30
LAPORAN KE-08 DHCP, DNS dan Wireless Mata Kuliah : Praktik Jaringan Komputer Dosen Pengampu : Athika Dwi Wiji Utami, M.Pd Disusun oleh : Azhim Rosyed Ibrahim 13520241005 Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik

Laporan Praktek Jaringan Komputer 8 Azhim Rosyed Ibrahim (13520241005)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jaringan Komputer

Citation preview

LAPORAN KE-08

DHCP, DNS dan Wireless

Mata Kuliah : Praktik Jaringan Komputer

Dosen Pengampu : Athika Dwi Wiji Utami, M.Pd

Disusun oleh :

Azhim Rosyed Ibrahim

13520241005

Pendidikan Teknik Informatika

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta

2014

DHCP, DNS dan Wireless

A. TUJUAN1. Mampu membangun jaringan dengan mengkombinasikan DHCP, DNS, dan Wireless.2. Mampu memahami konsep DHCP, DNS, dan Wireless3. Mampu mensimulasikan jaringan dengan mengaplikasikan DHCP, DNS, dan Wireless

dalam Software Simulasi Cisco Packet Tracer.

B. SEKENARIO PRAKTIKUM

Dalam sebuah perusahaan terdapat sebuah server yang memberikan layanan DHCP dan DNS server yang disimulasikan seperti gambar di atas. Terdapat 1 buah server yang berfungsi untuk DHCP dan DNS server, 2 buah PC client yang mensimulasikan sebagai jaringan LAN, 2 buah access point mensimulasikan 2 buah perangkat wireless, 2 buah laptopmensimulasikan pengguna dari jaringan wireless yang dibangun.

C. DASAR TEORI1. DNS

Awalnya sistem penamaan alamat IP menggunakan system host table. Di dalam system ini, setiap computer memiliki file host.txt yang berisi daftar-daftar alamat IP dan nama host yang terhubung k internet. Karena internet semakin berkembang, system host table tidak efektif mengatasi permasalahan tersebut. Akhirnya pada tahun 1984 Paul Mockapetris mengusulkan system database terdistribusi dengan nama Domain Name System (DNS) yang dideskripsikan dalam RFC 882 dan 883. Sistem ini digunakan sampai sekarang pada jaringan khususnya internet

.a. Pengertian DNS

Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet

b. Cara Kerja DNS

DNS menggunakan relasi client – server untuk resolusi nama. Pada saat client mencari satu host, maka ia akan mengirimkan query ke server DNS. Query adalah satu permintaan untuk resolusi nama yang dikirimkan ke server DNS.1. Pada komputer Client, sebuah program aplikasi misalnya http, meminta pemetaan

IP Address (forward lookup query). Sebuah program aplikasi pada host yang mengakses domain system disebut sebagai resolver, resolver menghubungi DNS server, yang biasa disebut name server.

2. Name server meng-cek ke local database, jika ditemukan, name server mengembalikan IP Address ke resolver jika tidak ditemukan akan meneruskan query tersebut ke name server root server.

3. Terakhir barulah si client bisa secara langsung menghubungi sebuah website / server yang diminta dengan menggunakan IP Address yang diberikan oleh DNS server.

Jika permintaan tidak ada pada database, name server akan menghubungi server root dan server lainnya dengan cara sebagai berikut :

1. Saat kita mengetikkan sebuah nama domain misalnya http://www.neon.cs.virginia.edu pada web browser, maka aplikasi http (resolver) akan mengirimkan query ke Name Server DNS Server local atau DNS Server Internet Service Provider.

2. Awalnya name server akan menghubungi server root. Server root tidak mengetahui IP Address domain tersebut, ia hanya akan memberikan IP Address server edu.

3. Selanjutnya name server akan bertanya lagi pada server edu berpa IP Address domain neon.cs.virginia.edu. Server edu tidak mengetahui IP Address domain tersebut, ia hanya akan memberikan IP Address server virginia.edu.

