Upload
chika-mprett
View
444
Download
25
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggalakan pendidikan karakter yang belakangan ini dicanangkan
pemerintah dan didukung secara luas oleh para tokoh bangsa sebenarnya bukan
merupakan gerakan penggeseran atau perubahan (ke arah baru) tujuan pendidikan
nasional kita. Melainkan, lebih sebagai penekanan atau penyadaran kembali akan
tujuan mulia sistem pendidikan kita sebagaimana telah diamanatkan oleh UU No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 undang-undang
tersebut menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Untuk mewujudkan hal tersebut maka guru merupakan ujung tombak dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu. Guru dapat berinovasi menerapkan
berbagai macam model pembelajaran agar dapat membentuk peserta didik yang
berkarakter. Untuk mewujudkan guru yang dapat mengemban tugas tersebut telah
dilakukan beberapa upaya yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru yang
dapat dibagi menjadi dua yaitu upaya secara langsung dan tidak langsung. Upaya
langsung misalnya melaksanakan seminar, diklat, mengikuti pendidikan lanjut,
supervisi oleh pengawas sekolah, lomba guru berprestasi, sertifikasi guru, PLPG,
dan yang terbaru yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG). Upaya tidak langsung
misalnya peningkatan gaji guru, perbaikan kurikulum, dan sebagainya. Upaya
tersebut harus didukung oleh pemerintah, masyarakat, dan terutama LPTK agar
tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan.
LPTK sebagai pencetak tenaga kependidikan memiliki andil yang besar
dalam mengembangkan kualitas guru. Undiksha sebagai salah satu LPTK ternama
[1]
di Bali telah berkomitmen dalam menyukseskan misi itu. Salah satu upaya yang
dilakukan Undiksha yaitu dengan melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
(PPL). PPL merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa calon guru
yang bertujuan untuk memberikan bekal dan pengalaman nyata bagi calon guru
dalam mengelola kegiatan pembelajaran di dalam maupun luar kelas.
Bertolak dari asumsi bahwa PPL adalah muara dari program pendidikan
yang telah dihayati dan dialami mahasiswa calon guru di bangku kuliah, maka
PPL dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk
menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka
pembentukan profesionalisme guru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Kegiatan PPL yang dilakukan
oleh Undiksha terdiri atas PPL-Awal yang dilaksanakan pada akhir semester dua
(selama 2 minggu penuh), dan PPL-Real yang dilaksanakan pada semester tujuh
(selama 3 bulan penuh). PPL-Awal dan PPL-Real merupakan dua kegiatan yang
terintegrasi.
Sesuai dari asumsi PPL tersebut dan jenis PPL yang ada maka PPL-Real
merupakan sarana bagi mahasiswa calon guru untuk dapat merasakan pengalaman
langsung mengajar di kelas. Tidak hanya mengajar, selama melaksanakan PPL-
Real, seorang mahasiswa juga dituntut berpartisipasi aktif dalam berbagai
kegiatan sekolah serta seluruh tugas dan tanggung jawab yang meliputi persiapan,
pelaksanaan, hingga evaluasi dalam pembelajaran adalah aktivitas yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa praktik selama melaksanakan PPL-Real. Hingga
akhir dari pelaksanaan kegiatan PPL-Real tersebut dilaporkan secara tertulis
kepada Guru Pamong (GP), Dosen Pembimbing (DP), dan kepada panitia
penyelenggara. Pelaporan ini digunakan sebagai bentuk akuntabilitas dan bahan
pertimbangan dalam menentukan kelulusan mahasiswa praktik. Berdasarkan hal
itu disusunlah Laporan Akhir PPL-Real di SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013.
[2]
1.2 Tujuan PPL
1.2.1 Tujuan Umum
Melatih mahasiswa calon guru agar memiliki kemampuan mengelola kegiatan
pembelajaran maupun tugas-tugas keguruan lainnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Menimba dan menyerap pengalaman secara langsung terkait:
1. Penguasaan berbagai keterampilan dasar mengajar,
2. Penerapan berbagai kemampuan profesional keguruan secara
utuh dan terpadu dalam situasi nyata,
3. Pengembangan kompetensi pembelajaran sesuai disiplin ilmu,
4. Pengembangan aspek pribadi dan sosial di lingkungan sekolah,
dan
5. Penyesuaian diri calon guru terhadap lingkungan fisik,
administratif, akademik dan sosial-psikologis sekolah.
1.3 Manfaat PPL Real
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mengimplementasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang didapat
selama perkuliahan pada situasi nyata di sekolah.
2. Berlatih mempersiapkan perlengkapan yang berhubungan dengan proses
belajar mengajar baik itu teknik, media, evaluasi dan lainnya.
3. Mempelajari karakter peserta didik yang berbeda-beda,
4. Mempelajari struktur organisasi lembaga pendidikan.
1.3.2 Bagi Sekolah Mitra (SMA Laboratorium Undiksha Singaraja)
Pelaksanaan PPL-Real Undiksha dapat dijadikan ajang sharing antara
mahasiswa praktikan dan guru sekolah mitra. Mahasiswa dan guru bisa saling
berbagi pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar, administrasi pembelajaran, dan lain sebagainya. Diskusi (sharing)
tersebut tentunya juga akan berdampak positif bagi guru khususnya dan
sekolah pada umumnya.
[3]
1.3.3 Bagi Lambaga (Undiksha)
Menciptakan calon guru yang berkompeten dan profesional sesuai dengan
tuntutan perkembangan dunia kerja.
1.4 Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi Nonpartisipan
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan belajar
mengajar di kelas melalui pengamatan langsung terhadap penampilan guru
model. Selain mengamati PBM di kelas, praktikan juga mengamati seluruh
interaksi sosial dan kegiatan-kegiatan yang ada di SMA Laboratorium
Undiksha Singaraja
2. Metode Observasi Berperan Serta ( Participant Observation)
Metode ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang lebih akurat.
Praktikan berpartisipasi langsung dalam kegiatan sekolah seperti upacara
bendera, kegiatan ekstrakurikuler dan persembahyangan bersama.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan pada arsip-arsip atau dokumen yang bisa memberikan
informasi terkait data yang ingin dikumpulkan. Selain penelusuran dokumen,
kegiatan dokumentasi juga diikuti dengan merekam peristiwa atau kegiatan
yang dilakukan selama ber-PPL-Real dalam bentuk foto.
4. Metode Wawancara dan Diskusi
Pengumpulan data dengan wawancara dan diskusi dilakukan untuk
melengkapi data yang diperoleh dalam kegiatan observasi dan dokumentasi.
Metode wawancara dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait yang
dapat memberikan informasi tentang data yang diperlukan atau dicari.
Sementara itu, kegiatan diskusi dilakukan bersama teman sejawat (rekan
kelompok PPL-Real di SMA Laboratorium Undiksha), guru pamong, kepala
sekolah, dosen pembimbing, dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu.
[4]
Metode diskusi ini dilakukan untuk mengklarifikasi dan mengonsultasikan
temuan selama melakukan observasi dan pelatihan di sekolah.
BAB II
GAMBARAN SINGKAT SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA
2.1 Sejarah Singkat SMA Laboratorium Undiksha Singaraja
Sekolah Laboratorium Undiksha merupakan sekolah yang didirikan oleh
Yayasan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Singaraja, yang
sekarang bernama Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Sekolah ini
memiliki jenjang dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Menengah
Atas (SMA). Berdirinya sekolah ini dirintis mulai dari sekolah dasar (SD) yang
peresmiannya dilakukan pada tanggal 31 Januari 1971 oleh Rektor UNUD,
Prof. Dr. I Gusti Ngoerah, dengan nama SD Laboratorium Widhiastana
Singaraja. Dua tahun kemudian yaitu tepatnya pada tanggal 10 Januari 1973
dibuka sekolah untuk Taman Kanak-kanak (TK) dengan nama TK
Laboratorium Widhiastana.
Untuk melegalisasikan sekolah laboratorium pada lembaga, maka
berdasarkan SK Rektor No. 25/SK/PD/1976, tanggal 9 November 1976, sekolah
laboratorium resmi dijadikan “service department” UNUD. Dengan adanya
legalitas berdasarkan SK tersebut, sekolah laboratorium berubah nama dari
sekolah laboratorium Widhiastana menjadi sekolah laboratorium Unud
Singaraja. Pada tahun 1977, berdirilah SMP Laboratorium UNUD Singaraja
atas prakarsa persatuan orang tua murid yang berharap agar putra-putri mereka
setelah tamat SD laboratorium bisa melanjutkan ke SMP Laboratorium. Sejalan
dengan pola pikir pendirian SMP laboratorium, pada tahun 1980 didirikan SMA
Laboratorium UNUD Singaraja.
Adanya perubahan institusi dari FKG-FIP UNUD menjadi FKIP UNUD
pada tahun 1983, tidak memengaruhi kiprah lembaga atau yayasan dalam
menangani sekolah laboratorium. Namun, berdasarkan keputusan presiden RI
No.8 tahun 1993, menetapkan bahwa FKIP UNUD diintegrasikan menjadi
[5]
STKIP Singaraja (sudah lepas dari UNUD). Berdasarkan rapat senat IKIP
Negeri Singaraja tanggal 8 Januari 1984, ditetapkan bahwa Yayasan FKG-FIP
UNUD disesuaikan dengan perubahan tersebut yaitu menjadi STKIP Singaraja
dengan akta No.93 tanggal 14 Juli 1995. Dengan demikian, Sekolah
Laboratorium UNUD berubah menjadi Sekolah Laboratorium STKIP Singaraja.
Sejalan dengan hal tersebut, dengan berubahnya status STKIP menjadi IKIP
Negeri Singaraja sejak bulan Mei 2001, maka sekolah Laboratorium STKIP
Singaraja juga berubah menjadi sekolah Laboratorium IKIP Negeri Singaraja.
Kini, seiring dengan diresmikannya IKIP Negeri Singaraja menjadi
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) pada tahun 2006, maka sekolah
Laboratorium IKIP Negeri Singaraja juga berubah nama menjadi sekolah
Laboratorium Undiksha Singaraja. SMA Laboratorium Undiksha Singaraja dan
jenjang sekolah laboratorium lainnya dahulu berada di Jalan Udayana 11
Singaraja, di sebelah utara Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK), Undiksha.
Sejak bulan Mei 2012, seluruh jenjang sekolah laboratorium dibuatkan gedung
baru di Jalan Jatayu 10 Singaraja (bekas Kampus PGSD Undiksha). Dengan
fasilitas yang serba baru, tentunya ada berbagai perubahan yang disesuaikan
dengan kondisi lingkungan sekolah yang baru demi mewujudkan cita-cita dan
tujuan utama sekolah.
Berikut staf pimpinan, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMA
Laboratorium Undiksha Singaraja dari tahun 1981—saat ini.
1. Drs.Bambang Triyanto Kepala Sekolah 1981 – 1985
2. Drs.Wayan Suwirna Wakil Kepala Sekolah 1981 – 1985
3. Drs.Wayan Suwirna Kepala Sekolah 1986 – 1991
4. Drs.Ketut Sudiatmaka Wakil Kepala Sekolah 1987 – 1991
5. Drs.Putu Budiadnyana Wakil Kepala Sekolah 1987 – 1991
6. Dra.Nyoman Murniasih Wakil Kepala Sekolah 1987 – 1991
7. Drs.Ketut Widiarsa Wakil Kepala Sekolah 1989 – 1993
8. Drs.Ketut Alit Sulendra Wakil Kepala Sekolah 1991 – 1993
9. Drs.Ketut Widiarsa Kepala Sekolah 1991 – 1993
[6]
10. Drs. Ketut Sarjana Wakil Kepala Sekolah 1991 – 1993
11. Dra.Desak Md. Citrawati Wakil Kepala Sekolah 1991 – 1993
12. Drs.Sudarmanto Wakil Kepala Sekolah 1993 – 1997
13. Drs.Ketut Widiarsa Kepala Sekolah 1993 – 2000
14. Drs.Ketut Sarjana Wakil Kepala Sekolah 1993 – 2000
15. Drs.Wayan Sukarta Wakil Kepala Sekolah 1993 – 2000
16. Drs.I Wayan Padayasa Wakil Kepala Sekolah 1993 – 1997
17. Drs.Ketut Sarjana Kepala Sekolah 2001 – 2005
18. Drs.Wayan Sukarta Wakil Kepala Sekolah 2001 – 2005
19. Drs.Nengah Sujana Wakil Kepala Sekolah 2001 – 2005
20. Drs.Ketut Sarjana Kepala Sekolah 2005 – 2007
21. Drs.I Wayan Padayasa Wakil Kepala Sekolah 2005 – 2009
22. Drs.Nengah Sujana Wakil Kepala Sekolah 2005 – 2009
23. Drs.Hardidjo, SKJ. Wakil Kepala Sekolah 2005 – 2009
24. Drs. Wayan Sukarta Kepala Sekolah 2007 – 2013
25. Ketut Widiartha, S.Pd Wakil Kepala Sekolah 2009 – 2013
26. Drs. Hardijo, SKJ. Wakil Kepala Sekolah 2009 – 2013
27. Drs. I Wayan Padayasa Wakil Kepala Sekolah 2009 – 2013
28. Drs. Made Buda Wiyasa Wakil Kepala Sekolah 2009 - 2013
2.2 Indentitas Sekolah
Indentitas sekolah SMA Laboratorium Undiksha Singaraja dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Nama Sekolah : SMA Laboratorium Undiksha Singaraja
Status Sekolah : Swasta (Terakreditasi A)
Alamat : Jalan jatayu No. 10 Singaraja
Kecamatan : Buleleng
Kabupaten : Buleleng
Propinsi : Bali
Telp. : (0362) 22571
[7]
Website : www.smalab.blogspot.com
Email : [email protected]
Jumlah bangunan dan Luas Bangunan yang ada :
(1) Perpustakaan : 195 m2
(2) Laboratorium Fisika : 56 m2
(3) Laboratorium Biologi : 56 m2
(4) Laboratorium Komputer : 54 m2
(5) Ruang BK : 25,8 m2
(6) Ruang Kepala Sekolah : 15 m2
(7) Ruang Guru : 143 m2
(8) Ruang Tata Usaha : 56,25 m2
(9) Ruang Pertemuan : 35 m2
(10)Kamar Mandi / WC Guru : 30 m2
(11)Parkir guru/ pegawai : 400 m2
(12)Parkir siswa (Basement) : 3928,5 m2
(13)Parkir Siswa ( Diluar ) : 192 m2
(14)Kamar mandi / WC siswa : 114 m2
(15)Ruang UKS : 12 m2
(16)Ruang Osis : 35 m2
(17)Padmasana : 176 m2
(18)Auditorium/Serba Guna : 630 m2
(19)Ruang Satpam : 71,25 m2
(20)Ruang K S PAN : 15 m2
(21)Koperasi Siswa : 20 m2
(22)Ruang Komite : 67,5 m2
(23)Ruang Instalasi : 8 m2
(24)Ruang Alat Kebersihan/Gudang: 8 m2
(25)Kebun (1) : 6468 m2
(26)Kebun (2) : 480 m2
(27)Kebun (3) : 255 m2
[8]
(28)Lapangan Olahraga : 630 m2
(29)Tower Air : 25 m2
(30)Teras Depan : 240 m2
(31)Ruang Lab Multi Media : 67,5 m2
(32)Lobi/Penghubung : 120 m2
(33)Lobi/Front Office : 39,75 m2
(34)Ruang Musik : 16 m2
(35)Kantor Pusat : 56,25 m2
(36)Tata Usaha : 56,25 m2
(37)Toilet Siswa : 114 m2
(38)Ruang Pantry/Dapur : 32 m2
(39)Ruang Wakasek : 12 m2
(40)Ruang Internet : 40 m2
(41)Ruang Lab. Bahasa : 48 m2
(42)Ruang Lab. Kimia : 54 m2
(43)Ruang Lab. Akutansi : 67,5 m2
(44)Ruang Alat Olah Raga : 35 m2
(45)Ruang Koperasi Siswa : 20 m2
(46)Ruang Kantin Sekolah : 55 m2
(47)Ruang Parkir Tamu : 60 m2
(48)Taman Tempat Siswa Santai : 468,48 m2
(49)Ruang Rapat : 48 m2
2.3 Struktur Organisasi SMA Laboratorium Undiksha Singaraja
Untuk menjalankan aktifitas sekolah yang meliputi kegiatan pengajaran,
non pengajaran dan berbagai administrasi sekolah lainnya jelas membutuhkan
suatu manajemen pengelolaan sekolah yang baik. Pengelolaan tersebut diatur
dalam suatu organisasi sekolah yang mempunyai struktur organisasi sebagai
berikut.
