagi setelah sktra kurikuler

siswa mengadakan permbersihan.

Semua kondisi sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas berkondisi

baik dan layak digunakan. Setiap kelas merawat kelasnya dengan penuh

tanggung jawab dan terkadang diadakan lomba kebersihan kelas yang

dinilai oleh guru-guru SMA Laboratorium Undiksha Singaraja.

6. Perpustakaan

Perpustakaan yang ada di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja

dapat dikelola oleh tiga orang yang merupakan guru di SMA

Laboratorium Undiksha Singaraja yaitu Drs. I Ketut Andria sebagai

kepala perpustakaan; Mas Suandeni, S.Pd yang membidangi pengadaan,

penyiapan, katalogisasi dan klarifikasi serta pemeliharaan bahan pustaka;

dan Desak Putu Pusparini yang membidangi sirkulasi, referensi dan

bimbingan pemakai/pembaca. Terdapat beberapa jenis buku di

perputakaan yaitu: karya umum; filsafat umum/PSI; agama yang terdiri

dari agaa hindu, islam, buddha dan kristen; ilmi sosial yang terdiri dari

ekonomi, akutansi, tata hukum/polotik/PKN; bahasa yang terdiri dari

bahasa indonesia, inggris, jepang dan bali; ilmu murni yang terdiri dari

[24]

matematika, biologi, fisika dan kimia. (Rekapitulasi buku dan jumlah

engunjung perbulan terlampir).

Secara umum, kondisi buku baik. Berdasarkan kondisi buku,

kondisi lingkungan dan ruangan perpustakaan sangat layak perpustakaan

SMA Laboratorium Undiksha Singaraja.

7. Ruang Laboratorium

Sekolah Laboratorium Undiksha Singaraja mempunyai empat

laboratorium yaitu laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium

IPS dan laboratorium Komputer. Semua laboratorium dikelola oleh

petugas khusus. Tugas-tugas pokok pengelola laboratorium adalah:

a. merencanakan kegiatan laboratorium

b. memeriksa dan memperbaharui peralatan penelitian atau inventaris

laboratorium.

c. merencanakan kegiatan praktikum

d. membuat rencana anggaran keuangan laboratorium

e. bersama-sama laboran mengawasi dan melayani pelaksanaan

praktikum

f. menyiapkan segala administrasi dan laporan mengenai laboratorium

yang dikelola.

7.1 Laboratorium IPA

Laboratorium IPA merupakan laboratorium yang digunakan oleh

jurusan IPA untuk melakukan beberapa eksperimen dalam

pembelajaran. Laboratorium IPA terdiri dari laboratorium Fisika,

laboratorium Kimia dan laboratorium Biologi.

7.1.1 Laboratorium Fisika

Laboratorium fisika berada pada lantai dua yang mempunyai

beberapa fasilitas yaitu, beberapa alat praktikum fisika pada

materi mekanika, optik, kalor, tata surya, listrik dan juga terdapat

papan tulis. Disana juga terdapat sebuah ruangan tempat laboran

bekerja. Struktur organisasi laboratorium fisika (terlampir).

[25]

7.1.2 Laboratorium Biologi

Sama hal nya dengan laboratorium fisika laboratorium

biologi berada pada lanti dua. Pada laboratorim biologi

mempunyai beberapa alat praktikum yang mencangkup materi

mahluk hidup serta alat-alat yang digunakan untuk melihat

struktur mikro, struktur tubuh manusia dan sistem organ.

Disamping itu juga lab biologi dilangkapi dengan papan tulis dan

sebuah ruangan sebagai tempat laboran untuk bekerja melakukan

pendataan terhadap alat-alat praktikum yang ada. Struktur

organisasi laboratorium biologi (terlampir).

7.1.3 Laboratorium Kimia

Laboratorium kimia berada pada lantai tiga, dimana pada

ruangan tersebut terdapat beberapa alat praktikum, misalnya

pengujian asam-basa, gelas kimia, statip dalan lain sebagainya.

Namun pada ruang laboratorium kimia tidak terdapat papan tulis.

Alat-alat praktikum untuk melakukan pecobaan kimia bisa

dikatakan sudah lengkap dan memadai. Struktur organisasi

laboratorium kimia (terlampir)

7.2 Laboratorium Bahasa

Laboratorium bahasa di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja

dikelola oleh guru dan petugas khusus, dimana petugas ini bertugas

mengelola dan juga membantu guru untuk menyiapkan peralatan-

peralatan yang dibutuhkan. Lab. Bahasa digunakan khusus untuk 3

bidang studi yaitu pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan

bahasa Jepang. Namum penggunaan lab bahasa lebih dominan dipakai

untuk pengajaran bahasa inggris teruatam pada praktikum listening dan

speaking. Struktur organisasi laboratorium bahasa (terlampir).

7.3 Laboratorium Akutansi

[26]

Laboratorium Akutansi dimanfaatkan untuk pratikum bidang

studi perbankan. Tetapi saat ini, karena sekolah baru pindah dan

gedung masih baru, ruang laboratorium akutansi belum bisa di

gunakan secara optimal

7.4 Laboratorium Komputer

Lab Komputer digunakan oleh siswa secara rutin, untuk

melaksanakan praktek komputer karena siswa mendapatkan mata

pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) serta dapat

juga dimanfaatkan oleh guru untuk mengetik dan belajar. Fasilitas

yang ada di ruang Lab Komputer SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja dilihat dari jumlah komputer yang di gunakan sudah sangat

memadai. Adapun data inventaris yang ada sudah terlampit dalam

laporan ini. Namun ada beberapa komputer dalam keaadaan rusak.

Penggunaan Lab komputer sudah dapat diatur karena jadwal praktek

setiap kelas sudah terjadwal. Struktut organisasi laboratorium

computer, jadwal penggunaa (terlampir).

8. Ruang Bimbingan Konseling (BK)

SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki sebuah ruang BK.

Ruang BK memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut mengadakan

pendataan tentang keadaan pribadi murid pada kartu pribadi, menyusun

pelaksanaan bimbingan penyuluhan karier, membantu penyelenggaraan

penerimaan siswa baru sehingga diperoleh peserta didik yang mempunyai

bakat, minat, dan kemampuan yang sesuai dengan program studi yang

dipilih, memberikan pelayanan bimbingan penyuluhan dan bimbingan

karier, kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar,

mengatasi masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar mengajar

dengan berkonsultasi pada wali kelas, membantu wali kelas dalam

memecahkan masalah pelanggaran yang dilakukan oleh siswa,

memberikan saran serta pertimbangan kepada siswa mengenai pemilihan

program studi, memberikan saran serta pertimbangan kepada siswa dalam

[27]

memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan

pekerjaan yang sesuai, mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan

penyuluhan/bimbingan karier, menyusun laporan penilaian bimbingan

penyuluhan/bimbingan karier, mempertanggung-jawabkan tugasnya

kepada bagian kesiswaan. Jumlah tenaga BK di SMA Lab Undiksha

Singaraja adalah 3 orang yaitu :

1. Dra. Ni Wayan Sri Wardani

2. Drs. Ketut Widiarsa

3. Kd. Agus Dody Hermawan, S.Pd

Struktur organisasi dan alur penanganan siswa bermasalah (terlampir).

9. Ruang Tata Usaha

Ruang tata usaha SMA Laboratorium Undiksha Singaraja berada

pada lantai satu. Ruang tata usaha dimanfaatkan sebagai tempat untuk

melaksanakan tugas-tugas administrasi sekolah baik itu yang berhubungan

dengan siswa, guru, pegawai, urusan surat-menyurat, serta hal-hal yang

berkaitan dengan kesiswaan. Secara umum fungsi administrasi disini

adalah sebagai alat untuk mewujudkan pelaksanaan kerja sama yang

efektif dan efesien didalam lembaga guna mencapai tujuan pendidikan

yang baik khususnya dalam sekolah SMA Laboratoriun Undiksa

Singaraja. Fasilits penunjang yang terdapatpara ruang tata usaha yaitu:

1) Jam dinding

2) Tata tertib pegawai

3) Struktur organisasi pegawai

4) Komputer

5) Loker

6) Meja dan kursi pegawai

7) Kursi tamu

8) Papan data-data sma lab undiksha singaraja

9) Almari / file cabinet arsip-arsip

10) TV

[28]

Perlangkapan yang lainnya yang terdapat para ruang TU (terlampir)

10. Ruang OSIS

SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki ruang OSIS yang

memiliki luas 35 m2 yang terletak di basement, ruangan ini digunakan

untuk menunjang fasilitas OSIS bertujuan untuk meningkatkan dan

memudahkan kinerja OSIS. Dimana OSIS (Organisasi Intra Sekolah)

merupakan suatu wadah bagi siswa untuk mempraktikkan keterampilan

berorganisasinya, dimana mereka dapat belajar untuk jadi pemimpin dan

dipimpin. Melalui organisasi ini, siswa diharapkan mampu dan dapat

memiliki sikap hidup mandiri dalam mempersiapkan diri sebagai calon

penerus bangsa. Struktur organisasi OSIS, program kerja OSIS periode

2011/2012 dan anggota OSIS periode 2011/2012 (terlampir).

11. Ruang KSPAN

Ruang KSPAN merupakan suatu ruangan yang berfungsi sebagai

tempat untuk kegiatan pengembangan diri KSPAN (kelompok siswa

peduli aids dan narkoba). Ruangan ini berada pada lantai dua yang

penggunaannya masih belum efektif. Ini terlihat pada setian hari jumat

kegiatan KSPAN masih dilakukan di kelas bukan di ruang KSPAN.

12. Ruang UKS

Ruang UKS berada pada lantai dua di sebelah ruang UKS. Semenjak

sekolah ini pindah dari jalan udayana ke jatayu ruangan ini belum efektif

digunakan.

13. Ruang Dapur

SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki dapur yang di

pergunakan untuk para guru dan para staf pegawai. Dapur di kelola oleh

petugas khusus. Petugas yang mengelola dapur adalah Ni Wayan

Wahyuni, petugas khusus bertugas menyajikan minuman untuk staf

yayasan, direktur, KTU, staf guru, pegawai di lingkungan sekolah SMA

Laboratorium Undiksha Singaraja dan langsung menyajikannya,

[29]

bertanggung jawab dalam memelihara dan membersihkan dapur dan

bertugas untuk sembahyang di semua lingkungan SMA Laboratoriun

undiksha Singaraja. Kelangkapan alat-alat yang ada di ruangan dapur

dapat dikatakan sudah lengkap dan memadai.