4. Selanjutnya name server akan bertanya ke server virginia.edu tentang IP Address neon.cs.virginia.edu. Dan server virginia.edu hanya mengetahui dan memberikan jawaban berupa IP Address server cs.virginia.edu.

5. Selanjutnya name server akan bertanya ke server cs.virginia.edu tentang IP Address neon.cs.virginia.edu. Dan barulah cs.virginia.edu mengetahui dan menjawab berapa IP Address domain neon.cs.virginia.edu.

6. Terakhir barulah computer client bisa secara langsung menghubungi domain neon.cs.virginia.edu dengan menggunakan IP Address yang diberikan oleh server cs.virginia.edu.

7. IP Address milik neon.cs.virginia.edu kemudian akan disimpan sementara oleh DNS server Anda untuk keperluan nanti. Proses ini disebut caching, yang berguna untuk mempercepat pencarian nama domain yang telah dikenalnya.

2. DHCPDHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis

arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.

a. DHCP ServerDHCP Server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

b. DHCP ClientDHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.

DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast

untuk mencari DHCP Server yang aktif.2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client,

DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP

dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.

4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.

Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.

Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

c. DHCP ScopeDHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-

alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

d. DHCP LeaseDHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.

e. DHCP OptionDHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.

f. Kelebihan DHCP1. Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server.2. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. DHCP

ini didesain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.

3. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off).

4. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.

5. DHCP akan memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter kofigurasi lainnya kepada client.

3. Wireless, SSID dan Channela. Wireless

Wireless merupakan teknologi yang bertujuan untuk menggantikan kabel yang menghubungkan terminal komputer dengan jaringan, dengan begitu computer dapat berpindah dengan bebas dan tetap dapat berkomunikasi dalam jaringan dengan kecepatan transmisi yang memadai. Wireless LAN distandarisasi oleh IEEE dengan kode 802.II b yang bertujuan untuk menyamakan semua teknologi nirkabel yang digunakan dibidang computer dan untuk menjamin interoperabilitas antara semua product –product yang menggunakan standar ini.

LAN (Local Area Network) yang biasa kita kenal merupakan suatu jaringan yang menghubungkan (interkoneksi) suatu komunitas Data Terminal Equipment (DTE) yang ditempatkan dalam suatu lokasi (gedung atau grup). Umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel baik kabel twisted pair maupun coaxial, biasa juga disebut dengan wired LAN.

Di samping itu ada LAN yang dikembangkan dengan menggunakan medium gelombang radio atau cahaya. Keuntungannya adalah biaya instalasi yang lebih murah dibandingkan dengan wired LAN, karena tidak dibutuhkan instalasi kabel yang terlalu besar khususnya untuk sub lokasi/sub grup yang agak jauh. Pertimbangan kedua adalah karena wireless LAN ini cocok untuk unit-unit DTE yang portabel dan bersifat mobil.

1) Infrastructure wireless LANPada aplikasi ini, untuk mengakses suatu server adalah dengan menghubungkannya ke suatu wired LAN , di mana suatu intermediate device yang dikenal sebagai Portable Access unit (PAU) digunakan. Typical-nya daerah cakupan PAU berkisar antara 50 hingga 100 m.

2) Ad hoc wireless LANPada Ad hoc wireless LAN suatu kumpulan komputer portabel berkomunikasi satu dengan yang lainnya untuk membentuk self-contained LAN.

Ada dua jenis media yang biasa digunakan untuk wireless LAN, yaitu : gelombang radio dan sinyal optis infra merah.