1. Direktur Sekolah
[9]
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja bernaung dibawah yayasan
Undiksha. Dibawah yayasan terdapat direktur sekolah yang mempunyai
kedudukan di atas kepala sekolah, dan bersama kepala sekolah memecahkan
masalah sekolah maupun kesiswaan jika kepala sekolah tidak dapat
menangani permasalahan yang terjadi. Semua kegiatan sekolah selain di
koordinasikan ke kepala sekolah juga dikoordinasikan kepada direktur
sekolah.
2. Kepala Sekolah (Drs. Wayan Sukarta, M.Pd.)
Kepala sekolah memiliki tugas mengadakan koordinasi terhadap semua
kegiatan dan program yang direncanakan bersama. Selain itu, kepala
sekolah juga berperan sebagai supervisor atau pengawas dan evaluator
dalam PBM, BK, tata usaha, ekstrakurikuler, OSIS, dan berbagai program
yang dilaksanakan di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala
sekolah dibantu oleh empat orang wakil kepala sekolah (wakasek), yakni
wakasek bidang kurikulum, kesiswaa, sarana dan prasarana, serta humas.
3. Wakil Kepala Sekolah
Terdapat beberapa wakil kepala sekolah yaitu:
1) Wakasek Bidang Kurikulum (Ketut Widhiarta, S.Pd.
Merencanakan dan menyusun perangkat pembelajaran
2) Wakasek Bidang Kesiswaan (Drs. Hardidjo)
3) Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana (Drs. I Wayan Padayasa)
4) Wakasek Bidang Humas (Drs. Made Buda Wiyasa)
4. Kepala Tata Usaha/Kaur TU (Wiyoso)
Tugas-tugas Kepala Urusan TU (Kaur TU) meliputi:
1) Merencanakan dan melaksanakan administrai perkantoran/sekolah yang
meliputi surat-menyurat, pendidkan, pengajaran, kesiswaan, keuangan,
kepegawaiam dan perlengkapan;
2) Mengatur pembagian tugas dan pembinaan stap administrasi yang
dibawahinya;
[10]
3) Mengkoordinasikan dan atau memantau pelaksanaan tugas yang diemban
oleh masing-masing seksi yang dibawahi;
4) Merencanakan atau melayani pembayaran gaji/honorarium guru/pegawai
Tata Usaha, dengan mengadakan koordinasi dengan KTU Pusat;
5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.
5. Seksi Mutasi dan SPP (Putu Ayu Eka Laranti)
Tugas-tugas yang diemban sebagai berikut.
1) Menangani mutasi siswa (Masuk dan Keluar)
2) Melayani pemungutan SPP dan dana-dana lain yang dibebankan kepada
siswa kelas X (sepuluh)
3) Membantu menangani agenda Surat Masuk dan Keluar
4) Menyerahan data siswa kelas X yang belum membayar biaya sekolah ke
Wakasek II (Sarana Prasarana Keuangan) paling lambat tanggal 10 tiap
bulan
5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan
TU dan Kepala Sekolah.
6. Seksi Umum dan Keuangan (Kadek Yuniari)
Tugas-tugas yang diemban, antara lain:
1) Melayani pemungutan SPP, Ujian Akhir Sekolah dan dana lain yang
dibebankan kepada siswa kelas XI dan siswa kelas XII;
2) Membantu kelancaran tugas-tugas pada seksi lain dalam pengetikan dan
pengisian format-format yang diperlukan;
3) Menyerahkan tugas-tugas khusus/insidental yang ditugaskan oleh Kaur
TU;
4) Menyerahkan data siswa kelas XI, XII yang belum membayar biaya
sekolah ke Wakasek II (Sarana Prasarana, Keuangan) paling lambat
tanggal 10 tiap bulan;
5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
7. Seksi Pegawai dan Pembelajaran (Komang Sri Widiastuti)
[11]
Tugas-tugasnya meliputi:
1) Membuat data base guru dan pegawai;
2) Melayani kebutuhan sekolah berkaitan dengan administrasi kepegawaian
dan penyusunan laporan sekolah;
3) Mengatur atau memantau kelengkapan file guru dan pegawai tata usaha,
format kenaikan pangkat guru/pegawai dan format lain yang terkait;
4) Melayani pengetikan surat-surat yang berhubungan dengan kepentingan
sekolah;
5) Merekap kehadiran gru dan kelas XI;
6) Mengedarkan dan menerima pemantauan disiplin PBM (guru dan siswa)
kelas XI, kemudian menyerahkan ke Wakasek II dan Wakasek I;
7) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
8. Seksi Lab.Biologi dan Kimia (I Made Mudiana) dan Lab.Fisika dan Bahasa
(Ketut Putra Samba Wiguna)
Tugas-tugas yang diperoleh, diantaranya:
1) Melayani segala sesuatu yang berhubungan dengan praktikum di Lab.
Kimia, Biologi, Fisika, dan Bahasa di SMA;
2) Menginventaris, memberi kode alat-alat laboratorium yang dimiliki SMA
Lab.Undiksha Singaraja dana membuat data base alat Laboratorium;
3) Mencatat keperluan bahan habis laboratorium dan mengadakannya bila
telah habis dipakai;
4) Merawat dan membersihkan Ruang Laboratorium agar siap digunakan
praktikum;
5) Membantu pengetikan administrasi yang berhubungan dengan Lab.SMA;
6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
9. Seksi Perpustakaan (Ketut Mas Suandeni, S.Pd.)
Tugas-tugasnya, antara lain:
[12]
1) Menginventarisasikan buku-buku yang dimiliki perpustakaan dan
mencatat pada Buku Induk Perpustakaan (BIP);
2) Memberi cap pada buku-buku yang dimiliki perpustakaan SMA
Laboratorium Undiksha Singaraja;
3) Membuat katalog buku-buku yang dimiliki perpustakaan SMA
Laboratorium Undiksha Singaraja;
4) Memberi kartu buku, lembar tanggal kembali pada buku-buku yang
dimiliki SMA Laboratorium Undiksha Singaraja;
5) Mengklasisfikasi buku-buku sesuai judul dan jenisnya dan menempatkan
pada rak sesuai klasifikasinya;
6) Membuat data statistik koleksi buku perpustakaan SMA Laboratorium
Undiksha Singaraja dan statistik kunjungan, serta statistik peminjaman;
7) Menangani surat-surat masuk dan/keluar yang berhubungan dengan
perpustakaan;
8) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
10. Seksi Kesiswaan dan Pembelajaran (Ni Made Budi Siswanti)
Tugas-tugas yang dimiliki, yaitu:
1) Mengadakan dan menyediakan administrasi guru: kalender pendidikan,
jadwal mengajar, program tahunan, program semester, silabus, dan daftar
nilai;
2) Mengadakan dan menyediakan fasilitas yang meliputi pembelajaran,
program, jurnal guru, agenda guru, format program semester, program
tahunan, dan format-format lain yang terkait;
3) Melayani pengetikan surat-surat yang berhubungan dengan kesiswaan
dan pelajaran sekolah;
4) Merekap kehadiran guru di kelas XII dan pegawai;
5) Mengedarkan dan menerima data pemantauan disiplin PBM (guru dan
siswa) kelas XII kemudian menyerahkan ke Wakasek II dan Wakasek I;
[13]
6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada bagian kepala
urusan TU dan Kepala Sekolah.
11. Seksi Humas dan Kantor Depan (Putu Andika Jaya Raditya)
Tugas-tugas yang dibebankan, antara lain
1) Menangani administrasi yang berhubungan dengan siswa;
2) Melayani orang tua siswa/wali yang meminta izin anaknya;
3) Menerima tamu yang datang ke sekolah;
4) Memelihara dan mengawasi penggunaan Laboratorium Multi Media dan
Akuntansi;
5) Merekap kehadiran guru di kelas X;
6) Mengedarkan dan menerima data pemantauan disiplin PBM (guru dan
siswa) kelas X kemudian menyerahkan ke Wakasek II dan Wakasek I;
7) Membantu mengetikkan surat-surat SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja;
8) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
12. Seksi Inventaris, Agenda, Buku Induk, Maturan (Desak Putu Pusparini)
Tugas-tugasnya meliputi:
1) Melayani administrasi perlengkapan inventaris kelas dan kantor bekerja
sama dengan Wakasek II (sarana prasarana);
2) Mengatur pergantian jam (bel);
3) Menangani surat masuk dan surat keluar;
4) Sembahyang keliling sekolah setiap hari;
5) Mengisi buku induk siswa kelas X, XI, dan XII;
6) Mendistribusikan surat-surat dalam lingkup intern sekolah;
7) Membantu mengetikkan surat-surat SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja;
8) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
[14]
13. Kebersihan Ruang Tengah Lantai I dan Pembantu Umum (Ketut Istana)
Tugas-tugas yang dikerjakan:
1) Membersihkan ruang pertemuan, ruang kepala sekolah, ruang wakasek,
ruang guru, teras lobaratorium Biologi, Fisika, teras perpustakaan, teras 6
ruang kelas, kamar mandi guru, dan kamr mandi kepsek;
2) Memelihara, membersihkan, menyiram tanaman kebun tengah;
3) Membuka dan menutup pintu, serta jendela di wilayah tugasnya;
4) Mematikan kipas angin, lampu, dan air di kamar mandi;
5) Tugas insidental mengambil atau mengirim surat dan memfotokopi surat
bila diperlukan;
6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
14. Kebersihan Ruang Tengah Lantai II dan Pembantu Umum (Nengah Sariarta)
Tugas-tugasnya, antara lain
1) Membersihkan ruang teras laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
laboratorium kimia, ruang rapat, teras perpustakaan, ruang internet,
laboratorium IPS, kamar mandi siswa di uatara;
2) Memelihara, membersihkan, menyiram tanaman kebun di depan TU;
3) Membuka, menutup pintu, serta jendela di wilayah tugasnya;
4) Mematikan kipas angin, lampu, dan air di kamar mandi;
5) Tugas insidental mengambil atau mengirim surat dan memfotokopi surat
bila diperlukan;
6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
15. Kebersihan Ruang Timur Lantai I, II, dan Pembantu Umum (Putu Adi
Suastika)
Tugas-tugas yang diemban, yaitu
[15]
1) Membersihkan ruang tata usaha, ruang kantor pusat,dan ruang BK;
2) Membersihkan teras 6 ruang kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
3) Membersihkan dan merawat 4 ruang toilet siswa;
4) Membuka dan menutup ruang kelas, mengunci pintu, mematikan lampu,
kipas angin, air keran WC siswa, jika sudah selesai belajar (pulang);
5) Tugas insidental mengambil atau mengirim surat dan memfotokopi surat
bila diperlukan;
6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah;
16. Kebersihan Halaman dan Kebun (Gede Adi Sudarsana)
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan, diantaranya:
1) Memelihara dan membersihkan kebun samping kelas selatan, depan
auditorium, dan di sekitar satpam;
2) Memelihara dan membersihkan lapangan upacara serta kebun di
sekitarnya;
3) Menyiram dan memotong rumput di wilayah tugasnya;
4) Memelihara dan membersihkan areal pura serta tanaman di sekitarnya;
5) Tugas insidental mengambil atau mengirim surat dan memfotokopi surat
bila diperlukan;
6) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala urusan tu
dan kepala sekolah.
17. Petugas Dapur dan Kebersihan Basement (Ni Wayan Wahyuni)
Tugas-tugas yang diberikan, yaitu
1) Menyiapakan minuman untuk stap yayasan, direktur, KTU, Stap guru,
pegawai di lingkungan SMA Laboratorium Undiksha Singaraja dan
langsung menyajikannya;
2) Memelihara dan membersihkan teras kelas XI IPA-1;
3) Membersihkan parkir bassement sampai koperasi dan di depan ruang
musik;
4) Membersihkan kamar mandi siswa di bassement;
[16]
5) Petugas rumah tangga/dapur SMA Laboratorium Undiksha Singaraja;
6) Petugas koperasi sekolah SMA Laboratorium Undiksha Singaraja;
7) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
18. Pembantu Umum (Luh Mariani)
Tugas-tugas yang dibebankan kepada pembantu umum, yaitu
1) Membuat daftar gaji rutin, gaji berkala, gaji kenaikan pangkat dan gaji
lain yang menjadi hak guru dan pegawai SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja;
2) Membantu pengetikan surat-surat SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja;
3) Melayani penyelesaian fasilitas yang terkait dengan inventarisasi barang-
barang bekerja sama dengan Wakasek II (sarana dan prasarana);
4) Menangani administrasi dan keuangan kantor pusat berkoordinasi dengan
KTU pusat;
5) Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Urusan TU
dan Kepala Sekolah.
19. Guru Kelas
Tugas guru bidang studi antara lain sebagai berikut.
1) Selalu berupaya menciptakan kerja sama dan suasana kekeluargaan
dalam mengemban tugas, menyelesaikan masalah dan hubungan antar
personil yang dapat melahirkan suasana kerja yang menyenangkan.
2) Selalu berupaya menegakkan dan menjaga disiplin sekolah melalui
pola panutan yang dimulai dari diri sendini.
3) Selalu berupaya meningkatkan kemampuan diri dalam mengemban
tugas sebagai guru, maupun tugas-tugas lain yang dipercaya oleh Sekolah
4) Ikut berperan aktif mengawasi pelaksanaan 7 K, khususnya dalam
memelihara kebersihan/kerindangan sekolah, serta pembinaan disiplin
siswa melalui tata tertib/buku saku.
[17]
5) Memahami dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh kegiatan
proses belajar mengajar bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.