14. Ruang Kepala Sekolah

Ruang kepala sekolah berada pada lantai dua. Fasilitas yang berada di

ruang kepala sekolah terdiri dari:

1. Meja dan kursi untuk kepala sekolah

2. Sofa dan meja untuk tamu

3. TV yang digunakan untuk melihat rekaman karema

CCTV

4. AC

5. Lemari buku

6. Lemari es

7. Printer

Kepala sekolah selalu hadir di sekolah setiap hari dan menjalankan tugas-

tugasnya di ruangan tersebut.

15. Ruang Wakasek

Ruang wakasek berada disebalah utara ruang kepala sekolah yang

mempunyai beberapa fasilitas diantaranya: AC, meja dan kursi, lemari

sebagai tempat penyimpanan berkas-berkas sekolah. Di ruang wakasek

juga terdapat beberapa LCD yang digunakan oleh guru-guru untuk

mengajar di kelas. Adapun didalam ruangan ada empat wakil kepala

sekolah yaitu :

1) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum.

Wakasek urusan kurikulum bertugas merancang, melaksanakan, dan

mengawasi kegiatan akademik/proses pembelajaran siswa. Wakasek

urusan kurikulum juga bertugas untuk mengkoordinasi dan mengawasi

pelaksanan pengembangan diri, administrasi akademik dan kesiswaan.

2) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana dan Keuangan.

[30]

Wakasek urusan sarana prasarana dan keuangan mempunyai tugas

sebagai perancang dan pegawas pelaksanaan administrasi keuangan,

kepegawaian dan

Perlengkapan. Merancang dan melaksanakan pembinaan tenaga

administrasi atau teknis. Menyusun rencana kebutuhan dan

mendayagunakan sarana prasarana. Menyusun rencana anggaran

belanja sekolah dan mengatur penggunaan dan mengawasi

pemeliharaan sarana dan prasarana.

3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan.

Wakasek urusan kesiswaan bertugas membina OSIS, menegakkan tata

tertib siswa dibantu seluruh aparat sekolah, dan bertanggung jawab

atas urusan-urusan kesiswaan lainnya.

4) Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas

Wakasek humas bertugas menjalin hubungan antara sekolah dengan

masyarakat.

16. Ruang Guru

Ruang guru berada di sebalah ruang wakasek. Ruang guru

merupakan suatu ruangan tempat guru kerja dan melakukan beberapa

persiapan sebelum mengajar. Pada ruang guru terdapat beberapa fasilitas,

yaitu meja dan kursi, loker guru, komputer, printer, papan jadwal dan

toilet. Toilet yang berada pada ruang guru juga merupakan toilet pada

ruang wakasek.

17. Ruang Pertemuan

Ruang pertemuan juga berada pada lantai dua di sebelah selatan

ruang kepala sekolah. Fungsi utama dari pada ruang pertemuan yaitu

dijadikan tempat untuk melakukan beberapa kegiatan pertemuan dengan

pihak intern atau ekstern sekolah. Selain itu juga ruang pertemuan sering

dijadikan tempat pengembangan diri tata arias. Beberapa tropi dan piala

diletakkan di ruang pertemuan. Selain itu juga pada ruang pertemuan

terdapat meja, kursi, kaca rias, lemari temapt LCD dan alat pengeras

[31]

suara. Persembahyangan puja tri sandya dan pengumuman terhadap siswa

dilakukan dari ruang pertemuan ini.

18. Lobi I

Lobi I berada pada lantai dua tepat di depan ruang pertemuan. Pada

lobi I terdapat tempat duduk kayu panjang, sofa dan meja sebagai tempat

untuk menunggu. Beberapa siswa maupun guru sering menggunakan lobi

sebagai tempat untuk bersantai ketika sudah selesai mengajar di kelas.

19. Toilet Siswa Pada Lantai I, II dan III

Toilet siswa juga terdapat pada lantai dua tepatnya berada di

sebelah ruang KSPAN. Toilet siswa dapat dikatakan sudah memadai. Pada

toilet terdapat kaca, dua westaple, dua kamar mandi. Siswa belum

menyadari akan pentingnya kebersihan pada toilet ini terlihat dari

banyaknya sampah tissue dan botol air mineral yang dibuang di toilet.

20. Ruang Auditorium

Ruang Auditorium berada pada lantai dasar yang ruangannya

mempunyai ukuran 630 m2. Ruangan yang sangat besar sering digunakan

sebagai tempat reuni, rapat dengan orang tua siswa dan pertemuan-

pertemuan lainnya yang mengundang banyak orang. Ruang auditorium

sering digunakan sebagai tempat pengembangan diri teater.

21. Front Office

Ruang ini merupakan ruangan yang pertama dilalui ketika akan

memasuki gedung sekolah SMA Laboratorium Undiksha Singaraja.

Ruangan ini bernama ruang Front Office. Ruang front Ofice memiliki

petugas khusus yqng bernama Putu Andika Jaya Raditya. Biasanya tugas

umum dari petugas khusus ini adalah melayani orang tua siswa/wali yang

memintakan izin anaknya dan menerima tamu yang datang ke sekolah.

Fasilitas (terlampir).

22. Ruang/ Pos Satpam

[32]

Ruang ini berada di depan sekolah tepatnya, ketika memasuki

lingkungan sekolah laboratorium, pertama kali pengunjung akan bertemu

langsung dengan pos satpam. Ruang satpam mampunyai ukuran 71,25 m2

yang digunakan sebagai markas dan tempat beristirahat para satpam yang

bertugas di sekolah laboratorium Undiksha. Fasilitas yang terdapat di

dalamnya terlampir.

23. Prahyangan/Padmasana

SMA laboratorium Undiksha Singaraja mempunyai areal

prahyangan yang berada di depan agak ke timur dari parkir sepada motor.

Prahyangan SMA lab mempunyai 3 palinggih, yaitu padmasana, taksu dan

gedong. Luas Parahyangan yang dimiliki SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja adalag 176 m2. Pemanfaatan Parahyangan sudah sangat baik,

setiap pagi warga sekolah khususnya yang beragama hindu memakukan

persembahyangan sendiri-sendiri di Parahyangan. Pada hari tertentu

seperti : hari Saraswati, hari Purnama dan Tilem para siswa bersama para

guru dan staf pegawai melakukuan persembahyangan bersama.

24. Koperasi dan Kantin

Kantin dan koperasi sekolah SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja terletak paling bawah dekat dengan basement. Di SMA

Laboratorium Undiksha ada 1 buah kantin yang di kelola oleh koperasi

dan 2 koperasi untuk SMA dan SMP Laboratorium Undiksha Singarja.

Masing-masing menjual beraneka jenis makanan yang berbeda-beda.

Kantin dan koperasi ini dimanfaatkan oleh siswa pada saat jam istirahat.

Kantin ini bersih dan sehat sehingga membuat siswa nyaman untuk makan

dan minum di saat jam istirahat.

25. Ruang Rapat

Ruang rapat berada pada lantai tiga yang mempunyai luas 46 m2,

ruangan ini berfungsi sebagai tampat mengadakan rapat internt guru dalam

membahan permasalahan sekolah. Ruang rapat ini tidak hanya digunakan

oleh pihak SMA, tetapi juga sering dipinjam oleh pihak SMP Lab yang

[33]

mempunyai tujuan yang sama yaitu mengadakan rapat intern guru maupun

pertemuan sekolah lainnya. Pada ruang rapat ini terdapat beberapa

fasilitas, yaitu meja, kurci, AC, LCD , layar, sound lengkap dengan

amplipairenya.

26. Ruang Internet dan Ruang Instalasi

Ruang internet dan ruang instalasi berada pada lantai tiga yang

mempunyai luas 40 m2 dan 8 m2. Ruangan ini belum dioptimalkan dalam

penggunaannya ini dikarenakan gedung sekolah yang baru dan

kebanyakan siswa melakukan kegiatan internet dengan menggunakan

laptop yang terkoneksi dengan wifi sekolah.

27. Parkir

Tempat parkir di SMA Lab Undiksha Singaraja dibedakan menjadi

3 yakni tempat parkir bagi guru dan pegawai, tamu serta tempat parkir

siswa. Untuk tempat parkir guru dan pegawai terletak di halaman depan

sekolah tepatnya di depan front office sebelah parahyangan. Di halaman

tersebut tempat parkir bagi guru dan pegawai telah ditata kerapiannya

dengan dibuatnya garis-garis pembatas kendaraan, sehingga parkir

kendaraan bermotor guru dan pegawai tetap beraturan. Selain itu, tempat

parkir guru dan pegawai yang menggunakan mobil dan sepeda motor di

tempatkan berbeda. Tempat parkir tamu terletak di depan gerbang pintu

masuk SMA Lab Undiksha Singaraja. Dimana letaknya ada sebelah kebun

kecil yang tertata dengan rapi. Penempatan parkir yang berbeda bertujuan

untuk memudahkan tamu memarkir sepeda motor dan memasukan atau

mengeluarkan sepeda motornya.

Tempat parkir siswa terletak di belakang lapangan olahraga ataupun

upacara SMA Lab Undiksha Singaraja, tepatnya di bassment. Tempat

parkir tersebut sangat luas sehingga mampu menampung semua kendaraan

siswa-siswi SMA Lab Undiksha Singaraja. Di tempat parkir siswa

terdapat sebuah CCTV untuk mengontrol keadaaan di tempat parkir.

[34]

CCTV itu berada di pojok kiri atas tempat parkir. Tempatnya pun

tersembunyi dan jarang yang tahu akan keberadaan CCTV tersebut.

28. Ruang Komite

Ruang komite mempunyai luas 67,5 m2 yang berada pada

perpustakaan SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Berdasarkan

observasi yang telah dilakukan ruangan ini nampaknya masih belum

berfungsi ini terlihat dari dalam ruangan yang belum ada fasilitas

penunjangnya.