1) Media RadioGelombang radio telah secara meluas banyak dipakai untuk berbagai aplikasi (seperti TV, telepon selular, dls). Keunggulannya adalah karena gelombang radio dapat merambat menembus objek seperti dinding dan pintu.• Path loss

Semua receiver radio didesain untuk beroperasi pada SNR (perbandingan antara daya signal dengan daya noise) yang telah ditentukan. Biaya yang harus dikeluarkan dalam mengembangkan wireless LAN ini lebih banyak pada interface radio yang sanggup menjamin SNR yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi SNR adalah noise receiver yang merupakan fungsi dari temperatur ambient dan bandwidth dari sinyal yang diterima. Daya sinyal juga merupakan fungsi dari jarak antara pemancar dan penerima. Kesemua faktor ini membentuk suatu path loss channel radio untuk sistem wireless LAN.

• Interferensi Channel yang berdekatanKarena menggunakan prinsip pemancaran gelombang radio, maka

untuk transmiter yang memiliki frekuensi yang sama dan berada di satu gedung atau ruang yang berdekatan dapat mengalami interferensi satu dengan yang lainnya. Untuk sistem Ad hoc, channel yang berdekatan dapat disetup dengan frekuensi yang berbeda sebagai isolator, sementara untuk sistem infrastructure dapat diterapkan three cell repeater yang masing-masing sel yang berdekatan (3 sel) memiliki frekuensi berbeda dengan pola pengulangan.

• MultipathSinyal radio, seperti halnya sinyal optic dipengaruhi oleh multipath;

yaitu peristiwa di mana suatu ketika receiver menerima multiple signal yang berasal dari transmitter yang sama, yang masing-masing sinyalnya diikuti oleh path yang berbeda di antara receiver dan transmitter. Hal ini dikenal dengan multipath dispersion yang dapat menimbulkan intersymbol interference (ISI).

2) Media Inframerah• Inframerah

memiliki frekuensi yang jauh lebih tinggi dari pada gelombang radio, yaitu di atas 1014 Hz. Inframerah yang digunakan umumnya dinyatakan dalam panjang gelombang (biasanya dalam nanometer) bukan dalam frekuensi. Inframerah yang biasa digunakan adalah yang memiliki panjang gelombang 800 nm dan 1300nm. Keuntungan menggunakan inframerah dibandingkan dengan gelombang radio adalah tidak diperlukan regulasi yang sulit dalam penggunaannya. Untuk mereduksi efek noise pada sinyal infra merah, digunakan bandpass filter.

• Device inframerahUntuk aplikasi wireless LAN, mode operasional yang digunakan

adalah untuk memodulasi intensitas output inframerah dari emitter dengan menggunakan sinyal yang termodulasi secara elektris. Variasi intensitas sinyal inframerah yang diterima oleh detektor kemudian dikonversi menjadi sinyal elektris yang ekuivalen. Mode operasi ini dikenal dengan Intensity Modulation with Direct Detection (IMDD).

• TopologiLink inframerah dapat digunakan sebagai salah satu dari dua mode :

point to point dan diffuse. Dalam mode point to point, emiter diarahkan langsung pada detektor (photodiode). Mode operasi ini memberikan wireless link yang baik di antara dua bagian equipment, misalnya untuk meng-enable-kan komputer portabel untuk mendownload file ke komputer lain.

Berbagai standard protokol untuk LAN, yang mendeskripsikan layer fisik dan link dalam konteks model referensi ISO diberikan oleh IEEE 802. Standar ini menentukan keluarga protokol yang masing-masing berhubungan dengan suatu metode MAC (Methode Access Control). Ada tiga stndar MAC bersama dengan spesifikasi media fisik dicantumkan dalam dokumen standard ISO : IEEE 802.3 : CSMA/CD bus IEEE 802.4 : Token bus IEEE 802.5 : Token ring IEEE 802.11: Wireless

b. SSIDSSID adalah sebuah nama network yang dipakai oleh wireless LAN dan

merupakan karakter yang unik, case sensitive dan menggunakan alpha numeric dengan nilai karakter 2-32 karakter. SSID dikirimkan dalam beacon, probe request, probe response dan tipe-tipe frame yang lain. Client station harus dikonfigurasikan dengan SSID yang cocok untuk bisa tergabung dengan sebuah jaringan. Administrator akan mengkonfigurasikan SSID pada setiap access point. Point yang terpenting adalah SSID harus benar-benar cocok antara Access point dengan Client.