6) Dalam melaksankan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah
20. Wali Kelas
Tugas wali kelas, yaitu:
1) Mengontrol absensi dan membina ketertiban/ disiplin siswa pada kelas
asuhan, sesuai dengan tata tertib sekolah yang berlaku;
2) Mengawasi kebersihan dan keindahan/ kesegaran susunan kelas serta
membina siswa untuk cinta akan kebersihan / kesegaran kelas/lingkungan
serta mengkoordinir pelaksanaan 7 k;
3) Menyiapkan daftar siswa dan kumpulan nilai untuk tiap semester;
4) Mengambil kesimpulan dari kumpulan nilai siswa, serta menetapkan
tingkat keberhasilan seorang siswa dalm menyelesaikan program semester
dengan menetapkan 3 (tiga) besar terbaik;
5) Menyiapkan buku laporan pendidikan (raport) untuk tiap siswa dalam
kelasnya;
6) Memberikan bantuan tahap pertama pada siswa kelas siswa asuhannya
yang mengalami kesulitan belajar atau masalah pribadi anak lainnya,
sebelum sampai ke tangan petugas bp;
7) Mendorong siswa asuhannya untuk tetap giat belajar secara
mandiri/berkelompok agar percaya pada kemampuan diri sendiri, serta
siap melaksanakan kompetisi secara sehat dan positif, memiliki
pandangan jauh ke depan;
8) Membina persatuan, kesatuan, kekeluargaan dan kekompakan siswa
asuhannya, wali kelas diharapkan mampu menempatkan dirinya sebagai
orang tua kedua anak di sekolah;
9) Memberikan informasi kepada guru pengajar lainnya tentang perhatian
dna bimbingan khusus yang diperlukan oleh siswa tertentu;
[18]
10) Memberikan informasi kepada guru bp/bk tentang siswa yang perlu
mendapat perhatian/penanganan bp/bk, serta mengisi profil siswa setiap
akhir bulan;
11) Dalam melaksanakan tugas, wali kelas bertanggung jawab kepada kepala
sekolah.
21. Guru Piket
Tugas dan wewenang guru piket adalah sebagai berikut.
1) Mengisi jam-jam kosong (karena guru yang bersangkutan berhalangan
hadir) dengan pelajaran bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya,
dengan ketentuan guru yang berhalangan hadir wajib mengganti jamnya
tersebut pada jam guru piket pengganti dan atau jam kosong lain yang
disepakati siswa.
2) Menerima tamu dan mengantarkan kepada yang berkepentingan.
3) Menangani dan melaporkan kejadian khusus kepada Kepala Sekolah
(anak sakit, anak kehilangan barang/uang di kelas ataü di sekolah dan
lain-lain).
4) Mengeluarkan STIKS (Surat Tanda Ijin Keluar Sekolah) bagi siswa
yang memerlukan.
5) Mengisi atau mencatat kejadian-kejadian termasuk pengeluaran
STIKS pada Buku Piket.
6) Dalam melaksanakan tugas guru piket bertanggung jawab kepada
Kepala Sekolah.
7) Mengawasi kegiatan anak pada waktu jam istirahat, mengawasi
keamanan sekolah bersama anak (Satgas) pada saat ada upacara bendera
dan lain-lain.
8) tugas guru piket bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.
22. Pembina Osis
Pembina OSIS memiliki tugas untuk membantu wakases bidang kesiswaan
dalam membina berbagai kegiatan OSIS. Guru yang bertugas sebagai
pembina OSIS pada tahun ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut.
[19]
1) I Wayan Merta, S.Pd.
2) Drs. Wayan Darta
3) Dra. Ni Wayan Sumiasih
4) Dra. Ni Luh Wiratni
23. Satpam/Keamanan
Petugas keamanan yang berada di sekolah laboratorium Undiksha
Singaraja bertugas menjaga keamanan seluruh lingkungan sekolah, baik
TK, SD, SMP, maupun SMA. Selain itu, petugas keamanan juga bertugas
mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk pada pagi hari dan keluar pada
siang hari. Hal itu dikarenakan pada pagi (saat siswa datang ke sekolah)
dan siang (saat siswa dipulangkan), jumlah kendaraan yang masuk dan
keluar sekolah sangat padat. Peran tenaga keamanan sangat penting dalam
mewujudkan suasana sekolah yang aman dan nyaman. Petugas keamanan
terdiri atas tujuh orang, yakni Nyoman Wijana, Dewa Nyoman Oka
Adijaya, Nyoman Swarsa, Gede Ari Witawan, Gede Jana Wedana,
Komang Astawa, dan Kadek Budi Arya K. ketujuh petugas keamanan
tersebut secara bergiliran bertugas, baik shift pagi, siang, maupun malam.
Dalam melaksanakan tugasnya, petugas keamanan disediakan sebuah pos
satpam sebagai markas mereka yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas
penunjang. Pembagian shift satpam/ petugas keamanan yakni
1) pagi pukul 06.30—14.00 (2 orang)
2) siang pukul 14.00—20.00 (2 orang)
3) malam pukul 20.00—06.30 (2 orang)
Pembagian shift ini dibuat sedemikian rupa sehingga semua mendapatkan
atau melaksanakan tugas yang sama rata.
2.4 Unsur Fisik dan Non-Fisik Sekolah
2.4.1 Unsur Fisik Sekolah
1. Luas Tanah, Jumlah, dan Ukuran Ruang Kelas
[20]
Luas tanah SMA Laboratorium Undiksha kurang lebih 17616,78 m2. Diatas
tanah seluas ini, berdiri 20 ruang kelas dengan rincian: 7 ruang kelas X, 6
ruang kelas XI, dan 7 ruang untuk kelas XII. Setiap ruang kelas berukuran
kurang lebih 67,5 m2.
2. Bangunan/Fasilitas Penunjang
Selain lapangan dan ruangan kelas tempat siswa belajar SMA
Laboratorium Undiksha Singaraja juga memiliki beberapa ruangan
penunjang yaitu:
Tabel 01. Daftar Bangunan dan Luas Bangunan/Fasilitas Penunjang.
No JML Nama Ruang P (m) L (m) Luas (m2) Total1 1 Ruang tata usaha 7.5 7.5 56.25 56.252 1 Ruang lobi/Front Office 7.5 5.3 39.75 39.753 4 Toilet Siswa 7.5 3.8 28.5 1144 2 Teras Depan 48 2.5 120 2405 1 Kantor Pusat 7.5 7.5 56.25 56.256 1 Ruang BK 6 4.3 25.8 25.87 2 Ruang Pantry/Dapur 8 2 16 328 1 Ruang Perpustakaan 15 13 195 1959 1 Ruang Lab.fisika 8 7 56 56
10 1 Ruang Lab. Biologi 8 7 56 5611 1 Ruang Guru 13 11 143 14312 1 Ruang Wakasek 4 3 12 1213 1 Ruang Kepala Sekolah 5 3 15 1514 1 Ruang Pertemuan 7 5 35 3515 2 Toilet Guru 5 3 15 3016 2 Teras Depan 116 2.5 290 58017 1 Ruang KSPAN 5 3 15 1518 1 Ruang UKS 4 3 12 1219 1 Ruang Internet 8 5 40 4020 1 Ruang Rapat 8 6 48 4821 1 Ruang Lab.Bahasa 8 6 48 4822 1 Ruang Lab.Kimia 9 6 54 5423 1 Ruang Lab. Komputer 9 6 54 5424 2 Lobi/Penghubung 15 4 60 12025 1 Ruang Instalasi 10 4 40 4026 3 Toilet Siswa 7.5 3.8 28.5 85.5
[21]
27 1 Ruang Lab.Multimedia 9 7.5 67.5 67.528 1 Ruang Lab. Akutansi 9 7.5 67.5 67.529 1 Ruang Komite 9 7.5 67.5 67.530 1 Ruang OSIS 7 5 35 3531 1 Ruang Alat Olah Raga 7 4 28 2832 1 Ruang Koperasi Siswa 5 4 20 2033 1 Ruang Kantin Sekolah 11 5 55 5534 1 Ruang Musik 4 4 16 1635 1 Ruang Alat Kebersihan/Gudang 4 2 8 836 1 Ruang Parkir Siswa (Basement) 97 40.5 3928.5 3928.537 1 Ruang Parkir Siswa (Diluar) 38.4 5 192 19238 1 Ruang Parkir Guru/Pegawai 40 10 400 40039 1 Ruang Parkir Tamu 12 5 60 6040 1 Pura 16 11 176 17641 1 Ruang Satpam 9.5 7.5 71.25 71.2542 1 Ruang Serba Guna/Auditorium 30 21 630 63043 1 Tower Air 5 5 25 2544 1 Kebun (1) 168 38.5 6468 646845 1 Kebun (2) 20 24 480 48046 1 Kebun (3) 17 15 255 25547 1 Taman Tempat Siswa Santai 38.4 12.2 468.48 468.4848 2 Toilet Siswa Basement 3 2.5 7.5 15
3. Keadaan Lingkungan Sekolah
a. Bangunana Sekitaer Sekolah
Sebelah barat sekolah : Ashrama Undiksha, Perumahan
penduduk dan SPN
Sebelah timur sekolah : Jalan Kasuari
Sebelah selatan sekolah : Perumahan Penduduk
Sebelah utara sekolah : Perumahan penduduk, pantai skip
b. Kondisi Sekitar Sekolah
Kondisi di sekitar sekolah tidak begitu mengganggu dalam
pelaksanaan pembelajaran ini dikarekan letak sekolah yang sedkit jauh
dari jalan raya memugkinkan pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif. Tetapi terdapat sedikit gangguan dari lingkungan sebelah timur
[22]
pada saat jam pelajaran trakhir yaitu terdengarnya umat beragama
yang sedang melakukan sholat terkadang suara loudspeakernya
terdengar sangat keras menyebabkan pembelajaran terganggu terutama
di kelas yang berada pada lantai atas, namum gangguan itu tidak
begitu lama dalam mengganggu pembelajaran di kelas.
c. Denah Sekolah
(terlampir)
4. Lapangan Olahraga
Terdapat satu lapangan olahraga yang sering digunakan untuk
kegiatan olahraga basket, upacara dan kegiatan sekolah lainnya. Siswa
yang melakukan kegiatan olahraga baik bola tangan dan bola kaki sering
melakukan di luar lapangan ini. Hal tersebut dikarenakan jumlah siswa
yang olah raga banyak. Mereka sering melakukan olahraga di lapangan
olahraga FOK Undiksha baik basket, volley, sepak bola dan yang lainnya
setiap paginya sesuai jadwal olahraga mereka masing-masing.
5. Ruang Kelas
Fasilitas yang ada di dalam suatu kelas berbeda dengan yang ada di
kelas lain. Ini dikarenakan karena jumlah siswa, keperluan setiap kelas
dan kegiatan untuk menunjang proses belajar mengajar. Adapun sarana
dan prasarana yang ada di setiap kelas secara umum adalah,
Meja kursi siswa dan guru. Jumlah tempat duduk ini berbeda-
beda. Jumlah meja dan kursi kelas X, XI dan kelas XII bervariasi,
dan pada meja guru terdapat pula taplak meja dan vas bunga.
Papan tulis (whiteboard) dan spidol terdapat di setiap kelas.
Layar LCD pada masing-masing kelas terdapat layar LCD yang
sering digunakan untuk menayangkan media pembelajaran oleh
guru-guru pengajar dalam menyampaikan materinya di depan kelas.
Papan informasi dan administrasi yang berisi tata tertib siswa,
daftar piket, struktur organisasi kelas, peraturan sekolah dan jadwal
pelajaran. Ada sebagian kelas yang cukup kreatif membuat papan
[23]
informasi tersebut dibuat dari gabus, kayu tipis bahkan berisi hiasan
seni dan foto-foto anggota kelasnya.
Pelangkiran yang biasanya digunakan sebagai tempat
menghaturkan canang sari dan dupa sebelum persembahyangan
bersama dan pelajaran dimulai oleh siswa yang beragama Hindu.
Setiap kelas juga terpasang slogan-slogan atau kata mutiara
yang dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan prestasinya.
Gambar–gambar yang tertempel di dinding, seperti gambar
presiden dan wakil presiden, gambar burung Garuda Pancasila,
gambar pahlawan dan tokoh-tokoh lainnya yang patut ditiru.
Perlengkapan kebersihan seperti sapu, bak sampah dan alat pel
juga terdapat dikelas. Setiap jumat pagi setelah sktra kurikuler
siswa mengadakan permbersihan.
Semua kondisi sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas berkondisi
baik dan layak digunakan. Setiap kelas merawat kelasnya dengan penuh
tanggung jawab dan terkadang diadakan lomba kebersihan kelas yang
dinilai oleh guru-guru SMA Laboratorium Undiksha Singaraja.
6. Perpustakaan
Perpustakaan yang ada di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja
dapat dikelola oleh tiga orang yang merupakan guru di SMA
Laboratorium Undiksha Singaraja yaitu Drs. I Ketut Andria sebagai
kepala perpustakaan; Mas Suandeni, S.Pd yang membidangi pengadaan,
penyiapan, katalogisasi dan klarifikasi serta pemeliharaan bahan pustaka;
dan Desak Putu Pusparini yang membidangi sirkulasi, referensi dan
bimbingan pemakai/pembaca. Terdapat beberapa jenis buku di
perputakaan yaitu: karya umum; filsafat umum/PSI; agama yang terdiri
dari agaa hindu, islam, buddha dan kristen; ilmi sosial yang terdiri dari
ekonomi, akutansi, tata hukum/polotik/PKN; bahasa yang terdiri dari
bahasa indonesia, inggris, jepang dan bali; ilmu murni yang terdiri dari
[24]
matematika, biologi, fisika dan kimia. (Rekapitulasi buku dan jumlah
engunjung perbulan terlampir).
Secara umum, kondisi buku baik. Berdasarkan kondisi buku,
kondisi lingkungan dan ruangan perpustakaan sangat layak perpustakaan
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja.
7. Ruang Laboratorium
Sekolah Laboratorium Undiksha Singaraja mempunyai empat
laboratorium yaitu laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium
IPS dan laboratorium Komputer. Semua laboratorium dikelola oleh
petugas khusus. Tugas-tugas pokok pengelola laboratorium adalah:
a. merencanakan kegiatan laboratorium
b. memeriksa dan memperbaharui peralatan penelitian atau inventaris
laboratorium.
c. merencanakan kegiatan praktikum
d. membuat rencana anggaran keuangan laboratorium
e. bersama-sama laboran mengawasi dan melayani pelaksanaan
praktikum
f. menyiapkan segala administrasi dan laporan mengenai laboratorium
yang dikelola.
7.1 Laboratorium IPA
Laboratorium IPA merupakan laboratorium yang digunakan oleh
jurusan IPA untuk melakukan beberapa eksperimen dalam
pembelajaran. Laboratorium IPA terdiri dari laboratorium Fisika,
laboratorium Kimia dan laboratorium Biologi.
7.1.1 Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika berada pada lantai dua yang mempunyai
beberapa fasilitas yaitu, beberapa alat praktikum fisika pada
materi mekanika, optik, kalor, tata surya, listrik dan juga terdapat
papan tulis. Disana juga terdapat sebuah ruangan tempat laboran
bekerja. Struktur organisasi laboratorium fisika (terlampir).
[25]
7.1.2 Laboratorium Biologi
Sama hal nya dengan laboratorium fisika laboratorium
biologi berada pada lanti dua. Pada laboratorim biologi
mempunyai beberapa alat praktikum yang mencangkup materi
mahluk hidup serta alat-alat yang digunakan untuk melihat
struktur mikro, struktur tubuh manusia dan sistem organ.
Disamping itu juga lab biologi dilangkapi dengan papan tulis dan
sebuah ruangan sebagai tempat laboran untuk bekerja melakukan
pendataan terhadap alat-alat praktikum yang ada. Struktur
organisasi laboratorium biologi (terlampir).