29. Ruang Musik

Ruang musik berada pada basement sebelah timur kantin. Ruang

musik mempunyai luas 16 m2 yang sering digunakan untuk

pengembangan diri musik. Pada ruangan tersebut terdapat alat musik

seperti drum, gitar dan piano.

2.4.2 Unsur Non Fisik Sekolah

1. Keadaan Guru dan Administrasi Sekolah

SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki tenaga pengajar

sebanyak 42 orang, adapun secara rinci data tenaga pengajar di SMA

Laroratorium Undiksha Singaraja sebagai berikut :

Tabel 02. Tabel Rincian Jumlah Pengajar di SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja

Keadaan Guru Laki-Laki Perempuan Jumlah

PNS 15 7 22

DEPAG 1 - 1

LEMBAGA 1 - 1

YAYASAN 5 8 13

GURU TIDAK TETAP 3 2 5

[35]

Jumlah pegawai di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja sebanyak 15

orang. Adapun rincian data pegawai SMA Laboratorium Undiksha

Singaraja sebagai berikut :

Tabel 03. Jumlah dan Keadaan Pegawai

Keadaan Pegawai Laki-Laki Perempuan Jumlah

Pegawai TU 3 6 9

Pesuruh 4 1 5

Pegawai tidak tetap - 1 1

Guru sebagai tenaga pengajar mempunyai peranan yang sangat penting

dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa/peserta didik.

Keadaan guru di SMA Laboratorium Undiksha dibedakan atas beberapa

kategori, yaitu beradarkan izajah, golongan dan bidang studi yang

dipegang. (data kategori guru terlampir).

2. Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari Tata Usaha, khususnya seksi

mutasi (Ni Putu Ayu Eka Laranti), jumlah siswa pada tahun ajaran

2012/2013 adalah 592 orang (rincian/ pemetaan berdasarkan jenis

kelamin dan agama terlampir).

Sebagaimana disebutkan di atas, SMA Laboratorium Undiksha saat

ini memiliki 20 ruang kelas yang memiliki jumlah siswa beragam. Kelas

X terdiri atas tujuh kelas, yakni kelas X-1 (29 orang), kelas X-2 (29

orang), kelas X-3 (29 orang), X-4 (30 orang), kelas X-5 (30 orang), kelas

X-6 (30 orang), dan X-7 (30 orang). Total siswa kelas X adalah 207 orang

yang terdiri atas 112 orang laki-laki dan 95 orang perempuan.

Kelas XI terbagi menjadi tiga penjurusan, yakni ilmu alam (IA),

ilmu bahasa, dan ilmu sosial (IS). Kelas XI IA terbagi menjadi dua kelas.

Kelas XI IA-1 dan IA-2 masing-masing terdiri atas 39 orang siswa,

sedangkan kelas XI Bahasa hanya ada satu kelas yang terdiri atas 30

[36]

orang (saat laporan ini dibuat, kelas XI Bahasa hanya terdiri atas 29 orang

karena seorang siswa terpaksa dipecat akibat poin pelanggaran yang

terlampau tinggi). Kelas XI IS terdiri atas dua kelas, yakni XI IS-1 (30

orang) dan XI IS-2 (31 orang). Keseluruhan kelas XI berjumlah 169

orang yang terdiri atas 87 orang siswa putra dan 82 orang siswa putri.

Berbeda halnya dengan kelas XII yang terdiri atas delapan kelas.

Kelas XII juga terdii atas tiga jurusan, seperti halnya kelas XI, yang

memiliki jumlah siswa bervariasi. Rincinannya adalah kelas XII Bahasa

sebanyak 33 orang, kelas XII IA-1 sebanyak 26 orang, kelas XII IA-2

sebanyak 27 orang, kelas XII IA-3 sebanyak 27 orang, kelas XII IS-1

sebanyak 26 orang, kelas XII IS-2 sebanyak 26 orang, kelas XII IS-3

sebanyak 26 orang, dan kelas XII IS-4 sebanyak 25 orang. Jumlah seluruh

kelas XII adalah 216 yang terdiri atas 99 siswa putra dan 117 siswa putri.

Jika jumlah siswa dibandingkan dengan jumlah guru, rasionya

adalah 592:42, sedangkan rasio jumlah siswa dan pegawai adalah 592: 15.

Melihat perbandingan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa pelayanan

akademik dan nonakademik sudah berjalan optimal. Oleh karena itu,

sepanjang pengamatan penulis, tidak ada siswa yang mengeluhkan

kurangnya pelayanan di sekolah, baik akademik maupun nonakademik

Dilihat dari perbandingan antara siswa putra dan siswa putri, tidak

terlalu ada perbedaan jumlah yang mencolok, yakni 298:294. Dari segi

penjurusan, terlihat bahwa sedikit siswa yang memilih program/jurusan

bahasa. Hal itu terlihat dari jumlah kelas bahasa hanya satu kelas pada

setiap jenjang. Dari segi ekonomi, terlihat bahwa sebagian besar siswa

berasal dari ekonomi menengah ke atas. Namun, kondisi tersebut tidak

berarti terjadi kesenjangan dalam pergaulan di sekolah. Semua siswa

bergaul dengan baik. Sepanjang pengamatan penulis, khususnya di kelas

XI Bahasa yang memiliki dua orang siswa warga negara asing (Prancis

dan Belanda), tidak menunjukkan adanya kesenjangan. Mereka bergaul

dan bercengkrama satu sama lain meskipun berbeda kelas.

[37]

3. Kegiatan Ekstrakurikuler/Pengembangan Diri dan

KSP

Terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler dan pembinaan terhadap

siswa yang ingin mengembangkan kemampuannya di bidang akademik

yang dikembangkan di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja seperti

yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 04. Daftar Kegiatan Pengemangan Diri dan Guru Pembina

No Guru Pembina

Bidang

Pengembangan

Diri

Jumlah

Jam

1 Luh Made Karmini, S.Pd Matematika 3

2 Drs. I Wayan Darta Astronomi 3

3Dra. Ni Nengah Masni,

M.PdKimia 3

4 Dra. Ketut Dani Biologi 3

5 Drs. I Ketut Andria Ekonomi 3

6 Dra. L. Mastriasih N. Akutansi 3

7 Drs. Gede Suanda, M.Pd Fisika 3

8 Hardini DA., ST Informatika 3

9 Putu Mariasa, S.Pd Informatika 3

10 Dra. Putu Kodiani Kebumian 3

11 Ketut Marisnawati, S.Pd D. Inggris 3

12 Dra. A.A Raka Sumari B. Jepang 3

13 Ketut Widnyana Putra, S.Pd

Sepak Bola 6

Bola Basket

X,XI, XII

Pemula

6

14 I Wayan Merta, S.Pd Tim Inti Bola 5

[38]

Basket

Renang 4

Bulu Tangkis 6

15 Dra. A.A.N. AcwinaTim Pemula

Bola Volley4

16 Putu Mariasa, S.PdTim Inti Bola

Volley3

17 Dra. Putu Kodiani KIR 3

18 W. Manik Hermawati, S.Pd KIR 3

19 Drs. IGB. Made Utama PMR Inti 3

20 I Made Artanu, S.Pd PMR Pemula 3

21 Komang Sri WahyuniTari Bali

(Putri)5

22Drs. A.A. Gede Ngurah,

M.SiTabuh 3

23 Irse Niopani, S.Pd Tari Kreasi 5

24 Dra. Ni Wayan Sumiasih Jurnalistik 3

25 Drs. I Gusti Made MertaDharma

Gita/Nyastra3

26 Dewa made Subrata Bina Vokalia 4

27 Made Suhartayasa, S.Pd Band (music) 6

28

I Kadek Surya Kencana,

S.Pd

Teater 6

Pencinta

Sastra4

29 C. Ajeng Rona YuliantangMusikalisasi

Puisi5

30 Drs. Gede Suanda, M.Pd KSPAN 4

31 Ni Putu Rahayu, S.Pd KSPAN 4

32 Made Dewi Armawati Yoga 6

[39]

 33 Gede Ari Witawan Panjat Tebing 7

34 Gede Agus Sinar Bawa Catur 5

35 Kusuma Atma Jaya, S.Pd Tay Kondo 5

36  Drs. Hardijo Kelautan 6

37 Sri Ningsih Tata Rias 6

38 Erwin Arkian Fotografi 6

Setiap siswa wajib mengikuti satu jenis kegiatan ekstrakurikuler

sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Apabila siswa tidak

memiliki nilai pengembangan diri maka raport mereka tidak dibagikan,

karena nilai pengembangan diri akan Sekolah mengadakan sosialisasi

biasanya setiap tahun ajaran baru yaitu mengenai kegiatan ekstrakurikuler

yang diprogramkan oleh sekolah. Sosialisasi ini terutama ditujukan bagi

siswa baru yang belum mengetahui kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang

diprogramkan oleh sekolah dan kegiatan sosialisasi ini diadakan pada saat

kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa). Sekolah juga memiliki kebijakan

tersendiri terkait dengan pengembangan diri siswadimasukkan ke dalam

raport. Dengan adanya pengembangan diri ini, maka para siswa

diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minatnya. Terbukti dengan

adanya kegiatan ini, sekolah dapat meraih prestasi yang cukup

membanggakan diberbagai bidang. Pengembangan diri diwajibkan untuk

diikuti oleh seluruh siswa dan siswa hanya berhak mengikuti satu

pengembangan diri

2.5 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa SMA Laboratorium

Undiksha Singaraja

2.5.1 Umum

Menurut penulis (berdasarkan pengamatan selama PPL real), di SMA

Laboratorium Undiksha, siswa dibiasakan untuk membudayan budaya malu dan

budaya senyum, tegur, sapa. Budaya malu, seperti budaya malu malas, malu

terlambat, dan lain sebagainya. Harapan pihak sekolah adalah agar siswa tertib, baik

[40]

akademik maupun nonakademik. Namun, tetap ada saja siswa yang melanggar yang

membutuhkan bimbingan dan penanganan khusus dari pihak guru dan petugas BK.

Budaya senyum, tegur, sapa juga telah diterapkan dengan baik. Hal itu terlihat ketika

bertemu satu sama lain, siswa, guru, kepala sekolah, dan pegawai selalu saling

menyapa dan mengucapkan “om suastiastu”. Tidak jarang, sapaan dan ucapan itu

diganti dengan senyum dan anggukan kepala.