Untuk mengatur ke jaringan mana kita ingin bergabung. Jadi, saat ada komputer ingin mengakses Jaringan Wireless, komputer tersebut harus memilih Wireless LAN mana yang ingin dikoneksikan. SSID dibutuhkan karena sering terjadi di suatu lokasi terdapat beberapa HotSpot Wireless yang tumpang tindih

c. ChannelStandar wireless kini tidak hanya 802.11a, 11b dan 11g. Standar-standar baru

berupa 802.11e dan 11i sedang digarap dan akan muncul dalam bentuk produk pada akhir tahun depan. Standar-standar wireless terbaru ini ditujukan untuk meningkatkan keamanan dan dukungan terhadap aplikasi-aplikasi yang membutuhkan bandwidth yang tinggi. Standar 802.11e dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan untuk suara (voice calls), video beresolusi tinggi dan aplikasi-aplikasi lain yang banyak dibutuhkan, dengan tujuan untuk menghasilkan kualitas gambar dan suara yang sama baiknya dengan yang tampak pada jaringan berkabel. Sementara standar 802.11i difokuskan dalam hal sekuriti dengan menggunakan spesifikasi sekuriti yang didasarkan pada Advanced Encryption Standard, dengan tujuan menjadi solusi bagi kelemahan dari Wireless Encryption Protocol yang digunakan pada spesifikasi asli dari 802.11a, 11b dan 11g.

Kedua standar tersebut akan diselesaikan dan dipublikasikan pada musim panas (sekitar Juni atau Juli) mendatang, demikian disampaikan IEEE dan Wi-Fi Alliance pada konferensi Wi-Fi Planet Conference and Expo yang berlangsung minggu ini di San Jose, Kalifornia, Amerika Serikat. 802.11a

Standard 802.11a, adalah model awal yang dibuat untuk umum. Mengunakan kecepatan 54Mbps dan dapat mentranfer data double dari tipe g dengan kemampuan bandwidth 72Mbps atau 108Mbps. Sayangnya sistem ini tidak terlalu standard, karena masing masing vendor atau pabrikan memberikan standard tersendiri. 802.11a mengunakan frekuensi tinggi pada 5Ghz sebenarnya sangat baik untuk kemampuan tranfer data besar. Tetapi 802.11a memiliki kendala pada harga komponen lebih mahal ketika perangkat ini dibuat untuk publik dan jaraknya dengan frekuensi 5GHz konon lebih sulit menembus ruang untuk kantor. Pemilihan 5Ghz cukup beralasan, karena membuat pancaran signal frekuensi 802.11a jauh dari gangguan seperti oven microwave atau cordless phone pada 2GHz, tetapi frekuensi tinggi juga memberikan dampak pada daya jangkau relatif lebih pendek

802.11bSempat menjadi dominasi pemakaian tipe b. Standard 802.11b mengunakan frekuensi 2.4GHz. Standard ini sempat diterima oleh pemakai didunia dan masih bertahan sampai saat ini. Tetapi sistem b bekerja pada band yang cukup kacau, seperti gangguan pada Cordless dan frekuensi Microwave dapat saling menganggu bagi daya jangkaunya. Standard 802.11b hanya memiliki kemampuan tranmisi standard dengan 11Mbps atau rata rata 5MBbit/s yang dirasakan lambat, mendouble (turbo mode) kemampuan wireless selain lebih mahal tetapi tetap tidak mampu menandingi kemampuan tipe a dan g.