7.1.3 Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia berada pada lantai tiga, dimana pada
ruangan tersebut terdapat beberapa alat praktikum, misalnya
pengujian asam-basa, gelas kimia, statip dalan lain sebagainya.
Namun pada ruang laboratorium kimia tidak terdapat papan tulis.
Alat-alat praktikum untuk melakukan pecobaan kimia bisa
dikatakan sudah lengkap dan memadai. Struktur organisasi
laboratorium kimia (terlampir)
7.2 Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja
dikelola oleh guru dan petugas khusus, dimana petugas ini bertugas
mengelola dan juga membantu guru untuk menyiapkan peralatan-
peralatan yang dibutuhkan. Lab. Bahasa digunakan khusus untuk 3
bidang studi yaitu pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan
bahasa Jepang. Namum penggunaan lab bahasa lebih dominan dipakai
untuk pengajaran bahasa inggris teruatam pada praktikum listening dan
speaking. Struktur organisasi laboratorium bahasa (terlampir).
7.3 Laboratorium Akutansi
[26]
Laboratorium Akutansi dimanfaatkan untuk pratikum bidang
studi perbankan. Tetapi saat ini, karena sekolah baru pindah dan
gedung masih baru, ruang laboratorium akutansi belum bisa di
gunakan secara optimal
7.4 Laboratorium Komputer
Lab Komputer digunakan oleh siswa secara rutin, untuk
melaksanakan praktek komputer karena siswa mendapatkan mata
pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) serta dapat
juga dimanfaatkan oleh guru untuk mengetik dan belajar. Fasilitas
yang ada di ruang Lab Komputer SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja dilihat dari jumlah komputer yang di gunakan sudah sangat
memadai. Adapun data inventaris yang ada sudah terlampit dalam
laporan ini. Namun ada beberapa komputer dalam keaadaan rusak.
Penggunaan Lab komputer sudah dapat diatur karena jadwal praktek
setiap kelas sudah terjadwal. Struktut organisasi laboratorium
computer, jadwal penggunaa (terlampir).
8. Ruang Bimbingan Konseling (BK)
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki sebuah ruang BK.
Ruang BK memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut mengadakan
pendataan tentang keadaan pribadi murid pada kartu pribadi, menyusun
pelaksanaan bimbingan penyuluhan karier, membantu penyelenggaraan
penerimaan siswa baru sehingga diperoleh peserta didik yang mempunyai
bakat, minat, dan kemampuan yang sesuai dengan program studi yang
dipilih, memberikan pelayanan bimbingan penyuluhan dan bimbingan
karier, kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar,
mengatasi masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar mengajar
dengan berkonsultasi pada wali kelas, membantu wali kelas dalam
memecahkan masalah pelanggaran yang dilakukan oleh siswa,
memberikan saran serta pertimbangan kepada siswa mengenai pemilihan
program studi, memberikan saran serta pertimbangan kepada siswa dalam
[27]
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai, mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan
penyuluhan/bimbingan karier, menyusun laporan penilaian bimbingan
penyuluhan/bimbingan karier, mempertanggung-jawabkan tugasnya
kepada bagian kesiswaan. Jumlah tenaga BK di SMA Lab Undiksha
Singaraja adalah 3 orang yaitu :
1. Dra. Ni Wayan Sri Wardani
2. Drs. Ketut Widiarsa
3. Kd. Agus Dody Hermawan, S.Pd
Struktur organisasi dan alur penanganan siswa bermasalah (terlampir).
9. Ruang Tata Usaha
Ruang tata usaha SMA Laboratorium Undiksha Singaraja berada
pada lantai satu. Ruang tata usaha dimanfaatkan sebagai tempat untuk
melaksanakan tugas-tugas administrasi sekolah baik itu yang berhubungan
dengan siswa, guru, pegawai, urusan surat-menyurat, serta hal-hal yang
berkaitan dengan kesiswaan. Secara umum fungsi administrasi disini
adalah sebagai alat untuk mewujudkan pelaksanaan kerja sama yang
efektif dan efesien didalam lembaga guna mencapai tujuan pendidikan
yang baik khususnya dalam sekolah SMA Laboratoriun Undiksa
Singaraja. Fasilits penunjang yang terdapatpara ruang tata usaha yaitu:
1) Jam dinding
2) Tata tertib pegawai
3) Struktur organisasi pegawai
4) Komputer
5) Loker
6) Meja dan kursi pegawai
7) Kursi tamu
8) Papan data-data sma lab undiksha singaraja
9) Almari / file cabinet arsip-arsip
10) TV
[28]
Perlangkapan yang lainnya yang terdapat para ruang TU (terlampir)
10. Ruang OSIS
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki ruang OSIS yang
memiliki luas 35 m2 yang terletak di basement, ruangan ini digunakan
untuk menunjang fasilitas OSIS bertujuan untuk meningkatkan dan
memudahkan kinerja OSIS. Dimana OSIS (Organisasi Intra Sekolah)
merupakan suatu wadah bagi siswa untuk mempraktikkan keterampilan
berorganisasinya, dimana mereka dapat belajar untuk jadi pemimpin dan
dipimpin. Melalui organisasi ini, siswa diharapkan mampu dan dapat
memiliki sikap hidup mandiri dalam mempersiapkan diri sebagai calon
penerus bangsa. Struktur organisasi OSIS, program kerja OSIS periode
2011/2012 dan anggota OSIS periode 2011/2012 (terlampir).
11. Ruang KSPAN
Ruang KSPAN merupakan suatu ruangan yang berfungsi sebagai
tempat untuk kegiatan pengembangan diri KSPAN (kelompok siswa
peduli aids dan narkoba). Ruangan ini berada pada lantai dua yang
penggunaannya masih belum efektif. Ini terlihat pada setian hari jumat
kegiatan KSPAN masih dilakukan di kelas bukan di ruang KSPAN.
12. Ruang UKS
Ruang UKS berada pada lantai dua di sebelah ruang UKS. Semenjak
sekolah ini pindah dari jalan udayana ke jatayu ruangan ini belum efektif
digunakan.
13. Ruang Dapur
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki dapur yang di
pergunakan untuk para guru dan para staf pegawai. Dapur di kelola oleh
petugas khusus. Petugas yang mengelola dapur adalah Ni Wayan
Wahyuni, petugas khusus bertugas menyajikan minuman untuk staf
yayasan, direktur, KTU, staf guru, pegawai di lingkungan sekolah SMA
Laboratorium Undiksha Singaraja dan langsung menyajikannya,
[29]
bertanggung jawab dalam memelihara dan membersihkan dapur dan
bertugas untuk sembahyang di semua lingkungan SMA Laboratoriun
undiksha Singaraja. Kelangkapan alat-alat yang ada di ruangan dapur
dapat dikatakan sudah lengkap dan memadai.
14. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah berada pada lantai dua. Fasilitas yang berada di
ruang kepala sekolah terdiri dari:
1. Meja dan kursi untuk kepala sekolah
2. Sofa dan meja untuk tamu
3. TV yang digunakan untuk melihat rekaman karema
CCTV
4. AC
5. Lemari buku
6. Lemari es
7. Printer
Kepala sekolah selalu hadir di sekolah setiap hari dan menjalankan tugas-
tugasnya di ruangan tersebut.
15. Ruang Wakasek
Ruang wakasek berada disebalah utara ruang kepala sekolah yang
mempunyai beberapa fasilitas diantaranya: AC, meja dan kursi, lemari
sebagai tempat penyimpanan berkas-berkas sekolah. Di ruang wakasek
juga terdapat beberapa LCD yang digunakan oleh guru-guru untuk
mengajar di kelas. Adapun didalam ruangan ada empat wakil kepala
sekolah yaitu :
1) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum.
Wakasek urusan kurikulum bertugas merancang, melaksanakan, dan
mengawasi kegiatan akademik/proses pembelajaran siswa. Wakasek
urusan kurikulum juga bertugas untuk mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanan pengembangan diri, administrasi akademik dan kesiswaan.
2) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana dan Keuangan.
[30]
Wakasek urusan sarana prasarana dan keuangan mempunyai tugas
sebagai perancang dan pegawas pelaksanaan administrasi keuangan,
kepegawaian dan
Perlengkapan. Merancang dan melaksanakan pembinaan tenaga
administrasi atau teknis. Menyusun rencana kebutuhan dan
mendayagunakan sarana prasarana. Menyusun rencana anggaran
belanja sekolah dan mengatur penggunaan dan mengawasi
pemeliharaan sarana dan prasarana.
3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan.
Wakasek urusan kesiswaan bertugas membina OSIS, menegakkan tata
tertib siswa dibantu seluruh aparat sekolah, dan bertanggung jawab
atas urusan-urusan kesiswaan lainnya.
4) Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas
Wakasek humas bertugas menjalin hubungan antara sekolah dengan
masyarakat.
16. Ruang Guru
Ruang guru berada di sebalah ruang wakasek. Ruang guru
merupakan suatu ruangan tempat guru kerja dan melakukan beberapa
persiapan sebelum mengajar. Pada ruang guru terdapat beberapa fasilitas,
yaitu meja dan kursi, loker guru, komputer, printer, papan jadwal dan
toilet. Toilet yang berada pada ruang guru juga merupakan toilet pada
ruang wakasek.
17. Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan juga berada pada lantai dua di sebelah selatan
ruang kepala sekolah. Fungsi utama dari pada ruang pertemuan yaitu
dijadikan tempat untuk melakukan beberapa kegiatan pertemuan dengan
pihak intern atau ekstern sekolah. Selain itu juga ruang pertemuan sering
dijadikan tempat pengembangan diri tata arias. Beberapa tropi dan piala
diletakkan di ruang pertemuan. Selain itu juga pada ruang pertemuan
terdapat meja, kursi, kaca rias, lemari temapt LCD dan alat pengeras
[31]
suara. Persembahyangan puja tri sandya dan pengumuman terhadap siswa
dilakukan dari ruang pertemuan ini.
18. Lobi I
Lobi I berada pada lantai dua tepat di depan ruang pertemuan. Pada
lobi I terdapat tempat duduk kayu panjang, sofa dan meja sebagai tempat
untuk menunggu. Beberapa siswa maupun guru sering menggunakan lobi
sebagai tempat untuk bersantai ketika sudah selesai mengajar di kelas.
19. Toilet Siswa Pada Lantai I, II dan III
Toilet siswa juga terdapat pada lantai dua tepatnya berada di
sebelah ruang KSPAN. Toilet siswa dapat dikatakan sudah memadai. Pada
toilet terdapat kaca, dua westaple, dua kamar mandi. Siswa belum
menyadari akan pentingnya kebersihan pada toilet ini terlihat dari
banyaknya sampah tissue dan botol air mineral yang dibuang di toilet.
20. Ruang Auditorium
Ruang Auditorium berada pada lantai dasar yang ruangannya
mempunyai ukuran 630 m2. Ruangan yang sangat besar sering digunakan
sebagai tempat reuni, rapat dengan orang tua siswa dan pertemuan-
pertemuan lainnya yang mengundang banyak orang. Ruang auditorium
sering digunakan sebagai tempat pengembangan diri teater.
21. Front Office
Ruang ini merupakan ruangan yang pertama dilalui ketika akan
memasuki gedung sekolah SMA Laboratorium Undiksha Singaraja.
Ruangan ini bernama ruang Front Office. Ruang front Ofice memiliki
petugas khusus yqng bernama Putu Andika Jaya Raditya. Biasanya tugas
umum dari petugas khusus ini adalah melayani orang tua siswa/wali yang
memintakan izin anaknya dan menerima tamu yang datang ke sekolah.
Fasilitas (terlampir).
22. Ruang/ Pos Satpam
[32]
Ruang ini berada di depan sekolah tepatnya, ketika memasuki
lingkungan sekolah laboratorium, pertama kali pengunjung akan bertemu
langsung dengan pos satpam. Ruang satpam mampunyai ukuran 71,25 m2
yang digunakan sebagai markas dan tempat beristirahat para satpam yang
bertugas di sekolah laboratorium Undiksha. Fasilitas yang terdapat di
dalamnya terlampir.
23. Prahyangan/Padmasana
SMA laboratorium Undiksha Singaraja mempunyai areal
prahyangan yang berada di depan agak ke timur dari parkir sepada motor.
Prahyangan SMA lab mempunyai 3 palinggih, yaitu padmasana, taksu dan
gedong. Luas Parahyangan yang dimiliki SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja adalag 176 m2. Pemanfaatan Parahyangan sudah sangat baik,
setiap pagi warga sekolah khususnya yang beragama hindu memakukan
persembahyangan sendiri-sendiri di Parahyangan. Pada hari tertentu
seperti : hari Saraswati, hari Purnama dan Tilem para siswa bersama para
guru dan staf pegawai melakukuan persembahyangan bersama.
24. Koperasi dan Kantin
Kantin dan koperasi sekolah SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja terletak paling bawah dekat dengan basement. Di SMA
Laboratorium Undiksha ada 1 buah kantin yang di kelola oleh koperasi
dan 2 koperasi untuk SMA dan SMP Laboratorium Undiksha Singarja.
Masing-masing menjual beraneka jenis makanan yang berbeda-beda.
Kantin dan koperasi ini dimanfaatkan oleh siswa pada saat jam istirahat.
Kantin ini bersih dan sehat sehingga membuat siswa nyaman untuk makan
dan minum di saat jam istirahat.
25. Ruang Rapat
Ruang rapat berada pada lantai tiga yang mempunyai luas 46 m2,
ruangan ini berfungsi sebagai tampat mengadakan rapat internt guru dalam
membahan permasalahan sekolah. Ruang rapat ini tidak hanya digunakan
oleh pihak SMA, tetapi juga sering dipinjam oleh pihak SMP Lab yang
[33]
mempunyai tujuan yang sama yaitu mengadakan rapat intern guru maupun
pertemuan sekolah lainnya. Pada ruang rapat ini terdapat beberapa
fasilitas, yaitu meja, kurci, AC, LCD , layar, sound lengkap dengan
amplipairenya.
26. Ruang Internet dan Ruang Instalasi
Ruang internet dan ruang instalasi berada pada lantai tiga yang
mempunyai luas 40 m2 dan 8 m2. Ruangan ini belum dioptimalkan dalam
penggunaannya ini dikarenakan gedung sekolah yang baru dan
kebanyakan siswa melakukan kegiatan internet dengan menggunakan
laptop yang terkoneksi dengan wifi sekolah.
27. Parkir
Tempat parkir di SMA Lab Undiksha Singaraja dibedakan menjadi
3 yakni tempat parkir bagi guru dan pegawai, tamu serta tempat parkir
siswa. Untuk tempat parkir guru dan pegawai terletak di halaman depan
sekolah tepatnya di depan front office sebelah parahyangan. Di halaman
tersebut tempat parkir bagi guru dan pegawai telah ditata kerapiannya
dengan dibuatnya garis-garis pembatas kendaraan, sehingga parkir
kendaraan bermotor guru dan pegawai tetap beraturan. Selain itu, tempat
parkir guru dan pegawai yang menggunakan mobil dan sepeda motor di
tempatkan berbeda. Tempat parkir tamu terletak di depan gerbang pintu
masuk SMA Lab Undiksha Singaraja. Dimana letaknya ada sebelah kebun
kecil yang tertata dengan rapi. Penempatan parkir yang berbeda bertujuan
untuk memudahkan tamu memarkir sepeda motor dan memasukan atau
mengeluarkan sepeda motornya.