Secara umum, lebih banyak siswa yang berperilaku yang biasa-biasa saja dan tidak

melanggar tata tertib yang ditetapkan sekolah. Mereka belajar sesuai jadwal yang ada

dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagaimana mestinya. Oleh

karena itu, hubungan antara guru dan siswa terlihat sangat kondusif. Hubungan yang

baik itu juga terbina antara Kepala Sekolah dan siswa.

Begitu pula dengan hubungan antara siswa dan petugas administrasi lainnya.

Siswa diwajibkan untuk memenuhi kewajibannya membayar SPP tepat waktu. Jika

ada yang tidak menaati, petugas administrasi akan menghubungi siswa bersangkutan

dan mengomunikasikannya dengan baik. Selama penulis mengadakan pengamatan,

petugas administrasi telah memberikan pelayanan maksimal kepada siswa. Oleh

karena itu, hubungan antara siswa dan petugas administrasi terbina dengan baik dan

saling menghormati.

Seperti yang telah dipaparkan di atas, antara siswa dan siswa lainnya terlihat

hubungan yang baik, harmonis, dan saling menghormati. Perbedaan kelas tidak

membuat mereka untuk tidak saling bersenda gurau antarsiswa. Bahkan mereka pun

tak segan menghampiri teman ke kelas yang berbeda.

2.5.2 Kegiatan Di Dalam Kelas (awal, inti, akhir, pengelolaan kelas)

1) Membuka dan Menutup Pelajaran

Saat bel tanda masuk berbunyi, seluruh siswa yang beragama Hindu

melaksanakan sembahyang Tri Sandhya dengan dipimpin oleh OSIS/ guru agama

dari ruang pertemuan (lantai 1) yang dikumandangkan dengan alat pengeras

suara. Sebagian siswa terlihat sangat khusuk, tetapi kadangkala ada pula siswa

yang tidak serius sembahyang. Oleh karena itu, para guru mengawasi mereka di

masing-masing ruangan atau guru mata pelajaran yang akan mengajar memantau

[41]

mereka dari luar kelas. Siswa yang beragama nonHindu terllihat sangat

menghargai temannya yang sedang sembahyang. Itulah bentuk toleransi yang

terlihat sangat jelas telah dibina dan dilaksanakan oleh siswa-siswi SMA

Laboratorium Undiksha.

Ketika guru memasuki ruang kelas, siswa segera mengambil posisi

duduknya masing-masing dengan tertib. Pada awal pembelajaran, siswa dipimpin

oleh ketua kelas mengucapkan panganjali umat, “om suastiastu”. Sebelum

menyampaikan materi, guru mendata kehadiran siswa, mengecek kebersihan

kelas, dan mengondisikan siswa agar siap belajar. Siswa terlihat antusias

mengikuti pembelajaran. Meskipun ada siswa yang hiperaktif, guru berusaha

memanfaatkan potensi siswa tersebut untuk mengaitkan dengan pembelajaran.

Saat pembelajaran berlangsung, ada saja siswa yang menjadikan kencing sebagai

alasan untuk keluar kelas. Namun, hal itu dapat disiasati guru dengan tidak

mengizinkan siswa keluar berombongan ke kamar kecil. Guru hanya

mengizinkan satu orang siswa permisi ke kamar kecil.

Siswa memperhatikan dengan saksama penjelasan guru. Tidak jarang siswa

beramai-ramai ingin mengerjakan/ menjawab soal/ pertanyaan yang dilontarkan

guru. Begitu pula saat mereka tidak mengerti atau belum paham dengan materi

yang disampaikan. Siswa tidak segan bertanya dan sebagian menunjukkan

perilaku kritis dan rasa ingin tahu yang besar. Setelah PBM selesai, siswa

kembali menyampaikan “om santi, santi, santi, om” yang dipimpin oleh ketua

kelas dan diikuti pula dengan ucapan “selamat siang” atau “selama pagi”

bergantung waktu pembelajaran itu berakhir.

2) Interaksi Belajar Mengajar

Dalam interaksi belajar mengajar, siswa menunjukkan perilaku yang

bervariasi. Siswa ada yang sangat aktif dan ada pula yang tidak aktif saat PBM

berlangsung. Siswa yang aktif akan sangat kritis dan memiliki rasa ingin tahu

yang besar. Mereka (siswa yang aktif) terlihat tidak ragu-ragu atau pun malu

untuk mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dimengerti.

[42]

Begitu pula saat guru mengajukan pertanyaan, siswa yang aktif akan beramai-

ramai ingin menjawab.

Berbeda halnya dengan siswa yang pasif. Mereka cenderung pendiam dan

hanya mendengarkan penjelasan guru, bahkan mereka cenderung tak acuh

terhadap penjelasan guru. Namun, guru mempunyai strategi tersendiri untuk

menangani mereka. Terkadang, guru sengaja menunjuk siswa yang pasif untuk

menjawab pertanyaan. Meskipun mereka berkelit dengan alasan “tidak bisa”,

guru menuntun dan memberikan motivasi kepada siswa yang pasif dengan

berbagai teknik. Dengan cara demikian, siswa yang pasif tetap memiliki

partisipasi dalam PBM. Siswa pasif biasanya duduk pada deretan bangku paling

belakang. Namun, tidak semua siswa yang duduk di belakang menjadi siswa

pasif.

Dalam interaksi belajar mengajar, tidak jarang siswa menunjukkan perilaku

yang berbeda antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya. Selama

penulis mengadakan pengamatan, sikap dan pola tingkah laku siswa dipngaruhi

oleh karakterstik mata pelajaran dan waktu pembelajaran itu dimulai. Terutama

pada jam terakhir (jam 7—8) merupakan jam mengantuk dan membosankan bagi

siswa karena ingin segera pulang. Dalam kondisi semacam itu, guru mempunyai

strategi-startegi jitu yang mampu membuat siswa lebih aktif belajar. Terkadang,

pelajaran diawali dengan senda gurau antar guru dan siswa, yang tidak jarang

mampu menghidupkan interaksi antara siswa dan siswa lainnya. Penggunaan

media audio-visual saat pembelajaran juga memiliki dampak positif untuk

membangkitkan minat belajar siswa.

Saat pembelajarann, siswa diwajibkan untuk memiliki fasilitas buku

penunjang, seperti lembar kerja siswa (LKS) dan buku paket. Siswa di SMA

Laboratorium telah mengindahkan hal tersebut, tetapi ada segelintir siswa yang

belum mematuhinya. Selain itu, siswa juga menyiapkan buku catatan dan buku

latihan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebagian besar siswa

menunjukkan sikap siap belajar dan mau belajar dengan aktif. Siswa yang tidak

[43]

memperhatikan, biasanya langsung diberikan pertanyaan oleh guru. Dengan

demikian, intensitas siswa tidak memperhatikan bisa diminimalisasi.

3) Pengelolaan Kelas

Pengaturan tempat duduk diatur sedemikian rupa dan terdapat pula

pengaturan tempat duduk yang berbeda antara satu kelas dan kelas lainnya. Di

beberapa kelas, siswa duduk berdua dan ada pula siswa duduk sendirian. Posisi

tempat duduk tersebut ternyata disesuaikan dengan jumlah siswa dan kondisi

ruangan. Tujuan pengaturan tempat duduk tersebut agar siswa bisa belajar

dengan nyaman dan tidak bercanda saat pembelajaran berlangsung. Secara

umum, siswa putra lebih cenderung menempati tempat duduk di belakang dan

siswa putri berada di leret bangku depan. Namun, ada beberapa kelas yang justru

siswa putri duduk di belakang. Tidak jarang pula siswa duduknya berpindah-

pindah meskipun sudah ada denah kelas. Secara umum, pola sikap dan tingkah

laku siswa dalam pengelolaan kelas terbagi menjadi beberapa hal berikut ini.

(1) Secara Individual

Pengelolaan kelas secara individual biasanya lebih membutuhkan

kesiapan siswa dalam belajar. Siswa memiliki sifat dan sikap yang variatif.

Bagi siswa yang senang berbicara dan aktif dalam PBM, pengelolaan kelas

secara indivdual akan membuatnya piawai berbicara dan mengajukan

pendapat, serta rajin bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Berbeda halnya

bagi siswa yang pendiam. Namu, penggunaan metode pengelolaan kelas secara

individual dirasakan sulit jika diterapkan di kelas dengan siswa yang banyak.

Penerapan pengelolaan kelas secara individual pada dasarnya akan

sangat menonjolkan siswa yang aktif dan tidak aktif. Dengan demikian, guru

bisa memberikan perhatian dan motivasi lebih kepada siswa yang kurang aktif.

Selain itu, teknik semacam ini akan menubuhkan keinginan untuk

berkompetisi di antara siswa.

(2) Secara Kelompok

Pengelolaan kelas secara berkelompok lebih banyak merangsang

interaksi siswa dengan temanya sehingga siswa yang mampu bisa membantu

[44]

yang kurang mampu untuk mendiskusikan materi pelajaran yang diperoleh.

Selain itu, pengelolaan kelas secara berkelompok juga menumbuhkan sikap

sosial siswa untuk saling membantu. Namun, pengeloaan kelas secara

berkeompok cenderung dijadikan ajang mengobrol tentang hal-hal lain di luar

pelajaran yang sudah tentu membuat PBM tidak kondusif. Selain itu, dalam

kelompok siswa yang belajar ataupun melakukan percobaan (jika

pengelompokan tersebut untuk melakukan praktikum) hanya beberapa orang

saja yang bekerja, sedangkan siswa lainnya hanya menunggu hasil saja.

Pengelolaan kelas secara berkelompok membuat siswa saling

berinterksi. Mereka bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing

sehingga siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat membimbing temannya

yang kurang mengerti terhadap suatu materi pelajaran. Guru diperlukan hanya

sebagai pembimbing/fasilitator dan penengah jika ada penyimpangan konsep

yang terjadi antar kelompok. Inti dari pengelolaan kelas secara kelompok yaitu

siswa memerlukan orang lain untuk dapat diajak bekerja sama dan saling

membantu serta tidak sepenuhnya bergantung dari penjelasan guru.