802.11gStandard yang cukup kompatibel dengan tipe 802.11b dan memiliki kombinasi kemampuan tipe a dan b. Mengunakan frekuensi 2.4GHz mampu mentransmisi 54Mbps bahkan dapat mencapai 108Mbps bila terdapat inisial G atau turbo. Untuk hardware pendukung, 802.11g paling banyak dibuat oleh vendor. Secara teoritis mampu mentranfer data kurang lebih 20Mbit/s atau 4 kali lebih baik dari tipe b dan sedikit lebih lambat dari tipe a.Karena mengunakan carrier seperti tipe b dengan 2.4Ghz, untuk menghadapi gangguan frekuensi maka ditempatkan sistem OFDM

Secara teoritis perbandingan dapat dilihat pada tabel dibawah ini(sumber homenethelp.com)

Technology KecepatanEthernet 10/100 100Mbs802.11b 11Mbps802.11a 52/72 MbpsPhoneLine 2.0 10MbpsGigabit Ethernet 1000Mbps802.11g/turbo 22/54/108MbpsFirewire 400MbpsBluetooth 1.5MbpsHomeRF 2.0 10MbpsPowerLine 14Mbps

Karena sistem WIFI mengunakan transmisi frekuensi secara bebas, maka pancaran signal yang ditransmit pada unit WIFI dapat ditangkap oleh computer lain sesama pemakai Wifi. Tentu kita tidak seseorang masuk kedalam jaringan Network tanpa ijin. Pada teknologi WIFI ditambahkan juga sistem pengaman misalnya WEP (Wired Equivalent Privacy) untuk pengaman sehingga antar computer yang telah memiliki otorisasi dapat saling berbicara.

D. ALAT DAN BAHAN1. Komputer/PC2. Software Cisco Paket Tracert

E. LANGKAH KERJASkenario 1

1. Double klik pada server

2. Pilih config > FastEthernet > kemudian isikan Ip address dan subnet Mask-nya seperti

pada gambar dibawah ini.

3. Kemudian untuk mengatur server pilih config > DNS > isikan nama domain yang

diinginkan pada kolom Name > kemudian isikan IP address server tersebut dalam kolom Address seperti terlihat pada gambar dibawah ini > kemudian klik tombol Add untuk menambahkan konfigurasi DNS-nya. Jika sudah tersimpan akan muncul pada kolom dibawahnya.

4. Membuat DHCP server

5. Pengaturan access pointJika dalam satu jaringan terdapat 2 buah access point atau lebih maka harus dibedakan channel yang digunakan agar tidak terjadi inerferensi gelombang yang dipancarkan. Jika terjadi interferensi gelombang maka kekuatan sinyal yang sampai ke client juga tidak akan sempurna 100%.

a. Double klik AccessPoint1 > pilih config > pilih port 1Channel dibuat menjadi 6.

b. Double klik AccessPoint2 > pilih config > pilih port 1Channel dibuat menjadi 1.

6. Pengaturan pada laptop clienta. Double klik laptop0, perhatikan kotak warna merah, laptop tersebut masih

menggunakan NIC untuk jaringan kabel belum menggunakan Wireless. Ganti NIC dengan module wireless.

Matikan laptop0 kemudian lepaskan NIC.

Pasang module wireless.

b. Pemasangan wireless telah selesai, langkah selanjutnya adalah mengkoneksikan atau menyambungkan laptop tersebut dengan Access Pint yang kita inginkan. Kemudian double klik laptop dan masuk ke Desktop lalu klik PC Wireless.

c. Klik menu Connect > pilih access point > klik Connect

7. Pengaturan pada PC client Setting PC0, PC1, Laptop0, dan Laptop1 dalam mode DHCP. Secara otomatis akan mendapatkan setting lengkap yang dibutuhkan untuk mengakses server yaitu alamat ip, subnet mask, default gateway, dan DNS server.

8. PengecekanTes dilakukan dengan cara membuka web browser dengan cara masuk ke Laptop > Desktop > Web browser. Ketikkan uny.ac.id dan klik Go.