Tempat parkir siswa terletak di belakang lapangan olahraga ataupun
upacara SMA Lab Undiksha Singaraja, tepatnya di bassment. Tempat
parkir tersebut sangat luas sehingga mampu menampung semua kendaraan
siswa-siswi SMA Lab Undiksha Singaraja. Di tempat parkir siswa
terdapat sebuah CCTV untuk mengontrol keadaaan di tempat parkir.
[34]
CCTV itu berada di pojok kiri atas tempat parkir. Tempatnya pun
tersembunyi dan jarang yang tahu akan keberadaan CCTV tersebut.
28. Ruang Komite
Ruang komite mempunyai luas 67,5 m2 yang berada pada
perpustakaan SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan ruangan ini nampaknya masih belum
berfungsi ini terlihat dari dalam ruangan yang belum ada fasilitas
penunjangnya.
29. Ruang Musik
Ruang musik berada pada basement sebelah timur kantin. Ruang
musik mempunyai luas 16 m2 yang sering digunakan untuk
pengembangan diri musik. Pada ruangan tersebut terdapat alat musik
seperti drum, gitar dan piano.
2.4.2 Unsur Non Fisik Sekolah
1. Keadaan Guru dan Administrasi Sekolah
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki tenaga pengajar
sebanyak 42 orang, adapun secara rinci data tenaga pengajar di SMA
Laroratorium Undiksha Singaraja sebagai berikut :
Tabel 02. Tabel Rincian Jumlah Pengajar di SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja
Keadaan Guru Laki-Laki Perempuan Jumlah
PNS 15 7 22
DEPAG 1 - 1
LEMBAGA 1 - 1
YAYASAN 5 8 13
GURU TIDAK TETAP 3 2 5
[35]
Jumlah pegawai di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja sebanyak 15
orang. Adapun rincian data pegawai SMA Laboratorium Undiksha
Singaraja sebagai berikut :
Tabel 03. Jumlah dan Keadaan Pegawai
Keadaan Pegawai Laki-Laki Perempuan Jumlah
Pegawai TU 3 6 9
Pesuruh 4 1 5
Pegawai tidak tetap - 1 1
Guru sebagai tenaga pengajar mempunyai peranan yang sangat penting
dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa/peserta didik.
Keadaan guru di SMA Laboratorium Undiksha dibedakan atas beberapa
kategori, yaitu beradarkan izajah, golongan dan bidang studi yang
dipegang. (data kategori guru terlampir).
2. Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari Tata Usaha, khususnya seksi
mutasi (Ni Putu Ayu Eka Laranti), jumlah siswa pada tahun ajaran
2012/2013 adalah 592 orang (rincian/ pemetaan berdasarkan jenis
kelamin dan agama terlampir).
Sebagaimana disebutkan di atas, SMA Laboratorium Undiksha saat
ini memiliki 20 ruang kelas yang memiliki jumlah siswa beragam. Kelas
X terdiri atas tujuh kelas, yakni kelas X-1 (29 orang), kelas X-2 (29
orang), kelas X-3 (29 orang), X-4 (30 orang), kelas X-5 (30 orang), kelas
X-6 (30 orang), dan X-7 (30 orang). Total siswa kelas X adalah 207 orang
yang terdiri atas 112 orang laki-laki dan 95 orang perempuan.
Kelas XI terbagi menjadi tiga penjurusan, yakni ilmu alam (IA),
ilmu bahasa, dan ilmu sosial (IS). Kelas XI IA terbagi menjadi dua kelas.
Kelas XI IA-1 dan IA-2 masing-masing terdiri atas 39 orang siswa,
sedangkan kelas XI Bahasa hanya ada satu kelas yang terdiri atas 30
[36]
orang (saat laporan ini dibuat, kelas XI Bahasa hanya terdiri atas 29 orang
karena seorang siswa terpaksa dipecat akibat poin pelanggaran yang
terlampau tinggi). Kelas XI IS terdiri atas dua kelas, yakni XI IS-1 (30
orang) dan XI IS-2 (31 orang). Keseluruhan kelas XI berjumlah 169
orang yang terdiri atas 87 orang siswa putra dan 82 orang siswa putri.
Berbeda halnya dengan kelas XII yang terdiri atas delapan kelas.
Kelas XII juga terdii atas tiga jurusan, seperti halnya kelas XI, yang
memiliki jumlah siswa bervariasi. Rincinannya adalah kelas XII Bahasa
sebanyak 33 orang, kelas XII IA-1 sebanyak 26 orang, kelas XII IA-2
sebanyak 27 orang, kelas XII IA-3 sebanyak 27 orang, kelas XII IS-1
sebanyak 26 orang, kelas XII IS-2 sebanyak 26 orang, kelas XII IS-3
sebanyak 26 orang, dan kelas XII IS-4 sebanyak 25 orang. Jumlah seluruh
kelas XII adalah 216 yang terdiri atas 99 siswa putra dan 117 siswa putri.
Jika jumlah siswa dibandingkan dengan jumlah guru, rasionya
adalah 592:42, sedangkan rasio jumlah siswa dan pegawai adalah 592: 15.
Melihat perbandingan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa pelayanan
akademik dan nonakademik sudah berjalan optimal. Oleh karena itu,
sepanjang pengamatan penulis, tidak ada siswa yang mengeluhkan
kurangnya pelayanan di sekolah, baik akademik maupun nonakademik
Dilihat dari perbandingan antara siswa putra dan siswa putri, tidak
terlalu ada perbedaan jumlah yang mencolok, yakni 298:294. Dari segi
penjurusan, terlihat bahwa sedikit siswa yang memilih program/jurusan
bahasa. Hal itu terlihat dari jumlah kelas bahasa hanya satu kelas pada
setiap jenjang. Dari segi ekonomi, terlihat bahwa sebagian besar siswa
berasal dari ekonomi menengah ke atas. Namun, kondisi tersebut tidak
berarti terjadi kesenjangan dalam pergaulan di sekolah. Semua siswa
bergaul dengan baik. Sepanjang pengamatan penulis, khususnya di kelas
XI Bahasa yang memiliki dua orang siswa warga negara asing (Prancis
dan Belanda), tidak menunjukkan adanya kesenjangan. Mereka bergaul
dan bercengkrama satu sama lain meskipun berbeda kelas.
[37]
3. Kegiatan Ekstrakurikuler/Pengembangan Diri dan
KSP
Terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler dan pembinaan terhadap
siswa yang ingin mengembangkan kemampuannya di bidang akademik
yang dikembangkan di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja seperti
yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 04. Daftar Kegiatan Pengemangan Diri dan Guru Pembina
No Guru Pembina
Bidang
Pengembangan
Diri
Jumlah
Jam
1 Luh Made Karmini, S.Pd Matematika 3
2 Drs. I Wayan Darta Astronomi 3
3Dra. Ni Nengah Masni,
M.PdKimia 3
4 Dra. Ketut Dani Biologi 3
5 Drs. I Ketut Andria Ekonomi 3
6 Dra. L. Mastriasih N. Akutansi 3
7 Drs. Gede Suanda, M.Pd Fisika 3
8 Hardini DA., ST Informatika 3
9 Putu Mariasa, S.Pd Informatika 3
10 Dra. Putu Kodiani Kebumian 3
11 Ketut Marisnawati, S.Pd D. Inggris 3
12 Dra. A.A Raka Sumari B. Jepang 3
13 Ketut Widnyana Putra, S.Pd
Sepak Bola 6
Bola Basket
X,XI, XII
Pemula
6
14 I Wayan Merta, S.Pd Tim Inti Bola 5
[38]
Basket
Renang 4
Bulu Tangkis 6
15 Dra. A.A.N. AcwinaTim Pemula
Bola Volley4
16 Putu Mariasa, S.PdTim Inti Bola
Volley3
17 Dra. Putu Kodiani KIR 3
18 W. Manik Hermawati, S.Pd KIR 3
19 Drs. IGB. Made Utama PMR Inti 3
20 I Made Artanu, S.Pd PMR Pemula 3
21 Komang Sri WahyuniTari Bali
(Putri)5
22Drs. A.A. Gede Ngurah,
M.SiTabuh 3
23 Irse Niopani, S.Pd Tari Kreasi 5
24 Dra. Ni Wayan Sumiasih Jurnalistik 3
25 Drs. I Gusti Made MertaDharma
Gita/Nyastra3
26 Dewa made Subrata Bina Vokalia 4
27 Made Suhartayasa, S.Pd Band (music) 6
28
I Kadek Surya Kencana,
S.Pd
Teater 6
Pencinta
Sastra4
29 C. Ajeng Rona YuliantangMusikalisasi
Puisi5
30 Drs. Gede Suanda, M.Pd KSPAN 4
31 Ni Putu Rahayu, S.Pd KSPAN 4
32 Made Dewi Armawati Yoga 6
[39]
33 Gede Ari Witawan Panjat Tebing 7
34 Gede Agus Sinar Bawa Catur 5
35 Kusuma Atma Jaya, S.Pd Tay Kondo 5
36 Drs. Hardijo Kelautan 6
37 Sri Ningsih Tata Rias 6
38 Erwin Arkian Fotografi 6
Setiap siswa wajib mengikuti satu jenis kegiatan ekstrakurikuler
sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Apabila siswa tidak
memiliki nilai pengembangan diri maka raport mereka tidak dibagikan,
karena nilai pengembangan diri akan Sekolah mengadakan sosialisasi
biasanya setiap tahun ajaran baru yaitu mengenai kegiatan ekstrakurikuler
yang diprogramkan oleh sekolah. Sosialisasi ini terutama ditujukan bagi
siswa baru yang belum mengetahui kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang
diprogramkan oleh sekolah dan kegiatan sosialisasi ini diadakan pada saat
kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa). Sekolah juga memiliki kebijakan
tersendiri terkait dengan pengembangan diri siswadimasukkan ke dalam
raport. Dengan adanya pengembangan diri ini, maka para siswa
diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minatnya. Terbukti dengan
adanya kegiatan ini, sekolah dapat meraih prestasi yang cukup
membanggakan diberbagai bidang. Pengembangan diri diwajibkan untuk
diikuti oleh seluruh siswa dan siswa hanya berhak mengikuti satu
pengembangan diri
2.5 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa SMA Laboratorium
Undiksha Singaraja
2.5.1 Umum
Menurut penulis (berdasarkan pengamatan selama PPL real), di SMA
Laboratorium Undiksha, siswa dibiasakan untuk membudayan budaya malu dan
budaya senyum, tegur, sapa. Budaya malu, seperti budaya malu malas, malu
terlambat, dan lain sebagainya. Harapan pihak sekolah adalah agar siswa tertib, baik
[40]
akademik maupun nonakademik. Namun, tetap ada saja siswa yang melanggar yang
membutuhkan bimbingan dan penanganan khusus dari pihak guru dan petugas BK.
Budaya senyum, tegur, sapa juga telah diterapkan dengan baik. Hal itu terlihat ketika
bertemu satu sama lain, siswa, guru, kepala sekolah, dan pegawai selalu saling
menyapa dan mengucapkan “om suastiastu”. Tidak jarang, sapaan dan ucapan itu
diganti dengan senyum dan anggukan kepala.
Secara umum, lebih banyak siswa yang berperilaku yang biasa-biasa saja dan tidak
melanggar tata tertib yang ditetapkan sekolah. Mereka belajar sesuai jadwal yang ada
dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagaimana mestinya. Oleh
karena itu, hubungan antara guru dan siswa terlihat sangat kondusif. Hubungan yang
baik itu juga terbina antara Kepala Sekolah dan siswa.
Begitu pula dengan hubungan antara siswa dan petugas administrasi lainnya.
Siswa diwajibkan untuk memenuhi kewajibannya membayar SPP tepat waktu. Jika
ada yang tidak menaati, petugas administrasi akan menghubungi siswa bersangkutan
dan mengomunikasikannya dengan baik. Selama penulis mengadakan pengamatan,
petugas administrasi telah memberikan pelayanan maksimal kepada siswa. Oleh
karena itu, hubungan antara siswa dan petugas administrasi terbina dengan baik dan
saling menghormati.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, antara siswa dan siswa lainnya terlihat
hubungan yang baik, harmonis, dan saling menghormati. Perbedaan kelas tidak
membuat mereka untuk tidak saling bersenda gurau antarsiswa. Bahkan mereka pun
tak segan menghampiri teman ke kelas yang berbeda.
2.5.2 Kegiatan Di Dalam Kelas (awal, inti, akhir, pengelolaan kelas)
1) Membuka dan Menutup Pelajaran
Saat bel tanda masuk berbunyi, seluruh siswa yang beragama Hindu
melaksanakan sembahyang Tri Sandhya dengan dipimpin oleh OSIS/ guru agama
dari ruang pertemuan (lantai 1) yang dikumandangkan dengan alat pengeras
suara. Sebagian siswa terlihat sangat khusuk, tetapi kadangkala ada pula siswa
yang tidak serius sembahyang. Oleh karena itu, para guru mengawasi mereka di
masing-masing ruangan atau guru mata pelajaran yang akan mengajar memantau
[41]
mereka dari luar kelas. Siswa yang beragama nonHindu terllihat sangat
menghargai temannya yang sedang sembahyang. Itulah bentuk toleransi yang
terlihat sangat jelas telah dibina dan dilaksanakan oleh siswa-siswi SMA
Laboratorium Undiksha.
Ketika guru memasuki ruang kelas, siswa segera mengambil posisi
duduknya masing-masing dengan tertib. Pada awal pembelajaran, siswa dipimpin
oleh ketua kelas mengucapkan panganjali umat, “om suastiastu”. Sebelum
menyampaikan materi, guru mendata kehadiran siswa, mengecek kebersihan
kelas, dan mengondisikan siswa agar siap belajar. Siswa terlihat antusias
mengikuti pembelajaran. Meskipun ada siswa yang hiperaktif, guru berusaha
memanfaatkan potensi siswa tersebut untuk mengaitkan dengan pembelajaran.
Saat pembelajaran berlangsung, ada saja siswa yang menjadikan kencing sebagai
alasan untuk keluar kelas. Namun, hal itu dapat disiasati guru dengan tidak
mengizinkan siswa keluar berombongan ke kamar kecil. Guru hanya
mengizinkan satu orang siswa permisi ke kamar kecil.
Siswa memperhatikan dengan saksama penjelasan guru. Tidak jarang siswa
beramai-ramai ingin mengerjakan/ menjawab soal/ pertanyaan yang dilontarkan
guru. Begitu pula saat mereka tidak mengerti atau belum paham dengan materi
yang disampaikan. Siswa tidak segan bertanya dan sebagian menunjukkan
perilaku kritis dan rasa ingin tahu yang besar. Setelah PBM selesai, siswa
kembali menyampaikan “om santi, santi, santi, om” yang dipimpin oleh ketua
kelas dan diikuti pula dengan ucapan “selamat siang” atau “selama pagi”
bergantung waktu pembelajaran itu berakhir.
2) Interaksi Belajar Mengajar
Dalam interaksi belajar mengajar, siswa menunjukkan perilaku yang
bervariasi. Siswa ada yang sangat aktif dan ada pula yang tidak aktif saat PBM
berlangsung. Siswa yang aktif akan sangat kritis dan memiliki rasa ingin tahu
yang besar. Mereka (siswa yang aktif) terlihat tidak ragu-ragu atau pun malu
untuk mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dimengerti.