(3) Klasikal

Pengelolaan kelas secara klasikal umumnya tidak terlalu banyak dipilih

oleh guru. Pengelolaan kelas secara klasikal dimanfaatkan guru untuk

menjelaskan materi. Pola sikap dan tingkah laku siswapun beragam. Ada siswa

yang mendengarkan dengan saksama. Ada pula yang bersikap acuh tak acuh.

Terutama siswa putra yang duduk di belakang. Mereka memiliki kesempatan

untuk bercanda atau mengganggu temannya. Akibatnya, perhatian guru tidak

merata, terutama pada kelas gemuk (jumlah siswanya banyak). Namun,

penggunaan pengelolan klasikal ini diikuti strategi dari guru agar siswa tetap

memberikan perhatian walaupun dalam hal ini guru sebagai pemberi materi

dan siswa sebagai penerima/ pendengar.

2.6 Interaksi Sosial

2.6.1 Hubungan Antara Guru Dengan Guru

[45]

Hubungan harmonis dalam membina dan memelihara kehidupan

sekolah yang kondusif tercipta antara guru-guru, itu tampak jelas saat jam-

jam istirahat, jam kosong dan jam lainnya. Guru berkumpul di ruang guru

dan membahas pola tingkah laku siswa yang mereka hadapi sehari-hari.

Selain itu guru juga membahas upaya-upaya yang akan dilakukan untuk

meningkatkan kualitas siswa, terutama siswa kelas XII yang akan

menjalani ujian akhir. Kerukunan tampak dengan jelas dari cara bertutur

sapa dan bergurau. Bahkan terkadang, para guru tidak sungkan-sungkan

berbagi makanan dengan guru yang lainnya. Guru selalu dengan aktif

menjaga komunikasi. Dengan ini, guru akan lebih paham dengan

perkembangan peserta didiknya.

2.6.2 Hubungan Guru Dengan Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa tampak disiplin memperhatikan

guru, semua siswa dengan antusias tinggi mengikuti pelajaran begitu juga

guru dengan baik menjelaskan materi yang diberikan. Interaksi antara guru

dan siswa terjaga dengan baik. Disisi lain, saat pelajaran usai atau kosong

siswa rajin mendekati guru yang mereka lihat sedang berbincang-bincang

dan tidak lupa menjaga hubungan dengan baik. Tutur sapa dengan baik,

serta tidak sungkan-sungkan untuk bersenda gurau dengan gurun

2.6.3 Hubungan Siswa Dengan Siswa

Keakraban antar siswa tampak jelas pada saat jam istirahat. Mereka

sering berkumpul di suatu tempat kemudian bercanda gurau. Tidak malu-

malu, baik itu lelaki atau perempuan mereka berbaur jadi satu. Mereka

biasanya berkumpul dengan sesama teman dari satu kelas. Mereka juga

tampak akrab dengan teman dari lain kelas bahkan dari tingkat yang lain.

Hubungan sosial yang lain terlihat ketika siswa melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah maupun diluar sekolah. Dengan demikian, maka

interaksi sosial antar siswa dapat menjadi lebih baik lagi. Pada umumnya

siswa hanya bergaul sesama teman dekat, tidak di sekolah ini pergaulan

tidak hanya terjadi antar satu tingkat kelas saja, melainkan antara tingkatan

[46]

kelas yang satu dengan tingkatan kelas yang lainnya juga terjadi interaksi

sosial yang sangat baik.

2.6.4 Hubungan Guru Dengan Pegawai Administrasi

Hubungan yang baik terjadi antara guru dengan pegawai. Semua ini

dapat terjadi karena berbagai hal. Jika dilihat dari tugasnya pegawai sering

membantu para guru dalam melaksanakan tugasnya serperti membuat

laporan, mengarsipkan data-data yang diperlukan dan lain sebagainya.

Kedekatan ini juga dapat disebabkan karena rasa kekeluargaan pegawai

dengan guru tersebut.

2.6.5 Hubungan Siswa Dengan Kepala Sekolah

Dalam kegiatannya, Kepala Sekolah sering terjun langgsung turun

tangan menangani masalah atau kegiatan tertentu. Kedekatan ini sangat

perlu dicontoh oleh semua pihak. Bahkan tidak jarang Kepala Sekolah aktif

berbincang-bincang dengan siswa. Kepala sekolah yang selalu membuka

dirinya baik dari segala siswa khususnya mengenai permasalahan yang

dihadapi siswa atau sekolah. Ini terlihat dari saran kepala sekolah kepada

siswa untuk memberikan kritik dan sarannya melalui facebook, email dan

sms terhadap sekolah, kepala sekolah dan guru maupun siswa secara bebas

dan demokratis.

2.7 Keberadaan dan Tata Tertib

SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki peraturan dan tata

tertib. Tata tertib ini dibuat untuk seluruh warga sekolah, baik siswa, guru,

maupun staf pegawai. Peraturan untuk siswa tidaklah sama dengan peraturan

guru dan staf pegawai, hal ini dikarenakan hak dan kewajiban yang mereka

miliki tidaklah sama. Seluruh aturan dan tata tertib ini dibuat untuk

menumbuhkan rasa tanggungjawab dan disiplin siswa, guru, maupun staf

pegawai. Seluruh pelanggaran terhadap tata tertib akan mendapatkan sanksi

sesuai dengan jenis pelanggarannya. Seluruh siswa SMA Laboratorium

Undiksha diberikan sebuah buku saku siswa, dimana didalamnya dimuat segala

peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah yang harus mereka patuhi.

[47]

Dalam buku saku sudah tertera sanksi untuk para siswa yang melakukan

pelanggaran. Siswa diwajibkan untuk membawa buku saku setiap hadir di

sekolah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran siswa akan

pentingnya disiplin. Adapun tata tertib dan standat operasional prosedure buku

saku SMA Laboratorium Undiksha Singaraja terlampir dalam laporan ini.

Penanganan untuk siswa bermasalah atau melanggar ditangani dengan beberapa

jalur penanganannya adalah sebagai berikut:

1. Pelanggaran I ditangani oleh guru yang sedang mengajar di kelas atau

guru yang kebetulan melihat siswa saat melakukan pelanggaran yang

berhubungan dengan buku saku.

2. Pelanggaran II ditangani oleh wali kelas, guru pembina buku saku, guru

BK, orang tua siswa.

3. Pelanggaran III ditangani oleh guru BK, orang tua siswa, dan wakasek

kesiswaan.

4. Pelanggaran IV ditangani oleh wali kelas, guru BK, orang tua siswa, dan

wakasek kesiswaan, dan kepala sekolah dengan memberikan surat

peringatan I.

5. Pelanggaran V ditangani oleh semua komponen no. 4 dengan memberi

surat peringatan ke II.

6. Pelanggaran ke VI ditangani oleh semua komponen no.4 dengan memberi

surat peringatan ke III (yang terakhir).

7. Pelanggaran ke VII ditangani oleh Kepala sekolah dengan terlebih dahulu

berkonsultasi dengan dewan guru sekolah Laboratorium Undiksha untuk

memberikan sanksi skorsing pada siswa yang bersangkutan.

8. Pelanggaran yang ke VIII ditangani oleh Kepala sekolah dengan terlebih

dahulu berkonsultasi dengan dengan dewan guru sekolah Laboratorium

Undiksha untuk memberikan sanksi terakhir, yakni mengembalikan siswa

bersangkutan dari SMA Laboratorium Undiksha ke orang tua/wali siswa

bersangkutan.

[48]

Kepala sekolah memberikan keleluasaan kepada semua warga sekolah di dalam

melakukan aktivitasnya dengan tetap memperhatikan tata tertib yang berlaku.

Kepala sekolah dalam hal membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah,

selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan semua komponen sekolah.

2.8 Penggunaan Sekolah

Gedung SMA Laboratorium Undiksha digunakan untuk kegiatan belajar

mengajar atau akademik pada pagi hingga siang hari. Setiap Senin, PBM

dimulai pukul 08.00 wita karena didahului dengan pelaksanaan upacara

bendera. Pada Selasa hingga Kamis, kegiatan akademik dimulai pada pukul

07.15 wita sampai dengan pukul 13.45 wita. Sementara itu, untuk hari Jumat

diadakan kegiatan jalan santai, pengembangan diri, KSP, dan pembersihan dari

pukul 06.00 wita sampai dengan pukul 12.00 wita, sedangkan hari Sabtu PBM

dimulai pada pukul 07.00 wita sampai dengan 13.05.

Tidak hanya itu, gedung sekolah juga dimanfaatkan untuk kegiatan

pengembangan diri yang dilaksanakan pada sore hari pada hari-hari tertentu

(selain hari Jumat). Berbagai kegiatan OSIS, seperti jeda semester, pemilihan

OSIS, dan kegiatan OSIS lainnya juga diadakan di lingkungan sekolah. Setiap

Purnama-Tilem sekolah, khususnya padmasana dimmanfaatkan untuk

persembahyangan bersama.

2.9 Kesan Umum

Kesan umum praktikan selama melakukan observasi di SMA

Laboratorium Undiksha Singaraja, baik keadaan fisik, non fisik, sarana

prasarana adalah.

1. Lingkungan fisik di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja dapat

dikatakan sangat baik, ini terlihat dari sarana dan prasarana yang

lengkap baik ditinjau dari bangunan, dan fasilitas belajar

2. Disiplin siswa dapat dikatakan sudah baik namun perlu ditingkatkan

ini terlihat bahwa terdapat beberapa siswa yang melanggar tata-

tertib, misalnya terlambat dan terkadang penggunaan seragam yang

tidak sesuai dengan hari yang telah ditentukan.

[49]

3. Siswa, khususnya yang beragama Hindu menunjukkan kualitas

keimanan yang tinggi. Hal ini terlihat ketika para siswa selalu

mengatupkan tangan untuk bersembahyang di padmasana setiap

pagi sebelum memulai pelajaran.

4. Guru yang raham dan selalu terbuka dengan siswa dan menjadikan

tempat untuk mencurahkan isi hati dan mencari solusi terkait

beberapa maalah yang dihadapi siswa.