Skenario 2

1. Setting pada servera. Ip address

b. DHCP

c. DNS

2. Setting pada wireless router

3. Setting laptop sama seperti setting yang dilakukan pada laptop skenario 1.4. Pengecekan sama dengan skenario 1.

F. HASIL DISKUSI DAN TUGAS

Buatlah agar laptop dan PC yang berada di network 192.168.11.0/24 bisa berkomunikasi dengan server yang ada di network 192.168.9.0/24. Dengan syarat kekuatan

signal seperti pada gambar di bawah ini untuk masing masing Access Point. Semua client yang ada di network tersebut.

Sedangkan server yang berada di ujung berfungsi sebagai server DNS untuk domain uny.ac.id. Sehingga nantinya semua client yang ada di network 192.168.11.0 bisa mengakses situs uny.ac.id dari web browsernya.Jawab :1. Setting server DNS

a. Double klik server DNS kemudian pilih Config > FastEthernet lalu isikan IP address dan Subnet Mask-nya.

b. Selanjutnya pilih Config > DNS.

c. Pada global setting isi gateway dengan IP address 192.168.11.253 dan DNS server dengan 192.168.9.2

2. Setting server DHCP

a. Double klik server DHCP kemudian pilih Config > DHCP

b. Selanjutnya pilih Config > FastEthernet.

3. Setting routera. Router0

Fa0/0 192.168.9.254Fa0/1 192.168.10.253

Network Tujuan Netmask Gateway192.168.9.0 /24 *192.168.10.0 /24 *192.168.11.0 /24 192.168.10.254

b. Router1Fa0/0 192.168.10.254Fa0/1 192.168.11.253

Network Tujuan Netmask Gateway192.168.9.0 /24 192.168.10.253192.168.10.0 /24 *192.168.11.0 /24 *

4. Setting Access Pointa. Ubah nama SSID dengan nama AP (no) atau nama yang mudah diingat.

b. Agar tidak terjadi gangguan antar access point maka channel tidak boleh terlalu dekat. Disini AP 1 = channel 1, AP 2 = channel 6 dan AP 3 = channel 3.

5. Setting PC dan LaptopPC cukup meminta DHCP ke server DHCP. Sedangkan pada laptop harus memasang wireless modul terlebih dahulu, kemudian disambungkan ke Access Point, selanjutnya meminta konfigurasi ke server DHCP.

6. Pengecekan dengan ping dan web browser

G. TROUBLESHOOTING1. Setelah melakukan konfigurasi server DHCP, PC gagal mengambil IP dari server.

Troubleshooting :Periksa kembali default gateway harus sama dengan setting di FastEthernet.

2. Tidak bisa melakukan ping kepada uny.ac.idTroubleshooting :Periksa kembali konfigurasi server DNS.

H. KESIMPULANDari percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan :1. DNS berfungsi sebagai penerjemah alamat website menjadi alamat ip pada komputer

server yang bersangkutan.2. DHCP memungkinkan user terkoneksi dalam suatu jaringan DHCP tanpa harus

mensetting ip address, subnetmask, DNS server, maupun gateway karena informasi setting tersebut dapat diminta dari DHCP server. Informasi tersebut bias langsung ada tanpa perlu mensetting PC.

3. Teknologi Wireless memungkinkan host terkoneksi ke jaringan tanpa menggunakan kabel, namun diiringi dengan kelemahan yaitu keterbatasan jarak, interferensi, dan kecepatan transfer data dibandingkan dengan komunikasi kabel.

DAFTAR PUSTAKA

Lukman R.A. dan Arwan N.R.. 2012. Labsheet DNS, DHCP dan Wireless.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Zikri, Aulia. 2009.Media Transmisi Wireless. http://sudoapt-getcold.blogspot.com/2011/10/media-transmisi-wireless.htmlDiakses pada tanggal 28 April 2014.

Munah, Siti May. 2012. Pengertian dan Cara Kerja Wireless Line.http://siti-tkj01.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-cara-kerja-wireless-lan.htmlDiakses pada tanggal 28 April 2014.