[42]
Begitu pula saat guru mengajukan pertanyaan, siswa yang aktif akan beramai-
ramai ingin menjawab.
Berbeda halnya dengan siswa yang pasif. Mereka cenderung pendiam dan
hanya mendengarkan penjelasan guru, bahkan mereka cenderung tak acuh
terhadap penjelasan guru. Namun, guru mempunyai strategi tersendiri untuk
menangani mereka. Terkadang, guru sengaja menunjuk siswa yang pasif untuk
menjawab pertanyaan. Meskipun mereka berkelit dengan alasan “tidak bisa”,
guru menuntun dan memberikan motivasi kepada siswa yang pasif dengan
berbagai teknik. Dengan cara demikian, siswa yang pasif tetap memiliki
partisipasi dalam PBM. Siswa pasif biasanya duduk pada deretan bangku paling
belakang. Namun, tidak semua siswa yang duduk di belakang menjadi siswa
pasif.
Dalam interaksi belajar mengajar, tidak jarang siswa menunjukkan perilaku
yang berbeda antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya. Selama
penulis mengadakan pengamatan, sikap dan pola tingkah laku siswa dipngaruhi
oleh karakterstik mata pelajaran dan waktu pembelajaran itu dimulai. Terutama
pada jam terakhir (jam 7—8) merupakan jam mengantuk dan membosankan bagi
siswa karena ingin segera pulang. Dalam kondisi semacam itu, guru mempunyai
strategi-startegi jitu yang mampu membuat siswa lebih aktif belajar. Terkadang,
pelajaran diawali dengan senda gurau antar guru dan siswa, yang tidak jarang
mampu menghidupkan interaksi antara siswa dan siswa lainnya. Penggunaan
media audio-visual saat pembelajaran juga memiliki dampak positif untuk
membangkitkan minat belajar siswa.
Saat pembelajarann, siswa diwajibkan untuk memiliki fasilitas buku
penunjang, seperti lembar kerja siswa (LKS) dan buku paket. Siswa di SMA
Laboratorium telah mengindahkan hal tersebut, tetapi ada segelintir siswa yang
belum mematuhinya. Selain itu, siswa juga menyiapkan buku catatan dan buku
latihan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebagian besar siswa
menunjukkan sikap siap belajar dan mau belajar dengan aktif. Siswa yang tidak
[43]
memperhatikan, biasanya langsung diberikan pertanyaan oleh guru. Dengan
demikian, intensitas siswa tidak memperhatikan bisa diminimalisasi.
3) Pengelolaan Kelas
Pengaturan tempat duduk diatur sedemikian rupa dan terdapat pula
pengaturan tempat duduk yang berbeda antara satu kelas dan kelas lainnya. Di
beberapa kelas, siswa duduk berdua dan ada pula siswa duduk sendirian. Posisi
tempat duduk tersebut ternyata disesuaikan dengan jumlah siswa dan kondisi
ruangan. Tujuan pengaturan tempat duduk tersebut agar siswa bisa belajar
dengan nyaman dan tidak bercanda saat pembelajaran berlangsung. Secara
umum, siswa putra lebih cenderung menempati tempat duduk di belakang dan
siswa putri berada di leret bangku depan. Namun, ada beberapa kelas yang justru
siswa putri duduk di belakang. Tidak jarang pula siswa duduknya berpindah-
pindah meskipun sudah ada denah kelas. Secara umum, pola sikap dan tingkah
laku siswa dalam pengelolaan kelas terbagi menjadi beberapa hal berikut ini.
(1) Secara Individual
Pengelolaan kelas secara individual biasanya lebih membutuhkan
kesiapan siswa dalam belajar. Siswa memiliki sifat dan sikap yang variatif.
Bagi siswa yang senang berbicara dan aktif dalam PBM, pengelolaan kelas
secara indivdual akan membuatnya piawai berbicara dan mengajukan
pendapat, serta rajin bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Berbeda halnya
bagi siswa yang pendiam. Namu, penggunaan metode pengelolaan kelas secara
individual dirasakan sulit jika diterapkan di kelas dengan siswa yang banyak.
Penerapan pengelolaan kelas secara individual pada dasarnya akan
sangat menonjolkan siswa yang aktif dan tidak aktif. Dengan demikian, guru
bisa memberikan perhatian dan motivasi lebih kepada siswa yang kurang aktif.
Selain itu, teknik semacam ini akan menubuhkan keinginan untuk
berkompetisi di antara siswa.
(2) Secara Kelompok
Pengelolaan kelas secara berkelompok lebih banyak merangsang
interaksi siswa dengan temanya sehingga siswa yang mampu bisa membantu
[44]
yang kurang mampu untuk mendiskusikan materi pelajaran yang diperoleh.
Selain itu, pengelolaan kelas secara berkelompok juga menumbuhkan sikap
sosial siswa untuk saling membantu. Namun, pengeloaan kelas secara
berkeompok cenderung dijadikan ajang mengobrol tentang hal-hal lain di luar
pelajaran yang sudah tentu membuat PBM tidak kondusif. Selain itu, dalam
kelompok siswa yang belajar ataupun melakukan percobaan (jika
pengelompokan tersebut untuk melakukan praktikum) hanya beberapa orang
saja yang bekerja, sedangkan siswa lainnya hanya menunggu hasil saja.
Pengelolaan kelas secara berkelompok membuat siswa saling
berinterksi. Mereka bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing
sehingga siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat membimbing temannya
yang kurang mengerti terhadap suatu materi pelajaran. Guru diperlukan hanya
sebagai pembimbing/fasilitator dan penengah jika ada penyimpangan konsep
yang terjadi antar kelompok. Inti dari pengelolaan kelas secara kelompok yaitu
siswa memerlukan orang lain untuk dapat diajak bekerja sama dan saling
membantu serta tidak sepenuhnya bergantung dari penjelasan guru.
(3) Klasikal
Pengelolaan kelas secara klasikal umumnya tidak terlalu banyak dipilih
oleh guru. Pengelolaan kelas secara klasikal dimanfaatkan guru untuk
menjelaskan materi. Pola sikap dan tingkah laku siswapun beragam. Ada siswa
yang mendengarkan dengan saksama. Ada pula yang bersikap acuh tak acuh.
Terutama siswa putra yang duduk di belakang. Mereka memiliki kesempatan
untuk bercanda atau mengganggu temannya. Akibatnya, perhatian guru tidak
merata, terutama pada kelas gemuk (jumlah siswanya banyak). Namun,
penggunaan pengelolan klasikal ini diikuti strategi dari guru agar siswa tetap
memberikan perhatian walaupun dalam hal ini guru sebagai pemberi materi
dan siswa sebagai penerima/ pendengar.
2.6 Interaksi Sosial
2.6.1 Hubungan Antara Guru Dengan Guru
[45]
Hubungan harmonis dalam membina dan memelihara kehidupan
sekolah yang kondusif tercipta antara guru-guru, itu tampak jelas saat jam-
jam istirahat, jam kosong dan jam lainnya. Guru berkumpul di ruang guru
dan membahas pola tingkah laku siswa yang mereka hadapi sehari-hari.
Selain itu guru juga membahas upaya-upaya yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kualitas siswa, terutama siswa kelas XII yang akan
menjalani ujian akhir. Kerukunan tampak dengan jelas dari cara bertutur
sapa dan bergurau. Bahkan terkadang, para guru tidak sungkan-sungkan
berbagi makanan dengan guru yang lainnya. Guru selalu dengan aktif
menjaga komunikasi. Dengan ini, guru akan lebih paham dengan
perkembangan peserta didiknya.
2.6.2 Hubungan Guru Dengan Siswa
Dalam proses pembelajaran siswa tampak disiplin memperhatikan
guru, semua siswa dengan antusias tinggi mengikuti pelajaran begitu juga
guru dengan baik menjelaskan materi yang diberikan. Interaksi antara guru
dan siswa terjaga dengan baik. Disisi lain, saat pelajaran usai atau kosong
siswa rajin mendekati guru yang mereka lihat sedang berbincang-bincang
dan tidak lupa menjaga hubungan dengan baik. Tutur sapa dengan baik,
serta tidak sungkan-sungkan untuk bersenda gurau dengan gurun
2.6.3 Hubungan Siswa Dengan Siswa
Keakraban antar siswa tampak jelas pada saat jam istirahat. Mereka
sering berkumpul di suatu tempat kemudian bercanda gurau. Tidak malu-
malu, baik itu lelaki atau perempuan mereka berbaur jadi satu. Mereka
biasanya berkumpul dengan sesama teman dari satu kelas. Mereka juga
tampak akrab dengan teman dari lain kelas bahkan dari tingkat yang lain.
Hubungan sosial yang lain terlihat ketika siswa melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah maupun diluar sekolah. Dengan demikian, maka
interaksi sosial antar siswa dapat menjadi lebih baik lagi. Pada umumnya
siswa hanya bergaul sesama teman dekat, tidak di sekolah ini pergaulan
tidak hanya terjadi antar satu tingkat kelas saja, melainkan antara tingkatan
[46]
kelas yang satu dengan tingkatan kelas yang lainnya juga terjadi interaksi
sosial yang sangat baik.
2.6.4 Hubungan Guru Dengan Pegawai Administrasi
Hubungan yang baik terjadi antara guru dengan pegawai. Semua ini
dapat terjadi karena berbagai hal. Jika dilihat dari tugasnya pegawai sering
membantu para guru dalam melaksanakan tugasnya serperti membuat
laporan, mengarsipkan data-data yang diperlukan dan lain sebagainya.
Kedekatan ini juga dapat disebabkan karena rasa kekeluargaan pegawai
dengan guru tersebut.
2.6.5 Hubungan Siswa Dengan Kepala Sekolah
Dalam kegiatannya, Kepala Sekolah sering terjun langgsung turun
tangan menangani masalah atau kegiatan tertentu. Kedekatan ini sangat
perlu dicontoh oleh semua pihak. Bahkan tidak jarang Kepala Sekolah aktif
berbincang-bincang dengan siswa. Kepala sekolah yang selalu membuka
dirinya baik dari segala siswa khususnya mengenai permasalahan yang
dihadapi siswa atau sekolah. Ini terlihat dari saran kepala sekolah kepada
siswa untuk memberikan kritik dan sarannya melalui facebook, email dan
sms terhadap sekolah, kepala sekolah dan guru maupun siswa secara bebas
dan demokratis.
2.7 Keberadaan dan Tata Tertib
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki peraturan dan tata
tertib. Tata tertib ini dibuat untuk seluruh warga sekolah, baik siswa, guru,
maupun staf pegawai. Peraturan untuk siswa tidaklah sama dengan peraturan
guru dan staf pegawai, hal ini dikarenakan hak dan kewajiban yang mereka
miliki tidaklah sama. Seluruh aturan dan tata tertib ini dibuat untuk
menumbuhkan rasa tanggungjawab dan disiplin siswa, guru, maupun staf
pegawai. Seluruh pelanggaran terhadap tata tertib akan mendapatkan sanksi
sesuai dengan jenis pelanggarannya. Seluruh siswa SMA Laboratorium
Undiksha diberikan sebuah buku saku siswa, dimana didalamnya dimuat segala
peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah yang harus mereka patuhi.
[47]
Dalam buku saku sudah tertera sanksi untuk para siswa yang melakukan
pelanggaran. Siswa diwajibkan untuk membawa buku saku setiap hadir di
sekolah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran siswa akan
pentingnya disiplin. Adapun tata tertib dan standat operasional prosedure buku
saku SMA Laboratorium Undiksha Singaraja terlampir dalam laporan ini.
Penanganan untuk siswa bermasalah atau melanggar ditangani dengan beberapa
jalur penanganannya adalah sebagai berikut:
1. Pelanggaran I ditangani oleh guru yang sedang mengajar di kelas atau
guru yang kebetulan melihat siswa saat melakukan pelanggaran yang
berhubungan dengan buku saku.
2. Pelanggaran II ditangani oleh wali kelas, guru pembina buku saku, guru
BK, orang tua siswa.
3. Pelanggaran III ditangani oleh guru BK, orang tua siswa, dan wakasek
kesiswaan.
4. Pelanggaran IV ditangani oleh wali kelas, guru BK, orang tua siswa, dan
wakasek kesiswaan, dan kepala sekolah dengan memberikan surat
peringatan I.
5. Pelanggaran V ditangani oleh semua komponen no. 4 dengan memberi
surat peringatan ke II.
6. Pelanggaran ke VI ditangani oleh semua komponen no.4 dengan memberi
surat peringatan ke III (yang terakhir).
7. Pelanggaran ke VII ditangani oleh Kepala sekolah dengan terlebih dahulu
berkonsultasi dengan dewan guru sekolah Laboratorium Undiksha untuk
memberikan sanksi skorsing pada siswa yang bersangkutan.
8. Pelanggaran yang ke VIII ditangani oleh Kepala sekolah dengan terlebih
dahulu berkonsultasi dengan dengan dewan guru sekolah Laboratorium
Undiksha untuk memberikan sanksi terakhir, yakni mengembalikan siswa
bersangkutan dari SMA Laboratorium Undiksha ke orang tua/wali siswa
bersangkutan.
[48]
Kepala sekolah memberikan keleluasaan kepada semua warga sekolah di dalam
melakukan aktivitasnya dengan tetap memperhatikan tata tertib yang berlaku.
Kepala sekolah dalam hal membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah,
selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan semua komponen sekolah.
2.8 Penggunaan Sekolah
Gedung SMA Laboratorium Undiksha digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar atau akademik pada pagi hingga siang hari. Setiap Senin, PBM
dimulai pukul 08.00 wita karena didahului dengan pelaksanaan upacara
bendera. Pada Selasa hingga Kamis, kegiatan akademik dimulai pada pukul
07.15 wita sampai dengan pukul 13.45 wita. Sementara itu, untuk hari Jumat
diadakan kegiatan jalan santai, pengembangan diri, KSP, dan pembersihan dari
pukul 06.00 wita sampai dengan pukul 12.00 wita, sedangkan hari Sabtu PBM
dimulai pada pukul 07.00 wita sampai dengan 13.05.
Tidak hanya itu, gedung sekolah juga dimanfaatkan untuk kegiatan
pengembangan diri yang dilaksanakan pada sore hari pada hari-hari tertentu
(selain hari Jumat). Berbagai kegiatan OSIS, seperti jeda semester, pemilihan
OSIS, dan kegiatan OSIS lainnya juga diadakan di lingkungan sekolah. Setiap
Purnama-Tilem sekolah, khususnya padmasana dimmanfaatkan untuk
persembahyangan bersama.
2.9 Kesan Umum
Kesan umum praktikan selama melakukan observasi di SMA
Laboratorium Undiksha Singaraja, baik keadaan fisik, non fisik, sarana
prasarana adalah.
1. Lingkungan fisik di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja dapat
dikatakan sangat baik, ini terlihat dari sarana dan prasarana yang
lengkap baik ditinjau dari bangunan, dan fasilitas belajar
2. Disiplin siswa dapat dikatakan sudah baik namun perlu ditingkatkan
ini terlihat bahwa terdapat beberapa siswa yang melanggar tata-
tertib, misalnya terlambat dan terkadang penggunaan seragam yang
tidak sesuai dengan hari yang telah ditentukan.