BAB III

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Temuan PPL

Kegiatan PPL-Real dilaksanakan sejak tanggal 2 Agustus 2012 sampai

dengan 3 November 2012 (sesuai jadwal dari LPPL Undiksha). Kegiatan diawali

dengan penyerahan dari pihak kampus kepada pihak sekolah pada tanggal 2

Agustus 2012 di Auditorium Undiksha. Saat pelepasan tersebut, mahasiswa PPL-

Real sudah bisa langsung menuju sekolah masing-masing. Akan tetapi, penulis

dan rekan-rekan PPL-Real lainnya menyepakati untuk menuju sekolah tanggal 3

Agustus 2012. Pada hari pertama terjun ke sekolah, 3 Agustus 2012, penulis

bersama rekan-rekan mahasiswa PPL-Real lainnya mengikuti persembahyangan

bersama di Sekolah Laboratorium Undiksha, karena bertepatan dengan hari

Purnama. Setelah selesai persembahyangan, kami tidak dapat diterima oleh

kepala sekolah karena belau masih berada di Jimbaran untuk tugas dinas. Namun,

pada kesempatan tersebut kami berkumpul dan mengadakan rapat perdana untuk

perkenalan dan pemilihan koordinator sekolah beserta stafnya. Berdasarkan hasil

musyawarah mufakat, diputuskan bahwa:

(1) Ida Bagus Gede Ari Putra (Pendidikan Teknik Informatika) sebagai

koordinator sekolah

(2) Putu Herman Wianta Vadma Theja (Pendidikan Fisika) sebagai wakil

koordinator sekolah

[50]

(3) Ni Komang Dewi Sariani (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

sebagai sekretaris

(4) Putu Yesi Yasinta (Pendidikan Ekonomi) sebagai bendahara.

Pada Tanggal 3 Agustus 2012 pukul 08.00 kami mengadakan rapat dengan

kepala sekolah dan wakasek dan diterika secara resmi oleh kepala sekolah untuk

melakukan kegiatan PPL-Real di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Pada

tanggal itu juga dilakukan pembagian guru pamong yang nantinya akan

membimbing kami dalam melakukan kegiatan mengajar maupun non mengajar.

Berdasarkan hasil pembicaraan dengan guru pamong, mahasiswa diberi

tanggung jawab hanya mengajar di kelas XI IPA 1. Alasan beliau yaitu kelas XI

IPA 2 digunakan sebagai subjek penelitian yang sedang beliau laksanakan.

Namun karena adanya suatu kesibukan yang dialami oleh guru pamong

mahasiswa diberikan mengajar di kelas XI IPA 2 pada sub materi tertentu.

Setalah bertemu, berdiskusi dan membahas program kerja mahasiswa langsung

melaksanakan observasi guru model dan observasi ke tempat-tempat lainnya.

Selain dibimbing oleh guru pamong, mahasiswa juga mendapat bimbingan dari

dosen yaitu Bapak Drs. I Made Wirtha, M.Pd. Bimbingan dengan dosen untuk

pertama kalinya yang membahas mengenai silabu, program kerja dan RPP

pertama kali dilakukan pada hari Jumat, 10 Agustus 2012 yang bertempat di

gedung rektorat Undiksha lantai III.

Guru model yang diamati berjumlah tiga orang. Tujuan mahasiswa

mengobservasi guru model adalah untuk memperoleh informasi mengenai

metode pembelajaran yang diterapkan oleh masing-masing guru sehingga

nantinya dapat menjadi alternatif pilihan dalam mengajar siswa di kelas. Adapun

identitas singkat ketiga guru model adalah sebagai berikut:

1. Drs. Gede Suanda, M.Pd yaitu guru fisika

2. Luh Made Karmini, S.Pd yaitu guru matematika

3. Drs. I Wayan Darta yaitu guru fisika

3.1.1 Observasi Guru Model

Hasil observasi yang diperoleh dari ketiga guru model tersebut yaitu;

[51]

1. Guru Model: Drs. Gede Suanda, M.Pd

Kegiatan Awal:

Kegiatan observasi dilaksanakan di kelas XII IPA 1. Topik yang

didiskusikan yaitu gelombang stasioner. Pada saat memulai pelajaran,

guru model menggali apersepsi siswa dengan menanyakan materi

pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan

langsung menerangkan konsep materi yang dibahas pada saat itu

Kegiatan Inti:

Guru model cenderung menggunakan metode diskusi dengan model

siklus EEK dan menyuruh siswa untuk menyelesaian beberapa soal

yang ada di LKS pegangan siswa dengan kelompoknya. Setelah siswa

berdiskusi dan guru model berkeliling untuk membimbing siswa, guru

model menunjuk salah satu kelompok untuk menuliskan jawaban soal-

soal tersebut di papan tulis.

Kegiatan Akhir:

Guru memberikan suatu kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai beberapa hal yang kurang jelas terkait pelajaran yang telah

dilakukan jika tidak ada guru memberikan PR sebagai soal latihan di

rumah dan guru mengakhiri pelajaran.

2. Guru Model: Luh Made Karmini, S.Pd

Kegiatan Awal:

Guru masuk ke kelas X 6 dengan mengucapkan salam pembuka dan

memberikan memberikan pengarahan kepada siswa terkait busana

sekolah dan memberikan teguran kepada salah satu siswa karena

melanggar aturan busana pada saat itu. Kemudian setelah itu guru

langsung memulai pelajaran dengan menuliskan terlebih dahulu di

papan tulis judul yang akan dipelajari saat itu yang materi logaritma.

Kegiatan Inti:

[52]

Guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan

materi ini terlihhat dari proses pembelajaran yang dilakukan bahwa

guru menuliskan konsep dan beberapa ketentuan dalam logaritma

tersebut, setelah selasai kemudian siswa disuruh untuk menjawab

beberapa soal di LKS terkait konsep yang telah diajarkan. Kebanyakan

saat itu siswa tidak mengerti akan materi yang dipelajari karena guru

yang menjelaskan tidak memperhatikan keadaan siswa. Dimana siswa

yang berada pada paling belakang dan paling utara kebanyakan yang

ngantuk.

Kegiatan Akhir:

Guru kembali mengulang beberapa penekanan materi yang diajarkan

dan menanyakan kepada siswa apakah sudah mengerti apa belum.

Kemudian guru mengakhiri pelajaran yang berlangsung.

3. Guru Model: Drs. I Wayan Darta

Kegiatan Awal:

Guru memasuki ruangan kelas XI IPA 1, mengucapkan salam

pembuka dan kemudian langsung memberikan soal kepada siswa yaitu

soal-soal yang ada di LKS untuk dikerjakan. Ini dilakukan oleh guru

karena minggu sebelumnya telah diajarkan materi yang diberikan.

Kegiatan Inti:

Siswa melakukan diskusi dengan teman sebangkunya untuk menjawab

soal-soal yang diberikan dan guru sedikit memberikan rumus terkait

cara pemecahan soal yang diberikan, kemudian guru keluar

meninggalkan ruangan kelas.

Kegiatan Akhir:

Setelah selesai mengerjakan soal siswa kemudian mengumpulkan

jawaban yang telah dibuat dan bel berbunyi siswa pulang.

3.1.2 Observasi Fisik Sekolah

[53]

Observasi lingkungan fisik sekolah dilakukan oleh mahasiswa

bersamaan dengan waktu observasi guru model. Ini dilakukan oleh mahasiswa

karena banyak hari libur bertepatan denga hari raya Galungan dan Kuningan,

sehingga guru pamong dan kepala sekolah menyarankan untuk melakukan

observasi secara bersamaan untuk mengefesienkan waktu.

3.1.3 Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Mahasiswa diberikan kesempatan mengajar di kelas XI IPA 1.

Mahasiswa juga sesekali waktu diberikan tugas mengajar di kelas XI IPA 2,

XII IPA 1 dan XII IPA 2 ketika guru pamong berhalangan hadir ke sekolah.

Adapun jadwal mengajar mahasiswa di kelas XI IPA 1 dan kela XI IPA 2

adalah sebagai berikut

Hari rabu di kelas XI IPA 2 jam ke-7 sampai jam ke-8 (pukul 12.15 –

13.45)

Hari kamis di kelas XI IPA 1 jam ke-5 sampai jam ke-6 (pukul 10.30 –

12.00)

Hari kamis di kelas XI IPA 2 kam ke-7 sampai jam ke-8 (pukul 12.15

– 13.45)

Hari sabtu di kelas XI IPA 1 jam ke-7 sampai jam ke-8 (pukul 11.30 –

13.00)

Hari Senin di Kelas XII IPA 2 jam ke-5 sampai jam ke 6 (pukul 10.30

– 12.00)

Hari senin di Kelas XII IPA 1 jam ke-7 sampai jam ke-8 (pukul 12.15-

13.45)

Uraian kegiatan yang mahasiswa lakukan pada saat pelatihan mengajar

terbimbing hingga mandiri adalah sebagai berikut.

a. Pelatihan Pengajaran Terbimbing

Pengajaran terbimbing dilaksanakan dari tanggal 9 Agustus 2012

sampai 22 Agustus 2012 Uraian kegiatan pada tiap pertemuan

dapat dilihat pada tabel jurnal di bawah.

[54]

Tabel 05. Jurnal Pelatihan Mengajar Terbimbing

Hari/tanggal Kelas Uraian Kegiatan

Kamis, 9 Agustus 2012 XI IPA 1 Topik yang didiskusikan

adalah gerak melingkar

yang membahas

mengenai posisi sudut,

kecepatan sudut dan

percepatan sudut yang

sebelumnya dimulai

dengan menayangkan

fenomena melalui LCD.

Setelah pengajaran

selesai kemudian

dilakukan kegiatan

menjawab soal-soal di

LKS yang diberikan oleh

penulis.

XI IPA 2 Pembahasan mengenai

percepatan sudut dan

pengenalan konsep gerak

parábola yang

merupakan gabungan

gerak antara GLB dan

GLBB,dan membahas

soal-soal di LKS

Sabtu, 11 Agustus 2012 XI IPA 1 Diskusi mengenai topik

gerak parábola yag

merupakan gabungan dua

gerak yaitu GLB dan

GLBB, menentukan

[55]

persamaan titik tertinggi,

jarak terjauh dan waktu

kembali ke tanah. yang

sebelumnya dimulai

dengan menayangkan

fenomena melalui LCD.

Setelah pengajaran

selesai kemudian

dilakukan kegiatan

menjawab soal-soal di

LKS yang diberikan oleh

penulis

Kamis, 16 Agustus 2012 XIIPA 1 Memberikan ulangan

harian

Sabtu, 18 Agustus 2012 XI IPA 1 Pengejaran dengan

eksperimen dan diskusi

dengan topik Hukum

Newton tentang gerak

dan membahas mengenai

konsep gaya gesekan

pada permukaan datar

dan miring. Setelah

eksperimen dilakukan

kemudian siswa

menjawab soal-soal di

LKS yang diberikan oleh

guru PPL.

Rabu, 22 September

2012

XI IPA 2 Mengajar dan

mendiskusikan hukum

[56]

Newton tentang gerak

dan membahasn

mengenai gaya gesekan

yang bekerja pada bidang

datar dan miring serrta

benda yang ditarik

dengan gaya yang

membentuk sudut

terhadap arah horizontal.

Pada saat melakukan pengajaran terbimbing, disarankan agar

memperjelas tulisan di papan tulis dan disarankan untuk berbicara

formal serta tidak mengulang-ulang jawabab siswa dengan kata-

kata yang sama.

b. Pelatihan Mengajar Mandiri

Petahian mengajar mandiri dilaksanakan dari tanggal 23 Agustus

2012 sampai 11 Oktober 2012. Uraian kegiatan mengajar mandiri

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Hari/Tanggal Kelas Uraian Kegiatan

Kamis, 23 Agustus

2012

XI IPA 1 Menjelaskan dan mendiskusikan materi

mengenai gaya gravitasi antara bumi

yang bermassa M dengan suatu benda di

permukaan bumi dengan massa m yang

ditunjukkan dengan suatu simulasi yang

ditayangkan dengan LCD, dan

mendapatkan kesimpulan bahwa

yang merupakan hukum

Newton tentang gravitasi serta

[57]

menyelesaian beberapa soal terkait

persamaan dari hukum Newton tentang

gravitasi tersebut.

Sabtu, 25 Agustus

2012

XI IPA 1 Menjelaskan dan mendiskusikan

mengenai gaya interaksi yang

menyerupai gaya gravitasi antara dua

benda/ partikel yang mempunyai massa-

masing m1 dan m2 dan mencari resultan

gaya jika benda berada pada garis lurus

maupun membentuk sudut antara

keduanya. Diskusi untuk menyelesaikan

beberapa persoalan di LKS yang

diberikan.

Kamis, 13

September 2012

XI IPA 1 Melakukan pengajan mengenai

percepatan gravitasi yang didahului

dengan penayangan fenomena astrounot

dengan LCD serta membahas konsep

percepatan gravitasi dengan hubungan

jaraknya dari pusat bumi. Setelah

pengajaran konsep diberikan latihan

soal pada LKS yang diberikan oleh guru

PPL.

Sabtu, 15 September

2012

XI IPA 1 Pembahasan mengenai hukum I, II dan

II Kepler. Yang dijelaskan dengan

simulasi mengenai orbit bumi dan

hubungan jarah jari-jari lintasan dengan

periode putar planet terhadap matahari

atau satelit terhadap planet.

Rabu, 19 September

2012

XI IPA 2 Memberikan UTS dengan pokok

bahasan kinematika gerak lurus, gerak

[58]

melingkar dan hukum Newton tentang

gerak.

Kamis, 20

September 2012

XI IPA 1 Memberikan UTS dengan pokok

bahasan kinematika gerak lurus, gerak

melingkar dan hukum Newton tentang

gerak.

XI IPA 2 Memberikan pengajaran mengenai

elastisitas, hukum Hooke, susunan

pegas seri dan parale dan energi

potensial pegas dan mengerjakan

beberapa soal latihan terkait konsep

tersebut.

Sabtu, 22 Agustus

2011

XI IPA 1 Pemberian remidi UTS dan memberikan

latihan soal-soal di LKS pegangan siswa

bagi siswa yang tidak remidi.

Kamis, 4 Oktober

2012

XI IPA 1 Pengajaran dengan melakukan

demonstrasi untuk topik elastisitas

dengan pembahasan tegangan, regangan

dan modulus elastisitas dan

mengerjakan soal-soal latihan dengan

LKS yang diberikan oleh guru PPL.

Sabtu, 6 Oktober

2012

XI IPA 1 Pengajaran masih di topik elastisitas,

tetapi membahas mengenai hukum

Hooke, Susunan pegas seri dan paralel

Senin, 8 Oktober 2012

XII IPA 2 Pengajaran mengenai elektrostatis

meliputi: muatan listrik dan gaya listrik

XII IPA 1 Pengajaran mengenai elektrostatis

meliputi: muatan listrik dan gaya listrik

[59]

Kamis, 11 Oktober 2012

XI IPA 2 Pengajaran mengenai gaya gravitasi

antara bumi dengan benda dan antara

benda dengan benda dan medan

gravitasi bumi

XI IPA 1 Pengajaran gerak harmonik sederhana

dengan topik gerak pada pegas yang

meliputi gaya, simpangan, kecepatan

dan percepatan pada pegas

Sabtu, 13 Oktober 2012

XI IPA 1 Latihan soal-soal persiapan ulangan

harian 2 dan menentukan peroide osilasi

pegas

Rabu, 17 Oktober 2012

XI IPA 2 Pengajaran gerak harmonik sederhana

dengan topik gerak pada pegas yang

meliputi gaya, simpangan, kecepatan

dan percepatan pada pegas

Kamis, 18 Oktober 2012

XI IPA 2 Pengajaran untuk menentukan periode

osilasi pegas.

3.1.4 Kegiatan Non Mengajar

Selama PPL Real di dalam juga kegiatan non mengajar dapat dilihat

dari kegiatan-kegiatan di luar proses pembelajaran, antara lain:

1. Kegiatan Upacara Bendera

Kegiatan upacara bendera dilakukan setiap hari Senin dan dimulai pukul

07.15 WITA. Perangkat upacara dan Pembina upacara dilakukan secara

bergilir, yaitu dari pihak sekolah SD, SMP dan SMA Laboratorium

Undiksha Singaraja.

2. Kegiatan KSP Fisika

[60]

KSP Fisika dilaksanakan setiap hari jumat dimulai pukul 10.00 – 11.00

WITA. Namun, peserta KSP fisika sangat sedikit peminatnya.

3. Kegiatan Persembahyangan bersama

Persembahyangan bersama dilakukan pada hari raya purnama dan tilem

yang bertempat di prahyangan lab undiksha singaraja. Persembahyangan

juga dilakukan bersama sisw TK, SD, SMP dan SMA.

4. Kegiatan Jumat Sehat

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jumat dimulai pukul 06.00 WITA

yaitu melaksanakan jalan santi. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas X,

XI dan XII, guru, pegawai dan mahasiswa PPL-Real 2012. Rute yang

ditempuh terkadang tidak sama tergantung situasi dan kondisi sekolah.

5. Kegiatan Tengah Semester

Kegiatan tengah semester ini dilaksanakan mulai dari tanggal 26

September sampai tanggal 29 September 2012. Adapun kegiatan dalam

rangka mengisi kegiatan tengah semester, yaitu tarik tambang, fulsal dan

lauin-lain

6. Kegiatan Perpisahan

Kegiatan Perpisahan PPL Real SMA Laboratorium Undiksha Singaraja

ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2012. Adapun kegiatan yang

dilaksanakan adalah salam perpisahan dari mahasiswa, kesan dan pesan

dari kepala sekolah, siswa yang diwakili oleh OSIS, dan dari mahasiswa

itu sendiri yang juga bersama dengan mahasiswa PPL-REAL dari STKIP

Agama Hindu. Selain acara tersebut, terdapat juga acara hiburan yang

berupa penampilan dari Mahasiswa PPL Real, Siswa, dan guru.

Selama proses non mengajar, ada beberapa pengalaman yang didapat

selama PPL Real yaitu:

1. Praktikan memperoleh pangalaman tentang hal-hal yang kiranya perlu

disiapkan sebelum proses belajar mengajar dilakukan, hingga akhir

proses belajar mengajar;

[61]

2. Praktikan mampu memelihara lingkungan sekitar sekolah, menjaga

sarana dan prasarana sekolah;

3. Praktikan mendapat pengalaman tentang pola interaksi siswa dengan

siswa, mendapat pengetahuan tentang perkembangan jiwa siswa;

4. Mahasiswa praktikan mendapat pengalaman secara langsung untuk

membina ektrakurikuler siswa,

5. Mahasiswa praktikan diberikan untuk membina salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yaitu KSP Fisika. Meskipun peminat ekstra ini sangat

sedikit.

6. Setiap hari jumat pagi, mahasiswa praktikan mengikuti kegiatan

sekolah yaitu jalan santi, ekstrakurikuler/pengembangan diri dan KSP.

7. Mahasiswa praktikan bersama mahasiswa lainnya sering mengadakan

rapat-rapat kecil untuk menyelesaikan permasalahan atau penyampaian

informasi tertentu.

8. Mendapat banyak teman baik dari lingkungan Undiksha maupun

STKIP serta mengenal pola tingkah laku siswa SMA Laboratorium

Undiksha Singaraja.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Kegiatan Pembelajaran

3.2.1.1 Menyiapkan Pembelajaran

Sebelum melakukan kegiatan belajar, praktikan menyiapkan

perangkat mengajar seperti RPP dan media pembelajaran. Sebelum

mengadakan pembelajaran, praktikan terlebih dahulu mendiskusikan

dengan guru pamong materi ajar yang akan diberikan, kemudian praktikan

membuat RPP yang kemudian dikonsultasikan dengan guru pamong dan

dosen pembimbing. Pada jam pergantian, calon guru (praktikan) memasuki

kelas maksimal tidak lebih dari 5 menit setalah bel jam mata pelajaran.

Meskipun demikian, praktikan juga pernah terlambat masuk kelas karena

harus memperbanyak LKS terlebih dahulu.