[49]
3. Siswa, khususnya yang beragama Hindu menunjukkan kualitas
keimanan yang tinggi. Hal ini terlihat ketika para siswa selalu
mengatupkan tangan untuk bersembahyang di padmasana setiap
pagi sebelum memulai pelajaran.
4. Guru yang raham dan selalu terbuka dengan siswa dan menjadikan
tempat untuk mencurahkan isi hati dan mencari solusi terkait
beberapa maalah yang dihadapi siswa.
BAB III
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Temuan PPL
Kegiatan PPL-Real dilaksanakan sejak tanggal 2 Agustus 2012 sampai
dengan 3 November 2012 (sesuai jadwal dari LPPL Undiksha). Kegiatan diawali
dengan penyerahan dari pihak kampus kepada pihak sekolah pada tanggal 2
Agustus 2012 di Auditorium Undiksha. Saat pelepasan tersebut, mahasiswa PPL-
Real sudah bisa langsung menuju sekolah masing-masing. Akan tetapi, penulis
dan rekan-rekan PPL-Real lainnya menyepakati untuk menuju sekolah tanggal 3
Agustus 2012. Pada hari pertama terjun ke sekolah, 3 Agustus 2012, penulis
bersama rekan-rekan mahasiswa PPL-Real lainnya mengikuti persembahyangan
bersama di Sekolah Laboratorium Undiksha, karena bertepatan dengan hari
Purnama. Setelah selesai persembahyangan, kami tidak dapat diterima oleh
kepala sekolah karena belau masih berada di Jimbaran untuk tugas dinas. Namun,
pada kesempatan tersebut kami berkumpul dan mengadakan rapat perdana untuk
perkenalan dan pemilihan koordinator sekolah beserta stafnya. Berdasarkan hasil
musyawarah mufakat, diputuskan bahwa:
(1) Ida Bagus Gede Ari Putra (Pendidikan Teknik Informatika) sebagai
koordinator sekolah
(2) Putu Herman Wianta Vadma Theja (Pendidikan Fisika) sebagai wakil
koordinator sekolah
[50]
(3) Ni Komang Dewi Sariani (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
sebagai sekretaris
(4) Putu Yesi Yasinta (Pendidikan Ekonomi) sebagai bendahara.
Pada Tanggal 3 Agustus 2012 pukul 08.00 kami mengadakan rapat dengan
kepala sekolah dan wakasek dan diterika secara resmi oleh kepala sekolah untuk
melakukan kegiatan PPL-Real di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Pada
tanggal itu juga dilakukan pembagian guru pamong yang nantinya akan
membimbing kami dalam melakukan kegiatan mengajar maupun non mengajar.
Berdasarkan hasil pembicaraan dengan guru pamong, mahasiswa diberi
tanggung jawab hanya mengajar di kelas XI IPA 1. Alasan beliau yaitu kelas XI
IPA 2 digunakan sebagai subjek penelitian yang sedang beliau laksanakan.
Namun karena adanya suatu kesibukan yang dialami oleh guru pamong
mahasiswa diberikan mengajar di kelas XI IPA 2 pada sub materi tertentu.
Setalah bertemu, berdiskusi dan membahas program kerja mahasiswa langsung
melaksanakan observasi guru model dan observasi ke tempat-tempat lainnya.
Selain dibimbing oleh guru pamong, mahasiswa juga mendapat bimbingan dari
dosen yaitu Bapak Drs. I Made Wirtha, M.Pd. Bimbingan dengan dosen untuk
pertama kalinya yang membahas mengenai silabu, program kerja dan RPP
pertama kali dilakukan pada hari Jumat, 10 Agustus 2012 yang bertempat di
gedung rektorat Undiksha lantai III.
Guru model yang diamati berjumlah tiga orang. Tujuan mahasiswa
mengobservasi guru model adalah untuk memperoleh informasi mengenai
metode pembelajaran yang diterapkan oleh masing-masing guru sehingga
nantinya dapat menjadi alternatif pilihan dalam mengajar siswa di kelas. Adapun
identitas singkat ketiga guru model adalah sebagai berikut:
1. Drs. Gede Suanda, M.Pd yaitu guru fisika
2. Luh Made Karmini, S.Pd yaitu guru matematika
3. Drs. I Wayan Darta yaitu guru fisika
3.1.1 Observasi Guru Model
Hasil observasi yang diperoleh dari ketiga guru model tersebut yaitu;
[51]
1. Guru Model: Drs. Gede Suanda, M.Pd
Kegiatan Awal:
Kegiatan observasi dilaksanakan di kelas XII IPA 1. Topik yang
didiskusikan yaitu gelombang stasioner. Pada saat memulai pelajaran,
guru model menggali apersepsi siswa dengan menanyakan materi
pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan
langsung menerangkan konsep materi yang dibahas pada saat itu
Kegiatan Inti:
Guru model cenderung menggunakan metode diskusi dengan model
siklus EEK dan menyuruh siswa untuk menyelesaian beberapa soal
yang ada di LKS pegangan siswa dengan kelompoknya. Setelah siswa
berdiskusi dan guru model berkeliling untuk membimbing siswa, guru
model menunjuk salah satu kelompok untuk menuliskan jawaban soal-
soal tersebut di papan tulis.
Kegiatan Akhir:
Guru memberikan suatu kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai beberapa hal yang kurang jelas terkait pelajaran yang telah
dilakukan jika tidak ada guru memberikan PR sebagai soal latihan di
rumah dan guru mengakhiri pelajaran.
2. Guru Model: Luh Made Karmini, S.Pd
Kegiatan Awal:
Guru masuk ke kelas X 6 dengan mengucapkan salam pembuka dan
memberikan memberikan pengarahan kepada siswa terkait busana
sekolah dan memberikan teguran kepada salah satu siswa karena
melanggar aturan busana pada saat itu. Kemudian setelah itu guru
langsung memulai pelajaran dengan menuliskan terlebih dahulu di
papan tulis judul yang akan dipelajari saat itu yang materi logaritma.
Kegiatan Inti:
[52]
Guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan
materi ini terlihhat dari proses pembelajaran yang dilakukan bahwa
guru menuliskan konsep dan beberapa ketentuan dalam logaritma
tersebut, setelah selasai kemudian siswa disuruh untuk menjawab
beberapa soal di LKS terkait konsep yang telah diajarkan. Kebanyakan
saat itu siswa tidak mengerti akan materi yang dipelajari karena guru
yang menjelaskan tidak memperhatikan keadaan siswa. Dimana siswa
yang berada pada paling belakang dan paling utara kebanyakan yang
ngantuk.
Kegiatan Akhir:
Guru kembali mengulang beberapa penekanan materi yang diajarkan
dan menanyakan kepada siswa apakah sudah mengerti apa belum.
Kemudian guru mengakhiri pelajaran yang berlangsung.
3. Guru Model: Drs. I Wayan Darta
Kegiatan Awal:
Guru memasuki ruangan kelas XI IPA 1, mengucapkan salam
pembuka dan kemudian langsung memberikan soal kepada siswa yaitu
soal-soal yang ada di LKS untuk dikerjakan. Ini dilakukan oleh guru
karena minggu sebelumnya telah diajarkan materi yang diberikan.
Kegiatan Inti:
Siswa melakukan diskusi dengan teman sebangkunya untuk menjawab
soal-soal yang diberikan dan guru sedikit memberikan rumus terkait
cara pemecahan soal yang diberikan, kemudian guru keluar
meninggalkan ruangan kelas.
Kegiatan Akhir:
Setelah selesai mengerjakan soal siswa kemudian mengumpulkan
jawaban yang telah dibuat dan bel berbunyi siswa pulang.
3.1.2 Observasi Fisik Sekolah
[53]
Observasi lingkungan fisik sekolah dilakukan oleh mahasiswa
bersamaan dengan waktu observasi guru model. Ini dilakukan oleh mahasiswa
karena banyak hari libur bertepatan denga hari raya Galungan dan Kuningan,
sehingga guru pamong dan kepala sekolah menyarankan untuk melakukan
observasi secara bersamaan untuk mengefesienkan waktu.
3.1.3 Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Mahasiswa diberikan kesempatan mengajar di kelas XI IPA 1.
Mahasiswa juga sesekali waktu diberikan tugas mengajar di kelas XI IPA 2,
XII IPA 1 dan XII IPA 2 ketika guru pamong berhalangan hadir ke sekolah.
Adapun jadwal mengajar mahasiswa di kelas XI IPA 1 dan kela XI IPA 2
adalah sebagai berikut
Hari rabu di kelas XI IPA 2 jam ke-7 sampai jam ke-8 (pukul 12.15 –
13.45)
Hari kamis di kelas XI IPA 1 jam ke-5 sampai jam ke-6 (pukul 10.30 –
12.00)
Hari kamis di kelas XI IPA 2 kam ke-7 sampai jam ke-8 (pukul 12.15
– 13.45)
Hari sabtu di kelas XI IPA 1 jam ke-7 sampai jam ke-8 (pukul 11.30 –
13.00)
Hari Senin di Kelas XII IPA 2 jam ke-5 sampai jam ke 6 (pukul 10.30
– 12.00)
Hari senin di Kelas XII IPA 1 jam ke-7 sampai jam ke-8 (pukul 12.15-
13.45)
Uraian kegiatan yang mahasiswa lakukan pada saat pelatihan mengajar
terbimbing hingga mandiri adalah sebagai berikut.
a. Pelatihan Pengajaran Terbimbing
Pengajaran terbimbing dilaksanakan dari tanggal 9 Agustus 2012
sampai 22 Agustus 2012 Uraian kegiatan pada tiap pertemuan
dapat dilihat pada tabel jurnal di bawah.
[54]
Tabel 05. Jurnal Pelatihan Mengajar Terbimbing
Hari/tanggal Kelas Uraian Kegiatan
Kamis, 9 Agustus 2012 XI IPA 1 Topik yang didiskusikan
adalah gerak melingkar
yang membahas
mengenai posisi sudut,
kecepatan sudut dan
percepatan sudut yang
sebelumnya dimulai
dengan menayangkan
fenomena melalui LCD.
Setelah pengajaran
selesai kemudian
dilakukan kegiatan
menjawab soal-soal di
LKS yang diberikan oleh
penulis.
XI IPA 2 Pembahasan mengenai
percepatan sudut dan
pengenalan konsep gerak
parábola yang
merupakan gabungan
gerak antara GLB dan
GLBB,dan membahas
soal-soal di LKS
Sabtu, 11 Agustus 2012 XI IPA 1 Diskusi mengenai topik
gerak parábola yag
merupakan gabungan dua
gerak yaitu GLB dan
GLBB, menentukan
[55]
persamaan titik tertinggi,
jarak terjauh dan waktu
kembali ke tanah. yang
sebelumnya dimulai
dengan menayangkan
fenomena melalui LCD.
Setelah pengajaran
selesai kemudian
dilakukan kegiatan
menjawab soal-soal di
LKS yang diberikan oleh
penulis
Kamis, 16 Agustus 2012 XIIPA 1 Memberikan ulangan
harian
Sabtu, 18 Agustus 2012 XI IPA 1 Pengejaran dengan
eksperimen dan diskusi
dengan topik Hukum
Newton tentang gerak
dan membahas mengenai
konsep gaya gesekan
pada permukaan datar
dan miring. Setelah
eksperimen dilakukan
kemudian siswa
menjawab soal-soal di
LKS yang diberikan oleh
guru PPL.
Rabu, 22 September
2012
XI IPA 2 Mengajar dan
mendiskusikan hukum
[56]
Newton tentang gerak
dan membahasn
mengenai gaya gesekan
yang bekerja pada bidang
datar dan miring serrta
benda yang ditarik
dengan gaya yang
membentuk sudut
terhadap arah horizontal.
Pada saat melakukan pengajaran terbimbing, disarankan agar
memperjelas tulisan di papan tulis dan disarankan untuk berbicara
formal serta tidak mengulang-ulang jawabab siswa dengan kata-
kata yang sama.
b. Pelatihan Mengajar Mandiri
Petahian mengajar mandiri dilaksanakan dari tanggal 23 Agustus
2012 sampai 11 Oktober 2012. Uraian kegiatan mengajar mandiri
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hari/Tanggal Kelas Uraian Kegiatan
Kamis, 23 Agustus
2012
XI IPA 1 Menjelaskan dan mendiskusikan materi
mengenai gaya gravitasi antara bumi
yang bermassa M dengan suatu benda di
permukaan bumi dengan massa m yang
ditunjukkan dengan suatu simulasi yang
ditayangkan dengan LCD, dan
mendapatkan kesimpulan bahwa
yang merupakan hukum
Newton tentang gravitasi serta
[57]
menyelesaian beberapa soal terkait
persamaan dari hukum Newton tentang
gravitasi tersebut.
Sabtu, 25 Agustus
2012
XI IPA 1 Menjelaskan dan mendiskusikan
mengenai gaya interaksi yang
menyerupai gaya gravitasi antara dua
benda/ partikel yang mempunyai massa-
masing m1 dan m2 dan mencari resultan
gaya jika benda berada pada garis lurus
maupun membentuk sudut antara
keduanya. Diskusi untuk menyelesaikan
beberapa persoalan di LKS yang
diberikan.
Kamis, 13
September 2012
XI IPA 1 Melakukan pengajan mengenai
percepatan gravitasi yang didahului
dengan penayangan fenomena astrounot
dengan LCD serta membahas konsep
percepatan gravitasi dengan hubungan
jaraknya dari pusat bumi. Setelah
pengajaran konsep diberikan latihan
soal pada LKS yang diberikan oleh guru
PPL.
Sabtu, 15 September
2012
XI IPA 1 Pembahasan mengenai hukum I, II dan
II Kepler. Yang dijelaskan dengan
simulasi mengenai orbit bumi dan
hubungan jarah jari-jari lintasan dengan
periode putar planet terhadap matahari
atau satelit terhadap planet.
Rabu, 19 September
2012
XI IPA 2 Memberikan UTS dengan pokok
bahasan kinematika gerak lurus, gerak
[58]
melingkar dan hukum Newton tentang
gerak.
Kamis, 20
September 2012
XI IPA 1 Memberikan UTS dengan pokok
bahasan kinematika gerak lurus, gerak
melingkar dan hukum Newton tentang
gerak.
XI IPA 2 Memberikan pengajaran mengenai
elastisitas, hukum Hooke, susunan
pegas seri dan parale dan energi
potensial pegas dan mengerjakan
beberapa soal latihan terkait konsep
tersebut.
Sabtu, 22 Agustus
2011
XI IPA 1 Pemberian remidi UTS dan memberikan
latihan soal-soal di LKS pegangan siswa
bagi siswa yang tidak remidi.
Kamis, 4 Oktober
2012
XI IPA 1 Pengajaran dengan melakukan
demonstrasi untuk topik elastisitas
dengan pembahasan tegangan, regangan
dan modulus elastisitas dan
mengerjakan soal-soal latihan dengan
LKS yang diberikan oleh guru PPL.
Sabtu, 6 Oktober
2012
XI IPA 1 Pengajaran masih di topik elastisitas,
tetapi membahas mengenai hukum
Hooke, Susunan pegas seri dan paralel
Senin, 8 Oktober 2012
XII IPA 2 Pengajaran mengenai elektrostatis
meliputi: muatan listrik dan gaya listrik
XII IPA 1 Pengajaran mengenai elektrostatis
meliputi: muatan listrik dan gaya listrik
[59]
Kamis, 11 Oktober 2012
XI IPA 2 Pengajaran mengenai gaya gravitasi
antara bumi dengan benda dan antara
benda dengan benda dan medan
gravitasi bumi
XI IPA 1 Pengajaran gerak harmonik sederhana
dengan topik gerak pada pegas yang
meliputi gaya, simpangan, kecepatan
dan percepatan pada pegas
Sabtu, 13 Oktober 2012
XI IPA 1 Latihan soal-soal persiapan ulangan
harian 2 dan menentukan peroide osilasi
pegas
Rabu, 17 Oktober 2012
XI IPA 2 Pengajaran gerak harmonik sederhana
dengan topik gerak pada pegas yang
meliputi gaya, simpangan, kecepatan
dan percepatan pada pegas
Kamis, 18 Oktober 2012
XI IPA 2 Pengajaran untuk menentukan periode
osilasi pegas.
3.1.4 Kegiatan Non Mengajar
Selama PPL Real di dalam juga kegiatan non mengajar dapat dilihat
dari kegiatan-kegiatan di luar proses pembelajaran, antara lain:
1. Kegiatan Upacara Bendera
Kegiatan upacara bendera dilakukan setiap hari Senin dan dimulai pukul
07.15 WITA. Perangkat upacara dan Pembina upacara dilakukan secara
bergilir, yaitu dari pihak sekolah SD, SMP dan SMA Laboratorium
Undiksha Singaraja.
2. Kegiatan KSP Fisika
[60]
KSP Fisika dilaksanakan setiap hari jumat dimulai pukul 10.00 – 11.00
WITA. Namun, peserta KSP fisika sangat sedikit peminatnya.
3. Kegiatan Persembahyangan bersama
Persembahyangan bersama dilakukan pada hari raya purnama dan tilem
yang bertempat di prahyangan lab undiksha singaraja. Persembahyangan
juga dilakukan bersama sisw TK, SD, SMP dan SMA.
4. Kegiatan Jumat Sehat
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jumat dimulai pukul 06.00 WITA
yaitu melaksanakan jalan santi. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas X,
XI dan XII, guru, pegawai dan mahasiswa PPL-Real 2012. Rute yang
ditempuh terkadang tidak sama tergantung situasi dan kondisi sekolah.
5. Kegiatan Tengah Semester
Kegiatan tengah semester ini dilaksanakan mulai dari tanggal 26
September sampai tanggal 29 September 2012. Adapun kegiatan dalam
rangka mengisi kegiatan tengah semester, yaitu tarik tambang, fulsal dan
lauin-lain
6. Kegiatan Perpisahan
Kegiatan Perpisahan PPL Real SMA Laboratorium Undiksha Singaraja
ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2012. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan adalah salam perpisahan dari mahasiswa, kesan dan pesan
dari kepala sekolah, siswa yang diwakili oleh OSIS, dan dari mahasiswa
itu sendiri yang juga bersama dengan mahasiswa PPL-REAL dari STKIP
Agama Hindu. Selain acara tersebut, terdapat juga acara hiburan yang
berupa penampilan dari Mahasiswa PPL Real, Siswa, dan guru.
Selama proses non mengajar, ada beberapa pengalaman yang didapat
selama PPL Real yaitu:
1. Praktikan memperoleh pangalaman tentang hal-hal yang kiranya perlu
disiapkan sebelum proses belajar mengajar dilakukan, hingga akhir
proses belajar mengajar;
[61]
2. Praktikan mampu memelihara lingkungan sekitar sekolah, menjaga
sarana dan prasarana sekolah;
3. Praktikan mendapat pengalaman tentang pola interaksi siswa dengan
siswa, mendapat pengetahuan tentang perkembangan jiwa siswa;
4. Mahasiswa praktikan mendapat pengalaman secara langsung untuk
membina ektrakurikuler siswa,
5. Mahasiswa praktikan diberikan untuk membina salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yaitu KSP Fisika. Meskipun peminat ekstra ini sangat
sedikit.
6. Setiap hari jumat pagi, mahasiswa praktikan mengikuti kegiatan
sekolah yaitu jalan santi, ekstrakurikuler/pengembangan diri dan KSP.
7. Mahasiswa praktikan bersama mahasiswa lainnya sering mengadakan
rapat-rapat kecil untuk menyelesaikan permasalahan atau penyampaian
informasi tertentu.
8. Mendapat banyak teman baik dari lingkungan Undiksha maupun
STKIP serta mengenal pola tingkah laku siswa SMA Laboratorium
Undiksha Singaraja.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Kegiatan Pembelajaran
3.2.1.1 Menyiapkan Pembelajaran
Sebelum melakukan kegiatan belajar, praktikan menyiapkan
perangkat mengajar seperti RPP dan media pembelajaran. Sebelum
mengadakan pembelajaran, praktikan terlebih dahulu mendiskusikan
dengan guru pamong materi ajar yang akan diberikan, kemudian praktikan
membuat RPP yang kemudian dikonsultasikan dengan guru pamong dan
dosen pembimbing. Pada jam pergantian, calon guru (praktikan) memasuki
kelas maksimal tidak lebih dari 5 menit setalah bel jam mata pelajaran.
Meskipun demikian, praktikan juga pernah terlambat masuk kelas karena
harus memperbanyak LKS terlebih dahulu.
[62]
Persiapan yang matang dan materi yang dikuasai dapat menolong
calon guru dalam proses pembelajaran. Persiapan dan pengetahuan yang
baik, akan membuat calon guru lebih siap menghadapi siswa yang
beraneka ragam pengetahuan dan sifatnya. Dengan persiapan yang
dilakukan agar materi yang disampaikan tidak salah konsep maka sangat
diperlukan suatu persiapan yang matang. Dengan persiapan yang matang
ini, antara lain Absensi Siswa, Rincian Minggu Efektif, Program Tahunan,
Program Semester, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan
Sistem Penilaian, mental, fisik dan buku ajar akan memberikan skenario
yang jelas di dalam kelas. Selain itu, untuk mencegah kejenuhan siswa
selama pembelajaran berlangsung, mahasiswa praktikan biasanya
memberikan cerita-cerita humor ataupun guyonan yang dapat menyegarkan
pikiran siswa.
3.2.1.2 Proses Pembelajaran
Selama mahasiswa praktikan melaksanakan praktik mengajar dalam
kegiatan PPL-Real ini, banyak hal positif yang didapatkan dari pengalaman
proses pembelajaran di kelas. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Praktikan dapat langsung terjun ke kelas mengajar siswa,
merasakan bagaimana mengajar sesungguhnya di kelas. Terkadang
melihat siswa sebagai audiens akan membuat calon guru merasa
tertekan atau grogi.
2. Praktikan dapat menerapkan semua ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan. Pengatahuan yang didapat tentunya
harus diimplementasikan. Pada kesempatan inilah mahasiswa
mampu menunjukan kemampuannya sebagai guru yang profesional.
3. Praktikan berkesempatan mengelola kelas dengan baik.
Mengelola kelas adalah hal yang sangat susah dilakukan oleh semua
pihak, seorang guru senior pun terkadang sangat sukar mengatur
sikap siswanya.
[63]
4. Praktikan berkesempatan menyampaikan materi ajar yang
tepat. Hal lain yang dapat diukur tentang sejauh mana pemahaman
mahasiswa adalah bagaimana cara membuat seseorang mengerti apa
yang mahasiwa sampaikan.
5. Praktikan berkesempatan mengenal karakter siswa satu per
satu, baik tingkah laku, dan juga kemampuan siswa dalam hal
pengetahuan, sikap dan kreativitas. Hal ini adalah input yang sangat
berharga bagi praktikan yang tidak didapatkan dari pengajaran
microteaching. Menghadapi siswa-siswa yang kurang aktif dan
suka ribut adalah hal positif dari praktek PPL Real ini.
6. Melakukan tindakan alternatif untuk mengembalikan fokus
siswa saat materi pembelajaran dirasakan membosankan. Tindakan
itu dapat berupa menceritkan kisah menarik, humor, tebak-tebakan
dengan siswa, dan lainnya.
7. Membuat berbagai media untuk memudahkan penyampaian
materi ajar sehingga cepat dipahami siswa.
Selain itu, mahasiswa praktikan mempunyai hambatan dalam
mengajar di kelas, di antaranya berikut ini.
1. RPP yang dirancang terkadang tidak sesuai dengan
situasi yang ada, ada bagian yang justru harus disampaikan diakhir
justru terdakang mendahului, bahkan ada sekenario yang tidak
berjalan.
2. Praktikan terkadang kekurangan waktu dalam
menyampaikan materi. Hal ini karena siswa mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda.
3. Pada saat praktik siswa terkadang asyik dengan
pekerjaannya sendiri tanpa memperhatikan guru, setelah didekati
dan ditegur kadang siswa pura-pura mengerjakan apa yang disuruh
guru.
[64]
4. Pada jam terakhir (7-8) sangat susah mengatur
siswa, hal ini disebabkan karena pada waktu tersebut suasana sangat
panas dan gerah sehingga siswa kesulitan untuk konsentrasi dan
mudah untuk ngantuk.
3.2.2 Kegiatan Non Mengajar
Dalam kegiatan PPL Real ini, banyak hal positif yang diterima praktikan
diantaranya adalah:
1. Interaksi langsung dengan guru, pegawai, siswa dan sesama
mahasiswa PPL-Real lainnya dari berbagai jurusan. Praktikan mendapat
pengalaman dari guru tentang pola tingkah laku siswa di sekolah,
bagaimana cara penanganannya, dan mengubah perilaku tersebut ke arah
yang lebih baik.
2. Hubungan baik juga terjalin dengan siswa. Interaksi tidak
hanya terjadi saat proses pembelajaran namun juga diluar jam pelajaran.
Terkadang siswa mendatangi mahasiswa praktikan menanyakan hal-hal
yang terkait dengan pelajaran yang kurang dimengerti.
3. Adanya beberapa mahasiswa PPL-Real yang kurang bisa
menjaga wibawa dihadapan siswa. Wibawa seorang guru harus dijaga
agar siswa menjadi segan dan patuh terhadap perintah guru.
3.2.3 Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan mahasiswa praktikan terhadap masalah
yang dihadapi adalah,
1. Mengkonsultasikan permasalahan yang dihadapi dengan guru pamong
atau dosen pembimbing untuk dicari solusinya.
2. Menggunakan pendekatan individu dan kelompok secara intensif kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
[65]
3. Lebih aktif berinteraksi dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
4. Mengadakan rapat antar mahasiswa untuk memecahkan masalah yang
dihadapi semua mahasiswa pratikan.
3.3 Temuan Yang Bermakna
3.3.1 Kegiatan Pembelajaran
Adapun temuan yang praktikan catat selama proses PPL-Real adalah sebagai
berikut.
1. Seorang guru, sebelum melaksanakan kegiatana belajar mengajar di kelas,
harus mempersiapkan segala administrasi guru, diantaranya silabus, rincian
minggu efektif, program tahunan, program semester, RPP, media
pembelajaran dan administrasi lainnya.
2. Praktikan mengalamai, memahami, melihat secara langsung dan
mempraktikkan berbagai pendekatan, strategi, model, dan metode
pembelajaran kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung.
3. Praktikan mendapat pengalaman langsung bagaimana mengelola kelas
dengan baik. Mengevaluasi siswa dan memberikan pemahaman kepada
siswa tentang ilmu pengetahuan.
4. Memahami karakteristik siswa, dan perilaku siswa yang berbeda-beda.
3.3.2 Kegiatan Non Mengajar
Beberapa temuan pada saat mahasiswa praktikan melaksanakan kegiatan
non mengajar di antaranya.
1. Setiap hari Purnama dan Tilem, mahasiswa praktikan ikut melakukan
persembahyangan bersama seluruh warga sekolah yang beragama Hindu.
2. Mahasiswa praktikan ikut membimbing KSP Fisika, sehingga dapat
berbagi pengalaman dengan siswa dan guru pengampu.
3. Mahasiswa praktikan bersama mahasiswa lainnya mengadakan rapat-rapat
untuk menyelesaikan permasalahan atau penyampaian informasi tertentu.
[66]
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Beberapa simpulan yang praktikan dapat ambil berdasarkan kegiatan
PPL-Real ini adalah sebagai berikut.
1. Keadaan fisik dan non fisik SMA Laboratorium Undiksha Singaraja
ditinjau dari sarana dan prasarana penunjang kelancaran proses belajar
mengajar sangat baik dan memadai. Selain itu, pola tingkah laku siswa di
luar dan di dalam kelas sudah cukup mencerminkan kedisiplinan.
2. PPL-Real merupakan kegiatan pelatihan bagi mahasiswa calon guru
untuk mengaplikasikan berbagai keterampilan mengajar yang telah
dipelajari di bangku kuliah. PPL sangat tepat dilaksanakan untuk
mahasiswa guna mengembangkan sikap profesionalnya.
3. Rangkaian kegiatan PPL-Real diawali dengan pengamatan keadaan
sekolah atau orientasi yang dilaksanakan pada dua minggu pertama.
4. PPL Real tidak hanya melatih seorang calon guru mengenai cara-cara
mengajar yang baik, tetapi juga bagaimana cara mempersiapkan materi
sebelum masuk kelas, cara bersosialisasi di sekolah, dan juga kegiatan lain-
lain di luar kegiatan mengajar untuk meningkatkan keprofesionalan
seorang calon guru.
[67]
5. Hal-hal yang harus diketahui oleh seorang guru sebelum mengajar
terangkum dalam administrasi mengajar, yaitu rincian minggu efektif,
program pengajaran, kemajuan harian, silabus, RPP, dan lain sebagainya.
6. Selain melatih seorang calon guru untuk mengaplikasikan berbagai
keterampilan mengajar, kegiatan PPL-Real memungkinkan praktikan
berlatih bagaimana cara mempersiapkan materi pelajaran, cara
bersosialisasi di lingkungan sekolah (di dalam maupun di luar kelas), dan
juga kegiatan lain di luar kegiatan mengajar termasuk kegiatan
ekstrakurikuler. Hal ini sangat penting untuk dilakukan dalam rangka
meningkatkan profesionalisme seorang calon guru. Dalam meraih
keberhasilan dalam mengajar, mahasiswa perlu melakukan bimbingan baik
kepada guru pamong maupun dosen pembimbing mengenai persiapan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
7. Keberhasilan mengajar dipengaruhi oleh kondisi sosial tempat
pelaksanaan PPL, keadaan siswa, dan segala sektor yang dapat menunjang
dan mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar. Disamping itu,
keberhasilan dalam mengajar juga ditentukan oleh pengetahuan mengenai
karakteristik dan perilaku siswa dalam mengikuti pelajaran.
4.2 Saran
Beberapa saran yang dapat praktikan berikan sebagai tindak lanjut
pentingnya kegiatan PPL-Real ini baik untuk mahasiswa, sekolah dan unit PPL
adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mahasiswa
Kepada Mahasiswa yang akan melaksanakan PPL-Real hendaknya
melakukan persiapan yang lebih matang agar tidak mengalami kesulitan di
lapangan.
2. Untuk Sekolah
[68]
Pihak sekolah agar lebih banyak menambah koleksi buku-buku di
perpustakaan agar menunjang guru ataupun siswa dalam menciptakan
situasi belajar yang kondusif.
3. Untuk Unit PPL
Sebaiknya Panitia Penyelenggara PPL melakukan koordinasi lebih baik
agar kegiatan PPL di tahun mendatang tidak berbenturan dengan kegiatan
KKN.
[69]