[62]

Persiapan yang matang dan materi yang dikuasai dapat menolong

calon guru dalam proses pembelajaran. Persiapan dan pengetahuan yang

baik, akan membuat calon guru lebih siap menghadapi siswa yang

beraneka ragam pengetahuan dan sifatnya. Dengan persiapan yang

dilakukan agar materi yang disampaikan tidak salah konsep maka sangat

diperlukan suatu persiapan yang matang. Dengan persiapan yang matang

ini, antara lain Absensi Siswa, Rincian Minggu Efektif, Program Tahunan,

Program Semester, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan

Sistem Penilaian, mental, fisik dan buku ajar akan memberikan skenario

yang jelas di dalam kelas. Selain itu, untuk mencegah kejenuhan siswa

selama pembelajaran berlangsung, mahasiswa praktikan biasanya

memberikan cerita-cerita humor ataupun guyonan yang dapat menyegarkan

pikiran siswa.

3.2.1.2 Proses Pembelajaran

Selama mahasiswa praktikan melaksanakan praktik mengajar dalam

kegiatan PPL-Real ini, banyak hal positif yang didapatkan dari pengalaman

proses pembelajaran di kelas. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Praktikan dapat langsung terjun ke kelas mengajar siswa,

merasakan bagaimana mengajar sesungguhnya di kelas. Terkadang

melihat siswa sebagai audiens akan membuat calon guru merasa

tertekan atau grogi.

2. Praktikan dapat menerapkan semua ilmu pengetahuan yang

didapat selama perkuliahan. Pengatahuan yang didapat tentunya

harus diimplementasikan. Pada kesempatan inilah mahasiswa

mampu menunjukan kemampuannya sebagai guru yang profesional.

3. Praktikan berkesempatan mengelola kelas dengan baik.

Mengelola kelas adalah hal yang sangat susah dilakukan oleh semua

pihak, seorang guru senior pun terkadang sangat sukar mengatur

sikap siswanya.

[63]

4. Praktikan berkesempatan menyampaikan materi ajar yang

tepat. Hal lain yang dapat diukur tentang sejauh mana pemahaman

mahasiswa adalah bagaimana cara membuat seseorang mengerti apa

yang mahasiwa sampaikan.

5. Praktikan berkesempatan mengenal karakter siswa satu per

satu, baik tingkah laku, dan juga kemampuan siswa dalam hal

pengetahuan, sikap dan kreativitas. Hal ini adalah input yang sangat

berharga bagi praktikan yang tidak didapatkan dari pengajaran

microteaching. Menghadapi siswa-siswa yang kurang aktif dan

suka ribut adalah hal positif dari praktek PPL Real ini.

6. Melakukan tindakan alternatif untuk mengembalikan fokus

siswa saat materi pembelajaran dirasakan membosankan. Tindakan

itu dapat berupa menceritkan kisah menarik, humor, tebak-tebakan

dengan siswa, dan lainnya.

7. Membuat berbagai media untuk memudahkan penyampaian

materi ajar sehingga cepat dipahami siswa.

Selain itu, mahasiswa praktikan mempunyai hambatan dalam

mengajar di kelas, di antaranya berikut ini.

1. RPP yang dirancang terkadang tidak sesuai dengan

situasi yang ada, ada bagian yang justru harus disampaikan diakhir

justru terdakang mendahului, bahkan ada sekenario yang tidak

berjalan.

2. Praktikan terkadang kekurangan waktu dalam

menyampaikan materi. Hal ini karena siswa mempunyai

kemampuan yang berbeda-beda.

3. Pada saat praktik siswa terkadang asyik dengan

pekerjaannya sendiri tanpa memperhatikan guru, setelah didekati

dan ditegur kadang siswa pura-pura mengerjakan apa yang disuruh

guru.

[64]

4. Pada jam terakhir (7-8) sangat susah mengatur

siswa, hal ini disebabkan karena pada waktu tersebut suasana sangat

panas dan gerah sehingga siswa kesulitan untuk konsentrasi dan

mudah untuk ngantuk.

3.2.2 Kegiatan Non Mengajar

Dalam kegiatan PPL Real ini, banyak hal positif yang diterima praktikan

diantaranya adalah:

1. Interaksi langsung dengan guru, pegawai, siswa dan sesama

mahasiswa PPL-Real lainnya dari berbagai jurusan. Praktikan mendapat

pengalaman dari guru tentang pola tingkah laku siswa di sekolah,

bagaimana cara penanganannya, dan mengubah perilaku tersebut ke arah

yang lebih baik.

2. Hubungan baik juga terjalin dengan siswa. Interaksi tidak

hanya terjadi saat proses pembelajaran namun juga diluar jam pelajaran.

Terkadang siswa mendatangi mahasiswa praktikan menanyakan hal-hal

yang terkait dengan pelajaran yang kurang dimengerti.

3. Adanya beberapa mahasiswa PPL-Real yang kurang bisa

menjaga wibawa dihadapan siswa. Wibawa seorang guru harus dijaga

agar siswa menjadi segan dan patuh terhadap perintah guru.

3.2.3 Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang dilakukan mahasiswa praktikan terhadap masalah

yang dihadapi adalah,

1. Mengkonsultasikan permasalahan yang dihadapi dengan guru pamong

atau dosen pembimbing untuk dicari solusinya.

2. Menggunakan pendekatan individu dan kelompok secara intensif kepada

siswa yang mengalami kesulitan belajar.

[65]

3. Lebih aktif berinteraksi dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.

4. Mengadakan rapat antar mahasiswa untuk memecahkan masalah yang

dihadapi semua mahasiswa pratikan.

3.3 Temuan Yang Bermakna

3.3.1 Kegiatan Pembelajaran

Adapun temuan yang praktikan catat selama proses PPL-Real adalah sebagai

berikut.

1. Seorang guru, sebelum melaksanakan kegiatana belajar mengajar di kelas,

harus mempersiapkan segala administrasi guru, diantaranya silabus, rincian

minggu efektif, program tahunan, program semester, RPP, media

pembelajaran dan administrasi lainnya.

2. Praktikan mengalamai, memahami, melihat secara langsung dan

mempraktikkan berbagai pendekatan, strategi, model, dan metode

pembelajaran kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung.

3. Praktikan mendapat pengalaman langsung bagaimana mengelola kelas

dengan baik. Mengevaluasi siswa dan memberikan pemahaman kepada

siswa tentang ilmu pengetahuan.

4. Memahami karakteristik siswa, dan perilaku siswa yang berbeda-beda.

3.3.2 Kegiatan Non Mengajar

Beberapa temuan pada saat mahasiswa praktikan melaksanakan kegiatan

non mengajar di antaranya.

1. Setiap hari Purnama dan Tilem, mahasiswa praktikan ikut melakukan

persembahyangan bersama seluruh warga sekolah yang beragama Hindu.

2. Mahasiswa praktikan ikut membimbing KSP Fisika, sehingga dapat

berbagi pengalaman dengan siswa dan guru pengampu.

3. Mahasiswa praktikan bersama mahasiswa lainnya mengadakan rapat-rapat

untuk menyelesaikan permasalahan atau penyampaian informasi tertentu.

[66]

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Beberapa simpulan yang praktikan dapat ambil berdasarkan kegiatan

PPL-Real ini adalah sebagai berikut.

1. Keadaan fisik dan non fisik SMA Laboratorium Undiksha Singaraja

ditinjau dari sarana dan prasarana penunjang kelancaran proses belajar

mengajar sangat baik dan memadai. Selain itu, pola tingkah laku siswa di

luar dan di dalam kelas sudah cukup mencerminkan kedisiplinan.

2. PPL-Real merupakan kegiatan pelatihan bagi mahasiswa calon guru

untuk mengaplikasikan berbagai keterampilan mengajar yang telah

dipelajari di bangku kuliah. PPL sangat tepat dilaksanakan untuk

mahasiswa guna mengembangkan sikap profesionalnya.

3. Rangkaian kegiatan PPL-Real diawali dengan pengamatan keadaan

sekolah atau orientasi yang dilaksanakan pada dua minggu pertama.

4. PPL Real tidak hanya melatih seorang calon guru mengenai cara-cara

mengajar yang baik, tetapi juga bagaimana cara mempersiapkan materi

sebelum masuk kelas, cara bersosialisasi di sekolah, dan juga kegiatan lain-

lain di luar kegiatan mengajar untuk meningkatkan keprofesionalan

seorang calon guru.

[67]

5. Hal-hal yang harus diketahui oleh seorang guru sebelum mengajar

terangkum dalam administrasi mengajar, yaitu rincian minggu efektif,

program pengajaran, kemajuan harian, silabus, RPP, dan lain sebagainya.

6. Selain melatih seorang calon guru untuk mengaplikasikan berbagai

keterampilan mengajar, kegiatan PPL-Real memungkinkan praktikan

berlatih bagaimana cara mempersiapkan materi pelajaran, cara

bersosialisasi di lingkungan sekolah (di dalam maupun di luar kelas), dan

juga kegiatan lain di luar kegiatan mengajar termasuk kegiatan

ekstrakurikuler. Hal ini sangat penting untuk dilakukan dalam rangka

meningkatkan profesionalisme seorang calon guru. Dalam meraih

keberhasilan dalam mengajar, mahasiswa perlu melakukan bimbingan baik

kepada guru pamong maupun dosen pembimbing mengenai persiapan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

7. Keberhasilan mengajar dipengaruhi oleh kondisi sosial tempat

pelaksanaan PPL, keadaan siswa, dan segala sektor yang dapat menunjang

dan mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar. Disamping itu,

keberhasilan dalam mengajar juga ditentukan oleh pengetahuan mengenai

karakteristik dan perilaku siswa dalam mengikuti pelajaran.

4.2 Saran

Beberapa saran yang dapat praktikan berikan sebagai tindak lanjut

pentingnya kegiatan PPL-Real ini baik untuk mahasiswa, sekolah dan unit PPL

adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mahasiswa

Kepada Mahasiswa yang akan melaksanakan PPL-Real hendaknya

melakukan persiapan yang lebih matang agar tidak mengalami kesulitan di

lapangan.

2. Untuk Sekolah

[68]

Pihak sekolah agar lebih banyak menambah koleksi buku-buku di

perpustakaan agar menunjang guru ataupun siswa dalam menciptakan

situasi belajar yang kondusif.

3. Untuk Unit PPL

Sebaiknya Panitia Penyelenggara PPL melakukan koordinasi lebih baik

agar kegiatan PPL di tahun mendatang tidak berbenturan dengan kegiatan

KKN.

[69]